SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
AHMAD HANAFIAH 10109085
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
Pendidikan Formal :
2009 – sekarang : Universitas Komputer Indonesia. Jurusan Informatika.
2006 – 2009 : SMA Negeri 1 Kadipaten
2003 - 2006 : SMP Negeri 1 Kadipaten
1997 – 2003 : SD Negeri Liangjulang 1
1995 - 1997 : TK Al-Mutaqin
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 12 Juni 1991
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat
:
Jl. Parakan ayu No. 9
Buah Batu Bandung
Nomor Handphone : 085224707969
v
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR SIMBOL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………...……….xx
BAB 1... 1
Latar Belakang... 1
1.1 Rumusan Masalah ... 2
1.2 Maksud dan Tujuan ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Metode Penelitian ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 6
1.6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9
Profil Tempat Penelitian ... 9
2.1 Sejarah Instansi ... 9
2.1.1 Visi ... 10
2.1.2 Misi ... 10
vi
Landasan Teori ... 16 2.3
Konsep Dasar Sistem ... 16 2.3.1
Karakteristik Sistem ... 17 2.3.2
Klasisfikasi Sistem ... 18 2.3.3
Konsep Dasar Informasi ... 19 2.4
Siklus Informasi ... 19 2.4.1
Kegunaan Informasi ... 20 2.4.2
Nilai Informasi ... 21 2.4.3
Konsep Dasar Sistem Informasi ... 22 2.5
Komponen Sistem Informasi... 22 2.5.1
Pengembangan Sistem Informasi ... 24 2.5.2
Definisi Monitoring ... 26 2.6
Analisis Pemetaan Konsep Personal Balanced Scorecard (PBSC) Untuk 2.7
Menciptakan Fondasi bagi manajemen Talenta yang Efektif. ... 27
Teknik Hundred Scoring ... 31 2.8
Alat Pemodelan Proses ... 32 2.9
Notepad ++ ... 39 2.10
MySql... 39 2.11
PHP (PHP Hypertext Prepocessor) ... 40 2.12
BAB 3... 41
vii
Analisis Personal Balanced Scorecard (PBSC) Terhadap Manajemen 3.1.4
Talenta ...51
Analisis Key Performance Indicator (KPI)...63
3.1.5 Analisis Monitoring ... 68
3.1.6 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 73
3.1.7 Perancangan Kode ... 73
3.1.1 3.1.9 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 74
3.1.10 Analisis Data ... 76
3.1.11 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 78
3.1.12 Spesifikasi Proses ... 88
3.1.13 Kamus Data ... 101
Perancangan Sistem ... 112
3.2 3.2.1 Perancangan Basis Data ... 113
Perancangan Arsitektur ... 121
3.2.2 Perancangan Antarmuka ... 123
3.2.3 Perancangan Pesan ... 167
3.2.4 Jaringan Semantik ... 167
3.2.5 Perancangan Prosedural ... 169
3.2.6 BAB 4... 177
Implementasi Sistem ... 177
viii
Pengujian Alpha ... 187 4.2.1
Pengujian Beta ... 204 4.2.2
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 211
Kesimpulan ... 211 5.1
Saran ... 211 5.2
213
[1] A. Ziya Aktas, (1987), Strctured Analysis & Design of Information Systems,
NJ : Prentice-Hall.
[2] D. Parmenter, (2010), Key Performance Indicator-Develoving, Implementing,
and Using Winning KPIs (Second Edition), PPM Manajemen, Jakarta.
[3] Fathansyah, (2007), Basis Data, Informatika, Bandung.
[4] H. Rampersad, (2006), Personal Balanced Scorecard, PPM Manajemen,
Jakarta.
[5] Jogiyanto, H.M, (2005) Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi, Yogyakarta.
[6] Pressman, Roger S. (2002), Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi
(Buku 1), Andi Offset, Yogyakarta.
[7] S. Bedjo, (1987), Manajemen Tenaga Kerja, Sinar Baru, Bandung.
[8] Sugiyono, (2013), Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods),
iii
Assalamua’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Monitoring Produktivitas Pegawai Menggunakan Personal Balanced Scorecard Di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Jawa Barat”.
Skripsi yang dibuat ini merupakan salah satu syarat kelulusan pada
program Strata Satu (S1) Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Program Studi
Teknik Informatika di Universitas Komputer Indonesia. Dalam kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Bapak Prof. Dr. H Denny Kurniadie, Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer.
3. Bapak Irawan Afrianto, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika
Univeristas Komputer Indonesia.
4. Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan kepada penulis selama proses penyusunan laporan
skripsi ini.
5. Ibu Riani Lubis, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji 1 yang telah menguji
serta memberikan arahan kepada penulis selama proses penyusunan
laporan skripsi ini.
6. Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom. selaku dosen wali kelas IF-2
Angkatan 2009.
7. Seluruh Dosen Teknik Informatika yang telah memberikan banyak ilmu
iv
sebutkan satu persatu, terima kasih kepada semuanya yang telah
memberikan segala bentuk bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.
10.Annisa Ayu Lestari, S.Kom. yang selalu membantu dan mendoakan
penulis selama proses penyusunan laporan skripsi ini.
11.Teman-teman the ebels diantaranya Deri Eki, Cecep Supriadi, Muhammad Ikbal, Adriana Gumilang, Ahmad Jaenudin, Mahdi Harimurpi, Rizky H.P,
M Luhung P, dkk. Yang selalu menemani penulis dalam keadaan suka
maupun duka.
12.Teman-teman LBS (Laskar Bimbingan Subuh) yang selalu menemani bimbingan setiap subuh.
Penulis sangat menyadari hasil dari penelitian ini masih begitu banyak
kekurangan dan masih jauh dari nilai sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritikan yang sifatnya membangun akan sangat penulis terima dengan senang
hati. Akhir kata dari penulis, berharap skripsi ini nantinya dapat berguna bagi
yang membutuhkannya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, 21 Agustus 2014
1
Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat
adalah instansi pemerintah yang bergerak di bidang pelayanan perizinan. Kantor
ini terletak di jalan PHH Mustofa No. 22 Bandung. Kantor BPPT Provinsi Jawa
Barat memiliki jumlah pegawai terhitung sampai dengan bulan desember tahun
2013 sebanyak 92 orang yang terdiri dari 72 orang pegawai negeri sipil, 16 orang
calon pegawai negeri sipil dan 4 orang tenaga kontrak kerja. Setiap bulannya para
pegawai selalu diberikan penilaian terhadap kinerjanya masing-masing dan hasil
penilaian tersebut dijadikan sebuah acuan untuk melakukan monitoring. Proses
monitoring terhadap kinerja yang baik sangat dibutuhkan oleh Kantor BPPT Provinsi Jawa Barat karena setiap harinya kantor ini harus melaksanakan
koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi perizinan secara
terpadu meliputi ketatausahaan, administrasi, pelayanan, monitoring, evaluasi dan
penanganan pengaduan sehingga jika proses monitoring terhadap kinerja pegawai dapat diproses dengan baik maka operasional jasa pelayanan kepada masyarakat
akan berjalan dengan lancar dan informasi terhadap peningkatan produktivitas
kinerja pegawai akan lebih mudah untuk diketahui.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian umum di Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat, bahwa aspek penilaian yang
digunakan saat ini belum memberikan penilaian yang lebih terperinci, sehingga
proses monitoring yang dilakukan saat ini belum memberikan informasi yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja pegawai. Selain itu juga, mengakibatkan
proses penilaian prilaku kerja dan prestasi kerja menjadi kurang terukur, sehingga
penilaian yang diberikan kepada pegawai menjadi sebuah penilian yang subjektif.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa di
sebuah sistem yang dapat mempermudah proses monitoring serta menghasilkan
informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja pegawai dan memiliki
ukuran-ukuran yang lebih terperinci dan terukur, untuk merumuskan sebuah
ukuran yang lebih terukur maka diperlukan seperangkat ukuran yang fokus
terhadap aspek kinerja organisasi, sehingga penilaian yang diberikan menjadi
sebuah penilaian yang objektif.
Key Performance Indicator (KPI) merupakan seperangkat ukuran yang fokus terhadap aspek kinerja organisasi yang paling kritis bagi kesuksesan
organisasi saat ini maupun di masa mendatang [2]. Ukuran yang digunkana dalam
Key Performance Indicator (KPI) harus memberikan sebuah pandangan yang mendeskripsikan seseorang secara lebih luas, sehingga proses pengawasan
terhadap kinerja pegawai menjadi lebih mudah.
Personal Balanced Scorecard (PBSC) merupakan sebuah pandangan yang mendeskripsikan seseorang dari empat perspektif yaitu internal, eksternal,
pengetahuan dan pembelajaran serta keuangan [4]. Metode Personal Balanced Scorecard (PBSC) yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberika sebuah pandangan yang objektif terhadap penilaian kinerja pegawai.
Rumusan Masalah 1.2
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan sebuah masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun sistem monitoring
produktivitas pegawai dengan metode personal balanced scorecard di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat.
Maksud dan Tujuan 1.3
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penelitian ini
adalah untuk membangun sistem monitoring produktivitas pegawai dengan
metode personal balanced scorecard di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat.
1. Memberikan penilaian prilaku kerja dan prestasi kerja dengan lebih objektif
kepada pegawai di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi
Jawa Barat.
2. Memberikan informasi yang dapat memudahkan proses evaluasi terhadap
evaluasi kinerja pegawai.
Batasan Masalah 1.4
Batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Data yang diolah dalam sistem monitoring produktivitas pegawai ini adalah
data pegawai, data penilaian, data kpi, data unit kerja, data jabatan, data
laporan harian, data laporan tugas.
2. Sumber data pegawai yang digunakan dalam sistem monitoring
produktivitas pegawai diperoleh dari Badan Pelayanan Pelayanan Perizinan
Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat.
3. Pada sistem ini penilaian yang dilakukan setiap periodenya adalah dalam
hitungan setiap 1 bulan.
4. Penyajian informasi monitoring akan disajikan dalam bentuk grafik dan data
hasil penilaian disajikan dalam tabel.
5. Key Performance Indicator (KPI) yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah kriteria yang dapat menghasilkan
sebuah ukuran yang lebih terukur.
6. Personal Balanced Scorecard (PBSC) yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat mempermudah pengelompokan kriteria-kriteria.
7. Teknik hunderd scoring digunakan mengolah penilaian, karena teknik
hundred scoring merupakan sebuah teknik pengolahan nilai yang digunakan untuk menghitung skor akhir dari sebuah kategori nilai dengan bobot
keseluruhan kategori berjumlah 100.
9. Pendekatan analisis pembangunan perangkat lunak yang digunakan adalah
pendekatan analisis terstruktur.
Metode Penelitian 1.5
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga
disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistika[8]. Metodelogi penelitian ini memiliki dua metode, yaitu :
1. Tahap Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Observasi
Pengumpulan data dengan cara ini yaitu dengan melakukan pengamatan
secara langsung ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa
Barat sehingga didapat data-data yang dibutuhkan.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung
kepada bagian umum di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi
Jawa Barat.
2. Tahap Pembuatan Perangkat Lunak.
Tahapan dalam pembuatan perangkat lunak ini yaitu menggunakan model
waterfall. Model ini adalah model klasik yang melakukan pendekatan secara
sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut merupakan alur dari
Gambar 1.1 Metode Waterfall
a. Communication
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan
dengan customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun internet. Pada tahapan ini kami melakukan
pertemuan langsung dengan bagian umum di BPPT dalam pengumpulan
data-data yang dibutuhkan.
b. Planning
Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis requirement). Pada tahapan ini menghasilkan dokumen user requirement
atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user
dalam pembuatan sistem monitoring produktivitas pegawai.
c. Modeling
Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum coding. Proses ini befokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi
interface, dan detail (algoritma) object oriented programming. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement.
d. Construction
Pengkodean yang mengimplementasikan hasil desain ke dalam kode atau
pemrograman tertentu. Melakukan pengujian berfokus pada logika internal
perangkat lunak. Memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji dan
memastikan apakah hasil yang diinginkan sudah tercapai atau belum.
e. Deployment
Proses deployment merupakan tahapan final dalam pembuatan software. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka software yang sudah jadi akan digunakan oleh pihak BPPT Provinsi Jawa Barat.
Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.
