• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, ROTASI KERJA, BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (Studi Kasus Pada Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ikhsanul Fikri Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, ROTASI KERJA, BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (Studi Kasus Pada Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ikhsanul Fikri Yogyakarta)"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, ROTASI KERJA, BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA

KARYAWAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL

(Studi Kasus Pada Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ikhsanul Fikri Yogyakarta)

SKRIPSI

Oleh:

Tia Luthfiah

NPM: 20130730120

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

(2)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, ROTASI KERJA, BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA

KARYAWAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL

(Studi Kasus Pada Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ikhsanul Fikri Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Tia Luthfiah

NPM: 20130730120

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

(3)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Tia Luthfiah

Nomor Mahasiswa : 20130730120

Program Studi : Muamalat

Judul Skripsi : Pengaruh Lingkungan Kerja, Rotasi Kerja, Budaya

Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja

Karyawan Baitul Maal Wat Tamwil (Studi kasus

pada Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ikhsanul Fikri

Yogyakarta).

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan

belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 21 Desember 2016

Yang membuat pernyataan

(4)

MOTTO

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”

(Thomas Alva Edison)

“Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda

menunggu-nunggu”

(Nabi Muhammad SAW)

“Ketika sudah memilih pilihan, bersiaplah juga untuk resiko yang akan dihadapi nanti” “Jangan pernah takut untuk mencoba yang perlu ditakutkan sebenarnya

(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Keluargaku, Ayah yang saya banggakan Soegino dan Ibu tersayang Suparmi

atas segala doanya, kasih sayang, perhatian, waktu dan segala yang telah

diberikan. Tanpa semua ini, aku tak akan pernah mampu untuk menyelesaikan

studi ini, dan karena dukungan serta doa-doa yang diberikan aku dapat

menyelesaikan tepat waktu. Mbahku Surip terimakasih atas kebaikan yang

selalu diberikan untukku serta mendoakanku dalam menuntut ilmu. Tanteku

Suharsih dan Budehku Sumiarti yang juga baik hatinya terimakasih sudah

merawatku dari masih kecil, sabar mengurusku, semangat dan doamu selalu

menyertaiku.

2. Tetehku Riyanty Herlina dan Babangku Capt. Wuryanto Ramlan Riadi, SE.

M.Mar. atas semangat dan doa yang diberikan tidak lupa juga terimakasih

untuk dukungan moril dan materiilnya selama ini.

3. Mas Agusku Seventeen dan Mba Evi terimakasih sudah mendoakan, sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sabar dan ikhlas.

4. Novia Sundari Riadi, orang tersayang yang tinggalnya di Jakarta dan lagi

menempuh pendidikan dokternya semoga kamu juga cepat selesai yaaa Amiin,

terimakasih sudah menjadi seseorang yang selalu ada saat senang dan sedih

aku, terimakasih sudah menjadi tempat cerita keluh kesah yang mungkin bisa

dibuat novel hehe, intinya terimakasih atas semangat dan perhatianmu selama

(6)

5. Ainun Ayu Anggraini, teman sekaligus saudaraku, mungkin Allah telah

menyiapkan semuanya untukku dari kamu pindah ke Jogja ini sehingga kamu

bisa menemaniku dalam proses skripsi ini, terimakasih untuk semangat,

dukungan, waktu yang kamu korbankan untuk menemaniku saat menyebar

kuesioner saat mengumpulkan data penelitian, terimakasih sudah menjadi

teman dan saudara terbaik untukku, semoga urusanmu juga dipermudah ya

nggi Amiin… semangat kejar gelar Akbidnya hehe…

6. Lisa, sebagai saudara di Jogja juga terimakasih telah membantuku dalam

bentuk dukungan serta pikiran ketika aku sedang menyelesaikan skripsiku ini,

semoga kamu juga dipermudah segala urusannya Amiin.

7. Segenap pimpinan dan karyawan Baitul Maal Wat Tamwil yakni Baitu Maal

Wat Tamwil Bina Ikhsanul Fikri Yogyakarta yang telah berkenaan

memberikan izin penelitian sehingga mendapatkan data penelitian dari

responden.

8. Bapak Sutardi, Pak Fakih, Pak Taufik, Mas Immawan, Mas Akid, Mba Putri

dan Mba Langgeng, terimakasih keluarga baru di tempat magang, terimakasih

atas ilmu yang telah diberikan pada saat penulis magang sehingga penulis bisa

mendapatkan ide dalam penulisan skripsi ini, terimakasih atas dukungan,

semangat, bimbingan dan juga doa yang diberikan sehingga penulis mampu

melewati ini dengan sabar dan ikhlas.

9. Sahabat kecilku, Triana Okta fani, terimakasih sudah menjadi teman terkonyol

(7)

10.Sahabat SMAku Tiara, Indah, Dea, Saktia terimakasih sudah menjadi sahabat

terbaik saat aku sekolah dulu, kangen kalian loohhhhh….

11.Guru-guruku dari SD sampai SMA yang tidak bisa disebutkan namanya

satu-persatu intinya terimakasih atas didikan dan ilmu yang engkau berikan pak bu

guru semoga kalian tetap menjadi kebanggaan untuk anak-anak didikmu yang

lain.

12.Sahabat terbaikku di Jogja Ecika dan Ikke, terimakasih atas kesabaran kalian

menghadapiku sebagai seseorang yang tidak mudah ditebak dan terimakasih

sudah mendukungku selama ini terimakasih atas kasih sayang dan perhatian

kalian selama ini, sukses buat kitaaa yes…

13.Teman-teman mainku, evrita, yuni, eci anggai, viji, saras yang sudah membuat

masa kuliahku berkesan, semangat wisudaaa…

14.Keluarga EPI B yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, initinya

kalian keluarga terhebat yang aku punyaa.

15.Ikke, Bustomi, Dian dan Lazu temen magang yang gokil, tanpa kalian masa

magangku abu-abu haha.

16.Sahabat KKNku, Ricky Septianda, Dwi Esika Putri dan Tamara Indah Amalia,

terimakasih sudah menjadi keluarga baru, semoga kedekatan ini bukan hanya

sekedar sahabat saja namun juga menjadikan kita sebagai keluarga Amin,

semangat wisuda sahabatku…

17.Ibu Ernawati S. PSI, selaku ibu kos yang sudah menyediakan kos untuk

tempat tinggal selama kuliah, kosan yang nyaman sehingga penulis mampu

(8)

18.Dan seluruh pihak yang terlibat dalam membantu penyususnan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih untuk tenaga, fikiran, doa

dan semangat yang diberikan.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA DINAS ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ...iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ...xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ... 11

KERANGKA TEORI A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Landasan Teori ... 14

1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 15

2. Lingkungan Kerja... 17

3. Rotasi Kerja ... 20

4. Budaya Organisasi ... 22

5. Kepuasan Kerja ... 24

6. Kinerja Karyawan ... 28

C. Hipotesis Penelitian ... 31

1. Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja ... 31

2. Rotasi Kerja dan Kepuasan Kerja ... 32

3. Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja ... 32

(10)

5. Rotasi Kerja dan Kinerja Karyawan ... 34

6. Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan ... 35

D. Kerangka Teoritik ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Obyek dan Subyek Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel ... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41

E. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 41

1. Teknik Penentuan Skala ... 41

F. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 42

1. Variabel Independen ... 42

a. Lingkungan Kerja... 42

b. Rotasi Kerja ... 44

c. Budaya Organisasi ... 45

2. Variabel Dependen ... 46

a. Kepuasan Kerja ... 46

b. Kinerja Karyawan ... 47

G. Metode Analisis Data ... 48

1. Uji Kualitas Data ... 48

a. Uji Validitas ... 48

b. Uji Reliabilitas ... 49

2. Uji Asumsi Klasik ... 49

a. Uji Multikolinearitas ... 50

b. Uji Normalitas ... 50

c. Uji Heteroskedastisitas ... 51

3. Uji Analisis Data ... 51

a. Analisis Regresi Linier Berganda ... 51

b. Uji F ... 52

c. Uji t ... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 55

B. Susunan Kepengurusan BMT BIF ... 57

C. Hasil Penyebaran Kuesioner ... 59

D. Karakteristik Responden ... 60

E. Uji Validitas ... 63

F. Uji Reliabilitas ... 65

G. Statistik Deskriptif ... 66

H. Uji Multikolinearitas ... 68

I. Uji Normalitas ... 70

(11)

K. Regresi Linier Berganda ... 73

L. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

1. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja ... 82

2. Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja ... 83

3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja... 83

4. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja karyawan ... 84

5. Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ... 85

6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan ... 86

BAB V PENUTUP ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Kelemahan dan Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

Tabel 2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 16

Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner ... 60

Tabel 4.2 Karakteristik Responden ... 60

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas ... 63

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 66

Tabel 4.5 Mean dan Koefisien Antar Variabel ... 67

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 69

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Analisis X1, X2, X3 Terhadap Y1 ... 73

Tabel 4.8 Hasil Uji F ... 75

Tabel 4.9 Hasil Uji t ... 75

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 77

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Analisis X1, X2, X3 Terhadap Y2 ... 77

Tabel 4.12 Hasil Uji F ... 79

Tabel 4.13 Hasil Uji t ... 79

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian ... 36

Gambar 4.1 Hasil Pengujian Normalitas Y1 ... 70

Gambar 4.2 Hasil Pengujian Normalitas Y2 ... 71

Gambar 4.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Y1 ... 72

(14)
(15)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh lingkungan kerja

terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan, menguji pengaruh rotasi kerja

terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan dan menguji pengaruh budaya

organisasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Obyek penelitian ini

yaitu di Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ikhsanul Fikri Yogyakarta. Penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner,

didistribusikan ke karyawan yang bekerja di BMT BIF Yogyakarta. Sebanyak 71

kuesioner berhasil dikumpulkan dan dianalisis menggunakan analisis regresi

linier berganda dengan aplikasi SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara lingkungan kerja terhadap

kepuasan kerja dan kinerja karyawan BMT BIF Yogyakarta, tidak adanya

pengaruh antara rotasi kerja terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan

BMT BIF Yogyakarta, dengan kata lain pengaruh positif rotasi kerja terhadap

kepuasan kerja dan kinerja karyawan BMT BIF Yogyakarta tidak didukung, tidak

adanya pengaruh antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan

BMT BIF Yogyakarta, dengan kata lain pengaruh positif budaya organisasi

terhadap kepuasan kerja karyawan BMT BIF Yogyakarta tidak didukung., tetapi

terdapat pengaruh positif signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan BMT BIF Yogyakarta.

(16)

Abstract

This research as a purpose to examine the impact of the work environment

on employee satisfaction, job rotation test toward to the satisfaction and employee

performance, Beside that in this research examine the influence of organizational

culture on job satisfaction and employee performance. Object of this research is

in Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ikhsanul Fikri Yogyakarta. This research is

quantitative research. Data were collected using a questionnaire, distributed to

employees working in BMT BIF Yogyakarta. As many as 71 questionnaires were

collected and analyzed using multiple liner regression analysis by applications

SPSS version 20. The results showed that there were significant positive effect

between working environments on job satisfaction and employee performance

BMT BIF Yogyakarta, not the influence of job rotation on job satisfaction and

employee performance BMT BIF Yogyakarta, in other words the positive

influence the rotation of the work on job satisfaction and employee performance

BMT BIF Yogyakarta unsupported, the influence of organizational culture on

employee job satisfaction BMT BIF Yogyakarta, in other words the positive

influence of organizational culture on employee satisfaction BMT BIF Yogyakarta

is not supported, but there is a significant positive impact of organizational

culture on employee performance BMT BIF Yogyakarta.

Keyword: Work environment, Job Rotation, Organizational Culture, Job

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepuasan kerja dan kinerja karyawan merupakan tonggak utama

dalam menjalankan aktivitas kerja karyawan, baik dalam perusahaan

manufaktur maupun perusahaan jasa, tak terkecuali dengan Lembaga

Keuangan Syariah. Kepuasan kerja dan kinerja karyawan merupakan variabel

yang banyak dijadikan sebagai variabel output (Brahmasari dan Suprayetno,

2008; Chasanah, 2008; Nurdiana dan Triyono, 2011; Ritawati, 2013; Kasenda,

2013, Ardana dan Sari, 2016). Robbins dan Judge (2016:46) mengatakan

bahwa karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi maka karyawan

tersebut akan memiliki perasaan positif terhadap pekerjaannya, begitupula

sebaliknya karyawan dengan tingkat kepuasan yang rendah akan memiliki

perasaan yang negatif terhadap pekerjaannya.

Suharto dan Cahyono (2005) mendefinisikan bahwa kinerja

merupakan sebuah hasil usaha dari seseorang yang dicapai dengan adanya

kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Berhasil tidaknya kinerja

karyawan yang telah dicapai perusahaan tersebut dipengaruhi oleh tingkat

kinerja dari karyawan secara individu atau kelompok (Mansur, 2009:27).

(18)

2

peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan kepuasan

kerja dan kinerja karyawan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja

karyawan telah banyak diteliti oleh para ahli. Robbins dan Judge (2016:51)

mengemukakan bahwa faktor gaji sering muncul saat orang-orang membahas

kepuasan kerja, terlebih untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah atau

hidup di negara berkembang, gaji benar-benar berkorelasi positif dengan

kepuasan kerja. Elarabi dan Johari (2014) dalam Ardana dan Sari (2016:476)

menjelaskan bahwa kenyamanan, perawatan kerja, gaji dan insentif dapat

meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

Penelitian lainnya oleh Masrukhin dan Waridin (2006) menjelaskan

bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, inisiatif,

pengalaman kerja dan motivasi dari karyawan. Hasil kerja seseorang, akan

memberikan umpan balik bagi orang itu sendiri untuk selalu aktif melakukan

kerjanya secara baik dan diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang

baik. Selain faktor-faktor tersebut, peneliti ingin melihat faktor-faktor lainnya

seperti lingkungan kerja, rotasi kerja dan budaya organisasi yang akan

mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

Penelitian mengenai faktor lingkungan kerja, rotasi kerja dan budaya

organisasi yang mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja karyawan telah

banyak diteliti oleh para peneliti (Anas, 2013; Aruan dan Fakhri, 2015; Liana,

2013; Mansur, 2009; Ritawati, 2013; Chasanah, 2008). Lingkungan kerja

(19)

3

dapat memberikan kesan menyenangkan, mengamankan dan menentramkan

karyawan dalam menjalankan tugasnya, sehingga akan menghasilkan

kepuasan kerja karyawan (Aruan dan Fakhri, 2015:144). Kreitner dan Kincki

(2008) dalam Zakiy (2015:1) mengatakan kepuasan kerja merupakan sebagai

respon afektif atau emosional terhadap berbagai aspek mengenai pekerjaan

seseorang. Selain itu, lingkungan kerja juga memberikan pengaruh bagi

kinerja karyawan, lingkungan kerja yang tidak memuaskan akan menurunkan

produktifitas kerja karyawan (Ahyari, 1986) dalam (Dhermawan, Sudibya dan

Utama, 2012:174).

Faktor lain yang memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja dan

kinerja karyawan yaitu rotasi kerja. Rotasi kerja merupakan suatu bentuk

pemindah tugasan karyawan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan guna

untuk mendapatkan pengalaman dalam organisasi (Mohan dan Gomathi,

2015:210). Kandar (2011) dalam (Andriani, 2013:15) rotasi merupakan

perpindahan tempat kerja agar karyawan tidak jenuh dan terhindar dari

produktifitas yang menurun.

Rotasi kerja menjadi unsur penting yang harus diperhatikan oleh pihak

perusahaan atau organisasi. Rotasi kerja ini dapat memberikan pengaruh

terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan dalam organisasi (Liana, 2013).

Wijaya dan Suana (2013:1313) menyebutkan bahwa kepuasan kerja akan

tercapai bila terdapatnya kesesuaian karyawan dengan posisi pekerjaan yang

mereka dapatkan. Soares (2010) dalam (Wijaya dan Suana, 2013:1314)

(20)

4

kinerja karyawan. Berbeda dengan Handoko (2001:197) yang mengemukakan

bahwa rotasi kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Semakin

tinggi rotasi kerja akan mengakibatkan kepuasan kerja karyawan menurun,

karena para karyawan harus beradaptasi kembali dengan adanya karyawan

baru sehingga pekerjaan akan terhambat karena banyak menghabiskan waktu

untuk menjawab pertanyaan dan memantau pekerjaan karyawan yang baru

saja dirotasikan (Mansur, 2009:36). Mereka nantinya lebih mudah

meninggalkan perusahaan dan mencari kesempatan kerja di perusahaan lain.

Selain lingkungan kerja dan rotasi kerja, budaya organisasi juga

berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Penelitian oleh

Hidayat, Hamid dan Ruhana (2013) menyatakan bahwa budaya organisasi

berpengaruh terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan. Mansur (2009:40)

mengatakan apabila suatu organisasi memiliki budaya yang kuat maka

karyawan akan cenderung mengikuti arah yang ditentukan. Sebalikanya, jika

budaya organisasi yang dimiliki lemah maka akan mengakibatkan karyawan

tidak memiliki kiblat yang jelas, sehingga karyawan akan memilih berjalan

sendiri-sendiri. Akibatnya, kinerja organisasi menjadi tidak optimal. Berbeda

dengan budaya organisasi yang kuat maka akan membantu kinerja menjadi

optimal.

Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ikhsanul Fikri Yogyakarta (BMT BIF)

merupakan salah satu BMT yang telah berdiri selama 20 tahun. Kerja keras

(21)

5

membuahkan hasil, BMT BIF sudah mendapatkan penghargaan sebanyak 3

(tiga) kali berturut-turut, yaitu sebagai berikut:

1. Tahun 2012 BMT BIF mendapatkan Award sebagai anggota LPDB

(Lembaga Pengelola Dana Bergulir) terbaik se-Indonesia yang

diselenggarakan di Medan.

2. Tahun 2013 mendapatkan Award Menteri Koperasi: BMT terbaik di

Indonesia yang diselenggarakan di Lombok.

3. Tahun 2014 BMT BIF mendapatkan Award keuangan tersehat

se-Indonesia dari Menteri Koperasi yang diselenggarakan di Jakarta. (Bapak

Sutardi, Manager BMT BIF cabang Bugisan).

Dari perolehan penghargaan yang didapatkan BMT BIF tersebut,

peneliti berpendapat bahwa lingkungan kerja yang dimiliki BMT BIF sudah

sangat baik, karena lingkungan kerja merupakan tempat pertama kali

karyawan melaksanakan pekerjaan-pekerjaannya yang dapat memberikan

kesan menyenangkan terhadap karyawan sehingga dapat meningkatkan

kepuasan dan kinerja bagi karyawan (Anas, 2013:3 dan Sofyandi, 2008:38).

BMT BIF nyatanya juga menerapkan rotasi kerja yang dilakukan

selama 3 (tahun) sekali untuk para karyawannya (Bapak Sutardi, Manager

BMT BIF cabang Bugisan). Rotasi yang dilakukan di BMT BIF hanya rotasi

tempat kerja saja, misalnya karyawan A yang bekerja dicabang Bugisan akan

dipindah dicabang Gunung Kidul dan seterusnya. Rotasi kerja menjadikan

karyawan harus beradaptasi kembali dengan tempat kerja, pasar dan para

(22)

6

Sebagai salah satu lembaga atau organisasi yang telah berdiri selama

20 tahun, BMT BIF juga memiliki budaya organisasi yang bersumber dari

nilai agama, sosial dan ekonomi dengan istilah ADIL yaitu:

1. Allah tujuan utama, yaitu bekerja merupakan ibadah, senantiasa

memelihara sholat berjamaah dan ibadah sunnah, rutin tadarus Al-Qur’an

dan Hadits.

2. Dinamis mencapai visi dan tujuan, yaitu kreatif, inovatif dan terus

melakukan perubahan.

3. Ilmiah menjadi landasan kerja, yaitu bekerja tim, menghargai perbedaan,

pribadi yang terbuka, saling menasehati.

4. Loyalitas dalam pengabdian, yaitu membantu mengentaskan kemiskinan,

membangun kesejahteraan bersama.

Peneliti memilih BMT BIF Yogyakarta sebagai obyek penelitian

dikarenakan peneliti merasa ada kemudahan dalam akses di BMT BIF,

peneliti menganggap dalam beberapa penelitian terdahulu belum terdapat

judul yang sama dengan peneliti di BMT BIF dan peneliti menilai bahwa

BMT BIF cukup representetif untuk dijadikan objek penelitian. Dari hasil

penelitian dan uraian di atas peneliti bermaksud ingin menelaah serta

membuktikan pengaruh lingkungan kerja, rotasi kerja dan budaya organisasi

terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Dengan maksud untuk

mengetahui apakah lingkungan kerja, rotasi kerja dan budaya organisasi yang

dimiliki BMT BIF Yogyakarta dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja

(23)

7

tertarik untuk meneliti masalah lingkungan kerja, rotasi kerja, budaya

organisasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Penelitian ini akan

dilakukan di 11 cabang BMT BIF Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Terdapat beberapa permasalahan dalam penelitian ini yang dibagi

dalam beberapa bagian. Pertama, Lingkungan Kerja merupakan faktor utama

timbulnya kepuasan kerja dan kinerja karyawan (Ahyari, 1986) dalam

(Dhermawan, Sudibya dan Utama, 2012:174). Kedua, Rotasi pekerjaan

menjadi unsur yang penting dan harus diperhatikan oleh pihak perusahaan

atau organisasi. Rotasi pekerjaan ini dapat memberikan pengaruh terhadap

kepuasan kerja dan kinerja karyawan dalam organisasi (Liana, 2013).

Permasalahan terakhir dalam penelitian ini yaitu, budaya organisasi,

Mansur (2009:40) mengatakan apabila suatu organisasi memiliki budaya yang

kuat maka karyawan akan cenderung mengikuti arah yang ditentukan

sehingga dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan meningkatkan kinerja

karyawan. Hidayat, Hamid dan Ruhana (2013) menyebutkan bahwa budaya

organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan.

Dari uraian latar belakang dan penelitian terdahulu yang telah menjadi

bukti empiris dalam literatur penelitian, maka peneliti akan merumuskan

beberapa rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini yang

diharapkan akan memberikan kontribusi positif bagi pembaca dan BMT BIF

(24)

8

1. Apakah lingkungan kerja, rotasi kerja dan budaya organisasi

berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan di

BMT BIF Yogyakarta?

2. Apakah lingkungan kerja, rotasi kerja dan budaya organisasi

berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan di

BMT BIF Yogyakarta?

3. Apakah lingkungan kerja, rotasi kerja dan budaya organisasi

berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan di BMT BIF

Yogyakarta?

4. Apakah lingkungan kerja, rotasi kerja dan budaya organisasi

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan di BMT BIF

Yogyakarta?

5. Seberapa besar koefisien determinasi variabel lingkungan kerja,

rotasi kerja dan budaya organisasi mampu mempengaruhi kepuasan

kerja dan kinerja karyawan di BMT BIF Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disusun di

atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis

pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat yang dirumuskan sebagai

(25)

9

1. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis lingkungan

kerja, rotasi kerja dan budaya organisasi dapat berpengaruh secara

parsial terhadap kepuasan kerja karyawan BMT BIF Yogyakarta.

2. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis lingkungan

kerja, rotasi kerja dan budaya organisasi dapat berpengaruh secara

simultan terhadap kepuasan kerja karyawan BMT BIF Yogyakarta.

3. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis lingkungan

kerja, rotasi kerja dan budaya organisasi dapat berpengaruh secara

parsial terhadap kinerja karyawan BMT BIF Yogyakarta.

4. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis lingkungan

kerja, rotasi kerja dan budaya organisasi dapat berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja karyawan BMT BIF Yogyakarta.

5. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis besaran

koefisien determinasi variabel lingkungan kerja, rotasi kerja dan

budaya organisasi dalam mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja

karyawan di BMT BIF Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Dilihat dari rumusan masalah dan tujuan penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Untuk Lembaga dan Perusahaan

Hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan

(26)

10

lingkungan kerja, rotasi kerja, budaya organisasi terhadap kepuasan

kerja dan kinerja karyawan yang dihasilkan. Selain itu, penelitian ini

juga diharapkan menjadi dasar untuk penyempurnaan dan perbaikan

kekurangan yang masih ada serta mempertahankan yang sudah baik.

2. Untuk Pembaca

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan acuan dan

referensi bagi peneliti selanjutnya. Selain itu penelitian ini diharapkan

dapat memperkaya wawasan keilmuan bagi peneliti dan pembaca

tentang pengaruh lingkungan kerja, rotasi kerja, budaya organisasi

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelaahan terhadap beberapa penelitian terdahulu

mengenai lingkungan kerja, rotasi kerja, budaya organisasi, kepuasan kerja

dan kinerja karyawan, peneliti memiliki beberapa penelitian yang akan

dijadikan acuan dalam menyusun penelitian sekaligus sebagai bahan

perbandingan untuk kegiatan penelitian berikutnya. Adapun penelitian

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

(28)
(29)
(30)
(31)

B. Landasan Teori

Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah two factor

theory (teori dua faktor) yang dikemukakan oleh Herzberg dikutip oleh Zainal

et al (2014:620) untuk menjelaskan hubungan antar variabel dalam penelitian

ini. Teori ini mengatakan bahwa kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu

merupakan hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan

itu bukan suatu variabel yang kontinyu. Teori ini merumuskan karakteristik

pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu satisfies atau motivator dan

dissatisfies. Satisfies ialah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai

sumber kepuasan kerja yang terdiri dari: pekerjaan yang menarik, penuh

tantangan, ada kesempatan untuk berprestasi, kesempatan memperoleh

penghargaan dan promosi. Terpenuhinya faktor tersebut akan menimbulkan

kepuasan.

Dissatisfies (hygiene factors) adalah faktor-faktor yang menjadi

sumber ketidakpuasan, yang terdiri dari gaji/upah, pengawasan, hubungan

antar pribadi, kondisi kerja dan status. Faktor ini diperlukan untuk memenuhi

dorongan biologis serta kebutuhan dasar karyawan. Jika tidak terpenuhi faktor

ini, karyawan tidak akan puas. Mengacu pada teori dua faktor ini, maka

karyawan akan menunjukkan sikap puas jika lingkungan kerja, rotasi kerja

dan budaya organisasi yang ada dalam perusahaan tersebut mampu

memberikan motivasi. Karyawan akan menunjukkan sikap tidak puas terhadap

(32)

dalam perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar

karyawan.

Gibson et.al (1995) dalam Chasanah (2008:42) juga menjelaskan

bahwa produktifitas seseorang akan meningkat bila adanya keseimbangan

antara lingkungan yang ada didekatnya, sumberdaya, kejelasan kerja dan

umpan balik. Kinerja karyawan akan meningkat bila lingkungan kerja tempat

karyawan bekerja mendukung, rotasi kerja yang dapat memberikan umpan

balik bagi karyawan berupa jenjang karier yang lebih baik serta budaya

organisasi yang dimiliki perusahaan mempunyai kejelasan yang sesuai.

1. Menejemen Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan elemen penting bagi suatu

perusahaan. Keberhasilan ataupun kegagalan perusahaan dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya sangat berhubungan erat dengan

pelaku-pelaku perusahaan tersebut, atau dengan kata lain sumber daya

manusia mempunyai peran strategis sebagai penentu berhasil tidaknya

pencapaian perusahaan (Kasenda, 2013:854). Definisi sumber daya dari

berbagai ahli dan peneliti dapat dipaparkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

No. Para Ahli/Peneliti Definisi

1. Ardanadan Sari (2016:472) Sumber daya manusia

merupakan suatu pondasi

penguat dalam perusahaan atau

lembaga serta sebagai

(33)

menjalankan aktivitas sebuah

pekerjaan

2. Zainal et al. (2014:1) MSDM adalah suatu ilmu atau

cara bagaimana mengatur

hubungan dan peranan sumber

daya manusia yang dimiliki

oleh individu secara efektif dan

efisien sehingga akan tercapai

tujuan bersama antara

perusahaan, karyawan dan

masyarakat.

3. Sutardi (2016:82) Manejemen sumber daya

manusia adalah ilmu atau seni

yang mengatur hubungan

peranan tenaga kerja, agar

efektif dan efisien dalam

membantu terwujudnya tujuan

perusahaan, karyawan dan

bawahannya.

4. Hariandja (2002:2) Menejemen sumber daya

manusia adalah suatu bentuk

pengelolaan SDM dengan baik

untuk meningkatkan efektivitas

dan efisiensi organisasi.

5. Hasibuan (2001:10) MSDM adalah ilmu dan seni

yang mengatur hubungan dan

peranan tenaga kerja agar

(34)

membantu terwujudnya tujuan

perusahaan, karyawan dan

masyarakat.

Dapat dikatakan bahwa MSDM adalah ilmu yang mempelajari

tentang bagaimana seseorang dapat mengatur, mengkondisikan dan

mengelola orang lain dalam satu sistem secara baik, sehingga dapat

mencapai tujuan yang sama.

2. Lingkungan Kerja

Sofyandi (2008:38) memaparkan bahwa lingkungan kerja adalah

serangkaian faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam

organisasi. Sedarmayanti (2001:21) dalam Anas (2013:6) menyatakan

bahwa indikator lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi dan

meningkatkan efisensi kerja adalah:

a. Penerangan

b. Suhu udara

c. Sirkulasi udara

d. Ukuran ruang kerja

e. Tata letak ruang kerja

f. Privasi ruang kerja

g. Kebersihan

h. Suara bising

(35)

j. Peralatan kantor

k. Keamanan kerja

l. Musik ditempat kerja

m. Hubungan sesama rekan kerja

n. Hubungan kerja antara atasan dengan bawahan

Wibowo, Al Musadieq dan Nurtjahjono (2014:3) berpendapat

bahwa lingkungan kerja berkaitan dengan elemen-elemen atau berbagai

macam faktor yang ada disekitar karyawan, yang berpengaruh baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap performa karyawan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja

merupakan tempat karyawan melakukan aktifitasnya. Lingkungan kerja

mampu memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja dan mampu

meningkatkan kinerja karyawan.

Tinjauan Islam mengenai lingkungan kerja sudah tertulis di dalam

Al-Qur’an. Islam memandang bahwa lingkungan kerja dapat dipengaruhi

dari faktor hubungan yang baik antar sesama manusia. Sejalan dengan

pendapat Sedarmayanti (2001:21) dalam Anas (2013:6) bahwa salah satu

indikator lingkungan kerja merupakan hubungan baik dengan sesama

rekan kerja. Hubungan yang baik antar sesama manusia dalam

lingkungan kerja akan menimbulkan rasa kepuasan dan meningkatnya

kinerja karyawan. Seperti halnya Rasullullah SAW dalam membangun

(36)

antar sesama manusia (Wati, 2014:30). Dijelaskan dalam surat Ali Imran:

159.

Artinya:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kesal, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”(Qs. Ali Imran 3:159).

Bahwasanya dari ayat di atas bahwasanya apabila kita tidak

memiliki hubungan yang baik antar sesama manusia, seperti bersikap

keras dan berhati kesal maka dipastikan orang-orang tersebut akan

menjahui kita. Sama halnya dalam lingkungan pekerjaan, apabila seorang

karyawan tidak memiliki hubungan yang baik antar sesama karyawan

lainnya pada saat bekerja, maka dipastikan karyawan tersebut akan

merasa tidak nyaman, sehingga hal ini mampu menurunkan kepuasan dan

kinerja yang dihasilkan.

3. Rotasi Kerja

Rotasi kerja merupakan suatu bentuk pemindah tugasan karyawan

(37)

pengalaman dalam organisasi (Mohan dan Ghomathi, 2015:210). Kreitner

dan Kinicki (2005:261) meyatakan rotasi kerja merupakan suatu bentuk

pemindahan karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Liana

(2013) berpendapat bahwa rotasi kerja menjadi unsur penting yang harus

diperhatikan oleh pihak perusahaan atau organisasi, karena rotasi kerja

dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Robbins dan

Judge (2016:54) juga menemukan bahwa hubungan antara rotasi kerja

dengan kepuasan dan kinerja karyawan berpengaruh positif.

Wahyudi (2002) berpendapat mengenai tujuan dari adanya rotasi

kerja yaitu sebagai berikut:

a. Menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan jabatan yang

ada dalam organisasi, sehingga dapat menjamin terjadinya kondisi

ketenagakerjaan yang stabil (personal stability).

b. Membuka kesempatan untuk mengembangkan karir.

c. Memperluas dan menambah pengetahuan.

d. Menghilangkan kejenuhan terhadap suatu jabatan.

e. Memberikan imbalan terhadap prestasi kerja

f. Membuka kesempatan terjadinya persaingan dalam meningkatkan

prestasi kerja.

g. Sebagai pelaksana sanksi terhadap pelanggaran.

Interpretasi rotasi kerja di dalam Al-Qur’an terkandung di dalam

(38)

Artinya:

“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumah-Nya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An -Nisaa 4:100).

Dari ayat Al-Quran di atas dapat disimpulkan bahwa rotasi kerja

dapat pula diartikan dengan hijrah (perpindahan), akan tetapi hijrah

(perpindahan) yang dimaksud dalam rotasi kerja adalah pindah kerja atau

pindah tempat kerja atau pindah posisi jabatan dalam pekerjaan yang

tujuannya adalah untuk hal yang lebih baik, karena tujuan rotasi kerja ialah

untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki karyawan serta untuk

(39)

4. Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan

nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi sehingga dapat

mengarahkan perilaku para anggota-anggotanya (Soedjono, 2005:23).

Kreitner dan Kinicki (2005:79) mengatakan budaya organisasi adalah nilai

dan keyakinan bersama yang mendasari identitas perusahaan. Mansur

(2009:40) mengatakan apabila suatu organisasi memiliki budaya yang kuat

maka karyawan akan cenderung mengikuti arah yang ditentukan.

Sebalikanya, jika budaya organisasi yang dimiliki lemah maka akan

mengakibatkan karyawan tidak memiliki kiblat yang jelas. Akibatnya,

kinerja organisasi menjadi tidak optimal. Soedjono (2005:23) menyatakan

budaya organisasi dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan kinerja

karyawan.

Al-Qur’an Surat Al-Hujurat 49:13 telah menyinggung mengenai

budaya organisasi, walaupun penjelasannya tidak secara langsung merujuk

kepada budaya organisasi, tetapi melalui penafsiran-penafsiran. sebagai

berikut:

Artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki

(40)

yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Qs. Al-Hujurat 49:13).

Menyinggung mengenai budaya organisasi melaui ayat di atas

bahwasanya Allah telah menciptakan keanekaragaman dari

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal satu sama lain.

Perbedaan keanekaragaman dari berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

itulah yang disebut dengan budaya, perbedaan keanekaragaman bangsa

dan suku setiap manusia baik individu maupun kelompok akan melakukan

suatu kerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Perawironegoro, 2).

Itulah yang di sebut sebagai budaya organisasi, dari perbedaan yang ada

menjadi satu kesatuan demi terwujudnya tujuan bersama.

Owens (1991) dalam Soetopo (2012:122) mengatakan bahwa

budaya organisasi mengacu pada norma perilaku, asumsi dan keyakinan

(belief) dari suatu organisasi. Edgar Schein menyatakan bahwa budaya

organisasi adalah sebagai filosofi yang mendasari kebijakan organisasi,

aturan main untuk bergaul dan perasaan atau iklim yang dibawa oleh

persiapan fisik organisasi (Robbert P. Vecchio, 1995:618) dalam

(Wibowo, 2013:16).

Robbins dan Judge (2016:335) menyatakan bahwa budaya

organisasi adalah sistem berbagi arti yang dilakukan oleh para anggota

yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Robbins

(41)

a. Inovasi dan pengambilan resiko, tingkat para pekerja didorong untuk

menjadi inovasi dan mengambil resiko.

b. Memperhatikan detail, tingkat para pekerja diharapkan untuk

menunjukkan presisi, analisis dan memperhatikan detail.

c. Orientasi pada hasil, tingkat menejemen menitikberatkan pada

perolehan atau hasil dan bukan pada tektik dan proses yang digunakan

untuk mencapainya.

d. Orientasi pada orang, tingkat pengambilan keputusan oleh menejemn

dengan mempertimbangkan efek dari hasil terhadap orang-orang di

dalam organisasi.

e. Orientasi pada tim, tingkat aktivitas kerja diorganisisr dalam tim

daripada individu.

f. Keagresifan, tingkat orang-orang akan menjadi agresif dan kompetitif

dan bukannya santai.

g. Stabilitas, tingkat aktivitas organisasional menekankan pada

mempertahankan status quo yang kontras dengan pertumbuhan.

5. Kepuasan Kerja

Robbins dan Judge (2016:46) mendefinisikan kepuasan kerja

sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan yang dihasilkan dari suatu

evaluasi karakteristik-karakteristiknya. Zainal et al. (2014:620)

menjelaskan bahwa kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan

(42)

tidak puas dalam bekerja. Teori tentang kepuasan kerja yang cukup

dikenal dan dikutip oleh Zainal et al (2014:620) adalah sebagai berikut:

a. Teori Keadilan (Equity theory). Teori ini mengemukakan bahwa

orang akan merasa puas atau tidak puas tergantung pada keadilan

(Equity) dalam situasi yang dirasakan, khususnya situasi kerja.

Menurut teori ini komponen utama adalah input, hasil, keadilan dan

ketidakadilan. Input adalah faktor bernilai bagi karyawan yang

dianggap mendukung pekerjaannya, seperti pendidikan,

pengalaman, kecakapan, jumlah tugas dan peralatan atau

perlengkapan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaannya.

Hasilnya adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang

karyawan, seperti upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol, status,

penghargaan dan kesempatan untuk berhasil atau aktualisasi diri.

Menurut teori ini, setiap karyawan akan membandingkan rasio input

hasil dirinya dengan rasio input hasil orang lain. Bila perbandingan

itu dianggap cukup adil, maka karyawan akan merasa puas. Bila

perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan bisa

menimbulkan kepuasan, bisa pula tidak. Tetapi bila perbandingan

itu tidak seimbang akan timbul ketidakpuasan.

b. Teori dua faktor (two factor theory). Menurut teori ini kepuasan

kerja dan ketidakpuasan kerja itu merupakan hal yang berbeda.

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu bukan suatu

(43)

pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu satisfies atau motivator dan

dissatisfies. Satisfies ialah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan

sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari: pekerjaan yang

menarik, penuh tantangan, ada kesempatan untuk berprestasi,

kesempatan memperoleh penghargaan dan promosi. Terpenuhinya

faktor tersebut akan menimbulkan kepuasan. Dissatisfies (hygiene

factors) adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan,

yang terdiri dari: gaji/upah, pengawasan, hubungan antarpribadi,

kondisi kerja dan status. Faktor ini diperlukan untuk memenuhi

dorongan biologis serta kebutuhan dasar karyawan. Jika tidak

terpenuhi faktor ini, karyawan tidak akan puas.

Hariandja (2002:290) menjelaskan bahwa Kepuasan kerja

merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Hal

ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti

malas, rajin dan produktif. Dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja

merupakan sesuatu yang dapat timbul dari diri individu masing-masing.

Tergantung dari faktor yang mempengaruhinya, semakin baik dan positif

faktor yang mempengaruhinya maka semakin tinggi rasa kepuasan

seseorang yang akan dirasakannya.

(44)

Artinya:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Qs. Ibrahim 14:7)

Bahwasanya jika kepuasan kerja dikaitkan dengan ajaran Islam

maka yang muncul adalah tentang ikhlas, sabar dan syukur. Bekerja

dengan ihklas, sabar dan syukur kadang-kadang memang tidak menjamin

menaikkan output. Tetapi, sebagai proses bekerja dengan ketiga aspek

tersebut memberikan nilai tersendiri. Dengan bekerja secara ikhlas yang

disertai dengan sabar dan syukur maka akan ada nilai kepuasan tertentu

yang diperoleh, yang tidak hanya sekedar output. Ketika pekerjaan selesai,

maka ada kepuasan yang tidak serta merta berkaitan langsung dengan

output yang diperoleh. Berkaitan dengan ayat di atas maka sesungguhnya

orang yang menyelesaikan pekerjaan dengan rasa ikhlas, sabar dan syukur

mempunyai aura yang menyenangkan, senyum yang cerah dan riang.

Sebaliknya orang yang bekerja dengan tidak ikhlas, sabar dan syukur akan

tetap merasa tertekan dan tidak puas meski target output kegiatannya

terpenuhi. Maka dalam ayat di atas tertulis “Allah akan menambah

(nikmat) jika Kita bersyukur dengan apa yang telah diberikan-Nya”

(45)

yang dikerjakan belum terpenuhi, karena kita tetap merasa puas dari sikap

ikhlas, sabar dan syukur tersebut.

6. Kinerja Karyawan

Zainal et al. (2014:406) menyatakan kinerja merupakan perilaku

nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan

oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Tika

(2006:121) menyatakan kinerja karyawan merupakan suatu hasil pekerjaan

seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi untuk mencapai sebuah

tujuan. Sofyandi (2008:123) mengemukakan kinerja berkenaan dengan

seberapa baik prestasi kerja karyawan dan akuntabilitasnya serta

berkenaan dengan seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang

ditugaskannya. Dapat dikatakan bahwa kinerja karyawan adalah sesuatu

yang dihasilkan oleh para karyawan dan memberikan dampak baik bagi

perusahaan melalui hasil yang telah dilaksanakan secara optimal.

Untuk dapat mengetahui kinerja seseorang, perlu diadakan

penilaian kinerja. Zainal et al (2014:407) menyatakan bahwa penilaian

kinerja digunakan perusahaan untuk menilai kinerja karyawan atau

mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan, penilaian kinerja yang dilakukan

dengan benar akan bermanfaat bagi karyawan, manajer departemen SDM

dan pada akhirya bagi perusahaan sendiri. Zainal juga mengatakan suatu

perusahaan melakukan penilaian kinerja didasarkan pada dua alasan

(46)

a. Manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan

pada masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan dibidang

SDM di masa yang akan datang.

b. Manajer memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu

karyawannya memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan,

mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk perkembangan

karier dan memperkuat kualitas hubungan antarmanajer yang

bersangkutan dengan karyawannya.

Dari hasil studi Lazer dan Wikstrom yang dikutip oleh (Zainal et al

2014:416) mengemukakan bahwa formulir penilaian kinerja 125

perusahaan yang ada di USA. Faktor yang paling umum muncul di 61

perusahaan adalah pengetahuan tentang pekerjaannya, kepemimpinan,

inisiatif, kualitas pekerjaan, kerja sama, pengambilan keputusan, kretivitas,

dapat diandalkan, perencanaan, komunikasi, inteligensi (kecerdasan),

pemecahan masalah, pendelegasian, sikap, usaha, motivasi dan organisasi.

Dari aspek-aspek yang dinilai tersebut Zainal et al (2014:416) menjadi:

a. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan,

metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan

tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.

b. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami

kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit

(47)

yang pada intinya individual tersebut memahami tugas, fungsi serta

tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan.

c. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan

untuk bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan,

melakukan negosiasi dan lain-lain.

Surat Al-Qur’an yang menyinggung mengenai kinerja seseorang

yaitu Qur’an Surat At-Taubah ayat 105 yang berbunyi:

Artinya:

“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS. At-Taubah 9:105).

Bahwasanya dari ayat di atas bahwa Allah telah memerintahkan

umat-Nya untuk bekerja dan memanfaatkan waktu yang ada di dunia.

Islam memerintahkan pemeluknya untuk bekerja dan berusaha guna

mencari anugrah dari Allah. Manusia merupakan makhluk Allah yang

sempurna dengan akal dan pikiran yang telah di berikan oleh-Nya,

sehingga manusia harus memanfaatkan hidupnya saat berada di dunia

dengan bekerja, karena setiap manusia yang hidup nantinya akan dimintai

pertanggungjawaban selama di dunia dan apa yang sudah dikerjakannya

(48)

C. Hipotesis Penelitian

1. Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja

Seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya ingin

mendapatkan tempat yang dapat memberinya kepuasan kerja agar berdampak

positif bagi apa yang akan dikerjakan. Lingkungan kerja adalah keadaan

sekitar tempat kerja baik secara fisik maupun non fisik yang dapat

memberikan kesan menyenangkan, mengamankan dan menentramkan

karyawan dalam menjalankan tugasnya, sehingga akan menghasilkan

kepuasan kerja karyawan (Aruan dan Fakhri, 2015:144). Sedarmayanti

(2001:21) dalam Anas (2013:6) juga mengemukakan bahwa salah satu faktor

penentu kepuasan kerja karyawan adalah lingkungan kerja.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gatot dan Adisasmito (2005)

menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan

kerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Gunung Jati Cirebon. Penelitian

lain oleh Anas (2013) juga menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh

positif terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Karya Mitra Muda.

Berdasarkan dari uraian di atas maka hipotesis yang dapat diambil

adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1: Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

(49)

2. Rotasi Kerja dan Kepuasan Kerja

Rotasi kerja menjadi unsur penting yang harus diperhatikan oleh pihak

perusahaan atau organisasi. Rotasi kerja dapat memberikan pengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan, karena karyawan akan mendapatkan beragam ilmu

pengetahuan, pengalaman dan dapat mengurangi kebosanan karyawan pada

saat melakukan pekerjaannya (Liana, 2013). Hasil ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Indrayati (2014) yang menemukan bahwa rotasi kerja

berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Semarang. Robbins dan

Judge (2016:54) menyatakan bahwa hubungan antara rotasi kerja dan kepuasan

kerja berpengaruh positif.

Berdasarkan dari uraian di atas maka hipotesis yang dapat diambil

adalah sebagai berikut:

Hipotesis 2: Rotasi kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

karyawan.

3. Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja

Mansur (2009:40) mengatakan apabila suatu organisasi memiliki budaya

yang kuat maka karyawan akan cenderung mengikuti arah yang ditentukan.

Sebalikanya, jika budaya organisasi yang dimiliki lemah maka akan

(50)

organisasi menjadi tidak optimal dan dapat menurunkan rasa kepuasan. Hal ini

sejalan dengan penelitian Hidayat, Hamid dan Ruhana (2013) bahwa budaya

organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati (2008) menunjukkan

bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

karyawan RS Roemani Semarang. Ritawati (2013) menunjukkan bahwa

budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan PT.

Jamsostek (Persero) Cabang Surabaya.

Berdasarkan dari uraian di atas maka hipotesis yang dapat diambil

adalah sebagai berikut:

Hipotesis 3: Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

karyawan.

4. Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan

Lingkungan kerja merupakan kondisi yang mempunyai pengaruh

cukup besar terhadap karyawan dalam melakukan pekerjaan dan jalannya

operasi perusahaan. Sofyandi (2008:38) memaparkan bahwa lingkungan

kerja adalah serangkaian faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

karyawan dalam organisasi. Wibowo, Al Musadieq dan Nurtjahjono

(2014:3) berpendapat bahwa lingkungan kerja berkaitan dengan

elemen-elemen atau berbagai macam faktor yang ada disekitar karyawan, yang

berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja

(51)

kantor yang lengkap, aman, tentram, bersih, tidak bising, terang dan bebas

dari segala macam ancaman dan gangguan dapat memberikan pengaruh

terhadap kinerja (Lewa dan Subowo, 2005:131), karena dari adanya

peralatan kantor yang lengkap dapat mempermudah pekerjaan karyawan

sehingga karyawan mampu bekerja secara optimal, selain itu dari adanya

lingkungan kerja yang aman, bersih dan tidak bising dapat membuat

karyawan merasa nyaman pada saaat bekerja, karyawan akan tetap fokus

terhadap pekerjaan yang nantinya dapat meningkatkan kinerja karyawan

tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Permanasari (2013)

menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan PT. Augrahraharjo Semarang, artinya semakin baik

lingkungan kerja yang ada di perusahaan akan berdampak pada semakin

tinggi kinerja karyawan yang dilakukan. Penelitian lain oleh Potu (2013)

menunjukkan bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh positif terhadap

kinerja karyawan pada Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Sulutenggo dan

Maluku Utara di Manado.

Berdasarkan dari uraian di atas maka hipotesis yang dapat diambil

adalah sebagai berikut:

(52)

5. Rotasi Kerja dan Kinerja Karyawan

Rotasi memiliki peranan penting dalam sistem penyelenggaraan

kepegawaian dari sebuah organisasi, sehingga rotasi pekerjaan menjadi sebuah

unsur penting yang harus diperhatikan oleh pihak perusahaan atau organisasi.

Rotasi pekerjaan dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan

dalam organisasi, karena rotasi kerja mampu mengurangi rasa jenuh karyawan

terhadap pekerjaannya dan rotasi kerja juga mampu memberikan kesempatan

bagi karyawan untuk meningkatkan kinerja melalui persaingan dalam

pekerjaannya (Liana, 2013).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurdiana dan Triyono (2011)

menemukan bahwa rotasi kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap

kinerja karyawan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mansur (2009)

menemukan bahwa rotasi kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan Ditjen Pajak.

Berdasarkan dari uraian di atas maka hipotesis yang dapat diambil

adalah sebagai berikut:

Hipotesis 5: Rotasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

6. Budaya Orgaisasi dan Kinerja Karyawan

Mansur (2009:40) mengatakan jika organisasi memiliki budaya yang

kuat, pegawai cenderung mengikuti arah yang ditentukan. Budaya organisasi

(53)

jelas sehingga memilih berjalan sendiri-sendiri. Akibatnya, kinerja organisasi

menjadi tidak optimal. Berbeda dengan budaya organisasi yang kuat maka

akan membantu kinerja menjadi optimal. Kesimpulannya bahwa semakin kuat

budaya organisasi yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin kuat dampak

yang diberikan. Kinerja karyawan akan semakin meningkat karena merasa

bahwa perusahaan tempat ia bekerja memiliki tujuan yang jelas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arianto (2013) menemukan bahwa

budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja tenaga pengajar.

Penelitian Mansur (2009) menemukan bahwa budaya organisasi berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan Ditjen Pajak.

Berdasarkan dari uraian di atas maka hipotesis yang dapat diambil

adalah sebagai berikut:

Hipotesis 6: Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja

(54)

D. Kerangka Teoritik

Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh masing-masing

variabel bebas yaitu Lingkungan kerja (X1), Job Rotation (X2), Budaya

organisasi (X3) terhadap Kepuasan kerja (Y) dan Kinerja Karyawan (Y).

Gambar 2.1 Model Penelitian

E.

Dari gambar 2.1 di atas dapat diartikan bahwa lingkungan kerja, rotasi

kerja dan budaya organisasi dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja

karyawan.

Lingkungan Kerja (X1)

Rotasi Kerja (X2)

Budaya Organisasi (X3)

Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Kinerja Karyawan (Y)

H1

H5 H2

H4

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode

survei. Hartono (2012:4) data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk

angka. Sugiyono (2014:14) meyatakan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka

atau data kualitatif yang diangkakan.

B. Obyek dan Subyek Penelitian

Obyek penelitian ini dilakukan di Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ikhsanul Fikri

Yogyakarta (BMT BIF Yogyakarta) dengan menggunakan seluruh cabang BMT BIF

Yogyakarta yang berjumlah 11 cabang, yaitu sebagai berikut:

1. Cabang Rejowinangun, Jalan Rejowinangun No. 28 B Kotagede Yogyakarta.

2. Cabang Nitikan, Jalan Sorogenen No. 116 B Nitikan Yogyakarta.

3. Cabang Bugisan, Jalan Bugisan No. 26 Patang Puluhan Yogyakarta.

4. Cabang Pleret, Jalan Raya Pleret (depan Kec. Pleret) Bantul.

5. Cabang Parangtritis, Jalan Parangtritis Km. 21 Sidomulyo Bambanglipuro Bantul.

6. Cabang Sleman Kota, Jalan Magelang Km. 12 Wadas Tridadi Sleman.

7. Cabang Berbah, Jalan Wonosari Km. 9,8 Berbah Sleman.

(56)

9. Cabang Tajem, Jalan Tajem Km. 1,5 Maguwoharjo Depok Sleman.

10.Cabang Brosot, Jalan Brosot No. 1 Galur Kulonprogo.

11.Cabang Wonosari, Jalan Wonosari-Yogya, Siyono tengah, Logandeng, Playen,

Gunungkidul.

Subyek penelitian ini adalah para karyawan dan staf BMT BIF Yogyakarta yang

berjumlah 93 orang, sebagai berikut data perorang disetiap cabang BMT BIF Yogyakarta:

1. Cabang Rejowinangun berjumlah 30 orang.

2. Cabang Nitikan berjumlah 7 orang

3. Cabang Bugisan berjumlah 7 orang.

4. Cabang Pleret berjumlah 6 orang.

5. Cabang Parangtritis berjumlah 6 orang

6. Cabang Sleman Kota berjumlah 6 orang

7. Cabang Berbah berjumlah 5 orang

8. Cabang Gamping berjumlah 5 orang

9. Cabang Tajem berjumlah 5 orang

10.Cabang Brosot berjumlah 8 orang

11.Cabang Wonosari berjumlah 8 orang.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Cooper dan Schindler (2014) mengatakan populasi adalah kumpulan dari seluruh

(57)

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Adapun dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan BMT

BIF Yogyakarta.

Sampel adalah elemen-elemen bagian dari populasi (Cooper dan Schindler, 2014).

Sugiyono (2014:91) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014:96). Jumlah sampel atau populasi yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 93 responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dan

data primer. Sumber data sekunder merupakan sumber yang dikumpulkan dari berbagai

pusat data yang ada, antara lain pusat data di perusahaan, badan-badan penelitian dan

sejenisnya yang penuh dengan data (Ferdinand, 2011:29). Sumber data primer yaitu

sumber data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan kuisioner (Ferdinand,

2011:29).

Sumber data primer yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

(58)

E. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

1. Teknik Penentuan Skala

Adapun teknik pengukuran seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapatan dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial (Sugiyono, 2014:107). Subyek harus diindikasikan berdasarkan

tingkatannya dan berdasarkan berbagai pernyataan yang berkaitan dengan perilaku

suatu obyek. Responden akan diminta memilih salah satu dari 5 pilihan yang ada

mengenai tingkat persetujuannya (Cooper dan Schindler, 2014). Dari seluruh

pernyataan nilai tersebut kemudian digabung sehingga dapat diperoleh nilai total yang

dapat menggambarkan obyek yang diteliti.

Seluruh variabel dalam penelitian ini akan diberi bobot sesuai dengan

skornya masing-masing, skor “1” mewakili sangat tidak setuju, dan skor “5” mewakili

sangat setuju. Berikut penjelasan secara rinci mengenai penggunaan skor atau nilai

dengan skala likert:

a. Jawaban sangat setuju diberi skor 5.

b. Jawaban setuju diberi skor 4.

c. Jawaban netral diberi skor 3.

d. Jawaban tidak setuju diberi skor 2.

(59)

F. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

a. Lingkungan Kerja (X1)

Lingkungan kerja adalah serangkaian faktor yang mempengaruhi kinerja

dari fungsi atau aktivitas yang terdiri dari faktor-faktor internal dalam organisasi

(Sofyandi, 2008:38). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini bersumber

dari (Sedarmayanti, 2001:21) dalam (Anas, 2013:6), juga telah digunakan

sebelumnya dalam penelitian Kusuma (2013) sebagai instrument pertanyaan,

Terdiri dari :

1) Penerangan

2) Suhu udara

3) Sirkulasi udara

4) Ukuran ruang kerja

5) Tata letak ruang kerja

6) Privasi ruang kerja

7) Kebersihan

8) Suara bising

9) Penggunaan warna

10)Peralatan kantor

11)Keamanan kerja

12)Musik ditempat kerja

13)Hubungan sesama rekan kerja

(60)

Contoh dari item pertanyaannya adalah “Saya merasa suasana kerja di dalam

perusahaan menyenangkan karena adanya fasilitas yang memadai”.

b. Rotasi Kerja (X2)

Rotasi kerja merupakan suatu bentuk pemindah tugasan karyawan yang

dilakukan oleh manajemen perusahaan guna untuk mendapatkan pengalaman

dalam organisasi (Mohan dan Gomathi, 2015:210). Rotasi kerja menjadi unsur

penting yang harus diperhatikan oleh pihak perusahaan atau organisasi. Rotasi

kerja ini dapat memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan dan

kinerja karyawan dalam organisasi (Liana, 2013).

Robbins dan Judge (2016:54) menemukan bahwa hubungan antara rotasi

kerja dengan kepuasan kerja dan kinerja karyawan berpengaruh positif. Alat ukur

yang digunakan untuk mengukur rotasi kerja dalam penelitian ini bersumber dari

Kreitner dan Kinicky (2005:261), juga telah digunakan sebelumnya dalam

penelitian Rahmalia (2014) sebagai instrument pertanyaan. Indikator yang

digunakan dalam rotasi kerja dikemukakan oleh (Edwan, 2013) dalam (Andriani,

2013:33), yaitu sebagai berikut:

1) Kemampuan Karyawan

2) Pengetahuan Karyawan

3) Kebosanan/kejenuhan karyawan

Contoh dari item pertanyaannya adalah “Rotasi kerja menjadikan saya memiliki

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia
Gambar 2.1 Model Penelitian
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain Terlepas dari masalah yang dihadapi oleh para nasabah terkait produknya, para nasabah juga memperoleh manfaat adanya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) di Kota Medan, yaitu

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Peranan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) “Surya” terhadap pemberdayaan diwujudkan melalui produk- produk jasa yang dihasilkan oleh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dan dampak Baitul Maal Wat Tamwil terhadap pedagang kaki lima, sehingga akan menjadi sebuah tolok ukur bagi pihak

Perkembangan modal Koperasi Baitul Maal wat Tamwil Seruyan Sejahtera ber- dasarkan analisis pada tabel 5 dapat dilihat pada tahun 2013 terjadi pertumbuhan sebesar

Selain Terlepas dari masalah yang dihadapi oleh para nasabah terkait produknya, para nasabah juga memperoleh manfaat adanya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) di Kota Medan, yaitu

Strategi Integrated Marketing Communication Dalam Meningkatkan Loyalitas Anggota Baitul Maal Wat Tamwil Amanah Ummah Sukoharjo. Pembimbing 1:

Berdasarkan peran-peran tersebut Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah jawaban untuk wilayah yang belum terjangkau oleh lembaga-lembaga keuangan perbankan, dan memiliki

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu, adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan