• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN TARI PIRING LENGGOK SIANAK DAGANG KOREOGRAFER ISKANDAR MUDA,.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN TARI PIRING LENGGOK SIANAK DAGANG KOREOGRAFER ISKANDAR MUDA,."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN TARI PIRING LENGGOK SI ANAK DAGANG

KOREOGRAFER ISKANDAR MUDA

SKRIPSI

Telah Memenuhi Persyaratan Untuk Melaksanakan Sidang Meja Hijau

Oleh:

RISKA FITRIANISA

2113142064

PENDIDIKAN TARI

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

▸ Baca selengkapnya: jelaskan empat desain dalam praktek tari

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

RISKA FITRIANISA, NIM 2113142064, Desain Tari Piring Lenggok Sianak Dagang Koreografer Iskandar Muda, Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2016. Tari piring Lenggok Sianak Dagang ini merupakan salah satu tari yang berasal dari minangkabau yang berkembang di Kota Medan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk membahas mengenai Tari Piring Lenggok Sianak Dagang Koreografer Iskandar Muda dilihat dari Bentuk, Desain Atas, Desain Lantai.

Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topic penelitian seperti Teori Bentuk Tari dari Sal Murgiyanto, Teori Desain Atas dari Soedarsono dan Teori Desain Lantai dari La Meri

Waktu penelitian untuk membahas tari Tari Piring Lenggok Sianak Dagang Koreografer Iskandar Muda ini dilakukan selama 2 bulan. Tempat penelitian dilakukan di Studio Seni Tari Universitas Negeri Medan Fakultas Bahasa dan Seni jl. Iskandar William. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan dan doumentasi, yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT

yang telah melimpahkan segala nikmat kebaikan kepad penulis, sehingga dapat

melaksanakan penulisan skripsi ini dengan baik dengan judul “Desain Tari Piring Lenggok Sianak Dagang Koreografer Iskandar Muda”. Atas berkat dan rahmatNya juga, penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat

akhir.

Tujuan dari skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan di jurusan Sendratasik Program Studi Tari Fakultas Negeri

Medan. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan kemampuan, penulis

enyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk

perbaikan dias yang akan dating.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis juga mengalami berbagai

kesulitan. Namun berkat doa dn bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Disini penulis dengan segala kerendahan hati

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum selaku Dekan Fakultas bahasa dan Seni.

3. Uyuni Widiastuti,M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Siti Rahmah, S.Pd.,M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari.

5. Nurwani, S.S.T .M. Hum selaku Pembimbing Skripsi I

6. Dra. Tuti Rahayu,, M.Si selaku Pembimbing Skripsi II

(8)

iii

8. Iskandar Muda, M.Sn selaku Narasumber II

9. Bapak/Ibu Dosen Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan yang telah memberikan ilmunya selama proses

pembelajaran berlangsung dan selama perkuliahan.

10.Bapak Iskandar Muda selaku Narasumber yang memberikan informasi

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Kepada yang teristimewa kedua orang tua penulis Ayahanda Islah

yang menjadi inspirator dan Ibunda Zarni Sestiati yang selalu

mendoakan, memberikan nasihat, semangat, dan dukungan, serta

Kakak seviola Islaini dan Adik Isza Abiyyu putra yang selalu

memberikan dukungan serta doa kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

12.Terima kasih kepada sahabat seperjuangan Dedek, Nurlita, Kheliana,

Rizky Damayanti, Elia zuhra, Moris kembaren, dan seluruh teman

stambuk 2011 yang ikut membantu dari proses penelitian sampai akhir

menuju sidang hijau.

13. Terima kasih kepada Abror Harahap, SE yang sudah membantu dalam

persiapan peberkasan

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh

pihak yang turut membantu, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Medan, Februari 2016 Penulis

(9)

iv

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis...9

1. Pengertian Bentuk Tari... ...9

(10)

v

2. Sampel...19

D. Teknik Pengumpulan Data...20

1. Studi Kepustakaan...20

2. Wawancara...22

3. Dokumentasi...22

4. Observasi...23

E. Teknik Analisis Data...23

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran umum Kota Medan...24

B. Desain Tari...26

1. Bentuk/Danceskrip...27

2. Motif Gerak dan Unsur-unsur Gerak...42

3. Desain Atas ...48

4. Desain Lantai ...58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...67

B. Saran...68

DAFTAR PUSTAKA...69 GLOSARIUM

(11)

viii

DAFTAR FOTO

Foto 4.1 Desain Asimetris, Spiral, Lanjutan………..49

Foto 4.2 Desain Lengkung, Simetris, Datar………..49

Foto 4.3 Desain Spiral, Asimetris………..50

Foto 4.4 Desain Asimetris, Spiral, Simetris, Tertunda……….50 Foto 4.5 Desain Asimetris, Spiral, Simetris, Tertunda……….51

