ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MAHASISWA DI FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
OLEH:
Dwi Rahmadani
(091101044)
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas
selesainya skripsi dengan judul “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara” sebagai tugas akhir yang harus dipenuhi di Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada saat penyelesaian skripsi ini peneliti mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta
dorongan kepada peneliti.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat :
1. dr. Dedi Ardinata, M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
3. Yessi Ariani, S.Kep.Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran dalam
penulisan skripsi ini.
4. Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd. selaku dosen penguji I.
5. Ikram, S.Kep.Ns, M.Kep selaku dosen penguji II.
6. Ikhsanudin A.Harahap S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing akademik.
7. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara
8. Kepada kedua orangtua saya, Ayahanda Trimanto yang selalu menjadi
penyemangat dan yang selalu setia memberikan nasehat dan petuah yang sampai
sekarang menjadi penyemangat penulis di setiap waktu, kepada ibunda
Nurhajidah yang senantiasa selalu mendoakan, memberikan semangat dan
motivasi, serta dukungan materi kepada penulis. Terimakasih juga kepada papa
Baleo Lompo Barita Siregar dan Ibu Srimuliati Harahap yang selalu mendoakan
dan memberikan masukan kepada penulis hingga selesai dan teruntuk
Almh.Kakakku tercinta Septia Susanti yang selalu menjadi penyemangatku
Peneliti menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih dirasakan kurang
sempurna. Karena itu peneliti menerima segala kritik dan saran dari semua pihak
guna penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Medan, Juli 2013
Penulis
Title : The Analysis of the Factors Influencing Student’s Extracurricular Activity at Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara
Name : Dwi Rahmadani
Student Reg. Number : 091101044
Department : Nursing
Academic Year : 2013
ABSTRACT
Extracurricular is an off-learning hour acitivities carried out either inside or outside of campus. The factors influencing the extracurricular activities are, among other thing, interest, motivation, and learning preocess. The purpose of this descriptive correlation study was to analyze the factors influencing the extracurricular activities and to find out the the relationship of the factors with the extracurricular activities. The population of this study was the regular 2010-2012 intake students of Faculty of Nursing, University of Sumatera and 199 of the were selected to be the samples for this study through proportional random sampling technique. The result of this study conducted in May at Faculty of Nursing, University of Sumatera showed that majority of the students (79.4%) were interested in attending the extracurricular activities, 87.4% were motivated, and 56.8% said that the the learning process they were currently doing was effective. The result of Spearman correlation statistic test showed that the p-value of interest to extracurricular activity was 0.000, the p-value of motivation to extracurricular activity was 0.002, and p-value of learning process to extracurricular activity was 0.000. The conclusion drawn is that majority of the students of Faculty of Nursing, University of Sumatera had high interest and motivation in extracurricular activity and the students said that the process of learning they were taking was effective. The result of this study is expected to provide a useful input to the faculty to develop the interest and motivation of students in attending extracurricular activities and the faculty can provide its support to the extracurricular activities.
Judul : Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Nama : Dwi Rahmadani NIM : 091101044
Jurusan : Keperawatan
Tahun Akademik : 2013
Abstrak
Ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik di kampus ataupun di luar kampus. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikurikuler diantaranya adalah minat, motivasi, dan proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler dan mencari hubungan dari faktor-faktor tersebut dengan kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Pada penelitian ini populasinya adalah mahasiswa reguler angkatan 2010-2012 Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara. Ada sebanyak 199 orang mahasiswa yang diambil menjadi sample penelitian dengan menggunakan tehnik “proportional random sampling”. Penelitian ini dilakukan bulan Mei di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler (79,4%), termotivasi berjumlah (87,4%), dan (56,8%) menyatakan proses pembelajaran yg saat ini mereka jalani sudah efektif. Dari hasil uji statistik spearman correlation diperoleh nilai p-value minat dengan kegiatan ekstrakurikuler sebebsar 0,000, nilai p-value motivasi dengan kegiatan ekstrakurikuler sebesar 0,002, dan nilai p-value proses pembelajaran dengan kegiatan ekstrakurikuler sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara memiliki minat dan motivasi yang tinggi terhadap kegiatan ekstrakurikuler dan mahasiswa menyatakan proses pembelajaran yang sudah efektif. Diharapkan memberikan masukan yang berguna bagi Fakultas untuk mengembangkan minat dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan fakultas dapat memberikan dukungan dalam kegitatan ekstrakurikuler.
DAFTAR ISI
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegiatan Ekstrakurikuler ... 6
BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual ... 30
3.2 Defenisi Operasional ... 31
3.3 Hipotesa ... 33
BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 34
4.2 Populasi, Sampel ... 34
4.2.2. Sampel ... 34
BAB V. Hasil dan Pembahasan 5.1 Hasil Penelitian ... 44 BAB VI. Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan ... 59
1. Lembar Persetujuan Responden 2. Kuisioner Data Demografi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Definisi Operasional Variabel Penelitian... 31 Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik mahasiswa yang Menjadi Responden... 45 Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Minat, Motivasi dan Proses Pembelajaran di Fakultas Keperawatan USU terhadap kegiatan Ekstrakurikuler... 46 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Persentase Kegiatan Ekstrakurikuler... 47 Tabel 5.Hasil uji statistik spearman correlation minat dengan kegiatan
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1 Kerangka penelitian terhadap analisa faktor-faktor yang mempengaruhi
kegiatan ekstrakurikuler di Fakultas Keperawatan
Title : The Analysis of the Factors Influencing Student’s Extracurricular Activity at Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara
Name : Dwi Rahmadani
Student Reg. Number : 091101044
Department : Nursing
Academic Year : 2013
ABSTRACT
Extracurricular is an off-learning hour acitivities carried out either inside or outside of campus. The factors influencing the extracurricular activities are, among other thing, interest, motivation, and learning preocess. The purpose of this descriptive correlation study was to analyze the factors influencing the extracurricular activities and to find out the the relationship of the factors with the extracurricular activities. The population of this study was the regular 2010-2012 intake students of Faculty of Nursing, University of Sumatera and 199 of the were selected to be the samples for this study through proportional random sampling technique. The result of this study conducted in May at Faculty of Nursing, University of Sumatera showed that majority of the students (79.4%) were interested in attending the extracurricular activities, 87.4% were motivated, and 56.8% said that the the learning process they were currently doing was effective. The result of Spearman correlation statistic test showed that the p-value of interest to extracurricular activity was 0.000, the p-value of motivation to extracurricular activity was 0.002, and p-value of learning process to extracurricular activity was 0.000. The conclusion drawn is that majority of the students of Faculty of Nursing, University of Sumatera had high interest and motivation in extracurricular activity and the students said that the process of learning they were taking was effective. The result of this study is expected to provide a useful input to the faculty to develop the interest and motivation of students in attending extracurricular activities and the faculty can provide its support to the extracurricular activities.
