• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Persepsi Pelanggan Terhadap Produk Telkomnet Instan (Studi Kasus PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Kandatel Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Persepsi Pelanggan Terhadap Produk Telkomnet Instan (Studi Kasus PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Kandatel Medan)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSEPSI PELANGGAN

TERHADAP PRODUK TELKOMNET INSTAN

(STUDI KASUS PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK

KANDATEL MEDAN)

GELADIKARYA

Oleh

SLAMET RIYANTO P.

NIM 067007059 KONSENTRASI PEMASARAN

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2011

(2)

ANALISIS PERSEPSI PELANGGAN

TERHADAP PRODUK TELKOMNET INSTAN

(STUDI KASUS PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK

KANDATEL MEDAN)

GELADIKARYA

Oleh

SLAMET RIYANTO P.

NIM 067007059 KONSENTRASI PEMASARAN

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2011

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Geladikarya : ANALISIS PERSEPSI PELANGGAN

TERHADAP PRODUK TELKOMNET INSTAN

(STUDI KASUS PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK KANDATEL MEDAN)

Nama : Slamet Riyanto Pardi NIM : 067007059

Program Studi : Magister Manajemen Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Menyetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Opim Salim Sitompul, MSc Ketua

Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM Anggota

Ketua Program Studi,

Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng

Direktur

Prof. Dr. Ir. A.Rahim Matondang, MSIE

(4)

iii

(5)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Geladikarya yang berjudul:

ANALISIS PERSEPSI PELANGGAN

TERHADAP PRODUK TELKOMNET INSTAN

(STUDI KASUS PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK

KANDATEL MEDAN)

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas.

Medan, Nopember 2011 Yang membuat pernyataan

Slamet Riyanto Pardi

(6)

iv

RINGKASAN EKSEKUTIF

Produk Telkomnet Instan merupakan salah satu produk PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk yang berbasis teknologi dial up connection

(v.90) yang secara mudah tanpa berlangganan (instan) dengan konsep

layanan yang mudah dan sederhana. Adapun fitur Telkomnet Instan

adalah menggunakan saluran telepon PSTN (Public Switch Telephone

Network), menggunakan satu nomor akses di seluruh Indonesia

(080989999), menggunakan modem V.90 (mampu melakukan akses

Internet dengan kecepatan 56 kbps) dan tidak pernah mendapat nada

sibuk.

Di Kandatel Medan pendapatan dari produk Telkomnet Instan

mengalami trend penurunan. Sehingga perlu diadakan kajian terhadap

kebijakan bauran pemasaran yang telah diterapkan oleh Kandatel Medan.

Dari analisis yang dilakukan terhadap kebijakan bauran pemasaran

yang telah diterapkan, pelanggan mempunyai persepsi bahwa dari 7

(tujuh) kebijakan bauran pemasaran tersebut yang paling dominan adalah

product dan price.

Dalam Gladikarya ini penulis menyarankan kepada TELKOM

Kandatel Medan untuk melakukan beberapa perubahan kebijakan pada

produk dan harga yang digunakan sebagai usaha meningkatkan utilisasi

Telkomnet Instan oleh pelanggan.

(7)

v

RIWAYAT HIDUP

Nama : Slamet Riyanto Pardi, ST Tempat, Tanggal Lahir : Banjarmasin, 29 Februari 1972 Status : Menikah, 3 putri

Alamat Rumah : Jl. Cendana No. 161 - Pontianak Tempat Bekerja : PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Area Network Pontianak Alamat Kantor : Jl. A.Yani No.05 Pontianak

Pendidikan Formal :

1. SD Negeri Kedung Harjo II – Wonogiri – Jawa Tengah 1979 - 1985 2. SMP Negeri 1 Gemolong - Sragen - Jawa Tengah 1985 - 1988 3. SMA Negeri 4 Surakarta – Jawa Tengah 1988 - 1991 4. STT TELKOM Bandung, Teknik Elektro (Ikatan Dinas) 1991 - 1996

5. USU, Magister Manajemen 2007 – 2011

Pengalaman Kerja Formal :

1. Staff O&M Radio & Multiplex 1996 – 1999 2. Officer O&M Radio & Multiplex 1999 – 2000 3. Officer O&M SKSO/SKKL & JSN 2000 – 2005 4. Asssistant Manager O&M Radio & Satelit 2005 – 2007 5. Assistant Manager O&M SKSO/SKKL & JS 2007 – 2009 6. Manager Area Network Pontianak,

Divisi Infratel – PT Telkom 2009– sekarang

Pengalaman Kerja Informal :

1. Engineer Database Design e-Goverment PEMKO Dumai Juli 2009

Pelatihan :

1. O&M Multiplexer 1651 Alcatel, Bandung Juni 1997 2. Konfigurasi Router BayNetwork, Jakarta Nopember 2001

3. Managerial Skill, Bandung Maret 2002

4. O&M SMA16 Series Siemens, Australia Desember 2002

(8)

vi

5. HPBB Sumatra - Pirelli, Jakarta Mei 2003 6. Action Management, Bandung Februarai 2009

7. SLTP Fundamental, Medan Maret 2009

8. SUSPIM 135B, Bandung Mei 2010

9. Malcolm Baldridge, Balikpapan Maret 2011 10. Basic Continuity Management, Balikpapan Oktober 2011

Seminar dan Pameran :

1. Communic Asia, Singapore Juni 2006

2. Communic Asia, Singapore Juni 2007

3. Communic Asia, Singapore Juni 2008

4. Communic Asia, Singapore Juni 2009

Penghargaan :

1. Penyelamat Asset Perusahaan Januari 2000

2. Tim Inovasi OCEANS Juni 2007

3. Penyelamat Asset Perusahaan Desember 2008

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala kekuatan, kemudahan serta hidayah yang tak henti-henti

dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan

Gladikarya ini yang merupakan salah satu materi yang harus penulis lalui

dalam rangka menyelesaikan suatu siklus proses pendidikan di program

Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

- Bapak Prof. Dr. Ir. Opim Salim Sitompul, M.Sc dan Bapak Ir. Sugih

Arto Pujangkoro, MM selaku Ketua dan Anggota Komisi Pembimbing

penulisan geladikarya yang dilakukan penulis.

- Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur

Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

- Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program

Studi, serta seluruh dosen dan staf Magister Manajemen, Program

Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara.

- Pimpinan serta karyawan PT Telkom Kandatel Medan, Network

Regional Sumbagut, dan Arnet Medan yang banyak membantu

penulis dalam hal support terhadap data-data mengenai produk

Telkomnet Instan.

(10)

viii

- Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen, dan

secara khusus untuk rekan-rekan angkatan XXI-1 dan kelas

konsentrasi Pemasaran yang telah bersedia saling membantu dan

mendukung dalam penulisan dan penyelesaian geladikarya ini serta

kerja samanya selama proses perkuliahan.

- Ibunda dari anak-anak penulis yang tercinta Imelda Syofyan, ST, para

”bidadari kecil” penulis yang selalu menjadi “penawar dan penyejuk”

Sabrina Q Pradipta, Aisyah Q Anindita dan Salma Q Pratista serta

untuk almarhum bapak, ibu serta almarhum ayah dan ibu mertua yang

tak henti-hentinya memberikan restu dan mendo’akan yang terbaik

bagi penulis.

Akhirnya penulis sangat menyadari bahwa geladikarya ini masih

jauh dari sempurna. Berbagai kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan geladikarya ini sangat diharapkan. Semoga geladikarya ini

dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang

membutuhkan.

Medan, Nopember 2011

Penulis

Slamet Riyanto P.

(11)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ………... i

Halaman Pengesahan ………. ii

Pernyataan ………... iii

Ringkasan Eksekutif ………... iv

Riwayat Hidup ………....……… v

Kata Pengantar ……….. vii

Daftar Isi ………. ix

Daftar Gambar ……….. xi

Daftar Tabel ………... xii

Daftar Lampiran ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 4

1.3 Tujuan Penelitian ……… 5

1.4 Manfaat Penelitian ……….. 5

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian .. 6

BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Pemasaran ……….. 7

2.2 Pengertian Pemasaran Jasa ………….… 8

2.3 Pengertian Persepsi……… 8

2.4 Segmentasi Targetting Positioning ……. 10

2.5 Bauran Pemasaran ……… 11

2.5.1 Produk……….…... 13

2.5.2 Harga ………...…… 13

2.5.3 Tempat ……… 14

2.5.4 Promosi……….. 15

2.5.5 Orang …...………. 16

2.5.6 Proses ...………... 17

2.5.7 Layanan Pelaggan ……… 18

2.6 Pengertian Pendapatan……….. 19

2.7 Tinjauan Pustaka ... 19

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL Kerangka Konseptual ... 22

BAB IV METODELOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian ……….. 25

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ….………. 25

4.3 Populasi dan Sampel ……….. 25

4.4 Teknik Pengumpulan Data ………. 27

(12)

x

4.5 Jenis dan Sumber Data ………. 27

4.6 Analisis Data ………. 28

BAB V PROFIL PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan ...……….. 29

5.2 Visi dan Misi PT TELKOM………... 30

5.2.1 Visi ……….. 30

5.2.2 Misi ………. 31

5.3 Budaya………...………. 31

5.4 Struktur Organisasi ……….. 32

5.4.1 Dewan Direksi………... 32

5.4.2 Divisi-Divisi ……… 33

5.4.3 Divisi Regional I Sumatra ………... 34

5.5 Konfigurasi Telkomnet Instant………. 37

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1 Data Primer ...………... 38

6.2 Data Sekunder ……...……… 41

6.3 Analisa dan Pembahasan………. 41

6.3.1 Produk ...………... 41

6.3.2 Harga ...……….. 44

6.3.3 Tempat ...…………. 45

6.3.4 Promosi……… 47

6.3.5 Orang ..………. 50

6.3.6 Proses……… 52

6.3.7 Layanan Pelanggan……… 53

6.3.8 Analisis Tingkat Kepentingan ………….. 55

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ……….. 57

7.2 Saran ……… 58

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISTILAH

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penurunan Pendapatan Telkomnet Instan ……… 4

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ………... 20

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Divre I Sumatra ……… 34

Gambar 5.2 Konfigurasi Layanan Dial Up... 35

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pendapatan Telkomnet Instan ...………….. 3

Tabel 4.1 Alokasi Waktu Penelitian ……….. 23

Tabel 6.1 Skala Pengukuran Penelitian ...………... 36

Tabel 6.2 Bauran Pemasaran Menurut Churn Customer……….. 38

Tabel 6.3 Jumlah Pengakses Telkomnet Instant……….. 39

Tabel 6.4 Data Pendapatan Telkomnet Instant ………...… 39

Tabel 6.5 Kebijakan Promosi ...……… 47

Tabel 6.6 Data Tingkat Kepentingan …...…………... 53

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Lampiran 1 : Kuesioner Churn Customer Telkomnet Instan

(16)

iv

RINGKASAN EKSEKUTIF

Produk Telkomnet Instan merupakan salah satu produk PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk yang berbasis teknologi dial up connection

(v.90) yang secara mudah tanpa berlangganan (instan) dengan konsep

layanan yang mudah dan sederhana. Adapun fitur Telkomnet Instan

adalah menggunakan saluran telepon PSTN (Public Switch Telephone

Network), menggunakan satu nomor akses di seluruh Indonesia

(080989999), menggunakan modem V.90 (mampu melakukan akses

Internet dengan kecepatan 56 kbps) dan tidak pernah mendapat nada

sibuk.

Di Kandatel Medan pendapatan dari produk Telkomnet Instan

mengalami trend penurunan. Sehingga perlu diadakan kajian terhadap

kebijakan bauran pemasaran yang telah diterapkan oleh Kandatel Medan.

Dari analisis yang dilakukan terhadap kebijakan bauran pemasaran

yang telah diterapkan, pelanggan mempunyai persepsi bahwa dari 7

(tujuh) kebijakan bauran pemasaran tersebut yang paling dominan adalah

product dan price.

Dalam Gladikarya ini penulis menyarankan kepada TELKOM

Kandatel Medan untuk melakukan beberapa perubahan kebijakan pada

produk dan harga yang digunakan sebagai usaha meningkatkan utilisasi

Telkomnet Instan oleh pelanggan.

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim bisnis yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir

ini menyebabkan perubahan tatanan bisnis secara global. Perubahan

yang terjadi tersebut disebabkan oleh empat faktor utama yang sangat

berpengaruh bagi perubahan tatanan ekonomi dunia. Adapun faktor-faktor

tersebut antara lain Emergence Global Economic, Transformation of

Industrial Economic, Transformation of The Business Enterprise dan The

Emerging The Digital Firm - Laudon (2007). Faktor-faktor tersebut

menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang dunia industri terhadap

pasar di mana semua bagian dari pasar yang tersebar di seluruh penjuru

dunia menjadi suatu bagian yang integral dari sistem ekonomi dunia.

Selain keempat faktor tersebut di atas, perubahan iklim bisnis juga

didukung oleh pesatnya perkembangan pada bidang Information and

Communication Technology (ICT). Bahkan menurut Thomas L. Friedman

salah satu faktor yang menyebabkan munculnya istilah The World is Flat

adalah perkembangan ICT (Friedman, 2005). Salah satu bagian dari

sektor industri ICT yang mengalami perkembangan yang sangat pesat

adalah industri Internet di mana industri tersebut menjadi salah satu tulang

punggung dalam merealisasikan integrasi pasar secara global.

(18)

2 Perubahan lingkungan global dan perkembangan teknologi

telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat, telah mendorong

terjadinya perubahan mendasar yang melahirkan lingkungan

telekomunikasi baru. Disamping itu terdapat pula perubahan cara

pandang dalam penyelenggaraan telekomunikasi, termasuk konvergensi

layanan telekomunikasi dengan teknologi informasi, sehingga dipandang

perlu dilakukan penataan kembali penyelenggaraan telekomunikasi

nasional. Hal inilah yang mendorong ditetapkannya kebijakan pemerintah

dalam sektor telekomunikasi dengan diberlakukannya UU No.36 Tahun

1999 tentang Telekomunikasi. Penyesuaian dalam penyelenggaraan

telekomunikasi di tingkat nasional sudah merupakan kebutuhan nyata,

mengingat meningkatnya kemampuan sektor swasta dalam

penyelenggaraan telekomunikasi, penguasaan teknologi telekomunikasi,

dan keunggulan kompetitif perusahaan dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat. Untuk mengantisipasi kebijakan pemerintah dan perubahan

lingkungan strategis perusahaan, maka TELKOM membuat kebijakan

diversifikasi bisnis.

Sesuai dengan Visi TELKOM ”To Become a Dominant Infocom

Player in the Region”, bahwa TELKOM bergerak dalam bisnis informasi

dan komunikasi yang secara nyata diwujudkan dalam bentuk keragaman

produk jasa. Semakin cepatnya perkembangan teknologi informasi dan

telekomunikasi yang mengarah kepada konvergensi layanan, mendorong

TELKOM merubah kebijakan bisnisnya dari layanan POTS (Plain Ordinary

(19)

3

Telephone Services) menjadi TIMES (Telecommunication, Information,

Media, Entertainment and Services).

Dalam rangka menambah pendapatan dari nilai tambah terhadap

alat produksi POTS yang sudah ada, maka TELKOM meluncurkan produk

Telkomnet Instan. Telkomnet Instan adalah salah satu produk TELKOM

yang digunakan untuk melayani pelanggan yang akan melakukan akses

Internet secara dial-up secara mudah tanpa berlangganan (instan) dengan

konsep layanan yang mudah dan sederhana. Adapun fitur Telkomnet

Instan adalah menggunakan saluran telepon PSTN (Public Switch

Telephone Network), menggunakan satu nomor akses di seluruh

Indonesia (080989999), menggunakan modem V.90 (mampu melakukan

akses Internet dengan kecepatan 56 kbps) dan tidak pernah mendapat

nada sibuk.

Beberapa tahun belakangan ini, tren pendapatan Telkomnet

Instan untuk TELKOM KANDATEL Medan semakin menurun. Adapun

data pendapatan (dalam Rp) tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Jumlah Pendapatan Telkomnet Instan

2006 2007 2008

Pendapatan Telkomnet Instan 22,916,200,865 18,847,614,470 12,695,938,819

Sumber : Dashboard PM Divre I Sumatra, 2009 (Data diolah)

(20)

4 Dalam bentuk grafik, menurunnya pendapatan Telkomnet Instan

TELKOM KANDATEL Medan ditunjukkan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1. Penurunan Jumlah Pendapatan Telkomnet Instan Sumber : Dashboard PM Divre I Sumatra, 2009 (Data diolah)

Dari beberapa kecenderungan menurunnya pendapatan tersebut,

dan semakin banyaknya kompetitor di bidang akses internet (Speedy,

Telkomsel Flash, Indosat, XL, AXIS, Three dan BTel maka perlu

dilakukan analisis persepsi pelanggan terhadap produk Telkomnet Instan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dirumuskan

permasalahan yang akan dianalisis dan dibahas adalah :

Apa saja faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pelanggan

meninggalkan (churn) produk Telkomnet Instan untuk melakukan akses

Internet dan apakah kebijakan terhadap faktor dominan tersebut sudah

tepat”.

0 5 10 15 20 25

2006 2007 2008

R

p

.

M

il

y

ar

d

Pendapatan Telkomnet Instan

Kandatel Medan

Pendapatan Telkomnet Instan

(21)

5 1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang

mempengaruhi pelanggan dalam memilih Telkomnet Instan

sebagai produk jasa akses Internet.

1.3.2 Menentukan persepsi pelanggan terhadap faktor-faktor

dominan yang mempengaruhi pelanggan memilih produk

Telkomnet Instan untuk melakukan akses Internet.

1.3.3 Untuk memberikan saran dan rekomendasi kepada

TELKOM KANDATEL Medan dalam meningkatkan

pemasaran dan pemakaian layanan Telkomnet Instan dalam

upaya peningkatan pendapatan TELKOM KANDATEL

Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Bagi TELKOM KANDATEL Medan, sebagai bahan

pertimbangan dalam meningkatkan pemasaran dan

pemakaian layanan Telkomnet Instan dalam upaya

meningkatkan pendapatan Telkomnet Instan.

1.4.2 Bagi penulis, untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

dalam bidang tugas pekerjaan sehari-hari.

(22)

6 1.4.3 Bagi program Magister Manajemen USU, sebagai referensi

dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam

pemasaran produk-produk second curve di bidang teknologi

informasi dan telekomunikasi.

1.4.4 Bagi peneliti lain, sebagai acuan dalam pembahasan topik

pembahasan yang sama.

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Batasan dan Ruang lingkup dalam penelitian Telkomnet Instan ini

adalah sebagai berikut :

1.5.1 Penelitian dilakukan di TELKOM KANDATEL Medan.

1.5.2 Data pendapatan dan jumlah pengakses dalam penelitian ini

menggunakan data pelanggan TELKOM KANDATEL Medan

pada periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2008.

1.5.3 Populasi data churn pengakses Telkomnet Instan adalah

jumlah pelanggan POTS yang melakukan koneksi Internet

menggunakan Telkomnet Instan periode bulan Desember

2008 dan tidak melakukannya lagi untuk periode januari 2009.

1.5.4 Analisis persepsi pelanggan atas kebijakan bauran pemasaran

layanan Telkomnet Instan ini dibatasi pada elemen product

(produk), price (harga), place (saluran distribusi), promotion

(promosi), people (orang), process (proses), customer service

(layanan pelanggan), sedangkan elemen physical evidence

(bukti fisik) tidak dilakukan penelitian.

(23)

7

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1 Pengertian Tentang Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Kotler (2004) menyatakan bahwa ”Pemasaran adalah suatu proses

sosial dan manajerial yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok

yang berusaha mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain”. Kotler (2006) menyatakan bahwa proses-proses

utama dalam pemasaran adalah mengidentifikasi peluang,

mengembangkan produk baru, menarik pelanggan, mempertahankan

pelanggan, membangun loyalitas dan memenuhi pesanan pelanggan.

Kotler (2005) menyatakan bahwa tujuan pemasaran adalah untuk

mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk

atau jasa itu cocok bagi pelanggan. Sedangkan manajemen pemasaran

merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan

harga, promosi, dan distribusi barang atau jasa dan gagasan untuk

menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi

tujuan pelanggan dan organisasi. Manajemen pemasaran dalam

penelitian ini adalah produk Telkomnet Instan untuk layanan akses

Internet. Bagaimana analisis internal dan eksternal yang dilakukan

TELKOM, bagaimana harga ditetapkan TELKOM, bagaimana promosi dan

distribusi layanan dilakukan TELKOM sampai kepada pelanggan sehingga

(24)

8 layanan produk Telkomnet Instan dapat dipergunakan pelanggan untuk

memenuhi kebutuhannya terhadap akses Internet.

2.2 Pengertian Pemasaran Jasa

Payne (2000) menyatakan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan

yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan (intangibility) yang

berhubungan dengannya, yang melibatkan beberapa interaksi dengan

konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya, dan tidak

menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan kondisi mungkin saja

terjadi dan produksi jasa bisa saja berhubungan atau bisa pula tidak

berkaitan dengan produk fisik. Payne (2000) juga menyatakan bahwa jasa

memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang atau

produk-produk manufaktur dimana empat karakteristik yang paling sering dijumpai

dalam jasa yakni ketidakberwujudan (intangibility), keragaman

(heterogentity), tidak dapat dipisahkan (inseperability), dan tidak tahan

lama (perishability). Pemahaman mengenai tingkat karakteristik tertentu

yang dimiliki oleh suatu jasa sangatlah penting karena akan berpengaruh

pada perancangan program pemasaran.

2.3 Pengertian Persepsi

Persepsi dapat digambarkan sebagaimana masing-masing individu

melihat lingkungan di sekitarnya. Persepsi setiap orang berbeda dengan

situasi yang sama, hal ini disebabkan karena setiap individu menerima

sebuah obyek rangsangan melalui pengindraan, yaitu arus informasi itu

masuk melalui kelima indra, penglihatan, pendengaran, pembauan,

(25)

9 perasaan dan perabaan. Namun tiap-tiap orang menanggapi,

mengorganisasi dan menafsirkan informasi sensorik ini menurut

masing-masing sebagai individu. Dua orang mengalami dorongan yang sama

dalam situasi yang sama memungkinkan dalam menanggapi, menyeleksi

dan mengorganisir rangsangan tersebut akan berbeda, karena tiap orang

tidak sama dalam hal kebutuhan, nilai harapan dan kesukaan orang dapat

muncul dengan persepsi yang berbeda terhadap obyek rangsangan.

Persepsi seringkali berbicara lebih kuat daripada fakta, sehingga

menimbulkan kesan bahwa persepsi konsumen terlihat lebih bermanfaat

daripada menunjukkan fakta yang belum tentu dapat diterima oleh

konsumen. Persepsi dapat juga diartikan sebagai suatu proses yang

dilewati seseorang untuk menyeleksi, mengorganisasikan, dan

mengintepretasikan informasi-informasi tertentu dalam rangka membentuk

makna tertentu mengenai produk atau merek tertentu. Makna tersebut

lebih sering dinamakan citra/kesan/image.

Adapun pendapat ahli manajemen tentang persepsi, yaitu :

menurut Kotler (2004) persepsi adalah :”proses seorang individu memilih,

mengorganisasi, dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk

menciptakan sebuah gambar yang bermakna tentang dunia”.

Persepsi tidak hanya bergantung pada sifat-sifat rangsangan fisik,

tetapi juga pada pengalaman dan sikap sekarang dari individu.

Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lampau,

atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang akan dapat

memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman yang berbeda-beda,

(26)

10 akan membentuk suatu pandangan yang berbeda sehingga menciptakan

proses pengamatan dalam perilaku pembelian yang berbeda pula. Makin

sedikit pengalaman dalam perilaku pembelian, makin terbatas pula luasan

intepretasinya. Dan juga persepsi ini ada hubungannya antara

rangsangan dengan medan yang mengelilingi kondisi dalam diri sesorang.

2.4 STP (Segmentation – Targetting – Positioning)

Menurut Kotler (2005) : ”Market segmentation is the process of

breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller

homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying

characteristics or needs”.

Segmentasi pasar merupakan suatu proses membagi atau

mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen

atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku

maupun gaya hidup. Sedangkan segmentasi pasar untuk produk

Telkomnet Instan terdiri dari :

 POTS User

 Speedy User

 Traveller User

 PDN/GPRS User

 Schools

 SOHO (Small Office, Home Office)

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya

adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan

(27)

11 segmen mana yang menjadi target pasar. Dalam mengevaluasi segmen

pasar yang berbeda, perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik

pasar secara keseluruhan serta tujuan dan sumber daya perusahaan.

Target pasar untuk produk Telkomnet Instan difokuskan kepada pasar

Personal Residensial dan pelanggan dalam perjalanan.

Menurut Kotler (2005) : ”Positioning product is the place your

product occupies in consumers’ minds relative to competing products.

Think brand image, benefit promise, and competitive advantage. It’s how

you plan to compete in the marketplace. It’s the reasons customers should

buy your product, and not the competitors”.

Positioning adalah bagaimana sebuah produk di mata konsumen

yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk

brand image, manfaat yang dijanjikan serta keunggulan kompetitif

(competitive advantage). Inilah alasan mengapa konsumen memilih

produk suatu perusahaan bukan produk pesaing. Positioning produk

Telkomnet Instan adalah menekankan pada kemudahan akses Internet

tanpa berlangganan dengan jangkauan yang luas.’

2.5 Bauran Pemasaran Jasa

Pada dasarnya bauran pemasaran jasa menunjukkan faktor-faktor

yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pemasaran suatu

perusahaan jasa, dimana titik awal untuk membuat segala keputusan

tentang bauran pemasaran tergantung pada bagaimana jasa harus

diposisikan dan segmen pasar yang harus dituju.

(28)

12 Zeithaml dan Bitner (2003) menyatakan, Traditional Marketing Mix,

”All elements within the control of the firm that communicate the firm’s

capabilities and image to customers or that influence customer satisfaction

with the firm’s product and services : product, price, place, promotion”.

Expanded Mix for Services 7Ps : product, price, place, promotion, people,

process, physical evidence.

Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran

yang disebut dengan bauran pemasaran (marketing mix). Elemen-elemen

bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang bisa dikontrol

perusahaan dan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga apabila

salah satu elemen tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi

strategi pemasaran secara keseluruhan.

Elemen-elemen bauran pemasaran jasa terdiri atas produk

(product), harga (price), saluran distribusi atau tempat (place), promosi

(promotion), orang (people), proses (process), dan bukti fisik (physical

evidence). Beberapa penulis memasukkan bukti fisik sebagai tambahan P

elemen bauran pemasaran jasa, namun ada yang memasukkan ke dalam

elemen produk bauran pemasaran jasa. Konsep dasar dalam

mengembangkan setiap elemen bauran pemasaran jasa adalah

menggunakannya untuk mendukung satu sama lain, untuk menguatkan

positioning produk dan menyampaikan kualitas jasa yang sesuai untuk

mencapai keunggulan kompetitif.

(29)

13 2.5.1 Produk

Payne (2000) menyatakan bahwa produk jasa merupakan

rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Orang membeli jasa untuk

memecahkan masalah dan mereka meletakkan nilai dalam jasa-jasa

dalam kaitannya dengan kemampuan jasa yang dipersepsikan untuk

memecahkan masalah tersebut. Nilai diberikan para pembeli dalam

hubungannya dengan manfaat yang mereka terima. Penambahan

produk diharapkan mencerminkan cara menciptakan diferensiasi

produk dan dengan demikian menambah nilai dari perspektif

pelanggan. Produk yang dimaksud dalam geladikarya ini adalah

berupa layanan atau jasa yang merupakan segala aktifitas atau

manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain

yang pada dasarnya tidak berwujud. Produk Telkomnet Instan

menekankan pada kemudahan akses Internet tanpa berlangganan

dengan jangkauan yang luas menggunakan satu saluran telepon.

2.5.2 Harga

Payne (2000) menyatakan bahwa harga merupakan bagian

yang sangat penting dalam bauran pemasaran jasa, karena

penetapan harga memberikan penghasilan bagi bisnis. Harga

memberikan persepsi mengenai kualitas jasa. Keputusan penetapan

harga khususnya untuk jasa penting karena karakteristik

ketidakberwujudan produk. Harga yang dikenakan pada suatu jasa

memberikan sinyal mengenai jasa tersebut kepada pelanggan yang

bakal menerimanya.

(30)

14 Harga adalah satu-satunya elemen dalam bauran

pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sementara semua

elemen lainnya menimbulkan biaya. Harga adalah salah satu elemen

yang paling fleksibel dari bauran pemasaran, harga dapat diubah

dengan cepat. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam

menetapkan harga yaitu :

a. Faktor internal yang meliputi sasaran pemasaran, biaya, dan

pertimbangan organisasi.

b. Faktor eksternal yang meliputi sifat penawaran dan

permintaan, persaingan, regulasi, dan elemen lingkungan.

2.5.3 Tempat

Payne (2000) menyatakan bahwa keputusan-keputusan

tempat atau lokasi atau saluran meliputi pertimbangan cara

menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana jasa harus

ditempatkan karena jasa tidak dapat disimpan serta dikonsumsi pada

saat yang sama. Tempat mempunyai arti penting karena menyangkut

lingkungan dimana jasa disampaikan dan bagaimana jasa

disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang

dipersepsikan. Para pemasar jasa harus berupaya mengembangkan

pendekatan-pendekatan penyampaian jasa yang sesuai sehingga

menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Kotler (2005)

menyatakan bahwa saluran distribusi merupakan perangkat

organisasi yang saling tergantung dalam menyediakan satu produk

atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau

(31)

15 pengguna bisnis. Fungsi saluran distribusi adalah untuk

memindahkan produk dari produsen kepada konsumen, mengatasi

kesenjangan utama dalam waktu, tempat, dan kepemilikan yang

memisahkan barang dan jasa dari mereka yang akan

menggunakannya.

2.5.4 Promosi

Payne (2000) menyatakan bahwa promosi merupakan alat

yang dapat digunakan organisasi jasa untuk berkomunikasi dengan

pasar sasarannya. Program komunikasi pemasaran suatu

perusahaan secara total yang disebut dengan bauran promosi

(promotion mix) terdiri dari :

a. Periklanan (advertising), yang merupakan segala bentuk

penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan,

barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor.

b. Penjualan pribadi (personal selling), yang merupakan penyajian

pribadi oleh tenaga penjual perusahaan dengan tujuan menjual

dan membina hubungan dengan pelanggan.

c. Promosi penjualan (sales promotion), yang merupakan insentif

jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari

suatu produk atau jasa.

d. Hubungan masyarakat (public relation) yakni dengan membina

hubungan baik dengan berbagai kelompok masyarakat yang

berhubungan dengan perusahaan melalui publisitas yang

mendukung, membina citra perusahaan yang baik, dan

(32)

16 menangani atau menangkal hal-hal yang dapat merugikan

perusahaan. Pelaksanaan promosi untuk produk Telkomnet

Instan dikelompokkan menjadi tiga macam yakni yang bersifat:

1. Nasional (Above the Line) melalui media massa

nasional baik cetak maupun elektronik yang menjadi

tanggung jawab Public & Marketing Communication

TELKOM.

2. Regional (Below the Line) melalui media radio lokal,

koran lokal, brosur, leaflet dan spanduk.

3. Direct communication (personalized) untuk pelanggan

pribadi maupun komunitas.

2.5.5 Orang

Orang atau partisipan adalah semua pelaku yang berperan

dalam penyajian jasa yang dapat mempengaruhi persepsi

pelanggan. Seluruh tindakan dan penampilan karyawan dalam suatu

perusahaan dapat mempengaruhi persepsi pelanggan. Kesuksesan

pemasaran suatu jasa sangat bergantung kepada seleksi, pelatihan,

motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Pentingnya orang

dalam pemasaran jasa mengarah kepada upaya organisasi

perusahaan dalam menarik, memotivasi, melatih, dan

mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan

pekerjaan-pekerjaan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan

pelanggan.

(33)

17 Orang atau partisipan dalam layanan Telkomnet Instan

adalah seluruh personil yang tergabung ke dalam unit PO (Product

Owner), unit DC (Delivery Channel), dan unit Support, serta individu

lintas unit yang juga berkontribusi dalam memasarkan layanan

Telkomnet Instan kepada pelanggan.

2.5.6 Proses

Proses dimana jasa diciptakan dan disampaikan kepada

pelanggan merupakan faktor penting di dalam bauran pemasaran

jasa, karena para pelanggan akan mempersepsikan sistem

penyampaian jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Proses-proses

pembuatan keputusan perusahaan merupakan aspek yang relevan

dalam menunjang dalam kesuksesan pemasaran jasa. Pemilihan

proses bisa menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Proses merupakan gabungan semua aktifitas dalam

melakukan koordinasi dan kerja sama yang baik antara petugas

pemasaran dan petugas operasional. Penyajian jasa aktual akan

menentukan tahapan pengalaman konsumen, bahkan aliran operasi

jasa dapat dijadikan bukti yang bisa dinilai konsumen sehingga

diperlukan koordinasi terus-menerus antara pemasaran dan operasi

agar dapat berhasil dalam bisnis jasa.

Proses dalam produk Telkomnet Instan adalah kemudahan

pengguna produk untuk melakukan koneksi ke Internet dari Personal

(34)

18

Computer atau Notebook melalui modem dial up, tanpa perlu

registrasi.

2.5.6 Layanan Pelanggan

Kualitas layanan pelanggan merupakan faktor utama yang

membedakan perusahaan jasa. Para pelanggan semakin kritis dalam

memenuhi permintaannya dan menuntut standar layanan yang lebih

tinggi. Seringkali layanan pelanggan dilihat sebagai bagian dari

elemen bauran pemasaran place (tempat) dan dikaitkan dengan

komponen distribusi. Menurut Payne (2000) terdapat beberapa

argument yang menyatakan bahwa layanan pelanggan sebagai

elemen bauran pemasaran yang lebih luas dan terpisah yakni :

a. Harapan pelanggan yang berubah, dimana pelanggan menuntut

standar layanan yang lebih tinggi.

b. Semakin pentingnya layanan pelanggan, dimana para pesaing

memandang layanan pelanggan sebagai senjata kompetitif

dalam mendeferensiasikan penjualan mereka.

c. Kebutuhan akan strategi hubungan pelanggan, sehingga perlu

memberikan peran sentral pada layanan pelanggan.

Perusahaan jasa harus fokus pada layanan pelanggan dan

mempertahankan tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan kajian

yang berkesinambungan, biasanya dengan membuat sistem keluhan

atau komplain pelanggan yang memungkinkan pengambilan tindakan

perusahaan secara korektif. Perusahaan jasa harus terus

(35)

19 beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan yang selalu berubah

dalam pelayanan pelanggan.

2.6 Pengertian Pendapatan

Tuanakotta (1984) mendefinisikan pendapatan sebagai ”nilai uang

yang diperoleh perusahaan dalam rangka menyediakan barang atau jasa”.

Pengeluaran atau beban didefinisikan sebagai ”biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan di dalam menjalankan operasinya”.

Sedangkan laba yang diperoleh perusahaan adalah ”selisih antara

pendapatan dikurangi pengeluaran atau beban”.

Pendapatan Telkomnet Instan dalam penelitian ini adalah

pendapatan yang diterima dari pelanggan atas pemakaian produk

Telkomnet Instan setiap bulan tagihan, yang berbasis time based dengan

satuan menit.

2.7 Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka mempunyai arti: peninjauan kembali

pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti

tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali

(review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah

yang berkaitan, tidak selalu harus tepat identik dengan bidang

permasalahan yang dihadapi, tetapi termasuk pula yang seiring dan

berkaitan (collateral). Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan

merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, bahwa semakin banyak

seorang peneliti mengetahui, mengenal dan memahami tentang

(36)

20 penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya (yang berkaitan

erat dengan topik penelitiannya), semakin dapat dipertanggung jawabkan

caranya meneliti permasalahan yang dihadapi.

Beberapa penelitian yang menjadi tinjauan pustaka dalam

penulisan gladikarya ini antara lain sebagai berikut :

1. Denny Prasetya (IT TELKOM, 2006) melakukan penelitian dengan

judul Perumusan Strategi Pemasaran Telkomnet Instan Dengan

Fasilitas Tambahan Internet Call Waiting Berdasarkan Riset Pasar di

Kota Bandung. Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah

kuesioner yang disebar kepada pelanggan Telkomnet Instan dan

non-pelanggan TelkomNet Instan. Teknik sampling yang digunakan adalah

simple random sampling untuk pelanggan dan convenience sampling

untuk non-pelanggan. Pengolahan data yang digunakan adalah

analisa cluster untuk melakukan segmentasi, sedangkan uji asosiasi,

tabulasi silang dan distribusi frekuensi digunakan untuk menentukan

karakteristik dari tiap segmen yang telah terbentuk. Adapun tahapan

dalam penelitian ini adalah dengan melakukan segmentasi pasar,

pemilihan pasar sasaran (targetting), penentuan positioning statement

untuk memposisikan layanan di benak pelanggan dan perumusan

konsep layanan Telkomnet Instan dan Internet Call Waiting sesuai

dengan yang diharapkan responden.

2. Alvinia Syafitri (IT TELKOM , 2006) melakukan penelitian berjudul

Marketing Audit Telkomnet Instan dengan Pendekatan Competitive

Audit dari Markplus&Co sebagai Dasar Perumusan Strategi

(37)

21 Pemasaran di Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

profil dan tipe perusahaan berdasarkan audit pemasaran TelkomNet

Instan, matriks SWOT, serta menentukan strategi pemasaran yang

tepat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga jenis

kuesioner yaitu kuesioner pertama ditujukan pada target pasar

TelkomNet Instan dengan menggunakan teknik simple random

sampling, kuesioner audit internal kepada manajemen PT Telkom Tbk.

dan kuesioner audit eksternal untuk kompetitor. Pengolahan data

terhadap kuesioner audit internal dan kuesioner audit eksternal

menggunakan metode competitive audit dari Markplus&Co akan

menghasilkan suatu nilai kesenjangan (gap). Berdasarkan riset pasar

dan analisis gap serta faktor internal dan eksternal perusahan maka

akan dihasilkan suatu matriks SWOT. Kemudian dilakukan perumusan

strategi pemasaran yang terdiri dari segmentasi, targeting dan

positioning TelkomNet Instan.

3. Salman Paris Siregar (MM USU, 2010) melakukan penelitian berjudul

Analisis Penurunan Pendapatan dari Bisnis Telepon Tetap dengan

Kabel (Studi Kasus pada Telkom Kandatel Medan). Penelitian tersebut

dilaksanakan pada pelanggan cluster IV Telkom Kandatel Medan. Dari

hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa penggunaan lebih dari

satu layanan telepon adalah sebagai penyebab utama menurunnya

pendapatan bisnis telepon tetap.

(38)

22

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual dari penelitian dan penulisan geladi karya ini

berangkat dari faktor-faktor internal dan eksternal seperti digambarkan

pada Gambar 3.1.

Bauran Pemasaran

Telkomnet Instan

 Pendapatan menurun

 Occupancy alat produksi masih idle

 Kebijakan bauran pemasaran Telkomnet Instan

INTERNAL

Kompleksitas persaingan dalam bisnis internet yang dipengaruhi oleh :

EKSTERNAL

 Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi yang sangat cepat

 Perilaku Pelanggan

 Regulasi

Survey Pelanggan Analisis Data

Persepsi Pelanggan terhadap Telkomnet Instan

Saran Perbaikan atas kebijakan Bauran Pemasaran

Telkomnet Instan dalam peningkatan pendapatan Faktor dominan pelanggan

[image:38.595.122.504.264.655.2]

memilih Telkomnet Instan

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

(39)

23 Adapun yang termasuk ke dalam faktor-faktor internal adalah

hal-hal sebagai berikut :

1. Realisasi pendapatan Telkomnet Instan semakin menurun setiap

tahun.

2. Pendudukan (occupancy) alat produksi Telkomnet Instan yang

masih idle yang masih dapat digunakan untuk meningkatkan

pelanggan aktif Telkomnet Instan.

3. Kebijakan Bauran Pemasaran Telkomnet Instan yang diterapkan

saat ini.

Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor-faktor eksternal berawal dari

kondisi persaingan bisnis telekomunikasi yang semakin kompleks

khususnya dalam penyediaan akses internet yang dipengaruhi oleh :

1. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi yang sangat

cepat.

2. Perilaku Pelanggan

3. Regulasi

Survey dilakukan untuk mengetahui respon pelanggan atas

kebijakan bauran pemasaran Telkomnet Instan di TELKOM KANDATEL

Medan sehingga diperoleh data primer. Dari dukungan data primer hasil

survey dan data sekunder, maka dilakukan analisis untuk memperoleh

persepsi pelanggan terhadap produk Telkomnet Instan. Selanjutnya

diidentifikasi faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pelanggan dalam

(40)

24 memilih produk Telkomnet Instan. Kebijakan yang tidak sesuai dengan

persepsi pelanggan, disarankan untuk dilakukan perbaikan sebagai hasil

dari penelitian. Diharapkan kebijakan bauran pemasaran Telkomnet Instan

mengacu pada factor-faktor dominan tersebut. Hasil dari saran atas

kebijakan bauran pemasaran tersebut diharapkan dapat menaikkan

pendapatan Telkomnet Instan.

(41)

25

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan studi kasus

yang dilakukan di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk KANDATEL Medan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk -

KANDATEL Medan disingkat KANDATEL Medan. Waktu penelitian yang

dipergunakan selama 10 (sepuluh) minggu dengan alokasi waktu seperti

[image:41.595.118.518.437.599.2]

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Alokasi Waktu Penelitian

NO JENIS KEGIATAN MINGGU

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Pengajuan Usulan Geladikarya

2 Kolokium Usulan Geladikarya

3 Pengumpulan dan Analisis Data

4 Penyusunan Draft Geladikarya

5 Seminar perusahaan

6 Perbaikan dan penyusunan Geladikarya

7 Sidang Geladikarya

8 Perbaikan dan penyerahan Geladikarya

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian dan populasi dalam

penelitian ini adalah pelanggan telepon rumah KANDATEL Medan yang

pernah melakukan akses internet menggunakan Telkomnet Instan pada

(42)

26 periode tanggal 1 sampai dengan 31 Desember 2008 dan tidak

melakukan akses ke Telkomnet Instan kembali untuk periode 1 sampai

dengan 31 Januari 2009. Istilah bagi pelanggan yang tidak melakukan

akses tersebut adalah churn. Penentuan sampel dari populasi dalam

penelitian ini menggunakan Non Probabilitas Sampling yakni dengan

teknik Judgement Sampling yang fokus pada target populasi dengan

kriteria Pelanggan Wireline (POTS) aktif yang sudah pernah mengakses

Telkomnet Instan.

Pengambilan jumlah sampel dari populasi yang ada ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2004) yang dirumuskan

sebagai berikut :

dimana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau

diinginkan.

Menurut Umar (2004) disebutkan bahwa untuk ukuran populasi

yang relatif besar dapat digunakan kelonggaran ketidaktelitian hingga 10

persen. Dalam penelitian ini digunakan persentase kelonggaran

ketidaktelitian sebesar 5 persen. Sedangkan data pelanggan yang churn

(pengakses Telkomnet Instan pada buan Desember 2008, dan sudah

(43)

27 tidak menggunakannya lagi pada januari 2009) adalah 522 sst. Dengan

demikian diperoleh sampel untuk pelanggan Telkomnet Instan yang churn

adalah 227 sst.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

a. Kuesioner berupa outbond call yang ditujukan kepada

pelanggan yang masuk dalam sampel.

b. Mengumpulkan data yang mendukung penelitian seperti data

CSS (Customer Service System), dan Dashboard Performance

Monitoring.

4.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer

dan sekunder. Umar (2005) mendefinisikan data primer sebagai data yang

didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun kelompok, seperti

hasil wawancara dan hasil pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder

merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik

oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder

digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut .

(44)

28 4.6 Analisis Data

Data yang dikumpulkan dianalisis dengan pendekatan deskriptif,

dimana semua data baik kuantitatif maupun kualitatif dijelaskan

keterkaitan serta pengaruhnya terhadap pendapatan Telkomnet Instan.

Pendekatan melakukan analisis data dilakukan dengan :

a. Metode deskriptif yaitu dengan mengklasifikasikan dan

menginterpretasikan data, baik kuantitatif maupun kualitatif untuk

mengetahui masalah yang dihadapi, serta menganalisis respon

pelanggan atas kebijakan bauran pemasaran Telkomnet Instan,

sehingga dapat diperoleh kesimpulan umum atas penelitian tentang

kebijakan bauran pemasaran Telkomnet Instan di KANDATEL

Medan.

b. Metode deduktif yaitu dengan bertitik tolak pada konsep teoritis

yang secara umum diterima, kemudian diambil kesimpulan khusus

tentang faktor dominan atas pemiihan Telkomnet Instan dan

kebijakan bauran pemasaran Telkomnet Instan dalam upaya

peningkatan pendapatan KANDATEL Medan.

(45)

29

BAB V

PROFIL PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1884, pemerintah kolonial Belanda mendirikan

perusahaan swasta yang bergerak di bidang ekspedisi surat menyurat

untuk domestik dan jasa layanan telegrap internasional. Jasa telepon

mulai ada di Indonesia pada tahun 1882, hingga tahun 1906 bentuk

perusahaan adalah swasta yang telah mendapatkan izin dari pemerintah

selama 25 tahun. Pada tahun 1906, pemerintah kolonial Belanda

membentuk departemen untuk mengawasi kegiatan jasa pos dan

telekomunikasi di Indonesia. Pada tahun 1961, jasa pos dan

telekomunikasi baru berdiri dengan bentuk perusahaan pemerintah

pertama untuk menjaga jasa pos dan telekomunikasi di wilayah Sumatera

dimana pada tahun 1970 terbentuk secara nasional. Pemerintah

memisahkan jasa pos dan telekomunikasi pada tahun 1965 ke dalam dua

perusahaan milik negara, yaitu Perusahaan Negara (PN) Pos dan Giro,

dan Perusahaan Negara (PN) Telekomunikasi. Pada tahun 1974, PN

Telekomunikasi terbagi menjadi dua perusahaan milik negara, yaitu

Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) dan PT. Inti, untuk

peningkatan jasa telekomunikasi di dalam dan luar negeri, serta

pembuatan peralatan telekomunikasi untuk mendukung jasa

telekomunikasi khususnya di Indonesia. Pada tahun 1980, bisnis

telekomunikasi internasional dipindahkan dari Perumtel ke PT Indonesia

(46)

30 Satelit (Indosat). Perumtel berubah bentuk menjadi perusahaan perseroan

(Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang dikenal dengan PT

Telkom, didirikan berdasarkan Akte Notaris Imas Fatima, SH, No.128 di

Jakarta, tanggal 24 September 1991, yang mendapat pengesahan dari

Menteri Kehakiman No. C2-6870.HT.01.01.TH.91, tanggal 19 November

1991, dan mengalami beberapa perubahan, terakhir dengan Akte No.111

tanggal 26 Februari 1993, diumumkan dalam Tambahan Berita Negara

Republik Indonesia No.210 tahun 1992 (Berita Negara Republik

Indonesia, tanggal 17 Januari 1992, No.5) berkedudukan di Jl. Japati No.1

Bandung.

5.2 Visi dan Misi PT Telkom

5.2.1 Visi

Visi PT Telkom adalah ”To Become a Dominant InfoCom Player

in the Region”, dimana PT Telkom berupaya untuk menempatkan diri

sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia,

dan akan berkelanjutan ke kawasan Asia Pasifik. Menjadi InfoCom Player

mengandung arti bahwa PT Telkom bergerak dalam bisnis informasi dan

komunikasi yang secara konkret diwujudkan dalam bentuk keragaman

produk jasa, sedangkan Dominant InfoCom Player in the Region

mengandung arti bahwa PT Telkom berusaha untuk menempatkan diri

sebagai perusahaan InfoCom berpengaruh di kawasan Asia Tenggara,

yang kemudian akan berlanjut ke kawasan Asia, dan Asia Pasifik.

(47)

31 5.2.2 Misi

Misi PT Telkom adalah :

”To Provide One Stop Services with Excellent Quality and

Competitive Price”

“Managing Business Through Best Practices, Optimizing Superior

Human Resource, Competitive Technology, and Synergizing

Business Partners”

Misi PT Telkom menjamin bahwa pelanggan akan mendapatkan

layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas

dengan harga bersaing. PT Telkom akan mengelola bisnis melalui

praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalkan sumber daya manusia

yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif dan membangun

kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara

sinergis.

5.3 Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan PT Telkom adalah ”THE TELKOM WAY 135”

yang menyangkut tiga tingkatan yakni asumsi dasar, nilai-nilai inti, dan

perilaku.

 Asumsi Dasar : Committed 2 U

 Nilai-Nilai Inti : 1. Customer Value

2. Excellent Service

3. Competent People

(48)

32  Perilaku : 1. Stretch The Goals

2. Simplify

3. Involve Everyone

4. Quality is My Job

5. Rewards the Winners

5.4 Struktur Organisasi

5.4.1 Dewan Direksi

Dalam mengelola organisasinya, PT Telkom memiliki sebuah

Dewan Direksi yang terdiri dari 1 (satu) orang Direktur Utama dan 7 (tujuh)

orang Direktur.

a. Direktur Utama : Rinaldi Firmansyah

b. Direktur Keuangan : Sudiro Asno

c. Direktur Human Capital & General Affair : Faisal Syam

d. Direktur Konsumer : I Nyoman G Wiryanata

e. Direktur Network & Solution : Ermady Dahlan

f. Direktur Enterprise & Wholesale : Arief Yahya

g. Direktur Compliance & Risk Management : Prasetio

h. Direktur IT & Supply : Indra Utoyo

(49)

33 5.4.2 Divisi-divisi PT TELKOM

Berdasarkan Keputusan Direksi KD.43/PS150/CTG-00/2003,

Divisi-divisi di PT Telkom dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok yakni PO

(Product Owner), DC (Delivery Channel), dan Support.

1. Divisi-divisi PO (Product Owner)

a. Divisi Infrastruktur Telekomunikasi (Infratel)

b. Divisi Multimedia

c. Divisi Fixed Wireless Network (FWN)

2. Divisi-divisi DC (Direct Channel)

a. Divisi Regional I, untuk wilayah Sumatra.

b. Divisi Regional II, untuk wilayah Jakarta, Bogor,

Tangerang, Bekasi, Serang, Karawang, Purwakarta.

c. Divisi Regional III, untuk wilayah Jawa Barat dan Banten.

d. Divisi Regional IV, untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY.

e. Divisi Regional V, untuk wilayah Jawa Timur Divisi

Regional VI, untuk wilayah Kalimantan.

f. Divisi Regional VII, untuk wilayah Bali, Nusa Tenggara,

Sulawesi, Maluku, Papua.

g. Divisi Enterprise Service

h. Divisi CISC.

(50)

34 3. Divisi-divisi Support

a. Finance Center

b. Human Resource Center (HRC)

c. Information System Center (ISC)

d. Telkom Training Center (TTC)

e. Telkom Construction Center (TCC)

f. Maintenance Service Center (MSC)

g. Research & Development Center (RDC)

h. Manajemen Consultative Center (MCC)

i. Community Development Center (CDC)

5.4.3 Divisi Regional I Sumatra

Divisi Regional I Sumatra adalah organisasi TELKOM yang

diperankan sebagai unit operasi dengan fokus pada penyelenggaraan

fungsi delivery untuk seluruh produk TELKOM yang dikembangkan dari

jasa infocom kepada pelanggan segmen konsumer / retail. Divisi Regional

I Sumatra mempunyai 5 (lima) bidang dan 3 (tiga) unit yang berkedudukan

di Medan, serta 8 (delapan) Kandatel (Kantor Daerah Telekomunikasi) di

seluruh Sumatra.

(51)

35 a. Bidang dan Unit

1. Bidang Marketing & Sales

2. Bidang Customer Care

3. Bidang Access Network Planning & Performance

4. Bidang Product & Business Performance

5. Bidang General Support

6. Unit Billing & Collection

7. Unit Sekretariat

8. Unit Communication

b. Kandatel

1. Kandatel Aceh, berpusat di Banda Aceh dengan wilayah

kerja meliputi Propinsi Aceh.

2. Kandatel Medan, berpusat di Medan dengan wilayah kerja

meliputi Kotamadya Medan dan sekitarnya.

3. Kandatel Sumatera Utara, berpusat di Pematang Siantar

dengan wilayah kerja meliputi Propinsi Sumatera Utara –

minus Kotamadya Medan dan sekitarnya.

4. Kandatel Sumatera Barat, berpusat di Padang dengan

wilayah kerja meliputi Propinsi Sumatera Barat.

5. Kandatel Riau Daratan, berpusat di Pekanbaru dengan

wilayah kerja meliputi Propinsi Riau.

(52)

36 6. Kandatel Riau Kepulauan, berpusat di Batam dengan

wilayah kerja meliputi Propinsi Riau Kepulauan seperti

Batam, Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun.

7. Kandatel Sumatera Bagian Selatan, berpusat di Palembang

dengan wilayah kerja meliputi Propinsi Sumatera Selatan,

Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung.

8. Kandatel Lampung, berpusat di Bandar Lampung dengan

wilayah kerja meliputi Propinsi Lampung.

Struktur organisasi Divisi Regional I Sumatra berdasarkan Keputusan

Direksi KD 10/PS150/CTG-10/2006, dapat dilihat dari gambar berikut.

[image:52.595.158.468.416.607.2]

EGM DIVRE 1 DEPUTI COMMUNICATION SEKRETARIAT Customer Care Product & Business Performance Billing & Collection General Support Access Network Planning Performance Marketing and Sales Kandatel Aceh Kandatel Medan Kandatel Sumut Kandatel Ridar Kandatel Rikep Kandatel Sumbagsel Kandatel Sumbar Kandatel Lampung Divisi Lain di Sumatra

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Divisi Regional I Sumatra

(53)

37 5.5 Konfigurasi Telkomnet Instan

Konfigurasi Telkomnet Instan sama seperti halnya dengan dial up

[image:53.595.151.497.195.403.2]

connection yang biasa digunakan, yaitu seperti gambar berikut ini.

Gambar 5.2 Konfigurasi Layanan Dial Up

Dengan menggunakan alat produksi yang sama, yaitu jaringan akses

tembaga, sentral lokal, RAS (Remote Access Server) dan gateway

Internet, produk Telkomnet Instan bisa digunakan sebagai produk

turunan lainnya, yaitu VPN (Virtual Private Network) dial. VPN dial ini

biasanya digunakan untuk pelanggan perusahaan (corporate

customer). Adapun kode akses VPN dial adalah 08098xxxx. Dimana

XXXX adalah unik untuk masing-masing pelanggan, demikian juga

dengan password loginnya juga unik yang hanya diketahui oleh

pelanggan perusahaan.

(54)

38

BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan kepada

sampling terhadap pelanggan cabut (churn customer) untuk memperoleh

respon dari sisi kinerja (performance) dan tingkat kepentingan

(importance). Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang

merupakan skala pengukuran ordinal yang terbagi menjadi beberapa

kategori dengan nilai 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) seperti pada Tabel

[image:54.595.111.516.405.694.2]

6.1 berikut.

Tabel 6.1. Skala Pengukuran Penelitian

NO KATEGORI KRITERIA PENGUKURAN

1 2 3 4 5

1 Kecepatan Sangat Buruk Buruk Biasa Saja Baik Sangat Baik

2 Kestabilan Sangat Buruk Buruk Biasa Saja Baik Sangat Baik

3 Kemahalan Sangat Mahal Mahal Biasa Saja Murah Sangat Murah

4 Kesesuaian harga Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Biasa Saja Sesuai Sangat Sesuai

5

Kemudahan

berlangganan Sangat Sulit Sulit Biasa Saja Mudah Sangat Mudah

6 Kemudahan tagihan Sangat Sulit Sulit Biasa Saja Mudah Sangat Mudah

7 Info Iklan Sangat Sulit Sulit Biasa Saja Mudah Sangat Mudah

8 Materi iklan Sangat Buruk Buruk Biasa Saja Baik Sangat Baik

9 Responsiveness

Sangat Tidak Responsif

Tidak

Responsif Biasa Saja Resposif

Sangat Responsif

10 Pengetahuan

Sangat Tidak Mengerti

Tidak

Mengerti Biasa Saja Mengerti Sangat Mengerti

11 Proses Koneksi Sangat Sulit Sulit Biasa Saja Mudah Sangat Mudah

12 Proses pelanggan Sangat Sulit Sulit Biasa Saja Mudah Sangat Mudah

13 Komplain Sangat Lambat Lambat Biasa Saja Cepat Sangat Cepat

14 SLG Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Biasa Saja Sesuai Sangat Sesuai

(55)

39 Pada tingkat individual, setiap responden memberikan respon dari

sisi kinerja dan tingkat kepentingan dimana hasil yang diperoleh

selanjutnya dihitung frekuensinya dan dibentuk dalam satuan persentase

untuk setiap skala pengukuran terhadap total responden sehingga

diperoleh persentase kinerja. Pengelompokan skala pengukuran

menggunakan pendekatan dengan metode Bottom Two Boxes (BTB) dan

Top Two Boxes (TTB) sebagai berikut:

 Skala pengukuran 1 dan 2 merupakan Bottom Two Boxes (BTB)

yang menunjukkan kategori yang belum sesuai dengan harapan

responden sehingga memerlukan upaya perbaikan oleh

perusahaan.

 Skala pengukuran 3 menunjukkan kategori biasa saja atau cukup

bagi responden dan masih memerlukan upaya perbaikan oleh

perusahaan.

 Skala pengukuran 4 dan 5 merupakan Top Two Boxes (TTB) yang

menunjukkan kategori yang sudah sesuai dengan harapan

responden.

Dari data survey terhadap 227 nomor churn customer, diperoleh hasil

sebagai berikut :

(56)
[image:56.595.114.532.89.704.2]

40 Tabel 6.2 Bauran Pemasaran menurut churn customer

NO BAURAN PEMASARAN 1 2 3 4 5

1 PRODUCT

‐ Kecepatan Akses Telkomnet Instan 27 63 124 12 1

11,89% 27,75% 54,63% 5,29% 0,44%

‐ Stabilitas Akses Telkomnet Instan 17 54 87 60 9

7,49% 23,79% 38,33% 26,43% 3,96%

2 PRICE

Harga layanan Telkomnet Instan 17 96 59 52 3

7,49% 42,29% 25,99% 22,91% 1,32%

Nilai Manfaat layanan 23 54 51 83 16

10,13% 23,79% 22,47% 36,56% 7,05%

3 PLACE

‐ Kemudahan mendapat layanan 6 23 62 103 33

2,64% 10,13% 27,31% 45,37% 14,54%

Kemudahan mendapat tagihan 3 14 51 132 27

1,32% 6,17% 22,47% 58,15% 11,89%

4 PROMOTION

Kemudahan mendapat informasi 6 29 87 92 13

2,64% 12,78% 38,33% 40,53% 5,73%

‐ Materi iklan layanan 8 54 102 62 1

3,52% 23,79% 44,93% 27,31% 0,44%

5 PEOPLE

‐ Responsiveness petugas 4 19 176 27 1

1,76% 8,37% 77,53% 11,89% 0,44%

Pengetahuan petugas Telkom 3 14 111 85 14

1,32% 6,17% 48,90% 37,44% 6,17%

6 PROCESS

‐ Proses koneksi internet 12 23 71 104 17

5,29% 10,13% 31,28% 45,81% 7,49%

‐ Proses menjadi pelanggan 13 18 58 112 26

5,73% 7,93% 25,55% 49,34% 11,45%

7 CUSTOMER SERVICE

Kecepatan penangan komplain 6 49 97 66 9

2,64% 21,59% 42,73% 29,07% 3,96%

‐ SLG layanan 17 54 87 60 9

7,49% 23,79% 38,33% 26,43% 3,96%

(57)

41 6.2 Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

yang sudah diolah, yang bersumber CSS (Customer Service System),

Datawarehouse, Dashboard PM TELKOM Kandatel Medan untuk

Kandatel Medan yang meliputi realisasi pendapatan pada periode Juli

[image:57.595.112.530.304.370.2]

2006 sampai dengan Maret 2008.

Tabel 6.3. Data Jumlah Pengakses Telkomnet Instan

TAHUN 2006 2007 2008

Jumlah Pengakses Telkomnet

Instan 268.360 268.229 212.010

Pendapatan Telkomnet Instan 22.916.200.865 18.847.614.470 12.695.938.819

Tabel 6.4. Data Pendapatan Telkomnet Instan

TAHUN 2006 2007 2008

Pendapatan Telkomnet Instan 22.916.200.865 18.847.614.470 12.695.938.819

6.3 Analisis dan Pembahasan

Berdasarkan hasil survey dengan jumlah sampel 227 no telepon,

diperoleh hasil penelitian seperti pada tabel 6.2. Adapun analisa terhadap

data pada tabel 6.2 adalah sebagai berikut

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pendapatan Telkomnet Instan ....................………….. 3
Gambar 1.1. Penurunan Jumlah Pendapatan Telkomnet Instan
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 4.1. Alokasi Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

55 Alimentarius, bahan tambahan makanan didefinisikan sebagai bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komposisi khas makanan,

Untuk mengetahui hubungan sikap tenaga kesehatanterhadap pelaksanaan Program KB, maka data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji

Dalam metode ini, analisa didasarkan pada pengukuran intensitas sinar yang diserap oleh atom sehingga terjadi eksitasi, untuk dapat terjadinya proses absorbsi atom

Akan tetapi, berdasarkan laporan dari beberapa penelitian lain, individu yang berhadapan dengan suatu kondisi yang berhubungan dengan kelainan genetik lebih sering

Pada sektor rumah tangga mengalami peningkatan pertumbuhan energi listrik dengan persentase pertumbuhan rata-rata mencapai 1,736 % pertahunnya hingga 10 tahun

peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa setelah diajar dengan strategi collaborative learning telah berada pada kategori tinggi dilihat dari skor

Metode muhawarah adalah metode yang melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab yang diwajibkan pesantren kepada para santri selama mereka tinggal di

Berdasarkan informasi yang dipaparkan oleh keluarga informan dari berbagai asal suku bangsa yaitu Melayu, Minangkabau, Jawa dan Batak yang ditanyakan tentang