-HALAMAN PENGESAHAN
Judul Disertasi : KAJIAN HUKUM PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM
LEUSER
Nama
: TRiaNO EDDY
NIM
: 028101008
Program Studi : IImu Hukum
Menyetujui
Komisi Pembimbing
c\
\""1..-."...,Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, SH, ML
Promotor
Prof. Dr. Lili Rasyidi. SH, S. Sos, LLM
Co- Promotor
Ketua Program Studi,
セ
. . . . • " .. / ----.
'.
/ /
Prof. Dr. M. Solly Lubis, SH.
Tanggal Lulus:
セ
ゥ
\ <
--Prof. Syamsul Arifin. SH, MH
Co- Promolor
Direktris
Prof. Dr. Chairun Nisa S, M.Sc.
INTI SARI
Pentingnya
penelitian
ini
dilakukan
adalah
selain
untuk
mendeskripsikan gejala hukum dan pengelolaan Iingkungan hidup dan
pengelolaan hutan dl Kawasan Ekosistem Leuser juga menjelaskan
gejala dalam lingkup otonomi daerah. Penelitian im bertujuan untuk
memecahkan
masatan
tentang
penerapan
prinsip-prtnslp
hukum
pengelolaan lingkungan hidup dan pengelolaan hutan di Kawasan
Ekosistem Leuser, pengelolaan hutan dalam perspektif Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
yang telah diganti dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004 dan faktor-faktor penyebab kegagalannya.
Metode penelitian yang digunakan dalam disertasi ini adalah
penelitian hukum normatif sosiologis dengan menggunakan pendekatan
kualitatif
dan
untuk
selanjutnya
spesifikasi
penelitian
dengan
menggunakan pendekatan
multi entry
artinya penelitian ini bukan saja
dianalisis menurut norma-norma hukum pengelolaan lingkungan hidup
dan pengelolaan
hutan yang
terdapat dalam berbagai peraturan
melainkan juga meliputi aspek non hukum. Dan pendekatan ini akan
diperoleh bahan masukan yang bersifat yuridis sosiologis dan hal-hal yang
bersifat
normatif,
aspek
ekonomis
dan
politik
dapat -menjawab
pelaksanaan pengelolaan Iingkungan hidup dan pengelolaan hutan
khususnya di Nanggroe Aceh Darussalam. Responden penelitian dipilih
dan ditentukan berdasarkan hasil survet yang dilakukan di dalam
penelitian ini. Teknik penarikan sampel ditentukan dengan cara
purposive
sampling.
Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian inj
adalah kuesioner, pedoman wawancara, observasi dan studi dokumen
untuk selanjutnya dilakukan analisis kualjtatif.
Dari hasil penelitian ini, dapat diperoleh temuan:
Pertama,
penerapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 di
Kawasan Ekosistem Leuser tidak signifikan karena banyaknya hambatan,
balk hambatan yuridis, sosiologis maupun ekonomis. Secara sosiologis
terbukti dan nyata di
lapangan, kejahatan
terhadap pengelolaan
lingkungan hidup dan pengelolaan hutan tidak pemah berhasil diberantas
secara tuntas
apataqi
ditindaklanjuti sampai dengan ke Pengadjlan.
Padahal undang-undang telah memberi wewenang cukup besar bagi
aparat untuk mengambil tindakan hukum dan peran serta masyarakatjuga
belum dapat dioptimalkan. Untuk melaksanakan kegiatan dimaksud sesuai
dengan kehendak Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 23 Tahun
1997, perlunya sarana dan prasarana yang cukup lengkap ditambah
tersedianya dana yang dapat dipakai dalam rangka rehabilitasi kawasan,
dalam kenyataannya, sarana dan prasarana dalam pengelolaan dimaksud
kuranq memadai, sehingga menjadi suatu hambatan.
Kedua,
pengelolaan
lingkungan hidup dan pengelolaan hutan dalam perspektif
Undang-Undang Pemerintahan Daerah sejalan dengan desentralisasi dan otonomi
III
khususnya di bidang kehutanan, umumnya masyarakat dan pemerintah
daerah menuntut hak lebih banyak dan lebih adil dalam pembagian hasil
pengelolaan sumber daya alamnya. Sehingga kewenangan dimaksud
sering terjadi kontradiksi antara undang-undang yang satu dengan
undang-undang yang lain, peraturan yang satu dengan peraturan lainnya.
