PENGARUH RATIO KEUANGAN BADAN USAHA MILIK
NEGARA (BUMN) TERHADAP HARGA SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
MARZUKI
077017079/AKT
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH RATIO KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) TERHADAP HARGA SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Master Sains Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
MARZUKI 077017079/AKT
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Penelitian : PENGARUH RATIO KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Marzuki Nomor Pokok : 077017079 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
( Prof Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Drs. M. Lian Dalimunte, M.Ec.Ac
Ketua Anggota
)
Ketua Program Studi, Direktur,
( Prof Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) ( Prof. Dr. Ir. T.Chairun Nisa B, MSc)
Telah diuji pada
Tanggal : 25 Maret 2010
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof, Dr.Ade Fatma Lubis. MAFIS,MBA.Ak Anggota : 1. Drs. M. Lian Dalimunte M.Ec. Ac
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan tesis yang berjudul :
“ PENGARUH RATIO KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)
TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA”
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, 25 Maret 2010 Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah yang diajukan adalah untuk menganalisis pengaruh raio keuangan badan usaha milik Negara terhadap harga saham di bursa efek Indonesia. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ratio keuangan badan usaha milik Negara secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham di bursa efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham badan usaha milik Negara yang tercatat di bursa efek Indonesia dan sahamnya diperdagangkan di bursa efek Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 yang berjumlah 30 perusahaan. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang diolah dengan SPSS ver 14 dengan persamaan kuadrat terkecil untuk mengetahui ada tidaknya pengruh rasio keuangan terhadap harga saham.
Hasil penelitian adalah membuktikan secara simultan variable earning per share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Total Asset (DTA) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan secara parsial juga menunjukkan variable Earning Per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Total Asset (DTA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Kata kunci: Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV),
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the influence of financial ratio State-owned enterprises to the stock price on the stock exchanges of Indonesia. The hypothesis proposed in this research is the financial ratio of State-owned
enterprises simultaneously and partially significant effect on stock prices at stock exchanges of Indonesian.
The population in this study are all State owned enterprise shares listed on stock exchanges of Indonesia and its shares are traded on stock exchanges Indonesia from 2003 to 2007, amounting to 30 companies. Analysis of the data used is multiple regression analysis processed with SPSS version 14 with the least square equation to determine whether there is the financial ratios influence to the stock price.
The results are shown simultaneously variable of Earnings Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), and Debt to Total Asset (DTA) significantly influence stock prices and partially also showed variable of Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), and Debt to Total Asset (DTA) has positive and significant impact on stock prices.
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, selawat serta
salam kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa ilmu
pengetahuan dan peradaban kepada umat manusia. Atas rahmat dan hidayah Allah
SWT penulis telah merampungkan penelitian tesis dengan judul “Pengaruh Ratio
Keuangan Badan Usaha Milik Negara terhadap Harga Saham di bursa Efek
Indonesia” Tesis ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) pada Program Studi Ilmu Akuntansi
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan tesis ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak, karenanya dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Chairudin P. Lubis, DTM&H, SP.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. DR. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. DR. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku pembimbing utama
yang telah banyak memberikan masukan serta motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan penelitian tesis ini dan juga sebagai ketua Prodi Ilmu
Akuntansi SPs-USU sekaligus sebagai dosen penguji tesis ini
4. Drs. M. Lian Dalimunthe M.Ec Ac selaku pembimbing kedua yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sampai penelitian ini
5. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak dan Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
dan Dra. Sri Mulyani. MBA. Ak masing-masing sebagai anggota tim penguji
tesis ini.
6. Prof. A. Hadi Arifin, M.Si selaku Rektor Universitas Malikussaleh dan Faisal
Matriadi, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan
pendidikan.
7. Para dosen dan staf administrasi pada Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
8. Istri tercinta dan anakku tersayang yang telah setia mendampingi dan
memberi motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.
Terakhir, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari ini maupun teknis penulisan, hal ini terjadi karena
keterbatasan kemampuan penulis. Karenanya penulis mengarapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang membacanya, demi kesempurnaan dimasa yang akan
datang. Semoga penelitian ini memberi manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
Medan, Maret 2010 Penulis,
MARZUKI
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Marzuki
2. Tempat, Tanggal Lahir : Panggoi, 29 Juli 1964
3. Pekerjaan : PNS Universitas Malikussaleh
4. Agama : Islam
5. Orang tua
a. Ayah : H. Abdullah
b. Ibu : Hj. Ansiah
6. Isteri : Sri Mulyani
7. Anak : 1. Henny Putri Wahyuni
2. Reza Aulianda Putra
8. Alamat : Komplek ASRI No. 5 D Panggoi Lhokseumawe
Aceh
9. Pendidikan
a. SD Negeri panggoi Lhokseumawe, 1979
b. SMP Negeri 2 Lhokseumawe, 1982
c. SMEA Negeri I Lhokseumawe, 1985
d. STIEI Banda Aceh , 1990
DAFTAR ISI
1.5 Originalitas Penelitian ... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Landasan Teori ... 9
2.1.1 Pengertian Pasar Modal... 9
2.1.2 Peranan, Fungsi dan Manfaat pasar Modal ... 11
2.1.3 Prinsip Dasar investasi ... 12
2.1.4 Keputusan Investasi ... 13
2.1.5 Laporan Keuangan ... 14
2.1.6 Analisis Kinerja Keuangan ... 16
2.1.6.1 Pendekatan Laba Bersih terhadap Jumlah Saham (Earning Per Share) ... 16
2.1.6.2 Pendekatan Harga Per Lembar Saham Terhadap Laba Per Lembar Saham (Price Earning Ratio) ... 17
2.1.6.3 Pendekatan Harga Saham Terhadap Nilai Buku Saham (Price to Book Value)... 19
2.1.6.4 Pendekatan Kewajiban Terhadap Total Aktiva ( Debt to Total Assets) ... 21
2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 23
BAB III. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 26
3.1 Kerangka Konseptual ... 26
3.2 Hipotesis ... 29
BAB IV. METODE PENELITIAN ... 30
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
4.4 Metode Pengumpulan Data dan Sumber Data ... 31
4.5 Definisi Operasional Variable ... 32
4.6 Model Analisis Data ... 33
5.1.1 Data Deskreptif Variable Penelitian ... 40
5.1.2 Analisis Pengujian data ... 50
5.1.2.1 Analisis Regresi ... 50
5.1.2.2 Koefisien Determinasi ... 53
5.1.3 Uji Asumsi Klasik ... 53
5.1 3.1 Uji Normalitas ... 53
5.1.3.2 Uji Multikolineritas ... 57
5.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 57
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 24
Tabel 4.1 Definisi Operasioanal Variable ... 33
Tabel 5.1 Earning Per share ... 41
Tabel 5.2 Price Earning Ratio ... 43
Tabel 5.3 Price to Book Value ... 45
Tabel 5.4 Debt to Total Asset ... 47
Tabel 5.5 Harga Saham BUMN ... 49
Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Regresi... 51
Tabel 5.7 Hasil Perhitungan ANOVA ... 51
Tabel 5.8 Kolmogrov-Smirnov ... 56
Table 5.9 Hasil perhitungan VIF ... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 28
Gambar 5.1 Histogram ... 54
Gambar 5.2. Grafik normal P-P plot ... 55
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah yang diajukan adalah untuk menganalisis pengaruh raio keuangan badan usaha milik Negara terhadap harga saham di bursa efek Indonesia. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ratio keuangan badan usaha milik Negara secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham di bursa efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham badan usaha milik Negara yang tercatat di bursa efek Indonesia dan sahamnya diperdagangkan di bursa efek Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 yang berjumlah 30 perusahaan. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang diolah dengan SPSS ver 14 dengan persamaan kuadrat terkecil untuk mengetahui ada tidaknya pengruh rasio keuangan terhadap harga saham.
Hasil penelitian adalah membuktikan secara simultan variable earning per share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Total Asset (DTA) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan secara parsial juga menunjukkan variable Earning Per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Total Asset (DTA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Kata kunci: Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV),
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the influence of financial ratio State-owned enterprises to the stock price on the stock exchanges of Indonesia. The hypothesis proposed in this research is the financial ratio of State-owned
enterprises simultaneously and partially significant effect on stock prices at stock exchanges of Indonesian.
The population in this study are all State owned enterprise shares listed on stock exchanges of Indonesia and its shares are traded on stock exchanges Indonesia from 2003 to 2007, amounting to 30 companies. Analysis of the data used is multiple regression analysis processed with SPSS version 14 with the least square equation to determine whether there is the financial ratios influence to the stock price.
The results are shown simultaneously variable of Earnings Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), and Debt to Total Asset (DTA) significantly influence stock prices and partially also showed variable of Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), and Debt to Total Asset (DTA) has positive and significant impact on stock prices.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemerintah dalam membangkitkan ekonomi suatu negara menempuh
berbagai macam cara salah satunya adalah dengan melakukan investasi melalui
Badan Usaha Milik Negara yang disebut sebagai investor. Investor sebagai pihak
yang kelebihan dana mempunyai banyak pilihan investasi, diantaranya investasi di
pasar uang, pasar modal dan pasar komoditi. Investor dalam menginvestasikan
dananya tentu mengharapkan keuntungan (return) dari investasinya tersebut
dengan resiko yang relatif rendah. Salah satu alternatif pilihan investasi yang
dapat memberikan hal tersebut di atas adalah investasi di pasar modal.
Investor sebagai pihak yang menanamkan dana pada suatu perusahaan
tentunya menginginkan agar nilai saham yang tercermin dalam harga saham yang
dimilikinya tersebut semakin meningkat, yang secara otomatis akan meningkatkan
nilai kekayaan para investor. Oleh karena itu investor akan lebih memilih emiten
dengan kinerja yang baik. Semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu
perusahaan maka diharapkan harga saham meningkat dan akan memberikan
keuntungan (return) saham bagi investor. Return saham yang tinggi merupakan
salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan dananya di pasar modal.
Tujuan seorang investor menginvestasikan dananya dalam bentuk saham
kemungkinan risiko akan gagal selalu ada dalam investasi tersebut atau dengan
kata lain investor menderita kerugian. Oleh karena itu keberhasilan suatu investasi
dalam saham tidak terlepas dari pengetahuan dan kemampuan investor dalam
mengolah informasi yang tersedia di pasar modal. Investor pada umumnya
membeli saham dengan harapan akan menerima keuntungan (return) dalam
bentuk dividen dan capital gain. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga
saham dan return saham di lantai bursa. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tersebut tidak hanya berasal dari faktor internal perusahaan tetapi juga faktor
eksternal perusahaan. Berbagai informasi di luar perusahaan seperti informasi
ekonomi makro, gejolak politik dalam negeri, keamanan, nilai tukar rupiah
terhadap dollar, sektor industri dan kondisi pasar seringkali mempengaruhi harga
saham dan return saham, namun demikian seringkali pula faktor internal masih
berpengaruh dominan terhadap harga saham dan return saham. Faktor internal
yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya Ratio
keuangan perusahaan yang terangkum dalam laporan keuangan perusahaan.
Tugas dan fungsi penatausahaan Penyertaan Modal Negara (PMN)
merupakan konsekuensi kepemilikan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Dalam perkembangan pelaksanaannya mengalami beberapa
perubahan atau pergantian instansi/unit yang menanganinya. Hal ini akibat adanya
perubahan/pergantian instansi/unit yang melakukan pembinaan BUMN. Namun,
sejak tahun 2001 yaitu dengan terbentuknya Kabinet Gotong Royong, tugas dan
pembinaan Badan Usaha Milik Negara. Tugas dan fungsi Pembinaan Badan
Usaha Milik Negara ada pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara,
sedangkan tugas dan fungsi penatausahaan Penyertaan Modal Negara ada pada
Departemen Keuangan (Direktorat Jenderal Anggaran c.q. Direktorat PKN)
Dalam perkembangan ekonomi sekarang ini banyak perusahan milik
pemerintah yang mengalami gangguan dalam pembiayaannya, mungkin hal
tersebut terjadi dikarenakan manajemen dalam pengelolaan yang tidak sesuai
khususnya dibidang keuangan sebagai tolak ukur kinerja atas keberhasilan
memperoleh keuntungan, untuk mengetahui atas kinerja keuangan tersebut dapat . Hal
ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2001 tentang
Pengalihan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan Menteri Keuangan pada
Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan
Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara. Dalam tahun 2003 dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 17
tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003
tentang BUMN, maka Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2001 tersebut
dengan materi sama diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2003
tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan Menteri Keuangan pada
Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan
Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik
diukur melalui Earning Per Share , Price Earning Ratio, Price to book value, debt
to total asset.
Setiap investor yang memiliki pengetahuan tentang analisis rasio bersedia
membeli atau menjual sejumlah sekuritas pada harga tertentu membutuhkan
pentingnya informasi, Perubahan kinerja keuangan dengan adanya investasi
pemerintah dalam Badan Usaha Milik Negara tersebut, akan mempengaruhi
perilaku investor dalam hal membeli, menjual atau menahan saham. Apabila rasio
keuangan perusahaan baik, berarti investor cenderung membeli saham, dan
sebaliknya apabila rasio kinerja keuangan perusahaan tidak baik berarti investor
cenderung menjual saham yang dimilikinya. Menurut Sharpe (1997:420) “Jika
analis memutuskan bahwa saham under price dan klien kemudian membelinya,
harga saham akan naik. Sebaliknya jika analis memutuskan bahwa saham over
priced dan klien kemudian menjualnya maka harga saham akan turun.
Faridharianto, Sudomo (1998:451) menyatakan bahwa: “Analisis saham bertujuan
untuk menaksirkan nilai intrinsit (intrinsit value) saham dan kemudian
membandingkannya dengan harga pasar saham tersebut (current market price)”.
Apabila nilai intrinsit lebih besar dari harga pasar saat ini maka saham tersebut
dinilai Undervalued dan karenanya layak dibeli atau ditahan dan apabila nilai
intrinsit lebih kecil dari pada harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
over valued dan karenanya layak dijual dan apabila nilai intrinsit sama dengan
harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam
Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka
mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan didasarkan pada informasi dan
data yang tersedia. Informasi dan data tersebut harus benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini dimaksudkan dalam rangka menjamin agar
kebijakan yang diambil benar-benar dapat menjadi alternatif pemecahan masalah
yang dihadapi. Dalam rangka menjamin ketersediaan informasi dan data yang
diperlukan tersebut, maka perlu dirumuskan suatu sistem penatausahaan dan
dokumen data yang baik.
Kondisi pelaksanaan tugas dan fungsi penatausahaan penyertaan modal
negara (PMN) pada Direktorat Pembinaan Kekayaan Negara (PKN) hingga saat
ini belum seperti yang diharapkan. Hal ini tampak dari aktivitas pemerintah dalam
rangka pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih belum optimal.
Laba merupakan variabel yang menentukan return saham sebuah
perusahaan. Pengujian hubungan laba dengan return saham yang dilakukan oleh
Ball dan Brown (1968), Beaver (1968), dan Beaver et. al. (1979) menunjukkan
adanya hubungan antara laba dengan return saham. Dilanjutkan dengan temuan
dalam penelitian Lev (1989) menemukan adanya hubungan yang lemah antara
laba dengan return saham. Hubungan yang lemah ini diduga disebabkan oleh
kelemahan metodologi dalam spesifikasi dan estimasi hubungan antara laba
dengan return saham.
Dalam perkembangan perekonomian di Indonesia pemerintah sudah
memberdayakan mengembangkan kesejahteraan masyarakat melalui perusahaan
yang ikut serta pemerintah didalamnya yaitu melalui perusahaan Badan Usaha
Milik Negara dengan tujuan pemerintah dapat mengendalikan perekonomian
melalui BUMN dan untuk mengukur apakah dana yang diinvestasikan dalam
perusahaan badan usaha tersebut maka pemerintah melakukan pembelian saham
di bursa Efek indonesia sebagai keikut sertaannya dalam badan usaha tersebut.
Sebelum pemerintah menginvestasikan dana akan terlebih dahulu mempelajari
apakah perusahaan-perusahaan yang bersifat BUMN mempunyai rasio keuangan
yang baik terhadap harga saham yang akan diperjual belikan.
Dalam penelitian ini untuk mengukur rasio keuangan perusahaan Badan
Usaha Milik Negara terhadap harga saham membatasi penelitiannya kepada 4
variable atau rasio saja yaitu Earning Per Share, Price Earning Ratio, Price to
Book Value, dan Debt to total Asset dengan variabel terikat adalah harga saham
data yang akan digunakan mulai tahun 2003 sampai dengan 2007 mengingat pada
saat tersebut Indonesia baru beranjak dari krisis moneter setelah reformasi.
Penelitian empiris yang telah menemukan bahwa laba memiliki kandungan
informasi yang sangat penting bagi pihak intern maupun ekstern telah lakukan
oleh Lipe (1986) dan Wardiningsih (2001) yang menguji hubungan antara
komponen–komponen laba akuntansi dengan return saham. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara return pasar dengan
komponen laba.
Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) bahwa investor lebih sering
rugi laba dibandingkan analisis terhadap laporan arus kas, Manurung
(1998:17-18). Khotari dan Zimmerman (1995) mengemukakan bahwa informasi yang relatif
sangat baru dan yang telah usang kurang relevan dalam menjelaskan variabel
dependen. Alasan-alasan di atas memberi inspirasi untuk melakukan penelitian
tentang “ Pengaruh Ratio Keuangan Badan Usaha Milik Negara terhadap Harga
Saham di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah Ratio Keuangan Badan Usaha Milik
Negara secara simultan dan parsial dapat mempengaruhi terhadap harga saham di
Bursa Efek Indonesia.”
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya , maka
penelitian ini bertujuan Untuk menganalisis Pengaruh Ratio Keuangan Badan
Usaha Milik Negara terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia”.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Bagi peneliti, dapat mengembangkan dan memperluas ilmu pengetahuan
mengenai Ratio keuangan pada Badan Usaha Milik Negara khususnya yang
2. Bagi para peneliti Akademisi, Pemerintah, Lembaga Sosial Masyarakat,
Investor dan pihak lain agar dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau
masukan untuk bagi investor menyempurnakan pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang ratio keuangan pada Badan Usaha Milik Negara
3. Bagi Direktur Badan Usaha Milik Negara dan Pemerintah dalam hal ini
Menteri Badan Usaha Milik Negara untuk dapat menjadikan sebagai
informasi atau masukan dalam usaha memperbaiki kinerja Badan Usaha
Milik Negara dimasa yang akan datang.
.
1.5 ORIGINALITAS
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Sannang (2003).
Variabel yang digunakan meliputi. Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), Price to Book Value ( PBV), Cleasing Factor dan Debt to Total Asset
(DTA) pada Jakarta Islamic Index,
Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan berjudul Pengaruh Ratio
Keuangan Badan Usaha Milik Negara terhadap Harga saham di Bursa Efek
Indonesia dengan variable independen meliputi Earning Per Share, Price Earning
Ratio, Price to Book Value dan Debt to Total Asset. Sedangkan variable Cleasing
Faktor tidak peneliti melakukan pengujian, sedangkan variable dependen adalah
sama yaitu Harga saham, hanya yang membedakan tempatnya saja, maka jelaslah
perbedaan antara penelitian Sannang dengan penelitian yang peneliti lakukan dan
penelitian Sannang objek penelitian adalah perusahaan Manufaktur yang telah Go
Publik dan tercatat di Jakarta Islamic Index, sedangkan penelitian yang peneliti
lakukan pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang tercatat di Bursa Efek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian Pasar Modal.
Undang-undang No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal
yang lebih spesifik yaitu: “Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”
Secara formal Pasar Modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual
belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang di terbitkan
oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian
pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial
market). Dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan
modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik negotiable
ataupun tidak.
Selanjutnya pasar modal (capital market) menurut Darmadji,dan
Fakhruddin (2001:1) adalah “Merupakan pasar untuk berbagai instrument
keuangan jangka panjang yang bias diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
ataupun modal sendiri”.
Pada prinsipnya dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas,
berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual
belikan, baik dalam bentuk surat utang ( obligasi), ekuiti (saham), reksa dana,
instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. baik yang diterbitkan oleh
pemerintah (public authorities) maupun perusahaan swasta (private sektor).
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun
institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.
Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana
kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang
diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka
waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan
berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu: Pertama sebagai sarana bagi
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana
dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain, Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
2.1.2 Peranan, Fungsi, dan Manfaat Pasar Modal.
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara, karena
pasar modal memiliki dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Menurut Darmadji, dan Fakhruddin (2001:2)
“Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (issuer). Sedangkan pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai karakteristik investasi yang dipilih”.
Dengan adanya pasar modal diharapakan aktifitas perekonomian menjadi
meningkat karena pasar modal merupakan alternative pendanaan bagi perusahaan,
sehingga perusahaan bisa beroperasi dengan skala lebih besar dan pada gilirannya
meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas.
Dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, sering pasar modal merupakan
alternative pendanaan ekstrim dengan biaya yang lebih rendah dengan system
perbankan. Marilah kita bandingkan dengan penghimpunan dana di pasar modal
dengan di perbankan. Bank-bank umum di Indonesia pada pertengahan tahun
1994 menawarkan deposito dengan bunga berkisar 11-13% per tahun. Dengan
kata lain biaya penghimpunan bagi bank-bank adalah sekitar 11-13%. Sewaktu
bank–bank tersebut menjual dana dalam bentuk kredit, tingkat bunga yang
diminta masih berkisar 18-19% per tahun. Dipandang dari kepemilikannya, maka
kredit yang diperoleh dari bank ataupun obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan
keduanya merupakan utang. Kalau perusahaan menerbitkan obligasi, tergantung
obligasi dengan tingkat bunga hanya 15% per tahun. Para pemodal yang membeli
obligasi tersebut menerima tingkat keuntungan 15% (lebih besar deposito yang
hanya berkisar 11-13%), dan perusahaan hanya menanggung biaya hutang (cost
of debt) sebesar 15% (dan bukan 18-19% , Yaitu kalau memperoleh kredit dari
bank). Dengan demikian maka kedua belah pihak (yaitu pemodal dan perusahaan
penerbit obligasi) akan diuntungkan.
Meskipun perusahaan menerbitkan obligasi berbagai biaya (disebut
sebagai biaya emisi yang harus ditanggung, sebagian besar biaya emisi yang
ditanggung (biaya konsultan keuangan ,under writer, wali amanat kalau sekuritas
diterbitkan adalah obligasi, BAPEPAM, notaries, konsultan hukum dan penilai)
berkisar 4-5%. Biaya ini di tanggung untuk waktu selama sekuritas, bukan per
tahun.
2.1.3 Prinsip Dasar Investasi
Prinsip dasar transaksi dalam investasi oleh Iwan P Pontjowinoto : (2001)
dijelaskan berikut :
1. Transaksi dilakukan atas harta yang memberikan nilai manfaat.
2. Uang sebagai alat pertukaran bukan komoditas perdagangan dimana fungsinya sebagai alat pertukaran nilai yang mengambarkan daya beli suatu barang atau harta.
3. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur penipuan di salah satu pihak baik di sengaja maupun tidak di sengaja. 4. Resiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan
resiko yang besar.
2.1.4 Keputusan Investasi
Saham merupakan salah satu alternative pilihan investasi yang cukup
likuid, karena sudah diperjualbelikan serta relative aman. Disamping itu saham
dapat menghasilkan keuntungan ganda yaitu dividend dan capital gain. Sebelum
membahas lebih lanjut mengenai keputusan investasi haruslah memahami
pengertian investasi, Adapun Tandelilin (2001:1) mendifinisikan berikut ini :
“Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, Seorang investor pembeli sejumlah saham saat ini dengan harap memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham atau pun sejumlah dividen di masa yang akan datang sebagai imbalan atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi tersebut.”
Sejalan dengan Sofyan S. Harahap (2001:284) mengatakan bahwa: “Dalam prinsip investasi, motivasi masyarakat berinvestasi adalah mengharapkan tingkat keuntungan (expected return) yang tinggi, investasi dengan return yang tinggi biasanya memiliki tingkat resiko yang tinggi pula. Berkaitan dengan hal tersebut investasi syariah yang lebih banyak dikembangkan adalah investasi dengan kosep mudharbah dimana memiliki ketidakpastian return (bagi hasil) yang tinggi, artinya investasi ini memungkinkan besar berisiko tinggi. Expected return dari investasi syariah ini tentunya harus bebas dari unsur riba, gharar (penipuan) dan maysir (spekulasi).”
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapakan
tingkat resiko serta hubungan antara return dan resiko, sebagaimana diungkapkan
Tandelilin (2001:7) bahwa: “Hubungan antara resiko dan return yang diharapkn
merupakan hubungan yang bersifat searah dan linier. Artinya semakin besar suatu
asset, semakin besar pula return yang diharapkan atas asset tersebut.”
Keputusan investasi yang dikemukan di atas pada prinsipnya mengandung
return yang diharapkan dan tingkat risiko yang akan timbul, dan paling utama
adalah pertimbangan untuk tujuan investasi.
2.1.5 Laporan Keuangan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai tujuan laporan keuangan dan manfaat
bagi pihak yang berkepentingan khususnya pihak investor. Tujuan laporan keuangan
menurut statement of Financial Accounting Concept (SFAC) nomor 1 (FASB,1983)
dinyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan; a) Informasi yang memadai,
b) Informasi yang dapat digunakan untuk menaksir (prediksi) kegiatan perusahan di
masa datang, c) Menunjukan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan. Adapun
IAI,SAK (1999) mengungkapkan tujuan laporan keuangan sebagai berikut :
“Tujuan umum laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut”
Investor merupakan pemilik perusahaan, sehingga sangat berkepentingan
terhadap jalannya perusahaan, kinerja perusahaan dan pengembangan usaha
perusahaan. Oleh karena investor tidak dapat secara langsung terlibat dalam
pengelolaan perusahaan, maka memonitor jalanya perusahaan investor membutuhkan
informamsi melalui laporan keuangan, Munawir (1994:4) mengemukakan bahwa:
“Para investor berkepentingan pada laporan keuangan suatu perusahaan dalam rangka
penentuan kebijakan penanaman modalnya apakah perusahaan mempunyai prospek
Laporan keuangan juga melaporkan prestasi dari historis suatu perusahaan dan
memberi dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi untuk membuat proyeksi
dan pengamatan dimasa yang akan datang. Menurut Weston et.all (1994 : 4)
mengatakan bahwa Laporan keuangan merupakan laporan yang memuat hasil-hasil
perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu
perusahaan pada masa tertentu.
Informasi tentang laporan keuangan sangat berguna bagi investor dan
pemakai lainnya sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan arus kas tersebut. Berdasarkan Financial Accounting Standard
Board (FASB, 1978) dalam Statement of Financial Accounting Consepts (SFAC)
No.1 mengidentifikasi beberapa tujuan laporan keuangan. Tujuan yang paling
utama adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor
dan pemakai eksternal lainnya, untuk pengambilan keputusan investasi, kredit dan
lainnya. Tujuan kedua berkenaan dengan keharusan pelaporan keuangan, yaitu
menyediakan informasi mengenai prospek arus kas untuk membantu investor dan
kreditur dalam mengukur prospek arus kas perusahaan yang bersangkutan.
