Nama : Rizqisari Kurniawati Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 19 April 1994
Tempat Lahir : Magelang, Jawa Tengah
Alamat Rumah : Perum. Kartika Sejahtera (Inkopad) Blok K2 No. 23 RT 16 RW 06 Kec. Tajurhalang, Kab. Bogor, Bogor Jawa Barat, 16320
E-mail : rizqisarikurniawati.rk@gmail.com
Agama : Islam
Latar Belakang Pendidikan
1. 1999 s.d 2000 TK Islam Nurul Ikhwan, Cipayung, DKI Jakarta. 2. 2000 s.d 2006 SD Negeri 1 Kalisuren, Bogor, Jawa Barat. 3. 2006 s.d 2009 SMP Negeri 1 Tajurhalang, Bogor, Jawa Barat. 4. 2010 s.d 2012 SMA Negeri 1 Tajurhalang, Bogor, Jawa Barat.
5. 2012 s.d 2016 Universitas Komputer Indonesia, Bandung, Jawa Barat.
Pendidikan Nonformal
1. Course of Conversation Class June 2011 s.d April 2012 in MECourse. 2. Kursus Lembaga Pelatihan Komputer MAHASIN pada tahun 2012.
3. Mengikuti Latihan Pembinaan Mental dan Disiplin Mahasiswa (Character Building) pada 16 s.d 17 Maret 2013
4. Seminar “Sukses Melalui Industri Kreatif” diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Manajemen Universitas Komputer Indonesia, Mei 2014.
5. Seminar Pemilihan Spesialisasi “Keilmuan Manajemen dan Peluang Kerja di Berbagai Sektor Industri” diselenggarakan oleh Prodi Manajemen Universitas Komputer Indonesia, Juni 2014.
The Effect of Earning Per Share (EPS) and Market Value Added (MVA) to Stock Return of Chemical Sub Sectors Company listed on
Indonesia Stock Exchange Period 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan S1
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Komputer Indonesia
Oleh:
RIZQISARI KURNIAWATI
21212164
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
vi
Alhamdulillahi rabbil’alamin, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT, karena atas izin, rahmat serta serta hidayahNya, atas selesainya
penulisan Skripsi dengan judul “Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014”.
Sripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan guna
Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Program Sarjana Strata Satu.
Dalam penyajian Skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
belum mendekati kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
koreksi dan saran yang sifatnya membangun sebagai bahan masukan yang
bermanfaat dan berguna demi perbaikan dan peningkatan diri dalam bidang ilmu
pengetahuan.
Penulis menyadari berhasilnya studi dan penyusunan Skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan semangat dan do’a kepada
penulis dalam menghadapi setiap tantangan sehingga sepatutnya pada kesempatan
ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
2. Kedua orangtua saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya baik
vii
4. Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, MS., AK, selaku Wakil Rektor II dan
selaku dosen pembimbing Skirpsi di Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.
5. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.
6. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.
7. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si, selaku Dosen Penguji I.
8. Ibu Windi Novianti, SE., MM, selaku Dosen Penguji II.
9. Sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan yang juga selalu
memberikan motivasi baik berupa sharing pendapat, motivasi dan hal-hal lainnya dalam rangka pembuatan penelitian ini.
10. Pihak-pihak terkait lainnya yang juga turut serta membantu saya dalam
pembuatan Skripsi ini.
Akhir kata semoga Skripsi ini dapat dimanfaatkan dan memberikan
sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi penulis maupun
bagi pihak yang berkepentingan. Wasalamu’alaikum Wr. Wb
Bandung, 1 Agustus 2016
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8
1.2.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1 Maksud Penelitian ... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ... 10
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 10
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 11
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 11
1.5.2 WaktuPenelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka ... 13
2.1.1 Earning Per Share (EPS) ... 13
ix
2.1.1.2 Faktor Penyebab Kenaikan dan Penurunan EPS ... 14
2.1.2 Market Value Added (MVA) ... 15
2.1.2.1 Pengertian Market Value Added (MVA) ... 15
2.1.2.2 Kelebihan dan Kekurangan MVA ... 17
2.1.3 Return Saham ... 18
2.1.3.1 Pengertian Return Saham ... 18
2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham ... 19
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20
2.3 Kerangka Pemikiran ... 28
2.3.1 Hubungan EPS terhadap Return Saham ... 29
2.3.2 Hubungan MVA terhapad Return Saham ... 30
2.3.3 Hubungan EPS dan MVA terhadap Return Saham ... 31
2.4 Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 34
3.2 Metode Penelitian ... 35
3.2.1 Desain Penelitian ... 36
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 40
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 43
3.2.3.1 Sumber Data ... 43
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data... 44
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 47
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 47
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 55
3.3 Penarikan Kesimpulan ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 62
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 62
x
4.1.3 Sturktur Organisasi Perusahaan ... 70
4.2 Pembahasan Penelitian ... 76
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 76
4.2.1.1 Perkembangan Earning Per Share (EPS) pada Perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 ... 76
4.2.1.2 Perkembangan Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 ... 85
4.2.1.3 Perkembangan Return Saham pada perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 ... 95
4.3.1 Analisis Kuantitatif ... 104
4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 116
4.3.2.1 Pengujian Hipotesis Earning Per Share Terhadap Return Saham ... 116
4.3.2.2 Pengujian Hipotesis Market Value Added Terhadap Return Saham... 118
4.3.3 Pengujian hipotesis secara simultan (uji-F) ... 119
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 122
5.2 Saran ... 125
DAFTAR PUSTAKA ... 127
127
Alwi, Iskandar. Z. 2003. Pasar Modal, Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta.
Bhuono, Agung Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab (Edisi kedua). Jakarta: Salemba Empat.
Djawahir, Kusnan M. 2007. S W A 100 Peringkat EVA dan MVA Terbaik 2007: Para Pencetak Kekayaan di Pasar Modal, Majalah SWA , Edisi No.26/2007. Duwi Priyatno, 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data
Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Gaya Media, Yogyakarta.