Sistematika Penulisan 1.6
Sistematika penulisan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran
umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan penelitian ini
adalah sebagai berikut
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan secara umum mengenai latar belakang, rumusan masalah,
maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terbagi atau dua pembahasan. Pertama yaitu profil perusahaan yang
berisikan tentang penjelasan sejarah singkat, visi, misi dan struktur organisasi
yang ada di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat.
Yang kedua yaitu landasan teori, yang berisikan teori-teori pendukung yang
digunakan membangun sistem monitoring di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BPPT) Provinsi Jawa Barat.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
dalam pengembangan perangkat lunak. Selain itu pada bab ini memaparkan perancangan sistem yang akan dibangun.
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Bab ini menjelaskan implementasi dari perangkat lunak yang dibangun.
Implementasi perangkat lunak dilakukan berdasarkan kebutuhan analisis dan
perancangan perangkat lunak yang sudah dilakukan. Dari hasil implementasi
kemudian dilakukan pengujian berdasarkan pada analisis kebutuhan perangkat
lunak yang menjelaskan apakah sudah benar-benar sesuai dengan analisis dan
perancangan yang telah dilakukan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan yang sudah diperoleh dari hasil penelitian ini dan saran untuk
9
Kantor cabang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa
Barat adalah instansi pemerintah yang bergerak di bidang pelayanan perizinan.
Kantor ini terletak di jalan PHH Mustofa No. 22 Bandung.
Sejarah Instansi 2.1.1
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tanggal
19 November 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Lembaga Lain Provinsi Jawa
Barat. BPPT Provinsi Jawa Barat merupakan lembaga teknis Daerah yang
berkedudukan sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah, dipimpin oleh
seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Gubernur Provinsi Jawa Barat melalui Sekretaris Daerah.
Seiring dengan telah ditetapkannya Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat
Nomor 54 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013, sebagaimana yang diamanatkan
dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, bahwa setiap SKPD/OPD diwajibkan untuk menyusun
Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
berpedoman pada RPJM Daerah, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) ditetapkan dengan Peraturan
Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tatakerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat, dengan tugas pokok dan
fungsi tertuang dalam Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 63 Tahun
menyelenggarakan pelayanan administrasi perizinan secara terpadu meliputi
ketatausahaan, administrasi, pelayanan, monitoring, evaluasi dan penanganan
pengaduan, sedangkan fungsinya adalah menyelenggarakan penyusunan program
BPPT, menyelenggarakan pelayanan administrasi dan pembinaan perizinan,
menyelenggarakan koordinasi proses pelayanan perizinan, menyelenggarakan
administrasi pelayanan perizinan dan penanganan pengaduan serta
menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan
perizinan.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 63 Tahun
2009 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Dan Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, BPPT mempunyai tugas
pokok melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi
perizinan secara terpadu meliputi ketatausahaan, administrasi, pelayanan,
monitoring, evaluasi dan penanganan pengaduan dan dalam menyelenggarakan
tugas pokok tersebut BPPT mempunyai fungsi
a. Penyelenggaraan penyusunan program Badan.
b. Penyelenggaraan pelayanan administrasi dan pembinaan perizinan.
c. Penyelenggaraan koordinasi proses pelayanan perizinan.
d. Penyelenggaraan administrasi pelayanan perizinan dan penanganan
pengaduan.
e. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan
perizinan.
Visi 2.1.2
BPPT Jabar Menjadi Lembaga Perizinan Profesional Tahun 2013
Misi 2.1.3
1. Meningkatkan Kompetensi & Profesionalisme Aparatur dalam rangka
2. Meningkatkan tranparansi dan mutu pelayanan yang cepat untuk
mendukung pembangunan ekonomi regional berbasis potensi local.
3. Meningkatkan Sarana & Prasarana Yang Memadai.
4. Mengembangkan Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
5. Mendorong Sinergitas Pelayanan Administrasi Perizinan dengan Stake
holders dan Kabupaten / Kota.
Identitas Perusahaan 2.1.4
Identitas perusahaan adalah semua perwakilan atau perwujudan media
visual dan fisik yang menampilkan suatu jati diri organisasi sehingga dapat
membedakan organisasi/perusahaan tersebut dengan organisasi/perusahaan
lainnya. Berikut ini adalah identitas dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
(BPPT) Provinsi Jawa Barat.
1. Logo
Logo Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat
2. Makna Logo
Secara keseluruhan adalah sebuah perisai berbentuk bulat telur dengan hiasan
pita di bagian bawahnya yang berisikan motto Provinsi Jawa Barat. Kemudian di
tengahnya ada gambar senjata khas dari Provinsi Jawa Barat yaitu sebuah kujang.
Makna bentuk dan motif yang terdapat dalam lambang ini ialah :
1. Bentuk bulat telur pada lambang Provinsi Jawa Barat berasal dari bentuk
perisai sebagai penjagaan diri.
2. Ditengah-tengah terlihat ada sebilah kujang. Kujang ini adalah senjata suku
bangsa Sunda yang merupakan penduduk asli Provinsi Jawa Barat. Lima
lubang pada kujang melambangkan dasar negara Indonesia yaitu Garuda
Pancasila.
3. Padi satu tangkai yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan bahan
makanan pokok masyarakat Provinsi Jawa Barat sekaligus juga melambangkan
kesuburan pangan, dan jumlah padi 17 menggambarkan tanggal Proklamasi
Republik Indonesia.
4. Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan kesuburan
sandang, dan 8 kuntum bunga menggambarkan bulan proklamasi Republik
Indonesia.
5. Gunung yang terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa daerah
Provinsi Jawa Barat terdiri atas daerah pegunungan.
6. Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri melambangkan
di Provinsi Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air yang sangat
berguna untuk pertanian.
7. Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan melambangkan
banyaknya pesawahan dan perkebunan. Masyarakat Provinsi Jawa Barat
umumnya hidup mengandalkan kesuburan tanahnya yang diolah menjadi lahan
pertanian.
8. Dam atau bendungan yang terdapat di tengah-tengah bagian bawah antara
merupakan salah satu perhatian pokok mengingat Provinsi Jawa Barat
merupakan daerah agraris. Hal ini juga melambangkan dam-dam yang berada
di Provinsi Jawa Barat seperti waduk jatiluhur.
