• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pada Shafira Cake and Bakery Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pada Shafira Cake and Bakery Malang"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan

Bagian Produksi Pada Shafira Cake and Bakery

Malang

SKRIPSI

Di Susun Oleh:

Yusron Kautsar (09610275)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya pada kita semua. Merupakan suatu anugerah yang tak ternilai bagi

penulis bisa memperoleh ilmu dan berkesempatan menerapkannya dalam sebuah

karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “ Pengaruh Pelatihan

Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pada Shafira Cake and

Bakery Malang ”. Skripsi ini bukan semata-mata prasyarat untuk mencapai gelar

Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang, akan tetapi juga

merupakan sebuah tanggung jawab moral dan intelektual bagi setiap orang yang

berkecimpung dalam ilmu pengetahuan.

Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan, serta

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Muhadjir Effendy, MAP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Malang

3. Dra. Aniek Rumijati, M.M. selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas

Muhammadiyah Malang dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah dengan

sabar membimbing, mengarahkan, serta memberikan motivasi penyusunan

skripsi.

4. Dra.Titik Ambarwati, M.M. selaku Dosen Pembimbing II, atas arahan, masukan,

bimbingan dan waktunya selama peneliti mengerjakan skripsi.

5. Drs. Dr Widayat, MM selaku Dosen Wali Manajemen 2009 kelas E, yang

memberikan pengarahan selama penulis menjadi mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Malang.

6. Seluruh Dosen Universitas Muhammadiyah Malang yang telah bersedia

(5)

7. Bapak Suhermanto dan Ibu Chorida selaku pemilik Shafira Cake and Bakery

beserta karyawan yang selalu bersedia memberikan bantuan terkait penelitian

skripsi ini.

8. Keluarga tercinta, terutama pada Ayah dan Ibu serta kedua Kakak dan Adikku

atas segala pengorbanannya baik materiil maupun nonmateriil dan juga doa

restu yang senantiasa tercurah.

9. Teman- teman kelas E angkatan 2009 yang selalu kompak atas kebersamaan

kita selama ini dan telah memberi semangat, motivasi dan masukan kepada

penulis dalam penyelesaian penelitian ini.

10.Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. yang telah

membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari akan adanya keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima semua kritik maupun saran

yang berasal dari berbagai pihak. Akhirnya, semoga penyusunan skripsi ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 1 November 2013

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI A. PenelitianTerdahulu ... 11

B. LandasanTeori ... 13

1. Pelatihan ... 13

a. PengertianPelatihan ... 13

b. PentingnyaPelatihan ... 14

c. TujuanPelatihan ... 17

d. MetodePelatihan ... 20

e. Komponen- KomponenPelatihan ... 21

f. Prinsip- PrinsipPerencanaanPelatihan ... 21

2. Kinerja ... 22

a. PengertianKinerja ... 22

b. Faktor- Faktor yang MempengaruhiKinerja ... 23

c. TeknikPengukuranKinerja ... 24

C. HubunganPelatihandanKinerja ... 27

D. KerangkaPikir ... 29

E. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. MetodePenelitian... 31

1. LokasiPenelitian ... 31

2. JenisPenelitian ... 31

3. PopulasidanSampel ... 31

4. Jenis Data danSumber Data ... 32

5. TeknikPengumpulan Data ... 33

6. VariabeldanDefinisiOperasional ... 34

7. TeknikPengukuranVariabel... 38

8. PengujianInstrumen... 39

9. TeknikAnalisis Data ... 41

10.UjiHipotesis ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. TinjauanUmum Perusahaan ... 45

(7)

2. Lokasi Perusahaan ... 46

3. Tujuan Perusahaan ... 47

4. StrukturOrganisasi ... 47

5. Personalia ... 50

6. Produksi ... 51

7. Proses Produksi ... 51

B. KarakteristiResponden ... 52

1. UsiaResponden ... 52

2. Tingkat PendidikanResponden... 53

3. JenisKelaminResponden ... 53

4. Status PernikahanResponden ... 54

5. Lama Kerja ... 55

C. PembahasanHasilPenelitian ... 56

1. Validitas ... 56

2. Reliabilitas ... 57

D. Analisis Data ... 58

1. VariabelPelatihan ... 58

2. VariabelKinerja ... 61

3. HasilAnalisisRegresi Linier Sederhana... 62

4. PengujianHipotesis ... 64

E. Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran……. ... 70 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

1. Kuisioner ... I

2. Frequency Table ... V

3. Correlation... X

4. Reliability ... XIII

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Dessler, Garry. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Prenhalindo, Jakarta.

Filipo, Edwin B, 2000, Principles of Personel Management, fouth edition Mc Growhill Kogakusha.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis dengan Program SPSS. Undip, Semarang.

Handoko, T.H. 2000. Manajemen Personalia Jilid 1 dan 2. Terjemahan Erlangga,Jakarta.

Hasibuan, M. SP. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.

Husnan, Saud, dan Ranupandjojo, Heidjrachman, 2002, Manajemen Personalia, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2006, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, cetakan Kedua, PT. Refika Aditama, Bandung.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, cetakan Keempat, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Martoyo, Susilo, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor.

Rivai, Veithzal. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit STIE YKPN, Yogjakarta.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.

