• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prediksi Jumlah Kejahatan Tahun 2008-2010 Pada Poltabes Medan Dan Sekitarnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prediksi Jumlah Kejahatan Tahun 2008-2010 Pada Poltabes Medan Dan Sekitarnya"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PREDIKSI JUMLAH KEJAHATAN TAHUN 2008-2010

PADA POLTABES MEDAN DAN SEKITARNYA

TUGAS AKHIR

LATIFA HANNUM

052407020

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PREDIKSI JUMLAH KEJAHATAN TAHUN 2008-2010

PADA POLTABES MEDAN DAN SEKITARNYA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

LATIFA HANNUM

052407020

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PREDIKSI JUMLAH KEJAHATAN TAHUN 2010-2012 PADA POLTABES MEDAN DAN SEKITARNYA.

Kategori : PROPOSAL TUGAS AKHIR Nama : LATIFA HANNUM

Nomor Induk Mahasiswa : 052407020

Program Studi : DIPLOMA (D3) STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diketahui/Disetujui Oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

(4)

PERNYATAAN

PREDIKSI JUMLAH KEJAHATAN TAHUN 2008-2010 PADA POLTABES MEDAN DAN SEKITARNYA

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 2008

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan limpah dan Karunia-Nya Karya Ilmiah ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

(6)

DAFTAR ISI

1.2. Indentifikasi Masalah 2 1.3. Batasan Masalah 2 1.4. Maksud dan Tujuan 3 1.5. Metodologi Penelitian 3 1.6. Sistematika Penulisan 4

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1. Metode Peramalan 6 2.2. Analisis Deret Berkala 8 2.3. Penentuan Pola Data 9 2.4. Analisis Regresi 12

2.4.1. Regresi Sederhana 12 2.5. Analisis Korelasi 15 2.5.1. Koefisien Determinasi 15 2.5.2. Koefisien Korelasi 16

2.6. Uji f (F-Test) 17

BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI RISET

3.1. Sejarah Singkat POLRI/POLTABES 18 3.2. Struktur Organisasi 19

BAB 4 PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengolahan Data 25 4.2. Pengolahan Data 27

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 33

5.2. Saran 34

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Nilai-nilai Yang Perlu Untuk Menghitung Koefisien-koefisien

Metode Regritasi Linier Sederhana 14 Tabel 2.2 Interprestasi dari Nilai r 16 Tabel 4.1 Data Jumlah Kejahan pada Poltabe Medan Tahun 1996-2007 26 Tabel 4.2 Perhitungan Untuk Memperoleh Koefisien Regresi 27 Tabel 4.3. Harga-harga untuk menghitung Koefisien Determinasi

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Pola Data Horizontal 10 Gambar 2.2 Pola Data Musiman 10 Gambar 2.3 Pola Data Siklis 11 Gambar 2.4 Pola Data Trend 11 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Poltabes Medan 20 Gambar 4.1 Grafif Jumlah Kejahatan Yang terdapat di Poltabes Medan

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tindak kejahatan diartikan sebagai sesuatu perbuatan yang melanggar hukum, atau melanggar Undang-Undang, yang dapat merugikan masyarakat secara moril maupun secara materil, baik dilihat dari segi kesusilaan, kesopanan dan ketertiban masyarakat. Kejahatan yang dibuat setiap tahun tidak terhitung banyaknya dan jutaan penjahat telah dihukum. Korban kejahatan selain mengalami kerugian perekonomian juga mengalami keugian kesusilaan dan kesusahan.

Perubahan besar dalam perkembangan kejahatan di Indonesia mulai tampak setelah dimulainya Pembangunan :ima Tahun diseluruh daerah propinsi Indonesia. Perkembangan kota-kota besar merupakan daya tarik arus urbanisasi dari desa kekota. Sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan yang dapat mengakibatkan terjadinya kejahatan dimana-mana.

(10)

kegiatan peramalan, maka akan diperoleh suatu dasar pemikiran dan pemecahan yang sama.