3. Arti warna
Pada lambang Provinsi Jawa Barat didapati beberapa warna yaitu: hijau,
kuning, hitam, biru, merah dan putih. Warna-warna ini memiliki arti khusus.
Warna hijau artinya melambangkan kesuburan dan kemakmuran tanah Provinsi
Jawa Barat. Kuning artinya melambangkan keagungan, kemuliaan dan kekayaan.
Hitam artinya melambangkan keteguhan dan keabadian. Biru artinya
melambangkan ketentraman atau kedamaian. Merah artinya melambangkan
keberanian. Putih artinya melambangkan kemurnian, kesucian atau kejujuran.
Struktur Organisasi dan Deskripsi Kerja 2.2
Struktur organisasi merupakan susunan seluruh organisasi yang terkait di
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat, mulai dari
jabatan tertinggi sampai terendah
Struktur Organisasi 2.2.1
. Berikut adalah struktur organisasi yang ada di Badan Pelayanan Perijinan
Gambar 2.2 Struktur organisasi Deskripsi Kerja
2.2.2
Deskripsi kerja adalah deskripsi tugas yang ada di BPPT provinsi Jawa
Barat yang menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi jabatan yang dimiliki
oleh masing-masing pegawai.
Tabel 2.1 Deskripsi Tugas
No Jabatan Deskripsi tugas
1. Kepala Badan a. Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, membina
dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan. b. Kepala Badan mempunyai fungsi :
1) penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis sesuai dengan kebijakan umum pelayanan perizinan. 2) penyelenggaraan penetapan program kerja dan perencanaan
kegiatan pelayanan perizinan.
3) penyelenggaraan fasilitasi pelayanan perizinan.
4) penyelenggaraan pembinaan ketatausahaan Badan meliputi program, keuangan dan umum.
c. Rincian Tugas Kepala Badan :
1) menyelenggarakan fasilitasi penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu kepada Kabupaten/Kota.
3) Menyelenggarakan koordinasi kepada OPD, swasta, lembaga terkait lainnya untuk kelancaran tugas Badan. 4) Menyelenggarakan penandatanganan perizinan yang
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah.
5) Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Sekretariat.
6) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.
7) Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Bagian Tata
Usaha
a. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan yang meliputi program, administrasi keuangan, umum dan kepegawaian.
b. Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
1) Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi program, administrasi keuangan, umum dan kepegawaian. 2) Penyelenggaraan pengelolaan program, administrasi
keuangan, umum dan kepegawaian.
c. Bagian Tata Usaha membawahkan :
1) Subbagian Program
Subbagian Program mempunyai tugas pokok melaksanakan dan fasilitasi program pelayanan perizinan terpadu.
1.1 Subbagian Program mempunyai fungsi :
1.1.1. Pelaksanaan penyusunan program pelayanan perizinan. 1.1.2. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan program pelayanan
perizinan.
2) Subbagian Keuangan
2.1. Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi dan laporan keuangan.
2.2. Subbagian Keuangan mempunyai fungsi:
2.2.1. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan. 2.2.2. Pelaksanaan fasilitasi administrasi dan laporan
keuangan.
2.2.3. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkai. 2.2.4. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi.
3) Subbagian Umum
3.1. Subbagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi dan kepegawaian.
3.2. Subbagian Umum mempunyai fungsi:
3.2.1. Pelaksanaanadministrasi umum dan kepegawaian. 3.2.2. Pelaksanaanpengelolaan kelembagaan dan
ketatalaksanaan.
3.2.3. Pelaksanaanfasilitasi administrasi umum dan kepegawaian.
3. Bidang
Administrasi
a. Bidang Administrasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi dan pelayanan administrasi perizinan.
b. Bidang Administrasi mempunyai fungsi :
1) Penyelenggaraankoordinasi dan administrasi pelayanan perizinan.
2) Penyelenggaraanfasilitasi kegiatan administrasi pelayanan perizinan.
4. Bidang a. Bidang Pelayanan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
Pelayanan b. Bidang Pelayanan mempunyai fungsi :
1) Penyelenggaraan pengkajian program kerja Bidang Pelayanan.
2) Penyelenggaraan fasilitasi pelayanan perizinan terpadu.
5. Bidang
Monitoring,
Evaluasi dan
Pengaduan
a. Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pengaduan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitasi, koordinasi, monitoring, evaluasi dan penanganan pengaduan.
b. Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pengaduan mempunyai fungsi : 1) Penyelenggaraan fasilitasi kegiatan monitoring, evaluasi dan
penanganan pengaduan.
2) Penyelenggaraan koordinasi, monitoring, evaluasi dan penanganan pengaduan.
6. Tim Teknis a. Tim Teknis mempunyai tugas pokok memberikan saran
pertimbangan dalam rangka memberikan rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya permohonan perizinan pada Kepala badan.
b. Tim Teknis secara teknis fungsional bertanggungjawab kepada Kepala Badan melalui Kepala Bidang Pelayanan dan secara teknis administratif bertanggungjawab kepada OPD yang bersangkutan.
7. Kelompok
Jabatan Fungsional
a. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
b. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk.
Landasan Teori 2.3
Pada landasan teori akan diterangkan teori-teori yang berhubungan dengan
judul penulisan ini diantaranya pembahasan mengenai
Konsep Dasar Sistem 2.3.1
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu
yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau
elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur
mendefinisikan sistem sebagai berikut ini [5] :
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai
berikut ini [5] :
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Karakteristik Sistem 2.3.2
Suatu sistem mempunyai karakteristik yang tertentu (gambar 2.4), yaitu:
1. Komponen Sistem (Components)
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian sistem, yang mempunyai sifat-sifat dari sistem
untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
keseluruhan.
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar (environments) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas
dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat
bersifat menguntungkan dan merugikan sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan susbsistem lainnya sehingga memungkinkan sumbersumber daya
mengalir antara subsistem yang satu dengan yang lain.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat
merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
7. Pengolah Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan jadi keluaran.
8. Sasaran Sistem (Objectives)
Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem
dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
mengenai sasaran atau tujuannya.
