• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Status Gizi dan Asupan Lemak Anak Usia 13-15 Tahun di Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Status Gizi dan Asupan Lemak Anak Usia 13-15 Tahun di Ciputat"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN STATUS GIZI DAN ASUPAN LEMAK

ANAK USIA 13-15 TAHUN DI CIPUTAT

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Disusun oleh:

Safira Indriakasia

NIM: 1112103000058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTRAN DAN ILMU

KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)

iii

(4)
(5)

v

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan karunia yang senantiasa tercurahkan kepada penulis. Segala kemudahan, kesehatan, dan kesemangatan senantiasa dilimpahkan oleh-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa, shalawat serta salam penulis haturkan ke jungjungan Nabi Besar Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya yang telah menjadi suri tauladan bagi penulis. Dalam penelitian ini, penulis menyadari bahwa banyak sekali pihak yang turut memberikan bantuan serta dukungan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Arif Sumantri SKM Mkes selaku dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. dr. Sardjana, SpOG (K), SH, Maftuhah, M.Kep, Ph.D, dan Fase Badriah, SKM, Mkes, Ph.D selaku pembantu dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. dr. Achmad Zaki, SpOT, M.Epid selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. dr. Yanti Susanti, Sp.A (K) selaku pembimbing 1 yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan motivasi dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

4. dr. Achmad Luthfi, Sp.B-KBD selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktunya untuk memberi saran dan kritik dalam membantu penulis menyelesaikan penelitian ini.

5. dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS FACS dan dr. Flori Ratna Sari, PhD selaku penanggung jawab riset PSPD 2012 yang telah memfasilitasi penulis untuk melakukan penelitian ini.

6. Mami dan papi atas doa, dukungan, motivasi, saran yang tidak pernah berhenti diberikan untuk penulis baik untuk penelitian ini maupun segala studi yang sedang penulis jalani.

(6)

vi

8. Teman-teman sekelompok, Ica dan Fajr, yang mulai dari perancangan judul, mengolah data hingga sidang selalu bersama-sama, semoga selalu saling menolong hingga sukses nanti.

9. Orang-orang tersayang yang selalu menanyakan kemajuan penelitian ini dan selalu memberikan dukungannya.

10. Seluruh teman sejawat PSPD 2012 yang tidak pernah berhenti memberikan semangat untuk selalu berjuang belajar disini. Semoga setelah tiga tahun bersama membuat kekompakan ini semakin erat hingga menjadi dokter nanti.

Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis berharap mendapatkan saran dan kritik demi kebaikan di kemudian hari. Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga dapat memberikan manfaat di dunia dan akhirat.

Ciputat, 27 September 2015

(7)

vii

vii

ABSTRAK

Safira Indriakasia. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran

Status Gizi dan Asupan Lemak Anak Usia 13-15 Tahun di

Ciputat.

Latar belakang: Status gizi seseorang merupakan gambaran kesehatan sebagai refleksi dari konsumsi pangan. Menurut Riskesdas, prevalensi status gizi kurang pada anak remaja dari tahun 2010 sampai 2013 mengalami kenaikan. Masalah status gizi dari bentuk zatnya dapat disebabkan oleh zat gizi makro, salah satunya yaitu lemak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil kalori terbesar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran status gizi serta asupan lemak pada anak.

Metode: Desain potong lintang dengan metode simple random sampling pada anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, Ciputat tahun 2015. Data yang digunakan menggunakan data primer dan hasil pengukuran antropometri dan wawancara konsumsi makanan dengan Food Frequency Questioner (FFQ). Analisis data menggunakan SPSS 21.

Hasil: Prevalensi status gizi paling tinggi adalah gizi normal yaitu 24 subyek (44.4%) menurut IMT/U. Asupan lemak lebih dimiliki oleh 47 subyek (87%) dan 7 subyek (13%) memiliki asupan lemak normal.

Kesimpulan: Status gizi tertinggi adalah gizi normal dan asupan lemak tertinggi adalah asupan berlebih.

Kata kunci: status gizi, lemak

ABSTRACT

Safira Indriakasia

. Physician Education Courses. Description of

Fat Intake and Nutritional Status of Children Aged 13-15 Years in

Ciputat

.

Background: Nutritional status is a picture of a person's health as a reflection of food consumption. According to Riskesdas, the prevalence of malnutrition status in adolescents from 2010 to 2013 has increased. Nutrition status of a substance can be caused by a form of macro nutrients, one of which is fat that has a function as the largest producer of calories. The purpose of this study is to describe the status of nutrition and fat intake in children.

Methods: Cross sectional design with simple random sampling method was used in children aged 13-15 years in Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, Ciputat 2015. Data used using primary data and the results of anthropometric measurements and food consumption interviews with the Food Frequency Questionnaire (FFQ) and was analyzed by SPSS 21.

Results: The highest prevalence of nutritional status is normal nutrition which was 24 subjects (44.4%) according to BMI / A. Fat intake was owned by 47 subjects (87%) and 7 subjects (13%) had a normal fat intake.

Conclusion: The highest nutritional status was normal nutrition and high fat intake is excessive intake.

(8)

viii

2.1.3 Komponen penyusun ... 8

2.1.4 Sifat ... 10

2.1.5 Pencernaan dan penyerapan ... 10

2.1.6 Metabolisme ... 12

2.2. Status gizi... 14

2.2.1 Definisi ... 14

2.2.2 Penilaian ... 15

2.2.3 Klasifikasi ... 16

2.2.4 Faktor yang mempengaruhi ... 17

2.3. Kerangka Teori dan Konsep ... 19

3.2.2. Waktu Penelitian ... 21

3.3. Sumber data ... 21

3.4. Populasi dan Sampel ... 21

3.5. Kriteria inklusi dan eksklusi ... 22

3.5.1. Kriteria inklusi ... 22

(9)

ix

ix

3.6. Cara Kerja Penelitian ... 23

3.6.1. Pengumpulan data ... 23

3.6.2. Pengolahan dan analisis data ... 24

3.6.3. Penyajian data ... 25

3.6.3. Pelaporan data ... 25

3.7. Identifikasi variabel ... 25

3.8. Etika Penelitian ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sebaran karakteristik subyek ... 27

4.2. Gambaran status gizi... 29

4.3. Gambaran asupan lemak ... 29

4.4. Pembahasan ... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 33

5.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh asam lemak jenuh ... 5

Tabel 2.2 Contoh asam lemak tak jenuh ... 5

Tabel 2.3 Klasifikasi lemak dan minyak berdasarkan sumber ... 6

Tabel 2.4 Fungsi asam lemak esensial ... 7

Tabel 2.5 Asam lemak jenuh ... 9

Tabel 2.6 Klasifikasi status gizi ... 17

Tabel 2.7 Definisi operasional... 20

Tabel 4.1 Sebaran karakteristik subyek ... 28

Tabel 4.2 Sebaran berat badan menurut jenis kelamin ... 28

Tabel 4.3 Sebaran tinggi badan menurut jenis kelamin ... 28

Tabel 4.4 Klasifikasi subyek berdasarkan indikator status gizi ... 29

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Reaksi dehidrasi gliserol ... 8

Gambar 2.2 Hasil oksidasi gliserol ... 8

Gambar 2.3 Penyerapan lemak di sel mukosa usus ... 11

(12)

DAFTAR BAGAN

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kode Etik ...37

Lampiran 2 Lampiran hasil ...38

Lampiran 3 Lembar Informed Concent ...41

Lampiran 4 Food Frequency Quesionnaire ...43

(14)

DAFTAR SINGKATAN

SDM Sumber Daya Manusia

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar

PUFA Poly Unsaturated Fatty Acid

VLDL Very Low Density Lipoprotein

LPL Lipoprotein Lipase

WHO World Health Organization

NCHS National Center for Health Statistic

CDC BB TB BB/U TB/U IMT/U

Centers for Disease Control and Prevention

Berat Badan Tinggi Badan

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang masih berkembang menghadapi tantangan untuk membuat sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat bersaing saat memasuki era globalisasi. Usia anak-anak merupakan salah satu aset Sumber Daya Manusia (SDM) dan merupakan generasi penerus bangsa. Kelangsungan hidup negara Indonesia memiliki keterkaitan pada kualitas anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan dengan memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, serta pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak. Kecukupan asupan gizi sangat berpengaruh pada kecerdasan dan produktivitas kerja manusia.1-3

Kelompok usia sekolah merupakan golongan penduduk yang memiliki masa pertumbuhan yang cepat dan aktif serta harus mendapatkan asupan gizi yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik. Pada masa usia sekolah, anak anak melakukan lebih banyak aktifitas, baik di lingkungan sekolah maupun di luar, sehingga anak-anak membutuhkan energi yang lebih banyak. Status gizi anak yang merupakan tolak ukur kecukupan gizi, sangat penting untuk menilai keadaan pertumbuhan dan staus kesehatannya.2,3,5

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diketahui prevalensi nasional anak usia sekolah usia 6-14 tahun yang status gizi kurus (laki-laki) adalah 13,3%, sedangkan prevalensi nasional status gizi anak usia sekolah kurus (perempuan) adalah 10,9%. Prevalensi Nasional anak usia sekolah gemuk (laki-laki) adalah 9,5%, sedangkan prevalensi Nasional anak usia sekolah gemuk (perempuan) adalah 6,4%.3,5

(16)

refleksi dari konsumsi pangan dan penggunaannya oleh tubuh.1,3,4

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal dapat diperoleh apabila tubuh mendapatkan zat gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, serta kesehatan dan daya tahan tubuh. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan zat gizi esensial. Status gizi lebih, dapat terjadi apabila konsumsi zat gizi memiliki jumlah yang berlebihan yang dapat menimbulkan efek toksisitas dan membahayakan tubuh. Asupan gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh akan membantu pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dengan asupan makanan dapat menimbulkan masalah gizi.3-5

Masalah gizi dari sudut bentuk zatnya dapat berupa masalah gizi makro dan masalah gizi mikro. Hasil kajian menunjukkan kisaran distribusi energi gizi makro dari pola konsumsi penduduk Indonesia berdasarkan analisis data Riskesdas 2010 adalah 9-14% energi protein, 24-36% energi lemak, dan 54-63% energi karbohidrat. Nilai yang diharapkan untuk memenuhi distribusi energi, yaitu 5-15% energi protein, 25-55% energi lemak, dan 40-60% energi karbohidrat tergantung usia atau tahap tumbuh kembang. 3,5

Tersedianya lemak dalam tubuh memiliki banyak fungsinya, salah satu fungsi lemak yang penting adalah sebagai penghasil energi tubuh terbesar dari makro nutrien lain karena setiap gram lemak menghasilkan sekitar 9 kalori. Lemak yang berlebih dalam tubuh disimpan dalam jaringan adiposa sebagai energi potensial. Apabila tubuh kekurangan lemak, ketersediaan energi dalam tubuh berkurang. Energi yang harus tetap terpenuhi akan menimbulkan terjadinya katabolisme protein dan cadangan lemak dalam tubuh juga akan semakin berkurang.2,4,5

(17)

3

diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam pencegahan dan penanganan masalah gizi serta asupan lemak.

1.2. Rumusan Masalah

Uraian ringkas latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana status gizi anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, Ciputat tahun 2015?

2. Bagaimana asupan lemak dari makanan yang diperoleh anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah , Ciputat tahun 2015?

1.3. Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum Penelitian

Mengetahui status gizi anak sekolah usia 13-15 tahun dan asupan lemak dari makanan sebagai salah satu upaya pencegahan penanganan masalah gizi.

1.4.2 Tujuan Khusus Penelitian

1. Mengetahui sebaran karakteristik anak sekolah usia 13-15 tahun berdasarkan usia dan jenis kelamin di Ciputat tahun 2015.

2. Mengetahui sebaran status gizi anak usia 13-15 tahun berdasarkan indikator

BB/U, TB/U, dan IMT/U di Ciputat tahun 2015.

3. Mengetahui sebaran asupan lemak dari makanan pada anak usia 13-15 tahun di Ciputat tahun 2015.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat antara lain:

1.5.1 Manfaat bagi masyarakat

(18)

2. Memberi masukan dalam bidang pelayanan kesehatan mengenai status gizi dan asupan lemak anak usia 13-15 tahun.

3. Memberi masukan positif bagi pihak tempat terkait di Ciputat dalam evaluasi status gizi.

1.5.2 Manfaat bagi peneliti

1. Sebagai pemenuhan tugas kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negri Jakarta.

2. Sebagai sarana pelatihan dan pembelajaran melakukan suatu penelitian dalam bidang kesehatan

3. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu gizi, ilmu kesehatan anak dan ilmu kedokteran komunitas untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat. 4. Meningkatkan kemampuan berfikir analitis dan sistematis dalam

(19)

5 dietil eter, dan karbon tetraklorida. Golongan lipid sederhana seperti lemak merupakan sumber energi yang efisien, pelarut vitamin yang tidak larut air, serta sumber asam lemak esensial.Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut non polar karena mempunyai polaritas yang sama dengan pelarutnya. 6,7

2.1.1 Klasifikasi Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan beberapa penggolongan yaitu:

1. Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap): a. Asam lemak jenuh

Tabel 2.1 Contoh asam lemak jenuh

Nama asam Struktur Sumber

Butirat CH3(CH2)2CO2H lemak susu

Palmitat CH3(CH2)14CO2H lemak hewani dan nabati Stearat CH3(CH2)16CO2H lemak hewani dan nabati

(Sumber : Organic Chemistry, 2003)8

b. Asam lemak tak jenuh

Tabel 2.2 Contoh asam lemak tak jenuh

Nama asam Struktur Sumber

Palmitoleat CH3(CH2)5CH= CH(CH2)7CO2H Lemak hewani dan nabati Oleat CH3(CH2)7CH= CH(CH2)7CO2H Lemak hewani

dan nabati Linoleat 3(CH2)4CH= CHCH2CH= CH(CH2)7CO2H Minyak nabati Linolenat CH3CH2CH= CHCH2CH=CHCH2=

CH(CH2)7CO2H

Minyak biji rami

(Sumber : Organic Chemistry, 2003)8

(20)

biasanya berwujud padat. Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak yang memiliki lebih dari satu ikatan dua tidak lazim, terutama pada minyak nabati disebut trigliserida tak jenuh ganda yang cenderung berbentuk minyak.6-8

