• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

337

SUB TEMA:

(2)
(3)

339 ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN

KANTOR AKUNTAN PUBLIK ( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA)

Vita Wahyu Saputri dan Fatchan Achyani

Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan A. Yani, Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura, Surakarta-57102

email: Fatchan.Achyani@ums.ac.id

Abstract

The length of the relationship Public Accounting Fir m with a possible client may affect the independence of the public accountant's attitude in giving opinion to the client. To avoid this, the government through the Minister of Finance 17/PMK.01/2008 set number of limitations on the duration of the engagement of auditors and clients. The change of the Firm in accordance with a predetermined time limit government (mandatory) will not be a problem but if the change occurs outside the firm government regulation (voluntary) will raise questions about the factors that cause this to happen. In this study, researchers focused on the company (client) to make the auditor changes.

Several previous studies on the factors that influence the auditor changes showed different results. Researchers tried again to examine the factors that affect auditor changes. The factors tested were the auditor's reputation, company size, financial distress, and management turnover. Researchers use the companies listed on the Stock Exchange in the period 2004-2011. P urposive sampling method produce 32 sample firms. Methods of data analysis in research using logistic regression.

The results showed that the only one variable affects to auditor changes. Auditor

changes affected by auditor’s reputation.while the variable size firm, financial distress, and

management changes do not affect the company's decision to make the turn KAP.

Keywords: auditor changes, auditor’s reputation, size firm, financial distress, management

changes

A. PENDAHULUAN

Menurut Sumarwoto (2006) dalam Wijayani dan Januarti (2011) sikap independen

akuntan publik dapat dipengaruhi oleh adanya hubungan kerja yang cukup lama antara

akuntan publik dengan klien. Akuntan publik yang memiliki hubungan kerja yang cukup

lama diyakini akan membawa ketergantungan yang tinggi, sehingga dapat menciptakan

hubungan kesetiaan yang kuat dan pada akhirnya mempengaruhi sikap mental serta opini

mereka.

Salah satu solusi agar akuntan publik tidak terlalu dekat berinteraksi dengan klien

(4)

340

pergantian Kantor Akuntan Publik (untuk selanjutnya disebut KAP) dan auditor secara

mandatory (wajib) (Giri,2010 dalam Wijayani dan Januarti ,2011).

Indonesia menjadi negara yang mewajibkan adanya pergantian auditor karena adanya peraturan menteri keuangan nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” dimana pemberian jasa audit dari KAP terhadap klien paling lama adalah enam tahun buku

berturut-turut. Jika perusahaan mengganti KAP setelah mengaudit sesuai dengan peraturan maka hal

tersebut tidak menjadi pertanyaan karena pergantian tersebut bersifat mandatory (wajib).

Namun, jika perusahaan mengganti KAP secara voluntary (diluar peraturan pemerintah),

maka hal tersebut akan menimbulkan pertanyaan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh bukti empiris

tentang pengaruh reputasi KAP, ukuran perusahaan, financial distress,dan pergantian

manajemen terhadap pergantian KAP.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Teori agensi dapat melahirkan suatu konflik keagenan antara agen dan

principle(pemilik) karena agen (manajer) dalam menjalankan tugas dari principle (pemilik)

dapat dimungkinkan bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri sesuai dengan asumsi sifat

dasar manusia, sehingga bisa jadi laporan keuangan yang disajikan oleh agen(manajer)

dipengaruhi oleh unsur kepentingan pribadi. Muncul auditor sebagai penengah antara agen

dan manajer sebagai pihak independen yang menilai keandalan laporan keuangan tersebut.

Independensi harus ada dalam diri auditor agar laporan keuangan yang dinilai auditor tidak

berat sebelah. Independensi auditor dipercaya akan terganggu karena lamanya hubungan

kerja sama antara auditor dengan klien sehigga muncul peraturan yang mengatur tentang

batas waktu perikatan antara auditor dengan kliennya.

Terjadinya pergantian auditor /KAP sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan

pemerintah (mandatory) tidak akan menjadi masalah namun jika pergantian auditor/KAP

terjadi diluar peraturan pemerintah (voluntary) akan menimbulkan pertanyaan mengenai

faktor-faktor yang menyebabkan hal inidapat terjadi. Adanya kajian empiris/penelitian

terdahulu dapat digunakan untuk mendukung penyusunan hipotesis(dugaan sementara) yang

akan diuji.

H1 : Reputasi KAP berpengaruh terhadap Pergantian KAP

Reputasi auditor adalah kepercayaan public atas nama besar yang disandang auditor

(5)

341 dengan KAP big 4 maka dapat dikatakan KAP bereputasi.Menurut Wibowo dan Hilda (2009)

dalam Wijayani dan Januarti (2011) KAP yang sudah bereputasi mempunyai kemampuan

yang lebih baik dalam mengaudit dibandingkan KAP yang belum bereputasi, sehingga

mampu menghasilkan kualitas audit dan independensi yang lebih tinggi.perusahaan

cenderung beralih memilih KAP yang sudah bereputasi karena dengan bekerjasama dengan

KAP yang besar dan memiliki reputasi yang tinggi, perusahaan akan mendapatkan kualitas

audit yang tinggi juga.

H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Pergantian KAP

Ukuran Perusahaan merupakan besarnya ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan

total asset.Perusahaan besar akan dituntut untuk beralih ke KAP yang besar karena umumnya

perusahaan besar memiliki operasional yang besar juga sehingga dibutuhkan auditor yang

mempunyai keahlian lebih yang berasosiasi dengan KAP besar (Willenborg, 1999 dalam

Chadegani et al, 2011). Perusahaan besar memilki insentif yang lebih besar untuk tetap

mempertahankan auditor mereka karena analis keuangan akan meneliti mengenai pemecatan

auditor sebelum jangka waktu yang ditentukan (Carecello dan Niel,2003 dalam

Mahantara,2013).perusahaan besar cenderung untuk beralih ke KAP yang besar karena

adanya tuntutan kondisi operasional perusahaan yang semakin meningkat sehingga

dibutuhkan auditor yang mempunyai keahlian lebih dan perusahaan besar cenderung lebih

rendah untuk berganti KAP dibanding perusahaan kecil

H3 : Financial Distress berpengaruh terhadap Pergantian KAP

Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan

kesulitan keuangan (Rasyid, 2012).dalam penelitian ini menggunakan metode Altman Z

zcore. Schwartz dan Soo (1995) dalam Sulistiarini dan Sudarno (2012) berpendapat bahwa

perusahaan yang terancam bangkrut lebih sering berpindah KAP dari pada perusahaan yang

tidak terancam bangkrut. Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan-perusahaan yang

terancam bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi yang mendorong

perusahaan untuk berpindah KAP. Perusahaan akan berpindah dan cenderung untuk memilih

menggunakan jasa audit KAP yang lebih mudah untuk diintervensi sehingga perusahaan yang

sedang mengalami kesulitan keuangan dapat menerima opini audit sesuai dengan yang

didinginkan.

(6)

342

Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang disebabkan

karena keputusan rapat umum pemegang saham. Menurut Sinarwati (2010) pergantian

manajemen ini sering kali diikuti oleh perubahan kebijakan dalam perusahaan termasuk

dalam hal pemilihan KAP. Manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru lebih bisa

diajak kerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan oleh manajemen,

disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya.

Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya

(Nagy, 2005 dalam Sinarwati, 2010).

C. METODE PENELITIAN

Hipotesis diuji dengan menggunakan regresi logistic dengan persamaan berikut:

Switch = b0 + b1REPUTASI_KAP + b2UKURAN_PERUSAHAAN +

UKURAN_PERUSAHAAN = Ukuran Perusahaan

FIN_DISTRESS = Financial Distress

PERGANTIAN_MANJ = Pergantian Manajemen

e = Error

Pengukuran Variabel

1. Variabel Dependen: Pergantian KAP

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dipengaruhi variabel independen. Dalam

penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah variabel Pergantian KAP. Pergantian

KAP adalah perpindahan KAP yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2004-2011. Pergantian KAP menggunakan variabel dummy, jika perusahaan

(7)

343

2. Variabel Independen:

a. Reputasi KAP

Reputasi KAP merupakan variabel dummy jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP

Big 4 maka diberi nilai 1 sedangkan jika diaudit oleh KAP Non Big 4 maka diberi nilai 0

(Nasser et al, 2006).

b. Ukuran KAP

Ukuran Perusahaan dalam penelitian ini dihitung dengan logaritma natural dari total

asset (Nasser et al, 2006).

b. Financial Distress

Variabel financial distress dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan

metode Altman Z score. Z score merupakan model untuk memprediksi kebangkrutan suatu

perusahaan. model persamaan Altman Z score adalah sebagai berikut:

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5

Keterangan:

Z = Overall index

X1 = Working Capital to Total Asset Ratio (Aset Lancar – Hutang Lancar/TotalAset)

X2 = Retained Earnings To Total Asset Ratio (Laba ditahan / Total Aset)

X3 = Earnings Before Interest And Taxes To Total Asset Ratio

(Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aset)

X4 = Market Value Of Equity To Book Value Of Total Debt Ratio

(Nilai Pasar Equitas / Nilai Buku dari Total Hutang)

X5 = Sales To Total Asset Ratio (Penjualan / Total Aset)

Perusahaan dengan nilai skor dibawah 1,81 tergolong perusahaan bangkrut,

sedangkan skor diatas 2,99 tergolong aman, dan skor nilai yang berada pada 1,81 s/d 2,99

termasuk dalam grey area (area abu-abu) atau perusahaan yang diambang kebangkrutan

(Sudiyatno dan Puspitasari, 2010).

c. Pergantian Manajemen

Variabel pergantian manajemen menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan

Perusahaan mengganti direksi atau CEO maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan

tidak mengganti direksi atau CEO, maka diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma, 2008

(8)

344

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah tercatat di BEI

selama periode 2004-2011. Penentuan sample didasarkan pada sampel yang telah terpenuhi

kelengkapannya. Metode pengumpulan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria dan tujuan tertentu.

D. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

1. Deskripsi Reputasi KAP terhadap Pergantian KAP

TABEL 1 DESKRIPSI REPUTASI KAP TERHADAP PERGANTIAN KAP

Variabel Pergantian KAP Jumlah Tidak

berpindah Total

Dari pendeskripsian tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan

pergantian KAP cenderung lebih banyak perusahaan yang diaudit dengan KAP Non Big 4.

2. Deskripsi Ukuran KAP terhadap Pergantian KAP

TABEL 2 DESKRIPSI UKURAN KAP TERHADAP PERGANTIAN KAP

Variabel Pergantian KAP Jumlah Tidak

(9)

345 Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar yang melakukan pergantian KAP adalah

tergolong perusahaan dengan besar karena sebagian perusahaan manufaktur yang telah

go public dan menjadi sampel penelitian adalah perusahaan besar.

3. Deskripsi Financial Distress terhadap Pergantian KAP

TABEL 3 DISKRIPSI F INANCIAL DISTRESS TERHADAP PERGANTIAN KAP

Variabel Pergantian KAP Jumlah Tidak

berpindah Total

Dari deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan

pergantian KAP secara voluntary lebih banyak tergolong pada perusahaan yang mengalami

financial distress (bangkrut/ kesulitan keuangan).

4. Deskripsi Pergantian Manajemen terhadap Pergantian KAP

TABEL 4 DESKRIPSI PERGANTIAN MANAJEMEN TERHADAP PERGANTIAN KAP

Variabel

Dari deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan

pergantian KAP cenderung lebih banyak perusahaan yang juga melakukan pergantian

(10)

346

Hasil Uji Regresi Logistik

TABEL 4. HASIL UJI REGRESI LOGISTIK

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

1. Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Pergantian KAP

Berdasarkan hasil pengujian statistik pada tabel 4. variabel Reputasi KAP menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,37 , lebih kecil dari α = 0,05 sehingga hipotesis 1 (H1) yang menyatakan Reputasi KAP berpengaruh terhadap Pergantian KAP dapat diterima.

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pergantian KAP

Berdasarkan hasil pengujian statistik pada tabel 4 variabel Ukuran Perusahaan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,935, lebih besar dari α = 0,05 sehingga hipotesis (H2) yang menyatkan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP tidak dapat

diterima.

3. Pengaruh Financial Distress terhadap Pergantian KAP

Berdasarkan hasil pengujian statistik pada tabel 4 variabel financial distress

menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,356 lebih besar α = 0,05 sehingga hipotesis (H3)

yang menyatakan Fina ncial distress berpengaruh terhadap pergantian KAP tidak dapat

diterima.

4. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Pergantian KAP

Berdasarkan hasil pengujian statistik pada tabel 4 variabel pergantian manajemen

menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,907, lebih besar dari α = 0,05 sehingga hipotesis

(H4) yang menyatakan pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP tidak

(11)

347 E. KESIMPULAN

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi KAP berpengaruh terhadap pergantian

KAP, perusahaan yang sudah memiliki perikatan dengan KAP yang bereputasi dalam hal

ini adalah KAP Big 4 akan cenderung lebih rendah untuk melakukan pergantian KAP

dibanding perusahaan yang memiliki perikatan dengan KAP Non Big 4 karena dianggap

KAP Big 4 memiliki kualitas yang lebih tinggi dalam mengaudit.

2. Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP, karena dari hasil

deskripisi pada tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel data yang diteliti

adalah perusahaan yang tergolong besar dan sebagian besar sudah menjalin kerja sama

dengan KAP Big 4 sehingga perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar untuk

mempertahankan auditornya.

3. Financial distress tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP, karena menurut Wijayani

dan Januarti (2011) ketika perusahaan melakukan pergantian KAP akan timbul biaya

start up yang tinggi untuk auditor baru padahal keadaan perusahaan sedang tidak stabil

karena mengalami financial distress. Hal tersebut berhubungan juga dengan persepsi

pemegang saham yang negatif jika perusahaan sering melakukan pergantian KAP.

4. Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP karena kebijakan

akuntansi yang lama tetap dapat diselaraskan dengan manajemen yang baru dengan

melakukan negosiasi ulang antar kedua belah pihak, fenomena ini berkaitan dengan

keadaan perusahaan publik di Indonesia yang mayoritas dijalankan bersama orang-orang

dalam satu keluarga (Damayanti dan Sudarma, 2008).

REFERENSI

Badan Pengawas Pasar Modal. 1997. Perubahan Peraturan Nomor Ix.C.7 Tentang Pedoman

Mengenai Bentuk Dan Isi Pernyataan Pendaftara n Dalam Rangka P enawaran Umum

Oleh Perusahaan Menengah Atau Kecil.

Chadegani, Mohamed, dan Jari. 2011. “The Determinant Factors Of Auditor Switch

Among Companies Listed On Tehran Stock Exchange”. International Conference on

Sociality and Economics Development, IPEDR Vol. 10.

Damayanti, Shulamite dan Sudarma, Made. 2008. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi XI,

Pontianak.

Divianto. 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan

Auditor Switch”. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS), Politeknik

(12)

348

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hermawan, Y.Dadi dan Fitriany. 2013. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pergantian Kantor Akuntan Publik Upgrade, Downgrade, Dan Samegrade Pada

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Simposium Nasional

Akuntansi XVI, Manado.

IAI. 2012. “Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Jensen, C. Michel dan Meckling, William H. 1976. “Theory of the Firm: Managerial of

The firm, Agency Costs, and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics.

Volume 3 no.4.: hal. 305-360.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. 1997. “Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi

Pernyataan Pendaftara n dalam Rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan

Menengah atau Kecil.

Menteri Keuangan. 2002. Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 423/KMK.06/2002

Tentang “Jasa Akuntan Publik”.

Menteri Keuangan. 2003. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17359/KMK.06/2003

Tentang “Jasa Akuntan Publik”.

Menteri Keuangan. 2008. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008

Tentang “Jasa Akuntan Publik”.

Mahantara, AA Gede Widya. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian KAP

Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI”. Thesis. Denpasar: Universitas Udayana

Mulyadi. 2002. “Auditing”, Edisi 6. Yogyakarta: STIE YKPN.

Nasser, A.T.A., Wahid, E.A., Nazri, S.N.F.S., Hudaib, M. 2006. “Auditor-Client

Relationship: The Case Of Audit Tenure And Auditor Switching In

Malaysia”. Managerial Auditing Journal, Vol. 21 No. 7: pp. 724-737.

Prastiwi, Andri dan Wilsya, Frenawidayuarti. 2009. “Faktor-Faktor

Mempengaruhi Pergantian Auditor: Studi Empiris Perusahaan Publik di

Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi, vol. 1, no. 1: pp. 62-75.

Pratitis, Yanwar Titi. 2012. “Auditor Switching : Analisis Berdasar Ukuran KAP,

Ukuran Klien, dan Financial Distress”. Accounting Analysis Journal, ISSN

2252-6765.

Rasyid, Ahmad Gusti. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor

Switching”. Skripsi, Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sihombing, Maida Mutiara. 2012. “Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Auditor Switching”. Skripsi, Semarang: Universitas

(13)

349

Sinarwati, Ni Kadek. 2010. “Mengapa Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik?”. Simposium Nasianal Akuntansi

XIII, Purwokerto.

Sudiyatno, Bambang dan Puspitasari, Elen. 2010. ”Tobin’s Q dan Altman Z Score

Sebagai Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan”. Kajian Akuntansi Vol.2 No.1.

Sulistiarini, E dan Sudarno. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Pergantian Kantor Akuntan

Publik”. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol.1, no.2.

Suparlan dan Andayani, Wuryan. 2010. “Analisis Empiris Pergantian Kantor

Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium

Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.

Wijayani, Evi Dwi dan Januarti, Indira. 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching”.

Simposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh.

Wijayanti, Martina Putri. 2010. “Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Auditor Switching” di Indonesia. Skripsi. Semarang:

(14)

Gambar

TABEL 2 DESKRIPSI UKURAN KAP TERHADAP PERGANTIAN KAP
TABEL 3 DISKRIPSI FINANCIAL DISTRESS TERHADAP PERGANTIAN KAP
TABEL 4. HASIL UJI REGRESI LOGISTIK

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui arah hubungan antara tingkat kelembaban udara yang. tinggi dengan rasio

Sedangkan larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak dari yang seharusnya pada temperatur tertentu terdapat

[r]

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: Kharakteristik Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) di Air dan Sedimen Serta Akumulasinya pada Tubuh Ikan Nomei

pemberian obat pada anestesi spinal pasien sectio caesaria , dengan. pemberian bupivacaine-fentanyl lebih diutamakan karena

Sedangkan dari pandangan siswa, 90% menyampaikan bahwa gurunya mengajar dengan cara menerangkan, 58,8% berpendapat dengan cara memberikan PR, dan 43,6% menyampaikan dengan

Berdasarkan analisis data dengan taraf signifikansi 5% diperoleh (1) terdapat pengaruh penggunaan strategi Talking Stick dan Aptitude Treatment Interaction terhadap

penelitian yang dilakukan Yadaf (2004), tanaman memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi terhadap salinitas pada daerah yang relatif lebih lembab dan dingin Kondisi