DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae
Data Peribadi
Nama : Nurul Nadiah Nazurah Binti Mohd Ali
NIM : 110100498
Alamat : Tasbi 1 Blok I No.28 Medan Sumatera Utara, Indonesia
Nomor Telpon : +62 822 7309 6116
Email : nurul.nadiah.nazurah@gmail.com Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal lahir : Kuala Lumpur, Malaysia / 28 Juni 1988 Warganegara : Malaysia
Agama : Islam
Status Pendidikan : Mahasiswi Fakultas Kedoktekran Universitas Sumatera Utara
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS, Sp.FK Judul Penelitian : Gambaran Kebiasaan Merokok di Kalangan Perempuan
Muda di Kota Medan Tahun 2014
Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenarnya.
Medan, 14 Juli 2014
KUESIONER PENELITIAN
“GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK DI KALANGAN PEREMPUAN MUDA DI
KOTA MEDAN, TAHUN 2014”
Petunjuk pengisian kuesioner:
Berikan tanda (√) pada satu jawaban yang anda pilih.
Data Peserta Penelitian
1. Usia : 15 – 19 tahun 30 – 34 tahun 20 – 24 tahun 35 – 39 tahun 25 – 29 tahun 40 – 44 tahun
2. Status pernikahan : Belum menikah Nikah Janda
3. Pendidikan terakhir : Sekolah Dasar Sarjana S1 Sekolah Menengah Pertama Sarjana S2
Sekolah Menengah Atas Sarjana S3
Diploma Lainnya (Sebutkan:………..)
4. Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta Pegawai bank Ibu rumah tangga Perawat Dokter Dosen Guru Sekretaris TNI POLRI Karyawan Pembantu rumah tangga Petani Buruh Lainnya (Sebutkan:………..…….…)
PERTANYAAN PENELITIAN
A. Kebiasaan Merokok Anda
1. Apakah mudah mendapatkan rokok di lingkungan anda? Ya Tidak
2. Dimanakah anda biasa membeli rokok?
Swalayan Café/Restoran
Penjual / kios rokok Tempat lainnya (Sebutkan:……….)
3. Berapa batang rokok yang rata-rata anda hisap setiap hari?
<10 batang 10 – 20 batang > 20 batang
4. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membeli rokok setiap hari? < Rp 15.000,00/hari
5. Apa jenis rokok yang biasa anda konsumsi?
Rokok putih berfilter Rokok putih non-filter Kretek berfilter
Kretek non-filter Cerutu Rokok daun
6. Pada usia berapa anda mula merokok?
< 15 tahun 15 – 20 tahun > 20 tahun
7. Sudah berapa lamakah anda merokok?
<10 tahun 10 – 19 tahun 20 – 29 tahun >30 tahun
8. Waktu kapankah anda biasa mengkonsumsi rokok?
Saat bangun tidur Dengan teh / kopi
Ketika mengemudi mobil/kereta Sesudah makan dan minum
Lain-lainnya : (Sebutkan)………
9. Siapakah di antara keluarga anda yang merokok?
Ayah Ibu Suami
Kakak Abang Adik
Tidak ada Anggota keluarga lainnya (Sebutkan):………
10. Siapakah perokok di lingkungan yang dekat dengan anda?
Teman sekamar/kos Teman di kantor
Teman yang punya hobi sama dengan anda Pacar
Tidak ada
11. Apakah penyebab atau alasan yang membuat anda sering merokok? a) Masalah yang dialami
Masalah rumah tangga Masalah peribadi
Masalah di tempat kerja Masalah Keuangan
Ketegangan mental (Stress) Tidak ada
b) Pengaruh dari lingkungan
‘Trending’/Agar kelihatan ‘keren’ Pengaruh keluarga
Rasa ingin mencoba Pengaruh teman
Dipengaruhi oleh anggapan masyarakat Pengaruh iklan rokok di
media massa
B. Hubungan rokok dan kesehatan
12. Apakah anda tahu bahwa kebiasaan merokok itu berbahaya bagi kesehatan tubuh? Ya Tidak
13. Apakah isi kandungan rokok yang anda tahu?
Tar Nikotin Asam Organik
14. Apakah zat kimia kandungan rokok yang utama?
Tar Nikotin Karbon monoksida
15. Keluhan apa yang anda rasakan akibat kebiasaan anda mengkonsumsi rokok?
Dada terasa sakit Rasa pusing di kepala Badan terasa fatigue/lemah Sesak nafas Rasa mual/muntah Tampak lebih cepat tua
Batuk Tidak ada
16. Apakah anda pernah mempunyai hasrat untuk ingin berhenti merokok? (Jika menjawab “Tidak” , maju ke pertanyaan No. 21)
Ya Tidak
17. Apakah alasan utama anda untuk berhenti merokok?
Atas nasihat dokter anda Memperburuk kondisi kesehatan
Atas nasihat keluarga Setelah mengetahui bahaya merokok dari berbagai media informasi
Atas nasihat teman Masalah keuangan
Atas kemauan sendiri Alasan lainnya (Sebutkan) :………..
18. Bagaimana cara anda untuk mencoba berhenti merokok? Mengikuti cara yang disarankan oleh dokter anda
Mengurangi batang rokok yang dihisap per hari secara bertahap
Menukar kebiasaan merokok dengan mengkonsumsi cemilan (makanan kecil)
Menggunakan alternatif lain (Sebutkan):………
19. Apakah usaha anda untuk berhenti merokok berhasil?
Ya Tidak
20. Jika ‘Tidak’, mengapa tidak berhasil? Karena pengaruh teman yang perokok
Karena niat ‘terakhir’ untuk berhenti merokok tidak bertahan lama
Karena kehilangan rasa relaksasi atau ketenangan serta mengurangi kecemasan atau ketegangan
Lain – lain (Sebutkan):..………..
21. Apakah kesan atau dampak jangka pendek dari kebiasaaan merokok anda?
Gigi menjadi kuning Mulut berbau
Gusi menjadi hitam Kuku kuning dan tangan berbau
Kulit berkerut dan kering
22. Apakah anda tahu akan kesan atau dampak jangka panjang dari kebiasaan merokok anda?
Menurunkan fertilitas/impotensi
Penyakit Jantung Koroner
Kanker kulit, mulut, bibir dan kerongkongan Mengancam kehamilan
23. Bagaimana pendapat anda, tentang iklan rokok yang ditayangkan di media massa? Perlu dibatasi jumlahnya
Tidak dengan gamblang menunjukkan tampilan rokoknya
Menyebutkan dan menampilkan gambar dampak negatif rokok Tampilannya jangan terlalu mencolok dan berlebihan
Perlu didukung, karena meningkatkan pendapatan pemerintah
24. Pada pendapat anda, adakah mudah untuk anak (dibawah usia 18 tahun) mendapatkan rokok di lingkungan anda?
Ya Tidak
25. Pada pandangan anda, mengapa hal demikian boleh terjadi (Ikutan dari soal No.11)? Penjual lebih mementingkan keuntungan
Harga rokok yang murah dan mudah didapatkan
Tidak ada tindakan tegas ke atas penjual yang menjual rokok pada anak dibawah umur
Lain-lain : (Sebutkan)………
LEMBAR PENJELASAN Kepada Yth, Ibu/ Sdri:
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nurul Nadiah Nazurah
NIM : 110100498
Alamat : Tasbih 1, Blok I, No.28, Medan, Sumut, Indonesia. adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), Medan yang akan melaksanakan penelitian dengan judul:
“Gambaran kebiasaan merokok di kalangan perempuan muda di kota Medan, tahun 2014”.
Melalui lembar penjelasan ini ingin menjelaskan berbagai hal berkenaan dengan pelaksanaan penelitian dengan judul di atas. Banyak hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa kebiasaan merokok memberi dampak negatif bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat.
Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan masukan bagi pihak-pihak terkait yang mempunyai kewenangan dengan masalah ini, untuk merencanakan / menyusun program pencegahan kebiasaan merokok dan upaya penanggulangan efek buruk dari kebiasaan merokok di kalangan perempuan muda, yang akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat.
Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai ibu/sdri dan pengisian daftar pertanyaan (kuesioner). Identitas pribadi ibu/sdri akan dirahasiakan dan penelitian ini tidak akan merugikan ibu/sdri sebagai peserta penelitian (responden). Informasi yang diperoleh dari penelitian ini hanya akan digunakan sebagai masukan untuk kepentingan penyusunan progam pencegahan kebiasaan merokok dan penanggulangan masalah akibat kebiasaan merokok di kalangan perempuan mudan di kota Medan.
Saya sangat mengharapkan kesediaan ibu/sdri menjadi peserta penelitian (responden) pada penelitian ini. Bila ibu/sdri bersedia, mohon ibu/sdri memberikan jawaban / mengisi daftar pertanyaan (kuesioner) yang diberikan kepada ibu/sdri dengan sejujur-jujurnya, dan bersedia menandatangani persetujuan keikutsertaan ibu/sdri pada penelitian ini. Jika ibu/sdri tidak bersedia menjadi responden, tidak ada sanksi apapun bagi ibu/sdri sekalian. Atas perhatian dan kesediaan ibu/sdri menjadi peserta penelitian ini, saya ucapkan ribuan terima kasih.
Medan, 24 Juni 2014 Peneliti,
LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI PESERTA PENELITIAN
Setelah membaca lembar penjelasan dan mendapat penjelasan langsung dari peneliti, serta memahami berbagai hal berkenaan dengan pelaksanaan penelitian yang berjudul:
“Gambaran kebiasaan merokok di kalangan perempuan muda di kota Medan, tahun 2014”.
Maka, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur : tahun
Pekerjaan :
Status perkawinan : belum kawin / kawin / janda
Alamat :
menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dengan judul di atas. Bila suatu saat saya ingin mengundurkan diri sebagai peserta penelitian, tidak ada sanksi apapun yang akan diberikan kepada saya.
Medan, 2014. Peserta penelitian,
Umur Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
18 1 .9 .9 .9
19 2 1.8 1.8 2.8
20 10 9.2 9.2 11.9
21 13 11.9 11.9 23.9
22 14 12.8 12.8 36.7
23 12 11.0 11.0 47.7
24 11 10.1 10.1 57.8
25 6 5.5 5.5 63.3
26 3 2.8 2.8 66.1
27 4 3.7 3.7 69.7
28 4 3.7 3.7 73.4
29 2 1.8 1.8 75.2
30 3 2.8 2.8 78.0
31 2 1.8 1.8 79.8
32 2 1.8 1.8 81.7
33 2 1.8 1.8 83.5
35 1 .9 .9 84.4
37 1 .9 .9 85.3
38 5 4.6 4.6 89.9
39 3 2.8 2.8 92.7
40 2 1.8 1.8 94.5
41 2 1.8 1.8 96.3
42 1 .9 .9 97.2
43 1 .9 .9 98.2
44 2 1.8 1.8 100.0
Kelompok Usia 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1.00 3 2.8 2.8 2.8
2.00 60 55.0 55.0 57.8
3.00 19 17.4 17.4 75.2
4.00 9 8.3 8.3 83.5
5.00 10 9.2 9.2 92.7
6.00 8 7.3 7.3 100.0
Total 109 100.0 100.0
Kecamatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Medan Belawan 4 3.7 3.7 3.7
Medan Petisah 8 7.3 7.3 11.0
Medan Baru 6 5.5 5.5 16.5
Medan Polonia 4 3.7 3.7 20.2
Medan Timur 2 1.8 1.8 22.0
Medan Tembung 4 3.7 3.7 25.7
Medan Perjuangan 7 6.4 6.4 32.1
Medan Area 8 7.3 7.3 39.4
Medan Maimun 1 .9 .9 40.4
Medan Kota 19 17.4 17.4 57.8
Medan Johor 2 1.8 1.8 59.6
Medan Labuhan 5 4.6 4.6 64.2
Medan Amplas 1 .9 .9 65.1
Medan Denai 1 .9 .9 66.1
Medan Deli 5 4.6 4.6 70.6
Medan Marelan 5 4.6 4.6 75.2
Medan Helvetia 9 8.3 8.3 83.5
Medan Sunggal 8 7.3 7.3 90.8
Medan Selayang 9 8.3 8.3 99.1
Medan Barat 1 .9 .9 100.0
Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Pelajar/Mahasiswi 40 36.7 36.7 36.7
Wiraswasta 27 24.8 24.8 61.5
Pegawai bank 1 .9 .9 62.4
Ibu rumah tangga 24 22.0 22.0 84.4
Dokter 1 .9 .9 85.3
Sekretaris 1 .9 .9 86.2
Karyawan 15 13.8 13.8 100.0
Total 109 100.0 100.0
Status Pernikahan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Belum Menikah 68 62.4 62.4 62.4
Nikah 37 33.9 33.9 96.3
Janda 4 3.7 3.7 100.0
Total 109 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Sekolah Menengah Pertama 1 .9 .9 .9
Sekolah Menengah Atas 53 48.6 48.6 49.5
Diploma 13 11.9 11.9 61.5
Sarjana S1 42 38.5 38.5 100.0
Lama Merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
<10 tahun 89 81.7 81.7 81.7
10-19 tahun 19 17.4 17.4 99.1
20-29 tahun 1 .9 .9 100.0
Total 109 100.0 100.0
Usia Mula Merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
<15 tahun 4 3.7 3.7 3.7
15-20 tahun 34 31.2 31.2 34.9
>20 tahun 71 65.1 65.1 100.0
Total 109 100.0 100.0
Jenis Rokok Yang Dikonsumsi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Rokok putih berfilter 93 85.3 85.3 85.3
Rokok putih non-filter 1 .9 .9 86.2
Kretek berfilter 14 12.8 12.8 99.1
Kretek non-filter 1 .9 .9 100.0
Total 109 100.0 100.0
Batang Rokok Yang Dihisap Setiap Hari
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
<10 batang 69 63.3 63.3 63.3
10-20 batang 32 29.4 29.4 92.7
>20 batang 8 7.3 7.3 100.0
Waktu Kapan Konsumsi Rokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Dengan teh/kopi 63 57.8 57.8 57.8
Ketika mengemudi
mobil/kereta
3 2.8 2.8 60.6
Sesudah makan dan minum 43 39.4 39.4 100.0
Total 109 100.0 100.0
Mudah Mendapatkan Rokok di Lingkungan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ya 108 99.1 99.1 99.1
Tidak 1 .9 .9 100.0
Total 109 100.0 100.0
Tempat Membeli Rokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Swalayan 37 33.9 33.9 33.9
Penjual/Kios rokok 72 66.1 66.1 100.0
Total 109 100.0 100.0
Biaya Keluar Untuk Beli Rokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
<Rp 15.000,00/hari 67 61.5 61.5 61.5
Rp 15.000,00 - Rp
30.000,00
34 31.2 31.2 92.7
>Rp 30.000,00 8 7.3 7.3 100.0
Ahli Keluarga Yang Merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ayah 47 43.1 43.1 43.1
Ibu 21 19.3 19.3 62.4
Suami 14 12.8 12.8 75.2
Kakak 3 2.8 2.8 78.0
Abang 11 10.1 10.1 88.1
Adik 1 .9 .9 89.0
Tidak ada 12 11.0 11.0 100.0
Total 109 100.0 100.0
Perokok Lingkungan Yang Dekat Dengan Anda
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Teman sekamar/kos 10 9.2 9.2 9.2
Teman di kantor 9 8.3 8.3 17.4
Teman yang punyai hobi
yang sama dengan anda
61 56.0 56.0 73.4
Pacar 12 11.0 11.0 84.4
Tidak ada 17 15.6 15.6 100.0
Total 109 100.0 100.0
Penyebab Merokok: Masalah Yang Dialami
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Masalah rumahtangga 1 .9 .9 .9
Masalah peribadi 6 5.5 5.5 6.4
Masalah di tempat kerja 5 4.6 4.6 11.0
Masalah Keuangan 3 2.8 2.8 13.8
Ketegangan Mentel (Stress) 4 3.7 3.7 17.4
Tidak ada 90 82.6 82.6 100.0
Penyebab Merokok: Pengaruh dari Lingkungan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
'Trending'/Agar kelihatan
keren
11 10.1 10.1 10.1
Pengaruh keluarga 7 6.4 6.4 16.5
Rasa ingin mencoba 26 23.9 23.9 40.4
Pengaruh teman 62 56.9 56.9 97.2
Pengaruh iklan rokok di
media massa
3 2.8 2.8 100.0
Total 109 100.0 100.0
Pengetahuan: Bahayanya Rokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 109 100.0 100.0 100.0
Pengetahuan: Isi kandungan rokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tar 23 21.1 21.1 21.1
Nikotin 85 78.0 78.0 99.1
Tembakau 1 .9 .9 100.0
Total 109 100.0 100.0
Pengetahuan: Zat Kimia rokok yang utama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tar 9 8.3 8.3 8.3
Nikotin 100 91.7 91.7 100.0
Keluhan daripada Kebiasaan Merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Dada terasa sakit 11 10.1 10.1 10.1
Rasa pusing di kepala 37 33.9 33.9 44.0
Badan terasa fatigue/lemah 4 3.7 3.7 47.7
Sesak nafas 8 7.3 7.3 55.0
Rasa mual/muntah 10 9.2 9.2 64.2
Tampak lebih cepat tua 1 .9 .9 65.1
Batuk 25 22.9 22.9 88.1
Tidak ada 13 11.9 11.9 100.0
Total 109 100.0 100.0
Hasrat Ingin Berhenti Merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ya 93 85.3 85.3 85.3
Tidak 16 14.7 14.7 100.0
Total 109 100.0 100.0
Alasan Utama Berhenti Merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Atas nasihat keluarga 2 1.8 2.2 2.2
Atas nasihat teman 4 3.7 4.3 6.5
Atas kemauan sediri 24 22.0 25.8 32.3
Memperburuk kondisi
kesehatan
59 54.1 63.4 95.7
Setelah mengetahui bahaya
merokok dari berbagai
media informasi
3 2.8 3.2 98.9
Masalah keuangan 1 .9 1.1 100.0
Total 93 85.3 100.0
Missing System 16 14.7
Cara Berhenti Merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Mengurangi batang rokok
yang dihisap per hari secara
bertahap
81 74.3 87.1 87.1
Menukar kebiasaan
merokok dengan
mengkonsumsi cemilan
(makanan kecil)
12 11.0 12.9 100.0
Total 93 85.3 100.0
Missing System 16 14.7
Total 109 100.0
Usaha Berhenti Merokok Berhasil
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ya 0 .0 .0 .0
Tidak 93 85.3 100.0 100.0
Total 93 85.3 100.0
Missing System 16 14.7
Total 109 100.0
Mengapa Tidak Berhasil
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Karena pengaruh teman
yang perokok
39 35.8 41.9 41.9
Karena niat 'terakhir' untuk
berhenti merokok tidak
bertahan lama
38 34.9 40.9 82.8
Karena kehilangan rasa
relaksasi atau ketenangan
serta mengurangi
kecemasan atau
ketegangan
16 14.7 17.2 100.0
Total 93 85.3 100.0
Missing System 16 14.7
Kesan Jangka Pendek dari Kebiasaan Merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Gigi menjadi kuning 16 14.7 14.7 14.7
Mulut berbau 90 82.6 82.6 97.2
Gusi menjadi hitam 2 1.8 1.8 99.1
Kulit berkerut dan kering 1 .9 .9 100.0
Total 109 100.0 100.0
Kesan Jangka Panjang dari Kebiasaan Merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Menurunkan
fertilitas/impotensi
15 13.8 13.8 13.8
Penyakit jantung koroner 4 3.7 3.7 17.4
Kanker kulit, mulut, bibir dan
kerongkongan
15 13.8 13.8 31.2
Mengancam kehamilan 66 60.6 60.6 91.7
Penyakit paru 9 8.3 8.3 100.0
Total 109 100.0 100.0
Pendapat: Iklan rokok yang ditayangkan di media massa
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Perlu dibatasi jumlahnya 39 35.8 35.8 35.8
Tidak dengan gamblang
menunjukkan tampilan
rokoknya
18 16.5 16.5 52.3
Menyebutkan dan
menampilkan gambar
dampak negatif rokok
40 36.7 36.7 89.0
Tampilannya jangan terlalu
mencolok dan berlebihan
10 9.2 9.2 98.2
Perlu didukung, karena
meningkatkan pendapatan
pemerintah
2 1.8 1.8 100.0
Pendapat: Apakah mudah untuk anak (dibawah usia 18 tahun) mendapatkan rokok?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ya 108 99.1 99.1 99.1
Tidak 1 .9 .9 100.0
Total 109 100.0 100.0
Alasan anak (dibawah usia 18 tahun) mudah mendapatkan rokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Penjual lebih mementingkan
keuntungan
8 7.3 7.3 7.3
Harga rokok yang murah
dan mudah didapatkan
11 10.1 10.1 17.4
Tidak ada tindakan tegas ke
atas penjual yang menjual
rokok pada anak dibawah
umur
89 81.7 81.7 99.1
Lain-lain 1 .9 .9 100.0
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, R.F. dan Hendriani, W., 2012. Proses Berhenti Merokok Secara Mandiri Pada Mantan Pecandu Rokok Dalam Usia Dewasa Awal. Jurnal
Psikologi Pendidikan dan Perkembangan.Vol. 1 No. 02, Juni 2012 Azkha, N., 2013. Studi Efektivitas Penerapan Kebijakan PERDA Kota Tentang
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Dalam Upaya Menurunkan Perokok Aktif Di Sumatera Barat Tahun 2013. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. 2 (4) : 171 - 179
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Jakarta BkkbN, 2013. Profil Kependudukan dan Pembangunan Di Indonesia tahun 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Jumlah Penduduk menurut Jenis
Kelamin,Rasio Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota, 2012. Tersedia di: http://sumut.bps.go.id/?opt=1&qw=tstasek&kd=2412
Data Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2010. Tersedia di:
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_su byek=12¬ab=1 [Updated 23 March 2013]
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan (RPJP-K) bagi tahun 2005-2025. Tersedia:
http://dinkes.ntbprov.go.id/sistem/data-dinkes/uploads/2013/10/RPJPK-2005_2025.pdf
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Doe, J. & DeSanto, C., 2009. Smoking’s Immediate Effects On The Body. Campaign For Tobacco-Free Kids. Tersedia di:
http://www.tobaccofreekids.org/research/factsheets/pdf/0264.pdf Faslah, F., Wardoyo, A.Y.P., & Widodo, C.S., 2012. Pengaruh Penggunaan
Flandorfer, P., Wegner, C., and Buber, I., 2010. ‘Gender Roles and Smoking Behaviour’. Vienna Institute of Demography Working Papers. Austrian Academy of Sciences.
Ginting, T., 2012. Pengaruh Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perilaku Merokok Siswa SMP di SMP Swasta Dharma Bakti Medan tahun 2011. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung. Tersedia di: uda.ac.id Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014. Tersedia di: http://kbbi.web.id/
Lestari, Y., 2010. Perilaku Kesehatan Reproduksi Pada Perokok Wanita Di Kota Surakarta. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Maharani, T.D., Soeharto, B. P. & Julianti, H.P., 2011. Perilaku Merokok Pada Dosen Pria Fakultas Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Buku Bunga Rampai Fakta Tembakau dan Permasalahannya. Tobacco Control Support Center - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Mulyaningsih, T.R., 2009. Penentuan Unsur Logam Dan Distribusinya Dalam Komponen Rokok Dengan Metode K0-Analisis Aktivasi Neutron Instrumental. Pusat Teknologi Bahan dan Industri Nuklir – BATAN. 2009:56 ISSN 1411–240X
Portal Resmi Pemerintah Kota Medan. Kecamatan Kota Medan. pemkomedan.go.id
Prasetya, L.D., 2012. Pengaruh Negatif Rokok bagi Kesehatan di Kalangan Remaja, MK Problematika PLS. Tersedia di: imadiklus.googlecode.com Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Data
Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014. Departemen Kesehatan. Tersedia di:
http://www.depkes.go.id/downloads/Buku%20PSPK%202011%20-%202014.pdf
Reimondos, A., Utomo, I.D., McDonald, P., Hull, T., Suparno, H., and Utomo, A., 2010. Merokok dan Penduduk Dewasa Muda di Indonesia. The 2010 Greater Jakarta Transition to Adulthood Survey, Policy Background No. 2. Australian National University & Pusat Penelitian Kesehatan
Universitas Indonesia. Tersedia di:
http://adsri.anu.edu.au/sites/default/files/research/transition-to-adulthood/Policy_Background_%232_Smoking-Bhs_Indonesia.pdf Sadli, M., dan Riantirtando, R., 2010. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-Laki Usia 40 Tahun Keatas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tegalgubuk Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon Tahun 2010. Jurnal Kesehatan Kartika, Vol. 18 (1) : 18–25 Tersedia di:
http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/files/2011/201104/201104-003.pdf
Salawati, T. & Amalia, R., 2010. Perilaku Merokok Di Kalangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang (Smoking behaviour among students in UNIMUS). Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010:172-180 ISBN: 978.979.704.883.9
Sastroasmoro, S. & Ismael, S., 2011. Perkiraan besar sampel. In: Madiyono, B. et al. (eds). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 4th ed. Jakarta : CV. Sagung Seto, 348-381
Southeast Asia Initiative on Tobacco Tax (SITT) of the Southeast Asia Tobacco Control Alliances (SEATCA), 2013. ASEAN Tobacco Tax Report Card: Regional Comparisons and Trends. Tersedia di:
http://seatca.org/dmdocuments/ASEANTaxReportCardMay13forWEB.p df
Tirtosastro, S. & Murdiyati, A.S., 2010. Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok. Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(1), April
2010:33-43 ISSN: 2085-6717
Tobacco Control Support Center (TCSC) & Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia. Atlas Tembakau Indonesia, Edisi 2013. Tersedia di:
http://tcsc-indonesia.org/wp-content/uploads/2014/02/Atlas.pdf World Health Organization, Regional Office for South East Asia. 2012. Global
World Health Organization Expert Committee, Health Statistics And Information Systems. Definition of an older or elderly person Tersedia di:
http://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskritif murni. Berdasarkan tujuannya, kerangka konsep penelitian: “Gambaran kebiasaan merokok di kalangan perempuan muda di Kota Medan (Tahun 2014)”, dapat dijabarkan seperti diagram di bawah ini:
Gambar 3.1 Diagram kerangka konsep penelitian “Gambaran kebiasaan merokok di kalangan perempuan muda di Kota Medan, tahun 2014”
• Rentang usia terbanyak perempuan muda perokok
• Status perkawinan perempuan muda perokok
• Tingkat pendidikan perempuan muda perokok
• Lapangan pekerjaan/profesi perempuan muda perokok
• Rerata jumlah rokok yang dikonsumsi/hari oleh perempuan muda
perokok
• Rerata biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi rokok oleh perempuan
muda perokok
• Jenis rokok yang dikonsumsi oleh perempuan muda perokok
• Nilai rerata usia mulai merokok di kalangan perempuan muda perokok
• Nilai rerata lama kebiasaan merokok di kalangan perempuan muda
perokok
• Waktu/kapan kebiasaan merokok di kalangan perempuan muda perokok
• Pengaruh faktor lingkungan perokok di kalangan perempuan muda
perokok
• Penyebab/alasan utama kebiasaan merokok di kalangan perempuan
muda perokok
• Masalah kesehatan (keluhan, kesan / dampak) yang berkaitan dengan
konsumsi rokok yang dialami oleh perempuan muda perokok
• Cara/upaya penghentian kebiasaan merokok serta penyebab kegagalan
penghentian kebiasaan merokok di kalangan perempuan muda perokok
• Pendapat perempuan muda perokok tentang mudahnya jualan rokok di
pasaran kepada anak dibawah usia 18 tahun
• Pendapat perempuan muda perokok tentang paparan iklan rokok di
media massa
Kebiasaan merokok di kalangan
perempuan muda di
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Definisi
Kebiasaan merokok diartikan sebagai perilaku mengkonsumsi rokok yang dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu (Ramdhani, M., 2013):
a. Perokok ringan yaitu perokok yang menghabiskan rokok 1-10 batang sehari.
b. Perokok sedang yaitu perokok yang menghabiskan rokok 11-20 batang sehari.
c. Perokok berat yaitu perokok yang merokok sekitar > 20 batang sehari.
Perempuan muda adalah perempuan yang berumur di antara usia 15 tahun hingga 44 tahun (GATS, 2011).
Media massa terbagi dua iaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak (Surat kabar, majalah, tabloid, koran, brosur); Media elektronik (radio, televisi, internet) dan lain-lain.
Iklan rokok adalah setiap tampilan yang mempromosikan konsumsi rokok oleh masyarakat melalui media massa ataupun papan iklan.
3.2.2. Cara ukur
Cara ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai peserta penelitian.
3.2.3. Alat Ukur
3.2.4. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan adalah berupa kuesioner yang diukur secara nominal.
3.2.5. Hasil Pengukuran
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Pemilihan jenis penelitian dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan dari penelitian iaitu ingin mengetahui gambaran kebiasaan merokok dikalangan perempuan muda di Kota Medan, tahun 2014.
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kota Medan yang mencakupi 21 kecamatan. Lokasi ini dipilih kerana jumlah perokok di kalangan perempuan muda yang merokok saat ini di Kota Medan secara berkelompok tidak diketahui jumlahnya karena belum ada penelitian mengenai kasus ini. Penelitian ini dilakukan pada jangka waktu pada bulan Agustus 2014 sehingga dengan Oktober 2014. Waktu perjalanan penelitian ini telah ditentukan oleh pihak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
muda perokok dari rentang umur 15 tahun hingga 44 tahun yang merokok saat ini di Indonesia yang berjumlah 676,800 orang (GATS, 2011).
4.3.2. Sampel
Sampel penelitian adalah perempuan muda perokok yang mempunyai kebiasaan merokok saat ini di Kota Medan. Sampel penelitian ini dipilih apabila memenuhi kriteria berikut:
4.3.2.1. Kriteria Inklusi
1. Perempuan muda perokok saat ini dari rentang umur 15 tahun sehingga dengan 44 tahun yang menetap di Kota Medan.
4.3.2.2. Kriteria Eksklusi
1. Perempuan muda perokok saat ini yang bukan dari rentang usia 15 tahun sehingga dengan 44 tahun yang menetap di Kota Medan. 2. Orang yang tidak bersedia menjawab kuesioner.
4.3.3. Teknik Pemilihan Sampel
Tabel 4.1 Pembagian wilayah bagi perlaksanaan penelitian di Kota Medan
WILAYAH KECAMATAN
I Medan Belawan Medan Labuhan Medan Marelan
Medan Deli
II Medan Helvetia Medan Sunggal Medan Selayang Medan Tuntungan III Medan Barat
Medan Petisah Medan Baru Medan Polonia IV Medan Timur
Medan Tembung Medan Perjuangan
Medan Area
V Medan Maimun
Medan Kota Medan Johor Medan Amplas Medan Denai
Ukuran besar sampel ditentukan dengan rumus sebagai berikut (Sastroasmoro, S., 2011):
n = Zα2 PQ d2 Dengan petunjuk:
n = besaran atau ukuran sampel
P = proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki
α = tingkat kemaknaan
Kerana P x Q mempunyai nilai paling tinggi bila P = 0,50 bila proporsi sebelumnya tidak diketahui, maka pada subyek yang dipilih secara simple random sampling dipergunakan P = 0,50:
n = 1,962 x 0,50(1-0,50) 0,12
n = 0,9604 0,01 n = 96,04 ≈ 100
[image:30.595.185.404.403.699.2]Setelah perhitungan, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96,04 atau dibundarkan ke minimal 100 orang. Jika melebihi sampel penelitian ini adalah lebih baik.
4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari 25 pertanyaan yang berhubungan dengan 2 hal yang ingin diteliti yaitu kebiasaan merokok dan hubungan rokok dan kesehatan tubuh perempuan muda yang merokok dari rentang umur 15 tahun hingga 44 tahun di Kota Medan.
4.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner. Kuesioner yang diguna pakai merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Kuesioner tersebut disertai beberapa formulir yang lain:
Formulir A :
Formulir A merupakan lembaran mengenai penjelasan kepada responden tentang penelitian yang akan dijalankan yang disertai dengan tandatangan peneliti.
Formulir B :
Formulir B merupakan lembaran informed consent atau surat persetujuan responden untuk dijadikan sampel penelitian. Formulir B ini harus ditandatangan oleh responden sebagai persetujuan untuk dijadikan sampel penelitian.
Formulir C :
4.5. Ethical Clearance
Ethical clearance atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk penelitian yang melibatkan mahluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan yang menyatakan dengan jelas bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu. Perolehan ethical clearance didahului oleh pemberian Lembar Penjelasan (Lampiran 2.0) kepada subjek dan juga komisi etik. Setelah dipahami baru akan diperoleh Lembar Persetujuan Sebagai Peserta Penelitian (Lampiran 3.0) dari subjek dan Ethical Clearance dari komisi etik. Penelitian akan dilaksanakan bila telah mendapat Ethical Clearance atau persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran USU.
4.6. Metode Pengolahan dan Analisa Data
Kuesioner diberikan kepada sampel dan data yang diperoleh dari penilaian jawaban kuesioner sampel dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Selanjutnya, data dari tabel akan dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan masing-masing variabel penelitian dengan menggunakan program SPSS. Kemudian hasil dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Proses pengolahan data ini menggunakan software SPSS. Langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Editing
b. Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk nominal menjadi data berbentuk numerik supaya mempermudah pada saat analisis data dan juga pada saat entry data.
c. Entry Data
Entry data merupakan kegiatan yang memasukkan maklumat ke dalam software SPSS.
d. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan yang dicek kembali untuk memastikan tidak ada kesalahan pada data yang sudah dimasukkan tadi.
e. Saving
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
[image:34.595.112.511.474.744.2]Penelitian ini dilakukan di Kota Medan yang memiliki 21 kecamatan. Keseluruhan 21 kecamatan ini telah dibagikan kepada 5 wilayah agar terwakili keseluruhan kecamatan di wilayah Kota Medan. Jumlah penduduk perempuan di Kota Medan adalah seramai 1,074,929 juta orang (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2012) manakala jumlah populasi perempuan muda yang merokok saat ini di Kota Medan secara berkelompok tidak diketahui jumlahnya karena tidak ada penelitian mengenai kasus ini. Data lengkap pembagian lokasi penelitian mengikut kecamatan di wilayah Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Distribusi Pembagian Lokasi Penelitian mengikut kecamatan di wilayah Kota Medan
5.2. Distribusi Karakteristik Responden
[image:35.595.121.504.505.752.2]Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perempuan muda yang merokok saat ini yang menetap di wilayah Kota Medan yang terpilih seramai 109 orang. Dari keseluruhan responden yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristiknya meliputi usia, status pernikahan, pendidikan terakhir dan pekerjaan. Usia responden perempuan muda yang merokok saat ini di Kota Medan diambil dari sengkang usia 15 tahun sehingga dengan 44 tahun. Data lengkap mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi (F) Persentase (%) Kelompok Usia
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswi Wiraswasta Pegawai bank Ibu rumahtangga Dokter
Sekretaris Karyawan Total
40 27 1 24 1 1 15 109
36,7 24,8 0,9 22,0 0,9 0,9 13,8 100,0
Berdasarkan Tabel 5.2. didapatkan responden merokok pada kelompok usia 15-24 tahun tahun seramai 63 orang (57,8%), sedangkan pada kelompok usia 25-34 tahun seramai 28 orang (25,7%) dan pada kelompok usia 35-44 tahun terdapat 18 orang (16,5%) responden yang merokok.
Karakteristik sampel berdasarkan status pernikahan responden saat ini di atas dapat dilihat bahwa responden merokok yang belum menikah menunjukkan jumlah tertinggi sebanyak 68 orang (62,4%) dibandingkan dengan responden merokok yang sudah bernikah sebanyak 37 orang (33,9%) dan janda sebanyak 4 orang (3,7%).
Karakteristik berdasarkan jenis pekerjaan menunjukkan bahwa pelajar atau mahasiswi yang merokok mempunyai jumlah tertinggi seramai 40 orang (36,7%) manakala wiraswasta seramai 27 orang (24,8%), ibu rumahtangga seramai 24 orang (22,0%) sedangkan karyawan seramai 15 orang (13,8%). Selain itu, responden dokter, pegawai bank dan sekretaris menyumbangkan jumlah yang sama yaitu 1 orang (0,9%) masing-masing kelompok.
5.3. Hasil Analisa Data
5.3.1. Riwayat Merokok Responden
[image:37.595.108.518.268.425.2]Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 2 pertanyaan mengenai riwayat merokok responden. Data riwayat merokok responden dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Riwayat Merokok Responden
Riwayat Merokok Frekuensi (F) Presentase (%) Lama Merokok
< 10 tahun 10 – 19 tahun 20 – 29 tahun Total
89 19 1 109
81,7 17,4 0,9 100,0 Usia Mula Merokok
< 15 tahun 15 – 20 tahun > 20 tahun Total
4 34 71 109
3,7 31,2 65,1 100,0
Berdasarkan Tabel 5.3. didapatkan 89 orang (81,7%) mempunyai riwayat merokok kurang dari 10 tahun manakala seramai 19 orang (17,4%) merokok selama 10 hingga 19 tahun sedangkan terdapat hanya 1 orang (0,9%) yang merokok lebih dari 20 tahun.
5.3.2. Kebiasaan Merokok Responden
[image:38.595.110.513.247.749.2]Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 5 pertanyaan mengenai kebiasaan merokok responden. Distribusi data kebiasaan merokok responden boleh dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Kebiasaan Merokok Responden
Kebiasaan Merokok Responden Frekuensi (F) Presentase (%) Batang Rokok Dihisap Setiap
Hari
< 10 batang 10 – 20 batang > 20 batang Total 69 32 8 109 63,3 29,4 7,3 100,0 Jenis Rokok Yang Dikonsumsi
Rokok putih berfilter Rokok putih non-filter Kretek berfilter Kretek non-filter Total 93 1 14 1 109 85,3 0,9 12,8 0,9 100,0 Waktu Kapan Konsumsi Rokok
Dengan teh/kopi
Ketika mengemudi mobil/kereta Sesudah makan/minum Total 63 3 43 109 57,8 2,8 39,4 100,0 Tempat Kebiasaan Membeli
Rokok Swalayan Penjual/Kios rokok Total 37 72 109 33,9 66,1 100,0 Biaya Keluar Untuk Beli Rokok
< Rp 15.000,00
Rp 15.000,00 – Rp 30.000,00 > Rp 30.000,00
Total 67 34 8 109 61,5 31,2 7,3 100,0 Keluhan Daripada Kebiasaan
Merokok
Rasa pusing di kepala Batuk
Dada terasa sakit Rasa mual/muntah Sesak nafas
Badan terasa fatigue/lemah
Tampak lebih cepat tua Tidak ada
Total
1 13 109
0,9 11,9 100,0
Berdasarkan Tabel 5.4. didapatkan kebiasaan responden menghisap rokok kurang dari 10 batang rokok per hari adalah seramai 69 orang (63,3%), sedangkan seramai 32 orang (29,4%) responden menghisap rokok di antara 10 hingga 20 batang per hari dan hanya 8 orang (7,3%) responden yang menghisap rokok lebih dari 20 batang per hari.
Berdasarkan kebiasaan jenis rokok yang dikonsumsi oleh responden, seramai 93 orang (85,3%) mengkonsumsi rokok putih berfilter sedangkan jumlah responden yang mengkonsumsi jenis rokok kretek berfilter adalah seramai 14 orang (12,8%). Manakala jumlah responden yang mengkonsumsi jenis rokok putih tanpa filter dan rokok kretek tanpa filter adalah hanya 1 orang (0,9%) bagi masing-masing kelompok.
Kebiasaan responden menghisap rokok di selangi teh atau kopi mencatatkan jumlah tertinggi seramai 63 orang (57,8%) berbanding responden yang menghisap rokok sesudah makan atau minum yang hanya cuma 43 orang (39,4%). Responden yang suka menghisap rokok waktu mengemudi mobil atau kereta hanya 3 orang (2,8%) sahaja.
Tempat kebiasaan yang di tuju responden dalam mendapatkan rokok di lingkungan mereka adalah pada penjual atau kios rokok dimana ianya mencatat jumlah tertinggi yaitu sebanyak 72 orang (66,1%) dibandingkan 37 orang (33,9%) responden lainnya mendapatkan rokok di swalayan berdekatan lingkungan mereka.
dan hanya 8 orang (7,3%) responden mengeluarkan biaya di atas Rp 30.000,00 sehari untuk mendapatkan rokok.
Distribusi keluhan daripada kebiasaan merokok responden juga dapat dilihat pada Tabel 5.4. diatas. Keluhan daripada kebiasaan merokok seperti rasa pusing di kepala menunjukkan jumlah yang tinggi yaitu seramai 37 orang (33,9%) responden, sedangkan keluhan lain seperti batuk dengan jumlah seramai 25 orang (22,9%) responden diikuti dengan keluhan dada terasa sakit seramai 11 orang (10,1%) responden, timbulnya rasa mual/muntah seramai 10 orang (9,2%) responden, sesak nafas seramai 8 orang (7,3%) responden, badan terasa fatigue/lemah seramai 4 orang (3,7%) responden dan keluhan tampak lebih cepat tua hanya 1 orang (0,9%) responden. Responden yang tidak mempunyai sebarang keluhan daripada kebiasaan merokok mereka adalah seramai 13 orang (11,9%) daripada 109 orang responden.
5.3.3. Pengaruh Lingkungan Responden Yang Merokok
[image:40.595.110.516.609.750.2]Pada penelitian ini, terdapat 2 pertanyaan mengenai pengrauh lingkungan responden perokok dalam lebar kuesioner yang diedarkan. Distribusi pengaruh lingkungan yang merokok dekat dengan responden dapat dilihat pada Tabel 5.5. seperti dibawah ini.
Tabel 5.5. Pengaruh lingkungan yang dekat dengan responden yang merokok
Pengaruh Lingkungan Responden Frekuensi (F) Presentase (%) Anggota keluarga yang merokok
Teman yang merokok
Teman yang punya hobi yang sama
Pacar
Teman sekamar/kos Teman di kantor Tidak ada Total
61 12 10 9 17 109
56,0 11,0 9,2 8,3 15,6 100,0
Berdasarkan Tabel 5.5. di atas, dapat dilihat bahwa pengaruh anggota keluarga responden yang merokok tertinggi yaitu ayah responden yang mencatatkan jumlah sebanyak 47 orang (43,1%), diikuti dengan ibu responden yang merokok sebanyak 21 orang (21,1%), suami responden yang merokok sebanyak 14 orang (12,8%), abang responden yang merokok sebanyak 11 orang (10,1%), kakak responden yang merokok adalah sebanyak 3 orang (2,8%) dan adik responden yang merokok sebanyak 1 orang (0,9%). Selain itu, terdapat 12 orang (11,0%) responden yang tidak ada anggota keluarga dekat yang merokok.
[image:41.595.112.519.112.225.2]Pengaruh teman yang merokok dekat dengan responden dapat dilihat di Tabel 5.5. bahwa teman yang mempunyai hobi yang sama dengan responden mencatatkan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 61 orang (56,0%) rmanakala pacar responden yang merokok adalah sebanyak 12 orang (11,0%) diikuti dengan teman sekamar/kos yang merokok adalah sebanyak 10 orang (9,2%) dan teman di kantor yang merokok dekat dengan responden adalah sebanyak 9 orang (8,3%). Selain itu, terdapat 17 orang (15,6%) responden yang tidak ada pengaruh dari teman yang merokok.
5.3.4. Sebab atau Alasan Responden Merokok
Tabel 5.6. Distribusi sebab atau alasan responden yang mempunyai kebiasaan merokok pada saat ini
Sebab/Alasan Responden Merokok Frekuensi (F) Presentase (%) Masalah yang dialami
Tidak ada masalah Masalah peribadi Masalah di tempat kerja Ketegangan mental (Stress) Masalah keuangan Masalah rumahtangga Total 90 6 5 4 3 1 109 82,6 5,5 4,6 3,7 2,8 0,9 100,0 Pengaruh lingkungan Pengaruh teman
Rasa ingin coba merokok Trending’/Agar kelihatan keren Pengaruh keluarga
Pengaruh iklan rokok di media massa Total 62 26 11 7 3 109 56,9 23,9 10,1 6,4 2,8 100,0
Berdasarkan Tabel 5.6. diatas, didapatkan sebab atau alasan mengapa responden merokok dapat dibagikan kepada dua sebab utama yaitu masalah yang dihadapi responden dan pengaruh dari masyarakat sekeliling atau dari lingkungan responden. Alasan atau sebab responden merokok yang tidak mempunyai masalah mencatatkan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 90 orang (82.6%) sedangkan responden yang mempunyai masalah seperti masalah peribadi adalah seramai 6 orang (5,5%) diikuti responden dengan masalah di tempat kerja sebanyak 5 orang (4,6%), responden dengan ketegangan mental sebanyak 4 orang (3,7%), responden dengan masalah keuangan sebanyak 3 orang (2,8%) dan responden dengan masalah rumahtangga sebanyak 1 orang (0,9%).
responden manakala dari pengaruh keluarga dan iklan rokok di media massa mencatatkan jumlah sebanyak 7 orang (6,4%) dan 3 orang (2,8%) responden.
5.3.5. Pengetahuan Responden Terhadap Rokok
[image:43.595.114.513.313.527.2]Pada penelitian ini, terdapat 3 pertanyaan dalam kuesioner yang memperihalkan tentang pengetahuan responden mengenai rokok. Distribusi pengetahuan responden mengenai rokok dapat dilihat pada Tabel 5.7 dibawah ini. Tabel 5.7. Distribusi pengetahuan responden mengenai rokok
Pengetahun Responden Terhadap Rokok Frekuensi (F) Presentase (%) Bahayanya rokok terhadap kesehatan
tubuh Ya Tidak Total 109 0 109 100,0 0,0 100,0 Isi kandungan rokok yang utama
Nikotin Tar Tembakau Total 85 23 1 109 78,0 21,1 0,9 100,0 Zat kimia rokok yang utama
Nikotin Tar Total 100 9 109 91,7 8,3 100,0
Berdasarkan Tabel 5.7. didapatkan sebanyak 109 orang (100,0%) responden mengakui tahu bahayanya rokok terhadap kesehatan tubuh. Pengetahuan responden tentang isi kandungan rokok yang utama yaitu nikotin adalah sebanyak 85 orang (78,0%) responden, manakala responden yang mengatakan tar sebagai isi kandungan rokok yang utama sebanyak 23 orang (21,1%) dan yang mengatakan tembakau adalah isi kandungan rokok yang utama hanya 1 orang (0,9%) responden.
(91,7%) manakala responden yang mengatakan zat kimia utama rokok yaitu tar adalah seramai 9 orang (8,3%) responden.
[image:44.595.110.512.351.756.2]5.3.6. Tindakan Responden Terhadap Hasrat Untuk Berhenti Merokok Pada lembar kuesioner, terdapat 5 pertanyaan mengenai respon atau tindakan responden terhadap hasrat untuk berhenti merokok. Distribusi respon atau tindakan responden terhadap hasrat berhenti merokok dapat dilhat pada Tabel 5.8. dibawah ini.
Tabel 5.8. Tindakan responden terhadap hasrat untuk berhenti merokok. Tindakan Responden Untuk Berhenti
Merokok
Frekuensi (F) Persentase (%) Hasrat ingin berhenti merokok
Ya Tidak Total 93 16 109 85,3 14,7 100,0 Alasan utama ingin berhenti merokok
Memperburuk kondisi kesehatan Atas kemauan sendiri
Atas nasihat teman
Setelah mengetahui bahaya merokok dari
berbagai media informasi Atas nasihat keluarga Masalah keuangan Missing Total 59 24 4 3 2 1 16 109 54,1 22,0 3,7 2,8 1,8 0,9 14,7 100,0 Cara untuk berhenti merokok
Mengurangi batang rokok yang dihisap per hari secara bertahap
Menukar kebiasaan merokok dengan mengkonsumsi cemilan (makanan kecil) Missing Total 81 12 16 109 74,3 11,0 14,7 100,0 Keberhasilan dalam usaha berhenti
Missing Total 16 109 14,7 100,0 Mengapa tidak berhasil untuk berhenti
merokok
Karena pengaruh teman yang perokok Karena niat ‘terakhir’ untuk berhenti merokok tidak bertahan lama
Karena kehilangan rasa relaksasi atau ketenangan serta mengurangi
kecemasan atau ketegangan Missing Total 39 38 16 16 109 35,8 34,9 14,7 14,7 100,0
Berdasarkan tindakan responden yang mempunyai hasrat untuk ingin berhenti merokok, didapatkan seramai 93 orang (85,3%) responden daripada 109 orang responden ingin berhenti merokok sedangkan 16 orang (14,7%) responden yang lain tidak ingin berhenti merokok.
Alasan untuk berhenti merokok oleh responden yang mempunyai hasrat ingin berhenti merokok didapatkan, sebanyak 59 orang (54,1%) responden mengatakan rokok dapat memperburukkan kesehatan mereka, manakala 24 orang (22,0%) responden ingin berhenti merokok atas kemauannya sendiri. Selain itu, alasan untuk berhenti merokok seperti atas nasihat teman adalah seramai 4 orang (3,7%) responden, setelah mengetahui bahaya merokok dari berbagai media informasi adalah seramai 3 orang (2,8%) responden, atas nasihat keluarga berhenti merokok adalah seramai 2 orang (1,8%) responden dan masalah keuangan hanya 1 orang (0,9%) responden.
keseluruhan responden mengatakan usaha mereka tidak berhasil adalah seramai 93 orang (100%) responden.
Usaha responden dalam upaya untuk berhenti merokok tidak berhasil dengan mengatakan sebab adalah karena pengaruh teman yang perokok adalah sebanyak 39 orang (35,8%) responden, manakala sebanyak 38 orang (34,9%) responden memberikan sebab adalah karena niat terakhir untuk berhenti merokok tidak bertahan lama. Selain itu, 16 orang (14,7%) responden daripada 93 orang mengatakan alasan tidak berhasil untuk berhenti merokok adalah karena kehilangan rasa relaksasi atau ketenangan serta mengurangi kecemasan atau ketegangan.
5.3.7. Kesan Jangka Pendek dan Jangka Panjang daripada Kebiasaan Merokok Responden
[image:46.595.114.515.567.751.2]Pada lembar kuesioner, terdapat 2 pertanyaan yang berkaitan dengan kesan jangka pedek dan jangka panjang daripada kebiasaan merokok responden. Distribusi kesan jangka pendek dan jangka panjang daripada kebiasaan merokok responden adalah seperti pada Tabel 5.9. dibawah ini.
Tabel 5.9. Kesan jangka pendek dan jangka panjang daripada kebiasaan merokok responden
Kesan Kebiasaan Merokok Frekuensi (F) Presentase (%) Kesan Jangka Pendek
Mulut berbau
Gigi menjadi kuning Gusi menjadi hitam Kulit berkerut dan kering Total 90 16 2 1 109 82,6 14,7 1,8 0,9 100,0 Kesan Jangka Panjang
Mengancam kehamilan
Penyakit Jantung Koroner Total
4 109
3,7 100,0
Berdasarkan Tabel 5.9. didapatkan kesan jangka pendek dari kebiasaan merokok responden yang sering adalah mulut berbau yaitu seramai 90 orang (82,6%) responden daripada 109 orang responden, manakala kesan jangka pendek yang lain seperti gigi menjadi kuning adalah seramai 16 orang (14,7%) responden, gusi menjadi hitam serta kulit berkerut dan kering adalah masing-masing kelompok seramai 2 orang (1,8%) dan 1 orang (0,9%) responden.
Kesan jangka panjang yang mungkin berlaku daripada kebiasaan merokok responden adalah mengancam kehamilan dengan jumlah tertinggi yaitu 66 orang (60,6%). Selain itu, kesan jangka panjang seperti kanker kulit, mulut, bibir dan kerongkongan serta menurunkan fertilitas/impotensi masing-masing kelompok adalah sebanyak 15 orang (13,8%) responden, manakala responden yang berpendapat bahwa penyakit paru dan penyakit jantung koroner merupakan kesan jangka panjang merokok adalah masing-masing kelompok sebanyak 9 orang (8,3%) dan 4 orang (3,7%) responden.
5.3.8. Pendapat Responden Terhadap Rokok
Pada kuesioner penelitian, terdapat 3 soalan yang berkaitan dengan pendapat responden terhadap iklan rokok di media massa serta kemudahan untuk mendapatkan rokok di lingkungan dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Pendapat Responden Terhadap Rokok
Pendapat Responden Terhadap Rokok Frekuensi (F) Presentase (%) Iklan rokok yang ditayangkan di media
massa
Menyebutkan dan menampilkan gambar dampak negatif rokok
Perlu dibatasi jumlahnya
Tidak dengan gamblang menunjukkan
40 39 18
tampilan rokoknya
Tampilan jangan terlalu mencolok dan berlebihan
Perlu didukung karena meningkatkan pendapatan pemerintah Total 10 2 109 9,2 1,8 100,0 Kemudahan untuk anak dibawah usia
18 tahun mendapatkan rokok Ya Tidak Total 108 1 109 99,1 0,9 100,0 Alasan anak dibawah usia 18 tahun
mudah mendapatkan rokok di lingkungan mereka
Tidak ada tindakan tegas ke atas penjual yang menjual rokok pada anak di bawah umur
Harga rokok yang murah dan mudah didapatkan
Penjual lebih mementingkan keuntungan Lain-lain Total 89 11 8 1 109 81,7 10,1 7,3 0,9 100,0
[image:48.595.102.515.112.436.2]Berdasarkan Tabel 5.10. ditemukan pendapat responden tentang iklan rokok yang ditayangkan di media massa harus menyebutkan dan menampilkan gambar dampak negatif rokok adalah sebanyak 40 orang (36,7%) responden, manakala responden yang mengatakan perlu dibatasi jumlah iklan rokok adalah sebanyak 39 orang (35,8%). Selain itu, responden yang merasakan pihak berwajib tidak gamblang menunjukkan tampilan rokoknya adalah sebanyak 18 orang (16,5%) dan responden yang mengatakan tampilan rokok jangan terlalu mencolok dan berlebihan adalah sebanyak 10 orang (9,2%) responden. Walaubagaimanapun, terdapat 2 orang (1,8%) responden yang berpendapat bahwa iklan rokok yang ditayangkan di media massa perlu didukung karena meningkatkan pendapatan pemerintah.
hanya 1 orang (0,9%) responden yang merasakan tidak mudah bagi anak dibawah 18 tahun mendapatkan rokok. Sebanyak 89 (81,7%) orang responden mengatakan alasan anak dibawah usia 18 tahun mudah mendapatkan rokok di lingkungan mereka adalah karena tidak ada tindakan tegas ke atas penjual yang menjual rokok pada mereka sedangkan 11 orang (10,1%) responden lainnya mengatakan harga penjualan rokok yang murah dan mudah untuk didapatkan. Selain itu, sebanyak 8 orang (7,3%) responden mengatakan kemudahan untuk anak dibawah usia 18 tahun mendapatkan rokok adalah karena penjual hanya mementingkan keuntungan manakala hanya 1 orang (0,9%) responden mempunyai pendapat yang lain.
5.4. Pembahasan
5.4.1. Variable usia, status pernikahan, pendidikan terakhir dan pekerjaan responden
Gambaran kebiasaan merokok di kalangan perempuan muda pada penelitian ini dilakukan di Kota Medan yang mencakupi 4 variable yaitu usia, status pernikahan, pendidikan terakhir dan pekerjaaan. Pada penelitian ini diberikan lembar kuesioner yang mengandungi 25 pertanyaan mengenai riwayat merokok responden, kebiasaan merokok responden serta pendapat responden tentang rokok.
Pada penelitian ini didapatkan, kelompok usia perempuan muda yang merokok menunjukkan bahwa kelompok usia diantara 15 – 24 tahun mencatatkan presentase yang tinggi yaitu 57,8% responden daripada 109 responden dibandingan dengan kelompok usia lainnya. Hasil ini sesuai seperti apa yang dijumpai dalam penelitian yang dilakukan oleh Global Adults Tobacco Survery (GATS) Indonesia, 2011 yang turut mencatatkan jumlah yang tinggi karena perempuan di usia muda lebih cenderung terpengaruh dengan sosiobudaya merokok di Indonesia. Menurut Ali.M (2010) perkembangan remaja di usia muda banyak dipengaruhi oleh rasa ingin tahu yang tinggi sehingga perasaan ini mendorong mereka ingin bertualang, menjelajah ke suatu tempat dan mencoba sesuatu yang baru atau yang belum pernah di coba.
Menurut hasil penelitian responden dengan pendidikan terakhir yaitu kelompok lulusan SMA dan pelajar/mahasiswi juga mencatatkan presentase tertinggi yaitu 48,6% orang dan 36,7% orang responden bagi masing-masing kelompok. Ini sesuai dengan hasil penelitian GATS, 2011 dimana kelompok ini juga mencatat presentase yang tinggi jika dibandingkan dengan kelompok yang lain. Responden yang belum menikah dan mempunyai kebiasaan merokok mencatatkan jumlah tertinggi dengan diwakili presentase sebanyak 62,4%. Data ini tidak sesuai seperti yang tercatat di GATS, 2011 dimana kebanyakkan perokok perempuan itu terdiri daripada wanita yang sudah bernikah. Hal ini mungkin terjadi karena perempuan yang sudah bernikah lebih cenderung untuk mempunyai masalah dan tekanan daripada ahli keluarga mereka jika dibandingkan dengan mereka yang belum menikah.
5.4.2. Riwayat merokok responden
menyatakan bahwa rata-rata penduduk Indonesia mempunyai riwayat merokok kurang dari 10 tahun. Hal ini mungkin dikarenakan mudah bagi responden untuk mendapatkan rokok di lingkungan mereka. Responden dengan usia mula merokok di atas 20 tahun juga mencatatkan presentase yang tinggi yaitu 65,1%. Hal ini berlaku mungkin karena responden terpengaruh dengan faktor lingkungan seperti ahli keluarga yang merokok, pengaruh teman yang perokok, iklan rokok yang jolok mata dan perasaan ingin mencoba yang kuat dari diri sendiri.
5.4.3. Kebiasaan merokok responden
Menurut ASEAN Tax Report Card (2013), Indonesia mencatatkan penjualan rokok yang tertinggi di Asia Tenggara serta merupakan negara tingkat ke-4 terendah pajak rokoknya yaitu 46% dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Lao PDR (16-19.7%), Kemboja (20-25%), Vietnam (41.6%), Myanmar (50%), Malaysia (52%), Philippines (53%), Brunei (67%), Singapura (69%) dan Thailand (70%). Oleh itu, negara-negara tersebut seperti Thailand dan Singapura menunjukkan penurunan yang signifikan dalam tingkat prevalensi perokok manakala pendapatan pajak tembakau negara semakin meningkat sehinggakan perokok tidak mampu atau merasakan rugi karena harus membelanjakan jumlah uang yang besar bagi mendapatkan sekotak rokok karena kenaikkan harga rokok.
Secara umumnya, rokok dapat dibagikan kepada dua jenis rokok yaitu rokok berfilter dan rokok non-filter (Sadli, M.,dan Riantirtando, R., 2010). Rokok berfilter dapat dibagikan kepada dua golongan yaitu rokok putih berfilter dan kretek berfilter manakala rokok non-filter adalah kretek. Menurut Sadli, M. dan Riantirtando, R., terdapat juga rokok gulung atau lebih dikenali sebagai rokok daun. Rokok daun ini diperbuat daripada daun jagung yang telah dikeringkan dan dipotong segi empat. Rokok daun ini dijual diluar dengan kemasan yang terdiri dari tembakau dan daun jagung yang telah kering. Menurutnya lagi, rokok daun dan rokok kretek ini lebih digemari oleh perokok yang berpendapatan rendah dan menetap di luar kota manakala rokok putih berfilter ini lebih digemari oleh mereka yang berpendapatan tinggi dan menetap di daerah kota atau bandar karena ianya mudah didapatkan. Dari sudut jenis rokok yang dihisap oleh responden, penelitian ini menunjukkan presentase tertinggi bagi jenis rokok putih berfilter yaitu sebanyak 85,3%, dimana hasil penelitian ini berbeda jika dibandingkan dengan GATS Indonesia (2011) yang mencatatkan jumlah tertinggi bagi jenis rokok yang dikonsumsi adalah rokok kretek. Hal ini mungkin terjadi karena kemudahan untuk mendapatkan rokok putih itu adalah lebih mudah di daerah kota atau bandar berbanding mereka yang menetap di luar daerah kota.
teh atau kopi dengan teman-teman mereka karena mereka merasakan rokok dapat memberikan ketenangan walaupun hanya sementara (Salawati, T. & Amalia, R., 2010). Berdasarkan hasil penelitian ini, waktu mengkonsumsi rokok dengan diselangi teh atau kopi mencatatkan presentase yang tinggi yaitu sebanyak 57,8% responden dibandingkan dengan mereka yang suka mengkonsumsi rokok selepas makan dan minum. Ini karena mereka merasakan nikmat merokok itu sewaktu minum teh atau kopi adalah lebih tenang dan hidup terasa tanpa beban sehinggakan mereka begitu yakin ketenangan itu berasal dari hisapan rokok mereka (Salawati, T. & Amalia, R., 2010).
Tabiat kebiasaan merokok juga dapat menimbulkan keluhan-keluhan seperti rasa pusing di kepala, dada merasa sakit, batuk, sesak nafas dan sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan presentase tertinggi dengan keluhan rasa pusing di kepala yaitu sebanyak 33,9% responden. Menurut Prasetya, L.D., bagi perokok yang mempunyai masalah kesehatan seperti migraine (rasa pusing di kepala yang hebat) atau mereka yang baru menjinakkan diri dengan merokok, rasa pusing di kepala adalah salah satu proses withdrawal yang tidak diterima tubuh. Akibat dari itu, muncul gejala-gejala ringan seperti rasa pusing di kepala, mual dan muntah, lemah dan sebagainya. Manakala pada hasil penelitian, didapatkan presentase sebanyak 12,0% tidak mempunyai sebarang keluhan dengan kebiasaan merokok mereka. Ini mungkin dikarenakan mereka jarang mengkonsumsikan rokok atau sudah menjadi tegar dengan tabiat kebiasaan merokok mereka.
Menurut Prasetya, L.D., 2012, pengaruh ahli keluarga yang merokok banyak membawa impak negatif terhadap sikap dan perilaku perokok responden seperti anak-anak dengan orang tua perokok cenderung akan merokok di kemudian hari. Hal ini boleh terjadi atas dua sebab yaitu pertama si anak melihat dan merasakan hembusan rokok yang dikeluarkan oleh ayahnya kelihatan gagah dan dewasa saat merokok. Kedua adalah karena si anak terpapar dengan asap rokok di rumah dalam tempoh waktu yang cukup lama. Tambahannya lagi, anak yang sudah biasa dengan asap rokok, akan berubah dari menjadi perokok pasif ke perokok aktif di kemudian hari. MenKesRI menjelaskan secara mudah definisi perokok pasif dan aktif dimana perokok pasif adalah mereka yang terpapar dengan asap rokok dan tidak merokok, manakala perokok aktif adalah mereka yang merokok.
Selain ahli keluarga yang perokok, faktor teman juga memainkan peranan dalam terjebaknya seseorang itu untuk mula menghisap rokok. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan presentase tertinggi dengan pengaruh teman yang mempunyai hobi yang sama adalah sebanyak 56,0% responden. Ini menunjukkan pengaruh teman di lingkungan perokok banyak mempengaruhi responden untuk merokok.
5.4.5. Sebab atau alasan responden merokok
menyatakan pengaruh lingkungan yaitu teman banyak memainkan peranan dalam hidup mereka.
Responden yang memberikan sebab dan alasan merokok karena tidak mempunyai masalah mencatatkan jumlah tertinggi. Apabila diwawancara ke responden atas alasan yang diberikan, mereka menjawab kebiasaan merokok mereka ini sama sekali tidak menjejaskan aktiviti seharian mereka serta merokok itu sudah menjadi kebutuhan bagi mereka. Hal ini mungkin terjadi karena responden tidak merasakan bebanan dalam mengeluarkan jumlah uang yang sedikit untuk membeli rokok. Selain itu, responden mungkin merasakan merokok ini dapat memberikan ketenangan minda kepada mereka sehingga ianya menjadi satu kebutuhan harian. Mohammad Sadli (2010) juga mempunyai pendapat yang sama yaitu kebanyakkan perokok merasakan merokok dapat memberikan ketenangan minda dan juga turut memberikan rasa beban yang ditanggung menjadi ringan. Tambahan lagi, responden juga mungkin terpengaruh dengan teman yang perokok dimana mereka sering berganti-gantian membeli rokok sewaktu bertemu di café-café atau rumah makan.
5.4.6. Pengetahuan responden terhadap rokok
Istilah “Rokok membahayakan kesehatan dan boleh membawa maut” hangat diperkatakan di media massa serta dipaparkan juga informasi tersebut di kotak rokok. Namun, masih ramai yang tidak menghiraukan atau mengambil sikap tidak peduli terhadap informasi kesehatan tersebut. Ini dibuktikan dengan hasil penelitian ini, dimana kesemua responden tahu bahwa rokok adalah bahaya terhadap kesehatan tubuh. Hal ini mungkin terjadi karena informasi tentang bahayanya rokok terhadap kesehatan yang disampaikan tidak menyeluruh dari semua aspek seperti aspek kesehatan, saspek sosiobudaya dan aspek sosioekonomik.
Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Rokok diperbuat daripada pelbagai campuran bahan kimia dan daun tembakau yang kemudiannya dikeringkan, ini bererti seseorang yang menghisap sebatang rokok akan mengisap lebih dari 4.000 macam racun diantaranya bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan bahan yang digunakan dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), racun serangga (DDT), gas beracun (hydrogen cyanide), tar, nikotin dan sebagainya (Prasetya, L.D., 2012). Bagaimanapun, racun paling penting adalah tar, nikotin dan karbon monoksida yang terkandung dalam rokok. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan pengetahuan responden mengenai isi kandungan rokok yang utama banyak mengatakan nikotin dengan presentase 85% dan tar hanya 23 %. Hal ini mungkin terjadi karena hanya kandungan nikotin dan tar sahaja yang dipaparkan kuantitinya di bahagian tepi kotak rokok. Dari sudut pengetahuan responden mengenai zat kimia rokok yang utama, jumlah presentase tertinggi menunjukkan 91,7% mengatakan nikotin adalah zat kimia yang utama yang terkandung dalam rokok. Ini didukung lagi dengan penelitian Prasetya, L.D., 2012 yang turut menyebutkan nikotin adalah seperti najis dadah heroin, amfetamin dan kokain dimana nikotin bertindak balas di dalam tubuh dan memberikan kesan kepada sistem mesolimbic yang menjadi punca ketagihan. Ketagihan ditunjukkan dengan gejala gian tolerans dan tarikan yang sama seperti dadah.
sehingga banyak penelitian mengaitkan kebiasaan merokok juga dapat menjadi faktor pemicu kepada serangan jantung dan penyakit jantung koroner.
5.4.7. Tindakan responden terhadap hasrat untuk berhenti merokok
Berhenti merokok adalah suatu keputusan yang boleh dikatakan agak peribadi dan pengalaman yang berbeda bagi setiap individu. Sebahagian individu tidak menghadapi sebarang kesukaran untuk berhenti merokok tetapi berbeda bagi mereka yang sudah puluhan tahun lamanya menghisap rokok ditambah dengan menghisap batang rokok paling tidak 2-3 bungkus kotak rokok sehari. Pada hasil penelitian ini, didapatkan presentase 85,3% responden mempunyai hasrat untuk ingin berhenti merokok sedangkan 14,7% responden lagi tidak mempunyai hasrat untuk ingin berhenti merokok.
Banyak alasan yang melatarbelakangi seseorang itu untuk berhenti merokok, diantaranya adalah individu yang sudah mengalami dampak dari bahaya merokok atau individu tersebut sudah mula mengerti bahayanya rokok terhadapat kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan presentase tertinggi yaitu 54,1% alasan atau sebab responden mempunyai hasrat untuk ingin berhenti merokok adalah karena kebiasaan merokok mereka memperburukkan lagi kondisi kesehatan mereka. Hasil penelitian ini sesuai seperti yang diterbitkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2012 dalam Buku Bunga Rampai Fakta Tembakau dan Permasalahannya dimana setiap individu itu percaya bahwanya rokok dapat memperberatkan lagi konsisi kesehatan serta menyebabkan penyakit berat seperti stroke, serangan jantung, kanker paru, PPOK, kelahiran prematur dan impotensi.
mengambil langkah mandiri dalam proses penghentian rokok adalah responden yang berusaha untuk menjadi diri sendiri, mampu membuat keputusan yang didasarkan atas pertimbangannya sendiri dan dapat bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya (Ardini, R.F., & Hendriani, W., 2012).
Menurut beliau lagi, mengurangi hisapan batang rokok setiap hari adalah cara yang paling sulit dan membutuhkan waktu yang agak lama dimana diperuntukkan sekitar satu hingga dua tahun paling minimal. Tambahannya lagi, pada tiga bulan pertama, perokok harus dapat mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi sebanyak setengah bungkus rokok. Lima hingga tujuh bulan berikutnya, perokok harus dapat mengurangi konsumsi rokok sehingga tiga sampai lima batang sehari. Perokok yang ingin berhenti mero