Gambar 2.3 Karakteristik Sistem [5] Klasisfikasi Sistem
2.3.3
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem
fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran
sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem
komputer.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem
buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang
terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia, misalnya sistem perputaran
bumi dan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan
sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan
tingkah laku yang sudah dapat diprediksi dan sistem tak tentu adalah sistem
yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
probabilitas.
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem
terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak
berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya dan sistem
terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan
luarnya.
Konsep Dasar Informasi 2.4
Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut [5]:
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data
merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah
kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu.
Kesatuan nyata (fact dan entity) adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat,
benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.
Siklus Informasi 2.4.1
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat berceritera
dihasilkan informasi. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi
menggunakan suatu model proses yang tertentu. Data yang diolah melalui suatu
model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut,
membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan
suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data
tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan
seterusnya membentuk siklus. Siklus ini disebut dengan siklus informasi
(information cycle) atau disebut juga dengan siklus pengolahan data (data
processing cycles). Siklus informasi dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut ini :
Gambar 2.4 Siklus Informasi [5] Kegunaan Informasi
2.4.2
Ada 4 faktor utama yang berhubungan dengan kegunaan informasi :
1. Kualitas informasi (information quality)
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 4 hal, yaitu informasi harus :
a. Akurat (accurate) dan presisi (precision). Akurat dalam menampilkan
informasi dan presisi dalam detail informasi yang diberikan.
b. Kelengkapan (completeness). Informasi yang tersedia cukup lengkap untuk
c. Umur (age) dan ketepatan waktu (timeliness). Umur berarti lamanya waktu
dalam meng-update informasi dan ketepatan waktu berarti menyediakan
informasi secepat mungkin pada saat dibutuhkan sehingga berguna.
d. Sumber (source). Orang atau organisasi yang menghasilkan informasi.
2. Aksesibilitas informasi (information accessibility)
a. Ketersediaan (availability). Memberikan informasi kepada yang
membutuhkan. Informasi dapat diakses oleh yang membutuhkan.
b. Keabsahan (admissibility). Keabsahan (boleh atau tidak boleh dipakai)
informasi tergantung pada hukum, peraturan atau budaya pada saat tertentu.
3. Presentasi informasi (information presentation)
a. Tingkatan (level of summarization). Perbandingan antara data asli dengan
yang ditampilkan. Manipulasi data hingga tingkatan yang sesuai, semakin
sederhana semakin baik.
b. Format. Bentuk dimana informasi ditampilkan ke user. Manipulasi data ke
dalam bentuk yang sesuai.
4. Keamanan informasi (information security)
a. Batasan akses (access restriction). Prosedur dan teknik mengontrol user yang
boleh atau tidak mengakses data pada situasi tertentu. Penggunaan password
atau teknik lain untuk mencegah user yang tidak berhak.
b. Enkripsi (encryption). Konversi data ke bentuk tertentu sehingga tidak dapat
dibaca oleh user yang tidak berhak.
Nilai Informasi 2.4.3
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu
manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian
uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi
biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.
Konsep Dasar Sistem Informasi 2.5
Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi
manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari
sistem informasi (information systems) atau disebut juga dengan processing
systems atau information processing systems atau information-generating
systems. Sistem informasi didefenisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe
Davis sebagai berikut [5] :
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Komponen Sistem Informasi 2.5.1
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi
terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan
(building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block),
blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data
(database block), dan blok kendali (controls block). Sebagai suatu sistem, keenam
blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.
1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan
cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen
serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian
utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software),
dan perangkat keras (hardware).
5. Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
6. Blok Kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Pengelompokan
komponen-komponen sistem informasi berbasis computer adalah sebagai
berikut :
1. Perangkat keras (hardware)
Hardware ini merupakan peralatan fisik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan, dan mengeluarkan
2. Perangkat lunak (software)
Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk
menjalankan aplikasi tertentu pada komputer.
3. Manusia (brainware)
Brainware dalam sistem informasi berperan sebagai pemberi dan pengguna
informasi.
4. Prosedur (procedure)
Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara
berulangulang dengan cara yang sama.
5. Basis data (database)
Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan di dalam media
penyimpanan di suatu perusahaan (arti luas) atau di dalam komputer (arti
sempit).
6. Jaringan komunikasi (communication network)
Jaringan telekomunikasi saat ini menghubungkan beberapa daratan dan
lautan untuk memindahkan data dalam jumlah besar.
Pengembangan Sistem Informasi 2.5.2
Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang ada. Sewaktu melakukan proses pengembangan sistem,
beberapa prinsip harus tidak boleh dilupakan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai
berikut:
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut
6. Jangan takut membatalkan proyek
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem
itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan, dan
dipelihara. Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu
bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan
langkahlangkah di dalam tahapan tersebut dalam proses pengembangannya.
Pengembangan sistem yang digunakan yaitu classsic life style atau yang lebih
dikenal dengan istilah waterfall [1]. Penjelasanya adalah sebagai berikut :
1. Rekayasa sistem (system engineering), merupakan tahap awal dalam
pengembangan sistem yaitu dengan menetapkan segala hal yang diperlukan
dalam pelaksanaan pengembangan sistem dan menentukan apakah sistem
benar-benar dibutuhkan atau tidak. Tahap-tahap yang digunakan yaitu dengan
diadakannnya wawancara, observasi, dan studi literatur.
2. Analisis (analysis), merupakan tahap menganalisis kebutuhan sistem seperti
mendefinisikan kembali masalah, memahami kebutuhan-kebutuhan pemakai
dan hambatan-hambatan pada sustu sistem baru, dan membuat model logika
dari pemecahan yang direkomendasi. Adapun metode analisis yang digunakan
adalah metode analisis terstruktur.
3. Desain (Design), yaitu tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem,
pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang
bangun implementasi, dan menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
4. Penulisan Program (Coding), adalah tahap menterjemahkan hasil analisis ke
dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan.
5. Pengujian (Testing), tahap dimana melakukan pengujian terhadap sistem yang
6. Pemeliharaan (Maintenance), tahap ini merupakan tahap akhir dimana sistem
yang sudah selesai dapat mengalami perubahan atau penambahan sesuai
dengan keinginan konsumen.
Definisi Monitoring 2.6
Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi monitoring
mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi perencanaan. Conor (1974)
menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya ditentukan
oleh rencana yang telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh monitoring
atau monitoring. Pada umumnya, manajemen menekankan terhadap pentingnya
kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan monitoring (monitoring).
Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan
ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun.
Monitoring digunakan pula untuk memperbaiki kegiatan yang menyimpang dari
rencana, mengoreksi penyalahgunaan aturan dan sumber-sumber, serta untuk
mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien mungkin. Berdasarkan
kegunaannya, William Travers Jerome menggolongkan monitoring menjadi
delapan macam, sebagai berikut:
1. Monitoring yang digunakan untuk memelihara dan membakukan
pelaksanaan suatu rencana dalam rangka meningkatkan daya guna dan
menekan biaya pelaksanaan program.
2. Monitoring yang digunakan untuk mengamankan harta kekayaan organisasi
atau lembaga dari kemungkinan gangguan, pencurian, pemborosan, dan
penyalahgunaan.
3. Monitoring yang digunakan langsung untuk mengetahui kecocokan antara
kualitas suatu hasil dengan kepentingan para pemakai hasil dengan
kemampuan tenaga pelaksana.
4. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan pendelegasian
5. Monitoring yang digunakan untuk mengukur penampilan tugas pelaksana.
6. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan antara pelaksanaan
dengan perencanaan program.
7. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui berbagai ragam rencana dan
kesesuaiannya dengan sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi atau
lembaga.
8. Monitoring yang digunakan untuk memotivasi keterlibatan para pelaksana.
Analisis Pemetaan Konsep Personal Balanced Scorecard (PBSC) Untuk 2.7
Menciptakan Fondasi bagi manajemen Talenta yang Efektif.
Proses manajemen talenta bertujuan untuk mengelola dan memanfaatkan
talenta atau bakat yang dimiliki oleh sumber daya manusia yang ada didalam
sebuah organisasi. Dalam pembahasan ini dijelaskan bahwa konsep PBSCmampu
menciptakan fondasi bagi manajemen talenta menjadi lebih efektif [4]. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.5 dan uraian berikut.
1. Personal Balanced Scorecard (PBSC)
Personal Balanced Scorecard (PBSC) adalah pandangan yang dikelompokan
ke dalam empat perspektif yaitu internal, eksternal, pengetahuan dan
pembelajaran serta keuangan[1]. Berikut adalah empat elemen perspektif PBSC
[4]:
a. Perspektif Internal
Perspektif Internal mendeskripsikan kesehatan fisik atau keadaan mental dari
seorang pegawai. Bagaimana anda mengendalikan dua aspek tersebut untuk
menciptakan nilai bagi diri anda dan orang lain, bagaimana anda tetap merasa
nyaman baik dalam waktu kerja maupun di luar waktu kerja.
b. Perspektif Eksternal
Perspektif eksternal mendeskripsikan hubungan seorang pegawai dengan
keluarga, rekan kerja, atasan, customer atau lingkungan luar lainnya. Bagaimana
pandangan orang lain terhadap kita.
c. Perspektif Pengetahuan dan pembelajaran
Perspektif pengetahuan dan pembelajaran mendeskripsikan keterampilan,
kemampuan pembelajaran dan pengetahuan pegawai. Bagaimana anda belajar dan
bagaimana anda bisa sukses dimasa depan.
d. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan mendeskripsikan pencapaian target kerja seseorang dalam
sisi keuangan. Sampai tingkat apa anda mampu memenuhi kebutuhan keuangan
anda.
2. Implementasi PBSC Berdasarkan PDAC
Implementasi diperlukan untuk menumbuhkan kepekaan pegawai secara
bertahap, untuk terus mengembangkan keterampilan dan lebih kreatif berdasarkan
PBSC tersebut. Berdasarkan hasil analisis siklus Plan-Do-Act-Challenge (PDCA) merupakan sebuah siklus baru, siklus ini dikenalkan oleh (Rampersad,2005).
Siklus ini sangat cocok untuk diimplementasikan bersamaan dengan PBSC [1].
Gambar 2.6 Implementasi PBSC Berdasarkan PDAC [4]. 3. Organization Balanced Scorecard (OBSC)
OBSC merupakan sebuah pandangan terhadap ambisi bersama, ambisi antara
indivi pegawai dan ambisi perusahaan dalam mencapai target. OBSC juga erat
hubunganya dengan PBSC oleh sebab itu OBSC juga dapat dikaitkan dengan
empat prespektif yang ada pada PBSC [4], antara lain.
1. Internal
Prespektif internal dalam OBSC mendeskripsikan bagaimana pengendalian
proses yang dilakukan oleh perusahaan. Bagaimana kita bisa mengendalikan
proses-proses bisnis utama untuk menciptakan nilai bagi pelanggan. Dalam
proses apa kita harus unggul untuk terus memuaskan pelanggang.
2. Eksternal
Prespektif eknternal dalam OBSC mendeskripsikan bagaimana cara
memuaskan pelanggan. Bagaimana pelanggan memandang perusahaan. Apa
3. Pengetahuan dan Pembelajaran
Prespektif pengetahuan dan pembelajaran dalam OBSC mendeskripsikan
keterampilan dan sikap pegawai, serta kemampuan belajar organisasi.
Bagaimana perusahaan tetap sukses dimasa yang akan datang. Bagaimana
semestinya kita belajar dan memperbaiki diri sendiri dan secara kontinu
mewujudkan ambisi bersama.
4. Keuangan
Prespektif keuangan dalam OBSC mendeskripsikan kesehatan keuangan.
Bagaimana peningkatan atau kesetabilan keuntungan yang didapatkan
perusahaan.
4. Menyelaraskan ambisi pribadi dengan ambisi bersama
Tujuan dari menyelaraskan ambisi pribadi dengan ambisi bersama adalah
untuk mewujudkan kecocokan terbaik antara ambisi pribadi dan ambisi
organisasi. Berdasarkan uraian di atas ambisi pribadi dengan ambisi bersama
dibagi dengan prespektif yang sama antara lain internal, eksternal, pengetahuan
dan pembelajaran dan keuangan namun deskripsinya berbeda. Hubungan antara
ambisi pribadi dan ambisi bersama juga harus dicocokan antara visi, misi, faktor
penentu keberhasilan, sasaran dan ukuran yang ada pada pribadi maupun pada
organisasi. Dari siklus tersebut pertemuan antara PBSC dan OBSC dapat
dijabarkan kembali sehingga menghasilkan sebuah rencana kerja individu, dimana
rencana kerja individu tersebut dirumuskan berdasarkan PBSC dan OBSC [4].