Eugene F. Brigham and Joel F Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.
Eugene F.Brigham dan Joel F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi 11 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
Fahmi. 2012. Analisis laporan Keuangan. Bandung: CV. Alfabeta
Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung : Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ke-3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta: Erlangga.
128
Manurung, Adler. 2007. Cara Menilai Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Elexmedia Komputindo
Narimawati,Umi; Sri Anggadini; dan Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah-Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Unikom. Cetakan pertama, Penerbit Genesis : Bekasi.
Nawari. 2010. Analisis Regresi dengan Ms Excel 2007 dan SPSS 17. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
O’Byrne, F. Stephen dan S. David Young. 2001. Economic Value Added dan Manajemen Berdasarkan Nilai Panduan Praktis Untuk Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Samsul. 2009. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta.
Samsul,Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Santoso, Singgih. 2006. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 14. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Santoso, Singgih 2002. SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elexmedia Komputindo.
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Graha Ilmu : Jakarta.
Setiawan, A. dan Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Nuha Medika: Jakarta
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta
129
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonisia.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Potofolio dan Investasi:Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta:Kanisius.
Tony Wijaya. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Wild, et al, 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
JURNAL
Aditya, Ken dan Isnurhadi. 2013. Analisis Pengaruh Rasio Lancar, Rasio Perputaran Total Aktiva, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Infrasturktur, Utilitas, dan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya. Vol. 11 No. 4 Desember 2013. ISSN 1412 4521.
Baridwan, Zaky dan Ary Legowo. 2002. Asosiasi antara EVA (Economic Value Added), MVA (Market Value Added) dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Tema, Vol III.September
Dwimulyani, Susi dan Djamhuri. 2014. Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Good Corporate Governance Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Publik yang Mendapat Pemeringkatan dari The Indonesian Institutr For Corporate Governance. Indonesia Accounting Research Journal. Vol. 2 No.2, Juli-Desember 2014. ISSN 2303 2235.
130
Janitra, Putu Vito Veda dan Wijaya, I Ketut. 2015. Pengaruh EPS, ROI, dan EVA terhadap Return Saham Perusahaan Otomotif di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol. 4 No. 7, 2015: 1831-1844. ISSN 2302-8912.
Khan, Wajid; Naz, Arab; Khan, Madiha; Khan, Waseem Khan Qaiser; dan Ahmad, Shabeer. 2013. The Impact of Capital Structure and Financial Performance on Stock Returns A Case of Pakistan Textile Industry. Middle East Journal of Scientific Research 16 (2): 289-295 2013. ISSN 1990 9233.
Muhammad, Noor dan Scrimgeour, Frank. 2014. Stock Returns and Fundamentals in the Australian Market. Asian Journal of Finance & Accounting. Vol. 6 No. 1. ISSN 1946 052X.
Rahmadi, Yuda Ditio. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Arus Kas Operasi, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Return Saham. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Reddy, DR. N. RV. Ramana. 2013. Identify the Superior Measures Among the Traditional and Modern Measures by Establishing Relationship with Stock Market Return- A Studyon Select Cemen Company in India. Paripex – Indian Journal of Research. Volume: 2 Issue: 2 Februari 2013. ISSN 2250 1991.
Vera Anis K & Untung SW. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mem-pengaruhi Return Saham Investor pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 1, April 2012: 1-11.
Willem, Meigi Fransiska; Saerang, David P. E. Dan Tumewu, Ferdinand. 2014. Prediction of Stock Return on Banking Industry at the Indonesian Stock Exchange by Using MVA and EVA Concepts. Jurnal EMBA. Vol. 2 No. 1, Maret 2014, Hal. 543-549. ISSN 2303 1174.
TESIS
131
Widodo. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Akuntansi Tradisional, Economic Value Added, dan Market Value Added terhadap Return Saham. Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2012.
INTERNET
http://bbj-jfx.com/detail-artikel-market-place-jakarta-futures-exchanges-140329- outlook-ihsg-sektor-industri-dasar-2015-beban-impor-bahan-baku-masih-bayangi-emiten.html
http://bolsalju.com/2013/07/25/budi-starch-and-sweetener-budi/
http://ekbis.sindonews.com/read/947566/150/menanti-keberuntungan-pada-january-effect-1420685749
http://m.bisnis.com/market/read/20130826/158896/sajam-industri-dasar-dan-kimia-diprediksi-tertekan-hingga-akhir-tahun
http://vibiznews.com/tag/budi-starch-sweetener/
http://vibiznews.com/2015/02/05/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-menurun-pdb-2014-terendah-sejak-tahun-2009/
http://vibiznews.com/2014/07/01/mengenal-kinerja-sektor-industri-dasar-dan-kimia-semester-i-tahun-ini/
http://www.businessnews.co.id/ekonomi-bisnis/industri-kimia-butuh-support-pemerintah.php
http://www.infovesta.com/infovesta/artikel/readartikel.jsp?id=8
http://www.infovesta.com/infovesta/artikel/readartikel.jsp?id=11
http://www.kemenperin.go.id/artikel/3772/Industri-Kimia-ketergantungan-bahan-Baku-Impor
132
www.duniainvestasi.com
13 2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Earning Per Share (EPS)
2.1.1.1 Pengertian Earning Per Share (EPS)
Menurut Irham Fahmi (2012:96), mendefinisikan EPS sebagai berikut:
“Earning Per Share (EPS) atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk
pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari
setiap lembar saham yang dimiliki”.
Menurut Eduardus Tandelilin (2010:365), mendefinisikan EPS sebagai berikut: “Earning Per Share merupakan laba bersih yang siap dibagikan kepada
pemegang saham di bagi dengan jumlah lembar saham perusahaan”.
Sedangkan Sutrisno (2009:223), mendefinisikan EPS sebagai berikut:
“Earning Per Share merupakan salah satu bagian dari rasio profitabilitas perusahaan yang mana para pemilik menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Earning Per Share atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa earning per share adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh investor atau pemegang saham untuk setiap per lembar saham yang
beredar selama suatu periode tertentu. Earning per share merupakan alat untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para
Bagi para investor informasi EPS dapat menggambarkan prospek earning
perusahaan di masa depan (Tandelilin, 2010:365). Laba per lembar saham juga
dapat digunakan sebagai suatu ukuran secara luas dalam penaksiran nilai saham
biasa oleh manajemen maupun pemegang saham selain itu EPS juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi kinerja operasi dan profitabilitas suatu perusahaan
(Wild, 2008:472). Semakin tinggi EPS berarti performance perusahaan semakin baik dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham sehingga
sahamnya akan diminati oleh pemodal dan harga jualnya akan naik.
Earning per share dapat dirumuskan sebagai berikut:
(Tandelilin, 2010:374)
2.1.1.2 Faktor Penyebab Kenaikan dan Penurunan EPS
Menurut Brigham (2009:23), yang dialih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto
faktor penyebab kenaikan dan penurunan Earning Per Share (EPS) adalah :
1. Faktor penyebab kenaikan Earning Per Share (EPS) :
a. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
b. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
c. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
d. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan
jumlah lembar saham biasa yang beredar.
e. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar
daripada persentase penurunan laba bersih.
2. Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :
a. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
b. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
c. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
d. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase
penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
e. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar
daripada persentase kenaikan laba bersih.
2.1.2 Market Value Added (MVA)
2.1.2.1 Pengertian Market Value Added (MVA)
Market value added (MVA) merupakan indikator yang dapat mengukur seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan oleh manajemen bagi
para investornya atau memeperlihatkan sejauh mana perusahaan membantu
investor dalam memaksimalkan kekayaan mereka. Penilaian dari MVA dapat
juga dikaitkan sebagai seberapa besar kemakmuran yang telah dicapai.
Menurut Young dan O’Byrne (2001:26), mendfinisikan MVA sebagai berikut:
“Market value added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan
(termasuk ekuitas dan utang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan
dalam perusahaan”.
Zaky & Ary (2002:139), mendefinisikan MVA sebgai berikut:
Menurut Brigham & Houston (2010:111), mendefinisikan MVA sebagai berikut: “MVA adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dengan
nilai buku seperti yang disajikan dalam neraca, nilai pasar dihitung dengan
mengalikan harga saham dengan jumlah saham yang beredar”.
Sedangkan menurut Manurung (2007:133), mendefinisikan MVA sebagai berikut: “MVA adalah perbedaan antara nilai pasar dari perusahaan (hutang dan ekuitas) dengan total modal yang diinvestasikan ke dalam perusahaan. Nilai pasar dari perusahaan merupakan nilai perusahaan (enterprise value) dari perusahaan yang bersangkutan. Dimana nilai ini merupakan hasil jumlah seluruh nilai pasar yang diklaim oleh pihak lain terhadap perusahaan pada suatu waktu tertentu. Total modal yang diinvestasikan kedalam perusahaan adalah seluruh investasi yang dilakukan semua pihak kepada perusahaan pada suatu waktu tertentu”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa MVA merupakan kenaikan
nilai pasar suatu perusahaan yang dilakukan dengan memaksimalkan selisih
antara market value of equity dengan jumlah yang ditanamkan investor ke dalam
perusahaan agar kemakmuran pemegang saham maksimal.
Manfaat dari Market Value Added yang dapat diaplikasikan pada perusahaan,
antara lain:
a. Sebagai alat mengukur nilai tambah dari perusahaan guna meningkatkan
kesejahteraan bagi pemegang saham.
b. Dengan MVA investor dapat melakukan tindakan antisipasi sebelum
mengambil keputusan investasi.
c. MVA dapat dijadikan sebagai alat pengukur atau penilaian peningkatan
Perhitungan MVA dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut :
=
= ℎ ℎ
= ℎ ℎ
(Brigham & Houston, 2009:68)
Menurut Young dan O’Byrne (2001) indikator yang dijadikan tolak ukur
untuk mengukur nilai Market Value Added (MVA) yaitu:
1. Jika Market Value Added (MVA) > 0, berarti perusahaan berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang
dana.
2. Jika Market Value Added (MVA) < 0, berarti perusahaan tidak dapat meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang
dana.
2.1.2.2 Kelebihan dan Kekurangan MVA
Market Value Added memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan MVA menurut Zaky dan Ary (2002:139):
Kelemahan: Market Value Added hanya dapat diaplikasikan pada
perusahaan yang sudah go public saja.
Kelebihan: Market Value Added merupakan ukuran tunggal dan dapat
berdiri sendiri yang tidak membutuhkan analisis trend maupun norma industri sehingga bagi pihak manajemen dan penyedia dan akan lebih
Sedangkan menurut Napitupuluh (2008:31) dalam Wendra (2014) MVA
memiliki beberapa kekurangan yaitu :
a. MVA tidak memperhitungkan opportunity cost dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan.
b. MVA tidak memperhitungkan intern cash return yang diberikan pada pemegang saham.
c. MVA tidak dihitung pada tingkat divisional (unit bisnis) dan tidak dapat
dipergunakan untuk perusahaan yang tidak memperjual belikan sahamnya
secara public.
2.1.3 Return Saham
2.1.3.1 Pengertian Return Saham
Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan return. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya
investor tidak akan melakukan investasi. Jadi semua investasi mempunyai tujuan
utama mendapatkan return.
Menurut Irham Fahmi (2012:189), mendefinisikan return saham sebagai berikut: “Return saham merupakan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya dalam
bentuk laba, baik melalui bunga ataupun keuntungan pada periode tertentu”.
