• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Lanskap Agrowisata Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Lanskap Agrowisata Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA DUSUN MUARA SATU

DESA CIBUNIAN KECAMATAN PAMIJAHAN

KABUPATEN BOGOR

IFFAH RAHMANIYAH

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Lanskap Agrowisata Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

IFFAH RAMANIYAH. Perencanaan Lanskap Agrowisata Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh AFRA DN. MAKALEW.

Dusun Muara Satu Desa Cibunian terletak di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor dengan luas 18,6 Ha. Dusun ini mempunya potensi alam yang indah yang didukung oleh budaya pertanian masyarakat lokal seperti upacara adat

“Seren Taun” yang masih diadakan oleh masyarakat sekitar. Berdasarkan rencana induk pariwisata Bogor tahun 2009-2025 Kecamatan Pamijahan akan menjadi pusat pariwisata, sehingga perencanaan kawasan agrowisata sesuai untuk dikembangkan di lokasi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan perencanaan kawasan wisata berbasis budaya pertanian lokal di Dusun Muara Satu. Metode yang digunakan ialah proses perencanaan yang dimodifikasi dari Gold (1980) dengan pendekatan sumber daya wisata, yang terdiri dari persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis dan perencanaan lanskap. Untuk penilaian kelayakan agrowisata menggunakan skala likert dengan rumus Rosenberg diacu dari Smith (1989). Untuk menentukan kesesuaian ruang digunakan analisis spasial dan deskriptif. Hasil perencanaan berupa ruang konservasi sebsar 42,17%, ruang penyangga 27,28%, ruang sosial 8,55%, ruang penunjang agrowisata sebesar

2,51% dan ruang utama agrowisata 19,11 % dari luas total keseluruhan. Kata kunci: Agrowisata, Dusun Muara Satu, perencanaan lanskap

ABSTRACT

IFFAH RAHMANIYAH. Landscape planning of agritourism on Dusun Muara Satu, Cibunian village Pamijahan district, Bogor regency. Supervised by AFRA DN. MAKALEW

Dusun Muara Satu located on Cibunian village Pamijahan district, Bogor regency, which has area of 18,66 ha. This place has many beautiful natural potential and completed with agricultural tradition. "Seren taun" traditional ceremony which is still held by its people living there. On the bogor regency tourism masterplan in 2009-2025, Pamijahan district is going to be the center of tourism objects, so landscape planning of agritourism bocomes most potential thing to be developed in this area. The study was purposed to make landscape plan in Dusun Muara Satu as an agricultural tourism area. The planning process modificated by Gold (1980) which consists of preparation, inventory, analysis, synthesis, and landscape planning stages. The descriptive and space analysis were used to determine the suitability of the space. The agritourism analysis were used likert scale with Rosenberg's formula which referenced using Smith (1989). The planning products are; the conservation zone with 42,17%, the supporting area with 26,28%, the community zone with 8,55%, the agritourism supporting zone with 2,51 and the main agritourism zone with 19,11% from total area.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Arsitektur Lanskap

PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA DUSUN MUARA SATU

DESA CIBUNIAN KECAMATAN PAMIJAHAN

KABUPATEN BOGOR

IFFAH RAHMANIYAH

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. berkat segala karunia-Nya sehingga kegiatan penelitian ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Februari 2014 ialah perencanaan lanskap, dengan judul “Perencanaan Lanskap Agrowisata di Dusun

Muara Satu Desa Cibunian Kecamaan Pamijahan Kabupaten Bogor”.

Dalam kesempatan ini sebagai bentuk rasa syukur penulis kepada allah SWT, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga dan pengharagaan terhadap:

1. Orang tua tercinta, Bapak Abdul Hannan Abbas Lc, Ibu Risa Fahriani, Nafiah afaf Spi. MM, Afif Jauhar S.E, Ahmad Taqiudin Lc, dan Fadlullah atas dukungan, motivasi, doa dan kasih sayangnya.

2. Dr. Ir. Afra DN Makalew, M.Sc selaku dosen pembimbing yang memberi bantuan, dukungan, motivasi, bimbingan serta arahan kepada penulis selama menyelesaikan karya tulis ini.

3. Bapak Uci selaku tokoh masyarakat Dusun Muara Satu Desa Cibunian, yang telah memberi bimbingan dan arahan selama berada di lokasi penelitian.

4. Teman- teman satu bimbingan skripsi Kukuh, Sai, Bagus, Dilfan, yang berjuang bersama dengan penulis selama mengerjakan karya ini.

5. Seluruh teman-teman Arsitektur lanskap Angkatan 47,46,45 khusunya kepada Nira Lir Rasmi, Aliya Faizah, Ega Aprindah, Harsalina Eka Saraya, Oldiazka S, Nur Faizah Rani, Rahmat arief, Kak Cete atas pertemanan dan dukungan selama di IPB.

6. Teman-teman Fakultas Kehutanan IPB Fahchri Muttaqin, Kak Lola dan adik-adik di sekolah alam Serincil Dusun Muara Satu.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam karya ini karena keterbatasan penulis, karya ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dalam memperdalam keahlian profesi Arsitektur Lanskap terutama dalam bidang perencanaan, dan dapat menjadi masukan bagi Bappeda Kabupaten Bogor.

Bogor, April 2014

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Kerangka Pikir 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Pariwisata 3

Agrowisata 4

Perencanaan Lanskap 5

METODE 7

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 7

Batasan Penelitian 7

Alat dan Bahan 7

Metode Penelitian 8

KONDISI UMUM 14

Administrasi dan Geografis 14

Aksesibilitas 16

Fasilitas dan Utilitas 16

Sejarah Desa Cibunian 17

HASIL DAN PEMBAHASAN 18

Aspek fisik 18

Aspek legal 38

Aspek Biofisik 41

Aspek Sosial dan Budaya Masyarakat 42

Objek dan Atraksi Wisata 47

Analisis dan Sintesis 48

(9)

Pengembangan Konsep 60

Perencanaan Lanskap 66

SIMPULAN DAN SARAN 81

Simpulan 81

Saran 81

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

(10)

DAFTAR TABEL

1 Jenis,spesifikasi dan sumber data yang digunakan dalam penelitian 9

2 Kriteria kemiringan lahan untuk wisata 10

3 Kriteria kemiringan lahan untuk wisata 10

4 Kriteria tata guna lahan untuk wisata 10

5 Penilaian kelayakan potensi kawasan agrowisata 13 6 Jumlah sarana dan prasarana yang ada di Desa Cibunian 17

7 Nilai THI Dusun Muara Satu 23

8 Bentuk wilayah berdasarkan kecuraman lereng 26

9 Luas kelas lereng Dusun Muara Satu 26

10 Penggunaan lahan Desa Cibunian 36

11 Luas penutupan lahan Dusun Muara Satu 36

12 Daftar nama tanaman di lokasi penelitian 41

13 Karakteristik tajuk dan perakaran vegetasi untuk pengendalian

longsor 41

14 Penduduk Desa Cibunain Menurut Jenis Mata Pencaharian 42 15 Sebaran tingkat pendidikan di Desa Cibunian tahun 1012 42 16 Lokasi, kelompok objek, jenis objek dan kegiatan wisata 49

17 Hasil analisis kelayakan agrowisata 49

18 Hasil analisis dan sintesis perencanaan lanskap agrowisata 51

19 Konsep aktivitas 66

(11)

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pikir penelitian 2

2 Lokasi Dusun Muara Satu 7

3 Tahapan penelitian perencanaan agrowisata dimodifikasi dari Gold 8

4 Peta Kecamatan Pamijahan 14

5 Peta inventarisasi tapak 15

6 Peta aksesbilitas menuju Desa Cibunian 16

7 Kondisi jalan menuju dusun Muara satu 18

8 Peta analisis sirkulasi 19

9 Fasilitas dan utilitas di sekitar tapak: (a) Majlis taklim (b) Musola (c)

pos jaga(d)Madrasah 20

10 Curah hujan tahun 2013 21

11 Suhu rata-rata tahun 2013 21

12 Kelembaban rata-rata tahun 2013 22

13 Kecepatan angin terbanyak tahun 2013 22

14 Pengaruh Vegetasi terhadap Perubahan Suhu (Brooks,1988) 23

15 Peta tanah Kabupaten Bogor 25

16 Peta topografi Dusun Muara Satu 27

17 Peta kemiringan lereng Dusun Muara Satu 28

18 Peta analisis kesesuaian ruang dari kemiringan lereng Dusun Muara

Satu 29

19 Daerah aliran sungai 30

20 Sungai Cianteun 30

21 Kondisi saluran air : (a) Bak penampungan air, (b) saluran air terbuka

(c) Pembangunan bendung 31

22 Peta analisis hidrologi 32

23 Kondisi visual good view pada tapak: (a) pemandangan ke arah sawah dan sungai (b) Suasana di sungai Cianten (c)Pemandanganborrowing landscape Gunung Halimum Salak 33 24 Kondisi visual bad view pada tapak: (a) Suasana area pemukmiman

(b) Kondisi tempat penampungan air (c) kandang ayam 34

25 Peta analisis visual 35

26 Peta penutup lahan Dusun Muara Satu 37

27 Pemanfaatan lahan Dusun Muar Satu : (a) sungai, (b) sawah, 38 28 Rencana pola tata ruang Dusun Muara Satu 2009 -2025 39

29 Rencana induk pariwisata 2009-2025 39

30 Peta analisis kesesuaian ruang rekreasi dari kondisi tata guna 40 31 Karakteristik lahan pertanian di Dusun Muara Satu 44

32 Karakteristik pengunjung 45

33 Persepsi pengunjung terhadap tapak 45

34 Objek wisata : (a) Pemandangan lanskap (b) Persawahan 47 35 Objek wisata : (a) Empang (b) Kandang Kambing 48

36 Peta analisis potensi wisata 50

37 Peta komposit 59

38 Block plan 60

39 Rencana umum block plan 62

(12)

41 Konsep sirkulasi 63

42 Konsep ruang 64

43 Model A hubungan spasial touring circuits untuk daerah wisata alam

(Gunn 1997) 65

44 Rencana ruang 67

45 Rencana sirkulasi 70

46 Rencana tata hijau di Dusun Muara Satu 72

47 Rencana lanskap di Dusun Muara Satu 76

48 Detai I. Rencana tapak area pelayanan 77

49 Detai II Rencana tapak area rekreasi pertanian 78 50 Perspektif keseluruhan rencana lanskap agrowisata Dusun Muara

Satu 79

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuisioner presepsi dan preferensi pengunjung Dusun Muara Satu 83 2 Kuisioner presepsi dan preferensi penduduk Dusun Muara Satu 84

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan pembangunan kota yang semakin pesat cenderung menyebabkan masyarakat perkotaan membutuhkan suatu tempat untuk menghilangkan kepenatan dari aktivitas kerja sehari-hari. Semakin meningkatnya permintaan untuk memenuhi kebutuhan ini menyebabkan peranan keanekaragaman rekreasi sangat penting. Berbagai alternatif tempat rekreasi dan wisata dapat direncanakan sesuai sumber daya dan ragam aktivitas seperti agrowisata. Agrowisata dikutip dari Deptan 2005 merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan.

Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan. Tirtawinata dan Fachruddin (1996) menyatakan bahwa agrowisata memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar, karena dengan adanya pengelolaan agrowisata dapat membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, produksi pertanian dan popularitas daerah. Hal ini mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Usaha Pariwisata dalam Pasal 31 peraturan daerah tentang peran serta masyarakat.

Potensi agrowisata dapat ditemukan di Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Jawa Barat, dengan pemandangan lanskap pertanian yang indah dan berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak serta dilewati oleh sungai Ciaten. Penduduk desa sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan masih mengadakan budaya pasca panen seperti “seren taun”. Hal tersebut merupakan suatu potensi wisata yang baik untuk dikembangkan sebagai kawasan agrowisata.

Berdasarkan rencana induk dinas pariwisata seni dan budaya Kabupaten Bogor tahun 2009-2025 Kecamatan Pamijahan termaksuk dalam zona Bogor Barat dan unit wisata Gunung Salak Endah yang akan menjadi pusat pariwisata. Arahan dan strategi kebijakan pengembangan pariwisata untuk mewujudkan rencana tersebut ialah dengan cara mengembangkan objek dan daya tarik wisata alam, seperti pengembangan ekowisata, agrowisata, dan objek wisata tirta, yang didukung dengan pengembangan atraksi wisata seni dan budaya lokal.

(16)

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan lanskap Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor sebagai kawasan agrowisata dengan menyediakan ruang-ruang wisata pertanian. Adapun tujuan khusus adalah :

1. mengindentifikasi kondisi fisik, biofisik, dan sosial-budaya Dusun Muara Satu.

2. menganalisis dan mensintesis potensi dan kendala yang ada di Dusun Muara Satu Desa Cibunian

3. merencanakan lanskap Dusun Muara Satu Desa Cibunian sebagai kawasan agrowisata

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi secara langsung kondisi eksisting Dusun Muara Satu dan memberikan gambaran pengembangannya untuk agrowisata dan sebagai sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Daerah dalam merencanakan secara fisik kawasan agrowisata dengan memperhatikan lingkungan dan keindahan bentang alam.

Kerangka Pikir

Kerangka pikir penelitian tersaji pada Gambar 1, dimulai dari adanya potensi wisata alam dan yang berpotensi sebagai daya tarik yang potensial sebagai wisata pertanian atau agrowisata. Penilaian dan analisis dilakukan terhadap aspek fisik, biofisik, aspek legal, objek daya tarik wisata, sosial budaya, sehingga dihasilkan suatu zona pengembangan lanskap agrowisata dan rencana lanskap agrowisata Dusun Muara Satu Desa Cibunian. Perencanaan lanskap agrowisata meliputi meliputi tata ruang, program wisata atau aktivitas wisata, rencana fasilitas sirkulasi dan rencana tata hijau.

(17)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Pariwisata

Pariwisata menurut (Soemarno 2008) adalah kegiatan seseorang dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan perbedaan waktu kunjungan dan motivasi kunjungan. Pariwisata merupakan seluruh kegiatan wisatawan dalam perjalanan dan persinggahan sementara dengan motivasi yang beraneka ragam sehingga menimbulkan permintaan barang dan jasa. Dalam bidang ekonomi, pariwisata ialah salah satu jenis industri yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktifitas lainnya. Gunn (1997) berpendapat bahwa merencanakan kawasan wisata yang baik didasarkan kepada empat aspek yaitu :

1. mempertahankan kelestarian lingkungannya

2. meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut 3. menjamin kepuasan pengunjung

4. meningkatkan keterpaduan dan unity pembangunan masyarakat di sekitar kawasan

Perjalanan seseorang baru dapat dikatakan sebagai perjalan wisata jika telah memenuhi empat kriteria yaitu perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain, dilakukan di luar tempat kediaman dimana orang itu biasanya tinggal, perjalanan dilakukan minimal 24 jam, tujuan perjalanan hanya untuk bersenang-senang tanpa mencari nafkah di daerah tujuan wisata yang dikunjungi, uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari negara asalnya dimana dia tinggal atau berdiam dan bukan diperoleh karena hasil usaha selama dalam perjalanan wisata yang dilakukan (Utama 2012).

Menurut Adisasmita (2010) pariwisata meliputi berbagai jenis karena beragamnya keperluan dan motif perjalanan wisata, misalnya pariwisata sosial, pariwisata pantai, pariwisata etnik, pariwisata agro, pariwisata perkotaan, dan pariwisata alternatif. Pariwisata dapat menjadi salah satu alternatif industri yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup, serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.

Daya tarik pariwisata atau rekreasi terletak pada keindahan yang dapat dinikmati wisatawan dan tersedianya jenis makanan atau sesuatu yang khas di daerah tujuan wisata. Menurut Adisasmita (2010) kepariwisataan meliputi berbagai hal yang berhubungan dengan wisata, pengusaha, obyek dan daya tarik wisata yang terwujud dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan budaya dan purbakala.

(18)

4

Agrowisata

Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.204/KPTS/HK050/4/1989 dan No.KM.47/PW.004/MPPT-89 menjelaskan wisata agro adalah suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan usaha dibidang pertanian secara berkelanjutan. Dikutip dari Departemen Pertanian (2005), agrowisata merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam.

Agrowisata juga merupakan salah satu usaha bisnis dibidang pertanian dengan menekankan kepada penjualan jasa kepada konsumen, bentuk jasa tersebut dapat berupa keindahan, kenyamanan, ketentraman dan pendidikan. Pengembangan usaha agrowisata membutuhkan manajemen yang prima diantara sub sistem, yaitu antara ketersediaan sarana dan prasarana wisata, obyek yang dijual promosi dan pelayanan. Agrowisata memiliki manfaat mulai dari melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal dan meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat sekitar lokasi wisata.

Menurut I Gusti (2012) dalam konteks produk pariwisata, agrowisata merupakan salah satu aspek produk yang berupa daya tarik wisata dan harus dapat disatukan dengan aspek produk yang lainnya secara harmonis untuk mewujudkan kepuasan wisatawan. Kepuasan wisatawan adalah ukuran terakhir untuk mengukur kualitas dari produk pariwisata. Menurut Tirawinata dan Fachruddin (1999) dalam I Gusti (2012), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan agrowisata, yaitu :

1. pengelolaan objek yang ditawarkan, pengelola harus mengerti apa yang ditonjolkan serta kekhasan objek, sehingga wisatawan mendapat kesan mendalam dan tidak mudah terlupakan

2. pengelolaan pengunjung

3. pengelolaan fasilitas pendukung. kelengkapan kebutuhan prasarana dan sarana memberikan kemudahan bagi wisatawan.

4. keamanan, bertujuan untuk melindungi objek dan fasilitas serta keselamatan pengunjung

5. pengelolaan kelembagaan, dimana tiga komponen yang menentukan dalam pengembangan usaha agrowista adalah pemerintah (memberikan pembinaan dan penyuluhan yang dapat mendorong pengembangan objek agrowisata), pengusaha (lembaga pengelola objek wisata lebih lanjut), serta pihak pelaksana profesional untuk menangani masalah teknis di lapang.

(19)

5

tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan.

Sub sistem industri pertanian yang antara lain terdiri industri pengolahan, kerajinan, pengemasan, dan pemasaran baik lokal maupun ekspor. Sub sistem pelayanan yang menunjang kesinambungan dan daya dukung kawasan baik terhadap industri dan layanan wisata maupun sektor agro, misalnya transportasi dan akomodasi, infrastruktur. Adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan wisata dengan keterkaitan dan ketergantungan yang cukup tinggi. Kegiatan Pengembangan kawasan agrowisata menurut BAPPENAS (2004) harus memenuhi beberapa prasyarat dasar yaitu :

1. memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan komoditi pertanian yang akan dijadikan komoditi unggulan.

2. memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agrowisata, sepert: jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian, dan fasilitas umum serta fasilitas sosial lainnya.

3. memiliki sumberdaya manusia yang berkemauan dan berpotensi untuk mengembangkan kawasan agrowisata.

4. pengembangan agrowisata tersebut mampu mendukung upaya-upaya konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi kelestarian sumberdaya alam, kelestarian sosial budaya maupun ekosistem secara keseluruhan.

Perencanaan Lanskap

Menurut Simonds (1983), perencanaan adalah suatu proses sintesis yang kreatif tanpa akhir dan dapat ditambah, juga merupakan proses yang rasional dan evolusi yang teratur. Perencanaan merupakan urutan-urutan pekerjaan yang panjang dan terdiri dari bagian-bagian pekerjaan yang saling berhubungan dan berkaitan. Semua bagian tersebut tersusun sedemikian rupa sehingga apabila terjadi perubahan pada suatu bagian, maka akan mempengaruhi bagian yang lain. Sedangkan Menurut Gold (1980), perencanaan lanskap merupakan suatu alat yang sistematis dan dapat digunakan untuk awal suatu keadaan dan merupakan cara terbaik untuk mencapai suatu keadaan tersebut. Proses perencanaan terdiri dari; persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan.

1. persiapan merupakan tahap perumusan tujuan dan program serta informasi lain tentang berbagai keinginan yang akan dilanjutkan dengan membuat persetujuan kerja sama antara perencana dan pemberi tugas.

2. inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data kondisi awal tapak yang diperoleh dari survei ke lapangan, wawancara, pengamatan, dan sebagainya.

(20)

6

tujuan, metode, daftar kebutuhan, deskripsi proyek, dan hubungan antar komponen tersebut.

4. sintesis merupakan tahap pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi suatu tapak yang disesuaikan dengan tujuan perencanaan. Setelah dilakukan pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi maka akan diperoleh beberapa alternatif perencanaan (Gold, 1980).

Nurisjah dan Pramukanto (2009) berpendapat bahwa perencanaan lanskap adalah satu kegiatan utama dalam arsitektur lanskap. Perencanaan lanskap merupakan kegiatan penataan yang berbasis lahan (land base planning) melalui kegiatan pemecahan masalah dan merupakan proses pengambilan keputusan jangka panjang guna mendapatkan suatu model lanskap yang fungsional, estetik dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan manusia dalam upaya meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan. Gold (1980) mengemukakan beberapa prinsip umum perencanaan, khususnya perencanaan untuk kawasan rekreasi yaitu :

1. semua orang harus dapat melakukan aktivitas dan memakai fasilitas rekreasi.

2. rekreasi harus dikoordinasikan dengan kemungkinan-kemungkinan rekreasi lain yang sama untuk menghindari duplikasi.

3. rekreasi harus berintegrasi dengan pelayanan umum lain seperti kesehatan, pendidikan dan transportasi.

4. fasilitas-fasilitas harus dapat beradaptasi dengan permintaan di masa yang akan datang.

5. fasilitas dan program-programnya secara finansial harus dapat dilaksanakan.

6. masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan. 7. perencanaan lokal dan regional harus berintegrasi.

8. perencanaan harus merupakan proses yang berkelanjutan dan membutuhkan evaluasi.

9. fasilitas-fasilitasnya harus membuat lahan menjadi seefektif mungkin untuk menyediakan tempat sebaik-baiknya demi kenyamanan, keamanan dan kebahagiaan pengunjung.

(21)

7

METODE

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian perencanaan lanskap agrowisata ini dilakukan di Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan penelitian dilakukan selama empat bulan, dimulai pada Februari 2014 sampai Juni 2014. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2.

Batasan Penelitian

Penelitian ini merupakan studi perencanaan lanskap agrowisata. Hasil akhir dari penelitian ini dibatasi hingga produk perencanaan lanskap yang berupa dokumen tulisan dan gambar rencana lanskap agrowisata. Pemanfaatan potensi tapak dibatasi untuk mengakomodasi kebutuhan wisatawan serta mengurangi dampak negatif bagi lingkungan serta masyarakat sekitar.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Global Positioning System (GPS), kamera digital, lembar kuisioner, alat tulis, buku catatan, alat gambar dan software (AutoCad 2010, ARCmap10, Adobe Photoshop CS5, Google Sketch up8, Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007). Bahan yang digunakan adalah peta dasar, data sekunder, literatur dan pustaka.

Gambar 2 Lokasi Dusun Muara Satu

(22)

8

Metode Penelitian

Tahapan penelitian mengikuti proses perencanaan yang telah dimodifikasi dari Gold (1980) dengan menggunakan pendekatan perencanaan berdasarkan sumber daya dan aktivitas wisata, di mulai dengan tahap persiapan, inventarisasi, pengumpulan data, analisis dan sintesis, hingga tahap perencanaan. Tahapan penelitian ini disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Tahapan penelitian perencanaan agrowisata dimodifikasi dari Gold (1980)

1. Persiapan

Pada tahap persiapan ini disusun tujuan perencanaan dan berbagai informasi dasar mengenai lokasi, penyusunan rencana kerja dan biaya, pengumpulan informasi tentang program dari instansi terkait dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan

2. Inventarisasi

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan berupa data potensi wisata, jenis komoditas, fasilitas utilitas, data sirkulasi tapak, sense of quality kuisioner mengenai persepsi dan preferensi masyarakat maupun pengunjung desa. Data primer diambil dengan metode survey dan wawancara dengan menggunakan kuisioner untuk memperoleh persepsi dan preferensi. Kegiatan wawancara dilakukan terhadap aparatur desa, masyarakat, dan intansi lain disekitar tapak.

(23)

9

Tabel 1 Jenis spesifikasi dan sumber data yang digunakan dalam penelitian No Jenis Data Spesifikasi Cara Pengambilan Sumber

2. Aksesibilitas Jaringan Studi pustaka, lapang Transportasi Survei Lapang Sirkulasi Survei Lapang 3. Tanah Jenis dan kriteria Studi pustaka Literatur 4. Topografi Suhu rataan Studi pustaka BMG Kelembaban Studi pustaka BMG Kecepatan angin Studi pustaka BMG 7. Vegetasi

dan satwa

Jenis& pesebaran Survei, Wawancara

Lapang

8. Komoditas Tipe komoditas Survey Lapang

B Sosial

8. Pengguna tapak preferensi,prilaku dan keinginan

11 Atraksi wisata Objek yang dapat dinikmati

Survei Lapang

12 Potensi panorama

Bad view, good view Survei Lapang

Tahap berikutnya menganalisis data untuk mengetahui potensi yang dapat dikembangkan dalam tapak, kendala dan rencana pengembangannya. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, spasial, kualitatif dan kuantitatif untuk merencanakan alternatif pengembangannya diperlukan beberapa aspek untuk dianalisis diantaranya aspek bio fisik, aspek potensi wisata dan aspek sosial budaya.

3.1 Analisis bio-fisik

(24)

10

Standar kesesuaian dibagi menjadi tiga jenis katagori yaitu sesuai, cukup sesuai dan tidak sesuai. Katagori sesuai bagi perkembangan ruang rekreasi diberi skor 3, cukup sesuai untuk ruang rekreasi yang diberi skor 2, dan katagori tidak sesuai untuk ruang rekreasi yang diberi skor 1. Aspek-aspek tersebut dianalisis dan di-overlay untuk mendapatkan peta komposit. Indikator kriteria, standar kesesuaian dan skor tersaji pada (Tabel 2) terkait kriteria kemiringan lahan untuk wisata, (Tabel 3) terkait kemiringan lahan wisata yang telah diklasifikasikan dan (Tabel 4) kriteria tata guna lahan untuk wisata.

Tabel 2 Kriteria kemiringan lahan untuk wisata

Kelerengan (%) Sifat

0-8 Datar

8-15 Landai

15-25 Agak curam

25-40 Curam

>40 Sangat curam

Sumber : S.K Menteri Pertanian No. : 837/Kpts/Um/11/1980 (modifikasi) Tabel 3 Kriteria kemiringan lahan untuk wisata

Standar kesesuaian Kriteria kesesuaian Skor

Datar dan Landai Sesuai 3

Agak curam Cukup sesuai 2

curam dan terjal Tidak sesuai 1

Sumber : Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007 Tabel 4 Kriteria tata guna lahan untuk wisata

Standar kesesuaian Kriteria kesesuaian Skor

Tidak terdapat struktur bangunan dan vegetasi selain ground cover Tapak didominasi oleh penggunaan lahan yang terbuka

Sesuai 3

Tapak didominasi oleh pengguanaan lahan yang terbuka namun terdapat beberapa struktur bangunan dan vegetasi

Cukup sesuai 2

Tapak didominasi oleh bangunan dan vegetasi

Tidak sesuai 1

Sumber : Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007 (modifikasi)

(25)

11

Keterangan :

THI = Thermal Humidity Index T = Suhu udara (oC)

RH = Kelembaban nisbi udara (%)

Analisis daya dukung tapak menurut Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto dan Wibowo (2003) dihitung berdasarkan rata-rata individu dalam m2/orang dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan : DD = Daya dukung

A = Area yang digunakan wisatawan S = Standar rata-rata individu 3.2 Aspek sosial budaya

Data yang dikumpulkan merupakan peraturan, nilai-nilai luhur pada kawasan, perlindungan dan sistem ekonomi, sosial dikawasan Dusun Muara Satu dan sekitarnya dengan cara menyebarkan kuisioner, dan wawancara terhadap 30 pengunjung atau wisatawan yang pernah berkunjung ke desa dan 30 masyarakat khususnya petani, dan instansi lainnya yang berhubungan dengan tapak. Data ini digunakan untuk mengidentifikasi nilai dan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Hasil dari data ini dianalisis secara deskriptif dengan menghubungkan data dari aspek bio fisik dan wisata yang telah didapatkan. 3.3 Analisis Objek dan atraksi wisata

Analisis potensi pengembangan agrowisata dilakukan melalui analisis deskriptif dan pembobotan untuk menemukan zona yang paling berpotensi untuk dikembangkan. Penilaian potensi obyek dan atraksi wisata seperti disajikan pada Tabel 5 dengan menggunakan beberapa kriteria Smith (1989) rumus dari Rosenberg yang dimodifikasi menggunakan skala likert dengan empat variabel yaitu kondisi atraksi pertanian, pemandangan alami, ketersediaan sumber daya wisata, dan aksesbilitas.

Masing -masing variabel mempunyai bobot, standar kesesuaian, dan nilai yang berbeda. Nilai tersebut disesuaikan dengan standar kesesuaian dan hasilnya dikatagorikan, untuk katagori sangat baik bernilai 4, baik bernilai 3, buruk bernilai 2 dan sangat buruk bernilai 1. Perhitungan penilaian obyek dan atraksi wisata menggunakan formula sebagai berikut :

ΣKKA = Σ Sij. Aij THI = 0,8 T+(RH X T)/500

(26)

12

Keterangan :

KKA = Kelayakan Kawasan Agrowisata Sij = Kriteria agrowisata tiap kawasan Aij = Bobot kriteria agrowisata

Penentuan klasifikasi tingkat potensi obyek dan atraksi sebagai berikut :

Dari penghitungan skor masing-masing parameter, maka dilakukan pembobotan dan dikategorikan dalam kelas kesesuaian skala likert, sehingga hasil Penilaian kawasan wisata di klasifikasikan menjadi :

SP (Sangat potensial). Artinya, bahwa obyek dan atraksi wisata sangat potensial untuk dilakukan pengembangan dan penataan kawasan wisata. Perlakukan yang dilakukan hanya untuk menjaga kualitas obyek dan atraksi agar tetap terjaga.

CP (Potensial). Artinya, bahwa obyek dan atraksi wisata cukup potensial untuk dilakukan pengembangan dan penataan kawasan wisata. Perlu perlakuan untuk meningkatkan kualitas menjadi sangat potensial.

KP (Kurang Potensial). Artinya, bahwa bahwa obyek dan atraksi wisata kurang potensial dilakukan pengembangan dan penataan kawasan wisata. Perlu perlakuan lebih banyak untuk meningkatkan kualitas menjadi sangat potensial.

4. Sintesis

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat ditentukan kesesuaian kawasan peruntukan pertanian untuk komoditi tertentu dan peruntukan wisata sekaligus untuk menentukan zona integratif yang potensial untuk pengembangan agrowisata. Penentuan alternatif kegiatan wisata berdasarkan sumberdaya yang diseleksi untuk mendapatkan kegiatan wisata pilihan yang memenuhi aspek biofisik, sosial budaya sesuai dengan tujuan dari perencanaan dan keinginan pengguna tapak.

5. Perencanaan

Pada tahap awal perencanaan dilakukan pengajuan konsep perencanaan lanskap berdasarkan pola yang didapat dari hasil dari analisis dan sintesis dengan menggunakan teknik overlay. Konsep yang telah dibuat dikembangkan menjadi rencana yang meliputi rencana ruang, sirkulasi, tata hijau dan fasilitas, serta rencana lanskap secara keseluruhan sehingga menghasilkan landscape plan. Hasil tersebut harus sesuai dengan konsep dan tujuan awal.

Kalsifikasi tingkat potensi = N skor maksimal – N skor minimal

(27)

13

Tabel 5 Penilaian kelayakan potensi kawasan agrowisata

Sumber : Smith dalam Budiarjono (2011) dengan modifikasi Faktor Bobot

(%)

Standar kesesuaian Nilai Skor

Kondisi atraksi dan keberadaan lahan pertanian

40 Beragam aktivitas pertanian beserta adanya keindahan pemandangan disekitar

Sangat baik 4

Cukup beragam aktivitas beserta adanya keindahan pemandangan disekitar

Baik 3

Kurang beragam aktivitas beserta kurangnya keindahan keindahan dan kenyamanan alami

alami dengan keindahan dan kenyamanan tidak alami (Rekayasa)

Kurang alami dengan kenyamanan dan keindahan buatan (rekayasa)

Tersedia,kualitas baik dan terawat.

(28)

14

KONDISI UMUM

Administrasi dan Geografis

Dusun Muara Satu secara administratif termaksuk ke dalam Desa Cibunian yang berada di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Peta dasar Kecamatan Pamijahan tersaji pada Gambar 4. Secara geografis berada di antara 6o36'00''LS-6o36'30''LS dan 106 o38'00'' BT-106 o42'00'' BT. Desa ini berada pada ketinggian 400-780 meter di atas permukaan laut. Desa Cibunian terbagi menjadi 5 Dusun dan17 Rukun warga (RW) 39 Rukun Tetangga (RT). Luas keseluruhan wilayah Desa Cibunian mencapai 1.248 hektar dengan sebagian besar wilayahnya berbukit sampai bergunung (70%), berombak sampai berbukit (30%). Wilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor tersaji pada Gambar 4 , posisi Dusun Muara satu berdekatan dengan Dusun Muara Dua dan Tiga yang berada bagian selatan Kecamatan Pamijahan, batas kecamatan seperti berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Pura Sari Sebelah Timur : Berbatasan dengan Sungai Cianten Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Purwabakti Sebelah Barat : Berbatasan dengan jalan Kabupaten

Peta inventarisasi Dusun Muara Satu disajikan pada Gambar 5 dengan batas sebelah utara Dusun Muara Dua, sebelah timur Sungai Cianten sebelah selatan Desa Purwabakti dan sebelah barat Hutan milik Taman Nasional Gunung Halimun Salak, di dalam Dusun Muara terdapat pemukiman, hutan, persawahan, sungai, bendung, dan penggilingan padi.

(29)

15

Ga

mbar

5

P

eta

inventa

ris

as

i

tapa

(30)

16

Aksesibilitas

Dusun Muara Satu terletak disebelah bagian barat Kota Bogor. Desa ini dapat ditempuh dengan segala noda transportasi dengan kondisi jalan sebagian besar sudah beraspal dan sebagian lagi berupa jalan yang diperkeras dan berbatu. Kondisi jalannya berliku dan banyak ditemui tanjakan maupun turunan. Akses dari Kota Bogor menuju Dusun Muara dapat tersaji pada Gambar 6 Jarak tempuh dari Ibu kota Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, dan negara menuju Desa Cibunian sebagai berikut berikut :

Ibu kota Kecamatan Pamijahan : 17 km

Ibu kota Kabupaten : 68 km

Ibu kota Provinsi Jawa barat (Bandung) : 167 km Ibu kota Negara (Jakarta) : 129 km

Gambar 6 Peta aksesbilitas menuju Desa Cibunian

Fasilitas dan Utilitas

Fasilitas yang ada di tapak belum menunjang kegiatan wisata. Hal ini karena desa belum dikembangkan secara maksimal dan aksesnya terhadap jalan utama sangat jauh padahal Dusun Muara yang berada di Desa Cibunian merupakan destinasi wisata yang sudah cukup dikenal karena mempunyai potensi alam yang sangat indah khususnya wisata dibidang pertanian. Sarana dan prasarana yang ada di desa Cibunian yaitu jalan desa berupa aspal 18,5 Km, jalan setapak berupa bebatuan 1,5 Km dan jalan berupa beton 9 Km. Fasilitas pendidikan dan pemerintah desa yang ada di desa Cibunian tersaji pada Tabel 6.

(31)

17

Tabel 6 Jumlah sarana dan prasarana yang ada di Desa Cibunian

Jenis Jumlah Keterangan

Pemerintah desa 4 Terdiri dari kantor desa 1,2 Pos keamanan desa, 1 rumah dinas

Jalan/perhubungan - Terdiri dari jalan aspal 18,5 km,jalan bebatuan 1,5 km, jalan beton 9 km. Pendidikan islam 71 Berupa 21 masjid, 25 musola, 17

Terdiri dari 6 SD, 2 SMP, 1 MI/SMA. Terdiri dari 1 puskesmas dan 11 posyandu

Sumber : Profil Desa Cibunian 2012

Sejarah Desa Cibunian

Berdasarkan wawancara dengan tokoh masyarakat di Dusun Muara Satu yaitu Bapak Uci, Cibunian ini berasal dari kata “buni” yang artinya tersembunyi, karena letak desa ini berada di ujung selatan Kecamatan Pamijahan yang berada diantara lembah dan perbukitan. Desa ini dekat dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, namun berada diluar kawasan TNGHS. Konon, para petani sudah tingal berpuluh - puluh tahun sebelum kawasan disekitar desa ditetapkan sebagai kawasan konservasi.

Menurut Petugas TNGHS Bapak Ade, Pada tahun 1961-1978 kawasan ini termaksud dalam status cagar alam dibawah pengelolaan Perum Pehutani Jawa Barat, perum perhutani diubah fungsinya menjadi hutan konservasi melalui SK Menteri Kehutanan No.175/KPts-ii/2003. Dilihat dari bentuk peta kawasannya, TNGHS memiliki jalur batas yang panjang. Terdapat beberapa enclave berada di dalam maupun sekitar TNGHS, Dusun Muara Satu Desa Cibunian ini merupakan Dusun yang berada diluar kawasan TNGHS namun berbatasan secara langsung dengan penggunaan lahannya berupa pertanian dan pemukiman.

Pada tahun 2010 Komunitas sosial dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor mendirikan sekolah alam untuk anak-anak yang yang berada di Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan yang diberi nama sekolah alam Serincil. Kegiatan ini mendapat dukungan dari pihak fakultas dan masih berjalan sampai saat ini. Berbagai kegiatan yang telah diadakan oleh komunitas ini, salah satunya ialah pengajaran terkait pendidikan konservasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan utama dalam sekolah alam tersebut.

(32)

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek fisik

Lokasi dan aksesbilitas

Aksesbilitas menuju Dusun Muara Satu tergolong cukup sulit, hal ini dikarenakan kondisi jalan yang kurang baik. Dusun tersebut dapat dituju dengan menggunakan angkutan umum dengan waktu tempuh sekitar ±3,5 jam dari terminal Baranangsiang Kota Bogor dengan total jarak tempuh sekitar ± 37 Km. Jalan dari arah Bogor menuju Kecamatan Pamijahan melalui Jalan Raya Cibungbulang yang keadaannya baik karena merupakan jalan provinsi seperti pada (Gambar 7a), Jalan Moh.Nun Nor berupa aspal seperti pada (Gambar 7b). Jalan dari kantor Desa Cibunian ke Dusun Muara Satu kondisi jalan yang dilewati adalah jalan kerikil dan beberapa konstruksi beton yang keadannya kurang baik (Gambar 7c). Jarak dari kantor desa menuju dusun yang kurang lebih ± 4 km dengan lebar 1,5 - 2 meter.

(a) (b)

(c)

Gambar 7 Kondisi jalan menuju dusun Muara satu; (a) Jalan Raya Cibungbulang (b) Jalan Moh. Non Nur (c) Jalan lokal di Dusun Muara Satu

(33)

19

Ga

mbar

8

P

eta

ana

li

sis

s

ir

kulas

(34)

20

Fasilitas dan Utilitas

Fasilitas umum yang terdapat pada tapak umunya merupakan fasilitas yang menunjang aktivitas sosial masyarakat khususnya dibidang keagamaan seperti musola, majlis taklim, dan madrasah, selain itu terdapat pos jaga (Gambar 9a) dan bendung yang masih dalam tahap pembangunan. Untuk fasilitas di bidang pertanian terdapat petak-petak sawah, kandang kambing serta kolam ikan.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Fasilitas dan utilitas di sekitar tapak: (a) Majlis taklim (b) Musola (c) pos jaga (d) Madrasah

Pengembangan kawasan agrowisata membutuhkan fasilitas pendukung wisata seperti gapura, area parkir, gazebo, kios dan fasilitas lainnya. Fasilitas tersebut tidak ditemui ditapak, untuk itu fasilitas yang ada sebaiknya dipertahankan dan ditingkatkan. Selain itu, fasilitas umum pendukung wisata harus dibangun dan dilengkapi. Kondisi utilitas pertanian seperti saluran irigasi sudah cukup baik, sedangkan air yang di distribusikan ke rumah warga merupakan air dari mata air cibureal. Kebutuhan listrik dan air sudah cukup baik sebagai penunjang pengembangan agrowisata.

Iklim

(35)

21

curah hujan tertinggi tercatat pada bulan Januari sebesar 509. Penyebaran data curah hujan sepanjang tahun 2013 disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10 Curah hujan tahun 2013

Kisaran suhu rata-rata bulanan sepanjang tahun 2013 berkisar antara 21,0°C – 30,0 °C dengan nilai tertinggi terdapat pada bulan Oktober sebesar 30°C sedangkan nilai terendah terdapat pada bulan Nopember sebesar 21°C. Penyebaran data suhu rata-rata bulanan sepanjang tahun 2013 disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11 Suhu rata-rata tahun 2013

(36)

22

Gambar 12 Kelembaban rata-rata tahun 2013

Informasi kecepatan angin sepanjang tahun 2013 menggambarkan kecepatan angin terbanyak yang berkisar antara 1.9-5 Knot. Kecepatan angin terendah terdapat pada bulan Desember dan kecepatan angin tertinggi terdapat pada bulan Februari. Penyebaran data kecepatan angin terbanyak sepanjang tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Kecepatan angin terbanyak tahun 2013

Angin dapat dimanfaatkan untuk merubah kelembaban dan suhu tapak, yaitu dengan menggunakan vegetasi yang disusun mengikuti atau tidak memotong arah angin (Brooks, 1988). Hal ini disebabkan oleh adanya evaporasi dan penutupan dari kanopi vegetasi. Suhu dibawah kanopi pohon ketika siang hari akan lebih sejuk sebaliknya jika malam hari akan lebih terasa hangat (Gambar 14).

(37)

23

Gambar 14 Pengaruh Vegetasi terhadap Perubahan Suhu (Brooks,1988) Menurut Laurie (1994), kisaran suhu dikategorikan nyaman bagi manusia untuk beraktivitas adalah 27 0C-28 0C, dengan kelembaban udara berkisar 40-75 %. Nilai THI (Temperature Humidity Indeks)<27 berarti iklim tersebut nyaman untuk daerah tropis. Indeks Kenyamanan manusia (Temperature Humadity Index) pada tapak dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan Kuantifikasi Kenyamanan, yaitu : THI = 0,8T+(RH.T)/500, (THI : Temperature Humadity Index, T : suhu udara, dan RH : kelembaban udara). Hasil perhitungan menunjukkan nilai THI pada tapak rata-rata 25,1 Hal ini mengindikasikan bahwa tapak dikategorikan nyaman bagi manusia untuk melakukan aktivitas (comfort zone) seperti tersaji pada Tabel 7. Pada bulan oktober nilai THI sebesar 28,8 yang berarti kurang nyaman untuk melakukan kegiatan wisata, hal ini menjadi masukan terhadap pengunjung yang akan mengunjungi pada bulan Oktober.

Tabel 7 Nilai THI Dusun Muara Satu

Bulan T(ºC) RH(%) THI

Jan-13 25,1 88 24,5695

Feb-13 25,8 85 25,0291

Mar-13 26,2 84 25,3175

Apr-13 26,4 85 25,6624

Mei-13 26,2 85 25,4436

Jun-13 26,3 82 25,379

Jul-13 25,4 85 24,5971

Agt-13 25,7 85 24,9825

Sep-13 28 78 26,767

Okt-13 30 80 28,8247

Nov-13 21 78 20,0797

Des-13 25,5 86 24,8025

(38)

24

Tanah

Berdasarkan peta tanah Kabupaten Bogor 2009, jenis tanah di Dusun Muara Satu Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan termaksud kedalam Podzolik Merah Kuning dan adapula jenis tanah Andosol dibagian selatan (Gambar 15). Menurut Fiantis (2012), Andosol merupakan tanah yang berwarna hitam sampai coklat tua dengan kandungan bahan organik tinggi, remah dan porous, dan reaksi tanah antara 4.5 – 6.5. Horison bawah-permukaan berwarna coklat sampai coklat kekuningan tanah ini dijumpai pada daerah dengan curah hujan yang tinggi serta suhu rendah pada daerah dataran tinggi. Tanah ini baik untuk digunakan sebagai lahan pertanian.

Podzolik Merah Kuning merupakan tanah sangat tercuci yang berwarna abu-abu muda sampai kekuningan pada horison permukaan sedang lapisan bawah berwarna merah atau kuning dengan kadar bahan organik dan kejenuhan basa yang rendah serta reaksi tanah yang masam sampai sangat masam (pH 4.2 – 4.8). Pada horison bawah permukaan terjadi akumulasi liat dengan struktur tanah gumpal dengan permeabilitas rendah. Tanah mempunyai bahan induk batu endapan bersilika, napal, batu pasir dan batu liat.

Jenis tanah Podzolik Merah hingga Kuning memiliki kapasitas air yang rendah, permeabilitas tergantung pada tekstur tanah, dan nilai kapasitas tukar kation yang rendah,dapat disimpulkan jenis tanah ini kurang subur unuk tanaman, karena mudah tererosi. Menurut Effendi rahim (2000), resiko erosi pada lahan pertanian dimulai pada waktu hutan dibuka. Pembukaan lahan miring untuk areal pertanian dan adanya pemadatan tanah-tanah yang memperngaruhi tingginya laju erosi tanah disuatu kawasan.

Pengendalian erosi sangat bergantung kepada pengelolaan yang baik melalui upaya penutupan lahan atau penanaman tanaman penutup tanah yang baik serta pembajakan atau pengelolahan tanah yang tepat. Dengan demikian konservasi tanah sangat bergantung pada tindakan-tindakan agronomis dan pengelolaan tanah yang baik. adanya vegetasi penutup tanaman yang baik seperti rumput yang tebal, dan hutan yang lebat dapat menghilangkan pengaruh topografi terhadap erosi. Tanaman yang menutup permukaan tanaman secara rapat tidak saja memperlambat limpasan, tetapi juga menghambat pengangkutan partikel tanah. Topografi dan kemiringan lahan

(39)

25

Ga

mbar

15

P

eta

tana

h

Ka

bupa

ten

B

(40)

26

Tabel 8 Bentuk wilayah berdasarkan kecuraman lereng

Kelerengan (%) Sifat

0-8 Datar

8-15 Landai

15-25 Agak curam

25-40 Curam

>40 Sangat curam

Sumber : S.K Menteri Pertanian No.:837/Kpts/Um/11/1980 Tabel 9 Luas kelas lereng Dusun Muara Satu

Kelas lereng (%) Luas (Ha) Persentasi Luas (%)

0-8 1,49 8,1%

8-15 1,61 8.7%

15-25 5 26.8%

25-40 6.5 34.9%

>40 4 21.5%

Total 18,6 100%

Sumber : Peta rupa bumi Gunung Sari lembar 1209-132 Tahun (2012)

Berdasarkan data monografi Desa tahun 2012 sebagian besar wilayahnya berbukit sampai bergunung (70%) dan berombak sampai berbukit (30%). Hasil dari analisis kemiringan lahan didapatkan presentasi luas dari tertinggi sampai dengan terendah adalah kelas lereng 25-40 % dengan luas 6,5 ha. Sebesar (34,9 %) dari total area digunakan oleh para petani sebagai sawah berteras, kelas lereng sebesar 8-15% digunakan sebagai sawah sebesar 5 ha (26,8%). Kelas lereng diatas 40% seluas 4 ha merupakan tutupan pepohonan dan kebun campuran. Kelas kemiringan lahan landai 8-15% mempunyai luas 1,61 ha, nilai presentase terendah dimanfaatkan sebagai lahan persawahan ialah kelas 0-8% sebesar (8,1 %) dengan luas 1,49 ha.

Kondisi eksisting tapak yang berbukit dengan kemiringan yang bervariasi antara datar 0-8% hingga sangat curam (>40%) menyebabkan beberapa area di kawasan tersebut menjadi rawan terhadap longsor terutama pada saat musim hujan. Hal tersebut memerlukan perhatian khusus, menurut (Arsyad 200) upaya konservasi tanah dan air melalui metode vegetatif dan metode mekanik dapat mengurangi resiko bencana. Metode vegetatif dilakukan dengan menggunakan tanaman untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan daya rusak aliran air permukaan dan erosi.

(41)

27

Ga

mbar

16

P

eta

topogr

af

i

Dus

un

M

ua

ra

S

(42)

28

Ga

mbar

17

P

eta

ke

mi

ringan

ler

eng

Dus

un

M

ua

ra

S

(43)

29

Ga

mbar

18

P

eta

ana

li

sis

ke

se

sua

ian

rua

ng

da

ri

ke

mi

ringan

ler

eng

Dus

un

M

ua

ra

S

(44)

30

Hidrologi

Sistem hidrologi di lokasi penelitian sangat dipengaruhi oleh karakteristik badan air terutama oleh daerah aliran sungai yang ada. Berdasarkan suatu sistem hidrologi DAS yang berada di Jawa Barat (Gambar 19), Dusun Muara Satu termaksud kedalam dub DAS Cisadane yang berada di bagian selatan DAS Cisadane dan secara geografis berada di antara 6o36'00''LS-6o36'30''LS dan 106

o

38'00'' BT-106 o42'00'' BT.

Gambar 19 Daerah aliran sungai

Sungai Cianteun melewati Dusun Muara Satu menjadi suatu batasan ekologi antara Dusun Muara dengan Dusun Purwabakti (Gambar 20). Aspek hidrologi sangat penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan pengelolaan kawasan Agrowisata.

Gambar 20 Sungai Cianteun

(45)

31

Sumber air yang ada dikawasan Dusun Muara satu berasal dari mata air Cibureal untuk kebutuhan rumah tangga dan air sungai Cianten. Masyarakat menggunakan pipa-pipa paralon dengan berbagai ukuran, seperti 1 inchi, 2 inchi adapula yang menggunakan paralon 4 inchi yang terhubung langsung dengan bak penampungan air seperti (Gambar 21).

(a) (b)

(c)

Gambar 21 Kondisi saluran air : (a) Bak penampungan air, (b) saluran air terbuka (c) Pembangunan bendung

Sumber air untuk kepentingan irigasi pertanian tapak berasal dari air sungai yang melimpah yaitu sungai Cianten. Secara umum, kondisi distribusi air ke lahan pertanian sudah baik beberapa masyarakat memanfaatkan air sungai Cianten dengan membudidayakan ikan mas dengan membuat empang yang berada tidak jauh dari sungai. Terdapat proyek pembuatan bendung yang sedang berjalan ditapak yang menggunakan lahan sawah seluas ± 1 Ha.

(46)

32

Ga

mbar

22

P

eta

ana

li

sis

hidr

o

(47)

33

Kualitas visual

Aspek visual yang terdapat di tapak digolongkan menjadi dua, yakni good view dan bad view. Pada titik elevasi yang cukup tinggi diatas perbukitan kualitas visual yang disajikan tapak yaitu suatu hamparan lahan pertanian dan perbukitan dengan aktivitas budidaya masyarakat di dalamnya, yang dikompilasi dengan latar belakang Gunung Halimun Salak dan adanya aliran sungai Cianten menyuguhkan good view yang dapat menjadi potensi dan daya tarik wisatawan untuk berkunjung seperti pada (Gambar 23 a dan b). Pada perjalanan awal menuju Dusun Muara Satu, pemandangan good view disajikan dengan hamparan sawah dan adanya unsur borrowing landscape dari gunung Halimun Salak sehingga menghasilkan suasana nyaman sejuk yang ada di pedesaan seperti pada (Gambar 23 c) .

(a) (b)

(c)

Gambar 23 Kondisi visual good view pada tapak: (a) pemandangan ke arah sawah dan sungai (b) Suasana di sungai Cianten (c)Pemandanganborrowing landscape Gunung Halimum Salak

(48)

34

(a) (b)

(c)

Gambar 24 Kondisi visual bad view pada tapak: (a) Suasana area pemukmiman (b) Kondisi tempat penampungan air (c) kandang ayam

Analisis visual secara spasial tersaji dalam (Gambar 25). Poin-poin yang ditunjukan dengan huruf A,B,C poin tersebut menjelaskan tentang arah bad view, sedangkan huruf D,E,F menjelaskan tentang arah good view. Terdapat beberapa foto yang disajikan pada gambar untuk menunjukan kondisi eksisting yang ada di tapak. Penilaian analisis visual dilakukan dari titik yang tertinggi sampai yang terendah dengan mengambil beberapa titik lokasi yang dapat dijangkau oleh wisatawan.

Tata guna lahan

(49)

35

Ga

mbar

25

P

eta

ana

li

sis

vis

ua

(50)

36

Data penggunaan lahan di wilayah Desa Cibunian ditunjukkan pada Tabel 10. Pemanfaatan area di Dusun Muara Satu yang bervariasi merupakan potensi utama dalam pengembangan agrowisata, terdiri dari lahan sawah, perkebunan, bangunan dan empang. Keempat lahan tersebut dalam kondisi baik yang memungkinkan untuk dikembangkan sebagai wisata pertanian. Jenis dan luas penutupan lahan di Dusun Muara Satu tersaji pada Tabel 11.

Tabel 10 Penggunaan lahan Desa Cibunian

Penggunaan lahan Luas (Ha) Persentase (%)

Pemukiman 25 1,9

Persawahan 310 23,7

Ladang/tanah kering 485 37

Tanah perkebunan rakyat 48 3,67

Tanah kehutanan negara Sumber : Profil Desa Cibunian 2012

Tabel 11 Luas penutupan lahan Dusun Muara Satu

Penggunaan lahan Luas (Ha) Persentase (%)

Sawah Sumber: Peta rupa bumi Gunung Sari lembar 1209-132 Tahun (2012)

(51)

37

Ga

mbar

26

P

eta

pe

nutup

laha

n

Dus

un

M

ua

ra

S

(52)

38

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Gambar 27 Pemanfaatan lahan Dusun Muar Satu : (a) sungai, (b) sawah, (c) kolam ikan, (d) kandang, (e) pemukiman, (f) kebun campuran

Aspek legal

Rencana tata ruang dan wilayah Kabupaten Bogor

Rencana pengembangan kawasan agrowisata Dusun Muara Satu disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang yang ditetapkan oleh BAPPEDA Kabupaten Bogor dalam Rencana Ruang dan Rencana Wilayah atau RTRW Kabupaten Bogor tahun 2009-2025 (Gambar 28). Dusun Muara Satu termaksud dalam kawasan lindung namun diluar kawasan hutan dan merupakan area untuk menanam tanaman tahunan. Menurut Perda Kabupaten Bogor No.19 Tahun 2008, kiteria kawasan lindung di luar kawasan hutan memiliki curah hujan hujan >1000 mm/th, terdiri dari kawasan lainnya di luar hutan yang menunjang fungsi lindung pemeliharaan di wilayah darat maupun laut.

Berdasarkan Perda Kabupaten Bogor No. 19 Tahun 2008 Pasal 34 kawasan lindung atau kawasan budidaya yang terdapat konsentrasi daya tarik dan fasilitas penunjang pariwisata dapat dijadikan kawasan pariwisata yang tidak mengganggu fungsi lindung dan diharapkan dapat memberikan manfaat dalam kegiatan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Hal tersebut menunjukan bahwa dalam pengembangan kawasan agrowisata di Dusun Muara Satu sesuai dengan RTRW.

Rencana induk pariwisata Kabupaten Bogor

(53)

39

Berdasarkan identifikasi penggunaan lahan di Dusun Muara Satu, dan rencana induk pariwisata Kabupaten Bogor 2005-2025 yang telah dianalisis menggunakan kriteria tata guna lahan untuk pengembangan wisata yang dimodifikasi, maka didapatkan peta analisis kesesuaian ruang rekreasi dari kondisi tata guna lahan Dusun Muara Satu yang tersaji pada Gambar 30.

Gambar 28 Rencana pola tata ruang Dusun Muara Satu 2009 -2025

Gambar 29 Rencana induk pariwisata 2009-2025

Sumber : Bappeda Kabupaten Bogor 2014

(54)

40

Gambar 30 Peta analisis kesesuaian ruang rekreasi dari kondisi tata guna

(55)

41

Aspek Biofisik

Komoditas dan vegetasi

Vegetasi yang terdapat di Dusun Muara Satu di domonasi oleh tanaman perkebunan dan tanaman hutan tropis basah. Komoditas yang dibudidayakan oleh masyarakat sekitar ialah padi sawah. Adapun daftar beberapa jenis tanaman eksisting tersaji pada Tabel 12.

Tabel 12 Daftar nama tanaman di lokasi penelitian

Nama latin Nama lokal Keterangan

Sacharum officinarum

Pembukaan lahan hutan oleh masyarakat sekitar menjadi kebun produksi masyarakat, pengurangan jumlah populasi vegetasi hutan secara tidak langsung akan berdampak pada berkurangnya jumlah resapan air ke dalam tanah sehingga air hujan yang jatuh ke permukaan lereng bukit disekitar pemukiman akan langsung mengalir kebawah dan menyebabkan terjadinya longsor. Ada beberapa jenis vegetasi menurut (Suryatmojo, 2009) yang dapat menjadi rekomendasi untuk mengurangi terjadinya longsor Tabel 13.

Tabel 13 Karakteristik tajuk dan perakaran vegetasi untuk pengendalian longsor Nama latin Nama lokal Kerapatan tajuk Akar Cabang Kemiringan <25o

Acacia leucophloea Pilang Ringan Sedikit

Bauhinia hirsula Tayuman Sedang Sedikit

Cassia fistula Trengguli Sedang Sedikit

Kemiringan 25o– 40 0

Leuncaena glauca Lamtoro sabrang Ringan Banyak

Swietenia macrophylla h Mahoni daun besar Berat Sedikit

Gluta renghas Renghas Berat Sedikit

Schleichera oleosa Kesambi Berat Sedikit

Melia azedarach Mindi Ringan Banyak

Kemiringan > 40o

Cassia simea Johar Sedang Banyak

Aleurites moluccana Kemiri Berat Banyak

Lagerstomia speciosa Bungur Sedang Banyak

Vitex pubescens Laban sedang Banyak

(56)

42

Satwa

Beberapa jenis satwa yang ditemukan pada Dusun Muara Satu ialah anjing, ayam hutan merah (Gallus gallus), monyet (Macaca fascicularis), dapat pula melihat elang jawa (Nisaetus Bartelsi). Masyarakat sekitar Dusun Muara Satu seringkali melakukan kegiatan memancing di sungai Cianten menurut hasil wawancara dan penelitian dilapangan ada beberapa jenis ikan air tawar yang dapat ditemukan antara lain mujair (Oreochromis mosambicus), ikan mas (Cyprinus carpio), dan ikan gabus (Channa striata).

Aspek Sosial dan Budaya Masyarakat

Demografi

Berdasarkan data monografi desa Cibunan, jumlah penduduk Desa Cibunian per September 2013 adalah 12,268 jiwa, terdiridari 6.156 orang laki-laki dan 6.112 orang perempuan, jumlah kepala keluarga 3046. dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 115 jiwa/km. Penyebaran penduduk disajikan Tabel 14.

Tabel 14 Penduduk Desa Cibunian Menurut Jenis Mata Pencaharian

Mata pencaharian Orang Persentase

Petani 1.324 72,66

Sumber : Data Monografi Desa Cibunian (2007)

Sebagian besar penduduk Desa Cibunian bermata pencaharian di bidang pertanian sebesar 72.66, selebihnya bekerja sebagai pedagang sebesar (13.50%), buruh/jasa (11.91%). Latar belakang pendidikan di masyarakat kurang baik hal ini terlihat dari sebaran tingkat pendidikan yang dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Sebaran tingkat pendidikan di Desa Cibunian tahun 1012

Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase Tidak tamat SD 1.187 42,14 Tamat SD/sederajat 1.000 35,50 Tamat SLTP/sederajat 412 14,66 Tamat SMA/sederajat 210 7,46 Tamat Akademik - 0 Tamat perguruan tinggi 8 0,28

Jumlah 2817 100.00

Sumber : Profil Desa Cibunian (2012)

(57)

43

angka pendidikan didesa ini tergolong rendah. Namun, presentase usia produktif (15-55 tahun) masyarakat Desa Cibunian berjumlah 55,64 % dari total keseluruhan penduduk desa. Sumber daya manusia di desa berusia produktif cukup banyak hal ini dapat diberdayakan secara maksimal setelah melalui proses penyuluhan untuk dapat diberdayakan sebagai tenaga kerja bila kawasan agrowisata dapat dikembangkan.

Kebudayaan

Kebudayaan yang menyengkut pertanian biasa dilakukan oleh masyrakat Desa Cibunian khususnya pada Dusun Muara ialah “Seren taun” pada setiap tanggal 12 Muharom atau sekitar bulan Juli. Istilah tersebut berasal dari Bahasa Sunda seren yang artinya serah, seserahan, atau menyerahkan, dan taun yang berarti tahun. Sehingga seren taun bermakna serah terima tahun yang lalu ke tahun yang akan datang sebagai penggantinya. Dalam konteks kehidupan tradisi masyarakat peladang Sunda, seren taun merupakan wahana untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil pertanian yang dilaksanakan pada tahun ini, seraya berharap hasil pertanian mereka akan meningkat pada tahun yang akan datang.

Rangkaian ritual upacara seren taun merupakan prosesi arak-arakan penyerahan padi hasil panen dari masyarakat kepada ketua adat yang berada di Dusun Muara Dua. Padi ini kemudian akan dimasukkan ke dalam leuit (lumbung) utama dan lumbung-lumbung pendamping. Pemimpin adat kemudian memberikan indung pare (induk padi/bibit padi) yang sudah diberkati dan dianggap bertuah kepada para pemimpin desa untuk ditanam pada musim tanam berikutnya.Ritual berikutnya adalah sedekah kue, warga yang hadir berebut mengambil kue di dongdang (pikulan) atau tampah yang dipercaya kue itu memberi berkah yang

berlimpah bagi yang mendapatkannya. kegiatan ini selain untuk masyarakat

dusun, juga dapat disaksikan oleh masyarakat umum lainnya termaksud untuk kunjungan wisata budaya, sehingga acara budaya ini dapat menjadi daya tarik agrowisata.

Presepsi dan preferensi masyarakat

Pembentukan suatu kawasan agrowisata yang baik diperlukan suatu integrasi yang baik antara masyarakat dan instantsi yang berada disekitar kawasan. Oleh sebab itu, dibutuhkan presepsi dan preferensi masyrakat sekitar kawasan. Persepsi dan preferensi dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan kuisioner kepada 30 petani di Dusun Muara Satu terkait lahan yang mereka miliki atau garap dan juga kepada 30 pengunjung Dusun Muara Satu, wawancara juga dilakukan terhadap pengelola Taman Nasional untuk mendapatkan presepsi positif dan negatif terhadap tapak.

1. Persepsi dan preferensi maysarakat petani Dusun Muara Satu

(58)

44

dengan umur 50 tahun keatas. Sebesar (87%) masyarakat mengkonsumsi hasil pertaniannya sendiri, sedangkan hanya (13%) petani menjual hasil produksi mereka, salah satu faktor penyebabnya ialah kondisi jalan yang kurang baik dan relatif sulit untuk dijangkau.

Pada masa pembibitan sampai panen rata-rata mengahbiskan waktu selama empat bulan, (91%) panen terjadi dua kali dalam setahun. Sebagian besar petani menggiling hasil padinya menggunakan tenaga kerja bayaran di tempat penggilingan, dalam pengelolaan tanah sebesar 77% petani menggunakan kerbau. Seluruh petani dan masyarakat mengikuti kebudayaan khusus terkait pertanian

yaitu upacara “seren taun”. Kebudayaan tersebut sangat berpotensi untuk mendukung kegiatan agrowisata, hal ini didukung oleh 95% masyarakat yang setuju jika Dusun Muara Satu dikembangkan sebagai kawasan agrowisata, mereka berharap kegiatan wisata tersebut dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan mereka, mempopulerkan dusun agar pemerintah lebih dapat memperhatikan masalah pertanian yang ada di tapak dan memperbaiki akses jalan, sehingga dapat mempermudah proses pemasaran produk pertanian.

Hasil dari wawancara jenis komoditas, luas lahan sawah, jenis kepemilikan lahan, dan letak lahan terhadap jalan utama sedang (5 - 100 m) dan jauh (>100 m ) di Dusun Muara Satu dapat dilihat pada (Gambar 31). Luas kepemilikan lahan petani relatif kecil, yaitu sebanyak (38%) mempunyai luas sawah sebesar 100-500 m2 untuk membiayai kehidupan, petani menggarap kebun yang merupakan lahan hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, hal ini merupakan kegiatan yang melanggar hukum namun mereka melakukan hal tersebut karena desakan ekonomi.

Gambar 31 Karakteristik lahan pertanian di Dusun Muara Satu

2. Persepsi dan preferensi pengunjung Dusun Muara Satu

(59)

45

Gambar 32 Karakteristik pengunjung

Persepsi yang didapatkan meliputi keindahan, kenyamanan, kebersihan, pengalaman yang diperoleh selama berada di Dusun tersebut. Berdasarkan hasil survei yang ditampikan pada (Gambar 33). Sebagian besar pengunjung menggunakan kendaraan pribadi, menurut mereka selama berada di dusun, kondisi jalan menuju tapak kurang baik (74%), pengalaman selama di dusun sangat menyenangkan (75%), tapak termaksud dalam katagori sangat indah sebesar (80%), sangat nyaman (80%), bersih, dan aman.

Gambar

Gambar 6  Peta aksesbilitas menuju Desa Cibunian
Gambar 12 Kelembaban rata-rata tahun 2013
Gambar 15 Peta tanah Kabupaten Bogor
Gambar 16  Peta topografi Dusun Muara Satu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian dan kelayakan agrowisata (KKA), diketahui bahwa Desa Sukaluyu berpotensi untuk agrowisata selain tiga desa lainnya yang telah ditunjuk

Potensi yang dimiliki oleh kawasan wisata di Kecamatan Cisarua cukup tinggi dan berada pada daerah pegunungan yang memiliki nilai ekologis tinggi sehingga untuk

Perencanaan Lanskap Kawasan Agrowisata Situ Telaga Herang, Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.. (Oi bawah bimbingan NIZAR NASRULLAH dan OTENG

Desa Muara Putih terdiri dari 6 dusun, yaitu : Dusun Muara Putih (Induk), dusun Cisarua, dusun Tangkit Batu, dusun Kandis, dusun Sidomukti, dan dusun Mujimulyo.

Selain tanaman kebun dan sayur- mayur sebagai komoditas ekonomi yang juga sebagai potensi agrowisata, Desa Sidorejo juga memiliki peternakan sapi yang juga bisa

Dusun Bawongso merupakan dusun dengan potensi sumber air yang melimpah, dimana pada dusun tersebut terdapat dua mata air yang belum difungsikan secara optimal, hal ini

Berdasarkan hal itu, sangat besar kemungkinan apabila kawasan agrowisata yang terdapat di Kelurahan Kotabumi Kecamatan Purwakarta tersebut dapat dikembangkan

Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan untuk penilaian terhadap potensi wisata di lanskap Agrowisata Desa Colol sebagai berikut: 1 beragam objek dan aktivitas pertanian disertai