• Tidak ada hasil yang ditemukan

Performa Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Bungkil Inti Sawit dengan atau tanpa Penyaringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Performa Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Bungkil Inti Sawit dengan atau tanpa Penyaringan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI PAKAN

MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT DENGAN

ATAU TANPA PENYARINGAN

NOVELYN C NAIBAHO

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Bungkil Inti Sawit dengan atau tanpa Penyaringan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013

(4)

ABSTRAK

NOVELYN C NAIBAHO. Performa Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Bungkil Inti Sawit dengan atau tanpa Penyaringan. Dibimbing oleh NAHROWI dan RITA MUTIA.

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi performa ayam broiler yang diberi pakan mengandung bungkil inti sawit (BIS) dengan atau tanpa penyaringan. Sebanyak 200 ekor ayam broiler strain Hubbard dipelihara selama lima minggu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah : P1= ransum perlakuan mengandung 7.5% bungkil inti sawit tanpa disaring; P2= ransum perlakuan mengandung 7.5% bungkil inti sawit yang disaring; P3= ransum perlakuan mengandung 7.5% bungkil inti sawit yang disaring + 2% grit batok bungkil inti sawit; P4= ransum perlakuan mengandung 7.5 % bungkil inti sawit yang disaring + 2% grit komersil. Pakan dan air minum diberikan ad-libitum. Analisis data dilakukan dengan sidik ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, BIS yang disaring mengalami penurunan serat kasar dari 33.13% menjadi 30.58%. Konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum tidak nyata dipengaruhi oleh penyaringan. Dapat disimpulkan bahwa penyaringan BIS tidak dapat mempengaruhi performa ayam.

Kata kunci: batok, bungkil inti sawit, penyaringan, performa broiler.

ABSTRACT

NOVELYN C NAIBAHO. Performance of Broiler Fed Diet Containing Screened or Unscreened Palm Kernel Meal. Supervised by NAHROWI and RITA MUTIA.

Palm kernel meal (PKM) is a by-product of oil extractions of palm kernel. The use of PKM in the ration of monogastric animals is limited as a result of high fibre. The main objective of this study was to evaluated the performance of broiler fed diet containing PKM with or without screening. Two hundreds DOC were divided into 20 groups and assigned to one of four diet treatment i.e : P1 = treatment diet + 7.5% PKM without screening and adding grit; P2 = treatment diet + 7.5% screened PKM without adding grit; P3 = treatment diet + 7.5% screened PKM + 2% shell of PKM; P4 = treatment diet +7.5% screened PKM + 2% commercial grit. Data from completely randomized design were analyzed variance (ANOVA). Feed and water were given ad libitum. The result showed that screened palm kernel meal decreased crude fibre (from 33.13% to 30.58%). However, screened PKM did not affect feed intake, body weight gain, and feed conversion. It is concluded that PKM with ot without screening did not affect broiler performance.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI PAKAN

MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT DENGAN

ATAU TANPA PENYARINGAN

NOVELYN C NAIBAHO

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Performa Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Bungkil Inti Sawit dengan atau tanpa Penyaringan

Nama : Novelyn C Naibaho

NIM : D24090150

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Nahrowi, MSc Pembimbing I

Dr Ir Rita Mutia, MAgr Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “Performa Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Bungkil Inti

Sawit dengan atau tanpa Penyaringan”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis bulan Maret hingga April 2013 di kandang C Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa ayam broiler yang diberi pakan mengandung bungkil inti sawit dengan atau tanpa penyaringan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, namun demikian semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Oktober 2013

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

METODE PENELITIAN 1

Bahan 1

Alat 1

Lokasi dan Waktu Penelitian 2

Prosedur Percobaan 2

Pemisahan grit batok inti sawit 2

Persiapan kandang 2

Pelaksanaan pemeliharaan 2

Peubah yang diamati 2

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 3

Kondisi Umum Penelitian 3

Komposisi Zat Makanan 4

Pengaruh Perlakuan terhadap Performa Ayam Broiler 6

Konsumsi Ransum 6

Pertambahan Bobot Badan 7

Konversi Ransum 8

Mortalitas 9

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 11

RIWAYAT HIDUP 12

(11)

