• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADAPTASI DAN STRATEGI BERTAHAN HIDUP MASYARAKAT TERHADAP BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI DESA SAMURA KEC. KABANJAHE KAB. KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ADAPTASI DAN STRATEGI BERTAHAN HIDUP MASYARAKAT TERHADAP BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI DESA SAMURA KEC. KABANJAHE KAB. KARO."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ADAPTASI DAN STRATEGI BERTAHAN HIDUP MASYARAKAT TERHADAP BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI DESA

SAMURA KEC. KABANJAHE KAB. KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

LELI PITRIA

3123122038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Leli Pitria. NIM : 3123122038. Adaptasi dan Strategi Bertahan Hidup Masyarakat terhadap Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Desa Samura Kec. Kabanjahe Kab. Karo. Skripsi. Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini mengenai strategi adaptasi dalam bertahan hidup masyarakat Desa Samura yang tinggal di daerah yang relatif sering terkena abu/pasir erupsi hasil aktivitas Gunung Sinabung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi adaptasi dalam bertahan hidup masyarakat Desa Samura terhadap bencana erupsi Gunung Sinabung serta alasan masyarakat bertahan di Desa Samura.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif, yang didasarkan pada penelitian lapangan, mengamati subjek dan objek penelitian serta mengikuti kegiatan mereka untuk mendapatkan data yang akurat dan faktual.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Masyarakat Desa Samura telah menerapkan berbagai strategi adaptasi terhadap bencana erupsi Gunung Sinabung, masyarakat Desa Samura menerapkan strategi bertahan hidup dengan melakukan peralihan pekerjaan, kerja sampingan, menambah porsi pekerjaan, dan para istri yang ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, masyarakat juga telah mempersiapkan diri jika suatu saat terjadi erupsi gunung yang lebih besar dan mereka harus hidup di pengungsian. 2) Alasan masyarakat bertahan di Desa Samura adalah ekonomi dan faktor lingkungan sosial/kekerabatan, mereka mengaku bahwa hidup di daerah ini mencari nafkah lebih mudah ditambah lagi dengan kekerabatan yang telah terjalin membuat mereka enggan untuk pindah dari Desa Samura.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur atas rahmat Allah swt. yang telah memberikan kesehatan, kesabaran serta kekuatan kepada penulis sehingga mampu

menyelesaikan skripsi berjudul Adaptasi dan Strategi Bertahan Hidup

Masyarakat terhadap Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Desa Samura, Kec.

Kabanjahe Kab. Karo ini dengan baik.

Penyelesaian skripsi ini tentu tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu tidak hentinya penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak yang sangat mendukung dan memberi motivasi kepada penulis.

Terutama sekali penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua

tercinta Ayahanda Usman dan Ibunda Wijayanti yang tak mengenal lelah dan dengan penuh kasih membesarkan, mendidik, dan selalu mendo’akan serta

mendukung penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Kepada saudara penulis Abangnda Syawal AMKL, Adinda Sakbaniar, Adinda Fika Alwiyah dan Adinda Muhammad Zaky yang telah memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi ini.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak

(7)

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan sekaligus sebagai Penguji II yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.

4. Ibu Sulian Ekomila, MSP sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, bimbingan, pemikiran dan arahan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Nurjannah, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik dan penguji I

yang telah memberikan pengarahan selama penulis menempuh studi di prodi Pendidikan Antropologi.

6. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si selaku penguji III yang telah memberikan

masukan dan saran yang mengarah kepada perbaikan penulisan skripsi ini. 7. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum selaku dosen pembanding bebas selama semiar

proposal yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis.

8. Seluruh dosen Pendidikan Antropologi atas jasa dan ilmu yang telah penulis

terima pada masa perkuliahan selama menjadi mahasiswa di Prodi Pendidikan Antropologi.

(8)

iv

10.Kepada seluruh informan yang telah memberikan keterangan berupa data yang diperlukan penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

11.Kak Ayu Febryani dan kak Diah yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan administrasi.

12.Rekan seperjuangan keluarga besar AntroSos 2012 terimakasih atas kebersamaan yang kita lewati selama ini, terkhusus SOsiologi DuA BELaS “SODABELS” yang telah memberikan banyak cerita dalam perjalanan

perkuliahan penulis.

13.Teman terbaik penulis Tri Hardianti Hamdiah, Evi Junalisah, Rohmania Br Perangin-angin, Erika Andayani Bangun, Isnaini, Ricad Michael Sihombing,

Novalita Sandy, Ira Gusnita Pakpahan, Donna Sari Nasution, Ade Mariani Agustina, Zul Afdila Yufa, Nurhalimah Sipahutar, Robiatul Adawiyah, Rini Hesti Nasution, kak Siti Fadillah, Yossi Gresti Sembiring dan Surya Dirja

yang telah membantu dan menemani penulis menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-teman serta sahabat penulis di kost Pairan 07: Ripase Nostanta, Mery

Handayani, Indah Putri Wirawan, Cikita Veronika, Siti Hardiyanti, kak Megasri Nasution, Destriani Novita Sari, kak Nenni Triana, Nazly Dayanti dan Diahnita Azhari Hasibuan.

15.Teman-teman PPLT SMP Negeri 1 Berastagi 2015 terimakasih atas semangat dan kerjasamanya, terimakasih juga kepada seluruh siswa SMP Negeri 1

(9)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik bahasa penyampaian dan teknik penulisan karena keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan penulis. Oleh karena itu besar harapan penulisan agar pembaca memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan

penulisan skripsi ini.

Medan, Juni 2016

Leli Pitria

(10)

vi

2.1.1 Penelitian yang Relevan tentang Bencana Alam ... 6

2.1.2 Literature tentang Bencana Alam... 9

(11)

2.3.2 Masyarakat ... ... 16

4.1.2.1Jumlah Penduduk berdasarkan Etnis ... ... 32

4.1.2.2Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ... 33

4.1.2.3Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan ... ... 34

4.1.2.4Jumlah Penduduk berdasarkan Agama ... ... 36

4.1.2.5Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian ... 36

4.1.3 Kondisi Sosial Budaya ... ... 38

4.1.4 Sarana & Prasarana ... ... 39

(12)

viii

4.2.1 Kehidupan Masyarakat Semenjak Erupsi Gunung

Sinabung ... 40

4.2.2 Strategi Adaptasi Masyarakat terhadap Bencana Erupsi Gunung Sinabung ... ... 44

4.2.3 Alasan Masyarakat Bertahan di Desa Samura ... ... 61

4.2.4 Pandangan Masyarakat terhadap Bencana Erupsi Gunung Sinabung ... ... 63

4.2.5 Tanggapan Pemerintah Desa terhadap Bencana Erupsi Gunung Sinabung ... ... 66

BAB V KESIMPULAN & SARAN ... ... 69

5.1 Kesimpulan ... ... 69

5.2 Saran ... ... 71

Daftar Pustaka ... ... xi

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Skema Kerangka Berpikir ... 22

Tabel 2 Komposisi Penduduk berdasarkan Etnis ... 32

Tabel 3 Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

Tabel 4 Komposisi Penduduk berdasarkan Pendidikan ... 35

Tabel 5 Komposisi Penduduk berdasarkan Agama ... 36

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Gapura Batas Desa Samura ... 29

Gambar 2 Sketsa Peta Desa Samura ... 31

Gambar 3 Wawancara dengan Ibu Diana... 41

Gambar 4 Wawancara dengan Bapak Mino dan Istri ... 43

Gambar 5 Wawancara dengan Ibu Kurnia ... 46

Gambar 6 Bapak Mino dan Istri bercerita mengenai strategi bertahan hidup yang mereka terapkan ... 47

Gambar 8 Ibu Sri dibantu oleh anaknya mengupas bawang sebagai kerja sampingan ... 48

Gambar 9 Dagangan Ibu Diana ... 49

Gambar 10 Wawancara dengan Bapak Sarwono ... 49

Gambar 11 Wawancara dengan Ibu Sri ... 54

Gambar 11 Wawancara dengan Ibu Ngatinem ... 61

Gambar 12 Wawancara dengan Ibu Asdiana ... 62

Gambar 13 Wawancara dengan Ibu Fitri ... 64

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Hampir disetiap wilayah di belahan bumi ini pernah terjadi bencana alam, bencana itu sendiri dapat terjadi karena proses alam yang berasal dari perut bumi

atau pada permukaan bumi dan dapat pula karena sikap manusia pada alam yang tidak memperhitungkan segala kemungkinan atas ulahnya tersebut.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kerawanan bencana alam yang cukup tinggi dikarenakan Indonesia merupakan negara yang berdiri di atas pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan

Pasific. (http://dokumen.tips/documents/indonesia-merupakan-daerah-pertemuan-3-lempeng-tektonik-besar.html diakses pada 24 Januari 2016)

Seperti halnya bencana erupsi gunung Sinabung yang terjadi di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Bencana ini terjadi di luar perkiraan dan jangkauan manusia sehingga dapat menimbulkan akibat yang tidak dikehendaki. Tahun 2010

gunung Sinabung mendadak aktif pada bulan Agustus dan September. Kemudian terkhusus pada bulan November 2013 gunung ini terus menunjukkan aktivitas

vulkaniknya yang terus meningkat.

Indiyanto (2012) mengungkapkan bahwa letusan gunung terkadang datang tidak terduga dan memunculkan “interval” antara kejadian dan kesiapan untuk

menyelamatkan sehingga diperlukan ketahanan pada masyarakat itu sendiri. Daya tahan ini bersumber dari pengalaman hidup, dikembangkan melalui adaptasi

(16)

2

menghindari letusan serta pemulihan saat memutuskan kembali ke lokasi yang terkena letusan.

Bencana erupsi tersebut menyebabkan masyarakat yang berada di daerah bahaya sekitar gunung Sinabung harus hidup di pengungsian dan kehilangan

pekerjaannya. Sedangkan bagi masyarakat yang tidak harus hidup dalam pengungsian, mengalami peralihan pekerjaan sebagai salah satu strategi adaptasi agar dapat bertahan hidup karena keadaan ekonomi yang semakin sulit.

Agar tetap dapat bertahan hidup dan melangsungkan hidupnya dengan baik, maka masyarakat melakukan strategi adaptasi. Strategi adaptasi yang

dilakukan oleh setiap individu dalam masyarakat pasti berbeda-beda, mereka akan menentukan strategi apa yang paling tepat diterapkan untuk dapat terus bertahan

hidup dan berkembang.

Manusia selalu berusaha agar tetap dapat bertahan hidup dalam menghadapi setiap perubahan di lingkungannya dengan adaptasi. Melalui proses

kompromi terus menerus, berlanjut, dan tidak berakhir dalam satu titik kesempurnaan manusia beradaptasi. Sebagai proses, sistem nilai yang mengatur

perilaku tersebut dapat berubah sesuai dengan perubahan lingkungan.

Salah satu daerah yang terkena erupsi gunung Sinabung tersebut adalah Desa Samura yang terletak di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Desa ini

sebagian besar ditempati oleh etnis Karo dan sebagian lainnya oleh suku pendatang beretnis campuran. Meskipun tidak harus hidup dalam posko-posko

(17)

3

Gunung Sinabung, tetapi daerah ini tetap terkena abu/pasir vulkanik hasil dari erupsi Gunung Sinabung.

Masyarakat Desa Samura melakukan strategi adaptasi agar dapat bertahan hidup dan berfungsi lebih baik dengan alam yang saat ini sedang tidak kondusif.

Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh masyarakat Desa Samura semenjak adanya bencana erupsi gunung Sinabung ini memaksa mereka untuk berpikir dan menentukan strategi agar terus bertahan hidup dengan kondisi/situasi seperti ini.

Masyarakat Desa Samura secara berproses melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan yang terjadi dikarenakan oleh erupsi tersebut. Erupsi Gunung

Sinabung yang terjadi secara berulang-ulang memaksa masyarakat Desa Samura menerapkan strategi adaptasi agar tetap dapat bertahan hidup. Maka beberapa dari

mereka melakukan peralihan pekerjaan, ada juga yang menambah jenis barang dagangan, dan para istri yang juga ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin sulit.

Berdasarkan hal ini maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut agar mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai adaptasi dan strategi

bertahan hidup masyarakat terhadap bencana erupsi Gunung Sinabung di Desa Samura Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diidentifikasi

adalah:

1. Indonesia negara dengan tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi.

(18)

4

3. Desa Samura yang terkena hasil erupsi Gunung Sinabung berupa abu/pasir vulkanik.

4. Bencana erupsi menyebabkan masyarakat Desa Samura menerapkan strategi adaptasi agar dapat bertahan hidup.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah Adaptasi dan Strategi Bertahan Hidup Masyarakat

Terhadap Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Desa Samura Kec.

Kabanjahe Kab. Karo.

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi adaptasi terhadap bencana erupsi Gunung

Sinabung yang diterapkan oleh masyarakat Desa Samura? 2. Apa alasan masyarakat tetap bertahan di Desa Samura?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi adaptasi terhadap bencana erupsi Gunung Sinabung yang diterapkan oleh masyarakat Desa Samura.

(19)

5

1.6Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UNIMED secara umum dan

mahasiswa Pendidikan Antropologi khususnya.

b. Dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan teori mengenai strategi adaptasi masyarakat terhadap bencana.

c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat melatih kemampuan akademis

peneliti dalam membuat suatu karya ilmiah.

(20)

69

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Lima dari delapan subjek penelitian yang peneliti wawancarai mengaku bahwa

kehidupan semakin sulit semenjak erupsi gunung Sinabung tahun 2013. Saat Gunung Sinabung mengeluarkan erupsi pertama kalinya pada tahun 2010, kehidupan masyarakat Desa Samura tidak terlalu mengalami perubahan dan

guncangan. Namun berbeda pada tahun 2013, di mana erupsi terjadi secara berulang-ulang menyebabkan banyak tanaman rusak dan mengalami gagal

panen.

2. Masyarakat Desa Samura telah menerapkan strategi adaptasi terhadap keadaan alam saat ini, di mana Gunung Sinabung masih terus mengeluarkan abu/pasir

vulkan. Masyarakat menerapkan berbagai strategi dengan melakukan peralihan pekerjaan, kerja sampingan, menambah porsi bekerja, dan para istri

yang ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan adaptasi yang mereka lakukan adalah dengan mempersiapkan diri jika suatu saat terjadi

erupsi Gunung Sinabung yang lebih besar lagi. Masyarakat telah menyimpan uang dan surat berharga dalam satu tas sehingga mudah untuk dibawa ketika keadaan genting.

3. Meskipun hidup di daerah yang rawan terkena abu/pasir vulkan, masyarakat Desa Samura lebih memilih untuk tetap menetap di desa Samura daripada

pindah atau pulang kampung bagi perantau. Alasan mereka tetap tinggal di desa Samura adalah ekonomi dan faktor lingkungan sosial/kekerabatan,

(21)

70

mereka mengaku bahwa hidup di daerah Tanah Karo umumnya mencari nafkah lebih mudah. Sebagian besar kebutuhan hidup telah mereka dapatkan,

mereka telah memiliki rumah sendiri dan sebagian telah mampu membeli lahan. Selain itu hidup di Desa Samura telah membuat mereka nyaman karena

kekerabatan yang telah terjalin antar perantau dan juga perantau dengan penduduk asli.

4. Pandangan masyarakat terhadap erupsi Gunung Sinabung sebagian besar

dipengaruhi oleh teologis. Masyarakat memandang bahwa erupsi yang terjadi bukanlah bencana atau kutukan, tetapi masyarakat memandang bahwa erupsi

tersebut hanyalah teguran atau cobaan yang diberikan oleh Tuhan. Masyarakat memandang bencana ini terjadi karena manusia yang bersalah sehingga Tuhan

menegur, pandangan lain mengatakan bahwa bencana ini hanya sebagai cobaan dari Tuhan sehingga harus diterima dengan sabar dan ikhlas. Ada juga yang mengatakan bahwa erupsi ini hanyalah peristiwa alam yang biasa terjadi,

gunung Sinabung adalah gunung aktif sehingga wajar jika terjadi erupsi. 5. Pemerintah Desa Samura hingga saat ini belum memberikan bantuan kepada

masyarakat. Pemerintah juga belum mencanangkan rencana atau langkah antisipasi jika suatu saat terjadi letusan gunung atau erupsi yang cukup kuat, karena berpikir bahwa erupsi tidak akan membahayakan masyarakat Desa

(22)

71

5.2Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai adaptasi dan strategi bertahan

hidup masyarakat Desa Samura terhadap bencana erupsi Gunung Sinabung. Peneliti mencoba memberi suatu rekomendasi berupa saran yang semoga dapat

berguna bagi perkembangan pemikiran masyarakat dan instansi terkait agar lebih tanggap terhadap ancaman bencana erupsi Gunung Sinabung.

1. Perubahan paradigma bencana. Perlu adanya perubahan paradigma dalam

memandang dan memaknai bencana, bencana bukan sebagai takdir dari Tuhan, melainkan sebagai dampak dari kerentanan manusia dalam

menghadapi dan menyikapi fenomena alam. Masyarakat Desa Samura perlu mempelajari, mengerti dan memahami lingkungan beserta potensi

bencananya. Masyarakat Desa Samura harus lebih waspada dan lebih mempersiapkan diri terhadap bencana erupsi yang sering terjadi. Frekuensi erupsi yang cukup sering terjadi jangan dianggap sebagai hal yang biasa tetapi

juga harus diantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi.

2. Bagi para pemangku kebijakan (stakeholder). Pemangku kebijakan

pemerintahan, mulai dari tingkat desa hingga tingkat kabupaten perlu mengembangkan dan menyusun kebijakan program pembangunan dengan mengutamakan pengurangan risiko bencana. Pemerintah desa khususnya

seharusnya sudah memperingatkan dan memberi himbauan pada masyarakat Desa Samura untuk mengantisipasi erupsi Gunung Sinabung yang lebih besar

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Audina, Diki. 2014. “Adaptasi Masyarakat terhadap Banjir di Kelurahan Setia Kecamatan Binjai Kota Binjai”. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan

Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik,

Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: KENCANA

Harmanto, Gatot. 2011. Geografi Bilingual. Bandung: YRAMA WIDYA

Haviland, William R. 1985. Antropologi. Edisi ke 4. Diterjemahkan oleh: R. G. Soekadijo. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hestiyanto, Yusman. 2007. Geografi 1. Bogor: Yudhistira

Indiyanto, Agus & Arqom Kuswanjono. 2012. Agama, Budaya, dan Bencana. Bandung: Mizan Media Utama

. 2012. Respons Masyarakat Lokal Atas Bencana. Bandung: Mizan Media Utama

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Pelly, Usman. 2013. Urbanisasi dan Adaptasi: Peranan Misi Budaya Minangkabau dan Mandailing di Perkotaan. Medan: UNIMED Press

Ritzer, George & Douglas J. Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana

Samadi. 2010. Geography For Senior High School Year x. Bogor: Yudhistira

(24)

xii

Sianipar, Dedi Adi Saputra. 2014. “Strategi Adaptasi Pelaksanaan Pendidikan Anak Pengungsi di Lokasi Pengungsian Masjid Istihrar Berastagi Kabupaten Karo”. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Subagyo, Joko. 2002. Hukum Lingkungan: Masalah dan Penanggulangannya. Jakarta: RINEKA CIPTA

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Taupan, M. 2009. Sosiologi Bilingual: Buku Siswa. Bandung: CV. YRAMA WIDYA

Twigg, John. 2007. Karakteristik Masyarakat yang Tahan Bencana; Sebuah Catatan Panduan. Jakarta: DFID

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

UU No. 24 tahun 2007 Pasal 1:1 tentang Penanggulangan Bencana

(25)

Sumber Website

Admin. 2016. “AWAS! Jangan ke Zona Merah Sinabung”.

http://sumutpos.co/awas-jangan-ke-zona-merah-sinabung/ diakses pada 1 Maret 2016

KBBI. 2015. “Arti Kata “strategi” Menurut KBBI”. http://www.kbbi.co.id/arti-kata/strategi diakses pada 19 Januari 2016.

Pradipta, Nan Nda. 2015. “Indonesia merupakan Daerah Pertemuan 3 Lempeng

Tektonik Besar”.

http://dokumen.tips/documents/indonesia-merupakan-daerah-pertemuan-3-lempeng-tektonik-besar.html diakses pada 24 Januari 2016

Sijori. 2014. “Duka Sinabung dan Status Bencana Nasional”. http://www.haluankepri.com/section-blog/34-tajuk/58414-duka-sinabung-dan-status-bencana-nasional.pdf diakses pada 12 Desember 2015

Wikipedia. 2014. “Gunung Sinabung”.

Gambar

Tabel 1 Skema Kerangka Berpikir .........................................................

Referensi

Dokumen terkait

TINJAUAN PENANGANAN ANAK KORBAN BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG BERBASIS PERLINDUNGAN ANAK DI POSKO PENGUNGSIAN UNIVERSITAS KARO (UKA) I KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN

Gerak Kegiatan koordinasi BPBD Kabupaten Karo dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung saat tanggap darurat mulai dari evakuasi, penyediaan tempat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : peranan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo kurang maximal dalam penanggulangan bencana erupsi gunung Sinabung yang dapat

Apa saja Program BPBD Kabupaten Karo yang mencakup pada bagian Rehabilitasi & Rekonstruksi Bencana Erupsi Gunung Sinabung?... Program BPBD KabupatenKaro yang

Masyarakat Desa Mardingding korban erupsi Gunung Sinabung di Posko. Pengungsian Terong Peren Kecamatan Tiganderket

Pada tahun 2010 Gunung Sinabung kembali meletus, Gunung Sinabung tercatat tidak pernah meletus sejak tahun 1600. Erupsi gunung sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gangguan stres pascatrauma pada remaja korban bencana Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Gedung GBKP Simpang VI

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran gejala gangguan stres pascatrauma korban bencana erupsi