2. Berdasarkan sumbernya

Tabel 2.3 Klasifikasi lemak dan minyak berdasarkan sumber

Sumber Keterangan

Berasal dari tanaman (minyak nabati)

 Biji-biji palawija

minyak jagung dan biji kapas  Kulit buah tanaman

minyak zaitun dan minyak kelapa sawit  Biji tanaman

kelapa, coklat, dan inti sawit Berasal dari hewan (lemak

hewani)

 Lemak susu sapi

 Lemak sapi dan oleosterin

 Minyak ikan sarden dan minyak ikan paus

(Sumber : Pengantar Kimia, 2009)6

2.1.2 Fungsi lemak

1. Penghasil energi

Sebagai sumber energi yang pekat, 1 gram lemak memberikan 9 kalori (2 1/4 x energi yang dibebaskan dari 1 gram protein maupun 1 gram karbohidrat). Energi yang berlebihan dalam tubuh akan disimpan dalam jaringan adiposa sebagai energi potensial. Lemak adiposa tersimpan dalam jaringan di bawah kulit/

sub cutaneous tissue sebanyak 50%, sekeliling alat tubuh dalam rongga perut sebanyak 45%, dan dalam jaringan bagian dalam otot/intra muscular tissues

sebanyak 5%.8,9

(21)

7

2. Pembentuk struktur tubuh

Cadangan lemak normal yang berada di bawah kulit dan seluruh tubuh berfungsi sebagai pelindung dan penunjang letak organ-organ tubuh. Lemak di bawah kulit (subcutaneous fat) akan melindungi kehilangan panas tubuh melalui kulit dan juga berfungsi untuk mengatur suhu tubuh. 8,9

3. Penghasil asam lemak esensial

Asam lemak esensial (essential fatty acid) adalah asam lemak yang tidak dapat dibentuk tubuh dan tersedia dari luar tubuh yaitu berasal dari makanan. Asam lemak esensial yang memegang peranan penting bagi tubuh adalah linoleat, linolenat, dan arakhidonat. Ketiganya mengandung ikatan rangkap lebih dari satu yang termasuk dalam kelompok asam lemak tak jenuh ganda poly unsaturated fatty acid (PUFA). 6-8

Tabel 2.4 Fungsi asam lemak esensial

Asam lemak Struktur Peranan biologis Sumber

Linoleat 18 C

(Sumber : Biokimia Kedokteran Dasar, 2000)7

4. Pembawa vitamin larut lemak

Vitamin A, D, E, dan K membutuhkan media yang mengandung lemak untuk dapat dipergunakan tubuh. 7

5. Fungsi lemak lainnya7,8 :

a. Sebagai pelumas anatara persendian dan membantu pengeluaran sisa makanan. b. Beberapa macam lemak seperti lesitin berfungsi sebagai pengemulsi yang akan

membantu mempermudah transpor substansi lemak melalui mebran sel.

c. Asam lemak berfungsi sebagai prekursor prostaglandin yang berperan dalam pengaturan tekanan darah, denyut jantung, dan lipolisis.

(22)

2.1.3 Komponen penyusun lemak

Komponen-komponen atau unit penyusun lemak adalah gliserol dan asam-asam lemak.

1. Gliserol atau gliserin

Gliserol, gliserin, atau 1,2,3-propanatriol merupakan alkohol jenuh dan alkohol primer / alkohol sekunder. Dalam suhu kamar, gliserol berupa zat cair yang tidak berwarna, kental, netral terhadap lakmus, serta dalam keadaan murni memiliki sifat higroskopis. Gliserol dapat bercampur dengan air tetapi tidak larut dalam karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, karbon disulfida, dan benzena.6,7,9

Gambar 2.1 Reaksi dehidrasi gliserol

(Sumber : Pengantar Kimia, 2009)6

Dehidrasi gliserol terjadi karena penambahan kalium hidrogen sulfat pada suhu tinggi. Hasil dehidrasi berupa aldehida alifatik tak jenuh yang disebut akroleina atau propenal yang sering digunakan untuk mengidentifikasi gliserol walaupun tidak spesifik. Gliserol dapat mencegah terbentuknya endapan pada reaksi antara tembaga sulfat encer dan natrium hidroksida encer yang disebabkan oleh terbentuknya senyawa kompleks yang larut. Hasil oksidasi gliserol tergantung pada kekuatan oksidator yang digunakan. Oksidator lemah akan menghasilkan gliseraldehida, sedangkan oksidator kuat akan membentuk asam gliserat. 6,7

Gambar 2.2 Hasil-hasil oksidasi gliserol

(23)

9

Manfaat gliserol adalah sebagai bahan dasar untuk sintesis senyawa organik, laksansia atau pencahar, antiseptik pada konsentrasi 25%, serta dapat digunakan juga sebagai vaksin dan fermen.6,9

2. Asam lemak

Asam lemak atau asam monokarboksilat memiliki rantai karbon yang tidak bercabang dan radikal karboksilnya berada di ujung rantai karbon genap. Asam lemak dalam tubuh manusia mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam lemak dapt berupa asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Lipid sederhana dan lipid majemuk mempunyai unit penyusun asam lemak.6,7,9

a. Asam lemak jenuh

Asam lemak jenuh (saturated fatty acids) tidak mempunyai ikatan rangkap dalam struktur kimianya dan merupakan unit penyusun lemak pada manusia atau hewan. Ada beberapa asam lemak jenuh yang larut dan tidak larut dalam air. Kelarutanya dalam air semakin berkurang dengan bertambahnya jumlah atom karbon penyusunnya. Asam lemak jenuh tidak larut dalam air. 6,7

Tabel 2.5 Asam lemak jenuh

(Sumber : Biokimia Kedokteran Dasar, 2000)7

b. Asam lemak tak jenuh

(24)

2.1.4 Sifat-sifat lemak

Lemak murni memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Lemak tumbuh-tumbuhan yang berwarna dapat disebabkan oleh adanya pigmen asalnya, seperti karoten, xantofil, tokoferol, atau klorofil. Karoten dan xantofil dapat memberikan warna kuning, tokoferol yang telah mengalami oksidasi dapat menimbulkan warna coklat, sedangkan klorofil dapat menyebabkan warna hijau. Ada beberapa pigmen yang memberikan warna pada lemak hewan dan lemak yang terdapat pada telur, yaitu proses oksidasi atau proses hidrolisis yang juga dapat menyebabkan rasa dan bau lemak menjadi tidak enak.6,7

Lemak-lemak netral yang memiliki asam lemak penyusunnya memiliki rantai karbon yang panjang, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak yang baik seperti benzena, kloroform, dan dietil eter. Dalam keadaan dingin, kelarutan lemak dalam etanol dan aseton sangat rendah, tetapi dalam keasaan panas kelarutannya cukup besar. Semua lemak kecuali lemak yang asam lemak penyusunnya mempunyai gugus hidroksil bebas, dapat larut dalam petroleum eter. Lemak dengan bermolekul kecil, misalnya tributirin dapat larut dalam air.7-9

Titik lebur (melting point) lemak rendah, tetapi lebih tinggi dari suhu saat menjadi padat kembali (setting point). Tristearin yang murni dapat mencair pada suhu 71,5oC dan padat kembali pada suhu 52,5oC. Panjang dan pendeknya rantai karbon asam-asam lemak penyusun juga mempengaruhi titik lebur lemak. Makin panjang rantai karbon asam lemak penyusunnya, makin tinggi titik lebur lemak tersebut. Titik lebur lemak juga dipengaruhi oleh jumalah ikatan rangkap asam lemak penyusunnya. Makin banyak ikatan rangkapnya, makin rendah titik lebur lemak tersebut. Titik lebur lemak juga dipengaruhi oleh keisomeran geometrik asam lemak penyusunnya. Apabila asam lemak penyusunnya mempunyai bentuk

cis, titik leburnya akan lebih rendah dibandingkan dengan yang berbentuk trans.6,7

2.1.5 Pencernaan dan penyerapan lemak

(25)

11

ester-esternya dalam jumlah yang kecil. Dalam mulut tidak terjadi pencernaan lemak karena tidak terdapat enzim lipase yang mengatalis proses hidrolisisnya. Dalam lambung terdapat lipase lambung, tetapi enzim ini hanya mampu mencerna lemak yang mempunyai rantai pendek, misalnya lemak mentega. Pencernaan lemak secara enzimatik yang sebenarnya terjadi di dalam usus halus akibat pengaruh enzim steapsin, yaitu enzim lipase yang berasal dari pankreas. Garam garam empedu, seperti natrium taurokolat dan natrium glikokolat yang masuk ke dalam usus dapat membantu proses emulsifikasi lemak.6-8

Lemak yang tidak larut dalam air, terdispersi menjadi butiran-butiran lemak berukuran kecil sehingga mudah diserang oleh enzim lipase yang larut dalam air. Akibat pengaruh lipase pankreas, butiran-butiran lemak tersebut akan mengalami hidrolisis menjadi digliserida, monogliserida, gliserol, dan asam lemak.6-8

Gambar 2.3 Langkah-langkah penyerapan lemak dalam sel-sel mukosa usus

(Sumber : Biokimia Kedokteran Dasar, 2000)7

(26)

lipoprotein yang disebut kilomikron. Kilomikron ditransfer ke aliran darah melalui sistem limfa untuk di bawa ke hati dan jaringan adiposa.6,7,9

Lemak pada jaringan adiposa berperan untuk menyediakan energi, melindungi organ vital terhadap gangguan mekanik, sebagai isolator sehingga panas tubuh tidak banyak keluar dan sebagai bantalan bagi alat-alat tubuh, seperti misalnya ginjal dan mata. Selain dari lemak makanan, lemak yang terdapat di hati juga dapat diperoleh dari karbohidrat atau protein melalui reaksi biosintesis yang rumit. Lemak hati dapat mengalami perubahan melalui jalan yang panjang menjadi Asetil-KoA, kemudian masuk ke dalam siklus Krebs dan rantai pernapasan sehingga diperoleh energi.7,9

2.1.6 Metabolisme lemak

Sebagian besar lemak yang terdapat di dalam tubuh akan masuk ke dalam kategori asam lemak dan triasilgliserol, gliserofosfolipid, sfingolipid, eikosneoid, kolesterol, garam empedu, dan hormon steroid, serta vitamin larut lemak. Lemak-lemak ini memiliki fungsi dan struktur kimia yang sangat beragam namun memiliki sifat yang sama yaitu relatif tidak larut dalam air.7,8

Asam lemak, yang disimpan sebagai triasilgliserol berfungsi sebagai bahan bakar dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Gliserofosfolipid dan sfingolipid yang mengandung asam-asam lemak ester, ditemukan pada membran dan dalam lipoprotein darah di antara komponen lemak struktur-struktur tersebut dengan air disekelilingnya. Lemak-lemak membran ini memberntuk sawar hidrofobik di antara kompartemen-kompartemen subselular serta antara konstituen-konstituen sel dan lingkungan ekstrasel. Asam lemak polyunsaturated

yang mengandung 20 karbon membentuk elkosanoid. Lipid seperti ini mengatur banyak proses di dalam sel.7,9

(27)

13

Vitamin larut lemak adalah lemak yang berperan dalam aneka ragam fungsi seperti penglihatan, pertumbuhan, dan diferensiasi (vitamin A), pembekuan darah (vitamin K), pencegahan kerusakan oksidatif pada sel (vitamin E), dan metabolisme kalsium (vitamin D).Triasilgliserol yang merupakan lemak utama dalam makanan dicerna di dalam lumen usus. Produk-produk pencernaan tersebut diubah kembali menjadi triasilgliserol di dalam sel epitel usus, lalu dikemas dalam lipoprotein yang dikenal sebagai kilomikron dan disekresikan ke dalam limfe. Akhirnya kilomikron masuk ke dalam darah dan berfungsi sebagai salah satu lipoprotein utama dalam darah.7,9

Lipoprotein berdensitas sangat rendah/ Very Low Density Lipoprotein,

(VLDL) dibentuk di hati, terutama dari karbohidrat makanan. Lipogenesis merupakan proses perubahan glukosa menjadi asam lemak, yang kemudian mengalami esterifikasi ke gliserol untukk membentuk triasilgliserol yang terkemas dalam VLDL dan disekresikan keluar hati.6-8

Triasilgliserol pada kilomikron dan VLDL dicerna oleh lipoprotein lipase (LPL), suatu enzim yang melekat pada sel endotel kapiler. Asam-asam lemak yang dibebaskan kemudian diserap oleh otot dan jaringan lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan air untuk menghasilkan energi. Setelah makan, asam-asam lemak ini diserap oleh jaringan adiposa dan disimpan sebagai triasilgliserol.7,9

Gambar 2.4 Metabolisme triasilgliserol dalam keadaan kenyang.

(28)

2.2 Status gizi

2.2.1 Pengertian status gizi

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk

anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga

didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara

kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diet.10,12

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif.10-12

Menurut Depkes RI 2002, status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan.11,13

Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia adalah World Health Organization – National Centre for Health Statistic (WHO-NCHS). Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat : Pertama, gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua, gizi baik untuk well nourished. Ketiga, gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderat, kurang energi protein (KEP). Keempat, gizi buruk untuk severe KEP, termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor, dan kwasiorkor.12,14

(29)

15

2.2.2 Penilaian status Gizi

Menurut penelitian Supariasa tahun 2001, penilaian gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penelitian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. 1. Antropometri

Antropometri adalah ukuran tubuh manusia, apabila ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan gizi. Penggunaan antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan tersebut terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. 11,12,14

Dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat mengukur beberapa parameter seperti umur, berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit. Indeks antropometri yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TT/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan (BB) juga merupakan parameter antropometri yang sangat labil dalam keadaan normal, apabila kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi serta kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan akan berkembang mengikuti pertambahan umur.14,15 2. Klinis

(30)

kekurangan zat gizi. Metode ini juga dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisis atau riwayat penyakit.13,15

3. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh antara lain darah, urin, feses, hati, dan otot. Metode ini juga dapat dijadikan sebuah peringatan akan keadaan malnutrisi yang lebih buruk dan bagi gejala klinis yang kurang spesifik dapat pula ditentukan kekurangan gizi yang spesifik dengan menggunakan metode ini.13,15

4. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik dengan menggunakan tes adaptasi gelap.12,13

Penilaian status gizi tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu survey konsumsi makanan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi, statistik vital dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, dan faktor ekologi dengan melihat hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya.14,15

2.2.3 Klasifikasi status gizi

Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/TB), untuk mengetahui pertumbuhan normal US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan the National Center for Health Statistic (NCHS) membuat grafik pertumbuhan yang memiliki klasifikasi berdasarkan berat dan tinggi berdasarkan umur dan jenis kelamin serta indeks masa tubuh.13,15,16

(31)

17

Besar atau rendahnya persentil tidak menunjukkan adanya masalah pada status gizi.14-16

Grafik WHO 2006 adalah grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun. Penentuan status gizi menggunakan cut off z score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun dan persentase berat badan ideal sesuai kriteria Waterlow untuk anak di atas 5 tahun. Klasifikasi BB dan TB dapat digunakan kriteria Waterlow tetapi untuk IMT hanya diklasifikasikan menurut persentil.13,14

Table 2.6 Klasifikasi status gizi

Kategori (%) (persentil)

(Sumber : Nutrisi Pediatrik , 2011)14

Grafik WHO 2006 digunakan untuk usia 0-5 tahun karena mempunyai keunggulan metodologi dibandingkan CDC 2000. Untuk usia di atas 5 tahun hingga 18 tahun digunakan grafik CDC 2000 dengan pertimbangan grafik WHO 2007 tidak memiliki grafik BB/TB dan data dari WHO 2007 merupakan

smoothing NCHS 1981.13,14

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi

Status gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi balita baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Tingkat pendidikan orang tua

(32)

(2006) melalui uji korelasi Spearman, menunjukkan adanya hubungan positif dan sangat signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita. 12,14,15

2. Penyakit infeksi

Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang buruk dapat mempermudah terkena penyakit infeksi, sehingga penyakit infeksi dengan keadaan gizi merupakan suatu hubungan timbal balik. Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh faktor agent (penyebab infeksi), host (induk semang), dan

route of transmission (jalannya penularan). Faktor agen penyebab penyakit infeksi antara lain virus, bakteri, jamur, riketsia, dan protozoa. Berbagai agen infeksi tersebut akan menyebabkan seseorang mengalami penyakit-penyakit infeksi seperti influenza, cacar, thypus, disentri, malaria, dan penyakit kulit seperti panu. Suatu penyakit infeksi juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri, tergantung dari kekebalan atau resistensi orang yang bersangkutan. Penyakit infeksi ini merupakan penyakit yang menular dan penularan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.16,17

3. Pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga adalah penghasilan orang tua setiap bulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Isnansyah (2006) melalui uji korelasi

Spearman menunjukkan adanya hubungan yang positif dan sangat signifikan antara pendapatan keluarga dengan status gizi. Pendapatan yang rendah berpengaruh terhadap asupan makanan yang dikonsumsi karena penghasilannya terbatas. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan status gizi. Semakin besar pendapatan keluarga maka semakin baik status gizi balita dan sebaliknya. Analisis Chi-square

(33)
(34)

Tabel 2.7 Definisi Operasional No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala

Ukur

Hasil Ukur

1 Status gizi Ukuran kecukupan asupan gizi seseorang

yang diukur

berdasarkan persentil berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi

Ordinal Gizi normal (90-110%/ P5-P85), status gizi

2 Tinggi badan Rata-rata hasil dua kali pengukuran dari panjang badan subyek yang diukur dari puncak kepala sampai mata kaki pada saat

Ordinal Hasilnya dinyatakan dalam centimeter

(cm).

3 Berat Badan Rata-rata hasil dua kali pengukuran dari massa

Ordinal Hasilnya dinyatakan dalam kilogram (kg)

4 Usia Selisih dari tanggal pengambilan data primer dengan tanggal lahir yang dinyatakan dalam bentuk bulan

(35)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain potong lintang dengan menggunakan data primer untuk mengetahui status gizi anak sekolah usia 13-15 tahun serta asupan lemak dari makanan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 13-16 April 2015 3.2.2. Tempat Penelitian

Pengolahan data dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jl. Kertamukti No. 05, Pisangan Ciputat 15419, Tangerang Selatan. Pengambilan data dilakukan di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Jl. Kertamukti, Pisangan Ciputat 15419, Tangerang Selatan.

3.3. Sumber data

Data yang digunakan adalah data primer dari hasil pengukuran antropometri dan wawancara konsumsi makanan dengan menggunakan metode

Food Frequency Questioner (FFQ) pada subyek. FFQ yang digunakan sudah tervalidasi dan sering digunakan oleh penelitian mengenai gizi.

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian ini, sampel yang digunakan oleh peneliti adalah anak-anak usia 13-15 tahun yang sekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, Tangerang Selatan pada tahun 2015.

(36)

Besar sampel (n) dapat ditentukan dengan rumus :

n = Zα2

×p×q d2

n = besar sampel

Za = 1,96 (deviat baku normal untuk a=0,05)

p = proporsi subyek yang memiliki status gizi kurang bernilai = 11,1% q =1-p = 0, 889

d = ketetapan absolut yang dikehendaki = 8,5%

n = (1.96)2 x 0.111 x 0.889 = 52,46 ~ 52 (0.085)2

Jadi, sampel minimal yang dibutuhkan adalah sebanyak 52 anak-anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, Tangerang Selatan.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1. Kriteria Inklusi

Kriteria subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah i. Anak usia 13-15 tahun laki laki dan perempuan

ii. Bersekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, Tanggerang Selatan tahun 2015

iii. Sampel bersedia mengikuti penelitian

iv. Orang tua memberikan izin mengikuti penelitian

3.5.2. Kriteria Eksklusi

Kriteria subyek eksklusi adalah setiap anak uasia 13-15 tahun adalah i. Sakit saat pengambilan data

ii. Sedang menjalani ujian saat dilakukan pengambilan data iii. Menderita penyakit berat seperti kanker, edema,

(37)

23

iv. Menderita penyakit kelainan tulang sehingga tinggi badan sulit diukur.

3.6. Cara Kerja

3.6.1. Pengumpulan data

3.6.1.1. Data umum

Pengumpulan data umum didapatkan dari data yang dimiliki oleh sekolah yaitu meliputi usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, dan tingkatan kelas anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, Tangerang Selatan. Data tersebut diperoleh dengan mewawancarai sampel sebelum penelitian dilakukan.

3.6.1.2. Data Antropometri

a. Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan dilakukan sebanyak dua kali dengan alat GM-TD 150 yang ditempatkan di dinding yang rata pada ketinggian tertentu. Data berat badan yang dimasukkan adalah rata-rata dari hasil dua kali pengukuran. Anak diminta melepas sepatu lalu bersandar di dinding dengan kedua kaki dirapatkan. Punggung, pantat, dan tumit kaki menempel pada dinding, dengan kepala dan pandangan lurus ke depan dan badan tegak. Alat ditarik ke bawah hingga menyentuh kepala/ubun anak. Lalu membaca angka pada alat dan catat. Meminta anak turun dahulu untuk mengukur tinggi badan yang kedua lalu lakukan cara yang sama kemudian dicatat.18,19

b. Pengukuran Berat Badan

(38)

3.6.1.3. Data wawancara Konsumsi Makanan

Wawancara konsumsi makanan dilakukan dengan metode Food Frequency Questioner (FFQ) yang telah tervalidasi. Dari metode tersebut didapatkan data mengenai pola dan jumlah asupan makanan selama periode harian, mingguan, serta bulanan. Wawancara ini dibantu dengan food model untuk memudahkan subyek memberikan gambaran mengenai besar asupan makanannya. Wawancara berlangsung sekitar 20 – 30 menit untuk setiap anak.

3.6.2. Pengolahan dan Analisis Data

3.6.2.1. Pengolahan Data Antropometri

Data yang didapatkan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan dimasukkan dan dianalisis ke dalam kurva CDC 2000 menurut umur. Selisih dari tanggal lahir dan tanggal penelitian akan didapatkan data usia subyek dalam hitungan bulan. Hasil interpretasi kurva CDC 2000 diperoleh persentil BB/U, TB/U, dan IMT/U. Setelah itu dilakukan perhitungan persen menurut kriteria

Watelow untuk BB dan TB. Cara perhitungannya yaitu menggunakan rumus: BB/TB subyek x 100%

BB/TB persentil 50

Klasifikasi IMT tidak menggunakan kriteria Waterlow karena grafik IMT digunakan untuk menentukan adanya obesitas. Data persen dan persentil tersebut dimasukkan ke dalam analisis statistik untuk menentukan status gizi subyek. Status gizi dianggap baik jika berada pada rentang 90-110% dan P5-P85.14,15

3.6.2.2. Pengolahan Data Wawancara Konsumsi Makanan

(39)

25

per hari dari penelitian ini dikali 9, lalu dibagi dengan total asupan kalori dikali 100%. Hasil dimasukkan ke dalam analisis statistik dan ditentukan tingkat asupan lemak berdasarkan persen AKL dari asupan total kalori. Asupan lemak dianggap baik jika pada laki laki diperoleh lebih dari 83 gram dan pada perempuan lebih dari 71 gram dan memenuhi 20-25% dari total asupan kalori perhari.17,20

3.6.2.3. Analisis Statistik

Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan SPSS 21.0. Analisis data meliputi:

a. Analisis univariat

Analisis univariat meliputi penghitungan proporsi variabel dalam bentuk persentase dan uji normalitas. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov test dilakukan untuk sebaran umur, berat badan, tinggi badan, asupan lemak dan status gizi (berdasarkan persentil BB/U, TB/U dan IMT/U). Apabila p > 0,05 maka data memiliki distribusi normal sehingga dituliskan dalam bentuk mean ± SD. Sedangkan apabila p < 0,05 maka data memiliki distribusi tidak normal sehingga dituliskan dalam bentuk median (min-max).

3.6.3. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel dan disertai dengan penjelasan deskriptif dan dilaporkan sebagai skripsi.

3.6.4. Pelaporan Data

Data dan hasil analisis dilaporkan dalam bentuk makalah laporan penelitian yang kemudian dipresentasikan di depan penguji dari modul riset.

3.7. Identifikasi variabel

(40)

3.8. Etika penelitian

1. Penelitian ini telah mendapat izin etik dari pembimbing etik modul riset. 2. Responden sudah mendapat penjelasan singkat mengenai penelitian yang

(41)

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sebaran Karakteristik Subyek

Penelitian ini dilakukan dengan subyek penelitian sebanyak 54 anak usia 13-15 tahun yang mengikuti pendidikan formal di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, Ciputat pada tahun 2015. Jumlah seluruh sampel yang diambil yaitu sebanyak 56 anak seluruhnya diikutsertakan dalam pengolahan data, 2 sampel pada penelitian tidak diikutsertakan melanjutkan penelitian karena usia kurang dari 13 tahun. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan presisi sebesar 8,5%. Peneliti tidak memakai nilai presisi sebesar 5% karena mengacu pada besar sampel yang diinginkan dengan pertimbangan waktu menyangkut pada pengambilan data sampel di lapangan.

Pada pengambilan data, subyek diwawancara dengan menggunakan FFQ dengan menanyakan frekuensi asupan setiap bahan makanan perharinya dalam 1 bulan terakhir. Kekurangan pada penelititan ini adalah subyek tidak dapat mengingat pasti berapa banyak jumlah asupan setiap makanan yang pernah dikonsumsi.

Besarnya jumlah asupan makanan yang dikonsumsi di perkirakan menurut

(42)

Tabel 4.1 Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin dan usia (n=54)

Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 21 37,5

Perempuan 35 62,5

Usia

13 tahun 36 66,7

14 tahun 18 33,3

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa pada penelitian ini jumlah subyek perempuan lebih banyak dari laki-laki yaitu sebesar 35 subyek (62,5%) dari 54 sampel yang diteliti. Subyek yang memiliki umur 13 tahun adalah 36 subyek (66,7%) yang jumlahnya lebih banyak daripada subyek yang memiliki umur 14 tahun yaitu sebesar 18 subyek (33,3%).

Tabel 4.2 Sebaran berat badan berdasarkan jenis kelamin

Berat badan (kg)

Laki-laki (median) 52,22(+33,4 - 121,8) Perempuan (mean) 48,35 (+ 1,4)

Tabel 4.3 Sebaran tinggi badan badan berdasarkan jenis kelamin

Tinggi badan (cm)

Laki-laki (mean) 165,5 (+ 1,9) Perempuan (mean) 154,82(+ 1,1)

(43)

29

4.2. Status Gizi

Tabel 4.4 Klasifikasi subyek berdasarkan indikator status gizi (n = 54)

Klasifikasi indikator status gizi Jumlah (n) Persentase (%) Status gizi berdasarkan BB/U

Hasil sebaran terbesar dari tabel 4.4 berdasarkan indikator status gizi menurut BB/U adalah 21 subyek (38,9% dari total sampel) memiliki status gizi baik yaitu berada dalam rentang 90-110%, status gizi menurut TB/U sebanyak 50 subyek (92,6% dari total sampel) memiliki tinggi badan normal, dan menurut IMT/U sebanyak 41 subyek (75,9% dari total subyek) memiliki status gizi baik.

4.3. Asupan Lemak

Tabel 4.5 Sebaran subyek menurut tingkat asupan lemak (n = 54) Tingkat asupan lemak Jumlah (n) Persentase (%)

Lebih (>25%) 47 87

Cukup (20-25%) 7 13

(44)

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa dari 54 subyek tidak ada satu pun yang memiliki asupan lemak kurang, sedangkan sebaran terbanyak ada pada 47 subyek (87% dari total sampel) yang memiliki asupan lemak lebih. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan di Semarang tahun 2013 pada anak usia 13-15 tahun sebanyak 94 subyek dengan desain potong lintang yang diperoleh dari food recall

24 jam, memberikan hasil bahwa anak di perkotaan dan pedesaan memiliki prevalensi tertinggi pada asupan lemak lebih yaitu lebih dari 50% subyek. 25

4.4. Pembahasan

Penelitian lain yang dilakukan di Semarang tahun 2013, memiliki sebaran jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebesar 39 subyek (79%) dan pada usia 13 tahun sebesar 39 subyek (79,6%).

Berbeda dengan penelitian ini yang memiliki prevalensi obesitas dan gizi lebih menurut IMT/U sebesar 13% dan 9,3%, penelitian lain yang telah dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2012 memberikan hasil prevalensi overweight dan obesitas yang tidak berbeda jauh yaitu sebesar 14,9% dan 16,9% dengan menggunakan pengukuran IMT/U. Penelitian tersebut menggunakan sampel sebanyak 3355 pada anak usia 2-19 tahun dengan mengkategorikan status gizi berdasarkan persentil. Perbedaan yang terjadi dapat disebabkan karena jumlah sampel pada penelitian ini yang lebih sedikit.21

Penelitian lain yang dilakukan secara potong lintang terhadap anak-anak usia 2-19 tahun di AS tahun 2011-2012 dengan jumlah sampel 9120, menetapkan IMT diatas persentil 95 berdasarkan jenis kelamin kurva CDC 2000 menurut indikator IMT/U sebagai kategori obesitas. Hasil yang didapatkan adalah prevalensi obesitas sebesar 16,9% pada anak 2-19 tahun dan 34,9% pada orang dewasa usia lebih dari 20 tahun. Tidak terdapat perbedaan prevalensi yang signifikan pada penelitian yang dilakukan di Amerika pada tahun 2003-2004 dengan tahun 2011-2012. Prevalensi obesitas pada penelitian ini adalah 13% angka tersebut lebih kecil daripada penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat.22

(45)

31

penelitian adalah murid SLTP usia 11-15 tahun sebanyak 300 subyek dengan desain potong lintang. Pada penelitian tersebut didapatkan prevalensi status gizi normal menurut indikator IMT/U sebesar 84,3% dan TB/U sebesar 65,7%. Sama halnya dengan penelitian ini, menurut BB/U, TB/U, dan IMT/U prevalensi tertinggi menurut penelitian Rosmalina Y adalah status gizi normal dan tinggi badan normal, sedangkan prevalensi terendah adalah status gizi buruk dan tinggi badan pendek.23

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Semarang pada tahun 2012, status gizi disebabkan oleh beberapa faktor. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa status gizi dapat dipengaruhi oleh status ekonomi yang berhubungan dengan pemenuhan bahan makanan setiap harinya yang dapat mempengaruhi status gizi. Selain itu faktor lain yang berpengaruh adalah pengetahuan gizi sehingga berdampak pada sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang berujung pada status gizi individu. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Pembangunan yang memiliki latar belakang status ekonomi keluarga menengah keatas sehingga pemenuhan dan perilaku dalam pemilihan konsumsi bahan makanan setiap harinya baik oleh karena itu pada penelitian ini diperoleh prevalensi tertinggi status gizi normal.24

Penelitan di Amerika tahun 2008 terhadap 314 anak ras Afrika usia 11-14 tahun. Penelitian tersebut memiliki hasil yang sama dengan penelitian ini yaitu prevalensi terbesar berada pada asupan lemak berlebih sebesar 77% subyek. Berbeda dengan penelitian ini, angka kecukupan gizi asupan lemak yang digunakan pada penelitian tersebut sebesar 40-50% dari total kalori perharinya. 26

Penelitian lain yang dilakukan di Pakistan pada tahun 2014 terhadap 11.237 anak usia 6-16 tahun memiliki hasil yang berbeda. Penelitian tersebut menggunakan desain potong lintang dengan multistage stratified sampling.

Asupan makanan sehari hari diperoleh dengan menggunakan food recall 24 hours. Asupan lemak pada sampel yang diteliti menggunakan angka kecukupan gizi lemak sebesar 18-32%. Bertolak belakang dengan penelitian ini, sebaran asupan lemak pada sampel yang diteliti adalah rendah. 27

(46)
(47)

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Rata-rata anak sekolah berusia 13 tahun. Subyek perempuan lebih banyak dari

subyek laki-laki.

2. Status gizi berdasarkan persentil BB/U, TB/U, dan IMT/U memiliki prevalensi

terbanyak pada status gizi normal.

3. Tingkat asupan lemak terbanyak adalah asupan lebih.

5.2. Saran

1. Anak yang memiliki status gizi normal tetap diedukasi mengenai pola hidup sehat karena ada anak yang memiliki status gizi normal tetapi asupan lemak lebih. 2. Anak yang memiliki status gizi berlebih diedukasi untuk melakukan aktivitas fisik

serta mengatur pola makan dan asupan makan sesuai dengan jumlah dan frekuensi optimal bagi anak usia 13-15 tahun.

3. Anak yang memiliki status gizi kurang diedukasi mengenai pemenuhan asupan makanan yang bergizi dan cukup serta bahaya dari gizi buruk.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

1. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia; 2013. h. 209-23. 2. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia; 2010. h. 50.

3. Mitayani, Sartika W. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : PT.Trans Info Media; 2010. h.15-9.

4. Sunarti E. Mengasuh dengan Hati. Jakarta : Elex Media Komputindo; 2004. h. 61-3.

5. Sulistyoningsih, Hariyani. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. h. 91-7.

6. Sumardjo D. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC ; 2009. h. 263-82.

7. Mark, Dawn B, Allan D. Mark, Collen M. Smith. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC; 2000. h. 478-86.

8. Harold H, Leslei E, Hart D. Organic Chemistry, A Short Course. Edisi 11. United States : Houghton Mifflin Company ; 2003. h. 97-103.

9. Suhardjo. Prinsip-Prinsip Ilmu Gzi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius Anggota IKAPI ; 2010. h. 44-6.

10. Beck M. Ilmu gizi diet. Jakarta : Yayasan Essentia Medica; 2000. h. 15-20. 11. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Umum ; 2004. h. 72-9.

12. Achadi E. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ; 2007. h. 67-71.

13. Depkes RI. Pemantauan Pertumbuhan Anak. Jakarta : Direktorat Gizi Masyarakat ; 2002. h. 11-9.

14. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. Jakarta: Badan Penerbit IDAI ; 2011. h. 5.

(49)

35

16. Notoatmodjo S. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineca Cipta ; 2003. h.32-4.

17. Permana, W. E. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Baturaden II [Skripsi]. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman; 2011.

18. Bickley LS dan Szilagyi PG. Physical Examination and History Taking. 9th Edition. USA: Lippincott Williams and Wilkins. 2007. Chapter 3. h. 59-93. 19. Samour P. Pediatric Nutrition. 4th Edition. Canada : Jones and Bartlett

Learning Publishers inc ; 2013. h. 23-30.

20. Hardinsyah dan Tambunan, V. Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan Serat Makanan. Dalam Angka Kecukupan Gizi dan Acuan Label Gizi. Jakarta : LIPI, Deptan, Bappenas, BPOM, BPS, Menristek, PERGIZI PANGAN, PERSAGI dan PDGMI; 2004.

21. Cheryl D, Margaret D, Carroll. Prevalence of Obesity Among Children and Adolescent [script]. Amerika Serikat: Division of Health and Nutrition Examination Survey United States; 2012.

22. Ogden L. Prevalence of Childhood and Adult Obesity in the United States. JAMA. 2014; 311: 806-14

23. Yuniar R. Hubungan Status Gizi Mikro dengan Status Gizi pada Anak Remaja SLTP. PGM 2010. 33: 14-22.

24. Susanti D. Perbedaan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi pada Remaja Panti Asuhan dan Pondok Pesantren [skripsi]. Semarang: Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2012.

25. Dwiningsih. Perbedaan Asupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat dan Status gizi pada Anak Remaja yang tinggal di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan [skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2013.

26. Jennifer N. Dietary Fat Intake among Urban in African American Adolescents. Eat Behav. 2008 April: 9: 251-6.

(50)
(51)

37

(52)

Lampiran 2

5% Trimmed Mean 59.0098

Median 52.2250

Interquartile Range 33.65

Skewness 1.257 .524

5% Trimmed Mean 165.1251

Median 164.7500

Interquartile Range 10.05

Skewness -.008 .524

(53)

39

5% Trimmed Mean 47.8686

Median 46.5200

5% Trimmed Mean 154.6437

Median 153.5000

(54)

AKGLEMAK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(55)

41

LAMPIRAN 3

LEMBAR

INFORMED CONCENT

Yth

Orangtua / Wali Murid Tsanawiyah di tempat

Ciputat, 6 April 2015 Assalamualaikum wr.wb.

Dalam dunia pendidikan tinggi, penelitian sangat dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baru. Penelitian juga menjadi salah satu syarat untuk lulus dari sebuah universitas.

Kami sebagai mahasiswa/i pendidikan tinggi di UIN akan melakukan penelitian tentang hubungan asupan makanan terhadap status gizi anak.

Atas dasar tersebut, kami mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama surat ini meminta izin kepada orangtua/wali murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah untuk mengambil data putra/i Bapak/Ibu sebagai bahan untuk penelitian kami. Adapun data yang akan diambil berupa berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar perut, status gizi, serta hasil wawancara tentang asupan makanan. Data dari putra/i Bapak/Ibu tidak akan disebarluaskan ke publik dan nama putra/i Bapak/Ibu akan dirahasiakan. Data tersebut hanya akan dipakai sebagai bahan peneltian.

Demikian surat izin ini dibuat. Atas perizinan dan pengertiannya kami ucapkan terimakasih.

Wass.wr.wb

Muhammad Zikri Safira Indriakasia Nuraisah Septiarini 1112103000050 1112103000058 1112103000059

Lulu Zakiah Fajr Muzzammil

(56)

LEMBAR PERIZINAN PERSETUJUAN

Nama Orangtua : ... Nama Murid : ... Kelas : ...

Dengan ini menyetujui putra/i kami untuk diwawancarai dan diambil datanya oleh mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data putra/i kami hanya dipakai sebagai bahan penelitian dan nama putra/i kami tetap dirahasiakan.

Orangtua/Wali Murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah ..., .... April 2015

(57)

43

LAMPIRAN 4

FORMULIR

FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE

Nama peneliti : Tanggal:

Nama Siswa : Kelas :

Jenis Kelamin : L / P

Tanggal lahir : Usia:

ANTROPOMETRI

Bahan Makanan

Frekuensi Jumlah

Harian Mingguan Bulanan jarang/tdk URT Gram ket

KARBOHIDRAT

Nasi

Mie

bihun

NO PEMERIKSAAN I II

RATA-RATA

1 BERAT BADAN

2 TINGGI BADAN

3 LINGKAR LENGAN ATAS

4 IMT

(58)

roti tawar

kentang

singkong

Ubi

Talas

jagung

ketan

tepung

PROTEIN HEWANI

daging sapi

daging ayam

daging kambing

Ikan segar

ikan asin

ikan kalengan

udang segar

hati sapi

hati ayam

hati kambing

Otak

telur ayam

telur bebek

telur puyuh

(59)

45

PROTEIN NABATI

tempe

Tehu

kacang tanah

kacang hijau

kacang kedelai

kacang merah

oncom

selai kacang

LEMAK

margarin

mentega

santan

minyak kelapa sawit

minyak kelapa

minyak jagung

minyak zaitun

lemak sapi

SUSU DAN PRODUKNYA

susu formula

susu kental manis

susu pasteurisasi

(60)

es krim

yogurt

susu segar

Milo

dancow

SAYURAN

bayam

kangkung

buncis

kacang panjang

daun singkong

sawi hijau

sawi putih

caisin

touge

Kol

kembang kol

brokoli

labu siam

wortel

tomat

seledri

daun bawang

(61)

47

BUAH-BUAHAN

pisang

pepaya

jeruk

semangka

melon

Apel

mangga

Pir

jambu air

jambu biji

rambutan

Duku

nangka

kelengkeng

durian

anggur

manggis

buah naga

LAIN- LAIN

gula pasir

gula merah

madu

(62)

Teh

Kopi

Sirup

kecap

saus tomat

saus sambel

agar-agar

permen

biskuit

JAJANAN

cimol

nutrijel

makaroni goreng

nyam nyam

nasi goreng

kentang ulir

kwetiau

tistick keju

burger

roti manis

ayam sabana

ayam katsu

(63)

49

soto betawi

makaroni scotel

Sosis

bakso

Es

cincau

nougat

spaghetti

Oreo

somay

batagor

martabak telur

takoyaki

dimsum

bubur ayam

pizza sosis

pisang keju

kue bolu

sate donat

burger

baso malang

nasi bakar ayam

nasi bakar ati ampela

nasi bakar tongkol

(64)

sate lontong

gado gado lontong

ketoprak

(65)

49

LAMPIRAN 5

RIWAYAT HIDUP

Nama : Safira Indriakasia Naskar Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 13 November 1994

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kebagusan raya, Jagakarsa Residence Blok A2/14, Jakarta Selatan

No. Telepon : 081295119394

Email : Safiraindriakasia@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. TK Pelita (1998-2000)

2. SDS Pelita (2000-2006)

3. SMP Al-Izhar Pondok Labu (2006-2009) 4. SMA Al-Izhar Pondok Labu (2009-2012) 5. Program Studi Pendidikan Dokter

Gambar

Gambar 2.4 Metabolisme triasilgliserol .............................................................
Tabel 2.1 Contoh asam lemak jenuh
Tabel 2.3 Klasifikasi lemak dan minyak berdasarkan sumber
Tabel 2.4 Fungsi asam lemak esensial
+7

Referensi

Dokumen terkait

Asupan zat gizi dan status gizi dapat mempengaruhi siklus menstruasi, asupan zat gizi dan status gizi yang kurang atau lebih akan berpengaruh pada pertumbuhan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, karbohidrat, dan protein, dari makanan jajanan dengan status gizi anak sekolah dasar usia 9-12

Hubungan antara Asupan Energi, Karbohidrat, dan Protein dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 tahun.. Fakultas Kedokteran Universitas

Tujuan: Mengetahui hubungan antara asupan sugar-sweetened beverages dengan status gizi pada anak usia prasekolah. Metode: Rancangan penelitian adalah cross-sectional dengan

Hubungan asupan energi dan status gizi Berdasarkan hasil penelitian asupan energi dari anak usia sekolah yang berada di kompleks pasar 45 Kota Manado berada pada asupan energi yang

96 PENGARUH ANAK YANG AKTIF BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP POLA MAKAN, STATUS GIZI, DAN POSTUR TUBUH ANAK USIA 13-15 TAHUN Haeril Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Berdasarkan data bivariat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi pada remaja laki-laki usia 13-18 tahun di Pulau Jawa p=0,182 p>0,05 serta ada

Status Gizi, Asupan Zat Gizi Makro Serta Serat, dan Aktivitas Fisik Dengan Kebugaran Anak Sekolah Dasar Kelas V Usia 10-12 Tahun di SDN Talaga 2 Cikupa Tangerang Fungsi utama