• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN BELAJAR SEJARAH MELALUI METODE LITERASI TERHADAP PEMAHAMAN WACANA PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN NDONESIA KELAS X SMA NEGERI 1 SIPAHUTAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDEKATAN BELAJAR SEJARAH MELALUI METODE LITERASI TERHADAP PEMAHAMAN WACANA PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN NDONESIA KELAS X SMA NEGERI 1 SIPAHUTAR."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN BELAJAR SEJARAH MELALUI METODE LITERASI TERHADAP PEMAHAMAN WACANA “ PERSEBARAN

MANUSIA DI KEPULAUAN NDONESIA” KELAS X SMA NEGERI 1 SIPAHUTAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

CENDANA TAMPUBOLON NIM 3121121002

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Cendana Tampubolon NIM 3121121002 Pendekatan Belajar Sejarah Melalui

Metode Literasi Terhadap Pemahaman Wacana “persebaran manusia di

kepulauan Indonesia” KELAS X SMA N 1 Sipahutar. Skripsi: Program

Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan

2016.

Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui secara mendalam bagaimana

proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan belajar melalui metode

literasi. Dan mengetahui hasil belajar siswa melalui metode literasi

terhadappemahaman wacana.Hasil penelitian pendekatan belajar membahas

pembelajaran dalam dunia pendidikan yang tidak akan ada habisnya. Pendekatan

pembelajaran

sendiri

memiliki

artisuatu

sudutpandang

tentangproses

pembelajaran yang masih dalam arti umum yang didalamnya dapat mewadahi,

menguatkan, menguatkan, inspirasi.Dalam penelitian ini penulis mengadakan

penelitian sejarah dengan menggunakan teknik analisis data dimana penulis

menjelaskan secara sistematis dan objektif dengan cara observasi untuk

menegakkan fakta dari menarik kesimpulan yang kuat.

Dalam menganalisa data penulis melakukan langkah langkah dengan cara

mengumpulkan data, menganalisa data, interprentasi data dan membuat

kesimpulan serta membandingkan dengan buku buku yang lain yang

mengelompokkan data secara analisa dari berbagai data kita simpulkan.

Pendekatan Belajar Sejarah Melalui Metode Literasi TerhadapPemahaman

Wacana “Persebaran manusia dikepulauan Indonesia” SMA N 1 Sipahutar. Dapat

disimpulkan bahwa metode literasi merupakan suatu pemahaman belajar dalam

teks lisan. Metode literasi akan membantu siswa juga dalam mengembangkan

suatu pemahaman kritis dan yang diberitahu sifat alami suatu media dan teknik

yang lebih spesifik.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai dan memberikan berkat yang begitu luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pendekatan Belajar Sejarah Melalui Metode Literasi Terhadap Pemahaman Wacana “Persebaran manusia dikepulauan Indonesia” SMA N 1 Sipahutar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu segala masukan baik berupa kritik maupun saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaa dimasa yang akan datang.

Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis mengalami kesulitan mengingat keterbatasan pemahaman dan pengetahuan penulis. Penulis sangat bersyukur karena mendapat dukungan dan dorongan yang tidak henti hentinya diberikan oleh berbagai pihak selama ini. Motivasi motivasi yang diberikan kepada penulis sangat membantu moral sehingga memberikan semangat dan kekuatan bagi penulis untuk segera menyelesaikanya. Walaupun melalui proses yang tersendat sendat, mulai dari proses pengumpulan data sampai pada akhir penulisan.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

– Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

– Dra. NurmalaBerutu, M.Pdselakuketuadekanfakultasilmusosial. – Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan

(7)

– Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang memberikan bimbingan dan arahan secara khusus kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

– Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku dosen pembimbing akademik dan penguji I yang memberi masukan dan kritik yang membangun kepada penulis selama perkuliahan.

– Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku dosen penguji III yang telah memberi nasehat dan masukan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi.