Berikut adalah penjelas pertemuan antara PBSC dengan OBSC. Dapat dilihat
Gambar 2.7 Menyelaraskan ambisi pribadi dengan ambisi bersama [4]. Teknik Hundred Scoring
2.8
Teknik Hundred Scoring merupakan sebuah teknik pengolahan nilai yang
digunakan untuk menghitung skor akhir dari sebuah kategori nilai dengan bobot
keseluruhan kategori berjumlah 100 [7]. Berikut adalah persamaan teknik
Hundred Scoring :
Nilai Kategori = Total Nilai x Bobot Nilai (2.1)
Nilai Maksimal
Keterangan :
Nilai Kategori = Hasil nilai dari setiap kategori.
Total Nilai = Jumlah nilai yang diberikan pada setiap pegawai.
Bobot Nilai = Nilai yang ditentukan pada setiap kategori.
Nilai Maksimal = Nilai yang diperoleh dari range nilai tertinggi dikalikan
Contoh :
Terdapat 4 kategori dimana kategori 1 memiliki 6 pertanyaan, kategori 2
memiliki 5 pertanyaan, kategori 3 memiliki 7 pertanyaan dan kategori 4
memiliki 5 pertanyaan. Masing-masing kategori memiliki bobot nilai 25.
Nilai dari kategori 1 = (3+3+5+4+2+3) x 25 (5 x 6)
= 20 x 25 30
= 16,67
Nilai dari kategori 2 = (3+3+4+5+3) x 25 (5 x 5)
= 18 x 25 25
= 18
Nilai dari kategori 3 = (3+4+3+5+4+3+3) x 25 (5 x 7)
= 25 x 25 35
= 17,85
Nilai dari kategori 4 = (3+4+2+3+4) x 25 (5 x 5)
= 20 x 25 30
= 16,67
Jadi, nilai keseluruhan kategori adalah 16,67 + 18 + 18,85 + 16,67 = 70,19
Alat Pemodelan Proses 2.9
Alat-alat pemodelan sistem informasi sangat dibutuhkan dalam proses
analisis dan perancangan sistem. Alat-alat pemodelan sistem informasi terdiri
1. Flow Map
Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan
urut-urutan prosedur dari suatu program. Merupakan suatu diagram yang
menggambarkan sistem yang didalamnya terdapat subsistem-subsistem. Didalam
subsistem-subsistem tersebut terdapat dokumen-dokumen yang mengalir yang
menghubungkan antara subsistem-subsistem yang ada di sistem tersebut [3].
1.1 Aturan Membuat Flowmap
Untuk membuat sebuah analisis menggunakan flowmap seorang analis dan
programer memerlukan beberapa tahapan, diantarnya:
1. Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan
definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan
deskripsi kata kerja.
5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri
dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang
sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama.
Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada
halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya
tidak berkaitan dengan sistem.
7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.
2. Entity-Relationship Diagram (ERD)
ERD adalah diagram yang memperlihatkan entitas-entitas yang terlibat dalam
suatu sistem serta hubungan-hubungan (relation) antar entitas. Komponen
a. Entitas (entity)
Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata
(eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Entitas dapat
berupa orang, tempat, benda, peristiwa atau konsep yang bisa memberikan atau
mengandung informasi.
b. Atribut (attributes/properties)
Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik
(properti) dari entitas tersebut.
c. Relasi (relationship)
Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang
berasal dari himpunan entitas yang berbeda.
d. Kardinalitas/derajat
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat
berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalitas relasi
yang terjadi di antara dua himpunan entitas dapat berupa:
Gambar 2.8 Kardinalitas Relasi Satu ke Satu [3].
2) Satu ke banyak (one to many), seperti gambar 2.9 berikut ini :
Gambar 2.9 Kardinalitas Relasi Satu ke Banyak [3].
Gambar 2.10 Kardinalitas Relasi Banyak ke Satu [3].
4) Banyak ke banyak (many to many), seperti gambar 2.11 berikut ini :
5) Kunci (key)
Sebuah atribut atau set atribut yang nilainya mengidentifikasikan entitas
secara unik dalam set entitas.
3. Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks merupakan diagram aliran data pada tingkat paling atas yang
merupakanpenggambaranyangberfungsiuntukmemperlihatkan interaksi/hubungan
langsung antara sistem dengan lingkungannya. Diagram konteks menggambarkan
sebuah sistem berupa sebuah proses yang berhubungan dengan satu atau beberapa
entitas/entity
4. Data Flow Diagram (DFD)
DFD/DAD adalah suatu alat pemodelan yang digunakan untuk memodelkan
fungsi dari sistem, menggambarkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan
kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan menunjukkan dari dan
ke mana data mengalir serta penyimpanannya. Beberapa simbol digunakan di
DFD:
a. Kesatuan luar (external entity) atau batas sistem (boundary) merupakan
kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang,
organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan
memberikan masukan atau menerima keluaran dari sistem.
b. Arus data (data flow) ini mengalir diantara proses (process), simpanan data
(data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukan
arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari
proses sistem.
c. Proses (process) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau
komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk
dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
d. Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa
suatu kotak tempat data di meja seseorang, suatu table acuan manual, dan
suatu agenda atau buku.
5. Spesifikasi Proses (Process Spesification (PSPEC))
Spesifikasi proses (PSPEC) digunakan untuk menggambarkan semua proses
model aliran yang nampak pada tingkat akhir penyaringan. Kandungan dari
spesifikasi proses dapat termasuk teks naratif, gambaran bahasa desain program
(Programme Design Language (PDL)) dari algoritma proses, persamaan
matematika, tabel, diagram, atau bagan.
