1
. >ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DALAM
* .
.
MASYARAKAT TRADISIONAL KAMPUNG NAGA
(Kasus dalam Usahatani Padi)
OLEH:
ABDUL AZIZ
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
ABDUL AZIZ. Analisis Jaringan Komunikasi dalam Masyarakat Tradisional Kampung Naga: Kasus dalam Usahatani Padi. Dibimbing oleh RICHARD W.E.
LUMINTANG, M.D. DJAMALUDIN, dan BUD1 SUHARJO.
I Masyarakat Kampung Naga merupakan satu-satunya tipe masyarakat tradisional
yang masih ada di Kabupaten Tasikmalaya. Usahatani padi yang merupakan mata pencaharian pokok masyarakat Kampung Naga memperlihatkan suatu model usahatani yang masih tradisional. Norma masyarakat setempat memegang peranan yang cukup kuat di dalam mengatur perilaku dan kehidupan masyarakat Kampung
I
I Naga, terrnasuk di dalam menyikapi hal-ha1 yang berkaitan dengan inovasi pertanian. I
I Dalam penelitian ini dipelajari strukur jaringan komunikasi dalam usahatani padi,
I
I sikap petani terhadap inovasi pertanian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
I keterlibatan petani di dalam jaringan komunikasi pertanian.
Metode untuk mengetahui jaringan komunikasi digunakan pendekatan sosiometri
I
yang didasarkan pada penemuan "siapa berinteraksi dengan siapa", kemudian
I
I dianalisis dengan menggunakan matrik dan indeks sosiometri serta analisis jaringan
I komunikasi itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan petani dalam
I jaringan komunikasi dianalisis dengan menggunakan analisis lintas (path analysis). 1 . Jaringan komunikasi dalam usahatani padi pada masyarakat tradisional kampung
Naga terdiri dari delapan klik yang masing-masing memiliki pola komunikasi I
I cenderung tertutup dan membentuk jaringan personal yang saling mengunci
I (interlocking). Derajat keterbukaan klik berkisar dari 0,06 % sampai dengan 0,7 %.
~
Derajat koneksi individu mulai dari 0 sampai dengan 9,8 % dan derajat integrasiI individu berkisar dari 0 sampai dengan 26,4 %. Dalam jaringan terdapat 3 orang
opinion leader yang bertindak sebagai star, 4 orang liaison, 18 orang bridge, 3 orang
I
isolated, dan 2 pasangan dyad.Sikap masyarakat kampung Naga terhadap inovasi pertanian, secara umum
I dapat disimpulkan cenderung negatif. Sikap positif hanya ditujukan terhadap
I
I penggunaan pupuk buatan, dalam arti mendukung penggunaan inovasi tersebut. I Berdasarkan hasil analisis lintas, faktor-faktor yang berpengaruh langsung secara
I nyata dengan keterlibatan petmi di dalam jaringan komunikasi pertanian adalah: usia,
perilaku komunikasi, tingkat kekosmopolitan, status sosial, dan sikap terhadap inovasi pertanian. Kelima peubah ini menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap
I jaringan komunikasi berdasarkan derajat koneksi individu.
