• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN TERHADAP

PENGEMBANGAN KARIR DENGAN ORGANIZATIONAL

CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

SKRIPSI

 

 

 

 

Oleh

FINA PUSPITASARI

05810115

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN TERHADAP

PENGEMBANGAN KARIR DENGAN ORGANIZATIONAL

CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh

FINA PUSPITASARI

05810115

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Hubungan antara Kepuasan terhadap Pengembangan Karir dengan

Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji

Tanggal :

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Drs. Tulus Winarsunu, M.Si _____________

Anggota Penguji : 1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si _____________

2. Tri Muji Ingarianti, M.Psi _____________

3. M.Shohib, S.Psi ______________

4. Lindayani Pusfiyaningsih, M.Psi, M.Si ______________

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul

“Hubungan antara Kepuasan terhadap Pengembangan Karir dengan Organizational

Citizenship Behavior (OCB)”. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan, suri tauladan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat Islam dari kegelapan menuju cahaya Islam.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan studi pada Fakultas/jurusan Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam mengerjakan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan kendala, namun atas bimbingan, masukan dan dorongan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi dan

Dosen Pembimbing I atas kesempatan yang telah diberikan dan telah membimbing, memberikan masukan, serta kontribusi kepakaran beliau hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Ibu Tri Muji Ingarianti, M.Psi selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan, memberikan masukan, serta kesabaran beliau hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Ibu Hudaniah, S.Psi,M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan

memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Serta Dosen-dosen Fakultas Psikologi terima kasih untuk bantuan dan

dukungandalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Untuk Mama, terima kasih atas doanya yang tak henti serta dukungan moril

dan materi, untuk Papa (Alm), Fina Kangen,serta untuk Bapak terima kasih untuk perhatian dan kesabarannya

6. Kakaku Haris Anggi, Adiku Dita Mahardika dan Adik Rista yang selalu ada

dalam suka dan duka.

7. Untuk keluarga besar Bapak dan Ibu Herman Hermawan, Anes (Almh),

terima kasih untuk dukungannya.

8. Sahabat-sahabatku Elfira dan keluarga, Ika dan keluarga, Dwi dan keluarga,

(5)

9. Pihak PT. Sumber Sejahtera Logistik Prima Surabaya, Bpk. Herman Hermawan selaku Direktur terima kasih atas kesempatan yang diberikan serta karyawan-karyawan atas partisipasinya dalam pengumpulan data.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberi bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 10 Februari 2011

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………...1

A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ……….. 8

C. Tujuan Penelitian ………... 8

D. Manfaat Penelitian ………... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………...10

A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian ………...10

2. Dimensi-dimensi Organizational Citizenship Behavior (OCB) ………... 11 3. Dimensi-dimensi yang mendasari Organizational Citizenship Behavior (OCB) ………... 13 4. Manfaat Organizational Citizenship Behavior (OCB) ………... 15 B. Kepuasan terhadap Pengembangan Karir 1. Pengertian ………... 18 2. Teori Kepuasan ………... .. 19 3. Faktor-faktor Pengembangan Karir ... ..20

4. Tujuan Pengembangan Karir ... ..21

5. Unsur-unsur Pokok Program Pengembangan Karir ... ..22

(7)

E. Hipotesis ………...

28

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 29

A. Rancangan Penelitian ………...29

B. Variabel Penelitian ………...29

C. Definisi Operasional ……….. 30

D. Populasi dan Sampel Penelitian ………...30

E. Prosedur Penelitian ………...31

F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 31 G. Validitas dan Reliabilitas ………....36

H. Teknik Analisa Data ………...44

I. Rancangan Analisa Data ... 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 46

A. Deskripsi Data ………... 46

B. Analisis Data ……….. 48

C. Pembahasan ………....49

BAB V PENUTUP……… 53

A. Kesimpulan ………....53

B. Saran ……….. 53

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Kepuasan Terhadap Pengembangan karir... 58

Lampiran 2 Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB) ...62

Lampiran 3 Data Uji Coba Skala Kepuasan Terhadap Pengembangan Karir ...64

Lampiran 4 Hasil Data Uji Coba Skala Kepuasan Terhadap Pengembangan Karir... ...66

Lampiran 5 Data Uji Coba Skala OCB ...79

Lampiran 6 Hasil Data Uji Coba Skala OCB ...80

Lampiran 7 Data Hasil Penelitian ...88

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Iin F. (2005). Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Semangat Kerja

Karyawan. (Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang).

