• Tidak ada hasil yang ditemukan

resume hukum tata negara tata negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "resume hukum tata negara tata negara"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

HUKUM TATA PEMERINTAHAN

IBNU

SYUJA’I

SYAKURO

130565201134

(2)

BAB 2

KEDUDUKAN, KEWENANGAN, DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH

a.

Kedudukan hukum (rechtspositie)
(3)
(4)

Berdasarkan ajaran hukum (rechtsleer) keperdataan dikenal istilah subjek hukum, yaitu de drager van de rechten en plichten atau pendukung hak dan kewajiban, yang terdiri dari manusia (natuurlijkpersoon) dan badan hukum (rechtspersoon). Badan hukum ini terdiri dari 2 bagian yaitu badan hukum privat dan badan hukum publik. Menurut chidir ali, ada 3 kriteria untuk menentukan status badan hukum publik, yaitu pertama, dilihat dari pendiriannya, badan hukum itu diadakan dengan konstruksi hukum publik yanng didirikan oleh penguasa dengan undang-undang atau peraturan-peraturan lainnya;

kedua, lingkungan kerjanya, yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan publik; ketiga , badan hukum itu diberi wewenang publik speperti membuat keputusan atau peraturan yang mengikat umum. Membuat peraturan (regeling), mengeluarkan kebijakan (beleid), menetapkan rencana (het plan), keputusan (beschikking) organisasi jabatan

(5)

p. Nicolai dan kawan-kawan karakteristik organ pemerintahan :

a. Organ pemerintahan menjalankan wewenang atas nama dan tanggungjawab sendiri, yang dala pengertian modern, diletakkan sebagai pertanggungjawaban politik dan kepegawaian atau tanggungjawab pemerintah sendiri dihadapan hakim. Organ pemerintah adalah pemikul kewajiban tanggungjawab.

b. Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan mempertahankan norma hkum administrasi, organ pemerintahan dapat bertindak sebagai pihak tergugat dalam proses peradilan yaitu dalam hal ada keberatan, banding, atau perlawanan.

c. Disamping sebagai pihak tergugat, organ pemerintahan juga dapat tampil menjadi pihak yang tidak puas, artinya sebagai penggugat.

(6)

Meskipun jabatan pemerintah ini dilekati dengan hak dan kewajiban atau diberi wewenang untuk melakukan tindakan hukum, namun jabatan tidak dapat bertindak sendiri. Jabatan hanyalah fiksi. Perbuatan hukum jabatan dilakukan melalui perwakilan (vertegenwoordiging), yaitu pejabat (ambtsdrager).

(7)
(8)

Macam-macam jabatan pemerintahan

Indroharto menyebutkan bahwa ukuran untuk dapat disebut badan atau pejabat TUN adalah fungsi yang dilaksanakan, bukan nama sehari-hari, bukan pula kedudukan sttrukturalnya dalam salah sat lingkungan kekuasaan dalam negara. Selanjutnya indroharto mengelompokkan organ pemerintahan atau tata usaha negara itu sebagai berikut :

a.

Instansi-instansi resmi pemerintahyang berada dibawah presiden sebagai kepala eksekutif;

b.

Instansi-instansi dalam lingkungan negara diluar lingkungan kekuasaan eksekutif yang berdasarkan peraturan perundang-undangan melaksanakan urusan pemerintahan;

c.

Badan-badan hukum perdata yang didirikan oleh pemerintah dengan maksud untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan;

d.

Instansi-instansi yang merupakan kerja sama antara pihak pemerintah dengan pihak swasta yang melaksanakan tugas-tugas pemerintahan;
(9)

Secara lebih terperinci SF. Marbun menyebutkan kelompok badan atau pejabat TUN yang menyelenggarakan urusan, fungsi atau tugas pemerintahan, yakni sebagai berikut:

a.

Mereka yang termasuk dalam lingkunganeksekutif mulai dari presiden sebagai kepala pemerintahan (termasuk pembantu-pembantunya dipusat seperti wakil presiden, para menteri dan lembaga-lembaga non-departemen);

b.

Mereka yang menyelenggarakan urusan desentralisasi, yaitu kepala daerah tingkat 1 (termasuk sekretariat daerah tingkat 1 dan dinas-dinas daerah tingkat 1), kepala daerah tingkat 2(termasuk sekretariat tingkat 2 dan dinas-dinas tingkat 2) dan pemerintahan desa;

c.