– Ayahanda P Tampubolon, terimakasih untuk pengorbanan yang luar biasa yang diberikan kepada keluarga sebagai ayah yang senantiasa memberi nasehat, doa yang tiada henti hentinya, dan perhatian kepada penulis. Dan juga Ibunda N. Br. Simanjuntak tercinta yang luar biasa menjadi ibu yang tangguh dan seantiasa mencurahkan doa yang tulus kepada penulis.

– Kepada kaka Paurina, Citra, Melda terimakasih atas doa semangat dan nasehat yang diberikan kepada penulis, dan tidak lupa adek saya Cempaka yang telah memberikan semangat kepada penulis. – Kepada keluarga besar yang walaupun terpisahkan jarak tetap

memberi dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan, penelitian, sampai pengerjaan skripsi selesai.

– Bapak Iwan Silitonga selaku Guru Sejarah di SMA N 1 Sipahutar yang bersedia memberikan kesempatan kepada saya untuk membantu dan membimbing selama penelitian.

(8)

– Teman teman seangkatan stambuk 2O12, khususnya A reguler 2O12 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan dan kekompakanyang terbina baik selama kurun waktu empat tahun ini. Semoga kita semua suskes.

– Teman satu kos Adelina, Gatot, Dewi, Lasri, Tiarma. Terimakasih atas dukungan dan juga semangat yang kalian berikan kepada penulis.

– Teman PPL Balige, Dewi, Sinta, Lisma, Lisna, Vero, Uci, Davit, Niko, Doni, yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas semangat dan dukungan dari semua teman PPL semoga nantinya kita sama sama suskses. Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untukskripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi yang membaca.

Medan,20Agustus 2016

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS A. Kajian Pustaka...14

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...33

C. Populasi dan sampel...34 A. Sejarah SMA Negeri 1 Sipahutar...38

1. KeadaanGuru...39

2. Keadaaan siswa...41

(10)

B. Pembahasan...45 1. Proses pembelajaran sejarah melalui metode literasi...45 2. Pendekatan literasi untuk meningkatkan pemahaman wacana

sejarah...48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...56 B. Saran...58 DAFTAR PUSTAKA...60 Daftar tabel

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses agenda pembelajaran. Agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dalam dirinya, masyarakat bangsa dan negara (Undang-undang RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1).

Antara siswa dengan pengajar dan sumber belajar dalam suatu lingkungan. Pembelajaran merupakan bentuk bantuan yang diberikan pengajar supaya bisa terjadi proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu murid supaya bisa belajar secara baik.

Pembelajaran mempunyai arti yang mirip dengan pengajaran, meskipun memiliki konotasi yang tidak sama. Pada konteks pendidikan, seorang guru mengajar agar murid bisa belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga memperoleh sesuatu obyektif yang ditentukan atau aspek kognitif, serta bisa mempengaruhi perubahan sikap atau aspek afektif, dan ketrampilan atau aspek psikomotor.

(12)

Dari proses belajar belajar mengajar akan diperoleh suatu hasil belajar. Agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar harus dilakukan dengan baik dan terorganisasi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku dari melihat, membaca, mendengar dan mencoba sesuatu hal dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Dalam belajar pasti juga ada proses mengajar. Mengajar pada dasarnya merupakan usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.

Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuanyang bersumberdari mata pelajaran yang diberikan disekolah. Sedangkan mata pelajaran itu sendiriadalah pengalaman manusia masa lalu yang sudah disusun secara sistematis dan logis.

Kemudian diuraikan kembali dalam buku buku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai siswa. Kadang, siswa tidak perlu memahami apa gunanya mempelajari bahan tersebut. Karena kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan biasanya adalah tes hasil belajar tertulis. Yang dilaksanakan secara periodik.

(13)

kalau ternyata materi yang dikuasainya itu tidak berdampak terhadap perubahan perilaku dan kemampuan siswa.

Ketika membaca siswa mengontruksikan makna dalam berbagai cara, fokus perhatian mereka pada informasi atau gagasan yang mereka baca tentu berlainan satu dengan yang lainya. Sama hal nya dengan kemampuan mereka dalam menarik suatu kesimpulan dari bacaan. Menafsirkan dan mengintergrasikkan informasi dangagasan, serta menguji dan mengavaluasi berbagai jenis wacana yang juga bervariasi.

Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik sehingga terbentuklah proses pemahaman. Kemudian pengertian yang lebih luas mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik –baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Pengajaran mempunyai kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak saja, yaitu pekerjaan guru. Pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan murid.

Sebelum kita bahas pengertian pembelajaran, terlebih dahulu kita bahas konsep tentang mengajar. Proses pembelajaran pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses mengajar. Secara umum ada dua konsep mengajar, yakni mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran dan mengajar sebagai proses mengatur lingkungan. Kedua konsep tersebut memiliki konsekuaensi yang berbeda terhadap pelaksanaan proses pembelajaran.

(14)

diartikan dengan memindahkan, seperti misalnya mentransfer uang. Sebab, kalau kita analogikan dengan mentransfer uang, maka jumlah uang yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi berkurang bahkan hilang setelah ditrans-fer pada orang lain.

Apakah mengajar juga demikian apakah ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru, akan menjadi berkurang setelah dila-kukan proses mentransfer tidak bukan Bahkan mungkin saja ilmu yang dimiliki guru akan semakin bertambah. Karena itu kata mentransfer dalam kon-teks ini diartikan sebagai proses menyebarluaskan, seperti menyebarluaskan atau memindahkan api. Ketika api dipindahkan atau disebarluaskan, maka api itu tidaklah menjadi kecil akan tetapi semakin membesar.

Untuk proses mengajar, sebagai proses menyampaikan pengetahuan akan lebih tepat jika diartikan dengan menanamkan ilmu pengetahuan. Kalau kita anggap mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran, maka kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran akan memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting.

(15)

minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi dan guru sebagai evaluator.

Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan, seperti misalnya materi pelajaran apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang harus digunakan dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan perannya sebagai penyampai informasi, sering kali guru menggunakan metode ceramah sebagai metode utama.

Metode ini merupakan metode yang dianggap ampuh dalam proses pembelajaran, karena pentingnya metode ini, maka biasanya guru sudah merasa mengajar apabila sudah melakukan ceramah, dan tidak mengajar apabila tidak melakukan ceramah. Sedangkan, sebagai evaluator guru juga berperan dalam menentukan alat evaluasi keberhasilan pengajaran. Biasanya kriteria keberhasilan proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.

Konsep mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran, me-nempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi pelajaran. Mereka dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui proses pengajaran mereka dituntut mema-hami segala sesuatu yang diberikan guru.

(16)

bermanfaat. Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya, bahkan untuk belajar sesuai de-ngan gayanya sangat terbatas. Sebab, dalam proses pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.

Proses pengajaran berlangsung pada tempat tertentu misalnya terjadi di dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Adanya tempat yang telah ditentukan, sering proses pengajaran terjadi sangat formal. Siswa duduk dibangku berjejer, dan guru di depan kelas.

Demikian juga halnya dengan waktu yang diatur sangat ketat, Misalnya mana-kala waktu belajar suatu materi pelajaran tertentu telah habis, maka segera siswa akan belajar materi lain sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Cara mempelajarinya pun seperti bagian-bagian yang terpisah, seakan-akan tidak ada kaitannya antara materi pelajaran yang satu dengan yang lain.

Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Sedangkan, mata pelajaran itu sendiri adalah pengalaman-pengalaman manusia masa lalu yang disusun secara sistematis dan logis.

(17)

penguasaan materi pelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan biasanya adalah tes hasil belajar tertulis (paper and pencil test) yang dilaksanakan se-cara periodik.

Pandangan lain mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan dengan harapan agar siswa belajar. Dalam konsep ini yang penting adalah belajarnya siswa. Untuk apa menyampaikan materi pelajaran kalau siswa ti-dak berubah tingkah lakunya, untuk apa siswa menguasai materi pelajaran sebanyak-banyaknya kalau ternyata materi yang dikuasainya itu tidak berdampak terhadap perubahan perilaku dan kemampuan siswa.

Dengan demikian yang penting dalam mengajar adalah proses merubah perilaku. Dalam konteks ini mengajar tidak ditentukan oleh lamanya serta banyaknya materi yang di-sampaikan, akan tetapi dari dampak proses pembelajaran itu sendiri. Bisa terjadi guru hanya beberapa menit saja di muka kelas, namun dari waktu yang sangat singkat itu membuat siswa sibuk melakukan proses belajar, itu sudah dikatakan mengajar.

Suatu proses belajar diartikan berlangsungnya aktivitas masuknya informasi melalui panca indera yang menghasilkan pembaharuan ada kognitif dan ada perilaku. Pembelajaran diartikan menjadi suatu pengalaman dan interaksi antara individu dengan pendidik dan memberi dampak terhadap perolehan sesuatu yangbaru melalui alat indra ada kognitif atau perilaku.

(18)

ini perlu mendapat perhatian yang lebih banyak. Belajar hanya akan terjadi dengan kegiatan anak itu sendiri. Ia bukan bejana yang harus diisi oleh guru dengan berbagai pengetahuan.

Dalam kenyataannya masih kebanyakan proses belajar mengajar dilakukan secara klasikal, walaupun diketahui bahwa ada perbedaan individual, bahan pelajaran masih uniform bagi semua murid. Diharapkan dan dituntut dari setiap anak untuk belajar dengan kecepatan yang sama. walaupun diketahui bahwa kelas heterogen guru mengagnggap dan memperlakukan anak anak seakan kelas itu homogin.

Oleh sebab itu banyak kegagalan dan prustasi yang dialami oleh anak anak. Bagaimana pengaruhnya terhadap pribadi anak dapat kita rasakan, yakni rasa enggan belajar, benci terhadap pelajaran, merasa terpaksa ke sekolah, rasa rendah diri dan berbagai efek negatif lainya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kehidupan masyarakat yang telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan.

(19)

Kegiatan membaca perlu dibiasakan sejak dini yakni sejak anak mengenal huruf, tentunya ini memerlukan ketekunan dan latihan agar kebiasaan membaca khususnya membaca pemahaman dapat dicapai.

Kemampuan membaca ialah kemampuan seorang dalam memahami isi bacaan secara keseluruhan. Memahami isi suatu bacaan memang bukan perkara yang mudah itulah yang dialami oleh sebagian besar siswa di semua jenjang mulai SMP dan SMA contohnya SMA N 1 Sipahutar. Kemampuan membaca merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam masyarakat terpelajar. Kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran.

Hal tersebut membuktikan pentingnya penguasaan kemampuan membaca karena kemampuan membaca merupakan salah satu standart kemampuan bahasa yang harus dicapai pada semua jenjang. Melalui kemampuan membaca diharapkan siswa mampu membaca dan memahami teks wacana dengan ketepatan yang memadai. Ketika membaca siswa mengkontruksikan makna dalam berbagai cara.

(20)

Dalam proses membaca siswa sebenarnya menguji pemahaman mereka dan melakukan penyesuaian yang mereka lakukan secara tidak sadar. Latar belakang dan pengetahuan mereka sebagai pembaca melengkapi pemahaman mereka dalam menangani penggunaan bahasa, memahami berbagai jenis wacana dan pokok bahasan yang dibacanya.

Salah satu jenis metode belajar yang berkaitan dengan pemahaman adalah metode literasi, yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa itu memahami sebuah isi bacaan yang di berikan oleh guru tersebut, dan mampu menjelaskan pelajaran secara lisan yang sudah di sampaikan oleh guru. Metode ini bertujuan untuk menyelesaikan maupun mengulang materi, apabila siswa tersebut tidak memahami apa yang dijelaskan oleh gurunya.

Setiap kegiatan di semua lembaga pendidikan pendekatan belajar melalui literasi ini akan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Untuk mencapai tujuan yang baik dari pelaksanaan proses belajar dan mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena untuk mencapai hasil yang baik diperlukan suatu usaha dan kerja keras untuk menunjang agar tercapainya tujuan yang diharapkan.

(21)

Lemahnya tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa merupakan salah satu kendala untuk pemahaman terhadap materi ataupun dalam dalam mendapatkan nilai yang memuaskan, apalagi bila metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariatif, hal ini akan membuat nilai hasil belajar siswa semakin terpuruk berada jauh di bawah standar kriteria ketuntasan belajar minimal.

Tapi kenyataanya kemampuan siswa kelas X dalam memahami wacana sejarah masih rendah, belum mampu siswa dalam membaca ditandai dengan kurangnya siswa dalam memahami wacana. Hal ini terlihat ketika siswa ditanya mengenai bagaimana isi wacana yang dibacanya siswa bingung dalam menjawab. Selain itu nilai siswa dalam pelajaran sejarah khususnya pemahaman wacana masih tergolong rendah.

Salah satu faktor diatas yan diprediksi lebih dominan daripada kenyataanya dengan kemampuan pemahaman siswa adalah guru kurang mampu memilih metode yang tepat melihat kondisi belajar siswa tersebut, peneliti mencoba sesuatu cara yaitu dengan metode literasi. Karena metode ini sangat sesuai dalam pembelajaran membaca khususnya dalam pemahaman wacana.

Untuk mengetahui apakah pendekatan belajar sejarah melalui metode literasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi wacana, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pendekatan Belajar sejarah Melalui metode

Literasi Terhadap Pemahaman Wacana “Persebaran manusia di kePulauan

(22)

B. Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Banyak siswa yang kurang memberikan perhatian saat proses belajar mengajar berlangsung

2. Siswa kurang mampu memahami wacana dalam belajar sejarah

3. Nilai pelajaran sejarah siswa khususnya dalam memahami wacana masih tergolong rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini hanya berbatas pada “ pendekatan belajar sejarah melalui metode literasi terhadap pemahaman wacana “persebaran manusia di kepulauan indonesia“ kelas X SMA N 1 SIPAHUTAR.

D. Rumusan Masalah

Dengan adanya pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses pembelajaran sejarah dilakukan melalui metode literasi 2. Bagaimanakah pendekatan literasi dapat meningkatkan pemahaman pada

wacana sejarah. E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang di capai dalam penelitian adalah :

(23)

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui metode literasi terhadap pemahaman wacana.

F. Manfaat Penelitian

1. Memperoleh wawasan pengetahuan penelitian tentang pemahaman belajar sejarah melalui metode literasi

2. Sebagai sumbangan pemikir terhadap siswa agar mengetahui bagaimana pengaruh pendekatan belajar sejarah melalui metode literasi terhadap pemahaman wacana sejarah

3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti yang melakukan penelitian pada permasalahan yang sama

4. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran melalui metode literasi

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai pendekatan belajar sejarah dengan menggunakan metode literasi terhadap suatu pemahaman wacana, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Pendekatan belajar dapat diartikan sebagai titiktolak atau sudut pandang kita terhadapproses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dan didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari suatu metode.

b. Pendekatan belajar sejarah berarti belajar menemukan sesuatu, dan mencari sesuatu yang benar benar bisa dijadikan suatu pembelajaran sejarah, kemudian memahami apa yang menjadi bukti dari sebuah informasi tersebut. Itulah yang menjadikan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

(25)

sistem yang dianggap sebagai suatu cabang logika yang berhubungan dengan prinsip prinsip yang dapat diterapkanuntuk penyelidikan ke dalam suatu eksosisi dari beberapa subjek.

d. Dari suatu prosedur, teknik, atau cara melakukian penyelidikan yang sistematis dipakai untuk suatu ilmu. Metode berarti suatu cara memandang, mengorganisasi dan memberikan bentuk dan arti khusus pada materi.

e. Berdasarkan pemahaman sejarah dapat disimpulkan bahwa metode literasi merupakan suatu pemahaman belajar dalam teks lisan. Dan suatu kemampuan untuk memecahkan suatu masalah. Dan kegiatan belajar mengajar dalam metode ini disarankan melibatkan proses berpikir untuk Dalam memecahkan masalah tentang topik yang harus dibicarakan.

f. Literasi yang dimaksud adalah literasi sejarah yaitu untuk memahami suatu wacana dengan menulis dan membaca. Selanjutnya wacana dapat juga menggunakan literasi dalam pemahaman wacana.