I Enam peubah bebas lainnya tidak menunjukan adanya pengaruh langsung
I
terhadap derajat koneksi individu dalam jaringan kornunikasi. Walaupun demikian,I dari keenam peubah tersebut diantaranya terdapat tiga peubah yang secara tidak
I 1
I
- langsung berpengaruh terhadap derajat koneksi individu, yaitu lamanya menempuh I pendidikan formal, keterdedd~an media massa dan sikap terhadap norma-norma
1
SURAT PERNYATAANDengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul
ANALISIS JARINGAN KOFvIUNIKASI DALAM MASYARAKAT
TRADISIONAL KAMPUNG NAGA: KASUS DALAM USAHATANI PAD1
Adalah benar rnerupakan hasil harya sendiri dan belun~ pernah dipublikasikan. Semua surnber dan informasi yiing digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Agustus 2002
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DALAM
MASYARAKAT TRADISIONAL KAMPUNG NAGA
(Kasus dalam Usahatani Padi)
ABDUL AZIZ
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Analisis Jaringan Komunikasi dalam Masyarakat Tradisional Kampung Naga: Kasus dalam Usahatani Padi
Nama : Abdul Aziz
NRP : 99501
Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Menyetujui, 1. Komisi Pembimbing
Ir. Richard W. E. Lurnintann. MSEA Ketua
Ir. M. D. Djamaludin, M.Sc Anggota
Dr. Ir. Budi Suhario, MS Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
u
Dr. Ir. Hi. Aida Vitayala S. Hubeis, MS
I
RIWAYAT HIDUPI
I Penulis dilahirkan di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tanggal 18 Juni 1965
merupakan anak kedua dari pasangan Momon Suherman dan Ocah Roslah.
- - Pendidikan dasar ditempuh di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Linggawangi-
I
Singaparna lulus, tahun 1979. Pada tahun 1982 lulus dari SMP Muallimin
I
Linggawangi - Singaparna, dan selanjutnya lulus dari SMA Negeri 7 Bandung padaI tahun 1985. Tahun 1985- 1986 diterima sebagai mahasiswa undangan (PMDK) IKIP \ I
1
Bandung pada Jurusan Pendidikan Matematika Program D-3. Tahun 1986I
I melanjutkan pendidikan S-1 di pada Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Jurusan Ilmu
I
I
Penerangan (Manaj emen Komunikasi) dan lulus pada tanggal 10 Juli 1993.1
Sejak tahun 1994 hingga sekarang penulis bekerja sebagai dosen Kopertis1
Wilayah X dpk pada Universitas Islam Riau, Pekanbaru, pada Fakultas Ilmu Sosial1
dan Ilmu Politik. Pada tahun 1999 penulis memperoleh kesempatan melanjutkanI
I
I
I pendidikan S-2 pada Program Studi ~omunikasi Pembangunan Pertanian dan
I
Pedesaan Program Pascasarjana Isntitut Pertanian Bogor, dengan sponsor BPPS
I
~
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan NasionalEU.
~
Tahun 1999 penulis menikah dengan Ir. Edrya Titin Tripuri dan dikarunia satu orang putri dan satu orang putra, yaitu Nafisa Salsabila Aziz dan AufarrifqyPRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahrnat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2001 ini ialah jaringan komunikasi pertanian, dengan judul Analisis Jaringan Komunikasi pada Masyarakat Tradisional Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya: Kasus dalam Sistem Usahatani Padi.
Terima kasih dan penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Richard W.E. Lurnintang, MSEA, Bapak Ir. M.D. Djamaludin, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Budi Suhardjo, MS selaku ketua dan anggota komisi pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ateng selaku wakil kuncen kampung Naga dan Bapak Unus selaku Kepala Desa Neglasari yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada ketua RT 01 dusun Naga yaitu, Bapak Dedi yang telah banyak membantu penulis di dalam mengumpulkan infonnasi dan data yang sangat diperlukan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman seperti Agus, Iwan, Mamat, Hano, Kazi, ~ k t i ,
Yeni, Linda, Jamilah, Andre dan yang lainnya --karena keterbatasan ruang tidak mungkin untuk disebutkan satu persatu di sini, atas segala dorongannya sehingga penulis tetap semangat menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga Allah SWT membalas semua arnal kebaikan yang telah kita lakukan. Akhirnya, ucapan terima kasih juga talc lupa disampaikan kepada istri tercinta, Edrya Titin Tri Putri, serta kedua orang tua atas segala motivasi, doa, ketabahan dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR IS1
Halaman
...
DAFTAR TABEL
.
. ixDAFTAR GAMBAR
...
x...
DAFTAR LAMPIRAN xi
. . .
. .