Mereka yang menyelenggarakan urusan dekonsentralisasi, seperti gubernur (termasuk sekretariat wilayah dan kanwil-kanwil), bupati( termasuk sekretariat wilayah dan kandep-kandep), walikotamadya, walikota administratif, camat, serta lurah;
(10)

d. Pihak ketiga atau pihak swasta yang mempunyai hubungan istimewa atau hubungan biasa dengan pemerintah, baik yang diatur atas dasar hukum publik maupun hukum privat;

e. Pihak ketiga atau swasta yang memperoleh konsesi atau izin dari pemerintah;

f. Pihak ketiga atau swasta yang diberi subsidi oleh pemerintah, misalnya sekolah-sekolah swasta;

g. Yayasan-yayasan yang didirikan dan diawasi oleh pemerintah;

h. Pihak ketiga atau koperasi yang didirikan dan diawasi oleh pemerintah; i. Pihak ketiga atau bank-bank yang didirikan dan diawasi oleh pemerintah; j. Pihak ketiga atau swasta yang bertindak bersama-sama dengan pemerintah (persero), seperti BUMN yang memperoleh atribusi wewenang, PLN, pos dan giro, PAM, telkom, garuda, dan lain-lain;

k. Ketua pengadilan negeri, ketua pengadilan tinggi dan ketua mahkamah agung serta panitera dalam lingkungan peradilan;

(11)

Ketika pemerintah bertindak dalam lapangan

keperdataan dan tunduk pada peraturan hukum

perdata, pemerintah bertindak sebagai wakil dari badan

hukum, bukan wakil dari jabatan. Oleh karena itu,

kedudukan

pemerintahdalam

pergaulan

hukum

keperdataan tidak berbeda dengan seseorang atau

badan hukum privat, tidak memiliki kedudukan yang

istimewa, dan dapat menjadi pihak dalam sengketa

perdata (

equality before the law)

dalam peradilan

umum.

tindakan hukum pemerintah dibidang keperdataan

adalah sebagai wakil dari badan hukum (

rechtpersoon),

(12)
(13)

Kewenangan pemerintah Asas legalitas

(14)

Prajudi atmosudirdjo menyebutkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu:

1.

Efektivitas, kegiatanna harus mengenai sasaran yang telah ditetapkan.

2.

Legimitas,kegiatan administrasi negara jangan sampai menimbulkan heboh.

3.

Yuridikitas, syarat yang menyatakan bahwa perbuatan para pejabat administrasi negara tidak boleh melanggar hukum dalam arti luas.

4.

Legalitas, syarat yang menyatakan bahwa perbuatan atau keputusan administrasi negara yang tidak boleh dilakukan tanpa dasar undang-undang (tertulis) dalam arti luas.

5.

Moralitas, salah satu syarat yang paling diperhatikan oleh masyarakat.

6.

Efisiensi, wajib dikejar seoptimal mungkin; kehematan biaya dan produktivitas wajib diusahakan setinggi-tingginya.
(15)

Wewenang pemerintahan

(16)

Sumber dan cara memperoleh wewenang

pemerintahan

Mengenai atribusi, delegasi, dan mandat ini H.D. Van wijk/ willem konijnenbelt mendefinisikan sebagai berikut:

1. Attributie: toekenning van een bestuursbevoegheid door een wetgever aan een bestuursorgaan, (atribusi adalah pemberian wewenang pemeritahan oleh pembuat undang-undang kepada organ pemerintahan).

2. delegatie: overdracht van een bevoegheid van het ene bestuursorgaan aan een ander, (delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya).

(17)

BAB 3

INSTRUMEN PEMERINTAHAN

empat macam sifat norma hukum, yaitu sebagai berikut:

1.

Norma umum abstrak misalnya undang-undang;

2.

Norma individual konkret misalnya keputusan tata usaha negara;

3.

Norma umum konkret misalnya rambu-rambu lalu lintas yang dipasang ditempat tertentu (rambu itu berlaku bagi semua pemakai jalan, namun hanya berlaku untuk tempat itu);
(18)

Kualifikasi norma hukum yang hampir sama dikemukakan pula oleh H.D. Van wijk/willem konijnenbelt, yakni sebagai berikut:

a.

umum-abstrak: peraturan umum, contohnya peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan 1990 (suatu peraturan pemerintah), peraturan bangunan;

b.

Umum-konkret: keputusan tentang larangan parkir pada jalan tertentu, pernyataan tidak dapat didiaminya suatu rumah (larangan mendirikan rumah pada wilayah tertentu, pen.);

c.

