• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-PAIR-SHARE(TPS) DI KELASVIII SMP NEGERI 1 KOTARIH TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-PAIR-SHARE(TPS) DI KELASVIII SMP NEGERI 1 KOTARIH TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Anwar Hidayat Panjaitan NIM 4121111002

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-PAIR-SHARE(TPS) DI KELASVIII

SMP NEGERI 1 KOTARIH TAHUN AJARAN 2015/2016

Anwar Hidayat Panjaitan(4121111002)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas(classroom action research).Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan spasial siswa dengan pembelajaran kooperatif think-pair-share(TPS) pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 1 Kotarih Tahun Ajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelasVIII-2 SMP Negeri 1 Kotarih dengan jumlah siswa 30 orang dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan spasial siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif think-pair-share(TPS) pada materi kubus dan balok di kelasVIII-2 SMP Negeri 1 Kotarih tahun ajaran 2015/2016.

Instrumen penelitian ini terdiri dari tes,wawancara dan observasi. Tes digunakan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa, wawancara dilakukan untuk mengetahui masalah pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 1 Kotarih khususnya materi kubus dan balok dan memperoleh data tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan sebagai bahan refleksi dalam menentukan tindakan pada siklus II yang dilakukan setelah hasil tes pada siklus I diperiksa dan observasi digunakan untuk mengetahui proses kegiatan siswa selama pembelajaran.

Penelitian ini dibagi atas 2 siklus.Setiap pertemuan dilaksanakan observasi dengan memperhatikan observasi pembelajaran dan diakhir dari siklus diberikan tes kemampuan spasial siswa.Hasil observasi proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu dari hasil observasi di siklus I rata-rata mencapai 2,7dengan kategori baik dan mengalami peningkatan di siklus II rata-rata mencapai 3,6 dengan kategori sangat baik. Sedangkan hasil analisis tes kemampuan spasial yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Thik-Pair-Share (TPS), hasil belajar siswa ( 70) secara klasikal masih belum tercapai karena hanya 21 siswa (70%) yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas 74,13. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, hasil belajar siswa ( 70) secara klasikal telah tercapai yaitu 27 siswa (90%) yang tuntas dengan nilai rata-rata 86,13. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan kemampuan spasial siswa dari siklus I kesiklus II adalah 20%.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah

dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Spasial Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif think-pair-share (TPS) di Kelas VIII SMP Negeri 1 Kotarih Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Prof.Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof.Dr.Sahat Saragih, M.Pd, Dr. Izwita Dewi, M.Pd,dan Ibu Dra. Mariani, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof.Dr.Edi Syahputra, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai

di rektorat, Bapak Dr. Asrin Lubis M.Pd, selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(5)

Penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan, yakni mahasiswa Pendidikan Matematika 2012 A, Albinur Pasaribu, Amri Husein Nasution, Hendrikson Panjaitan, beserta rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberi banyak pelajaran kehidupan selama bertahun-tahun bersama serta terima kasih kepada teman–teman satu bimbingan skripsi Anggi Citra, Jihan, Armi Mayang Sari Hasibuan. Dan teristimewa penulis

ucapkan terima kasih kepada Suprianti Saragih yang telah memberikan motivasi dan rasa kasih sayangnya kepada penulis.Dan Terimakasih juga penulis ucapkan kepada kakak Sriwahyuni lubis yang telah memberikan pelajaran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada kost-kost an 107 Tarigan, Kak Ayu, Kak Ana, Beni Pakpahan, dan sahabat-sahabat lainnya yang telah banyak memberikan doa, motivasi, dan menjadi keluarga kedua bagi penulis.

Masih Banyak pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan ilmu pendidikan.

Medan, 2016 Penulis

(6)

vi

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif 16

2.2.1 Unsur-unsur penting dan Prinsip Utama Pembelajaran 17 Kooperatif

2.2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif 17

2.2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair-Share 18 2.2.4 Karakteristik Pembelajaran Tipe TPS 19 2.2.5 Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe (TPS) 21 2.2.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif 23 Tipe Think Pair Share

2.3 Geometri 23

2.3.1 Pengertian Bangun Ruang 24

2.3.2 Kubus dan Balok 25

2.3.2.1 Unsur-unsur Pada Kubus dan Balok 25 2.3.2.2 Jaring-Jaring Kubus dan Balok 29 2.3.2.3 Luas Permukaan Kubus dan Balok 31

2.3.2.4 Volume Kubus dan Balok 33

2.4 Teori Belajar yang Mendukung 34

2.5 Kerangka Konseptual 36

2.6 Penelitian yang Relevan 36

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2.Subjek dan Objek Penelitian 38

3.3.Jenis Penelitian 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian 59

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I 59

4.1.1.1 Permasalahan 59

4.1.1.2 Perencanaan Tindakan 60

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan 62

4.1.1.4 Observasi 64

4.1.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I 65

4.1.1.5.1 Hasil Tes Kemampu anSpasial 65

4.1.1.5.2 Hasil Observasi 69

4.1.1.5.3 Hasil Wawancara 72

4.1.1.6 Refleksi 74

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II 76

4.1.2.1 Permasalahan 76

4.1.2.2 Perencanaan Tindakan 76

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan 78

4.1.2.4 Observasi 79

4.1.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II 79 4.1.2.5.1 Hasil Tes Pemahaman Konsep 79

4.1.2.5.2 Hasil Observasi 84

4.1.2.5.3 Hasil Wawancara 87

4.1.2.6 Refleksi 89

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 98

5.2 Saran 99

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Rubrik Pensekoran Tes Kemampuan Spasial 49

Matematika Siswa

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Penguasaan 53

Tabel 3.3 Kriteria Pencapaian indikator 55

Tabel 3.4 Kriteria dan Target Keberhasilan 57

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 60 Tabel 4.2 Deskripsi Spatial Orientation dengan Kriteria 65

Ketuntasan Belajar Siklus I

Tabel 4.3 Deskripsi Mental Rotation dengan Kriteria Ketuntasan

Belajar Siklus I 66

Tabel 4.4 Deskripsi Spatial Visualization dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus I 66

Tabel 4.5 Deskripsi Spatial Perception dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus I 67

Tabel 4.6 Deskripsi Spatial Relation dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus I 67

Tabel 4.7 Deskripsi Disembedding dengan Kriteria Ketuntasan

Belajar Siklus I 68

Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Spasial Siswa

Dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 68 Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus I 69 Tabel 4.10 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 70

Tabel 4.11 Deskripsi Spatial Orientationdengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus II 80

Tabel 4.12 Deskripsi Mental Rotation dengan Kriteria Ketuntasan

Belajar Siklus II 80

Tabel 4.13 Deskripsi Spatial Visualization dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus II 81

Tabel 4.14 Deskripsi Spatial Perception dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus II 81

Tabel 4.15 Deskripsi Spatial Relationdengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus II 82

Tabel 4.16 Deskripsi Disembedding dengan Kriteria Ketuntasan

Belajar Siklus II 82

Tabel 4.17 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Spasial Siswa dengan

Kriteria Ketuntasan BelajarSiklus II 83 Tabel 4.18 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus II 83 Tabel 4.19 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Gambar Kubus ABCD.EFGH 3

Gambar 1.2 Beberapa Hasil Jawaban Siswa Pada Studi Pendahuluan 4 Gambar 2.1 Model Untuk Melatih Unsur Spatial Perception 12 Gambar 2.2 Model Untuk Melatih Unsur Spatial Visualization 12 Gambar 2.3 Model Untuk Melatih Unsur Mental Rotation 13 Gambar 2.4 Model Untuk Melatih Unsur Spatial Relation 14 Gambar 2.5 Model Untuk Melatih Unsur Spatial Orientation 14

Gambar 2.6 Macam-macam Bangun Ruang 24

Gambar 2.7 Volume Balok 33

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) 103 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II) 113 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP III) 119 Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Siklus I 125 Lampiran 5. Alternatif Penyelesaian LAS I (Siklus I) 128 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Siklus I 130 Lampiran 7. Alternatif Penyelesaian LAS II(Siklus I) 132 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III Siklus II 135 Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian LAS III(Siklus II) 137

Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Awal 139

Lampiran 11. Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Awal 140

Lampiran 12. Tes Kemampuan Awal 141

Lampiran 13. Alternatif PenyelesaianTes Kemampuan Awal 144 Lampiran 14. Kisi-kisi Tes Kemampuan Spasial I 146 Lampiran 15. Pedoman PenskoranTes Kemampuan Spasial I 147

Lampiran 16. TesKemampuanSpasial I 150

Lampiran 17. Alternatif Penyelesaian TesKemampuanSpasial I 154 Lampiran 18. Kisi-kisiTesKemampuanSpasial II 157 Lampiran 19. PedomanPenskoranTesKemampuanSpasial II 159

Lampiran 20. Tes Kemampuan Spasial II 162

Lampiran 21. Alternatif penyelesaian Tes KemampuanSpasial I I 166 Lampiran 22. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Awal 169 Lampiran 23. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Awal 171 Lampiran 24. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Awal 173 Lampiran 25. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial I 175 Lampiran 26. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial I 178 Lampiran 27. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial I 181 Lampiran 28. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial II 184 Lampiran 29. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial II 187 Lampiran 30. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial II 190

Lampiran 31. Daftar ValidatorValidator 193

Lampiran 32. Lembar Observasi Guru 194

Lampiran 33. Lembar Observasi Guru 197

Lampiran 34. Lembar Observasi Guru 200

Lampiran 35. RekapitulasiHasil Proses Pembelajaran 203 Lampiran 36. Nilai Kemampuan Spasial Siswa pada Setiap Siklus 209

Lampiran 37. Analisis Tes Awal 210

Lampiran 38. Analisis Tes Kemampuan Spasial I 212 Lampiran 39. Analisis Tes Kemampuan Spasial II 214

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, maka perlu diadakan upaya dalam perbaikan pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan luas.

Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan

memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Matematika dipelajari oleh semua siswa dari tingkatan SD hingga SMA dan bahkan sampai Perguruan Tinggi. Ada lima alasan perlunya siswa belajar matematika menurut Cornelius (Abdurrahman, 2009 :253) karena matematika merupakan:(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Namun pada kenyataannya siswa mempunyai kesulitan dalam pembelajaran matematika karena matematika adalah pelajaran tentang hal-hal abstrak sehingga sulit untuk dipahami dan membosankan, serta matematika hanya belajar mengenai angka-angka saja. Selain itu kurangnya peranan siswa dalam pembelajaran menyebabakan siswa tidak berminat mengikuti pelajaran matematika, dikarenakan siswa hanya menerima ilmu yang diberikan oleh guru.

(12)

2

Akibatnya siswa tidak mampu menerapkan teori disekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan kurikulum 2006, standar kompetensi untuk satuan pendidikan SMP, yang mendapatkan porsi paling besar adalah geometri (41%) dibandingkan dengan materi lain seperti aljabar (37%), bilangan (15%), serta statistika dan peluang (7%). Berdasarkan data diatas geometri merupakan kajian lebih besar untuk siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain.

Geometri merupakan salah satu materi pelajaran yang sulit dan membosankan bagi siswa.Karena siswa harus membayangkan bentuk-bentuk yang abstrak. Menurut Abdusakkir (2010 : 2) menyatakan “ Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan spasial, sedangkan dari sudut pandang matematika geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah”.

Bobango (dalam Abdussakir, 2010 : 2) mengungkapkan bahwa tujuan

pembelajaran geometri di sekolah adalah agar siswa memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecahan masalah yang baik,

berkomunikasi secara matematik, dan bernalar secara matematik. Sedangkan menurut Budiarto (dalam Abdussakir, 2010 : 2) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan (spatial), menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterprestasikan argument-argumen matematik.

(13)

teknik dan matematika.Clement dan Battista menyatakan bahwa kemampuan yang perlu dikuasai oleh siswa dalam mempelajari konsep geometri adalah kemampuan penalaran spasial (dalam nurlatifah, dkk, 2013:59).Menurut Clement dan Battista,kemampuan penalaran spasial adalah kemampuan yang meliputi proses kognitif seseorang dalam merepresentasikan dan memanipulasi benda ruangserta hubungan dan transformasi bentuknya. Kemampuan ini meliputi aspek visualisasi spasial dan orientasi spasial, seperti keterampilan membaca gambar dan merepresentasi gambar dua-dimensi dari objek tiga-dimensi berdasarkan berbagaiarah pandang.

Untuk memahami konsep geometri diperlukan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar baik pada ruang dua dimensi maupun tiga dimensi. Hannafin (dalam kumastuti,dkk, 2013 : 147) menjelaskan bahwa kemampuan spasial merupakan salah satu kemampuan untuk memcahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kumastuti, dkk (2013 : 147), “Kemampuan

spasial adalah kemampuan untuk menganalisis, memvisualisasikan, memahami dan mengekspresikan tanda-tanda imajenatif dan bentuk”.

Berikut hasil tes pada siswa di SMP N 1 Kotarih dimana siswa diminta menyelesaikan soal berikut :Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di bawah ini. Melalui titik-titik sudutnya ditarik garis diagonal ruang, sehingga berbentuk limas.

(14)

4

a. Ada berapakah limas yang terbentuk pada gambar kubus diatas ? Tuliskanlah semua limas pada kubus ABCD.EFGH

b. Berbentuk apakah alas limas pada gambar tersebut Beberapa jawaban dari siswa :

1.

2.

3.

4.

Gambar 1.2 Beberapa Hasil Jawaban Siswa Pada Studi Pendahuluan

Berdasarkan gambar 1.2 dan beberapa jawaban siswa pada studi pendahuluan bahwa kemampuan spasial siswa masih rendah dan hal ini tidak dapat diabaikan

Siswa menuliskan n banyaknya limas tetapi tidak dapat menuliskan limas-limas mana saja yang dimaksud

Siswa hanya melihat gambar bahwa limas yang terbentuk hanya 2 yaitu bagian atas dan bawah saja

(15)

oleh guru, serta proses penyelesaian jawaban siswa masih sangat kurang bervariasi dan cenderung sama. Hal ini dapat dilihat dari jawaban studi pendahuluan siswa yang dapat menjawab soal studi pendahuluan berjumlah 5 orang dari 30 orang siswa atau persentase siswa yang mampu menjawab soal studi pendahuluan berjumlah 16,67 %. Persentase siswa yang tidak mampu menjawab soal studi pendahuluan dengan benar berjumlah 83,33% atau 25 orang siswa yang tidak dapat menjawab benar soal studi pendahuluan. Dalam penyelesaian soal tersebut siswa belum mampu untuk memvisualisasikan bentuk ruang tiga dimensi dalam pikirannya. Hal ini tidak dapat diabaikan oleh guru, sesuai dengan kumastuti, dkk (2013 : 147) menyatakan “Kemampuan spasial siswa masih perlu ditingkatkan”.

Hal ini mengaskan betapa pentingnya kemampuan spasial bagi siswa serta menjadi sebuah tantangan bagi guru unttuk merencanakan suatu pembelajaran yang keratif, efektif dan efisien sehingga materi geometri yang mulanya dianggap

sulit oleh siswa dapat dengan mudah dipahami dan tentu saja melalui proses pembelajaran yang menyenangkan tetapi tetap bermakna. Hal ini diperkuat

dengan pernyataan kumastuti,dkk (2013 : 147), “ Kemampuan spasial diperoleh melalui kegiatan belajar yang aktif dan efektif ”.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi matematika kelas VIII-2 SMP N 1 Kotarih pada tanggal 7 Januari 2016, Ibu Nondang Saragih mengatakan : “Nilai rata-rata siswa pada pokok bahasan Kubus dan Balok di kelas VIII-2 SMP N 1 Kotarih masih banyak yang berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) padahal KKM pada mata pelajaran matematika adalah 70 (tujuh puluh). Hal tersebut dikarenakan siswa kurang mampu membayangkan bangun ruang jika dicontohkan dalam suatu bentuk ruangan kelas, dan ditambah dengan kemampuan spasial siswa yang masih rendah yang berakibat siswa sulit menyelesaikan soal yang diberikan”.

(16)

6

kurang bervariasi sehingga siswa sulit memahaminya. Apabila siswa berkesulitan belajar matematika maka bisa saja siswa tidak menyukai pembelajaran matematika, dan akan malas bersekolah bila ada pelajaran matematika.

Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai pengetahuan yang telah di tentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika selalu memperoleh hasil yang rendah dalam belajar.Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Abdurrahman (2009 :9), “Para guru umumnya memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa yang berkesulitan belajar”.Selanjutnya Kauffman, dkk (dalam Abdurrahman, 2009 : 6) mengatakan, “Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, tulisan dan gangguan itu berupa membaca, menulis, dan berhitung”.Berarti kesulitan belajar adalah gangguan yang bersifat psikologi dasar yang dimiliki anak seperti dalam hal membaca, menulis, dan

berhitung.

Faktor lain yang mempengaruhi spasial siswa rendah adalah model

pembelajaran yang digunakan guru. Untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik, sebenarnya telah banyak hal yang disarankan dan diusahakan tetapi pembelajaran cenderung kembali kecara konvensional.Penerapan model pembelajaran yang tepat diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah.Seperti yang diungkapkan oleh Trianto (2011 :5) menyatakan :

“Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif ”.

Trianto (2010 : 81) Pembelajaran kooperatif tipeThink Pairs Share (TPS) pertama kali dikembangkan oleh Frang Lymanyang dikutip dari Arends (1997),

(17)

Guru menyajikan materi kubus dan balok, memberikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan (think-pairs), presentasi kelompok (share) dan membuat skor perkembangan tiap siswa dan memberikan reward. Artinya prosedur yang digunakan dalam TPS memberikan siswa lebih banyak waktu berpikir,untuk merespon dan saling membantu sehingga guru tidak lagi menjadi subjek yang aktif melainkan murid yang menjadi subjek aktif.

Penelitian yulwinner (2013) mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 2 Medan menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi Persamaan Kuadrat mengalami peningkatan persentase keseluruhan 63,16% pada siklus I menjadi 86,84% pada siklus II. penelitian yang dilakukan Daulay (2012) terhadap siswa kelas V SD Negeri No. 016505 Taman Sari Kabupaten Asahan menunujukkan bahwa siswa yang diajar

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think pair share pada materi pecahan mengalami peningkatan persentase keseluruhan 72% pada siklus I

menjadi 88% pada siklus II. Penelitian yang dilakukan Syahputra (2011) menyimpulkan bahwa pendekatan matematika realistik pada topik geometri dengan bantuan komputer program cabri 3-D dapat meningkatkan kemampuan spasial siswa, yang ditinjau dari kemampuan awal siswa (tinggi, menengah, rendah).

Dari uraian diatas sebagai upaya meningkatkan spasial siswa di SMP N 1 Kotarih, maka peneliti bersama guru tertarik menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) guna meningkatkan kemampuan spasial siswa melalui suatu penelitian yang berjudul:“Meningkatkan Kemampuan Spasial Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share (TPS) di Kelas VIII SMP N 1 Kotarih Tahun Ajaran 2015/2016”.

1.2. Identifikasi Masalah

(18)

8

1. Kemampuan spasial siswa masih rendah.

2. Siswa kesulitan memahami materi dan menyelesaikan soal-soal geometri khususnya pada materi kubus dan balok.

3. Guru masih menggunakan metode konvensional. 1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan dalam identifikasi masalah, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share untuk meningkatkan kemampuan spasial siswa pada materi Kubus dan balok di kelas VIII SMP N 1 Kotarih tahun ajaran 2015/2016.

1.4.Rumusan Masalah

Dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah:

1) Bagaimana peningkatan kemampuan spasial matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) pada materi

kubus dan balok di kelas VIII SMP N 1 Kotarih tahun ajaran 2015/2016? 2) Bagaimana efektivitas pembelajaran ketika diterapkan pembelajaran

kooperatif tipe think-pair-share (TPS) pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP N 1 Kotarih tahun ajaran 2015/2016 ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk meningkatkan kemampuan spasial siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP N 1 Kotarih tahun ajaran 2015/2016.

(19)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:

1. Bagi guru, diharapkan bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam pelajaran matematika di SMP N 1 Kotarih pada kelas VIII.

2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kemampuan spasial sehingga kompetensi dalam mata palajaran matematika dapat tercapai secara optimal.

3. Bagi komponen terkait yakni Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan dalam menyusun program peningkatan kualitas sekolah.

4. Bagi pembaca, sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama mengenai kemampuan spasial

pada pokok bahasan kubus dan balok.

1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari persepsi terhadap penggunaan istilah dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut.

1. Kemampuan spasial adalah kemampuan atau keterampiloan mental yang dimiliki manusia untuk menangkap dan membedakan ransangan tentang ruang, yang diperoleh melalui pembayangan visual di kepala tanpa menggunakan benda-benda konkret.

2. Think pairs share (TPS) Merupakan metode pembelajaran yang dirancang untuk mengukur aktivitas siswa dengan memberikan siswa waktu lebih lama berpikir dan berdiskusi kemudian mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.

(20)

98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil tes kemampuan spasial yang diberikan kepada siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 74,13 dan meningkat pada siklus II menjadi 86,13 sehingga diperoleh peningkatan rata-rata kemampuan spasial siswa sebesar 12. Selain itu, diperoleh peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 6 orang (20%), yaitu dari 21 orang siswa (70%) pada siklus I meningkat menjadi 27 orang siswa (90%) pada siklus II dan tingkat ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II yakni

86,13% sudah mencukupi syarat ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85% siswa yang mencapai tes kemampuan spasial 70.

2. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa efektivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Efektivitas pembelajaran berdasarkan hasil observasi guru pada siklus I sebesar 2,7 meningkat pada siklus II menjadi 3,6. Sehingga dapat dikatakan bahwa efektivitas pembelajaran ketika diterapakan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share Sangat efektif.

(21)

5.2 SARAN

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Kotarih diharapkan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share dengan memberikan motivasi dan memperbanyak memberi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan berikan selalu tugas atau pekerjaan rumah (PR) yang soal-soalnya sesuai dengan kemampuan siswa yang akan dicapai agar siswa semakin mengerti dan kemampuan spasial siswa dapat meningkat.

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa (berpasangan) yang anggotanya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi dan rendah agar disetiap kelompok agar semua anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan.

3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini

(22)

100

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M.,(2009),Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Abdussakir., (2010), Pengembanagan Geometri Sesuai Teori Van Hiele,El-Hikmah :Jurnal Kependidikan dan Keagamaan,Vol. VII Nomor 2, ISSN 1693-1499.Malang :Fakultas Tarbiyah UIN Maliki.Edisi Januari 2010.

Arikunto,S.,dkk., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

_____________. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

Canturk-Gunhan, B., Turgut, M. and Yilmaz, S., (2009), Spatial Abilities of a Mathematics Teacher : The Case of Oya, This Paper Presented as a poster at

Sixth Conference of European Reasearch in Mathematical Education, IBSU Scientific Journal, Vol.3, No.1, page 151-158,Edisi 28 Juni s/d 1 Februari 2009,Franch : Lyon.

FMIPA Unimed, (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Medan, Unimed, Medan.

Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar,BumiAksara,Bandung.

Indriyani, Efika., (2013),Perbedaan Peningkatan Kemampuan Spasial dan Disposisi Matematis Siswa yang Diberi Pembelajaran Geometri Berbasis

Teori Van Hieledengan dan Tanpa aplikasi Wingeom di SMP Negeri

Binjai,Tesis Tidak Diterbitkan, Medan : Program Pascasarjana Universitas

(23)

Kumastuti, Supartono, dan Dwijanto., (2013), Pembelajaran Bercirikan Pemberdayaan Kegiatan Belajar Kelompok Untuk Meningkatkan

Kemampuan Keruangan,Unnes Journal of Mathematics Education Research,

UJMER 2 (1), ISSN 2252-6455.Semarang :UniversitasNegeri Semarang.

Nameth, B., (2007),Measurement of the Development of Spatial ability by Mental Cutting Test,Annales Mathematicae et Informaticae 34 pp, 123-128.

National Academy of Science (2006), Learning to Think Spatially, Washington DC: The National Academics Press.

Nurlatifah, dkk., (2013),Mengembangkan Kemampuan Penalaran Spasial Siswa SMP Pada Konsep Volume dan Luas Permukaan dengan Pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia, ISBN : 978-979-16353-9-4 :

Universitas Negeri Jakarta.

Pittalis, M., Mousoulides, N., and Christou, C., (2007),Spatial Ability As A Predictor Of Students’ Performance In Geometry, Working Grup 7, CERME 5, Department Of Education, University Of Cyprus.

Purwanto., (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rusman., ( 2012),Model-model Pembelajaran, PenerbitRaja grafindoPersada, Jakarta.

Sagala, Syaiful., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.

(24)

102

Sanjaya, Wina., (2011),Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Penerbit Prenada media Group, Jakarta.

Sihombing, W.L., (2011), Bahan Ajar Kapita Selekta II, FMIPA UNIMED, Medan.

Sudjana. N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Rosda karya,Bandung.

Suparyan., (2007),Kajian Kemampuan Keruangan (Spatial Abilities) dan Kemampuan Penguasaan Materi Geometri Ruang Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Matematika FMIPA UniversitasNegeri Semarang,Tesis

Tidak Diterbitkan.Semarang : Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Syahputra, E., (2011), Peningkatan kemampuan Spasial dan Disposisi Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan PMRI Pada pembelajaran Geometri

Berbantuan Komputer, Disertasi Pada Pascasarjana UPI: Tesis Tidak

Diterbitkan.

Tambunan, S. M., (2006),Hubungan Antara Kemampuan Spasial dengan Kecerdasan Prestasi Belajar Matematika, Makara, Sosial Humaniora.Vol.10, No.1, hal : 27-32,Edisi Juni 2006.

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan

(25)

RIWAYAT HIDUP

Anwar Hidayat Panjaitan dilahirkan di desa Negeri Dolok, Kec. Silau Kahean, Kab. Simalungun, Prov. Sumatera Utara pada tanggal 29 November 1994. Ibu Bernama Rosmalumna Purba dan ayah bernama Drs. Bistari Panjaitan, dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD

Gambar

Gambar 1.1 Gambar Kubus ABCD.EFGH Gambar 1.2 Beberapa Hasil Jawaban Siswa Pada Studi Pendahuluan Gambar 2.1 Model Untuk Melatih Unsur Spatial Perception
Gambar 1.1 Gambar Kubus ABCD.EFGH
gambar bahwa limas yang terbentuk hanya 2 yaitu bagian atas dan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya pemahaman konsep matematika siswa dan minimnya

Berdasarkan batasan masalah yang diteliti maka yang menjadi masalah dalam penelitian: ”Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran

Berdasarkan penelitian dan hasil uji yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran

Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara acak kelas, yang menjadi sampel atau untuk mewakili populasi, melalui undian yang dilakukan terhadap 6 kelas dari kelas VII,

Uji hipotesis pada data posstest digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mendapatkan model pembelajaran Think Pair Share lebih

Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan sebelumnya, maka dilakukanlah penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share TPS Berbasis Lesson Study untuk