PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh
NIM 100522145 LYZIA AZMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Masalah utama penelitian ini adalah kas perusahaan yang berfluktuasi pada tahun 2008 - 2011, serta persediaan dan laba usaha perusahaan yang berfluktuasi dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replika terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan yang tergabung dalam sektor Tekstil dan Garmen selama periode 2008 sampai tahun 2011.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 19 perusahaan yang tergabung dalam sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI, diperoleh 15 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis pengaruh antara Perputaran Kas (Cash Turn Over) dan Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) secara empiris terhadap Rentabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI.
Model statistik yang digunakan adalah regresi berganda dan melakukan uji asumsi klasik. Lalu dilanjutkan dengan uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan tingkat signifikansinya ( α ) 5 %. Analisa data menggunakan
software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00 For Windows.
Hasil penelitian menggunakan uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel perputaran kas (cash turn over) berpengaruh secara signifikan terhadap ROA dan variabel perputaran persediaan (inventory turn over) juga berpengaruh terhadap ROA, tetapi tidak signifikan. Hasil pengujian dengan menggunakan uji F variabel cash turn over dan inventory turn over secara simultan memiliki hubungan terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
EFFECT OF CASH TURNOVER AND INVENTORY TURNOVER TO RENTABILITY OF TEXTILE AND GARMENT COMPANY LIST IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)
The main problem of this study are the fluctuating corporate cash in 2008 - 2011, as well as inventory and operating profit companies that fluctuate from year 2008 to year 2011. The purpose of this study to determine the effect of cash turnover and inventory turnover to the profitability of textile and garment companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). This research is a kind of causal research and is a replica of the previous studies with the study population is a company incorporated in Textiles and Garments sector over the period 2008 to 2011.
Sample selection is done by purposive sampling method and of 19 companies belonging to the textile and garment sector listed on the Stock Exchange, acquired 15 companies in the sample study. The data used are secondary data. This study analyzes the effect of the rotation of Cash (Cash Turn Over) and Inventory Turnover (Inventory Turn Over) are empirically to Profitability in textile and garment companies listed on the Stock Exchange.
Statistical model used is multiple regression and to test the classical assumptions. Then proceed with the t test (partially) and F test (simultaneously) with the significance level (α) of 5%. Analyze data using statistical data processing software is 17:00 SPSS For Windows.
The results using the t test showed that the partial rotation of the variable cash (cash turnover) significant influence on ROA and inventory turnover variable (inventory turnover) also affects the ROA, but not significantly. Test results using the F test variable cash turnover and inventory turnover simultaneously linked to the Return On Assets (ROA) in textile and garment companies listed on the Stock Exchange.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena
berkah rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dapat diselesaikan tepat waktu sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Selama menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
masukan yang sangat berharga dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, terutama orang tua yang begitu luar biasa, Ayahanda
Zulham Aswany dan Ibunda Arnida. Terima kasih untuk doa, dukungan baik
moral dan materi, dan semua yang sudah beliau berikan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga akan menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan,
yaitu kepada :
1. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak. selaku
sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi da Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku sekretaris Program
Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
dengan sabar memberi bimbingan selama penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak. selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
memeriksa kembali, memberi masukan, dan menilai skripsi saya.
6. Saudara-saudara saya Nadia Anzany dan Anzas Ananta Putra atas
dukungan, semangat, dan bimbingannya. Teman-teman seperjuangan
mahasiswa/i S-1 Akuntansi Ekstensi FE USU stambuk 2010 atas motivasi
dan kerjasamanya selama ini.
Akhirnya pada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi
penelitian ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga Allah S.W.T
dapat memberikan balasan yang setimpal atas jasa dan bantuan yang telah
diberikan.
Medan, April 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Pustaka ... 9
2.1.1Rentabilitas ... 9
2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas ... 9
2.1.1.2 Jenis – jenis Rasio Rentabilitas ... 11
2.1.2 Perputaran Kas (Cash Turn Over) ... 12
2.1.2.1 Pengertian Kas ... 12
2.1.2.2 Pengertian Perputaran kas ... 20
2.1.2.3 Penilaian perputaran kas ... 21
2.1.3 Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) ... 18
2.1.3.1 Pengertian persediaan ... 18
2.1.3.2 Pengertian persediaan ... 21
2.1.3.3 Peniliaian perputaran persediaan ... 23
2.1.4 Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas ... 22
2.1.5 Penelitian Terdahulu ... 24
2.1.6 Kerangka Konseptual ... ... 26
2.1.7 Hipotesis ... ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ... 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
3.2.1 Tempat Penelitian ... 30
3.2.2 Waktu Penelitian ... 30
3.3 Defenisi Operasional Variabel ... 31
3.3.1 Rentabilitas atau Profitabilitas ... 31
3.3.2 Perputaran Kas (X1) ... 32
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
4.3.1 Populasi Penelitian ... 33
4.3.2 Sampel Penelitian ... 34
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.6 Metode Analisis Data ... 36
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 36
3.6.1.1 Uji normalitas ... 36
3.6.1.2 Uji multikolinieritas ... 36
3.6.1.3 Uji heteroskedastisitas ... 37
3.6.2 Analisis Regresi Berganda ... 38
3.6.3 Uji t- statistik (Uji Parsial) ... 40
3.6.4 Uji F- statistik (Uji Simultan) ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.4 Hasil Penelitian ... 43
4.1.1 Return On Assets (ROA) ... 43
4.1.2 Perputaran Kas (Cash Turn Over) ... 48
4.1.3 Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) ... 52
4.1.4 Uji Asumsi Klasik ... 57
4.1.4.1 Uji normalitas ... 57
4.1.4.2 Uji Multikolinearitas ... 59
4.6 Pembahasan ... 61
4.2.1 Uji t- Statistik (Uji Parsial) ... 61
4.2.2 Uji F Statistik (Uji Simultan) ... 63
4.2.3 Pengujian Regresi ... 64
4.2.4 Analisa Hasil Temuan Penelitian ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA...72
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul
Halaman
3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 31
3.2 Daftar Populasi Perusahaan ... 33
3.3 Daftar Sampel Perusahaan ... 35
4.1 Uji Multikolinieritas ... 59
4.2 Uji t ... 61
4.3 Uji F ... 63
4.4 Hasil Koefisien Korelasi ... 63
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul
Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 28
4.1 Grafik Histogram ... 57
4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 58
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
Halaman
1 Perusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di BEI ... 73
2 Penjualan Perusahaan Periode 2008-2011 ... 74
3 Total Aktiva Perusahaan Periode 2008-2011 ... 75
4 Kas Perusahaan Periode 2008-2011 ... 76
5 Persediaan Perusahaan Periode 2008-2011 ... 77
6 Laba Kotor Perusahaan Periode 2008-2011 ... 78
7 HPP Perusahaan Periode 2008-2011 ... 79
8 Data Variabel Penelitian Tahun 2008 ... 80
9 Data Variabel Penelitian Tahun 2009 ... 81
10 Data Variabel Penelitian Tahun 2010 ... 82
ABSTRAK
PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Masalah utama penelitian ini adalah kas perusahaan yang berfluktuasi pada tahun 2008 - 2011, serta persediaan dan laba usaha perusahaan yang berfluktuasi dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replika terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan yang tergabung dalam sektor Tekstil dan Garmen selama periode 2008 sampai tahun 2011.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 19 perusahaan yang tergabung dalam sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI, diperoleh 15 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis pengaruh antara Perputaran Kas (Cash Turn Over) dan Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) secara empiris terhadap Rentabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI.