PENDAHULUAN
Latar belakang
...
1 Perwnusan Masalah...
5...
Tujuan Penelitian 6
Kegunaan Penelitian 6
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan Model Komunikasi
...
Pengertian Jaringan Komunikasi...
Analisis Jaringan Komunikasi...
Model dan Struktur Jaringan Komunikasi...
...
Karakteristik Individu dan Perilaku Komunikasi
Jaringan Komunikasi dan Adopsi Inovasi
...
Diseminasi Informasi...
Sikap: Pengertian. Ciri-ciri dan Fungsinya...
...
Masyarakat Tradisional...
KERANGKA PEMIKIRAN 28
Hipotesis
...
31...
Diagram Lintas 31
METODOLOGI PENELITIAN
Operasionalisasi Variabel
...
Lokasi dan Waktu Penelitian...
...
Populasi dan ContohTeknik Pengurnpulan Data
...
...
Validitas da Reliabilitas Instnunen Teknik Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
...
Kondisi Umurn Wilayah Penelitian1
.
Lokasi dan Komuniaksi...
...
2.
Lingkungan Fisik...
4
.
Mata Pencaharian...
565
.
Adat Kepercayaan. Pandangan Hidup dan Nilai Budaya...
57Profil Responden
...
69...
Sikap Responden terhadap Inovasi Pertanian 78
Sikap terhadap Norma-norma Masyarakat
...
85Analisis Jaringan Komunikasi Petani Kampung Naga
...
87Keterkaitan antar Faktor yang Mempengaruhi Derajat Koneksi Individu
...
1 11KESIMPULAN DAN SARAN
...
131DAFTAR PUSTAKA
...
1 33DAFTAR TABEL
Halaman
...
1 Definisi konseptual dan pengukuran struktur komunikasi 36 2 Jumlah media massa yang ada di Kampung Naga
...
4 9 ....
. , 3 Keadaan penduduk karnpung Naga sampai akhir tahun 200 1 55
4 Ketentuan-ketentuan adat orang Naga yang berhubungan dengan sistem
...
usahatani padi 68
5 Usia responden
...
696 Pendidikan formal responden
...
-707 Luas sawah responden
...
738 Pendapatan responden dalam satu musim panen terakhir
...
749 Perilaku komunikasi responden
....
.I
...
7610 Sikap responden terhadap inovasi pertanian
...
7911 Klasifikasi jenis padi lokal yang biasa ditanarn petani Kampung Naga
...
8 1 12 Hubungan usia dengan sikap terhadap inovasi pertanian...
831 3 Sebaran deraj at koneksi individu
...
9114 Sebaran derajat integrasi individ
...
9315 Analisis jaringan komunikasi klik 1
...
9516 Analisis jaringan komunikasi klik 2
...
9617 Analisis jaringan komunikasi klik 3
...
9918 Analisis jaringan komunikasi klik 4
...
10119 Analisis jaringan komunikasi klik 5
...
10320 Analisis jaringan komunikasi klik 6
...
1052 1 Analisis jaringan komunikasi klik 7
...
10622 Analisis jaringan komunikasi klik 8
...
10823 Rekapitulasi analisis jaringan komunikasi pada level klik
...
10824 Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang mempengaruhi derajat koneksi individu
...
11625 Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peuball yang mempengaruhi sikap terhadap inovasi pertanian
...
11926 Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang mempengaruhi tingkat kosmopolitan
...
121.- . 27 Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang mempengaruhi perilaku kolmunikasi
...
123 28 Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang...
mempengaruhi keterdedahan media massa 125 29 Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
...
mempengaruhi sikap terhadap norma-norma masyarakat 128 30 Pengaruh langsung dan tak langsung peubah-peubah yang
...
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Bagan kerangka pemikiran analisis jaringan komunikasi dalam sistem
usahatani padi
...
282. Diagram lintas antar peubah yang mempengaruhi derajat koneksi individu dalam jaringan komunikasi
...
3 13. Sosiogram jaringan komunikasi dalam sistem usahatani padi pada
DAFTAR LAMPIRAN
[image:188.597.75.534.8.784.2]Halaman
...
.
1 Tabel status pilihan individu 138
...
2
.
Tabel derajat koneksi dan integrasi individu 1413
.
Diagram lintas antar faktor yang mempengaruhi derajat koneksi individu...
dalarn jaringan komunikasi 144
...
4
.
Matriks hasil analisis regresi linear masing-masing model 1455
.
Matriks hasil uji korelasi antara peubah usia dengan sikap terhadap...
inovasi pertanian 152
...
PENDAHULUAN
. % Latar Belakang
Sebagaimana bangsa-bangsa lain di dunia, Bangsa Indonesia sekarang ini sedang
membangun yang mengarah kepada pembangunan suatu masyarakat modem yang
terbuka. Membina masyarakat modern yang terbuka, martabat manusia harus
senantiasa dijunjung tinggi serta dihargainya hak-hak asasi, demi tercapainya
keadilan. Oleh karena itu, di dalam pembangunan masyarakat modern yang terbuka,
perubahan sosial harus diselenggarakan secara damai, tidak lagi diketengahkan
prinsip pertentangan kelas, paharn, ras dan sebagainya, melainkan yang perlu
diketengahkan di sini adalah prinsip "Community Development" yang hendak
mengubah masyarakat secara tertib, serasi, bertahap dan bertingkat.
Perubahan secara darnai dalam rnernbina rnasyarakat yang terbuka adalah
penting, karena perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modem sering
menimbulkan ketegangan yang dapat menyebabkar! disorganisasi serta disintegrasi
masyarakat dan kebudayaan.
Salah satu upaya dalam pembangunan y a ~ g bertujjuan untuk memperbaiki
kesejahteraan dan taraf hidup masyamkat desa, adalah melalui pembangunan
pertanian. Upaya itu diantaranya diwujudkan dengan cara meningkatkan jurnlah
produksi pertanian melalui pengenalan teknologi baru. Pengenalan teknologi
pertanian di Indonesia, yang dilaksanakan melalui intensifikasi pertanian pangan,
Hijau". Intensifikasi pertanian pangan ini menekankan pada pentingnya peningkatan
produksi dengan menerapkan teknologi baru yang lebih maju daripada yang sudah
1
dikenal oleh para petani tradisional (Tjondronegoro 1 990).Salah satu upaya pengenalan teknologi baru yang bertujuan untuk meningkatkan
I
I
prakarsa dan peran serta masyarakat pedesaan tersebut adalah dengan membentuk
-
I kelompok tani dan kelompok atau organisasi sosial lainnya. Nilai-nilai yang ada
I
I
dalam suatu kelompok atau organisasi di masyarakat pedesaan tenvujud dalam
I
hubungan yang akrab dan sepenanggungan di antara anggota, serta musyawarah dan I
I mufakat di dalam mengambil keputusan. Di samping itu, ikatan kebersamaan yang I
I
menimbulkan sense of belonging, sense of participation, sense of responsibility,
I
keterbukaan dalam kepemimpinan, dan ikatan kepercayaan serta tradisi, merupakan
1 nilai-nilai positif lainnya yang dapat mengokohkan hubungan dalam kelompok.
I
I Di tengah derasnya arus upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan --khususnya
I
masyarakat petani kecil-- ke arah taraf kehidupan yang maju, modern, dan mandiri, I
I
masyarakat Kampung Naga merupakan satu potret komuniti yang justru seolah tak
I
I peduli dengan modernisasi. Bahkan sebaliknya dikenal sebagai masyarakat yang
1
sangat kuat di dalam mempertahankan tradisi warisan leluhurnya. I~
Namun walaupun dikategorikan sebagai masyarakat adat yang kuatI
mempertahankan tradisi, masyarakat Karnpung Naga bukan merupakan tipe suatu
I
masyarakat yang statis dan primitif. Ketradisionalan masyarakat Kampung Naga I
I
I tidak berarti menggambarkan keterisolasiannya dari dunia luar baik dari aspek
I
I
I geografis, sosial, maupun budaya. Di samping merupakan daerah terbuka untuk I
kampung seperti untuk keperluan berdagang dan keperluan-keperluan lainnya.