Judul : Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Nama : Dwi Rahmadani NIM : 091101044
Jurusan : Keperawatan
Tahun Akademik : 2013
Abstrak
Ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik di kampus ataupun di luar kampus. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikurikuler diantaranya adalah minat, motivasi, dan proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler dan mencari hubungan dari faktor-faktor tersebut dengan kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Pada penelitian ini populasinya adalah mahasiswa reguler angkatan 2010-2012 Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara. Ada sebanyak 199 orang mahasiswa yang diambil menjadi sample penelitian dengan menggunakan tehnik “proportional random sampling”. Penelitian ini dilakukan bulan Mei di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler (79,4%), termotivasi berjumlah (87,4%), dan (56,8%) menyatakan proses pembelajaran yg saat ini mereka jalani sudah efektif. Dari hasil uji statistik spearman correlation diperoleh nilai p-value minat dengan kegiatan ekstrakurikuler sebebsar 0,000, nilai p-value motivasi dengan kegiatan ekstrakurikuler sebesar 0,002, dan nilai p-value proses pembelajaran dengan kegiatan ekstrakurikuler sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara memiliki minat dan motivasi yang tinggi terhadap kegiatan ekstrakurikuler dan mahasiswa menyatakan proses pembelajaran yang sudah efektif. Diharapkan memberikan masukan yang berguna bagi Fakultas untuk mengembangkan minat dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan fakultas dapat memberikan dukungan dalam kegitatan ekstrakurikuler.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Maryati (2008), pendidikan mempunyai peranan yang
sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama
bagi pembangunan bangsa dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003, Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Sedangkan tujuan pendidikan pada umumnya
ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk
mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal sehingga dapat
mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan
pribadinya dan kebutuhan masyarakat (Dazefa, 2010).
Mahasiswa yang berpendidikan adalah sosok yang semestinya kritis,
logis, berkemauan tinggi , respect dan tanggap terhadap permasalahan umat
dan bangsa, mau bekerja keras, belajar terus menerus, mempunyai nyali
masyarakat serta spiritualis dan konsisten dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
kepada Tuhan Yang Maha Esa.Dengan konsep itulah, mahasiswa semestinya
bergerak dan menyadari dirinya akan eksistensi sebagai mahasiswa.
Mahasiswa yang belajar tidaklah hanya sebatas mengejar gelar akademis atau
nilai indeks prestasi (IP) yang tinggi dan mendapat penghargaan cumlaude,
lebih dari itu mahasiswa harus bergerak bersama rakyat dan pemerintah untuk
membangun bangsa, atau paling tidak dalam lingkup yang paling mikro, ada
suatu kemauan untuk mengembangkan civitas/perguruan tinggi dimana ia
kuliah. Misalnya dengan ikut serta/aktif di Organisasi Mahasiswa, baik itu
Organisasi Intra kampus (BEM dan UKM) ataupun Organisasi Ekstra kampus,
ekstrakurikuler, serta aktif dalam kegiatan-kegiatan lain yang mengarah pada
pembangunan bangsa (Waris, 2010).
Menurut Hapsari (2010) kegiatan di masa remaja sering hanya
berkisar pada kegiatan kuliah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di
rumah, selain urusan tersebut remaja memiliki banyak waktu luang. Waktu
luang tanpa kegiatan yang berarti akan menimbulkan gagasan untuk mengisi
waktu luang dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila remaja melakukan
kegiatan yang positif tentu tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika
waktu luang tersebut digunakan untuk melakukan kegiatan yang negatif maka
lingkungan dapat terganggu. Sanchezruiz (2010) menyatakan bahwa pengisian
waktu luang yang baik dengan cara menyesuaikan dengan umur remaja, masih
merupakan masalah bagi kebanyakan remaja. Kebosanan dan perasaan enggan
Menurut Depdiknas (2005), Pengisian waktu luang bagi mahasiswa
dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler bermakna untuk memperluas pengetahuan mahasiswa, dalam
arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para
mahasiswa yang berkaitan dengan mata kuliah sesuai dengan program
kurikulum yang ada. Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler antara lain mengembangkan
mahasiswa untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta
memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan
melihat tujuan tersebut, tentunya diperlukan suatu proses pendidikan di kampus
yang bisa mengembangkan semua aspek yang diperlukan bagi mahasiswa
(Dazefa, 2010).
Faktor-faktor yang memperngaruhi ekstrakurikuler meliputi minat,
motivasi dan, proses pembelajaran. Adapun kegiatan ekstra kurikuler yang
terdapat di dalam Fakultas Keperawatan USU antara lain Pemerintahan
Mahasiswa (PEMA), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), forkis, club tari, club
futsal, paduan suara.
Hasil wawancara dari 10 mahasiswa Fakultas Keperawatan USU
bahwa ekstrakurikuler yang ada di Fakultas Keperawatan tidak aktif dan
mahasiswa keperawatan tidak terlihat antusias untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran Fakultas Keperawatan USU yang kebanyakan menyita waktu
sehingga mahasiswa hanya mempunyai waktu luang yang sempit untuk
melakukan aktivitas di luar jam kuliah seperti mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisa
faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler di Fakultas Keperawatan
USU.
1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum
Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler
mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU.
1.2.2. Tujuan khusus
Bertujuan untuk mengidentifikasi :
a. Mengidentifikasi Minat, motivasi dan proses pembelajaran
Mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
b. Hubungan minat dengan kegiatan ekstrakurikuler
c. Hubungan motivasi dengan kegiatan ekstrakurikuler
d. Hubungan sistem pembelajaran dengan kegiatan ekstrakurikuler
1.3 Pertanyaan Penelitian
a. Apakah ada hubungan minat dengan kegiatan ekstrakurikuler ?
b. Apakah ada hubungan motivasi dengan kegiatan ekstrakurikuler ?
c. Apakah ada hubungan proses pembelajaran dengan kegiatan
1.4Manfaat Penelitian
Hasil ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.4.1 Bagi Fakultas
Sebagai bahan masukan yang berguna untuk mengembangkan
minat dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
1.4.2 Bagi Pendidikan
Sebagai bahan masukan yang berguna untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler
mahasiswa di fakultas keperawatan USU
1.4.3 Bagi Peneliti lanjut
Dapat sebagai bahan acuan dalam pembuatan penelitian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kegiatan Ekstrakurikuler 2.1.1. Pengertian Ekstrakurikuler
Menurut Depdiknas (2003), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling. Untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka. Pengembangan ini dapat dilakukan melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di kampus (Dazefa, 2010).
Menurut Mahoney (2005), mengemukakan manfaat positif tentang
keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler bagi remaja, keterlibatan
menghubungkan kegiatan untuk hasil-hasil yang positif pada hal sosial, emosional,
dan akademis. Menurut Mahoney (2005) kegiatan ekstrakurikuler merupakan
kegiatan bersama yang dilakukan di kampus, namun sebagai kegiatan tambahan
dan bukan merupakan kegiatan utama di kampus, tetapi memiliki tujuan jelas yang
berguna pada pengembangan anak. Sebagian besar kegiatan ekstrakurikuler
dilakukan setelah jam kuliah, meskipun beberapa kampus melakukannya
kegiatannya di akhir pekan, terutama pada sekolah menengah. Ekstrakurikuler
merupakan wadah pembentuk karakter mahasiswa dalam lingkungan kampus yang
melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung
dengan materi kurikulum. Orang yang terlibat dengan kegiatan ekstrakurikuler di
masa kecil menengah juga memiliki hasil psikososial dan akademik yang lebih
positif. Keterlibatan ekstrakurikuler dapat mempengaruhi persepsi pengembangan
diri, kepentingan aktivitas, atau kerjasama jangka panjang dalam kegiatan selama
masa remaja (Dazefa, 2010).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002:291) ekstrakurikuler itu
adalah : “suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam
kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan mahasiswa”. Kegiatan
ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini
memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan kepada mahasiswa,
terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat
mereka (Azhari, 2012).
Menurut Sayotte (2010), kegiatan ekstrakurikuler adalah upaya untuk
mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki kemampuan intelektual, emosional,
spiritual, dan sosial. Melalui pengembangan aspek-aspek tersebut diharapkan
mahasiswa dapat menghadapi dan mengatasi berbagai perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam lingkungan pada lingkup terkecil dan terdekat,
hingga lingkup yang lokal, nasional, regional, bahkan global. Karena sasaran
kompetensi yang diharapkan itu meliputi jangkauan kompetensi yang amat luas,
berupa aspek intelektual, sikap emosional, dan keterampilan, maka pada akhirnya
kegiatan ekstrakurikuler menjadi tidak terbatas pada program untuk membantu
pembentukan kepribadian yang utuh termasuk di dalamnya pengembangan minat
dan bakat mahasiswa. Program kegiatan ekstrakurikuler dengan demikian harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan kurikuler, maupun
pengembangan pembentukan kepribadian (Dazefa, 2010).
Berdasarkan dari penjelasan tentang pengertian ekstrakurikuler tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam
pelajaran yang dilakukan, baik di kampus ataupun di luar kampus, dengan tujuan
untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan mahasiswa, mengenal hubungan
antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya.
2.1.2. Fungsi Ekstrakurikuler
Fungsi kegiatan ekstrakurikuler seperti tercantum dalam petunjuk
pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler Depdikbud (1995 : 134) yaitu :
“kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengaitkan pengetahuan yang
diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan
serta usaha pemantapan dan pembentukan kepribadian siswa agar terpadu kea rah
kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatif” (Dazefa, 2010).
2.1.3. Tujuan Ekstrakurikuler
Menurut Lutan (2000), kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar mahasiswa
dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya dalam arti: Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, memiliki rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Dazefa, 2010).
Selain itu tujuan ekstrakurikuler jugxa untuk lebih memantapkan pendidikan
kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam
program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
2.1.4. Misi Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Mahoney (2005), misi dari kegiatan ekstrakurikuler pada
umumnya adalah untuk mendukung pengembangan seperti inisiatif, kemampuan
kepemimpinan, kemampuan organisasi, dan kemampuan pemecahan masalah
sosial, dan hal-hal yang tidak dipelajari di kelas belajar kebanyakan. Jika misi
kampus adalah untuk membantu mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang
produktif dan untuk menikmati hidup dengan prioritas akademik yang jelas, maka
berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler. Misi khusus dari kegiatan ekstrakurikuler
adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan ekstrakurikuler secara langsung mendukung karya akademis. Hal
ini meningkatkan keterampilan yang dialihkan ke ruang kelas, atau
menyediakan konteks untuk aplikasi praktis keterampilan belajar di ruang
kelas.
b. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kompensasi dan secara tidak langsung
mendukung kegiatan akademik. Pada kegiatan ini mahasiswa dapat
mengikutinya dengan lebih santai daripada saat mengikuti kegiatan
c. Kegiatan ekstrakurikuler bersifat komplementer terhadap perkembangan
remaja. Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai aspek-aspek lain dari
perkembangan remaja seperti pemecahan masalah sosial, perencanaan
strategis dan pengorganisasian, dan pelatihan kepemimpinan.
d. Kegiatan ekstrakurikuler membantu dalam pekerjaan akademis atau tugas
tugas remaja lainnya.
e. Kegiatan ekstrakurikuler adalah netral terhadap aspek-aspek lain dari
kehidupan remaja, dapat mempengaruhi secara positif atau negative
(Dazefa, 2010).
2.1.5 Tahapan Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Mahoney (2005), kegiatan ekstrakurikuler biasanya bergerak
melalui empat tahapan, yaitu:
a. Bermain Spontan (Spontaneous Play)
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan organisasi mandiri sehingga
membutuhkan negosiasi dan pemecahan masalah secara spontan.
b. Permainan Rekreasi (Recreational Games)
Kegiatan ekstrakurikuler berpusat pada kebugaran, keterampilan membina
hubungan dengan koordinasi, persahabatan, dan bermain.
c. Rekreasi Tim (Recreational Team Sports)
Kegiatan ekstrakurikuler mengedepankan pengembangan keterampilan
d. Kompetisi Elit (Elite Competition)
Dalam kegiatan ekstrakurikuler, usaha dan keadilan subordinasi dapat
melihat keterampilan kinerja dan prestasi (Dazefa, 2010).
2.1.6. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler
Mahoney (2005), menyatakan bahwa berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler akan mempengaruhi secara positif perkembangan selama masa
remaja dalam jangka pendek dan jangka panjang. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
antara lain:
a. Membantu remaja memperoleh pendidikan pada hal kepercayaan dan
keterampilan kognitif yang dibutuhkan untuk memahami peran pekerjaan
orang dewasa.
b. Bekerja melalui isu-isu identitas personal dan sosial.
c. Memperoleh keterampilan interpersonal yang dibutuhkan untuk membentuk
hubungan sosial yang sehat dan untuk berhasil di dunia kerja.
d. keterampilan emosi dan perilaku yang dibutuhkan untuk menjadi orang
Memperbaiki dewasa yang independen (Dazefa, 2010).
2.1.7. Manfaat Keterlibatan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Mahoney (2005), manfaat keterlibatan dalam kegiatan
ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan Tingkat Pendidikan dan Prestasi.
Partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler meningkatkan pencapaian
sekolah, kinerja akademik yang lebih baik, meningkatkan kompetensi
interpersonal, dan aspirasi yang lebih tinggi untuk masa depan.
b. Mengurangi Masalah Perilaku.
Partisipasi dalam kegiatan organisasi dikaitkan dengan berkurangnya
masalah perilaku pada masa remaja dan menjadi dewasa muda. Partisipasi
kegiatan ekstrakurikuler terkait dengan rendahnya tingkat kenakalan seperti
penggunaan alkohol dan obat-obatan, agresi, perilaku antisosial, dan
kejahatan.
c. Meningkatkan Kemampuan Psikososial.
Partisipasi ekstrakurikuler secara positif berhubungan dengan penyesuaian
psikososial pada lingkungan remaja. Partisipasi ini terkait dengan rendahnya
tingkat emosi negatif seperti perasaan depresi dan kecemasan pada masa
remaja. Motivasi untuk belajar dan tinggi self-efficacy ini terkait dengan
partisipasi (Dazefa, 2010).
