RESPONS FISIOLOGIS
IKAN
GURAMI
(Osphronemus gouramy,
Lac.) YANG DlBERl PAKAN
MENGANDUNG
KROMtUM-RAG1 TERHADAP PENURUNAN
SUHU LINGKUNGAN
OLEH:
SRI HASfllTl
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
SRI HASTUTI. Respms Fisiomis lkan Gurami ( O s p h r o n m gouramy, Lac.) yang Dibeii Pakan Mengandung Krumiurn-ragi terhadap Penutunan Suhu Lingkungan. Dibimbing oleh ING MOKOGINTA, DARNAS DANA, dan TOHA SUTARDI.
Penelitin ini dibkukan untuk mengkaji pengamh supkmen kmium-ragi temrtdap reguhsi glukosa darah, resistensi tehadap sbes, respons imunitas terhadap infeksi bakteri, pertumbuhan pascastres, dan Msiensi pakan ikan gurami. Penelitian ini terdiri atas dua penelitian utama. Peneliian I mempunyai empat jenis pakan dengan suplemen kmium-ragi berbeda; yaitu pakan A 0.0
ppm ~ r ' ~ , pakan B 1.5 pprn ~ r ' ~ , pakan C 3.2 pprn ~ r ' ~ dan pakan D 4.9 pprn
~ r ' ~ .
Ikan dipelihara selama 40 hari. lkan dibeti pakan dua kali sehari secara atsaiiamn.
Kadar ~ rterbaik pada * ~ pendiian I yaitu 1.5 ppm, digunakan pada penelitian II. Penelitian II menggunakan rancangan faktorial dengan periakuan berfaktor dua. Faktor pertama adahh suplementasi kromium-ragi drtlam pakan0.0 ppm, 1.5 pprn kromium-ragi yang diberikan sehma 40 hari, dan 1.5 pprn
kmium-ragi yang diberikan selama 80 hari. Faktor ke dua adalah
stres
penunrnan suhu lingkungan dengan dua tingkat, y a k tanpa dan dengan
penurunan
su
hu lingkungan. Pada penelitian II, ikan dipelihara selama 80 hari.Hasil penelitin I menunjukkan bahwa &an yang diberi pakan 6 1.5 ppm
Cr+3 mempunyai resistensi terhadap slres penurunan suhu lingkungan dan
respans irnunitas yang lebih baik, sehingga menghasilkan laju perhrmbuhan dan
efiiensi pakan yang paling tinggi. Hasil penelitian II memperlihatkan bahwa nilai pertumbuhan pascastres dan efisiensi pakan dari ikan yang dieri pakan dengan suplemen krwnium-ragi 1.5 pprn ~ r ' ~
selama
40 dan 80 hari adaiah tidakberbeda. Namun, pemberian supbmen kmium-ragi sehma 80 hari
menghasilkan resistensi terhadap
stres
penurunan suhu lingkungan dan respons imunitas yang lebih baik. Disimpulkan bahwa kadar kromium-ragl 1.5 ppm C f 3ABSTRACT
SRI HASTUTI. The Physiological Responses of Giant Gouramy (Osphmmmus
mummy,
Lac.) Fed on Yeast-Chromium Diet to The Decreased Environment Temperature. Under Direction of ING MOKOGINTA, DARNAS DANA, and TOHA SUTARDIThis research was conducted in order to investigate the effects of yeast- chromium supplementation in the diet
on
the blood glucose regulation, stress resistance, immunity response to the bacterialinfectin,
growth
performance of low ternpwatu~ poststress,
and feed efficiency of giant gouramy exposed to decreased ambient temperatureThis research consisted of tm, experiments. The first experiment used
four diets with four level of yeast-chromium supplementation, namely diet A (0.0 pprn ~ r ' ? , diet B (1.5 pprn ~ r ' q , diet C (3.2 pprn
0'3,
and diet D (4.9 ppm0'9.
The fish fed on the experimental diets twice a day, at satiation for 40 days rearing
period. The best level of ~ r ' ~ from
the
first experiment there is 1.5 ppm, was used in the second experiment. The m dexperiment used factorial deslgn with two factors. The first factors were diet without yeast-drmium supplementation ; dkt with 1.5 pprn ~ r ' ~ supplementation and was fed to the for 40 days; and diet with 1.5 ppm~ r * ~
andwas
fed to the fish for 80 days. Thesecond factor was environment temperature with two levels temperature (ambient and decreased environment temperature). During 80 days rearing period, haff of the fish from each treatment of factor I were subjected to low of temperature
stress at periodic of time, and the other half was not.
Results from the first experiment showed that the fish fed
on
diet 1.5 ppm~ 1 ' ~ more resistanoe to the low temperalu~ stress and immunity response, and
the
highest growth rate and feed M c h c y . The second experiment showd mat there are no significant differences on gmwth rate and feed efficiency betweenfish fed
an
1.5 pprn Crt3 diet during 40 days rearing period compared to that fedon
1.5 pprn ~ r ' ~ diet during 80 days rearing period. However, fish fed 1.5 pprn ~ rdiet for + ~80 days showed better resistance tothe
b w temperature stress andhad a better immunity ~sponse. It was concluded that 1.5 pprn C f 3 was the best
level of Cr'3 in the diet of giant gouramy juvenile and
needed
to be fed to the fishSURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang bejodul:
RESPONS FISIOLOGS IKAN GURAMI ( ~ h m n e m u s gouramy, Lac.) YANG MBERI P A W N MENGANDUNG KRCMRIUM-RAG1 TERHADAP PENURUNAN SUHU LINGKUNGAN
adabh benar rnenrpakan hasil karya sendiri dart belum pemah dipubiikasikan oleh orang lain. Semua sumber data dan infomasi yang digunakan telah
dinyatakan
secara
jelas dan dapat diieriksa kebenarannya.Bogor, Seplember 2004.
Sri Hashti
RESPONS FlSlOLOGlS 1KAN
GUMMI
(Osphronemus gouramy,
Lac.) YANG DlBERl PAKAN
MENGANDUNG
KROMIUM-RAGI
ERHADAP
PENURUNAN
SUHU
LINGKUNGAN
OLEH:
SRI HASTUTI
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktw pada
Program Studi llmu Perairan
SEKOLAH
PASCASARJANA
Judul Disertasi : Respons Fisiilogis lkan Gurami (Osphronemus gouramy,
Lac.) yang Dieri Pakan Mengandung Krwnium-ragi
terhadap Penufflnan Suhu Lingkungan
Nama :
Sri
HastutiNRP : P.lWlO003
Program Studi : llmu Perairan
Menyetujui,
1 . Kmnisi Pem bimbing
/
Dr.lr. Inn Mokainta. MS.
Ketua
Aw€l&
m x w a
2. Ketua Program Studi llmu Perai
Penulis dihhirkan di Kudus, Jawa Tengah, pada tanggal 22 Agustus 1983
dari pasangan Bapak Moch Djaelan dan Ibu Sudjinah sebagai anak ke m p a t
dari enam krsaudara. Pendidikan srtjana ditempuh pada Junrsan Budidaya Perairan, FakulEas Perikanan IPB, lukrs tahun 1987. Pada tahun 1994 penulis
melanjutkan studi ke program master pada Program Studi llmu Perairan,
Program Pascasa rjana IP8, lulus tahun 1998. Beasiswa pendidikan diperobh
dari BPPS (Beasiswa Pendidikan Pascasajana), Ditjen D M , Depdikbud. Pada tahun 2000 dan dengan beasiswa pendidikan yang =ma, penulis memperokh kesernpatan untuk melanjutkan ke program doktor pada Program Studi llmu Perairan, Sekolah Pascasa
jana
IPB.Penulis
bekeja
sebagai staf pengajar pada Fakuttas Perikanan dan llmuKelautan, Univemitas Diponegom sejak tahun 1988, dengan tugas mengajar
mata kuliah Budidaya Perairan dan Managemen Lingkungan Budidaya.
Penulis mempunyai suami bemama Ir. Subandjono, MAppSc., dikaruniai
seorang p u h Sandi Sutapo Aribow (14 tahun) dan seorang putri Anggit Gusti Nugraheni (8 tahun). Selama mengikuti program doktor, penutii mempubliiasikan Irna karya ilmiah rnasing-masmg dengan judul: Peran Kromium Pakan dalam Meningkatkan Status Kesehatan lkan Gurami
(Osphmnemus gaummy,
Lac.)
