• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Monitoring Kinerja Pegawai Menggunakan Personal Balanced Scorecard di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Monitoring Kinerja Pegawai Menggunakan Personal Balanced Scorecard di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Jawa Barat"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

AHMAD HANAFIAH 10109085

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)
(3)
(4)

Pendidikan Formal :

2009 – sekarang : Universitas Komputer Indonesia. Jurusan Informatika.

2006 – 2009 : SMA Negeri 1 Kadipaten

2003 - 2006 : SMP Negeri 1 Kadipaten

1997 – 2003 : SD Negeri Liangjulang 1

1995 - 1997 : TK Al-Mutaqin

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 12 Juni 1991

Jenis Kelamin : Laki – laki

Alamat

:

Jl. Parakan ayu No. 9

Buah Batu Bandung

Nomor Handphone : 085224707969

(5)

v

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR SIMBOL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………...……….xx

BAB 1... 1

Latar Belakang... 1

1.1 Rumusan Masalah ... 2

1.2 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Metode Penelitian ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

1.6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

Profil Tempat Penelitian ... 9

2.1 Sejarah Instansi ... 9

2.1.1 Visi ... 10

2.1.2 Misi ... 10

(6)

vi

Landasan Teori ... 16 2.3

Konsep Dasar Sistem ... 16 2.3.1

Karakteristik Sistem ... 17 2.3.2

Klasisfikasi Sistem ... 18 2.3.3

Konsep Dasar Informasi ... 19 2.4

Siklus Informasi ... 19 2.4.1

Kegunaan Informasi ... 20 2.4.2

Nilai Informasi ... 21 2.4.3

Konsep Dasar Sistem Informasi ... 22 2.5

Komponen Sistem Informasi... 22 2.5.1

Pengembangan Sistem Informasi ... 24 2.5.2

Definisi Monitoring ... 26 2.6

Analisis Pemetaan Konsep Personal Balanced Scorecard (PBSC) Untuk 2.7

Menciptakan Fondasi bagi manajemen Talenta yang Efektif. ... 27

Teknik Hundred Scoring ... 31 2.8

Alat Pemodelan Proses ... 32 2.9

Notepad ++ ... 39 2.10

MySql... 39 2.11

PHP (PHP Hypertext Prepocessor) ... 40 2.12

BAB 3... 41

(7)

vii

Analisis Personal Balanced Scorecard (PBSC) Terhadap Manajemen 3.1.4

Talenta ...51

Analisis Key Performance Indicator (KPI)...63

3.1.5 Analisis Monitoring ... 68

3.1.6 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 73

3.1.7 Perancangan Kode ... 73

3.1.1 3.1.9 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 74

3.1.10 Analisis Data ... 76

3.1.11 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 78

3.1.12 Spesifikasi Proses ... 88

3.1.13 Kamus Data ... 101

Perancangan Sistem ... 112

3.2 3.2.1 Perancangan Basis Data ... 113

Perancangan Arsitektur ... 121

3.2.2 Perancangan Antarmuka ... 123

3.2.3 Perancangan Pesan ... 167

3.2.4 Jaringan Semantik ... 167

3.2.5 Perancangan Prosedural ... 169

3.2.6 BAB 4... 177

Implementasi Sistem ... 177

(8)

viii

Pengujian Alpha ... 187 4.2.1

Pengujian Beta ... 204 4.2.2

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 211

Kesimpulan ... 211 5.1

Saran ... 211 5.2

(9)

213

[1] A. Ziya Aktas, (1987), Strctured Analysis & Design of Information Systems,

NJ : Prentice-Hall.

[2] D. Parmenter, (2010), Key Performance Indicator-Develoving, Implementing,

and Using Winning KPIs (Second Edition), PPM Manajemen, Jakarta.

[3] Fathansyah, (2007), Basis Data, Informatika, Bandung.

[4] H. Rampersad, (2006), Personal Balanced Scorecard, PPM Manajemen,

Jakarta.

[5] Jogiyanto, H.M, (2005) Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi, Yogyakarta.

[6] Pressman, Roger S. (2002), Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi

(Buku 1), Andi Offset, Yogyakarta.

[7] S. Bedjo, (1987), Manajemen Tenaga Kerja, Sinar Baru, Bandung.

[8] Sugiyono, (2013), Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods),

(10)

iii

Assalamua’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Monitoring Produktivitas Pegawai Menggunakan Personal Balanced Scorecard Di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Jawa Barat”.

Skripsi yang dibuat ini merupakan salah satu syarat kelulusan pada

program Strata Satu (S1) Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Program Studi

Teknik Informatika di Universitas Komputer Indonesia. Dalam kesempatan ini,

dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2. Bapak Prof. Dr. H Denny Kurniadie, Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas

Teknik dan Ilmu Komputer.

3. Bapak Irawan Afrianto, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

Univeristas Komputer Indonesia.

4. Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan arahan kepada penulis selama proses penyusunan laporan

skripsi ini.

5. Ibu Riani Lubis, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji 1 yang telah menguji

serta memberikan arahan kepada penulis selama proses penyusunan

laporan skripsi ini.

6. Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom. selaku dosen wali kelas IF-2

Angkatan 2009.

7. Seluruh Dosen Teknik Informatika yang telah memberikan banyak ilmu

(11)

iv

sebutkan satu persatu, terima kasih kepada semuanya yang telah

memberikan segala bentuk bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.Annisa Ayu Lestari, S.Kom. yang selalu membantu dan mendoakan

penulis selama proses penyusunan laporan skripsi ini.

11.Teman-teman the ebels diantaranya Deri Eki, Cecep Supriadi, Muhammad Ikbal, Adriana Gumilang, Ahmad Jaenudin, Mahdi Harimurpi, Rizky H.P,

M Luhung P, dkk. Yang selalu menemani penulis dalam keadaan suka

maupun duka.

12.Teman-teman LBS (Laskar Bimbingan Subuh) yang selalu menemani bimbingan setiap subuh.

Penulis sangat menyadari hasil dari penelitian ini masih begitu banyak

kekurangan dan masih jauh dari nilai sempurna. Oleh sebab itu, saran dan

kritikan yang sifatnya membangun akan sangat penulis terima dengan senang

hati. Akhir kata dari penulis, berharap skripsi ini nantinya dapat berguna bagi

yang membutuhkannya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 21 Agustus 2014

(12)

1

Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat

adalah instansi pemerintah yang bergerak di bidang pelayanan perizinan. Kantor

ini terletak di jalan PHH Mustofa No. 22 Bandung. Kantor BPPT Provinsi Jawa

Barat memiliki jumlah pegawai terhitung sampai dengan bulan desember tahun

2013 sebanyak 92 orang yang terdiri dari 72 orang pegawai negeri sipil, 16 orang

calon pegawai negeri sipil dan 4 orang tenaga kontrak kerja. Setiap bulannya para

pegawai selalu diberikan penilaian terhadap kinerjanya masing-masing dan hasil

penilaian tersebut dijadikan sebuah acuan untuk melakukan monitoring. Proses

monitoring terhadap kinerja yang baik sangat dibutuhkan oleh Kantor BPPT Provinsi Jawa Barat karena setiap harinya kantor ini harus melaksanakan

koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi perizinan secara

terpadu meliputi ketatausahaan, administrasi, pelayanan, monitoring, evaluasi dan

penanganan pengaduan sehingga jika proses monitoring terhadap kinerja pegawai dapat diproses dengan baik maka operasional jasa pelayanan kepada masyarakat

akan berjalan dengan lancar dan informasi terhadap peningkatan produktivitas

kinerja pegawai akan lebih mudah untuk diketahui.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian umum di Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat, bahwa aspek penilaian yang

digunakan saat ini belum memberikan penilaian yang lebih terperinci, sehingga

proses monitoring yang dilakukan saat ini belum memberikan informasi yang

dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja pegawai. Selain itu juga, mengakibatkan

proses penilaian prilaku kerja dan prestasi kerja menjadi kurang terukur, sehingga

penilaian yang diberikan kepada pegawai menjadi sebuah penilian yang subjektif.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa di

(13)

sebuah sistem yang dapat mempermudah proses monitoring serta menghasilkan

informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja pegawai dan memiliki

ukuran-ukuran yang lebih terperinci dan terukur, untuk merumuskan sebuah

ukuran yang lebih terukur maka diperlukan seperangkat ukuran yang fokus

terhadap aspek kinerja organisasi, sehingga penilaian yang diberikan menjadi

sebuah penilaian yang objektif.

Key Performance Indicator (KPI) merupakan seperangkat ukuran yang fokus terhadap aspek kinerja organisasi yang paling kritis bagi kesuksesan

organisasi saat ini maupun di masa mendatang [2]. Ukuran yang digunkana dalam

Key Performance Indicator (KPI) harus memberikan sebuah pandangan yang mendeskripsikan seseorang secara lebih luas, sehingga proses pengawasan

terhadap kinerja pegawai menjadi lebih mudah.

Personal Balanced Scorecard (PBSC) merupakan sebuah pandangan yang mendeskripsikan seseorang dari empat perspektif yaitu internal, eksternal,

pengetahuan dan pembelajaran serta keuangan [4]. Metode Personal Balanced Scorecard (PBSC) yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberika sebuah pandangan yang objektif terhadap penilaian kinerja pegawai.

Rumusan Masalah 1.2

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan sebuah masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun sistem monitoring

produktivitas pegawai dengan metode personal balanced scorecard di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat.

Maksud dan Tujuan 1.3

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penelitian ini

adalah untuk membangun sistem monitoring produktivitas pegawai dengan

metode personal balanced scorecard di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat.

(14)

1. Memberikan penilaian prilaku kerja dan prestasi kerja dengan lebih objektif

kepada pegawai di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi

Jawa Barat.

2. Memberikan informasi yang dapat memudahkan proses evaluasi terhadap

evaluasi kinerja pegawai.

Batasan Masalah 1.4

Batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Data yang diolah dalam sistem monitoring produktivitas pegawai ini adalah

data pegawai, data penilaian, data kpi, data unit kerja, data jabatan, data

laporan harian, data laporan tugas.

2. Sumber data pegawai yang digunakan dalam sistem monitoring

produktivitas pegawai diperoleh dari Badan Pelayanan Pelayanan Perizinan

Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat.

3. Pada sistem ini penilaian yang dilakukan setiap periodenya adalah dalam

hitungan setiap 1 bulan.

4. Penyajian informasi monitoring akan disajikan dalam bentuk grafik dan data

hasil penilaian disajikan dalam tabel.

5. Key Performance Indicator (KPI) yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah kriteria yang dapat menghasilkan

sebuah ukuran yang lebih terukur.

6. Personal Balanced Scorecard (PBSC) yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat mempermudah pengelompokan kriteria-kriteria.

7. Teknik hunderd scoring digunakan mengolah penilaian, karena teknik

hundred scoring merupakan sebuah teknik pengolahan nilai yang digunakan untuk menghitung skor akhir dari sebuah kategori nilai dengan bobot

keseluruhan kategori berjumlah 100.

(15)

9. Pendekatan analisis pembangunan perangkat lunak yang digunakan adalah

pendekatan analisis terstruktur.

Metode Penelitian 1.5

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena

berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode

ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga

disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistika[8]. Metodelogi penelitian ini memiliki dua metode, yaitu :

1. Tahap Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Observasi

Pengumpulan data dengan cara ini yaitu dengan melakukan pengamatan

secara langsung ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa

Barat sehingga didapat data-data yang dibutuhkan.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung

kepada bagian umum di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi

Jawa Barat.

2. Tahap Pembuatan Perangkat Lunak.

Tahapan dalam pembuatan perangkat lunak ini yaitu menggunakan model

waterfall. Model ini adalah model klasik yang melakukan pendekatan secara

sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut merupakan alur dari

(16)

Gambar 1.1 Metode Waterfall

a. Communication

Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan

dengan customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun internet. Pada tahapan ini kami melakukan

pertemuan langsung dengan bagian umum di BPPT dalam pengumpulan

data-data yang dibutuhkan.

b. Planning

Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis requirement). Pada tahapan ini menghasilkan dokumen user requirement

atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user

dalam pembuatan sistem monitoring produktivitas pegawai.

c. Modeling

Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum coding. Proses ini befokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi

interface, dan detail (algoritma) object oriented programming. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement.

d. Construction

Pengkodean yang mengimplementasikan hasil desain ke dalam kode atau

(17)

pemrograman tertentu. Melakukan pengujian berfokus pada logika internal

perangkat lunak. Memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji dan

memastikan apakah hasil yang diinginkan sudah tercapai atau belum.

e. Deployment

Proses deployment merupakan tahapan final dalam pembuatan software. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka software yang sudah jadi akan digunakan oleh pihak BPPT Provinsi Jawa Barat.

Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.

Sistematika Penulisan 1.6

Sistematika penulisan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran

umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan penelitian ini

adalah sebagai berikut

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan secara umum mengenai latar belakang, rumusan masalah,

maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terbagi atau dua pembahasan. Pertama yaitu profil perusahaan yang

berisikan tentang penjelasan sejarah singkat, visi, misi dan struktur organisasi

yang ada di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat.