Umar, Husein, 2002, Metode Riset Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Tuntutan pelanggan yang saat ini semakin beragam akan berpengaruh

terhadap dunia usaha dan perlu ditanggapi oleh perusahaan secara baik. Oleh

karena itu organisasi-organisasi swasta dituntut untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas perusahaannya baik dalam hal pelayanan, kualitas

produk, maupun keefisienan dan keefektifan organisasinya agar tujuan tercapai

dengan baik.

Setiap organisasi atau perusahaan tentunya mempunyai tujuan- tujuan yang

ingin dicapai. Tujuan- tujuan ini diraih dengan mendayagunakan sumber- sumber

daya yang ada di dalam perusahaan tersebut. Salah satu sumber daya yang ada

dalam perusahaan atau organisasi adalah sumber daya manusia, dimana sumber

daya manusia merupakan faktor penting bagi keberhasilan perusahaan dalam

mencapai tujuan- tujuannya, serta mampu memberdayakan fungsi- fungsinya

secara strategis.

Pengembangan sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan dan

mengembangkan potensi, pengetahuan dan wawasan, keterampilan kerja,

kemampuan manajerial, sikap dan kepribadian serta faktor-faktor lain yang

terdapat pada diri manusia. Pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan

secara terus-menerus dan berkesinambungan, karena sumber daya manusia yang

(11)

2 Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu cara untuk mempelajari

dan mengembangkan berbagai jalan agar manusia dapat diintegrasikan secara

efektif dalam berbagai organisasi, sehingga dapat diperoleh sumber daya manusia

yang produktif. Manusia sebagai sumber daya organisasi harus secara aktif dapat

melaksanakan dan mengerjakan pekerjaan- pekerjaan yang ada dalam suatu

organisasi sedangkan teknologi dan modal lainnya merupakan fakta yang bersifat

pasif. Pangkal tinggi rendahnya produktivitas adalah manusia. Manusialah yang

mengatur penggunaan kelima sumber kerja pikiran, tenaga, jasmani, waktu dan

ruang material atau bahan baku. Disamping itu pula manusialah yang dapat

memilih penggunaan tanah, bahan baku dan mesin serta alat dalam bekerja.

Sumber daya manusia yang produktif adalah sumber daya manusia yang mampu

menyelesaikan pekerjaannya dengan mutu standar dan waktu yang lebih singkat.

Efek sumber daya manusia yang produktif akan mendorong peningkatan kinerja

dan penciptaan nilai pelayanan terhadap kepuasan pelanggan.

Kegiatan pengembangan sumber daya manusia pada saat ini telah banyak

dilakukan oleh perusahaaan. Program pelatihan merupakan komponen terpenting

dalam pengembangan sumber daya manusia yang berfungsi untuk mengatasi

kesenjangan pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam memenuhi

tuntutan jabatan tertentu untuk menghadapi pertumbuhan dan perkembangan

perusahaan. Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang

mempergunakan prosedur sisteamtis dan terorganisasi, pegawai non manajerial

mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dan tujuan yang terbatas

(12)

3 Pelatihan biasanya memerlukan biaya yang cukup besar, biaya tersebut

merupakan salah satu biaya investasi jangka panjang bagi perusahaan. Hal ini

akan memberikan peluang yang baik untuk memperoleh laba yang besar karena

mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan. Kinerja merupakan fungsi

perkalian dari usaha pegawai (effort), yang didukung dengan motivasi yang tinggi,

kemampuan pegawai (ability), yang diperoleh melalui latihan-latihan (Klingner

dan Nanbaldian dalam Gomes, 2003).

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja organisasi tidak

akan tercapai apabila karyawan yang menjadi anggota organisasi tidak terorganisir

dengan baik. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan karyawan dalam

suatu organisasi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam pencapaian

kinerja yang baik dan maksimal. Selain itu manusia sebagai sumber daya yang

banyak kita miliki harus ditingkatkan kualitasnya sehingga akan tercapai manusia-

manusia Indonesia yang terampil, produktif, profesional dan dapat bekerja secara

efektif dan efisien.

Pada dasarnya, untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia yakni

orang- orang yang mampu memberikan pengaruh positif dan menjadi bagian

penting dari perusahaan. Sumber daya manusia atau karyawan harus mampu

memberikan pengaruh pemikiran yang kreatif di dalam perusahaan, khususnya

pada Shafira Cake and Bakery. Karena tanpa karyawan yang handal, perusahaan

tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan lain bahkan berkembang sampai

dapat mencapai tujuannya. Pada intinya, tantangan dan peluang dalam

(13)

4 masalah yang berhubungan dengan kebanyakan orang memiliki keyakinan

manajemen yang menganggap bahwa semua orang pada hakekatnya sama dan

mereka dapat diperlakukan secara identik.

Untuk mewujudkan cita- cita sumber daya manusia yang berkualitas dan

keunggulan- keunggulan yang dimiliki Shafira Cake and Bakery, maka

perusahaan tersebut harus dapat memaksimalkan produktivitas dan kinerjanya

tanpa adanya karyawan- karyawan kompeten yang berdedikasi terhadap tujuan

organisasi selanjutnya. Pada hakikatnya manajemen yang efektif mengharuskan

manajer- manajer dan pemimpin- pemimpin menemukan cara terbaik dalam

mendayagunakan dan membina karyawannya agar mencapai tujuan organisasi dan

meningkatkan kinerja karyawan.