2.1.8. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler tentu berbeda-beda jenisnya, karena banyak hal
yang memang berkaitan dengan kegiatan siswa selain dari kegiatan inti. Dengan
beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada, mahasiswa dapat memilih kegiatan
yang sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Beberapa jenis kegiatan
ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah dijelaskan oleh Mahoney (2005)
a. Keterlibatan Prososial (Prosocial Activities)
Kegiatan kelompok atau partisipasi dalam kegiatan sukarelawan dan jenis
pelayanan masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pencerahan
dan motivasi kepada peserta, untuk meningkatkan kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual untuk menciptakan lingkungan yang efektif,
harmonis terhadap diri sendiri dan terhadap semua pihak.
b. Tim Olahraga (Team Sports)
Partisipasi pada satu atau lebih tim olahraga sekolah. Olahraga merupakan
suatu kegiatan yang dapat membina seseorang untuk dapat menjadi sehat
atau menjadikan lebih baik dari sebelumnya. Dengan olahraga dapat
berpengaruh terhadap kesehatan fisik yang merupakan faktor utama dalam
kehidupan. Dengan sehatnya tubuh dan fisik maka setidaknya mental kita
akan lebih kuat atau sehat juga
c. Pertunjukan Seni (Performing Arts)
Partisipasi dalam band kampus, drama, atau menari. Tujuan yang hendak
dicapai adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat
dalam berbagai pengalaman apresiasi maupun pengalaman berkreasi untuk
menghasilkan suatu produk berupa benda nyata yang bermanfaat langsung
bagi kehidupan siswa. Mahasiswa berkreasi menciptakan berbagai kesenian
secara sistematis, sehingga diperoleh pengalaman konseptual, pengalaman
apresiatif dan pengalaman kreatif. Berdasarkan Depdiknas (2003), jenis
kegiatan ekstrakurikuler ini meliputi Drum Band, Kreasi Seni Budaya, dan
d. Kelompok Akademik (Academic Clubs)
Partisipasi dalam perdebatan, ilmu pengetahuan, atau mentoring. Tujuan
yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah pengembangan sikap ilmiah,
kejujuran dalam memecahkan gejala alam maupun sosial yang ditemui
dengan kepekaan yang tinggi dengan metode yang sistematis, objektif,
rasional dan berprosedur sehingga akan didapatkan kompetensi untuk
mengembangkan diri dalam kehidupan (Dazefa, 2010).
Berdasarkan Depdiknas (2003), jenis kegiatan ekstrakurikuler ini meliputi
Kegiatan Ilmiah Remaja, kegiatan penguasaan keilmuan, penelitian, dan
kemampuan akademik.’
2.1.9. Hasil Kegiatan Ekstrakurikuler
Hasil dari kegiatan ekstrakurikuler dapat digolongkan ke dalam tiga
kategori utama:
a. Pengurangan antisosial perilaku atau peningkatan perilaku prososial,
pencegahan perilaku negatif, peningkatan perilaku positif, dan pengurangan
kejahatan.
b. Peningkatan kesempatan untuk ekspresi diri dan pengembangan keterampilan.
c. Peningkatan prestasi sekolah yang berhubungan dengan persiapan akademik,
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mengikuti Kegiatan Ektrakurikuler
2.2.1 Minat
Menurut Slameto (2003), minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat adalah rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minatnya (Djaali, 2008). Minat merupakan sumber motivasi yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya (Herijulianti,
Svasti Indriani & Artini, 2001). Minat berhubungan dengan sesuatu yang
menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan
merupakan minat yang sifatnta sementara. Adapun minat yang bersifat tetap dan
ada unsur memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat
diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut, sebaliknya minat
akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya
(Yudrik Jahja, 2011).
Minat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat cirri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri (Sardiman, 2000). Minat lebih
tetap (persistent) karena minat memuaskan kebutuhan yang penting dalam
Kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan keterampilan interpersonal
remaja. Melalui kegiatan ekstrakurikuler remaja menjalin hubungan interpersonal
dengan teman sebaya anggota ekstrakurikuler yang diikuti, senior dan Pembina
ekstrakurikuler. Bagi remaja yang memiliki kompetensi interpersonal rendah,
afiliasi dengan peer dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan
penerimaan sosial dan popularitas, menurunkan alienasi sosial, mengembangkan
identitas sosial dan menurunkan perilaku antisosial (Eder & Parker dalam
Mahoney, 2003). Kesadaran banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan
ekstrakurikuler akan meningkatkan minat mahasiswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler.
Menurut Andayani (2008), Minat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kecenderungan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan akademik yang
diselenggarakan kampus di luar jam pelajaran. Remaja yang memiliki minat yang
tinggi dalam kegiatan ekstrakurikuler menguasai keterampilan intelektual dan
konsep yang penting bagi kecakapan sosial (Hurlock, 2002, h. 209 - 210). Pengisian
waktu luang dengan kegiatan positif dan produktif seperti kegiatan ekstrakurikuler
dapat memperkecil peluang terbentuknya tingkah laku agresif (Hapsari, 2010).
Dengan demikian bahwa minat adalah keinginan atau kemauan yang
menetap dalam diri seseorang untuk merasa tertarik pada sesuatu hal tertentu dan
merasa senang berada dalam bidang tersebut. Minat merupakan kekuatan
pendorong yang menyebabkan seseorang memberikan perhatiannya terhadap
sesuatu. Bila seseorang berminat terhadap sesuatu objek, maka akan dapat kelihatan
objek tersebut. Maka bisa dikatakan bahwa keberhasilan melaksanakan pekerjaan
mempunyai hubungan dengan minat (Mustaqim, 2001).
2.2.2 Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin “movere”, yang berarti menggerakkan.
Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski
(1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu, dan yang member arah serta ketahanan
(persintence) pada tingkah laku tersebut (Eveline, Hartini, 2010).
Secara sederhana, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan. Secara teknis, istilah
motivasi dalam psikologi diartikan sebagai berikut :
1. Seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong timbulnya kekuatan
pada diri individu; sikap yang dipengaruhi untuk mencapai suatu tujuan
(Wulyo, 1990).
2. Suatu variabel yang turut digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu
di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan
menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran (Chaplin J.P, 2001).
3. Suatu kekuatan yang mendorong atau menarik yang tercermin dalam tingkah
laku yang konsisten menuju tujuan tertentu (Lusi, 1996).
Menurut Purwanto (1988, dalam Nursalam, 2002) motivasi adalah segala
sesuatu yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan
kekuasaan terutama dalam berprilaku. Motivasi juga disimpulkan sebagai perilaku
dan pengabdian ataupun kinerja perawat untuk memberi pelayanan yang terbaik
(Achmad, 2007).
Motivasi berpengaruh dalam belajar, misalnya mahasiswa termotivasi
belajar untuk mendapatkan prestasi di kampus. Prestasi merupakan salah satu
tujuan yang dicapai. Prestasi yang baik akan mengangkat nama mahasiswa.
Ekstrakurikuler merupakan langkah awal bagi seorang mahasiswa untuk
mengembangkan bakat yang dimilikinya. Melalui kegiatan ekstrakurikuler para
mahasiswa dapat mengasah kemampuan yang dimilikinya untuk menjadi seseorang
yang berprestasi ke jenjang yang lebih tinggi (Aribowo, 2012).
Jenis- jenis Motivasi
Secara umum, motivasi ada dua macam yang dikenal, yaitu Motivasi
intrinsik (datang dari dalam diri individu) dan motivasi ekstrinsik (datang dari
lingkungan).
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu,
yaitu semacam dorongan yang bersumber dari dalam diri, tanpa harus menunggu
rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau rangsangan yang
bersifat konstan dan biasanya tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan luar. Oleb
karena itu, para ahli sependapat bahwa motivasi intrinsik akan sangat berpengaruh
terhadap perubahan perilaku.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh adanya
rangsangan atau dorongan dari luar. Rangsangan tersebut bisa dimanifestasikan
bersangkutan. Kelemahan dan motivasi ini adalah harus senantiasa didukung oleh
lingkungan, fasilitas orang yang mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri
individu itu belum tumbuh (Budi tandean, 2008).
Sedangkan Achmad (2007), mengklasifikasikan motivasi menjadi dua, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi internal
yang timbul dari dalam diri pribadi seseorang itu sendiri, seperti sistem nilai yang
dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek lain yang secara internal melekat pada
seseorang. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi eksternal yang muncul
dari luar diri pribadi seseorang, seperti kondisi lingkungan kelas, kampus, adanya
ganjaran berupa hadiah (reward) bahkan karena merasa takut oleh hukuman
(punishment) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi).
Ada juga ahli yang menggolongkan motivasi itu menjadi dua macam atas
dasar isi dan persangkutpautannya, yaitu : Motivasi jasmaniah, seperti misalnya
refleks, instink, otomatisme, nafsu, hasrat, dan sebagainya dan motivasi rohaniah.
yaitu kemauan.
2.2.3 Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan
interaksi antara dosen-mahasiswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001). Dalam
proses pembelajaran dosen dan mahasiswa merupakan dua komponen yang tidak
dapat dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling
Menurut Hasibuan (1988) pola pembelajaran yang efektif adalah pola
pembelajaran yang di dalamnya terjadi interaksi dua arah antara dosen dan
mahasiswa, artinya dosen tidak harus selalu menjadi pihak yang lebih dominan,
pada pola pembelajaran ini dosen tidak boleh hanya berperan sebagai pemberi
informasi tetapi juga bertugas dan bertanggung jawab sebagai pelaksana yang harus
menciptakan situasi memimpin, merangsang dan menggerakkan mahasiswa secara
aktif. Selain itu dosen harus dapat menimbulkan keberanian mahasiswa baik untuk
mengeluarkan idenya atau sekedar hanya untuk bertanya, hal ini disebabkan karena
mengajar bukanlah hanya suatu aktivitas yang sekedar menyampaikan informasi
kepada mahasiswa, melainkan suatu proses yang menuntut perubahan peran
seorang dosen dari informator menjadi pengelola belajar yang bertujuan untuk
membelajarkan mahasiswa agar terlibat secara aktif sehingga terjadi
perubahan-perubahan tingkah laku mahasiswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada
umumnya (Pujiastuti, 2012).
Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum (Menurut SK Mendiknas No. 232/U/2000 Ps. 1 butir 6) adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan
pelajaran serta cara penyampaiannya dan penilaiannya yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi.
Sedangkan yang dimaksud dengan kompetensi (dalam SK Mendiknas No.
045/U/2002, Ps. 21) adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab
dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Jadi kurikulum
berbasis Kompetensi ialah kurikulum yang disusun berdasarkan atas
elemen-elemen kompetensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai
kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain sebagai a method
of inquiry yang diharapkan. Yang dimaksud dengan method inquiry diantaranya
suatu etode pembelajaran yang menumbuhkan hasrat besar untuk ingin tahu,
meningkatkan kemampuan untuk menggunakan atribut kompetensi guna
menentukan pilihan jalan kehidupan masyarakat, meningkatkan cara belajat
sepanjang hayat. Dengan kata lain, KBK adalah kurikulum yang menitikberatkan
pada pencapaian kompetensi lulusan. Dalam Taxonomi Bloom kompetensi terdiri
dari kognitif meliputi pengetahuan, Afektif meliputi sikap, nilai, minat, dan
psikomotorik yang mencakup keterampilan.
Sailah (2008) menyatakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi berupaya
untuk mensinergikan hard skills. Untuk mengimplementasikannya diperlukan
keberanian untuk berubah, kreativitas dosen dalam mengoptimalkan sumberdaya
fasilitas dan kemauan serta komitmen yang kuat dari pemimpin perguruan tinggi
untuk menerapkannya. Apabila ingin memberikan pendidikan berkarakter dan
berkualitas, maka kebijakan dalam mengatur team teaching (tatap muka dalam tim
dosen, bukan berarti giliran mengajar dalam satu mata kuliah), mengatur
penjadwalan, menyediakan fasilitas ruangan dan alat, komitmen, dan insentif bagi
dosen yang memadai. Adapun cirri-ciri kurikulum berbasis kompetensi (dalam
1. Menyatakan secara jenis rincian kompetensi peserta didik sebagai
luaran proses pembelajaran
2. Materi ajar dan proses pembelajaran dirancang dengan orientasi pada
pencapaian kompetensi dan berfokus pada minat peserta didik (Student
Centered Learning)
3. Lebih mensinergikan dan mengintegrasikan penguasaan ranah kognitif,
psikomotorik dan afektif.
4. Proses penilaian hasil beajar lebih ditekankan pada kemampuan untuk
berkreasi secara procedural atas dasar pemahaman penerapan, analisis, dan
evaluasi yang benar pula
5. Disusun oleh penyelenggara pendidikan tinggi dan pihak-pihak
berkepentingan terhadap lulusan pendidikan tinggi (masyarakat profesi dan
pengguna lulusan).
Metode Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
a. Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan ceramah ialah penerangan dan penuturan secara
lisan. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, pengajar dapat
menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar. Tetapi metode utama,
berhubungan antara pengajar dengan pembelajar ialah berbicara. Peranan dalam
metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-pokok
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi pengajar adalah buku
catatanya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau
kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam pengaturan kelas, jika
dibandingkan dengan metode demonstrasi di mana pengajar harus membagi
kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas dan
sebagainya
b. Metode Tutorial
Menurut Thoyib dalam sofan (1990:72) mengatakan bahwa tutor adalah:
Tutorial (tutoring) adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik
oleh tutor kepada mahasiswa untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri
mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar.
Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh berdasarkan konsep
belajar mandiri.
Sedangkan menurut Zainalchoiri (2001) mengemukakan bahwa “tutor
adalah seseorang atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk dan ditugaskan
untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar”.
Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tutor adalah orang
yang mempunyai kemampuan untuk mengajar, membimbing dan membantu siswa
c. Metode Skill Lab
Menurut Bradshaw & Lowenstein (2011), pengajaran dalam skill lab
mengkombinasikan metode tradisional yang terbaik dari instruksi-instruksi
dengan bukti teknologi terbaru. Tanpa menghiraukan kompleksitas dari
keterampilan, kemahiran dimulai dengan instruksi yang mendidik dan praktik di
laboratorium dengan menggunakan alat dan manikin. Selain itu, mahasiswa
disediakan peralatan dan mungkin bisa dilanjutkan di rumah.
Pelaksanaan skill lab dilakukan dalam kelompok yang terdiri dari tiga
sampai lima orang yang bekerja dengan skenario dam manikin atau simulator
pasien yang terpercaya, mengidentifikasi indicator untuk bermacam-macam
keterampilan, mengumpukan apa yang dibutuhkan, menampilkan keterampilan,
menilai dan mengobservasi efek yang timbul, dan mendokumentasikan serta
melaporkan prosedur dan efeknya. Walaupun hanya satu mahassiwa yang
melakukan praktik, tetapi mahasiswa lain dalam grup harus berpartisipasi
misalnya dalam berdiskusi dengan fasilitator. Hal yang penting dalam skill lab
adalah bagaimana mahasiswa bisa mengambil bagian ketika harus mengambil
bagian dalam perawatan penyakit tertentu dan kebutuhan apa yang harus
terpenuhi beserta responnya.
Debriefing dalam skill lab diadakan dengan pertimbangan karena
debriefing merupakan proses yang penting. Mahasiswa dan fasilitator berdiskusi
tentang bagaimana cara mengaplikasikan teori ke praktik, memperbaiki kesalahan,
menjawab pertanyaan, mengidentifikasi kebutuhan belajar, dan mampu
Skill lab juga terdapat evaluasi untuk keterampilan yang khusus sebagai
bagian penilaian akhir yang diadakan di akhir semester. Mahasiswa dinilai
keterampilannya untuk mengetahui apakah mahasiswa sudah menguasai
keterampilan tersebut atau tidak. Apabila tidak mampu, akan diadakan remedial
untuk menilai kembali kemampuan mahasiswa.
d. Metode Praktikum
Dalam kamus umum, pembelajaran praktikum dapat diartikan sebagai
suatu metode mendidik untuk belajar dengan mempraktekkan segala aktifitas
dalam proses belajar mengajar untuk menguasai keahlian. Menurut Tjipto
Utomo (1985:109) menyatakan bahwa “bentuk kegiatan praktikum sangat
efektif untuk mencapai tujuan pengajaran secara bersamaan, yaitu keterampilan
kognitif, afektif dan psikomotor”. Pembelajaran dengan metode praktikum
mengarahkan pada kreatifitas mencari dan menggunakan alat dan bahan yang
mungkin digunakan dalam pembelajaran. Disini mahasiswa dituntut untuk
berfikir kreatif agar praktikum yang ia lakukan berhasil.
Menurut hasil penelitian bahwa salah satu fakultas di perguruan tinggi
khususnya di universitas Hang tuah Surabaya adalah fakultas kedokteran.
Mahasiswa yang mengambil program studi kedokteran akan menempuh metoda
pembelajaran KBK (Kurikulum Berbasi Kompetensi) seperti CBL (Consep
Based Learning) yaitu proses pembelajaran yang menuntut pendidikan yang
penuh kompetensi dan praktek klinik yang ketat. Kondidi tersebut menuntut
telah diterapkan tersebut. Hal ini dikarenakan pada masa SMU pola
pembelajaran tentu berbeda.
Selain program-program yang telah disebutkan di atas, mahasiswa juga
mengikuti kuliah pakar, tutorial, praktikum, skill lab, data searching and
collecting, kerja lapangan, konsultasi pakar, Evaluasi dan penelitian akhir.
Kondisi tersebut tentu menuntut mahasiswa untuk bertanggung jawab
menyelesaikan tugas-tugas yang di bebankan tepat waktu. Selain itu mahasiswa
juga dituntut untuk mampu membagi waktu antara belajar dengan keluarga atau
teman, memiliki keyakinan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam
setiap mata kuliah yang dibebankan serta memiliki prioritas pada tugas-tugas
mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu atau materi-materi mana yang harus
dipelajari terlebih dahulu untuk menempuh ujian. Mahasiswa juga dituntut
memiliki keyakinan untuk menyelesaikan semua mata kuliah yang dibebankan
sehingga dinyatakan lulus dalam yudisium. Mahasiswa dinyatakan lulus
yudisium apabila lulus semua mata kuliah yang disajikan pada semester tersebut.
Mahasiswa yang lulus yudisium dapa melanjutkan ke semester berikutnya.
Sebaliknya apabila mahasiswa tidak lulus yudisium (salah satu mata kuliah
mendapatkan nilai E), maka mahasiswa tidak lulus atau tidak dapat melanjutkan
ke semester berikutnya.
Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk bertanggung jawab dengan
tugas-tugas yang dibebankan dan mampu mengatur diri sendiri dengan
kebutuhan-kebutuhan di kampus. Selain itu mahasiswa juga harus mampu
bekerjasama dengan teman-teman sekelompok atau sekelas dan mampu
memprioritaskan pekerjaan atau kegiatan yang harus diselesaikan terlebih
dahulu.
2.3 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Prestasi Belajar adalah hasil usaha dari semua kegiatan yang dilakukan mahasiswa baik dari belajar, pengalaman dan latihan dari suatu kegiatan.
Penilaian terhadap keberhasilan studi mahasiswa untuk setiap mata kuliah
merupakan komponen tugas, Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian AKhir
Semester (UAS) serta komponen penilaian lazimnya disebut dengan Indek
Prestasi. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa
setelah menempuh sejumlah mata kuliah. Indeks Prestasi dibedakan menjadi IP
semester dan IP Kumulatif.
1. IP semester adalah IP yang perhitungannya berdasarkan mata kuliah-
matakuliah yang ditempuh selama satu semester tertentu.
2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah IP yang perhitungannya berdasarkan
seluruh mata kuliah yang telah ditempuh (Octaviana, 2012).
2.4 UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) merupakan wadah kegiatan
mahasiswa untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat dan minatnya
masing-masing, dan keanggotaannya bersifat sukarela sesuai dengan kesamaan
diatur secara mandiri oleh pengurus UKM bersama BEM dibawah arahan
pimpinan universitas (Unindra, 2007).
Tugas pokok UKM adalah merencanakan dan melaksanakan kegiatan
ekstra kurikuler pada tingkat universitas yang bersifat lintas fakultas/program
studi dalam bidang kegiatan tertentu sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya. Fungsi UKM adalah sebagai wahana untuk melaksanakan dan
mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler tertentu di tingkat universitas yang
bersifat lintas fakultas/program studi, baik yang bersifat penalaran dan
keilmuan, minat dan bakat, kesejahteraan, maupun pengabdian pada
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1Kerangka Penelitian.
Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor
yang mempengaruhi Kegiatan Ekstrakurikuler mahasiswa di Fakultas Keperawatan
USU. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling. Untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka. Pengembangan ini dapat dilakukan
melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di kampus.
Skema 3.1 Kerangka penelitian terhadap analisa faktor-faktor yang mempengaruhi
kegiatan ekstrakurikuler di Fakultas Keperawatan USU. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ekstrakurikuler
• Minat
• Motivasi
• Proses
Tabel 3.2 Defenisi operasioal Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
ekstrakurikuler di Fakultas Keperawatan USU.
3.3Hipotesa
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif antara
minat, motivasi, dan proses pembelajaran dengan kegiatan ekstrakurikuler
mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang berarti
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasi yang
bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
ekstrakurikuler mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU.
4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti.
Populasi dapat berupa orang, benda, gejala atau wilayah yang ingin
diketahui oleh peneliti. Peneliti dapat menentukan sendiri kriteria – kriteria
yang ada pada populasi yang akan diteliti (Setiadi, 2007). Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa reguler Fakultas Keperawatan USU
angkatan 2010, 2011 dan 2012. Berdasarkan data dari Fakultas Keperawatan
USU bagian kemahasiswaan bahwa jumlah mahasiswa reguler angkatan
2010, 2011 dan 2012 berjumlah 396 Orang.
4.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi
kriteria penelitian dan dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui
sampling. Sampel juga harus bersifat representatif, maksudnya sampel dapat
populasi penelitian. Semakin banyak sampel, maka hasil penelitian mungkin
akan lebih representatif dan dapat memberikan gambaran tentang populasi
yang sesungguhnya. Besar dan kecilnya sampel sangat dipengaruhi oleh
rancangan dan ketersediaan subjek dari penelitian tersebut. Dengan kata lain
semakin besar sampel, semakin mengurangi angka kesalahan. Penentuan
jumlah sampel yang dilakukan menggunakan teknik simple random
sampling dapat menggunakan rumus :
Keterangan:
n = besar sampel
N= besar populasi
d = tingkat signifikansi (0,05)
(Dikutip dari Zainuddin M, 2000 dalam Nursalam, 2008)
Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling,
jumlah sampel sesuai dengan jumlah kuesioner yang dikembalikan oleh
responden (responden rate) yaitu 199 orang.
Langkah menentukan jumlah sampel secara berimbang untuk
subpopulasi dilakukan dengan cara proportional sampling dengan
menggunakan rumus : n = N
1 + N (d)2
�1 = ��
Keterangan:
�1 = ukuran sampel tiap strata
�� = ukuran populasi tiap strata
� = populasi
� = ukuran sampel
(Dikutip dari Setiawan N, 2007)
Sampel dalam penelitian ini meliputi mahasiswa S1 jalur A
Angkatan 2010 sejumlah 63 orang, mahasiswa S1 jalur A Angkatan 2011
sejumlah 66 orang dan mahasiswa S1 jalur A Angkatan 2012 sejumlah 70
orang.
Jumlah populasi dan sampel pada tiap kelompok kelas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
No. Program Populasi Sampel
1. S1 Jalur A Angkatan 2010 126 63
2. S1 Jalur A Angkatan 2011 131 66
3. S1 Jalur A Angkatan 2012 139 70
Jumlah Total 396 199
4.3 Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keperawatan USU. Adapun
fakultas ini dipilih karena pertimbangan proses pembelajaran yang ada di
untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Maret 2013.
4.4 Pertimbangan Etik
Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik, yaitu memberi
penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan
prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka
responden dipersilahkan untuk menandatanganin informed consent. Tetapi
jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk
menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data
berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang
menjadi responden, baik resiko fisik maupun psikis. Kerahasiaan catatan
mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama
responden pada instrumen dan peneliti memusnahkan instrument peneliti
setelah proses penelitian selesai. Data-data yang diperoleh dari responden
juga hanya digunakan untuk kepentingan peneliti.
4.5 Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan
alat pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner ini disusun sendiri oleh
peneliti dengan berpedoman pada konsep dan tinjauan teoritis, jenis
kuesioner ini yaitu dengan skala guttman. Kuesioner penelitian terdiri dari
a. Kuesioner Data Demografi
Kuesioner data demografi meliputi: jenis kelamin, agama, suku bangsa,
ekstrakurikuler yang diikuti dan IPK. Data demografi ini diperlukan
untuk membantu peneliti dalam menganalisa faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa di Fakultas
Keperawatan USU
b. Kuesioner Minat
Kuesioner minat berisi tentang pernyataan untuk mengidentifikasi
minat responden dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kuesioner
ini terdiri dari 13 pernyataan, 4 pernyataan negatif dengan jawaban ya =
0 ,Tidak = 1 dan 9 pernyataan positif dengan jawaban ya = 1 , tidak = 0.
Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan yang tertinggi adalah
13.
c. Kuesioner Motivasi
Kuesioner motivasi berisi tentang pernyataan untuk mengidentifikasi
motivasi responden dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Kuesioner ini terdiri dari 9 pernyataan, 3 pernyataan negatif dengan
jawaban ya = 0 , Tidak = 1 dan 6 pernyataan positif dengan jawaban ya
= 1 , tidak = 0. Nilai terendah yang mungkin dihcapai adalah 0 dan
d. Kuesioner Proses pembelajaran
Kuesioner proses pembelajaran berisi tentang pernyataan untuk
mengidentifikasi proses pembelajaran yang diikuti oleh responden
seperti sistem KBK. Kuesioner ini terdiri dari 15 pernyataan, 11
pernyataan negatif dengan jawaban ya = 0 , Tidak = 1 dan 4 pernyataan
positif dengan jawaban ya = 1 , tidak = 0. Nilai terendah yang mungkin
dicapai adalah 0 dan yang tertinggi adalah 15.
Untuk penerapan pernyataan jika dijawab ya akan diberi nilai 1 dan
tidak diberi nilai 0. Berdasarkan rumus statistic sudjana (2001)
P = ������� ������ �����
Maka kriteria penerapan dengan rentang sebesar 33 (selisih nilai
tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 2 sehingga panjang kelas
adalah 17. Maka nilai dari masing-masing kategori penerapan adalah
dikategorikan sebagai berikut:
7 – 13 dikategorikan sebagai minat
0 – 6 dikategorikan sebagai tidak minat
5 – 9 dikategorikan termotivasi
0 – 4 dikategorikan tidak termotivasi
8 – 15 dikategorikan efektif
4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 4.61. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara
tepat (Nursalam, 2009). Instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner
yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan studi literature. Oleh karena
itu, perlu dilakukan uji validitas instrumen dilakukan dengan uji content
validity oleh dosen pembimbing.
4.6.2. Uji Reliabilitas
Instrumen atau alat ukur yang baik adalah alat ukur yang
memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok
sampel (Azwar, 2003). Uji reliabilitas untuk kuesioner analisa faktor-faktor
yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler di fakultas keperawatan USU
setelah pengumpulan data terhadap seluruh responden. Uji reliabilitas untuk
kuesioner analisa faktor – faktor yang mempengaruhi kegiatan
ekstrakurikuler di Fakultas Keperawatan USU akan dilakukan setelah
pengumpulan data dengan menggunakan analisa Kuder-Richardson
(KR-20) yaitu proses perhitungan yang didasarkan pada analisis butir yang
digunakan untuk pengukuran instrumen pengetahuan dengan rumus (dikutip
dalam Pratiknya, 2008):
Koefisien realibilitas = � � �−1�×�
Keterangan:
n = Jumlah butir uji
v-t = Varians total
p = Proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada butir tertentu
q = (1-p)
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika hasil reliabilitasnya 0,70
(Riwidikdo, 2008).
Instrumen pada penelitian ini memiliki hasil reliabel sebagai berikut :
�=� �
� −1� �
��2− ∑ �� ��2 �
= �37 36� �
44,8965−6,9311 144,8965 �
= 37
36 (0.84562) = 0,86
∑ �� = 6.931 ��2 = 44.8965
n = 37
4.7Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
1. Setelah mendapat ijin dari Dekan Fakultas Keperawatan USU
tempat dilakukannya penelitian, peneliti mengadakan pendekatan
terhadap calon responden untuk mendapatkan persetujuannya
sebagai sampel penelitian.
2. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner.
3. Sebelum membagikan kuesioner, terlebih dahulu peneliti
menanyakan apakah responden mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
atau tidak dan apakah responden memliki niat untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler.
4. Sebelum mengisi kuesioner, responden terlebih dahulu diberi
penjelasan dan menandatanganin informed concent sebagai tanda
persetujuan menjadi responden penelitian.
5. Responden menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembaran
kuesioner sesuai dengan petunjuk pada masing-masing bagian.
6. Mengingatkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan
apa yang dialami, dirasakan, dilakukan oleh responden dan harus
diisi sendiri.
7. Setelah diisi, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan
diperiksa kelengkapannya.
4.8 Analisa Data
Semua data yang telah terkumpul dianalisa melalui beberapa tahapan.
mmastikan bahwa semua pilihan dalam kuesioner telah diisi sesuai dengan
petunjuk. Tahap kedua adalah kode (coding) yaitu memberi angka tertentu pada
kuesioner untuk mempermudah analisa data pada waktu melakukan tabulasi
analisa data. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan sistem
komputerisasi menggunakan analisa deskriptif yang disajikan dalam bentuk
narasi, tabel distribusi frekuensi dan persentase.
4.8.1 Analisa Univariat
Analisa univariat menggunakan analisa desktiptif, yaitu analisa yang
dimaksudkan untuk mendeskripsikan variabel penellitian. Analisa data
kategorik (Suku, agama, jenis kelamin, minat, motivasi dan proses
pembelajaran mahasiswa) dijelaskan dengan nilai dari jumlah dan hasil
presentasi dengan menggunakan tabel. Sedangkan untuk analisa data numeric
seperti IPK dianalisa dengan mean, median, modus dengan 95% confident
interval mean.
4.8.2 Analisa Bivariat
Analisa data bivariat bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungn
yang signifikan antara dua variabel (hastono, 2007, Yusra, 2010). Uji statistik
untuk analisa bivariat disajikan melalui tabel berikut.
Tabel. 3 Analisa Uji Bivariat
Variabel Independen Variabel Dependen Uji Statistik
Minat Ekstrakurikuler Korelasi Spearman
Motivasi Ekstrakurikuler Korelasi Spearman
Pada penelitian ini menggunakan uji rank spearman untuk menganalisis
hubungan antara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Dasar
pengambilan keputusan (berdasarkan tingkat kemaknaan) :
a. Jika tingkat kemaknaan >0,05 maka Ho diterima
b. Jika tingkat kemaknaan <0,005 maka Ho ditolak
Nilai koefisien korelasi (rho) berkisar antara 0-1. Nilai 0 menunjukkan tidak
ada hubungan dan nilai 1 menunjukkan hubungan yang sempurna. Batasan
nilai koefisien korelasi yang diperoleh untuk menentukan besarnya hubungan
adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,199 : Sangat lemah
0,20 – 0,399 : Lemah
0,40 – 0,599 : Sedang
0,60 – 0,799 : Kuat
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian setelah pengumpulan data
yang dilakukan sejak tanggal 30 mei sampai dengan 4 juni 2013 di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian ini menggambarkan
karakteristik responden, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
ekstrakurikuler.
5.1.1 Data Demografi Responden
Berdasarkan data yang diperoleh mayoritas responden bersuku batak
dengan jumlah 101 responden (50,8%). Berdasarkan jenis kelamin, maka diperoleh
data mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 173 responden
(86,9%). Berdasarkan agama, mayoritas agama islam yaitu 127 responden (63,8%).
Mayoritas responden mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebanyak 106 responden
(53,3%). Mayoritas responden memiliki rentang IPK 2,76-3,50 yaitu 142 responden
(71,4%).
Hasil penelitian tentang karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Mahasiswa Reguler
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang menjadi responden
(n=199)
Karakteristik F %
Suku
Jawa 41 20,6
Batak 101 50,8
Minang 18 9,0
Melayu 7 3,5
Nias 14 7,0
Aceh 18 9,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 26 13,1
Perempuan 173 86,9
Agama
Islam 127 63,8
Katolik 8 4,0
Protestan 64 32,2
Ekstrakurikuler
Mengikuti 106 53,3
Tidak mengikuti 93 46,7
IPK
3,51 – 4,00 49 24,6
2,76 – 3,50 142 71,4
5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kegiatan Ekstrakuriuler
5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Gambaran Minat, motivasi dan proses pembelajaran Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas
Keperawatan USU (79.4%) berminat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler,
(87.4%) mayoritas responden termotivasi terhadap kegiatan ekstrakuriuler, dan
(79.5%) mayoritas responden berpendapat bahwa proses pembelajaran saat ini
sudah efektif terhadap kegiatan ekstrakurikuler (Tabel 5.2).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi dan Persentase Minat, Motivasi dan Proses Pembealajaran
mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU terhadap Kegiatan ekstrakurikuler
Faktor-faktor yang mempengaruhi
F %
Minat
Minat 158 79.4
Tidak minat 41 20.6
Total 199 100
Motivasi
Termotivasi 174 87.4
Tidak termotivasi 25 12.6
Total 199 100
Proses Pembelajaran
Efektif 158 79.4
Tidak efektif 41 20.6
5.3 Kegiatan Ekstrakurikuler
5.3.1 Karakteristik Gambaran Mahasiswa yang Mengikuti dan tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas
Keperawatan USU (53,3%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan (46,7%) tidak
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Mayoritas mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler menurut jenis ekstrakurikulernya (15,6%) memilih lain-lain yang
terdiri di dalamnya Kegiatan Mahasiswa Kristen (KMK), pramuka dan gamdiksi
(Tabel 5.3).
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi dan Persentase Kegiatan Ekstrakurikuler (n=199)
Kegiatan Ekstrakurikuler F %
Mengikuti 106 53.3
Tidak mengikuti 93 46.7
Total 199 100
5.4 Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Hasil uji statistik menggunakan spearman correlation memperlihatkan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,295 dengan nilai p-value pada kolom sig(2-tailed)