As’ad, Moh. (2004). Psikologi Industri (Ed. ke-empat). Yogyakarta: Liberty.

Azwar, Saifuddin. (2007). Sikap manusia teori dan pengukurannya (Ed. kedua).

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, Saifuddin. (2009). Reliabilitas dan Validitas (Ed. kedua). Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Azwar, Saifuddin. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Chaplin, J.P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Daft, Richard. (2003). Manajemen (Edisi kelima). Jakarta: ERLANGGA.

Danan, Mubasyir. (2007). Organizational Citizenship Behavior di Politeknik

Kesehatan Banjarmasin. WPS No.2, Januari 2007. Diakses pada Januari 2009 melalui www.workingpaperonline.com.

Darmawan, Didit. (2007). Perilaku dan Kinerja Karyawan. Metromedia Education.

Handoko, T. Hani. (2008). Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia.

Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Hardiningtyas, Dwi. (2005). Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi dan Sikap pada

(10)

Jahangir, Nadim, Mohammad Muzahid Akbar, & Mahmudul Haq. (2004).

Organizational citizenship behavior: Is Nature and Antecedents. BRAC University Journal, Vol 1, No 2: 75-85.

Kerlinger, F. N. (2004). Asas-asas Penelitian Behavioral (Ed. ketiga). Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta:

Penerbit PT. Indeks.

Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi (edisi 10). Yogyakarta: ANDI.

Muhaimin .(2004). Hubungan antara kepuasan kerja dengan disiplin, studi yang

dilakukan pada karyawan operator shawing computer bagian produksi pada PT. Primarindo Asia Infrastruktur. (Skripsi, Fakultas Ekonomi UMM, JawaTimur).

Mangkunegara, Anwar. (2001). Manajemen Sumberdaya Manusia. Bandung: PT.

Refika Aditama.

McShane, Glinow. (2000). Organizational Behavior. McGraw-Hill.

Martoyo, Susilo. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia (Ed. 5).Yogyakarta:

UGM.

Moekijat. (1986). Perencanaan dan Pengembangan Karir Pegawai. Bandung:

Remadja Karya.

Munandar, Ashar. (2006). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas

Indonesia (UI Press).

Munchinsky, Paul. (2003). Pschology Applied to Work An Introduction To

Industrial And Organizational Psychology (seventh edition). University of North Carolina at Greensboro.

Nawawi, Hadari. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan Kelima.

Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Novliadi, Ferry. (2008). Organizational Citizenship Behavior Karyawan Ditinjau

dari Persepsi. Sumatera : USU.

Organ, Podsakoff & McKenzie. (2006). Organizational Citizenship Behavior Its

Nature, antecedents and Consequences. London: Sage Publication.

(11)

Siagian, Sondang. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suhartini. (2006). Hubungan antara Persepsi Pengembangan Karir dengan

Komitmen Karyawan Pada Organisasi. (Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang-Jawa Timur)

Sutrisno, Edy. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Teresia, Natalia, Suyasa. (2008). Komitmen Organisasi dan Organizational

Citizenship Behavior pada Karyawan Call Center di PT.X. Phronesis, Jurnal Ilmiah Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Universitas Tarumanegara.

Wahyuli, Sri. 2007. Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Organizazional

Citizenship Behavior (OCB) Karyawan. (Skripsi. Fakultas Psikologi Malang : UMM, Jawa Timur).

Widianingsih (2005). Pengaruh pengembangan karier terhadap semangat kerja

pegawai di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar. (Skripsi. Fakultas Ekonomi UMM, Jawa Timur).

Winarsunu. T. (2006). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan (Ed.

revisi). Malang: UMM Press.

Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori – Aplikasi.

(12)

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Era globalisasi selalu ditandai dengan terjadinya

perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan. Dan

menyebabkan munculnya tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi bagi para

pelaku industri. Salah satu tuntutan tersebut adalah bagaimana organisasi

secara responsif menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan

eksternal yang terjadi semestinya diikuti oleh perubahan internal organisasi,

agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada. Sumber daya manusia

merupakan faktor penting dalam pencapaian keberhasilan tersebut.

Sumber daya manusia perlu dikembangkan secara terus-menerus agar

diperoleh sumber daya manusia yang optimal agar mampu menghasilkan

sumber daya yang mampu bersaing dalam dunia industri. Setiap organisasi

yang ada dalam setting industri senantiasa berusaha meningkatkan efektivitas,

efisiensi dan kreativitas melalui sumber daya manusia yang dikenal dengan

karyawan.

Usaha peningkatan efektivitas, efisiensi dan kreativitas ini sangat

bergantung pada kesediaan karyawan untuk berkontribusi secara positif

dalam menyikapi perubahan yang terjadi. Organisasi pada umumnya percaya

untuk mencapai keunggulan harus mengusahakan kinerja individual yang

setinggi-tingginya, karena pada dasarnya kinerja individual mempengaruhi

kinerja kelompok kerja, dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi

secara keseluruhan. Kinerja yang baik menuntut “perilaku sesuai” karyawan

yang diharapkan oleh organisasi. Perilaku yang menjadi tuntutan organisasi

saat ini adalah tidak hanya perilaku in-role tetapi juga perilaku extra-role.

Perilaku extra-role ini disebut juga dengan organizational citizenship

(13)

 

Organizational citizenship behavior (OCB) yaitu perilaku individu yang bebas dan eksplisit, tidak mengikat, tidak diakui secara langsung dalam

sistem penghargaan formal, namun dapat memberikan kontribusi dalam

peningkatan efektivitas fungsional organisasi (Organ dalam aldag &

Resckhe,1997).

Perilaku ini diwujudkan seperti membantu rekan kerja, sukarela

melakukan kegiatan ekstra ditempat kerja, menghindari konflik dengan rekan

kerja, melindungi properti organisasi, menghargai peraturan yang berlaku,

toleransi pada kondisi kurang ideal ditempat kerja, memberi saran-saran yang

membangun ditempat kerja serta tidak membuang-buang waktu ditempat

kerja (Robbins, 2001).

Podsakoff dan MacKenzie (1997), mengemukakan bahwa OCB

merupakan konsep yang penting karena memberikan keuntungan pada

organisasi. OCB berkontribusi langsung pada performa organisasi, yaitu

dengan membuat organisasi menjadi tempat yang menarik untuk bekerja

dengan rekan kerja. Hal ini karena setiap karyawannya memperlakukan rekan

kerjanya dengan ramah dan penuh pertimbangan.

Pada suatu penelitian oleh Podsakoff dkk (1997) mengemukakan

bahwa terdapat korelasi positif antara OCB dan produktivitas organisasi.

OCB meningkatkan keefektifan organisasi melalui meningkatnya performa

kerja karyawan dari segi kuantitas maupun kualitas. Karyawan yang saling

membantu akan membuat pekerjaan menjadi lebih efisien.

OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi

perilaku karyawan yang positif. Jika karyawan dalam organisasi memiliki

OCB, maka usaha untuk mengendalikan karyawan menurun, karena

karyawan dapat mengendalikan perilakunya sendiri ataupun memilih perilaku

terbaik untuk kepentingan organisasinya.

Hal ini didukung oleh Allen dan Rush (1998) dalam penelitiannya

mengatakan bahwa OCB berpengaruh secara signifikan terhadap

Performance Judgement (penilaian terhadap kinerja). Karyawan yang

menunjukkan OCB akan membuat pekerjaan manager menjadi lebih mudah,

(14)

 

menunjukkan OCB akan lebih disukai oleh atasannya sehingga dapat

mempengaruhi penilaian kinerja.

Dari penelitian diatas diketahui bahwa OCB merupakan perilaku yang

menguntungkan baik untuk perusahaan maupun karyawan. OCB dapat

meningkatkan kuantitas dan kualitas kinerja yang menguntungkan

perusahaan, sedangkan bagi karyawan yang menunjukkan OCB maka akan

lebih disukai oleh atasannya sehingga dapat meningkatkan performance

judgement.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardiningtyas (2004) mengenai

pengaruh kecerdasan emosi dan sikap pada budaya organisasi terhadap OCB

terdapat hubungan yang positif, artinya bahwa semakin tinggi tingkat

kecerdasan emosi dan sikap pada budaya organisasi maka semakin tinggi

pula OCB nya.

Nampaknya variabel kepribadian memiliki kencenderungan yang

tinggi untuk melakukan OCB. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nuraida (2007) mengenai kepribadian (the big five factor of

personality) dan organizational citizenship behavior pada karyawan,

menemukan berbagai karakteristik kepribadian yang mempengaruhi OCB,

seperti extraversion sebesar 2,8%, neuroticsm 0,5%, agreeblenes 17,6%,

counscientiusness 20,9% openes to experience sebesar 19,5%.

Pada penelitian yang dilakukan Wahyuli (2007) mengenai hubungan

iklim organisasi dengan OCB memberikan pengaruh yang positif bahwa

keadaan iklim suatu perusahaan yang kondusif dapat berpengaruh terhadap

sikap karyawan sehingga dapat menimbulkan kepercayaan terhadap

organisasi dan membuat karyawan ingin memberikan yang terbaik bagi

perusahaan yaitu membalasnya dengan OCB.

Danan (2007) menemukan bahwa ada hubungan antara kepuasan

dengan OCB di poltek Banjarmasin menemukan ada hubungan antara

kepuasan kerja dan OCB sebesar 16,5%, adapula hubungan antara komitmen

organisasi dan OCB sebesar 83% serta ada pula hubungan yang bermakna

(15)

 

Murphy et all (2002) dalam penelitiannya mengatakan bahwa

kepuasan kerja sangat berhubungan dan signifikan dengan OCB, yaitu

Menggunakan kedua peringkat dan ukuran perilaku aktual perilaku

citizenship organisasi, ditemukan bahwa kepuasan kerja karyawan baik secara

signifikan berkorelasi dengan penilaian supervisor OCB dan dengan semua

tiga indeks perilaku. Ukuran berkorelasi (berkisar antara +0,4 +0,67) adalah

seperti yang mereka melebihi yang biasanya dilaporkan dalam studi

menyelidiki hubungan perilaku kerja dengan kepuasan kerja karyawan (r =

0,20).

Faktor kepemimpinan nampaknya memiliki sebuah pengaruh yang

kuat terhadap kebersediaan karyawan untuk melakukan OCB. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rini Dkk (tanpa tahun) mengenai

kepemimpinan transformasional dan pengaruhnya terhadap kepuasan atas

kualitas kehidupan kerja, komitmen organisasi dan perilaku ekstra peran,

diketahui bahwa kepemimpinan transformasional secara signifikan

mempunyai pengaruh langsung maupun tidak dan bersifat positif melalui

kualitas kehidupan kerja terhadap perilaku ekstra peran para guru sekolah

menengah umum di kota Surabaya.

Novliadi (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa persepsi

terhadap dukungan organisasi berpengaruh positif terhadap OCB, artinya

semakin tinggi persepsi terhadap dukungan organisasi maka semakin tinggi

pula OCB karyawan. Karyawan yang merasa bahwa mereka didukung oleh

organisasi akan memberikan timbal baliknya dan menurunkan

ketidakseimbangan dalam hubungan tersebut dengan terlibat dalam OCB.

Kemunculan OCB pada tiap individu berbed-beda hal ini disebabkan

karekteristik manusia yang berbeda-beda. dari beberapa penelitian tersebut

dapat diketahui faktor-faktor yang melatabelakangi munculnya OCB

diantaranya kecerdasan emosi dan sikapa budaya organisasi, kepribadian,

iklim organisasi, kepemimpinan transformasional, kepuasan kerja, serta

persepsi terhadap dukungan organisasi merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap OCB dan merupakan faktor-faktor penting karena membawa

(16)

 

Robbins (2006) menyebutkan bahwa kepuasan menjadi penentu

utama OCB. Karyawan yang merasa puas berkemungkinan lebih besar untuk

berbicara secara positif tentang organisasi, membantu yang lain, dan berbuat

kinerja pekerjaan melampaui perkiraan normal. Lebih dari itu karyawan yang

puas mungkin lebih patuh terhadap panggilan tugas karena mereka ingin

mengulang pengalaman-pengalaman positif mereka.

Usaha peningkatan kinerja karyawan salah satu permasalahan dasar

adalah bagaimana sebenarnya meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Locke

(dalam Munandar 2006) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai emosi positif

atau perasaan senang, sebagai hasil dari penilaian seorang karyawan terhadap

faktor pekerjaan. Howell dan Diboye (dalam Munandar, 2006) memandang

kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya.

Dengan kepuasan kerja diharapkan pencapaian tujuan organisasi akan lebih

baik. Kepuasan kerja dapat mempengaruhi produktivitas, disiplin dan

komitmen karyawan pada suatu organisasi atau perusahaan.

Sejalan dengan hal diatas penelitian yang dilakukan oleh Hutomo

(2005) mengenai hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas,

bahwa karyawan yang merasa puas sehingga mampu mendorong hasrat atau

keinginan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dengan mencapai

produktivitas yang terbaik.

Karyawan yang memiliki kepuasan kerja ditunjukkan oleh sikap yang

tidak pernah absen, datang tepat waktu, disiplin, bersemangat dan memiliki

motivasi yang tinggi. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muhaimin (2004) tentang hubungan antara kepuasan kerja dengan disiplin,

studi yang dilakukan pada karyawan operator shawing computer bagian

produksi pada PT. Primarindo Asia Infrastruktur Tbk Bandung diperoleh

hasil yang signifikan yaitu sebesar 38%.

Agustin (2005) dalam penelitiannya menemukan hubungan yang

positif antara kepuasan kerja dengan semangat kerja pada karyawan bagian

produksi PT. Pesona Remaja sebesar 67,6 %, yang artinya jika semakin tinggi

kepuasan karyawan maka semakin tinggi pula semangat kerjanya. Selain itu,

(17)

 

kepuasan kerja dengan komitmen kerja karyawan sangat positif. Karyawan

yang puas dengan suatu organisasi akan memiliki ikatan komitmen yang

tinggi.

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaannya melibatkan

aspek-aspek. Salah satu aspek yang penting tersebut adalah kesempatan

pengembangan karier. Karyawan akan merasa puas dalam bekerja apabila

aspek tersebut dapat dicapainya. Organisasi harus berusaha untuk membantu

karyawan untuk membangun kariernya. Pengembangan karier diperlukan

oleh suatu organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasi dan

mempersiapkan diri untuk melakukan perubahan (Robbins,1996).

Saputra (2007) dalam penelitianya menyebutkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara pengembangan karier terhadap kepuasan kerja dan

kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawannya.

Adanya pengembangan karier memungkinkan seseorang mendapatkan

jenjang karier yang lebih baik melalui kenaikan jabatan. Pengembangan

karier yang dapat membentuk kepuasan kerja didasarkan pada prestasi kerja

dan harus bersifat terbuka dan jelas. Hal ini jelas mempengaruhi tingkat

kepuasan kerja seseorang (Darmawan, 2007).

Selanjutnya Simamora (dalam Darmawan, 2007) menyampaikan

bahwa konsekuensi keberhasilan dan kegagalan karier terkait erat dengan

konsep diri, identitas dan kepuasan individu. Karier berkaitan dengan

kepuasan individu. Bila seseorang mendapat jaminan- jaminan karier yang

baik, maka ia akan puas dan bekerja dengan sungguh-sungguh dan sebagai

timbal baliknya membalasnya dengan terlibat dalam OCB.

Pengembangan karier sebagai sarana karyawan agar merasakan

kepuasan dalam bekerja dan mengembangkan perusahaan. Dengan

pengembangan karier akan dapat meningkatkan loyalitas pada organisasi

sehingga mampu menurunkan turnover, begitu pula dengan kepuasan kerja.

(18)

 

Dengan pengembangan karier yang baik akan dapat mendorong

semangat kerja karyawan untuk tumbuh dan berkembang dengan demikian

motivasi akan dapat terpelihara (Martoyo, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Widianingsih (2005) mengenai

pengaruh pengembangan karier terhadap semangat kerja pegawai di RSUD

Ngudi Waluyo Wlingi Blitar, dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa

ada pengaruh positif dan signifikan antara pengembangan karier yang

meliputi perencanaan karier (x1) dan management karier (x2) terhadap

semangat kerja pegawai negeri sipil.

Safitriningrum (2002) dengan penelitiannya mengenai hubungan

antara pengembangan karier terhadap motivasi kerja karyawan Dwi Forisa

Sejahtera Cabang Surabaya didapatkan hasil nilai koefisien korelasi (r=0,538:

p=0,000) pada signifikansi 5% dan 1% mempunyai pengaruh sebesar 20%,

sedangkan sisanya 7% disebabkan variabel lain. Dengan kesimpulannya

bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara antara pengembangan

karier terhadap motivasi kerja.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2006) meneliti

hubungan antara pengembangan karier dengan komitmen karyawan diperoleh

hasil yang positif dan signifikan yaitu sebesar 92,9 %. Disamping itu

pengembangan karier merupakan alat penting bagi menejemen untuk

meningkatkan kemampuan karyawan. Sesuai penelitian yang dilakukan Haqq

(2008) mengenai hubungan antara pengembangan karier dengan kinerja

karyawan pada PT. Telkom Malang didapatkan hasil penelitian bahwa ada

hubungan yang positif dan sangat signifikan antara pengembangan karier,

dengan koefisien r=0,875 dan p=0,000, artinya semakin tinggi pengembangan

karier maka semakin tinggi kinerja yang dimiliki oleh karyawan. Adapun

sumbangan efektif pengembangan karier terhadap kinerja karyawan sebesar

76,6%, sedangkan sisanya sebesar 23,4% terdapat faktor lain.

Dari uraian-uraian diatas jelas bahwa pengembangan karier

dilingkungan organisasi atau perusahaan perlu direncanakan dan

dilaksanakan secara sistematis dan terus-menerus sehingga akan

(19)

 

pelaksanaan pengembangan karier yang efektif dan efisien akan selalu siap

menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompetitif.

Dari sudut pandang organisasi atau perusahaan, pengembangan karier

dapat meningkatkan efisiensi kerja organisasi, ketidakpuasan karyawan

terhadap karier mereka akan menimbulkan konflik tersendiri yang akan

berpengaruh bagi kinerja organisasi. Pentingnya melakukan pengembangan

karier bagi karyawan akan merasa terbantu dalam bekerja dalam mencapai

kariernya, karyawan merasa dihargai dan diperhatikan sehingga muncul rasa

puas dan mereka merasa bagian integral dari perusahaan.

Dengan adanya pengembangan karier yang memberikan kesempatan

untuk memperoleh peningkatan karier dari suatu pekerjaan merupakan

pendorong yang penting bagi karyawan untuk berprestasi tinggi dalam rangka

memenuhi kebutuhan serta tujuan kariernya dan hal tersebut akan

memberikan kepuasan bagi karyawan tersebut. Dengan perasaan puas akan

membuat karyawan tersebut menjadi bersemangat untuk berkerja dengan

porsi yang lebih tinggi, tidak hanya sesuai dengan deskripsi pekerjaan saja

tetapi juga melakukan kegiatan diluar deskripsi kerjanya (OCB).

Melihat kondisi tersebut hal ini yang mendorong peneliti melakukan

penelitian mengenai “Hubungan Antara Kepuasan terhadap Pengembangan

karier dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB)”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang

akan diteliti adalah sebagai berikut :

“Apakah ada hubungan antara kepuasan terhadap pengembangan karier

dengan organizational citizenship behavior (OCB)?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

(20)

 

D. Manfaat penelitian

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapaat memberikan kontribusi bagi

perkembangan kajian ilmu Psikologi industri dan organisasi

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapt menjadi rekomendasi bagi organisasi

terkait untuk dapat meningkatkan, memperhatikan kebutuhan-kebutuhan

karyawan, khususnya dalam hubungannya dengan kepuasan terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menemukan terdapat hubungan kecerdasan emosi pegawai pada pegawai kecamatan dengan dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) terlihat

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan organisasi dengan Organizational. Citizhensip Behavior

Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara sikap pada budaya organisasi dengan organizational citizenship behavior

Hubungan antara Persepsi terhadap kualitas interaksi atasan- bawahan dengan Organizational Citizenship Behavior .... Identifikasi Variabel Pen

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA.. LYDIA LUMBAN TOBING

Tujuan penelitian yang akan dicapai dari penelitian ini adalah umtuk melihat hubungan antara job embeddedness dengan organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan...

Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: (1) Ada hubungan positif antara kepemimpinan transformasional dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) di UMS.. (4) sumbangan

Hipotesis mayor yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara komitmen organisasi dan intensi turnover dengan.. Organizational Citizenship Behavior