(26)

A. SARAN

Berdasarkan pengalaman saat melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan saran dengan menggunakan metode literasi maka akan semakin mudah bagi setiap tenaga pendidik untuk mengukur kemampuan siswa ketika membaca sebuah wacana.

Metode literasi merupakan suatu medium bagi individu untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya sehingga berhubungan erat, terutama ditempat kerja dan lingkungan tempat tinggal. Metode literasi diperlukan dalam meningkatkan kemampuan dalam berbahasa lisan. Pada saat peneliti menanyakan kembali isi dari bacaan tersebut mereka harus mampu memjelaskan apa yang benar benar dipahami dari bacaaan.

Setelah itu akan terjadi suatu interaksi antara Guru dan siswa.Peneliti mengharapkan untuk kedepanya metode literasi ini akan selalu dipakai di setiap sekolah, terkhusus pada saat proses belajar mengajar, karena hanya metode inilah yang dapat menilai dan mengukur kemampuan siswa dalam membaca sebuah isi bacaan dari wacana.

Banyak orang yang bisa membaca akan tetapi belum tentu banyak yang dapat dipahami. Jadi untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca adalah dengan menggunakan metode literasi. untuk itu peneliti mengarapkan

(27)

2. Bagi Guru : Diharapkan penggunaan metode pendekatan belajar sejarah melalui metode literasi dapat digunakan dalam pembelajaran membacapemahaman untuk meningkatkan prestasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Selain itu diharapkan guru dapat meningkatkan kinerjanya secara profesional baik dalam pengembangan dan penyampaian bahan ajar, agar siswa lebih termotivasi dalam belajar sehingga kualitas belajar lebih meningkat.

3. Bagi Sekolah : Sekolah diharapkan dapat memberikan fasilitas kepada guru untuk berinovasi dengan media maupun metode pengajaran untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Serta memotivasi guru untuk senantiasa meningkatkan kemampuan dan kinerjanya secara rofesional untuk mengembangkan dirinya dengan melakukan pembaharuan dalambidang pengajaran maupun pengajaran.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Eryanto. 2001. Analisis wacana. Yogyakarta: LKIS.

Hayat, Bahrul. 2001. Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Kochar SK. 2008. Teaching of history. Jakarta: Grasindo.

Nazir.1988. Metode Penelitian. Jakarta: KDT.

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan makna Pembelajaran. Bandung: IKAPI

Sjamsudin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Sri, Sutjianingsih. 1995. Pengajaran Sejarah. Jakarta: Proyek investasi dan dokumentasi sejarah nasional.

Syarif, Kemali. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Unimed Press.

Tanjung, Flores. 2013. Strategi belajar mengajar. Medan: Unimed Press.

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik.. Hama dan

(2) Upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar antara lain adalah: (a) memperjelas tujuan yang ingin dicapai, (b)

Sebagai Pemenang Seleksi Umum untuk Pekerjaan Perencanaan Renovasi dan Perluasan Gedung Kantor Pengadilan Negeri Negara1. Demikian Penetapan ini dibuat untuk

Ruby is an Afro American community that has isolated themselves to avoid discrimination from white people.. This situation changes when one family, the Morgans,

Menggambarkan hubungan antara komponen-komponen instalasi listrik rumah tangga sesuai dengan ketentuan yang berlaku.. Merangkai dan menyambung komponen-komponen instalasi

Keberadaan anak sebagai pedagang makanan keliling dikarenakan tiga faktor yakni faktor lingkungan sebagai faktor utama baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

Sistem layanan pemesanan tiket secara online ini diharapkan memberikan kemudahan dalam melakukan reservasi tiket kereta api tanpa harus mengantri di loket tiket, sehingga tidak

ent body weight of sheep. Data within a parameter were transformed into a similar measurement unit in order to allow direct analysis. Summary of the database used in