Bahkan ada di antaranya yang --karena exogami-- migrasi dan menetap di desa lain.
Narnun uniknya, walaupun sudah tinggal di desa lain, tetapi masih terikat oleh tali
temali tradisi sanaga dan secara rutin akan senantiasa menghadiri perayaan-perayaan
ritual yang selalu dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga.
Kampung Naga memang cukup unik, karena ternyata roda kehidupan
masyarakatnya tidak hanya terikat secara formal terhadap instansi pemerintah daerah
setempat, melainkan juga terikat secara informal terhadap ikatan tradisi leluhur.
Kedua ha1 tersebut mampu berjalan harmonis dan seirama dalam mengatur hari demi
hari kehidupan masyarakat Kampung Naga.
Kesediaan masyarakat Kampung Naga menempatkan diri dan berpijak pada
ketentuan formal yang turut menata kehidupan, merupakan suatu adaptasi positif
dalam upaya mewujudkan harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun
'
demikian, kondisi tersebut tidak mengubah wajah asli mereka yang sarat dengan
nuansa tradisional. Berbagai dimensi kehidupan yang terkait erat dengan adat istiadat
(tradisi) diatur secara informal dalam suatu sistem kemasyarakatan yang bersifat lokal
. di bawah pengaruh pemangku adat yang kharismatis yang disebut kuncen.
Walaupun masyarakat kampung Naga boleh dikatakan tidak tertutup bagi dunia luar, tetapi sendi-sendi kehidupan kesehariannya mencerrninkan suatu komuniti yang
seolah-olah tidak pernah tersentuh oleh peradaban lain. Kenyataan ini lebih terlihat
lagi ketika mengamati lebih jauh aktivitas masyarakat di dalam mengelola usahatani
padi yang merupakan mata pencaharian pokok masyarakat kampung Naga. Inovasi
masyarakat pedesaan, sepertinya tidak mampu menyelinap untuk merubah corak perilaku bertani orang Naga.
. $
Berdasarkan pengamatan sewaktu pra survei, teknologi pertanian di Kampung Naga relatif masih sangat sederhana dan bersifat tradisional. Kesederhanaan ini
> .
tercermin dari alat-alat yang digunakan untuk mengolah sawah atau lahan pertanian. Peralatan pertanian tersebut di antaranya berupa cangkul, garu, gasrok dan teplak. Adapun sifat tradisional itu sendiri tampak dari sistem pengetahuan pertanian yang diterapkan yang hingga kini masih merupakan cara lama yang diwariskan secara turun temurun dari leluhur sanaga. Misalnya, perhitungan-perhitungan yang dihubungkan dengan perjalanan bulan dan bintang untuk menghasilkan padi yang baik, ketaatan terhadap ketentuan adat (tradisi) yang berupa pantangan-pantangan dan anjuran-anjuran adat di dalam mengelola usahatani padi, bahkan sifat tradisional ini lebih terlihat lagi dari pelestarian jenis padi yang ditnnam yakni jenis padi tradisional (varietas lokal) yang disebut pare gede yang ditanam secara turun temurun.
Realita kehidupan masyarakat kampung Naga sepeni diuraikan di atas, tentunya bukan disebabkan karena masyarakat tidak mengetahui adanya pembaharuan-
-
pembaharuan yang terjadi di sekitarnya. Saat ini bahkan media massa elektronik sudah menjadi bagian kehidupan orang Naga, sehingga tidak ada alasan untuk tidak sampainya inforrnasi baru tersebut ke tengah-tengah kehidupan masyarakat. Di
samping itu, secara insidental penyuluhan pertanian juga tetap dilaksanakan
1
Melihat fenomena seperti yang diuraikan di atas, mengukuhkan betapa pentingnya peranan komunikasi di dalam penyebarluasan informasi baru yang--
~
sifatnya membangun. Oleh karena itu penelitian tentang struktur jaringan komunikasi~
di antara warga masyarakat Kampung Naga dalam kaitannya dengan diseminasii
informasi pertanian, merupakan ha1 yang sangat penting untuk dilakukan, terutama1
dalam rangka mengidentifikasi strukur jaringan komunikasi yang terjadi, sikap dani
I perilaku masyarakat ketika dihadapkan kepada suatu inovasi, mengidentifikasi faktor-
~
faktor yang turut mempengaruhi penerimaan atau penolakan suatu inovasi, serta~
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan petani di dalam jaringanI
komunikasi pertanian.
I
Bertitik tolak dari fenomena tersebut, maka dirumuskan masalah penelitian1
sebagai berikut: "Bagaimana struktur jaringan komunikasi pertanian yang terbentuk di dalam masyarakat tradisional Kampung Naga, khususnya di dalam pengelolaanusahatani padi? "
I
Masalah tersebut menyangkut persoalan yang lebih rinci sebagai berikut:
I
1. Bagaimana struktur jaringan komunikasi dalam usaha tani padi pada masyarakat
tradisional Kampung Naga?
I 2. Bagaimana sikap warga masyarakat tradisional Kampung Naga terhadap
i
informasi dan tehologi baru pertanian?1
1 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat keterlibatan petani di dalarn
jaringan komunikasi pertanian di kalangan masyarakat tradisional K m p m g
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mempelajari struktur jaringan komunikasi dalam usaha tani padi pada masyarakat tradisional Karnpung Naga,
2. Mempelajari sikap warga masyarakat tradisional Kampung Naga terhadap informasi dan teknologi baru pertanian, dan
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keterlibatan petani di dalam jaringan komunikasi pertanian di kalangan masyarakat tradisional Kampung Naga.
Kegunaan Peneltian
Kegunaan atau manfaat penelitian ini bisa dilihat secara teoritis maupun praktis. 1. Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan ilmiah untuk
penelitian lebih lanjut mengenai struktur jaringan komunikasi dalam proses . \
a, . ' diseminasi informasi baik informasi yang berhubungan dengan pertanian, maupun
informasi lainnya yang ada di masyarakat pedesaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan Model Komunikasi
Secara etimologis, kata komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti "sama". Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana 2000:41). Dengan demikian, berkomunikasi artinya menyamakan makna atau pengertian dengan rekan komunikasi kita.
Menurut DeVito, komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (DeVito 1997:23). Berdasarkan definisi ini maka dapat dirinci bahwa komunikasi itu terdiri dari unsur-unsur: komunikator (orang yang pertama menyampaikan pesan), pesan, gangguan, komunikan (orang yang menerima pesan), efek, feedback (umpan balik), dan konteks. Sedangkan satu lagi unsur lain yang belum tercakup dalam definisi DeVito adalah saluran (channel) atau media.
Mengenai model komunikasi itu sendiri, model-model komunikasi ymg paling
awal didasarkan pada suatu situasi komunikasi dua orang atau komunikasi diadik. Suatu sumber komunikasi mengirimkan pesan melalui sebuah saluran kepada seorang penerima. Model komunikasi seperti ini disebut juga sebagai model linear satu arah.
.
Model komunikasi linear telah mendominasi pandangan orang tentang proses komunikasi sampai tahun 1960-an (Gonzalez 1993 :go).
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, teori-teori dan model
komunikasi juga mengalami perkembangan. Teori-teori komunikasi lama dianggap
telah usang dan diakui tidak lagi mencerminkan realitas serta tidak terbukti berhasil
diterapkan dalam strategi komunikasi khususnya di negara-negara dunia ketiga.