Model statistik yang digunakan adalah regresi berganda dan melakukan uji asumsi klasik. Lalu dilanjutkan dengan uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan tingkat signifikansinya ( α ) 5 %. Analisa data menggunakan
software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00 For Windows.
Hasil penelitian menggunakan uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel perputaran kas (cash turn over) berpengaruh secara signifikan terhadap ROA dan variabel perputaran persediaan (inventory turn over) juga berpengaruh terhadap ROA, tetapi tidak signifikan. Hasil pengujian dengan menggunakan uji F variabel cash turn over dan inventory turn over secara simultan memiliki hubungan terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
EFFECT OF CASH TURNOVER AND INVENTORY TURNOVER TO RENTABILITY OF TEXTILE AND GARMENT COMPANY LIST IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)
The main problem of this study are the fluctuating corporate cash in 2008 - 2011, as well as inventory and operating profit companies that fluctuate from year 2008 to year 2011. The purpose of this study to determine the effect of cash turnover and inventory turnover to the profitability of textile and garment companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). This research is a kind of causal research and is a replica of the previous studies with the study population is a company incorporated in Textiles and Garments sector over the period 2008 to 2011.
Sample selection is done by purposive sampling method and of 19 companies belonging to the textile and garment sector listed on the Stock Exchange, acquired 15 companies in the sample study. The data used are secondary data. This study analyzes the effect of the rotation of Cash (Cash Turn Over) and Inventory Turnover (Inventory Turn Over) are empirically to Profitability in textile and garment companies listed on the Stock Exchange.
Statistical model used is multiple regression and to test the classical assumptions. Then proceed with the t test (partially) and F test (simultaneously) with the significance level (α) of 5%. Analyze data using statistical data processing software is 17:00 SPSS For Windows.
The results using the t test showed that the partial rotation of the variable cash (cash turnover) significant influence on ROA and inventory turnover variable (inventory turnover) also affects the ROA, but not significantly. Test results using the F test variable cash turnover and inventory turnover simultaneously linked to the Return On Assets (ROA) in textile and garment companies listed on the Stock Exchange.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rentabilitas menurut Munawir (2004 : 86) adalah “rasio yang digunakan
untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk
operasi tersebut atau mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan atau laba”. Akan tetapi, bagi perusahaan pada umumnya masalah
rentabilitas adalah lebih penting dari masalah laba saja, karena laba yang besar
saja belum merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut itu telah dapat bekerja
dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang
diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau
dengan kata lain ialah dengan menghitung rentabilitasnya. Berhubungan dengan
itu, maka bagi perusahaan pada umumnya usahanya lebih diarahkan untuk
mendapatkan titik rentabilitas maksimal dari pada laba maksimal. Rentabilitas
suatu perusahaan dapat diukur dengan rasio rentabilitas. Rasio rentabilitas
didapat dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba. Rasio rentabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah
Return On Asset (ROA). Untuk dapat mencapai ROA yang maksimal dari suatu
perusahaan tidak lepas dari pengelolaan kas dan persediaan. Tingkat perputaran
kas dan persediaan yang tinggi dapat memaksimalkan rentabilitasnya.
Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk
dilakukan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat
digunakan perusahaan untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan
operasional perusahaan, dan yang terpenting adalah sebagai alat untuk menjaga
kelangsungan hidup perusahaan. Besar atau kecilnya laba yang dihasilkan
perusahaan tergantung kepada kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin baik pengelolaan aktiva yang dimiliki,
maka akan semakin optimal laba yang akan dihasilkan oeh perusahaan.
Perusahaan tekstil dan garmen merupakan perusahaan yang memiliki
konsumen yang banyak di Indonesia. Perkembangan tekstil dan garmen di
Indonesia menarik untuk dicermati. Industri ini merupakan salah satu industri
yang bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang labil. Perusahaan
tekstil dan garmen merupakan industri padat karya (Labour Intensive) yang
sedikitnya telah menyerap 1,8 juta pekerja. Disamping itu industri tekstil dan
garmen juga memberikan devisa yang cukup besar melalui kontribusi dalam
komoditi ekspor non-migas. Dunia usaha Indonesia termasuk industri tekstil dan
garmen saat ini mengalami banyak permasalahan antara lain semakin maraknya
produk impor, meningkatnya harga bahan baku, dan kondisi permesinan yang
umumnya sudah tergolong tua.
Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh laba yang diperolehnya.
Jika perusahaan terus merugi dalam menjalankan usahanya, akan menyebabkan
perusahaan bangkrut dan artinya perusahaan tidak mampu bertahan hidup. Akan
tetapi, apabila perusahaan mampu memperoleh laba bersih yang tinggi maka
yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dari tingkat rentabilitas perusahaan
tersebut
Laba usaha perusahaan tekstil dan garmen periode tahun 2008 sampai
dengan tahun 2011 memperlihatkan adanya kenaikan bagi beberapa perusahaan.
Tetapi juga ada yang memperlihatkan penurunan pada laba usaha perusahaan. Hal
tersebut diperlihatkan oleh PT. Roda Vivatex Tbk yang mengalami penurunan
dari 14,04 pada tahun 2008 menjadi 12,94 pada tahun 2011, PT. Sunson Textile
Manufacture turun menjadi -29,40 pada tahun 2011 dari sebesar -24,65 pada tahun
2008. PT. Indorama Synthetic Tbk mengalami penurunan laba yang signifikan
sebesar 101,57 pada tahun 2008 menjadi sebesar 38,75 pada tahun 2010. PT.
Delta Dunia Makmur Tbk mengalami penurunan sebesar 566,41 dari tahun 2009
sebesar 1.235,65 menjadi sebesar 669,24 pada tahun 2011. Dan pada PT. Ricky
Putra Globalindo Tbk mengalami penurunan sebesar 19,80 pada tahun 2010 dari
sebesar 27,54 pada tahun 2008. Dengan adanya penurunan laba usaha pada
perusahaan tekstil dan garment tentu akan mempengaruhi tingkat rentabilitas
perusahaan tekstil dan garmen tersebut. Penurunan laba usaha dari beberapa
perusahaan tekstil dan garmen dipengaruhi oleh pendapatan dan total aktiva yang
mengalami fluktuasi dari tahun 2008 sampai tahun 2011, dan sekitar 60 persen
perusahaan yang berada di sektor tekstil dan garmen cenderung mengalami
penurunan pendapatan dan total aktiva pada tahun 2011.
“Aktiva yang merupakan kemungkinan keuntungan ekonomi yang
diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai
Total aktiva perusahaan tekstil dan garmen juga cenderung mengalami penurunan
dari periode tahun 2008 sampai tahun 2011. Hal ini terlihat pada PT. Apac Citra
Centretex Tbk yang mengalami penurunan pada tahun 2011 sebesar 1.848,39, dari
sebesar 2.176,06 pada tahun 2008. PT. Argo Pantes Tbk turun pada tahun 2011
sebesar 1.452,87, dari sebesar 1.724,24 pada tahun 2008 yang berarti turun
sebesar 15,74 persen. PT. Asia Pacific Fibers Tbk mengalami penurunan
signifikan dari tahun 2008 sebesar 4.912,99 menjadi sebesar 3.683,20 pada tahun
2011. PT. Centex (Prefered Stock) Tbk turun dari tahun 2008 sebesar 423,80
menjadi 365,24 pada tahun 2011. Penurunan total aktiva yang signifikan juga
dimiliki oleh perusahaan pada PT. Panasia Filament Inti Tbk yang turun dari
tahun 2008 sebesar 581,84 menjadi sebesar 296,05 pada tahun 2011. PT. Panasia
Indosyntec Tbk mengalami penurunan aktiva sebesar 1.013,57 pada tahun 2011
dari sebesar 1.253,27 pada tahun 2008. PT. Sunson Textile Manufacture Tbk
mengalami penurunan aktiva menjadi sebesar 843,45 pada tahun 2011 dari
sebesar 900,91 pada tahun 2008 dan PT. Ricky Putra Globalindo Tbk turun
menjadi 642,09 pada tahun 2011 dari sebesar 645,76 pada tahun 2008.
Beberapa perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama tahun 2008 sampai tahun 2011 memberikan Return On
Asset (ROA) yang berbeda tiap tahunnya. Menurut Harahap (2010 : 305) “ROA
menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan, dan jika
semakin besar maka rasio ini semakin baik dan hal ini berarti bahwa aktiva dapat
Fenomena yang terjadi adalah rendahnya kas yang merupakan komponen
modal kerja yang paling likuid pada beberapa perusahaan tekstil dan garmen pada
rentang tahun 2011, hal ini tentu merupakan masalah bagi perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya jika suatu saat kewajiban tersebut jatuh
tempo. Hal ini tentu mengindikasikan bahwa tingkat perputaran kas perusahaan
tekstil dan garment tinggi, yang tentu berdampak pada laba yang diperoleh
semakin besar, karena modal kerja yang ada terus berputar dalam operasional
perusahaan. Tetapi didalam keadaan kas seperti ini tentu memperlihatkan keadaan
perusahaan pada underinvesment cash.
Sama halnya dengan kas yang dimiliki oleh perusahaan tekstil dan garmen,
tingkat persediaan pada perusahaan tekstil dan garmen juga mengalami penurunan
pada periode tahun 2010 dan 2011, karena persediaan merupakan aktiva yang
paling aktif di dalam operasi usaha. Persediaan merupakan investasi yang dibuat
untuk tujuan memperoleh pengembalian melalui penjualan kepada pelanggan,
oleh karena itu pengalokasian dana pada persediaan haruslah sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Jika persediaan dalam tingkat yang rendah atau tidak
cukup maka volume penjualan perusahaan akan turun dibawah tingkat yang
seharusnya dicapai. Dengan rendahnya tingkat persediaan tersebut, akan
menunjukkan persediaan tersebut habis terjual dan tingkat perputaran persediaan
akan menjadi naik.
Rendahnya kas dan setara kas yang merupakan aktiva yang paling likuid
pada tahun 2010 dan 2011 pada perusahaan tekstil dan garmen dapat
pendeknya. Penurunan kas dapat terlihat pada beberapa perusahaan yaitu PT.
Roda Vivatex Tbk, PT. Apac Citra Centretex Tbk, PT. Centex (Prefered Stock)
Tbk, PT. Ever Shine Textile Industry Tbk, PT. Indorama Synthetic Tbk, PT.
Panasia Filament Inti Tbk dan PT. Sunson Textile Manufacture Tbk.
Tingkat persediaan perusahaan justru mengalami penurunan di beberapa
perusahaan seperti PT. Centex (Prefered Stock) Tbk mengalami penurunan
sebesar 61,86 pada tahun 2011 dari sebesar 110,10 pada tahun 2008. Sementara
PT. Panasia Filament Inti Tbk mengalami penurunan yang signifikan sebesar
163,53 pada tahun 2008 menjadi sebesar 23,68 pada tahun 2011. PT Panasia
Indosyntec Tbk mengalami penurunan sebesar 206,91 pada tahun 2008 menjadi
sebesar 168,17 pada tahun 2011. Dimana dengan minimnya nilai persediaan yang
ada akan mempengaruhi volume persediaan yang tersedia untuk dijual, yang
tentunya hal ini akan mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan tekstil dan
garmen serta berpengaruh kepada turunnya pendapatan perusahaan.
Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas lebih penting dari
pada laba karena efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang
diperoleh dengan total aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Dengan demikian tingkat rentabilitas memegang peranan yang penting.
Perputaran kas dan perputaran persediaan yang cepat diharapkan dapat
Berdasarkan dari uraian yang telah dijelaskan diatas, maka diambil judul
dalam penelitian ini yaitu Pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu :
1.2.1 Apakah perputaran kas (cash turn over) berpengaruh terhadap
rentabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen.
1.2.2 Apakah perputaran persediaaan (inventory turn over) berpengaruh
terhadap rentabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen.
1.2.3 Apakah perputaran kas (cash turn over) dan perputaran persediaaan
(inventory turn over) berpengaruh terhadap rentabilitas pada
perusahaan tekstil dan garmen.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan
penelitian yaitu :
1.3.1.1 Untuk menguji pengaruh perputaran kas (cash turn over)
1.3.1.2Untuk menguji pengaruh perputaran persediaan (inventory turn
over) terhadap rentabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen.
1.3.1.3Untuk menguji pengaruh perputaran kas (cash turn over) dan
perputaran persediaan (inventory turn over) terhadap
rentabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan manfaat sebagai
berikut :
1.3.2.1Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman yang pastinya berguna di waktu
yang akan datang.
1.3.2.2Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan untuk
kebijakan perusahaan pada periode selanjutnya.
1.3.2.3Bagi pihak lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta menjadi
referensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas
2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas
Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan
akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang
memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau
cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi
baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi
menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang. Menurut
Munawir (2004 : 86) “Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau laba”,
sedangkan menurut Harahap (2010 : 304) “Rasio Rentabilitas atau biasa
disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas atau rentabilitas adalah rasio untuk mengukur efektifitas
manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari volume
Dalam mengukur rentabilitas dalam penelitian ini, penulis
menggunakan rasio Return On Assets (ROA) yang dapat dicapai dari tiap
periode. Kas dan persediaan merupakan unsur aktiva yang akan
mempengaruhi pengembalian aktiva. Rasio ROA dipakai untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Rasio ini diperoleh
denagan cara membagi laba setelah bunga dan pajak dengan total aktiva
perusahaan.
Menurut Harahap (2010 : 305) “Return On Assets (ROA)
menggambarkan perputaran aktiva diukur dari penjualan. Semakin besar
rasio ini maka semakin baik dan hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih
cepat berputar dan meraih laba”.
Rumus Return On Assets (ROA):
2.1.1Jenis – jenis Rasio Rentabilitas
Menurut Harahap (2010, hal 304) “ jenis – jenis rasio rentabilitas adalah
sebagai berikut :
1) Margin Laba (Profit Margin)
Return On Assets (ROA) = Penjualan
Total Aktiva
2) Assets Turn Over (Return On Assets)
3) Return On Invesment (Return On Equity)
4) Return On Total Assets (ROTA)
5) Basic Earning Power (BEP)
2.1.1.3Penilaian Rentabilitas
Setiap perusahaan akan melakukan pengukuran terhadap
profitabilitas yang diperolehnya. Pengukuran terhadap profitabilitas akan
memungkinkan bagi perusahaan, dalam hal ini pihak manajemen untuk
mengevaluasi tingkat earning (laba) dalam hubungannya dengan volume
penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan.
Profitabilitas dinilai sangat penting, karena untuk melangsungkan ROA = Penjualan
Total aktiva
ROE = Laba Bersih Rata – rata Modal
ROTA = Laba Bersih Rata – rata Total Asset
hidupnya suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan yang
menguntungkan atau profitable. Tanpa keuntungan akan sulit bagi
perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para direktur, pemilik
perusahaan dan yang paling utama pihak manajemen perusahaan akan
berusaha meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul pentingnya
arti keuntungan bagi masa depan perusahaan.
2.1.2 Perputaran Kas (Cash Turn Over) 2.1.2.1Pengertian kas (Cash)
Menurut Munawir (2004 : 14) “kas adalah uang tunai yang dapat
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam
pengertian kas adalah check yang diterima dari para langganan dan
simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit,
yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh
perusahaan.”
Seperti yang dikemukakan oleh Nafarin (2007 : 308) bahwa
“jumlah kas relatif kecil akan mempertinggi putaran kas dan meningkatkan
rentabilitas (kemampuan memperoleh laba), tetapi dengan kas yang kurang
(terlalu kecil) dapat mengganggu kemampuan membayar (tidak likuid)
sewaktu ada tagihan, yang pada akhirnya juga akan mengganggu
Kas merupakan komponen modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki
perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi operasi
perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya
kas yang berlebihan, berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan
mencerminkan kelebihan investasi dalam kas.
Menurut Sutrisno (2009 : 68) ada 2 alasan (motif) perusahaan atau unit
ekonomi lainnya untuk menyimpan kas, antara lain :
“ 1) Motif transaksi (transaction motive)
Berarti seseorang atau perusahaan memegang uang tunai untuk keperluan realisasi dari berbagai transaksi bisnisnya, baik transaksi yang rutin (regular) maupun yang tidak rutin. Seperti pembayaran upah, pembayaran hutang, pembelian bahan, dan pembayaran-pembayaran tunai lainnya baik yang dibayar dengan uang tunai maupun dengan cek .
2) Motif berjaga-jaga ( precautionary motive )
Menurut Harahap (2010 : 258)
“Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat seperti berikut :
1) Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. 2) Tanggal jatuh temponya sangat dekat.
3) Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga”.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat
berasal dari beberapa hal, yaitu :
1) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud atau adanya
penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan
penambahan kas.
2) Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya
penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3) Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek
(wesel) maupun utang jangka panjang (utang, obligasi, utang
hipotik, atau hutang jangka panjang yang lain) serta
bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
4) Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas
yang diimbangi dengan penerimaan kas pembayaran,
berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya
penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga karena
5) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari
investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya
pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada
periode-periode sebelumnya.
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan oleh adanya
transaksi-transaksi sebagai berikut:
1) Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek
maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.
2) Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya
pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3) Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun
jangka panjang.
4) Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya
operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor,
pembayaran sewa, bunga, premi asuransi dan adanya
persekot-persekot niaga maupun persekot-persekot pembelian.
5) Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pembayaran
2.1.2.2Pengertian perputaran kas (Cash turn over)
Perputaran kas merupakan merupakan kemampuan kas dalam
menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas
berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran
kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya dan sebaliknya
semakin rendah tingkat perputaranya semakin tidak efisien, karena
semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan.
Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan perubahan kembali aktiva
lancar menjadi kas melalui penjualan. Makin tinggi tingkat perputaran kas,
piutang dan persediaan menunjukkan tingginya volume penjualan.
Perputaran kas adalah perputaran sejumlah modal kerja yang tertanam
dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas
diketahui dengan membandingkan antara jumlah pendapatan dan
pemberian pinjaman dengan jumlah kas rata-rata. Dengan demikian
tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja
yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui
penjualan atau pendapatan.
Menurut Riyanto (2001 : 95) “Perputaran kas (cash turnover)
adalah perbandingan antara penjualan (sales) dengan jumlah kas rata-rata”.
Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang
dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat perputaran kas
menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah
2.1.2.3Penilaian perputaran kas (Cash turn over)
Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai operasi
perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam
aktiva tetap. Dalam mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya
kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas
operasional perusahaan. Oleh karena itu, sumber kas dalam penelitian ini
adalah berasal dari aktivitas penjualan. Makin tinggi tingkat perputaran
kas berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan
demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan
operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.
Cash Turnover atau perputaran kas yaitu dengan membagi total
kredit yang diberikan dengan kas rata-rata. Pada tingkat perputaran kas
yang tinggi pada satu sisi volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain
biaya atau resiko yang ditanggung menjadi besar. Besarnya laba yang
diterima perusahaan akan membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi
tinggi. Dengan demikian, tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat
rentabilitas ekonomi. Semakin cepat atau tinggi tingkat perputaran kas
semakin tinggi pula tingkat rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen. Perputaran kas = Penjualan
2.1.3 Peputaran Persediaan (Inventory Turn Over) 2.1.3.1Pengertian persediaan (Inventory)
Setiap perusdahaan yang bergerak dibidang industri dan
perdagangan tentunya memiliki persediaan. Persediaan merupakan
komponen terpenting dalam perusahaan. Untuk itu maka perlu diketahui
terlebih dahulu segala sesuatu yang berhubungan dengan persediaan.
Persediaan mewakili barang yang diproduksi atau ditempatkan
untuk produksi dalam perusahaan manufaktur, sedangkan dalam
perusahaan dagang, persediaan mewakili barang-barang yang tersedia
untuk dijual. Defenisi barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan
berbeda sesuai dengan lingkup aktivitas dalam operasi perusahaan yang
secara berkesinambungan dibutuhkan, diganti atau dijual kembali.
Persediaan secara umum dapat ditujukan untuk barang-barang yang
dimiliki oleh perusahaan dagang baik usaha grosir maupun retail.
Persediaan didefenisikan secara berbeda oleh beberapa ahli, oleh karena
itu, perlu kiranya memperhatikan beberapa defenisi yang dikemukakan
oleh beberapa ahli sehingga memberikan defenisi yang jelas tentang
persediaan.
Menurut Munawir (2004 : 14)
“persediaan untuk perusahaan dagang adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang atau belum laku dijual. Sedangkan untuk perusahaan manufactur (yang memproduksi barang) maka persediaan yang dimilik meliputi :
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 142) “ Persediaan adalah aktiva :
1) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 2) Dalam proses produksi atau dalam perjalanan
3) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”.
Dari teori diatas, dapat dinyatakan bahwa persediaan meliputi
persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi maupun barang
dagang. Dalam perusahaan industri persediaan berupa persediaan bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi sedangkan dalam perusahaan
dagang persediaan hanya berupa barang dagang.
Persediaan diperlukan untuk menjaga kelancaran operasi
perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen setiap waktu. Karena
persediaan merupakan unsur terbesar dalam aktiva dan berkaitan langsung
dengan kegiatan utama perusahaan, terutama dalam perusahaan industri
jika tidak tersedia salah satu jenis persediaan maka proses produksi akan
terganggu. Bagi perusahaan dagang persediaan harus cepat terjual, karena
jika tidak cepat terjual akan mengurang laba baik karena persediaan yang
terlalu tinggi juga ada kemungkinan barang menjadi rusak. Oleh karena
itu, perusahaan harus memperhatikan perputaran persediaan untuk
2.1.3.2Pengertian perputaran persediaan (Inventory turn over)
Menurut Munawir (2004 : 77), “turn over persediaan adalah
merupakan rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual
dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan”. Turn
over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang diganti dalam
satu tahun (dijual dan diganti). Untuk mengetahui rata-rata persediaan
tersimpan dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu
tahun dengan turn over dari persediaan tersebut. Tingkat perputaran
persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang, dan
menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang
tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk mencapai
satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada rentabilitas
perusahaan.
Menurut Harahap (2010 : 308) “ Rasio perputaran persediaan
(inventory turn over) menunjukan seberapa cepat perputaran persediaan
dalam siklus normal. Semakin besar rasio ini maka baik karena dianggap
bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat “.
Menurut Munawir (2004 : 77) “turn over persediaan merupakan
rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual dengan
nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan”. Turn over ini
menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang diganti dalam satu
tahun (dijual dan diganti). Untuk mengetahui rata-rata persediaan
tahun denagn turn over dari persediaan tersebut. Tingkat perputaran
persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang, dan
menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang
tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk mencapai
satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada rentabilitas
perusahaan.
2.1.3.3Penilaian perputaran persediaan (Inventory turn over)
Rasio perputaran persediaan dapat digunakan untuk mengukur
efisiensi operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen
yang mengontrol modal yang ada dalam persediaan. Perputaran persediaan
dihitung berdasarkan harga pokok penjualan, tetapi jika tidak diketahui
dapat dihitung dari penjualan bersih. Dalam hal ini bila perhitungan
dilakukan dengan harga pokok penjualan maka persediaan rata-rata barang
dagang juga dihitung berdasarkan harga pokok. Sedangkan bila cara yang
digunakan dengan harga jual maka rata-rata persediaan barang dagang
dihitung berdasarkan harga jual.
Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan
2.1.4 Pengaruh Perputaran Kas (Cash Turn Over) dan Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) terhadap Rentabilitas.
Menurut Agus Sutrisno (2008 : 48) “perputaran kas diukur dengan
menggunakan rumus :
Menurut Syamsuddin (2002 : 236) : “Semakin besar cash turnover, semakin
sedikit jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan, sehingga
dengan demikian cash turnover haruslah dimaksimalkan agar dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan”. Dengan adanya perputaran kas
yang maksimal, kebutuhan akan kas dalam operasi perusahaan menjadi
lebih sedikit. Sisa dari jumlah kas ini dapat diinvestasikan oleh perusahaan
ke dalam berbagai bentuk aktivitas yang dapat menghasilkan profit sehingga
dapat memaksimalkan profitabilitas perusahaan.
Apabila semakin cepat perputaran kas maka akan dapat
menimbulkan keuntungan yang maksimal. Hal itu dapat disebabkan karena
kas yang berputar dengan cepat dalam satu periode dan akan mengakibatkan
tingkat penjualan yang tinggi maka perusahaan akan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.
Menurut Munawir (2004 : 77) “turn over persediaan adalah merupakan rasio
antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual dengan nilai
rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan”. Turn over ini menunjukkan Perputaran kas = Penjualan
berapa kali jumlah persediaan barang diganti dalam satu tahun (dijual dan
diganti). Untuk mengetahui rata-rata persediaan tersimpan dapat ditentukan
dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun dengan turn over dari
persediaan tersebut. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan
dalam memutarkan barang, dan menunjukkan hubungan antara barang yang
diperlukan untuk menunjang tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua
hal itu tentu untuk mencapai satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih
kepada rentabilitas perusahaan.
Rumus Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) :
2.1.5 Penelitian Terdahulu
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Elis Rosmiati (2009) dengan judul
pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap
profitabilitas, dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa berdasarkan
hasil perhitungan statistik untuk mencari pengaruh perputaran kas (X1),
perputaran piutang (X2) dan perputaran persediaan (X3) terhadap profitabilitas
(Y) dengan uji hipotesis secara simultan diperoleh kesimpulan bahwa perputaran
kas (X1), perputaran piutang (X2) dan perputaran persediaan (X3) memiliki
korelasi yang sangat rendah dengan profitabilitas (Y). Diketahui koefisien
determinasi sebesar 0,048 atau 4,8% dengan nilai signifikansi sebesar 0,948. Nilai Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan
ini berarti bahwa sebesar 4.8% variabilitas mengenai profitabilitas dapat
diterangkan oleh variabel perputaran kas (X1), perputaran piutang (X2) dan
perputaran persediaan (X3), sedangkan sisanya sebesar 95.2% dipengaruhi oleh
variabel lain. Dengan nilai signifikansi sebesar 0,948 > 0,05, maka pengujian
tersebut menunjukkan bahwa secara simultan perputaran kas (X1), perputaran
piutang (X2), dan perputaran persediaan (X3) tidak memiliki pengaruh yang
signifikan tehadap profitabilitas (Y). Berdasarkan hasil perhitungan statistik secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas
(X1), perputaran piutang (X2) dan perputaran persediaan (X3) terhadap
profitabilitas (Y), maka tidak perlu dilakukan pengujian secara parsial.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ika Yuli Wijianti (2007) dengan
judul pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap Return On
Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur dari hasil penelitian yang dilakukan
diketahui bahwa kondisi perputaran modal kerja di pengaruhi oleh modal kerja
(aktiva lancar dan hutang lancar) dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi
volume penjualan maka modal kerja berputar semakin cepat dan modal kerja
cepat kembali yang disertai keuntungan yang tinggi pula, dengan keuntungan
yang tinggi menyebabkan ROE perusahaan meningkat. Kondisi modal kerja
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari tahun
2002-2004 sangat fluktuatif yang disebabkan perusahaan harus menyesuaikan
jumlah modal kerja untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Tingkat
profitabilitas (ROE) perusahaan dipengaruhi oleh dua variabel yaitu modal kerja
tertentu diharapkan tingkat penjualan tinggi sehingga perputaran modal kerja
tinggi dan keuntungan yang diperoleh perusahaan meningkat sehingga ROE
perusahaan tinggi.
Dan penelitian yang dilakukan oleh Esther Theresia (2009) dengan judul
pengaruh perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan terhadap tingkat
rentabilitas pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI), diketahui bahwa hasil penelitiannya secara simultan dapat
disimpulkan bahwa perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan
berpengaruh positif terhadap rentabilitas dengan signifikan 0,002. Artinya secara
bersama-sama meningkatnya perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan
akan meningkatkan rentabilitas perusahaan. Secara parsial perputaran piutang
usaha berpengaruh signifikan positif terhadap rentabilitas perusahaan dengan nilai
signifikansi 0,001. Secara parsial perputaran persediaan berpengaruh signifikan
tetapi tidak positif karena nilai signifikannya 0,827 berarti diatas signifikansi 5%.
2.2 Kerangka Konseptual
Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai operasi perusahaan
sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Dalam
mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam
dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Oleh
karena itu, sumber kas dalam penelitian ini adalah berasal dari aktivitas penjualan.
Makin tinggi tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya kas masuk
membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan
perusahaan.
Perputaran kas adalah perputaran sejumlah modal kerja yang tertanam
dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas diketahui
dengan membandingkan antara jumlah pendapatan dan pemberian pinjaman
dengan jumlah kas rata-rata. Dengan demikian tingkat perputaran kas
menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas atau
setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan.
Menurut Syamsuddin (2002 : 236) “Semakin besar cash turnover, semakin
sedikit jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan, sehingga dengan
demikian cash turnover haruslah dimaksimalkan agar dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan.” Dimana rata-rata kas dapat dihitung dari saldo kas
awal ditambah saldo kas akhir dibagi dua. Makin tinggi perputaran kas, berarti
makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Makin tinggi tingkat perputaran kas,
maka akan semakin baik. Hal ini berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kas
tersebut. Tetapi apabila tingkat perputaran terlalu tinggi berarti jumlah kas yang
tersedia terlalu kecil untuk kegiatan perusahaan dan kondisi semikian dapat
membahayakan posisi likuiditas perusahaan.
Menurut Munawir (2004 : 77) “turn over persediaan adalah merupakan
rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual dengan nilai
rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan”. Turn over ini menunjukkan
berapa kali jumlah persediaan barang diganti dalam satu tahun (dijual dan
dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun denagn turn over dari
persediaan tersebut. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam
memutarkan barang, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan
untuk menunjang tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk
mencapai satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada rentabilitas
perusahaan.
Rasio perputaran persediaan dapat digunakan untuk mengukur efisiensi
operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen yang mengontrol
modal yang ada dalam persediaan. Perputaran persediaan dihitung berdasarkan
harga pokok penjualan, tetapi jika tidak diketahui dapat dihitung dari penjualan
bersih. Dalam hal ini bila perhitungan dilakukan dengan harga pokok penjualan
maka persediaan rata-rata barang dagang juga dihitung berdasarkan harga pokok.
Sedangkan bila cara yang digunakan dengan harga jual maka rata-rata persediaan
barang dagang dihitung berdasarkan harga jual
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori, maka dapat dibuat
kerangka konseptual atas penelitian ini yang digambarkan sebagai berikut :
.
Perputaran Kas (X1) (Cash Turn Over)
Perputaran Persediaan (X2) (Inventory Turn Over)
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual
Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas
Penjelasan :
2.2.1 Perputaran kas (Cash Turn Over) (X1) mempengaruhi Rentabilitas
(Return On Assets) (Y).
2.2.2 Perputaran persediaan (Inventory Turn Over) (X2) mempengaruhi
Rentabilitas (Return On Assets) (Y).
2.2.3 Perputaran kas (Cash Turn Over) (X1) dan perputaran persediaan
(Inventory Turn Over) (X2) mempengaruhi Rentabilitas (Return On
Assets) (Y).
2.3 Hipotesis
Menurut Umar (2008 : 80) “Hipotesis adalah sebuah kesimpulan tetapi
kesimpulan tersebut belum final, dan masih harus dibuktikan kebenarannya”. Jelas
sekali pernyataan diatas tersebut bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan
terhadap suatu hal yang bersifat sementara dan harus dibuktikan kebenarannya
melalui suatu penelitian.
H1 : Perputaran Kas (Cash Turn Over) berpengaruh terhadap Rentabilitas
perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
H2 : Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) berpengaruh terhadap
Rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa
H3 : Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap
Rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan asosiatif, yaitu suatu permasalahan penelitian yang
menghubungkan dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan data time series, yaitu sekumpulan data untuk meneliti suatu
fenomena tertentu yang dilakukan secara berderet dalam jangka waktu tertentu.
Dan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu :
3.1.1 Laporan laba rugi perusahaan periode 2008 – 2011.
3.1.2 Neraca perusahaan periode 2008 – 2011.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di website Bursa Efek Indoesia (BEI), yaitu
www.idx.co.id
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan dari Bulan Desember 2012 sampai dengan
Jadwal kegiatan penelitian ini, direncanakan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan
Desember 2012 Januari 2013 Februari 2013 Maret 2013
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Tingkat rentabilitas yang
diteliti dalam masalah ini mencakup rasio Return On Assets (ROA) yaitu rasio
untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih.
Menurut Harahap (2010 : 305) “Return On Assets (ROA) menggambarkan
perputaran aktiva diukur dari penjualan yang dapat diukur dengan formula
sebagai berikut :
Return On Assets (ROA) = Penjualan
3.3.2 Perputaran Kas (X1)
Perputaran kas merupakan merupakan kemampuan kas dalam
menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas
berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran
kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya dan sebaliknya
semakin rendah tingkat perputaranya semakin tidak efisien, karena
semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan.
Menurut Riyanto (2001 : 95) “Perputaran kas (cash turnover) adalah
perbandingan antara penjualan (sales) dengan jumlah kas rata-rata”.
Rumus perputaran kas sebagai berikut :
3.3.3 Perputaran Persediaan ( X2)
Menurut Munawir (2004 : 77) “turn over persediaan adalah
merupakan rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual
dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan”.
Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok
penjualan barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang
dimilki oleh perusahaan, dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Perputaran kas = Penjualan
(Cash Turn Over) Kas
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya, menurut
Sugiyono (2006 : 72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2008 – 2011 yaitu berjumlah 19 perusahaan.
Tabel 3.2
Daftar Populasi Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2011
No PERUSAHAAN KODE
7 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI
8 PT. Indorama Synthetic Tbk INDR
9 PT. Hanson International Tbk MYRX
10 PT. Karwell indonesia Tbk MYRX
11 PT. Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT
12 PT. Pan Brothers Tbk PBRX
13 PT. Panasia Filament Inti Tbk PAFI
14 PT. Panasia Indosyntec Tbk HDTX
15 PT. Sunson Textile Mnufacture SSTM
16 PT. Polychem Indonesia Tbk ADMG
17 PT. Unitex Tbk UNTX
18 PT. Delta Dunia Makmur Tbk DOID
3.4.2 Sampel Penelitian
“Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”, menurut Sugiyono (2006 : 73). Teknik pengambilan
sampel yang dilakukan adalah teknik purposive sampling yang dilakukan
dengan mengambil sampel dengan target tertentu dari populasi
berdasarkan dari suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat
berdasarkan pertimbangan tertentu atau jatah (quota) tertentu.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria
sebagai berikut :
3.4.2.1Perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2008 – 2011.
3.4.2.2Menerbitkan ringkasan laporan keuangan terutama neraca dan
laba rugi periode tahun 2008 – 2011.
3.4.2.3Data yang dimiliki oleh perusahaan lengkap dan sesuai dengan
variabel yang diteliti.
Berdasarkan kriteria diatas didapat 15 sampel perusahaan tekstil dan
garmen, dimana dari 19 populasi penelitian, terdapat empat perusahaan
yaitu PT. Hanson International Tbk yang tidak menerbitkan laporan
persediaan dan pendapatan pada tahun 2008 dan tahun 2009, PT.
Nusantara Inti Corpora Tbk yang tidak menerbitkan laporan persediaan
pada tahun 2008 serta PT. Unitex Tbk dan PT. Karwell Indonesia Tbk
Tabel 3.3
Daftar Sampel Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2011
No PERUSAHAAN
7 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI
8 PT. Indorama Synthetic Tbk INDR
9 PT. Pan Brothers Tbk PBRX
10 PT. Panasia Filament Inti Tbk PAFI
11 PT. Panasia Indosyntec Tbk HDTX
12 PT. Sunson Textile Mnufacture SSTM
13 PT. Polychem Indonesia Tbk ADMG
14 PT. Delta Dunia Makmur Tbk DOID
15 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik
dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti. Data yang digunakan dalam
penelitian diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah penaksir dalam
regresi merupakan penaksir kolinear tak bias terbaik. Untuk memperoleh
persamaan yang paling tepat digunakan parameter regresi yang dicari dengan
metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS). Metode regresi
OLS akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi
persyaratan Beast Linear Unbiased Estimation (BLUE). Oleh karena itu
diperlukan adanya uji asumsi klasik terhadap model yang telah
diformulasikan, yang mencakup pengujian normalitas, multikolinieritas,
heteroskedastisitas.
3.6.1.1Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas
dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
3.6.1.2Uji multikolinieritas
Salah satu asumsi klasik adalah tidak terjadinya multikolinieritas di
antara variabel-variabel bebas yang berada dalam satu model, artinya
antara variabel independen yang terdapat dalam model tidak memiliki
ini terjadi berarti antara variabel bebas itu sendiri saling berkorelasi,
sehingga dalam hal ini sulit diketahui variabel bebas mana yang
mempengaruhi variabel terikat.
Menurut Salvatore (2005 : 178) multikolinieritas mengacu kepada
situasi dimana dua atau lebih variabel penjelas dalam suatu regresi
mempunyai korelasi yang tinggi. Multikolinieritas yang serius terkadang
dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara sebagai berikut :
1) Memperluas ukuran sampel (mengumpulkan lebih banyak data)
2) Menggunakan informasi sebelumnya
3) Melakukan transformasi terhadap hubungan fungsional
4) Membuang satu dari variabel yang memliki kolinear yang tinggi.
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
“Masalah serius lainnya yang mungkin dihadapi dalam analisi
regresi adalah heteroskedastisitas, hal ini timbul pada saat asumsi bahwa
varians dari faktor galat adalah konstan untuk semua nilai dari variabel
bebas yang telah dipenuhi” menurut Salvatore ( 2005 : 179). Uji
heteroskedastisitas ini dilakukan untuk untuk menguji apakah sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari
pengamatan yang satu ke pengamatan yang lainnya tetap, maka disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan grafik
scatterplot dengan dasar analisis :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedstisitas.
.
3.6.2 Analisis Regresi Berganda
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu
perputaran kas dan perputaran persediaan serta satu variabel dependen
yaitu rentabilitas yang mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi
antara ketiga variabel tersebut.
Persamaan umum regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu, sebagai berikut :
Keterangan :
Y : Variabel dependen (rentabilitas perusahaan dengan menggunakan
rasio ROA).
α : Konstanta atau harga Y bila X = 0.
β1,β2 : Angka atau arah koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independen.
X1 : Perputaran kas (cash turn over).
X2 : Perputaran persediaan (inventory turn over).
e : Tingkat kesalahan penggangu.
Nilai koefisien determinasi (R²) menunjukkan persentase pengaruh
semua variabel independen terhadap variabel dependen. Niai R² berbeda antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 1 maka variabel bebas
hampir memberikan semua informasi untuk memprediksi variabel terikat
atau merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya
kemampuan menjelaskan perubahan variabel bebas terhadap variabel
3.6.2.1 Uji t-statistik (Uji Parsial)
Digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Nilai t-statistik hitung dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Hipotesis untuk uji t :
Ho : b1,b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel
bebas dan variabel terikat.
Ha : b1,b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara parsial antara variabel
bebas dan variabel terikat.
Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian α 5%
derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = (n-k). Uji ini dilakukan
dengan membandingkan signifikan t-hitung dengan t-tabel.
Dengan ketentuan :
Menggunakan komputer (SPSS)
3.6.2.1.1 Jika nilai t dengan probabilitas korelasi yakni sig2-tailed < taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho ditolak, sehingga ada
korelasi signifikan antara variabel x dan y dan Ha diterima.
3.6.2.1.2 Jika nilai t dengan probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed > taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho diterima, sehingga
tidak ada korelasi signifikan antara variabel x dan y dan Ha
ditolak.
Kriteria pengambilan keputusan :
3.6.2.2.1 Ho diterima apabila t-hitung (t*) ≤ t-tabel, pada α 5%
3.6.2.2.2 Ha diterima apabila t hitung (t*) ≥ t-tabel, pada α 5%
3.6.2.2Uji F-statistik (Uji Simultan)
Uji ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh
variabel independen (X1 dan X2) secara bersama-sama atau simultan
terhadap variabel dependen (Y). Nilai F dapat dicari dengan rumus :
Dengan Ketentuan :
Menggunakan komputer (SPSS)
3.6.2.2.1 Jika nilai F dengan probabilitas korelasi yakni sig2-tailed < taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho ditolak, sehingga ada
korelasi signifikan antara variabel X1dan X2 dengan Y dan Ha
diterima.
3.6.2.2.2 Jika nilai F dengan probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed > taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho diterima, sehingga tidak
ada korelasi signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan Y.
Hipotesis untuk uji F :
Ho : b1 = b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama
antara variabel bebas dan variabel terikat.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara bersama-sama antara
variabel bebas dan variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan :
3.6.2.3.1 Ho diterima apabila F-hitung (t*) ≤ F-tabel, pada α 5%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Return On Assets (ROA)
Menurut Harahap (2010 : 305) “Return On Assets (ROA)menggambarkan
perputaran aktiva diukur dari penjualan”. Semakin besar rasio ini maka semakin
baik dan hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa terdapat fluktuasi terhadap Return On
Assets (ROA) perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari rentang periode tahun 2008 hingga tahun 2011.
Pada PT. Roda Viviatex Tbk, fluktuasi ROA terlihat pada tahun 2008
hingga tahun 2010 dimana ROA menurun sebesar 11,43 persen dari sebesar 0,35
pada tahun 2008 menjadi sebesar 0,31 pada tahun 2010. Kemudian turun kembali
pada tahun 2011 menjadi sebesar 0,27, yaitu sebesar 12,90 persen dari tahun
2010. Hal ini memperlihatkan kondisi perusahaan yang tidak baik dimana ROA
perusahaan semakin menurun dari tahun 2008 ke tahun 2011, ini menunjukkan
bahwa perusahaan belum mampu meraih laba yang optimal.
PT. Apac Citra Centretex Tbk, memperlihatkan ROA perusahaan turun
sebesar 6,74 persen dari tahun 2008 ke tahun 2009, tetapi kembali naik sebesar
5,68 persen pada tahun 2010 menjadi 0.88 dari sebesar 0,83 pada tahun 2009.
Dan terus mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi sebesar 1,04 atau naik