DAFTAR TABEL

1 Komposisi ransum broiler starter dan broiler finisher 4 2 Komposisi nutrien ransum broiler starter dan broiler finisher 4 3 Komposisi nutrien ransum komersil broiler starter dan broiler finisher 5 4 Komposisi nutrien BIS dengan dan tanpa penyaringan serta batok BIS 5 5 Rataan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi

ransum selama lima minggu pemeliharaan 6

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik konsumsi ransum ayam broiler per minggu selama 5 minggu

pemeliharaan 7

2 Grafik pertambahan bobot badan ayam broiler per minggu selama 5

minggu pemeliharaan 8

3 Grafik konversi ransum ayam broiler per minggu selama 5 minggu

pemeliharaan 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 ANOVA konsumsi ransum ayam selama lima minggu pemeliharaan 11 2 ANOVA pertambahan bobot badan ayam selama lima minggu

pemeliharaan 11

(12)

PENDAHULUAN

Penggunaan produk samping hasil industri pertanian sebagai sumber bahan pakan oleh beberapa negara seperti Indonesia sangat potensial. Salah satunya yaitu bungkil inti sawit sebagai hasil samping industri pengolahan minyak inti sawit. Bungkil inti sawit memiliki kandungan karbohidrat dalam bentuk mannan yang cukup besar yaitu sekitar 22.08% (Yopi et al. 2006). Didukung dengan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan bungkil inti sawit dapat mengurangi ketergantungan penggunaan jagung sampai 50% (Ezhiesi and Olomu 2008; Esuga et al. 2008; Iyayi and Davies 2005). Dairo and Fasuyi (2007) menyatakan penggunaan BIS dapat menggantikan bungkil kedelai hingga hampir 50%. Hal ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan bahan pakan yang bersaing dengan kebutuhan manusia dan dapat menekan cost dalam pembelian bahan pakan yang mahal.

Potensi yang dimiliki BIS masih belum dapat digunakan secara maksimal karena kandungan serat kasar yang tinggi sehingga penggunaannya dalam ransum unggas menjadi terbatas. Unggas merupakan ternak monogastrik yang memiliki keterbatasan dalam mencerna serat kasar (Dairo and Fasuyi 2007). Menurut Yatno et al. (2008) serat kasar yang tinggi berasal dari kontaminasi batok dalam BIS. Dengan demikian perlakuan fisik seperti penyaringan diharapkan dapat mengurangi kandungan serat kasar dalam bungkil inti sawit.

Batok bungkil inti sawit memiliki tekstur yang keras sehingga penggunaannya dalam penelitian ini diharapkan dapat menggantikan fungsi grit pada ayam. Grit merupakan potongan batu kecil, pasir, atau partikel kecil yang dimanfaatkan unggas untuk membantu proses penggiling makanan menjadi partikel kecil atau halus didalam gizzard (Mackie 2002). Dengan demikian pemberian grit diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penyerapan makanan pada broiler karena makanan dapat dipecah secara halus sehingga lebih gampang dicerna.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa ayam broiler yang diberi pakan mengandung bungkil inti sawit dengan atau tanpa penyaringan.

METODE PENELITIAN

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah 200 ekor DOC strain Hubbard, ransum komersil, ransum perlakuan dan bungkil inti sawit, grit komersil dan grit batok bungkil inti sawit (BIS).

Alat

(13)

2

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kandang C Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga April 2013.

Prosedur Percobaan

Pemisahan grit batok inti sawit

Bungkil inti sawit disaring dengan menggunakan saringan nomor mesh 50 dan 100, setelah itu dilakukan pemisahan batok dari bungkil inti sawit secara manual. Batok yang telah didapatkan dijadikan sebagai grit yang diberikan secara terpisah sebanyak 2% dari ransum pada pagi hari. Bungkil inti sawit yang telah disaring dicampurkan kedalam ransum perlakuan.