Salah satu instrument dalam pengembangan kualaitas sumber daya manusia

atau karyawan adalah melalui pendidikan, pelatihan dan kursus- kursus.

Khususnya pada Shafira Cake and Bakery yang masih menjadi tantangan untuk

dapat merubah kinerja karyawannya, karena di Shafira Cake and Bakery dalam

memilih atau merekrut karyawan tidak ada syarat yang menyatakan bahwa calon

karyawan harus memiliki keahlian membuat roti, untuk itu pelatihan sangat

diperlukan oleh Shafira Cake and Bakery untuk membentuk karyawan yang

berkualitas. Di samping itu, pelatihan yang diberikan bisa memantapkan semangat

kerja, meningkatkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan untuk membentuk

sedini mungkin kepribadian pegawai yang profesional, serta peran teknologi yang

(14)

5 sehingga karyawan dalam melakukan atau menggunakan tidak terjadi kesalahan

yang mengakibatkan kerugian dan kerusakan pada mesin.

Shafira Cake and Bakery sangat memperhatikan pengembangan sumber

daya manusia, karena Shafira Cake and Bakery sangat peduli dengan assetnya

yang sangat berharga ini dan juga mempersiapkan diri untuk memasuki era

globalisasi yang penuh dengan persaingan. Shafira Cake and Bakery memakai

alat- alat atau mesin- mesin yang modern dan diupayakan terus berkembang,

dengan demikian pekerjaan yang berat bisa dikurangi serta dapat menambah dan

meningkatkan kualitas produksi.

Shafira Cake and Bakery adalah industri yang bergerak dibidang makanan

jadi dalam bentuk kue dan roti, sehingga seluruh unit produksi serta unit

pengawasan kualitas sangat perlu diperhatikan, karena apabila semua hal tersebut

dapat berfungsi dengan baik berarti akan mendukung stabilitas produksi dalam hal

kuantitas maupun kualitasnya. Pengembangan sumber daya manusia misalnya

pelatihan, selain penentuan program pelatihan sampai evaluasi pelatihan yang

tujuannya dapat meningkatkan kemampuan karyawan, perlu juga dilihat faktor-

faktor yang dapat memotivasi karyawan agar dengan senang hati menggunakan

kemampuannya untuk bekerja yang akhirnya menghasilkan kinerja yang

diharapkan. Untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia Shafira

Cake and Bakery telah melaksanakan pelatihan berkaitan dengan peningkatan

kemampuan setiap karyawannya. Pelatihan yang dilakuakn meliputi pelatihan

pemilihan bahan baku, penggunaan alat atau mesin serta pelatihan membuat roti

(15)

6 Pelatihan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan karyawan bagian

produksi baik materi yang diberikan, metode pelatihan yang tepat, sarana

pelatihan serta pengetahuan teknologi dan mesin yang merupakan bagian penting

untuk diperhatikan karena bagian produksi ini merupakan pokok dari semua

kegiatan perusahaan yang nantinya berpengaruh pada kinerja karyawan dan hasil

produksi yang diinginkan perusahaan.

Dalam pelaksanaan pelatihan yang diberikan oleh Shafira Cake and Bakery

ada beberapa masalah yang terjadi untuk dapat mencapai standar kerja

perusahaan. Adanya kualitas dan latar belakang pendidikan individu karyawan

yang berbeda- beda menjadikan adanya perbedaan waktu untuk dapat menguasai

materi pelatihan yang diberikan perusahaan, ada karyawan yang dapat menguasai

materi pelatihan hanya dalam waktu seminggu dan ada juga yang menguasainya

dalam waktu yang cukup lama samapai satu bulan.

Adanya beberapa karyawan yang masih sulit atau masih membutuhkan

waktu yang lebih lama untuk memahami materi pelatihan juga dikarenakan

pelatih dalam menyampaikan atau menerangkan materi pelatihan kurang baik dan

jelas. Dan metode pelatihan yang kurang bervariasi menjadikan peserta pelatihan

cepat merasa jenuh.

Serta karyawan yang masih belum bisa menyelesaikan tugas sesuai dengan

target waktu yang diberikan perusahaan, meskipun tugas dapat diselesaikan tapi

(16)

7 belum sesuai standar, karena ada beberapa kesalahan yang terjadi misalkan

overcooking atau kurang sempurnanya dalam proses finishing.

Tabel 1.1

Rata- rata Jumlah Produksi Cake per- Hari

Bulan

(2013)

Rata- rata jumlah produksi

/ Hari

Rata- rata jumlah produksi

gagal/ Hari

Rata- rata Jumlah Produksi Bakery per- Hari

Bulan Rata- rata jumlah produksi/

Hari

Rata- rata jumlah produksi

gagal/ Hari

Sumber : Shafira Cake and Bakery

Dari tabel diatas dapat diketehui bahwa masih ada kegagalan produksi

disetiap harinya, dan apabila ini terus terjadi tanpa adanya perbaikan kinerja bagi

(17)

8 jumlah kegagalan produksi tersebut masih dapat ditoleransi oleh perusahaan,

karena jumlah produk yang gagal masih dibawah 4% yang merupakan batas

maksimal toleransi untuk produk yang gagal setiap harinya. Kegagalan produksi

yang terjadi, pada kenyataannya tidak terlalu berdampak pada penjualan dan

keungan perusahaan karena jumlah produksi yang tinggi setiap harinya. Tapi

dengan adanya perbaikan kinerja pada karyawan sangat mungkin akan menambah

keuntungan bagi perusahaan.

Permasalahan yang ada untuk selalu mendapatkan kinerja karyawan pada

seluruh bagian yang berhubungan langsung dengan bagian produksi adalah

pengembangan keterampilan para karyawan yang diikuti dengan kesesuaian

teknologi dan cara memotivasi para karyawan untuk dapat menjaga kualitas dan

kuantitas hasil produksi pada Shafira Cake and Bakery. Sehingga kesalahan yang

terjadi pada penggunaan teknologi dan ketelitian dalam produksi serta target atau

waktu yang ditetapkan oleh perusahaan dapat di minimalisasi sehingga kualitas

dan kuantitas yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.

Maka tidak ragu lagi bahwa untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

produksi Shafira Cake and Bakery, karyawan harus selalu ditingkatkan

kemampuannya agar karyawan selalu segar pengetahuannya, kuat etos kerjanya

dan cerdas pemikirannya.

Mengingat pentingnya pengaruh pelatihan untuk meningkatkan kinerja

(18)

tugas-9 tugas secara efektif, efisien dan profesional, sehingga tujuan perusahaan dapat

tercapai. Maka dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul :

“ PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAGIAN PRODUKSI PADA SHAFIRA CAKE AND BAKERY MALANG”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelatihan karyawan bagian produksi pada Shafira Cake and

Bakery?

2. Bagaimana kinerja karyawan bagian produksi pada Shafira Cake and Bakery?

3. Apakah ada pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan bagian produksi

pada Shafira Cake and Bakery?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelatihan karyawan bagian produksi pada Shafira Cake and

Bakery.

2. Untuk mengetahui kinerja karyawan bagian produksi Shafira Cake and Bakery.

3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pelatihan terhadap kinerja karyawan

bagian produksi Shafira Cake and Bakery.

D.Batasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas maka perlu adanya

pembatasan masalah dengan harapan tidak terjadi kekacauan dalam usaha

menyelesaikan masalah atau dengan kata lain penelitian hanya di fokuskan pada

(19)

10 and Bakery. Karena bagian produksi merupakan bagian yang paling penting

dalam kelangsungan proses produksi pada perusahaan.

E.Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan akan memberikan

manfaat kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk

menjadikan pelatihan sebagai program yang harus dilaksanakan oleh

perusahaan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi dan

bahan pertimbangan serta untuk menambah pengetahuan bagi peneliti

(20)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Penelitian Terdahulu

Landasan penelitian terdahulu yang menjadi acuan peneliti yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Asih Dian Ariyati (2008), dengan judul “ pengaruh program

pendidikan dan pelatihan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan

bagian produksi pada PT. Tetra Kimia Mulia Mojokerto”. Tujuan pelatihannya

untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelarihan pada perusahaan khususnya

bagi karyawan bagian produksi dan untuk mengetahui apakah pelatihan

mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi.

Variabel bebasnya adalah pendidikan dan pelatihan, sedangkan variabel terikatnya

adalah produktivitas kerja. Hasil penelitian menggunakan persamaan regresi linier

berganda dan berdasarkan uji signifikan dapat mengetahui pelatihan dan

pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Sedangkan hasil penelitian dari Heru Tri Wibowo (2005), dengan judul “

pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan bagian pemetik jamur

pada PT. Eka Timur Raya Pasuruan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah ada pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan

bagian produksi. Variabel bebasnya adalah pelatihan dan variabel terikatnya

adalah produktivitas kerja. Hasilnya bahwa pelatihan dapat meningkatkan

(21)

12 Berdasarkan sumber penelitian diatas, tampak bahwa beberapa peneliti

hanya membahas tentang produktivitas karyawan. Produkivitas adalah

perbandingan hasil (output) dengan masukan (input), sedangkan Kinerja adalah

kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan perencanaan

yang telah ditetapkan oleh manajemen. Oleh karena itu peneliti ingin melanjutkan

penelitian yang membahas tentang kinerja karyawan yang dapat dinilai dari

kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu.

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Sekarnag

No. Nama Judul Variabel Teknik Hasil

(22)

13

B.Landasan Teori

1. Pelatihan

a) Pengertian Pelatihan

Istilah pelatihan sering diakitkan dengan istilah pendidikan dengan sebutan

pendidikan dan pelatihan. Pendidikan mengarah pada pendidikan formal,

sedangkan pelatihan pada dasarnya berarti proses memberikan bantuan bagi para

pekerja untuk menguasai keterampilan khusus atau membantu untuk memperbaiki

kekurangannya dalam melaksanakan pekerjaan dan untuk meningkatkan

efektivitas dan efesiensi kerja tiap karyawan.

Dalam bukunya Veithzal Rivai (2004:226) merumuskan latihan itu sebagai

berikut, pelatihan adalah proses sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk

mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan

pegawai dalam melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat

ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu

agar berhasil melaksanakan pekerjaan”.

Perumusan latihan yang lain dikemukakan oleh (Edwin B., 2002: 69)

sebagai berikut, latihan adalah tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kecakapan pegawai untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan tertentu.

Dengan demikian ada 3 syarat yang harus dipenuhi agar suatu kegiatan

dapat disebut latihan. Ketiga syarat tersebut adalah:

1) Latihan harus membantu pegawai menambah kemampuannya.

(23)

14 3) Latihan harus berhubungan dengan pekerjaan tertentu.

Training atau pelatihan sebagai suatu kegiatan untuk memperbaiki

kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi (Husnan,

2002; 77). Pengertian lain tentang pelatihan menyebutkan bahwa : Pelatihan

adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang memperguanakan prosedur

sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan

dan keterampilan teknis dan tujaun yang terbatas (Mangkunegara, 2003: 50).

Pelatihan adalah peningkatan kemampuan dan keahlian sumber daya

manusia organisai yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi

tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini (Alwi, 2007: 217).

Dari uraian tentang pengertian pelatihan, dapat diketahui bahwa latiahan

merupakan kegiatan untuk memberikan tambahan pengetahuan dalam menekuni

bidang kerja tertentu bagi karyawan, sehingga secara umum setelah pelatihan

selesai maka peserta pelatihan diberikan suatu sertifiakt sebagai tanda bukti telah

mengikuti pelatihan.

b) Pentingnya Pelatihan

Di dalam organisasi, setiap pemimpin bertanggung jawab untuk

mengembangakan serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan

bawahannya. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha pemimpin untuk menambah

(24)

15 Pelatihan merupakan suatu proses yang sangat penting dalam menghasilkan

suatu perubahan tingkah laku sesuai dengan sasaran dan tujuan pelatihan yang

dilaksanakan. Setelah mengikuti pelatihan diharapkan peserta pelatihan dapat

merubah kebiasaan bekerja menjadi lebih baik dan meningkatkan pekerja, serta

dapat mendukung upaya organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan,

seperti dikemukakan oleh Siregar (2003) dalam sebuah jurnal yang

mengemukakan bahwa pelatihan diharapkan dapat menghasilkan output berupa:

1) Reaksi peserta pendidikan dan pelatihan

2) Perubahan tingkat belajar

3) Perubahan dalam pekerjaan

Dari pelaksanaan pelatihan, diharapkan peserta pelatihan memberikan reaksi

atau respon yang lebih baik terhadap pelaksanaan pelatihan tersebut. Jika peserta

menunjukan reaksi yang baik maka hasil pelatihan dapat maksimal. Dari reaksi

tersebut akan muncul perubahan dalam diri peserta pelatihan, yaitu berupa

perubahan tingkat belajar dan perubahan dalam pekerjaan.

Reaksi peserta dalam pelatihan adalah tindakan atau perbuatan seseorang

terhadap suatu aktivitas atau pekerjaan yang berhubungan dengan keahlian dan

keterampilan yang dapat diamati melalui kaitan pekerjaan dengan materi

pelatihan, pengembangan kemampuan peserta pelatihan, manfaat pelatihan bagi

karyawan maupun perusahaan serta tingkat kepuasan peserta pelatihan terhadap

(25)

16 Dari reaksi tersebut akan timbul suatu perubahan tingkat belajar dari peserta

pelatihan yanitu timbulnya kemauan dan kemampuan seseorang didalam

menanggapi sesuatu, untuk meraih kemajuan dengan keterampilan yang dimiliki.

Perubahan tersebut mengarah pada peningkatan leterampilan, perbaikan sikap dan

aktualisasi diri serta menerapkan materi pelatihan pada tugas- tugasnya.

Perubahan tingkat belajar juga disertai dengan perubahan dalam pekerjaan,

yaitu perubahaan tingkah laku baik secara langsung atau secara tidak langsung

yang berdampak pada lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan emosional

diri terhadap pekerjaan. Perubahan terhadap pekerjaan dapat diketahui dari

perubahan efektivitas hasil kerja, perbaikan sikap dalam pekerjaan, kinerja yang

optimal dan kreativitas yang tinggi.

Dari ketiga output pelatihan tersebut, semakin terlihat bahwa pelatihan

menjadi sangat penting dalam upaya peningkatan prestasi kerja. Pentingnya

program pelatihan bagi suatu organisasi antara lain:

1) Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan

tertentu dalam organisasi belum tentu yang diperlukan dalam jabatan

tersebut. Hal ini terjadi karena seiring seseorang menduduki jabatan

tertentu bukan karena kemampuannya melainkan karena tersedianya

formasi. Karena itu karyawan atau staf baru ini perlu penumbuahan

kekmampuannya yang mereka perlukan.

2) Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi jelas akan mempengaruhi

(26)

17 diperluakan, sekarang diperluakan kemampuan yang diperluakan oleh

jabatan tersebut.

3) Promosi dalam organisasi adalah suatu keharusan apabila organisasi itu

mau berkembang. Pentingnya promosi bagi seseorang adalah sebagai salah

satu reward atau insentive (ganjaran atau perangsang). Kadang- kadang

kemampuan seseorang karyawan yang akan dipromosikan untuk

menduduki jabatan tertentu belum cukup. Untuk itulah maka diperluakan

pendidikan atau pelatihan tambahan.

