• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Media Promosi PT. Sahabat Medika Sejahtera Sebagai Upaya Mempertahankan Brand Loyalty.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Media Promosi PT. Sahabat Medika Sejahtera Sebagai Upaya Mempertahankan Brand Loyalty."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Nama : JESSY OCTAVIA ANDRELE NIM : 09.42010.0004

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

BRAND LOYALTY

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Desain

Oleh :

Nama : Jessy Octavia Andrele NIM : 09.42010.0004

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(3)

membangun nama, melainkan menyangkut masalah menepati janji, bahwa penawaran

yang diberikan oleh perusahaan akan menciptakan dan memberikan tingkat performa

tertentu. Janji brand menjadi kekuatan yang memotivasi semua aktivitas perusahaan

dan mitranya. PT.Sahabat Medika Sejahtera merupakan medical enviromental

distributor yang berbasis di Sidoarjo. Namun karena minimnya pengetahuan tentang branding yang kurang , mengakibatkan penjualan dari PT.Sahabat Medika Sejahtera ini tidak meningkat. Oleh karena itu, diperlukan suatu media promosi yang tepat

guna memberikan pengetahuan kepada partner serta customer agar mereka paham

akan visi dan misi dari perusahaan. Media promosi ini mengusung konsep business to business yang bertujuan agar perusahaan mempunyai promosi yang efektif serta tepat sasaran.

Kata Kunci : Brand, Promosi, Brand Loyalty

(4)

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Perancangan... 8

1.5 Manfaat Perancangan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 PT.Sahabat Medika Sejahtera ... 10

2.2 Visi & Misi PT.Sahabat medika Sejahtera ... 11

2.3 Brand Loyalty ... 11

2.4 Karakteristik Pelanggan Terhadap Brand Loyalty ... 13

2.5 Perilaku Pembelian Pelanggan ... 14

2.5.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 14

2.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian ... 15

2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Repeat Order ... 16

(5)

2.9 Warna ... 23

2.10 Tipografi ... 24

2.11 Layout ... 25

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 30

3.1 Metodologi Penelitian ... 30

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.3 Teknik Analisis Data... 32

3.3.1 Hasil dan Analisis Data ... 33

3.3.2 Studi Eksisting ... 36

3.3.3 Analisis Kompetitor ... 41

3.3.4 SWOT ... 44

3.3.5 Keyword ... 47

3.3.6 Deskripsi Konsep ... 50

3.4 Konsep Perancangan ... 51

3.5 Perencanaan Kreatif ... 52

3.5.1 Tujuan Kreatif ... 52

3.5.2 Strategi Kreatif ... 53

3.5.3 Program Kreatif... 56

3.6 PerencanaanMedia ... 57

3.6.1 Tujuan Media ... 57

(6)

4.1 Implementasi Media ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN ... 84

(7)

Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin keras dan perusahaan harus

mempunyai suatu visi dan misi yang harus dijaga agar customer maupun partner

perusahaan tidak berpaling. Apalagi pada persaingan di bidang medical instruments distributor, perusahaan yang kurang mempunyai nama lama-kelamaan akan tertinggal oleh ketatnya persaingan dalam memperebutkan hati para kepala perusahaan medis

maupun kepala rumah sakit yang mempunyai wewenang penuh dalam pembelian

peralatan medis. Tujuan dari perancangan ini nantinya agar PT.Sahabat Medika

Sejahtera mempunyai suatu media promosi yang jelas dan mampu membawa brand

-nya menuju ketat-nya persaingan dalam bidang medical instrumentsdistributor ini serta memberikan kesan yang baik kepada partner dan customer, dimana tujuan akhir dari perancangan ini yaitu mempertahankan brand loyalty.

Brand makin penting bagi perusahaan di hampir setiap industri. Karena adanya

ledakan pilihan di hampir semua bidang. Customer sekarang ini menghadapi

pemasok potensial dalam jumlah berlimpah untuk segala sesuatu mulai dari baja

khusus sampai perangkat lunak. Brand bersifat emosional, memiliki kepribadian,

serta mencakup hati dan benak customer-nya. Brand yang hebat mampu menahan

serangan pesaing dan tren pasar karena hubungan kuat yang dibangun dengan

customer-nya. McKinsey & Company bersama dengan Marketing Centrum

(8)

menemukan bahwa fungsi terpenting brand dalam B2B (Business to Business) yaitu meningkatkan efisiensi informasi, mengurangi risiko, dan menciptakan nilai

tambah/manfaat citra.

Medical instruments atau alat-alat kesehatan atau alat-alat medis menurut peraturan Menteri Kesehatan, yang dimaksud alat kesehatan (ALKES) adalah barang,

instrumen, aparat atau alat termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapannya

yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan dalam :

a. Pemeliharaan dan perawatan kesehatan, diagnosa, penyembuhan, peringanan

ataupencegahan penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia.

b. Pemulihan, perbaikan atau perubahan suatu fungsi badan atau struktur badan

manusia.

c. Diagnosa kehamilan pada manusia atau pemeliharaan selama hamil dan setelah

melahirkan termasuk pemeliharaan bayi.

d. Usaha mencegah kehamilan pada manusia dan yang tidak termasuk golongan

obat.

Perkembangan dunia medical instrument di dunia yang sangat pesat juga terasa di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dengan bermunculannya perusahaan-perusahaan

baik itu produsen alat kesehatan maupun distributor dari perusahaan yang ada di

mancanegara. Banyaknya pameran-pameran tentang peralatan kesehatan yang

diadakan, baik dari kalangan swasta maupun pemerintah melibatkan banyak

(9)

diselenggarakan antara lain HospitalityExpo, International Pharma Expo (IPEX) dan

International Medical and Hospital Equipment Expo (IMEX), dan lainnya.

Ditengah industri alat kesehatan yang memiliki standar dan kualitas yang

sangat tinggi, sayangnya banyak perusahaan-perusahaan besar memonopoli

persaingan pengadaan alat-alat kesehatan, sehingga perusahaan/distributor kecil

kurang mendapatkan keuntungan yang nantinya berdampak buruk akan

keberlangsungan perusahaan-perusahaan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan

informasi yang jelas kepada partner kerja maupun masyarakat tentang keberadaan perusahaan/distrubtor alat kesehatan yangmempunyai kualitas dan standar tinggi

dalam penerapan tentang produk-produk yang ditawarkan.

Sahabat Medika Sejahtera merupakan salah satu dari sekian banyak

perusahaan/distributor alat kesehatan yang ada di Sidoarjo. Perusahaan yang berdiri

sejak 2012 ini didirikan oleh Ananta Christy. Sebagai perusahaan/distributor alat

kesehatan yang telah berdiri sekitar 1 tahun, PT.Sahabat Medika Sejahtera ditunjuk

oleh PT.Mitra Asa Pratama Jakarta sebagai distributor untuk daerah Jawa Timur.

Dengan banyaknya pesaing-pesaing di bidang yang sama, baik di Surabaya

maupun daerah sekitarnya, khususnya di Jawa Timur, berdampak pada penurunan

omset PT.Sahabat Medika Sejahtera. Pada konsep B2B seperti ini, perusahaan hanya

akan dapat bertahan dengan mengandalkan rekanan yang sudah mengenal dan

(10)

perusahaan, merupakan konsep jangka pendek, yang membuat direktur dari

PT.Sahabat Medika Sejahtera mempunyai keinginan lain yaitu perluasan pangsa

pasar sebagai konsep jangka panjang. Perluasan pangsa pasar tentunya dapat

dilakukan apabila citra perusahaan baik dan melekat dalam benak rekanan dan

perusahaan lainnya.

Menurut Sutrisna, citra adalah total persepsi terhadap suatu objek yang

dibentuk dengan cara memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.

Mackiewicz (Oliver 2007:51) percaya bahwa citra korporasi atau perusahaan yang

kuat adalah aset yang penting dalam era kompetisi tanpa batas. Citra merupakan

realitas karena orang hanya dapat bereaksi terhadap apa yang telah mereka alami dan

rasakan. Image (citra) yang baik dan powerful merupakan harta yang tak ternilai bagi perusahaan manapun karena citra perusahaan yang handal, kuat dan kokoh akan

memberikan banyak sekali manfaat sebagaimana yang dikemukakan oleh Siswanto

dalam Arafat (2006:12):

a. Mid and ling term sustainable position. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang barang maupun jasa, dengan memiliki citra perusahaan yang positif maka hal ini

dapat melindungi perusahaan dari serangan perusahaan saingan. Citra perusahaan

yang baik dan kuat akan tumbuh menjadi “kepribadian” perusahaan. Oleh karena

itu, perusahaan saingan tidak akan mudah menjiplak apa yang kita lakukan.

(11)

image yang baik, maka sebagian besar masyarakat dapat memahami dan memaafkan kesalahan yang dialami oleh perusahaan tersebut yang menyebabkan

mereka krisis.

c. Attracting the best executives available. Perusahaan yang memiliki citra positif tidak akan pernah mendapat kesulitan yang berarti dalam merekrut

karyawan-karyawan yang handal.

d. Increasing the effectiveness of marketing instrument. Dalam banyak kejadian, citra baik perusahaan menunjang efektifitas strategi pemasaran produk.

Pencitraan positif akan membuat konsumennya semakin loyal dan memiliki

harapan ketika perusahaan akan menerjunkan produk atau merek baru.

e. Cost saving. Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, perusahaan dengan citra positif akan mudah dalam merekrut karyawan handal sehingga mengakibatkan

perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana ekstra untuk proses recruitment dan training bagi tersebut. Tidak hanya itu, perusahaan hanya membutuhkan usaha dan biaya yang lebih sedikit untuk mempromosikan produk mereka ke pasar

(khalayak).

Konsep business to business (B2B) ini merupakan konsep bisnis selain business to customer (B2C) dan business to government (B2G) yang ada dalam era bisnis modern saat ini. Secara keseluruhan, volume transaksi business to business (B2B) jauh lebih tinggi daripada volume transaksi business to customer (B2C). Hal itu

(12)

transaksi business to customer (B2C) oleh perusahaan tersebut, khususnya penjualan produk jadi ke konsumen akhir.

Konsep ini juga banyak digunakan dalam konteks komunikasi dan kolaborasi

antar perusahaan. Di era teknologi sekarang, banyak perusahaan menggunakan media

sosial untuk terhubung dengan konsumen mereka (B2C); namun mereka sekarang

menggunakan alat yang serupa dalam bisnis sehingga karyawan dapat terhubung satu

sama lain. Ketika komunikasi berlangsung antara karyawan, baik dalam satu

perusahaan maupun perusahaan lainnya, hal ini dapat disebut sebagai komunikasi

business to business” (B2B).

Dalam hal ini, media promosi berperan sebagai salah satu sarana untuk

mengenalkan/mempublikasikan sesuatu yang dimiliki perusahaan kepada para

konsumen atau kliennya. Dengan adanya media promosi, upaya untuk

mempertahankan loyalitas dari pelanggan akan semakin besar serta nantinya

berpengaruh terhadap peningkatan perusahaan sehingga Sahabat Medika Sejahtera

tetap diingat dan akan dikenal oleh customer lainnya.

Media yang cocok digunakan untuk mempertahankan brand loyalty dalam

model B2B ini adalah dengan media cetak seperti iklan majalah, dan media

pendukung seperti brosur, katalog, serta desain website. Sehingga dengan semakin kuatnya citra perusahaan, maka harapan akan loyalitas terhadap perusahaan semakin

besar dan menjadikan Sahabat Medika Sejahtera selalu diingat dan mampu menarik

(13)

mempertahankan brand loyalty terhadap perusahaan dirasa sangatlah perlu. Selain untuk mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap Sahabat Medika Sejahtera, juga

agar citra perusahaan menjadi lebih baik dan mampu menjadi perusahaan yang lebih

baik. Selama ini media yang digunakan hanya sebatas brosur, katalog dan company

profile itu sendiri. Untuk mengatasinya diperlukan media yang tepat dengan target marketnya serta dilakukan dengan berkelanjutan untuk terus mempertahankan

loyalitas pelanggan. Dengan media yang tepat dan kreatif serta dapat menjelaskan

dengan baik visi dan misi perusahaan, diharapkan eksistensi perusahaan terhadap

pelanggan maupun calon customer menjadi lebih baik.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam perancangan ini adalah bagaimana merancang media

promosi PT. Sahabat Medika Sejahtera sebagai upaya mempertahankan brand loyalty

dari pelanggan alat-alat kesehatan di daerah Jawa Timur?

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam laporan ini terfokus dan tidak terlalu meluas, maka

diperlukan batasan-batasan mengenai permasalahan, yaitu :

(14)

majalah, brosur, katalog, serta website yang dianggap relevan untuk mempertahankan brand loyaltydari pelanggan alat-alat kesehatan di Jawa Timur.

3. Penempatan media : brosur akan diletakkan di rumah sakit dan klinik-klinik

kesehatan yang telah bekerja sama dengan perusahaan. Katalog diberikan ketika

klien atau calon klien hendak memesan dan mengetahui harga produk, dapat

dijumpai di pameran-pameran alat kesehatan. Iklan majalah akan berfokus pada

majalah yang diterbitkan oleh rumah sakit-rumah sakit yang telah bekerja sama.

Kemudian aplikasi website ditujukan untuk klien yang memiliki mobilitas tinggi

dapat melihat produk apa saja yang dipasarkan oleh perusahaan serta website

sebagai penunjang promosi perusahaan.

4. Fokus model business to business (B2B) ini mengarah ke distributor alat

kesehatan.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk

merancang sebuah media promosi PT. Sahabat Medika Sejahtera sebagai upaya

(15)

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dari perancangan ini diharapkan mampu memberi masukan tentang

bagaimana merancang sebuah media promosi bagi perusahaan yang berbasis business

to business (B2B) yang baik dan efektif sebagai upaya untuk mempertahankan brand loyalty dari pelanggan alat-alat kesehatan di Jawa Timur.

2. Manfaat Praktis

Perancangan ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan dalam

mempertahankan brand loyaltyPT.Sahabat Medika Sejahtera dari pelanggan alat-alat kesehatan di Jawa Timur dan berguna bagi perusahaan lain yang bergerak di bidang

yang sama. Dengan perancangan beberapa media seperti iklan majalah yang nantinya

diharapkan tidak hanya berguna meningkatkan penjualan, tetapi juga mampu

mempertahankan loyalitas pelanggan dan memberikan citra yang baik kepada

rekanan atau partner kerja perusahaan. Katalog sendiri nantinya akan diletakkan pada apotek-apotek yang telah bekerja sama serta beberapa rumah sakit yang sudah

berpartner maupun yang belum berpartner dengan perusahaan. Serta website yang

mampu menjadikan perusahaan lebih bercitra positif serta dinamis dalam bidangnya

(16)

perancangan ini, tentang PT. Sahabat Medika Sejahtera, media promosiabove the line (ATL) dan below the line (BTL), warna, tipografi, layout, serta brand loyalty. Dengan adanya teori yang mendukung kuat serta referensi-referensi, diharapkan perancangan

ini mempunyai hasil yang memuaskan.

2.1 PT. Sahabat Medika Sejahtera

Perusahaan ini sebelum berdiri dengan nama PT.Sahabat Medika Sejahtera

memakai nama CV.Medika Sejahtera pada tahun 2009. Pendiri perusahaan ini

bernama Ananta Christy dan berlanjut dengan jabatan sebagai direktur hingga

sekarang. Selain itu beliau dibantu dengan lima karyawan lainnya di bagian

administrasi dan marketing. PT.Sahabat Medika Sejahtera merupakan distributor

alat-alat kesehatan yang ditunjuk langsung oleh PT.Mitra Asa Pratama Jakarta untuk

wilayah di Jawa Timur.

(17)

2.2 Visi dan Misi PT. Sahabat Medika Sejahtera

Sahabat Medika Sejahtera memiliki visi sebagai distributor terbaik dengan

menawarkan alat-alat kesehatan yang terbaik dan didukung layanan purna jual yang

baik dengan sumber daya manusia yang berpengalaman menyediakan solusi untuk

pelanggan.Serta mempunyai misi meningkatkan sumber daya dan potensi,

menyediakan pelayanan kepada pelanggan dengan cepat dan tepat.

2.3 Brand Loyalty

Pengertian loyalitas merek menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya The

Power of Brand adalah ukuran kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan

kompetitor dapat dikurangi. Ini merupakan indikator yang kuat dari brand equity yang berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan dating karena loyalitas

merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan.

(18)

Berdasarkan piramida loyalitas di atas, dapat dijelaskan bahwa :

1. Committed. Para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai suatu kebanggan dalam menemukan atau menjadi pengguna satu merek. Merek tersebut sangat

penting bagi mereka baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai

siapa mereka sebenarnya.

2. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek tersebut. Pilihan

mereka terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol,

rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi.

Para pembeli pada tingkat ini disebut sebagai sahabat merek, karena terdapat

perasaan emosional dalam menyukai merek.

3. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul biaya

peralihan, baik dalam waktu, uang atau risiko sehubungan dengan upaya untuk

melakukan pergantian ke merek lain. Kelompok ini biasanya disebut dengan

konsumen loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan apabila ia melakukan

penggantian ke merek lain. Para pembeli ini disebut satisfied buyer.

4. Tingkat kedua ini adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang ia

gunakan, atau minimal ia tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya, tidak

terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk mendorong suatu

perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain memerlukan suatu

tambahan biaya. Para pembeli tipe ini pembeli tipe kebiasaan (habitual buyer). 5. Tingkat paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak tertarik

(19)

yang kecil dalam keputusan pembelian. Pada umumnya jenis konsumen seprti ini

suka berpindah-pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer (konsumen lebihmemperhatikan harga di dalam melakukan pembelian). Loyalitas merek para pelanggan yang ada mempunyai potensi yang besar untuk

memberikan nilai guna dan ditambah dengan promosi yang tepat serta media yang

efektif, para pelanggan tersebut semakin bertambah besar dan dengan sendirinya akan

membuat merek tersebut semakin unggul.

2.4 Karakteristik Pelanggan Terhadap Brand Loyalty

Menurut Griffin (2005;31) karakteristik pelanggan yang loyal adalah :

1. Melakukan pembelian berulang secara teratur. Pelanggan yang loyal akan

melakukan apapun agar membeli suatu produk atau jasa dari perusahaan,

meskipun secara berulang. Dalam hal ini media ikut berperan dalam membantu

mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan.

2. Membeli antar lini produk atau jasa. Dengan membeli antar lini produk atau jasa,

pelanggan yang loyal akan menikmati dan merasakaan manfaat dari setiap

produk atau jasa tersebut. Informasi yang disampaikan dalam media promosi

yang dirancang nantinya digunakan untuk mendukung penjualan sehingga

pelanggan yang loyal dapat membeli semua produk sesuai dengan kebutuhan

(20)

3. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. Dengan adanya media

promosi, upaya untuk mempertahankan pelanggan dari pesaing akan semakin

gencar.

4. Mereferensikan kepada orang lain. Pelanggan yang loyal akan melakukan segala

upaya agar orang lain mengikuti untuk menggunakan produk atau jasa yang

dipakainya.

2.5 Perilaku Pembelian Pelanggan

2.5.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Swasta dan Handoko (1982;183), proses pengambilan keputusan

pembelian terbagi menjadi lima tahap yaitu :

1. Menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan. Proses ini ditujukan

untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi.

Dalam tahap ini proses pembelian mulai dilakukan.

2. Pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber. Pencarian informasi dapat

bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal. Pencarian informasi yang aktif

bertujuan untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan

pencarian informasi yang pasif tidak mempunyai tujuan khusus tentang

gambaran produk yang diinginkan.

3. Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian. Meliputi dua tahap yaitu

menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap

(21)

4. Keputusan pembelian. Keputusan dimana konsumen benar-benar membeli

produk.

5. Perilaku sesudah pembelian. Konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan

atau ketidakpuasan setelah melakukan pembelian produk. Tugas pemasaran tidak

berakhir ketika produk sudah dibeli tetapi harus sampai setelah periode

pembelian.

2.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen

atau pelanggan, diantaranya faktor budaya dan faktor sosial.

1. Faktor Budaya. Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam

terhadap perilaku pembelian. Disini peran budaya, sub-budaya, dan kelas sosial

pembeli sangatlah penting. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku

yang paling mendasar dalam keputusan pembelian. Sub-budaya membentuk

segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program

pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Serta kelas sosial

menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda dalam banyak hal.

Banyak pemasar memusatkan usaha mereka pada satu kelas sosial.

2. Faktor Sosial. Perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial

seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. Pemasar berusaha

(22)

kelompok acuan terhadap produk dan merek berbeda-beda. Kelompok acuan

mempunyai pengaruh kuat atas pilihan produk dan pilihan merek. Keluarga

adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat,

dan ia telah menjadi objek penelitian yang ekstensif. Sedangkan peran meliputi

kegiatan yang diharapan akan dilakukan oleh seseorang yang mempunyai peran

serta memiliki status.

2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Repeat Order

Repeat order atau pembelian berulang merupakan salah satu faktor penting terhadap loyalitas merek. Keputusan repeat order didasari beberapa faktor, antara

lain:

1. Kepuasan Pelanggan. Semakin baik hubungan perusahaan dengan klien atau

pelanggan, maka semakin besar peluang untuk pelanggan melakukan repeat

order dan menjadi loyal kepada produk atau jasa yang dipasarkan. Tidak jarang juga pelanggan yang loyal merupakan sarana untuk mendapatkan klien baru

untuk memasarkan produk kita.

2. Faktor Pengalaman. Pelanggan yang loyal telah melakukan pembelian terhadap

suatu produk secara berulang, dan faktor pengalaman terhadap produk maupun

pelayanan dari perusahaan membuat pelanggan tersebut melakukan repeat order. Pengalaman yang baik akan semakin membuat pelanggan menjadi nyaman dan

(23)

2.6 Media

Menurut Hasan (2005:726) media adalah alat (sarana) komunikasi seperti

koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk yang terletak di antara dua

pihak (orang, golongan, dan sebagainya). Dalam periklanan, media dibagi menjadi 2

jenis yaitu:

1. Media Lini Atas (Above The Line Media)

Media lini atas terdiri dari iklan-iklan yang dimuat dalam media cetak, media

elektronik (radio, TV, bioskop) serta media luar ruang (papan reklame dan

angkutan).

2. Media Lini Bawah (Bellow The Line)

Media lini bawah terdiri dari seluruh media selain media lini atas, seperti direct mail, pameran, brosur, sample produk, point of sale display material, spanduk, umbul-umbul, dan lainnya.

Above the line (ATL) Below the line (BTL) Target audience luas Target audience terbatas Lebih untuk menjelaskan sebuah

konsep atau ide. Tidak ada interaksi

langsung dengan audiens.

Media atau kegiatannya memberikan

audience kesempatan untuk merasakan,

menyentuh atau berinteraksi, bahkan

langsung action membeli.

TV, Radio, Majalah, koran, billboard Event, Sponsorship, Sampling,

(24)

promotion, Trade promotion, dll

Tabel 2.1 Perbedaan ATL & BTL Sumber :http://amaliamaulana.com

Seperti tampak pada tabel 2.1 dalam perancangan ini media promosi yang akan

digunakan adalah dengan menggunakan media print out meliputi above the line (iklan

majalah) yang ditujukan untuk menjangkau klien dalam skala besar dan below the

line (brosur dan katalog) sebagai sarana promosi yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang Sahabat Medika Sejahtera serta menggunakan media promosi

melalui website sebagai perluasan promosi untuk klien yang memiliki mobilitas

tinggi. Tujuan dari beberapa media tersebut adalah :

1. Untuk mencapai ‘orang yang yang memiliki pengaruh dalam pembelian’ yang

tidak terjangkau sebelumnya dan yang tidak diketahui sebelumnya (iklan majalah

serta brosur).

2. Katalog berfungsi untuk mengetahui para supplier atau klien dengan produk atau jasa yang ditawarkannya serta membantu penjual untuk membuat kontak dengan

orang-orang teknis dalam organisasi panitia pembelian tersebut.

3. Website atau biasa disebut pemasaran online merupakan salah satu dari

pemasaran langsung (direct marketing). Keuntungan dari pemasaran online

adalah akses informasi dan retrieval yang dan tidak ada pembatasan materi

(25)

2.7 Promosi

Promosi menurut Kotler adalah berbagai kegiatan yang dilakukan antar

perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk

meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya. Untuk meyakinkan nilai

komunikasi dan membangun hubungan dengan konsumen, maka perpaduan khusus

yang disebut bauran promosi merupakan salah satu cara untuk meraih tujuan iklan

dan pemasaran yang disampaikan.

Dalam buku A Glossary of Marketing Terms menyebutkan ada empat variabel

dalam promotion mix, yaitu:

a. Periklanan : bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang, dan

jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.

b. Personal selling : presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.

c. Publisitas : pendorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa,

atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan

sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.

d. Promosi penjualan : kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan, dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas pengecer.

Dalam perencanaan promosi ini menentukan tujuan promosi serta memilih media

yang dipakai harus terinci serta efektif dan efisien agar klien serta calon klien yang

akan dituju dapat mengetahui, serta mengingatkan produk-produk apa yang ada serta

(26)

2.8 Media Promosi dan Periklanan

Telah dijelaskan diatas bahwa promosi memiliki beberapa bauran promosi.

Frank Jefkins (1995:84) menyebutkan bahwa media promosi meliputi seperangkat

yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada calon pembeli.

Aplikasi media dalam promosi tergantung pada strategi dan tujuan yang ingin

dicapai.

Promosi menjadi lebih efektif jika digabungkan dengan iklan (Kotler dan

Keller, 2007 : 234). Iklan memiliki beberapa tujuan, antara lain:

a. Iklan Informatif

Iklan informatif ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahan

tentang produk baru atau produk yang sudah ada.

b. Iklan Persuasif

Iklan persuasif ini bertujuan untuk menciptakan menciptakan kesukaan,

preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produkatau jasa.

c. Iklan Pengingat

Iklan pengingat ini dimaksudkan untuk merangsang pembelian kembali produk

atau jasa.

d. Iklan Penguat

Iklan penguat ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli konsumen yang

(27)

Periklanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk

mengkomunikasikan produk atau jasa yang dihasilkan, dan memerlukan pembayaran

serta menggunakan media yang bervariasi. Dalam hal ini pemilihan media priklanan

yang tepat dapat ditempuh dengan menentukan jangkauan, frekuensi, dan dampak

yang diinginkan (memilih diantara berbagai jenis media utama, memilih sarana media

tertentu, memutuskan waktunya, serta memutuskan alokasi media secara geografis).

Maksud dari jangkauanadalah media yang akan kita gunakan mampu

menjangkau audience yang ditargetkan, sehingga media yang digunakan tidak sia-sia. Jangkauan berperan penting ketika meluncurkan produk baru, merek satu diantara

merek lainnya, perluasan merek terkenal, dan memburu pasar sasaran yang baru.

Frekuensi merupakan jumlah waktu penayangan iklan, jumlah waktu tersebut

dalam kurun waktu tertentu agar tepat dan efektif. Dalam hal ini frekuensi

penayangan akan berperan penting jika terdapat pesaing yang kuat, sesuatu yang

rumit untuk diceritakan, dan penolakan konsumen yang tinggi. Sedangkan dampak

merupakan efek akhir yang diinginkan setelah iklan tersebut tayang.

Selain menempuh langkah diatas ada beberapa variabel yang harus di

pertimbangkan pula untuk menentukan media periklanan yang tepat, diantaranya

kebiasaan media audience sasaran, ciri-ciri produk, ciri-ciri pesan, dan biaya yang akan dikeluarkan. Penyampaian iklan, baik untuk televisi, cetak maupun internet, bisa

dilakukan menggunakan berbagai cara, antara lain:

a. Maskot sebagai daya tarik (Pinokio pada iklan Pocari Sweat)

(28)

c. Tokoh/idola/bintang film/selebriti

d. Anak kecil, contoh: Pepsodent, susu anak, trika dan lain-lain

e. Orang tak dikenal yang akhirnya bisa menajdi terkenal.

Disamping itu penyampaiannya pun dapat dilakukan dengan gambar

kartun/humor, tokoh pelawak sebagai model, plesetan dari adegan film,

menggunakan imajinasi sex, pria ganteng, atau wanita cantik. Untuk klinik kecantikan penggunaan model wanita cantik sebagai simbol kecantikan (Kusrianto, 2007).

Menurut Kotler dan Keller (2007) dalam buku manajemen pemasaran

menyebutkan bahwa media terdiri atas media cetak (Koran dan majalah), media

penyiaran (radio, televisi), media jaringan (telepon, kabel, satelit, nirkabel), media

elektronik (rekaman, audio, video, video disk, CD-ROM, halaman internet), dan

media pajangan (papan reklame, tanda, poster). Setiap media tidak ada yang lebih

hebat dari media lainnya, karena setiap media pasti memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing dalam menjangkau sasarannya. Untuk itulah bentuk

media promosi sangat beragam karena sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas

(29)

2.9 Warna

Pemilihan warna yang tepat akan memberikan sebuah kesan pada desain yang

dibuat terutama pada desain dari media promosi yang akan dibuat. Dengan cara

mengharmonisasikan berbagai macam warna, menyeimbangkan warna serta kontras

pada warna, akan meninggalkan kesan pada audience. Warna-warna yang identik

dengan kesehatan, terutama pada alat kesehatan adalah warna biru, merah, hijau,

putih serta kuning. Adapun filosofi dari warna terhadap kesehatan menurut Ircham

Machfoedz dan Eko Suryani dalam bukunya tentang pendidikan kesehatan adalah:

a. Warna biru menandakanwarna penenang, lembut serta dapat membatasi dan

memperlambat proses yang memperkuat kondisi tubuh dan pikiran yang terlalu

aktif.

b. Warna merah merangsang energi dan vitalitas, mempertajam penglihatan,

pendengaran, penghangat, perasaan dan membantu untuk bertahan hidup.

c. Warna hijau dapat menenangkan susunan syaraf, membuat tenang, nyaman dan

bersifat alami serta menyejukkan.

(30)

2.10 Tipografi

Peranan tipografi (pemilihan huruf) sangat penting dalam sebuah

iklan.Tipografi merupakan representasi visul dari sebuah bentuk komunikasi verbal

dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif.Lewat kandungan nilai

fungsional dan nilai estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan

atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan

melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Empat prinsip pokok tipografi yang

mempengaruhi suatu desain yang baik adalah :

1. Legability. Seberapa berkualitas huruf tersebut agar dapat terbaca. Karya desain yang baik harusnya mampu memenuhi unsur keterbacaan yang tinggi dan tidak

membuat audiencesusah untuk membacanya.

2. Readability. Penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas.

3. Visibility. Merupakan kemampuan suatu huruf, kata atau kalimat dalam karya desain untuk dapat dibaca dari jarak tertentu.

(31)

2.11 Layout

Prinsip layout yang baik menurut Danang Sukmana, Natalia Afnita dan

Widyatmoko “Koskow” dalam blog dgi-indonesia.com yaitu urutan, penekanan,

keseimbangan, kesatuan dan konsistensi. Acuan dasar dari prinsip layout yang baik akan menjadi landasan yang kuat dalam mendesain layout dari perancang media

promosi PT.Sahabat Medika Sejahtera. Menurut Jefkin dalam bukunya Introduction

to Marketing, Advertising dan Public Relations, ada beberapa patokan dasar yang dikemukakan dalam merancang sebuah layout, yaitu :

1. The Law of Unity. Kesatuan dari setiap unsur desain: ilustrasi, teks, headline, subheadline, logo produk, animasi, gambar, dll..

2. The Law of Variety. Adanya variasi dalam perancangan untuk menghindari kebosanan audience. Variasi ini bisa dalam variasi huruf, baik ketebalan, jenis atau ukuran yang berbeda.

3. The Law of Balance. Keseimbangan setiap unsur desain sangat mempengaruhi tampilan secara keseluruhan karena dominasi unsur yang tidak tepat akan

mengaburkan informasi yang ingin disampaikan.

4. The Law of Rhythm. Maksudnya adalah gerak mata audience haruslah bergerak secara wajar. Informasi yang ingin ditampilkan muncul secara berirama dan

dalam urutan yang sesuai.

(32)

6. The Law of Proportion. Proporsi dari setiap unsur desain perlu diperhatikan agar tetap dalam satu kesatuan, harmonis, seimbang, namun tetap bervariasi.

7. The Law of Scale. Perpaduan antara warna gelap dan warna terang akan menghasilkan sesuatu yang kontras. Hal ini dapat dipakai untuk memberi tekanan

pada bagian tertentu di dalam layout.

Untuk mengatur layout, diperlukan pengetahuan akan jenis-jenis layout.

1. Mondrian Layout : Jenis desain yang mengacu pada karya Piet Modrian seorang pelukis asal Belanda, memiliki desain yang asimetris, menggunakan warna dasar

merah, kuning, biru serta garis hitam sebagai pemisah antar ruangan, unsur

gambar di tempatkan dalam bidang segi empat.

2. Axial Layout :Layout yang memiliki tampilan visual yang kuat di tengah halaman dengan tampilan elemen pendukung di sekeliling gambar utama biasanya berupa

gambar atau tulisan yang berhubungan dengan tampilan di tengah halaman

sebagai titik pusatnya.

3. Picture Window Layout :Tampilan gambar yang besar menjadi ciri utama tata letak ini, dan di ikuti dengan headline, keterangan gambar hanya memiliki porsi yang kecil.

4. Big Type Layout : Jenis tata letak yang menggunakan huruf yang besar sebagai unsur utama, gambar yang digunakan hanya berfungsi sebagai unsur pendukung

(33)

5. Silhouette Layout :Layout yang mengikuti alur bentuk gambar yang digunakan menjadi ciri desain jenis ini. Kadang juga digunakan dalam tampilan negatif

gambar (silhouette) untuk menguatkan pesan yang disampaikan.

6. Frame Layout :Menggunakan bingkai sebagai unsur utama desain ini, dimana pesan atau gambar utama diletakkan di dalam bingkai, atau bingkai tersebut

menjadi tema dalam desain yang digunakan.

7. Circus Layout :Susunan yang tidak beraturan dalam penempatan gambar / tulisan tetapi tertata dengan baik. Tampilan biasanya berupa banyak gambar produk

dalam satu halaman.

8. Rebust Layout :Gambar dan tulisan saling menjalin di dalam desain. Menggunakan gambar sebagai pengganti tulisan.

9. Story Board Layout :Sesuai dengan namanya tata letak jenis ini mengandung unsur cerita mengenai pesan yang akan disampaikan. Terdiri dari beberapa panel

yang simetris, dan tiap gambar dapat diberikan keterangan atau caption.

10. Type Speciment Layout :Menggunakan satu macam jenis huruf tertentu. Tulisan diatur sedemikian rupa untuk menampilkan pesan secara visual dan literal. Dan

biasanya jenis layout ini di dominasi oleh tulisan.

11. Multi Panel Layout :Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi

menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square

(34)

12. Copy Heavy Layout :Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing

(naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi layout-nya didominasi oleh

penyajian teks (copy).

13. Jumble Layout :Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari circus layout, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

14. Grid Layout : Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam

skala grid.

15. Bleed Layout : Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan :bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau trim sudah dipotong.

16. Vertical Panel Layout :Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertikal dan membagi layout iklan tersebut.

17. Alphabet Inspired Layout : Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan

diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita).

18. Angular Layout :Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.

(35)

20. Brace Layout : Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L ( L-Shape). Posisi bentuk L nya bias terbalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.

21. Two Mortises Layout : Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara deskriptif

mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.

22. Quadran Layout :Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume/isi yang berbeda.

23. Comic Script Layout :Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captions-nya.

Dalam perancangan ini fungsi layoutyaitu agar tatanan desain dari aplikasi media mempunyai arah yang jelas serta mengikuti konsep yang didapatkan dari hasil

pengamatan terhadap media promosi perusahaan.Layout dari aplikasi media promosi Sahabat Medika Sejahtera merupakan gabungan dari beberapa jenis layout, sehingga

diharapkan menimbulkan kesan yang flexible serta tidak monoton. Media promosi

yang menggunakan layout dengan komposisi yang tepat, akan memberikan efek yang

(36)

Perancangan media promosi ini menggunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2006:4) penelitian kualitatif merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis

maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sumber data kualitatif

adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada

narasumber yang bersangkutan dengan objek perancangan. Observasi dilakukan

untuk mencermati secara langsung secara visual terhadap kondisi objek penelitian.

Sementara dokumentasi diartikan sebagai catatan tertulis/gambar yang tersimpan

tentang sesuatu yang sudah terjadi, dalam hal ini dokumen berbentuk surat-surat,

laporan, dan foto yang bersangkutan dengan objek perancangan.Penelitian kuantitatif

digunakan untuk mengetehaui data penjualan serta data pelanggan yang ada di

perusahaan. Menurut Sugiyono (2003;14) data kuantitatif adalah data yang berbentuk

angka atau data kualitatif yang diangkakan.

(37)

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Dalam hal ini teknik pengumpulan data melalui data penelitian

kualitatif yang pada umumnya berupa informasi kategori substansif yang sulit

dinumerasikan. Menurut Kriyanton(2006;95), pengumpulan data yang menggunakan

riset kualitatif antara lain observasi dan wawancara serta didukung juga teknik

pengumpulan dokumentasi agar data yang dikumpulkan lebih lengkap.

1. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Kriyantono, 2006:100).

Dalam wawancara ini dilakukan secara terus menerus untuk menggali informasi

yang detail. Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan Bapak Ananta,

beliau merupakan direktur PT.Sahabat Medika Sejahtera. Wawancara diarahkan

dengan pertanyaan yang menyangkut loyalitas pelanggan serta media promosi

dan upaya yang telah dilakukan dalam memasarkan produk-produk dari

Sahabat Medika Sejahtera. Dari wawancara tersebut diketahui permasalahan,

kendala dan berbagai informasi pendukung penelitian lainnya.

2. Observasi.

Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung sesuatu objek

untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut

(Kriyantono, 2006:110). Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan

(38)

karakteristik dari klien.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatakan seluruh bukti yang berkaitan dengan metode promosi Sahabat

Medika Sejahtera berupa foto produk-produk yang dipasarkan. Dokumentasi

penting dilakukan untuk mendapatkan informasi yang mendukung penelitian

dan memperdalam data penelitian.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

deskriptif-kualitatif. Deskriptif yaitu penafsiran data yang dilakukan dengan

penalaran yang didasarkan pada data yang telah dikumpulkan. Setelah data-data yang

dibutuhkan telah terkumpul, dilakukan pengolahan atau analisis data yang mencakup

reduksi data, kategorisasi, sintesisasi, dan menyusun hipotesa kerja atau kesimpulan

(Moleong, 2006:288).

Analisis data dilakukan dengan beberapa tahap, yakni reduksi, penyajian data,

dan simpulan. Teknik reduksi data merupakan penyederhanaan jawaban-jawaban dari

seluruh pertanyaan yang telah diajukan kepada pihak-pihak tertentu dalam teknik

pengumpulan data, yang nantinya difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan

(39)

simpulan yang berisi uraian singkat sesuai dengan hasil penyajian.

Selanjutnya, berdasarkan hasil simpulan tersebut selesai dilaksanakan,

maka dibuat beberapa rancangan media promosi yang sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan. Dalam hal ini simpulan disusun dalam bentuk pernyataan singkat

dan mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

3.3.1 Hasil dan Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di kantor

PT.Sahabat Medika Sejahtera pada tanggal 18 November 2013 kepada Bapak Ananta

selaku direktur dari PT.Sahabat Medika Sejahtera bahwa turunnya penjualan alat

kesehatan disebabkan oleh turunnya loyalitas merek khususnya di daerah Jawa

Timur. Upaya promosi yang telah dilakukan salah satunya mengandalkan media

promosi serta word of mouth. Namun media promosi dan metode word of mouth

sendiri juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Media promosi merupakan salah

satu dari bentuk penjualan tidak langsung dimana kelebihan yang ada adalah

konsumen akan lebih setia (loyal) terhadap suatu merek dikarenakan informasi yang

mereka peroleh sebelum membeli produk tersebut telah masuk dalam pikiran dan hati

konsumen, selain itu konsumen memiliki kesempatan untuk memikirkan secara

matang sebelum membeli suatu produk. Sedangkan kelemahan dari penjualan tidak

(40)

suatu produk.

Kelebihan word of mouth menurut Rosen (2004) yaitu :

1. Selective process are less operative, yakni word of mouth dapat dianggap menyampaikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Tidak adanya motivasi

komersial dalam diri komunikator menjadikan informasi yang diberikan dapat

dipercaya dan obyektif sehingga penerima pesan mempunyai kepercayaan lebih

tinggi dalam mengambil keputusan pembelian.

2. Flexibility, yakni adanya komunikasi dua arah antara komunikator dengan penerima pesan, dapat langsung bertanya pada saat itu juga sehingga

mempertinggi adopsi informasi oleh penerima pesan dan mendapat feedback

yang cepat dari konsumen.

3. Social Control, yakni komunikasi yang mengikuti saran yang dikemukakan oleh komunikator dalam word of mouth sehingga akan lebih diterima oleh lingkungan komunikator dan begitu juga sebaliknya. Tekanan dan dorongan sosial ini tidak

dimiliki oleh sumber komunikasi lain sehingga pemasar dapat memanfaatkannya

dengan mempengaruhi opinion leader dari lingkungan tersebut.

4. Satisfactory buying decision, yakni apabila konsumen puas atas suatu produk maka akan tercipta motivasi untuk menceritakan manfaat produk kepada orang

lain.

(41)

1. Pesan yang disampaikan melalui komunikasi word of mouth harus dari orang yang memiliki kredibilitas yang baik.

2. Apabila konsumen tidak puas pada manfaat suatu produk maka akan tercipta

kesan tidak baik yang menimbulkan word of mouthnegatif dan akan lebih cepat tersebar daripada kesan baik yang diterima konsumen ketika puas pada suatu

produk.

3. Apabila telah tercipta kesan yang negatif maka word of mouthnegatif akan

dengan mudah tersebar luas dan tidak bisa dikendalikan.

Dengan melakukan metode pemasaran word of mouth dan media promosi saja

yang dilakukan oleh Sahabat Medika Sejahtera dirasa kurang dan akan berjalan lebih

lambat dalam strategi promosinya di benak klien. Maka dari itu didalam perancangan

ini dilakukan suatu cara pencegahan terhadap kesan yang negatif dari word of mouth negatif yang harus segera diantisipasi dan dicegah dengan melakukan promosi yang

positif melalui beberapa media seperti brosur, iklan majalah, katalog, serta website. Selain mempunyai media promosi dan strategi marketing word of mouth, Sahabat Medika Sejahtera sendiri sudah melakukan promosi dengan berbagai cara, salah

satunya adalah mengikuti pameran alat kesehatan serta bekerja sama dengan Dinas

Kesehatan Jawa Timur untuk mengikuti pameran-pameran tersebut. Dalam hal ini

media promosi untuk PT.Sahabat Medika Sejahtera sangat dibutuhkan selain untuk

mempertahankan loyalitas pelanggan dan meningkatkan penjualan terutama di daerah

(42)

Analisa studi eksisting dalam perancangan ini mengacu pada observasi

yang telah dilakukan terhadap obyek yang diteliti, media promosi terdahulu serta

kompetitornya.

Studi eksisting yang didapatkan dari observasi berupa data-data tertulis

maupun observasi yang dilakukan. Dari observasi yang dilakukan, didapatkan brosur,

katalog maupun website dari pihak Sahabat Medika Sejahtera. Kemudian untuk studi eksisting kompetitor, didapatkan dari data berupa file sebagai pendukung analisis yang berada di lapangan.

Brosur yang pernah dibuat oleh Sahabat Medika Sejahtera berisikan

[image:42.612.98.526.270.535.2]

beberapa produk yang dipasarkan serta informasi yang ada di setiap produk tersebut.

Gambar 3.1 Brosur PT.Sahabat Medika Sejahtera Sumber: PT.Sahabat Medika Sejahtera, 2013

Pada gambar di atas merupakan brosur terdahulu dari Sahabat Medika

Sejahtera. Baik pada bagian depan maupun bagian isi dari brosur tersebut,

(43)

mempunyai fokus khusus yang ditonjolkan.

1. Keunggulan Brosur PT.Sahabat Medika Sejahtera

Brosur Sahabat Medika Sejahtera ini memiliki kelengkapan produk beserta

informasi yang didapatkan jikalau membeli produk tersebut. Sehingga klien atau

customer dapat memahami keunggulan dari produk-produk tersebut.

2. Kelemahan Brosur PT.Sahabat Medika Sejahtera

Brosur ini memuat segala informasi tentang produk-produk yang dipasarkan,

sehingga belum fokus terhadap apa yang ditonjolkan oleh perusahaan.

Banyaknya informasi membuat minat untuk melihat brosur tersebut berkurang

dan secara keseluruhan desain brosur tersebut belum menarik dan tidak

mempunyai ciri khusus yang dapat diandalkan ketika pelanggan yang loyal ingin

memesan produk tersebut. Pemilihan layout dan tipografi yang kurang juga

menjadi salah satu faktor pemicu desain brosur tersebut kurang diperhatikan oleh

[image:43.612.103.520.189.540.2]

pelanggan.

(44)

Kurangnya distribusi promosi brosur Sahabat Medika Sejahtera dirasa menjadi

penyebab turunya loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Apabila brosur ini

berisi informasi yang mendukung penjualan serta memuat tentang solusi dari

produk tersebut, maka brosur tersebut berpeluang menjadi media promosi yang

efektif dan dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan pemasaran one-on-one marketing terhadap klien maupun pelanggan yang berada di daerah Jawa Timur. Selain brosur, aplikasi media promosi lain yang pernah dibuat adalah katalog dan

website. Katalog yang berisi daftar produk-produk dilengkapi dengan harga-harga, sedangkan website merupakan sebagian besar isi dari daftar produk beserta harga dan juga penjelasan tentang perusahaan

Gambar 3.3 di atas merupakan beberapa bagian dari katalog produk Sahabat

Medika Sejahtera yang terlihat lebih dari penempatan gambar-gambar dari produk

[image:44.612.98.523.271.546.2]

yang dipasarkan. Tetapi faktor penempatan yang terkesan sederhana serta pemilihan Gambar 3.3 Katalog PT.Sahabat Medika Sejahtera

(45)

tidak tampak. Hal tersebut harus di siasati dengan penempatan/layout dari gambar-gambar menjadi lebih baik dan terarah serta mampu memilih kertas yang mampu

meningkatkan kesan eksklusif dari perusahaan.

1. Segmentation

a. Demografis

i. Usia : Dewasa (28-55Tahun)

ii. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

iii. Profesi : Wiraswasta, swasta, Pemerintahan

iv. Pendidikan : Perguruan tinggi

b. Geografis

i. Wilayah : Jawa Timur

[image:45.612.101.512.241.666.2]

ii. Ukuran Kota : Kota Sedang – Besar

(46)

Psikografis disini mencakup kepribadian dari key person atau pengambil keputusan yang mempunyai keputusan final, tentang keputusan mengambil

barang yang ditawarkan perusahaan atau tidak. Karena perusahaan ini

berbasis B2B, gaya hidup dan lainnya tidak menentukan peranan dari

pengambil keputusan.

d. Behaviour

Sikap terhadap produk : Lebih mengutamakan kualitas produk dengan harga

yang kompetitif.

2. Targeting

Target yang dituju oleh Sahabat Medika Sejahtera adalah kepala pengadaan

barang (alat kesehatan) maupun klien-klien yang bergerak di bidang alat

kesehatan yang memiliki visi dan misi yang sama dan mengutamakan

kualitas produk.

3. Positioning

Dalam hal ini, PT. Sahabat Medika Sejahtera menempatkan dirinya sebagai

distributor alat kesehatan yang menyediakan produk-produk berkualitas

dengan layanan purna jual dan garansi terbaik sehingga dapat dipakai secara

terus menerus oleh rekan kerja atau klien dalam hal ini rumah sakit dan

(47)

Penjelasan tentang studi kompetitor yaitu kemiripan dengan produk yang

ditawarkan. Untuk kompetitor dari PT.Sahabat Medika Sejahtera yang menawarkan

alat-alat kesehatan, maka dipilihlah Alkesmart.com dan Indojaya Medika.

Masing-masing kompetitor tersebut memiliki pemosisian produk yang sama serta konsep

yang relatif sama. Dengan konsep distributor alat kesehatan mirip dengan Sahabat

Medika Sejahtera menjadikan para kompetitor ini sebagai pesaing yang kuat dalam

pemasaran alat kesehatan.

Analisis kompetitor mengacu pada pesaing Sahabat Medika Sejahtera yaitu

Alkesmart.com dan Indojaya Medika.

1. Segmentasi Kompetitor a. Demografis

i. Usia : 28-55 tahun

ii. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

iii. Profesi : Swasta, wiraswasta, pemerintahan, masyarakat biasa.

b. Geografis

i. Wilayah : Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, Malang dan Gresik)

ii. Ukuran Kota : Kota Sedang-Besar

c. Psikografis

Variabel psikografis disini lebih kearah faktor pengambilan keputusan serta

adanya kebutuhan akan alat kesehatan (contohnya penderita kolesterol atau

(48)

Sikap terhadap produk : membutuhkan, tertarik, respon positif.

2. Targeting Kompetitor

i. Alkesmart.com memiliki target seseorang atau distributor yang memiliki

kebutuhan terhadap alat kesehatan dan mampu melihat kesehatan sebagai

prioritas serta lebih cenderung ke arah e-commerce.

ii. Indojaya Medika memiiki target untuk seseorang klien yang mempunyai

kebutuhan akan alat kesehatan yang berkualitas dengan harga yang relatif

murah.

3. Positioning Kompetitor

i. Alkesmart.com menempatkan diri sebagai distributor alat kesehatan yang

menawarkan fasilitas pengantaran barang serta dapat memesan melalui

website yang ada sehingga customer tidak harus datang langsung ke showroom.

ii. Indojaya Medika memposisikan sebagai distributor alat kesehatan yang

menawarkan produk alat kesehatan serta jasa penginstalan yang berkualitas.

1. Analisis Kompetitor Alkesmart.com

a. Keunggulan Alkesmart.com

(49)

Yang menjadi ancaman bagi Alkesmart.com yaitu dengan konsep e-commerce dan media sosial, tidak semua customer memiliki akses internet serta waktu yang dihabiskan untuk browsing akan berdampak pada kegiatan yang lain.

2. Analisis Kompetitor Indojaya Medika

a. Keunggulan Indojaya Medika

Indojaya Medika merupakan distributor alat kesehatan serta pengadaan

peralatan rumah sakit. Produk yang ditawarkan beragam serta memiliki jasa

perbaikan alat kedokteran. Konsep pemasaran yang lebih banyak di

antaranya mempunyai anak perusahaan (Alkesmart.com) merupakan

keunggulan tersendiri dari perusahaan ini.

b. Peluang dan Tantangan Indojaya Medika

Mempunyai peluang untuk menjadi distributor dan pengadaan peralatan

kesehatan dan rumah sakit dengan konsep keragaman produk serta jasa.

Karena keragaman produk serta jasa yang ditawarkan membuat perusahaan

ini memiliki keuntungan tersendiri. Tetapi karena harga yang ditawarkan

relatif mahal serta produk dan jasa yang beragam, perusahaan tidak

(50)

Menurut Sarwono dan Lubis dalam buku Metode Riset untuk Desain

Komunikasi Visual (2007: 18-19), mengatakan bahwa SWOT digunakan untuk

menilai dan menilai ulang (re-evaluasi) suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan

sebelumnya dengan tujuan meminimumkan risiko yang mungkin timbul. Langkahnya

adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan

segi negatif yang berpotensi menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang

telah diambil.

Langkah analisisnya yaitu mengkaji hal atau gagasan yang akan dinilai

dengan cara memilah dan mengiventarisasi sebanyak mungkin segi kekuatan

(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancamana (threat). Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandung oleh obyek

yang dinilai, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal.

Hasil kajian dari keempat segi tersebut kemudian disimpulkan, meliputi

strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.

Penyusunan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu (sedapat

mungkin) hal-hal yang dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang positif,

nteral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks

Pakal yang terdiri dari :

a. Strategi PE-KU (S-O) / Peluang dan Kekuatan : Mengembangkan peluang

(51)

untuk mengatasi kelemahan.

c. Strategi A-KU (S-T) / Ancaman dan Kekuatan : Mengenali dan mengantisipasi

ancaman untuk menambah kekuatan.

d. Strategi A-LEM (W-T) / Ancaman dan Kelemahan : Mengenali dan

mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan. (Sarwono dan Lubis,

2007:18-19).

Analisis SWOT pada perancangan media promosi PT.Sahabat Medika Sejahtera

[image:51.612.106.536.287.703.2]

ini menggunakan tabel matriks SWOT yang akan dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Tabel Matriks SWOT Perancangan Media Promosi PT.Sahabat Medika Sejahtera

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2013

STRENGHTS WEAKNESS

1. Pelanggan yang tetap Media promosi masih

mengikuti PT. Asa Medika Pratama

2. Layanan purna jual Lebih mengandalkan

word of mouth, brosur dan katalog

3. Garansi produk Kuranganya kepekaan

terhadap brand loyalty perusahaan

4. Harga produk yang

kompetitif

Kegiatan promosi yang kurang

OPPORTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O

1. Masih banyak calon klien yang potensial

1. Mencoba mengeksplorasi calon klien dan mempertahankan pelanggan yang telah

setia

Kegiatan promosi berdiri sendiri guna menambah

klien baru

2. Konsep media promosi yang dapat dieksplorasi dengan penggunaan

keunggulan dari produk-produk

2. Memperbaiki dan

menambah media promosi yang sudah ada dengan fokus ke layanan

purna jual

Mengeksplorasi media promosi lebih beragam (S-W)

INTERNAL

(O-T)

(52)

Jawa Timur produk sesuai dengan dukungan PT. Asa

Medika Pratama

loyalitas terhadap perusahaan serta distributor utama (PT.

Asa Medika Pratama) 4. Media promosi competitor yang

kurang beragam serta kurang dalam hal penataan, serta lebih mengandalkan website dan word of

mouth

4. Memberikan paket

promosi agar semakin dikenal oleh calon klien khususnya di daerah Jawa

Timur

Menambah kegiatan promosi untuk jangka

panjang mengikuti perkembangan pasar alat kesehatan di Jawa Timur

THREAT STRATEGI S-T STRATEGI W-T

1. Perusahaan lain lebih mempunyai nama dengan klien yang kuat

1. Menggunakan pelanggan tetap sebagai kekuatan

dari media promosi

Mengefektifkan kegiatan promosi guna menekan

biaya yang tidak diperlukan 2. Proses pembayaran oleh klien yang

memakan waktu cukup lama dan terkesan berbelit-belit

2. Memberikan surat

perjanjian pembayaran terhadap klien yang sudah mengorder produk

Menciptakan media promosi yang efektif dan

beragam

3. Mempunyai produk-produk yang lebih beragam serta mampu

mengikuti spesifikasi yang diinginkan klien

3. Memberikan servis gratis terhadap klien yang

mengorder produk

Mengikuti pameran serta tender alat kesehatan guna mempertahankan

loyalitas pelanggan 4. Kompetitor lebih mengandalkan

e-commerce serta word of mouth

4. Media promosi yang lebih inovatif dan

mengikuti tren

Dari hasil analisis SWOT diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

penelitian ini membutuhkan strategi media promosi yang disesuaikan dengan

karakteristik pelanggan serta perusahaan. Dalam hal ini adalah menjadikan Sahabat

Medika Sejahtera sebagai distributor alat kesehatan yang memiliki media promosi

(53)

Dengan pemilihan judul “Perancangan Media Promosi PT.Sahabat Medika

Sejahtera Sebagai Upaya Mempertahankan Brand Loyalty”, untuk mendukung

pemecahan permasalahan diperlukan data-data yang terdapat di lapangan yang

menjadi latar belakang permasalahan tersebut, sehingga dari latar belakang dapat

digali pemecahan masalah yang sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Untuk pemilihan keyword atau kata kunci dari perancangan media promosi Sahabat Medika Sejahtera ini sudah dipilih dengan menggunakan dasar acuan

terhadap analisis data yang sudah dilakukan. Penentuan keyword diambil berdasarkan data yang sudah terkumpul dari hasil observasi, wawancara, hasil analisis SWOT dan

STP.

Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan beberapa kata kunci, yaitu

media promosi, word of mouth, golongan tua, jawa timur, sumber daya, serta alat kesehatan. Kemudian dari hasil analisis SWOT didapatkan kata kunci yaitu loyalitas.

Dan yang terakhir dari analisis STP didapatkan kata kunci bijaksana, kualitas,

(54)
[image:54.612.107.526.111.480.2]

Gambar 3.5 Analisis Keyword dari Hasil Pengumpulan Data Penelitian Sumber : Hasil Olahan Peneliti,2013

Dari hasil analisis keyword diatas, kepastian adalah suatu keadaan dimana Sahabat Medika Sejahtera benar-benar menunjukkan kepercayaan terhadap

pelanggan.

Ketepatan dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian, dilakukan oleh

(55)

panga pasar di daerah Jawa Timur yang rata-rata pelanggan atau partner dari perusahaan mempunyai tingkat loyalitas yang tinggi serta dilakukan dengan strategi

dan promosi yang tepat.

Promosi yang tepat di dukung oleh media promosi & strategi word of mouth yang efektif. Target pasar dari perusahaan yang menyasar ke konsumen yang berada

di daerah Jawa Timur. Dengan strategi promosi yang tepat, di dukung dengan

kualitas, layanan serta sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, media promosi

yang efektif dan efisien mampu menciptakan kesan positif terhadap perusahaan.

Dari hasil observasi dan wawancara, Ananta selaku direktur dari Sahabat

Medika Sejahtera, memposisikan perusahaannya sebagai distributor alat kesehatan

yang loyal terhadap partner atau customer. Terciptanya loyalitas akan didukung dengan promosi yang efektif, hal itu disadari oleh beliau dengan strategi SWOT yang

mengutamakan keunggulan serta pelayanan.

Perusahaan yang didirikan tahun 2009 ini mempunyai target audience yaitu

kepala pengadaan barang, bagian purchasing maupun customer individu yang

(56)

Dari hasil analisis keseluruhan keyword, maka konsep dari perancangan ini adalah “Kepastian”. Deskripsi konsep dari “Kepastian” adalah suatu keadaan dimana

kita benar-benar percaya atau tidak meragukan sama sekali tentang loyalitas dan

kualitas dari perusahaan guna mempertahankan pelanggan di tengah arus

perkembangan di bidang peralatan kesehatan. Definisi kepastian menurut KBBI

adalah perihal (keadaan) pasti; ketentuan; ketetapan.

Dalam hal ini konsep “Kepastian” memberikan positioning Sahabat

Medika Sejahtera sebagai distributor yang memberi layanan serta kualitas yang baik.

Dari konsep dan penentuan positioning tersebut, Sahabat Medika Sejahtera

ditargetkan untuk kalangan pemerintahan serta swasta yang memiliki rentang usia

antara 28 sampai 55 tahun. Target ditujukan kepada seseorang yang memiliki visi dan

misi yang sama dalam bidang peralatan kesehatan serta menginginkan produk yang

(57)
[image:57.612.103.511.145.653.2]
(58)

3.5.1 Tujuan Kreatif

Sebuah perancangan media promosi yang berguna dalam mempertahankan

loyalitas pelanggan, pembuatan konsep yang matang merupakan suatu keharusan.

Dengan adanya konsep ataupun kata kunci yang matang, harapan akan

visualisasi yang sesuai dengan konsep perancangan media promosi PT.Sahabat

Medika Sejahtera sebagai usaha mempertahankan brand loyalty akan tercapai.

Keyword yang terpilih merupakan hasil dari observasi dan wawancara, analisis SWOT, serta analisis STP yang telah melalui proses pengerucutan sehingga muncul

keyword “kepastian” sebagai acuan dari perancangan media promosi PT.Sahabat

Medika Sejahtera sebagai upaya mempertahankan brand loyalty.

Tujuan kreatif visual dari perancangan media promosi Sahabat Medika

Sejahtera ini dihadirkan dengan konsep keramahan serta rasa profesionalitas yang

ditunjukkan pada ilustrasi sehingga diharapkan memberikan rasa percaya dan mampu

menimbulkan loyalitas yang lebih terhadap perusahaan dengan style visual yang

modern. Dengan proses penyampaian pesan menggunakan pendekatan mendalam

(59)

Pada perancangan ini, strategi positioning merupakan strategi yang tepat dalam menamkan mereknya dibenak konsumen tentang produk dan bagaimana

produk yang ditawarkan dibandingkan dengan penawaran produk lain yang

kompetitif menjadi dasar yang populer dari pengembangan strategi kreatif. Dalam

perancangan ini, positioning dari Sahabat Medika Sejahtera diarahkan pada

penempatan sebuah produk untuk mendapatkan posisi yang baik dalam benak

konsumen. Strategi positioning adalah strategi yang berorientasi pada market leader. Positioning yang dilakukan bukan terhadap produk melainkan pengerjaan terhadap benak konsumen. Secara garis besar strategi ini mempunyai peranan yang penting

dalam memberikan solusi, baik dari sisi permasalahan customer maupun partner

kerja.

1. Tagline (Verbal)

Tagline pada perancangan ini adalah “Making Trust to be Trusted”. Pemilihan taglineini atas pertimbangan perusahaan yang memiliki keinginan tinggi untuk menjadi partner sekaligus sahabat yang dapat dipercaya oleh para customer maupun partner kerja. Dalam hal ini kepercayaan terhadap perusahaan harus mampu

dipertahankan dari banyaknya perusahaan di bidang yang sama.

2. Headline (Verbal)

(60)

berkomitmen lebih jauh terhadap kepercayaan yang telah diberikan oleh partner kerja maupun customer.

3. Teks Bodycopy (Verbal)

Pemilihan tipe font untuk bodycopy dipilih berdasarkan konsep “kepastian”, didasarkan pada pertimbangan style desain, segmentasi dari perusahaan, fungsi, serta karakter font yang mewakili sikap rasional dan formal dari Sahabat Medika Sejahtera. Pada teks tagline dan headline pemilihan jenis huruf Sans Serif dengan font yang dipilih yaitu “Aller”. Font tersebut dipilih karena pertimbangan dalam kemudahan pembacaan baik saat dicetak menggunakan huruf besar maupun huruf kecil.

Sedangkan pemilihan font pada teks bodycopy yang dipilih adalah jenis font “Whitney-Book” karena karakter font-nya yang mewakili sikap tegas serta rasional dari perusahaan.

4. Ilustrasi (Visual)

Gambaran ilustrasi dari perancangan ini mengarah pada seorang partner yang menunjukkan sikap profesionalisme serta kepercayaan antara satu sama lain. Segala

ilustrasi brosur, iklan majalah, cover katalog, maupun desain website menggunakan ilustrasi tersebut, yang bertujuan untuk memperkuat kesan “kepastian” terhadap citra

yang diberikan oleh perusahaan.

5. Tipografi (Visual)

Tipografi yang digunakan dalam perancangan ini ialah tipografi yang memiliki

(61)

diharapkan mendukung untuk mempertahankan loyalita

Gambar

Gambar 3.1 Brosur PT.Sahabat Medika Sejahtera Sumber: PT.Sahabat Medika Sejahtera, 2013
Gambar 3.2 Brosur PT.Sahabat Medika Sejahtera
Gambar 3.3 Katalog PT.Sahabat Medika Sejahtera Sumber: PT.Sahabat Medika Sejahtera, 2013
Gambar 3.4 Website PT.Sahabat Medika Sejahtera
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses berpikir kreatif peserta didik dalam menyelesaikan masalah open ended segiempat ditinjau berdasarkan gaya kognitif, pada peserta didik dengan gaya kognitif field

Komponen sub-elemen kendala utama yang menghambat pengelolaan air lintas wilayah berkelanjutan yang bersifat integral-holistik dan berbasis otonomi daerah terdiri dari: (1)

Data kualitatif diperoleh dari hasil validasi ahli materi, ahli media, perorangan, kelompok kecil, dan kelompok besar yang berupa penilaian modul pembelajaran motif

• Dalam lingkungan bisnis yang berubah cepat, setiap bisnis harus menang di market yang berubah, marketing harus dilihat sebagai “dealing with market” yang mengharuskan

Maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang dribbling dari maslah yang ada didalam perkuliahan sepak bola mahasiswa pjkr unisma bekasi, maka peneliti tertarik

Bakteria Asid Laktik ( LAB ) yang didapati pada ikan pekasam tilapia, lampam dan sepat ialah genus Lactobacillus sp. yang berbentuk rod, Gram-positif dan katalase-negatif.

b. Dalam ayat ini disebutkan bahwa hukuman tertinggi bagi tindak pembunuhan adalah dibunuh.. menerapkan hukuman tertinggi kepada pembunuh secara aniaya dan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanaman Modal dan