URBAN I SASI TAN PA TRAN SFORM ASI SOSI AL EKON OM I ?
D r s. JAN I AN TON D AM AN I K, M si
Fa k u lt a s I lm u Sosia l da n I lm u Polit ik Ju r u sa n I lm u Ke se j a h t e r a a n Sosia l
Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a
1 . PEN D AH ULUAN
Salah sat u alasan m engapa perhat ian para ahli sangat besar t erhadap m asalah urbanisasi di negara- negara berkem bang adalah ledakan pert um buhan kot a- kot a besar m enj elang dasaw arsa 80- an y ang t idak pernah diram alkan sebelum ny a. Berbeda dengan pengalam an di negara m aj u, pert um buhan penduduk perkot aan di negara berkem bang berlangsung t anpa t erencana. Art iny a hal it u t idak paralel dengan perkem bangan ekonom i perkot aan t ersebut yang sesungguhnya sangat lam bat pada periode y ang sarna.
Pada dasarny a hany a sedik it dat a y ang dapat dipak ai acuan unt uk m engungk apk an k apan t erj adiny a ledak an penduduk perkot aan di negara berkem bang. Diperkirak an bahw a dari sekit ar 725 j ut a penduduk dunia yang t inggal di kot a pada t ahun 1950, hany a sek it ar 38 persen di ant arany a penduduk negara berkem bang. Secara t idak t erduga seperem pat abad k em udian angk a persent ase it u bergerak naik m enj adi sekit ar 51 persen unt uk negara berkem bang dan 49 persen unt uk negara m aj u. Diperkirakan pada t ahun 2000 ini perbedaan persent ase t ersebut sem akin m elebar m enj adi 66 dan 34 persen 1.
Fakt a sepert i ini t ent u saj a m enarik unt uk dikaj i lebih j auh, sebab dengan dem ikian perkem bangan t ersebut berlangsung t anpa m engikut i m odel pert um buhan kot a yang pernah dialam i oleh negara m aj u. Kot a di negara berkem bang t um buh dengan pesat t anpa harus dirangsang oleh pert um buhan sekt or ekonom i perkot aan. Sebaliknya di negara- negara m aj u j ust ru fakt or pert um buhan ekonom ilah yang m erangsang perkem bangan daerah perkot aan at au urbanisasi. Bagi negara berkem bang kecenderungan t ersebut dit andai oleh m inim nya infrast rukt ur perkot aan yang m am pu m enopang kehidupan penduduk set em pat .
Dengan dem ikian sej arah urbanisasi di negara berkem bang t elah m em balikkan asum si t eori urbanisasi yang t erlanj ur dibangun berdasarkan pengalam an negara- negara m aj u. Asum si it u adalah bahw a indust rialisasi 2 m enj adi penggerak urbanisasi dan k ot a hany a m am pu berkem bang at as dasar t opangan indust rialisasi. Fakt a m enunj ukkan bahw a laj u indust rialisasi di negara berkem bang sangat lam ban,
1
Todaro, Michael P dan St ilkind, Jerry, ,,Dilem a Urbanisasi’’ , dalam C. Manning dan
T. N. Effendi ( ed) , Urbanisasi, Pengangguram dan Sek t or I nform al di Kot a, Jak art a, PT. Gram edia, 1985, hal. 5.
2
Di sini k onsep indust rialisasi t idak t erbat as pada pengert ian peningk at an t ek nik
t et api t ingkat urbanisasi j ust ru relat if t inggi. Hal ini set idaknya m enunj ukkan bahw a pola urbanisasi t idak harus linear dengan indust rialisasi sepert i y ang t erj adi di negara- negara indust ri. Di negara berkem bang t am pak ny a lat ar belak ang t erj adiny a kot a it ulah yang m em pengaruhi pola urbanisasinya.
Penj elasan singkat ini cukup pent ing diket ahui unt uk m elakukan analisis lebih lanj ut t ent ang fenom ena urbanisasi di negara berkem bang. Tulisan ini m encoba unt uk m enganalisis t em a y ang sarna dengan t it ik - berat pada k ait an ant ara lat ar belak ang urbanisasi di m asa lam pau dan k ini sam bil m elihat bagaim ana dinam ik a t ransform asi sosial beriringan dengannya.
2 . URBAN I SASI YAN G PEN UH PARAD OKS
Adalah gej ala um um bahw a pert um buhan penduduk berj alan seiring dengan laj u urbanisasi. Konsent rasi penduduk di kot a- kot a besar m erupakan konsekuensi yang t idak t erhindarkan dari t ingginy a laj u pert um buhan penduduk di negara- negara berkem bang. Oleh karena fakt or penent u dalam urbanisasi adalah konsent rasi penduduk daripada peningk at an k uaJit as infrast ruk t ur perkot aan, m ak a urbanisasi di negara berkem bang cenderung lebih banyak m enam pakkan sisi negat ifnya. Oist orsi dan paradok s perkem bangan k ot a m enj adi ciri y ang m elek at dalam k ehidupan perkot aan. Pada t it ik y ang lebih ekst rim , urbanisasi di negara berkem bang berlangsung t anpa indust rialisasi at au secara m udah disebut sebagai gej ala overurbanisasi dan t ransform asi sosial ekonom i yang st agnan.
2 .1 . Ur ba n isa si t a n pa I n du st r ia lisa si
Ada keyakinan yang cukup r asional bahw a bur uknya pr oses urbanisasi di negar a berkem bang t erj adi akibat pem bangunan ekonom i yang kurang t erencana dengan baik. Kecenderungan unt uk m engut am akan pert um buhan sekt or m odern ( indust ri padat m odal) y ang m em usat di k ot a dengan sem purna m enj adikan k ot a sebagai t em pat pem bent uk an polarisasi sosial ekonom i. Jelasny a dapat dik at ak an bahw a hal it u m endorong k et im pangan regional y ang m enem pat k an daerah pedesaan sebagai k aw asan t ert inggal.
Tidak ada perdebat an y ang perlu dilak uk an seandainy a urbanisasi dapat berj alan seiring dengan indust rialisasi. Nam un karena yang t erj adi adalah urbanisasi t anpa indust rialisasi, m ak a t udingan t erhadap m odel pem bangunan ekonom i di negara berkem bang y ang sangat bias perkot aan m enj adi t idak t erhindarkan.
Ada indikasi yang m em perlihat kan bahw a indust rialisasi it u sendiri berlangsung dengan gerak yang lam bat , sedangkan laj u urbanisasi bergerak am at cepat . Menurut Bairoch ant ara t ahun 1920 hingga 1980 hanya t erj adi kenaikan GNP sebesar 95 persen, sem ent ara laj u urbanisasi m engalam i ak selerasi j ingga 169 persen 3, Jika laj u indust rialisasi dan pem bangunan ekonom i diukur dari luaran GNP, m aka j elas t erlihat bahw a k ait an ant ara pem bangunan ekonom i dengan urbanisasi ham pir t idak signifikan di negara berkem bang.
Kesan lain yang sem akin m em ber ikan keyakinan akan kuat nya ket im pangan yang dim ak sud adalah rasa opt im ism e y ang berlebihan dari perencana pem bangunan t erhadap sek t or indust ri sebagai uj ung t om bak pem bangunan ekonom i. Cara pandang dem ikian j elas sangat keliru dan paradoksal, karena fakt a m enunj ukkan
3
bahw a sebagian besar penduduk negara berkem bang sangat t ergant ung pada sek t or pert anian. Di sam ping it u m ut u sum ber daya m anusia j uga m asih rendah sehingga m erek a t idak dapat diserap oleh sek t or indust ri y ang dik em bangk an t ersebut . Apalagi invest asi sekt or indust ri t ersebut lebih bert uj uan unt uk m engim por t eknologi t inggi y ang diy ak ini j ust ru sangat t erbat as m eny erap t enaga k erj a. Hal ini berart i sebuah paradok s dim ana, m odal y ang t erbat as digunak an unt uk m engim por t ek nologi padat m odal, dan t ek nologi t ersebut diinv est asikan di dalam lingk ungan yang m em iliki kelebihan t enaga kerj a 4.
Mengapa dik at ak an urbanisasi t anpa indust rialisasi? Sebab dengan bias pem bangunan k e sek t or m odern y ang, sek ali lagi, bias perkot aan, t erny at a k esem pat an k erj a y ang lebih luas t idak m am pu disediak an bagi angk at an k erj a y ang j um lahnya senant iasa m eningkat . Biaya yang dialokasikan unt uk pem bangunan sek t or indust ri t idak sebanding dengan besarny a k esem pat an k erj a y ang dihasilkan. Di pihak lain, karena alokasi dana sem acam it u berakibat pada m arginalisasi sekt or pert anian, m aka arus m obilit as penduduk dari desa ke kot a sem akin t idak t erbendung. Ak ibat ny a bagi perkem bangan k ot a lebih bersifat negat if, y ak ni k egagalan sek t or m odern berkem bang y ang diiringi oleh ledak an pert um buhan sek t or t radisional ( baca: sek t or inform al) y ang t idak lain adalah indik at or m eningkat nya j um lah pengangguran.
Kegagalan sekt or form al perkot aan unt uk m enyerap kelebihan t enaga kerj a m igran inilah yang dilukiskan sebagai urbanisasi berlebih, yakni suat u keadaan yang m em perlihat kan ket idakm am puan kot a- kot a m enyediakan fasilit as pelayanan pokok dan k esem pat an k erj a y ang m em adai bagi penduduk y ang bert am bah secara t idak proporsional5. rt iny a di balik pert um buhan sek t or m odern/ k apit alis dan desak an arus m igrasi t erdapat suat u k em erosot an m ut u k egiat an ekonom i y ang dilak uk an oleh penduduk di kot a.
Konsekuensi urbanisasi t anpa indust rialisasi adalah m unculnya pert um buhan kot a y ang bersifat sent ripet al. Hal ini t idak selalu diart ik an dalam k ont eks pert um buhan fisik , m elaink an j uga dari aspek m odernit as at au t ransfom asi sosial ekonom i. Jelasnya, j um lah penduduk kot a t erus bert am bah pesat , sedangkan kem am puan kot a it u sendiri sangat t erbat as unt uk m em berikan penghidupan yang layak bagi penduduknya. Akibat nya indust rialisasi yang dipaksakan unt uk m em acu kegiat an ekonom i dan t ransform asi sosial di negara berkem bang ham pir t idak m em berikan dam pak posit if t erhadap peningk at an k ualit as hidup dan st ruk t ur sosial m asyarak at .
Dalam pengert ian ini k ot a t idak lagi m em posisikan diri sebagai sebuah k aw asan y ang m odern. Secara sosiologis k ot a di negara berkem bang cenderung m enam pilkan sebuah ruang ( space) y ang perkem banganny a berciri dualism e. Di sat u pihak t erdapat enclav e m odern, baik dari k egiat an ekonom i, infrast ruk t ur sosial, dan st ruk t ur penduduk ny a. Di pihak lain pada sebagian besar ruang y ang t ersedia t um buh dengan pesat organisasi ekonom i bay angan ( shadow econom ic organisat ion) . Kedua k at egori ini, j ik a dit arik k e dalam suat u cont oh, t erlihat dari penonj olan sekt or form al dan inform al di kot a yang secara st rukt ural ham pir t idak t erkait sat u dengan y ang lain. Dalam perkem banganny a, sek t or y ang dualist is it u cenderung berhadap- hadapan ( v is a v is) dan ak an m endesak y ang lain. Di sini sek t or
4
Todaro , Michael P dan St ilkind, Jerry, ibid, hal. 15.
5
k apit alis dengan k ek uat anny a y ang dahsy at ak an m engeksploit asi k egiat an- k egiat an ekonom i di sekt or t radisional 6.
2 .2 . Se n t r a lisa si Pu sa t Pe r t u m bu h a n
Paradok s y ang k edua dalam perkem bangan urbanisasi di negara berkem bang adalah pert um buhan k ot a besar ( prim at e cit y ) y ang am at cepat di sat u pihak , dan lem ahny a peranan k ot a- k ot a m enengah dan k ecil di pihak lain. Nam un dem ik ian k ot a besar t ersebut t am paknya t idak m em iliki kem am puan yang sepadan unt uk m enyediakan fungsi at au m engam bil- alih peranan kot a yang lebih kecil. Perkem bangan kot a besar yang ham pir t idak t erkendali " t elah m enurunkan fungsinya unt uk hanya m engut am akan kepent ingan sekt or ekonom i m odern saj a" 7.
Sebagian besar k ot a besar di negara berkem bang lahir buk an ak ibat perkem bangan ekonom i dan t ek nologi y ang t erdapat di negara- negara t ersebut . Cat at an sej arah m enunj ukkan bahw a pada um um nya kot a- kot a besar di Asia, Afrika, dan Am erika Lat in t erbent uk sebagai k onsekuensi dari k olonisasi y ang begit u k uat pada m asa kolonialism e Barat . Dengan kat a lain, kolonisasi m erupakan t it ik- t olak perkem bangan urbanisasi di daerah t ersebut dan hany a k ot a y ang lahir pada m asa it ulah y ang k em udian m enj adi k ot a ut am a ( prim at e cit y) t adi8.
Keduduk an prim at e cit y y ang sangat pent ing t adi m enj adikanny a sangat superior dan berfungsi sebagai sent ra ak t iv it as ekonom i, adm inist rasi dan polit ik. Hal ini sebenarnya j uga m em berikan dam pak yang t idak m engunt ungkan bagi perkem bangan kot a- kot a m enengah dan kecil, karena m ereka sangat t ergant ung pada k ot a besar t adi. Yang t erj adi dari puola perkem bangan ini adalah bahw a k ot a-k ot a m enengah dan a-k ecil hany a berfungsi sebagai peny angga a-k ot a besar. Di sam ping it u, m enj adikan kot a t ua dan w arisan kolonial sebagai pusat ut am a pert um buhan m engak ibat k an lem ahny a k eseim bangan regional.
Dari sej arah perkem bangan k ot a di negara berkem bang t am pak m enonj ol fak t a k et im pangan t adi. Di Am erik a Lat in k ot a- k ot a dibangun t anpa m em andang apak ah hal it u akan m em acu pert um buhan daerah pedalam an yang sebenarnya m enj adi sum ber perek onom ian k apit alis. Kot a y ang didirik an t ersebut sem at a- m at a berfungsi sebagai t em pat pem ukim an sem ent ara yang eksklusif, dan kesem ent araan it u dim aksudkan unt uk m encapai t uj uan ekonom i 9.
Model sepert i it ulah sebenarnya yang m enonj ol dalam perkem bangan urbanisasi di negara berkem bang. Di sini sangat sedik it t erj adi dist ribusi pusat pert um buhan, dim ana kot a- kot a yang dibangun set elah kem erdekaan t idak m am pu m enduduki posisi set ara dengan k ot a- k ot a t ua peninggalan k olonial. Hal ini berart i bahw a dengan m elanj ut kan pola urbanisasi m asa lam pau yang t ernyat a m em perburuk k et im pangan regional, pola urbanisasi saat ini t idak berhasil m engurangi m asalah perkot aan yang sem akin kom pleks. Pola ini hanya m engunt ungkan secara sepihak k ot a- k ot a y ang relat if m apan sej ak aw al.
6
Bandingk an Wilke, D. G., ,,Paradoks Urbanisasi di Dunia Ket iga” , dalam Pr ism a,
No. 7 ( Desem ber) 1972, hal. 48.
7
I bid, hal. 49. 8
Unt uk analisis yang lebih rinci, lihat Bairoch, ibid, t erut am a pada bab 26. 9
Meskipun dem ik ian pem usat an urbanisasi pada k ot a- k ot a t ert ent u t idak dengan sendiriny a m enghapus secara perm anen fungsi beberapa k ot a sek under. Kot a pelabuhan m isalny a, t et ap eksis dan relat if t erpisah k eduduk anny a dengan prim at e cit y di negara berkem bang. Fungsi t ersebut secara langsung diarahkan unt uk m enopang kehidupan kot a ut am a.
3 . URBAN I SASI : POLA YAN G TETAP
Sepert i disinggung di at as, aw al urbanisasi di negara berkem bang digerak k an oleh sist em kolonisasi. Kot a yang didirikan unt uk t uj uan kolonisasi it u m enj adi pusat pert um buhan yang t unggal. la t idak m em iliki saingan dan keberadaannya hanya t erancam oleh k ebangk rut an ekonom i di negara induk k olonisasi.
Sebagai m isal, di Afrik a hany a k ot a- k ot a pelabuhan y ang m engalam i perkem bangan secara signifikan. Perkem bangan t ersebut t erj adi k arena k ot a t ersebut m enj alank an fungsi sebagai sent ra kegiat an ekspor10. Pert um buhan kot a baru yang m enj alankan fungsi berbeda dengan k ot a pelabuhan t adi ham pir t idak t erj adi. Seiring dengan penghapusan sist em kolonisasi dan kelesuan perekonom ian int ernasional pada ak hirny a perkem bangan k ot a pelabuhan t adi j uga sem ak in pudar.
Meskipun dem ikian, kem unduran laj u urbanisasi m enj elang pert engahan abad ke- 20 t idak dengan sem purna m em at ikan fungsi kot kot a t ua t ersebut . Sekalipun kot a-kot a pelabuhan di benua Afrika m engalam i kem unduran sesudah m asa kolonisasi, fungsi dan perkem banganny a t idak ot om at is digant ikan oleh k ot a ( baru) y ang lain. Kot a pelabuhan t ua t et ap berfungsi sebagai k ot a ut am a.
Keduduk an sepert i it u berj alan t erus. Hingga m em erdekak an diri dari negara im perialis Barat , pola urbanisasi di benua Afrik a t idak m engalam i perubahan m endasar. I bukot a negara t et ap kot a- kot a yang dulu m enj adi pelabuhan ut am a. Keduduk anny a sebagai ibuk ot a negara dengan sendiriny a m enj adikan perkem bangan k ot a- k ot a t ersebut relat if cepat dibandingk an dengan k ot a lainny a. Hal inilah y ang m erupakan fakt or penent u t ingginya laj u urbanisasi di sana.
Kondisi y ang berbeda t erj adi di negara- negara Am erika Lat in. Jik a k ot a- k ot a y ang dulunya dibangun oleh pem erint ah kolonial hanya berfungsi sebagai pem ukim an sem ent ara sedangk an k egiat an ekonom i lebih bany ak t erpusat di daerah pert am bangan di pedalam an, m ak a set elah k ej ay aan indust ri pert am bangan surut , k ot a- k ot a y ang dek at pant ai j ust ru berkem bang lebih baik. Jadi di sini t erj adi perkem bangan k ot a besar j ust ru set elah m asa k olonisasi berak hir. Kot a- k ot a sepert i sao Paulo, Rio de Janeiro di Brasil dan Buenos Aires di Argent ina m engalam i perkem bangan y ang am at pesat set elah m asa k olonisasi dan pada dek ade aD- an sudah t erm asuk k edalam 15 k ot a t erbesar di dunia. Padahal dari benua Afrik a t idak sat u pun k ot a t ua dan ut am a y ang m asuk dalam k at egori t ersebut 11.
Pent ing k irany a dicat at fak t or y ang berperan di balik k ecenderungan pola urbanisasi y ang t et ap ini. Sepert i dik et ahui, dengan sedik it perkecualian di I ndia, int rusi k apit alism e indust ri dan im perialism e Barat m enj adi picu y ang m enum buhk an k ot a-k ot a di negara bera-kem bang. Pengaruh a-k ehadiran dan ea-kspansi a-k apit alism e ini j ust ru
11
t erasa dalam t ransform asi st rukt ur perkot aan12. Oleh karena kot a yang t erbent uk pada m asa im perialism e it u secara st rukt ural relat if cocok dengan kebut uhan sist em ekonom i y ang berubah, m ak a ia t et ap lebih m udah beradapt asi dengan perkem bangan baru. Jadi k et ik a k ot a t ersebut dij adik an sebagai ibuk ot a at au k ola ut am a sek alipun, perom bak an st ruk t ural t idak bany ak dilak uk an.
At as dasar it u m ak a ham pir set iap k ot a y ang didirik an pada m asa k olonial di negara berkem bang m engalam ai pert um buhan sesuai dengan k eduduk anny a pada m asa lam pau dan sekarang. Art inya sifat - sifat asli kot a ini secara st rukt ural t et ap eksis, m eskipun secara fisik t idak t erj adi perubahan st ruk t ural. Kot a t ersebut dij adik an dij adik an sebagai pint u ut am a perdagangan dengan luar negeri. la j uga m erupak an t em pat perancangan k egiat an sosial ekonom i dan polit ik. Selain it u sebagai pint u ut am a k ont ak hubungan dengan luar at au sebagai ibuk ot a negara, ia ot om at is m erupak an bagian dari sist em dunia. Proses- proses dem ik ian pada ak hirny a m engak ibat k an k ot a ut am a ini m enj adi bent uk enclav e at au 'dunia k ecil' y ang sam a sek ali berbeda dengan k eadaan k ot a m enengah at au daerah pedalam anny a.
4 . PROSES TRAN SFORM ASI SOSI AL EKON OM I
Telah banyak analisis yang dilakukan oleh ahli t erhadap kelangsungan t ransform asi sosial ekonom i dalam k ont eks urbanisasi di negara berkem bang. Meskipun dem ik ian t am pak ny a belum j elas t erungk ap bagaim ana proses dan k ej adianny a. Dengan m elihat k eadaan urbanisasi saat ini hany a sedik it k eraguan unt uk m engat ak an bahw a t ransform asi sosial ekonom i y ang dim ak sud berj alan lam bat .
Unt uk m elihat gam baran um um t ransform asi t ersebut ada baiknya dit ilik sekilas sej arah perkem bangan urbanisasi di negara berkem bang. Secara um um dapat disebut k an bahw a m asy arak at perkot aan sangat t ergant ung pad a k egiat an ekonom i perkot aan y ang bersifat j asa dan pengolahan. Biasany a k egiat an t ersebut m asih bersifat padat karya dan ham pir t idak m em iliki st rukt ur yang j elas sebagaim ana t erj adi di k ot a m odern. Nam un k egiat an ekonom i sepert i ini t erny at a m am pu m enarik m igrasi dari desa. Dengan sendiriny a perek onom ian k ot a dipandang m am pu m enghidupi penduduk, sekalipun st rukt ur sosial penduduk sangat t im pang akibat penerapan oleh sist em perbudak an.
Gam baran t ransform asi sosial y ang st agnan t adi ak an disorot i dari k ehadiran sek t or inform al dan int egrasi sosial m asy arak at k ot a.
4 .1 . Ek spa n si Se t or “Tr a dision a l" di Kot a
Telah disebut k an di m uk a bahw a urbanisasi y ang t erj adi t anpa diiringi oleh indust rialisasi t elah m em perburuk perek onom ian k ot a. Derasny a arus m igrasi desa-k ot a m erupadesa-k an beban baru bagi peredesa-k onom ian desa-k ot a. Kem am puan sist em perdesa-kot aan yang t erbat as unt uk m engakom odasikan sum berdaya ini diperburuk oleh fakt a bahw a sek t or m odern y ang sengaj a dik em bangk an di k ot a t erlalu berorient asi pada k epent ingan elit e set em pat .
Benarlah apa y ang disebut oleh ahli, bahw a st agnasi at au bahk an dist orsi dalam perkem bangan ekonom i perkot aan niscay a ak an m em baw a k onsekuensi buruk t erut am a pada m asyarak at k elas baw ah. Sebab “ golongan m enengah k e at as
12
m em iliki sum ber- sum ber dan penget ahuan unt uk m engubah w ilayah t em pat t inggalnya, m enikm at i keunt ungan besar dari layanan publik dan m am pu m em pengaruhi k eput usan polit ik”13. Apa y ang dapat dilak uk an oleh golongan m iskin adalah m em indahk an sist em ekonom i t radisional k e k ot a y ang diw uj udk an dalam bent uk k egiat an inform al.
Jik a k it a m engacu pada t eori um um t ent ang perkem bangan k ot a dengan m enggarisbaw ahi bahw a sist em k apit alislah y ang m em acu pert um buhan k ot a di negara berkem bang, m ak a sist em k apit alism e t elah m enggerak k an dengan past i t ransform asi sosial ekonom i. Hal y ang m asih perlu dit any ak an adalah seberapa k uat sist em t ersebut bercokol dalam ekonom i k ot a dan peran apa y ang dim aink anny a dalam k ehadiran sek t or infrom al perkot aan.
Karena puncak perkem bangan k apit alism e di negara berkem bang t erj adi pada aw al t ahun t uj uhpuluhan dan ekspansi sekt or inform al j uga t erj adi secara luar biasa pada periode y ang sam a14 , m ak a bisa diduga bahw a sek t or inform al berkem bang sebagai konsekuensi ket erbat asan sekt or kapit alis ( m odern) unt uk m elakukan t ransform asi ekonom i secara radikal. Sekt or m odern ini dipandang t idak m em iliki basis yang kuat unt uk m enggerak k an perubahan sosial ekonom i di k ot a negara berkem bang. Sek t or ini hany a berkem bang secara v ert ikal dan bergant ung pada pasar int ernasional. Dii pihak lain, sekt or inform al j ust ru berkem bang secara horizont al, digerakkan dan bergant ung pada pasar dom est ik.
Dengan m elihat perkem bangan sek t or inform al t adi m ak a t ransform asi ekonom i perkot aan sesungguhnya m asih m enyent uh sisi fisik saj a. Urbanisasi di negara berkem bang cenderung m enam pilkan bent uk dualism e ekonom i yang m enem pat kan sekt or inform al sebagai kut ub ekonom i t radisional dan di sisi lain sekt or kapit alis sebagai k ut ub ekonom i m odern.
4 .2 . Pola r isa si Sosia l da n Ga ga ln ya I n t e gr a si Sosia l
Separasi y ang t egas ant ara sek t or m odern dengan sek t or t radisional di k ot a m em puny ai k onsekuensi pent ing dalam dalam pem bent uk an polarisasi sosial. Jelas bahw a arus m igrasi dari desa ak an m em bent uk suat u k om unit as t ersendiri y ang belum seut uhnya t erint egrasi ke dalam sist em sosial perkot aan. Kaum pendat ang m em iliki posisi yang lem ah dalam berbagai bidang kehidupan dibandingkan dengan penduduk nonm igran, sehingga m ereka m em iliki peluang yang lebih kecil dalam perebut an lapangan k erj a.
Oleh sebab it u m ereka m em iliki alt ernat if pert am a di sekt or inform al, baik sebagai suat u st rat egi unt uk m em asuki sekt or m odern m aupun sem at a- m at a unt uk m engalokasikan w ak t u y ang t ersedia bany ak di dalam k egiat an t radisionalny a di desa. Secara sosiologis dapat dit afsirk an bahw a k aum pendat ang di k ot a m erupak an kelom pok m asyarakat m arginal. Kehidupan m assa periferal ini relat if t erpisah dari sist em k ehidupan perkot aan y ang m odern. Art iny a m erkea t idak t erint egrasi secara sosial k edalam suat u k ehidupan m asy arak at k ot a y ang t um buh ak ibat penet rasi k apit alism e.
13
Gilber, Alan, ,,Urban and Regional Sy st em : A Suit able Case for Treat m ent ?” , dalam A. Gilbert dan J. Gugler ( ed) , ibid, 1982, hal. 179.
14
Urbanisasi yang dit andai oleh kuat nya dom inasi kot a- kot a ut am a, pengaruh ekonom i k apit alist ik , dam pem bengk ak an k egiat an sek t or inform al m engak ibat k an m asy arak at k ot a t erpolarisasi dalam dUB k ut ub y ang saling berhadap- hadapan. Di sat u pihak t um buh sekelom pok kecil m asyarakat kapit alis yang m enikm at i langsung hasil sist em k apit alism e perkot aan, sedangk an di pihak lain t ersebar k em iskinan m assal dan m arginalisasi sebagian besar penduduk y ang t idak t erserap k e dalam sist em k apit alis t ersebut .
Di beberapa negara dan k ot a di Am erik a Lat in k elom pok m asyarak at y ang t erm arj inalkan t ersebut disebut sebagai lum pen- prolet ariat ; suat u ist ilah y ang m enunj ukkan posisi m ereka sangat rent an dalam kehidupan perkot aan. Merekalah y ang t ersebar dalam ruang- ruang k ot a, m em bent uk pem uk im an liar dan bergerak dalam kegiat an ekonom i inform al.
Kasus di w ilay ah ini m ungk in sedik it ekslusif dibandingk an dengan golongan m asy arak at y ang sam a di negara at au k ot a- k ot a di Asia m aupun Afrik a. Disint egrasi sosial yang t erbet uk oleh kehadiran m ereka15 buk an saj a dari t am pilan k ehidupanny a yang serba inform al, m elainkan j uga kem am puan m ereka m enj adi suat u kelom pok m asyarakat yang m em iliki kekuat an polit ik dan t aw ar- m enaw ar dengan pihak pem erint ah16. I nt egrasi m erek a begit u k uat dalam t at anan polit ik nasional, m eskipun dalam bidang ekonom i dan sosial cenderung t erisolir.
Polarisasi sosial ( yang t am pak dari j auhnya rent ang pem isah ant ara kaum prolet ar dan k alangan elit e k ot a) dengan sendiriny a dipandang sebagai bent uk k egagalan urbanisasi unt uk m engint egrasikan sem ua penduduk ke dalam suat u sist em perkot aan yang ut uh. Urbanisasi di negara berkem bang cenderung m elahirkan polarisasi daripada diferensisasi sosial y ang dipandang m am pu m em percepat proses t ransform asi sosial ekonom i kot a.
5 . PEN UTUP
Tulisan ini t elah m em perlihat k an sebuah gam baran t ent ang perbedaan pola urbanisasi di negara berkem bang dengan negara m aj u. Di negara berkem bang k ot a yang didirikan pada m asa kolonial t et ap m enj alankan fungsi ut am anya hingga sekarang. la berkem bang m enj adi sebuah kot a ut am a yang fungsinya sangat dom inan bagi sebuah negara. Sek alipun dem ik ian, k ot a t ersebut t idak m engalam i perkem bangan st ruk t ural di bidang sosial ekonom i.
St agnasi t ransfor m asi sosial ekonom i m engakibat kan t ingkat urbanisasi sangat t inggi pada kot a- kot a ut am a t ersebut . Persoalan yang m uncul adalah rent annya sist em ekonom i perkot aan t ersebut t erhadap desak an m igrasi dari desa, k arena sesungguhnya dalam sej arahnya kot a- kot a t adi t idak m am pu m enyediakan sarana
15
Pandangan – yang banyak dilont arkan oleh birokrasi negara dan penguasa form al di k ot a- k ot a negara berkem bang – sepert i ini seharusny a m enj adi bahan perdebat an, k arena t erlalu subj ekt if dan m em osisik an k aum pendat ang di k ot a sebagai k elom pok parasit , sek alipun pada dasarny a sist em produk si y ang m erek a k em bangk an dalam k egiat an ekonom i ( inform al) di k ot a j ust ru m enj adi peny angga bagi k ehidupan k ot a secara k eseluruhan.
16
ekonom i yang m em adai bagi pert um buhan penduduknya yang am at pesat . Karena pola urbanisasi lam a t et ap dipert ahank an, dim ana st ruk t ur ekonom i perkot aan dirancang hanya unt uk kepent ingan kolonisasi, sem ent ara m igrasi penduduk sem ak in t idak t erbendung, m ak a urbanisasi di negara berkem bang senant iasa m encipt akan keraw anan- keraw anan sosial, ekonom i dan polit ik.
D AFTAR PUSTAKA
Bairoch, Paul: Cit ies and Econom ic Developm ent : From t he Dow n of Hist ory t o t he Present , Chicago: Universit y of Chicago Press, 1988.
Cast el I s, Manuel: " Squat t ers and Polit ics in Lat in Am erica: a Com parat ive Analysis of Urban Social Mov em ent s in Chile, Peru and Mex ico" , dalam H. Safa ( ed) , The Polit ical Econom y of Urbanizat ion in Third World Count ries, New Delhi: Universit y of Chicago Press, 1985
Gordon, Marshall: Oxford Dict ionary of Sociology, Oxford: Oxford Universit y Press, 1998.
Gilbert , Alan: " Urban Dev elopm ent in a World Sy st em " dalam A. Gilbert dan J. Gugler ( ed) , Cit ies, Pover ly, and Developm ent , Oxford: Oxford Universit y Press, 1982.
- - - : " Urban and Regional Syst em : A Suit able Case for Treat m ent ?" dalam A. Gilbert dan J. Gugler ( ed) , Cit ies, Pover ly, and Developm ent , Oxford: Oxford Universit y Pr.ess, 1982.
Hart , Keit h: " Sekt or I nform al" , dalam Chris Manning dan Tadj uddin N. Effendi ( ed) , Urbanisasi, Pengangguran dan Sek t or I nform al di Kot a, Jak art a: PT. Gram edia, 1985.
Port es, Alej andro: " Urban Lat in Am erica: The Polit ical Condit ion from Above and Below " , dalam J. Abu- Lughot dan R. Hay ( ed) , Third World Urbanizat ion, Chicago: Met huen, 1980.
Todaro, Michael P. dan Jerry St ilkind: " Dilem a Urbanisasi" , dalam Chris Manning dan Tdj uddin N. Effendi ( ed) , Urbanisasi, Pengangguran dan Sekt or I nform al di Kot a, Jakart a: PT. Gram edia, 1985.
Unit ed Nat ions: Pat t erns of Urban and Rural Populat ion Grow t h ( Serie A/ 68) , New York, 1998 ( ?) .