Jumal Ihnu-ilmu Perairandan
R?&anan Indonesia, (2002) IX (2): 1 428; Peran Pmtein-energi Pakan dan Lingkungan Terhadap Reg ulasi Metabolisrne dan Efisiensi Pakan, Aquaculiurl? Indonesia (2002) 3(2):115121; Regulatory of Blood Glucose Levels in Common Carp (Cypflnus atpb Linn .). AquacuIfue Indonesia, (2002) 3(1): 1 9 1 9; ResponsGlukosa Datah lkan Gurami (Osphronemus gauramy, Lac) Terhadap Stres Peruba han Suhu Lingkungan, Jurnal Akuakulfur Indonesia, (2003) 2(2):7377
dan Resistensi Terhadap Stres dan Respons Imunitas lkan Gurami
(Osphromms -my, Lac.) yang Diberi Pakan Mengandung Kmmium-ragi,
PRAKATA
Puji dan syukur penuli panjatkan kepada Allah
SVVT
atas limpahan rahmat setla karunia-Nya sehingga penulisan disertasi yang bejudul: ResponsFiblogis lkan Gurami (Osphmemus
goummy,
Lac.) yang Oiberi PakanMengandung Kromium-ragi terhadap Penurunan Suhu Lingkungan dapat
terselesaikan. Disertasi in i disusun sebagai salah satu syarat un tuk memperdeh gebr Doktor pada Program Studi llmu Perairan, Sekolah Pascasajana IPB.
Penelitian ini dibiayai dana Hibah Bersaing XI Tahun Anggaran 200212003, Proyek Pengkajian dan Penelitian llmu Pengetahuan dan Terapan,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional dan dana
BPPS (Biasiswa Pendidikan Program Pacasarjana). Kepada pihak sponsor
penulis mengucapkan terima kasih. Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Ibu Or.lr. lng Mokoginta, MS., Bapak Dr.lr. Darnas Dana, MSc. serta Bapak Prof-Dr. Toha Sutardi, MSc. selaku pembimbing. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Pmf.Dr. Wasmen Manah dan Dr.lr. Kardjo
Praptokardjo atas ketehukaan ilmu dan kritik demi peningkatan penguasaan ilmu terkal. Kepada Praf.Dr.lr. Dadi Nandika penulis sampaikan penghargsan yang sebesar-besamya atas dukungan yang tehh diberikan. Terima kasih penulis sampaikan juga kepada Bapak Ir. Subandjono, MappSc., Bapak Dr. Ir. Eddy Supripno, MSc., Kepala beserta staf Laboratmiurn Nutrisi Ikan, Kepala
beserta
staf
Laboratorium Lingkungan, FPI K-IPB dan Kepala beserta stafL a h t o r i u m Kesehatan Ikan yang telah membantu selama pengumpulan data. Kepada Bapak Alifuddin, Bapak Tatag Budiardi, Ibu Sri Handayani dan teman- ternan di PS. I h u Perairan, penulis mengucapkan terima kasih atas kejasama dan pehatiannya. Ungkapan terima kasih juga disarnpaikan kepada bapak, ibu, saudara, serta setumh anggota keluarga,
atas
doa dan kehangatan kasihsayangnya.
Smoga disertasi ini bemanfaat.
Bogor, September 2004
DAFTAR IS t
...
DAFTAR TABEL Halaman viii...
DAFTAR GAM BAR...
DAFTAR LAMP l RAN...
1.1
.
Latar Belakang1.2. Tujuan dan Manfaat
...
...
1.3. Hipotesis
II
.
TINJAUAN PUSTAKA...
...2.1. Pertumbuhan dan Kebutuhan Nutrien lkan Gurami
...
2.2. PengaruhStres
Tehadap Perhrmbuhan2.3. Kromium dan Metabolisme Nutrien
...
2.4. Peren dan Pengaruh Kmnium Terhadap KeberadaanGlukosa Darah. Keterkaitannya dengan Perturnbuhan ..
2.5. Peran Kromiurn dalarn Sistem Ketahanan Tehadap
Stres dan lmunitas
...
2.6. Kebutuhan dan Bentuk Suplemen Kmmium dalamPakan ...
.
.
...
2.7. Faktw Penyebab Stres dan Kematian ...2.8. Faktor-faktor Penentu K e b d a a n Glukosa Oarah ...
2.9. Hubungan Kadar Glukosa Darah
dengan Ketahanan terhadap Stres ... 2.10. Ragi
...
Ill . BAHAN DAN METODE
...
. .
3.1 . PeneM~an I
...
3.1 . 1. Penentuan Besamya Penurunan Suhu yang
Menyebabkan lkan S&s Namun Tidak Mematikart
...
3.1 .2 . Peran Aktivasi Insulin dalam Mengatasi Hiperglisemia Akibat Stres ...
3.2.1. Penentuan Kadar Optimum Kromium-ragi yang
dapat Menmgkatkan Ketahanan lkan tettmdap
...
Penganrh Stres...
...-.-..-.---.-..-3.2.1 .I
.
Pakan uji ,.,...
3.2.1.2. PemelSharaan dan pengumpulan data...
3.2.1 .3 . Analisis kimia3.2.1.4. Analisis statistik
...
3.2 .2 . Pertumbuhan Pascastres lkan Gurami setelah
...
Mengkonsurnsi Pakan Mengandung Kromiurn.ragi
3.2.2.1
.
Pakan uji...
3.2.2.2. Pemeliharaan &an dan pengambibn data...
...
3.2.2.3. Analisis kimia
3.2.2.4. Analisis statistik
...
3.2.2.5. Peubah dan pengukurannya...
...
IV.
HAS1 L DAN PEMBAHASAN4.1 . Penelitian I
...
......
4.1.
1. Penentuan Besamya Penurunan Suhu yang...
Menyebabkan lkan SWs Namun tidak Mematikan4.1.1.1. Hasil
...
4.1
.
1.
1.
1. Kadar Glukosa Darah Ikan Gurami...
Pascastres Penunrnan Suhu
...
4.1 -1 -1 .2.
Tingkat Kelangsungan Hidup4.1.2. Peran Aktivasi Insulin dalam Mengatasi Hiperglisemia Aki bat stres
...
4
.
1.
2.
1.
M s i l...
4.1.2.2. Pembahasan...
. .
...
4.2. Penetrtlan II
4.2.1. Penentuan Kadar Optimum m i u r n - r a g i yang dapat
Meningkatkan Ketahanan lkan terhadap
Penganrh Stres
...
4.2.1.1
.
Hasit...
4.2.1.1.1. KetahanlkanGuramiTerhadapPenganrh Stres Suhu
...
4.2.1 -1 .2 . Parameter Penggunaan Pakan dan
Tingkat Kelangsungan H i u p
...
4.2.1.1.3. Respons Itnunitas lkan Gurami
terhadap Infeksi Bakteri
...
4.2.1.1.4. Kadar K m i u r n Plasma, Hati dan Daging
...
...
4.2.1.2. Pembahasan
4.2.2. Pertumbuhan Pascastres lkan Gummi setelah
Mengkonsumsi Pakan Mengandung
Knrmium-rag i 1.5 ppm
...
.
...<...
4.2.2.1 Hasil
4.2.2.1.1. PerturnbuhanPascastresSuhudan
Parameter Penggunaan Pakan
...
4.2.2.1 .3
.
Respons lmunitas lkan terhadaplnfeksi Bakteri
...
66 4.2.2.1 .4 . Kadar Kromium Hati, Daging danPlasma
...
72.
...
V KESIMPULAN DAN SARAN 83
...
.5.1 Kesimpulan 83
...
5.2. Saran 83
...
DAFTAR PUSTAKA 84
...
OAFTAR TABEL
Halaman
1. Hotmon yang Mernpengaruhi W a r Gfukosa Darah
...
212. Kamposisi Bahan dan Proksimat Pakan Uji
...
273. Bobot Tubuh. Perturnbuhan Rdatif, Konsurnsi dan
Efisiensi Pakan. serta Kelangsungan H i u p lkan Gurami
yang Mengkonsurnsi Palran Mengandung Kmmium-ragi
...
48 4. Bobot Ikan, Pertumbuhan Relatif, Konsumsi danEMiensi Pakan serta Tingkat Kelangsungan H i u p lkan Gurami ( O s p h m m u s
gournmy, Lac)
yang Diberi Pakan MengandungDAFTAR GAMBAR
...
Meleanisme Masuknya lnfomasi
Stres pada
lkan 17...
Tahapan Metabolime Triptofan 23
Kadar Glukosa Darah lkan Gurami 0 sampai 18 Jam
Pasasires Penumnan Suhu Lingkungan
...
38Kadar Glukosa Damh lkan Gurarni pada Penurunan
Suhu Ligkungan Muhi dari 0 sarnpai 9°C
...
39Pola Perubahan Kadar Glukosa Darah Pascastres
Penurunan Suhu A-9'C pada lkan Gurarni yang Diinjeksi
...
Insulin 2 IU1100 gr Bobot Badan dan tanpa lnjeksi Insulin 43
Kadar Gtukosa Darah 0 sampai 18 Jan Pascastres
Penunrnan Suhu lkan Gurami yang Mengkonsumsi Pakan
...
Mengandu ng Knrmium-ragi 46
Kadar Kortisol Plasma Darah Pascastres pada lkan Gurami yang Diberi Pakan dengan Be-ai Kandungan
Kromium-ragi
...
47Pob Pertumbuhan Relatif lkan Gurmi yang Diberi Pakan
Mengandung Berbagai Kadar Kmniurn-ragi ... 49
Total Leu k o d l kan Gurami {Osphrnnemus gournmy, Lac.)
yang DIberi Pakan Mengandung Berbagai Kadar m i u r n - r a g i pada
saat
sebdrn dan setelah DiinfeksiBakteri Aemonas sp
...
50lmunogbbulin lkan Gurami Pascainfeksi Bakteri setelah Mengkonsumsi Pakan Mengandung Behagai
Kadar Krornium-ragi
...
51 Eritrosit l kan Gurami (Osphmnemus gournmy, Lac.)yang Mengkonsumsi Pakan Mengandung Berbagai Kadar Kmium-ragi pada saat sebehrn dan setelah Diinfeksi
A e m n a s sp
...
51 Hematokrit l kan Gurami (Osphmemus gournmy, Lac.)yang Mengkonsumai Pakan Mengandung Berbagai Kadar Knrmium-ragi pada
saat
sebelurn dan setelah DiinfeksiA e m n a s sp
...
52 Fe Plama Darah l kan Gu rani ( O s p h m u sgournmy,
Lac.)Kadar Kromium Dalam Hati, Daging, dan Plasma
t b n gurami (Osphmmus goummy,
Lac.)
yangMengkonsurnsi Pakan Mengandung Berbagai Kadar
...
Kromium-ragiM a r Glukosa Darah Ikan Gurami setelah Mengkonsumsi Kromium-ragi 1.5 ppm Cr+3 selama 40,80 Hari dan Kontrol,
(A) Glukosa darah setelah Puasa 48 jam dan
(B)
Glukosa
...
Darah Pascashs Penurunan Suhu..
Eritrosit lkan Gurami setelah Mengkonsumsi Pakan
Mengandung Krornium-ragi 1.5 pprn ~ rselarna * ~ 40,80 Hari
dan Kontrol pada saat sebelum dan setelah Diinfeksi
Bakteti Aetwnoms sp. (A) Tan pa Diberi
Stres
dan(B) Diberi Stres Penunrnan Suhu A-9°C selama 5 Menit
Secara Pwiodik selama Pemeliharaan
...
Pmsentase Hematokrit lkan Gurami yan
S
Diberi PakanMengandung Kromiumragi 1.5 pprn Cr* selarna 40,80 Hari dan Kontrol, pada saat sebelum dan setelah lnfeksi Bakteri,
...
(A) Tanpa Diberi Stres dan (B) Diberi Stres Penurunan Suhu Pola Nilai E r i W i t dan Hematokrit lkan Gurami yang
Oiberi Pakan Mengandung Kromiumragi selama 40,80 Hari
dan Kontrol, pada saat sebelurn dan setelah lnfeksi
...
A e m n a s sp
teukosit Total lkan Gurami yang D i k r i Pakan Mengandung Kromium-mgi 1.5 pprn ~ r ' ~ selama 40,80
Hari,
dan Kontml pada saat sebelum dan setelah lnfeksi Bakteri Aemmonas sp. (A) Tanpa DiberiStres
dan (6) D i k r iStres
Penurunan Suhu .. Imunaglobulin Tdal lkan Gurarni yang Diberi Pakan Mengandung Kromium-mgi 1.5 ppm ~ r ' ~ selama 40,80 Hari dan Kontrol dengan dan tanpa Oiberi ares Suhu...
Kadar Kromium Hati, Daging dan Plasma Ikan Gurami
Halaman
Kadar Glukosa Darah (mgldl) lkan Gurami
( O s p h ~ u s muramy Lac.) Pascasks Penunrnan
Su
huA-0, -3, -6 dan -PC selama 5 menit (n=5)
...
91 Kadar Glukosa Darah lkan Gurami (Osphmnerrws g o u m ~ , Lac) yang Diberi Stres Penurunan Suhu A-9°C selarna 5 Menil dengan dan tanpa lnjeksi Insulin 2 IU1100 g BB. (n=5)...
93 Kadar Glukosa Darah (mgldl) lkan Gurami (Osphmrremrcsgournmy,
lac.)
Pascastres Penurunan Suhu A-9°Cselama
5 Menit setelah Mengkonsumsi Pakan MengandungKrwnium-mgi (n=S)
...
94 Kadar Kottisol Plasma (ug/dl) lkan Gurami PascastresPenurunan Suhu A-9°C (pada 40 menit pascastres) setelah
Mengkonsumsi Pakan Mengandung Krunium-ragi
...
95Bobot lkan pada Awal dan Akhir Pendiian, Pertumbuhan
Relati, Konsurnsi dan Efisiensi Pakan, serta fmgkat Kelangsungan Hidup lkan Gummi yang Diberi Pakan
Mengandung Kromium-mgi
...
.
.
.
...
96Leukosit, Eritrosit. Hematokrit dan Imunoglobulin (Ig) lkan Gurarni (Osphmnmus gournmy, Lac.) setelah Mengkonsumsi
Pakan Mengandung Kromium-ragi
...
97Kadar Feplasma (pprn) I h n Gurami (Osphmmmus
W m m y ,
lac)
yang Mengkonsumsi Pakan Mengandung Krunium-ragi pada saatsebelum
dan setelah lnfeksi BakteriAemmonas sp
...
98Kadar Kromium (ppm) Pakan, Hati, Dagmg dan Plasma lkan Guram i (Osphmnemus gournmy, Lac) yang Mengkonsumsi
Pakan Mengandung Kromium-ragi
...
98Pertumbuhan Relatif (015) lkan Gurarni (Osphmnemus
gouramy,
Lac)
yang Mengkonsumsi Pakan Mengandung I -5 ppm Kmnium-ragi selama 0,40 dan 80 Haridengan dan tanpa Stres Pmurunan Suhu A-9°C
...
selarna 5 Menit 99
Total Pakan yang Dikonsumsi lkan Gurami ( O s p h m m u s
gournmy, Lac) selama 40 Hari Pemeliaraan Tahap 2
1 1
.
Efisiensi Pakan lkan Gurami ( O s p h m m s mummy, Lac)yang
Mengkonsumsi Pakan Mengandung 1.5 ppmKmium-ragi selama 0,40 dan 80 Hari dengan dan
tanpa Stres Penurunan Suhu 6 9 ° C Sebma 5 Menil
...
f00 12. Kadar Glukosa Darah lkan Gurami( O s p h m m u s
gournmy,
Lac) yang Mengkonsumsi Pakan Mengandung 1.5 ppm Kmniumragi selama 40,80 Haridan Kontrol dengan dan tanpa
Stres Penunlnan Suhu
...
A-9°C selama 5 Menit (n=5) 101
13.
Sel Eritrosit,
Hematokrit, Leukosl dan !munoglobulinTotal l kan Gurami (Osphmnemus
gwmmy,
Lac)yang Mengkonsumsi Pakan Mengandung 1.5 ppm
Kromium-ragi selama 0,40 d m 80 Hari dengan dan tanpa
...
StFes Penurunan Suhu
A-9°C
selama 5 Menit 10314. Kadar Krmium Hati, Daging dan Plasma lkan Gurarni ( O s p h m u s gouramy, h)
yang
Oiberi PakanMengandung 1.5
ppm
Kromiumtagi selama 0,40 dan 80 Hari dengan dan tanpaStres
Penumnan Suhu 6 9 ° CI. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakana
lkan gurami (Osphmnemua gournmy, Lac.) adalah ikan asli Indonesia
(Bardach
et
at.,
1972)yang
memiliki nilai ekonomis cukup tinggi, krukuran besardan berpotensi tumbu
h
cepat. Kemampuan pertumbuhannya telah dibuktikanmelalui hasil penditian kebutuhan nutrien pakan ikan tersebut ole
h
Cahyoko(1 995), Mokoginta
et
al.
(1996 dan 19991, Suprayudi (1 9971, Mubin (1 999) Jusadiet
a/.