Foto 4.6 Desain Lanjutan, Datar, Asimetris, Simetris………..51

Foto 4.7 Desain Simetris, Asimetris, Spiral………..…52

Foto 4.8 Desain Asimetris, Lanjutan………52

Foto 4.9 Desain Asimetris, Tertunda………53

Foto 4.10 Desain Lengkung, Simetris………..53

Foto 4.11 Desain Datar, Simetris, Lanjutan……….54

Foto 4.12 Desain Spiral, Asimetris, Simetris, Datar………54

Foto 4.13 Desain Asimetris, Simetris, Datar………55

Foto 4.14 Desain Lengkung, Simetris, Tertunda……….55

Foto 4.15 Desain Spiral, Asimetris……….….56

Foto 4.16 Desain Asimetris, Lanjutan……….56

Foto 4.17 Desain Spiral, Asimetris………..57

Foto 4.18 Desain Lantai Garis Lurus……….….59

Foto 4.19 Desain Lantai Garis Lurus……….….59

Foto 4.20 Desain Lantai Garis Lurus………..60

Foto 4.21 Desain Lantai Garis Lurus……….….60

Foto 4.22 Desain Lantai Garis Lurus……….….61

Foto 4.23 Desain Lantai Garis Lurus ……….61

Foto 4.24 Desain Lantai Garis Lengkung………...…62

(12)

ix

Foto 4.26 Desain Lantai Garis Lurus ………..63

Foto 4.27 Desain Lantai Garis Lurus ……….63

Foto 4.28 Desain Lantai Garis Lengkung………64

Foto 4.29 Desain Lantai Garis Lurus ……….64

Foto 4.30 Desain Lantai Garis Lengkung ………..65

Foto 4.31 Desain Lantai Garis Lurus dan Lengkung……….65

Foto 4.32 Desain Lantai Garis Lengkung………..66

(13)
(14)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Bentuk/Dancescript Tari Piring Lenggok Sianak Dagang……….41

Table 4.2 Ragam dan Unsur-Unsur Gerak Tari Piring Lenggok Sianak Dagang...46

Table 4.3 Desain Atas Tari Piring Lenggok Sianak Dagang……….57

(15)
(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan itu adalah sesuatu yang sangat berhubungan erat dengan

manusia atau dengan masyarakat. Kebudayaan merupakan sesuatu yang di

dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, adat istiadat, kesenian dan

kemampuan kemampuan yang lain yang dapat oleh manusia atau masyarakat itu

sendiri. Kebudayaan sesuatu yang turun menurun dari generasi kegenerasi yang

lain.

Kesenian adalah beberapa bentuk cabang seni yang ada di Indonesia,

contohnya adalah seni tari seni musik, seni rupa, dan seni drama. Seni tari atau

seni gerak mengandung segala gerakan tubuh badan manusia yang mempunyai

atau mengandung unsur-unsur keindahan. Seni tari ini dapat dilihat pada gerakan

tangan, kaki, badan, mata, dan anggota badan lainnya. Menurut William A.

Haviland kesenian “adalah keseluruhan sistem yang melibatkan proses

penggunaan imajinasi manusia secara kreatif didalam sebuah kelompok

masyarakat dengan kebudayaan tertentu”.

Daerah daerah di Indonesia mempunyai kesenian yang sangat berbeda

beda baik itu di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Jawa, Bali dan

masih sangat banyak daerah daerah lainnya. Setiap daerah memiliki perbedaan

suku dan adat istidat yang masing-masing mengungkapkan perbedaan ciri khas

budayanya, misalnya dalam segi bahasa, pakaian adat, dan kesenian, baik itu seni

(17)

2

musik, seni rupa, dan seni tari. Kesenian merupakan warisan nenek moyang yang

wajib dikembangkan karena dapat menjadi identitas suatu masyarakat tersebut.

Minangkabau apabila ditinjau menurut adat Budaya, wilayahnya

mempunyai kesatuan teritorial, politik ekonomi, maupun cultural historis, yang

lazim dikenal dengan darek dan rantau. Darek adalah wilayah yang ditempati

oleh penduduk pedalaman, yang meliputi dataran tinggi dan lembah Gunung

Merapi, Gunung Singgalang dan Gunung Sago yang disebut juga daerah inti

Minangkabau. Derek sebagai daerah inti atau daerah asal menunjuk pada wilayah

Luhak Nan Tigo, yaitu daerah inti Alam Minangkabau yang masing-masing terdiri

atas Luhak Tanah Data, Luhak Agam, dan Luhak Lima Puluah Koto. Sedangkan

rantau pada mulanya mengandung pengertian yang terbatas pada daerah-daerah

kolonisasi Minangkabau yang meliputi daerah-daerah yang dilalui aliran sungai

yang hulunya dari bukit barisan yang bermuara ke selat Malaka dan Laut Cina

Selatan ditambah darah batasan dengan Batak Mandailing dan sebelah Selatan

Provinsi Jambi, akan tetapi juga mencakup wilayah yang terbentang disepanjang

pantai Barat Pulau Sumatera yang didalam Sejarah pada abad 16-18 pernah

memainkan peranan penting baik ekonomi maupun politik.

Tari piring adalah salah satu tari Tradisional Minangkabau yang hampir

dimiliki oleh setiap negeri. Tari piring merupakan identitas kebudayaan tari

Minangkabau, dikatakan demikian karena tari piring di Minangkabau bervariasi

jumlahnya. Masuknya tari piring ke daerah rantau Minangkabau salah satunya

(18)

3

gunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada

acara-acara keramaian.