Menurut Jogiyanto Hartono (2010:205), mendefinisikan sebagai berikut:
Sedangkan menurut Samsul (2006: 291), mendefinisikan return saham sebagai berikut :
“Return adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss”.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa return saham merupakan tingkat pengembalian berupa imbalan yang diperoleh dari hasil jual
beli saham. Melalui investasi, investor berkeinginan untuk memperoleh tingkat
keuntungan sebesar mungkin.
Secara sistematis, perhitungan return saham adalah sebagai berikut:
(Brigham dan Houston, 2006: 410)
Keterangan:
�� = Price, yaitu harga untuk waktu t
��−1 = Price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya
2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham
Menurut Samsul (2006:200), faktor-faktor yang mempengaruhi return saham
terdiri atas faktor makro dan faktor mikro.
a. Faktor makro yaitu faktor yang berada di luar perusahaan, yaitu:
1. Faktor makro ekonomi yang meliputi tingkat bunga umum domestik,
tingkat inflasi, kurs valuta asing dan kondisi ekonomi internasional.
2. Faktor non ekonomi yang meliputi peristiwa politik dalam negeri,
peristiwa politik di luar negeri, peperangan, demonstrasi massa dan kasus
lingkungan hidup.
� ℎ = �� �� �−1
b.Faktor mikro yaitu faktor yang berada di dalam perusahaan itu sendiri, yaitu:
1. Laba bersih per saham
2. Nilai buku per saham
3. Rasio utang terhadap ekuitas
4. Dan rasio keuangan lainnya.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Putu Vito Veda Janitra dan I Ketut Wijaya Kesuma (2015) Penelitian yang berjudul “Pengaruh EPS, ROI dan EVA terhadap Return Saham Perusahaan Otomotif di BEI”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4 No. 7,
2015: 1831-1844, ISSN 2302-8912 yang dilakukan oleh Putu Vito Veda Janitra
dan I Ketut Wijaya Kesuma, dalam hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa
EPS secara signifikan berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan otomotif di BEI.
2. Penelitian Meigi Fransiska Willem, David P. E. Saerang, Ferdinand Tumewu (2014)
Menurut Meigi Fransiska Willem, David P. E. Saerang, Ferdinand Tumewu
dalam penelitianya yang berjudul “Prediction of Stock Return on Banking Industry at the Indonesian Stock Exchange by Using MVA and EVA Concepts” Jurnal EMBA Vol. 2 No. 1, Maret 2014, Hal. 543-549, ISSN 2303 1174,
menyatakan bahwa MVA memiliki hubungan negatif dan tidak memiliki
3. Penelitian Susi Dwimulyani dan Djamhuri (2014)
Menurut Susi Dwimulyani dan Djamhuri dalam penelitiannya tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Good
Corporate Governance Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Publik yang Mendapat Pemeringkatan dari The Indonesian Institutr For Corporate Governance”, Indonesia Accounting Research Journal Vol. 2 No.2, Juli-Desember 2014, ISSN 2303 2235, dalam hasil penelitiannya menyatakan
bahwa Market Value Added memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham.
4. Penelitian Noor Muhammad & Frank Scrimgeour (2014)
5. Penelitian Ken Aditya & Isnurhadi (2013)
Menurut Ken Aditya dan Isnurhadi dalam penelitiannya tahun 2013 yang
berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Lancar, Rasio Perputaran Total Aktiva,
Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Infrasturktur, Utilitas, dan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011”, Jurnal Manajemen &
Bisnis Sriwijaya Vol. 11 No. 4 Desember 2013, ISSN 1412 4521,
menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap
return saham.
6. Penelitian Dr. N. RV. Ramana Reddy (2013)
Menurut DR. N. RV. Ramana Reddy dalam penelitian yang berjudul “Identify
the Superior Measures Among the Traditional and Modern Measures by Establishing Relationship with Stock Market Return- A Studyon Select Cemen Company in India”, Paripex – Indian Journal of Research Volume: 2 Issue: 2 Februari 2013, ISSN 2250 1991, peneliti berupaya untuk menjelaskan perilaku
pengembalian saham dalam hal EVA, MVA dan lainnya langkah-langkah
tradisional ROA, ROCE, RonW dan EPS melalui bertahap analisis regresi.
Dari analisis, model tersebut memberikan bukti bahwa ROA, ROCE, RonW,
EPS dan MVA tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan return saham.
7. Penelitian Yuda Ditio Rahmadi (2013)
Menurut Yuda Ditio Rahmadi penelitian ini bertujuan untuk menguji dan
pengaruh MVA terhadap return saham. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2009-2011 sebanyak 147 perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan EPS
dan MVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
8. Penelitian Wajid Khan, Arab Naz, Madiha Khan, Waseem Khan Qaiser Khan dan Shabeer Ahmad (2013)
Menurut Wajid Khan, Arab Naz, Madiha Khan, Waseem Khan Qaiser Khan
dan Shabeer Ahmad dalam penelitiannya dengan judul “The Impact of Capital
Structure and Financial Performance on Stock Returns A Case of Pakistan Textile Industry’’. Middle East Journal of Scientific Research 16 (2): 289-295
2013, ISSN 1990 9233. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
EPS secara parsial positif mempengaruhi return saham industri tekstil Pakistan.