Pentingnya pelatihan seperti diatas bukanlah semata- mata menguntungkan

karyawan, akan tetapi juga keuntungan bagi organisasi itu sendiri, karena dengan

meningkatnya kemampuan dan keterampilan maka akan meningkatkan pula

produktivitas kerja.

c) Tujuan Pelatihan

Suatu organisasi melakukan pelatihan bagi karyawannya, maka perlu

terlebih dahulu dijelaskan apa yang menjadi tujuan dari pada pelatihan tersebut,

sehingga dengan demikian menjadi nyata arah atau tujuan yang harus dijelaskan

dengan baik. Apabila tidak dijelaskan terlebih dahulu maka apa yang akan dicapai

tidak efektif dan tidak ada gunanya.

Tujuan pelatihan hendaknya dirumusakan dalam bentuk perilaku misalnya

setelah mengikuti program ini diharapkan peserta dapat melakukan pencatatan dan

(27)

18 Tujaun umum pelatihan adalah:

1) Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan

dengan lebih cepat dan lebih efektif.

2) Untuk mengembangakan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan secara rasional.

3) Untuk mengembangakan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerja

sama dengan teman- teman pegawai dan manajemen (pemimpin)

Dalam buku (Municipal Personnel Administration) yang diterbitkan oleh

The International City Managers Association” dikemukakan bahwa tujuan

umum latihan adalah:

1) To improve employee job perfomance ( Untuk meningkatkan hasil kerja

pegawai).

2) To prepare for promotion to more difficult job (Untuk mempersiapkan

promosi pegawai kepada jabatan- jabatan yang lebih sulit)

3) To prepare employee for supervisiory and management position.(Untuk

mempersiapkan pegawai kepada jabatan- jabatan pengawasan dan

manajemen).

Adapun tujuan pelatihan menurut Mangkunegara (2003:45) sebagai berikut:

1) Meningkatkan penghayatan jiwa dan idiologi.

2) Meningkatkan produktivitas kerja.

3) Meningkatkan kualitas kerja.

(28)

19 5) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja.

6) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara

maksimal.

7) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.

8) Menghindarkan keusangan (obselescence)

9) Meningkatkan perkembanagan pegawai.

Adanya pelatihan dapat menjamin tersedianya tenaga kerja yang

mempunyai keahlian dan orang- orang terdidik dan terlatih akan dapat

menggunakan pikirannaya secara kritis untuk memperbaiki kekurangan-

kekurangan dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Handoko (2001 : 103) mengemukakan pendapatnya mengenai 2 (dua)

tujuan pelatihan sebagai berikut :

Tujuan utama pelatihan yaitu (1) latihan dilaksanakan untuk menutup gap

antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan, (2)

Program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan

efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang sudah diterapkan.

Dari uraian tersebut di atas dapat dilihat bahwa pelatihan bertujuan untuk

lebih meningkatkan kemampuan dan kecakapan pegawai terhadap tuntunan tugas

dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan atau posisi dalam perusahaan atau

instansi. Selain itu, tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan kinerja pegawai

yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan atau instansi yang

(29)

20

d) Metode Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang

didukung oleh metode yang tepat agar diperoleh hasil yang maksimal.

Pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan didalam lingkungan pekerjaan atau diluar

pekerjaan. Secara umum bentuk atau metode latihan untuk karyawan operasional

bisa dikelompokan menjadi 4 macam, yaitu: (1) On the job training; (2) Vestibule

school; (3) Apprenticeship (magang); (4) Kursus- kursus khusus (Husnan, 2002;

82).

1) One the job training

Dalam metode ini, karyawan yang dilatih dihadapkan secara langsung

pada tempat kerja yang sebenarnya dan dilatih oleh atasan atau pimpinan

secara langsung.

2) Vestibule school

Metode latihan dengan mendatangkan pelatih khusus untuk melatih

karyawan sesuai dengan keahlian masing- masing. Pelaksanaan metode ini

salah satu bentuknya adalah simulasi.

3) Apprenticeship (Magang)

Metode ini diperlukan untuk pekerjaan- pekerjaan yang membutuhkan

ketarmpilan (skill) yang relatif tinggi.

4) Kursus khusus

Kursus merupakan bentuk training yang disesuaikan dengan minat

karyawan dalam bidang- bidang tertentu diluar bidang pekerjaan, seperti

(30)

21 Masing- masing metode memiliki sasaran pengajaran sikap, konsep atau

pengetahuan dan keterampilan utama yang berbeda. Untuk itu, dalam pemilihan

metode pelatihan hendaknya benar- benar disesuaikan dengan kebutuhan

perusahaan.

e) Komponen- Komponen Pelatihan

Menurut Mangkunegara (2006 : 51) ada beberapa komponen yang harus

diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan yaitu:

a. Tujuan dan Sasaran pelatihan dan pengembangan harus Jelas dan dapat

terukur.

b. Para Pelatih (Trainers) harus ahlinya yang berkualitas memadai

(Profesional).

c. Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan

yang hendak dicapai

d. Metode pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tingkat

kemampuan pegawai yang menjadi peserta.

e. Peserta pelatihan dan pengembangan harus memenuhi persyaratan yang

ditentukan

f) Prinsip - Pronsip Perencanaan Pelatihan

Dalam bukunya Mangkunegara (Manajemen Sumber daya Manusia

Perusahaan), Mc. Gehee merumuskan prinsip- prinsip perencanaan pelatihan dan

(31)

22 a. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-

tahapan.

b. Tahapan- tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak

dicapai.

c. Penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang

berhubungan dengan serangkaian mata pelajaran.

d. Adanya penganut (reinforcement) guna memabngkitkan respon positif dari

peserta.

e. Menggunakan konsep shaping (pembentukan) perilaku.

2. Kinerja

a) Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja menurut Mangkunegara (2000:67), kinerja berasal dari

kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja adalah “hasil secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Hasibuan (2001 : 34), juga mengemukakan bahwa kinerja (prestasi kerja)

adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu.

Sebenarnya kinerja juga merupakan perilaku karyawan dalam berusaha, dan

(32)

23 lingkungan baik fisik maupun sosial budaya maka kinerja terbentuk dari fungsi

hubungan seperti itu. Jadi ada ciri individual dan ciri lingkungan yang membentuk

kineija.

Sedangkan menurut Veitzal Rivai (2004:309), menyatakan bahwa “Kinerja

merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan”. Dan mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan atau pegawai, yaitu :

kuantitas input, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran tempat kerja, dan

sikap kooperatif.

b) Faktor-faktor Mempengaruhi Kinerja

Faktor yang mempengaruhi pencapain kinerja adalah faktor kemampuan

(ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Kieth

Davis, (1964:484) yang dikutip oleh Mangkunegara (2000:67) sebagai berikut :

Human Performance = Ability + Motivation

Motivation = Attitude + Situation

Ability = Knowledge + Skill

1) Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai yang

memiliki IQ dirata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk

jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-sehari, maka ia akan

(33)

24

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi

situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang mengerakkan diri

pegawai yang terarah untuk mencapai organisasi (tujuan kerja).

Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai

untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang

pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (siap secara mental, fisik,

tujuan, dan situasi). Artinya, seorang pegawai harus siap mental, mampu secara

fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu

memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja

merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun

kelompokdalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami

atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk

berprestasi.

c) Teknik Pengukuran Kinerja

Penilaian kinerja (Performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor

kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena

adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang

(34)

25 Menurut Bambang Wahyudi (2002 : 101), penilaian kinerja adalah suatu

evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja atau

jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya. Hal itu juga

dinyatakan oleh Henry Simamora (2004 : 338), bahwa peliaian kinerja adalah

proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja

individu karyawan.

Oleh karena itu, prestasi kerja merupakan perwujudan kerja yang dilakukan

oleh karyawan, yang biasanya dipakai sebagai dasar penilaian atas pekerjaan yang

dilakukan. Di dalam suatu lembaga yang patut diperhatikan adalah penilaian

prestasi kerja, dimana penilaian prestasi kerja merupakan salah satu faktor kunci

pengembangan karyawan yang efektif. Jika dilákukan penilaian prestasi kerja

berarti lembaga telah memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dalam

organisasi tersebut secara balk. Pada akhirnya bahwa dalam melakukan penilaian

harus dihindari adanya unsur-unsur “suka” dan “tidak suka” dan penilaian

sehingga obyek aktivitas penilaian dapat dicapai.

Martoyo (2000:84) menjelaskan bahwa penilaian prestasi kerja adalah suatu

proses dimana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja

kerja karyawan. Jika penilaian yang dilaksanakan dengan tertib, baik dan benar

maka dapat membantu meningkatkan semangat kerja, para karyawan dengan

loyalitas yang tinggi terhadap organisasi. Berpijak dan pengertian tersebut dalam

penelitian ini maka untuk menilai kinera karyawan dan kuantitas dan kualitas

yang diselesaikan dalam waktu tertentu dan dimensi-dimensi yang ada dalam

(35)

26 Disamping itu, peniiaian kinerja hendaknya memberikan suatu gambaran

yang akurat terhadap kinerja karyawan dan untuk mencapai tujuan-tujuan

organisasi. Sedangkan penilaian mi seharusnya mempunyai hubungan dengan

karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan diantaranya mempunyai

standar-standar prestasi karyawan dan penggunaan berbagai ukuran yang diandalkan akan

tetapi penilaian ini sering tidak berhasil dalam menilai, sehingga menyebabkan

penilaian prestasi kerja menjadi tidak jelas atau bias.

Menurut Handoko (2001: 142-148) menyebutkan beberapa teknik peniiaian

orestasi kerja yaiig mencakup antara lain:

1) Rating scale

Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan hasil pekerjaan karyawan

dengan faktor-faktor (kriteria) yang dianggap penting bagi pelaksanaan kerja

tersebut.

2) Checklist

Metode penilaian ini dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai.Penilai

tinggal memilih kalimat-kalimat atau menggambarkan prestasi kerja dan

karakteristik-karakteristik karyawan.

3) Metode peristiwa kritis

Penilaian ini merupakan metode penilaian yang mendasrakan pada

catatan-catatan penilai yang menggambarkan prilaku karyawan sangat baik atau

(36)

27 4) Metode peninjauan lapangan

Peniilaian yang dilakukan ini lebih terstandarisasi karena departemen

personalia turun ke “lapangan” dan membantu para penyelia dalam penilaian

iangsung tentang prestasi kerja karyawan.

5) Tes dan observasi prestasi kerja

Penilaian ini dapat dilakukan apabila jumlah pekerjaan terbatas, penilaian

prestasi kerja bisa didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan.

6) Metode-metode evaluasi kelompok

Penilaian ini digunakan untuk mengevaluasi kelompok-kelompok karyawan

dalam pengambilan keputusan mengenai kenaikan upah, promosi, dan berbagai

bentuk penghargaan organisasional karena dapat menghasilkan ranking karyawan

dan yang terbaik sampai terjelek.

C.Hubungan Pelatihan dan Kinerja Karyawan

Sebenarnya kinerja juga merupakan prilaku karyawan dalam berusaha, dan

prilaku adalah fungsi hubungan antara organism dan stimuli yang berupa

lingkungan baik fisik maupun sosial budaya maka kinerja terbentuk dan fungsi

hubungan seperti itu. Jadi, ada ciri individual dan ciri lingkungan yang

membentuk kinerja. Kinerja sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang menurut

ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan pada kesatuan waktu

atau ukuran tertentu. Oleh karena itu, kinerja merupakan tindakan-tindakan atau

(37)

28 Frans Leonardi (2005 : 2-3) menyatakan sebagai kajian penelitian terdahulu,

yang menyatakan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk

memperbaiki atau meningkatkan kinerja pegawai dan produktivitas perusahaan,

serta memastikan bahwa penurunan kinerja atau pun masalah yang ada adalah

disebabkan karena kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap kerja,

bukan oleh alasan-alasan yang lain yang tidak bisa diselesaikan oleh pelatihan.

Dengan demikian jelas bahwa pelatihan memiliki pengaruh dalam

meningkatkan kinerja pegawai, oleh karena itu dengan adanya pelatihan

diharapkan dapat menanggulangi penurunan kinerja pegawai yang diakibatkan

oleh kekurang mampuan dalam memahami terhadap peralihan teknologi serta

perubahan pengetahuan yang semakin ketat.

Oleh karena itu, tujuan pelatihan ini mempunyai berbagai manfaat karier

dalam waktu jangka panjang, yang pada akhirnya dapat membantu karyawan

untuk memiliki tanggung jawab yang lebih besar dimasa yang akan mendatang.

Sehingga pelatihan bisa membantu para karyawan untuk lebih mudah

melaksanakan pekerjaannya pada hakekatnya, waktu dan upaya yang dilakukan

dalam program pelatihan tidak mungkin bisa digunakan untuk menutup

kesenjangan antara kecakapan atau kemampuan para karyawan dengan

perrmintaan jabatan. Program-program tersebut diharapkan dapat meningkatakan

efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang telah

direncanakan dan diterapkan dengan baik dapat memperoleh heberapa hasil.

(38)

29 didalam perusahaan maka akan tecipta produktivitas yang tinggi, yang lebih

harmonis dan semangat yang lebih meningkat.

D.Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang mendasari penelitian ini adalah bahwa kinerja

karyawan (secara individu) merupakan sesuatu yang dianggap sangat penting bagi

perusahaan atau organisasi. Dengan kinerja karyawan yang tinggi diharapkan

tercapainya tujuan pribadi karyawan maupun tujuan organisasi.

Kinerja karyawan akan dapat dicapai bilamana karyawan tersebut

mempunyai semangat, kegairahan kerja, dan psikis baik. Kegairahan kerja ini

akan dapat dicapai bilamana ada keamanan diri sendiri, kondisi lingkungan kerja

yang meenyenangkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja karyawan

adaiah dengan memberikan pelatihan.

Berdasarkan pengertian teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan

dimuka maka dalam penelitian mi dapat dibuat skema kerangka berfikir yang

ditunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

(39)

30 Dari kerangka pikir konseptual tersebut diatas dapat dijelaskan, bahwa

kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam meaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang yang diberikan kepadanya. Untuk penilaian seorang pegawai dapat

dilakukan berbagai cara pengukuran yang digunakan, tetapi hampir seluruh cara

pengukuran kinerja dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan

waktu (Dhrama, 2003)

Kinerja karyawan ditentukan oleh pelatihan yang meliputi materi pelatihan,

kualitas pelatih, metode pelatihan, saran pelatihan. Secara teoritis semakin tinggi

tingkat pelatihan, maka diharapkan tingkat kinerja akan semakin naik. Dengan

pelatihan yang meningkatkan akan mampu meningkatkan (skill) dan kemampuan

(ability) kinerja seorang karyawan dalam pencapaian tujuan organisasinya

(Dessler, 2003: 265).

E.Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara dari suatu gejala atau

fenomena yang masih diperlukan pengujian atau pembuktian. Berdasarkan

gambar diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu: “Pelatihan

mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan” pada Shafira Cake and

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan pada Direktorat Produksi PT Pupuk Iskandar Muda Lhokseurnawe, Permasalahan

Pengaruh Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Di PT Gamatex Cimahi. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami peran pelatihan dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan pada PTPN VII Distrik Cinta Manis, yang terletak di Desa

Jumlah Peserta Pendidikan dan Pelatihan karyawan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Tahun 2011-2013. Pendidikan Dan Pelatihan Jumlah Peserta Pendidikan Dan

Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Menurut Persepsi Karyawan Bagian Produksi PT. Inti Mega Sol , Skripsi,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada PT.. Pacific Global Utama

Kriteria yang digunakan adalah karyawan bagian proyek PT Adhi Karya Surabaya yang telah menerima pelatihan dan jumlah responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

Mengingat betapa pentingnya pelatihan dan lingkungan kerja karyawan dalam upaya peningkatan kinerja kerja karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas,