• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MODEL AGROFORESTRI DI RPH SEKARANG BKPH LODOYO BARAT KPH BLITAR PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS MODEL AGROFORESTRI DI RPH SEKARANG BKPH LODOYO BARAT KPH BLITAR PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MODEL AGROFORESTRIDI RPH SEKARAN BKPH LODOYO

BARATKPH BLITARPERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR

Oleh: SIDIK WICAKSONO (01740038)

MANAGEMENT

Dibuat: 2007-01-31 , dengan 3 file(s).

Keywords: Agroforestri, riap pertumbuhan, palawija.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman pokok jati (Tectona grandis Linn. F) dari berbagai model agroforestri dan mengetahui pendapatan pesanggem dengan adanya sistem agroforestri.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai 30 April 2006, di kawasan hutan sosial RPH Sekaran BKPH Lodoyo Barat KPH Blitar Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Metode dalam penelitian meliputi kuisioner dan wawancara terhadap pesanggem untuk mengetahui luas lahan andil, biaya produksi pertanian (input), hasil produksi tanaman pertanian (output). Pengaruh agroforestri terhadap pertumbuhan tanaman pokok menggunakan metode

sistematik sampling with random start dengan menggunakan petak ukur 25 m x 40 m untuk mewakili areal seluas 4 hektar (Simon, 1993).

Hasil penelitian ini adalah dari model agroforestri jati dengan kacang tanah diperoleh tinggi jati 9,6818 m dan diameter jati sebesar 9,9246 cm, sedangkan model agroforestri jati dengan padi diperoleh tinggi jati 7,9833 m dan diameter jati 7,1858 cm dan model agroforestri jati dengan jagung diperoleh tinggi jati 7,7672 m dan diameter jati 6,9672 cm. Maka model agroforestri jati dan kacang tanah dianggap paling baik pengaruhnya terhadap tanaman pokok jati, sedangkan model agroforestri padi dan model agroforestri jagung dianggap paling

merugikan terhadap pertumbuhan tanaman pokok jati.

Secara ekonomi model agroforestri jati dengan pepaya per andil rata-rata dapat menghasilkan 1.174 kg dengan nilai produksi Rp 2.433.800,- per tahun dengan B/C ratio 6,74, sedangkan model agroforestri jati dengan padi per andil rata-rata dapat menghasilkan 495 kg dengan nilai produksi sebesar Rp 1.376.200,- per tahun dengan B/C ratio 3,44 dan model agroforestri jati dengan jagung per andil rata-rata dapat menghasilkan 388 kg dengan nilai produksi sebesar Rp 511.500,- per tahun dengan B/C ratio 2,42. Maka secara ekonomi model

agroforestri jati pepaya dianggap paling menguntungkan. Sedangkan model agroforestri padi dan model agroforestri jagung dianggap kurang menguntungkan.

Referensi

Dokumen terkait

b. Informasi rahasia yang diperlukan dalam penelitian, konselor menjaga kerahasiaan setiap rekaman data konseli dengan sebaik-baiknya jika penelitian yang akan

[r]

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN. JL Sulaw

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN. JL Sulaw

Dari kedua pendekatan pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dan belum diketahui pendekatan mana yang lebih baik dan efektif

14.2 Memeragakan tari Nusantara daerah lain sesuai dengan iringan di depan penonton 3 JP 3 JP 15 Keterampilan Mengapresiasi karya kerajinan. 15.1 Mengidentifikasi jenis

Dalam proses belajar mengajar tujuan instruksional dapat di bagi menjadi 2 yaitu tujuan instruksional umum yang menggariskan hasil hasil di aneka bidang studi yang harus

Perubahan perilaku yang lebih bersifat mekanistis dan lebih Perubahan perilaku yang lebih bersifat mekanistis dan lebih banyak menyentuh aspek psikomotor organisme sebagai akibat