Terdapat beberapa hal yang menarik untuk melakukan penelitian terhadap

Tari Piring Lenggok Sianak Dagang ini, yaitu : Materi gerak tari tersebut, nuansa

ekspresif gerak tari yang dimilikinya, beragam bentuk dan motif tari tersebut

berbeda dengan gerak-gerak tari piring lain yang ada dikota Medan, tarian yang

cukup fenomenal yang berkembang di kota Medan hingga keluar Negeri.

Beberapa hal tersebut yang melatarbelakangi untuk meneliti tarian tersebut. Pada

tari ini pencipta mengambil gerak-gerak dari aktifitas masyarakat Minang yang

pada umumnya petani. Terdapat juga gerakan-gerakan yang telahir dari alam,

flora dan fauna. Gerak pada tari Piring Lenggok Sianak Dagang ini banyak

menggunakan gerak Choreomatik yang geraknya tercipta dan terinspirasi dari

gerak sehari hari dari masyarakat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan

piring sebagai media utama. Piring piring tersebut kemudian diayun dengan

gerakan gerakan secara cepat dan teratur yang tidak terlepas dari genggaman.

Di dalam tari piring gerak dasarnya terdiri dari gerakan gerakan silat

Minangkabau atau silek. Gerakan tari piring ini adalah meletakkan dua buah

piring diatas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh

gerakan-gerakan tari yang cepat. Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan

Saluang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah

membuat pesona tari piring begitu menakjubkan. Dengan paduan gerak tari dan

musik yang sangat menarik, maka tarian piring ini sangat sering di tarikan pada

(19)

4

Untuk konteks Tari Piring Lenggok Sianak Dagang Koreografer Iskandar

Muda ini merupakan dari sebuah proses perenungan dan pengembaraan diri dalam

berkreatifitas serta pemahaman melihat situasi fenomena untuk mencoba

merespon atau menyapa lingkungannya. Lenggok yang artinya menari atau tarian

dan anak dagang yang artinya anak yang merantau. Pada dasarnya setiap

koreografer hendak menciptakan sebuah karya tari selalu didorong dari ransang

melihat sesuatu fenomena, baik lingkungan, sosiokultur masyarakat, budaya atau

obyek yang hendak digarap.

Hal ini merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik dan perlu

diangkat dalam sebuah garapan komposisi baru. Maka berdasarkan inilah

Koreografer terinspirasi untuk menggarap tari piring ala masyarakat Minangkabau

di perantauan. Apalagi masyarakat luas sudah mengetahui bahwa tari piring

merupakan identitas dan ciri khas budaya Minangkabau.

Berdasarkan fenomena-fenomena inilah menggugah hati Koreografer

untuk mencoba menciptakan garapan karya tari baru yang aktual dan sesuai

dengan nilai zamannya. Koreografer menciptakan tari ini agar tari piring dari

Minangkabau dapat berkembang di daerah daerah lain tidak hanya di

Minangkabau saja. Diharapkan dengan hadirnya karya tari ini dapat memberikan

pemaknaan lebih luas dan mendalam serta memiliki kedahsyatan tersendiri bagi

masyarakat luas. Struktur koreografinya merupakan hasil sebuah proses

perjalanan diri penyaji dalam berkreativitas dengan melahirkan gerak baru dan

(20)

5

Tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk mengungkap tari Piring Lenggok

Sianak Dagang Minangkabau yang sudah sangat lama berkembang di Kota

Medan, dan sampai saat ini tari piring si anak dagang dari minangkabau ini sering

ditampilkan pada acara-acara pertunjukan di Kota Medan. Dan pernah

ditampilkan beberapa kali diluar Negeri bagian Asia maupun Eropa, yaitu: (1)

Pertunjukan Kompetisi Budaya Sumatera Utara pada “44” tahun Debrecen Flower

Carnival di Hungaria dan Beograd Serbia Eropa Tengah, (2) IMT-GT Prince of

Songkla University Thailand, pertunjukan yang di hadiri oleh 3 negara yaitu

Malaysia, Thailand dan Indonesia, (3) Pertunukan pertukaran pelajar ke Swiss dan

Malaysia, (4) RRC, (5) Pilippina. Dari unsur ini peneliti ingin menjabarkan dari

setiap bentuk dari gerakan tari piring si anak dagang tersebut. Berdasarkan hal ini,

maka judul dalam penelitian ini adalah “Desain Tari Piring Lenggok Sianak

Dagang Ciptaan Iskandar Muda” untuk dideskripsikan dalam bentuk karya ilmiah

yang dikemas dalam bentuk Skripsi.

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah ini adalah agar cakupan masalah yang

ingin dibahas tidak menjadi sangat luas. Dari uraian latar belakang masalah di

atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi menjadi

beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Desain apa saja yang terdapat pada tari Tari Piring lenggok Sianak

Dagang Koreografer Iskandar Muda?

2. Bagaimanakah Bentuk Gerak pada tari Tari Piring Lenggok Sianak

(21)

6

3. Bagaimanakah Desain Lantai pada pada tari Tari Piring Lenggok

Sianak Dagang Koreografer Iskandar Muda?

4. Bagaimanakah Desain Atas pada pada tari Tari Piring Lenggok Sianak

Dagang Koreografer Iskandar Muda?