Individual-abstrak: izin yang disertai syarat-syarat yang bersifat mengatur dan abstrak serta berlaku secara permanen, contohnya izin berdasarkan undang-undang pengelolaan lingkungan;
(19)

Peraturan perundang-undangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a.

Bersifat umum dan komprehensif, yang dengan demikian

merupakan kebalikan dari sifat-sifat yang khusus dan terbatas.

b.

Bersifat universal, ia diciptakan untuk menghadapi

peristiwa-peristiwa yang akan datang yang belum jelas bentuk konkretnya. Oleh karena itu, ia tidak dapat dirumuskan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa tertentu saja.

(20)

Peraturan perundang-undangan itu bersifat

abstrak . Perkataan bersifat

umum-abstrak dicirikan oleh unsur-unsur sebagai

berikut:

a.

Tijd :

waktu (tidak hanya berlaku pada saat

tertentu)

b.

Plaats :

tempat (tidak hanya berlaku pada

tempat tertentu)

c.

Persoon :

orang (tidak hanya berlaku pada

orang tertentu) dan

(21)

Menurut Indroharto, langkah mundur pembuat undang-undang ini ada 3 sebab:

a.

Karena keseluruhan hukum tata usaha negara (TUN) itu demikian luasnya, sehingga tidak mungkin bagi pembuat undang-undang formal;

b.

Norma-norma hukum TUN itu harus selalu disesuaikan dengan tiap perubahan-perubahan keadaan yang terjadi sehubungan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang tidak mungkin selalu diikuti oleh pembuat undang-undang dengan mengaturnya dalam suatu UU formal.
(22)

Dikalangan para sarjana terdapat perbedaan pendapat dalam mendefinisinikan istilah keputusan. Berikut ini akan disajikan beberapa definisi tentang beschikking.

a.

Keputusan adalah pernyataan kehendak dari organ pemerintahan untuk (melaksanakan) hal khusus, ditujukan untuk menciptakan hubungan hukum baru, mengubah, atau menghapus hubungan hukum yang ada.

b.

Keputusan adalah suatu pernyataan kehendak yang disebabkan oleh surat permohonan yang diajukan, atau setidak-tidaknya keinginan atau keperluan yang dinyatakan.

c.

Keputusan adalah suatu tindakan hukum publik sepihak dari organ pemerintahan yang ditujukan pada peristiwa konkret.

d.

Keputusan itu memberikan suatu kewajiban pada seseorang atau organisasi, memberikan kewenangan atau hak pada mereka.

e.

Beschikking dapat diartikan keputusan yang berasal dari organ pemerintahan yang ditujukan untuk menimbulkan akibat hukum.
(23)

f.

Beschikking

adalah

keputusan

tertulis

dari

administrasi negara yang mempunyai akibat hukum.

g.

Beschikking

adalah perbuatan hukum publik bersegi

satu (yang dilakukan oleh alat-alat pemerintahan

berdasarkan suatu kekuasaan istimewa.

(24)

Enam unsur keputusan :

a.

Suatu pernyataan kehendak tertulis;

b.

Diberikan berdasarkan kewajiban atau kewenangan dari hukum tata negara atau hukum administrasi;

c.

Bersifat sepihak

d.

Dengan mengecualikan keputusan yang bersifat umum;

e.

Yang dimaksudkan untuk penentuan, penghapusan, atau pengakhiran hubungan hukumyang sudah ada, atau menciptakan hubungan hukum baru, yang memuat penolakan, sehingga terjadi penetapan, perubahan, penghapusan, atau penciptaan;
(25)

Berdasarkan pasal 1 angka 3 UU No. 5 Tahun 1986, Keputusan Tata Usaha Negara memiliki unsur sebagai berikut:

a.

Penetapan tertulis;

b.

Dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN;

c.

Berdasarkan perundang-undangan yang berlaku;

d.

Bersifat konkret, individual, dan final;

e.

Menimbulkan akibat hukum;
(26)

Sebuah memo atau nota dapat memenuhi syarat terstulis tersebut dan akan merupakan keputusan badan atau pejabat tata usaha negara menurut undang-undang ini apabila sudah jelas :

a.

Badan atau pejabat TUN

b.

Maksud serta mengenai hal apa isi tulisan itu
(27)

Keputusan yang bersifat konstitutif dapat berupa hal-hal sebagai berikut:

a.

Keputusan-keputusan yang meletakkan kewajiban untuk melakukan sesuatu, tidak melakukan sesuatu, atau memperkenankan sesuatu;

b.

Keputusan-keputusan yang memberikan status pada seseorang, lembaga, atau perusahaan, dan oleh karena itu seseorang atau perusahaan itu dapat menerapkan aturan hukum tertentu;

c.

Keputusan-keputusan yang meletakkan prestasi atau harapan pada perbuatan pemerintah = subsidi atau bantuan, pen;

d.

Keputusan-keputusan yang mengizinkan sesuatu yang sebelumnya tidak diizinkan;
(28)

WF. Prins menyebutkan beberapa keputusan yang dianggap sebagai keputusan “sepintas lalu”, yaitu:

a.

Keputusan yang bermaksudkan teks keputusan yang terdahulu;

b.

Keputusan negatif. Sebab, keputusan semacam ini maksudnya untuk tidak melaksanankan sesuatu hal dan tidak merupakan halangan untuk bertindak, bilamana terjadi perubahan dalam anggapan atau keadaan;

c.

Penarikan kembali atau pembatalan. Seperti halnya dengan keputusan negatif, penarikan kembali atau pembatalan tidak membawa hasil yang positif dan tidak menjadi halangan untuk mengambil keputusan yang identik dengan yang dibatalakn itu;
(29)

Keputusan positif terbagi dalam lima golongan, yaitu:

a.

Keputusan, yang pada umumnya melahirkan keadaan hukum baru;

b.

Keputusan, yang melahirkan keadaan hukum baru bagi objek tertentu;

c.

Keputusan, yang menyebabkan berdirinya atau bubarnya badan hukum;

d.

Keputusan, yang membebankan kewajiban baru kepada seseorang atau beberapa orang (perintah);
(30)

Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan keputusan ini mencakup syarat materiil dan syarat formal.

Syarat materiil

a.

Organ pemerintahan yang membuat keputusan harus berwenang;

b.

Karena keputusan suatu pernyataan kehendak, maka keputusan tidak boleh mengandung kekurangan-kekurangan yuridis, seperti penipuan, paksaan atau suap, kesesatan;

c.

Kaputusan harus berdasarkan suatu keadaan (situasi) tertentu;
(31)

Syarat Formal

a.

Syarat-syarat yang ditentukan berhubungan dengan persiapan dibuatnya keputusan dan berhubung dengan cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi;

b.

Keputusan harus diberi bentuk yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dikeluarkannya keputusan itu;

c.

Syarat-syarat berhubung dengan pelaksanaan keputusan itu harus dipenuhi;
(32)

BAB 4

ASAS ASAS PEMERINTAHAN YANG BAIK

(33)

ISTILAH

a. Di Belanda dikenal dengan “Algemene Beginselen van Behoorllijke Bestuur” (ABBB)

b. Di Inggris dikenal “The Principal of Natural Justice”

c. Di Perancis “Les Principaux Generaux du Droit Coutumier Publique”

d. Di Belgia “Aglemene Rechtsbeginselen”

e. Di Jerman “Verfassung Sprinzipien”

(34)

BELANDA

a. Di Belanda Asas-asas umum pemerintahan yang baik (ABBB) dipandang sebagai norma hukum tidak tertulis, namun harus ditaati oleh pemerintah. Diatur dalam Wet AROB (Administrative Rechtspraak Overheids Beschikkingen) yaitu Ketetapan-ketetapan Pemerintahan dalam Hukum Administrasi oleh Kekuasaan Kehakiman “Tidak bertentangan dengan apa dalam kesadaran hukum umum merupakan asas-asas yang berlaku (hidup) tentang pemerintahan yang baik”. Hal itu dimaksudkan bahwa asas-asas itu sebagai asas-asas yang hidup, digali dan dikembangkan oleh hakim.

b. Sebagai hukum tidak tertulis, arti yg tepat untuk ABBB bagi tiap keadaan tersendiri, tidak selalu dapat dijabarkan dengan teliti.

(35)

Asas persamaan: Hal-hal yg sama harus iperlakukan sama.

Asas kepercayaan: legal expectation, harapan-harapan yg ditimbulkan (janji-janji, keterangan-keterangan, aturan-aturan kebijaksanaan dan rencana-rencana) sedapat mungkin harus dipenuhi.
(36)

Asas kecermatan: suatu tapi harus diambil dan disusun dengan cermat (pihak ke3, hearing, nasihat).

Asas pemberian alasan: tapi harus memberikan alasan, harus ada dasar fakta yang teguh dan alasannya harus mendukung.

larangan penyalahgunaan wewenang: tidak boleh menggunakan wewenang untuk tujuan yang lain.
(37)

ASAS FORMAL DAN MATERIAL

a.

Asas formal : kecermatan dan pemberian alasan

b.

Asas material : persamaan kepercayaan, dan kepastian

hukum

(38)

AUPB di indonesia

a.

Asas kepastian hukum;

b.

Asas keseimbangan: penjatuhan hukuman yang wajar terhadap pegawai;

c.

Asas kesamaan;

d.

Asas bertindak cermat;

e.

Asas motivasi;

f.

Asas jangan mencampuradukkan kewenangan;

g.

Asas permainan yang layak : pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar dan adil.

h.

Asas keadilan atau kewajaran;

i.

Asas menanggapi pengharapan yang wajar;
(39)

j. Asas meniadakan suatu akibat keputusan-keputusan yang batal : jika akibat pembatalan keputusan ada kerugian, maka pihak yang dirugikan harus diberi ganti rugi dan rehabilitasi;

k. Asas perlindungan pandangan hidup pribadi : setiap PNS diberi kebebasan dan hak untuk mengatur hidup pribadinya dengan batas pancasila;

l. Asas kebijaksanaan : pemerintah berhak untuk membuat kebijaksanaan demi kepentingan umum;

(40)

MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

(41)

ASAS KEPASTIAN HUKUM

(42)

ASAS TERTIB PENYELENGGARAAN NEGARA

Asas Tertib Penyelenggaraan Negara adalah asas

yang menjadi landasan keteraturan, keserasian

dan

keseimbangan

dalam

pengendalian

(43)

ASAS KEPENTINGAN UMUM

(44)

ASAS KETERBUKAAN

(45)

ASAS PROPORSIONALITAS

Asas

Proporsionalitas

adalah

asas

yang

mengutamakan keseimbangan antara hak dan

kewajiban penyelenggara negara.

ASAS PROFESIONALITAS

Asas

Profesionalitas

adalah

asas

yang

mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode

etik

dan

ketentuan

peraturan

(46)

ASAS AKUNTABILITAS

(47)

BAB 5

PERLINDUNGAN HUKUM,PENEGAKAN HUKUM DAN

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

A.

Perlindungan Hukum.

Subjek hukum dapat melakukan tindakan-tindakan hukum berdasarkan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya. Tindakan hukum ini merupakan awal lahirnya hubungan hukum. Agar hubungan hukum antarsubjek hukum harmonis,seimbang, dan adil, maka Hukum diciptakan sebagai suatu sarana atau instrument untuk mengatur hak-hak dan kewajiban subyek hukum agar masing-masing subyek hukum dapat menjalankan kewajibannya dengan baik dan mendapatkan haknya secara wajar. Agar kepentingan manusia terlindungi maka hukum harus dilaksanakan.
(48)

TUJUAN HUKUM

(49)

KEDUDUKAN HUKUM PEMERINTAH

• Hukum yang mengatur hubungan hukum antara pemerintah dengan warga negara adalah hukum administrasi negara atau hukum perdata.Pemerintah memiliki dua kedudukan hukum yaitu:

a) Sebagai wakil dari badan hukum publik,( tindakannya diatur dan tunduk pada ketentuan hukum keperdataan).

b) sebagai pejabat dari jabatan pemerintahan (tindakan itu diatur dan tunduk pada ketentuan hukum administrasi negara).

• Baik tindakan hukum Keperdataan maupun publik dari pemerintah dapat menjadi peluang munculnya perbuatan yang bertentangan dengan hukum yang melanggar hak-hak warga negara. oleh karena itu hukum harus memberikan perlindungan hukum bagi warga negara.

• Secara umum ada tiga macam perbuatan pemerintahan yang dapat memungkinkan lahirnya kerugian bagi masyarakat dan atau bagi seseorang atau badan hukum perdata yaitu:

pembuatan perundangan-undangan.

perbuatan pemerintahan dalam penerbitan keputusan.

