UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DENGAN BUDGET BASED INCENTIVE SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING DI TANJUNG BALAI
DIAJUKAN OLEH :
NAMA : MARHAENI DAMANIK
NIM : 040522042
DEPARTEMEN : AKUNTANSI PROGRAM STUDI : S -1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “PENGARUH
ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH
DENGAN BUDGET BASED INCENTIVE SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING DI TANJUNG BALAI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan
judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh
mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh
telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Universitas Sumatera Utara.
Medan, 29 Mei 2009. Yang Membuat Pernyataan,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hamba panjatkan kepada MU ya Allah SWT, hamba
bersyukur atas semua berkatMU, atas segala karyaMU yang luar biasa dalam
hidupku Engkau izinkan terjadi atasku, sehingga hamba dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Skripsi ini juga penulis persembahkan untuk keluarga penulis yang dengan
penuh kesabaran, hikmat dan kebijaksanaan serta kasih sayang tulus dalam
membesarkan, mendidik, merawat, serta memperhatikan penulis.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat,
nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi S-1
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E., M.Acc, Ak, selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan yang telah
banyak membantu penulis dalam kelancaran proses meja hijau.
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan,
dan bantuan kepada penulis mulai dari awal penulisan hingga selesainya skripsi
iv
5. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Hotmal
Ja’far, MM, Ak, selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan
acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang
bermanfaat bagi pembaca. Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalam. Terima Kasih.
Medan, 29 Mei 2009 Penulis,
v
ABSTRAK
Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives dan untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah 1) anggaran partisipatif berpengaruh terhadap budget based incentive 2) anggaran partisipatif berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget based incentive sebagai variabel intervening.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara stratified random sampling yaitu penarikan sampel dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa sub kelompok yang disebut dengan strata, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing stratum dan data diolah menggunakan uji statistik regresi linier berganda dengan alat SPSS 13.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara anggaran partisipatif terhadap anggaran yang berbasis insentif (budget based incentives) pada hipotesis pertama. Hipotesis kedua yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentive sebagai variabel intervening. Dengan demikian hasil ini konsisten dengan riset yang dilakukan oleh Riadi, Hartono (2004) dan Zainal (2004). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai standardized beta sebesar -0.389 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 (dibawah alpha 5 %) yang merupakan nilai path atau jalur. Sedangkan nilai budget based incentives tidak berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai standardized beta sebesar 0.095 dengan nilai signifikansi sebesar 0.325 (diatas alpha 5 %). Besarnya nilai residual (e) dari pengaruh variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja kepala sekolah sebesar 0.927.
vi
ABSTRACT
This research is purposed aim to know on the effect of budgetary participation to the budget-based incentives and on the effect of budgetary participation to the head school performance with budget-based incentives as a intervening variable. This hypothesis using this research are 1) budgetary participation influence to the budget-based incentives, 2) budgetary participation influence to the head school performance with budget-based incentives as a intervening variable.
Data collecting with stratified random sampling method are sampling taking with devide some group as a level, thus a sample choice from stratum then the data process by using statistical test of multiple linier regression through SPSS 13.
The result of this research some evidence finding a budgetary participation not influence to the budget-based incentives from first hypotheses. Second hypotheses result either it is a budgetary participation influence to the performance head school with budget-based incentives as a intervening variable. This research consistence with other research with Riadi, Hartono (2004) dan Zainal (2004). The statistic result that a budgetary participation influence to the head school performance with explained by standardized beta the expressed in equal to -0.389 with 0.000 level significance (under from 5% alpha) is path value. Whereas budget-based incentives variable is not significance to the head school performance with explained by standardized beta the expressed in equal to 0.095 with level significance are 0.325 (up to from 5% alpha) The residual value (e) from budgetary participation variable to the head school performance at least 0.927.
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK. ... ... iv
ABSTRACT ... ... v
DAFTAR ISI ... .... vii
DAFTAR TABEL ... ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Manajerial... 5
B. Anggaran Partisipatif... 6
C. Budget Based Incentive... 8
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 9
E. Kerangka Konseptual... 12
F. Hipotesis Penelitian... 12
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... 13
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 13
C. Variabel Penelitian... 14
viii
2. Defenisi Operasional Variabel... 15
D. Lokasi dan Waktu Penelitian... 17
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data... 18
F. Metode dan Teknik Analisis Data... 19
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil dan Pembahasan... 24
1. Statistik Frekuensi... 24
2. Analisis Instrumen/Validitas dan Reliabilitas... 26
3. Model Pertama... 31
4. Model Kedua... 32
4.1. Pengujian Asumsi Klasik... 32
4.1.1. Uji Normalitas... 32
4.1.2. Uji Heteroskedastisitas... 33
4.1.3. Uji Autokorelasi... 33
4.1.4. Uji Multikolinearitas... 34
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 35
1. Pengujian Hipotesis Pertama... 35
2. Pengujian Hipotesis Kedua...35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 40
B. Saran... 41
DAFTAR PUSTAKA... 41
ix
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran ... 7
Tabel 3.1 Jumlah Sampel dan Populasi ... 14
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 17
Tabel 4.1 Statistic Frequency Anggaran Partisipatif (X1) ... 24
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Budget Based Incentive /X2 ... 25
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 26
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Instrumen ... 28
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha ... 28
Tabel 4.6 Uji Validitas Instrumen……...29
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha ... 29
Tabel 4.8 Uji Validitas Instrumen……...30
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha ... 31
Tabel 4.10 Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budget-Based Incentives ... 31
Tabel 4.11 Nilai Durbin-Watson ... 34
Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas...35
Tabel 4.13 Pengujian Goodness of Fit ... 36
Tabel 4.14 Hasil Regresi Uji F ... 36
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Uji T ... 37
x
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 12
Gambar 3.1 Model Penelitian ... 23
Gambar 4.1 Pengujian Normalitas Data ... 32
Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas ... 33
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 3 Frequency X1
Lampiran 4 Frequency X2
Lampiran 5 Frequency Y
Lampiran 6 Hasil Regresi Berganda Sebelum Log
Lampiran 7 Hasil Regresi Berganda Sesudah Log
v
ABSTRAK
Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives dan untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah 1) anggaran partisipatif berpengaruh terhadap budget based incentive 2) anggaran partisipatif berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget based incentive sebagai variabel intervening.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara stratified random sampling yaitu penarikan sampel dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa sub kelompok yang disebut dengan strata, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing stratum dan data diolah menggunakan uji statistik regresi linier berganda dengan alat SPSS 13.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara anggaran partisipatif terhadap anggaran yang berbasis insentif (budget based incentives) pada hipotesis pertama. Hipotesis kedua yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentive sebagai variabel intervening. Dengan demikian hasil ini konsisten dengan riset yang dilakukan oleh Riadi, Hartono (2004) dan Zainal (2004). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai standardized beta sebesar -0.389 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 (dibawah alpha 5 %) yang merupakan nilai path atau jalur. Sedangkan nilai budget based incentives tidak berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai standardized beta sebesar 0.095 dengan nilai signifikansi sebesar 0.325 (diatas alpha 5 %). Besarnya nilai residual (e) dari pengaruh variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja kepala sekolah sebesar 0.927.