5. Bagaimanakah Desain Lengkung pada pada tari Tari Piring Lenggok

Sianak Dagang Koreografer Iskandar Muda?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat ruang lingkup masalah bisa menjadi sangat luas, maka penulis

membuat batasan masalah terhadap materi penelitian. Maka tidak semua masalah

yang telah diidentifikasi akan diteliti. Dengan demikian dari identifikasi masalah

yang ada maka pembatasan masalah di dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah Bentuk tari pada Tari Piring Lenggok Si Anak Dagang

Koreografer Iskandar Muda?

2. Bagaimanakah Desain Atas pada Tari Piring Lenggok Si Anak Dagang

Koreografer Iskandar Muda?

3. Bagaimanakah Desain Lantai pada Tari Piring Lenggok Si Anak

Dagang Koreografer Iskandar Muda?

D. Rumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian, sebelum melakukan pengumpulan data di

lapangan, diperlukan rumusan dari topik atau kajian yang menjadi dasar dalam

melaksanakan penelitian berdasarkan dari masalah yang sudah ditentukan. Dalam

(22)

7

yang telah dibuat dan sekaligus berfungsi untuk lebih mempertajam arah

penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagaimanakah Desain pada Tari Piring Lenggok Sianak Dagang Koreografer

Iskandar Muda?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah mengungkapkan permasalahan yang dibahas,

mengidentifikasi penyebabnya dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap

masalah yang terjadi. Hal ini sangat perlu dinyatakan dengan jelas, sesuai dengan

latar belakang masalah penelitiannya. Tujuan yang diinginkan dalam sebuah

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan bentuk tari pada Tari Piring Lenggok Sianak Dagang

Koreografer Iskandar Muda

2. Mendeskripsikan Desain atas pada Tari Piring Lenggok Sianak

Dagang Koreografer Iskandar Muda

3. Mendeskripsikan Desain lantai pada Tari Piring Lenggok Sianak

Dagang Koreografer Iskandar Muda

F. Manfaat Penelitian

Dari tujuan yang didapatkan maka diharapkan pula dapat memberikan

manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masyarakat luas. Adapun

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis sangat bermanfaat untuk mempelajari dan mengetahui

(23)

8

Sianak dagang ciptaan Iskandar Muda Pada Studio Pendidikan Tari di

Universitas Negeri Medan.

2. Sebagai bahan masukan (Referensi) untuk menjadi acuan pada

penelitian yang relevan dikemudian hari.

3. Pada masyarakat umum, diharapkan mengetahui tentang tari piring

dari daerah Minang yang berada di Kota Medan

4. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang berguna untuk

meningkatkan kualitas seni dan budaya Indonesia sehingga dapat

menambah kekayaan budaya Indonesia.

5. Sebagai apresiasi bagi mahasiswa dan mahasiswi program studi

pendidikan tari di Universitas Negeri Medan.

(24)

9

BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Landasan Teoritis

Landasan teoritis dimanfaatkan sebagai pemandu, untuk memberikan

gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai pedoman dalam penyesuaian

pembahasan topik penelitian. Teori yang digunakan didalam penelitian harus

saling berhubungan serta mendukung pokok masalah yang hendak diteliti.

Seorang penulis sangatlah memerlukan penggunaan teori, karena hal ini akan

membantu seorang peneliti untuk memecahkan masalah-masalah yang menjadi

topic permasalahan dalam kegiatan penelitian yang sedang dilakukan. Dengan

demikian maka landasan teoritis adalah pedoman-pedoman yang dipakai untuk

melakukan penelitian.

1. Pengertian Bentuk Tari

Sal Murgiyanto mengatakan bahwa : “Dalam tari, bahan baku yang utama

adalah gerakan tubuh, yang setiap orang melakukannya setiap hari. Gerakan

manusia berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu bermain,

berkerja dan berkesenian. Seorang seniman menciptakan karyanya untuk

mewujudkan pengalaman-pengalaman yang tak dapat diwujudkan dalam bahasa

komunikasi sehari-hari. Karya seni lahir tidak hanya untuk dinikmati sendiri oleh

penciptanya, tetapi juga untuk dimengerti dan dihayati oleh orang lain”.

Dari uraian diatas jelas bahwa tidak setiap gerak dapat dijadikan bahan

penyusun tari atau merupakan gerak tari. Sekalipun demikian, setiap gerak dapat

(25)

10

dirubah atau digarap menjadi gerak tari dengan melakukan idealisasi atau distorsi

(pengindahan atau perubahan) dari bentuknya yang biasa. Tenaga, ruang dan

waktu adalah elemen-elemen dasar dari gerak. Kepekaan terhadap elemen-elemen

tersebut, pemilihannya serta khas serta pemikiran akan penyusunanya berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan yang mendalam merupakan alasan utama kenapa tari

dapat menjadi ekspresi seni.

Menurut Nurwani dalam buku “Bahan Ajar Pengetahuan Seni Tari”

(2014:29) menjelaskan bahwa:

“ditinjau dari pengungkapannya terdapat dua bentuk gerak yakni tarian yang bersifat representatif yaitu gerak tari yang menggambarkan suatu pengertian atau maksud tertentu dan dengan gerakan tarian yang jelas, serta tarian bersifat non representatif yaitu gerak tari yang tidak menggambakan suatu pengertian atau maksud tertentu”.