Selanjutnya tujuan ketiga dari Objective of Financial Reporting mengharuskan
pelaporan keuangan menyediakan informasi spesifik dari suatu perusahaan,
seperti: informasi mengenai aktiva, utang, ekuitas pemilik, earning dan arus kas.
Berdasarkan pernyataan SFAC No.1 mengenai tujuan pelaporan keuangan, pada
tujuan keduanya terlihat betapa pentingnya laporan arus kas suatu perusahaan.
untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang
berasal dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
2.1,6 Analisis Kinerja Keuangan.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan yang telah
dipublikasikan untuk umum merupakan sumber yang fundamental untuk
melakukan analisis kinerja keuangan. Rasio keuangan sangat penting untuk
dianalisis karena mempunyai berbagai macam kegunaan dalam rangka
pengambilan keputusan untuk tujuan investasi
Untuk menganalisis rasio keuangan perusahaan ada beberapa pendekatan
yang sering digunakan yaitu :
2.1.6.1 Pendekatan Laba Bersih terhadapJumlah Saham (Earning Per share)
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk setiap
lembar sahamnya. Rasio ini menunjukan laba bersih terhadap jumlah saham
dapat ditunjukan dengan rumus Darmadji dan Fachruddin (2001:139) sebagai
Berikut :
EPS =
saham jumlah
bersih laba
Untuk lebih memahami variable ini ada beberapa teori yang menjelaskan
tentang rasio earning per share antara lain; Fraser (1995:63) mendifinisikan
saham
yang beredar “ Adapun Gibson(1998:155) bahwa: “Earning per share adalah
jumlah laba dari masing-masing saham selama priode akuntansi tersebut”
Lebih lanjut beberapa pandangan tentang rasio earning per share antara
lain; Darmadji, dan Fakhudddin, (2001:139) mengatakan bahwa: “ Semakin tinggi
nilai Earning Price Share tentu saja menggembirakan pemegang saham karena
semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham,” Adapun Watts dan
Zimmerman (1986) menyatakan bahwa: “Accounting earnings memperlihatkan
sebagai faktor yang dapat mempengaruhi harga saham. Harga saham berubah
pada saat pengumuman earning oleh perusahaan.”
2.1.6.2 Pendekatan Harga Per Lembar Saham Terhadap Laba Per Lembar
Saham (Price Earning Ratio)
Price Earning ratio (PER), menggambarkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Price Earning Ratio dihitung
dalam suatu kali, PER merupakan perbandingan antara harga per lembar saham
dengan laba per lembar saham. Price Earning Ratio dapat digunakan untuk
memprediksi dan menilai apakah harga suatu saham Overvalued atau
undervalued. Untuk mengetahui besarnya price earning ratio dengan rumus
(Dalam Darmadji dan. Fachruddin) (2001:139) sebagai berikut ;
PER =
PER menunjukan hubungan antara harga pasar saham dan Earning Per
menghasilkan laba di masa mendatang. Pendekatan PER dalam penentuan suatu
saham dilakukan dengan menghitung berapa rupiah uang yang diinvestasi ke
dalam suatu saham untuk memperoleh satu rupiah pendapatan (earning) dari
saham tersebut. Adapun Gibson (1998) menyatakan bahwa : “Perusahaan dengan
peluang pertumbuhan yang tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi”.
Menurut Sri Handaru dkk (1996:136) bahwa: “saham dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi umumnya memiliki Price Earning Ratio yang tinggi.
Hal ini dikarenakan dividen payout ratio dari saham emiten cenderung lebih kecil,
yang mendorong perusahaan lebih banyak menahan laba setelah pajak untuk
diinvestasi kembali.” Fabozzi (1999:863) “menjelaskan bahwa semakin tinggi
tingkat pertumbuhan yang diharapkan semakin rendah tingkat perubahan laba,
maka akan semakin tinggi rasio harga yang dimiliki perusahaan.”
Hal ini akan mempengaruhi performance perusahaan tersebut di
masyarakat sehingga akan mempengaruhi harga sahamnya di bursa.” Sementara
Tandelilin (2000:10) menyatakan bahwa Price Earning Ratio mengidikasikan
besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah
earning perusahaan, dengan kata lain Price Earning Ratio menunjukan besarnya
harga setiap satu rupiah earning perusahaan. Lebih lanjut Bowlin (1990)
mengemukakan bahwa:
2.1.6.3 Pendekatan Harga Saham Terhadap Nilai Buku Saham (Price to
Book Value).
Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Dapat ditunjukan dalam Rumus
Darmadji dan Fachruddin (2001:193) ;
PBV=
Sementara Brigham, et.all (1999:84) mengemukakan bahwa: “Ratio pasar
adalah ratio dari harga pasar saham terhadap harga buku yang memberikan
indikasi lain dan bagaimana investor dalam memandang sebuah perusahaan. ”
Adapun rumus adalah sebagai berikut :
Market/Book Ratio = M/B =
Hasil penelitian Rusdianto (Prasetya : 2000) menyebutkan dalam
penelitian bahwa Price to Book Value berpengaruh secara signifikan dari tahun ke
tahun terhadap harga saham untuk periode penelitian dari tahun 1994 sampai
dengan 1997. Berbeda dengan penelitian Prasetya (2000) yang meneliti kaitan
antara rasio keuangan dan nilai keuangan dan nilai kapitalisasi pasar terhadap
return saham pada periode bullish dan bearish hasil penelitiannya menemukan
bahwa variable book value per price berpengaruh positif secara signifikan terhadp
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Siddharta, Santoso B, (1998)
menemukan terdapatnya hubungan yang negatif antara rasio Price BookValue
dengan hasil saham dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio Price Book
Value dapat digunakan untuk menentukan strategi investasi, karena dengan
menggunakan rasio ini investor dapat memperkirakan saham-saham yang
mengalami Undervalued dan overvalued serta memperoleh pendapatan hasil
saham yang signifikan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utama dan
Fitriani (1999) yang dikutif Prasetya (2000) menyebutkan bahwa portofolio yang
dibentuk oleh saham-saham yang memiliki price to book value yang rendah
mempunyai performance yang lebih baik dibandingkan dengan saham yang
dimiliki Price Book Value yang tinggi. Ada berbagai strategi yang digunakan
rasio harga saham terhadap nilai buku saham (rasio Price Book Value) untuk
mengidentifikasi saham mana yang berharga rendah (undervalued), dan terlalu
tinggi (overvalued). Strategi ini pada umumnya mengaitkan rasio PBV dengan
nilai intrinsit saham yang diperkirakan berdasarkan model konsisten dengan
model penilaian saham, maka hal tersebut menunjukan kemungkinan terdapatnya
ketidakwajaran harga saham dan membuka peluang bagi investor untuk
menentukan strategi investasinya sehingga menghasilkan capital gain dan atau
2.1.6.4 Pendekatan Kewajiban Terhadap Total Aktiva ( Debt to Total Assets)
Debt to Total Asset (DTA). Rasio ini merupakan rasio yang menunjukan
besarnya kewajiban terhadap aktiva perusahaan. Untuk mengetahui berapa
besarnya peranan kewajiban dalam membiayai aktiva.
DTA =
Aktiva Total
Kewajiban
Sebagaimana yang digambarkan oleh Brigham, et.all (1999:79) bahwa : Ratio
dari total hutang terhadap total asset secara umum disebut hutang yang
memastikan persentase dari dana yang disediakan kreditor”.
Debt to total asset yaitu ratio yang menghitung seberapa besar
keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan
keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar bunga.
Adapun Rumus sebagai berikut :
Debt Ratio =
Asset Total
Debt Total
Debt to total asset rasio ini mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai
dari utang atau modal yang berasal dari kreditur. Rasio ini adalah bagian dari
rasio financial leverage yang menunjukan bahwa leverage keuangan adalah
penggunaan dana pinjaman yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan. Menurut Van Horne (1997:24) menjelaskan bahwa harga saham
mengalami peningkatan akibat meningkatkan leverage.
Berbagai penelitian yang berkaitan dengan variable ini antara lain Prasetya
konsisten signifikan terhadap return saham dari tahun ke tahun selam periode
pengamatan dari tahun 1995 – 1998. Dengan demikian return yang tinggi
kemungkinannya disebabkan oleh harga saham yang tinggi. Untuk menguji
apakah pasar efisien dimana harga-harga saham mencerminkan semua informasi
yang tersedia, salah satu sumber fundamental penting yang perlu diamati adalah
laporan keuangan yang disajikan tepat waktu. Ketetapan waktu pelaporan,
biasanya suatu penelitian melihat keterlambatan waktu pelaporan (lag) Menurut
Dyer McHugh (1997) dalam Bandi (2000) membagi tiga kriteria keterlambatan
pelaporan yaitu;
1. Preliminary lag, interval jangka waktu antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan internal jangka waktu antara tanggal laporan keuangan oleh bursa,
2. Auditor report lag, interval waktu antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan audit ditanda tangani,
3. Total lag, interval waktu antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan keuangan dipublikasikan oleh bursa.
Menurut Jigiyanto (2000 : 285) menyatakan: “Informasi yang dipublikasi
kan dapat mempengaruhi harga saham dan volume perdagangan saham semua
emiten, dan semua emiten diwajibkan menyertakan laporan keuangan.” Dalam
penelitiaan ini harga saham yang digunakan adalah harga yang benar-benar terjadi
dipasar sekunder yang disepakati dan merupakan harga saham yang ditentukan
oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada saham yang ditentukan oleh
permintaan dan penawaran, sebagaimana Fabozzi (1999) mengatakan bahwa:
“harga pasar saham dapat di pandang sebagai kesepakatan/consensus pasar
2.2 REVIEW PENELITIAN TERDAHULU
Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan dengan berbagai hasil
temuan. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
Table 2.1 Penelitian Sebelumnya
Tahun Nama Peneliti
Judul Variable Yang Digunakan
Hasil Yang Diperoleh
2003 Sannang Pengaruh ratio arus kas dan
1. Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio, Price to book value, Cleasing Factor dan debt to total asset secara tingkat signifikan 95% atau α 5 %
Book Value per Price berpengaruh positif se cara signifikan terhadap return saham
2004 Ristatik Pengaruh Peris tiwa Politik Ter arus kas penda naan
dap Return sa ham Perusahaan Manufaktur di Bursa efek Indonesia
dan laba pendanaan dan laba menunjukkan tingkat signifikan dari keempat variabel yang
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 KERANGKA KONSEPTUAL
Berdasarkan rumusan masalah dan didukung dengan landasan teori, maka
penulis akan mengembangkan deterministik Pengaruh ratio keuangan Badan
Usaha Milik Negara yang dinyatakan dalam variabel Earning Per Share (EPS),
Price earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Debt to Total Asset
(DTA) terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia.
1. Earning per share (EPS) merupakan variable yang berpengaruh terhadap harga
saham, dengan meningkatnya EPS akan cenderung membuat transaksi saham
meningkat, dengan kata lain peningkatan earning per share akan cenderung
membuat harga saham meningkat. Menurut Fabozzi (1999:861)
mengemukakan bahwa: “Earning per share merupakan rasio yang
menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau
pemegang saham per saham.” EPS dihitung dengan membagi laba tersedia
bagi pemegang saham (laba setelah pajak) dengan jumlah lembar saham yang
beredar.
2. Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu variable yang
dipertimbangkan dalam menentukan saham mana yang akan dibeli, karena
PER merupakan ukuran kepercayan pasar terhadap nilia pasar saham. Menurut
Darmadji, dan Sudomo (2001:140) “Price Earning Ratio menggambarkan
yamg menunjukan perbandingan antara harga per lembar saham dengan laba
per lembar saham.”.
3. Price to Book Value merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai
buku persaham yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai
buku sahamsuatu perusahaan. Menurut Darmadji. Fahruddin. (2001:141)
“makin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan propek perusahaan tersebut.”
Adapun Husnan (2001:287) “Untuk perusahaan yang berjalan dengan baik
rasio ini mencapai diatas satu, menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih
besar dari nilai bukunya semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan
dinilai oleh para pemodal relative disbanding dengan dana yang telah
ditanamkan di perusahaan.”
Hasil penelitian Rusdianto ( Prasetya : 2000) menyebutkan dalam penelitian
bahwa Price to Book Value berpengaruh secara signifikan dari tahun ke tahun
terhadap harga saham untuk periode penelitian dari tahun 1994 sampai dengan
1997.
4. Debt to total assets rasio ini mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai
dari utang atau modal yang berasal dari kreditur. Rasio ini adalah bagin dari
rasio financial leverage yang menunjukan bahwa leverage keuagan adalah
penggunaan dana pinjaman yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan. Menurut Van Horne (1997:24) menjelaskan bahwa harga saham
Berbagai penelitian yang berkaitan dengan variable ini antara lain
sannang (2003) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa variable DTA yang
secara konsisten signifikan terhadap return saham dari tahun ke tahun selama
periode pengamatan Dengan demikian return yang tinggi kemungkinannya
disebabkan oleh harga saham yang tinggi.
Variable-variabel Ratio keuangan yang dinilai dalam penelitian ini dibatasi pada
earning per share , Price earning Ratio, Price to book value, debt to total asset.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan kerangka pemikiran
penelitian tentang Pengaruh Ratio Keuangan Badan Usaha Milik Negara Terhadap
Harga saham di Bursa Efek Indonesia, Pada gambar 3.1 dibawah ini :
Independen Variabel Dependen Variabel
Faktor faktor
Ratio Keuangan
Earning per Share (X1)
Price Earning Harga Saham Ratio (X2) (Y)
Price to Book Value (X3)
Debt to Total Asset (X4)
3.2 HIPOTESIS
Berdasarkan teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan
menunjukkan masing-masing variabel memberi arah hubungan deterministik
dalam meningkatkan kinerja ratio keuangan, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah : “Ratio Keuangan Badan Usaha Milik Negara secara simultan maupun
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kausal untuk
memperoleh informasi tentang masalah yang terkait dengan pengaruh ratio
keuangan Badan Usaha Milik Negara terhadap harga saham yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Dimana dalam pelaksanaannya dilakukan dalam
bentuk penelitian deskriptif-verifikatif dengan pendekatan kuantitatif yang
menggunakan data historis.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah pada Bursa Efek Indonesia (BEI) di jakarta
melalui download di: http/www.idx.com. priode pengambilan data selama 5
tahun yaitu sejak tahun 2003, 2004, 2005 2006 dan 2007, waktu penelitan
dilaksanakan mulai Oktober 2009 sampai Februari 2010.
4.3 Populasi dan Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Badan Usaha Milik Negara
yang tercatan di Bursa Efek Indonesia dan sahamnya diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, yang berjumlah 90
Sedangkan teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive random sampling, yang artinya perusahaan Badan Usaha Milik Negara
yang akan diambil menjadi sampel harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang telah menyampaikan laporan keuangan per 31 Desember secara rutin
selama 5 tahun berturut-turut sesuai dengan yang diperlukan yaitu tahun
2003,2004,2005,2006,dan 2007.
2. Perusahaan Badan usaha Milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang menyampaikan datanya secara lengkap dan sesuai dengan informasi yang
diperlukan yaitu Earning Per share, Price Earning Ratio, Price to Book Value
dan Debt to Total Asset dan harga saham tahunan dari tahun
2003,2004,2005,2006 dan 2007.
Sesuai dengan kedua kriteria diatas, maka jumlah sampel yang digunakan
dalam kriteria ini adalah sebanyak 30 perusahaan Badan Usaha Milik Negara
yang terdaftar di BEI tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Adapun angka tahun
amatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 tahun berturut-turut dari
tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, sehingga lama sampel observasi dalam
penelitian ini sebanyak 5 tahun observasi.
4.4 Metode Pengumpulan Data dan Sumber Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang telah diolah oleh pihak perusahaan Badan Usaha Milik Negara dan
Adapun jenis data yang digunakan adalah polling ( pooled time series)
yaitu kombinasi antara data runtut waktu ( time series data) dan data silang tempat
( cross selection data) pada suatu titik waktu tertentu ( gujarat 1995).
Sumber data diperoleh dari hasil download di: http/www.idx.com. priode
pengambilan data selama 5 tahun yaitu sejak tahun 2003, 2004,2005 2006 dan
2007.
4.5 Definisi Operasional Variable
Variable dalam penelitian ini terdiri dari 4 variable bebas ( Independen)
yaitu Earning Per Share ( sebagai X1), Price Earning Ratin ( sebagai X2) , Price to
Book Value (sebagai X3) , dan Debt to Total Asset ( sebagai X 4) dan 1 variable
terikat( dependen) yaitu Harga Saham ( sebagai Y) pada Badan Usaha Milik
Negara.
Dalam penelitian ini data diambil dari laporan keuangan Badan Usaha
Milik Negara yang telah diterbitkan per 31 Desember 2003 sampai dengan 31
Desember 2007.
Adapun definisi operasional variable dapat digambarkan secara materik sebagai
Table 4.1 Definisi Operasional Variable
Variabel
Definisi Variable Indikator
Skala
Earning Per Share (EPS),
merupakan rasio yang menunjukkan seberapa be sar kemampuan perusa haan dalam menghasilkan laba bersih untuk setiap lembar saham
kan apresiasi pasar terhadap kemam puan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Jumlah Saham Harga per lembar saham
Ratio
Price to Book Value (PBV), menggambarkan
seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan.
Nilai Buku Saham
Debt to Total Asset (DTA).
Rasio ini merupakan rasio
yang menunjukkan
Harga Saham adalah
merupakan cerminan dari ekpektasi investor terhadap earning, tingkat return yang disyaratkan oleh investor
Selisih antara harga saham priode sekarang dengan harga saham sebelumnya
4.6. Model Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan uji statistik untuk menguji apakah Ratio
Ratio, Price to book value, debt to total asset secara simultan dan parsial
berpengaruh terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia.
Adapun model yang digunakan dalam analisis data adalah model regresi linier
berganda sebagai berikut :
Y = a + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4
= Parameter konstants
i = Koefisien regresi masing-masing Xi ε = Kesalahan random (galad)
, i = 1, 2, 3, 4
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian sebagaimana telah
diidentifikasi di atas dan sehubungan dengan operasional variabel yang
dipergunakan jenis dan data kuantitatif, maka digunakan analisa linier regresi
berganda (multiple regresion) sebagaimana formula diatas, maka dengan metode
pangkat dua terkecil biasa/Ordinary Least Squares (OLS). Metode ini dipakai
untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel-variabel bebas ratio keuangan
4.7 Teknik Pengujian Data
Analisis data dengan menggunakan model regresi linear berganda
mensyaratkan beberapa asumsi yang harus dipenuhi agar penaksiran parameter
dan koefisien regresi tidak mengalami bias. Sehubungan dengan hal ini, maka
sebelum dilakukan analisis data dan pengujian hipotesis pengaruh Ratio keuangan
terhadap harga saham, baik secara simultan maupun parsial, maka terlebih dahulu
dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi dalam model analisis regresi klasik
yang meliputi asumsi normalitas, heteroskedastitas, multikolinearitas,
autokorelasi.
4.7.1 Uji Asumsi Klasik
4.7.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variable pengganggu atau residual distribusi normal seperti diketahui bahwa uji t
dan uji f yang mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi, Menurut
ghazali (2002 : 53) mengatakan bahwa untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau mendekati normal dapat dilakukan uji statistik .untuk
menentukan data dengan kolmogorov-Smirnov, nilai signifikan harus diatas
0,050% atau 5 %.
Menurut Ghozali (2007) Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal yaitu
distribusi data dengan bentuk lonceng (bell Shaped). Data yang baik adalah data
Pedoman pengambilan keputusan dengan uji Kolmogorov-Smirnov
tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi nomal dapat dilihat dari
i. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data
adalah tidak normal.
ii. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka ditribusi data
adalah normal.
4.7.1.2. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
linear yang sempurna diantara variabel-variabel independen.. konsekuensi dari
adanya asumsi ini adalah koefisien regresinya tidak menentu atau kesalahan
standar yang tidak terhingga.
Ada atau tidaknya terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF atau
nilai Tolerance. Batasan nilai untuk dua variabel dikatakan berkolinieritas tinggi
bila Variance Inflation Tolerance (VIF) lebih besar dari 10% atau dengan nilai
toleransi kurang dari 0.10, maka terjadi multikolinearitas. Batas dari tolerance
value adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value dibawah 0,10
atau nilai VIF diatas 10, maka akan terjadi problem multikolinearitas, (Hair.et.al,
1998).
4.7.1.3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi diantara anggota
dari serangkaian observasi yang berderetan waktu atau korelasi antara tempat
Pendeteksian autokorelasi pada kasus ini digunakan uji Dublin Watson
Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak terjadi gejala autokorelasi.
Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl), maka
koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti terjadi autokorelasi
positif. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil dari pada nol, berarti terjadi autokorelasi negatif. Bilai nilai DW
terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara
(4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
4.7.1.4 Uji Heteroskedastitas
Suatu asumsi yang sangat penting dalam model regresi linear klasik adalah
bahwa gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi adalah
homoskedastik yaitu semua gangguan memiliki varians yang sama (Gujarati,
1995:201).
Uji heteroskedastitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastitas dilakukan dengan cara
scatterplot.
4.7.2 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menguji hipotesis dengan menggunakan metode analisis
regresi berganda, metode regresi berganda menghubungkan antara variable
Adapun untuk menguji signifikan tidaknya hipotesis tersebut diatas
digunakan uji F dan Uji t. sebagai berikut :
4.7.2.1 Uji Simultan ( Uji F statistik)
Uji F dengan maksud menguji apakah secara simultan variable independen
secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variable dependen. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Ho : b1 : b2 : b3: b4 = 0
Artinya secara bersama-sama (simultan) Variable independen tidak
terpengaruh terhadap variable dependen.
Ha : b1 : b2: b3 : b4 ≠ 0
Artinya secara bersama-sama (simultan) variable independen terdapat
pengaruh terhadap variable dependen, Dengan kriteria :
Ho diterima, apabila F-hitung < dari F tabel pada α = 5 %
Ha diterima, apabila F-hitung > dari F tabel pada α = 5 %
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan regresi berganda.
Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variable
bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji F atau sering disebut dengan Analisys of Varian ( ANOVA).
Pengujian ANOVA atau uji F dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat
tingkat signifikan atau dengan membandingkan F hitung dengan F tabel.
Pengujian dengan tingkat signifikan dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila
sementara sebaliknya apabila tingkat signifikan pada tabel ANOVA > α 0,05,
maka Ho diterima ( tidak berpengaruh).
Pengujian dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dilakukan
dengan ketentuan yaitu apabila F hitung > F tabel (α 0,05), maka Ho ditolak
(berpengaruh), sementara sebaliknya apabila F hitung < F tabel (α 0,05), maka
Ho diterima (tidak berpengaruh). Adapun F tabel dicari dengan memperhatikan
tingkat kepercayaan (α) dan derajat bebas ( degree of freedom)
4.7.2.2 Uji Parsial ( Uji t statistik)
Uji t statistik bermaksud untuk menguji pengaruh secara parsial antara
variable bebas terhadap variable terikat ( tidak bebas) pengujian dilakukan dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel pada degree of freedom (df) = n –k pada
level signikikan α =0,05
Bentuk pengujiannya adalah :
Ho : b1 = 0, Artinya suatu variable independen secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, Artinya varia bel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen. Dengan kriteria :
Ho diterima, apabila t-hitung < t-tabel pada α = 5%
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Data Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variable
independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri atas EPS, PER,
PBV, DTA, Sedangkan variabel dependennya adalah harga saham.
1. Earning Per Share (EPS)
EPS merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk setiap lembar saham.
Perhitungan mengenai EPS menggunakan rumus pada bab III dan ringkasan
Tabel 5.1 Earning Per Share (EPS) Perusahaan BUMN tahun 2003-2007
Sumber: Laporan Kinerja BUMN 2007
Dari pengamatan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa perusahaan yang
menghasilkan EPS tertinggi pada tahun 2003, 2004, 2005, 2006 dan 2007 adalah
Sedangkan perusahaan yang menghasilkan EPS terendah pada tahun 2003 adalah
PT. Djakarta Lioyd sebesar 8, pada tahun 2004 adalah PT. Pertani yaitu sebesar
10, pada tahun 2005 adalah PT. PTPN II yaitu sebesar 6, pada tahun 2006 adalah
Bank Tabungan Negara yaitu sebesar 10, dan pada tahun 2007 PT. PTPN II yaitu
sebesar 8. Dari Tabel 4.1 juga dapat diketahui nilai rata-rata EPS tertinggi adalah
pada tahun 2005 sebesar 832,7 dan nilai rata-rata terendah EPS adalah tahun 2003
yaitu sebesar 659,1.
2. Price Earning Rasio (PER)
Price Eraning Ratio adalah mengembangkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan
Tabel 5.2 Price Earning Ratio (PER) Perusahaan BUMN tahun 2003-2007
Sumber: Laporan Kinerja BUMN tahun 2007
Dari pengamatan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa perusahaan yang
menghasilkan PER tertinggi pada tahun 2003 adalah PT. PTPN II yaitu 0,21 kali,
pada tahun 2004 dan 2005 adalah PT. Angkasa Pura I yaitu 0,21 kali dan 0,15
kali, pada tahun 2006 adalah PT. Asuransi Jasa Raharja yaitu 0,21 kali dan pada
menghasilkan PER terendah pada tahun 2003 adalah PT. Asabri, pada tahun 2004
dan 2005 adalah PT. Pertani, pada tahun 2006 adalah Djakarta Lioyd dan pada
tahun 2007 adalah PT. Danareksa yaitu semuanya sebesar 0,01 kali. Dari Tabel
4.2 juga dapat diketahui nilai rata-rata PER tertinggi adalah pada tahun 2006
sebesar 0,090 kali dan nilai rata-rata terendah PER adalah pada tahun 2005 yaitu
sebesar 0,064 kali.
3. Price to book value (PBV)
Price to book value (PBV) merupakan seberapa besar pasar menghargai
nilai buku saham suatu perusahaan. Data PBV yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang terdapat pada Laporan
Kinerja BUMN tahun 2007. Perhitungan mengenai PBV menggunakan rumus
Tabel 5.3 Price to Book Value (PBV) Perusahaan BUMN tahun 2003-2007
Sumber: Laporan Kinerja BUMN tahun 2007
Dari pengamatan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa perusahaan yang
menghasilkan PBV tertinggi pada tahun 2003 adalah PT. Kimia Farma yaitu 0,25
kali, pada tahun 2004 adalah PT. Angkasa Pura I dan PT. Bank Mandiri. Tbk,
yaitu masing – masing 21 kali pada tahun 2005 adalah PT. Angkasa Pura II yaitu
0,16 kali, pada tahun 2006 adalah PT. Kereta Api Indonesia yaitu 0,21 kali dan