Kemudian muncullah teori-teori d m model komunikasi baru yang lebih relevan
dalam menjawab permasalahan dan fenomena-fenomena yang ada.
~
Kelemahan model linear adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai suatu proses1
yang pasif dan mekanistis, bergerak satu arah dari sumber ke penerima pesan. Sumber dianggap sebagai pihak yang aktif sementara penerima dianggap pasif(McQuail dan Windahl 198 1 : 1 1). I
I ., .
Dalam pandangan model linear, inforrnasi hanyalah merupakan substansi fisik
I
I dan individu-individu di dalarn pikirannya terpisah-terpisah sehingga: 1) aha
1
kecenderungan melihat obyek-obyek komunikasi terlalu sederhana dan mengabaikan~
~
konteks di mana obyek tadi berada; 2) ada kecenderungan menganggap bahwa fungsi Iutama komunikasi adalah persuasi, d m mengabaikan fungsi-fungsi lain seperti
I
pengertian bersama, kesepakatan bersama, dan tindakan bersama; 3) terlalu
memusatkan pada efek psikologis dengan menganggap bahwa keberadaan individu-
I
1
individu secara terpisah, sehingga kurang memperhatikan efek sosial dan hubunganI
individu-individu lainnya dalarn jaringan sosial (Rogers dan Kincaid 198 1).I
I
Setelah model komunikasi linear satu arah dianggap usang, kini model komunikasiI
~
yang menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses yang interaktif dua arah diI
1
antara partisipan mulai berkembang dan lebih diterima. Berlo (1960) menganggapI
I komunikasi di antara partisipan-partisipan ini sebagai transceivers, karena keduanya I
I --
I
mengirim dan menerima pesan (Gonzalez 1993:90). Konsep komunikasi yang
demikian menjelaskan kepada kita bahwa proses komunikasi sebenarnya merupakan
proses pertukaran pesan atau informasi di antara partisipan (Severin dan Tankard
1979, diacu dalam Setyanto 1993 : 15). Dengan demikian, komunikasi adalah proses
pertukaran pesan atau informasi yang terus menerus. Setiap pesan merupakan
1
akumulasi dari pesan-pesan sebelumnya yang akhirnya akan menimbulkan kesamaanI
I pengertian di antara partisipan. Gonzalez (1993) menjelaskan bahwa dalarn
I
komunikasi terdapat transaksi atau saling tukar informasi di antara partisipan, yang
dengan caranya sendiri telah memberikan kontribusi pada proses tumbuhnya
I pengertian. Dalarn proses kol~lunikasi yang demikian, nlaka peran sumber dan -- - penerima saling berganti-ganti dalarn pertukaran yesan yang terus menerus (Rogers
dan Agarwala-Rogers 1976).
I
Model konvergen memandang komunikasi antar manusia bersifat dinamis,
I
I
~
berulang terhadap waktu yang dicirikan oleh saling menjadi penyebab lebih dari
I
~
sekedar penyebab yang satu arah dan mekanistis, dan menekankan pada hubungan-~
I hubungan antar partisipan yang saling bergantung satu sama lain (Setiawan 1983 ).
1
Model komunikasi konvergen mengarah kepada suatu perspektif hubungan I
I
I
I
komunikasi antar manusia yang bersifat interpersonal. Oleh karenanya hubungan-hubungan yang terbentuk merupakan suatu rangkaian jalinan yang interaktif. Dengan
kata lain, interaksi komunikasi antar manusia (individu) dalam suatu sistem sosial
I
~
akan membentuk suatu jaringan komunikasi. Proses pertukaran pesan yangmerupakan inti dari aktivitas komunikasi inilah yang memungkinkan suatu informasi
Pengertian Jaringan Komunikasi
Salah satu cara untuk memaharni perilaku manusia adaiah dengan mengamati atau memahami hubungan-hubungan sosialnya yang tercipta karena adanya proses komunikasi interpersonal (Setiawan 1983). Oleh karena itu untuk memahami hubungan sosial yang demikian dapat dipelajari melalui studi jaringan komunikasi. Ketika dua orang atau lebih ikut serta dalam pengiriman pesan, mereka terlibat dalam suatu jaringan komunikasi (Nan Lin 1975, diacu dalam Setyanto 1993:17). Sedangkan pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan yang terdiri atas: individu-individu yang saling berhubungan, yang dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola. Begitu pula Hanneman dan McEver (diacu dalarn Djamali 1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih. Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa (diacu dalam Setyanto 1 993 : 1 7).
Sementara itu Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1 977) yang melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang
dapat diidentifikasi sebagai pertukaran inforrnasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee 1987:239). Selanjutnya Feldman dan Arnold (1 993) membedakan jaringan komunikasi menjadi dua jenis, yaitu jaringan komunikasi formal (menyerupai struktur organisasi) dan jaringan komunikasi informal yang , disebut juga sebagai grapevine atau benalu komunikasi (diacu dalam Djamali
8 . .
komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa (Sajogyo dan Sajogyo 1996: 1 1).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian jaringan komunikasi secara lebih khusus sesuai dengan penelitian ini, yaitu suatu rangkaian hubungan di antara individu-individu dalam suatu sistem sosial sebagai akibat dari terjadinya pertukaran informasi di antara individu-individu tersebut, sehingga membentuk pola-pola atau model jaringan komunikasi tertentu.
Analisis Jaringan Komunikasi
Analisis jaringan komunikasi merupakan salah satu pendekatan dari penelitian yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pendekatan model komunikasi konvergens. Masalah-masalah pokok yang ditanyakan oleh peneliti komunikasi berubah dari "apa efek komunikasi?" kepada apa yang dilakukan manusia dalam berkomunikasi (Setiawan 1983).
Beberapa ha1 yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan komunikasi, yaitu: (1)
mengidentifikasi klik dalam sutau sistem; (2) mengidentifikasi peranan khusus
seseorang dalam jaringan misalnya sebagai liaisons, bridges, dan isolated; dan, (3)
$.
mengukur berbagai indikator (indeks) s<ruktur komunikasi seperti keterhubungan
I I
i Klik, keterbukaan klik, keintegrasian klik, dan lain sebagainya.
I Sementara itu yang dimaksud dengan klik adalah bagian dari sistem (sub sistem)
i
I dimana anggota-anggotanya relatif lebih sering berinteraksi satu sarna lain dibandingkan dengan anggota-anggota lainnya dalam sistem komunikasi (Rogers dan
Kincaid 198 1 : 13 8).
~
I Sebagai dasar untuk mengetahui apakah individu-i~~dividu itu dapat dimasukkan
I
ke dalam suatu klik atau tidak, ada tiga kriteria yang dapat digunakan untuk
-
I mengidentifikasi klik, yaitu: (1) setiap klik minimal harus terdiri dari 3 anggota; (2)
setiap anggota klik minimal harus mempunyai derajat keterhubungan 50% dari
hubungan-hubungannya di dalam klik; dan (3) seluruh anggota klik baik secara
I
1 langsung maupun tidak langsung hams saling berhubungan melalui suatu rantai
hubungan dyadic yang berlangsung secara ltontinyu dan menyeluruh di dalam klik
(Rogers dan Kincaid 198 1 : 169).
1
Dengan pengidentifikasian klik dapat diketahui bagaimana struktur komunikasiyang terbentuk, akan tetapi dapat juga dipakai untuk mengukur derajat struktur
komunikasinya. Di samping itu, melalui klik juga dapat dilacak tingkat keinovatifan
anggoia-anggotanya yaitu dengan melihat tingkat (derajat) keterbukaan dari klik
(Clique Openness). Keterbukaan suatu klik dapat dilihat dari pola hubungan antar