vi
ABSTRACT
This research is purposed aim to know on the effect of budgetary participation to the budget-based incentives and on the effect of budgetary participation to the head school performance with budget-based incentives as a intervening variable. This hypothesis using this research are 1) budgetary participation influence to the budget-based incentives, 2) budgetary participation influence to the head school performance with budget-based incentives as a intervening variable.
Data collecting with stratified random sampling method are sampling taking with devide some group as a level, thus a sample choice from stratum then the data process by using statistical test of multiple linier regression through SPSS 13.
The result of this research some evidence finding a budgetary participation not influence to the budget-based incentives from first hypotheses. Second hypotheses result either it is a budgetary participation influence to the performance head school with budget-based incentives as a intervening variable. This research consistence with other research with Riadi, Hartono (2004) dan Zainal (2004). The statistic result that a budgetary participation influence to the head school performance with explained by standardized beta the expressed in equal to -0.389 with 0.000 level significance (under from 5% alpha) is path value. Whereas budget-based incentives variable is not significance to the head school performance with explained by standardized beta the expressed in equal to 0.095 with level significance are 0.325 (up to from 5% alpha) The residual value (e) from budgetary participation variable to the head school performance at least 0.927.
xii BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi, kondisi persaingan antar sekolah akan semakin
berat dan ketat. Tantangan pendidikan yang semakin berat saat ini menuntut sekolah
untuk selalu melakukan pengendalian manajemen sebagai sarana untuk menetapkan
perencanaan, koordinasi, dan evaluasi jalannya kegiatan pendidikan agar lebih baik.
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut diperlukan kemampuan Kepala sekolah
mengelola dan mengalokasikan Sumber Daya Manusia secara efektif dan efisien.
Sebagai usaha untuk menjamin agar penggunaan Sumber Daya Manusia
sebaik mungkin, maka dibutuhkan Perencanaan yang cermat agar kegiatan
Pendidikan dapat berjalan secara terpadu dan terarah untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Rencana tersebut dapat dituangkan dalam bentuk anggaran yang
berisi rencana kerja tahunan dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk
pelaksanaan rencana kerja tersebut. Anggaran dapat digunakan sebagai pedoman dan
alat bantu bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasi perusahaan.
Anthony dan Bedford (1991), mengemukakan bahwa anggaran adalah rencana
manajemen, dengan anggapan bahwa penyusunan anggaran akan mengambil
langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Anggaran
menurut Munandar (1997), adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis,
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam satuan moneter dan berlaku
xiii
Peranan anggaran sangat besar bagi manajer pada waktu penyusunan program
kerja, saat dilakukan implementasi program kerja dan pada saat penilaian realisasi
kegiatan. Anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun
membawa perusahaan kekondisi tertentu yang diperhitungkan. Tanpa anggaran,
dalam jangka waktu pendek perusahaan akan berjalan tanpa arah, dengan
pengorbanan sumber daya yang tidak terkendali. Dengan adanya anggaran maka akan
dapat diperbandingkan hasil-hasil sebenarnya dengan rencana yang telah ditetapkan,
sehingga dapat diketahui efektifitas dari suatu kegiatan.
Dalam anggaran, program-program diterjemahkan sesuai dengan tanggung
jawab tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program tersebut.
Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan tiap manajer dalam
melaksanakan program atau bagian dari program, oleh karena itu dalam penyusunan
anggaran, manajer pusat pertanggungjawaban mengadakan negosiasi dengan manajer
di atasnya yang memberikan peran kepadanya, dengan demikian hasil negosiasi
tersebut akan menimbulkan kesanggupan dari pihak manajer pusat
pertanggungjawaban untuk melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam
anggaran.
Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja sesungguhnya dari manajer.
Pemberian bonus, insentif, dan promosi biasanya dipengaruhi oleh kemampuan
manajer tersebut dalam mencapai tujuan yang telah dianggarkan oleh karena status
dan karir seorang manajer juga bisa dipengaruhi, maka anggaran dapat mempunyai
pengaruh perilaku yang signifikan. Penilaian kinerja itu sendiri adalah penentuan
xiv
keryawan berdasarkan sarana, standar, dan kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya
(Mulyadi, 1993).
Penyusunan anggaran secara partisipatif dalam arti melibatkan berbagai pihak
yang mempunyai kompetensi, akan menciptakan motivasi dalam proses pencapaian
tujuan. Peningkatan partisipasi dapat meningkatkan modal dan lebih lanjut
meningkatkan produktifitas (Hop Wood, 1976 dalam Sugeng W, 1998).
Anggaran partisipasi merupakan pendekatan manajerial yang umumnya
dinilai dapat meningktakan keefektifan organisasional melalui peningkatan
manajerial (Supono dan Indriantoro, 1998). Partisipasi dalam penyusuan anggaran
proses dimana para individu yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh
penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran terlibat dan mempunyai
pengaruh dalam penyususnan target anggaran (Brownell, 1982 dalam Supono dan
Indriantoro, 1998).
Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks
karena sekolah sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu
sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. kepala sekolah yang berhasil
apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan
unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang
diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.
Berdasarkan uraian di atas dan melihat pentingnya pengelolaan organisasi
secara baik dalam penyususnan anggaran, maka penulis terdorong untuk memilih
judul ”Pengaruh Anggaran Partisipatif Terhadap Kinerja Kepala Sekolah dengan
xv B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang ada, maka penulis
memformulasikan rumusan masalah sebagai berikut :
1. apakah terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives?
2. apakah terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah
dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based
incentives.
2. untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah
dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan kepala sekolah untuk mengetahui pengaruh anggaran
partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah.
2. Sebagai bahan informasi dan dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya
xvi BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kinerja Manajerial
Penilaian kinerja manajerial menurut Mahoney, dkk (1963 dalam Zainul,
1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang
meliputi delapan dimensi kegiatan yaitu :
1. Kinerja Perencanaan
Menentukan tujuan, kebijakan, tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja,
penganggaran, pemprograman dan lainnya.
2. Kinerja Investigasi
Mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk catatan, laporan, mengukur
hasil, menentukan persedian, dan menganalisi pekerjaan.
3. Kinerja Pengkoordinasian
Tukar menukar informasi dengan bagian organisasi yang lain untuk
mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitakan departemen lain,
hubungan dengan manajer lain.
4. Kinerja Evaluasi
Menilai dan mengukur proposal kinerja yang diamati atau dilaporkan,
penilaian laporan keuangan, dan pemeriksaan produk.
xvii
Mengarahkan, memimpin, mengembangkan bawahan, membimbing,
menjelaskan peraturan kerja kepada bawahan, memberikan tugas, dan
menangani keluhan.
6. Kinerja Pemilihan Staf
Mempertahankan angkatan kerja dibagiannya, merekrut, mewawancarai dan
memilih pegawai baru, menempatkan, memutasikan, dan mempromosikan
pegawai.
7. Kinerja Negosiasi
Melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan
jasa, menghubungi pemasuk, serta tawar menawar harga.
8. Kinerja Perwakilan
Menghadiri pertemuan – pertemuan dengan perusahaan lain / perkumpulan
bisnis, pendekatan ke masyarakat dan mempromosikan tujuan umum
organisasi.
B. Anggaran Partisipatif
1. Pengukuran Partisipatif dalam Penyusunan Anggaran
Partisipatif merupakan suatu konsep, dimana bawahan ikut terlibat dalam
pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins, 2002 :
179). Sementara anggaran partisipatif menurut Brownell (Supono dan Indriantoro,
1998) adalah proses dimana para individu, yang kinerjanya dievaluasi dan
memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian tingkat anggaran, terlibat dan
xviii
Anggaran disusun oleh setiap manajer pusat pertanggungjawaban, kemudian
para line manajer pusat pertanggungjawaban tersebut akan melaporkan hasil
pertanggungjawaban tersebut yang akan menjadi feedback bagi manajemen puncak
sebagai pengukuran prestasi. Adanya partisipasi dalam penyususnan anggaran maka
akan terbangun suatu interaksi yang lebih baik antara top management dan para line
manager. Dengan demikian akan terciptalah komitmen yang kuat untuk
merealisasikannya ke arah yang lebih baik. Aliran data partisipasi anggaran adalah
dari tingkat tanggung jawab rendah ke tingkat tanggung jawab yang tinggi.
2. Keunggulan dan Kelemahan Partisipatif dalam Penyusunan Anggaran
Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran
No. Keunggulan Kelemahan
1. Memotivasi bawahan untuk mencapai target anggaran
Terkadang menetapkan standar yang terlalu tinggi
2. Memacau peningkatan moral, inisiatif untuk para line manager
Dapat menyebabkan kesenjangan anggaran / budgetary slack
3.
Pertukaran informasi yang efektif antar pembuat dan pelaksana anggaran
Pseudoparticipation
Sumber : Hasil Pengolahan Peneliti dari Berbagai Sumber, 2008.
Setiap pemimpin yang berusaha menerapkan partisipasi / peran serta akan
mengalami berbagai tingkatan partisipasi, sehingga untuk ke dalamnya bisa bergerak
dari nol sampai dengan tidak terbatas. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka
partisipasi yang paling rendahlah yang tentunya paling mudah dicapai (Santoso, 1988
dalam Sugeng W, 1996). Untuk kegiatan partisipasi diperlukan suatu keterampilan
atau pengetahuan agar dapat mencapai berbagai tingkatnya dan untuk selalu dapat
xix
Menurut Sugeng W (1996) dengan memperhatikan perbedaan tingkatan yang
ada maka pada dasarnya tampak adanya 3 tingkatan yaitu :
a. Tingkat Saling Mengerti
Tujuannya adalah untuk membantu para anggota kelompok agar memahami
masing-masing fungsi dan sikap, sehingga dapat mengembangkan kerja sama
yang lebih baik. Dengan demikian secara pribadi mereka akan lebih banyak
terlibat, bersikap kreatif, dan juga menjadi lebih bertanggung jawab.
b. Tingkat Penasehatan (Sugesti)
Para anggota kelompok pada hakekatnya sudah cenderung siap untuk
memberikan suatu usul / saran kalau telah memahami masalah ataupun situasi
yang diharapkan kepada mereka.
c. Tingkat Otoritas
Otoritas pada dasarnya memberi wewenang ke dalam suatu kelompok untuk
memantapkan keputusannya. Konsep keputusan kepada pimpinan yang kemudian
dapat diresmikan menjadi kelompok oleh pemimpin.
Rincian anggaran partisipatif menurut Milani (1975 dalam Sugeng W, 1996)
sebagai berikut :
a. Seberapa jauh anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para manajer.
b. Alasan-alasan para atasan pada waktu anggaran dalam proses revisi.
c. Frekuensi menyatakan permintaan, memberi usulan dari atau pendapat tentang
anggaran kepada atasan tanpa meminta.
xx
e. Kepentingan manajer dalam kontribusi pada anggaran
f. Frekuensi anggaran didiskusikan oleh para atasan pada waktu anggaran
disusun.
C. Budget – Based Incentive
Budget based incentive adalah nilai insentive yang diberikan kepada karyawan
perusahaan sebagai imbalan atas pekerjaannya dalam penyusunan anggaran. Selain
itu juga, budget based incentive sering digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi
karyawannya dalam mengerjakan pekerjaannya. Banyaknya hal yang dapat
diakibatkan oleh faktor yang penting bagi peningkatan kinerja karyawan sebuah
perusahaan. Sistem pembagian budget based incentive disetiap perusahaan juga
berbeda-beda.
Dewasa ini, para karyawan disemua tingkatan dimana semakin banyak saja
organisasi akan diuntungkan oleh sistem kompensasi insentif khusus dalam bentuk
bonus, pembagian laba, dan skema-skema terkait lainnya. Contohnya mencakup
rencana gaji, bonus, rencana pembagian laba, rencana pembagian keuntungan, dan
rencana kepemilikan saham (Jhon R.S, 1998). Seorang manajer yang menggunakan
informasinya dalam pembuatan anggaran berdasarkan insentif akan diberikan insentif
sesuai dengan kinerja anggarannya, sehingga manajer akan menggunakan informasi
tersebut untuk dapat mendukung meningkatnya kinerja perusahaan (Shields dan
Young, 1993).
D. Tinjauan Penelitain Terdahulu
xxi
Judul penelitiannya adalah ”Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Kinerja
Majaner pada PDAM Tirtanadi”. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan dan bersifat positif terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini
memiliki implikasi dalam bidang penganggaran khususnya anggaran partisipasi yaitu
dapat membantu para manajer puncak dalam mengambil keputusan untuk
melaksanakan tujuan organisasinya karena adanya sistem partisipasi anggaran untuk
pelaksanaan operasi perusahaan.
2. Penelitian Bambang (2003)
Judul penelitiannya adalah ”Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasional
terhadap Keefektifan Anggaran Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Indonesia
”. Model analisis data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah regresi
berganda (multiple regression), metode yang menghubungkan satu variabel dependen
dengan beberapa variabel independen. Hasil penelitian tersebut menolak hipotesis
yang menyatakan bahwa partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial pada kultur organisasional
yang berorientasi pada pekerjaan.
3. Penelitian Zainal (2004)
Judul penelitiannya adalah ”Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Kinerja
Manajemen pada Perusahaan Jamu di Semarang”. Model yang digunakan untuk
melihat pengaruh variabel perilaku berupa anggaran partisipatif, faktor intrinsik dan
xxii
dalam penyusunan anggaran menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap
peningkatan kinerja manajerial.
4. Penelitian Riadi (2000)
Judul penelitiannya adalah ”Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Motivasi
terhadap Kinerja Manajerial”. Menemukan bahwa terdapat kinerja manajerial,
menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara partisipasi anggaran dengan
kinerja, motivasi sebagai variabel moderating.
E. Kerangka Konseptual
Manajemen sekolah pada dasarnya adalah prosedur atau proses pencapaian
hasil tertentu dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia. Manajemen
sekolah yang efektif bergantung pada kiprah sejumlah lembaga yang saling terkait,
hal ini termasuk departemen pendidikan nasional ditingkat pusat, dinas pendidikan di
daerah, masyarakat lokal dan staf sekolah, serta berbagai pihak lainnya. Semuanya
turut berperan sebagai penghubung paling penting dalam jaringan itu untuk menjamin
keberhsilan sekolah mencapai tujuannya.
Untuk dapat menjalankan perannya dengan baik, kepala sekolah harus dapat
mendayagunakan semua sumber daya yang tersedia dengan cara yang paling
produktif (efektif dan efisien) dalam situasi yang dinamis yang dipengaruhi berbagai
faktor internal dan eksternal. Situasi ini sering terkendala oleh makin menyusutnya
xxiii
tuntutan untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Salah satu untuk mencapai
tujuan diatas manajemen memerlukan alat bantu dalam melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian, yaitu anggaran.
Anggaran sering digunakan menilai kinerja sesungguhnya dari manajer dalam
pemberian bonus, insentif, dan promosi biasanya dipengaruhi oleh kemampuan
manajer dalam mencapai tujuan yang telah dianggarkan oleh karena status dan karir
seseorang manajer bisa dipengaruhi, maka anggaran bisa mempunyai pengaruh
perilaku yang signifikan. Penilian kinerja itu sendiri adalah penentuan secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan
sarana, standar, kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2004).
Anggaran partisipatif merupakan pendekatan manajerial yang umumnya
dinilai dapat meningkatkan keefektifan organisasional melalui peningkatan kinerja
manajerial. Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses dimana para
individu, yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan
pencapaian target anggaran terlihat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan
target anggaran.
Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis menentukan suatu kerangka
konseptual sebagai berikut :
Budget Based Incentive (X2)
Kinerja Kepala sekolah (Y) Anggaran
xxiv
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah kumpulan sementara atau proporsi tentatif tentang hubungan
kausal antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
1. ada pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget based incentive.
2. ada pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget
xxv BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian sensus, dimana
informasi dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Menurut Singarimbun (1989
: 3) penelitian sensus adalah penelitian yang mengambil seluruh sampel dari suatu
populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Hipotesis disini termasuk dalam hipotesis kausal yaitu hipotesis yang
menyatakan pengaruh antara suatu variabel yang menyebabkan perubahan lainnya.
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh antara partisipasi
anggaran dan motivasi terhadap kinerja kepala sekolah.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi
pada obejk penelitian ini adalah kepala sekolah di Kotamadya Tanjung Balai tahun
2007-2008, jumlah populasi yang ada adalah 130 Kepala sekolah dengan sampel
berjumlah 95 orang.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan stratified random sampling
yaitu penarikan sampel dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa
sub kelompok yang disebut dengan strata, lalu suatu sampel dipilih dari
xxvi
Adapun tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan oleh Isacc dan Michael, untuk tingkat kesalahan 5 %, rumus untuk
menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya sebagai berikut :
Q
Tabel 3.1 Jumlah Sampel dan Populasi
No. Tingkat Pendidikan
Jenis Kelamin
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya, yang dalam penelitian ini adalah
anggaran partisipatif.
xxvii
Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lainnya, dalam penelitian ini adalah kinerja kepala sekolah.
c. Variabel Intervening (Mediating Variable)
Variabel intervening (Mediating Variable) adalah variabel yang
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen sehingga menjadi hubungan tidak langsung, dalam penelitian
ini adalah budget based-incentive.
2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Anggaran partisipatif menurut Brownell (1982 dalam Supono, 1988) adalah
proses dimana individu, yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh
penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran, terlibat dan
mempuyai pengaruh dalam penyusunan anggaran. Pengukuran variabel
anggaran partisipatif menggunakan skala semantic differential, alat
pengukur ini dikembangkan oleh Milani (1975). Skala ini berusaha
mengukur arti objek atau konsep bagi seorang responden. Setiap responden
diminta enam butir pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi, pengaruh
yang dirasakan dan kontribusi responden dalam proses penyususnan
anggaran. Masing-masing pertanyaan diberi skala satu sampai tujuan. Skala
rendah (point 1) menunjukkan tingkat partisipasi yang paling rendah,
sebaliknya skala tinggi (point 7) menunjukkan tingkat partisipasi yang
paling tinggi. Kuesioner mengenai variabel anggaran partisipatif adalah
xxviii
anggaran, frekuensi interaksi dengan atasan, pengaruh pada anggaran final,
sumbangan terhadap anggaran yang tersusun, interaksi dari atasan ketika
anggaran sedang disusun.
Budget based incentive digunakan oleh perusahaan sebagai pemicu untuk
meningatkan kinerja karyawannya, akan tetapi ada beberapa perusahaan
justru dengan adanya budget based incentive dapat meurunkan motivasi
kerja karyawannya. Banyaknya hal yang dapat diakibatkan oleh budget
based incentive menjadikan faktor ini sebagai faktor yang penting bagi
peningkatan kinerja karyawan sebuah perusahaan. Sistem pembagian budget
based incentive di setiap perusahaan juga berbeda-beda.
Pada penelitian ini budget based incentive digunakan sebagai variabel
intervening atau variabel perantara dalam menguji pengaruh anggaran
partisipatif terhadap kinerja manajer. Penggunaan budget based incentive
dilandasi dengan pemikiran bahwa dalam perusahaan memiliki anggaran
tersendiri guna meningkatkan kinerja perusahaan.
Pengukuran budget based incentive dilakukan dengan menggunakan
kuesioner tentang pengetahuan para karyawan mengenai Incentive atas
keterlibatannya dalam penyusunan anggara, kepuasan atas besarnya nilai
budget based incentive.
Penilaian kinerja manajerial menurut Mahoney, dkk (1963) dalam bentuk
kinerja manajerial berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang meliputi
xxix
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pimilihan staf, negosiasi, dan
perwakilan.
Kinerja seorang manajer menurut Porter Lawler ditentukan oleh tiga faktor
yaitu usaha, kemampuan dan bakat, serta persepsi terhadap peran (Sugeng
W, 1996). Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan
instrumen self-rating yang dikembangkan oleh Mahoney, dkk (1963).
Dalam instrumen ini setiap responden diminta untuk mengukur sendiri
kinerjanya dengan memilih angka dari satu sampai dengan sembilan.
Pembagian skala terdiri dari 1 sampai dengan 3 untuk kinerja di bawah
rata-rata, 4 sampai dengan 6 untuk kinerja rata-rata-rata, dan 7 sampai dengan 9
untuk kinerja di atas rata-rata.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di sekolah-sekolah yang ada di Pemerintah Kota Tanjung
Balai. Waktu penelitian dari bulan Januari sampai dengan Mei 2009.
E. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1.
Proposal Penelitian Survey Awal
Bimbingan Proposal Seminar Proposal
2.
Penelitian
xxx 3. Ujian Skripsi (Meja Hijau)
Sumber : Hasil Pengolahan Peneliti, 2008.
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan berupa kualitatif yang terdiri dari data primer dan
data sekunder. Dimensi waktu penelitian adalah cross sectional, yaitu melibatkan satu
waktu tertentu dengan banyak sampel.
Data primer, yang terdiri dari :
1) hasil jawaban para responden atas kuesioner yang diajukan, yang telah
diisi oleh sampel-sampel yang diambil. Kuesioner partisipasi anggaran
diambil dari penelitian Milani (1975), kuesioner budget based incentive
diambil dari penelitan Shield & Young, sedangkan kuesioner kinerja
manajerial diambil dari penelitian Mahoney et al., (1963).
2) hasil wawancara berupa tanya jawab langsung maupun dengan diskusi
dengan pihak-pihak terkait.
2. Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data primer atau pengiriman kuesioner adalah
sebagai berikut :
a. kuesioner-kuesioner tersebut diantarkan secara langsung ke sekolah kepada
semua sampel.
b. setelah 1 minggu, peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh
xxxi
c. jika ada responden yang belum mengembalikan daftar pertanyaan tersebut,
maka kepada mereka diberikan waktu 1 minggu lagi.
d. setelah batas waktu yang ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh
responden, maka peneliti akan mengolah data jika jumlah data yang
terkumpul sudah lebih dari 130 responden, tetapi jika data belum mencukupi,
maka akan dicoba kembali untuk mengirimkan kuesioner kepada responden
yang belum mengembalikan kuesioner tersebut.
G. Metode dan Teknik Analisis Data
1. Pengujian Kualitas Data
1.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang ingin diukurnya (Sugiyono, 2004 : 105). Untuk menentukan valid
tidaknya suatu item, ditentukan dengan membandingkan antara angka korelasi
product moment pearson (r hitung) dengan r tabel pada level signifikasi 0,05 nilai
kritisnya. Apabila angka korelasi berada di atas nilai kritis atau angka probabilitasnya
berada di bawah atau sama dengan (P < 0,05 ; P = 0,05), berarti instrumen penelitian
itu valid. Pengujian validitas digunakan dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Production and Service SolutionI) release 13. Korelasi antara skor butir
dengan skor faktor harus korelasi positif, kemudian membandingkan r tabel dengan r
hitung dari tiap butir pertanyaan pada signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan (n –
xxxii 1.2. Uji Reliabilitas
Menurut Riyadi (2000) uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa
jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama. Untuk melihat
reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan
koefisien cronbach’s alpha lebih besar dari 0,06 (Sekaran, 1992). Pengujian
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Production
and Service SolutionI) release 13.
2. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi
klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heterokedastisitas, dan asumsi-asumsi
klasik lainnya. Untuk menguji hal tersebut peneliti juga menggunakan program SPSS.
Berdasarkan hasil output tersebut barulah dilakukan analisis terhadap asumsi-asumsi
klasik tersebut.
2.1. Uji Normalitas
Menurut central limit theorem, asumsi normalitas akan terpenuhi apabila jumlah
sampel yang digunakan lebih dari atau sama dengan 25 (Mendehall dan Beaver,
1992). Metode uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang digunakan
xxxiii
analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas dan demikian sebaliknya. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan SPSS release 13.
2.2. Uji Multikoliniearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen.
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen
antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel yang
bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesama
variabel bebas maka konsekuensinya adalah :
(2) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
(3) Nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tak terduga.
Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
terdapat problem multikolonearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan
melihat nilai VIF fan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar
dari 2, maka terjadi multikolinearitas diantara variabel independen. Disamping itu,
suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi diantara
variabel independen lebih besar dari 0,9 (Ghozali, 2001).
xxxiv
a. mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B
saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan
dari model regresi.
b. menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi Ridge.
2.3. Uji Heteroskedastisitas
Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Santoso, 2004 : 2008). Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas.
Pengujian ini menggunakan SPSS release 13.
Uji autokorelasi tidak lagi diperlukan. Uji autokorelasi ini bertujuan untuk
melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1, sehingga hal ini
ditemukan pada data time series, bukan data yang cross section (Erlina,
2007 : 108). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section.
3. Pengujian Hipotesis
3.1. Pengujian Hipotesis I (Model I)
Model penelitian untuk hipotesis pertama diuji dalam bentuk regresi linier
sederhana dengan melihat koefesien standardized beta sebagai berikut :
BBI =
β
1AP
1+
ε
dimana :
BBI (Y) = Budget Based Incentive
xxxv
ε
= Error Term3.2. Pengujian Hipotesis II (Model II)
Model penelitian untuk hipotesis kedua diuji dalam bentuk regresi linier
berganda (Multiple Regression Analysis) dengan dengan melihat koefesien
standardized beta sebagai berikut :
KK =
β
1AP
1+
β
2BBI
2+
ε
dimana :
KK (Y) = Kinerja Kepala Sekolah
AP (X1) = Anggaran Partisipasi
BBI (X2) = Budget Based Incentive (intervening variable)
ε
= Error TermAdapun model yang dapat digambarkan sebagai berikut :
intervening variable
Gambar 3.1 : Model penelitian
Kinerja Kepala sekolah (Y) Anggaran
Partisipatif (X1)
xxxvi BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian
1. Statistik Frekuensi
Tanggapan responden terhadap kuisioner yang diberikan adalah untuk
mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan
budget based incentive sebagai variabel intervening. Agar terlihat lebih sistematis
berikut ini disajikan data-data yang telah dikumpulkan ke dalam distribusi frekuensi.
Distribusi frekuensi merupakan penyajian data skor ke dalam bentuk Tabel. Adapun
bentuk frekuensi jawaban responden sebagai berikut :
Tabel 4.1 : Anggaran Partisipatif (X1)
Jawaban Sangat Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3).
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas untuk pertanyaan ke 1 (satu) wujud anggaran
xxxvii
0 % (tidak setuju dan kurang setuju). Pertanyaan ke 2 (tiga) menunjukkan wujud
anggaran partisipasi tertinggi sebanyak 60 % (setuju) dan terendah 0 % (tidak setuju
dan kurang setuju). Pertanyaan ke 3 menunjukan frekuensi tertinggi 45,3% (setuju)
dan paling rendah adalah 0 % (kurang setuju dan sangat tidak setuju). Pertanyaan ke 5
menunjukan frekuensi tertinggi 69,5 % (setuju) dan paling rendah adalah 0 % (tidak
setuju dan kurang setuju).
Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk variabel Budget Based
Incentive terdapat pada Tabel 4.2. berikut :
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Budget Based Incentive /X2 Jawaban Sangat
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas untuk pertanyaan ke 1 (Q1) frekuensi jawaban
variabel budget based incentive menunjukkan frekuensi tertinggi 65,3 % (kurang
setuju) dan paling rendah adalah 0 % (tidak setuju dan sangat tidak setuju).
Pertanyaan ke 2 (Q2) menunjukkan frekuensi jawaban variabel budget based
incentive tertinggi sebanyak 60 % (kurang setuju) dan terendah 0 % (tidak setuju dan
sangat tidak setuju). Pertanyaan ke 3 (Q3) menunjukkan frekuensi jawaban variabel
budget based incentive tertinggi sebanyak 33,7 % (netral) dan terendah 0 % (tidak
setuju dan sangat tidak setuju). Pertanyaan ke 4 (Q4) menunjukkan frekuensi jawaban
xxxviii
(tidak setuju dan sangat tidak setuju). Pertanyaan ke 5 (Q5) menunjukkan frekuensi
jawaban variabel budget based incentive tertinggi sebanyak 38,9 % (netral) dan
terendah 0 % (tidak setuju dan sangat tidak setuju).
Untuk frekuensi jawaban responden untuk variabel kinerja kepala sekolah (Y)
terdapat pada Tabel 4.3. berikut :
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Kinerja Kepala Sekolah (Y)
Jawaban Sangat Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3).
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas untuk pertanyaan ke 1 (Q1) frekuensi jawaban
variabel kinerja kepala sekolah menunjukkan frekuensi tertinggi 65,3 % (tidak setuju)
dan paling rendah adalah 0 % (sangat setuju dan setuju). pertanyaan ke 2 (Q2)
frekuensi jawaban variabel kinerja kepala sekolah menunjukkan frekuensi tertinggi
40 % (tidak setuju) dan paling rendah adalah 0 % (sangat setuju dan setuju).
Pertanyaan ke 3 (Q3) menunjukkan frekuensi jawaban variabel kinerja kepala sekolah
menunjukkan frekuensi tertinggi 40 % (kurang setuju) dan paling rendah adalah 0 %
(sangat setuju dan setuju). Pertanyaan ke 6 (Q6) menunjukkan frekuensi jawaban
variabel kinerja kepala sekolah tertinggi sebanyak 36.8 % (sangat tidak setuju) dan
xxxix
menunjukkan frekuensi jawaban variabel kinerja kepala sekolah tertinggi sebanyak
61.1 % (tidak setuju) dan terendah 0 % (sangat setuju dan setuju).
2. Analisis Instrumen/Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Dalam penelitian ini perlu diuji sampai sejauh mana alat ukur yang
digunakan benar-benar mengukur apa yang ingin diukur (validitas), dan juga sampai
sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten (reliabilitas). Hal tersebut
dilakukan agar pengujian hipotesis penelitian dapat mengenai sasarannya, oleh karena
itu data yang dipakai untuk menguji hipotesis harus diuji validitas dan reliabilitasnya.
2.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Anggaran Partisipasi (X1)
2.1.1. Uji Validitas Variabel Independen Anggaran Partisipasi (X1)
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali,2005).
Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, maka perlu diuji dulu kesahihannya
dengan alat uji validitas item.
Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 95 responden, maka pertanyaan
nomor 4 (Q4) dan 6 (Q6) tidak valid. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4, yang
terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation yang seluruhnya lebih besar
rtabel Product Moment dimana r tabel 0.2272. Untuk pengujian ini dilakukan dengan
Statistical Product and Service Solutions (SPSS).
xl
Scale Mean if Item Deleted
Sumber : Hasil Penelitian 2009 (data diolah). Lampiran 8.
Berdasarkan dari pengujian validitas tersebut menunjukkan 4 (empat) item
pertanyaan tersebut valid. Jadi yang digunakan sebagai 4 (empat) item pertanyaan
untuk menentukan total variabel independen anggaran partisipasi (X1).
2.1.2. Uji Reliabilitas Variabel Independen Anggaran Partisipasi (X1)
Suatu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban dari pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa
dilakukan dengan : (1) Repeated Measure, (2) One Shot. Dalam penelitian ini, uji
reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran saja (one shot), karena pengukuran
yang dilakukan berulang, membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0.60. (Ghozali, 2005). Dari hasil uji reliabilitas, ternyata seluruh item dikatakan
reliabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 bahwa nilai Cronbach Alpa melewati >
0,60 (0.804). Hal tersebut tergambar pada Tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 : Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items .804 4 Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 8)
xli 2.2.1. Uji Validitas Budget Based Incentives (X2)
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali,2005).
Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, maka perlu diuji dulu kesahihannya
dengan alat uji validitas item.
Berdasarkan hasil uji validitas dengan 5 (lima) pertanyaan, maka seluruh
pertanyaan dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.6, yang terdapat pada
kolom Corrected Item-Total Correlation yang seluruhnya lebih besar r tabel Product
Moment dimana r tabel 0.2272. Untuk pengujian ini dilakukan dengan Statistical
Product and Service Solutions (SPSS).
Tabel 4.6. Uji Validitas Instrumen
Scale Mean if Item Deleted
Sumber : Hasil Penelitian 2009 (Lampiran 8).
Berdasarkan dari pengujian validitas tersebut menunjukkan 5 (lima) item
pertanyaan tersebut valid. Jadi yang digunakan sebagai total variabel independen
Budget Based Incentives (X2).
2.2.2. Uji Reliabilitas Variabel Budget Based Incentives (X2)
Suatu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap suatu
xlii
pada dasarnya bisa dilakukan dengan: (1) Repeated Measure, (2) One Shot. Dalam
penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran saja (one shot),
karena pengukuran yang dilakukan berulang, membutuhkan waktu dan biaya yang
cukup besar. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0.60. (Ghozali, 2005). Dari hasil uji reliabilitas, ternyata seluruh
item dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.7 bahwa nilai Cronbach
Alpha keseluruhannya adalah melewati > 0,60 (0.640 atau 64 %). Hal tersebut
tergambar pada Tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 : Nilai Cronbach’s Alpha
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items .640 5 Sumber : Hasil Olah Data SPSS. (Lampiran 8).
2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y)
2.3.1. Uji Validitas Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y)
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali,2005).
Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, maka perlu diuji dulu kesahihannya
dengan alat uji validitas item.
Berdasarkan hasil uji validitas terhadap responden, maka hanya 5 pertanyaan
dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.8, yang terdapat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation yang seluruhnya lebih besar r tabel Product
Moment dimana r = 0.2272. Untuk pengujian ini dilakukan dengan Statistical
xliii
Tabel 4.8. Uji Validitas Instrumen Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Sumber : Hasil Penelitian 2009 (Lampiran 8)
Berdasarkan dari pengujian validitas tersebut menunjukkan 5 (lima)
pertanyaan valid.
2.3.2. Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y)
Suatu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap suatu
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas
pada dasarnya bisa dilakukan dengan: (1) Repeated Measure, (2) One Shot. Dalam
penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran saja (one shot),
karena pengukuran yang dilakukan berulang, membutuhkan waktu dan biaya yang
cukup besar. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0.60. (Ghozali, 2005). Dari hasil uji reliabilitas, ternyata seluruh
item dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.9 bahwa nilai Cronbach
Alpha keseluruhannya adalah melewati > 0,60 (0.728 atau 72,8 %). Hal tersebut
tergambar pada Tabel 4.9. berikut :
Tabel 4.9 : Nilai Cronbach’s Alpha Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items .728 5 Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 8).
xliv
Hasil pengujian hipotesis yang berbunyi apakah terdapat pengaruh anggaran
partisipatif terhadap budget-based incentives dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 : Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budget-Based Incentives
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.935 .071 41.304 .000
PPA_X1 -2.115E-5 .008 .000 -.003 .998 a. Dependent Variable: ln_BBI_X2
Sumber : Lampiran 7.
Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel Partisipasi dalam
penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap budget based
incentives dimana standardized coefficients beta yang dihasilkan sebesar 0.000 pada
tingkat keyakinan 95 % adalah 0.998. Hubungan ini disimbolkan dengan
ρ
2
. Karenatingkat signifikansi > alpha 5 % maka H0 ditolak. Dengan demikian daerah
penerimaan hipotesis berada diluar daerah penerimaan H0. Hal ini bermakna bahwa
anggaran partisipatif tidak berpengaruh terhadap budget based incentives. Artinya
anggaran partisipasi yang disusun bukan sebagai alat penilai kinerja yang dapat
meningkatkan keefektifan organisasional melalui peningkatan manajerial.
4. Model Kedua
4.1.1. Uji Asumsi Klasik untuk Model Kedua
4.1.1.1. Pengujian Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel
xlv
dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang
digunakan kali ini adalah dengan menggunakan analisis grafik. Hasil pengujian
normalitas data ditunjukkan dalam histogram dan grafik berikut ini.
Hasil pengujian terdapat pada Gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1 : Gambar Histogram
Dari hasil pengujian terlihat pada Gambar 4.1 tersebut terlihat grafik masih
terdapat didalam kurva. Dalam hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual
berdistribusi normal.
4.1.1.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat grafik Scatterplot
yang disajikan yang terdapat pada Gambar 4.2 dibawah, terlihat titik-titik menyebar
secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik
xlvi
heteroskedastisitas pada model regresi. Adapun bentuk grafik Scatterplot terdapat
pada Gambar 4.2 berikut :
Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 6)
Gambar 4.2 : Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
4.1.1.3. Uji Autokorelasi
Gejala Autokorelasi diditeksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW).
Menurut Santoso (2005 : 241), untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka
dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW).
Tabel 4.11 : Nilai Durbin-Watson
Model R
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson 1 .399a
3.12342 .370
a Predictors: (Constant), BBI_X2, PPA_X1
b Dependent Variable: KINERJA_Y
Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 7)
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, untuk mengetahui adanya autokorelasi
xlvii
DW sebesar 0,370 Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji
Durbin-Watson, dengan kriteria menurut Santoso (2000 : 219) dengan cara melihat besaran
Durbin-Watson sebagai berikut :
•Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
•Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
•Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson
(D-W) sebesar 0,370. Oleh karena itu, nilai DW dalam rentang nilai -2 dan lebih kecil
dari 2 (-2 < 0,370 < 2) maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif
maupun negatif.
4.1.1.4. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara
satu variabel bebas dengan variable bebas lain. Jika terjadi multikolinearitas , akan
mengakibatkan timbulnya kesalahan standard penaksir dan probabilitas untuk
menerima hipotesis yang salah semakin besar. Menurut Ghozali (2005) salah satu
cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan melakukan uji VIF
(Variance Inflation Factor) yaitu jika VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance
tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS atas data yang diperoleh, dapat dilihat pada
Tabel 4.12 berikut :
xlviii
Model Collinearity Statistics
Constant Tolerance VIF
PPA_X1 1.000 1.000
BBI_X2 1.000 1.000
Dependent Variabel : IA_Y
Sumber : Hasil Output SPSS (Lampiran 7)
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk masing-masing
variabel adalah < 10 dan Tolerance tidak kurang dari 0,1 atau sama dengan satu. Hal
ini membuktikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak
terdapat gejala multikolinearitas (homoskedastisitas).
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengujian Hipotesis ke Pertama
Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh anggaran
partisipatif terhadap budget-based incentives tidak dapat dapat diterima. Dengan
demikian maka tidak dapat dibentuk model jalur (path) dan model tersebut tidak
terdapat model pengaruh langsung dan tidak langsung anggaran partisipatif terhadap
budget-based incentive karena tidak signifikan pada tingkat α = 5 %.
2. Pengujian Hipotesis ke Dua
Hasil pengujian hipotesis yang berbunyi apakah terdapat pengaruh anggaran
partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai
variabel intervening dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk
menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua
xlix
yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.13. di bawah ini
:
Tabel 4.13. Pengujian Goodness of Fit
Model R R Square Adjusted R Square 1 .399a .159 .141 a. Dependent Variable: BBI_X2, PPA_X1
b. Independent Variable : KINERJA_Y
Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 7)
Nilai adjusted R Square pada Tabel 4.13 diatas sebesar 14,1 % variabel
pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based
incentives sebagai variabel intervening dapat diterima. Sedangkan sisanya sebesar
85,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.
Indikator signifikansi parameter koefesien Adjusted R2 signifikan atau tidak
maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik metode Fisher (Uji
F) dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 %. Kriteria pengujian yang
digunakan adalah apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak; dan apabila Fhitung ≤ Ftabel
maka Ho dapat diterima. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel 4.14 dibawah ini :
Tabel 4.14. Hasil Regresi Uji F ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 169.628 2 84.814 8.694 .000a
Residual 897.530 92 9.756
Total 1067.158 94
a. Predictors: (Constant), BBI_X2, PPA_X1 b. Dependent Variable: KINERJA_Y
Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 7).
Dari Tabel 4.13 diperoleh nilai Fhitung sebesar 8,694 sedangkan Ftabel pada
l
Fhitung>Ftabel (8,694>3,32). Hal ini memberikan arti bahwa terdapat pengaruh anggaran
partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai
variabel intervening.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives
sebagai variabel intervening dapat diterima atau hipotesis null tidak dapat ditolak (Ho
diterima sedangkan H1 ditolak).
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan budget-based incentives berpengaruh
signifikan terhadap kinerja kepala sekolah tergambar pada hasil uji t dalam Tabel
4.15 berikut :
Tabel 4.15 : Hasil Perhitungan Uji T
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 30.484 1.827 16.689 .000
PPA_X1 -.416 .102 -.389 -4.066 .000
BBI_X2 .081 .082 .095 .989 .325 a. Dependent Variable: KINERJA_Y
Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 7).
Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel partisipasi dalam
penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai
standardized beta sebesar -0.389 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 (dibawah
alpha 5 %) yang merupakan nilai path atau jalur. Sedangkan nilai budget based
incentives tidak berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai
li
5 %). Besarnya nilai residual (e) dari pengaruh variabel partisipasi dalam penyusunan
anggaran terhadap kinerja kepala sekolah sebesar 0.927 ( (1−0.141)=0.927).
Atas hal tersebut dan berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda
tersebut dikombinasikan dengan path, maka diagram yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 4.3 : Model Analisis Jalur (path)
Berdasarkan diagram tersebut maka dapat disimpulkan bahwa anggaran
partisipatif tidak berpengaruh terhadap budget based incentive. Hasil lain yang dapat
disimpulkan terdapat pengaruh tidak langsung antara anggaran partisipatif terhadap
kinerja kepala sekolah dengan budget based incentive sebagai variabel intervening.
Dengan demikian hasil ini konsisten dengan riset yang dilakukan oleh Riadi, Hartono
(2004) dan Zainal (2004).
Hasil tersebut memberikan dampak dimana pada umumnya semakin besar
keterlibatan para penyusun anggaran maupun pelaksana anggaran dalam merumuskan
sesuatu hal yang dapat menghasilkan keputusan dalam organisasi, maka sangat tinggi
rasa tanggung jawab mereka untuk menyukseskan kesepakatan atau keputusan Budget Based
Incentive (X2)
Kinerja Kepala sekolah (Y) Anggaran
Partisipatif (X1)
ρ2 = tidak berpengaruh
signifikan
e1
ρ 1 = berpengaruh signifikan -0.389
ρ 3 = tidak berpengaruh
signifikan
lii
tersebut terlaksana dengan baik. Partisipasi ini juga sangat mudah diterima oleh
semua khalayak karena mengandung azas musyawarah dan mufakat, sehingga
terdapat kegairahan untuk terus berjalan dalam melaksanakan hal-hal yang telah
disepakati bersama baik dengan manajer pusat pertanggungjawaban atau tidak
disamping mereka. Melibatkan para penyusun anggaran dan pelaksana anggaran
dalam sistem perencanaan berarti menghargai kebutuhan untuk sebuah lingkungan
kerja yang nyaman dan ramah, yang mendukung terlaksananya komunikasi yang
baik, karena imbalan terpenting bagi karyawan akan datang dari kepuasan mereka
bahwa anggaran mereka akan dihargai dan diterapkan dalam organisasinya. Anggaran
bisa berjalan efektif jika mendapat dukungan dari semua pihak baik atasan maupun
bawahan. Konsep anggaran ini melibatkan semua orang terlebih-lebih bawahan (top
down approach). Oleh sebab itu tanpa dukungan dari bawahan maka anggaran ini
tidak akan berjalan dengan baik. Selain itu hasil penelitian ini memeberikan arti
bahwa anggaran bukanlah alat penilaian prestasi kinerja. Terdapat beberapa