(50)

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM BIDANG PERDATA

(51)

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM BIDANG PUBLIK

Dalam perlindungan hukum terhadap rakyat dalam rana public dimana, tindakan hukum publik yang dilakukan oleh penguasa dalam menjalankan fungsinya sebagai pemerintahan tindakan yang dilakukan oleh penguasa dalam bentuk keputusan maupun ketetapan dalam instrumen pemerintah.
(52)

B. Penegakan Hukum.

(53)

Ada 5 faktor yang mempengaruhi penegakan hukum:

Faktor hukumnya sendiri

Faktor penegak hukum

Faktor sarana atau fasislitas yang mendukung pengakan hukum

Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan
(54)

Soerjono Soekanto: Hukum Dapat Berfungsi Dengan Baik Diperlukan Keserasian Dalam Hubungan Antara 4 Faktor (Inti Dari Sistem Penegakan Hukum) Yakni:

hukum atau peraturan itu sendiri

mentalitas petugas yang menegakan hokum

fasilitas yang mendukukng pelaksanaan hokum
(55)

PENEGAKAN HUKUM DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Menurut P. Nicolai dan kawan-kawan sarjana agar hukum administrasi dapat dijalankan dengan baik, artinya dilaksanakan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku, antara lain yaitu :

Pengawasan bahwa organ pemerintahan dapat melaksanakan ketaatan pada atau bedasarkan undang-undang yang ditetapkan secara tertulis dan pengawasan terhadap keputusan yang meletakkan kewajiban kepada individu.
(56)

Di samping pendapat kedua diatas Paulus E. Lotulung, mengemukakan beberapa macam pengawasan dalam Hukum Administrasi Negara yaitu bahwa ditinjau dari segi kedudukan dari badan atau organ yang melaksanakan kontrol itu terhadap badan atau organ yang dikontrol, dapatlah dibedakan antara jenis kontrol intern dan kontrol ektern:

Kontrol intern berarti bahwa pengawasn itu dilakukan oleh badan yang secara organisatoris atau struktural masih termasuk dalam lingkungan pemerintahan sendiri.
(57)

Agar Hukum Administrasi Negara tidak stagnan atau mengalami kemacetan dalam pelaksanaannya, maka ada satu lagi yaitu sanksi. Sanksi disini merupakan bagian penting dalam setiap perundang-undangan. Bahkan
(58)

MACAM-MACAM SANKSI DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Bestuursdwang (paksaan pemerintah).
(59)

Penarikan kembali keputusan

atau ketetapan yang

menguntungkan((izin, pembayaran, subsidi

)

(60)

Pengenaan denda administratif.

Penggenaan sanksi administratif, terutama terkenal di dalam hukum pajak yang menyerupai penggunaan suatu sanksi pidana (juga harus atas landasan peraturan perundang-undangan yang berlaku).

Penggenaan uang paksa oleh pemerintah (dwangsom).
(61)

PERTANGGUNGJAWABAN PEMERINTAH

Pengertian Pertanggungjawaban

Pertanggung jawaban berasal dari kata tanggung jawab, yang  berarti keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan,, dan sebagainya).

(62)

ASPEK TEORITIK PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM PEMERINTAH

(63)

PERTANGGUNGJAWABAN PEMERINTAH DALAM HAN

Tanggung jawab pemerintah terhadap warga Negara atau Negara pihak ketiga dianut oleh hampir semua warga Negara yang berdasarkan atas hukum. Dalam perspektif hukum public, tindakan hukum pemerintahan itu selanjutnya dituangkan dalam dan dipergunakan beberapa instrument hukum dan kebijakan seperti peraturan (regeling), keputusan (besluit), peraturan kebijaksanaan (beleidsregel), dan ketetapan (beschingkking).

Referensi

Dokumen terkait

dalam pengertiannya yang bersifat strict adalah hukum atau laws yang diterapkan oleh pengadilan.Peraturan dalam kategori pertama ini, menurut Dicey , mencakup juga

Konsep Negara Hukum, selain bermakna bukan Negara Kekuasaan ( Machtstaat ) juga mengandung pengertian adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum

“sekumpulan peraturan hukum yang mengatur Organisasi Negara, Hubungan antar alat kelengkapan negara dalam garis horisontal dan vertikal, serta kedudukan Warga

Memahami dan menganalisis dasar teoritik hukum tata negara Indonesia yang meliputi konsep negara hukum, prinsip hukum dasar, prinsip kedaulatan rakyat, prinsip pembagian kekuasaan,

Keputusan TUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan

3 Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan kedudukan HTN dalam klasifikasi hukum, hubungan HTN dengan ilmu negara, ilmu politik dan Hukum..

Mahasiswa mampu menjelaskan kedudukan hukum pajak dan hubungan dengan ilmu hukum yang lainc. Mahasiswa mempu menjelaskan subjek dan objek

 Adapun Hukum Tata Usaha Negara materiIl adalah keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur hubungan hukum antara warga masyarakat dengan pejabat atau badan tata usaha