ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRICABANG MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
FAJRIN WIDHIYANTARI 112101182
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : FAJRIN WIDHIYANTARI
NIM : 112101182
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL : ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN
KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI
Tanggal : …………2015 DOSEN PEMBIMBING
Dra. Marhayanie, SE, M.Si NIP: 19580427 198503 2 002
Tanggal : …………2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP: 19741123 200012 2 001 Tanggal : …………2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN PEMILIKAN RUMAH (KPR)
PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN”.Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma
III.
Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil.Untuk itu dari
lubuk hati yang paling dalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima
kasih atas bantuan dan bimbingan yang tiada terkira nilainya, kepada semua pihak
yang terlibat.
Pada kesempatan ini, dengan rasa syukur dan kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA.,selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si.,selaku Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang,SE, M.Si.,selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
4. Ibu Dra. Marhayanie, SE, M.Si.,selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan petunjuk
kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Teristimewa kedua orangtuaku, Joko Wiyono dan Fitri Yanti, serta kedua adik
saya Adricko Widhiharjoko dan Fadhil Widhiprasetyo atas segala doa, cinta,
kasih, sayang dan dukungannya baik secara moril maupun materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
6. Kepada semua teman-teman D-III Keuangan 2011 yang selalu memberikan
dukungan, bantuan, semangat dan motivasi kepada penulis.
7. Untuk seluruh karyawan PT. Bank Syariah Mandiri yang telah membantu segala
urusan yang menyangkut proses penulisan tugas akhir ini.
Semoga Allah SWT membalas segala amal dan budi baik yang diberikan oleh
berbagai pihak untuk penulis selama ini.Penulis berharap tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan kemajuan Civitas Akademik.
Medan, Januari 2015
Penulis,
NIM : 112101182
DAFTAR ISI
A. Sejarah Ringkas PT. Bank Syariah Mandiri……… 6B. Visi dan Misi PT. Bank Syariah Mandiri……… 8
J. Prosedur dan Analisis Kredit Pemilikan Rumah (KPR)….. 45
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………...………. 56
B. Saran………...…………... 59
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.1 Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank…….. 25
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Logo PT. Bank Syariah Mandiri………. 9
Gambar 2.2 Logo PT. Bank Syariah Mandiri………. 9
A. Latar Belakang Masalah
Seperti diketahui bahwa dalam kehidupan berbagai lapisan masyarakat
permintaan akan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin meningkat. Hal ini
disebabkan karena adanya keinginan untuk memiliki rumah sendiri. Apabila
dilihat dari perkembangan perekonomian dewasa ini, harga rumah dirasakan
cukup tinggi. Keadaan seperti ini menyebabkan masyarakat yang berpenghasilan
rendah mempunyai kemungkinan kecil untuk membeli rumah sendiri secara
kontan. Oleh sebab itu, salah satu jalan yang dapat ditempuh pemerintah dalam
rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur adalah dengan membantu
masyarakat golongan ekonomi lemah untuk dapat memiliki rumah sendiri atau
rumah yang layak. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka pemerintah
berusaha membantu masyarakat untuk memiliki rumah sendiri dengan jalan
memberikan kredit pemilikan rumah melalui Bank atau Perusahaan keuangan
milik negara dan disini penulis menunjuk Bank Syariah Mandiri sebagai penyalur
Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Oleh karena itu sebagai pemberi kredit
merasakan dana yang diperlukan sangat mahal, suku bunga investasi semakin
tinggi dan dana – dana jangka panjang masih langka.
Kebutuhan akan kepemilikan rumah yang terus meningkat sejalan dengan
kongkritdalam menghadapi persaingan perbankan yang berlomba – lomba di
dalam merancang produk KPR yang paling menarik bagi nasabah.
Investasi sektor perumahan membutuhkan dana jangka panjang dengan
biaya yang cukup banyak, untuk itu Bank Syariah Mandiri mengadakan Griya
BSM Kredit Pemilikan Rumah. Dengan demikian akan dapat membantu Bank
Syariah Mandiri untuk memberikan Kredit, sehingga masyarakat yang
berpenghasilan rendah dapat memiiki rumah sendiri.
Seperti halnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, kecenderungan meningkatnya Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) ini disebabkan oleh karena perkembangan jumlah penduduk yang
semakin besar dan diiringi adanya peningkatan pendapatan perkapita masyarakat.
Jadi dapat dikatakan semakin membaiknya ekonomi masyarakat akan
menimbulkan terjadinya pergeseran pola pengeluaran masyarakat
Kredit pembiayaan rumah di PT. Bank Syariah Mandiri berbeda dengan
Kredit pembiayaan rumah yang berbentuk leasing atau perusahan jasa-jasa
pembiayaan swasta lainnya. Sebab, prosedur serta sistem pembayarannya tidak
terlalu memberatkan, apa lagi disini PT. Bank Syariah Mandiri memakai asas
Syariah islam yang tidak boleh ada riba atau system membungakan. Jika kita
memakai jasa pembiayaan rumah dari perusahaan pembiayaan keuanganswasta
umunya, sebagai gambaran kita diharuskan memiliki dana simpanan 25% – 40%
yang akan kita gunakan nantinya untuk DP rumah, sebagai contoh total harga
menyiapkan dana sekitar 90 juta, kemudian belum lagi biaya lain-lain yang
apabila di total biasanya bisa mencapai angka 20 juta rupiah. Faktor lainnya
adalah cicilan perbulan yang bisa mencapai 3 – 4 jutaan, dan ditambah lagi bunga
floating yang bisa mencapai angka 12% – 14%. Sementara pada sistem syariah
islam, kredit atau ribasangat dilarang. Dan disini lah perbedaan yang sangat
mencolok dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. Bank Syariah Mandiri.
Sebab PT.Bank Syariah Mandiri memakai asas kesepakatan antara nasabah
dengan pihak Bank. Sehingga masyarakat tidak perlu takut akan bunga yang
tinggi atau dp yang besar untuk Kredit rumah.
Dari penjelasan diatas penulis tertarik mengambil studi kasus di PT.Bank
Syariah Mandiri agar pembaca dapat lebih memahami tentang apa itu Bank
Syariah dan bagaimana prosedur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. Bank
Syariah Mandiri, dengan didukung semakin meningkatnya permintaan masyarakat
terhadap permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), maka penulis ingin
mengetahui sampai sejauh mana besarnya permintaan Kredit Pemilikan Rumah
(KPR). Dan penulis memilih judul “Analisis Prosedur Pemberian Kredit
PemilikanRumah ( KPR ) Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.”
B. Permasalahan
Setiap perusahaan pasti memiliki masalah, apalagi yang kita ketahui saat
ini persaingan antar bank semakin tajam dalam usaha menarik minat nasabah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi topik permasalahan
“Bagaimanakah prosedur pengajuan kredit kepemilikan rumah yang diterapkan
oleh PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan”.
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit kepemilikan rumah pada
PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
b. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai prosedur
pemberian kredit kepemilikan rumah.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a) Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan secara teoritis
maupun praktik mengenai prosedur pemberian kredit serta dapat
digunakan sebagai pembanding untuk melakukan penelitian pada waktu
yang akan datang.
b) Bagi Instansi Terkait
Dapat memberikan informasi yang dapat digunakan oleh PT. Bank Syariah
c) Bagi Pembaca
Sebagai informasi pembanding di dalam penelitian dan untuk memperluas
wawasan dan dapat digunakan sebagai pembanding untuk melakukan
A. Sejarah Ringkas PT. Bank Syariah Mandiri
Kehadiran PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak tahun 1999,
sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan
moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak
Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik
nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap
seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi
tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank
konvensional mengalami krisis luar biasa.Pemerintah akhirnya mengambil
tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)
empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo)
1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah
di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU
No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999,
25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi
PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
B. Visi dan Misi PT. Bank Syariah Mandiri
Visi
Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.
Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada
segmenUMKM.
3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
C. Logo & Arti PT. Bank Syariah Mandiri
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Sumber:
Menutup tahun 2009, Bank Syariah Mandiri (BSM) meresmikan
perubahan identitas perusahaan yang tervisualisasi melalui perubahan logo
dan corporate color, di kantor pusat PT Bank Syariah mandiri, Thamrin,
Desember 2009.
Perubahan identitas ini mencerminkan transformasi semangat dan kesiapan
untuk meraih masa depan yang lebih baik gemilang dan mendukung program
Project201.040 (twenty ten forty) artinya manajemen
menargetkan marketshare BSM mencapai 40% dari total aset industri perbankan
syariah pada tahun 2010.
Nardi W, Divisi Hubungan Koorporasi dan Hukum (DKH), berkata
bahwa “ Bank Syariah Mandiri mengubah logo dan corporate color merupakan
Bank Mandiri“.
Aria Yudhistira, Divisi Hubungan Koorporasi dan Hukum (DKH),
mengatakan “Perubahan logo yang dilakukan dari tulisan “Bank Syariah
Mandiri” (logo lama) menjadi “mandiri syariah” (logo baru) tidak mengubah
nama perusahaan, baik nama resmi (legal name), maupun nama panggilan dan
akronim. Dengan demikian, nama resmi tetap Bank Syariah Mandiri, dengan
akronim BSM “.
Seiring dengan perubahan logo dan corporate color, dilakukan
pembakuan pedoman corporate identity untuk penyeragaman implementasi pada
sarana dan prasarana promosi-komunikasi BSM. Sehingga diharapkan semua
pihak akan memiliki kesamaan persepsi dan interprestasi terhadap identitas BSM
dalam setiap kesempatan.
Perubahan identitas BSM :
Warna latar logo tetap menggunakan positif – negatif untuk penerapannya. Positif
digunakan untuk warna belakang terang atau cerah tetapi jangan digunakan pada
latar bergambar abstrak. Negatif digunakan untuk warna latar belakang gelap atau
redup.
Filosofi logo baru adalah penggunaan huruf – huruf kecil dan bukan huruf
capital pada logo baru mempunyai filosofi sebagai cerminan bahwa BSM ramah,
rendah hati dan memiliki aspirasi untuk semakin dekat dengan nasabah dan tetap
emas yang merupakan lambing kemakmuran yang dicita-citakan pada nasabah
yang mau bermitra dengan BSM. Posisi lambing logo diatas huruf logo
melambangkan sikap progresif menuju kemakmuran.
Pedoman aplikasi identitas baru (brand guidelines) telah disusun sebagai
referensi bagi seluruh pegawai BSM dalam penggunaan identitas baru dan wajib
diketahui, dipahami, dan diimplementasikan dalam melaksanakan kegiatan sesuai
dengan ruang lingkup kerjanya.
D. Struktur Organisasi
Pengorganisasian adalah suatu aktivitas yang menghasilkan suatu struktur
organisasi. Organisasi adalah sarana untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
orang-orang yang bekerja didalamnya. Struktur adalah susunan dari suatu bidang
pekerjaan yang akan diduduki sesuai dengan keahlian masing-masing. Jadi
struktur organisasi adalah susunan, fungsi departmen dan posisi mereka dalam
organisasi serta hubungan antara bagian-bagian yang lainnya sehingga dapat
tercipta suatu tim kerja yang baik dalam melaksanakan tugas untuk mencapai
tujuan perusahaan.
Struktur organisasi perusahaan merupakan landasan kerja bagi seluruh
karyawan yang ada dalam suatu perusahaan, dimana struktur orgnisasi perusahaan
ini pada pokoknya mengandung penetapan batas-batas tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari masing-masing karyawan perusahaan. Oleh sebab itu,
pimpinan sebagai orang yang bertanggung jawab atas kelangsungan organisasi.
seluruh Sumber Daya Manusia yang ada didalam baik secara vertikal, horizontal
maupun internal.
Struktur organisasi yang digunakan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
Medan adalah bentuk organisasi garis, dimana kekuasaan berada ditangan dewan
komisaris bersama dengan direktur dibawah naungan pengawas syariah islam.
Gambar 2.3
Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan
Sumber: PT.Bank Syariah Mandiri
E. Job Description atau Uraian Tugas
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan memiliki pembagian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya masing-masing.
1. Kepala Kantor Cabang Pembantu
Tugas-tugas dan tanggung jawab dari Kepala Kantor Cabang Pembantu
a. Memastikan tercapainya target bisnis Cabang Pembantu/UPS yang telah
ditetapkan meliputi : pendanaan,pembiayaan fee based,dan laba bersih baik
secara kuantitatif.
b. Memastikan kepatuhan,tingkat kesehatan dan prudentialitas seluruh
aktiftitas Cabang Pembantu.
c. Memastikan pengendalian dan pembinaan Cabang Pembantu.
d. Memasarkan produk bancassurance (Produk asuransi yang dipasarkan oleh
Bank), produk investasi dan jasa non-bank lainnya.
e. Memastikan terlaksananya Standar Layanan nasabah di Cabang
Pembantu/UPS.
f. Memberikan pelayanan khusus dalam setiap interaksi dengan nasabah
prioritas.
g. Memastikan pelaporan (intern dan ekstern) dilakukan secara akurat dan
teapat waktu.
h. Memastikan kelengkapan, kerapihan, dan keamanan dari dokumentasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
i. Memastikan tindak lanjut hasil audit intern/ekstern.
j. Memutus pembiayaan sesuai dengan wewenang dan ketentuan yang berlaku.
k. Mengesahkan dokumen berharga Bank.
l. Memberikan teguran lisan terhadap pelanggaran peraturan.
2. Account Officer
Tugas-tugas dan tanggung jawab dari Account Officer antara lain :
a. Mendapatkan calon nasabah pembiayaan yang prospektif.
b. Memastikan kelengkapan dokumen aplikasi pembiayaan.
c. Menindaklanjuti permohonan pembiayaan nasabah dalam bentuk NAP.
d. Memastikan persetujuan atau penolakan pembiayaan yang diajukan.
e. Menindaklanjuti persetujuan atau penolakan permohonan pembiayaan
nasabah.
f. Memastikan proses pencairan pembiayaan sesuai dengan keputusan Komite
Pembiayaan.
g. Melaksanakan pengawalan terhadap seluruh nasabah yang dikelola agar
kolektibilitas lancer.
h. Menyelesaikan fasilitas pembiayaan bermasalah.
i. Memasarkan produk pendanaan,treasury dan haji sesuai strategi pemasaran
yang telah ditetapkan.
j. Meningkatkan business relation antara Bank dengan nasabah sesuai dengan
target yang ditetapkan.
k. Menutakhirkan dokumen dan data nasabah sesuai kelolaan.
3. Pelaksana Marketing Support (PMS)
Tugas-tugas dan tanggung jawab dari Pelaksana Marketing Support antara
a. Memastikan kelengkapan persyaratan penandatanganan akad dan pencairan
pembiayaan nasabah.
b. Mendokumentasikan current file.
c. Menerbitkan surat peringatan pembayaran kewajiban nasabah.
d. Membuat pengajuan BI/Bank/Trade Checking.
e. Memantau pemenuhan dokumen TBO.
f. Membuat SP3 atau surat penolakan atas permohonan pembiayaan nasabah
yang ditolak.
g. Melakukan korespondensi berkaitan dengan pendanaan baik intern dan
ekstern.
h. Menyusun laporan portofolio dan profitability nasabah, baik pembiayaan
maupum pendanaan, sesuai dengan target Cabang Pembantu/UPS.
i. Memelihara data profil nasabah pendanaan.
j. Menyusun laporan pencapaian target Ka Cabang Pembantu dan AO.
4. Operation Officer
Tugas-tugas dan tanggung jawab dari Operation Officer antara lain :
a. Memastikan terkendalinya biaya operasional Cabang Pembantu/UPS dengan
efisien dan efektif.
b. Memastikan dan mengelola transaksi harian operasional telah sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang telah ditetapkan.
c. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal di Kantor
d. Memastikan dan mengelola semua kegiatan administrasi, dokumentasi dan
kewajiban pelaporan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku
(internal dan eksternal).
e. Memastikan ketersediaan dan keamanan dokumen berharga Bank, PIN
Kartu ATM maupun key access layanan e-banking lainnya.
f. Memastikan dan mengelola fungsi-fungsi administrasi kepegawaian, sarana
dan prasarana Kantor Cabang Pembantu/UPS.
g. Memastikan dan mengelola implementasi KYCP dengan baik.
h. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja seluruh
pegawai bawahan langsung, untuk memastikan tercapainya target kerja unit.
i. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan bawahan, agar memenuhi
persyaratan minimum jabatan sehingga dapat melakukan pekerjaannya
sesuai standard an SOP.
5. Customer Service Representatif (CSR)
Tugas-tugas dan tanggung jawab dari Costumer Service Representatif (CSR)
antaralain sebagai berikut:
a. Memberikan informasi produk dan jasa Bank kepada nasabah.
b. Memproses permohonan pembukaan dan penutupan rekening tabungan, giro
dan deposito.
c. Memblokir Kartu ATM nasabah sesuai permintaan nasabah.
d. Melayani permintaan buku Cek/Bilyet Giro, surat referensi Bank/surat
e. Mendistribusikan salinan rekening koran kepada nasabah.
f. Menginput data costumer & loan facility yang lengkap dan akurat.
g. Memelihara persediaan Kartu ATM sesuai kebutuhan.
h. Menyampaikan dokumen berharga Bank dan Kartu ATM kepada nasabah.
i. Membuat laporan pembukaan dan penutupan rekening, keluhan nasabah
serta stock opname katu ATM.
j. Memproses transaksi pengiriman dan pembayaran melalui western union.
k. Memastikan tersedianya media promosi produk dan jasa Bank di Cabang
Pembantu/UPS.
6. Teller
Tugas-tugas dan tanggung jawab dari Teller antara lain :
a. Melakukan transaksi tunai & non-tunai sesuai dengan ketentuan SOP.
b. Mengelola saldo kas Teller sesuai limit yang ditentukan.
c. Mengelola uang yang layak dan tidak layak edar/uang palsu.
d. Menjaga keamanan dan kerahasiaan kartu specimen tanda tangan.
e. Melakukan cash count akhir hari.
f. Mengisi uang tunai di mesin ATM BSM.
g. Menyediakan laporan transaksi harian.
h. Memproses transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan batas
kewenangannya.
7. Pelaksana Back Office
a. Domestic & Clearing
a) Melaksanakan transaksi transfer keluar dan masuk sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang berlaku.
b) Melaksanakan transaksi kliring keluar dan masuk sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang berlaku.
c) Melaksanakan transaksi inkaso keluar dan masuk sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang berlaku.
d) Melaksanakan transaksi domestic dan kliring lainnya (a.l.payroll,
payment point, pelimpahan transaksi valas) sesuai ketentuan SOP yang
berlaku.
e) Memelihara administrasi dan dokumentasi seluruh transaksi.
f) Menjaga kerahasiaan password yang menjadi wewenangnya.
g) Menggunakan wewenang limit transaksi operasional sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Loan Admin
a) Memastikan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan sebelum
fasilitas dicairkan berdasarkan prasyarat/syarat yang telah disepakati.
b) Memelihara dokumen pencairan dan dokumen legal pembiayaan dengan
tertib dan aman.
c) Memutakhirkan data-data nasabah dan persyartan pembiayaan pasca
pencairan.
d) Menyediakan informasi data nasabah.
f) Membebankan biaya administrasi pembiayaan dan biaya lainnya yang
terkait.
g) Menindaklanjuti proses pencairan pembiayaan kepada nasabah.
c. SDI & GA
a) Menatausahakan gaji pegawai, data lembur pegawai, dan fasilitas
pegawai lainnya.
b) Melakukan absensi harian pegawai (pagi dan sore hari) dan cuti
pegawai.
c) Melakukan proses administrasi kepegawaian ke Cabang.
d) Membuat proofing atas tiket-tiket KRR yang berada dalam
pengelolaannya yang berhubungan dengan personalia setiap akhir bulan
atau akhir periode.
e) Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian sarana serta prasarana
kantor.
f) Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor.
g) Memastikan pengamanan gedung dan inventaris kantor cabang
pembantu.
h) Membuat laporan realisasi biaya-biaya yang berkaitan dengan logistic,
a.l. biaya telepon, air, kendaraan bermotor, barang cetakan dan berupaya
untuk menekannya.
i) Mengatur penggunaan kendaraan dinas Cabang/UPS.
j) Membuat laporan Proof Sheet Bulanan atas Rekening Persediaan Barang
Dibayar.
k) Melakukan pengurusan perizinan yang dikelola oleh Cabang
Pembantu/UPS.
d.Accounting
a) Melakukan pelaporan kepada BI.
b) Melakukan perhitungan, pelaporan dan pembayaran perpajakan.
c) Melakukan penginputan data untuk pelaporan Cabang ke Kantor Pusat.
d) Menyusun laporan rincian akun-akun tertentu dalam laporan keuangan
(proofsheet).
e) Melakukan rekonsilasi dan penyelesaian posisi open item.
f) Melakukan administrasi dan pengarsipan terhadap seluruh dokumen
terkait pelaporan
F. Jaringan Usaha atau Kegiatan
Jaringan Kantor Bank Syariah Mandiri meliputi:
1. In payment/kas mobil
Kas mobil digunakan untuk menerima/penyetoran pajak kendaraan.
Contoh: Kantor Samsat
2. Kantor Kas
Kantor Kas hanya digunakan untuk menghimpun dana tetapi belum bisa
3. Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu tidak hanya menghimpun dana dari masyarakat
tetapi juga sudah bisa menyalurkan kredit.
4. Kantor Cabang
Kantor Cabang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kredit, tetapi dalam kondisi yang lebih besar dari Kantor
Cabang Pembantu.
5. Kantor Pusat
Kantor Pusat bertugas untuk mengawasi manajemen Bank Syariah Mandiri,
baik yang berbentuk Kas Mobil (in payment), Kantor Kas, Kantor Cabang
Pembantu, Kantor Cabang.
G. Kinerja Usaha Terkini
Kinerja Bank Syariah Mandiri (BSM) hingga saat ini sesuai dengan
perkiraan. Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi, mengatakan hingga periode itu
aset BSM telah mencapai hampir Rp 27 triliun. Di sisa tahun ini pihaknya pun
akan lebih agresif dalam penghimpunan dana dan pembiayaan.
''Pencapaian pada saat inion track dengan target kita. Insya Allah sampai
akhir tahun aset mencapai Rp 30 triliun, dengan demikian funding dan
pembiayaan di kisaran Rp 27 triliun-Rp 28 triliun,'' kata Yuslam di Jakarta.
pembiayaan. Pembiayaan BSM mayoritas disalurkan ke UKM dengan porsi 66,14
persen dan korporasi 33,8 persen. Adapun pangsa pasar BSM terhadap perbankan
syariah per Juni 2010 dari sisi aset sebesar 35,08 persen, dana pihak ketiga 40,51
persen dan pembiayaan 35,61 persen .
Aset BSM tercatat Rp 26,8 triliun, DPK Rp 23,6 triliun, pembiayaan Rp
20,3 triliun. Sementara di sisi laba per Juni 2014 BSM membukukan Rp 197,59
Dalam BAB III ini penulis akan membahas analisis prosedur pemberian
kredit pemilikan pada masyarakat oleh PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan teknik dan metode
yang telah dijelaskan, maka pada bab ini penulis akan mencoba menganalisa dan
mengevaluasi objek penelitian mengenai analisis prosedur pemberian kredit
pemilikan rumah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
A. Defenisi Bank
Asal dari kata bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti
tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga
intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang dikenal sebagai banknote.
Sedangkan pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik
meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan
memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana
merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya
kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.
Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan
hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih senang menabung.
Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat.
Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran
kegiatan utama tersebut.
Menurut UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 ayat 2 adalah
badan usaha yang menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Lembaga keuangan non
bank memiliki fungsi yang hampir sama dengan lembaga keuangan bank. Antara
kedua lembaga tersebut memiliki perbedaan yang dapat digambarkan melalui
Tabel 3.1
Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Sumber:
1) Hanya secara tidak
langsung berasal dari
Penyaluran Dana 1) Untuk tujuan
B. Fungsi Bank
Penghimpun dana Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun
dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga
sumber, yaitu:
a. Dana yang berasal dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu
pendirian.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha
perbankanseperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.
c. Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari
pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang
sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam). Penyalur/pemberi
Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang
diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali
dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana segar untuk
usaha. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan
mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk
pengenaan bunga kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh
sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti dan memenuhi persyaratan.
Mungkin Anda pernah mendengar beberapa bank dilikuidasi atau dibekukan
usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak kredit yang
bermasalah atau macet. Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank
dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-lintas pembayaran uang”
melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso,
cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya. Adapun secara spesifik
bank-bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of develovment dan agen
of services.
1. Agent Of Trust, Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan.
Dasar utama kegiatan perbankkan adalah kepercayaan ( trust ), baik dalam
penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam
fungsi ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana
maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada
pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini
semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan
dana, penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut.
2. Agent Of Development, Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.
Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan
bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut
memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan
distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa
adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan
konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu
masyarakat
3. Agent Of Services, Yaitu Lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.
Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga
memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakan. Jasa
yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian
masyarakat secara umum.
C. Definisi Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip
agama Islam. Sesuai dengan prinsip Islam yang melarang sistem bunga atau riba
yang memberatkan, maka bank syariah beroperasi berdasarkan kemitraan pada
semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan.
Perbedaan yang mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional, antara
lain:
1. Perbedaan Falsafah
Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak
pada landasan falsafah yang dianutnya.Bank syariah tidak melaksanakan
terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh bank syariah, dimana
untuk menghindari sistem bunga maka sistem yang dikembangkan adalah
jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil. Dengan
demikian sebenarnya semua jenis transaksi perniagaan melalu bank syariah
diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur bunga (riba). Riba secara
sederhana berarti sistem bunga berbunga atau compound interest dalam
semua prosesnya bisa mengakibatkan membengkaknya kewajiban salah satu
pihak seperti efek bola salju pada cerita di awal artikel ini. Sangat
menguntungkan saya tapi berakibat fatal untuk banknya. Riba, sangat
berpotensi untuk mengakibatkan keuntungan besar disuatu pihak namun
kerugian besar dipihak lain, atau malah ke dua-duanya.
2. Konsep Pengelolaan Dana Nasabah
Dalam sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan
maupun investasi. Cara titipan dan investasi jelas berbeda dengan deposito
pada bank konvensional dimana deposito merupakan upaya mem-bungakan
uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja si nasabah membutuhkan, maka
bank syariah harus dapat memenuhinya, akibatnya dana titipan menjadi
sangat likuid. Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang
memenuhi syarat suatu investasi yang membutuhkan pengendapan dana.
Karena pengendapan dananya tidak lama alias cuma titipan maka bank boleh
saja tidak memberikan imbal hasil. Sedangkan jika dana nasabah tersebut
diinvestasikan, maka karena konsep investasi adalah usaha yang
keuntungan dari usaha yang dilaksanakan, didalamnya terdapat pula risiko
untuk menerima kerugian, maka antara nasabah dan banknya sama-sama
saling berbagi baik keuntungan maupun risiko.
Sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary yaitu lembaga keuangan
penyalur dana nasabah penyimpan kepada nasabah peminjam, dana nasabah
yang terkumpul dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian,
dimanfaatkan atau disalurkan ke dalam traksaksi perniagaan yang
diperbolehkan pada sistem syariah. Hasil keuntungan dari pemanfaatan dana
nasabah yang disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah yang akan
dibagikan kepada nasabah. Hasil usaha semakin tingi maka semakin besar
pula keuntungan yang dibagikan bank kepada dan nasabahnya. Namun jika
keuntungannya kecil otomatis semakin kecil pula keuntungan yang
dibagikan bank kepada nasabahnya. Jadi konsep bagi hasil hanya bisa
berjalan jika dana nasabah di bank di investasikan terlebih dahulu kedalam
usaha, barulah keuntungan usahanya dibagikan. Berbeda dengan simpanan
nasabah di bank konvensional, tidak peduli apakah simpanan tersebut di
salurkan ke dalam usaha atau tidak, bank tetap wajib membayar bunganya.
Dengan demikian sistem bagi hasil membuat besar kecilnya keuntungan
yang diterima nasabah mengikuti besar kecilnya keuntungan bank syariah.
Semakin besar keuntungan bank syariah semakin besar pula keuntungan
nasabahnya. Berbeda dengan bank konvensional, keuntungan banknya tidak
bank konvesional, nasabah hanya dibayar sejumlah prosentase dari dana
yang disimpannya saja.
3. Kewajiban Mengelola Zakat
Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti wajib
membayar zakat, menghimpun, mengadministrasikannya dan
mendistribusikannya. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang melekat
pada bank syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial (zakat. Infak,
sedekah)
4. Struktur Organisasi
Di dalam struktur organisasi suatu bank syariah diharuskan adanya Dewan
Pengawas Syariah (DPS). DPS bertugas mengawasi segala aktifitas bank
agar selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. DPS ini dibawahi oleh
Dewan Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan laporan dari DPS pada
masing-masing lembaga keuangan syariah, DSN dapat memberikan teguran
jika lembaga yang bersangkutan menyimpang. DSN juga dapat mengajukan
rekomendasi kepada lembaga yang memiliki otoritas seperti Bank Indonesia
dan Departemen Keuangan untuk memberikan sangsi.
5. Cara Nasabah Mendapatkan Keuntungan
Jika bank konvensional membayar bunga kepada nasabahnya, maka bank
syariah membayar bagi hasil keuntungan sesuai dengan kesepakatan.
atau nisbah. Nisbah antara bank dengan nasabahnya ditentukan di awal,
misalnya ditentukan porsi masing-masing pihak 60:40, yang berarti atas
hasil usaha yang diperolah akan didisitribusikan sebesar 60% bagi nasabah
dan 40% bagi bank. Angka nisbah ini dengan mudah Anda dapatkan
informasinya dengan bertanya ke customer service atau datang langsung dan
melihat papan display “ Perhitugan dan Distribusi Bagi Hasil” yang ada di
cabang bank syariah. (Kusuma Asda Sandra)
D. Pengertian Kredit
Istilah kredit bukan hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang menjual dan
memberikan barang dengan kredit. Jual beli tersebut tidak dilakukan secara tunai
(kontan), tetapi dengan cara mengangsur. Selain itu banyak anggota masyarakat
yang menerima kredit dari koperasi maupun bank kebutuhannya.
Kata kredit berasal dari bahasa latin “Credere” yang berarti percaya atau
“to believe to trust”. Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan pemberian
kredit oleh suatu lembaga keuangan / bank kepada seseorang atau badan usaha
berlandaskan kepercayaan (faith).Beberapa pengertian kredit :
a. Menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
b. Dalam prakteknya, kredit adalah pemberian pinjaman oleh bank kepada
nasabahnya untuk membiayai kegiatan usahanya dalam jumlah tertentu
dalam jangka waktu yang disepakati bersama antara bank sebagai debitur
dengan ketentuan-ketentuan yang disetujui bersama yang dituangkan dalam
suatu perjanjian kredit, yang berisi antara lain kesediaan debitur untuk
membayar kembali kreditnya, termasuk beban bunga.
E.Unsur - Unsur Kredit
Dalam bukunya yang berjudul Dasar - dasar perkreditan, Drs. Thomas
Suyatno mengemukakan unsur – unsur yang terkandung dalam pemberian suatu
fasilitas kredit adalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan
Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali
dimasa tertentu dimasa dating. Kepercayaan in diberikan oleh Bank, dimana
sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik
secara intern maupun ekstern.
2. Kesepakatan
Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan
ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu
tersebut bias berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka
panjang.
4. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.
5. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
kita kenal degan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan
administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukam dengan bagi
hasil.
F. Tujuan Kredit
Pemberian kredit bermaksud untuk memperoleh keuntungan
(profitability). Dalam menyalurkan kredit hanya boleh diberikan pada nasabah
yang mampu dan mau mengembalikam pinjaman ketika jatuh tempo. Dari faktor
kemampuan dan keamanan tersebut, tersimpul unsure keamanan (safety) dan
Keamanan yang dimaksud adalah bahwa prestasi yang diberikan dalam
bentuk uang, banrang, atau jasa itu benar-benar terjamin pengembaliannya.,
sehingga keuntungan yang diharapkan bisa tercapai.
Keuntungan merupakan tujuan dari pemberian kredit yang terjelma dari
bentuk bunga yang diterima. Dan karena Pancasila sebagai dasar falsafah Negara
kita maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan, melainkan
disesuaikam dengan tujuan negara yaitu mencapai masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian maka tujuam kredit yang
diberikam oleh suatu bank. Khususnya Bank Pemerintah yang akan
mengembangkan tugas sebagai agent of development adalah :
a. Turut menyeselesaikan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna
menjamin terpenuhnya kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat
memperluas usahanya.
Dari tujuan tersebut terdapat kepentingan yang seimbang antara :
a. Kepentingan pemerintah
b. Kepentingan masyarakat
G. Fungsi Kredit
Fungsi kredit dalam perekonomian dan perdagangan adalah sebagai berikut :
1. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang, para pemilik
modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para pengusaha
yang memerlukan, untuk meningkatkan produksi atau meningkatkan
usahanya. Para pemilik modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga
keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman terhadap
perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan usahanya.
2. Kredit dapat meningkatkan peredaran uang dan lalu lintas uang. Kredit yang
penyalurannya melalui giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek,
bilyet giro dan wesel. Maka, pembayaran yang menggunakan cek, bilyet giro
dan wesel dapat meningkatkan peredaran uang giral. Dan kredit yang ditarik
secara tunai dapat meningkatkan peredaran uang kartal.
3. Kredit pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang. Melalui kredit,
pengusaha dapat meningkatkan produksinya dari bahan baku menjadi bahan
jadi, sehingga meningkatkan daya guna barang.
4. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
Apabila keadaan ekonomi suatu negara dalam kondisi yang kurang baik,
kredit dapat berpengaruh pada ekonomi sebagai:
a) Pengendalian inflasi
5. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha. Kredit melalui bank dapat
membantu pengusaha mengurangi masalah permodalan, sehingga pengusaha
dapat meningkatkan usahanya.
H. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Dalam pemberian kredit harus memperhatikan tingkat kesehatannya.
Nasabah yang menerima kredit harus memenuhi kriteria 5C. Nasabah yang
memenuhi kriteria 5C adalah nasabah yang potensial untuk diajak bekerjasama
dan layak mendapat kredit.
Prinsip-prinsip 5C antara lain:
a. Character
Character adalah data tentang kepribadian atau watak dari calon debitur
untuk melunasi pinjamannya (willingness to pay). Kepribadian calon debitur
dapat dilihat dari cara hidup, sifat-sifat pribadinya, kebiasaannya, keadaan
dan latar belakangkehidupannya.
b. Capacity
Capacity adalah kemampuan nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat
dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usahanya (business
record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami
masa suli atau tidak, bagaimana kesulitannya), capacity ini merupakan
c. Capital
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang
dikelola. Capital dapat dilihat berdasarkan neraca, laporan laba rugi, struktur
pemodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity,
return on investment. Dari kondisi tersebut dapat dilihat kelayakan nasabah
untuk diberikan kredit atau pembiayaan, dan besar plafon yang akan
diberikan.
d. Collateral
Collateral adalah jaminan yang digunakan untuk melakukan pengajuan
kredit jaminan akan berpindah kepemilikan terhadap bank apabila nasabah
tidak memenuhi kewajibannya.
e. Condition of Economic
Dalam memberikan pemberian kredit atau pembiayaan juga arus
memperhatikan kondisi ekonomi nasabah yang dikaitkan dengan prospek
usaha nasabah. Karena ada usaha yang bergantung pada kondisi
perekonomian nasabah.
Selain prinsip 5C terdapat prinsip bank dalam member jaminan yang
dikenal dengan prinsip 7P. Konsep 7P dalam memberikan kredit menurut Harjito
dan Martono antara lain:
a. Personality
Personality adalah bank mencari data tentang riwayat calon debitur seperti
riwayat hidupnya, hobi, keadaan keluarga, pergaulan dalam masyarakat dan
b. Purpose
Purpose adalah bank mencari data tentang tujuan atau keperluan
pengalaman kredit, apakah akan digunakan untuk keperluan berdagang,
berproduksi, atau memebeli rumah. Apakah tujuan penggunaan kredit itu
dengan line of business credit bank bersangkutan.
c. Prospect
Merupakan harapan masa depan dibanding usaha atau tagihan usaha calon
debitur selama beberapa bulan atau beberapa tahun keadaan ekonomi atau
perdagangan, keadaan sektor usaha calon debitur, kekuatan keuangan
perusahaan masa lalu dan masa datang.
d. Payment
Merupakan prinsip untuk mengetahui bagaimana pembayaran-pembayaran
kembali pinjaman yang diberikan, dapat diperoleh dari perhitungan tentang
prospect, kelancaran penjualan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu
serta jumlah pengembalian.
e. Party
Merupakan kemampuan pengklafisian nasabah kedalam
klasifikasi-klasifikasi tertentu atau golongan-golongan berdasarkan modal loyalitas,
serta karakternya.
f. Profitability
Merupakan kemampuan nasabah dalam mencari laba dan diukur dari
periode, apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan
g. Protection
Tujuannya adalah menjaga kredit yang akan dikucurkan bank melalui suatu
perlindungan. Perlindungan ini berupa barang atau jaminan asuransi
I. Kredit Pemilikan Rumah ( KPR )
Memiliki rumah sendiri kini bukan lagi sesuatu yang sulit,karena ada
fasilitas kredit pemilikan rumah yang diberikan oleh kalangan perbankan yang
biasa disebut Kredit Kepemilikan Rumah ( KPR ).
1. Pengertian Kredit Pemilikan Rumah
Kredit Kepemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan
oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau
memperbaiki rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR, yaitu :
a. KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada masyarakat menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau
perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa :
Subsidi meringankan kredit dan subsidi menambah dana pembangunan atau
perbaikan rumah. Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh pemerintah,
sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan
fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan pemerintah dalam
memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit
b. KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan
besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan bank yang
bersangkutan.
2. Sistem Penilaian Kredit Pemilikan Rumah
Permohonan KPR diajukan dengan mengisi formulir pemesanan unit dari
pengembang serta melunasi biaya pemesanan dan uang muka. Lengkapi
formulir pengajuan kredit dan siapkan dokumen-dokumen penting seperti
yang tertera dalam daftar persyaratan berikut ini.
Dokumen KPR Standar:
a) Usia tidak lebih dari 50 tahun ketika mengajukan permohonan KPR.
b) Fotokopi KTP pemohon.
c) Akta nikah atau cerai.
d) Kartu keluarga.
e) Surat keterangan WNI (untuk WNI keturunan).
f) Dokumen kepemilikan agunan (SHM, IMB, PBB).
Dokumen Tambahan untuk Karyawan:
a) Slip gaji.
b) Surat keterangan dari tempat bekerja.
c) Buku rekening tabungan yang menampilkan kondisi keuangan 3 bulan
Dokumen Tambahan untuk Wiraswasta atau Profesional:
a) Bukti transaksi keuangan usaha.
b) Catatan rekening bank.
c) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
d) SIUP
e) Surat izin usaha lainnya, seperti Surat Izin Praktik untuk para dokter.
f) Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Setelah melewati proses analisis risiko kredit dan survey penilaian properti,
pengajuan KPR akan dilanjutkan dengan akad kredit. Apabila biaya dan
kebutuhan administrasi berikut telah terpenuhi tahap selanjutnya adalah:
a) Pelunasan BPHTB (Bea Peralihan Hak Atas Tanah dan Bangunan)
sejumlah 5% dari harga jual properti sebelum pajak,
b) Asuransi FIDUCIA,
c) Provisi Kredit,
d) Asuransi unit properti–umumnya ditanggung pengembang, dan
e) Biaya notaris untuk pengikatan kredit secara hukum.
Jika akad kredit sudah selesai, maka bank akan mengalirkan dana kredit
yang umumnya ditransfer langsung ke rekening penjual atau pengembang.
Proses ini umumnya memakan waktu maksimum 7 hari kerja. Suku bunga
Apabila semua angsuran KPR telah dilunasi, bank akan mengeluarkan Surat
Pelunasan Utang dan Sertifikat Asli Kepemilikan Unit Properti. Inilah akhir
dari proses KPR.
Anggota jamsostek dapat memanfaatkan program PUMP (Pinjaman Uang
Muka Perumahan).
3. Manfaat Kredit Pemilikan Rumah
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin diminati masyarakat, hal ini
dikarenakan kebutuhan akan tempat tinggal seperti rumah yang semakin
meningkat.
Ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari fasilitas KPR ini,
diantaranya:
a. Tidak perlu dana yang besar untuk mendapatkan rumah yang diinginkan,
hanya memerlukan dana untuk uang muka saja
b. Dapat memilih jumlah dan lama cicilan disesuaikan dengan harga rumah
c. Rumah dapat langsung dapat ditempati walaupun belum lunas
d. Memiliki nilai yang terus meningkat, karena investasi properti seperti rumha
memiliki nilai yang terus naik
e. Rumah yang dicicil dapat kembali disewakan, sehingga uang sewa dapat
dibayarkan untuk cicilan rumah
f. Biaya cicilan semakin lama akan terasa semakin ringan, karena nilai uang
g. Surat kepemilikan dan legalitas lainnya akan lebih terjamin
Itulah beberapa manfaat yang didapatkan dari Kredit Pemilikan Rumah, kini
anda dapat memiliki rumah idaman anda tanpa perlu untuk mengumpulkan
dana yang besar.
4. Pengawasan Kredit Pemilikan Rumah
Salah satu fungsi yang penting bagi lembaga keuangan atau bank yaitu
tahapan pengawasan, karena kegiatan pengawasan merupakan penjagaan
dan pengamanan terhadap kekayaan Bank yang disalurkan di bidang
perkreditan. Upaya yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Medan
dalam pengawasan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yaitu dengan
mengelompokkan nasabah berdasarkan kelancaran dalam pelunasan kredit
yang diambilnya. Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh manfaat yang
lebih nyata dalam mengambil keputusan dan kebijaksanaan umum yang
ditempuh dalam penyelesaian debitur yang kondisinya tidak baik, misalnya
untuk kelompok kredit yang dihapuskan, tidak ada alternatif lain kecuali
dihapuskan.
Di samping itu juga Bank melakukan pengumpulan data pribadi
nasabah untuk mengetahui keadaan diri debitur dan juga keadaan kegiatan
usahanya. Tidak hanya itu, untuk mengetahui kebenaran data tersebut bank
langsung untuk mengadakan pemeriksaan ke tempat kegiatan usaha nasabah
untuk memeriksa kebenaran dari keseluruhan data dan laporan nasabah.
1. Pembiayaan Griya Bsm Optima.
2. Pembiayaan Griya Bsm
3. Pembiayaan Griya Bsm Bersubsidi
4. Pembiayaan Griya Bsm Dp 0%
J. Prosedur dan Analisis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Oleh PT. Bank Syariah Mandiri
1. Analisis dan Prosedur Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah Griya BSM Optima
Pembiayaan Griya BSM Optima adalah pembiayaan pemilikan rumah
dengan tambahan benefit berupa adanya fasilitas pembiayaan tambahan
yang dapat diambil nasabah pada waktu tertentu sepanjang coverage atas
agunannya masih dapat meng-cover total pembiayaannya dan dengan
memperhitungkan kecukupan debt to service ratio(DSR) Nasabah.
Manfaat:
a. Nasabah dapat mengajukan fasilitas pembiayaan tambahan untuk digunakan
tujuan pembiayaan halal lainnya, tanpa harus menyerahkan agunan
tambahan. Dalam hal ini agunan pembiayaan Griya BSM juga harus
mengcover pembiayaan tambahan lainnya.
b. Pembiayaan sampai dengan 100% dari nilai obyek pembiayaan tambahan,
≤ nilai likuidasi agunan, setelah dilkukan taksasi atau retaksasi atas agunan
untuk pembiayaan Griya BSM yang telah berjalan.
c. Meningkatkan retensi dan loyalitas terhadap Nasabah Pembiayaan Griya
BSM yang berkualitas baik. Untuk pengajuan pembiayaan tambahan atas
penurunan outstanding Pembiayaan Griya BSM (existing), hanya diberikan
bagi nasabah dengan kategori lancer selama 1 tahun terakhir.
d. Untuk take over fasilitas PPR dari bank lain. Dengan outstanding pokok
nasabah yang telah berkurang, akan menarik calon nasabah untuk
memindahkan fasilitas PPR-nya plus pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhannya yang lain, seperti untuk pembelian motor, elektronik, home
appliance, dan sebagainya.
e. Nasabah dapat mengajukan Pembiayaan Griya BSM dan fasilitas
pembiayaan tambahan sekaligus di awal, sepanjang nilai likuidasi agunan
dan DSR Nasabah mengcover total pembiayaannya.
Ketentuan Pengajuan Fasilitas Pembiayaan Tambahan
a. Untuk pengajuan pembiayaan tambahan atas penurunan outstanding
Pembiayaan Griya BSM (existing), minimal pembiayaan telah berjalan 1
tahun dan berkualitas baik, dengan kriteria lancar/tidak pernah terjadi
b. Untuk pengajuan pembiayaan tambahan atas fasilitas take over PPR dari
bank lain, minimal pembiayaan yang di take over memiliki kualitas baik
(kolektibilitas 1).
c. Tujuan pembiayaan tambahan adalah untuk segala keperluan consumer
sepanjang memenuhi syarat halal dan tidak bertentangan dengan peraturan
yang berlaku.
d. Jangka waktu pembiayaan tambahan maksimal 5 tahun atau sama dengan
sisa jangka waktu pembiayaan induk/Pembiayaan Griya BSM (mengambil
jangka waktu yang lebih pendek).
e. Menyerahkan slip gaji terakhir, sebagai dasar pertimbangan kemampuan
Nasabah (DSR ≤ 40%).
f. Pengajuan pembiayaan tambahan dapat dilakukan lebih dari 1 kali atas
persetujuan/kebijakan Bank, dengan persyaratan:
a) Pengajuan pembiayaan tambahan berikutnya minimal berselang 1
tahun dari pembiayaan tambahan terakhir.
b) Pembiayaan Griya BSM dan pembiayaan tambahan sebelumnya lancar
dan tidak pernah terjadi tunggakan/keterlambatan pembayaran
angsuran.
Ketentuan Atas Akad Pembiayaan dan Angsuran Nasabah
a. Pembiayaan menggunakan 2 akad yang terpisah :
b) Akad Pembiayaan Lain.
b. Mekanisme akad pembiayaan, pengikatan agunan dan angsuran sesuai
ketentuan sebagai berikut:
a) Guna mengakomodir kemugkinan penambahan fasilitas pembiayaan
baru di kemudian hari.
b) Akad pembiayaan tambahan pada klausula jaminan menunjuk jaminan
yang sama sebagaimana akad murabahah Pembiayaan Griya BSM ,
yang telah dilakukan pengikatan agunan.
c) Untuk limit pembiayaan diatas RP250 juta, maka akad murabahah
Pembiayaan Griya BSM dilakukan secara notariil, sedangkan akad
pembiayaan tambahan dapat dilakukan secara di bawah tangan.
d) Pembiayaan tambahan melekat pada fasilitas induknya (Pembiayaan
Griya BSM), meskipun dengan loan account yang berbeda, sehingga :
Pelunasan dipercepat Pembiayaan Griya BSM harus dilakukan
bersamaan dengan fasilitas pembiayaan tambahan. Sedangkan
pelunasan fasilitas pembiayaan tambahan dapat dilakukan sebelum
berakhirnya pembiayaan Griya BSM. Adapun ketentuan mengenai
pelunasan dipercepat, disesuaikan dengan ketentuan Bank yang
berlaku dan memperhatikan kemampuan membayar Nasabah.
Atas dasar pertimbangan tersebut maka mekanisme pembayaran
Tabel 3.2
Potong gaji di BSM (Payroll BSM dengan
Sumber: PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan
2. Analisis dan Prosedur Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah GRIYA BSM
Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau
panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru
maupun bekas, di lingkungan developer maupun non developer, dengan
Akad:
a) Akad yang digunakan adalah akad murabahah
b) Akad murabahah adalah akad jual beli antara bank dan nasabah, dimana
bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah
sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang
disepakati.
Manfaat:
a) Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan rumah tinggal
(konsumer), baik baru maupun bekas.
b) Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran
yang tidak akan berubah selama masa perjanjian.
Fitur:
a) Angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan.
b) Proses permohonan yang mudah dan cepat.
c) Fleksibel untuk membeli rumah baru atau second.
d) Maksimum plafon pembiayaan sampai dengan Rp5 milyar.
e) Jangka waktu pembiayaan yang panjang.
f) Fasilitas autodebet dari Tabungan BSM.
Persyaratan:
a) WNI cakap hokum.
b) Usia minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo
d) Besar angsuran tidak melebihi 40% dari penghasilan bulanan bersih.
Dokumen yang diperlukan:
a) Fotokopi KTP pemohon.
b) Fotokopi Kartu Keluarga.
c) Fotokopi Surat Nikah (bila sudah menikah).
d) Asli slip Gaji & Surat Keterangan Kerja.
e) Fotokopi Tabungan/Rekening Koran 3 bulan terakhir.
f) Fotokopi NPWP untuk pembiayaan di atas Rp50 juta.
g) Fotokopi rekening telepon dan listrik.
h) Fotokopi SHM/SHGB.
i) Fotokopi IMB dan Denah Bangunan.
3. Analisis dan Prosedur Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah Griya BSM Bersubsidi.
Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi adalah pembiayaan untuk pemilikan
atau pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh
pengembang dengan dukungan fasilitas subsidi uang muka dari pemerintah.
Akad yang digunakan adalah akad murabahah. Akad murabahah adalah akad
jual beli antara bank dan nasabah, dimana bank membeli barang yang
dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah
dengan keuntungan margin yang disepakati.
a) Membantu menambah uang muka nasabah sehingga jumlah
keseluruhan uangmuka yang dibayar nasabah mampu menurunkan pagu
pembiayaan yang akan diangsur setiap bulan secara tetap berikut
marginnya.
b) Mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran yang tidak akan
berubah selama masa perjanjian.
Fitur:
a) Angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan.
b) Proses permohonan yang mudah dan cepat.
c) Maksimal harga rumah yang dapat dibiayai sesuai dengan kebijakan
pemerintah.
d) Jangka waktu pembiayaan yang panjang.
e) Fasilitas autodebet dari Tabungan BSM.
Persyaratan:
a) Bertatus sebagai karyawan tetap dengan masa kerja minimal 2 tahun.
b) WNI cakap hukum.
c) Usia minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo
pembiayaan.
d) Minimal uang muka nasabah 10% dari harga rumah.
e) Batas penghasilan pemohon yang didasarkan atas gaji pokok pemohon
f) Belum pernah memiliki rumah sendiri (surat keterangan dari
kelurahan/instansi setempat).
Dokumen yang diperlukan:
a) Fotokopi KTP pemohon dan suami/isteri.
b) Fotokopi kartu keluarga.
c) Fotokopi surat nikah/cerai.
d) Asli slip gaji/surat keterangan dari instansi tempat bekerja
e) Surat keterangan penghasilan, surat keterangan lamanya bekerja serta
jabatan. terakhir dari perusahaan dapat disampaikan dalam satu surat
keterangan.
f) Fotokopi Rekening tabungan 3 bulan terakhir.
g) Surat keterangan nasabah belum memiliki rumah (dari
kelurahan/instansisetempat).
h) Surat keterangan harga rumah, tipe rumah, luas tanah, dan luas
bangunan yang akan dibeli.
i) Fotokopi rekening telepon dan listrik.
j) Fotokopi SHM/SHGB.
k) Fotokopi IMB dan Denah Bangunan
4. Analisis dan Prosedur Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah Griya BSM DP 0%
Pembiayaan Griya BSM DP 0% adalah pembiayaan untuk pembelian rumah
developermaupun non developer tanpa dipersyaratkan adanya uang muka
bagi nasabah (nilai pembiayaan 100% dari nilai taksasi).
Akad yang digunakan adalah akad murabahah. Akad murabahah adalah akad
jual beli antara bank dan nasabah, dimana bank membeli barang yang
dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah
dengan keuntungan margin yang disepakati.
Manfaat:
a) Memberikan keringanan bagi nasabah berupa pemberian fasilitas
pembiayaan sebesar 100% dari nilai traksasi rumah yang dibiayai
(tanpa uang muka)
b) Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran
yang tidak akan berubah selama masa perjanjian.
Fitur:
a) Angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan.
b) Proses permohonan yang mudah dan cepat.
c) Fleksibel untuk membeli rumah baru atau second.
d) Maksimum plafon pembiayaan sampai dengan Rp5 milyar.
e) Jangka waktu pembiayaan yang panjang.
f) Fasilitas autodebet BSM atas gaji yang disalurkan melalui Tabungan
BSM.
Persyaratan:
b) WNI cakap hukum.
c) Usia minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo
pembiayaan
d) Maksimal pembiayaan 100% dari harga taksasi rumah yang dibiayai.
e) Memiliki fasilitas payroll (pembayaran gaji) melalui BSM.
f) Nasabah di-cover oleh asuransi jiwa pembiayaan plus PHK.
Dokumen yang Diperlukan:
a) Fotokopi KTP pemohon.
b) Fotokopi Kartu Keluarga.
c) Fotokopi Surat Nikah (bila sudah menikah).
d) Asli slip Gaji & Surat Keterangan Kerja.
e) Fotokopi Tabungan/Rekening Koran 3 bulan terakhir.
f) Fotokopi NPWP untuk pembiayaan di atas Rp50 juta.
g) Fotokopi rekening telepon dan listrik.
h) Fotokopi SHM/SHGB
Dari uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu maka sebagai
penutup dari tugas akhir ini diberikan kesimpulan yang disertai dengan
saran-saran yangdiharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan perusahaan
yang bersangkutan serta pengetahuan bagi pembaca.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, makadapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Bank Syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau
prinsip agama Islam. Sesuai dengan prinsipIslam yang melarang sistem
bunga atau riba yang memberatkan, maka bank syariah beroperasi
berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan
dan keadilan.
2. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan adalah lembaga perbankan di
Nasional. Bank ini beberapa kali berganti nama dan terakhir kali berganti
nama menjadi Bank Syariah Mandiri pada ta
bernama Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh