TUGAS AKHIR
Nama : JESSY OCTAVIA ANDRELE NIM : 09.42010.0004
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Desain Komunikasi Visual
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
BRAND LOYALTY
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Desain
Oleh :
Nama : Jessy Octavia Andrele NIM : 09.42010.0004
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Desain Komunikasi Visual
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
membangun nama, melainkan menyangkut masalah menepati janji, bahwa penawaran
yang diberikan oleh perusahaan akan menciptakan dan memberikan tingkat performa
tertentu. Janji brand menjadi kekuatan yang memotivasi semua aktivitas perusahaan
dan mitranya. PT.Sahabat Medika Sejahtera merupakan medical enviromental
distributor yang berbasis di Sidoarjo. Namun karena minimnya pengetahuan tentang branding yang kurang , mengakibatkan penjualan dari PT.Sahabat Medika Sejahtera ini tidak meningkat. Oleh karena itu, diperlukan suatu media promosi yang tepat
guna memberikan pengetahuan kepada partner serta customer agar mereka paham
akan visi dan misi dari perusahaan. Media promosi ini mengusung konsep business to business yang bertujuan agar perusahaan mempunyai promosi yang efektif serta tepat sasaran.
Kata Kunci : Brand, Promosi, Brand Loyalty
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Batasan Masalah ... 7
1.4 Tujuan Perancangan... 8
1.5 Manfaat Perancangan ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 PT.Sahabat Medika Sejahtera ... 10
2.2 Visi & Misi PT.Sahabat medika Sejahtera ... 11
2.3 Brand Loyalty ... 11
2.4 Karakteristik Pelanggan Terhadap Brand Loyalty ... 13
2.5 Perilaku Pembelian Pelanggan ... 14
2.5.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 14
2.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian ... 15
2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Repeat Order ... 16
2.9 Warna ... 23
2.10 Tipografi ... 24
2.11 Layout ... 25
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 30
3.1 Metodologi Penelitian ... 30
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.3 Teknik Analisis Data... 32
3.3.1 Hasil dan Analisis Data ... 33
3.3.2 Studi Eksisting ... 36
3.3.3 Analisis Kompetitor ... 41
3.3.4 SWOT ... 44
3.3.5 Keyword ... 47
3.3.6 Deskripsi Konsep ... 50
3.4 Konsep Perancangan ... 51
3.5 Perencanaan Kreatif ... 52
3.5.1 Tujuan Kreatif ... 52
3.5.2 Strategi Kreatif ... 53
3.5.3 Program Kreatif... 56
3.6 PerencanaanMedia ... 57
3.6.1 Tujuan Media ... 57
4.1 Implementasi Media ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80
5.1 Kesimpulan ... 80
5.2 Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
LAMPIRAN ... 84
Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin keras dan perusahaan harus
mempunyai suatu visi dan misi yang harus dijaga agar customer maupun partner
perusahaan tidak berpaling. Apalagi pada persaingan di bidang medical instruments distributor, perusahaan yang kurang mempunyai nama lama-kelamaan akan tertinggal oleh ketatnya persaingan dalam memperebutkan hati para kepala perusahaan medis
maupun kepala rumah sakit yang mempunyai wewenang penuh dalam pembelian
peralatan medis. Tujuan dari perancangan ini nantinya agar PT.Sahabat Medika
Sejahtera mempunyai suatu media promosi yang jelas dan mampu membawa brand
-nya menuju ketat-nya persaingan dalam bidang medical instrumentsdistributor ini serta memberikan kesan yang baik kepada partner dan customer, dimana tujuan akhir dari perancangan ini yaitu mempertahankan brand loyalty.
Brand makin penting bagi perusahaan di hampir setiap industri. Karena adanya
ledakan pilihan di hampir semua bidang. Customer sekarang ini menghadapi
pemasok potensial dalam jumlah berlimpah untuk segala sesuatu mulai dari baja
khusus sampai perangkat lunak. Brand bersifat emosional, memiliki kepribadian,
serta mencakup hati dan benak customer-nya. Brand yang hebat mampu menahan
serangan pesaing dan tren pasar karena hubungan kuat yang dibangun dengan
customer-nya. McKinsey & Company bersama dengan Marketing Centrum
menemukan bahwa fungsi terpenting brand dalam B2B (Business to Business) yaitu meningkatkan efisiensi informasi, mengurangi risiko, dan menciptakan nilai
tambah/manfaat citra.
Medical instruments atau alat-alat kesehatan atau alat-alat medis menurut peraturan Menteri Kesehatan, yang dimaksud alat kesehatan (ALKES) adalah barang,
instrumen, aparat atau alat termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapannya
yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan dalam :
a. Pemeliharaan dan perawatan kesehatan, diagnosa, penyembuhan, peringanan
ataupencegahan penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia.
b. Pemulihan, perbaikan atau perubahan suatu fungsi badan atau struktur badan
manusia.
c. Diagnosa kehamilan pada manusia atau pemeliharaan selama hamil dan setelah
melahirkan termasuk pemeliharaan bayi.
d. Usaha mencegah kehamilan pada manusia dan yang tidak termasuk golongan
obat.
Perkembangan dunia medical instrument di dunia yang sangat pesat juga terasa di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dengan bermunculannya perusahaan-perusahaan
baik itu produsen alat kesehatan maupun distributor dari perusahaan yang ada di
mancanegara. Banyaknya pameran-pameran tentang peralatan kesehatan yang
diadakan, baik dari kalangan swasta maupun pemerintah melibatkan banyak
diselenggarakan antara lain HospitalityExpo, International Pharma Expo (IPEX) dan
International Medical and Hospital Equipment Expo (IMEX), dan lainnya.
Ditengah industri alat kesehatan yang memiliki standar dan kualitas yang
sangat tinggi, sayangnya banyak perusahaan-perusahaan besar memonopoli
persaingan pengadaan alat-alat kesehatan, sehingga perusahaan/distributor kecil
kurang mendapatkan keuntungan yang nantinya berdampak buruk akan
keberlangsungan perusahaan-perusahaan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan
informasi yang jelas kepada partner kerja maupun masyarakat tentang keberadaan perusahaan/distrubtor alat kesehatan yangmempunyai kualitas dan standar tinggi
dalam penerapan tentang produk-produk yang ditawarkan.
Sahabat Medika Sejahtera merupakan salah satu dari sekian banyak
perusahaan/distributor alat kesehatan yang ada di Sidoarjo. Perusahaan yang berdiri
sejak 2012 ini didirikan oleh Ananta Christy. Sebagai perusahaan/distributor alat
kesehatan yang telah berdiri sekitar 1 tahun, PT.Sahabat Medika Sejahtera ditunjuk
oleh PT.Mitra Asa Pratama Jakarta sebagai distributor untuk daerah Jawa Timur.
Dengan banyaknya pesaing-pesaing di bidang yang sama, baik di Surabaya
maupun daerah sekitarnya, khususnya di Jawa Timur, berdampak pada penurunan
omset PT.Sahabat Medika Sejahtera. Pada konsep B2B seperti ini, perusahaan hanya
akan dapat bertahan dengan mengandalkan rekanan yang sudah mengenal dan
perusahaan, merupakan konsep jangka pendek, yang membuat direktur dari
PT.Sahabat Medika Sejahtera mempunyai keinginan lain yaitu perluasan pangsa
pasar sebagai konsep jangka panjang. Perluasan pangsa pasar tentunya dapat
dilakukan apabila citra perusahaan baik dan melekat dalam benak rekanan dan
perusahaan lainnya.
Menurut Sutrisna, citra adalah total persepsi terhadap suatu objek yang
dibentuk dengan cara memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.
