• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di PT. Dirgantara Indonesia Persero

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di PT. Dirgantara Indonesia Persero"

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Dirgantara Indonesia (PERSERO) merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan berkompetensi dalam rancang bangun, pengembangan dan manufacturing pesawat terbang. Embrio perusahaan sebenarnya sudah ada sejak sebelum kemerdekaan Indonesia yang mengalami tahap-tahap periode perkembangan, yang secara kronologis dapat disimak sebagai berikut.

(2)

perakitan pesawat ini kemudian dipindahkan ke Lapangan Udara Andir (sekarang namanya Lapangan Husein Sastranegara).

Pada tahun 1937, dua orang pria berkebangsaan Belanda yang bernama LW. Walraven dan MV. Patist merancang pesawat tipe PK.KKH yaitu sebuah pesawat kecil dengan tujuan untuk menerbangkannya sendiri ke Belanda dan Cina sebagai upaya pencatatan rekor pribadi. Dalam usahanya untuk membangun PK.KKH, LW. Walraven dan MV. Patist mengumpulkan sebuah tim yang terdiri dari pemuda Indonesia dibawah pimpinan Tossin untuk merakit pesawat tersebut di bengkel di jalan Kebon Kawung, Bandung.

Sejak awal kemerdekaan Indonesia, pemerintah Indonesia menyadari betapa pentinganya transportasi udara untuk keperluan pemerintahan, perkembangan ekonomi dan pertahanan nasional sebagai akibat dari situasi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Sebagai tindak lanjutnya, pada tahun 1946, dibentuk Biro Perencanaan dan Konstruksi dibentuk oleh TRI-Udara ( sekarang disebut TNI AU). Kemudian anggota-anggotanya yang terdiri dari Weweko Supono, Nurtanio Pringgoadisurjo dan Sumarsono mendirikan sebuah bengkel khusus di Magetan deket Madium Jawa Timur.

(3)

Pada periode yang sama Nurtanio mengembangkan klub-klub Aeromodelling di Bandung. Namun aktifitas ini terhenti ketika terjadi pemberontakan Madiun dan Agresi Militer Belanda 1 dan 2.

Setelah negara Indonesia akhirnya disahkan oleh PBB, kegiatan klub-klub Aeromodelling kembali berlangsung di Lapangan Udara Andir (sekarang bernama Husein Sastranegara) Bandung. Pada tahun 1953, aktifitas klub-klub ini disatukan dalam organisasi bernama Seksi Percobaan , beranggotakan 15 orang dan dibawah supervisi Komando Depot Perawatan Teknik udara dengan Mayor Nurtanio Pringgoadisurjo sebagai pimpinannya.

Pada tanggal 1 agustus 1954, Seksi Percobaan berhasil menerbangkan pesawat “Si Kumbang” yang merupakan hasil desain Nurtanio. Kemudian pada

tanggal 24 April 1957, Seksi Percobaan dirombak menjadi organisasi yang lebih besar yang disebut Sub Depot Penyelidikan, Percobaan an Pembuatan yang pada tahun 1958 menghasilkan pesawat lain “Belalang 89” dan “Belalang 90” yang digunakan untuk melatih kandidat pilot di Akademi Angkatan Udara dan Pusat Penerbangan Angkatan Darat.

Pada tahun yang sama Sub Depot Penyelidikan juga menghasilkan pesawat “Kumbang 25”. Pada tahun 1960 samapi 1964, Nurtanio dan tiga orang

kolega lainnya dikirim pemeritahan Indonesia ke FEATI (Far Easten Air Transport Incorporate) di Fillipina untuk mengembangkan pengetahuan aeronatical meeka dan sekembalinya dari Studi, mereka bekerja di LAPIP.

(4)

dengan tujuan untuk mempersiapkan Industri Penerbangan yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan penerbangan nasional Indonesia.

LAPIP pada tahun 1961 kemudian berkerjasama dengan CEKOP ( Industri Pesawat Terbang Polandia) untuk membangun fasilitas perakitan pesawat, Human Resource Training dan selain itu CEKOP juga memberikan lisensi kepada LAPIP untuk memproduksi pesawat PZL 104 Wilga (Di Indonesia bernama Gelatik).

Pada tahun 1965 sebagai kelanjutan dari LAPIP didirikan KOPELATIP (Komado Pelaksaan Industri Pesawat Terbang) utnuk TNI AU dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari (di bawah asuhan Pertamina) melalui Dekrit Presiden. Setelah pada tahun 1966 Nurtanio yang merupakan Bapak Penerbangan Indonesia meninggal dunia, pemerintah menggabungkan KOPELATIP dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi LIPNUR (Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio) untuk menghormati kepeloporan almarhum Nurtanio dalam dunia Penerbangan Indonesia.

Kemudian pada tahun yang sama, melalui perantara Adam Malik yang merupakan Mentri Luar Negri Indonesia, B.J. Habibie yang ketika itu bekerja di perusahaan Dirgantara MBB (Masserschmitt Blokow Blohm) di Jerman setelah lulus dari Aachen Technial High Learning, Fakultas Aircraft Constraction, diminta untuk menyumbangkan tenaganya untuk membangun Indudtri Penerbangan Indonesia. B.J. Habibie kemudian membentuk team untuk mempelajari perakitan pesawat di perusahaan MBB, tempatnya bekerja.

(5)

Teknologi. Pertemuan ini juga melahirkan Badan ATTP (Advanced Technology & Teknologi Penerbangan Pertamina) yang dipimpin Habibie dan bertujuan mendapatkan lisensi pembuatan pesawat terbang dari perusahaan Aerospace di luar negri untuk diproduksi di Indonesia. Akhirnya pada bulan September 1974, ATTP berhaisl menandatangani perjanjian untuk kerjasama lisensi dengan MBB (Jerman) dan CASA (Spanyol) untuk memproduksi Helikopter tipe BO-105 dan pesawat sayap tetap tipe NC-212.

Sebagai bagian dari program PELITA (Pembanguan Lima Tahun) VI oleh Presiden Soeharto, pada tanggal 5 April 1976 dimulailah proses penggabungan ATTP dengan LIPNUR menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang dilanjutkan dengan pembuatan akta notaris no.15 di Jakarta yang mengesahkan B.J. Habibie sebagai Presiden Direktur. Pada saat itu karyawan yang dimilik berjumlah 860 orang eks LIPNUR dan PERTAMINA (ATTP) dengan jumlah insinyur 17 orang.

Industri yang masih bayi ini mengembangkan suatu konsep alih atau transformasi teknologi dan industri progresif dengan filosofi “BERMULA DI AKHIR DAN BERAKHIR DI AWAL”. Falsafah yang menyerap teknologi maju secara progresif dan bertahap dalam suatu proses yang integral dengan berpijak pada kebutuhan obyektif Indonesia. Program pertama yang dijalankan adalah memproduksi NC-212 dibawah lisensi CASA Spanyol dan helicopter NBO-105 dibawah lisensi MBB Jerman.

(6)

usaha patungan dengan modal 50%-50%. Usaha patungan diberi nama Aircraft Technology Industry (Airtech) berkedudukan di Madrid Spanyol. Sebagai direktur utamanya ditunjuk Prof. Dr. Ing BJ Habibie. Program yang dijalankan dari usaha patungan ini adalah rancang bangun dan produksi bersama pesawat computer serba guna CN-235.

Pesawat CN-235 saat ini telah terbang lebih dari 250 pesawat di puluhan negara pemakainya. Selain Indonesia dan Spanyol sendiri yang mengoperasikan pesawat CN-235, Negara-negara yang menjadi pemakai CN-235 dalam jumlah yang besar, antara lain Turki dengan 52 pesawat, Korea Selatan dengan 20 pesawat dan Malaysia 8 pesawat. Prestasi yang dicapai kedua perusahaan (CASA-Nurtanio) ini tentu saja sangat menggembirakan. Penjualan CN-235 sampai beberapa tahun mendatang diperhitungkan masih akan bertambah.

(7)

lapangan terbang Kemayoran Jakarta. Dalam Air Show yang dihadiri industri-industri pesawat terbang terkemuka di dunia, PT. IPTN menampilkan produk CN-235 dan produk-produk lainnya.

Tahun 1994, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, tanggal 10 November 1994 pesawat yang dirancang penuh oleh putera-puteri Indonesia, 250 diluncurkan (roll-out). Presiden Soeharto memberi nama pesawat pertama N-250 ini Gatot Kaca. Dalam sambutannya antara lain : “Pada saat ini kita

memperingati Hari Pahlawan yang ke 49 ini, di IPTN Bandung, dengan disertai puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa, saya akan memunculkan untuk pertama kali pesawat N-250 keluar dari hanggarnya yang diperkenalkan pada kita semua, dengan tetap berharap semoga IPTN terus berkembang sebagai aset bangsa Indonesia dalam memasuki era Kebangkitan Nasional kedua dan globalisasi dunia seoanjang masa. Semoga Tuhan yang Maha Esa memberkati kita semua. Terima kasih.”

(8)

dari ingatan karyawan. Beberapa karyawan terbaiknya, yaitu Chief Test Pilot Erwin beserta Captain Pilot S.F Hamidjaja Halim, Flight Test Engineer Didiek Permadi, Flight Test Mechanic Prihatno Sutodowiryo dan Bambang S. Budi Prastyo yang menerbangkan pesawat CN-235 gugur. Pesawat CN-235 mengalami kecelakaan tatkala melakukan LAPES (Low Attitude Parchute Extraction Systems) di lapangan Gorda Serang. Banten. Kelima putera terbaik bangsa ini dianugerahi “Bintang Sakti” dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Cikutra Bandung. Di tahun 1997 ini pula berlangsung Paris Air Show di Le Bourget Perancis. Dalam ajang pameran dirgantara terbesar di dunia itu, PT IPTN menerbangkan langsung N-250 dari Bandung ke Paris. Dalam perjalanan pulang dari Perancis, N-250 singgah di beberapa negara, diantaranya Jerman, Swedia, Yugoslavia, Turki, Pakistan, Thailand, Vietnam, Philipina, Brunei dan kembali ke Indonesia (Bandung).

PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) berganti nama menjadi PT. Dirgantara Indonesia (PT DI), tanggal 23 Agustus 2000. Pergantian nama ini untuk memperluas cakupan bisnis di bidang kedirgantaraan. Pada tahun 2001, PT DI mulai membukakan keuntungan sebesar Rp. 11,26 milyar. Pada saat itu jumlah karyawan tinggal sekitar 10.000 orang setelah kurang lebih 5000 orang mengambil pensiun dini atas permintaan sendiri (APS).

(9)

Langkah awal yang diambil direksi adalah “Pengrumahan” terhadap seluruh

karyawan yang diberlakukan sejak tanggal 11 Juli 2003.

Seminggu kemudian karyawan yang menangani pekerjaan-pekerjaan terkontrak dipekerjakan kembali. Untuk memberikan rasa keadilan dan kesempatan yang sama untuk dapat dipekerjakan kembali, manajemen perusahaan kemudian melaksanakan seleksi ulang.

Saat ini dengan 3200 karyawan tetap dan 600 karyawan kontrak, PT Dirgantara Indonesia tengah berjuang untuk dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi menunjang kebutuhan bangsa dan negara, baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi pertahanan. Hal ini sejalan dengan apa yang diharapkan Pemerintah yang secara eksplisit telah disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika memberi sambutan saat berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia dan usai menyaksikan serah terima helicopter Bell-412 dari PT Dirgantara Indonesia ke TNI-AD pada tanggal 3 Januari 2006.

Industri pesawat terbang menjadi satu pilihan dalam pembangunan suatu bangsa, khususnya bangsa Indonesia. Kenyataan ini berkaitan dengan kepentingan nasional di bidang ekonomi dan pertahanan. Lebih jauh dari itu adalah tidak terlepas dari upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia, karena industri pesawat terbang di dalamnya mengandung :

a. Transformasi dengan kecepatan tinggi, b. Kecepatan dengan volume besar, dan

(10)

Bagaimanapun berat dan sulitnya perjalanan yang harus ditempuh industri dirgantara kebanggan bangsa ini bukanlah sesuatu yang harus dijadikan alasan untuk surut atau mundur teratur. Semua komponen bangsa utamanya yang terkait langsung dengan pembangunan dan pengembangan industri ini harus mampu bangkit. Kita harus memiliki tekad kuat untuk mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan alat transportasi udara dan sekaligus memenuhi alat utama persenjataan bagi kepentingan pertahanan. Kita jangan sampai membuat para pendiri dan pengelola saat itu yang langsung dipimpin Prof. Ing BJ Habibie telah menggariskan apa yang telah ditempuh dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan itu semua telah ada dalam “Grand Strategy” PT Dirgantara Indonesia.

PT Dirgantara Indonesia telah secara nyata mampu merancang bangun pesawat sendiri. Meskipun dalam perjalanannya terjadi hambatan namun secara umum telah membuka mata “dunia” bahwa bangsa Indonesia tidak dapat

dipandang sebelah mata. Kiprahnya akan semakin kentara manakala kita mampu memanfaatkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam menjadi suatu kekuatan padu yang dapat menghasilkan segi finansal sekaligus menghasilkan produk hi-tech yang memang diperlukan bagi percepatan pembangunan bangsa.

(11)

dan kontrol, minyak dan gas, turbin industri, teknologi simulasi, dan engineering services.

Produk PT. Dirgantara Indonesia

Tabel 1.1

Produk Pesawat PT.DI

Nama Produk Keterangan

N-2130 Pesawat regional bermesin ganda dengan kapasitas 100-130 penumpang.

N-250-100 Pesawat commuter generasi baru yang menggunakan teknologi mutakhir dan didesain dengan memaksimalkan operassional, efisiensi, dan kenyamanan penumpang.

NC-212 Pesawat transportasi ringan multi guna, terutama untuk jarak dekat dan menengah.

CN-235 Pesawat dengan kapasitas 35 penumpang, mulai dirancang tahun 1979 dan diselesaikan tahun 1983, sebagai hasil kerjasama antara PT. IPTN dengan CASA

NBO-105 Helicopter yang di desain untuk beroprasi dengan temperature tinggi di daerah pegunungan. NBO-105 adalah helicopter yang multiguna bisa dioprasikan utnuk berbagai tujuan, seperti transportasi, penyelamatan, riset, eksploitasi, aplikasi militer, training pilot, evakuasi medis dan tujuan-tujuan lain. Program helicopter NBO-105 dibawah lisensi MBB jerman Barat, dimulai sejak 1975.

NAS-332 Tipe helicopter lain yang diproduksi PT. Dirgantara Indonesia dibawah lisensi Aerospatiale, Perancis sejak 1983. Terdapat 2 versi tipe ini, Puma NAS 330 dan Super Puma NAS 332 yang cocok untuk transportasi suplai militer atau eksplorasi lepas pantai dan penerbangan VIP.

NBELL-412 Helicopter kelas medium yang cocok sebagai pesawat gerak cepat bagi perlengkapan militer, suplai dan transportasi militer. Helicopter ini diproduksi PT. Dirgantara Indonesia dibawah lisensi Bell Helicopter Textron, USA, 1982.

(12)

Tabel 1.2

Produk Pertahanan PT. DI

FFAR 2.75” Roket pesawat Fin Holding dibawah lisensi F2 Belgia. Produksi pertama diluncurkan tahun 1985, terutama untuk menyuplai departemen pertahanan.

SUT TORPEDO SUT (Surface Underwater Treatment Torpedo) diproduksi utnuk memenuhi persyaratan dari departemen pertahanan.

CN-235 COMPONENT Produksi dari komponen ini merupakan kerja sama dengan CASA dalam kaitannya dengan produksi pesawat CN-235.

F-16 COMPONENT Produksi komponen ini adalah hasil kerjasama dengan General Dynamics.

B-737 COMPONENT Negosiasi subkontrak dengan Boeing. Program ini adalah langkah awal untuk memasuki pasar Internasional dalam produksi komponen pesawat terbang.

B-767 COMPONENT Produksi komponen ini sama dengan komponen untuk B-737

RAPIER COMPONENT

Produksi ini sebagi hasil kerjasama dengan Bae (British Aerospace)

ACS SERVICE Program yang berkaitan dengan berbagai pesawat yang diproduksi PT.DI, seperti suku cadang, training

mechanical, pemeliharaan, service dan overhold. UMC SERVICE Program service, overhaul dan kemampuan reparasi

termasuk mesin pesawat seperti turboprop/Turboshafl, Turbojet/Turbofan, Overhaul dca reparasi, Helicopter Dynamic Component Gear Boxes dan Transmission, dan Overhoul Turbin gas Industri.

SERVICE for GARUDA

Kerjasama dengan Garuda Indonesia Airways untuk mereparasi dan memodifikasi pesawat-pesawat yang dimiliki Garuda.

L-100 MODIFICATION

Kerjasama dengan Merpati Nusantara Airlines (MNA) untuk merenovasi dan memodifikasi Hercules yang dimiliki oleh MNA.

(13)

Gambar 1.1 Produk pesawat Terbang PT. DI

Sumber : Arsip PT. DI tahun 2010 Gambar 1.2 Produk Pertahanan PT. DI

(14)

1.2 Sejarah Sekretaris Perusahaan PT. DI

Restrukturisasi yang dilakukan oleh Manajemen PT. Dirgantara Indonesia menurut pembenahan yang sistematis, terarah dan koordinatif dalam membentuk good corporate governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik dan kompetitif. Salah satu dari point restrukturisasi tersebut adalah pembentukan sekretaris perusahaan baik secara fungsional, strukturis. Sekretaris perusahaan dibentuk berdasarkan ketentuan normative yaitu :

1. UU RI No. 19/2003 tentang tata pelaksanaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pasal 20.

2. Keputusan Mentri BUMN No. 117/M-MBU/2002 yaitu praktek good coporate governance (GCG) bagian sembilan pasal 24.

3. SKEP Direksi : SKEp/5915/03206/PTD/UT0000/03/2003 yang isinya antara lain menunjuk corporate secretary untuk mengelola informasi manajemen, melakukan pelaporan ke eksekutif, mengkoordinasi penerapan GCG dan mengelola aplikasi komunikasi perusahaan dalam membentuk citra positif.

1.3 Visi dan Misi PT. Dirgantara Indonesia 1.3.1 Visi PT. Dirgantara Indonesia

(15)

1.3.2 Misi PT. Dirgantara Indonesia

Sedangkan Misi PT Dirgantara Indonesia yaitu :

 Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis & komersil dan dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki keunggulan biaya.

 Sebagai pusat keunggulan di bidang industri dirgantara, terutama dalam rekayasa, rancang bangun, manufaktur, produksi dan pemeliharaan untuk kepentingan komersial dan militer dan juga untuk aplikasi di luar industri dirgantara.

 Menjadikan perusahaan sebagai pemain kelas dunia di industri global yang mampu bersaing dan mampu melakukan aliansi strategis dengan industri dirgantara kelas dunia lainnya.

1.4 Logo PT. Dirgantara Indonesia

Gambar 1.3 Logo PT. Dirgantara Indonesia

(16)

Makna logo :

Bentuk lingkaran menggambarkan lingkaran dunia, memberikan makna aktifitas usaha yang mencakup pasar global.

Bentuk sayap berjumlah tiga buah dengan ukuran yang berbeda, menggambarkan kekuatan usaha untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.

1. sayap besar menggambarkan bisnis inti (Core Business)

2. sayap sedang, menggambarkan bisinis plasma (Non-Core Bussiness) 3. sayap kecil, menggambarkan korporasi (Corporate)

Ketiganya menjalin persatuan dan kesatuan menuju ke atas dalam sudut kecondongan / elevasi 45 o yang berarti arah yang seimbang dan optimal dalam pencapaian target.

Warna biru memiliki makna dirgantara, kemantapan dan kekuatan, mencerminkan tekad untuk berusaha semaksimal mungkin sesuai kompetensi dan etika usaha.

Makna lain dari logo tersebut adalah :

a. Warna Biru Angkasa melambangkan langit tempat pesawat terbang. b. Sayap pesawat terbang sebanyak 3 buah, yang melambangkan fase PT.

Dirgantara Indonesia yaitu :

(17)

c. Ukuran pesawat terbang yang semakin membesar melambangkan keinginan PT. DI untuk menjadi parusahaan dirgantara yang semakin membesar disetiap fasenya.

d. Lingkaran melambangkan bola dunia dimana PT. DI ingin menjadi perusaan kelas dunia.

1.5 Struktur Perusahaan

Gambar 1.4

Bagan Struktur Organisasi PT. DI

Sumber : Arsip PT. DI tahun 2010 Direktur utama Direktorat Aerostructure Divisi Integrasi Usaha Divisi Operasi Aerostructure Divisi Rekayasa Divisi Manajemen Sumber Daya Aerostructure Direktorat Aircraft Integration Divisi Pemasaran dan Penjualan Aircraft Integration Divisi Operasi Aircraft Integration

Divisi Logistik dan Dukungan Pelanggan Direktorat Aircraft Services Divisi Pemasaran dan Penjualan Aircraft Services Divisi perawatan dan Modifikasi Divisi Manajemen Logistik Divisi Manajemen Sumber Daya Aircraft Services Direktorat Teknologi dan Pengembangan Divisi Pusat Bisnis

Teknologi

Divisi Keselamatan dan Sertifikasi

Divisi Pusat Pengembangan

Divisi Pusat Uji Terbang Divisi Engineering Services Divisi Sistem Senjata Direktorat Keuangan dan Administrasi Divisi Pembendaharaan Divisi Akuntansi

Divisi Sumber Daya Manusia

Divisi Jasa Material dan Fasilitas Asisten Dirut Bidang

Bisnis Pemerintah

(18)

1.6 Struktur Sekertaris Perusahaan ( Departemen Komunikasi ) Gambar 1.5

Bagan Struktur Sekretaris Perusahaan

Sumber : Arsip PT. DI tahun 2010

Gambar 1.6

Bagan Struktur Departemen Komunikasi PT. DI

Sumber : Arsip PT. DI tahun 2010

Sekretariat Perusahaan

Komunikasi Perusahaan

Publikasi Hubungan Masyarakat Promosi Administrasi Perusahaan Manajemen Dokumentasi Perusahaan Dukungan Kegiatan Perusahaan Protokoler Perusahaan Pengembangan Nilai-Nilai Perusahaan Pengembangan Budaya Perusahaan Koordinasi Tata Kelola Perusahaan Hukum Korporasi &

Perizinan Litigasi

Departemen

Komunikasi

Perusahaan

Publikasi

Hubungan

(19)

1.7 Job Description Perusahaan 1. Direktur Utama

A. Memimpin dan mengkoordinasikan anggota direksi dalam melaksanakan pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan meliputi :

 Penetapan kebijakan (policy), arah (direction), dan strategi (strategy) perusahaan

 Penentuan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) & Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

 Pemeliharaan dan pengurusan kekayaan perusahaan

 Pelaksanaan portofolio bisnis masing-masing direktorat

B. Memimpin rapat-rapat direksi

C. Sebagai kuasa pemegang saham pada anak-anak perusahaan (Subsidiaries dan affiliates)

D. Bertindak untuk dan atas nama perusahaan selaku pendiri dana pensiun perusahaan

E. Mengendalikan operasi perusahaan yang mencakup kegiatan sekretariat perusahaan, pengawasan internal, pengamanan perusahaan, serta pengembangan dan perencanaan usaha perusahaan

(20)

2. Asisten Dirut bidang Bisnis Pemerintah

A. Melakukan kajian dan merumuskan arah, sasaran, dan pengorganisasian fungsi bisnis pemerintah, serta menetapkan kebijakan dan prosedur. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan bisnis dan mengarahkan pelaksanaanya secara teknis dan administrasi

B. Mengarahkan penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dan Program Kerja Pengawasan Jangka Panjang (PKPJP) yang berbasis bisnis dan mengusulkan prioritas kegiatan bisnis tahunan.

C. Mengkomunikasikan hasil kajian atas performance gap dan adaptibility gap, guna memastikan bahwa tujuan bisnis internal telah sesuai, memadai, dan dapat dipergunakan secara efektif untuk mencapai program kerja pemerintah

D. Dalam melaksanakan fungsinya dapat melakukan akses tehadap semua informasi baik berupa catatan, data, atau dalam bentuk lainnya, memasuki seluruh tempat atau wilayah kerja perusahaan, melihat seluruh aset, dan seluruh aktifitas perusahaan, serta meminta penjelasan yang diperlukan kepada karyawan dan manajemen perusahaan guna melihat peluang bisnis yang ada. 3. Asisten Dirut Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

(21)

perusahaan agar mampu memenuhi persyaratan para pelanggan, sehingga mutu dapat menjadi salah satu citra diri perusahaan yang dikenal secara positif dan meluas di dunia industri penerbangan domestik dan internasional

B. Memastikan setiap tindakan ataupun keputusan yang dibuat oleh direksi selalu memenuhi ketentuan keselamatan penerbangan dan standard mutu lainnya yang berlaku

C. Memastikan tersedianya kebijakan perusahaan tentang mutu berikut aturan-aturan dan pedoman tertulis yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyempurnaan, dan pengembangan sistem manajemen mutu perusahaan (quality management system) di lingkungan perusahaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, memenuhi ketentuan keselamatan penerbangan dan standard mutu sesuai arahan direktur utama

D. Mengkoordinasikan dan memonitor berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan reputasi perusahaan melalui pembentukan citra mutu positif perusahaan secara berkesinambungan

(22)

F. Memonitor kinerja mutu setiap direktorat dan melaporkannya secara berkala kepada direktur utama, agar tersedia laporan kinerja mutu yang tepat waktu, akurat, dan aktual untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang akuntabel

G. Mengkoordinasikan kegiatan publikasi dan pelaksanaan sistem manajemen mutu perusahaan (quality management system) dan fungsi-fungsi quality yang ada di perusahaan.

4. Sekertariat Perusahaan

A. Menjamin pekerjaan-pekerjaan direksi adalah sesuai dengan peraturan-peraturan perusahaan dan ketentuan-ketentuan dari good corporate governance (GCG).

B. Memfasilitasi pelaksanaan good corporate governance (GCG) melalui kegiatan-kegiatan perusahaan.

C. Melakukan koordinasi dengan pemegang saham. D. Mempertahankan citra perusahaan.

E. Menetapkan strategi-strategi kebijakan dan prosedur secara menyeluruh dan meyakinkan.

F. Membuat laporan kepada eksekutif. 5. Satuan pengawasan Intern

(23)

mengembangkan dan menjaga efektifitas sistem pengendalian internal, pengelolaan resiko, dan proses governance sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

B. Mengendalikan pelaksanaan proses audit berbasis resiko berdasarkan standard profesi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, rekomendasi, pelaporan, serta pemantauan tindak lanjut, serta melaksanakan aktifitas monitoring dan konsultatif C. Melakukan koordinasi dengan atau menjadi mitra bagi komite audit komisaris dan aparat eksternal auditor, serta memantau tindak lanjut temuan hasil audit

D. Meneglola pelaksanaan audit khusus termasuk namun tidak terbatas untuk mendalami hasil audit operasional yang berindikasi adanya tindakan kecurangan sekaligus menilai efektifitas design dan operasi pengendalian internal dalam pencegahan kecurangan E. Mengembangkan program jaminan kualitas audit melalui penilaian internal (Control Selt Assessment-CSA), pengembangan metode audit danperencanaan postur sumber daya manusia, serta program pendidikan dan latihan yang berkelanjutan berdasarkan standard profesi

(24)

pelaksanaan kegiatan audit dan mengarahkan pelaksanaanya secara teknis dan administrasi

G. Mengarahkan penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dan Program Kerja Pengawasan Jangka Panjang (PKPJP) yang berbasis resiko dan mengusulkan prioritas kegiatan aaudit internal tahunan.

H. Mengkomunikasikan hasil kajian atas performance gap dan adaptibility gap, guna memastikan bahwa sumberdaya fungsi audit internal telah sesuai, memadai, dan dapat dipergunakan secara efektif untuk mencapai program kerja pengawasan

I. Dalam melaksanakan fungsinya dapat melakukan akses terjadap semua informasi baik berupa catatan, data, atau dalam bentuk lainnya, memasuki seluruh tempat atau wilayah kerja perusahaan, melihat seluruh aset, dan seluruh aktifitas perusahaan, serta meminta penjelasan yang diperlukan kepada karyawan dan manajemen perusahaan

J. Mengelola dan memberdayakan aktifitas fungsi satuan pengawasan intern agar mampu memberikan nilai tambah dalam memeliharan dan meningkatkan efektifitas pengendalian internal, pengelolaan resiko, dan proses governance.

(25)

L. Mengkoordinasikan dan bertindak sebagai mitra eksternal auditor serta review proggres tindak lanjut laporan hasil audit, maupun tindak lanjut arahan dan keputusan dari direksi dan pemegang saham.

M. Mengelola pelaksanaan program jaminan kualitas audit agar fungsi satuan pengawasan intern melaksanakan standard profesi audit internal dengan lebih efektif

N. Mengelola pelaksanaan tugas-tugas khusus dari direktur utama atau berdasarkan management request yang dapat diselesaikan dengan memanfaatkan keahlian profesionalnya, termasuk audit khusus dengan tujuan tertentu dan terbatas pada anak perusahaan O. Mengkoordinasikan kegiatan satuan pengawasan intern dengan kegiatan-kegiatan lain baik di dalam maupun diluar perusahaan 6. Divisi Pengamanan

A. Melindungi dan mengamankan kawasan perusahaan baik yang berupa sarana maupun prasarana fisik termasuk personil, materill, informasi, dan seluruh asset perusahaan lainnya yang dilaksanakan melalui pencegahan dan penanggulangan terhadap setiap tindak kriminal yang datang dari dalam maupun dari luar yang dapat merugikan perusahaan.

(26)

perusahaan (melalui pola kegiatan penjagaan, pengawalan, pemeriksaan, dan patroli secara fisik)

C. Mengkoordinasikan tugas-tugas dan pengawasn pelaksanaan semua kegiatan pengamanan terhadap objek-objek yang dianggap rawan dan kritis baik terhadap personil, materill, baik yang keluar/masuk kawasan perusahaan, instansi, area, hasil produsi, dan seluruh asset perusahaan lainnya

D. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengamanan khusus atas keamanan personil kritik

E. Menjalin serta memelihara koordinasi kerja dengan aparat pengamanan lain yang terkait, baik intern maupun ekstern.

7. Divisi perencanaan dan pengembangan Perusahaan

A. Menyusun Rencana Strategis Perusahaan (RSP) untuk 10 tahun dan rencana jangka panjang perusahaan untuk 5 tahun kedepan yang adaptif terhadap perubahan lingkungan

B. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan

C. Melakukan pengendalian anggaran melalui Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) unit organisasi

(27)

E. Menyusun laoran manajemen secara periodik dan tahunan (un audit & audited) atas realisasi kinerja usaha

F. Menyusun laporan hasil kajian bisnis korporasi sesuai kebutuhan direksi komisaris dan pemegang saham serta pihak-pihak yang berkepentingan

G. Melaksanakan pembinaan serta mengevaluasi kinerja anak perusahaan dan perusahaan patungan

H. Merencanakan, mengevaluasi, dan mengelola portofolio bisnis perusahaan serta mengembangkan bisnis perusahaan

I. Memfasilitasi, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan manajemen risiko perusahaan

J. Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan dokumen Rencana Strategis Perusahaan (RSP), Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)

K. Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan dokumen Rencana Kerja dan anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Kerja Anggaran Unit Organisasi (RKA)

L. Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Anak perusahaan dan perusahaan patungan

(28)

N. Menyampaikan dokumen RSP, RJPP, dan RKAP kepada direksi untuk bahan RUPS

O. Menyampaikan dokumen laporan manajemen triwulan dan tahunan kepada direksi untuk bahan evaluasi serta bahan pertanggungjawaban direksi dan komisaris kepada pemegang saham melalui RUPS

P. Mensosialisasikan dan memfasilitasi pembuatan dokumen laporan risk management plan

Q. Menyampaikan hasil kajian pengembangan bisnis perusahaan (portofolio bisnis perusahaan dan feasibility study) serta laporan hasil pelaksanaan manajemen risiko perusahaan kepada direksi R. Mengkoordinasikan, mengevaluasi, dan menganalisis serta menyusun dokumen feasibility study pengembangan bisnis perusahaan

8. Direktorat Aerostructure

A. Mengelola bisnis jasa manufacture pesawat dan helicopter baik yang merupakan rancangan perusahaan aeroscape lain yang dilisensi untuk di manufacture di PT.Dirgantara Indonesia. B. Pembuatan detail part dan kompoonen pesawat terbang sesuai

(29)

C. Pembuatan detail part dan pembuatan komponen helicopter sesuai dengan ketentuan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup K3LH.

D. Memasarkan produk pesawat dan helicopter yang di produksi PT.Dirgantara Indonesia

E. Layanan Purna jual berupa jaminan dari produk pesawat dan helicopter PT.Dirgantara Indonesia.

F. Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan aktifitas produksi yang meliputi proses : metal forming, machining, bonding dan composite, special process dan surface treatment. G. Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan pengadaan

material yang dibutuhkan dalam proses manufacture pesawat dan helicopter.

H. Mengelola dana operasioanal yang dialokasikan perusahaan secara efisien dan efektif.

I. Mengelola aset yang disediakan perusahaan secara efisien dan efektif.

9. Direktorat Aircraft Integration

(30)

B. Melaksanakan modifikasi pesawat dan helikopter sesuai permintaan pelanggan

C. Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan aktifitas produksi yang meliputi integrasi peralatan yang dimodifikasi sesuai permintaan pelanggan serta pengujian pesawat terbang dan helikopter yang telah dimodifikasi tersebut dengan mematuhi ketentuan keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan hidup (K3LH)

D. Memasarkan layanan modifikasi produk pesawat dan helikopter yang dapat dilakukan oleh PT. Dirgantara Indonesia

E. Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan pengadaan material yang dibutuhkan dalam proses modifikasi pesawat dan helikopter

F. Mengelola dana operasional yang dialokasikan perusahaan secara efisien dan efektif

G. Mengelola aset yang disediakan perusahaan secara efisien dan efektif.

10. Direktorat Aircraft Service

(31)

Indonesia untuk memelihara dan memperbaiki produk pesawat, helikopter, serta komponen dan mesin lainnya

B. Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan aktifitas produksi yang meliputi pemeliharaan (maintenance), overhaul, dan perbaikan (repair) produk pesawat dan helikopter serta komponen dan mesinnya dengan mematuhi ketentuan keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan hidup (K3LH)

C. Layanan purna jual berupa customer support.

D. Bekerja sama dengan Direktorat aerostructure dalam memasarkan layanan pemeliharaan (maintenance), overhaul, dan perbaikan (repair) produk pesawat dan helikopter serta komponen dan mesinnya

E. Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan pengadaan material yang dibutuhkan dalam proses pemeliharaan (maintenance), overhaul, dan perbaikan (repair) produk pesawat dan helikopter serta komponen dan mesinnya

F. Mengelola dana operasional yang dialokasikan perusahaan secara efisien dan efektif

G. Mengelola aset yang disediakan perusahaan secara efisien dan efektif.

11. Direktorat Teknologi dan Pengembangan

(32)

baik yang terkait dengan produk pesawat dan helikopter (aeronautica) maupun produk non aeronautica yang terkait dengan persenjataan (Hankam), produksi, dan pengujian prototype

B. Membina dan melindungi hak kekayaan intelektual dari produk baru (aeronautica dan non aeron autica) yang dihasilkan oleh direktorat ini

C. Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan pengadaan material yang dibutuhkan dalam proses pengembangan produk baru (aeronautica dan non aeronautica)

D. Memasarkan produk baru yang dikembangkan (aeronautica dan non aeronautica) ke pasar yang sesuai

E. Mengelola dana operasional yang dialokasikan perusahaan secara efisien dan efektif

F. Mengelola aset yang disediakan perusahaan secara efisien dan efektif.

12. Direktorat Keuangan dan Administrasi

A. Mengelola keuangan, akuntansi, dan sumber daya manusia PT. Dirgantara Indonesia

B. Melaksanakan hubungan dengan institusi penyedia dana, pemegang saham, dan komunitas keuangan dalam hal provision of capital, investor relation, dan short term finansing

(33)

D. Membina dan melaksanakan penyusunan informasi akuntansi perusahaan secara efisien dan efektif sehingga informasi akuntansi direktorat dapat disajikan dan dilaporkan secara tepat waktu, tepat saji, dan akurat

E. Melaksanakan pengembangan, implementasi, dan koordinasi program sumber daya manusia di seluruh perusahaan, termasuk melaksanakan fungsi administrasi sumber daya manusia

F. Menyediakan pelayanan fasilitas umum

G. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemanfaatan sumber daya dan fasilitas yang dialokasikan kepada direktorat dengan sumber daya dan fasilitas lain milik perusahaan untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

1.8 Job Description Departemen Komunikasi

Bidang Humas dalam struktur perusahaan sendiri ada dalam sekretaris perusahaan tepatnya dalam bagian yang dinamakan Departemen Komunikasi Perusahaan. Tujuan dan fungsi dari Departemen Komunikasi itu sendiri adalah pencapaian citra yang ditetapkan ataupun yang diharapkan.

(34)

Departemen Komunikasi PT Dirgantara Indonesia sendiri selain mempertahankan citra PT Dirgantara Indonesia, merupakan pelaksana pusat kegiatan informasi yang memiliki tugas dan wewenang untuk membina dan menyelenggarakan fungsinya sebagai penerangan umum, penerangan kepada karyawan dan staff dan memberikan informsi kepada publik, baik publik internal dan publik eksternal. Merupakan kewajiban bagi Humas untuk memberikan informasi kepada publik baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media massa, baik cetak dan elektronik.

Kepala Departeman Komunikasi Perusahaan bertanggungjawab langsung kepada Sekertaris Perusahaan. Kepala Departemen juga memimpin langsung supervisor dibawahnya yaitu :

 Supervisor Bidang Publication  Supervisor Bidang Public Relations  Supervisor Bidang Promotion

Kepala Departemen Komunikasi Persahaan bekerjasama dan berkoordinasi dengan seluruh organ di dalam perusahaan, khususnya dengan para supervisor yang berkaitan dalam rangka mengkomunikasikan dan mempromosikan setiap produk, jasa dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pencitraan agar diperoleh peningkatan baik profit maupun benefit. Merancang program komunikasi terpadu untuk membangun komunikasi yang sehat dan baik dengan public internal maupun eksternal.

(35)

di bidang komunikasi dan promosi untuk memperluas publikasi dan promosi perusahaan secara berkesinambungan agar dapat meningkatkan kedua hal tersebut baik secara kuantitas maupun kualitas.

Supervisor Public Relations

Bertanggung jawab dalam merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan publik internal dan publik eksternal.

Supervisor Promosi

Bertanggung jawab merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan promosi perusahaan.

Supervisor Publikasi

Bertanggung jawab merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengendalikan kegiatan publikasi perusahaan.

1.9. Sarana dan Prasarana

Fasilitas yang tersedia saat PT. Dirgantara Indonesia masih bernama IPTN di tahun 1976 hanyalah dua buah hanggar kecil berukuran 11.000 m2 pada lahan seluas 45.000 m2.

Beberapa mesin konvensional, 480 orang karyawan, dan 17 orang tenaga insinyur, sebagian dari mereka merupakan tenaga ahli berpengalaman di bidang industri pesawat terbang di Jerman yang telah dipersiapkkan dengan baik oleh Dr. Habibie.

(36)

hektar, 200 buah mesin konvensional, 50 buah mesin Touched Numerical Control (TNC), dan 60 buah mesin computer numerical control (CNC).

Kini setalah IPTN berganti nama menjadi PT. Dirgantara Indonesia kemajuan terus mengiringi langkahnya, PT. Dirgantara Indonesia dilengkapi dengan komputer IBM 4341, 308/K-64, 3090/600s, 1000 buah terminal dan 400 buah PC dengan total kapasitas 832 mb (Megabytes). Jumlah karyawan meningkat menjadi ribuan orang termasuk 1620 tenaga insinyur dan 615 tamatan universitas lainnya. Jumlah inventasi keseluruhan sekitar 1,202 Juta US Dollar.

PT. Dirgantara kini memiliki Utility Room, dapat dimanfaatkan untuk gathering sekitar kurang lebih 2000 orang, International room, Research & Development untuk design, Laboratorium untuk uji kualitas, Bank, Toko Koperasi, Kantin untuk 4000 orang, ruang darma wanita, Masjid besar, dan show room yang telah diresmikan pada bulan agustus 1994.

PT. Dirgantara Indonesia di era milenium menempati areal sekitar 125,4 Ha yang terdiri dari 79,3 Ha berupa lahan dan 46,1 Ha untuk luas bangunannya. Kapasitas permesinan yang tersedia sebesar 1.214.985 machineour, dengan fasilitas permesinan meliputi 88 mesin computer numerical control (CNC), 47 Mesin-mesin Touched Numerical Control (TNC) dan sekitar 445 mesin-mesin konvensional.

1.10. Lokasi dan Waktu PKL

1.10.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan

(37)

Indonesia yang beralamatkan di Jl. Padjajaran No. 154 Bandung 40174. Telepon : 022-6040606, 6031717. Fax : 022- 6033912. Email : www. Indonesian-aerospace.com dan customer_acs@indonesianIndonesian-aerospace.com.

1.10.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan

(38)

40 2.1 Aktifitas Praktek Kerja Lapangan

Tingkat kompetisi yang tinggi pada saat ini menuntut suatu perusahaan untuk bergerak secara cepat guna dapat mempertahankan konsumen tetap maupun calon konsumen, maka setiap perusahaan memiliki strategi tersendiri untuk tetap menanamkan kepercayaan dimata publiknya.

Membentuk dan membangun suatu kepercayaan dimata publik atau disebut dengan image building tidaklah mudah oleh karena itu setiap perusahaan baik sektor swasta maupun pemerintah harus terdapat saling ketergantungan dan sama-sama mempunyai kepentingan untuk mendapatkan kepercayaan dimata publiknya masing-masing.

Melihat ketatnya persaingan bisnis saat ini khususnya bisnis komunikasi secara tidak langsung menuntut perusahaan untuk membuat suatu unit khususnya dalam hal ini yaitu Humas yang mempunyai tugas bertanggung jawab terhadap perusahaan.

(39)

salah pengertian tentang Public Relations / Humas. Kebanyakan orang menganggap Public Relations / Humas sekedar menjual senyum, propaganda dengan tujuan memperoleh kemenangan sendiri, atau mendekati pers dengan tujuan memperoleh suatu pemberitaan. Padahal sebenarnya Public Relations / Humas merupakan hal yang sangat penting yang keberadaannya harus dapat menyesuaikan sebuah organisasi dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Bidang Hubungan Masyarakat semakin kuat berkembang, karena adanya suatu masyarakat demokratis dimana orang-orang memiliki kebebasan untuk berbicara dan mengambil keputusan dalam komunitas, misalnya di dalam suatu perusahaan, dan lain-lain. Pribadi atau individu dan organisasi publik tergantung kepada hubungan baik dengan kelompok-kelompok lainnya dan individu-individu yang memiliki berbagai keputusan, pendapat, dan tindakan yang mempengaruhi vitalitas/daya dan kelangsungan hidup mereka.

(40)

Kinerja Humas dapat diukur antara lain berdasarkan kualitas pelayanan informasi kepada masyarakat. Permasalahan akan timbul apabila penyediaan informasi tentang pelayanan yang diberikan Humas kepada masyarakat, termasuk informasi tentang peraturan yang ditetapkan sangat terbatas.

Hal tersebut diatas merupakan sebuah pengetahuan wajib bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi Unikom konsentrasi ilmu Humas dalam perkuliahan terdapat salah satu mata kuliah wajib yakni Praktek Kerja Lapangan (PKL), dimana para mahasiswa dituntut untuk merasakan bagaimana dunia kerja dalam bidang kehumasan di perusahaan yang dipilihnya sendiri dan setelah kurang lebih satu bulan menempuhnya, mahasiswa dituntut untuk melakukan penulisan laporan tentang PKL yang dijalaninya.

PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan berkompetensi dalam rancang bangun, pengembangan, dan manufacturing pesawat terbang. Kini, PT Dirgantara Indonesia telah berhasil sebagai industri manufaktur dan memiliki diversifikasi produknya, tidak hanya bidang pesawat terbang, tetapi juga dalam bidang lain, seperti teknologi informasi, telekomunikasi, otomotif, maritim, militer, otomasi dan kontrol, minyak dan gas, turbin industri, teknologi simulasi, dan engineering services.

(41)

2.1.1 Kegiatan Selama Praktek Kerja Lapangan

Kerja Praktek yang dilakukan oleh penulis dari tanggal 06 Juli 2010 sampai 06 Agustus 2010 di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) membawa dampak dan manfaat bagi penulis dalam menelaah, mengkaji dan meneliti mengenai ilmu kehumasan secara praktek di lapangan.

Penerapan ilmu Humas secara teori dalam bentuk praktek memang tidak begitu jauh berbeda dengan apa yang didapat di bangku kuliah, akan tetapi dengan dilakukannya kerja praktek ini, maka penulis menemukan suatu kebenaran mengenai ilmu Humas beserta dengan bagaimana penerapannya. Penulis bisa menemukannya di tempat praktek, dan penulis menyadari dengan keterbatasan penulis dalam menelaah ilmu Humas yang merupakan suatu terapan, kebenaran ilmu Humas perlu suatu pembuktian kebenaran tidak sepenuhnya mutlak benar, tetapi setidaknya penulis mendapatkan pengalaman di lapangan tentang perbedaan antara teori dan praktek.

(42)
[image:42.595.130.517.275.721.2]

Selama sebulan penulis secara bergantian ditempatkan di tiga bagian itu, ketiga bagian memiliki fungsi masing-masing dalam perusahaan dan tentu saja setiap penulis ditempatkan di salah satu bagian tugas yang diberikan berbeda-beda. Secara kronologis penulis menggambarkan aktifitas dan tugas penulis selama PKL dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.1

Kegiatan selama Praktek Kerja Lapangan di PT. Dirgantara Indonesia

No Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan

Rutin Insidental 1 Selasa, 06 Juli’10 -Mengurus pembuatan id card

-Mengurus arsip pribadi -Perkenalan

2 Rabu, 07 Juli’10 -Mengambil id card

-Mengurus administrasi -Pengarahan kerja

-Membuat klipping dan resume

3 Kamis, 08 Juli’10 -Mengurus Clearence Kegiatan

-Pengarahan kerja rutin

-Membuat klipping dan resume

4 Jumat, 09 Juli’10 -Pengambilan Clearence Kegiatan

-Pengarahan kerja rutin

-Membuat klipping dan resume

5 Senin, 12 Juli’10 -Pengarahan kerja rutin

-Membuat artikel

6 Selasa, 13 Juli’10 -Pengarahan kerja rutin -Merapihkan berkas kerja -Pengarahan bagian promosi perusahaan

-Penjelasan kerja bagian promosi perusahaan

(43)

-Mempelajari Company Profile

-Membuat dan mengajukan isi company profile

-Penjelasan bagian promosi tentang pameran

7 Rabu, 14 Juli’10 -Pengarahan kerja rutin

-Mengatur isi dan layout Company Profile

-Mentranslate isi Company Profile

-Pengumpulan data laporan PKL

-Membuat klipping

-Fotocopy majalah untuk arsip pribadi

8 Kamis, 15 Juli’10 -Pengarahan kerja rutin -Persiapan Plant Tour -Partisipasi Plant Tour -Membuat klipping

9 Jumat, 16 Juli’10 -Mengurus bahan laporan PKL -Pengarahan pemberi nilai

-Membuat klipping

10 Senin, 19 Juli’10 -Membuat klipping

-Fotocopy arsip dan klipping

11 Selasa, 20 Juli’10 -Membuat klipping

-Penjelasan pameran yang diikuti PT. DI

12 Rabu, 21 Juli’10 -Izin perwalian

13 Kamis, 22 Juli’10 -Membuat resume

-Mencari data laporan PKL

14 Jumat, 23 Juli’10 -Membuat klipping

-Membuat artikel untuk majalah Dirgantara

15 Senin, 26 Juli’10 -Membuat klipping

-Mempersiapkan laporan PKL -Mengajukan artikel

16 Selasa, 27 Juli’10 -Membuat klipping

-Pengarahan kerja bagian Humas

-Persiapan Grand Strategy Humas PT. DI

17 Rabu, 28 Juli’10 -Menyusun Grand Strategy
(44)

-Menganalisa berita

-Pemberitahuan evaluasi PKL

18 Kamis, 29 Juli’10 -Menyelesaikan Grand

Strategy

-Membuat klipiing

-Menganalisa berita

19 Jumat, 30 Juli’10 -Mengetik Grand Strategy

Humas

-Merancang isi majalah edisi ulang tahun PT. DI

20 Senin, 02

Agustus’10 -Membuat klipping -Mencari bahan laporan PKL -Restrukturisasi ruangan -Menyusun budaya perusahaan

21 Selasa, 03

Agustus’10 -Mengetik budaya perusahaan -Mengetik strategi berkala perusahaan

-Mengajukan budaya & strategi perusahaan

-Membuat klipping

22 Rabu, 04

Agustus’10 -Membuat klipping -Melengkapi bahan laporan PKL

23 Kamis, 05

Agustus’10 -Melengkapi bahan lapporan PKL -Fotocopy hasil kerja saat PKL -Mempelajari Press Release

24 Jumat, 06

Agustus’10 -Melengkapi berkas lampiran PKL -Evaluasi kerja PKL

-Penilaian kerja PKL -Pamitan

Sumber : Catatan Harian Penulis, 06 Juli 2010 sampai 06 Agustus 2010.
(45)

Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Dirgantara Indonesia (Persero), penulis melakukan aktivitas rutin yakni kegiatan yang dilakukan setiap hari pada PKL. Kerja rutin tersebut antara lain :

A. Pengarahan Kerja

Dalam Clearence Kegiatan yang diterima penulis saat awal kerja praktek dicantumkan bahwa penulis tidak diperkenankan melakukan pekerjaan tanpa diketahui sebelumnya oleh pembimbing di tempat kerja maka dari itu penulis selalu melakukan inisiatif setiap harinya untuk bertemu dengan pembimbing dan meminta pengarahan kerja rutin dari beliau tentang apa saja yang sekiranya bisa penulis kerjakan di hari itu. Penulis juga selalu diberikan pengarahan kerja setiap dipindah bagian, penulis mendapatkan pengarahan kerja tersebut selama tiga kali karena penulis ditempatkan di bagian promosi, publikasi, dan Public Relations perusahaan yang setiap bagiannya memiliki tugas yang berbeda namun tetap memiliki kesinambungan.

B. Membuat Klipping & Resume

(46)

Kegiatan ini dimulai dengan membaca koran guna mengetahui adanya berita yang terkait. Selain itu guna menambah wawasan penulis karena sebagai seorang humas harus memiliki wawasan yang sangat luas. Koran yang di baca di antaranya: Kompas, Pikiran Rakyat, Seputar Indonesia, Bisnis Indonesia, Galamedia, Tribun Jabar, dll.

Setelah membuat klipping penulis diberi kesempatan untuk membuat resume atau inti singkat dari berita yang di klipping untuk dimasukan ke dalam komputer bapak Adam Permasha selaku Supervisor Publikasi, hal ini dilakukan untuk memudahkan beliau jika mencari suatu berita yang telah di file kan secara kronologis pada komputernya, sangat disayangkan komputer di tempat kerja penulis tidak bisa difungsikan sehingga setiap bagian mengetik resume penulis harus membawa laptop ke lingkungan kerja, berikut contoh resume yang penulis kerjakan saat PKL di bagian publikasi :

Media Indonesia, Rabu,30 Juni 2010

Turki-Indonesia

(47)

pertahanan lainnya. Hal ini perlu kita banggakan, industri pesawat terbang kita mendapat pengakuan dari turki mengingat teknologi industri Turki nomor dua terbesar di dunia setelah AS.

Bisnis Indonesia Selasa, 29 Juni 2010

Jasa Perawatan Pesawat

Meliput sejumlah mekanik yang sedang melakukan perawatan pesawat terbang di salah satu hanggar milik PT. Dirgantara Bandung, Jabar. Pemprov Jabar berencana akan mengembangkan jasa perawatan serupa di daerah lain. Kompas

Sabtu, 19 Juni 2010

PT. DI sebagai tempat belajar

Sebagai pusat industri pesawat terbang terbesar di Asia Tenggara, PT DI menawarkan diri sebagai tempat belajar bagi pelajar Indonesia dengan membuka kunjungan terhadap tempat pembuatan komponen pesawat sekaligus perakitannya. Selain kedua tempat itu PT DI memperlihatkan profil perusahaan dan pesawat yang telah di produksi dan dirakit sendiri oleh anak bangsa. Kunjungan ini dibatasi pesertanya,1 rombongan 50 orang dengan maksud supaya para pelajar bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman secara mendalam.

Koran tempo

Rabu, 7 juli 2010-07-08

(48)

PT. Angkasa Pura II Husein, melakukan renovasi yaitu meperluas area bandara hingga 4000 meter persegi, dan mempertebal landasan. Dengan biaya proyek sebesar Rp. 95 milliar yang sepenuhnya diinvestasikan oleh PT. Angkasa.

Suara Pembaruan Rabu, 7 juli 2010-07-08

Pensiun Pilot

Para pilot garuda yang tergabund dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG), menuntut manajemen Garuda untuk agar usia pensiunan dapat dibedakan dari karyawan Garuda lainnya, dan mempertimbangkan kekaryaan profesi pilot.

Suara pembaruan Selasa, 6 juli 2010-07-08

Garuda seleksi “underwriter” IPO saham

Calon underwriter harus bersedia menjamin emisi dengan komitmen penuh, memiliki pengalaman dalam penawaran internasioanal berdasarkan peraturan pasar modal Amerika Serikat, dan menyediakan daftar rekanan internasional selling agent. Peserta juga harus terdaftar sebagai lembaga penunjang di Bapepam-LK, kecuali konsultan public relation, konsultan hukum i nternasional, dan perusahaan percetakan.

Kompas

Kamis 8 juli 2010-07-08

(49)

Indonesia dan EFTA juga berkomitmen mnjalankan proses negosiasi yang didasarkan atas prinsip kesetaraan, saling menghormati dan menjungjung tinggi kepentingan bersama. Negosiasi juga akan dilakukan dengan memperhatikan perbedaan tingkat pembangunan dari kedua belah pihak. Dalam penyusutan perjanjian kemitraan indonesia dengan EFTA, kedua pihak akan membuata analisis faktor yang menjadi peluang, kesempatan peningkatan kerja sama, maupun resiko. Volume perdagangan bilateral indonesia-EFTA mencapai 1,2 Dollar Amerika pada tahun 2009, dengan swiss, perdagangan bilateral indonesia mencapai 1 miliar dollar Amerika pada tahun 2008 dan 621 dollar amerika pada 2009.

Kontan

Rabu, 7 juli 2010

AirAsia dan Batavia Air bida terbang ke Eropa

Komite keselamatan penerbangan (Air Safety Commite) komisi Eropa resmi mencabut larangan terbang bagi kedua maskapai nasional tersebut. Kepala pusat komunikasi publik kementrian perhubungan, Bambang S. Evan menilai, semakin banyak maskapai nasional yang diizinkan terbang keEropa merupakan hasil kerja keras pemerintah dan perusahaan yang bersangkutan. Dan kini masih ada 43 maskapai yang dilarang terbang ke Eropa.

Rakya Merdeka Kamis, 8 Juli 2010

(50)

Lion air gagal mengikuti jejak Batavia Air dan Air Asia yang telah diberi lampu hijau untuk menerbangi semua negara di kawasan eropa. Soal pertumbuhan bisnis terus dipertanyakan Lion Air dinilai gagal mendapatkan izin penerbangan ke eropa oleh komisi keselamatan penerbangan ke eropa oleh komisi keselamatan penerbangan Uni Eropa (UE). UE menilai pihak Lion gagal meyakinkan pihak UE tentang masalah jaminan keselamatan.

Bisnis Indonesia Rabu, 7 Juli 2010

Maskapai Nasional Agresif bidik Rute Internasional

Sejumlah maskapai nasional semakin agresif mengincar pasar penerbangan ke luar negeri di tengah belum pulihnya sektor penerbangan global menyusul dampak kenaikan harga bahan bakar dan krisis ekonomi. Beberapa maskapai nasional yang mempersiapkan diri untuk ekspansi rute ke luar negeri, diantaranya garuda Indonesia, Mandala airlines, batavia Airlines dan Merpati Nusantara Airlines sudah mendaftar sebagai anggota international air transport association (IATA). Dalam perkembangan lain, wakil presiden komisi eropa Sim Kallas menyatakan pihaknya telah memperbarui daftar maskapai penerbangan orang yang dilarang terbang ke eropa dengan menghapuskan dua maskapai asal Indonesia dari daftar itu.

Kompas

Kamis, 8 Juli 2010

(51)

Kekuatan pasar domestik telah membuat perekonomian Asia semakin mandiri dan tidak bergantung pada negara maju. Hal ini berkat konsumsi domestik Asia yang mencapai 175 miliar dollae AS sejak kuartal 3-2008 hingga kuartal 1-2010, jauh melebihi konsumsi AS. Kajian Nielsen Indonesia menyebutkan, dengan keadaan yang terlihat positif pada paruh pertama 2010, kepercayaan konsumen naik. Pertumbuhan volume belanjapun menunjukkkan kenaikkan positif.

Suara Pembaruan Rabu, 7 Juli 2010

Pengusaha Keluhkan Bunga Tinggi

Data menunjukkan, tingkat suku bunga kredit di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia, bahkan dunia. Saat ini suku bunga kredit diperbankkan nasional rata-rata diatas 14,5 persen, sedangkan malaysia hanya 6,03 persen. Per mei 2010 data BI menunjukkan total dana simpanan di perbankkan nasional mencapai Rp 2.029 triliun dari jumlah itu 65,92 persen terkonsentrasi di 10 bank papan atas.

Tribun Jabar Kamis, 8 Juli 2010

Tarif Tol Cikampek dan Tol Bandara naik Mulai 12 Juli

(52)

mengoperasikan jalan tol sepanjang 531 km atau 76 persen dari seluruh ruas jalan tol.

Rakyat Merdeka Halaman 18 Rabu, 7 juli 2010

Renovasi Bandara

Terminal 1 C bandara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng sedang direnovasi, PT Angkasa pura 11 selaku pengelola bandara Soekarno-Hatta menambahkan fasilitas terminal secara lengkap sehingga dapat dinikmati oleh para calon penumpang pesawat ke berbagai tujuan.

Media Indonesia Halaman 17 Kamis, 8 Juli 2010

Kenaikan Tarif Dasar Listrik

Kenaikan tarif dasar listrik berdampak luas,para pengusaha bersiap untuk mengambil langkah menaikan harga barangnya. Para pengusaha kecewa terhadap pemerintah yang berjanji tarif hanya naik sebesar 10 % hingga 20 % padahal setelah dihitung kenaikan tarif tersebut mencapai 50 %. Kenaikan ini dikhawatirkan mengakibatkan banyaknya pemutusan hubungan kerja akan dilakukan oleh beberapa perusahaan.

Kompas Halaman 19 Kamis, 8 Juli 2010

Investasi AS di Indonesia

(53)

Indonesia sangat minim. Selain itu para calon investor dari AS juga bingung mengurus perizinan investasi karena pelayanannya belum satu atap. Indonesia harus melindungi reputasi yang sudah membaik di berbagai sektor, pemerintahan Indonesia juga harus memastikan semua risiko usaha yang bisa muncul termitigasi. Dengan cara tersebut diharapkan publik internasional mengenal Indonesia karena reputasi baik yang dibangunnya.

The Jakarta Post Halaman 13 Kamis,8 Juli 2010

Hutang Garuda Indonesia

PT Garuda Indonesia berencana mengurus pinjaman hutang yang dibebankan pada perusahaannya dalam waktu 2 minggu. Perusahaan penerbangan ini berencana membuka jalur-jalur penerbangan baru tahun depan ke berbagai tempat seperti London, Paris, Sater, dan negaara lainnya.

The Jakarta Post Halaman 13 Rabu, 7 Juli 2010

Pertumbuhan Perusahaan Penerbangan Indonesia

(54)

Tribun Jabar Halaman 3 Rabu, 7 Juli 2010

Maskapai Penerbangan Malaysian Airlines (MAL) Berjanji Akan Turut Mempromosikan kota Bandung

MAL akan mempromosikan Bandung kepada para wisatawan Eropa, Cina, dan Timur Tengah. MAL juga mulai membuka penerbangan perdana dari Kuala Lumpur ke Bandung pada tanggal 16 Juli 2010. Tujuan MAL melakukan itu adalah untuk meningkatkan pangsa pasar antara Indonesia dan Malaysia serta meningkatkan jumlah wisatawan ke berbagai negara tujuan seperti Australia, Eropa, dan lain-lain. Penerbangan perdana pada 16 Juli dari Kuala Lumpur menuju Bandung direncanakan akan menggunakan pesawat Boeing 737.

Bisnis Indonesia Selasa, 29 Juni 2010

Nusawiru jadi bengkel pesawat

(55)

menilai bandara Nusawiru berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu tempat perawatan pesawat terbang.

Kontan

Selasa, 1 Juni 2010

Kinerja PT. Dirgantara Indonesia PTDI kirim 35 Badan Pesawat ke Spanyol

PTDI memperoleh kontrak 35 badan pesawat untuk EADS-Construcciones Aeronavticas S.A (CASA). Perusahaan manufaktur pesawat spanyol serta Airbus military spanyol. Tahun ini CMA-CGM menargetkan bisa mengirim 200.000 TEUS Kontainer dari seluruh Indonesia.

Seputar Indonesia Selasa, 08 juni 2010

8 BUMN masuk ke program likuidasi

Mentri BUMN, Mustafa Abubakar mengatakan bahwwa perusahaan yang masuk ke dalam program likuidasi adalah perusahaan-perusahaan yang secra kondisi finansial dinilai tidak bisa lagi dipertahankan.

Kementrian juga membuka kesempatan bagi perusahaan swasta di bidang yang sama untuk mengambil alih BUMN yang mengalami kerugian, demi menyehatkan kembali perusahaan tersebut BUMN yang bersangkutan.

PTDI dilihat mengalami kerugian pada rekening dana investasi yang bermasalah. Kompas

Kamis, 03 juni 2010

(56)

Indonesia diharapkan tak lagi bergantung kepada negara lain utnuk menyediakan pesawat tempur setelah mendatangani surat pejanjian kerja sama dengan negara korea selatan. Dalam hal ini mentri pertahanan menyebutkan bahwa, indonesia layak untuk berpartner membuat pesawat tempur.

Biaya yang diajukan sekitar 8 milyar dollar amerika serikat. Dengan jangka waktu kerja hingga tahun 2020 dan pada tahun itu di harapkan sudah bisa disiapkan 5 prototipe, indonesia menanggung 20% dari anggaran tersebut.

2.2.2 Deskripsi Kegiatan Insidental

Seperti yang sudah dituliskan pada bagian sebelumnya bahwa penulis selama sebulan kerja praktek ditempatkan secara berurutan di bagian yang berbeda-beda dan tugas yang beragam macamnya, untuk lebih memudahkan deskripsi dari masing-masing kegiatan insidental, penulis mencoba untuk membagi kegiatan yang dilakukan penulis berdasarkan pembagian tugas saat penulis ditempatkan yakni Publikasi, Promosi, dan Public Relations, juga ditambah kegiatan umum yang penulis lakukan diluar dari tiga bagian tersebut : Kegiatan Umum Penulis

A.Mengurus Pembuatan id card

(57)

card sebagai tamu dengan meninggalkan jaminan berupa Kartu Tanda Mahasiswa di bagian keamanan, setelah penulis dapat memasuku kawasan perusahaan penulis mengisi formulir pembuatan id card di bagian administrasi dan menyerahkan persyaratan berupa foto 2 X 3 dan 3 X 4 masing-masing sebanyak 2 buah dan uang sebesar Rp 2500,- sebagai pengganti biaya cetak. Proses pembuatan id card tidak begitu lama hanya berlangsung sekitar 2-3 hari, setelah mendapatkan tanda pengenal tersebut penulis dapat leluasa pergi kemana saja dalam kawasan perusahaan dalam batas waktu yang telah ditentukan yang juga tercantum dalam id card tersebut.

B. Mengurus administrasi

Hal ini dilakukan penulis untuk melengkapi surat-surat yang diperlukan sebagai lampiran dalam laporan kerja praktek seperti surat izin kerja praktek, Clearence Kegiatan, dan guna mendapatkan formulir penilaian dari perusahaan. Administrasi juga merupakan tahap proseduran wajib dalam perusahaan dimana kita diminta melengkapi data pribadi sebagai praktikan.

C. Perkenalan Karyawan Perusahaan

(58)

kesempatan untuk banyak bertanya pada para karyawan tentang pekerjaan mereka, banyak pihak yang telah banyak membantu penulis dalam mendalami ilmu kehumasan di tempaat kerja seperti contohnya bapak Dali yang mengajarkan penulis tentang pembuatan Company Profile, Pameran, tugas Humas PT. Dirgantara Indonesia yang fokus untuk mempertahankan eksistensi sekaligus menciptakan citra positif di mata masyarakat dengan berbagai cara dan banyak lagi ilmu yang penulis dapat dari beliau. Di akhir acara perkenalan penulis bahkan diberikan ilmu tentang hal-hal apa saja yang diperlukan untuk menjabat jabatan Kepala Humas di PT Dirgantara Indonesia.

Untuk bisa menjabat sebagai Kepala Humas, pendidikan formal yang diperlukan minimal S1 Komunikasi, Ekonomi, Sosial Politik, atau Sederajat.

Sebagai Kepala Humas, Pendidikan Non Formal yang harus dimiliki oleh Kepala Humas adalah sebagai berikut :

English Conversation

Basic Aircraft

 Manajemen Komunikasi

 Sosiologi

 Antropologi

 Psikologi Sosial / Massa

 Komunikasi Bisnis

 Komunikasi Pemasaran

 Opini Publik

(59)

 Ekonomi Umum

Menjadi Kepala Humas dibutuhkan pengalaman-pengalaman kerja dalam menjabat di berbagai bidang, antara lain :

1. Telah bekerja di PT Dirgantara Indonesia minimal 7 (tujuh) tahun. 2. Telah menangani publikasi dan promosi serta bergelut di bidang yang

sejalan minimal 5 (lima) tahun berturut-turut.

Menjadi Kepala Humas juga memerlukan kecakapan jabatan :

1. Memahami dan menguasai aspek-aspek komunikasi, baik antar personal, kelompok maupun komunikasi massa.

2. Memahami dan menguasai komunikasi dalam organisasi. 3. Memahami dan menguasai manajemen komunikasi. 4. Memahami dan mampu membaca dinamika stokeholder.

5. memahami dan menguasai latar belakang terbentuknya suatu opini public mengenai perusahaan.

6. memahami dan menguasai sejarah perkembangan perusahaan.

7. mengetahui secara global berbagai perkembangan teknologi kedirgantaraan.

8. mengetahui berbagai kemajuan yang dicapai industri dirgantara negara lain.

(60)

12.Memahami dan menguasai target-target yang ingin dicapai perusahaan dengan aspek yang terkait di dalamnya.

13.Mampu mengorganisir berbagai kegiatan komunikasi dan promosi perusahaan.

14.Mampu mengembangkan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam upaya peningkatan citra perusahaan.

15.Mmapu mewakili perusahaan dalam event-event yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang menyangkut komunikasi.

16.Mampu mengatasi persoalan yang berkaitan dengan adanya hambatan (krisis) ekonomi.

17.Mampu menyeleraskan berbagai kepentingan stokeholder demi pencapaian target perusahaan.

18.Mampu menjadi “corong” perusahaan dan berdiplomasi.

19.Memahami dan menguasai pengetahuan tentang prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggung-jawaban, kemandirian dan kewajaran.

Dan terakhir diperlukan Kecakapan Perilaku sebagai berikut :

1. Mampu menjadi pribadi yang dapat diterima dalam lingkungan kerja, baik skala unit maupun perusahaan.

2. Mampu mempresentasikan “wajah perusahaan” di mata stokeholder. 3. Mampu memimpin dan dapat diterima baik oleh seluruh jajaran yang

(61)

4. Memahami kondisi nyata di lingkungan kerja dan mampu menggerakkan seluruh potensi untuk mencapai target sesuai perencanaan.

5. Mamapu mensinergikan seluruh sumber daya menjadi satu kekuatan. 6. Mampu mengatasi berbagai kendala yang bersifat individu maupun

kelompok.

7. Mampu menjunjung tinggi kepentingan perusahaan atau bersama di atas kepentingan pribadi.

8. Mampu menjaga rahasia-rahasia perusahaan. D. Mencari & Melengakapi Bahan Laporan PKL

(62)

laporan dan bersedia direpotkan oleh penulis, bapak Undang, ibu Ila, bapak Rakhendi, bapak Adam, dan teman-teman yang juga kebetulan PKL disana turut membantu proses pengumpulan data. Selain data-data penulis juga mencari beberapa arsip yang sekiranya diperlukan dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) nantinya.

E. Fotocopy Hasil Kerja

Saat pengarahan sebelum kerja praktek di kampus, penulis di informasikan untuk mencantumkan hasil kerja penulis dalam laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL), maka dari itu penulis selalu menyempatkan diri untuk mem foto copy beberapa arsip tugas hasil kerja penulis. Awalnya penulis sempat kesulitan karena tidak memiliki kemampuan untuk mengoperasikan mesin foto copy namun seiring berjalannya waktu penulis mendapat arahan dan bantuan dari berbagai pihak untuk dapat melakukan foto copy sendiri tanpa merepotkan orang lain.

F. Restrukturisasi Ruangan

(63)

G. Evaluasi Akhir Kerja dan Pemberian Nilai

Mendekati hari terakhir penulis kerja praktek, penulis diinformasikan oleh pembimbing bahwa hari terakhir kerja praktek akan dilaksanakan evaluasi sekaligus pemberian nilai guna melihat bagaimana kinerja kita selama sebulan kebelakang dan apa saja sekiranya yang telah kita dapat selama kita kerja praktek. Ajang evaluasi ini lebih mengarah kepada sharing dengan pembimbing penulis yakni bapak Adam Permasha selaku supervisor publikasi, beliau berpesan ilmu-ilmu yang kita pelajari saat kuliah tidak semuanya dapat diterapkan dalam dunia kerja tetapi jadikan ilmu tersebut sebagai salah satu acuan dari apa yang bisa kita lakukan, menyuruh penulis untuk tetap semangat menuntut ilmu, dan beliau juga banyak memberikan wejangan lain kepada Penulis lalu beliau menanyakan apa saja ilmu yang telah kita

Gambar

Tabel 1.1 Produk Pesawat PT.DI
Tabel 1.2 Produk Pertahanan PT. DI
Gambar 1.1 Produk pesawat Terbang PT. DI
Gambar 1.3 Logo PT. Dirgantara Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Mengidentifikasikan dan menganalisis permasalahan yang menyangkut dengan opini publik eksternal. b) Mengoleksi, menyusun, serta merancang paket informasi untuk

Selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perusahaan PT.Antam (Persero) Tbk di bagian L&D (Learning & Development), dan kegiatan yang rutin penulis lakukan selama

Distribusi kliping berita adalah salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh penulis setiap kali melakukan pengklipingan berita, bentuk pendistribusian ini adalah

Lapangan yang telah dilakukan oleh penulis di PT Dirgantara Indonesia (Persero). selama

Setelah lembaran berita telah di beri nilai oleh staf humas, maka hal selanjutnya yang dilakukan yaitu penulis membuat daftar isi tentang kliping berita yang

Manglé Panglipur (Majalah Sunda) merupakan salah satu perusahaan media cetak (majalah) yang masih bertahan pada saat ini, yang berpengalaman dalam memberikan berita atau

Setelah digunting berita tersebut ditempel pada lembaran kertas yang telah di beri kop nama dari surat kabar, kemudian di fotocopy sebanyak 36 rangkap dan dibagikan ke

untuk menjaga para pelanggan dari hal-hal yang tidak di inginkan. Selain