Persiapan kandang

Kandang yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan detergen dan karbol. Setelah itu dilakukan pengapuran pada seluruh dinding maupun lantai kandang dengan tujuan menghambat dan membunuh pertumbuhan bibit penyakit. Tempat pakan dan air minum dibersihkan dengan air dan sabun.

Pelaksanaan pemeliharaan

Ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini dipelihara dari DOC (Day Old Chick) sebanyak 200 ekor, dibagi secara acak dan ditempatkan ke dalam 20 kandang perlakuan, setiap kandang diberikan salah satu perlakuan. Ransum dan air minum diberikan ad libitum sedangkan grit diberikan sebanyak 2% dari ransum secara terpisah pada pagi hari ketika umur ayam telah mencapai 1 minggu.

Peubah yang diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah :

1. Konsumsi ransum (g-1 ekor-1 minggu-1). Konsumsi ransum dihitung berdasarkan jumlah ransum yang diberikan dalam seminggu dikurangi sisa ransum pada akhir minggu tersebut selama penelitian.

2. Pertambahan bobot badan (g-1 ekor-1 minggu-1). Pertambahan bobot badan ditimbang setiap seminggu sekali selama penelitian, dengan menghitung selisih bobot badan rata pada minggu terakhir dengan bobot badan rata-rata pada minggu sebelumnya.

3. Konversi ransum. Konversi ransum dihitung berdasarkan jumlah konsumsi ransum rata-rata dibagi dengan pertambahan bobot badan rata-rata tiap minggu selama penelitian.

(14)

3

Analisis Data

Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : RK = ransum komersil

P1 = ransum mengandung 7.5% bungkil inti sawit tanpa disaring P2 = ransum mengandung 7.5% bungkil inti sawit yang disaring

P3 = ransum mengandung 7.5% bungkil inti sawit yang disaring + 2% grit batok bungkil inti sawit

P4 = ransum mengandung 7.5% bungkil inti sawit yang disaring + 2% grit komersil

Model matematik dari rancangan acak lengkap adalah sebagai berikut : Yij = μ + τ + εij

Keterangan:

Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ = Rataan umum

τ = Pengaruh pemberian grit ke-i (i = 1, 2, 3) = μ i - μ

εij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j ( j = 1, 2, 3, 4 )

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah RAL (rancangan acak lengkap). Penelitian ini dilakukan dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yang setiap ulangannya terdiri atas 10 ekor ayam. Data yang dihasilkan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) kecuali pada ransum kontrol yaitu kontrol positif dilakukan uji deskriptif. Jika didapatkan hasil berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel and Torrie 1993).

(15)

4

Komposisi Zat Makanan

Tabel 1 Komposisi ransum broiler starter dan broiler finisher*

Bahan Baku Penggunaan (%)

Ransum broiler starter Ransum broiler finisher

Jagung 53.50 51.8

Dedak halus 2.85 8.0

Bungkil kedelai 15.00 12.0

CGM 9.00 8.0

Perhitungan kebutuhan nutrien berdasarkan Lesson and Summer (2005)

Tabel 2 Komposisi nutrien ransum broiler starter dan broiler finisher

Nutrien

Kandungan*)

Ransum broiler starter Ransum broiler finisher Mengandung

(16)

5 Tabel 3 Komposisi nutrien ransum komersil broiler starter dan broiler finisher

Nutrien Ransum

Tabel 4 Komposisi nutrien BIS dengan dan tanpa penyaringan serta batok BIS Kandungan

* Hasil Analisis Proksimat di Bagian Ilmu dan Teknologi Pakan (2013) ; BK: bahan kering, PK: protein kasar, SK: serat kasar, LK: lemak kasar, Beta-N: bahan ekstrak tanpa nitrogen, Ca:

Kalsium, P: fosfor GE: Gross Energy.

Ransum yang diberikan selama penelitian yaitu ransum komersil dan ransum perlakuan yang disusun berdasarkan kebutuhan ayam broiler yang direkomendasikan oleh Lesson and Summer tahun 2005. Perbedaan antara ransum perlakuan dan ransum komersil yaitu ransum perlakuan dibuat tanpa penambahan antibiotik dan bahan baku yang berkualitas rendah karena kandungan serat kasar yang didominasi dengan kandungan lignin. Baik ransum perlakuan dan komersil keduanya berbentuk crumble. Kandungan nutrien dari masing-masing bahan pakan yang diberikan disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Terjadi penurunan serat kasar pada BIS yang disaring dari 33.13% menjadi 30.58% (Tabel 4). Meskipun telah terjadi penurunan serat kasar namun masih belum dapat memberikan pengaruh yang nyata pada performa ayam broiler. Hal tersebut karena bentuk batok BIS yang tidak seragam dari yang kecil, sedang dan besar masih sulit diatasi dengan vibrator mill yang memiliki keterbatasan.

(17)

6

bisa digunakan sebagai pengganti grit komersil karena kandungan serat kasarnya yang tinggi.

Pengaruh Perlakuan terhadap Performa Ayam Broiler

Pengaruh perlakuan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan mortalitas selama lima minggu pemeliharaan disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Rataan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan mortalitas selama lima minggu pemeliharaan bungkil inti sawit yang disaring + 2% grit komersil; *RK= ransum komersil (kontrol positif) tidak dimasukkan ke dalam uji statistik, hanya uji deskriptif.

Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum pada penelitian ini berkisar 2 165.68 g ekor-1 – 2 209.62 g ekor-1. Hasil penelitian Manurung (2009) menunjukkan bahwa ayam broiler yang diberi ransum komersil hingga minggu kelima pemeliharaan menghabiskan pakan sebesar 2 457.9 g ekor-1 maka dapat dilihat konsumsi ransum penelitian ini lebih rendah. Berdasarkan uji statistik pemberian bungkil inti sawit tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum ayam pada setiap perlakuan, namun pemberian bungkil inti sawit yang telah disaring dan penambahan grit komersil pada perlakuan P4 menunjukkan konsumsi ransum ayam cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang lain. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hetland et al. (2005) bahwa pemberian grit dapat mempercepat laju metabolisme sehingga ayam dapat mengkonsumsi ransum lebih banyak.

(18)

7

Pertambahan Bobot Badan

Perlakuan bungkil inti sawit tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan, namun ayam yang mendapat perlakuan bungkil inti sawit yang telah disaring dan penambahan grit (P4) cenderung memiliki pertambahan bobot badan paling tinggi yaitu sebesar 915.21 g ekor-1. Bila dibandingkan secara deskriptif, pertambahan bobot badan ayam yang mendapat ransum komersil lebih tinggi dari pada pertambahan bobot badan ayam yang diberi perlakuan bungkil inti sawit. Penelitian Manurung (2009) memiliki pertambahan bobot badan sebesar 1 457.71 g ekor-1.

Pertambahan bobot badan ayam yang rendah dikarenakan rendahnya jumlah ransum yang dikonsumsi dan rendahnya nutrien yang dapat diserap karena kandungan serat kasar yang tinggi dalam ransum. Hal ini sesuai dengan penelitian Ezieshi and Olomu (2008) yang menyebutkan bahwa serat kasar yang tinggi dalam ransum menyebabkan ayam tidak dapat mencerna ransum dengan baik. Yatno et al. (2008) menyatakan bahwa sekitar 38% protein BIS yang dikonsumsi

0.00

(19)

8

diekskresikan melalui feses. Kontaminasi batok diperkirakan merupakan salah satu faktor utama penyebab rendahnya kelarutan BIS (Iskandar et al. 2008).

Konversi Ransum

Konversi ransum pada ayam yang diberi perlakuan bungkil inti sawit tidak berbeda nyata antar perlakuan. Bila dibandingkan secara deskriptif, angka konversi pada ayam yang mendapat ransum komersil lebih kecil bila dibadingkan dengan ayam yang mendapat perlakuan bungkil inti sawit. Angka konversi RK, P1, P2, P3 dan P4 berturut-turut yaitu 1.66, 2.35, 2.31, 2.39 dan 2.32. Angka konversi ransum yang tinggi pada ayam dengan perlakuan bungkil inti sawit disebabkan oleh konsumsi ransum tinggi namun tidak sejalan dengan pertumbuhan (Ezieshi and Olomu 2008).

Pemberian grit batok BIS pada perlakuan P3 dan grit komersil pada perlakuan P4 diharapkan dapat memperbaiki pencernaan. Grit didalam gizzard berfungsi untuk mempercepat proses penggilingan makanan menjadi partikel yang lebih kecil sehingga lebih mudah diserap (North and Bell 1990). Namun hal ini tidak telihat pada nilai konversi ransum pada P3 dan P4 yang tidak berbeda nyata

0

(20)

9 dengan perlakuan lain. Berbeda dengan penelitian Garipoglu et al. (2006) yang menyatakan bahwa pemberian grit tidak mempengaruhi performa namun cenderung menurunkan konversi pakan.

Mortalitas

Mortalitas atau angka kematian merupakan perbandingan antara jumlah keseluruhan ayam yang mati selama pemeliharaan dengan jumlah ayam yang dipelihara. Jumlah ayam broiler yang mati selama penemeliharaan yaitu 4 ekor dari total 200 ekor sehingga nilai mortalitasnya yaitu sebesar 2%. Angka mortalitas tersebut masih dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bell and Weaver (2002) yaitu mortalitas normal ayam broiler sekitar 4%. Penyebab kematian ayam tidak dipengaruhi oleh perlakuan bungkil inti sawit karena ayam yang mati berasal dari P2, P3, P4 dan RK.

(21)

10

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penyaringan bungkil inti sawit dapat menurunkan serat kasar namun pemakaian BIS sebanyak 7.5% dalam ransum tidak dapat memperbaiki performa ayam broiler.

Saran

Penelitian lebih lanjut dapat mencari metode penyaringan yang lebih efektif terkait batok yang terdiri atas beberapa besaran yaitu halus, kasar dan sangat kasar sehingga setiap besaran tersebut dapat disaring.

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah IK. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Ed ke-2. Bogor (ID): Lembaga Satu Gunungbudi.

Bell DD, Weaver JrWD. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg Production. 5th ed. New York (US): Springer Science Businnes Media.

Dairo FAS, Fasuyi AO. 2007. Evaluation of fermented palm kernel meal and fermented copra meal proteins as substitute for soybean meal protein in laying hens diets. JCEA. 9 (1):35-44.

Esuga PM, Sekoni AA, Omage JJ, Bawa GS. 2008. Evaluation of enzyme (Maxigrain®) supplementation of graded levels of palm kernel meal (PKM) on the performance of broiler chickens. Pakistan J Nutr. 7(4):607-613. Ezieshi EV, Olomu MJ. 2008. Nutritional evaluation of palm kernel meal types: 2.

effects on live performance and nutrient retention in broiler chicken diets. AJB. 7(8):1171-1175.

Garipoglu AV, Erener G, Ocak N. 2006. Voluntary intake of insoluble granite-grit offered in free choise by broiler : its effect on their digestive tract traits and performances. Asian-Aust J Anim Sci. 19(4):549-553.

Hetland H, Svihus B, Choct M. 2005. Role of insoluble fibre on gizzard activity in layers. Poult Sci. 60:415-422.

Iskandar S, Sinurat AP, Trisnamurti B, Bamualim A. 2008. Bungkil sawit potensial untuk pakan ternak. Warta Penelitian Pengembangan Pertanian. 30:16-17.

Iyayi EA, Davies BI. 2005. Effect of enzyme suplementation of palm kernel meal

and brewer’s dried grain on the performance of broilers. Poult Sci.

4(2):76-80.

Lesson S, Summers JD. 2005. Commercial Poultry Nutrition. 3rd ed. Ontario (CN): Ensminger.

Mackie RI. 2002. Mutualistic fermentative digestion in the gastrointestinal tract: diversity and evolution. ICB. 2: 319-326.

(22)

11 North MO, Bell D. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th ed.

London (GB): Chapman and Hall.

Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Geometrik. Sumantri B, penerjemah. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka. Yatno, Ramli N, Hardjosworo P, Purwadaria T, Setiyono A. 2008. Sifat kimia dan

nilai biologi konsentrat protein bungkil inti sawit hasil ekstraksi kombinasi fisik-kimiawi. Med Pet. 33:178-185.

Yopi, Purnawan A, Thontowi A, Hermansyah H, Wijakarno A. 2006. Preparasi mannan dan mannanase kasar dari bungkil kelapa sawit. J Tech. 4:312-319.

LAMPIRAN

Lampiran 1 ANOVA konsumsi ransum ayam selama lima minggu pemeliharaan

Lampiran 2 ANOVA pertambahan bobot badan ayam selama lima minggu pemeliharaan

SK DB JK KT F F0.05 F0.01

Perlakuan 3 1780.405 593.4683 0.345651 3.490295 5.952545 Eror 12 20603.52 1716.9600

Total 15 22383.93

SK: sumber keragaman, DB: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: Nilai hitung.

Lampiran 3 ANOVA konversi ransum ayam selama lima minggu pemeliharaan

SK DB JK KT F F0.05 F0.01

Perlakuan 3 0.016475 0.005492 1.047695 3.490295 5.952545 Eror 12 0.062900 0.005242

Total 15 0.079375

SK: sumber keragaman, DB: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: Nilai hitung.

SK DB JK KT F F0.05 F0.01

Perlakuan 3 5097.278 1699.093 0.285568 3.490295 5.952545 Eror 12 71398.540 5949.879

Total 15 76495.820

(23)

12

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan tanggal 4 November 1990. Penulis adalah anak sulung dari dua bersaudara dari pasangan Bapak P Naibaho dan Ibu M Hutajulu. Pendidikan penulis diawali pada tahun 1995 di TK Cahaya, Kabanjahe. Kemudian dilanjutkan di bangku SD pada tahun 1996 hingga 2002 di SDN 2 Rantau Utara. Penulis melanjutkan pendidikan selanjutnya yaitu SMP pada tahun 2002 hingga tahun 2005 di SMPN 2 Rantau Utara. Pendidikan menengah atas penulis dimulai pada tahun 2005 hingga tahun 2008 di SMAN 3

Rantau Utara. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2009, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama masa studi di IPB penulis aktif di berbagai organisasi mahasiswa seperti Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) pada tahun 2009-2013, Persekutuan Mahasiswa Kristen Katolik Fakultas Peternakan (2010-2012) dan menjabat sebagai bendahara pada Komisi Persekutuan (2011-2012). Pada tahun 2012 penulis melaksanakan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) yang didanai oleh Direktorat Perguruan Tinggi (DIKTI)

dengan judul “Pemanfaatan Limbah Minyak Nilam untuk Mengurangi Bau

Kotoran pada Ternak Ruminansia dalam Rangka Pembuatan Pupuk Organik”.

UCAPAN TERIMA KASIH

Gambar

Tabel 1 Komposisi ransum broiler starter dan broiler finisher*
Tabel 3 Komposisi nutrien ransum komersil broiler starter dan broiler finisher
Gambar 1 Grafik konsumsi ransum ayam broiler (g ekor-1 minggu -1) selama 5
Gambar 2 Grafik pertambahan bobot badan ayam broiler per minggu selama 5
+2

Referensi

Dokumen terkait

8.1.1. Siswa dapat menyusun teks berupa dialog terkait dengan ungkapan menyatakan sapaan beserta responnya dalam bahasa.. digunakan untuk pengajaran dikelas nantinya. RPP akan

Fungsi yang berlangsung dalam arus mundur ( backward flow) dari pelanggan ke perusahaan : o Pemesanan : komunikasi dari para anggota saluran pemasaran ke produsen mengenai

Not long ago the sight would have had me sprinting in the direction that best carried me away from the two horrors before us, but I’d seen my share of dead, both in and out of Hell,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero)

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana menggali soft skills yang akan digunakan untuk mengidentifikasi soft skills yang diintegrasikan, (2) mengetahui

o Fungsi : mengangkat mandibula untuk merapatkan gigi sewaktu mengunyah... o Ini adalah otot kuadrangularis yang mencakup aspek lateral ramus dan proses koronoideus mandibula. o

[r]