6. Kamus Data (Data Dictionary)
Kamus data (data dictionary) atau disebut juga dengan istilah systems data
dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi
dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analis sistem
dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus data
harus memuat hal-hal berikut ini:
a. Nama arus data
b. Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada. Alias
perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk
orang atau departemen satu dengan yang lainnya.
c. Bentuk data, dapat berupa dokumen dasar atau formluir, dokumen hasil
cetakan komputer, laporan tercetak, tampilan di layar monitor, variabel,
parameter, dan field.
d. Arus data, menunjukkan dari mana data mengalir dan ke mana data akan
menuju.
e. Penjelasan, dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data
tersebut.
g. Volume, digunakan untuk mengidentifikasikan besarnya simpanan luar yang
akan digunakan, kapasitas dan jumlah dari alat input, alat pemroses dan alat
output.
h. Struktur data, menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri dari
item-item data apa saja.
7. Diagram Relasi
Diagram relasi adalah untuk presentasi atribut-atribut dari entity yang terdapat
dalam sistem dan hubungan antar entity pada model ERD. Skema relasi
merupakan turunan dari ERD.
Notepad ++ 2.10
Notepad++ adalah Code Editor (software penyunting kode) yang
mendukung berbagai bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, PHP, XML,
JAVA, JSP, Java Script, Perl Pascal, dan lain-lain yang dapat bekerja pada System
Operasi Windows. Kelebihan Notepad++ jika dibanding Notepad bawaan
Windows adalah memiliki kelengkapan fitur untuk mempermudah penguna saat
mengedit kode termasuk saat mengedit kode HTML dan CSS.
MySql 2.11
MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal.
MySQLmenggunakan bahasa SQL untuk mengakses database nya. Lisensi Mysql
adalah FOSS License Exception dan ada juga yang versi komersial nya.
MySQL tersedia untuk beberapa platform, di antara nya adalah untuk versi
windows dan versi linux. Untuk melakukan administrasi secara lebih mudah
terhadap Mysql,anda dapat menggunakan software tertentu, di antara nya adalah
phpmyadmin dan mysql yog. Pada kesempatan kali ini, kita menggunakan
PHP (PHP Hypertext Prepocessor) 2.12
PHP merupakan singkatan rekursif (akronim berulang) dari PHP
Hypertext Preprocessor. PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling
banyak dipakai saat ini atau dalam kata lain bisa diartikan sebuah bahasa
pemrograman web yang bekerja di sisi server (server side scripting) yang dapat
melakukan konektifitas pada database yang di mana hal itu tidak dapat dilakukan
hanya dengan menggunakan sintaks-sintaks HTML biasa. PHP banyak dipakai
untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan
177 Implementasi Sistem
4.1
Tahap implementasi sistem merupakan tahap penciptaan perangkat lunak,
tahap kelanjutan dari kegiatan perancangan sistem. Tahap ini merupakan tahap
dimana sistem siap untuk dijalankan. Tahap ini pula merupakan tahap
menerjemahkan perancangan dari tahap analisis yang sebelumnya sudah
dilakukan kedalam bahasa yang dapat mengerti oleh mesin serta penerapan
perangkat lunak pada keadaan yang sesungguhnya.
Lingkungan Implementasi Sistem 4.1.1
Spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan dalam pengimplementasian sistem monitoring produktivitas pegawai menggunakan
personal balanced scorecard di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)
Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
a. Processor Intel Pentium IV 2.6 Ghz b. RAM 1GB
c. Hard Disk 40 GB
d. Monitor 15’
e. Keyboard dan mouse
Sedangkan spesifikasi perangkat lunak (software) yang digunakan untuk mengembangkan pembangunan sistem pengawasan persediaan barang di Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
a. Microsoft Windows XP sebagai sistem operasi
b. Web browser
c. Xampp sebagai web server
Implementasi Basis Data 4.1.2
Pembuatan database dilakukan dengan menggunakan aplikasi DBMS MySQL. Implementasi database dalam bahasa SQL adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Implementasi Database
No. Nama Tabel Perintah
1. det_laporan_tugas CREATE TABLE `det_laporan_tugas` (
`id_det_laporan_tugas` varchar(50) collate latin1_general_ci
NOT NULL,
`id_laporan_tugas` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT
NULL,
PRIMARY KEY (`id_det_laporan_tugas`)
) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1
COLLATE=latin1_general_ci;
2. laporan_tugas CREATE TABLE `laporan_tugas` (
`id_laporan_tugas` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT
NULL,
`nip` int(50) NOT NULL,
`nama_berkastugas` varchar(50) collate latin1_general_ci
NOT NULL,
`tgl_laporantugas` date NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id_laporan_tugas`)
) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1
COLLATE=latin1_general_ci;
3. laporan_harian CREATE TABLE `laporan_harian` (
`id_laporan_harian` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT
NULL,
`nip` int(50) NOT NULL,
`nama_berkasharian` varchar(50) collate latin1_general_ci
NOT NULL,
`tgl_laporanharian` date NOT NULL,
`id_det_laporan_tugas` varchar(50) collate latin1_general_ci
NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id_laporan_harian`)
) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1
COLLATE=latin1_general_ci;
4. Jabatan CREATE TABLE `jabatan` (
`jabatan` varchar(75) collate latin1_general_ci NOT NULL,
PRIMARY KEY (`id_jabatan`)
) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1
COLLATE=latin1_general_ci;
5. Pegawai CREATE TABLE `pegawai` (
`nip` varchar(60) collate latin1_general_ci NOT NULL,
`nama` varchar(75) collate latin1_general_ci NOT NULL,
`pangkat_golongan` varchar(50) collate latin1_general_ci
NOT NULL,
`tempat_tgllahir` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT
NULL,
`no_telpon` int(50) NOT NULL,
`pendidikan` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT NULL,
`id_jabatan` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT NULL,
`id_unit_kerja` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT
NULL,
PRIMARY KEY (`nip`)
) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1
COLLATE=latin1_general_ci;
6. Penilaian CREATE TABLE `penilaian` (
`id_penilaian` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT
NULL,
`nilai` int(50) NOT NULL,
`tanggal_penilaian` date NOT NULL,
`keterangan` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT NULL,
`nip` int(50) NOT NULL,
`id_laporan_harian` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT
NULL,
`id_laporan_tugas` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT
NULL,
PRIMARY KEY (`id_penilaian`)
) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1
COLLATE=latin1_general_ci;
7. User CREATE TABLE `user` (
`username` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT NULL,
`password` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT NULL,
`nip` varchar(30) collate latin1_general_ci NOT NULL,