Berdasarkan manfaatnya, metode ini sangat berguna untuk memperkirakan jumlah kejahatan yang akan terjadi dimasa yang akan datang sehingga kita dapat mengantisipasinya dengan baik. Misalnya, dengan menetukan tindakan apa yang harus dilakukan sebagai tindakan pencegahan atau meminalisasi terjadinya kejahatan tersebut. Oleh karena itu dengan judul “Prediksi Jumlah Kejahatan Tahun 2008 – 2010 pada Poltabes Medan dan sekitarnya ”, diharapkan hasilnya dapat memberikan informai yang dapat membantu pihak kepolisian maupun masyarakat.

1.2.Indentifikasi Masalah

Kehidupan yang aman, nyaman dan tentram tentunya merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh setiap manusia. Sebgai usaha untuk meningkatkan keamanan di Indonesia diperlukan adanya pengkajian data yang dapat menggambarkan jumlah terjadinya kejahatan dimasa yang akan datang

1.3.Batasan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan dan pemecahan masalah, maka perlu dibuat suatu pembatasan masalah agar sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran, yaitu:

(11)

2. Pemecahan masalah hanya dibatasi pada peramalan jumlah kejahatan saja pada bagian Satkresrim Poltabes Medan dengan menggunakan data pada tahun 1998 samapi dengan tahun 2007.

1.4.Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pada penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Untuk meramalkan jum;lah tindak kejahatan yang akan terjadi pada tahun 2008-2010.

2. Menghitung perbandingan jumlah kejahatan yang telah terjadi dalam sepuluh tahun terakhir dan menghitung rata-rata jumlah kriminalitas yang terjadi setiap tahunnya.

1.5.Metodologi Penelitian

Dalam meramalkan besarnya jumlah kejahatan tahun 2008-2010 pada Poltabes Medan dan sekitarny, maka penulis melakukan peramalan dengan metode analisis regresi sederhana, berdasarkan data yang diperoleh dari tahun 208-2010.

Metode yang dipakai yaitu Metode Analisis Regresi Sederhana dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana :

(12)

X = Variabel Waktu a = Bilangan Konstan

b= Koefisien arah regresi linier

Untuk memperoleh persamaan tersebut perlu mencari nilai a dan b dengan menggunakan rumus :

koefisien b dinyatakan sebagai koefisien arah regresi linier yang menyatakan perubahan rata-rata variabel Y atau setiap variabel X sebesar satu bagian. Maksudnya ialah bila harga b positif, maka variabel Y yang akan mengalami penurunan.

1.6.Penurunan Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

(13)

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyelesaian masalah dan juga disertakan teori-teori yang menyangku permasalahan.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM POLTABES

Bab ini berisikan tentang sejarah singkat berdirinya Poltabes Medan serta struktur organisasi beserta rinciannya.

BAB 4 : PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisikan mengenai cara pengolahan data dengan menggunakan rumus dan melakukan penyelesaian.

BAB 5 : PENUTUP

(14)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

Metode Peramalan

Metode peramalan merupakan suatu teknik untuk memprediksi atau memperkirakan suatu nilai pada masa yang akan datang dengan memperhatikan data atau informasi masa lalu maupun saat ini baik secara matematik maupun statistik.

Dalam membuat suatu keputusan dan suatu rencana kebijaksanaan yang akan diambil oleh pihak kepolisian sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pelayanan keamanan terhadap masyarakat dimasa yang akan datang sehingga data-data yang aktual yang ada pada masa lalusangat penting dipelajari dalam mengambil keputusan yang tepat. Salah satu cara untuk mempelajari data masa lalu tersebut adalah dengan menerapkan peramalan.

Baik tidaknya suatu peramalan yang disusun, disamping ditentukan oleh metode yang digunakan , juga ditentukan baik tidaknya informasi yang digunakan. Selama informasi yang digunakan tidak dapat meyakinkan, maka hasil peramalan juga akan sulit untuk dipercaya ketepatannya.

(15)

1. Metode Peramalan kualitatif atau teknologis.

Peramalan kualitif adalah peramalan yang berdasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung kepada orang yang menyusun. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya.

2. Metode peramalan kuantitatif

Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang berdasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metode yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda. Baik atau tidaknya metode yang digunakan sangat ditentukan oleh perbedaan dan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi berarti metode yang dipergunakan semakin baik.

(Assauri, Sofyan) “Teknik dan peramalan Metode”

Peramalan kuantitatif dapat digunakan bila terdapat 3 kondisi, yaitu : 1. Ada informasi tentang masa lalu

2. Informasi tersebut dapat dikuantitafkan dalam bentuk kata.

3. Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa akan terus berlanjut dimasa yang akan datang.

(16)

selalu berdasarkan atas pengguna analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu. Sedangkan analisis sebab akibat metode peramalannya didasarkan atas pengguna analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktu.

Analisis Deret Berkala

Metode-metode peramalan yang berhubungan dengan analisa deret berkala, yaitu : 1. Metode Smothing (pemulusan) yang mencakup metode data lewat (pas data),

metode rata-rata kumulatif, metode rata-rata bergerak (moving average) dan metode eksponential smoothing.

2. Metode proyeksi trend dengan analisis regresi. 3. Metode Box-Jenkins

Metode Smoothing digunakan untuk mengurangi ketidak-teraturan musiman dari data yang lalu maupun kedua-duanya, dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data yang lalu. Ketepatan dari peramalan dengan metode ini akan terdapat pada peramalan jangka pendek, sedangkan unruk peramalan jangka panjang ketepatannya akan berkurang. Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode ini minimal selama dua tahun

(17)

diproyesikan hal yang teliti untuk masa depan,. Untuk peramalan jangka pendek maupun jangka panjang, ketepatan peramalan dengan menggunakan metode ini sangat baik. Data yang dibutuhkan minimal 5 tahun.

Metode Box-Jenkins menggunakan dasar deret waktu dengan model matematis agar kesalahan yang terjadi dapatb diminimalkan. Oleh karena itu penggunaan metode ini membutuhkan indentifikasi model dan etimasi parameternya. Metode ini sangat baik ketepatannya untuk peramalan yang jangka pendek, sedangkan untuk peramalan yang jangka panjang ketepatannya kurang baik. Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode peramalan ini minimum dua tahun dan lebih baik bila data yang dimiliki lebih dari stu tahun.

Penentuan Pola Data

(18)

1. Pola Horizontal, pola ini terjadi bila nilai berfluktasi disekitar nilai rata-rata yang konstan.

y

Waktu

Gambar 2.1 Pola Data Horizontal

2. Pola data musiman (seasonal), pola yang menunjukkan perubahan yang berulang-ulang secara periodik dalam deret waktu. Pola ini terjadi bila suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman misalnya kwartal tahun terentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu.

y

Waktu

(19)

3. Pola data siklis (cyclical), pola data yang menunjukkan gerakan naik turun dalam jangka panjang dari suatu kurva trend. Terjadi bila datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis.

y

Waktu

Gambar 2.3 Pola data Siklis

4. Pola data trend, pola yang menunjukkan kenaikan atau penurunan jangka panjang dalam data.

y

Waktu

(20)

Analisis Regresi

(Husiani dan Purnomo)”Pengantar Statistika”

Apabila terdapat dua buah variabel atau lebih maka suah sewajarnya bila kita ingin mempelajari bagaimana variabel-variabelitu hubungan atau dapat diramalkan. Hubungan yang diperoleh biasanya dinyatakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel tersebut. Studi yang menyangkut permasalahan ini disebut analisis regresi.

Pada umunya dalam peramalan , variabel yangdiramalkan dinyatakan sebagai variabel yang dicari atau ditentukan (dependent variabel). Variabel yang ditentukan atau dipengaruhi besarnya oleh variabel yang disebut variabel-variabel penentu yang menentukan atau variabel bebas (independent variabel). Hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel-variabel yang ditentukan adalah merupakan fungsi. Jadi dalam peramalan digunakan fungsi sebagai usaha untuk melihat pola hubungan yang ada pada masa lalu antara variabel yang diramalkan dengan variabel yang menentukan atau mempengaruhi.

Regresi Sederhana

(21)

Dengan regresi sederhana dimaksudkan suatu pola hubungan yang berbentuk garis lurus antara suatu variabel yang diramalkan dengan satu variabel yang mempengaruhinya atau variabel bebas. Dalam analisa deret berkala ini variabel bebasnya adalah waktu.

Pola garis hubungan tersebut dapat diterapkan dengan menempatkan atau memplot titk-titik dari data hasil pengamatan pada grafik untuk melihat asumsi yang dapat digunakan bagi analisa regresi. Selanjutnya digambarkan suatu garis yang tepat mewakili titik-titik tersebut. Pola garis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

bX

Y variabel yang diramalkan

X = Variabel waktu a= Bilangan Konstan

b= koefisien arah regresi linier

Untuk memperoleh persamaan tersebut kita perlu mencari nilai a dan b dengan menggunakan rumus :

(22)

Maksudnya ialah bila harga b positif, maka variabel Y yang akan mengalami kenaikan atatu pertambahan. Sebaliknya bila b negatif, maka variabel Y akan mengalami penurunan.

Maka didalam metode regresi linier sederhana penulis menggunakan analisa deret waktu yang tidak memerlukan data untuk variabel bebas (independent) atau X karena variabel bebas sudah diketahui. Maka disusun pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1. Nilai-nilai Yang perlu Untuk Menghitung Koefisien-Koefisien Metode Regresi Sederhana.

Tahun Jumlah Kejahatan

(Yi

X )

X

i i .Yi Xi2

1996 Y1 X0 X0 . Y1 X02

1997 Y2 X1 X1 . Y2 X12

1998 Y3 X2 X2 . Y3 X22

. . . .

. . . .

. . . .

2007 Y9 X8 X8 . Y9 X22

(23)

Analisis Korelasi

(Usman, Husaini dan Purnomo)”Pengantar Statistika”

Korelasi adalah suatu teknik analisis statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Hubungan antara dua variabel ini bukanlah dalam arti hubungan sebab akibat (timbal balik), melainkan hanya merupakan hubungan searah saja.

Tujuan dari analisis korelasi adalah untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel- variabel. Untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap lainnya dinyatakan dalam persen. Jika persamaan regresi linier Y atas X telah ditentukan dan koefisien arah b telah didapat. Maka koefisien determinasi dan koefisien korelari dapat ditentukan.

2.5.1 Koefisien Determinasi

(Sudjana)”Metode Statistika”

Koefisien determinasi atau koefisien penentu yang berarti bahwa 100 r2 % dari pada variasi yang terjadi dalam variabel tak bebas Y dapat dijelaskan oleh variabel bebas X dengan adanya regresi linier Y atas X. atau dengan perkataan lain harga r2 yang mendekati 1 menunjukkan beasrnya variabel X mempengaruhi Variabel Y. koefisien determinasi dapat dinotasikan.

( )

( )

(24)

2.5.2 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dipakai untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel, koefisien korelasi dapat ditentukan dengan mengambil akar dari koefisien determinasi. Harga-harga r dapat memberi arti sebagai berikut :

1. Jika r positif, maka terdapat hubungan positif antara variabel X dengan variabel Y, yaitu jika nilai X bertambah maka nilai Y juga ikut bertambah atau sebaliknya.

2. Jika r negatif, maka terdapat hubungan negatif antara variabel X dengan variabel Y, yaitu jika nilai X bertambah maka nilai Y berkurang atau sebaliknya.

3. Jika r mendekati 1, maka hubungan antara variabel X dengan variabel Y sangat erat.

4. Jika r mendekati 0, maka hubungan antara variabel X dengan variabel Y tidak begitu erat.

5. Jika r = 0, maka tidak terdapat hubungan linier antara variabel X dengan variabel Y.

Tabel 2.2 Interpretasi dari Nilai r

(25)

Uji F (F-test)

Uji F (F-test) digunakan untuk menguji kelinieran regresi dimana koefisien b secara satistik tidak sama dengan 0 (nol). Uji F dilakukan dengan menari Fhitung dan

menentukan Ftabel. Apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel

bX a Yˆ = +

maka persamaan regrasi adalah benar atau signifikasn dan dapat digunakan dengan tepat untuk peramalan

dengan bentuk

Fhitung

F

diperoleh rumus :

hitung

Untuk ditribusi F yang digunakan diambil dk (derajat kebebasan) pembilang

1 dan dk penyebut n-2, maka F tabel = F( )(1−α 1,n−2) dan nilai diambil dari daftar

(26)

BAB 3

GAMBARAN UMUM LOKASI RISET

3.1 Sejarah Singkat POLRI/POLTABES

Sejarah POLRI tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sejarah telah mencatat dan mengungkapkan bahwa mulai dari proses kelahiran, pertumbuhan pengetahun dan pembangunan bangsa Indonesia, POLRI senantiasa mempunyai peranan yang sangat besar. Peranan POLRI tidak dapat dipisahkan dalam setiap aktifitas pergerakan perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada saat menjelang dan sesudah kemerdekaan sejarah telah membuktikan bahwa POLRI ikut menumbuhkembangkan sikap keberpihakan atau nilai nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Begitu kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, anggota POLRI dengan gagah berani mengibarkan bendera Merah Putih diseluruh penjuru tanah air. Puncaknya pada tanggal 21 Agustus 1945 Inspektur Polisi Mohd. Jasmin dengan tegas menyatakan bahwa POLRI merupakan Polisi Indonesia.

(27)

terhadap penumpasan pemberontakan G 30 S/PKI serta dalam pembersihan sisa-sisa gerakan tersebut.

Selain aktif dalam bidang pertahanan nasional POLRI juga aktif dalam bidang-bidang lain. Ini dapat dilihat dari misalnya bidang kekaryaan sejak awal POLRI mempunyai kiprah yang besar, Konsep Dwi Tunggal ABRI salah satu contoh yang dicanangkan langsung oleh Jenderal A.H Nasution dikampus milik POLRI sebagai penyelenggara. POLRI pula yang pertama kali menyumbangkan anggotanya menjadi Bupati dan Gubernur. Tetapi sejalan dengan bergulirnya era reformasi di Indonesia, Dwi Fungsi ABRI segera dihapuskan secara bertahap guna pengkhususan pada bidang kerjanya masing-masing.

POLRI mencakup secara merata pada tiap-tiap daerah dalam wilayah hukum Indonesia. Di Sumatera Utara disebut sebagai POLDASU atau singkatan dari Kepolisian Daerah Sumatera Utara. Sedangkan pada tingkatan kabupaten/kota ada POLRES/POLTABES. Khususnya untuk wilayah hukum kota Medan ada Kepolisian Kota Besar Medan.

3.2 Struktur Organisasi

(28)

Gambar 3-1

Struktur Organisasi Poltabes Medan

UNSUR PIMPINAN KAPOLTABES

WAKA

BAG OPS BAG BINA MITRA BAG MIN

URTELEMATIKA UNIT P3D UR DOKKES TAUD

SPK SAT INTELKAM

SAT RESKRIM

SAT NARKOBA

SAT LANTAS

SAT SAMAPTA

SAT PAM OBVIT UNSUR PIMPINAN

UNSUR PELAKSANA STAF KHUSUS

POLSEK

(29)

Adapun rincian dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut :

1. Kapoltabes

Kapoltabes adalah pimpinan Poltabes yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kapolda. Bertugas memimpin, membina dan mengawasi serta mengendalikan satuan-satuan organisasi dalam lingkungan Poltabes serta memberikan saran pertimbangan dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan perintah Kapolda.

2. Waka Poltabes

Bertugas membantu Ka. Poltabes dalam melaksanakan tugasnya dengan mengendalikan pelaksanaan tugas-tugas staf seluruh satuan organisasi dalam jajaran Poltabes, dan dalam batas kewenangannya dalam memimpin Poltabes apabila Ka. Poltabes berhalangan serta melaksanakan tugas lain sesuai perintah Ka. Poltabes.

3. Bagian Operasi

Bagian operasi bertugas menyelenggarakan administrasi dan pengawasan operasional, perencanaan dan pengendalian operasi kepolisian serta pelayanan.

Ka. Bagian Operasi dalam melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh : 1) Kepala Sub Bagian Pembinaan Operasional

(30)

4. Bagian Pembinaan Kemitraan

Bertugas mengatur penyelenggaraan dan mengawasi/mengarahkan pelaksanaan penyuluhan masyarakat dan pembinaan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa oleh satu-satuan fungsi yang berkompeten, membina kerjasama dengan organisasi/lembaga/tokoh sosial kemasyarakatan dan instansi pemerintah, khususnya instansi Polsus/PPNS dan pemerintah daerah dalam kerangka otonomi daerah, dalam rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat pada hukum dan peraturan perundang-undangan, pengembangan pengamanan swakarsa dan pembinaan hubungan POLRI Masyarakat yang kondusif bagi pelaksanaan tugas POLRI.

5. Bagian Administrasi

Bagian administrasi bertugas menyelenggarakan penyusunan rencana program kerja dan anggaran, pembinaan dan administrasi personel, pelatihan serta pembinaan, dan administrasi logistik.

6. Urusan Telekomunikasi dan Informatika

Bagian ini bertugas menyelenggarakan pelayanan telekomunikasi, pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi termasuk informasi kriminal dan pelayanan multimedia.

(31)

7. Urutan Pelayanan Pengaduan dan Penegakan Disiplin (P3D)

Unit P3D bertugas menyelenggarakan pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku anggota POLRI dan pembinaan disiplin dan tata tertib, termasuk pengamanan internal dalam penegakan hukum.

8. Urdokkes

Bertugas menyelenggarakan fungsi kedokteran kepolisian dalam rangka mendukung tugas operasional POLRI dan pelayanan kesehatan personel, baik dengan mengunakan sumber daya yang tersedia maupun melalui kerjasama dengan pihak lain.

9. Tata Usaha dan Urusan Dalam (Taud)

Taud bertugas dalam melaksanakan ketatausahaan dan urusan dalam meliputi korespondensi, ketatausahaan perkantoran, kearsipan, dokumentasi, penyelengaraan rapat, apel/upacara, kebersihan dan ketertiban termasuk melaksanakan administrasi personel dan materiil logistik dilingkungan Pusdalops.

10.Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK)

(32)

Mapoltabes dan penyelesaian perkara ringan/perselisihan antar warga, sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan/kebijakan dalam organisasi POLRI.

11.Satuan Intelijen Pengamanan

Satitelkam bertugas menyelenggarakan/membina fungsi intelijen bidang keamanan, termasuk persandian, dan pemberian pelayanan dalam bentuk surat izin/keterangan yang menyangkut orang asing, senjata api dan bahan peledak, kegiatan sosial/politik masyarakat dan Surat Keterangan Rekaman Kejahatan (SKRK/Criminal Record) kepada warga masyarakat yang membutuhkan serta melakukan pengawasan/pengamanan atas pelaksanaannya.

12.Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim)

Bertugas menyelenggarakan membina fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, dengan memberikan pelayanan/perlindungan khusus kepada korban/pelaku, remaja, anak dan wanita, serta menyelenggarakan fungsi identifikasi, baik untuk kepentingan penyidikan maupun pelayanan umum, dan menyelenggarakan koordinasi dan pengawasan operasional, dan administrasi penyidikan PPNS, sesuai ketentuan hukum dan perundang-undangan.

13.Satuan Narkoba

(33)
(34)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengolahan Data

(Husaini dan Purnomo) ”Pengantar Statistika”

Data adalah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat menghasilkan suatu informasi yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Data yang baik tentunya harus mutakhir dan cocok dengan permalahan yang akan diteliti dari sumber yang dapat ditanggungjawabkan lengkap, akurat, objektif dan konsisten.

Untuk memecahkan permasalahan mengenai pembentukan persamaan penduga akan jumlah kejahatan, penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan tersebut.

(35)

Tabel 4.1 Data jumlah kejahatan pada Poltabes Medan Tahun 1998-2006

TAHUN Jumlah Kejahatan

1996 1080 1997 1120 1998 1018 1999 1118 2000 1254 2001 1206 2002 1690 2003 1390 2004 2134 2005 1946 2006 2211 2007 2184

(36)

Dari gambar 4.1 terlihat bahwa plot data hampir mendekati garis trend. Maka dengan melihat dan memperhatikan plot data maka penulis mencoba untuk menggunakan peramalan dengan metode regresi linier sederhana dari analisa deret berkala, yaitu dengan menarik suatu garis lurus yang mendekati titik-titik tersebut.

4.2 Pengolahan Data

Tabel 4.2 Perhitungan untuk memperoleh koefisien regresi Tahun Xi Yi Xi.Yi Xi2

1996 0 1080 0 0 1997 1 1120 1120 1 1998 2 1018 2036 4 1999 3 1118 3354 9 2000 4 1254 5016 16 2001 5 1206 6030 25 2002 6 1690 10.140 36 2003 7 1390 9130 49 2004 8 2134 17.072 64 2005 9 1946 17.514 81 2006 10 2211 22.110 100 2007 11 2184 24.024 121 Jumlah 66 18.351 118.146 506

Dari tabel diatas maka diperoleh nilai-nilai berikut : n = 12

X = 66/12 = 5,5

Y = 18.351/12 = 1529,25

(37)

ΣYi

Maka diperoleh nilai a dan b sebagai berikut :

b = 2 2

Nilai koefisien regresi a dan b telah diperoleh, maka persamaan regresi linier sederhana yang akan digunakan untuk peramalan, yaitu :

(38)

Berdasarkan persamaan regresi yang telah diperoleh, maka dapat disusun peramalan jumlah kejahatan untuk tahun 2008, 2009, dan 2010.

Untuk X tahun 1996 = 0

X tahun 1997 = 1, makadiperoleh X tahun 2008, 2009 dan 2010 = 10, 11, 12. Y(2008)

Untuk menentukan keeratan hubungan antar variabel dari model deret berkala (time series) maka ditentukan koefisien determinasi atau r2

Tabel 4.3 Harga-harga untuk Menghitung Koefisien Determinasi dari Data Jumlah Kejahatan.

3979484,72 385641,4 Dari tabel diatas diperoleh :

(39)

Σ (Yi – Y)2 = 561.841,4

Harga diatas kemudian digunakan untuk menghitung koefisien determinasi (r2

r

sebesar 0,85 (setelah pembulatan) berarti bahwa 85% variabel waktu dapat mempengaruhi variabel tak bebas Y, dan sisanya sebesar 15% dipengaruhi variabel tak bebas Y, dan sisanya sebesar sebesar 15% dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan untuk menghitung derajat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y maka digunakan koefisien korelasi r, yaitu :

2 r

= 0,92

(40)

Untuk menguji kelinieran regresinya maka terlebih dahulu kita harus menentukan Fhitung. Harga-harga yang diperlukan untuk menentukan nilai Fhitung

ditunjukkan oleh tabel berikut :

Tabel 4.4 Harga-harga yang diperlukan untuk menentukan Nilai F X

Jumlah 12273,79

Berdasarkan perhitungan dari tabel diatas maka diperoleh :

(41)

=

Maka perhitungan dari Fhitung

F

Dengan tingkat kepercayaan 95% atau nilai α sebesar 0,05 maka dari tabel

distribusi F diperoleh nilai Ftabel dengan dk (derajat kebebasan) pembilang sebesar 1

dan dk penyebut sebesar 7 adalah 5,59. Maka diperoleh Fhitung > Ftabel

Artinya, menunjukkan bahwa koefisien b dalam persamaan regresi sederhana .

Y =

(42)

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil peramalan jumlah kejahatan di Poltabes Medan khususnya bagian kriminal dengan menggunakan Metode Regresi Linier Sederhana maka diperoleh kesimpulan berikut ini :

1. Dengan menggunakan Metode Regresi Linier Sederhana maka persamaan Regresi sederhananya adalah :

Y = 867,11 + 120,39 X

2. Karena koefisien arah b = 120,39 bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa untuk setiap X (= tahun ) bertambah maka rata-rata jumlah kejahatan yang terjadi pada Poltabes Medan (Y) akan bertambah dengan 120,39 X kejadian kejahatan.

3. Hasil peramalan jumlah kejahatan pada Poltabes Medan tahun 2008 adalah 2071,01 kejadian, tahun 2009 adalah 2191,39 kejadian, dan tahun 2010 adalah 2311,79 kejadian.

(43)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data jumlah kriminalitas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan metode untuk meramalkan jumlah kriminalitas pada Poltabes Medan khususnya bagian kriminalitas maka diharapkan bagi pihak Kepolisian dapat melakukan tindakan pencegahan dengan meningkatkan pengamanan bagi masyarakat sehingga jumlah kejahatan yang diramalkan ini dapat diperkecil jumlahnya.

2. Peningkatan pelayanan keamanan terhadap masyarakat dapat memberikan rasa aman dan bagi kehidupan masyarakat khususnya kota besar Medan.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Atmasasmita, R. 1997. Kriminologi. Bandung: Mandar Maju

Assauri, Sofyan. 1984. Teknik dan Metode Peramalan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ediwarman. 1994. Selayang Pandang Tentang Kriminologi. Medan: USU Press. Husaini dan Purnomo. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Spyros Makridakis, Steven C Wheel Wright, Victor E Mc. Alih Bahasa: Utung Sus Adriyanto, Abdul Basith. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 6.

(45)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN MATEMATIKA

PROGRAM DIPLOMA III KOMPUTER DAN STATISTIKA Jalan Bioteknologi no. 1 Kampus USU telp. (8211212, 8211298, 8211414)

Medan 20155

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Nama Mahasiswa : LATIFA HANNUM HRP Nomor Stambuk : 052407020

Judul Tugas Akhir : Prediksi Jumlah Kejahatan Tahun 2008-2010 pada Poltabes Medan dan Sekitarnya

Dosen Pembimbing : Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si Tanggal Mulai Bimbingan :

Tanggal Selesai Bimbingan :

NO TANGGAL

• Kartu ini harap dikembalikan ke Departemen Matematika

Bila Bimbingan Mahasiswa Telah Selesai

Diketahui Disetujui

Gambar

Gambar 2.1 Pola Data Horizontal
Gambar 2.3 Pola data Siklis
Tabel 2.1.
Tabel 2.2 Interpretasi dari Nilai r
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta dengan izin-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap penderita diabetes melitus dengan pemanfaatan klinik diabetes melitus di Puskesmas Sering

Dari data hasil penelitian diperoleh bahwa faktor syariah (agama), promosi, dan kualitas produk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah menggunakan

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus

Kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dirancang dengan memadukan berbagai ilmu seperti biologi, fisika, kimia, bumi dan antariksa. Pembelajaran terpadu sebagai

Dari tabel berikut ini, tentukanlah tabel yang menunjukan pengaruh mutasi tersebut pada kondisi fisiologis penderitanya (+: lebih tinggi dari normal; - : lebih rendah