Oi samping itu terjadi pula tumpang tindih peraturan dan kewenangan.
Ketiga,
faktor-faktor
yang
menyebabkan
kegagalan
pengelolaan
lingkungan hidup dan pengelolaan hutan, baik pemerintah pusat dan
daerah tidak konsisten dalam menjalankan pengelolaan lingkungan hidup
yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang telah dibuat
sebelumnya, juga diperparah dengan sikap penegak hukum dan cara
penegakan hukum, serta semakin membudayanya Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN), sehingga dapat dikatakan bahwa penyebab kegagalan
pengelolaan Iingkungan hidup dan pengelolaan hutan meliputi faktor
materi (substansi) hukum, faktor penegak hukum, penegakan hukum,
sarana dan fasilitas, kebudayaan serta masyarakat.
Terhadap substansi Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Pengelolan Hutan di Kawasan Ekesistem Leuser perlu dibentuk
undang-undang yang memperhatikan nilai-nilai sosial budaya yang hidup
dalam masyarakat, sehingga mencerminkan rnateri hukum yang terpadu
dalam sistem hukum nasional. Selanjutnya diharapkan juga kepada
pemerintan .daerah
supaya
menerapkan
secara
konsisten
asas
desentralisasi dan jiwa otonomi daerah, maka kebijakan pubHk dalam
bentuk undang-undang dapat terakomodasi yang aspiratif dan responsif.
Kata Kunci:
- Hukum dan Lingkungan Hidup.
- Ekosistern Leuser.
- Otonomi Oaerah.
IV
ABSTRACT
In addition to describe the law symptom of living environment and
forestry management in Leuser ecosystem Area, this research aims to
describe the symptoms in regional authonomy. This research aims to
solve problem in application of law principles on living environment and
forestry management in Leuser Ecosystem Area, forestry management in
the view point of Act of RI No. 22 of 1999 concerning to Local Government
that substituted by Act of RI No. 32 of 2004 and failure factors.
The research method in this dissertation is sociological normative
law study by qualitative juridical approach and this research spesified by
multi entry approach means that this research is not only analized by law
norm of living environment management but also non law aspect such as
politic, economy and culture. By this approach there is input as
sociological juridic in which all of normative, economy and political aspects
will influence the implementation of the environment and forestry
management specially in Nanggroe Aceh Darussalam. In order to create a
feasible environment for the prosperious of the people based on the
conservation and continuation of the devetopment for the present and
future generation. The respondents in this research choosed and
determined based on a survey in the pre-research. While samples are
drawn by' purposive sampiing. The data is
coilected
by questionaire,
interview, observation and document study and then analized by
qualitative juridies.
Of the results of this stUdy, it is found that:
First,
implementation of
Act No. 23 of 1997 in Leuser Ecosystem Area is not significant for any
obstacles,
either
jurudical,
sociology
or
economics
obstacles.
Sociologically, the crime on liVing environment and forestry management
never be eradicated totally even to follow up to the court session. While
the act provide the official with a big authority to take law action and the
participation
of
the society has not yet optimalized. In order to implement
the activity based on the Act No. 23 of 1997, it requires sufficient facilities
and infrastructure and available fund for the rehabilitation of the area
where in fact the available facilities and infrastructure has not yet sufficient
and this is one of obstacle.
Second,
the environment and forestry
management in the view point of local government rule based on the
decentralization and special authonomy in forestry, the society and local
government calirn the more authority and justice in the distribution of the
product process of natural resources.
So,
the authority cause the
contradiction between one rule and the other one, one regulation and the
other one. In addition, there is an over1apping of the rule and authority.
Third,
the failure factors on environment and forestry management, either
central or local government have not a commitment and consistent in
application of environment management that determined in the valid
regulations, and unsupported action of the official, and there are
v
corruption, collusion and nepotism. In another words, the failure factors of
the environment and forestry management are material (substance), law,
law official, law enforcement, facilities and infrastructure, culture and
society factors.
'
On the substance of Act concerning to the livng environment and
forestry
management at
Leuser Ecosystem Area
it requires the
enforcement of the act that pay attention to the social culture value in the
socioety in order to manifest the integrated law material in national law
system. And the local government must implement the decentralization
principle and local authonomy consistently and to accomocate the public
policy in the Act aspiratively and responsively.
Key Words: - Act and Living Environment.
- Leuser Ecosystem.
- Local Authonomy.
Vl