• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS,).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS,)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PE MBEL AJARAN KOO PERATI F TI PE

STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARES (TPS)

Oleh :

Venansius Siagian NI M. 071244110071

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan limpahan kasih karunia yang diberikan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini berjalan dengan lancar dan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Divisions (STAD) dan Tipe Think-Pair-Share (TPS,) disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

(4)

memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini. Penghargaan juga disampaikan kepala sekolah Bapak Drs. Helmi, M.Pd dan guru matematika Ibu R.M. Sinurat, S.Pd dan Bapak J.U. Saragi, S.Pd di SMA Negeri 4 Pematangsiantar yang telah banyak membantu selama penelitian ini berlangsung.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada almarhum Ayahanda S.Siagian dan Ibunda M. Manullang, abanganda Edison Siagian, Tumpal Siagian, Marihot Siagian dan kakanda Neni Hertina Siagian yang telah memberi kasih sayang, dukungan, nasehat, dan doa sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik.

Tak lupa juga terimakasih penulis ucapkan kepada teman-teman kelas Dik A Reguler 07 terkhusus Leybert Purba. Juga kepada teman seperjuangan yang banyak membantu penulis, Adi P Ginting, Dedi C Lubis, dan Wilander Simarmata. Serta kepada Artha Suriani Lumban Gaol yang selalu memberikan support kepada penulis dan seluruh orang yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis berharap kiranya skripsi ini berguna bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan pendidikan di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2014

(5)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARES (TPS)

Venansius Siagian (NIM 071244110071)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dan dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS pada pokok bahasan Trigonometri di kelas X SMAN 4 Pematangsiantar T.A. 2013/2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2013/2014. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada dua kelas, yaitu kelas X-1 dan kelas X-2. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan test (berbentuk pilihan ganda serta uraian) untuk melihat perbedaan hasil belajar matematika siswa dan observasi untuk melihat pengelolaan pembelajaran.

Dari analisa data tes hasil belajar, hasil pengujian pada taraf signifikansi α 0,05 dan dk = n1+ n2–2 = 60 dengan thitung= 4,26 dan ttabel= 2,00 sehingga diperoleh thitungmerupakan harga t lain dari kriteria pengujian

       α α 2 1 1 2 1

1 t t

(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan………i

RIWAYAT HIDUP………..………ii

ABSTRAK………..……… ………..iii

KATA PENGANTAR………..………..iv

DAFTAR ISI………..……….…vi

Daftar Tabel………..………..ix

Daftar Lampiran………..……… ………x

BAB I………..………1

PENDAHULUAN………..……… ………1

1.1 Latar Belakang Masalah………..……… …1

1.2 Identifikasi Masalah………..………6

1.3 Batasan Masalah………..……… …………7

1.4 Rumusan Masalah………..……… …………7

1.5 Tujuan Penelitian………..……… …………7

1.6 Manfaat Penelitian ………..………8

BAB II………..………9

TINJAUAN TEORITIS………..……… …………9

2.1 Kerangka Teoritis………..……… …………9

2.2 Penelitian Yang Relevan………..……… ..53

2.3 Kerangka Konseptual………..……… ..55

2.4 Hipotesis Penelitian ………..………56

BAB II………..……… ………57

METODE PENELITIAN………..……… ………57

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………..………..57

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian………..…………..57

(7)

3.2.2 SampelPenelitian………..……… ………57

3.3 Variabel Penelitian………..……… ………57

3.4 Definisi Operasional Variabel………..……….58

3.5 Jenis dan Desain Penelitian ………..………59

3.6 Langkah-LangkahPenelitian………..………..59

3.7 Instrumen Penelitian………..………..62

3.8 Teknik Analisis Data………..……….68

3.8.1 Menghitung rata-rata skor ………..………69

3.8.2 Menghitungstandard deviasi………..………69

3.8.3 Uji normalitas………..………..69

3.8.4 Uji Homogenitas………..……… ………70

3.8.5 Uji Hipotesis………..………71

3.8.6 Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelaja………72

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS………73

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian………73

4.1.1 Nilai Test Hasil Belajar Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B………..73

4.1.2 Nilai hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran……….74

4.2 Data Hasil Penelitian……….74

4.2.1 Data Nilai Test Hasil Belajar………74

4.2.2 Data Hasil Observasi……….75

4.3 Uji Homogenitas Data………75

4.4 Pengujian Hipotesis ………75

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian………76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………79

5.1 Kesimpulan………79

5.2 Saran………80

(8)

Daftar Tabel

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif………18

Tabel 2. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif...19

Tabel 3. Langkah-langkah Pembelajaran STAD………..24

Tabel4.Prosedur Penentuan Nilai Perkembangan Siswa……….26

Tabel 5. Perhitungan Skor Perkembangan………26

Tabel 6.Tingkat Penghargaan Kelompok……….27

Tabel 7.Nilai-Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Khusus………..39

Tabel 8. Tanda-Tanda Perbandingan Trigonometri……….43

Tabel 9.Identitas Trigonometri Dasar………..52

Tabel 10. Desain Penelitian………..59

Tabel 11. Kriteria Pelaksanaan Pembelajaran………...72

Tabel 12.Data Nilai Test Hasil Belajar………73

Tabel 13. Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran……….74

Tabel 14. Ringkasan Data Test Hasil Belajar………..74

(9)

Daftar Lampiran

Lampiran 1. RPP STAD pertemuan I………83

Lampiran 2. RPP STAD pertemuan II………..87

Lampiran 3. RPP TPS pertemuan I………91

Lampiran 4. RPP TPS pertemuan II……….96

Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal THB………...101

Lampiran 6. Pedoman Penskoran THB………103

Lampiran 7. SOAL THB………104

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian THB………..107

Lampiran 9. Perhitungan Validitas THB……….118

Lampiran10. Perhitungan Reabilitas THB……….120

Lampiran 11. Tabulasi Data Perhitungan Daya Beda Dan Indeks Kesukaran THB…122 Lampiran 12. Perhitungan Indeks Kesukaran THB………124

Lampiran 13. Perhitungan Daya BedaTest……….126

Lampiran 14. Lembar Observasi Proses Pembelajaran STAD………..128

Lampiran 15. Lembar Observasi Proses Pembelajaran TPS……….131

Lampiran 16. Data Nilai Tes Hasil Belajar Kelas Eksperiment A……….134

Lampiran 17. Data Nilai Tes Hasil Belajar Kelas Eksperiment B……….135

Lampiran 18.Perhitungan Rataan, Standar Deviasi, dan Varians……….136

Lampiran19. Perhitungan Uji Normalitas………...138

Lampiran 20. Perhitungan Uji Homogenitas………...142

Lampiran 21. Perhitungan Data Hasil Observasi………143

Lampiran 22. Perhitungan Uji Hipotesis ………144

Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian……….146 Lampiran 24 Surat Penugasan Dosen Pembimbing Skripsi…...………151

Lampiran 25 Surat Permohonan Izin Penelitian ke Sekolah………...152

Lampiran 26 Surat Izin Penelitian dari Sekolah………...154

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam membangun suatu bangsa. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, disebutkan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Sebagai alat yang dapat merubah karakter, kemampuan, pola pikir dan moral seseorang, pendidikan harus selalu bergerak dan berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman.

Untuk meningkatkan daya saing manusia Indonesia, pemerintah telah melakukan banyak hal, terlebih dalam bidang pendidikan seperti perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas serta kuantitas sarana dan prasarana pendidikan sampai program wajib belajar 9 tahun. Akan tetapi segala upaya itu terlihat belum maksimal.

Hal ini dapat dilihat dari data UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender, angka bertahan siswa hingga kelas V Sekolah Dasar. (UNESCO : 2012). Sementara itu The United Nations Development Programme ( UNDP ) tahun 2012 juga telah melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM ) atau Human Development Index (HDI) Indonesia mengalami penurunan dari peringkat 108 pada 2011 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara. Dan pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik tiga peringkat menjadi urutan ke-121 dari 185 negara. Data ini meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan. Dilihat dari kasaran peringkatnya, memang menunjukkan kenaikan, tetapi jika dilihat dari jumlah negara partisipan, hasilnya tetap saja Indonesia tidak naik peringkat.

(11)

wajib di seluruh Negara termasuk di Indonesia. Setiap individu dapat memanfaatkan matematika untuk memperoleh kemampuan – kemampuan dan keterampilan – keterampilan

tertentu, untuk mengembangkan cara berfikir dan untuk membentuk sikap. Hamzah (2011:129) menyimpulkan bahwa:

Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk mememecahkan persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis.

Untuk itu matematika sebagai disiplin ilmu perlu dikuasai dan dipahami oleh siswa di sekolah. Selain karena ilmu matematika memberikan kebenaran berdasarkan alasan logis dan matematis, matematika dapat juga memudahkan pemecahan masalah karena proses kerja matematika dilalui secara berurut yang meliputi tahap observasi, menebak, menguji hipotesis, mencari analogi dan akhirnya merumuskan teorema-teorema.

Dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran, Trianto(2009:137) mengatakan bahwa:

Banyak penelitian mengungkapkan bahwa matematika berperan dalam mengembangkan proses berpikir anak. Hal ini dapat dapat dilihat misalnya dalam penelitian tentang pentingnya pengenalan sifat-sifat geometri dalam tahap berfikir yang dikemukakan oleh Wheatley, yaitu bahwa usia pada tahap ini ada duabelahan otak yang sangat berperan dalam pengajaran matmatika. Otak bagian kiri ber peran dalam mengembangkan konsep logika, orientasi rumus-rumus matematika, symbol-simbol matematika, dan pengembangan berfikir verbal. Sedangkan otak bagian kanan berperan dalam mengembangkan kemampuan analisis ruang, intuisi, dan model berfikir nonverbal. Berkenaan dengan ini, Wheatley menyarankan unntuk mengembangkan pola fikir yang optimum, anak perlu dilibatkan dalam situasi yang lebih banyak memproses otak sebelah kanan, dan matematika merupakan salah satu bidang studi yang berperan dalam pengembangan proses berfikir anak.

Yang menjadi persoalan berikutnya adalah bagaimana keberhasilan pengajaran matematika pada siswa SMA. Keberhasilan pengajaran matematika ditentukan oleh seberapa baik hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran. Gagne meyebutkan bahwa hasil belajar merupakan kapasitas terukur dari perubahan individu yang diinginkan berdasarkan ciri-ciri atau variable bawaannya melalui perlakuan pengajaran tertentu.

(12)

Pada umumnya hasil pembelajaran matematika di Indonesia, termasuk pembelajaran trigonometri di SMA masih jauh dari memuaskan, bahkan kadang-kadang boleh dikatakan masih mengecewakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil Nilai UAN dari tahun ke tahun, untuk matematika yang di dalamnya, termasuk trigonometri termasuk dalam kategori rendah.

Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak hal. Sebagian besar siswa tidak menyenangi mata pelajaran matematika. Staf pengajar Fakultas Psikologi UGM bidang Psikologi Pendidikan, Supra Wimbarti (dalam http:// www.ugm.ac.id) menuturkan bahwa, Matematika adalah salah satu (kalau bukan satu-satunya) mata pelajaran di tingkat sekolah yang paling ditakuti oleh siswa.

Mengacu pada kurikulum matematika di SMA, ada lima hal pokok yang menjadi kajian utamanya. Kelima kajian tersebut meliputi: (a) aritmatika, (b) aljabar, (c) geometri, (d) trigonometri, (e) analisis. Untuk kajian Trigonometri menetitikberatkan pada masalah analisis sudut, terutama menyangkut konsep sinus, cosinus, tangens, secan, cosecant, dan cotangent.

Namun sering dijumpai adanya kesulitan guru membelajarkan siswa dalam lingkup trigonometri. Hal itu terutama karena guru lebih terbiasa dengan manipulasi rumus-rumus yang banyak dijumpai dalam trigonometri, sehingga trigonometri menjadi kering. Hal ini menyebabkan adanya anggapan di lapangan matapelajaran matematika, khususnya trigonometri masih merupakan mata pelajaran yang cenderung kurang menarik dan sukar bagi siswa. Setiawan (2004:5) mengungkapkan:

Meskipun sudah banyak dilakukan penataran-penataran guru dalam rangka inservice training untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika di SMA yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam matematika, yang sudah barang tentu termasuk trigonometri didalamnya, pada dasarnya belum menunjukkan kemajuan yang berarti.

(13)

Hal yang sama diungkapkan J.U. Saragih, salah seorang pengajar matematika di SMAN 4 Pematangsiantar. Beliau mengatakan bahwa:

Selama lebih dari 15 tahun mengajar matematika, selalu paling sulit membuat siswa mengerti pada materi ajar Trigonometri. Dan biasanya nilai-nilai matematika pada bagian ini juga kurang memuaskan. Bahkan untuk siswa yang termasuk cerdas, masih sulit menggunakan konsep trigonometri untuk menyelesaikan persoalan dalam bentuk aplikasi.

Sebagai salah satu contoh, dari salah satu kelas X yang terdiri dari 32 orang terdapat sebanyak 18 orang yang mendapat nilai ulangan dibawah KKM dengan rata-rata kelas sebesar 60,3 yang jauh dibawah KKM yaitu 65. Untuk data selengkapnya tercantum pada lampiran.

(14)

Arends mengatakan(dalam Trianto 2009:7), “It is strange that we expect students to learn yet seldom teach then about learning, we expect student to solve problem yet seldom teach then about problem solving.” yang berarti, dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah.

Untuk itu perlu digunakan metode lain dalam mengatasi hal ini. Salah satu metode pembelajaran yang berkembang saat ini adalah pembelajaran kooperatif. Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2009:58), “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok

strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai

tujuan bersama”.

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Think Pair Share (TPS) merupakan dua model pembelajaran kooperatif yang dianggap dapat membangkitkan ketertarikan siswa terhadap materi matematika dan membuat siswa lebih aktif, mendorong kerjasama antar siswa dalam mempelajari suatu materi, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tipe sederhana dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang anggota yang saling membantu satu sama lain dan merupakan campuran tingkat kemampuan, jenis kelamin dan suku. Pada hakikatnya model ini menggali dan mengembangkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan pemahaman materi melalui kerjasama kelompok dan ini sangat baik untuk diterapkan pada mata pelajaran yang dirasakan guru sangat sulit dipahami siswa dan salah satunya adalah mata pelajaran matematika.

Selain STAD tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa adalah Think Pair Share (TPS). Tipe ini merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dari teori konstruktivisme yang merupakan perpaduan antara belajar secara mandiri dan berkelompok.

(15)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievments Divisions (STAD) dan Tipe Think-Pair-Share (TPS)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah antara lain sebagi berikut:

1. Pendidikan di Indonesia masih dalam kategori rendah.

2. Siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit.

3. Materi Trigonometri merupakan pokok bahasan yang dianggap sulit oleh siswa kelas X SMAN 4 Pematangsiantar.

4. Rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan Trigonometri

5. Model pembelajaran yang digunakan guru selama ini masih berpusat pada guru sehingga kurang mendorong aktivitas siswa untuk mengikuti pelajaran

(16)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas ternyata banyak faktor yang diduga menjadi masalah. Peneliti mengambil rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan Trigonometri. Untuk mengatasi masalah ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Think Pair Share (TPS) yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Think Pair Share (TPS) pada pokok bahasan Trigonometri di kelas X SMAN 4 Pematangsiantar adalah T.A. 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang diteliti maka yang menjadi masalah dalam penelitian: ”Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan dengan menggunakan model kooperatif Think Pair Share (TPS) pada pokok bahasan Trigonometri di kelas X SMAN 4 Pematangsiantar T.A. 2013/2014.”

1.5 Tujuan Penelitian

(17)

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, diharapkan siswa termotivasi untuk belajar matematika dan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran yang berujung pada peningkatan hasil belajar matematika.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan dalam pembelajaran matematika.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah di masa yang akan datang.

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Nilai Test Hasil Belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) memiliki rata-rata 76,06 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai test hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yaitu 63,7.

2. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu dengan nilai > 65, sebanyak 26 orang siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) lulus dan 4 orang lainya tidak lulus. Sedangakan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terdapat 12 orang yang lulus KKM sisanya 20 orang gagal.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada pokok bahasan Trigonometri di kelas X SMAN 4 Pematangsiantar T.A. 2013/2014. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian pada taraf signifikansi α 0,05 dan dk = n1+ n2 – 2 = 60 dengan thitung = 4,26 dan ttabel = 2,00 sehingga diperoleh thitung 2,00 adalah merupakan harga t lain dari kriteria pengujian

       α α 2 1 1 2 1

1 t t

(19)

4. Pengelolaan Pembelajaran pada kelas yang diajar dengan Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) lebih baik dibandingkan pada TPS. Hal ini terlihat dari persentase pengelolaan pembelajaran pada kelas STAD sebesar 90,6% dimana lebih tinggi 9,35% daripada pengelolaan pembelajaran pada kelas TPS.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada guru khususnya guru matematika sebaiknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran matematika khusunya pada topik Trigonometri.

2. Kepada guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD dan TPS sebagai model pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti pelajaran.

3. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan TPS supaya bisa memaksimalkan waktu sebaik mungkin dan persiapan yang matang agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

4. Kepada siswa, khususnya siswa SMA Negeri 4 Pematangsiantar disarankan untuk lebih aktif bekerjasama dalam diskusi kelompok. Selain itu diharapkan siswa lebih banyak mencari info mengenai materi yang akan dipelajari di rumah beberapa hari sebelum materi tersebut diajarkan di sekolah sehingga pembelajaran dapat lebih terarah.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2003), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Depdikbud, (1991), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Foster, Bob, (2013), Revolusi Belajar Koding X SMA Semester II, Bimbel Ganesha Operation, Bandung.

Isjoni,H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani, (2011), 58 MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF , Penerbit Media Persada, Medan. Jauhari, M., (2011), Implementasi PAIKEM dari BEHAVIORISTIK sampai

KONSTRUKTIVISME, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.

Krismanto, Al, (2008), Pembelajaran Trigonometri SMA, Depdiknas, Jakarta.

Mudjiono dan Dimyati, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Nuharini, D., Wahyuni, T., (2008), MATEMATIKA Konsep dan Aplikasinya, Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Purwanto, (2008), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Satria, (2012), Mutu Pendidikan Matematika di Indonesia Masih Rendah, http://www.ugm.ac.id (accessed Januari 2014)

Setiawan, (2012), Pembelajaran Trigonometri Berorientasi PAKEM di SMA, Depdiknas, Jakarta.

Sihombing, W.L., (2012), Telaah Kurikulum Pendidikan Matematika Sekolah, FMIPA Unimed, Medan.

Sihombing, W.L., (2009), Evaluasi Hasil Belajar Matematika, FMIPA Unimed, Medan. Situmorang, Manihar, (2009), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi FMIPA Unimed,

FMIPA Unimed, Medan.

(21)

Suherman, Erman dan Winataputra, Udin.S., (1999), Strategi Belajar Mengajar Matematika, Universitas Terbuka, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Suara Merdeka, (2012), Mutu Pendidikan Matematika di Indonesia Rendah, http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/02/26/110642/Mutu-Pendidikan-Matematika-di-Indonesia-Rendah (accessed Januari 2014).

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, Nana, (2008), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suherman, Erman dan Winataputra, Udin.S., (1999), Strategi Belajar Mengajar Matematika, Universitas Terbuka, Jakarta.

Sukardi, (2003), Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Sukino, (2008), Matematika untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta

Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta

Uno, Hamzah, (2011), Model Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

(22)
(23)

RIWAYAT HIDUP

Venansius Siagian dilahirkan di Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar, pada tanggal 20 September 1989. Ayah bernama S. Siagian dan Ibu bernama T. Manullang merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Pada tahun 1994 penulis masuk ke sekolah SD RK 7 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan sekolah di SLTP Negeri 9 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 4 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2006.

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas insulasi termal dapat dilihat dari konduktivitas panasnya yang rendah karena hal itu dapat mempertahankan energi termal di dalam atau di luar sistem dengan

Dari analisis terhadap teks yang ditampilkan Solopos dapat diketahui bagaimana netralitas media dalam kampanye pilgub. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

(2) Efektivitas pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran mata pelajaran ekonomi antara lain: (a) pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran yang sudah

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pengaruh metode latihan soal- soal dalam pembelajaran akuntansi keuangan terhadap prestasi belajar siswa, (2)

Faktor penting lain yang menjadi penghambat kegiatan usaha agroindustri perikanan yang dihadapi oleh wirausaha wanita di Kecamatan Cisolok dan Kecamatan Palabuhan Ratu

Atas kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH IMPLEMENTASI ISO 9001:2008 TERHADAP KUALITAS LAYANAN PEMBELAJARAN DI JURUSAN PMIPA FKIP

Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Visual Branding Grup Band “Holy Spirit”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah merancang promosi “Holy Spirit” agar lebih di

Alm Ayah dan Ibu yang tercinta, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, pengorbanan, semangat, dan dukungan kalian kepadaku sehingga aku dapat menempuh perkuliahan