Mackiewicz (Oliver 2007:51) percaya bahwa citra korporasi atau perusahaan yang
kuat adalah aset yang penting dalam era kompetisi tanpa batas. Citra merupakan
realitas karena orang hanya dapat bereaksi terhadap apa yang telah mereka alami dan
rasakan. Image (citra) yang baik dan powerful merupakan harta yang tak ternilai bagi perusahaan manapun karena citra perusahaan yang handal, kuat dan kokoh akan
memberikan banyak sekali manfaat sebagaimana yang dikemukakan oleh Siswanto
dalam Arafat (2006:12):
a. Mid and ling term sustainable position. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang barang maupun jasa, dengan memiliki citra perusahaan yang positif maka hal ini
dapat melindungi perusahaan dari serangan perusahaan saingan. Citra perusahaan
yang baik dan kuat akan tumbuh menjadi “kepribadian” perusahaan. Oleh karena
itu, perusahaan saingan tidak akan mudah menjiplak apa yang kita lakukan.
image yang baik, maka sebagian besar masyarakat dapat memahami dan memaafkan kesalahan yang dialami oleh perusahaan tersebut yang menyebabkan
mereka krisis.
c. Attracting the best executives available. Perusahaan yang memiliki citra positif tidak akan pernah mendapat kesulitan yang berarti dalam merekrut
karyawan-karyawan yang handal.
d. Increasing the effectiveness of marketing instrument. Dalam banyak kejadian, citra baik perusahaan menunjang efektifitas strategi pemasaran produk.
Pencitraan positif akan membuat konsumennya semakin loyal dan memiliki
harapan ketika perusahaan akan menerjunkan produk atau merek baru.
e. Cost saving. Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, perusahaan dengan citra positif akan mudah dalam merekrut karyawan handal sehingga mengakibatkan
perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana ekstra untuk proses recruitment dan training bagi tersebut. Tidak hanya itu, perusahaan hanya membutuhkan usaha dan biaya yang lebih sedikit untuk mempromosikan produk mereka ke pasar
(khalayak).
Konsep business to business (B2B) ini merupakan konsep bisnis selain business to customer (B2C) dan business to government (B2G) yang ada dalam era bisnis modern saat ini. Secara keseluruhan, volume transaksi business to business (B2B) jauh lebih tinggi daripada volume transaksi business to customer (B2C). Hal itu
transaksi business to customer (B2C) oleh perusahaan tersebut, khususnya penjualan produk jadi ke konsumen akhir.
Konsep ini juga banyak digunakan dalam konteks komunikasi dan kolaborasi
antar perusahaan. Di era teknologi sekarang, banyak perusahaan menggunakan media
sosial untuk terhubung dengan konsumen mereka (B2C); namun mereka sekarang
menggunakan alat yang serupa dalam bisnis sehingga karyawan dapat terhubung satu
sama lain. Ketika komunikasi berlangsung antara karyawan, baik dalam satu
perusahaan maupun perusahaan lainnya, hal ini dapat disebut sebagai komunikasi
“business to business” (B2B).
Dalam hal ini, media promosi berperan sebagai salah satu sarana untuk
mengenalkan/mempublikasikan sesuatu yang dimiliki perusahaan kepada para
konsumen atau kliennya. Dengan adanya media promosi, upaya untuk
mempertahankan loyalitas dari pelanggan akan semakin besar serta nantinya
berpengaruh terhadap peningkatan perusahaan sehingga Sahabat Medika Sejahtera
tetap diingat dan akan dikenal oleh customer lainnya.
Media yang cocok digunakan untuk mempertahankan brand loyalty dalam
model B2B ini adalah dengan media cetak seperti iklan majalah, dan media
pendukung seperti brosur, katalog, serta desain website. Sehingga dengan semakin kuatnya citra perusahaan, maka harapan akan loyalitas terhadap perusahaan semakin
besar dan menjadikan Sahabat Medika Sejahtera selalu diingat dan mampu menarik
mempertahankan brand loyalty terhadap perusahaan dirasa sangatlah perlu. Selain untuk mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap Sahabat Medika Sejahtera, juga
agar citra perusahaan menjadi lebih baik dan mampu menjadi perusahaan yang lebih
baik. Selama ini media yang digunakan hanya sebatas brosur, katalog dan company
profile itu sendiri. Untuk mengatasinya diperlukan media yang tepat dengan target marketnya serta dilakukan dengan berkelanjutan untuk terus mempertahankan
loyalitas pelanggan. Dengan media yang tepat dan kreatif serta dapat menjelaskan
dengan baik visi dan misi perusahaan, diharapkan eksistensi perusahaan terhadap
pelanggan maupun calon customer menjadi lebih baik.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam perancangan ini adalah bagaimana merancang media
promosi PT. Sahabat Medika Sejahtera sebagai upaya mempertahankan brand loyalty
dari pelanggan alat-alat kesehatan di daerah Jawa Timur?
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam laporan ini terfokus dan tidak terlalu meluas, maka
diperlukan batasan-batasan mengenai permasalahan, yaitu :
majalah, brosur, katalog, serta website yang dianggap relevan untuk mempertahankan brand loyaltydari pelanggan alat-alat kesehatan di Jawa Timur.
3. Penempatan media : brosur akan diletakkan di rumah sakit dan klinik-klinik
kesehatan yang telah bekerja sama dengan perusahaan. Katalog diberikan ketika
klien atau calon klien hendak memesan dan mengetahui harga produk, dapat
dijumpai di pameran-pameran alat kesehatan. Iklan majalah akan berfokus pada
majalah yang diterbitkan oleh rumah sakit-rumah sakit yang telah bekerja sama.
Kemudian aplikasi website ditujukan untuk klien yang memiliki mobilitas tinggi
dapat melihat produk apa saja yang dipasarkan oleh perusahaan serta website
sebagai penunjang promosi perusahaan.
4. Fokus model business to business (B2B) ini mengarah ke distributor alat
kesehatan.
1.4 Tujuan Perancangan
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk
merancang sebuah media promosi PT. Sahabat Medika Sejahtera sebagai upaya
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari perancangan ini diharapkan mampu memberi masukan tentang
bagaimana merancang sebuah media promosi bagi perusahaan yang berbasis business
to business (B2B) yang baik dan efektif sebagai upaya untuk mempertahankan brand loyalty dari pelanggan alat-alat kesehatan di Jawa Timur.
2. Manfaat Praktis
Perancangan ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan dalam
mempertahankan brand loyaltyPT.Sahabat Medika Sejahtera dari pelanggan alat-alat kesehatan di Jawa Timur dan berguna bagi perusahaan lain yang bergerak di bidang
yang sama. Dengan perancangan beberapa media seperti iklan majalah yang nantinya
diharapkan tidak hanya berguna meningkatkan penjualan, tetapi juga mampu
mempertahankan loyalitas pelanggan dan memberikan citra yang baik kepada
rekanan atau partner kerja perusahaan. Katalog sendiri nantinya akan diletakkan pada apotek-apotek yang telah bekerja sama serta beberapa rumah sakit yang sudah
berpartner maupun yang belum berpartner dengan perusahaan. Serta website yang
mampu menjadikan perusahaan lebih bercitra positif serta dinamis dalam bidangnya
perancangan ini, tentang PT. Sahabat Medika Sejahtera, media promosiabove the line (ATL) dan below the line (BTL), warna, tipografi, layout, serta brand loyalty. Dengan adanya teori yang mendukung kuat serta referensi-referensi, diharapkan perancangan
ini mempunyai hasil yang memuaskan.
2.1 PT. Sahabat Medika Sejahtera
Perusahaan ini sebelum berdiri dengan nama PT.Sahabat Medika Sejahtera
memakai nama CV.Medika Sejahtera pada tahun 2009. Pendiri perusahaan ini
bernama Ananta Christy dan berlanjut dengan jabatan sebagai direktur hingga
sekarang. Selain itu beliau dibantu dengan lima karyawan lainnya di bagian
administrasi dan marketing. PT.Sahabat Medika Sejahtera merupakan distributor
alat-alat kesehatan yang ditunjuk langsung oleh PT.Mitra Asa Pratama Jakarta untuk
wilayah di Jawa Timur.
2.2 Visi dan Misi PT. Sahabat Medika Sejahtera
Sahabat Medika Sejahtera memiliki visi sebagai distributor terbaik dengan
menawarkan alat-alat kesehatan yang terbaik dan didukung layanan purna jual yang
baik dengan sumber daya manusia yang berpengalaman menyediakan solusi untuk
pelanggan.Serta mempunyai misi meningkatkan sumber daya dan potensi,
menyediakan pelayanan kepada pelanggan dengan cepat dan tepat.
2.3 Brand Loyalty
Pengertian loyalitas merek menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya The
Power of Brand adalah ukuran kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan
kompetitor dapat dikurangi. Ini merupakan indikator yang kuat dari brand equity yang berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan dating karena loyalitas
merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan.
Berdasarkan piramida loyalitas di atas, dapat dijelaskan bahwa :
1. Committed. Para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai suatu kebanggan dalam menemukan atau menjadi pengguna satu merek. Merek tersebut sangat
penting bagi mereka baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai
siapa mereka sebenarnya.
2. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek tersebut. Pilihan
mereka terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol,
rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi.
Para pembeli pada tingkat ini disebut sebagai sahabat merek, karena terdapat
perasaan emosional dalam menyukai merek.
3. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul biaya
peralihan, baik dalam waktu, uang atau risiko sehubungan dengan upaya untuk
melakukan pergantian ke merek lain. Kelompok ini biasanya disebut dengan
konsumen loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan apabila ia melakukan
penggantian ke merek lain. Para pembeli ini disebut satisfied buyer.
4. Tingkat kedua ini adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang ia
gunakan, atau minimal ia tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya, tidak
terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk mendorong suatu
perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain memerlukan suatu
tambahan biaya. Para pembeli tipe ini pembeli tipe kebiasaan (habitual buyer). 5. Tingkat paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak tertarik
yang kecil dalam keputusan pembelian. Pada umumnya jenis konsumen seprti ini
suka berpindah-pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer (konsumen lebihmemperhatikan harga di dalam melakukan pembelian). Loyalitas merek para pelanggan yang ada mempunyai potensi yang besar untuk
memberikan nilai guna dan ditambah dengan promosi yang tepat serta media yang
efektif, para pelanggan tersebut semakin bertambah besar dan dengan sendirinya akan
membuat merek tersebut semakin unggul.
2.4 Karakteristik Pelanggan Terhadap Brand Loyalty
Menurut Griffin (2005;31) karakteristik pelanggan yang loyal adalah :
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur. Pelanggan yang loyal akan
melakukan apapun agar membeli suatu produk atau jasa dari perusahaan,
meskipun secara berulang. Dalam hal ini media ikut berperan dalam membantu
mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan.
2. Membeli antar lini produk atau jasa. Dengan membeli antar lini produk atau jasa,
pelanggan yang loyal akan menikmati dan merasakaan manfaat dari setiap
produk atau jasa tersebut. Informasi yang disampaikan dalam media promosi
yang dirancang nantinya digunakan untuk mendukung penjualan sehingga
pelanggan yang loyal dapat membeli semua produk sesuai dengan kebutuhan
3. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. Dengan adanya media
promosi, upaya untuk mempertahankan pelanggan dari pesaing akan semakin
gencar.
4. Mereferensikan kepada orang lain. Pelanggan yang loyal akan melakukan segala
upaya agar orang lain mengikuti untuk menggunakan produk atau jasa yang
dipakainya.
2.5 Perilaku Pembelian Pelanggan
2.5.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Swasta dan Handoko (1982;183), proses pengambilan keputusan
pembelian terbagi menjadi lima tahap yaitu :
1. Menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan. Proses ini ditujukan
untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi.
Dalam tahap ini proses pembelian mulai dilakukan.
2. Pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber. Pencarian informasi dapat
bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal. Pencarian informasi yang aktif
bertujuan untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan
pencarian informasi yang pasif tidak mempunyai tujuan khusus tentang
gambaran produk yang diinginkan.
3. Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian. Meliputi dua tahap yaitu
menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap
4. Keputusan pembelian. Keputusan dimana konsumen benar-benar membeli
produk.
5. Perilaku sesudah pembelian. Konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan setelah melakukan pembelian produk. Tugas pemasaran tidak
berakhir ketika produk sudah dibeli tetapi harus sampai setelah periode
pembelian.
2.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen
atau pelanggan, diantaranya faktor budaya dan faktor sosial.
1. Faktor Budaya. Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam
terhadap perilaku pembelian. Disini peran budaya, sub-budaya, dan kelas sosial
pembeli sangatlah penting. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku
yang paling mendasar dalam keputusan pembelian. Sub-budaya membentuk
segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program
pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Serta kelas sosial
menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda dalam banyak hal.
Banyak pemasar memusatkan usaha mereka pada satu kelas sosial.
2. Faktor Sosial. Perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. Pemasar berusaha
kelompok acuan terhadap produk dan merek berbeda-beda. Kelompok acuan
mempunyai pengaruh kuat atas pilihan produk dan pilihan merek. Keluarga
adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat,
dan ia telah menjadi objek penelitian yang ekstensif. Sedangkan peran meliputi
kegiatan yang diharapan akan dilakukan oleh seseorang yang mempunyai peran
serta memiliki status.
2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Repeat Order
Repeat order atau pembelian berulang merupakan salah satu faktor penting terhadap loyalitas merek. Keputusan repeat order didasari beberapa faktor, antara
lain:
1. Kepuasan Pelanggan. Semakin baik hubungan perusahaan dengan klien atau
pelanggan, maka semakin besar peluang untuk pelanggan melakukan repeat
order dan menjadi loyal kepada produk atau jasa yang dipasarkan. Tidak jarang juga pelanggan yang loyal merupakan sarana untuk mendapatkan klien baru
untuk memasarkan produk kita.
2. Faktor Pengalaman. Pelanggan yang loyal telah melakukan pembelian terhadap
suatu produk secara berulang, dan faktor pengalaman terhadap produk maupun
pelayanan dari perusahaan membuat pelanggan tersebut melakukan repeat order. Pengalaman yang baik akan semakin membuat pelanggan menjadi nyaman dan
2.6 Media
Menurut Hasan (2005:726) media adalah alat (sarana) komunikasi seperti
koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk yang terletak di antara dua
pihak (orang, golongan, dan sebagainya). Dalam periklanan, media dibagi menjadi 2
jenis yaitu:
1. Media Lini Atas (Above The Line Media)
Media lini atas terdiri dari iklan-iklan yang dimuat dalam media cetak, media
elektronik (radio, TV, bioskop) serta media luar ruang (papan reklame dan
angkutan).
2. Media Lini Bawah (Bellow The Line)
Media lini bawah terdiri dari seluruh media selain media lini atas, seperti direct mail, pameran, brosur, sample produk, point of sale display material, spanduk, umbul-umbul, dan lainnya.
Above the line (ATL) Below the line (BTL) Target audience luas Target audience terbatas Lebih untuk menjelaskan sebuah
konsep atau ide. Tidak ada interaksi
langsung dengan audiens.
Media atau kegiatannya memberikan
audience kesempatan untuk merasakan,
menyentuh atau berinteraksi, bahkan
langsung action membeli.
TV, Radio, Majalah, koran, billboard Event, Sponsorship, Sampling,
promotion, Trade promotion, dll
Tabel 2.1 Perbedaan ATL & BTL Sumber :http://amaliamaulana.com
Seperti tampak pada tabel 2.1 dalam perancangan ini media promosi yang akan
digunakan adalah dengan menggunakan media print out meliputi above the line (iklan
majalah) yang ditujukan untuk menjangkau klien dalam skala besar dan below the
line (brosur dan katalog) sebagai sarana promosi yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang Sahabat Medika Sejahtera serta menggunakan media promosi
melalui website sebagai perluasan promosi untuk klien yang memiliki mobilitas
tinggi. Tujuan dari beberapa media tersebut adalah :
1. Untuk mencapai ‘orang yang yang memiliki pengaruh dalam pembelian’ yang
tidak terjangkau sebelumnya dan yang tidak diketahui sebelumnya (iklan majalah
serta brosur).
2. Katalog berfungsi untuk mengetahui para supplier atau klien dengan produk atau jasa yang ditawarkannya serta membantu penjual untuk membuat kontak dengan
orang-orang teknis dalam organisasi panitia pembelian tersebut.
3. Website atau biasa disebut pemasaran online merupakan salah satu dari
pemasaran langsung (direct marketing). Keuntungan dari pemasaran online
adalah akses informasi dan retrieval yang dan tidak ada pembatasan materi
2.7 Promosi
Promosi menurut Kotler adalah berbagai kegiatan yang dilakukan antar
perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk
meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya. Untuk meyakinkan nilai
komunikasi dan membangun hubungan dengan konsumen, maka perpaduan khusus
yang disebut bauran promosi merupakan salah satu cara untuk meraih tujuan iklan
dan pemasaran yang disampaikan.
Dalam buku A Glossary of Marketing Terms menyebutkan ada empat variabel
dalam promotion mix, yaitu:
a. Periklanan : bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang, dan
jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
b. Personal selling : presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.
c. Publisitas : pendorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa,
atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan
sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.
d. Promosi penjualan : kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan, dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas pengecer.
Dalam perencanaan promosi ini menentukan tujuan promosi serta memilih media
yang dipakai harus terinci serta efektif dan efisien agar klien serta calon klien yang
akan dituju dapat mengetahui, serta mengingatkan produk-produk apa yang ada serta
2.8 Media Promosi dan Periklanan
Telah dijelaskan diatas bahwa promosi memiliki beberapa bauran promosi.
Frank Jefkins (1995:84) menyebutkan bahwa media promosi meliputi seperangkat
yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada calon pembeli.
Aplikasi media dalam promosi tergantung pada strategi dan tujuan yang ingin
dicapai.
Promosi menjadi lebih efektif jika digabungkan dengan iklan (Kotler dan
Keller, 2007 : 234). Iklan memiliki beberapa tujuan, antara lain:
a. Iklan Informatif
Iklan informatif ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahan
tentang produk baru atau produk yang sudah ada.
b. Iklan Persuasif
Iklan persuasif ini bertujuan untuk menciptakan menciptakan kesukaan,
preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produkatau jasa.
c. Iklan Pengingat
Iklan pengingat ini dimaksudkan untuk merangsang pembelian kembali produk
atau jasa.
d. Iklan Penguat
Iklan penguat ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli konsumen yang
Periklanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk
mengkomunikasikan produk atau jasa yang dihasilkan, dan memerlukan pembayaran
serta menggunakan media yang bervariasi. Dalam hal ini pemilihan media priklanan
yang tepat dapat ditempuh dengan menentukan jangkauan, frekuensi, dan dampak
yang diinginkan (memilih diantara berbagai jenis media utama, memilih sarana media
tertentu, memutuskan waktunya, serta memutuskan alokasi media secara geografis).
Maksud dari jangkauanadalah media yang akan kita gunakan mampu
menjangkau audience yang ditargetkan, sehingga media yang digunakan tidak sia-sia. Jangkauan berperan penting ketika meluncurkan produk baru, merek satu diantara
merek lainnya, perluasan merek terkenal, dan memburu pasar sasaran yang baru.
Frekuensi merupakan jumlah waktu penayangan iklan, jumlah waktu tersebut
dalam kurun waktu tertentu agar tepat dan efektif. Dalam hal ini frekuensi
penayangan akan berperan penting jika terdapat pesaing yang kuat, sesuatu yang
rumit untuk diceritakan, dan penolakan konsumen yang tinggi. Sedangkan dampak
merupakan efek akhir yang diinginkan setelah iklan tersebut tayang.
Selain menempuh langkah diatas ada beberapa variabel yang harus di
pertimbangkan pula untuk menentukan media periklanan yang tepat, diantaranya
kebiasaan media audience sasaran, ciri-ciri produk, ciri-ciri pesan, dan biaya yang akan dikeluarkan. Penyampaian iklan, baik untuk televisi, cetak maupun internet, bisa
dilakukan menggunakan berbagai cara, antara lain:
a. Maskot sebagai daya tarik (Pinokio pada iklan Pocari Sweat)
c. Tokoh/idola/bintang film/selebriti
d. Anak kecil, contoh: Pepsodent, susu anak, trika dan lain-lain
e. Orang tak dikenal yang akhirnya bisa menajdi terkenal.
Disamping itu penyampaiannya pun dapat dilakukan dengan gambar
kartun/humor, tokoh pelawak sebagai model, plesetan dari adegan film,
menggunakan imajinasi sex, pria ganteng, atau wanita cantik. Untuk klinik kecantikan penggunaan model wanita cantik sebagai simbol kecantikan (Kusrianto, 2007).
Menurut Kotler dan Keller (2007) dalam buku manajemen pemasaran
menyebutkan bahwa media terdiri atas media cetak (Koran dan majalah), media
penyiaran (radio, televisi), media jaringan (telepon, kabel, satelit, nirkabel), media
elektronik (rekaman, audio, video, video disk, CD-ROM, halaman internet), dan
media pajangan (papan reklame, tanda, poster). Setiap media tidak ada yang lebih
hebat dari media lainnya, karena setiap media pasti memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing dalam menjangkau sasarannya. Untuk itulah bentuk
media promosi sangat beragam karena sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas
2.9 Warna
Pemilihan warna yang tepat akan memberikan sebuah kesan pada desain yang
dibuat terutama pada desain dari media promosi yang akan dibuat. Dengan cara
mengharmonisasikan berbagai macam warna, menyeimbangkan warna serta kontras
pada warna, akan meninggalkan kesan pada audience. Warna-warna yang identik
dengan kesehatan, terutama pada alat kesehatan adalah warna biru, merah, hijau,
putih serta kuning. Adapun filosofi dari warna terhadap kesehatan menurut Ircham
Machfoedz dan Eko Suryani dalam bukunya tentang pendidikan kesehatan adalah:
a. Warna biru menandakanwarna penenang, lembut serta dapat membatasi dan
memperlambat proses yang memperkuat kondisi tubuh dan pikiran yang terlalu
aktif.
b. Warna merah merangsang energi dan vitalitas, mempertajam penglihatan,
pendengaran, penghangat, perasaan dan membantu untuk bertahan hidup.
c. Warna hijau dapat menenangkan susunan syaraf, membuat tenang, nyaman dan
bersifat alami serta menyejukkan.
2.10 Tipografi
Peranan tipografi (pemilihan huruf) sangat penting dalam sebuah
iklan.Tipografi merupakan representasi visul dari sebuah bentuk komunikasi verbal
dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif.Lewat kandungan nilai
fungsional dan nilai estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan
atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan
melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Empat prinsip pokok tipografi yang
mempengaruhi suatu desain yang baik adalah :
1. Legability. Seberapa berkualitas huruf tersebut agar dapat terbaca. Karya desain yang baik harusnya mampu memenuhi unsur keterbacaan yang tinggi dan tidak
membuat audiencesusah untuk membacanya.
2. Readability. Penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas.
3. Visibility. Merupakan kemampuan suatu huruf, kata atau kalimat dalam karya desain untuk dapat dibaca dari jarak tertentu.
2.11 Layout
Prinsip layout yang baik menurut Danang Sukmana, Natalia Afnita dan
Widyatmoko “Koskow” dalam blog dgi-indonesia.com yaitu urutan, penekanan,
keseimbangan, kesatuan dan konsistensi. Acuan dasar dari prinsip layout yang baik akan menjadi landasan yang kuat dalam mendesain layout dari perancang media
promosi PT.Sahabat Medika Sejahtera. Menurut Jefkin dalam bukunya Introduction
to Marketing, Advertising dan Public Relations, ada beberapa patokan dasar yang dikemukakan dalam merancang sebuah layout, yaitu :
1. The Law of Unity. Kesatuan dari setiap unsur desain: ilustrasi, teks, headline, subheadline, logo produk, animasi, gambar, dll..
2. The Law of Variety. Adanya variasi dalam perancangan untuk menghindari kebosanan audience. Variasi ini bisa dalam variasi huruf, baik ketebalan, jenis atau ukuran yang berbeda.
3. The Law of Balance. Keseimbangan setiap unsur desain sangat mempengaruhi tampilan secara keseluruhan karena dominasi unsur yang tidak tepat akan
mengaburkan informasi yang ingin disampaikan.
4. The Law of Rhythm. Maksudnya adalah gerak mata audience haruslah bergerak secara wajar. Informasi yang ingin ditampilkan muncul secara berirama dan
dalam urutan yang sesuai.
6. The Law of Proportion. Proporsi dari setiap unsur desain perlu diperhatikan agar tetap dalam satu kesatuan, harmonis, seimbang, namun tetap bervariasi.
7. The Law of Scale. Perpaduan antara warna gelap dan warna terang akan menghasilkan sesuatu yang kontras. Hal ini dapat dipakai untuk memberi tekanan
pada bagian tertentu di dalam layout.
Untuk mengatur layout, diperlukan pengetahuan akan jenis-jenis layout.
1. Mondrian Layout : Jenis desain yang mengacu pada karya Piet Modrian seorang pelukis asal Belanda, memiliki desain yang asimetris, menggunakan warna dasar
merah, kuning, biru serta garis hitam sebagai pemisah antar ruangan, unsur
gambar di tempatkan dalam bidang segi empat.
2. Axial Layout :Layout yang memiliki tampilan visual yang kuat di tengah halaman dengan tampilan elemen pendukung di sekeliling gambar utama biasanya berupa
gambar atau tulisan yang berhubungan dengan tampilan di tengah halaman
sebagai titik pusatnya.
3. Picture Window Layout :Tampilan gambar yang besar menjadi ciri utama tata letak ini, dan di ikuti dengan headline, keterangan gambar hanya memiliki porsi yang kecil.
4. Big Type Layout : Jenis tata letak yang menggunakan huruf yang besar sebagai unsur utama, gambar yang digunakan hanya berfungsi sebagai unsur pendukung
5. Silhouette Layout :Layout yang mengikuti alur bentuk gambar yang digunakan menjadi ciri desain jenis ini. Kadang juga digunakan dalam tampilan negatif
gambar (silhouette) untuk menguatkan pesan yang disampaikan.
6. Frame Layout :Menggunakan bingkai sebagai unsur utama desain ini, dimana pesan atau gambar utama diletakkan di dalam bingkai, atau bingkai tersebut
menjadi tema dalam desain yang digunakan.
7. Circus Layout :Susunan yang tidak beraturan dalam penempatan gambar / tulisan tetapi tertata dengan baik. Tampilan biasanya berupa banyak gambar produk
dalam satu halaman.
8. Rebust Layout :Gambar dan tulisan saling menjalin di dalam desain. Menggunakan gambar sebagai pengganti tulisan.
9. Story Board Layout :Sesuai dengan namanya tata letak jenis ini mengandung unsur cerita mengenai pesan yang akan disampaikan. Terdiri dari beberapa panel
yang simetris, dan tiap gambar dapat diberikan keterangan atau caption.
10. Type Speciment Layout :Menggunakan satu macam jenis huruf tertentu. Tulisan diatur sedemikian rupa untuk menampilkan pesan secara visual dan literal. Dan
biasanya jenis layout ini di dominasi oleh tulisan.
11. Multi Panel Layout :Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi
menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square
12. Copy Heavy Layout :Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing
(naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi layout-nya didominasi oleh
penyajian teks (copy).
13. Jumble Layout :Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari circus layout, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.
14. Grid Layout : Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam
skala grid.
15. Bleed Layout : Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan :bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau trim sudah dipotong.
16. Vertical Panel Layout :Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertikal dan membagi layout iklan tersebut.
17. Alphabet Inspired Layout : Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan
diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita).
18. Angular Layout :Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.
20. Brace Layout : Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L ( L-Shape). Posisi bentuk L nya bias terbalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.
21. Two Mortises Layout : Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara deskriptif
mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.
22. Quadran Layout :Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume/isi yang berbeda.
23. Comic Script Layout :Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captions-nya.
Dalam perancangan ini fungsi layoutyaitu agar tatanan desain dari aplikasi media mempunyai arah yang jelas serta mengikuti konsep yang didapatkan dari hasil
pengamatan terhadap media promosi perusahaan.Layout dari aplikasi media promosi Sahabat Medika Sejahtera merupakan gabungan dari beberapa jenis layout, sehingga
diharapkan menimbulkan kesan yang flexible serta tidak monoton. Media promosi
yang menggunakan layout dengan komposisi yang tepat, akan memberikan efek yang
Perancangan media promosi ini menggunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2006:4) penelitian kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sumber data kualitatif
adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada
narasumber yang bersangkutan dengan objek perancangan. Observasi dilakukan
untuk mencermati secara langsung secara visual terhadap kondisi objek penelitian.
Sementara dokumentasi diartikan sebagai catatan tertulis/gambar yang tersimpan
tentang sesuatu yang sudah terjadi, dalam hal ini dokumen berbentuk surat-surat,
laporan, dan foto yang bersangkutan dengan objek perancangan.Penelitian kuantitatif
digunakan untuk mengetehaui data penjualan serta data pelanggan yang ada di
perusahaan. Menurut Sugiyono (2003;14) data kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka atau data kualitatif yang diangkakan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Dalam hal ini teknik pengumpulan data melalui data penelitian
kualitatif yang pada umumnya berupa informasi kategori substansif yang sulit
dinumerasikan. Menurut Kriyanton(2006;95), pengumpulan data yang menggunakan
riset kualitatif antara lain observasi dan wawancara serta didukung juga teknik
pengumpulan dokumentasi agar data yang dikumpulkan lebih lengkap.
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Kriyantono, 2006:100).
Dalam wawancara ini dilakukan secara terus menerus untuk menggali informasi
yang detail. Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan Bapak Ananta,
beliau merupakan direktur PT.Sahabat Medika Sejahtera. Wawancara diarahkan
dengan pertanyaan yang menyangkut loyalitas pelanggan serta media promosi
dan upaya yang telah dilakukan dalam memasarkan produk-produk dari
Sahabat Medika Sejahtera. Dari wawancara tersebut diketahui permasalahan,
kendala dan berbagai informasi pendukung penelitian lainnya.
2. Observasi.
Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung sesuatu objek
untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut
(Kriyantono, 2006:110). Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan
karakteristik dari klien.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatakan seluruh bukti yang berkaitan dengan metode promosi Sahabat
Medika Sejahtera berupa foto produk-produk yang dipasarkan. Dokumentasi
penting dilakukan untuk mendapatkan informasi yang mendukung penelitian
dan memperdalam data penelitian.
3.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif-kualitatif. Deskriptif yaitu penafsiran data yang dilakukan dengan
penalaran yang didasarkan pada data yang telah dikumpulkan. Setelah data-data yang
dibutuhkan telah terkumpul, dilakukan pengolahan atau analisis data yang mencakup
reduksi data, kategorisasi, sintesisasi, dan menyusun hipotesa kerja atau kesimpulan
(Moleong, 2006:288).
Analisis data dilakukan dengan beberapa tahap, yakni reduksi, penyajian data,
dan simpulan. Teknik reduksi data merupakan penyederhanaan jawaban-jawaban dari
seluruh pertanyaan yang telah diajukan kepada pihak-pihak tertentu dalam teknik
pengumpulan data, yang nantinya difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan
simpulan yang berisi uraian singkat sesuai dengan hasil penyajian.
Selanjutnya, berdasarkan hasil simpulan tersebut selesai dilaksanakan,
maka dibuat beberapa rancangan media promosi yang sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan. Dalam hal ini simpulan disusun dalam bentuk pernyataan singkat
dan mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan penelitian.
3.3.1 Hasil dan Analisis Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di kantor
PT.Sahabat Medika Sejahtera pada tanggal 18 November 2013 kepada Bapak Ananta
selaku direktur dari PT.Sahabat Medika Sejahtera bahwa turunnya penjualan alat
kesehatan disebabkan oleh turunnya loyalitas merek khususnya di daerah Jawa
Timur. Upaya promosi yang telah dilakukan salah satunya mengandalkan media
promosi serta word of mouth. Namun media promosi dan metode word of mouth
sendiri juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Media promosi merupakan salah
satu dari bentuk penjualan tidak langsung dimana kelebihan yang ada adalah
konsumen akan lebih setia (loyal) terhadap suatu merek dikarenakan informasi yang
mereka peroleh sebelum membeli produk tersebut telah masuk dalam pikiran dan hati
konsumen, selain itu konsumen memiliki kesempatan untuk memikirkan secara
matang sebelum membeli suatu produk. Sedangkan kelemahan dari penjualan tidak
suatu produk.
Kelebihan word of mouth menurut Rosen (2004) yaitu :
1. Selective process are less operative, yakni word of mouth dapat dianggap menyampaikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Tidak adanya motivasi
komersial dalam diri komunikator menjadikan informasi yang diberikan dapat
dipercaya dan obyektif sehingga penerima pesan mempunyai kepercayaan lebih
tinggi dalam mengambil keputusan pembelian.
2. Flexibility, yakni adanya komunikasi dua arah antara komunikator dengan penerima pesan, dapat langsung bertanya pada saat itu juga sehingga
mempertinggi adopsi informasi oleh penerima pesan dan mendapat feedback
yang cepat dari konsumen.
3. Social Control, yakni komunikasi yang mengikuti saran yang dikemukakan oleh komunikator dalam word of mouth sehingga akan lebih diterima oleh lingkungan komunikator dan begitu juga sebaliknya. Tekanan dan dorongan sosial ini tidak
dimiliki oleh sumber komunikasi lain sehingga pemasar dapat memanfaatkannya
dengan mempengaruhi opinion leader dari lingkungan tersebut.
4. Satisfactory buying decision, yakni apabila konsumen puas atas suatu produk maka akan tercipta motivasi untuk menceritakan manfaat produk kepada orang
lain.
1. Pesan yang disampaikan melalui komunikasi word of mouth harus dari orang yang memiliki kredibilitas yang baik.
2. Apabila konsumen tidak puas pada manfaat suatu produk maka akan tercipta
kesan tidak baik yang menimbulkan word of mouthnegatif dan akan lebih cepat tersebar daripada kesan baik yang diterima konsumen ketika puas pada suatu
produk.
3. Apabila telah tercipta kesan yang negatif maka word of mouthnegatif akan
dengan mudah tersebar luas dan tidak bisa dikendalikan.
Dengan melakukan metode pemasaran word of mouth dan media promosi saja
yang dilakukan oleh Sahabat Medika Sejahtera dirasa kurang dan akan berjalan lebih
lambat dalam strategi promosinya di benak klien. Maka dari itu didalam perancangan
ini dilakukan suatu cara pencegahan terhadap kesan yang negatif dari word of mouth negatif yang harus segera diantisipasi dan dicegah dengan melakukan promosi yang
positif melalui beberapa media seperti brosur, iklan majalah, katalog, serta website. Selain mempunyai media promosi dan strategi marketing word of mouth, Sahabat Medika Sejahtera sendiri sudah melakukan promosi dengan berbagai cara, salah
satunya adalah mengikuti pameran alat kesehatan serta bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan Jawa Timur untuk mengikuti pameran-pameran tersebut. Dalam hal ini
media promosi untuk PT.Sahabat Medika Sejahtera sangat dibutuhkan selain untuk
mempertahankan loyalitas pelanggan dan meningkatkan penjualan terutama di daerah
Analisa studi eksisting dalam perancangan ini mengacu pada observasi
yang telah dilakukan terhadap obyek yang diteliti, media promosi terdahulu serta
kompetitornya.
Studi eksisting yang didapatkan dari observasi berupa data-data tertulis
maupun observasi yang dilakukan. Dari observasi yang dilakukan, didapatkan brosur,
katalog maupun website dari pihak Sahabat Medika Sejahtera. Kemudian untuk studi eksisting kompetitor, didapatkan dari data berupa file sebagai pendukung analisis yang berada di lapangan.
Brosur yang pernah dibuat oleh Sahabat Medika Sejahtera berisikan
[image:42.612.98.526.270.535.2]beberapa produk yang dipasarkan serta informasi yang ada di setiap produk tersebut.
Gambar 3.1 Brosur PT.Sahabat Medika Sejahtera Sumber: PT.Sahabat Medika Sejahtera, 2013
Pada gambar di atas merupakan brosur terdahulu dari Sahabat Medika
Sejahtera. Baik pada bagian depan maupun bagian isi dari brosur tersebut,
mempunyai fokus khusus yang ditonjolkan.
1. Keunggulan Brosur PT.Sahabat Medika Sejahtera
Brosur Sahabat Medika Sejahtera ini memiliki kelengkapan produk beserta
informasi yang didapatkan jikalau membeli produk tersebut. Sehingga klien atau
customer dapat memahami keunggulan dari produk-produk tersebut.
2. Kelemahan Brosur PT.Sahabat Medika Sejahtera
Brosur ini memuat segala informasi tentang produk-produk yang dipasarkan,
sehingga belum fokus terhadap apa yang ditonjolkan oleh perusahaan.
Banyaknya informasi membuat minat untuk melihat brosur tersebut berkurang
dan secara keseluruhan desain brosur tersebut belum menarik dan tidak
mempunyai ciri khusus yang dapat diandalkan ketika pelanggan yang loyal ingin
memesan produk tersebut. Pemilihan layout dan tipografi yang kurang juga
menjadi salah satu faktor pemicu desain brosur tersebut kurang diperhatikan oleh
[image:43.612.103.520.189.540.2]pelanggan.
Kurangnya distribusi promosi brosur Sahabat Medika Sejahtera dirasa menjadi
penyebab turunya loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Apabila brosur ini
berisi informasi yang mendukung penjualan serta memuat tentang solusi dari
produk tersebut, maka brosur tersebut berpeluang menjadi media promosi yang
efektif dan dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan pemasaran one-on-one marketing terhadap klien maupun pelanggan yang berada di daerah Jawa Timur. Selain brosur, aplikasi media promosi lain yang pernah dibuat adalah katalog dan
website. Katalog yang berisi daftar produk-produk dilengkapi dengan harga-harga, sedangkan website merupakan sebagian besar isi dari daftar produk beserta harga dan juga penjelasan tentang perusahaan
Gambar 3.3 di atas merupakan beberapa bagian dari katalog produk Sahabat
Medika Sejahtera yang terlihat lebih dari penempatan gambar-gambar dari produk
[image:44.612.98.523.271.546.2]yang dipasarkan. Tetapi faktor penempatan yang terkesan sederhana serta pemilihan Gambar 3.3 Katalog PT.Sahabat Medika Sejahtera
tidak tampak. Hal tersebut harus di siasati dengan penempatan/layout dari gambar-gambar menjadi lebih baik dan terarah serta mampu memilih kertas yang mampu
meningkatkan kesan eksklusif dari perusahaan.
1. Segmentation
a. Demografis
i. Usia : Dewasa (28-55Tahun)
ii. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
iii. Profesi : Wiraswasta, swasta, Pemerintahan
iv. Pendidikan : Perguruan tinggi
b. Geografis
i. Wilayah : Jawa Timur
[image:45.612.101.512.241.666.2]ii. Ukuran Kota : Kota Sedang – Besar
Psikografis disini mencakup kepribadian dari key person atau pengambil keputusan yang mempunyai keputusan final, tentang keputusan mengambil
barang yang ditawarkan perusahaan atau tidak. Karena perusahaan ini
berbasis B2B, gaya hidup dan lainnya tidak menentukan peranan dari
pengambil keputusan.
d. Behaviour
Sikap terhadap produk : Lebih mengutamakan kualitas produk dengan harga
yang kompetitif.
2. Targeting
Target yang dituju oleh Sahabat Medika Sejahtera adalah kepala pengadaan
barang (alat kesehatan) maupun klien-klien yang bergerak di bidang alat
kesehatan yang memiliki visi dan misi yang sama dan mengutamakan
kualitas produk.
3. Positioning
Dalam hal ini, PT. Sahabat Medika Sejahtera menempatkan dirinya sebagai
distributor alat kesehatan yang menyediakan produk-produk berkualitas
dengan layanan purna jual dan garansi terbaik sehingga dapat dipakai secara
terus menerus oleh rekan kerja atau klien dalam hal ini rumah sakit dan
Penjelasan tentang studi kompetitor yaitu kemiripan dengan produk yang
ditawarkan. Untuk kompetitor dari PT.Sahabat Medika Sejahtera yang menawarkan
alat-alat kesehatan, maka dipilihlah Alkesmart.com dan Indojaya Medika.
Masing-masing kompetitor tersebut memiliki pemosisian produk yang sama serta konsep
yang relatif sama. Dengan konsep distributor alat kesehatan mirip dengan Sahabat
Medika Sejahtera menjadikan para kompetitor ini sebagai pesaing yang kuat dalam
pemasaran alat kesehatan.
Analisis kompetitor mengacu pada pesaing Sahabat Medika Sejahtera yaitu
Alkesmart.com dan Indojaya Medika.
1. Segmentasi Kompetitor a. Demografis
i. Usia : 28-55 tahun
ii. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
iii. Profesi : Swasta, wiraswasta, pemerintahan, masyarakat biasa.
b. Geografis
i. Wilayah : Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, Malang dan Gresik)
ii. Ukuran Kota : Kota Sedang-Besar
c. Psikografis
Variabel psikografis disini lebih kearah faktor pengambilan keputusan serta
adanya kebutuhan akan alat kesehatan (contohnya penderita kolesterol atau
Sikap terhadap produk : membutuhkan, tertarik, respon positif.
2. Targeting Kompetitor
i. Alkesmart.com memiliki target seseorang atau distributor yang memiliki
kebutuhan terhadap alat kesehatan dan mampu melihat kesehatan sebagai
prioritas serta lebih cenderung ke arah e-commerce.
ii. Indojaya Medika memiiki target untuk seseorang klien yang mempunyai
kebutuhan akan alat kesehatan yang berkualitas dengan harga yang relatif
murah.
3. Positioning Kompetitor
i. Alkesmart.com menempatkan diri sebagai distributor alat kesehatan yang
menawarkan fasilitas pengantaran barang serta dapat memesan melalui
website yang ada sehingga customer tidak harus datang langsung ke showroom.
ii. Indojaya Medika memposisikan sebagai distributor alat kesehatan yang
menawarkan produk alat kesehatan serta jasa penginstalan yang berkualitas.
1. Analisis Kompetitor Alkesmart.com
a. Keunggulan Alkesmart.com
Yang menjadi ancaman bagi Alkesmart.com yaitu dengan konsep e-commerce dan media sosial, tidak semua customer memiliki akses internet serta waktu yang dihabiskan untuk browsing akan berdampak pada kegiatan yang lain.
2. Analisis Kompetitor Indojaya Medika
a. Keunggulan Indojaya Medika
Indojaya Medika merupakan distributor alat kesehatan serta pengadaan
peralatan rumah sakit. Produk yang ditawarkan beragam serta memiliki jasa
perbaikan alat kedokteran. Konsep pemasaran yang lebih banyak di
antaranya mempunyai anak perusahaan (Alkesmart.com) merupakan
keunggulan tersendiri dari perusahaan ini.
b. Peluang dan Tantangan Indojaya Medika
Mempunyai peluang untuk menjadi distributor dan pengadaan peralatan
kesehatan dan rumah sakit dengan konsep keragaman produk serta jasa.
Karena keragaman produk serta jasa yang ditawarkan membuat perusahaan
ini memiliki keuntungan tersendiri. Tetapi karena harga yang ditawarkan
relatif mahal serta produk dan jasa yang beragam, perusahaan tidak
Menurut Sarwono dan Lubis dalam buku Metode Riset untuk Desain
Komunikasi Visual (2007: 18-19), mengatakan bahwa SWOT digunakan untuk
menilai dan menilai ulang (re-evaluasi) suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan
sebelumnya dengan tujuan meminimumkan risiko yang mungkin timbul. Langkahnya
adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan
segi negatif yang berpotensi menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang
telah diambil.
Langkah analisisnya yaitu mengkaji hal atau gagasan yang akan dinilai
dengan cara memilah dan mengiventarisasi sebanyak mungkin segi kekuatan
(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancamana (threat). Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandung oleh obyek
yang dinilai, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal.
Hasil kajian dari keempat segi tersebut kemudian disimpulkan, meliputi
strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.
Penyusunan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu (sedapat
mungkin) hal-hal yang dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang positif,
nteral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks
Pakal yang terdiri dari :
a. Strategi PE-KU (S-O) / Peluang dan Kekuatan : Mengembangkan peluang
untuk mengatasi kelemahan.
c. Strategi A-KU (S-T) / Ancaman dan Kekuatan : Mengenali dan mengantisipasi
ancaman untuk menambah kekuatan.
d. Strategi A-LEM (W-T) / Ancaman dan Kelemahan : Mengenali dan
mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan. (Sarwono dan Lubis,
2007:18-19).
Analisis SWOT pada perancangan media promosi PT.Sahabat Medika Sejahtera
[image:51.612.106.536.287.703.2]ini menggunakan tabel matriks SWOT yang akan dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Matriks SWOT Perancangan Media Promosi PT.Sahabat Medika Sejahtera
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2013
STRENGHTS WEAKNESS
1. Pelanggan yang tetap Media promosi masih
mengikuti PT. Asa Medika Pratama
2. Layanan purna jual Lebih mengandalkan
word of mouth, brosur dan katalog
3. Garansi produk Kuranganya kepekaan
terhadap brand loyalty perusahaan
4. Harga produk yang
kompetitif
Kegiatan promosi yang kurang
OPPORTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Masih banyak calon klien yang potensial
1. Mencoba mengeksplorasi calon klien dan mempertahankan pelanggan yang telah
setia
Kegiatan promosi berdiri sendiri guna menambah
klien baru
2. Konsep media promosi yang dapat dieksplorasi dengan penggunaan
keunggulan dari produk-produk
2. Memperbaiki dan
menambah media promosi yang sudah ada dengan fokus ke layanan
purna jual
Mengeksplorasi media promosi lebih beragam (S-W)
INTERNAL
(O-T)
Jawa Timur produk sesuai dengan dukungan PT. Asa
Medika Pratama
loyalitas terhadap perusahaan serta distributor utama (PT.
Asa Medika Pratama) 4. Media promosi competitor yang
kurang beragam serta kurang dalam hal penataan, serta lebih mengandalkan website dan word of
mouth
4. Memberikan paket
promosi agar semakin dikenal oleh calon klien khususnya di daerah Jawa
Timur
Menambah kegiatan promosi untuk jangka
panjang mengikuti perkembangan pasar alat kesehatan di Jawa Timur
THREAT STRATEGI S-T STRATEGI W-T
1. Perusahaan lain lebih mempunyai nama dengan klien yang kuat
1. Menggunakan pelanggan tetap sebagai kekuatan
dari media promosi
Mengefektifkan kegiatan promosi guna menekan
biaya yang tidak diperlukan 2. Proses pembayaran oleh klien yang
memakan waktu cukup lama dan terkesan berbelit-belit
2. Memberikan surat
perjanjian pembayaran terhadap klien yang sudah mengorder produk
Menciptakan media promosi yang efektif dan
beragam
3. Mempunyai produk-produk yang lebih beragam serta mampu
mengikuti spesifikasi yang diinginkan klien
3. Memberikan servis gratis terhadap klien yang
mengorder produk
Mengikuti pameran serta tender alat kesehatan guna mempertahankan
loyalitas pelanggan 4. Kompetitor lebih mengandalkan
e-commerce serta word of mouth
4. Media promosi yang lebih inovatif dan
mengikuti tren
Dari hasil analisis SWOT diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
penelitian ini membutuhkan strategi media promosi yang disesuaikan dengan
karakteristik pelanggan serta perusahaan. Dalam hal ini adalah menjadikan Sahabat
Medika Sejahtera sebagai distributor alat kesehatan yang memiliki media promosi
Dengan pemilihan judul “Perancangan Media Promosi PT.Sahabat Medika
Sejahtera Sebagai Upaya Mempertahankan Brand Loyalty”, untuk mendukung
pemecahan permasalahan diperlukan data-data yang terdapat di lapangan yang
menjadi latar belakang permasalahan tersebut, sehingga dari latar belakang dapat
digali pemecahan masalah yang sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
Untuk pemilihan keyword atau kata kunci dari perancangan media promosi Sahabat Medika Sejahtera ini sudah dipilih dengan menggunakan dasar acuan
terhadap analisis data yang sudah dilakukan. Penentuan keyword diambil berdasarkan data yang sudah terkumpul dari hasil observasi, wawancara, hasil analisis SWOT dan
STP.
Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan beberapa kata kunci, yaitu
media promosi, word of mouth, golongan tua, jawa timur, sumber daya, serta alat kesehatan. Kemudian dari hasil analisis SWOT didapatkan kata kunci yaitu loyalitas.
Dan yang terakhir dari analisis STP didapatkan kata kunci bijaksana, kualitas,
Gambar 3.5 Analisis Keyword dari Hasil Pengumpulan Data Penelitian Sumber : Hasil Olahan Peneliti,2013
Dari hasil analisis keyword diatas, kepastian adalah suatu keadaan dimana Sahabat Medika Sejahtera benar-benar menunjukkan kepercayaan terhadap
pelanggan.
Ketepatan dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian, dilakukan oleh
panga pasar di daerah Jawa Timur yang rata-rata pelanggan atau partner dari perusahaan mempunyai tingkat loyalitas yang tinggi serta dilakukan dengan strategi
dan promosi yang tepat.
Promosi yang tepat di dukung oleh media promosi & strategi word of mouth yang efektif. Target pasar dari perusahaan yang menyasar ke konsumen yang berada
di daerah Jawa Timur. Dengan strategi promosi yang tepat, di dukung dengan
kualitas, layanan serta sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, media promosi
yang efektif dan efisien mampu menciptakan kesan positif terhadap perusahaan.
Dari hasil observasi dan wawancara, Ananta selaku direktur dari Sahabat
Medika Sejahtera, memposisikan perusahaannya sebagai distributor alat kesehatan
yang loyal terhadap partner atau customer. Terciptanya loyalitas akan didukung dengan promosi yang efektif, hal itu disadari oleh beliau dengan strategi SWOT yang
mengutamakan keunggulan serta pelayanan.
Perusahaan yang didirikan tahun 2009 ini mempunyai target audience yaitu
kepala pengadaan barang, bagian purchasing maupun customer individu yang
Dari hasil analisis keseluruhan keyword, maka konsep dari perancangan ini adalah “Kepastian”. Deskripsi konsep dari “Kepastian” adalah suatu keadaan dimana
kita benar-benar percaya atau tidak meragukan sama sekali tentang loyalitas dan
kualitas dari perusahaan guna mempertahankan pelanggan di tengah arus
perkembangan di bidang peralatan kesehatan. Definisi kepastian menurut KBBI
adalah perihal (keadaan) pasti; ketentuan; ketetapan.
Dalam hal ini konsep “Kepastian” memberikan positioning Sahabat
Medika Sejahtera sebagai distributor yang memberi layanan serta kualitas yang baik.
Dari konsep dan penentuan positioning tersebut, Sahabat Medika Sejahtera
ditargetkan untuk kalangan pemerintahan serta swasta yang memiliki rentang usia
antara 28 sampai 55 tahun. Target ditujukan kepada seseorang yang memiliki visi dan
misi yang sama dalam bidang peralatan kesehatan serta menginginkan produk yang
3.5.1 Tujuan Kreatif
Sebuah perancangan media promosi yang berguna dalam mempertahankan
loyalitas pelanggan, pembuatan konsep yang matang merupakan suatu keharusan.
Dengan adanya konsep ataupun kata kunci yang matang, harapan akan
visualisasi yang sesuai dengan konsep perancangan media promosi PT.Sahabat
Medika Sejahtera sebagai usaha mempertahankan brand loyalty akan tercapai.
Keyword yang terpilih merupakan hasil dari observasi dan wawancara, analisis SWOT, serta analisis STP yang telah melalui proses pengerucutan sehingga muncul
keyword “kepastian” sebagai acuan dari perancangan media promosi PT.Sahabat
Medika Sejahtera sebagai upaya mempertahankan brand loyalty.
Tujuan kreatif visual dari perancangan media promosi Sahabat Medika
Sejahtera ini dihadirkan dengan konsep keramahan serta rasa profesionalitas yang
ditunjukkan pada ilustrasi sehingga diharapkan memberikan rasa percaya dan mampu
menimbulkan loyalitas yang lebih terhadap perusahaan dengan style visual yang
modern. Dengan proses penyampaian pesan menggunakan pendekatan mendalam
Pada perancangan ini, strategi positioning merupakan strategi yang tepat dalam menamkan mereknya dibenak konsumen tentang produk dan bagaimana
produk yang ditawarkan dibandingkan dengan penawaran produk lain yang
kompetitif menjadi dasar yang populer dari pengembangan strategi kreatif. Dalam
perancangan ini, positioning dari Sahabat Medika Sejahtera diarahkan pada
penempatan sebuah produk untuk mendapatkan posisi yang baik dalam benak
konsumen. Strategi positioning adalah strategi yang berorientasi pada market leader. Positioning yang dilakukan bukan terhadap produk melainkan pengerjaan terhadap benak konsumen. Secara garis besar strategi ini mempunyai peranan yang penting
dalam memberikan solusi, baik dari sisi permasalahan customer maupun partner
kerja.
1. Tagline (Verbal)
Tagline pada perancangan ini adalah “Making Trust to be Trusted”. Pemilihan taglineini atas pertimbangan perusahaan yang memiliki keinginan tinggi untuk menjadi partner sekaligus sahabat yang dapat dipercaya oleh para customer maupun partner kerja. Dalam hal ini kepercayaan terhadap perusahaan harus mampu
dipertahankan dari banyaknya perusahaan di bidang yang sama.
2. Headline (Verbal)
berkomitmen lebih jauh terhadap kepercayaan yang telah diberikan oleh partner kerja maupun customer.
3. Teks Bodycopy (Verbal)
Pemilihan tipe font untuk bodycopy dipilih berdasarkan konsep “kepastian”, didasarkan pada pertimbangan style desain, segmentasi dari perusahaan, fungsi, serta karakter font yang mewakili sikap rasional dan formal dari Sahabat Medika Sejahtera. Pada teks tagline dan headline pemilihan jenis huruf Sans Serif dengan font yang dipilih yaitu “Aller”. Font tersebut dipilih karena pertimbangan dalam kemudahan pembacaan baik saat dicetak menggunakan huruf besar maupun huruf kecil.
Sedangkan pemilihan font pada teks bodycopy yang dipilih adalah jenis font “Whitney-Book” karena karakter font-nya yang mewakili sikap tegas serta rasional dari perusahaan.
4. Ilustrasi (Visual)
Gambaran ilustrasi dari perancangan ini mengarah pada seorang partner yang menunjukkan sikap profesionalisme serta kepercayaan antara satu sama lain. Segala
ilustrasi brosur, iklan majalah, cover katalog, maupun desain website menggunakan ilustrasi tersebut, yang bertujuan untuk memperkuat kesan “kepastian” terhadap citra
yang diberikan oleh perusahaan.
5. Tipografi (Visual)
Tipografi yang digunakan dalam perancangan ini ialah tipografi yang memiliki
diharapkan mendukung untuk mempertahankan loyalita