(2000) seda Suprayudi et al. (2000). Degan demikian ikan tersebut berpotensi untuk dikembangkan. Namun permasalahan yang dihadapi dalam proses produksi ikan ini adalah tingkat kebngsungan hidup k n i h yangsangat
rendah
(Mokoginta, 1995), yaitu hanya mencapai 50% (Arlia, 1994). Ting katkematian ikan
gurarni
yang tinggiini
terjadipada
waktu baru ditransportasi ke ternpat budidaya (Supriyadi, 2004).Pada
saat
tersebut, ikan gurami mudahterinfeksi oleh patogen, karena ikan mengalami stres akibat perpindahan ke
lingkungan banr yang memiliki su
hu
lingkungan yang berbda.lkan gu rami yang tergolong hewan poikiloterrnik peka terhadap peru
bahan
suhu lingkungan. Penrbahan suhu lingkungan kurang
dari
05°C sudah dapatdirasakan
oleh
ikan
(Elliott, 1 98 1).Kepekaan
terhadap
peruba
han su
hu
tersebut dikarenakan suhu tubuh ikan diregulasi dengan tidak sempurna mengikuti suhu lingkungan, sehingga perubahan suhu lingkungan akan berpengaruh langsungterhadap
laju metabolisme dalam tubuhnya. Padahalpada
lingkungan tempatikan dibudidayakan, perbedaan suhu air harian dapat mencapai 5°C (Krismmo,
menjadi lebih k s a r . Pewkhan suhu
tersebut
dapat
menyebabkan stres padaikan. lkan
yang
mengalami stres akan menaikkan sekresi katekolamin dankortisol. Kedua hormon tersebut pada kadar yang tinggi berpengaruh negatif
terhadap sistern imunitas ikan. Akibatnya
i kan
mudah terinfeksipatogen,
sehingga tingkat kernatiannya tinggi.
Stres
menggambarkan kondisi terganggu n yahomeostasis
hingga beradadi luar batas norrnalnya serta proses-proses pemulihan untuk memperbaikinya (Wedemeyer dan MCLeay, 1981; Adam, 1990). Dalam kondisi stres te qadi
realokasi
energi metabolik dari aktivitas investasi (pertumbuhan dan repraduksi)menjadi aktivitas untu k mempebiki homeostasis, seperti respirasi, pergerakan,
reguhsi hiro mineral dan perbaikan jaringan
(Wendelaar,
1997). Akibatnyapemanfaatan
energi pakan untuk pertumbuhan ikan termasuk sintesismateri
kekebalan tubuh dapat terganggu.
Naiknya kadar kortisol dalam darah akibat
stres akan
memobilisasi glukosadad cadangan yang dishpan oleh tubuh ke dahm darah, sehingga glukosa &lam darah mengalami kenaikan.
Glukosa darah merupakan
$umber
bahan bakarutarna
dansuhstral
esensial untuk rnetabolisme sel (Steward, 1991). Naiknyakadar glukosa darah telsebut dibutuhkan untuk proses mempehiki homeostasis
selama st-. Namun kebutuhan energi dari glukosa tersebut akan dapat
terpenuhi apabila glukosa dabm darah dapat segera masuk ke dalam sel. Masuknya
glukosa
kedalam
sel
bergantungpada
kinerja insulin.EfeMivitas kineja insulin
dapat
ddingkatkan
deh
kromium trivalen, yangdiketahui sebagai
trace
mineral esensial . Peran kromium( ~ r * ~ )
secara
fisiolog is3
diketahui
sebagai
kromodulin(Vincent,
20001, suatu oligopeptidayang
mengikat
kromium dan berbbot mokkul rendah. Peran kromodulin dalam meningkatkan
bioaktivitas insulin
rupanya
melalui peningkatan sensitifrtas feseptor insulin(Vincent, 2000; Cefalu et al., 2002).
Selain
mengakhasi
insulin, kromium juga menekan sekresi kortisol selamastres (Burton, 1995 dan Berger, 1996) sehingga ikan menjadi misten terhadap
st=.
Naiknya kadar kortisol dalamdamh
dapat menekan sistem imunitas ikan.Maka knxnium dianggap sebagai modulator sistirn imunitas (Sohn ef a/., 2000). Penambahan
kromium
diharapkan dapat meningkatkan resistensi ikan tehadapst res, sehingga pemanfaatan energi pakan untu
k
pertumbuhan dan sintesis anti bodi tida k terganggu .Kmmium
dalam bentuk anorganik,seperti
kmmium seskui oksida (Cr&)kurang dapa! diabsobi oleh saluran pncemsan, bahkan diyakini
oleh
banyakpeneliti tidak dapal diabsorbsi sehingga kromium tersebut digunakan
sebagai
marker dalam analisis kecemaan suatu bahan pakan. Kendata lain
yang
dihadapidalam pemberian krornium anorganik di antaranya k m i u m mudah diikat oleh
bahan-bahan pakan yang membentuk chelat seperti p i M sehingga kromium tersebut mengendap, kromium anorganik juga mudah berinteraksai
dengan
iondari
elemen lain, yaitu Zinc, Fern dan Vanadium (NRC, 1979). Untukmengeliminasi faktor-faldor tersebut,
kromium
yang diberikan diikat dalam bentukorganik,
metalui inkorporasi krorniumke dalam
ragi.
Matthews et al. (2003) melaporkan bahwa kromium pikolinat dan kromium
propionat meningkatkan sensitivitas insulin, namun tidak bepengaruh terhadap
suplementasi kromium pikdinat juga ditemukan pada burung puyuh
yang
dipelihara dalam kondisi stres suhu lingkungan. Efek tersebut memperlihatkan
kenaibn prolehan bobot badan, konsumsi dan efisiensi pakan serta produksi
telur. Sebaliknya kadar kortikostemn
dan
glukosa darahnya rendah (Sahin et a/,2002). Sedangkan peningkatan konsentrasi im unogkbulin total ditemukan pada
induk babi yang diberi pakan mengandung suplemen kromiurn pikolinat (Van de
tigt et &I., 2002).
Berdasarkan permasalahan
yang
dihadapi dalam intensifikasiusaha
budidaya ikan gurami, keterkainnya dengan gonmngan perubahan suhu
lingkungan yang menyebabkan ikan stres maka penditian yang mengkaji peran
k m i u r n - m i pakan dalam menanggulangi efek lanjut dari penrbahan suhu perlu
dilakukan
untuk
mendukung keberhasilan intensifikasi usaha tersebut.1.2. Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran kmium-ragi terhadap
regulasi glukosa darah yang menggambarkan daya tahan ikan gurami terhadap
stres
penurunan suhu lingkungan dan vitalitas ikan yang teroerrnin dari irnunitas,kelangsungan hidup dan pertumbuhan pscastres.
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1.
Mengkaji
kadar kromium valensi tiga dalam bentuk kromium-ragi yangdapat meningkatkan ketahanan ikan gurami terhadap stres penrbahan
suhu.
2. Mengkaji efek lanjut dari sttes penunrnan suhu terhadap perturnbuhan
5
3. Menentukan
kma
pemberian kromium-ragi.Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengembangan ilmu
nutrisi
ikan
khususnya penggunaan mineral kmmium-ragi dalam p a b nyang
berperan untuk meregulasi glukosa darah, ketahanan k n i h ikan gurami tehadap
stres, meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan pa-re$ sehingga
mineral tersebut
dapat dimanfaatkandalam
manajemen stok benih ikan gurami,dalam ha1 rnenanggulangi
efek
negatif dad strespenurunan
suhu yang dapat mngganggu perturnbuhan dan rnematikan ikan.1.3. Hi*b
Hipotesis yang diajukan adalah:
(I. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan dan Kebutuhan Nutrien lkan Gurami
lkan gurami dikenal sebagai ikan yang rnemilki
laju
pertumbuhan sangat lambat (Molcoginta et a/., 1995a; Hasan et a/, 2000; Jusadi et a/., 2M30), meskipun dapat mencapai ukuran bobot individu 2 kg atau lebih namun diperlukan waktu pemeliharaan selama 5 tahun (Ardiwinata, 1981). Lajuperhrmbuhan harian hanya berkisar dari 0.1 hingga 1.3%. Melalui perbaikan pakan nilai laju pertumbuhan tersebut dapai ditingkatkan menjadi 5 . W . 0 8 %
pada ukuran bobot 0.57 sampai 0.61 gramlekor (deder I).
Pakan dengan kandungan pmtein 43.2956, kandungan energi (DE)
3463.44 kkallkg, serta C/P 8 kkaVg protein dan dilengkapi dengan vitamin mix
yang diberikan pada ikan gurami berbobot 0.57-0.61 gramlekor (deder I)
rnenghasilkan laju pertumbuhan harian sebesar 5.08 k 0.08 46. Apabila pakan
tersebut dilengkapi mineral mix laju pertumbuhannya mencapai 5.20
*
0.19 $6(Mokoginta ef al., 1995). Untuk ukuran b o k t 16 hingga 25 gramlekor, ikan gurami memiliki laju pertumbuhan sebesar 3.85
*
0.03 %. Laju pertumbuhantersebut diperoleh dari ikan gurami yang diberi pakan berpmtein 32.1 4%, total
energi (DE) 2571 -20 kkal dengan Cff (kkal DEIg protein) sebesar 8, dengan protein bersumber dad tepung ikan dan bungkil kedelai pada perbandingan 1:l
(Suprayudi, 1997).
Penelman yang intensfi tentang kebutuhan protein, kabhidrat, dan total
energi pakan tdah dilakukan untuk benih ikan gurami masingmasinq dengan
boM tubuh berkisar rnulai dari 25 sampai 30 gram serta 100 gram per ekor
7
Diketahui bahwa kebutuhan protein, karbohidrat, dan nibi UP msio optimal untuk masingmasing kelornpok ukuran adalah 32.1 4%, 41.98%, 8.0 kkaVg protein
(total energi 257.12 kkalll
W
g pakan); dan 33.92014, 10.0 kkaUg protein (total energi 339.20 kkaVl OO g pakan). Kebutuhan karbohidrat untuk ikan berukuran100 gram diketahui sebesar 47.50% (Hadadi, 2002). Sedangkan larva ikan gurami berukuran 0.1 sampai 0.7 g (Deder I) membutuhkan kadar protein optimum sebesar 43.29% dengan E/P rash 8kkallg protein (Lestari, 1994 dan Mokoginta et a/. , 1995 b).
lkan gurarni dari muda hingga dwasa mengalami pe~baharl sifat dari kamivm menjadi herbivora (Affandi, f993), maka dapat disimpulkan bahwa pada stadia benih (muda) ikan gurami membutuhkan karbohidrat pakan yang
Iebih rendah. Setelah dmasa kebutuhan kabhidrat pakan meningkat. Hasil
penelitian Cahyoko (1 995) menyebutkan bahwa sumber karbohidrat terbaik untuk k n i h ikan gurami (umur 40 sampai 80 hari) adalah sukrosa. Karbohidrat
kompleks khususnya pati belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh benih ikan
gurami tersebut.
Spesies ikan yang b e h d a mempunyai kebutuhan asam lemak yang
berbeda. lkan gurami ukuran benih rnembutuhkan asam lemak linoleat 0.5% dan
linolenat 0.5% dalam pakannya (Mokoginta
ef al.,
198%).2.2. Pengaruh Stms Terhadap Pertumbuhan
Asp& senlal dari adaptasi
terhadap
stres adalah realokasi jalur energi metabolik dari aktivitas investasi (seperti pertumbuhan dan repmduksi) dan menjadi aMivitas yang secara intensif dibutuhkan untuk mempebiki homeostasi , seperti respirasi, pergerakan , regulasi hidrornineral dan perbaikan8 pakan secara urnum dipertimbangkan sebagai indikator stres yang dapat dipemya dan telah diaflikasikan pada ikan. Terhambatnya pertumbuhan telah dilaporkan terjadi karena stresw fisik, sosial dan kimiwvi, termasuk perubahan temperatur yang cepat, penangkapan, penanganan, kepadatan dan banyak macam polutan, di antaranya temlasuk pH air yang rendah dan aluminum, logam berat, dan kimia organik (Wendelaar, 1997).
Pengaruh stres terhadap pertumbuhan diperantarai melalui hilangnya nafsu makan
atau
aktivitas makan, nrsaknys kapasitas asimilasi pakan sertapeningkatan laju metabdisme. taju perturnbuhan merefleksikan ketersediaan
pakan, nafsu makan dan konsumsi pakan, penyerapan usus sem laju metabolism. Faktar-faktor tersebut dipengaruhi oleh stresor. Berlrurangnya nafsu makan sering disebutkan dalam penelitian ikan yang stres, yang ditandai dengan penurunan aktivitas makan. Setelah dikenai stres penanganan selama 2
menit, ikan bmwn
h u t
tidak rnemperlihatkan aktivitas makan selama 3 hari. Pengambilan pakan dipertimbangkan sebagai satu penyebab utama darimenurunnya pertumbuhan pada bmwn
bout
di bawah kondisistres
karena kepadatan ikan (Wendelaar, 1997). Selarnastres,
kapasitas asimilasi pakan menjadi rusak.Ttpe stms akut maupun kronis berasosiasi dengan peningkalan laju
rnetabolisme. Vhlaupun pengukuran langsung dari laju metabdisme jarang dilakukan, sering p e r i s t i penyesuaian rnetabolisme selama ekspose stresor
dapat disimpulkan dari hiperglisemia selama stres. Kadar glukosa plasma berlcorelasi positif dengan laju metabolisme. Gangguan pada steelhead (Oncofhyncm mukiss) meningkatkan metabolisme hingga 25% di atas
9 peningkatan laju metaklisme menjadi 20% mnyebabkan penuwnan laju pertumbuhan sebesar 42% (Wendelaar, 1 997).
Peningkatan laju metabolisrne memicu pergerakan respiratori dan konsumsi oksigen. Peningkatan laju respiratori berasosiasi dengan penurunan laju pertumbu han coho salmon sebesar & 1 6%. Laju respirasi juvenil shihead dua kali lebih besar dari kontrol pada satu jam setelah beberapa gangguan selarna 2 menit. Laju respiratori dari ikan nila ( O m h m ' s
nibticus)
pada shes akut lebih tinggi dari pada kebanyakan hewan, dan juga memperlihatkan konsumsi simpanan karbohidrat hati yang lebih tingggi, serta ke-an yang lebih awal selama hipoksia progresif (Wendelaar, 1997).Tidak semua stresor rneningkatkan laju metabolism, kecuali pada ikan yang memperlihatkan respon s b s . Betierapa spesies ikan merespon hipoksia dengan menurunkan regulasi metabolisme aktif di bawah laju metabolisme
standar.
Reaksi adaptif tersebut dikenal sebagai depresi metabolisme. Kapasitas depresi metablime bergantung pada spesies. Fenomena ini mungkin dipmntarai oleh pelepasan substansi opioid (Wendelaar, 1997).2.3. Krornium dan Metabolisme Nutrien
Pada tahun 1957 Schwanz dan Me* pertama kali mengisolasi suatu substansi yang d a m rneningkatkan potensi aktivitas insulin dari ginjat babi dan ragi bmwefs (1959). Substansi temebut disebut sebagai faktor toleransi glukosa
( g l m
bkmnce
factor, GTF) dan dipercaya mengandung kromium trivalen,
10
Aktivitas k m i u m secara bidogis dapat terjadi karena bentuk
kompleksnya dengan asam nikotinat dan asam amino untuk mernkntuk
komponen organik GTF. Fungsi utama kromium atau GTF berkaitan dengan insulin, dan kemsmpuan aktivitas krmium juga bergantung pade insulin. Kromium berfungsi dalam pengambilan glukosa pada tingkat seluler,
metabolism kahhidrat dan metabdisme lemak (NRC, 1997; GrofF dan
Gropper, 2000).
Kromium juga terlibat dahm metabolisme protein dan berperan dalam rnetabolisme asam nukleat, serta meningkatkan stimulasi i n k o r p d asam
amino ke dalam protein hati (Sahin
ef
al., 2002)Secara
in viw, kmmiurnberinteraksi dengan cetakan DNA yang nyata menghasilkan stimulasi sintesis
RNA (Sohn et al., 2000; Sahin eta/., 2002).
Mekanisme kromium dalam meningkatkan kinerja insulin rnelalui GTF
belum ditentukan. Pada tahun 1974
Me&
et al. mengajukan hipotesis bahwabentuk kromium kompleks dengan insulin dan reseptor insulin memfasilisi
respons jaringan yang sensitif t h a d a p insulin, rnelalui pengikatan metal-sulfur
yaih menginisiasi pembuatan jernbatan disuKila antara insulin dan reseptor
insulin (NRC, 1997; Groff dan Gropper,
2000).
Namun hasil pefcobaan Govindaraju et a/. pada tahun 1089 tidak menunjang postulat tersebut, tetapi mengindikasikan bahwa kromium menstabilkan struktur insulin dan efekagregasinya berpengaruh pada biopotensi insuln (NRC, 1997). Selanjutnya Vincent (2000) mengusulkan rnekanisme kerja h m i u m sebagai bagian dari
sistern autoamplifikasi dabm sinyat insulin. Faktor toleransi glukosa
atau
GTFkemudian diketahui sebagai substansi pengikat kromium yang berbobot molelnrl
1 1 kinase m p t o r insulin deh kromdulin dalam merespons insulin yang diusulkan oleh Vincent adalah sebagai berikut. Dalam merespons peningkatan kadar glukosa darah, insulin d isekresikan
secara
cepat ke dalam darah. t nsulin akan berikatan dengan bagian ekstemal subunit a dari protein transmembran reseptor insulin, sambil mngubah bentuk konformasi reseptor. Reseptor selanjutnya mengalami autofosforilasi pada residu tirosin di bagian subunitP,
mengubah reseptor menjadi kinase aktif. Kromdulin disimpan dalam bentuk apo dalam sitosol dan nuldeus pada sel yang sensitif insulin.Naiknya konsentmsi insulin plasma, rnenghasilkan gerakan kromiurn dari darah ke dahm sel yang sensitif insulin. Transfer tembut diperantarai oleh protein transport logam yang disebut transferin. Apokmmodutin merniliki konstanta pengikatan ion kromik yang besar (K-ld'). Petqikatan kromium dengan apokromodulin membentuk holokromodulin (Cr4-kromodulin) selanjutnya dapat mengikat resptor insulin yang dimngsang okh insulin, dan membantu mempertahankan bentuk konformasi akW serta rnengamplifikasi sinyal insulin.
12
2.4. PerandanPenganrhKmmiumTerhadapKebe~aanGlukmDarah, Keterkaitannya dengan Pertumbuhan
Kmmium rnerupakan bagian yang penting dari faktor tobransi glukosa (GTF)(Hepher, 1988; Linder, 1992), yaitu merupakan bahan aktif dari komponen tersebut (Tacon, 1987, dan NRC, 1997). GTF berperan dalam meningkatkan sensitkitas jaringan terhadap insulin dan meningkatkan penggunaan glukosa (NRC, 1997). Dengan kata lain, peran utama kromium dalam metabolisme adalah untuk memperkuat aktivitas insulin (Me*, 1993). Dalam bentuk trivakn
(0'9,
krPmium menjadi esensialuntuk
alrtivitas enzim tertentu, stabilisasi protein dan asam nukleat (NRC, 1 997).Telah diketahui bahwa GTF mengandung k m i u m , krsamaan dengan asam nikotinat, glisin, glutamat dan sistein, namun struktur asli dari kornpleks yang
mem
perkuat insulin ("the native insulin@entiating m p k x ' ) belum ditentukan. Linder (1992) mencoba untuk meng~ambarlran struktur GTF bebntuk kompleks ~ rdengan * ~ 2 bagian asam nikotinat dan 3 asam amino, tenrtama glisin, glutamat, sistein atau sistin. Struktur tersebut terdapat dalam komponen hati yang larut dalam air, plasma darah, ragi bir (brewer's yeast) danbetierapa ekstrak biologis dan sel.
Hewan yang terganggu toleransi glukosanya temyata terlihat defisien akan GTF, dan suplernentasi kromiurn meningkatkan toleransi glukosa. Pada
tahun 1955 Mertz dan Schwafz mengamati bahwa tikus yang diberi pakan jenis
ransum laboratoris yang detisien kmmium mempunyai gangguan toleransi temadap beban glukosa. Hewawhewan percobaan yang dipelihara dengan
ransum yang defisien kromium rnemunculkan hiperglisemia, pertumbuhan
terganggu, peningkatan kofesterol serum dan penurunan fertilitas (Hepher,
13
pakan lainnya yang kaya k m i u m rnemperlihatkan toleransi glukosa dan gejala-
gejala lainnya adalah sebaliknya (NRC, 1997).
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kromium meningkatkan
performa pertumbuhan dan produksi. Suplementasi kromium dalam pakan ikan mas meningkatkan penggunaan glukosa, rnelalui modulasi aktlvihs insulin endogenus (Herb et al. 1989). Namun penggunaan glukosa pada ikan lele tidak dipengaruhi okh kromium pakan. Pada tilapia, pemberian pakan yang
mengandung kromium oksida dapat meningkatkan pertumbuhan, fetensi energi, dan deposisi glikogen hati (Shiau dan Chen, 1993). Respons yang sama ditemukan pada ikan gurami yang diberi pakan mengandung 10 ppm CrCIS , yaitu
menghasilkan hju pertumbuhan yang lebih tinggi dari kontml (Subandiyono
ef
al.,2003). Nampaknya suplementasi kromiurn lebih
efektir
untuk jenis ikan yangb d a t omnivora ke arah herbivora.
Pada burung puyuh yang diberi pakan kontrd mengandung kromium 965 pg Crlkg dan pakan kontrol diimbah kromium-pikolinat 200, 400,800 dan 1200
pg Crlkg pakan menghasilkan peningkatan bobot, konsumsi pakan, produksi telur dan efmiensi pakan (Sahin et at., 2002). Konsenhsi insulin, somatomedin atau insulin like gmwffi factor I dalam darah tidak dipengaruhi oleh suplementasi krwnium; namun berpengaru h temadap pening katan sensitivitas insulin atau insulin4ike gmwth factor I dalam jaringan target seperti dot, kelenjar marnary dan
sistem kekebabn (Burton, 1995). Namun pada bunrng puyuh yang diberi pakan
2.5.
Pemn
Kromium &lamSistem
Ketahanan Terhadap Stres dan lmunitasBanyak
kriteria fisiologis, termasuk fungsi imunitas dapat ditingkatkanoleh kromium irivalen, dan efeknya terlihat lebih jelas dams shs. Sistem imunitas dipengafflhi secara
negatif
selamastres.
Hubungan antara kromium dan fungsi imunitas telah diteliti pada sapi dan angsa. Konsentrasi total imunoglobulin dan IgM ditemukan mengalami peningkatan setelah stres transportasi pada sapi yang diberi suplemen ragi yang mengandung kmmium (Chang dan Mowat, 1992). Suplementasi kromium dalarn ikatan khelat juga meningkatkan produksi antibodi dalam merespons ovalbumin pada sapi setelah melahidcan (Van de Ligtef
al., 2002)Hasil penelitian yang konsisten adalah kromium menurunkan konsentrasi
kortiscll serum
(Betger,
1996). Hal ini rnenunjukkan bahwa pemkrian kromium sangat bermanfaat selama periode stres, karena dalam p r i d e tersebut, hewan akan meningkatkan mobilisasi kromium dari simpanan dalam tubuh (Berger, 1996). Dalam periodes-,
sapi mud& mengalami defisiensi Cr, dan setelah diberi suplemen kromiurn organik menghasilkan produksi,status
kekebalan dan kesehatan yang nyata rneningkat, namun konsentrasi kortisol dalarn darah menurun selama kondisi sangat stres (8urton, 1995). Respons penurunan kortisol (kortikostemn) juga ditemukan pada burung puyuh yang diberipakan
dengan suplemen kromium-pikolinat dan dipelihara dalam kondisi
stres
suhu(Sahin et a/. ,2002).
Berbagai stresor diketahui rnening katkan kortisol plasma (Sohn et a/. ,
15 konsentasi imunoglobulin. Suplementasi kromium klorida, Cr-nikotinat dan Cr- pikolinat pada anak babi meningkatkan biastogenesis limfosit sebagai resPons terhadap infeksi. Peningkatan konsentrasi total irnunoglobulin dan IgM ditemubn pada anak babi yang lahir dari induk yang diberi suplemen
kmmiurn-
tripikolinat 200 ppb (Van de Ligtef
eL, 2002).2.6. KebutuhandanBentukSuplemenKrmiumdalamPakan
Kromium yang merupakan elemen esensial untuk hemn dan manusia, berada &lam bentuk ~ r " , ~ r ' ~ dan ~ r * . Kromium lebih mudah larut dan diabsohsi S5 kali lebih besar dari
~ r ' ~
(NRC, 1997;Sohn
8t al., 2000).Kemampuan kromium trivalensi dahm mernbentuk komporten dengan mengikat khelat merupakan karakter penting yang membuat logam esensial ini tersedia untuk organisme hidup. Dalam pakan, kromiurn ditemukan dalam bentuk ~ r ' ~ . Kromium
(W3)
dibutuhkan tubuh untuk metabolisme kabhidrat dan lemaksecara normal
(Lall, 2002).Bentuk kromium dalam pakan menentukan aktivitas bidogisnya. Bentuk kromium organib diserap 5 hingga 10 kati lebih efektif dibandingkan kromiurn klorida. Kromium anorganik hanya diserap 1 sampai 3% (Berger, 1998
dan
Linder, 1992). GTF (kromium organik) dalarn ragi bit mempunyai bio-availabilitas tertinggi. dengan daya serap 15 sampai 20% (Linder, 1992).Kebutuhan kromiurn dipenganrhi oleh kondisi fisiologis ikan. Stres rneningkatkan mobilisasi kromium dari jan'ngan dan selanjutnya menifigkatkan ekskresinya. Akibatnya, stres akan mmpengaruhi defisiensi kromium marginal dan meningkatkan kebutuhannya (Sahin ef al., 2002). hrniurn dibutuhkan dalam konsentrasi yang keal dan belurn diketahui dwrgan pasti. Sumber k m i u m yang ekonomis dalam pakan kemungwnan adabh kromium klorida, ragi
16
2002). Pengclmbilan krornium untuk manusia dewasa yang direkomendasikan b e ~ s a r antara 50 dan 200 pg per hari. E k s M kromium rutin mda!lIi urinsebesar
0.5 sampai 1 pg per had (Linder, 1992).Suplementasi krornium trivakn sebesar
800
hingga 1000 p~ masih aman untuk manusia (Groff dan Gropper. 2000). Toksisitas kromium secafa umum d i k a i i n dengan kromium heksavalen(03
yang keberadaannya disamakan dengan pertambangan logam berat. Daya racun crM mencapai 10 hingga I00kali ~ r ' ~ (GrofT dan Gropper, 2000). Jika diberikan secara oral, crMdiyakini akan direduksi menjadi ~ r ' ~ sebelum mncapai usus halus (NRC, 1997).
2.7. Faktor Penyebab
Stres
dan KematianSekitar tahun 1950-an, Selye mmdefinisikan stres sebqai aplikasi stimulus yang menghasilkan respons dari sistem bidogis (PidrePing. 1981). Sedangkan Wedemeyer dan McLeay (1981) mendefinisikan stres sebagai efek
setiap perubahan lingkungan atau dorongan untuk merpcapai homeostasi atau
proses stabilisasi mencapai limit normalnya. Respons fisiologis dari stres
ditandai dengan peningkatan sekresi Mekhdamin dan kortikosteroid dalam plasma (Piering, 1 98 1 ).
Adanya perubahan baik ekstemal maupun internal dapat menyebabkan
tejadinya
s-.
Perubahan ekstemal yang dapat menirnbulkan responsstres
diantaranya pmbahan lingkungan, suhu dan penanganan, sedangkan yang
termasuk perubahan internal adalah status penyakit dan ketidakseimbangan nutrien. Kedua kategori penrbahan tersebut diterima deh sistem sensori ekstemal dan internal dari ikan dan rnenghasilkan respons primer, yartu peningkatan produksi kortikosteroid dan katekolamin (Donaldsm, 1981). Kedua
respon neuro-endokrin tersebut membawa sejumlah penrbahcln biokimiawi
Skema rnasuknya atiran i n f m a s i hubungan antara efek stress primer dan
sekunder disajikan dalam Gambar 1.
SEL INTERRENAI.
Set darah putitr tunrn Glokogen hati tuflln Glukufa darah m k Demyutmhmg naik Protein otot turun Keseimbangan Laktat darah naik Airan darah insang naik
lmmunosupresi eteldrolit W-turun Asam lema k bebas W-
turun
Kandungan air
Air tawar naik Air laut turun
Diuresis naik
[image:33.614.87.536.131.551.2]Laju minum turun Melanosit turun
Gambar 1 . Mekanisme Masuknya lnformasi Stres pada lkan
Hormon steroid dari adrenal korteks berpengaruh nyata pada
metabolism protein dan energi.
Stres
yang menyebabkan peningkatan hormonini bemubungan dengan keseimbangan N rendah dan tingginya laju
glukoneogenesis. Mekanisme kerja kortikoid adrenal rupanya melalui
peningkatan respons jaringan target terhadap glukagon, epinefrin dan rnungkin
18 adenilat. Glu kokortikoid dapat mening katkan glu kosa plasma melalui pengaru h primemya yaitu pada metabolism asam amino.
Oleh
karena itu shes mmyebabkan peningkatan sekresi kortisol (glukokorb'koid), makastres
d a mmeningkatkan kadar glukosa datah. Fwksi dominasi dari glukokortikoid pada sapi, domba, kambing, k b i dan spesies rnamalia besar lainnya
adalah kortisol,
sedangkan kortikosteran mendminasi pad8 hewan seperti tikus dan unggas
(Riis, 1 983).
Selain menghasilkan hiperglisemia, stres meningkatkan asam laktat darah yang mungkin menrpakan faktor yang menyebabkan kematian iksn (Mazeaud dan Mazeaud, 1981). Adanya cekaman (stesor) lingkwngan juga mempengaruhi respon kekebalan atau imunitas dan kesehatan ikan. Cekaman lingkungan dapat rnenunrnkan jumlah
sel
antibodi, menunrnkan aktiviis m a m g e dan menghambat proliferasi Amfosit. Oleh karenaitu
jika sistem biologis terganggu oleh adanya stres b e ~ a g a i agen penyakil meningkat dan dapat mematikan ikan (Andenon, 1 990).Slms menyebabkan perubahan
atau
peningkatan kortisd plasma. Engkat kortisol yang tingg i mempenganrhi limfosit dan sistem kekebalan selufer lainnya serta menghasilkan tekanan pada sistem kekebalan. Selain mempengaruhi sistem kekebalan, slresor lingkungan mempengaruhi tirnbulnya penyaki dan mortaiiitas (Anderson, 1 990). Dari penjelasan sebelumnyadisimpulkan hhwa penrbahan baik internal maupun &sternal dapat menjadi penyebab kematian ikan. Kematian tersebut wadi akibat peningkatan asam
laktat darah dan atau penunrnan respon imunitas ikan.
Kebanyakan ikan tidak rnerniliki Reekanisme rnempertahankan suhu tubuh
m r a independen dan disebut i h e m l
coniormes,
tetapi pada ikan juga19
Jika suhu air berubah, taju keseimbangan panas tejadi secara cepat.
Mekanisme termoregulatori pada sistem syaraf pusat sama dengan ma
vertebrata yang lain, tetapi hubungan antara aklimasi termal dan pusat
termoregulatori pada ikan adalah sesuatu yan berarti ganda. lkan memiliki preferensi suhu tertentu, yaitu suhu dimana ikan sering ditemukan, sehingga ikan akan bergerak
secara
bebas mengikuti gradien suhu. Kemampuan ikan yangtidak sempurna dalam meregulasi suhu tubuhnya memperlihatkan seolah-olah ikan memiliki prefemsi suhu lingkungan yang bas. Padahal kisaran prefemnsi suhu bagi ikan biasanya sama a!&u berada dalam kisamn temperatur optimum. Preferensi suhu adalah nitai suhu yang seimbang antara aklimasi
dan
preferensi. Nifai suhu lingkungan di luar kisaran preferensi tersebut akan menyebabkan ikan mengalami stres (Elliott, 1981).Suhu merupakan faktor utama yang rnempengaruhi respons terhadap
stres.
Pada juvenil ikan salmon, pengaruh suhu lebih direspons mdalui metabolisme karbohidrat dari pada respons internal (Schredc, 1996). Suhu berpengaruh terhadap resistensi ikan minbow tmut terhadap infeksi flexibakter cdumnaris. lkanyang
dipelihara pada airyang
lebih dingin rnempunyai responsimunitas yang lebih rendah dari pada ikan yang dipelihara pada air yang tebih hangat.
Stres rnempenganrhi konsenhsi kortisol plasma, total set antibodi,
hernrttokrit, dan diferensial sel darah ikan salmon. Oleh karena itu.
stres
berpengaruh terhadap kesehatan ikan. Eksposestres
dalarn jangka waktu lama merusak kesehatan ikan. Kondisi yang sangat stres menunrnkan sisternirnunitas seluler maupun humoral dan konsekuensinya kapasihs resistensi
20 Pada saat stresor diterima oleh
otak,
maka terjadi proses melalui sistem neuroendokrin yang menghasilkan kenaikan kortisol dalam darah. Kortisolselanjutnya mempengaruhi produksi limfosit dan antibodi. Aksi hormon tersebut
dan iainnya rupanya dioperasikan melalui aktivasi reseptor spesifik pada limfosit. Stres juga menurunkan aktivitas makrofage dan distribusi leukosit ke d a m
berbagai kompartmen (orgaMaringan) tubuh (Schreck, 1 996).
2.8. Faktor-faktor Penentu Kebelgdaan Glukosa Da rah
Kadar gula dipertahankan homeostasinya terutama oleh oman hati rnelalui pengaturan metabolisme glukosa. Dikatakan oleh Piliang dan
Djojosoebagio (2000) bahwa metabolisme glukosa rnerupakan suatu press
yang terjadi dahm keadaan ekuitibrium dinamis. Dalam kondisi ini sel-sel
menerima suplai glukosa yang cukup untuk sllstu periode tertentu. Hasil akhir metabolisme giukosa adalah ATP (adenosin trifosfat) yang menghasilkan energi untuk berfungsinya sel.
Untuk
menyediakan sumber energi bagi seluruh sel dart sumber bahan untuk sintesis komponen lain dalam tubuh, gula disirkubsikan rnelalui darah.Kadar glukosa dalam darah dipertahankan homeostasinya oleh beberapa mekanisme. Pertarna mekanisme yang mengatur kecepatan konversi glukosa
rnenjadi glikogen atau menjadi lernak untuk disimpan. Kedua, mekanisme yang
mengatur pelepasan kembali dari bentuk simpanan untuk dikonversi menjadi
glukosa yang masuk ke dalam darah (Piliang dan Djojosoebagio, 2000).
Proses-proses tersebut diatur oleh hormon dengan cara mengatur
kecepatan reaksi enzirnatik glukosa dm dengan mengatur kecepatan proses
2 1
steroid (Piliang dan Djojosoebagio, 2000). Pengaruh beberapa hormon dan organ yang menghasilkannya pada kadar glukosa darah tertera pada Tabel 1.Tabel 1. Hormon yaw Mempenganrhi Kadar Glukosa Darah
Homrcrrt Ketenjaryang P-rlgsi Kipd~FGjukusa
W
r
mensekresiInsulin Pankreas Transpor glukosa Turun
Ti roid Tiroid Absorbsi glukosa dari usus Naik Giu kagon Pan kreas Gli kogenolisis di hati Naik Epinefrin Adrenal Glikogenolsis hati dan otot Naik Steroid Adrenal Glukoneogenesis hati dan otot Naik
Apabila kadar glukosa damh mengalami penunlnan dari tingkat normal, hormmhonnon tersebut dengan segera akan berfungsi untuk meningkatkan glukosa darah ke tingkat normal meialui
pemecahan
glikogen, deaminasiasam
amino dan konversi dari gliserol yang mefupakan bagian dari mdekul lemak. Sebaliknya jika kadar glukosa darah mengalami peningkatan di atas tingkatnormal, hanya insulin yang berperan dalam menurunkan glukosa ke level normal melalui transport aktif glukosa dalam darah untuk masuk ke dalam seluruh sel tubuh.
Keberadaan glukosa darah ditentukan oleh pakan, waktu akhir makan,
status simpanan glikogen hati, stadia perkembangan dan musim (Mazeaud dan Mzeaud, 1981). Selain itu, stres juga mernpengaruhi tingginya tingkat glukosa
darah. Beberapa rnekanisme yang berperan dalam rnempertahankan kestabilan glukosa darah adalah glikogenolisis, glukonmgenesis, lipolisis, glikogenesis dan
lipogenesis. Dilihat dari banyaknya mekanisme yang berperan dalam
[image:37.612.140.512.158.298.2]22
amat penting bagi kesehatan bahkan kehidupan (Piliang dan Djojosoebagio,
2000).
2.9. Hubungan Kadar Glukosa Darah dengan Ketahanan terhadap Stres
Ttngkat glukosa darah d a m menjadi indikator terjadinya stres awal ikan
(Mazeaud dan Mazeaud, 1981), karma tingkat glukosa darah sangat sensitif terhadap hormon yang mengatur stres. Sistem biologis ikan mernitiki kemarnpuan pengenalan yang cepat terhadap perubahan lingkungan (suhu, penanganan, dan pen urunan k u a l i s air) (Anderson, 1 990). Adanya penrba han
dan penurunan kualitas lingkungan akan dengan cepat diterima oleh reseptor ikan. Selanjutnya kondisi tersebut dapat menimbulkan sbes yang mempengaruhi tingginya tingkal glukosa darah ikan tersebut (Mazeaud dan Mazeaud, 1981).
Sedangkan dalam praktek pembudidayaannya, ikan sering mengalami
penangkapan dan penanganan yang juga dapat mengakibtkan hiperglikemia
akibat stres perlakuan tersebut (Mazeaud dan Mazeaud, 1981). Mekanisme
te jadinya hiperglisemia (tingkat glukosa darah tinggi) akibat
stres
tersebut yaitudengan pemecahan glikogen otot dan hati mdalui jalur glikogenolisis yang menghasilkan glukosa (Mazeaud dan Mazeaud, 1981). Efek metabolisme
katekdamin akibat slres ini diperantarai meblui sikfik AMP.
2.10. Ragi
Ragi atau yeast adalah salah satu jenis fungi yang dapat dimanfaatkan untuk menyerap dan mengakumulasikan logam termasuk Cr'3 di dalam selnya.
Kemampuan ragi dalam rnenyerap Cr'= disebabkan oleh adanya kitin pada
Selain menghasilkan niasin dalam metabolisrne tersebut juga dihasilkan asam
pikolinat sebagai metabolit sekundemya (Combs, 1992). Kemampuan ragi
dalam rnenghasilkan asam nikotinat diharapkan dapat membentuk kromium
nikotinat jika ragi tersebut digunakan sebagai bioakumulator. Dalarn
metabolisme triptofan menjadi asam nikotinat dipdukan ribo8afin. Tahapan
metabolisrne triptofan disajikan pada Gambar 2 (Groff dan Gropper, 2000).
I
QuinolinatI
+
NikotinEtmid adenin dinukle&b
(NAD+)
-
Asam nikotinat
'
0
C-.H
N
111.
BAHAN
DAN METOOEPenelitian ini dilakukan di Laboratorium Nutrisi I kan, Fakuttas Perikanan dan llmu Kelautan, lnstitut Pertanian Bqor. Penelitian ini dilakukan dalam dua
tahap. Pada penelitian I dilakukan kajian untuk : 1) menentukan besarnya penurunan suhu yang dapat menyebabkan ikan
stres
namun tidak mematikan, 2)mempelajari peran aklivasi insulin dalam mengatasi hiperglisemia ahbat stres.
Data yang diperoleh akan digunakan sebagai acuan pada penditian selanjutnya. Pada penelitian I! dilakukan kajian terhadap: I) kadar kromium valensi tiga (dalam bntuk kromium-ragi) u ntuk meningkatkan ketahanan ikan terhadap stres suhu, 2) pertumbu han pascastres ikan gurami yang mengkonsumsi pakan mengandung kmnium-ragi dan rnenentukan lama pemberian kromium-ragi.
3.1. PenelMan I
3.1.1.
Peneman
Besamya Penurunan Suhu yang Menyebabkan lkanStms
Namun
Tidak
MematikanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
stres
akibatberbagai
tingkat penurunan suhu terhadap kelangsungan hidupdan
pola
kadar glukosadata
h
pacastres.lkan gurami b e W t rata-rata
52.15i3.10
gramlekor sebanyak 160 ekor diadaptasikan dalam wadah penelttian selama 2 minggu. Selama masa adaptasiikan d i k r i pakan komersial. Sebanyak 20 buah akuarium digunakan sebagai wadah ikan uji dengan kepadatan 5 ekor (untuk 1 kali sampling glukosa darah). Suhu air dalam wadah adaptasi maupun wadah uji dipertahankan pada kisaran
25
antar wadah diupayakan melalui sistem sirkubsi air dengan menggunakan
porn pa. Setelah dipuasakan selama 48 jam, ikan dibefl perlakuan stres akut suhu dingin. Pemberian stres dilakukan dengan cara mengangkat
dan
memindahkanikan ke dalam wadah
yang
mempunyai perubahan suhu air sebesarA-0, A-3,
A 4
dan
A-9
OCyang
lebih rendah dari suhu air media pemdiharaan mula-mula.Setelah berlangsung d a m a lima menit, ikan uji dipindahkan ke wadah
pemeliharaan sernula. Contoh darah diambil pada saat 0, 1, 2, 3, 4, 5 , 7, 9, 18 jam pascastres untuk dianalisis kadar glukosa
darah.
Sedangkan penghitunganjumlah ikan yang tahan hidup dilakukan selama pemberian stres suhu. Kedua
informasi tersebut digunakan untuk menentukan besamya perubahan suhu dingin
yang mengakibatkan ikan
stm
pada tingkat paling tinggi namun belummematikan. Kematian ikan diamati selama proses pemberian
stres
suhu.
3.1.2.
Pemn Aktivasi Insulin dafam Mengatasi
Hipergtlsemia AkibatS h s
Penetitian ini bertujuan untuk mengetahui penganrh aktivasi insulin melatui
injeksi insulin secara intrarnusular terhadap penrbahan pola kadar glukosa darah
pascastres.
lkan gurami b r h b o t rata-rata 52.15f 3.10 g yang telah beradaptasi dalam
wadah pemeliharaan diberi injeksi insulin (Monotard HM, Novo Nordisk, Denmark)
yang mengandung Human Monocomponent
Insulin
40 IUlmf. Dosis yang digunakan s e b r 0dan
2MI1
00
g BBW r a
intramuskular pada bagiandorsal
ikan. Selanjutnya ikan tersebut dipindahkan ke lingkungan yang mengalami
26
Sampel
darah
diambil pada saat 0, 1, 2, 4, 10, 20, 40 dan 60 menit pascastresdan selanjutnya diukur k d a r glukosanya.
3.2.
Penelitian
II3.2.1. Penentuan
Kadar
Optimum Krorniumagi yang DapatMeningkatkan
Ketahanan lkan
Terhadap
PengaruhStres
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kadar kromium valensi