Yang kedua yaitu landasan teori, yang berisikan teori-teori pendukung yang

digunakan membangun sistem monitoring di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPPT) Provinsi Jawa Barat.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

(18)

dalam pengembangan perangkat lunak. Selain itu pada bab ini memaparkan perancangan sistem yang akan dibangun.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini menjelaskan implementasi dari perangkat lunak yang dibangun.

Implementasi perangkat lunak dilakukan berdasarkan kebutuhan analisis dan

perancangan perangkat lunak yang sudah dilakukan. Dari hasil implementasi

kemudian dilakukan pengujian berdasarkan pada analisis kebutuhan perangkat

lunak yang menjelaskan apakah sudah benar-benar sesuai dengan analisis dan

perancangan yang telah dilakukan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan yang sudah diperoleh dari hasil penelitian ini dan saran untuk

(19)
(20)

9

Kantor cabang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa

Barat adalah instansi pemerintah yang bergerak di bidang pelayanan perizinan.

Kantor ini terletak di jalan PHH Mustofa No. 22 Bandung.

Sejarah Instansi 2.1.1

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tanggal

19 November 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Lembaga Lain Provinsi Jawa

Barat. BPPT Provinsi Jawa Barat merupakan lembaga teknis Daerah yang

berkedudukan sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah, dipimpin oleh

seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

Gubernur Provinsi Jawa Barat melalui Sekretaris Daerah.

Seiring dengan telah ditetapkannya Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat

Nomor 54 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013, sebagaimana yang diamanatkan

dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, bahwa setiap SKPD/OPD diwajibkan untuk menyusun

Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang

berpedoman pada RPJM Daerah, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) ditetapkan dengan Peraturan

Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tatakerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat, dengan tugas pokok dan

fungsi tertuang dalam Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 63 Tahun

(21)

menyelenggarakan pelayanan administrasi perizinan secara terpadu meliputi

ketatausahaan, administrasi, pelayanan, monitoring, evaluasi dan penanganan

pengaduan, sedangkan fungsinya adalah menyelenggarakan penyusunan program

BPPT, menyelenggarakan pelayanan administrasi dan pembinaan perizinan,

menyelenggarakan koordinasi proses pelayanan perizinan, menyelenggarakan

administrasi pelayanan perizinan dan penanganan pengaduan serta

menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan

perizinan.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 63 Tahun

2009 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Dan Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, BPPT mempunyai tugas

pokok melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi

perizinan secara terpadu meliputi ketatausahaan, administrasi, pelayanan,

monitoring, evaluasi dan penanganan pengaduan dan dalam menyelenggarakan

tugas pokok tersebut BPPT mempunyai fungsi

a. Penyelenggaraan penyusunan program Badan.

b. Penyelenggaraan pelayanan administrasi dan pembinaan perizinan.

c. Penyelenggaraan koordinasi proses pelayanan perizinan.

d. Penyelenggaraan administrasi pelayanan perizinan dan penanganan

pengaduan.

e. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan

perizinan.

Visi 2.1.2

BPPT Jabar Menjadi Lembaga Perizinan Profesional Tahun 2013

Misi 2.1.3

1. Meningkatkan Kompetensi & Profesionalisme Aparatur dalam rangka

(22)

2. Meningkatkan tranparansi dan mutu pelayanan yang cepat untuk

mendukung pembangunan ekonomi regional berbasis potensi local.

3. Meningkatkan Sarana & Prasarana Yang Memadai.

4. Mengembangkan Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi.

5. Mendorong Sinergitas Pelayanan Administrasi Perizinan dengan Stake

holders dan Kabupaten / Kota.

Identitas Perusahaan 2.1.4

Identitas perusahaan adalah semua perwakilan atau perwujudan media

visual dan fisik yang menampilkan suatu jati diri organisasi sehingga dapat

membedakan organisasi/perusahaan tersebut dengan organisasi/perusahaan

lainnya. Berikut ini adalah identitas dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

(BPPT) Provinsi Jawa Barat.

1. Logo

Logo Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat

(23)

2. Makna Logo

Secara keseluruhan adalah sebuah perisai berbentuk bulat telur dengan hiasan

pita di bagian bawahnya yang berisikan motto Provinsi Jawa Barat. Kemudian di

tengahnya ada gambar senjata khas dari Provinsi Jawa Barat yaitu sebuah kujang.

Makna bentuk dan motif yang terdapat dalam lambang ini ialah :

1. Bentuk bulat telur pada lambang Provinsi Jawa Barat berasal dari bentuk

perisai sebagai penjagaan diri.

2. Ditengah-tengah terlihat ada sebilah kujang. Kujang ini adalah senjata suku

bangsa Sunda yang merupakan penduduk asli Provinsi Jawa Barat. Lima

lubang pada kujang melambangkan dasar negara Indonesia yaitu Garuda

Pancasila.

3. Padi satu tangkai yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan bahan

makanan pokok masyarakat Provinsi Jawa Barat sekaligus juga melambangkan

kesuburan pangan, dan jumlah padi 17 menggambarkan tanggal Proklamasi

Republik Indonesia.

4. Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan kesuburan

sandang, dan 8 kuntum bunga menggambarkan bulan proklamasi Republik

Indonesia.

5. Gunung yang terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa daerah

Provinsi Jawa Barat terdiri atas daerah pegunungan.

6. Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri melambangkan

di Provinsi Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air yang sangat

berguna untuk pertanian.

7. Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan melambangkan

banyaknya pesawahan dan perkebunan. Masyarakat Provinsi Jawa Barat

umumnya hidup mengandalkan kesuburan tanahnya yang diolah menjadi lahan

pertanian.

8. Dam atau bendungan yang terdapat di tengah-tengah bagian bawah antara

(24)

merupakan salah satu perhatian pokok mengingat Provinsi Jawa Barat

merupakan daerah agraris. Hal ini juga melambangkan dam-dam yang berada

di Provinsi Jawa Barat seperti waduk jatiluhur.

3. Arti warna

Pada lambang Provinsi Jawa Barat didapati beberapa warna yaitu: hijau,

kuning, hitam, biru, merah dan putih. Warna-warna ini memiliki arti khusus.

Warna hijau artinya melambangkan kesuburan dan kemakmuran tanah Provinsi

Jawa Barat. Kuning artinya melambangkan keagungan, kemuliaan dan kekayaan.

Hitam artinya melambangkan keteguhan dan keabadian. Biru artinya

melambangkan ketentraman atau kedamaian. Merah artinya melambangkan

keberanian. Putih artinya melambangkan kemurnian, kesucian atau kejujuran.

Struktur Organisasi dan Deskripsi Kerja 2.2

Struktur organisasi merupakan susunan seluruh organisasi yang terkait di

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat, mulai dari

jabatan tertinggi sampai terendah

Struktur Organisasi 2.2.1

. Berikut adalah struktur organisasi yang ada di Badan Pelayanan Perijinan

(25)

Gambar 2.2 Struktur organisasi Deskripsi Kerja

2.2.2

Deskripsi kerja adalah deskripsi tugas yang ada di BPPT provinsi Jawa

Barat yang menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi jabatan yang dimiliki

oleh masing-masing pegawai.

Tabel 2.1 Deskripsi Tugas

No Jabatan Deskripsi tugas

1. Kepala Badan a. Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, membina

dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan. b. Kepala Badan mempunyai fungsi :

1) penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis sesuai dengan kebijakan umum pelayanan perizinan. 2) penyelenggaraan penetapan program kerja dan perencanaan

kegiatan pelayanan perizinan.

3) penyelenggaraan fasilitasi pelayanan perizinan.

4) penyelenggaraan pembinaan ketatausahaan Badan meliputi program, keuangan dan umum.

c. Rincian Tugas Kepala Badan :

1) menyelenggarakan fasilitasi penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu kepada Kabupaten/Kota.

(26)

3) Menyelenggarakan koordinasi kepada OPD, swasta, lembaga terkait lainnya untuk kelancaran tugas Badan. 4) Menyelenggarakan penandatanganan perizinan yang

menjadi kewenangan Pemerintah Daerah.

5) Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Sekretariat.

6) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

7) Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2. Bagian Tata

Usaha

a. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan yang meliputi program, administrasi keuangan, umum dan kepegawaian.

b. Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :

1) Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi program, administrasi keuangan, umum dan kepegawaian. 2) Penyelenggaraan pengelolaan program, administrasi

keuangan, umum dan kepegawaian.

c. Bagian Tata Usaha membawahkan :

1) Subbagian Program

Subbagian Program mempunyai tugas pokok melaksanakan dan fasilitasi program pelayanan perizinan terpadu.

1.1 Subbagian Program mempunyai fungsi :

1.1.1. Pelaksanaan penyusunan program pelayanan perizinan. 1.1.2. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan program pelayanan

perizinan.

2) Subbagian Keuangan

2.1. Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi dan laporan keuangan.

2.2. Subbagian Keuangan mempunyai fungsi:

2.2.1. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan. 2.2.2. Pelaksanaan fasilitasi administrasi dan laporan

keuangan.

2.2.3. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkai. 2.2.4. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi.

3) Subbagian Umum

3.1. Subbagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi dan kepegawaian.

3.2. Subbagian Umum mempunyai fungsi:

3.2.1. Pelaksanaanadministrasi umum dan kepegawaian. 3.2.2. Pelaksanaanpengelolaan kelembagaan dan

ketatalaksanaan.

3.2.3. Pelaksanaanfasilitasi administrasi umum dan kepegawaian.

3. Bidang

Administrasi

a. Bidang Administrasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi dan pelayanan administrasi perizinan.

b. Bidang Administrasi mempunyai fungsi :

1) Penyelenggaraankoordinasi dan administrasi pelayanan perizinan.

2) Penyelenggaraanfasilitasi kegiatan administrasi pelayanan perizinan.

4. Bidang a. Bidang Pelayanan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

(27)

Pelayanan b. Bidang Pelayanan mempunyai fungsi :

1) Penyelenggaraan pengkajian program kerja Bidang Pelayanan.

2) Penyelenggaraan fasilitasi pelayanan perizinan terpadu.

5. Bidang

Monitoring,

Evaluasi dan

Pengaduan

a. Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pengaduan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitasi, koordinasi, monitoring, evaluasi dan penanganan pengaduan.

b. Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pengaduan mempunyai fungsi : 1) Penyelenggaraan fasilitasi kegiatan monitoring, evaluasi dan

penanganan pengaduan.

2) Penyelenggaraan koordinasi, monitoring, evaluasi dan penanganan pengaduan.

6. Tim Teknis a. Tim Teknis mempunyai tugas pokok memberikan saran

pertimbangan dalam rangka memberikan rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya permohonan perizinan pada Kepala badan.

b. Tim Teknis secara teknis fungsional bertanggungjawab kepada Kepala Badan melalui Kepala Bidang Pelayanan dan secara teknis administratif bertanggungjawab kepada OPD yang bersangkutan.

7. Kelompok

Jabatan Fungsional

a. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

b. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk.

Landasan Teori 2.3

Pada landasan teori akan diterangkan teori-teori yang berhubungan dengan

judul penulisan ini diantaranya pembahasan mengenai

Konsep Dasar Sistem 2.3.1

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu

yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau

elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai berikut ini [5] :

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

(28)

lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai

berikut ini [5] :

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem 2.3.2

Suatu sistem mempunyai karakteristik yang tertentu (gambar 2.4), yaitu:

1. Komponen Sistem (Components)

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu

subsistem atau bagian-bagian sistem, yang mempunyai sifat-sifat dari sistem

untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem

keseluruhan.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas

suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Lingkungan luar (environments) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas

dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat

bersifat menguntungkan dan merugikan sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem

dengan susbsistem lainnya sehingga memungkinkan sumbersumber daya

mengalir antara subsistem yang satu dengan yang lain.

5. Masukan Sistem (Input)

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan

dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal

(29)

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat

merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolah Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah

masukan jadi keluaran.

8. Sasaran Sistem (Objectives)

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem

dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila

mengenai sasaran atau tujuannya.

Gambar 2.3 Karakteristik Sistem [5] Klasisfikasi Sistem

2.3.3

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem

fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran

(30)

sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem

komputer.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem

buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang

terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia, misalnya sistem perputaran

bumi dan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan

sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan

tingkah laku yang sudah dapat diprediksi dan sistem tak tentu adalah sistem

yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur

probabilitas.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem

terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak

berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya dan sistem

terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan

luarnya.

Konsep Dasar Informasi 2.4

Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut [5]:

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan

lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data

merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah

kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu.

Kesatuan nyata (fact dan entity) adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat,

benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.

Siklus Informasi 2.4.1

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat berceritera

(31)

dihasilkan informasi. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi

menggunakan suatu model proses yang tertentu. Data yang diolah melalui suatu

model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut,

membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan

suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data

tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan

seterusnya membentuk siklus. Siklus ini disebut dengan siklus informasi

(information cycle) atau disebut juga dengan siklus pengolahan data (data

processing cycles). Siklus informasi dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut ini :

Gambar 2.4 Siklus Informasi [5] Kegunaan Informasi

2.4.2

Ada 4 faktor utama yang berhubungan dengan kegunaan informasi :

1. Kualitas informasi (information quality)

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 4 hal, yaitu informasi harus :

a. Akurat (accurate) dan presisi (precision). Akurat dalam menampilkan

informasi dan presisi dalam detail informasi yang diberikan.

b. Kelengkapan (completeness). Informasi yang tersedia cukup lengkap untuk

(32)

c. Umur (age) dan ketepatan waktu (timeliness). Umur berarti lamanya waktu

dalam meng-update informasi dan ketepatan waktu berarti menyediakan

informasi secepat mungkin pada saat dibutuhkan sehingga berguna.

d. Sumber (source). Orang atau organisasi yang menghasilkan informasi.

2. Aksesibilitas informasi (information accessibility)

a. Ketersediaan (availability). Memberikan informasi kepada yang

membutuhkan. Informasi dapat diakses oleh yang membutuhkan.

b. Keabsahan (admissibility). Keabsahan (boleh atau tidak boleh dipakai)

informasi tergantung pada hukum, peraturan atau budaya pada saat tertentu.

3. Presentasi informasi (information presentation)

a. Tingkatan (level of summarization). Perbandingan antara data asli dengan

yang ditampilkan. Manipulasi data hingga tingkatan yang sesuai, semakin

sederhana semakin baik.

b. Format. Bentuk dimana informasi ditampilkan ke user. Manipulasi data ke

dalam bentuk yang sesuai.

4. Keamanan informasi (information security)

a. Batasan akses (access restriction). Prosedur dan teknik mengontrol user yang

boleh atau tidak mengakses data pada situasi tertentu. Penggunaan password

atau teknik lain untuk mencegah user yang tidak berhak.

b. Enkripsi (encryption). Konversi data ke bentuk tertentu sehingga tidak dapat

dibaca oleh user yang tidak berhak.

Nilai Informasi 2.4.3

Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu

manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila

manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian

(33)

uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi

biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.

Konsep Dasar Sistem Informasi 2.5

Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi

manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari

sistem informasi (information systems) atau disebut juga dengan processing

systems atau information processing systems atau information-generating

systems. Sistem informasi didefenisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe

Davis sebagai berikut [5] :

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Komponen Sistem Informasi 2.5.1

John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi

terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan

(building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block),

blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data

(database block), dan blok kendali (controls block). Sebagai suatu sistem, keenam

blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya

membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

(34)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang

akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan

cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang

berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen

serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan

dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu

pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian

utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software),

dan perangkat keras (hardware).

5. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan

satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan

digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di

dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.

6. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan

bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur

terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Pengelompokan

komponen-komponen sistem informasi berbasis computer adalah sebagai

berikut :

1. Perangkat keras (hardware)

Hardware ini merupakan peralatan fisik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan, dan mengeluarkan

(35)

2. Perangkat lunak (software)

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk

menjalankan aplikasi tertentu pada komputer.

3. Manusia (brainware)

Brainware dalam sistem informasi berperan sebagai pemberi dan pengguna

informasi.

4. Prosedur (procedure)

Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara

berulangulang dengan cara yang sama.

5. Basis data (database)

Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan di dalam media

penyimpanan di suatu perusahaan (arti luas) atau di dalam komputer (arti

sempit).

6. Jaringan komunikasi (communication network)

Jaringan telekomunikasi saat ini menghubungkan beberapa daratan dan

lautan untuk memindahkan data dalam jumlah besar.

Pengembangan Sistem Informasi 2.5.2

Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu

sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau

memperbaiki sistem yang ada. Sewaktu melakukan proses pengembangan sistem,

beberapa prinsip harus tidak boleh dilupakan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai

berikut:

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses

(36)

5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut

6. Jangan takut membatalkan proyek

7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem

Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem

itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan, dan

dipelihara. Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu

bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan

langkahlangkah di dalam tahapan tersebut dalam proses pengembangannya.

Pengembangan sistem yang digunakan yaitu classsic life style atau yang lebih

dikenal dengan istilah waterfall [1]. Penjelasanya adalah sebagai berikut :

1. Rekayasa sistem (system engineering), merupakan tahap awal dalam

pengembangan sistem yaitu dengan menetapkan segala hal yang diperlukan

dalam pelaksanaan pengembangan sistem dan menentukan apakah sistem

benar-benar dibutuhkan atau tidak. Tahap-tahap yang digunakan yaitu dengan

diadakannnya wawancara, observasi, dan studi literatur.

2. Analisis (analysis), merupakan tahap menganalisis kebutuhan sistem seperti

mendefinisikan kembali masalah, memahami kebutuhan-kebutuhan pemakai

dan hambatan-hambatan pada sustu sistem baru, dan membuat model logika

dari pemecahan yang direkomendasi. Adapun metode analisis yang digunakan

adalah metode analisis terstruktur.

3. Desain (Design), yaitu tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem,

pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang

bangun implementasi, dan menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

4. Penulisan Program (Coding), adalah tahap menterjemahkan hasil analisis ke

dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan.

5. Pengujian (Testing), tahap dimana melakukan pengujian terhadap sistem yang

(37)

6. Pemeliharaan (Maintenance), tahap ini merupakan tahap akhir dimana sistem

yang sudah selesai dapat mengalami perubahan atau penambahan sesuai

dengan keinginan konsumen.

Definisi Monitoring 2.6

Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi monitoring

mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi perencanaan. Conor (1974)

menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya ditentukan

oleh rencana yang telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh monitoring

atau monitoring. Pada umumnya, manajemen menekankan terhadap pentingnya

kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan monitoring (monitoring).

Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan

ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun.

Monitoring digunakan pula untuk memperbaiki kegiatan yang menyimpang dari

rencana, mengoreksi penyalahgunaan aturan dan sumber-sumber, serta untuk

mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien mungkin. Berdasarkan

kegunaannya, William Travers Jerome menggolongkan monitoring menjadi

delapan macam, sebagai berikut:

1. Monitoring yang digunakan untuk memelihara dan membakukan

pelaksanaan suatu rencana dalam rangka meningkatkan daya guna dan

menekan biaya pelaksanaan program.

2. Monitoring yang digunakan untuk mengamankan harta kekayaan organisasi

atau lembaga dari kemungkinan gangguan, pencurian, pemborosan, dan

penyalahgunaan.

3. Monitoring yang digunakan langsung untuk mengetahui kecocokan antara

kualitas suatu hasil dengan kepentingan para pemakai hasil dengan

kemampuan tenaga pelaksana.

4. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan pendelegasian

(38)

5. Monitoring yang digunakan untuk mengukur penampilan tugas pelaksana.

6. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan antara pelaksanaan

dengan perencanaan program.

7. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui berbagai ragam rencana dan

kesesuaiannya dengan sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi atau

lembaga.

8. Monitoring yang digunakan untuk memotivasi keterlibatan para pelaksana.

Analisis Pemetaan Konsep Personal Balanced Scorecard (PBSC) Untuk 2.7

Menciptakan Fondasi bagi manajemen Talenta yang Efektif.

Proses manajemen talenta bertujuan untuk mengelola dan memanfaatkan

talenta atau bakat yang dimiliki oleh sumber daya manusia yang ada didalam

sebuah organisasi. Dalam pembahasan ini dijelaskan bahwa konsep PBSCmampu

menciptakan fondasi bagi manajemen talenta menjadi lebih efektif [4]. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.5 dan uraian berikut.

(39)

1. Personal Balanced Scorecard (PBSC)

Personal Balanced Scorecard (PBSC) adalah pandangan yang dikelompokan

ke dalam empat perspektif yaitu internal, eksternal, pengetahuan dan

pembelajaran serta keuangan[1]. Berikut adalah empat elemen perspektif PBSC

[4]:

a. Perspektif Internal

Perspektif Internal mendeskripsikan kesehatan fisik atau keadaan mental dari

seorang pegawai. Bagaimana anda mengendalikan dua aspek tersebut untuk

menciptakan nilai bagi diri anda dan orang lain, bagaimana anda tetap merasa

nyaman baik dalam waktu kerja maupun di luar waktu kerja.

b. Perspektif Eksternal

Perspektif eksternal mendeskripsikan hubungan seorang pegawai dengan

keluarga, rekan kerja, atasan, customer atau lingkungan luar lainnya. Bagaimana

pandangan orang lain terhadap kita.

c. Perspektif Pengetahuan dan pembelajaran

Perspektif pengetahuan dan pembelajaran mendeskripsikan keterampilan,

kemampuan pembelajaran dan pengetahuan pegawai. Bagaimana anda belajar dan

bagaimana anda bisa sukses dimasa depan.

d. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan mendeskripsikan pencapaian target kerja seseorang dalam

sisi keuangan. Sampai tingkat apa anda mampu memenuhi kebutuhan keuangan

anda.

2. Implementasi PBSC Berdasarkan PDAC

Implementasi diperlukan untuk menumbuhkan kepekaan pegawai secara

bertahap, untuk terus mengembangkan keterampilan dan lebih kreatif berdasarkan

PBSC tersebut. Berdasarkan hasil analisis siklus Plan-Do-Act-Challenge (PDCA) merupakan sebuah siklus baru, siklus ini dikenalkan oleh (Rampersad,2005).

Siklus ini sangat cocok untuk diimplementasikan bersamaan dengan PBSC [1].

(40)

Gambar 2.6 Implementasi PBSC Berdasarkan PDAC [4]. 3. Organization Balanced Scorecard (OBSC)

OBSC merupakan sebuah pandangan terhadap ambisi bersama, ambisi antara

indivi pegawai dan ambisi perusahaan dalam mencapai target. OBSC juga erat

hubunganya dengan PBSC oleh sebab itu OBSC juga dapat dikaitkan dengan

empat prespektif yang ada pada PBSC [4], antara lain.

1. Internal

Prespektif internal dalam OBSC mendeskripsikan bagaimana pengendalian

proses yang dilakukan oleh perusahaan. Bagaimana kita bisa mengendalikan

proses-proses bisnis utama untuk menciptakan nilai bagi pelanggan. Dalam

proses apa kita harus unggul untuk terus memuaskan pelanggang.

2. Eksternal

Prespektif eknternal dalam OBSC mendeskripsikan bagaimana cara

memuaskan pelanggan. Bagaimana pelanggan memandang perusahaan. Apa

(41)

3. Pengetahuan dan Pembelajaran

Prespektif pengetahuan dan pembelajaran dalam OBSC mendeskripsikan

keterampilan dan sikap pegawai, serta kemampuan belajar organisasi.

Bagaimana perusahaan tetap sukses dimasa yang akan datang. Bagaimana

semestinya kita belajar dan memperbaiki diri sendiri dan secara kontinu

mewujudkan ambisi bersama.

4. Keuangan

Prespektif keuangan dalam OBSC mendeskripsikan kesehatan keuangan.

Bagaimana peningkatan atau kesetabilan keuntungan yang didapatkan

perusahaan.

4. Menyelaraskan ambisi pribadi dengan ambisi bersama

Tujuan dari menyelaraskan ambisi pribadi dengan ambisi bersama adalah

untuk mewujudkan kecocokan terbaik antara ambisi pribadi dan ambisi

organisasi. Berdasarkan uraian di atas ambisi pribadi dengan ambisi bersama

dibagi dengan prespektif yang sama antara lain internal, eksternal, pengetahuan

dan pembelajaran dan keuangan namun deskripsinya berbeda. Hubungan antara

ambisi pribadi dan ambisi bersama juga harus dicocokan antara visi, misi, faktor

penentu keberhasilan, sasaran dan ukuran yang ada pada pribadi maupun pada

organisasi. Dari siklus tersebut pertemuan antara PBSC dan OBSC dapat

dijabarkan kembali sehingga menghasilkan sebuah rencana kerja individu, dimana

rencana kerja individu tersebut dirumuskan berdasarkan PBSC dan OBSC [4].

Berikut adalah penjelas pertemuan antara PBSC dengan OBSC. Dapat dilihat

(42)

Gambar 2.7 Menyelaraskan ambisi pribadi dengan ambisi bersama [4]. Teknik Hundred Scoring

2.8

Teknik Hundred Scoring merupakan sebuah teknik pengolahan nilai yang

digunakan untuk menghitung skor akhir dari sebuah kategori nilai dengan bobot

keseluruhan kategori berjumlah 100 [7]. Berikut adalah persamaan teknik

Hundred Scoring :

Nilai Kategori = Total Nilai x Bobot Nilai (2.1)

Nilai Maksimal

Keterangan :

Nilai Kategori = Hasil nilai dari setiap kategori.

Total Nilai = Jumlah nilai yang diberikan pada setiap pegawai.

Bobot Nilai = Nilai yang ditentukan pada setiap kategori.

Nilai Maksimal = Nilai yang diperoleh dari range nilai tertinggi dikalikan

(43)

Contoh :

Terdapat 4 kategori dimana kategori 1 memiliki 6 pertanyaan, kategori 2

memiliki 5 pertanyaan, kategori 3 memiliki 7 pertanyaan dan kategori 4

memiliki 5 pertanyaan. Masing-masing kategori memiliki bobot nilai 25.

Nilai dari kategori 1 = (3+3+5+4+2+3) x 25 (5 x 6)

= 20 x 25 30

= 16,67

Nilai dari kategori 2 = (3+3+4+5+3) x 25 (5 x 5)

= 18 x 25 25

= 18

Nilai dari kategori 3 = (3+4+3+5+4+3+3) x 25 (5 x 7)

= 25 x 25 35

= 17,85

Nilai dari kategori 4 = (3+4+2+3+4) x 25 (5 x 5)

= 20 x 25 30

= 16,67

Jadi, nilai keseluruhan kategori adalah 16,67 + 18 + 18,85 + 16,67 = 70,19

Alat Pemodelan Proses 2.9

Alat-alat pemodelan sistem informasi sangat dibutuhkan dalam proses

analisis dan perancangan sistem. Alat-alat pemodelan sistem informasi terdiri

(44)

1. Flow Map

Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan

urut-urutan prosedur dari suatu program. Merupakan suatu diagram yang

menggambarkan sistem yang didalamnya terdapat subsistem-subsistem. Didalam

subsistem-subsistem tersebut terdapat dokumen-dokumen yang mengalir yang

menghubungkan antara subsistem-subsistem yang ada di sistem tersebut [3].

1.1 Aturan Membuat Flowmap

Untuk membuat sebuah analisis menggunakan flowmap seorang analis dan

programer memerlukan beberapa tahapan, diantarnya:

1. Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.

2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan

definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan

deskripsi kata kerja.

5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.

6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri

dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang

sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama.

Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada

halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya

tidak berkaitan dengan sistem.

7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

2. Entity-Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah diagram yang memperlihatkan entitas-entitas yang terlibat dalam

suatu sistem serta hubungan-hubungan (relation) antar entitas. Komponen

(45)

a. Entitas (entity)

Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata

(eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Entitas dapat

berupa orang, tempat, benda, peristiwa atau konsep yang bisa memberikan atau

mengandung informasi.

b. Atribut (attributes/properties)

Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik

(properti) dari entitas tersebut.

c. Relasi (relationship)

Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang

berasal dari himpunan entitas yang berbeda.

d. Kardinalitas/derajat

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat

berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalitas relasi

yang terjadi di antara dua himpunan entitas dapat berupa:

(46)

Gambar 2.8 Kardinalitas Relasi Satu ke Satu [3].

2) Satu ke banyak (one to many), seperti gambar 2.9 berikut ini :

Gambar 2.9 Kardinalitas Relasi Satu ke Banyak [3].

(47)

Gambar 2.10 Kardinalitas Relasi Banyak ke Satu [3].

4) Banyak ke banyak (many to many), seperti gambar 2.11 berikut ini :

(48)

5) Kunci (key)

Sebuah atribut atau set atribut yang nilainya mengidentifikasikan entitas

secara unik dalam set entitas.

3. Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram konteks merupakan diagram aliran data pada tingkat paling atas yang

merupakanpenggambaranyangberfungsiuntukmemperlihatkan interaksi/hubungan

langsung antara sistem dengan lingkungannya. Diagram konteks menggambarkan

sebuah sistem berupa sebuah proses yang berhubungan dengan satu atau beberapa

entitas/entity

4. Data Flow Diagram (DFD)

DFD/DAD adalah suatu alat pemodelan yang digunakan untuk memodelkan

fungsi dari sistem, menggambarkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan

kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan menunjukkan dari dan

ke mana data mengalir serta penyimpanannya. Beberapa simbol digunakan di

DFD:

a. Kesatuan luar (external entity) atau batas sistem (boundary) merupakan

kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang,

organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan

memberikan masukan atau menerima keluaran dari sistem.

b. Arus data (data flow) ini mengalir diantara proses (process), simpanan data

(data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukan

arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari

proses sistem.

c. Proses (process) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau

komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk

dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

d. Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa

(49)

suatu kotak tempat data di meja seseorang, suatu table acuan manual, dan

suatu agenda atau buku.

5. Spesifikasi Proses (Process Spesification (PSPEC))

Spesifikasi proses (PSPEC) digunakan untuk menggambarkan semua proses

model aliran yang nampak pada tingkat akhir penyaringan. Kandungan dari

spesifikasi proses dapat termasuk teks naratif, gambaran bahasa desain program

(Programme Design Language (PDL)) dari algoritma proses, persamaan

matematika, tabel, diagram, atau bagan.

6. Kamus Data (Data Dictionary)

Kamus data (data dictionary) atau disebut juga dengan istilah systems data

dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi

dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analis sistem

dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus data

harus memuat hal-hal berikut ini:

a. Nama arus data

b. Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada. Alias

perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk

orang atau departemen satu dengan yang lainnya.

c. Bentuk data, dapat berupa dokumen dasar atau formluir, dokumen hasil

cetakan komputer, laporan tercetak, tampilan di layar monitor, variabel,

parameter, dan field.

d. Arus data, menunjukkan dari mana data mengalir dan ke mana data akan

menuju.

e. Penjelasan, dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data

tersebut.

(50)

g. Volume, digunakan untuk mengidentifikasikan besarnya simpanan luar yang

akan digunakan, kapasitas dan jumlah dari alat input, alat pemroses dan alat

output.

h. Struktur data, menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri dari

item-item data apa saja.

7. Diagram Relasi

Diagram relasi adalah untuk presentasi atribut-atribut dari entity yang terdapat

dalam sistem dan hubungan antar entity pada model ERD. Skema relasi

merupakan turunan dari ERD.

Notepad ++ 2.10

Notepad++ adalah Code Editor (software penyunting kode) yang

mendukung berbagai bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, PHP, XML,

JAVA, JSP, Java Script, Perl Pascal, dan lain-lain yang dapat bekerja pada System

Operasi Windows. Kelebihan Notepad++ jika dibanding Notepad bawaan

Windows adalah memiliki kelengkapan fitur untuk mempermudah penguna saat

mengedit kode termasuk saat mengedit kode HTML dan CSS.

MySql 2.11

MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal.

MySQLmenggunakan bahasa SQL untuk mengakses database nya. Lisensi Mysql

adalah FOSS License Exception dan ada juga yang versi komersial nya.

MySQL tersedia untuk beberapa platform, di antara nya adalah untuk versi

windows dan versi linux. Untuk melakukan administrasi secara lebih mudah

terhadap Mysql,anda dapat menggunakan software tertentu, di antara nya adalah

phpmyadmin dan mysql yog. Pada kesempatan kali ini, kita menggunakan

(51)

PHP (PHP Hypertext Prepocessor) 2.12

PHP merupakan singkatan rekursif (akronim berulang) dari PHP

Hypertext Preprocessor. PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling

banyak dipakai saat ini atau dalam kata lain bisa diartikan sebuah bahasa

pemrograman web yang bekerja di sisi server (server side scripting) yang dapat

melakukan konektifitas pada database yang di mana hal itu tidak dapat dilakukan

hanya dengan menggunakan sintaks-sintaks HTML biasa. PHP banyak dipakai

untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan

(52)

177 Implementasi Sistem

4.1

Tahap implementasi sistem merupakan tahap penciptaan perangkat lunak,

tahap kelanjutan dari kegiatan perancangan sistem. Tahap ini merupakan tahap

dimana sistem siap untuk dijalankan. Tahap ini pula merupakan tahap

menerjemahkan perancangan dari tahap analisis yang sebelumnya sudah

dilakukan kedalam bahasa yang dapat mengerti oleh mesin serta penerapan

perangkat lunak pada keadaan yang sesungguhnya.

Lingkungan Implementasi Sistem 4.1.1

Spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan dalam pengimplementasian sistem monitoring produktivitas pegawai menggunakan

personal balanced scorecard di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)

Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

a. Processor Intel Pentium IV 2.6 Ghz b. RAM 1GB

c. Hard Disk 40 GB

d. Monitor 15’

e. Keyboard dan mouse

Sedangkan spesifikasi perangkat lunak (software) yang digunakan untuk mengembangkan pembangunan sistem pengawasan persediaan barang di Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

a. Microsoft Windows XP sebagai sistem operasi

b. Web browser

c. Xampp sebagai web server

(53)

Implementasi Basis Data 4.1.2

Pembuatan database dilakukan dengan menggunakan aplikasi DBMS MySQL. Implementasi database dalam bahasa SQL adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Implementasi Database

No. Nama Tabel Perintah

1. det_laporan_tugas CREATE TABLE `det_laporan_tugas` (

`id_det_laporan_tugas` varchar(50) collate latin1_general_ci

NOT NULL,

`id_laporan_tugas` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT

NULL,

PRIMARY KEY (`id_det_laporan_tugas`)

) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1

COLLATE=latin1_general_ci;

2. laporan_tugas CREATE TABLE `laporan_tugas` (

`id_laporan_tugas` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT

NULL,

`nip` int(50) NOT NULL,

`nama_berkastugas` varchar(50) collate latin1_general_ci

NOT NULL,

`tgl_laporantugas` date NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id_laporan_tugas`)

) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1

COLLATE=latin1_general_ci;

3. laporan_harian CREATE TABLE `laporan_harian` (

`id_laporan_harian` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT

NULL,

`nip` int(50) NOT NULL,

`nama_berkasharian` varchar(50) collate latin1_general_ci

NOT NULL,

`tgl_laporanharian` date NOT NULL,

`id_det_laporan_tugas` varchar(50) collate latin1_general_ci

NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id_laporan_harian`)

) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1

COLLATE=latin1_general_ci;

4. Jabatan CREATE TABLE `jabatan` (

(54)

`jabatan` varchar(75) collate latin1_general_ci NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id_jabatan`)

) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1

COLLATE=latin1_general_ci;

5. Pegawai CREATE TABLE `pegawai` (

`nip` varchar(60) collate latin1_general_ci NOT NULL,

`nama` varchar(75) collate latin1_general_ci NOT NULL,

`pangkat_golongan` varchar(50) collate latin1_general_ci

NOT NULL,

`tempat_tgllahir` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT

NULL,

`no_telpon` int(50) NOT NULL,

`pendidikan` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT NULL,

`id_jabatan` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT NULL,

`id_unit_kerja` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT

NULL,

PRIMARY KEY (`nip`)

) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1

COLLATE=latin1_general_ci;

6. Penilaian CREATE TABLE `penilaian` (

`id_penilaian` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT

NULL,

`nilai` int(50) NOT NULL,

`tanggal_penilaian` date NOT NULL,

`keterangan` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT NULL,

`nip` int(50) NOT NULL,

`id_laporan_harian` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT

NULL,

`id_laporan_tugas` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT

NULL,

PRIMARY KEY (`id_penilaian`)

) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1

COLLATE=latin1_general_ci;

7. User CREATE TABLE `user` (

`username` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT NULL,

`password` varchar(50) collate latin1_general_ci NOT NULL,

`nip` varchar(30) collate latin1_general_ci NOT NULL,

Gambar

Gambar 2.4 Siklus Informasi [5]
Gambar 2.5 Pemetaan Konsep Personal Balanced Scorecard (PBSC) Untuk
Gambar 2.6 Implementasi PBSC Berdasarkan PDAC [4].
Gambar 2.7 Menyelaraskan ambisi pribadi dengan ambisi bersama [4].
+7

Referensi

Dokumen terkait

Awali langkah pemecahan masalah dengan memecahkan submasalah yang lebih sederhana kemudian gunakan solusi submasalah tersebut untuk memecahkan masalah anda..

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik Geodesi lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau

Berdasarkan studi BVOS, terapi laser fotokoagulasi pada pasien BRVO memiliki keun­ tungan dalam hal mengurangi risiko timbulnya neovaskularisasi, menurunkan perdarahan vitreous

Dosis konsentrasi insektisida Decis yang akan digunakan untuk perlakuan pada uji toksisitas sangat toksis terhadap ikan nila merah galur Cangkringan, maka dari data

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 08 Januari 2013 di Posyandu Dusun Jaten Desa Karangan Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo dari 10 balita

JADUAL Penghasilan Minyak Sawit Dunia Unjuran Pengeluaran Minyak Sawit Ciri- ciri Effluen Kilang Minyak Sawit Ciri-Ciri Kimia dan Fizikal Kristal Struvit Kelebihan dan Kekurangan

Thus, the study will focus on understanding the features of SNS that promote perceived enjoyment and social presence for continuous usage using reflections of personal experience of

Penelitian terkini terkait dengan pengaruh variabel makroekonomi terhadap return indeks LQ45 penting untuk dilakukan karena indeks LQ45 merupakan alternatif investasi yang menarik