Dari pendapat diatas, penelitian ini akan menjelaskan wujud dari tari

piring lenggok sianak dagang ciptaan Iskandar Muda dilihat dari bentuk yang

menyangkut bentuk tari secara keseluruhan dan dikaitkan dengan ilmu-ilmu

Koreografi pada Tari Piring Lenggok Sianak Dagang ciptaan Iskandar Muda.

2. Teori Koreografi

Menurut Sal Murgiyanto dalam “Koreografi” (1983:3-4) menjelaskan

mengenai Koreografi yaitu “dalam dunia tari ini, koreografi lebih diartikan

sebagai pengetahuan penyusunan tari sedangkan seniman atau penyusunnya

dikenal dengan nama Koreografer, yang dalam bahasa kita sekarang dikenal

(26)

11

Selain itu Sal Murgiyanto juga menambahkan tentang Koreografi dalam

buku “Koreografi” (1983:10) yaitu “koreografi adalah proses pemilihan dan

pengaturan gerakan-gerakan menjadi sebuah tarian, dan didalamnya terdapat laku

kreatif.”

Menurut Soedarsono dalam “Pengantar Pengetahuan dan Komposisi

Tari”(1986:103) menjelaskan lebih dalam mengenai koreografi yaitu:

“tari dinilai dalam bentuk seni, maka perlu untuk mengetahui tentang pengetahuan komposisi tari yang juga lazim disebut pengetahuan koreografi. Koreografi yaitu pengetahuan yang harus diketahui oleh Koreografer dari sejak menggarap gerak-gerak tari sampai kepada pengetahuan tata cara menyiapkan pada satu program pertunjukan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis akan mendeskripsikan tari ini berdasarkan :

a. Gerak tari, bahan baku sebuah tari adalah gerak, dan gerak dapat

dilahirkan dari unsur tenaga, ruang, dan waktu. Gerak juga merupakan

perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain, atau perpindahan dari

satu titik ke titik lain.

b. Desain atas, menyatakan bahwa ada 19 desain atas pada ilmu

Koreografi.

c. Desain lantai, secara garis besar ada dua pola garis dasar pada lantai

yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus dapat dibuat ke depan,

ke belakang, ke samping dan serong. Garis lurus memberikan kesan

sederhana tetapi kuat, sedangkan garis lengkung untuk memberikan

(27)

12

3. Desain Atas

Desain atas adalah pola pola yang terlihat pada gerak si penari di sekitar

tubuhnya di udara dan diatas lantai (Soedarsono 1975:9). Ketrampilan menata

antara satu desain dengan desain lain diperlukan kiat penataan sebagaimana yang

dinyatakan oleh La Meri (terj. Sudarsono 1975:26) bahwa : pelajaran kelas dari

bermacam macam desain atas ini dan kombinasi-kombinasi yang multi ragam

adalah besar nilainya untuk murid dalam menemukan banyak kemungkinan dalam

badannya atau dirinya. Tarian itu hanya bergerak dengan ritmis yang

berbeda-beda, kadang cepat, lambat, cepat lagi, dan semakin cepat (La Meri Terj

Soedarsono 1975:26)

Sementara itu Purwatiningsih (1998/1999:173) menyatakan bahwa Desain

atas atau air desain adalah desain yang berada diatas lantai, yang dilihat oleh

penonton yang tampak terlukis pada ruang yang berada diatas lantai. Desain atas

ini dapat pula dikatakan atau lebih tepatnya dengan istilah pose dalam tari, karena

dilakukan ditepat. Oleh karenanya desain atas akan lebih jelas nampak apabila

dilihat dari satu arah penonton atau dari depan.

Dalam desain atas terdapat elemen-elemen dasar yang menurut La Meri

dalam Soedarsono (1976:23) ada 16 elemen dasar yang diperhatikan dan ini boleh

dipadu dalam variasi cara yang hampir tak terbatas. Sementara itu Purwatiningsih

(1998/1999:173) menjabarkan kembali menjadi 19 desain atas yang

masing-masing memiliki sentuhan emosional tertentu terhadap penonton. 19

lemen-elemen dasar desain atas yang dikemukakan para ahli :

(28)

13

adalah desain yang apabila dilihat dari arah penonton, badan penari tampak memiliki perspektif dalam, 3. Desain Vertikal adalah desain yang menggunakan anggota badan pokok yaitu tungkai dan lengan menjulur ke atas atau ke bawah, 4. Desain Horisontal adalah desain yang menggunakan sebagian besar dari anggota badan mengarah ke garis Horisontal, 5. Desain kontras adalah desain yang menggunakan garis-garis silang dari anggota-anggota badan atau garis-garis yang akan bertemu bila dilanjutkan, 6. Desain murni adalah desain yang ditimbulkan oleh postur penari yang sama sekali tidak menggunakan garis kontras, 7. Desain statis adalah desain yang menggunakan pose-pose yang sama dari anggota badan walaupun bagian badan yang lain bergerak, 8. Desain lurus adalah desain yang menggunakan garis-garis lurus pada anggota-anggota badan seperti tungkai, torso dan lengan, 9. Desain lengkung adalah desain dari badan dan anggota-anggota badan lainnya yang menggunakan garis-garis lengkung, 10. Desain bersudut adalah desain yang banyak menggunakan tekukan-tekukan tajam pada sendi-sendi seperti lutut, pergelangan kaki, siku, dan pergelangan tangan, 11. Desain spiral adalah desain yang menggunakan lebih dari satu jenis lingkaran yang searah pada badan dan anggota badan, 12. Desain tinggi adalah desain yang dibuat pada bagian dari dada penari keatas, 13. Desain medium atau tengah adalah desain yang dipusatkan pada daerah sekitar dada kebawah sampai pinggang penari, 14. Desain rendah adalah desain yang dipusatkan pada daerah yang berkisar antara pinggang penari sampai lantai, 15. Desain terlukis adalah desain yang bergerak yang dihasilkan oleh salah satu atau beberapa anggota badan atau prop tari yang bergerak untuk melukiskan sesuatu, 16. Desain lanjutan adalah desain yang berupa garis lanjutan yang seolah-olah ada, yang ditimbulkan oleh salah satu anggota badan, 17. Desain tertunda adalah desain yang terlukis diudara ditimbulkan oleh rabut panjang, rok panjang, dan lebar, selendang panjang dan sebagainya, 18. Desain simetris adalah desain yang dibuat dengan menempatkan garis-garis anggota badan yang kanan dan yang kiri berlawanan arah tetapi sama, 19. Desain asimetris adalah desain yang dibuat dengan menempatkan garis-garis anggota badan yang kiri berlainan dengan yang kanan”.

Pada 19 desain yang dikemukakan para ahli tersebut, penulis membatasi

batasan pembahasan 8 dari 19 desain atas tersebut lalu akan mencari motif-motif

(29)

14

yang banyak terdapat pada 19 desain atas tersebut. 10 desain tersebut diantaranya

: desain datar, desain lengkung, desain spiral, desain simetris, desain asimetris,

desain lanjutan, desain rendah, desain tertunda.

4. Teori Desain Lantai

Menurut La Meri (Soedarsono 1989:19) desain lantai adalah pola yang

dilintasi oleh gerak gerak dari komposisi di atas lantai dari ruang tari. Desin lantai

dapat memberikan kesan keindahan dan variasi pada penari kelompok. Secara

garis besar desain lantai mempunyai dua pola dasar pada lantai yakni garis lurus

dan garis lengkung yang masing masing garis memberikan kesan berbeda

Desain desain garis tidak hanya dapat dibuat dengan garis garis tubuh dan

tangan serta kaki penari tetapi dapat juga diamati dari jejak atau garis garis

imajiner yang dilalui oleh seorang penari atau garis di lantai yang ditinggalkan

oleh formasi penari kelompok. Menurut Sal Murgiyanto pola lantai dapat dibuat

berbentuk segi tiga, segi empat, huruf V huruf L (garis lurus) dapat juga dibentuk

sebagai lingkaran, angka delapan, berkelok kelok seperti ular (garis melengkung)

atau kominasi antara garis garis lurus dan yang melengkung.

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan rancangan penelitian yang telah dianalisa

oleh penulis. Rancangan dalam kerangka konseptual ini menggambarkan

permasalahan yang ditinjau lewat penjabaran masalah dan tujuan teoritis dari

permasalahannya. Dengan adanya kerangka konseptual ini dapat membantu

(30)

15

Kerangka konseptual dari tari piring lenggok sianak dagang ini merupakan

tari Minang yang diciptakan oleh Bapak Iskandar Muda sebagai Koreografernya.

Pada tari piring lenggok sianak dagang ini penulis akan meneliti dari berbagai

sudut pandang diantaranya mengenai bentuk tari piring lenggok sianak dagang itu

sendiri sehingga menjadi suatu penataan tari yang komplit, dan desain desain yang

terdapat pada tari piring ini. Terdapat berbagai ragam bentuk gerak pada tari

piring lenggok sianak dagang ini dan didalamnya terdapat berbagai desain yang

ditimbulkan. Penulis juga menggunakan teori bentuk gerak dan koreografi untuk

mengulas tentang bentuk tari dan unsur-unsur gerak yang meliputi ruang, waktu

dan tenaga. Sedangkan teori desain atas untuk mengulas tentang 10 desain yang

(31)
(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah merupakan alat penentu atau suatu cara yang

utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian

memegang peranan penting dalam sebuah penelitian dan sangat bergantung pada

metode yang digunakan. Menurut Surakhman (1990:31) mengatakan bahwa

:‟Metode adalah cara utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan

misalnya untuk menguji rangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta

alat-alat tertentu”.

Untuk pengertian metode penelitian, Koenjtaraningrat (1986:2)

menyampaikan bahwa “suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau

mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi

kegiatan-kegiatan mencari mencatat, merumuskan, menganalisa sampai menyusun

laporannya berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala ilmiah”.

Dengan demikian untuk melihat bagaimana interaksi simbol yang terjadi

pada Desain Tari Piring Lenggok Si Anak Dagang Koreografer Iskandar Muda,

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hal ini dimaksudkan untuk menggali

data yang masih ada untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam

penelitian.