9. Penelitian Moreteza Hajiabbasi, Meysam Kaviani, Navid Sama Largani, Mahmoud Samadi Largani, Hamzeh Montazeri (2012)
Penelitian yang berjudul “Comparison of Information Content Value Creation Measures (EVA, REVA, MVA, SVA, CSV, and CVA) and AccountingMeasures (ROA, ROE, EPS, CFO) in Predicting the ShareHolder Return (RS) Evidence from Iran Stock Exchange”, ARPN Journal of Science and Technology, Vol. 2 No. 5 Juni 2012, ISSN 2225 7217 yang dilakukan oleh Moreteza Hajiabbasi,
Meysam Kaviani, Navid Sama Largani, Mahmoud Samadi Largani, Hamzeh
Montazeri, menyimpulkan bahwa hasil penelitian mereka adalah EPS dan
10. Penelitian Widodo (2012)
Penelitian yang dilakukan Widodo dalam Tesis Program Studi Magister
Manajemen Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2012 yang berjudul “Analisis Pengaruh Ukuran Akuntansi Tradisional,
Economic Value Added, dan Market Value Added terhadap Return Saham”, dilakukan untuk menguji pengaruh tradisional kinerja keuangan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan kinerja keuangan modern sebagai Economi Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Hasil penelitian ini adalah bahwa, EPS berpengaruh terhadap return saham, dan MVA memiliki pengaruh juga terhadap return saham. Dan secara simultan EPS dan MVA berpengaruh terhadap return saham.
11.Penelitian Indah Fajarwaty (2012)
Penelitian Indah Fajarwary dalam Tesis Konsentrasi Manajemen Keuangan
Magister Manajemen Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar tahun 2012 dengan judul “Analisis Pengaruh Economic
Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh EVA, MVA,
dan EPS terhadap return pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hanya MVA dan EPS yang
12.Penelitian Gayuh Andang Rachmadianto (2002)
Penelitian Gayuh Andang Rachmadianto dalam Tesis Program Studi Magister
Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang tahun 2002 dengan judul “Analisis Pengaruh Market Value Added, Operating
Income, Earning Per Share terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, dimotivasi oleh munculnya alat ukur
kinerja keuangan modern yaitu Market Value Added (MVA) dan Economic value Added (EVA). Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan menganalisis pengaruh MVA, OI, dan EPS terhadap Return Saham serta mencari besarnya pengaruh masing-masing variabel terhadap return saham,
studi empiris pada peruahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2000. Hasil penelitian ini
adalah EPS mempunyai pengaruh paling kuat terhadap return saham
dibandingkan dengan MVA dan OI. Secara simultan EPS, MVA dan OI dapat
digunakan untuk memprediksi return saham.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No.
Judul Penelitian/ Judul Referensi
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Pengaruh EPS, ROI dan EVA terhadap Return Saham Perusahaan Otomotif di BEI
Putu Vito Veda Janitra dan I Ketut Wijaya Kesuma (2015)
2. Prediction of Stock Return on Banking Industry at the Indonesian Stock Exchange by Using MVA dan EVA Concept.
No.
Judul Penelitian/ Judul Referensi
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Good Corporate
Governance terhadap Return Saham pada Perusahaan Publik
5. Analisis Pengaruh Rasio Lancar, Rasio Perputaran Total Aktiva, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Return Saham Perusahaan Sektor
No.
Judul Penelitian/ Judul Referensi
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7. Pengaruh Earning Per Share, Arus Kas Operasi, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Return Saham.
9. Comparison of Information Content Value Creation Measures (EVA, REVA, MVA, SVA, CSV, and CVA) and AccountingMeasures (ROA, ROE, EPS, CFO) in Predicting the ShareHolder Return (RS)
No.
Judul Penelitian/ Judul Referensi
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
11. Analisis Pengaruh
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), danEarning Per Share (EPS) terhadap Return pada
Perusahaan
12. Analisis Pengaruh Market Value Added, Operating Income, Earning per Share terhadap Return Saham pada perusahaan Manufaktur di
investor sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Para
pemodal dan analis keuangannya berkepentingan untuk mengetahui tingkat
pengembalian atas investasi mereka. Dalam rangka mengukur kemakmuran
pemegang saham atau return saham perusahaan, penulis membatasi hanya membahas dari sisi analisis terhadap laporan keuangan khususnya yang berkaitan
per lembar saham yang beredar selama suatu periode tertentu. Sedangkan Market
Value Added sebagai pengukuran kinerja eksternal dimana Market value added merupakan indikator yang dapat mengukur seberapa besar kekayaan perusahaan
yang telah diciptakan oleh manajemen bagi para investornya atau
memeperlihatkan sejauh mana perusahaan membantu investor dalam
memaksimalkan kekayaan mereka.
Adanya pengukuran kinerja keuangan ini, tentu saja karena investor ingin
melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan return bagi para pemegang saham. Dalam hal ini return saham merupakan salah satu faktor utama yang memotivasi investor dalam berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas
keberanian dalam menanggung resiko atas investasi yang dilakukan. Diharapkan
dengan penelitian ini akan didapat ukuran kinerja keuangan yang mempunyai
pengaruh yang paling kuat dengan return saham.
2.3.1 Hubungan EPS terhapad Return Saham
Earning per share adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh investor untuk setiap per lembar saham yang
beredar selama suatu periode tertentu dan alat untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan.
Alwi (2003:77) mengemukakan bahwa:
“Earning Per Share (EPS) merupakan jumlah uang yang dihasilkan (return)
Menurut Indah (2012) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa:
“Earning Per Share (EPS) adalah merupakan kinerja keuangan perusahaan yang mencerminkan laba bersih perusahaan per lembar saham yang diterbitkan oleh emiten. Karena berhubungan dengan laba bersih perusahaan, maka semakin besar Earning Per Share (EPS) maka investor akan menganggap bahwa perusahaan tersebut mengalami peningkatan (growth) dalam laba bersihnya, sehingga akan banyak investor memburu saham tersebut yang akan mengakibatkan harga saham meningkat”.
Putu dan I Ketut (2015) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa:
“Earning Per Share (EPS) dapat digunakan sebagai alat yang efektif dalam mengukur tingkat return perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS berarti semakin tinggi tingkat keuntungan atas lembar saham yang dimiliki investor. Tingginya nilai EPS akan menarik minat investor untuk berinvestasi, sehingga harga saham perusahaan akan meningkat, secara otomatis akan meningkatkan tingkat capital gain nya”.
Dapat disimpulkan tingkat EPS yang tinggi bisa diartikan bahwa perusahan
akan memberikan peluang yang tinggi terhadap tingkat pengembalian pendapatan
bagi investor dan akan menarik minat investor berinvestasi, akibatnya permintaan
akan saham meningkat dan harga saham meningkat pula. Dengan demikian,
dengan kenaikan harga saham maka akan memungkinkan kenaikan pada return saham. Jadi EPS mempunyai pengaruh terhadap return saham, hal ini didukung dengan penelitian dari Wajid Khan, Arab Naz, Madiha Khan, Waseem Khan
Qaiser, Shabeer Ahmad (2013), Widodo (2012), dan Gayuh (2002).
2.3.2 Hubungan MVA terhadap Return Saham
Market value added (MVA) yang merupakan nilai pasar utang dan modal perusahaan dari total modal yang digunakan untuk mendukung nilai tambah.
MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan mengalokasikan
Djawahir Kusnan (2007:30) menyatakan:
“Market value added mencerminkan ekspektasi pemegang saham terhadap
perusahaan dalam menciptakan kekayaan di masa mendatang.”
Indah (2012) dalam hasil penelitiannya mengatakan:
“Bila terjadi kenaikan Market Value Added (MVA) maka return saham akan
semakin tinggi pula, hal ini terjadi karena investor menganggap manajemen
memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan asset yang mereka tanamkan.”
Menurut Susi dan Djamhuri (2014) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa: “Hasil pengujian untuk variabel market value added (MVA) menunjukkan
bahwa MVA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.”
Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa MVA sebagai indikator
yang dapat mengukur seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan
untuk investornya, semakin baik manajemen mengoptimalkan modal yang
ditanamkan investor maka semakin baik return saham yang dihasilkan. Jadi MVA
mempunyai pengaruh terhadap return saham, hal ini didukung oleh penelitian Yuda Ditio Rahmadi (2013), Widodo (2012).
2.3.3 Hubungan EPS dan MVA terhadap Return Saham
Bagi para investor informasi EPS dapat menggambarkan prospek earning
perusahaan di masa depan (Tandelilin, 2010:365). Dapat dikatakan nilai EPS yang
lebih besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam
menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai
EPS menunjukkan laba yang berhak didapatkan oleh pemegang saham atas satu
lembar saham yang dimilikinya.
Menurut Yuda (2013) Market Value Added merefleksikan seberapa besar pertambahan nilai yang dapat dikapitalisasi dan memaksimalkan nilai modal yang
dipakai dalam suatu perusahaan. Selain itu, MVA juga merefleksikan seberapa
pintar pihak manajemen dalam menciptakan atau meningkatkan kemakmuran
terhadap modal pemiliki atau pemegang saham. Dapat dikatakan MVA
merupakan alat investasi efektif yang menggambarkan penilaian pasar atas kinerja
perusahaan. Semakin besar MVA semakin berhasil pekerjaan manajemen
mengelola perusahaan dalam menghasikan return saham.
Gayuh (2002) dalam penelitiannya mengatakan bahwa:
“Dilihat dari uji F, maka Earning Per Share (EPS), Market Value Added
(MVA), dan Operating Income (OI) secara simultan dapat digunakan untuk memprediksi return saham”.
Menurut Indah (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa:
“Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Earning Per Share (EPS) secara bersama-sama (simultan) signifikan dalam menerangkan return saham. Dilihat dari uji F, maka Economic Value Added (EVA), Marketing Value Added (MVA), dan Earning per Share (EPS), secara simultan dapat digunakan untuk memprediksi return saham”.
Dan Widodo (2012) dalam hasil penelitiannya menyatakan:
“ROA, ROE, EPS, EVA, MVA secara bersama-sama berpengaruh terhadap
Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan diatas, dapat digambarkan
paradigma penelitian pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Market Value Added
(MVA) terhadap return saham adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran serta paradigma
penelitian yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis yang dapat diambil adalah :
H1 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham Perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di BEI.
H2 : Market Value Added (MVA) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham
Perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di BEI.
H3 : Earning Per Share (EPS) dan Market Value Added (MVA) secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Return Saham Perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di BEI.
Earning Per Share (EPS) (X1) Laba setelah bunga dan pajak Jumlah saham yang beredar
Tandelilin (2010:374)
Return Saham (Y)
Harga Saham Sebelumnya Harga Saham Saat Ini
Brigham dan Houston (2006: 410) Market Value Added (MVA) (X2)
Nilai pasar saham Nilai nominal saham Jumlah Saham yang beredar
35 3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:38) menyatakan bahwa:
“Objek Penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal. Dalam Penelitian ini
penulis mengambil judul penelitian yaitu, “Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham Perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014” maka penulis
akan mengumpulkan data-data mengenai Earning Per Share (EPS) dan Market Value Added (MVA) serta Return Saham.
Sesuai dengan judul penelitian, maka objek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data.
Metode penelitan menurut Sugiyono (2010:2) adalah:
“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”.
Metode Penelitian adalah cara atau prosedur yang harus dilakukan secara
sistematis dalam melakukan sebuah penelitian. Dari pernyataan diatas dapat
disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencari,
memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat data baik berupa data primer maupun
data sekunder yang dapat digunakan untuk dianalisa faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah yang terjadi sehingga didapat kebenaran atas data
yang diperoleh untuk keperluan menyusun karya ilmiah.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dan verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya penelitian yang
dilakukan adalah penelitian yang menekan analisisnya pada data numerik (angka).
Menurut Sugiyono(2010:14) metode deskriptif yaitu:
“Metode deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
Maka tujuan metode deskriptif yang menjadi fokus dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perkembangan Earning Per Share (EPS) pada perusahaan
sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
2. Untuk mengetahui perkembangan Market Value Added (MVA) pada perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014.
3. Untuk mengetahui perkembangan Return Saham pada perusahaan sub sektor
kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Sedangkan metode verifikatif menurut Narimawati (2008:21) :
”Metode verifikatif yaitu pengujian hipotesis penelitian melalui alat analisis
statistik”.
Adapun tujuan metode verifikatif yang menjadi fokus penelitian ini adalah
untuk mengetahui besarnya pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Market Value
Added (MVA) terhadap Return Saham pada perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Dalam melakukan penelitian
diperlukan desain penelitian yang bertujuan agar data dan informasi yang
Menurut Nazir dalam Narimawati (2010:30) desain penelitian adalah:
”Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya
mengenai penggumpulan dan analisis data saja”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan
semua proses penelitian yang akan dilakukan mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaksanaan penelitian.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Sugiyono (2009:13) adalah :
1. Sumber masalah;
2. Rumusan masalah;
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan;
4. Pengajuan hipotesis;
5. Metode penelitian;
6. Menyusun instrumen penelitian;
7. Kesimpulan;
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas,
yang mencangkup proses-proses berikut ini:
1. Mencari dan menetapkan fenomena yang menjadi sumber masalah yaitu
2. Menetapkan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana perkembangan Earning Per Share (EPS) pada perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014.
2. Bagaimana perkembangan Market Value Added (MVA) pada perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2014
3. Bagaimana perkembangan Return Saham pada perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
4. Seberapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan. Peneliti dapat
membaca referensi teoritis dan penemuan penelitian sebelumnya yang
relevan dengan masalah untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya
sementara (hipotesis).
4. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham Perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di BEI.
H2 : Market Value Added (MVA) berpengaruh signifikan terhadap Return
H3 : Earning Per Share (EPS) dan Market Value Added (MVA) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Return Saham Perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di BEI.
5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode
penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu
adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang
dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana,
waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini, metode penelitian
yang digunakan adalah deskriftif dan verifikatif dengan pendekatan
kuantitatif.
6. Menyusun Instrumen Penelitian
Setelah menentukan metode penelitian, maka peneliti dapat menyusun
instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul
data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari
Bursa Efek Indonesia. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis
untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan
dengan teknik statistik tertentu.
7. Kesimpulan
Langkah terakhir dari suatu periode penelitian adalah penarikan
kesimpulan, yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan
informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk
Adapun desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan :
X1 : Earning Per Share (EPS)
X2 : Market Value Added (MVA)
Y : Return Saham
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel merupakan suatu tindakan dalam membuat
batasan-batasan yang akan digunakan dalam analisis. Adapun yang akan dianalisis adalah
hubungan antara variabel bebas (variabel independen) dengan variabel terikat
(variabel dependen).
Operasional variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) adalah :
“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct. Sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replika pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,
ukuran, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian.
Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :
(X
1)
1. Variabel Independen (X).
Menurut Sugiyono (2012:39) pengertian variabel independen adalah
variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulasi, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (variabel X) pada adalah:
a. Earning Per Share (EPS) (X1)
Menurut Eduardus Tandelilin (2010:365) Earning Per Share (EPS) merupakan laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham di
bagi dengan jumlah lembar saham perusahaan.
b. Market Value Added (MVA) (X2)
Menurut (Brigham dan Houston, 2009: 68) Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah
ekuitas modal investor yang telah diberikan.
2. Variabel Dependen (Y).
Menurut Sugiyono (2012:39) pengertian variabel dependen sering disebut
sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
a. Return Saham (Y)
Menurut Samsul (2006: 291), return adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam
saham ini merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham,
dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep variabel Indikator Ukuran Skala
Earning Per Share (X1)
Earning Per Share (EPS) merupakan laba bersih yang
- Laba bersih setelah bunga dan pajak
Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai - Jumlah Saham Beredar
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
1. Data Sekunder
Menurut Jogiyanto (2010:137) mendefinisikan bahwa :
”Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan
memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku
perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
Berdasarkan definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa data sekunder
merupakan data pendukung dari suatu persoalan yang diteliti, sebagai pembanding
dalam suatu proses penanganan permasalahan, untuk mengetahui kondisi-kondisi
yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan dari data sekunder ini tidak jarang
dapat dimunculkan beberapa inovasi baru sebagai solusi dalam penanganan
permasalahan yang diteliti. Artinya data-data tersebut berupa data primer yang
telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain. Data-data yang
digunakan diperoleh dari laporan keuangan tahunan selama periode akhir tahun
2010 sampai tahun 2014 pada perusahaan di perusahaan sub sektor kimia yang
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan
sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah karakteristik tertentu untuk dapat ditarik kesimpulan. Adapun
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2010:80) mengemukakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 10 (sepuluh) perusahaan pada sub sektor
Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu dengan syarat:
a. Perusahaan Sub Sektor Kimia yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2014
Maka Sub Sektor Kimia secara keseluruhan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia terdiri dari :
Tabel 3.2 Data Populasi Penelitian
No. Kode Saham Nama Perusahaan
1 BRPT PT. Barito Pasific Tbk.
2 BUDI PT. Budi Statch & Sweetener Tbk.
3 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
4 EKAD PT. Ekadharma International Tbk
5 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk.
6 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk.
7 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindi Tbk.
8 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk.
9 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk.
2. Sampel Penelitian
Bila jumlah populasi besar dan tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap
seluruh anggota populasi maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.
Menurut Sugiyono (2010:81) mengemukakan bahwa:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang
banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat. Untuk
menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik sampling yang
dapat digunakan. Teknik yang akan digunakan oleh penulis sesuai dengan judul
adalah nonprobability sampling.
Adapun pengertian nonprobability sampling menurut Sugiyono (2010:84) yaitu:
“Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel”.
Jenis nonprobability sampling yang akan digunakan oleh penulis adalah purposive
sampling. Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2010:85), yaitu:
“Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
Dalam penelitian ini, untuk menentukan sampel digunakan kriteria-kriteria
sebagai berikut :
a. Perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2010-2014.
b. Perusahaan sub sektor kimia yang menghasilkan data laporan keuangan
secara continue selama periode 2010-2014 dan melaporkannya ke Bursa Efek Indonesia yang kemudian dipublikasikan.
Untuk kepentingan penelitian ini, sampel yang diambil dalam penelitian ini
berjumlah 6 perusahaan (data cross section) dengan periode laporan keuangan selama 5 tahun (data time series), sehingga jumlah data yang diteliti berjumlah 30
panel data :
Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian
No. Kode Saham Nama Perusahaan
1 BUDI PT. Budi Statch & Sweetener Tbk.
2 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk.
3 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk.
4 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk.
5 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk.
6 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka dan dokumentasi.
1. Studi Pustaka (Library Research)
Teori diperoleh dari literatur, artikel, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu.
Metode ini digunakan untuk mempelajari dan memahami literatur-literatur
2. Dokumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
mendokumentasikan data-data yang berhasil dikumpulkan.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41), rancangan analisis adalah:
“Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh
dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Adapun analisis-analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan
sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Sugiyono (2012:35) menyebutkan bahwa penelitian deskriptif adalah:
“Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel lain”.
Adapun dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan oleh peneliti untuk
menggambarkan perkembangan Earning Per Share (EPS) dan Market Value Added (MVA) serta Return Saham pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu:
a. Earning Per Share (EPS)
b. Market value Added (MVA)
c. Return Saham
Untuk mengetahui perkembangan variabel-variabel tersebut dari periode ke
periode dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
Pn : Perkembangan tahun yang dianalisa
Pn-1 : Perkembangan sebelumnya
2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Analisis verifikatif menurut Sugiyono ( 2010:13) adalah:
“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivis, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistic dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis verifikatif untuk
mengetahui hubungan Earning Per Share (EPS) dan Market Value Added (MVA)
terhadap Return Saham pada perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Nawari (2010), analisis regresi adalah suatu metode sederhana untuk
melakukan investigasi tentang hubungan fungsional di antara beberapa variabel.
Hubungan antara beberapa variabel tersebut diwujudkan dalam suatu model
matematis. Model regresi, variabel dibedakan menjadi dua bagian, yaitu variabel
respons (response) atau biasa juga disebut variabel bergantung (dependent
variable) serta variabel explonary atau bisa juga disebut variabel penduga (predictor variable) atau disebut juga variabel bebas (independent variable).
Menurut Jonathan Sarwono (2006:79), pengertian regresi linear berganda
adalah :
“Regresi linier berganda mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan dua variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilaivariabel
tergantung”.
Analisis regresi berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk
menganalisis hubungan linear antara dua variabel independen atau lebih dengan
satu variabel dependen, mengetahui hubungan variabel earning per share dan market value added terhadap return saham dan meramalkan return saham berdasarkan EPS dan MVA pada perusahaan sub sector kimia yang terdaftar di
BEI pada tahun 2010-2014. Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan antar
variabel independent (X) dan variable dependent (Y) disebut dengan persamaan
regresi.
Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Dimana:
Y = variabel terikat/dependen (return saham)
a = konstanta
b1, b2 = koefisien regresi
X1 = variabel bebas/independen (Earning Per Share)
X2 = variabel bebas/independen (Market Value Added)
= faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y
Nilai koefisien regresi sangat berarti sebagai dasar analisis. Nilai koefisien b
akan bernilai positif (+) jika menunjukkan hubungan yang searah antara variabel
independen dengan variabel dependen, artinya kenaikan variabel independen akan
mengakibatkan kenaikan variabel dependen, demikian pula sebaliknya.
Sedangkan nilai koefisien b akan bernilai negative (-) jika menunjukkan hubungan
yang berlawanan antara variabel independen dengan variabel dependen, artinya
kenaikan variabel independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen,
demikian pula sebaliknya.
Metode kuadrat terkecil (Least Square) untuk model regresi linier berganda dengan dua variabel bebas (X1 dan X2), memberikan hasil bahwa
koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
(Sugiyono, 2009:279)
∑ . ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
a. Pengujian Asumsi Klasik
Menurut Damodar Gujarati (2006) agar model regresi tidak bias atau agar
model regresi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka perlu dilakukan uji
asumsi klasik terlebih dahulu. Setidaknya ada empat uji asumsi klasik, yaitu uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
1) Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2007 :110) tujuan dari uji normalitas adalah sebagai
berikut:
“Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat
digunakan”.
Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas data dalam penelitian ini
adalah uji normalitas atau sampel Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis ini
kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya.
Menurut Singgih Santoso (2007:154), menjelaskan output test of normality,
a. Ada pedoman pengambilan keputusan : Angka signifikansi (Sig) > α =
0,05 maka data berdistribusi normal
b. Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
c. Adapun cara lain untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
2) Uji Multikolinearitas
Menurut Imam Ghozali (2005:91) tujuan dari uji multikolinearitas adalah
sebagai berikut:
“Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen”.
Menurut Bhuono (2005:58), uji multikolinieritas pada suatu persamaan dapat
dilihat dari beberapa hal, yaitu:
a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka persamaan regresi linier berganda dapat
dikatakan terbebas dari multikolinieritas.
b. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variable independen kurang
dari 0,70, maka persamaan regresi linier berganda dapat dikatakan terbebas
dari multikolinieritas.
c. Jika nilai koefisien determinasi yang dapat dilihat dari nilai R2 (R-square) di atas 0,60 namun tidak ada variable independen yang berpengaruh terhadap
variable dependen, maka persamaan regresi linier berganda terkena
multikolinieritas.
3) Uji Autokorelasi
Menurut Tony Wijaya (2009:120), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t