(33)

18

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Loksi Penelitian

Pemilihan tempat dalam suatu penelitian sangatlah penting karena dapat

memudahkan dalam suatu penelitian. Sesuai dengan judul penelitian, maka

penelitian ini dilaksanakan di Studio Pendidikan Jurusan Sendratasik Fakultas

Fakultas Bahasa Dan Seni jl. Iskandar William. Terdapat Lembaga Kerjasama

Budaya (WIDATRA) yang dibina oleh dosen dosen seni tari Universitas Negeri

Medan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian untuk mendapatkan keterangan dan data data yang

diperlukan berkaitan dengan materi yang akan diteliti dilaksanakan pada akhir

November sampai dengan awal Januari 2016. Tetapi sebelum mengadakan

penelitian yang mendalam dengan narasumber, penulis sudah beberapa kali

mengadakan dialog kepada narasumber untuk memastikan pemilihan judul yang

tepat untuk diteliti.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk

menentukan berapa jumlah populasi sesuai dengan data yg dikumpulkan.

Hidayat (2007:68) menyatakan bahwa :”populasi dapat bersifat terbatas

dan tidak terbatas. Dikatakan terbatas apabila jumlah individu atau objek dalam

populasi tersebut terbatas dalam arti dapat dihitung, sedangkan bersifat tidak

(34)

19

populasi tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut, maka populasi dalam penelitian

ini bersifat terbatas. Dikarenakan hal tersebut, maka yang terjadi populasi dalam

penelitian ini adalah Bapak Iskandar Muda sebagai Koreogafer.

2. Sampel

Untuk mempermudah pengambilan data serta pengolahannya maka akan

ditarik sejumlah sampel dari populasi yang sudah ada. Sampel merupakan bagian

dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan

sumber data. Sampel merupakan keseluruhan dari populasi yang dianggap dapat

mewakili untuk mendapatkan data data. Sampel menurut Sugiono (2008:118)

adalah :

“sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasinya besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatsan dana dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul betul mewakili”

Berdasarkan penjelasan yang ada dalam populasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 1 orang narasumber, dan 6 orang penari.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, Karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data untuk di

analisa agar diperoleh hasil penelitian. Sugiyono (2010:224) mengatakan bahwa:

(35)

20

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan”.

Sesuai dengan pendapat tersebut maka untuk mengumpulkan data data

yang dibutuhkan sesuai dengan konteks permasalahan dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh penulis untuk

menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau

sedang diteliti. Informasi dapat diperoleh dari buku buku ilmiah,

karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertai, laporan penelitian, dokumen yang

berhubungan erat dengan kegiatan penelitian, dan sumber sumber tertulis baik

tercetak maupun elektronik lain. Sumber-sumber tersebut adalah sebagai berikut:

1. Syahrial 2000, Tesis Master Pasca Sarjana Universitas Udayana

Denpasar 2000 “Estetika tari padang magek Sumatera Barat”. Tulisan

tesis ini berisikan tentang desain lantai, desain atas, level, dan arah hadap

tari piring Padang Magek. Tulisan ini digunakan untuk melengkapi dan

menambah wawasan penulis.

2. Lusiana 2012, Skripsi Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan

Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dengan judul

„‟Bentuk Tari Piring Pada Upacara Malam Berinai Masyarakat Melayu

Serdang Bedagai‟‟. Penelitian ini membahas tentang tari Piring yang

berada di masyarakat Minang Kabau, sejarah tari Piring, dan bentuk

(36)

21

menambah pengetahuan mengenai masyarakat Minang Kabau dan bentuk

gerak tari piring.

3. Harrini Maelini Mubarak Lubis 2010, Skripsi Jurusan Sendratasik

Program Studi Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan dengan judul „‟Konsep Koreografi Tari Zapin Pecah Tiga

Pada Masyarakat Labuhan Deli. Pada tari ini penulis menggunakan

skripsi ini untuk menambah pengetahuan mengenai konsep koreografi

yang pada skripsi ini membahas tentang beberapa desain, dan penulis

menjadikan skripsi ini untuk perbandingan.

4. Elvi Syahbani 2014, Skripsi Jurusan Sendratasik Program Studi

Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

dengan judul “Bentuk Tari Balanse Madam Pada Masyarakat Nias di

Kelurahan Mata Air Kecamatan Padang Selatan Kota Padang Sumatera

Barat”. Penelitian ini membahas tenatang keberadaan balance madam

pada masyarakat Nias di Kota Padang Sumatera Barat dan fungi tari

balance madam pada masyarakat Nias di Kota Padang Sumatera Barat.

Penulis menggunakan skripsi ini sebagai acuan untuk menambah

pengetahuan mengenai masyarakat Minangkabau .

5. Laporan Penelitian Penyajian Tari Piring Tradisional Minangkabau

(Suatu Studi Deskriptif Interpretatif). Penelitian ini membahas tentang

Materi gerak dasar apa saja yang terdapat di dalam tari piring di

Minangkabau dan nilai filosofis apa saja yang dikandung oleh gerak

(37)

22

menambah wawasan tentang tari piring yang terdapat di daerah

Minangkabau.

2. Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan teknik

wawancara. Wawancara merupakan salah satu metode mengadakan tanya jawab

baik secara langsung maupun tidak langsung dengan narasumber.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya sudah dipersiapkan secara runtun agar

dalam proses mewawancarai. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat lebih

terarah. Bentuk-betuk pertanyaan disiapkan dapat dijawab secara lisan maupun

tulisan untuk lebih banyak mendapatkan data-data yang benar valid dan

menyesuaikan dengan kajian dalam penelitian ini.

5. Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Dalam pengumpulan data dilapangan akan digunakan beberapa alat

bantu untuk memudahkan penganalisaan data, agar memperkuat fakta-fakta yang

ada di lapangan. Dokumentasi dibuat sebagai bukti keterangan hasil penelitian

yang dapat dilihat sepanjang waktu. Adapun media dokumentasi yang digunakan

adalah kamera handphone, hasil dari dokumentasi dalam penelitian ini berupa

video Tari Piring Lenggok si Anak Dagang Koreografer Iskandar Muda.

6. Observasi

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan maka dalam penelitian ini

sangat diperlukan observasi lapangan. Beberapa informasi yang diperoleh dari

hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, kejadian atau

(38)

23

menyajikan gambaran realistik prilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan,

untuk membantu mengerti prilaku manusia, dan untuk evaluasi yang melakukan

pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran

tersebut. Pada saat inilah peneliti mendapatkan sumber-sumber terpercaya, tentu

observasi yang dilakukan adalah secara langsung dengan menemui beberapa

narasumber yang terpercaya yang mengerti tentang tari piring dari Minangkabau

Sumatera Barat.

E. Teknik Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode untuk mempermudah peneliti

untuk menganalisis data. Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode yang akan

digunakan oleh peneliti. Penelitian desktiptif kualitatif bertujuan untuk

mengangkat fakta, keadaan, dan fenomena-fenomena yang terjadi ketika

penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya. Menurut Whitney (1960),

“metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat”.

Kualitatif adalah menceritakan apa yang sebenarnya, tetapi ada tingkat

perkembangannya. Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam penelitian ini yang

didapat melalui survey, observasi, wawancara dan dokumentasi yang

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. (2007). Analisis Esensial. PT. Raja Grafindo Jakarta:Persada.

Daryanto, 1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Apollo.

Endaswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Slemean: Pustaka Widyatama

Hidajat, Robby. (2005). Wawasan Seni Tari. Universitas Negeri Malang

Muda, Iskandar. (2010), “Menjaga Keseimbangan”, Tesis Penciptaan Seni Pasca

Sarjana : ISI Surakarta

Lusiana, 2012, :”Bentuk Tari Piring Pada Upacara Malam Berinai Masyarakat

Melayu Serdang Bedagai”

Maelini M. Rini, 2015, “Bentuk Koreografi Tari Zapin Pecah Tiga Pada

Masyarakat Melayu Labuhan Deli” Skripsi. Universitas Negeri Medan

Nurwani, 2007, Pengantar Pengetahuan Tari, Diktat Prodi Pendidikan Tari Jurusan Sendratasik FBS : UNIMED

Smith, Jaqueline, 1985, Dance Composition a Practical Guide For Teacher terjemahan Ben Suharto. Yogyakarta : IKALASTI

Syahrial, 2000, “Estetika tari padang magek Sumatera Barat”

Syahbani, Elvi, 2014, “Bentuk Tari Balanse Madam Pada Masyarakat Nias di

Kelurahan Mata Air Kecamatan Padang Selatan Kota Padang Sumatera Barat”

Sugiono (2005), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta : Bandung

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Soedarsono, 1986, “Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari”, Yogyakarta : Laligo

(40)

DAFTAR ACUAN INTERNET

http/www.google.com

http://www.perkuliahan.com/apa-pengertian -studi-kepustakaan.

http://www.gosumatra.com/kota-medan

Gambar

Tabel 4.1 Bentuk/Dancescript Tari Piring Lenggok Sianak Dagang…………….41
Gambar 2.1 Peta Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan mengenai bentuk perjuangan yang dilakukan Sultan Iskandar Muda dalam mencapai

Tari Ronggeng Paser karya Dwi Totok Sadianto merupakan suatu tari hiburan dengan bentuk koreografi tari kelompok. Koreografi dalam tari ini memiliki motif gerak yang

Gerak-gerak tari yang sederhana, terjangkau, unik dan menarik tentu diharapkan dapat dilakukan dan dinikmati sebagai bentuk ekspresi kreatif anak-anak, sehingga mendorongnya

Pupuk Iskandar Muda dapat memenuhi kebutuhan pupuk untuk petani dan perkebunan yang sangat luas di wilayah Sumatera bagian utara (Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Gerak-gerak tari yang sederhana, terjangkau, unik dan menarik tentu diharapkan dapat dilakukan dan dinikmati sebagai bentuk ekspresi kreatif anak-anak, sehingga mendorongnya

Dalam hal ini, maka desain untuk menarik minat para konsumen/pembeli pun sangat penting, pada awalnya para konsumen pasti akan tertuju pada bentuk promosi, cover,

Ngaliman Tjondropangrawit Empu tari dari Surakarta menyusun salah satu tari bedaya dengan ciri yang sangat unik dan menarik dari sisi gerak, tema, pola lantai juga iringan tarinya.. Ada

Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Kejadian Demam Tifoid Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari