• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINAN PERMINTAAN LISTRIK RUMAH TANGGA DI KOTA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DETERMINAN PERMINTAAN LISTRIK RUMAH TANGGA DI KOTA YOGYAKARTA"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN PERMINTAAN LISTRIK RUMAH TANGGA DI KOTA YOGYAKARTA

DETERMINANTS OF HOUSEHOLD ELECTRICITY DEMAND IN YOGYAKARTA CITY

Oleh

ARI KHASNAWATI 20130430339

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

DETERMINAN PERMINTAAN LISTRIK RUMAH TANGGA DI KOTA YOGYAKARTA

DETERMINANTS OF HOUSEHOLD ELECTRICITY DEMAND IN YOGYAKARTA CITY

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

ARI KHASNAWATI 20130430339

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Ari Khasnawati Nomor Mahasiswa : 20130430339

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : "DETERMINAN PERMINTAAN LISTRIK RUMAH TANGGA DI KOTA YOGYAKARTA" tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yangs ecara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, Desember 2016

(4)

Motto

Man Jadda Wa Jadda

(Barang Siapa yang Bersungguh-Sungguh Pasti akan Dapat)

Berniat Dengan Baik Dan Melakukan Yang Terbaik

Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah

(5)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’alla atas segala karunia, rahmat, nikmat, hidayah dan hikmah yang selalu dilimpahkan kepada penulis sebagai hamba-Nya, sehingga penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan.

Dengan segala kerendahan hati skripsi ini ku persembahkan untuk:

Ayahanda dan Ibunda

Orangtua yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat dan doa. Karya ini merupakan salah satu bentuk bakti Ari kepada Bapak dan Ibu. Semoga Allah senantiasa memberikan

kesehatan dan melindungi bapak dan ibu. Aamiin.

Yulia Naimah dan Masnur Ali kedua saudara yangselalu memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat, dan doa.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul“Determinan Permintaan Listrik Rumah Tangga di Kota Yogyakarta”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr.Nano Prawoto, SE,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MuhammadiyahYogyakarta.

2. Dr.Imamudin Yuliadi, SE,M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas MuhammadiyahYogyakarta.

3. Dr.Endah Saptutyningsih, SE.,M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaga, memberikan bimbingan, perhatian, masukan dan saran yang berguna bagi kesempurnaan penelitian.

(7)

5. Bapak dan Ibu tercinta, Arpanudin dan Jemiyem, serta kakak-kakak tersayang, Yulia Naimah dan Masnur Ali,terimakasih atas segala kasih sayang yang tercurah,doa yang tiada henti,semangat dan dukungan yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Keluarga besar yang selalu memberikan masukan-masukan yang positif kepada penulis.

7. Sahabat- sahabat Ical, Ian, Om Awi, Idung, Budel, Bujes, Mbakca, Pokpok,yang telah menjadi sahabat dari awal perkuliahan, terimakasih telah membantu dalam berbagai hal, mendengarkan keluh kesah, memberikan semangat,masukan,dan jalan keluar jika peneliti mengalami kesulitan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Danan, yang selalu memberikan semangat, mendengarkan keluh kesah, meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam berbagai hal terutama dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman Program Studi Ilmu Ekonomi angkatan 2013, yang telah membantu selama masa perkuliahan, berdiskusi serta memberikan masukan.

10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(8)

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam pembuatan skripsi ini dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, Desember 2016

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

3. Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Listrik Rumah Tangga ... 40

4. Rumah Tangga Sebagai Konsumen ... 43

(10)

C. Model Penelitian ... 50

D. Teknik Pengumpulan Data ... 54

E. Definisi Operasional Variabel ... 55

F. Metode Analisis Data ... 57

G. Analisis Regresi Dan Pengujian Hipotesis ... 59

BAB IV ... 63

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 63

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 63

1. Kota Yogyakarta ... 63

2. PT.PLN (Persero) APJYogyakarta... 65

B. Hubungan Antara Variabel Permintaan Listrik... 73

BAB V ... 80

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 80

A. Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi ... 80

B. Analisis Statistik Permintaan Listrik Di Kota Yogyakarta ... 84

C. Pembahasan Hasil Regresi Permintaan Listreik Di Kota Yogyakarta ... 90

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.Jumlah Energi Listrik Terjual Per Kelompok Pelanggan Pada Tahun

2013 di Indonesia ... 4

Tabel 1.2.Jumlah Pelanggan, Tenaga Listrik yang Terpasang, Dibangkitkan dan Dijual di D.I. Yogyakarta 2008-2015 ... 7

Tabel 1.3.Konsumsi Kwh pertarif di Daerah Istimewa Yogyakarta ... 8

Tabel 1.4.Presentase Konsumsi Energi Listrik Setiap Rayon dan Kab/Kota Sektor Rumah Tangga di DIY ... 9

Tabel 4.1.Distribusi Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga dengan Permintaan Listrik Rumah Tangga di Kota Yogyakarta ... 75

Tabel 4.2.Distribusi Responden Menurut Luas Bangunan Rumah dengan Permintaan Listrik di Kota Yogyakarta ... 76

Tabel 4.3.Distribusi Responden Menurut Jumlah Peralatan Listrik dengan Permintaan Listrik di Kota Yogyakarta ... 77

Tabel 4.4.Distribusi Responden Menurut Jumlah Pendapatan Keluarga dengan Permintaan Listrik di Kota Yogyakarta ... 78

Tabel 4.5.Distribusi Responden Menurut Daya yang Digunakan dengan Permintaan Listrik di Kota Yogyakarta ... 80

Tabel 4.6.Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan dengan Permintaan Listrik di Kota Yogyakarta... 81

Tabel 5.1.Hasil Uji Multikolinearitas ... 85

Tabel 5.2.Hasil Uji F ... 88

Tabel 5.3.Hasil Uji T ... 89

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga daya. ... 29

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Penelitian ... 51

Gambar 5.1. Hasil Uji Normalitas... 83

(13)
(14)
(15)

INTISARI

Listrik memainkan peranan penting dalam kehidupan, di mana listrik telah menjadi sumber energi utama di dalam setiap kegiatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mepengaruhi permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta. Variabel dependen adalah permintaan listrik rumah tangga, variabel independen adalah jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga, jumlah peralatan elektronik , luas bangunan rumah, dan tingkat pendidikan. Dalam penelitian ini sampel berjumlah 175 rumah tangga di kota Yogyakarta yang dipilih dengan menggunakan metode Simple Random Sampling. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan metode OLS.

Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta,pendapatan keluargaberpengaruh secara signifikan dan positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta, jumlah peralatan elektronikberpengaruh secara signifikan dan positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta , luas bangunan rumah berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta. Sedangkan tingkat pendidikan beerpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta.

(16)

ABSTRACT

Electricity plays a vital in life, where electricity has bacome the main energy source in each activity. This research aims to analyze the determinants of household electricitydemand in Yogyakarta City. The dependent variable is the household electricity demand, the independent variable are household members, household income, the amount of electronic stuff, household size, and education level. The sample of this research is 175 households in Yogyakarta city, which was choosen by using simple random sampling. The analysis tool was multiple linear regression with OLS method.

The results shows are the variable of the household members effect significantly and positivelytoward the household electricitydemand, respectively household income effect significantly and positively to electricitydemand, the amount of electronic stuff effect significantly and positively, and household size effect also significantly and positively toward the household electricity demand in Yogyakarta City. While the education level affect significantly and negatively toward household electricity demand in Yogyakarta.

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua kekayaan bumi Indonesia yang dikelola sebagai pengembangan ekonomi, yang diantaranya dari sisi kehutanan, pertanian, pertambangan dan energi yang ada seharusnya selalu diperhatikan bagaimana mekanisme pengelolaan sumber-sumber energi serta Sumber Daya Alam (SDA) yang ada. Selain memberikan manfaat pada masa sekarang juga yang akan menjamin kelangsungan kehidupan di masa depan. Pembangunan disektor SDA dan Energi harus menjamin akan adanya manfaat yang besar bagi pengembangan serta pembangunan di wilayah daerah dan sebagai peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Sumber daya yang sangat vital dibutuhkan dalam kehidupan dan bagi pembangunan yaitu energi. Pengembangan serta pembangunan energi ini dititik fokuskan untuk mendorong kegiatan pembangunan, peningkatkan kesejahteraan rakyat serta memenuhi kebutuhan energi masyarakat dengan menjamin tersedianya energi dan mutu pelayanan (Pramana,2010).

(18)

2

Konsumsi energi sekitar 20 negara di dunia yaitu sebesar 80%. Salah satu dari Negara itu adalah Indonesia. Dengan begitu Indonesia termasuk Negara yang mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan efisiensi energi dan menjadi pemimpin peralihan ke energi bersih. Laporan ini mencatat bahwa banyak negara yang masih tidak memiliki akses ke energi listrik apabila dihitung yaitu sebanyak 1,2 miliar penduduk di dunia dunia atau sama jumlahnya dengan penduduk India. Sebesar 80% dari jumlah tersebut yang tidak mempunyai akses ke energi modern adalah mereka yang bertempat tinggal di pedesaan. Pada periode 1990-2010 jumlah penduduk yang teraliri listrik bertambah 1,7 miliar jiwa, namun jumlah ini hanya sedikit di bawah jumlah pertumbuhan penduduk pada periode yang sama. Laporan ini mengungkapkan, bahwa pertumbuhan akses energi listrik dan bahan bakar yang bersih harus terus ditingkatkan. Sektor energi harus tumbuh dua kali lipat pada tahun 2013 agar kebutuhan semua penduduk di bumi ini terpenuhi (World Bank, 2012).

(19)

3

Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, semakin berkembangnya kemajuan teknologi pembangunan energi untuk kebutuhan rumah tangga serta industri yang dimana berkaitan erat dengan tenaga listrik yang merupakan salah satu faktor yang penting bagi pembangunan, terlebih sebagai unsur mutlak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Listrik merupakan salah satu bagian energi yang paling dibutuhkan manusia dalam kegiatan kesehariannya, melihat bagaimana listrik adalah yang menjadi kebutuhan pokok manusia yang penting serta menyangkut kepentingan umum, sehingga ketersediaan energi listrik merupakan hal yang sangat penting demi tercapainya tujuan pengembangan dan pembangunan seperti yang diharapkan dan pengelolaanya merupakan taanggung jawab pemerintah walaupun kemungkinan sektor swasta dapat ikut berperan didalam pengelolaan tersebut (Nuryanti , 2007).

(20)

4

Tabel 1.1.

Jumlah Energi Listrik Terjual Per Kelompok Pelanggan Pada Tahun 2013 di Indonesia

Kelompok Pelanggan

GWh

2013 2013(%)

Industri 64.381,40 34,33%

Rumah Tangga 77.210,71 41,17%

Bisnis 34.498,38 18,40% sebesar 64.381,40 GWh (34,33%) yaitu pada kelompok pelanggan Industri,pada Kelompok pelanggan Rumah Tangga yaitu sebesar 77.210,71 GWh (41,17%), sebesar 34.498,38 GWh (18,40%) pada kelompok bisnis , dan pada kelompok Lainnya (sosial, gedung pemerintah dan penerangan jalan umum) 11.450,53 GWh (6,10%). Masing-masing kelompok pelanggan untuk semua jenis kelompok pelanggan yaitu Industri, Rumah Tangga, Bisnis dan Lainnya mengalami peningkatan penjualan energi listrik dalam setiap sektor. Sektor yang paling banyak jumlah konsumsinya yaitu pada kelompok pelanggan rumah tangga (PLN, 2013).

(21)

5

(22)

6

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi tanpa sumber energi listrik dengan sistem pembangkit listrik sistem konvensional. Di DIY tidak ada pembangkit listrik skala mikro, menengah, maupun makro yang digunakan untuk penyediaan kebutuhan energi listrik masyarakat. Pendistribusian energi listrik oleh PLN APJ Yogyakarta ataupun Divisi Regional DIY tidak di hasilkan/ dibangkitkan di wilayah DIY, tetapi energi listrik tersebut berasal dari pembangkit listrik provinsi lain yaitu di supply dari pembangkit-pembangkit listrik yang berada di daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur melalui sistem interkoneksi Jawa-Bali (JAMALI). Di Yogyakarta hanya terdapat satu APJ (Area Pelayanan Jaringan) sebagai pusat pelayanan di area Yogyakarta yang bertugas mengatur seluruh distribusi energi listrik di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. APJ membawahi beberapa UPJ ( Unit Pelayanan dan Jaringan) yang ada di setiap daerah. Unit-unit tersebut antara lain :UPJ Yogyakarta Utara, UPJ Yogyakarta Selatan, UPJ Kalasan, UPJ Wates, UPJ Sedayu,UPJ Wonosari, UPJ Sleman, dan UPJ Bantul.

(23)

7

Tabel 1.2.

Jumlah Pelanggan, Tenaga Listrik yang Terpasang, Dibangkitkan dan Dijual di D.I. Yogyakarta 2008-2015

(24)

8

1.448.866.374KWH, dan daya yang dijual sebesar 2.484.153.383KWH. Ketika daya yang terpasang lebih sedikit dari yang terjual, menandakan bahwa ada banyak permintaan dari para konsumen dalam permintaan energi di DIY.

Berdasarkan data dari statistik Perusahaan Listrik Negara Area Pelayanan Jaringan (APJ) YOGJAKARTA tahun 2009, 2010, dan 2011 jumlah konsumsi

Konsumsi Kwh pertarif di Daerah Istimewa Yogyakarta

Konsumsi

KWH

2009 2010 2011

Sosial 121.067.189 13.616.759 138.328.606

Rumah Tangga 932.620.923 1.000.504.284 1.051.544.031

Bisnis 360.854.197 366.844.129 357.756.063

Industri 189.046.777 195.767.828 193.856.071

Pemerintah 81.332.639 88.419.508 90.264.226

Multiguna 3.935.456 19.507.817 38.019.573

Jumlah 1.688.857.181 1.804.660.325 1.869.768.571

Sumber : PLN APJ Yogyakarta, 2011.

(25)

9

dengan presentase 35% dari jumlah keseluruhan konsumsi listrik rumah tangga. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.4.

Presentase Konsumsi Energi Listrik Setiap Rayon dan Kab/Kota Sektor Rumah Tangga di DIY

Sumber: PLN APJ Yogyakarta,2011.

Melihat data dan kenyataan bahwa konsumsi energi listrik sektor rumah tangga tertinggi adalah berada di kota Yogyakarta sedangkan jumlah rumah tangga di kota Yogyakarta adalah yang paling sedikit jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya di DIY yaitu sebesar 144.137. Dari kenyataan tersebut maka permintaan listrik tertinggi yang berada di Kota Yogyakarta perlu adanya penelitian yang berfokus pada daerah tersebut mengingat kebutuhan energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat serta agar dapat diketahui faktor apa saja yang menjadi penyebab tingginya permintaan listrik di kota Yogyakarta. Karena energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting serta menyangkut kepentingan umum dan energi listrik termasuk kebutuhan dasar masyarakat, maka hal tersebut seharusnya memberikan dorongan bagi pemerintah untuk mengembangkan program penyediaan tenaga listrik. Selain daripada itu energi listrik memainkan peran yang

Kab/Kota Rayon %

Gunung Kidul Wonosari 11%

(26)

10

sangat penting dalam kehidupan masyarakat, listrik dapat sangat dibutuhkan untuk memperlancar segala jenis pekerjaan yang berkaitan dengan penggunaan energi listrik, dapat digunakan untuk kegiatan sehari–hari, memasak, menyetrika

baju, untuk penerangan dan banyak macam-macam lainnya . semua pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih praktis dan efisien dengan adanya energi listrik, di jaman modern seperti sekarang, peralatan–peralatan kerja, perabot–perabot rumah tangga, bahkan sampai mainan anak–anak menggunakan tenaga listrik. Dengan demikian permintaan akan daya sambung listrik akan terus meningkat seiring dengan kebutuhan yang semakin meningkat serta jaringan listrik yang semakin luas serta masyarakat desa maupun kota ingin menikmati, mempermudah setiap pekerjaan yang dilakukan. Untuk setiap tahunnya permintaan/konsumsi energi listrik terus mengalami peningkatan. Hal tersebut disebabkan karena semakin tingginya konsumsi energi listrikoleh masyarakat terutama sektor rumah tangga. Kebutuhan energi listrik dewasa ini sebenarnya dapat digolongkan sebagai salah satu kebutuhan dasar, karena tanpa listrik pada umumnya aktivitas ekonomi terganggu bahkan sebagian menjadi lumpuh. Karena pada masa sekarang ini energi merupakan kebutuhan dasar masyarakat maka berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti yang membahas tentang permintaan listrik.

(27)

11

positif dan signifikan terhadap permintaan listrik pada rumah tangga. Sedangkan pengeluaran energi (minyak tanah,kayu bakar, gas, dan premium/solar) berpengaruh negatif dan signifikan.

Dari penelitian Hafinda (2010) didapatkan hasil sebagai berikut peralatan listrik, luas bangunan rumah, dan jumlah tanggungan keluarga memiliki pengaruh yang positif dan siginifikan terhadap permintaan jumlah daya listrik di kota Medan.

Selanjutnya Khattak,dkk. (2010) melakukan penelitian dengan hasil penelitian yaitu menunjukkan bahwa permintaan listrik rumah tangga sebagian besar dipengaruhi oleh pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah kamar dan perubahan cuaca. Harga listrik juga mempengaruhi permintaan listrik tetapi hanya untuk konsumen yang memiliki relatif lebih rendah penggunaan listrik perbulannya.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, penulis merasa sangat tertarik untuk meneliti serta merujuk pada beberapa hasil studi empiris terdahulu mengingat banyaknya permintaan terkait energi listrik, penulis ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan energi listrik di Daerah Istimewa Yogyakarta pada sektor rumah tangga yang terus menerus meningkat setiap tahunya. Terlebih DIY tanpa sumber energi dan permintaan listrik di kota Yogyakarta merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya di DIY.

(28)

12

B. Rumusan Masalah

Mengingat permintaan akan energi listrik semakin mengalami peningkatan yang terus-menerus maka akan dilakukan analisis mengenai faktor–faktor yang secara umum mempengaruhi permintaan energi listrik sebagai akibat peningkatan energi listrik sektor Rumah Tangga di Yogyakarta.

Dengan mengacu pada permasalahan yang telah dikemukakan, maka muncul pertanyaan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta dengan variabel independen yaitu pendapatan keluarga, jumlah peralatan listrik, jumlah anggota keluarga, luas bangunan rumah, dan tingkat pendidikan.

C. Tujuan Penelitian

Melihat dari rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan keluarga terhadap jumlah

permintaan listrik rumah tangga di Kota Yogyakarta.

2. Mengetahui seberapa besar jumlah peralatan listrik terhadap jumlah permintaan listrik rumah tangga di Kota Yogyakarta.

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap jumlah permintaan listrik rumah tangga di Kota Yogyakarta.

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh luas bangunan rumah terhadap jumlah permintaan listrik rumah tangga di Kota Yogyakarta.

(29)

13

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai saran dalam mengambil sebuah keputusan atau kebijakan untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan terhadap konsumen.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi masyarakat dalam mengatur penggunaan listrik secara efektif dan efesien.

3. Bagi Mahasiswa

(30)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Permintaan.

a. Teori Permintaan.

(31)

15

pendapatan nasional individu, harga komoditi lain, dan citarasa individu (Salvator,1990).

(32)

16

terjadinya kenaikan permintaan terhadap barang lainnya dan akan terjadi hal yang sebaliknya harga salah satu barang mengalami kenaikan maka hal tersebut akan mengakibatkan permintaan terhadap barang lain akan mengalami penurunan. Jika harga suatu barang mengalami kenaikan hal kemudian menyebabkan penurunan permintaan terhadap barang lainnya (hubungan negatif), hal tersebut disebut barang komplementer. Model yang kedua yaitu jika harga suatu barang naik maka akan menyebabkan pendapatan real konsumen akan berkurang (Sukirno,2002).

(33)

17

Permintaan terhadap energi merupakan permintaan turunan karena permintaan energi terjadi bukan karena manfaat intrinsik namun lebih kepada karena energi itu penting dan diperlukan untuk penyediaan barang-barang dan jasa. Permintaan pada energi listrik sama seperti permintaan pada bahan input lainnya, yang ditentukan oleh permintaan padaa hasil produksi industri bersamaan dengan fungsi produksi yang berorientasi teknologi serta harga relatif faktor tersebut.

Permintaaan akan suatu barang yang dihasilkan produsen dapat terjadi dengan alasan adanya kesediaan pembeli untuk membeli. Dalam faktor produksi suatu komoditi yang dikonsumsi memiliki sifat yang khas. Semakin banyak komoditi itu dikonsumsi maka akan semakin berkurang kegunaan dari komoditi tersebut dengan demikian konsumen akan membeli lebih banyak komoditi itu apabila harga satuannya lebih rendah (Sugiarto, 2005). Walras berpendapat lebih umum karena seluruh variabel yang memiliki pengaruh terhadap jumlah permintaan akan suatu barang dimasukkan. Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya yang sejalan dengan pemikiran Walras. Seperti yang dikemukakan oleh Lipsey,dkk. (1993) bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan (determinant of demand) yaitu harga dari suatu barang tersebut, rata-rata penghasilan rumah tangga, selera, distribusi pendapatan dan besarnya populasi.

(34)

18

Permintaan terhadap suatu komoditi baik barang maupun jasa ditentukan melalui beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :

1. Harga dari barang itu sendiri.

2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut. 3. Pendapatan.

4. Corak distribusi pendapatan masyarakat. 5. Cita rasa atau selera masyarakat.

6. Ramalan keadaan di masa yang akan datang.

Tujuan dari teori permintaan yaitu mempelajari serta menentukan berbagai faktor ataupun variabel yang mempengaruhinya (Sudarsono,1980). Faktor ataupun variabel yang dimaksud yaitu harga dari barang itu sendiri, harga dari barang lainnya (yang bersifat subtitusi ataupun komplementer), pendapat konsumen dan selera. Selain faktor/variabel yang disebutkan, ada juga yang turut mempengaruhi permintaan terhadap suatu komoditi, yaitu jumlah penduduk, distribusi pendapatan, tingkat preferensi dari konsumen, kebijaksanaan dari pemerintah, tingkat pendapatan serta permintaan sebelumnya.

(35)

19

komoditi itu sendiri, harga komoditi lain, pendapatan konsumen dan selera yang dimiliki oleh konsumen. Beberapa asumsi dasar tentang teori permintaan statis yaitu : tingkat permintaan pasar yaitu jumlah keseluruhan dari permintaan individu, perilaku konsumen rasional, sementara itu harga dan tingkat pendapatan dianggap tetap. Teori permintaan statis dapat dibagi 2 yaitu : teori utilitas ordinal (ordinal utility theory)dan teori utilitas kardinal (cardinal utility theory).

(36)

20

konsumen dari mengonsumsi suatu barang/jasa. Ada dua pengertian yang membedakan nilai guna ini, yaitu kepuasan marginal (marginal utility) dan kepuasan total (total utility). Marginal utility adalah bertambahnya atau berkurangnya tingkat kepuasan sebagai akibat pertambahan maupun pengurangan penggunaan atas satu unit komditi tertentu. Sedangkan total utility adalah total keseluruhan kepuasan yang didapat dari mengonsumsi sejumlah barang/komoditi tertentu.

b. Hukum Permintaan.

Di dalam teori ekonomi besarnya tingkat permintaan terhadap suatu barang biasanya dihubungkan dengan tingkat harga. Faktor-faktor yang selain harga dianggap tetap. Sifat hubungan antara antara jumlah barang yang diminta dengan tingkat harga suatu barang ataupun jasa disebut dengan hukum permintaan. Perilaku konsumen yang sederhana dapat dijelaskan dalam hukum permintaan yangmenyatakan bahwa apabila harga dari suatu barang meningkat Ceteris Paribus, maka jumlaah permintaan barang dan jasa oleh konsumen akan turun begitupun sebaliknya apabila harga barang mengalami penurunan maka jumlah permintaan barang oleh konsumen akan mengalami kenaikan.

(37)

21

tingkat harga oleh semua pembeli potensial. Suatu kurva permintaan menggambarkan hubungan antara suatu barang dan kuantitas yang diminta ceteris paribus (Sukirno, 2003).

c. Elastisitas Permintaan.

Dalam ilmu ekonomi elastisitas (elasticity) yaitu suatu indikator yang mengukur seberapa responsif jumlah permintaan atau penawaran berubah terhadap salah satu faktor yang menentukan. Analisis ekonomi baik baik secara teori maupun praktek dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui sejauh mana responsifnya permintaan suatu barang terhadap perubahan harga.Maka dari itu, perlu adanya pengembangan pengukuran secara kuantitatif yang dapat menunjukkan sampai sejauh mana atau di titik mana besarnya pengaruh perubahan harga tersebut terhadap perubahan permintaan. Pengukuran ini disebut dengan elastisitas permintaan. Hukum permintaan menyatakan bahwa penurunan harga barang akan menungkatkan jumlah permintaan barang.

(38)

22

menghitung seberapa besar perubahan komoitas/barang yang diminta jika harga tersebut berubah. Elastisistas permintaan terhadap harga (price elasticity of demand) yaitu ukuran tingkat kepekaan perubahan permintaan jumlah barang/komoditas terhadap perubahan harga dari komoditas tersebut dengan asumsi cateris paribus. Nilai dari elastisitas pemintaan terhadap harga adalah hasil bagi antara presentase perubahan harga. Nilai yang diperoleh dari elastisitas permintaan tersebut adalah besaran yang menggambarkan seberapa besarkah perubahan jumlah permintaan akan komoditas/barang jika dibandingkan dengan perubahan harga (Sugiarto, 2005). Ekonom menghitung elastisistas harga permintaan yaitu sebagai berikut:

(39)

23

perubahan penapatan (income) biasa disebut dengan elastisitas permintaan (Sugiarto, 2005).

Menurut besaranya angka koefisien, elastisitas permintaan ada beberapa jenis, yaitu:

a. Elastisitas adalah nol (ED = 0), apabila perubahan harga tidak akan merubah jumlah yang diminta, jumlah yang diminta tetap walaupun harga mengalami kenaikan atau penurunan. Kurva permintaan yang koefisien elastisitasnya bernilai nol bentuknya sejajar dengan sumbu tegak kurva permintaan ini dinamakan tidak elastis sempurna.

b. Koefisien elastisitas permintaan bernilai tak terhingga (ED = 8), apabila pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Berapapun banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada harga tersebut, semuanya akan terjual. Kurva permintaan yang koefisien elastisitasnya adalah tidak terhingga disebut elastisitas sempurna.

c. Koefisien elastisitas permintaan sebesar 1 (ED = 1), disebut elastisitas uniter dimana perubahan jumlah barang yang diminta sama dengan perubahan harga.

d. Permintaan tidak elastis atau inelastis dengan koefisien elastisitas permintaan adalah 0 dan 1 (ED = 1), dimana persentase perubahan harga adalah lebih besar daripada persentase perubahan jumlah yang diminta. e. Kurva permintaan bersifat elastis adalah apabila harga berubah maka

(40)

24

persentase perubahan harga. Nilai koefisien permintaan yang bersifat elastis adalah lebih besar dari 1 (ED >1) (Sukirno, 2003).

2. Energi Listrik.

Energi didefinisikan sebagai kemampuan suatu benda/alat untuk melakukan kerja atau usaha. Sedangkan energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh muatan listrik (statis) sehingga mengakibatkan gerakan muatan listrik (dinamis). Dalam teorinya dicontohkan yaitu beda potensial (tegangan) menimbulkan (membutuhkan) energi untuk menggerakkan muatan elektron dari titik potensial rendah menuju titik potensial tinggi.

Energi listrik adalah energi yang berhubungan dengan aliran atau akumulasi muatan listrik. Energi listrik merupakan sebuah bentuk energi yang sangat berguna karena energi listrik mudah diubah ke hampir semua bentuk energi yang memiliki tingkat efisiensi konversi yang tinggi, misalnya diubah ke energi panas, mekanik dan lain sebagainya hal tersebut dijelaskan oleh Culp dalam Nababan, 2008.

(41)

25

(42)

26

sebaliknya apabila terjadi kekurangan pada perrsediaannya maka akan terjadi krisis energi listrik yang berdampak pada pemadaman.

Energi listrik tidak dapat disimpan, energi listrik membutuhkan persediaan yang tepat (reliable) dan penyesuaian waktu dengan permintaan sangat diperlukan hal tersebut disebutkan oleh Abraham et al (2001). Watson et al (2002) menyebutkan bahwa energi listrik merupakan barang yang tidak dapat diraba atu dilihat (intangible), energi listrik diproduksi dan dibeli secara terus menerus. Listrik merupakan input- antara yang digunakan pada aktivitas ataupun proses yang menghasilkan produk-akhir, bersama-sama dengan barang kapital dan jasa lainnya. Keberadaan energi listrik ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Adapun kegunaan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari merupakan penerangan, pemanas, motor-motor listrik dan lain-lain.

Energi yang digunakan alat listrik merupakan laju penggunaan energi (daya) dikalikan dengan waktu selama alat tersebut digunakan. Bila daya diukur dalam watt jam, maka:

Daya x Waktu = energi (1)

Dengan:

Daya dalam watt Waktu dalam jam Energi dalam wattjam

(43)

27 a. Daya

Setelah membahas tentang berbagai macam definisi dari energi listrik. Maka pembahasan selanjutnya yaitu daya, daya dapat didefinisikan sebagai energi listrik yang digunakan dalam satu satuan waktu. Daya merupakan faktor penting dalam menentukan besaran energi listrik yang terpakai. Daya listrik disimbolkan P (power). Unsur-unsur yang berpengaruh dalam daya merupakan besarnya tegangan yang bekerja untuk mengalirkan suatu satuan arus selama waktu tertentu. Dalam suatu beban selain kebutuhan oleh besarnya daya aktif juga ditentukan oleh kebutuhan daya reaktif. Persamaan rumus daya listrik dapat dituliskan sebgai berikut:

Kemudian dapat dituliskan

Dimana :

P = Daya listrik dengan satuan Watt (W) V = Beda potensial dengan satuan volt (V) I = Kuat arus dengan satuan Ampere (A) t = Waktu dengan satuan Second (s)

Daya listrik satu fasa dapat dirumuskan:

(44)

28

P = V . I Cos φ (3)

Q = v . I sin φ (4)

Dengan tiga fasa dapat pula dituliskan dalam persamaan berikut ini:

S = √ V . I (VA) (5)

P = √ V . I Cos φ (6)

Q =√ v . I sin φ (7)

Keterangan :

(45)

29

Hubungan ketiga daya tersebut dapat dilihat pada segitiga daya sebagai berikut:

(a) (b) Sumber : B.L Theraja, 1984

Gambar 2.1 Segitiga daya.

(a) karakteristik beban kapasitif (b) karakteristik beban induktif

Besarnya aliran daya listrik P, Q, dan S ditentukan oleh sifat-sifat pembebanan. Diamana suatu beban dikatakan induktif jika beban tersebut membutuhkan daya reakatif dan sebaliknya dikatakan kapasitif jika beban tersebut menghasilkan daya reaktif

a. Faktor kerja

(46)

30

Adapun rumus yang dipergunakan yaitu :

Cos φ = ……… (8)

Dengan demikian faktor kerja dalam keadaan beban seimbang dapat didefinisikan sebagai banyaknya daya yang aktif berbanding terbalik dengan banyaknya daya yang terpasang.

Kapasitor terdiri berbagai macam. Keanekaragaman ini disebabkan oleh besarnya kapasitas dari kapasitor itu sendiri, jumlah muatan yang disimpannya serta bahan pembuatanya. Kapasitas dari kapasitor itu dinamakan farad yang disimbolkan dengan huruf F.

Pengunaan kapasitor dapat memberikan daya reaktif yang saling meniadakan dengan daya reaktif yang ditimbulkan oleh beban induktif, maka faktor kerja dari suatu beban induktif dapat diperbaiki dengan menambahakan kapasitor yang bernilai tertentu dalam rangkaian yang bersifat induktif. Dengan demikian daya semu dapat diperkecil dengan memasang kapasitor dalam rangkaian yang berbeban induktif.

Pemasangan kapasitor dalam beban-beban induktif maka faktor kerja dari beban itu akan meningkat. Dengan diperbaikinya faktor kerja maka kelangsungan dari peralatan dapat dipertahankan.

b. Usaha

Besarnya energi listrik yang terpakai ditentukan oleh besarnya kapasitas daya yang beroprasi selama waktu tertentu, atau hal lain ini dapat dituliskan dalam persamaan :

(47)

31 Keterangan :

W = usaha (joule) P = daya (Watt) t = waktu (detik)

Dari persamaan (9) di atas dengan mengetahui besarnya daya yang bekerja dan waktu yang digunakan maka energi yang terpakai akan diketahui. Daya yang dimaksud sudah merupakan banyaknya arus yang mengalir dalam satu satuan tegangan yang berbanding lurus dengan cos φ

sebagai faktor kerjanya. Satuan yang digunakan dalam energi listrik terpakai ini merupakan watt-detik. Satuan tersebut relatif kecil dan dalam pengukuran komersial digunakan satuan kilo watt-hour (KWh).

Keterangan : 1 kW = 1000 watt 1 jam = 3600 detik

Sehingga:

1 kWh = 1000 . 3600 watt-detik = 36.105 joule

Menurut Lister (1993). Perhitungan yang berkaitan dengan mesin listrik kerap melibatakan satuan daya listrik (watt) dan satuan mekanis horse power (HP), dimana, 1 HP = 746 watt.

b. Sistem tenaga listrik.

(48)

32

macam peralatan listrik ini kemudian dihubungkan satu sama lain yang memilii inter relasi dan secara keseluruhan membentuk suatu sistem tenaga listrik. Sistem tenaga listrik yang dimaksud disini yaitu, sekumpulan pusat listrik an gardu induk (pusat beban) yang satu sama lainnya dihubungkan oleh suatu jaringan transmisi sehingga menjadi satu kesatuan interkoneksi.

Dari waktu ke waktu kebutuhan tenaga listrik dari pelanggan akan selalu bertambah. Untuk tetap bisa menydiakan dan melayani kebutuhan listrik kepada para pelanggan, maka sistem dari tenaga listrik harus selalu dikembangkan agar seirama dengan kenaikan kebutuhan tenaga listrik dari pelanggan. Agar bisa melakukan hal tersebut dengan sebaik-baiknya maka perlu adanya analisa dan evaluasi hasil-hasil operasi yang antara lain untuk menentukan:

a. Seberapa besar dan dimana tempat atau daerah yang perlu dibangun pusat listrik baru, GI baru dan saluran transmisi baru.

b. Menamban unit-unit pembangkit listrik dan menambah transformator dan lain sebagainya.

c. Jika perlu dilakukan PMT dengan lebih besar sebagai konsekuensi dari butir a dan b.

c. Beban listrik.

(49)

33 a. Jenis beban listrik

Menurut daerah jenis beban listrik biasanya digolongkan menjadi beberapa hal (Amrullah, 1985) yaitu :

1) Berdasarkan lingkungan atau lokasi a) Beban pusat perkantoran

b) Beban perumahan diluar kabupaten c) Beban perumahan

d) Beban di pedesaan

2) Berdasarkan jenis pelanggan ada dua, yaitu : a) Pelanggan umum

b) Pelanggan industri

3) Berdasarkan jadwal pelayanan ada 4, yaitu : a) Beban perumahan

b) Beban perkantoran Beban penerangan jalan c) Beban penerangan jalan

d) Beban industri.

4) Berdasarkan jenis pelanggannya, yaitu : a) Beban perumahan

(50)

34

/masyarakat setempat dlm mengonsumsi energi listrik. Yang menjadi salah satu faktor penentu pemakaian energi listrik yang dikonsumsi rumah tangga yaitu jumlah anggota rumah tangga, yang sebagian besar digunakan untuk penerangan, sebagai peralatan rumah tangga sepeti TV, radio, setrika, pompa air, keeperluan memasak dan lain-lain.

b) Beban usaha bisnis

Beban usaha bisnis yaitu beban pelanggan yang terdiri dari suatu kelompok perdagangan atau usaha seperti toko, rumah makan, dan lain-lain. Beban komersial ini biasanya terletak di pusat kabupaten. Beban puncak pada umumnya terjadi pada pagi hari sekitar pukul 09.00 – 21.00.

c) Beban sosial (publik)

Beban sosial adalah beban pelanggan yang terdiri dari tempat-tempat sosial seperti sekolah, rumah sakit, tempat-tempat ibadah dan lain-lain. Beban puncaknya umumnya terjadi pada siang hari dan malam hari.

d) Beban industri

(51)

35

berupa lampu sebagai penerangan dan motor-motor listrik. Industri pada umumnya penggunaan kapasitas daya nya lebih besar apaila dibandingkan dengan pelanggan lainnya. Beban puncak pada insutri biasanya terjadi pada saiang hari karena operasi motor-motor listrik dan produksi berlangsung pada waktu-waktu itu.

e) Beban pemerintahan

Beban pemerintahan merupakan jenis beban yang digunakan untuk instansi pemerintahan dan penerangan jalan.

b. Karakteristik Beban Listrik

Karakteristik beban merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perencanaan oprasi sistem tenaga listrik. Dengan karateristik beban, maka pengoprasian sistem tenaga listrik dapat diatur sedemikianrupa sehingga dapat diharpakan suatu oprasi sistem tenaga listrik yang optimal. Dalam mempelajari karakteristik beban listrik ada beberapa istilah yang perlu diketahui, yaitu:

1. Beban terpasang

Semua beban yang mungkin dipasang pada suatu saat, beban terpasang menyatakan kemungkinan kebutuhan beban paling besar. 2. Beban maksimum

Kebutuhan keseluruhan sistem atau instalasi yang palig besar yang terjadi pada selang waktu tertentu.

(52)

36

Perbandingan antara beban maksimum suatu sistem dengan keseluruhan beban yang terpasang pada sistem tersebut.

4. Faktor beban

Faktor beban merupakan perbandingan antara daya nyata yang dibangkitkan dengan daya maksimum yang dapat dihasilkan selama selang waktu sama.

5. Faktor daya

Faktor daya merupakan perbandingan antara daya nyata dengan daya semu yang dibutuhkan beban kelistrikan.

c. Menghitung tingkat pertumbuhan dan rata-rata pertumbuhan

Untuk menghitung tinggkat pertumbuhan, dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut :

Untuk menghitung rata-rata pertumbuhan, dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

…..(11)

d. Analisis beban sistem.

(53)

37

daya yang dibangkitkan sama dengan beban sistem maka dalam sebuah pengoperasian tenaga listrik harus selalu diusahakan. Dalam pengoperasian sistem tenga listrik harus selalu diusahakan agar daya yang dibangkitkan sama dengan beban sistem.

Masalah mengenai perkiraan beban adalah masalah yang paling menentukan untuk perusahan listrik baik dari segi operasional maupun dari segi manajerialnya. Agar perkiraan beban dapat menjadi sebaik mungkin maka perlu adanya analisa beban sistem yang telah terjadi di masa lampau.

Menurut Marsudi (2006) pembagian kelompok perkiraan baban yaitu sebagai berikut :

1. Perkiraan beban panjang

Perkiraan beban panjang dilakukan untuk jangka waktu di atas satu tahun. Yang menjadi faktor utama penentu arah perkiraan beban yaitu masalah ekonomi makro yaitu masalah ekstern dari perusahaan listrik. 2. Perkiraan beban jangka menengah.

Jangka waktu untuk perkiraan beban jangka menengah adalah jangka waktu satu bulan sampai pada jangka waktu satu tahun.

3. Perkiraan beban jangka waktu pendek.

(54)

38 e. Cara-cara memperkirakan beban.

Faktor yang menetapkan pembuatan rencana sistem tenaga listrik salah satunya yaitu perkiraan beban yang akan dialami oleh sistem tenaga listrik yang bersangkutan. Besar atau kecilnya beban tidak ada rumus eksaknya oleh karena itu besar atau rendahnya ditentukan sendiri oleh konsumen secara bebas tergantung pada pemakainnya masing-masing. Tetapi umumnya pemakaian energi listrik konsumen bersifat periodik maka grafik pemakaian tersebut dibuat sebagai grafik beban dari sistem tenaga listrik yang juga bersifat periodik.

Penyebab perubahan bentuk grafik beban yaitu sebagai berikut: 1. Konsumen listrik yang terus bertambah.

2. Konsumsi listrik dari konsumen lama bertambah, misalnya dengan pembelian perlatan listrik tambahan.

3. Cuaca atau suhu udara, apabila suhu udara tinggi maka pemakaian alat penyejuk udara bertambah kemudian hal ini menyebabkan pemakaian listrik juga bertambah.

4. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat.

5. Adanya kegiatan sosial di masyarakat. Seperti adanya acara pertandingan olahraga atau lain sebagainya. Hal tersebut membuat permintaan listrik bertambah.

(55)

39

beban dapat diperkirakan pengalaman dan pengamatan di masa lampau kemuian dijadikan acuan untuk perkiraan di masa depan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik energi listrik unik yang bebreda dengan produk-produk fisik lainnya, energi listrik memiliki monopoli alamiah, tidak dapat disimpan atau tidak memiliki cadangan, harus diproduksi secara terus menerus, dan tidak dikonsumsi sebagai produk akhir.

Selain karakteristik tersebut diatas, energi listrik juga memiliki bentuk beban. Beban energi listrik (electric load) merupakan permintaan energi listrik dari suatu peralatan listrik untuk memperoleh tenaga (energi) dari sistem utilisasi listrik yang digunakan untuk tujuan seperti berikut : penerangan, pemanasan, pendingin, penggerak mesin-mesin, dan lain-lain yang diukur dalam satuan unit voltampere atau watt, kilowatt (riuan watt) atau megawatt (jutaan watt). Sedangkan beban puncak (peak load) merupakan jumlah permintaan tenaga listrik maksimum yang terjadi ketika adanya penggunaan yang simultan dari semua konsumen atau adanya penggunaan pada alat-alat listrik pada posisi maksimum (Philipson and Willis 1999).

(56)

40

utama, yaitu : 1) rumah tangga mengonsumsi listrik yang termasuk dalam residential sector, 2) listrik yang dikonsumsi oleh sektor kegiatan bisnis manufaktur termasuk dalam industrial sector, 3) konsumsi listrik untuk kegiatan non-manufaktur seperti bangunan-bangunan kantor, rumah sakit toko-toko, restoran, dan lain-lain termasuk dalam commercial sector (Hollen,2001).

Bentuk beban listrik di Indonesia menurut PT PLN dibedakan berdasarkan klasifikasi kelompok pelanggan yaitu kelompok pelanggan sosial, rumah tangga, bisnis, industri, pemerintah, traksi, curah (bulk), dan multiguna. Kemudian pada setiap kelompok pelanggan tersebut dibagi lagi yang berdasarkan batas daya energi listrik yang dikonsumsi serta berdasarkan tarif yang telah dibebankan, yaitu kelompok sosial terdiri tas 1, 2, dan S-3 ; Kelompok pelanggan rumah tangga terdiri atas R-1, R-2, R-S-3 ; Kelompok Industri terdiri atas I-1, I-2, I-3, I-4 dan yang terakhir Kelompok pemerintah terdiri atas P-1, P-2, P-3 danKelompok Pemerintah terdiri atas P-1, P-2, P-3.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Listrik Rumah Tangga.

(57)

41

1) energi listrik diguanakan untuk objek apa, dan 2) waktu penggunaan. Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan listrik rumah tangga :

a. Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Permintaan Listrik.

Menurut Bhattaacharjee & Richard dalam Kristanto (2011) jumlah orang yang tinggal di dalam suatu rumah tangga pada suatu daerah menajdi suatu variabel yang penting dalam melihat serta menentukan jumlah permintaan listrik di sektor rumah tangga. Apabila semakin banyak anggota keluarga nya maka akan semakin banyak pula pemakaian listrik di dalam rumah tangga tersebut. Dalam kata lain setiap anggota memilki kebutuhan masing-masing dan akan menggunakan energi listrik di dalam kehidupannya. Dengan demikian maka jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh terhadap permintaan listrik di sektor rumah tangga.

b. Pendapatan Keluarga Terhadap Permintaan Listrik.

(58)

42

konsumsi listrik dengan mengubah intensitas penggunaan terhadap peralatan listrik. Untuk jangka panjang denag perubahan pendapatan tersebut rumah tangga mempunyai kesempatan untuk menyesuaikan terhadap stok kapital alat-alat listrik ( Willenborg,1975).

c. Luas Bangunan Terhadap Permintaan.

Luas bangunan rumah adalah variabel yang akan meningkatkan jumlah permintaanlistrik di sektor rumah tangga. Alasannya yaitu dengan semakin luasnya bangunan rumah maka akan lebih banyak enegi listrik yang dibutuhkan rumah tangga seperti untuk penerangan, maupun alat elektronik lainnya. Menurut Wilde dan Willenborg (1975) pada umumnya permintaan atau konsumsi listrik tergantung pada : 1) keberadaan ataupun stok peralatan listrik, 2) ukuran tempat tinggal, dan 3) intensitas penggunaan alat-alat listrik.

d. Jumlah Barang Elektronik Terhadap Permintaan Listrik.

(59)

43 e. Tingkat pendidikan.

Pendidikan merupakan sebuah proses pembentukan perilaku manusia baik secara intelektual maupun secara emosional. Dengan tingkat pendidikan yang dimiliki akan membuat sesorang untuk memakai energi listrik berpeluang besar. Sebab setiap orang memerlukan berbagai macam alat elektronik tambahan misalnya : laptop, hp. Selain itu mereka lebih mahir mengoperasikan alat-alat elektronik lainnya. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi perilaku dan cara manusia itu sendiri dalam menggunakan energi listrik. Maka tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan listrik.

4. Rumah Tangga Sebagai Konsumen.

(60)

44

dikatakan bahwa rumah tangga merupakan titik pusat dari perilku konsumen; secara konsisten rumah tangga berusaha memperoleh keputusan maksimal atau utilitas maksimum keputusan dalam batas sumberdaya yang tersedia; pemilik faktor produksi utama yang dijual pada perusahaan dan menerima penghasilan sebagai imbalannya yaitu rumah tangga.

Pada umumnya rumah tangga menggunakan penghasilannya untuk 2 macam tujuan, yaitu : membeli berbagai macam barang atau jasa yang dimungkinkan diperlukan rumah tangga menjadi konsumen. Untuk perekonomian yang rendah taraf perkembangannya sebagian besar pendapatan dibelanjakan untuk keperluan sehari-hari/ kebutuhan pokok. Selain itu digunakan untuk disimpan atau ditabung. Penabung ini menabung agar memperoleh bunga atau deviden dan sebagai dana untuk menghadapi berbagai kemungkinan kesulitan di masa yang akan datang atau digunakan untuk berjaga-jaga (Sukirno, 2003).

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai permintaan Listrik telah banyak dilakukan, antara lain :

1. Khattak, dkk. (2010) melakukan penelitian dengan judul Determinants

of Household’s Demand for Electricity in District Peshawar” variabel

(61)

45

Multinomial Logistic. Dengan hasil penelitian yaitu menunjukkkan bahwa permintaan listrik rumah tangga sebagian besar dipengaruhi oleh pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah kamar dan perubahan cuaca. Harga listrik juga mempengaruhi permintaan listrik tetapi hanya untuk konsumen yang memiliki relatif lebih rendah penggunaan listrik perbulannya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hafnida (2009) dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Daya Listrik di Kota Medanpenelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu permintaan jumlah daya listrik rumah di kota Medan. Dengan variabel indepeden antara lain : jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga, dan luas bangunan rumah. Penelitian ini memakaianalisis regresi linear berganda. Jumlah responden sebanyak 45 orang. Dengan hasil penelitian yaitu variabel jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga, dan luas bangunan rumah berpengaruh signifikan permintaan jumlah daya listrik.

(62)

rata-46

rata total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan listrik pada rumah tangga. Sedangkan, pengeluaran energi (minyak tanah,kayu bakar, gas, dan premium/solar) berpengaruh negatif dan signifikan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Bhattacharjee, dkk. (2011) tentang

Pengaruh Sosio-Ekonomi Terhadap Permintaan Listrik , menyatakan

untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu variabel maka digunakan model regresi linear berganda dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS). Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh bahwa jumlah penghuni rumah, umur pemilik rumah, waktu luang di rumah, urbanisasi, ukuran rumah, umur dan karakteristik rumah, pendidikan keluarga, keinginan untuk berubah, kondisi ekonomi, harga energi, peralatan hemat energi, iklim dan cuaca berpengaruh signifikan terhadap permintaan listrik.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Nuryanti (2007) yang berjudul “Analisis Karakteristik Konsumsi Energi Pada Sektor Rumah Tangga di

Indonesia” dari penelitian ini menunjukkan hasil bahwa energi

(63)

47

energi non komersial, dominasi kelompok rumah tangga kaya dalam konsumsi energi komersial, rendahnya porsi rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk energi bila dibandingkan rata-rata pengeluaran secara umum, dan cukup signifikannya rata-rata pertumbuhan pertahun dari konsumsi energi komersial pada sektor rumah tangga.

6. Penelitian Kristianto (2015) dengan judul Analisis Konsumsi Listrik

Rumah Tangga di Kecamatan Tembalang” dengan variabel dependen

permintaan listrik rumah tangga dan variabel independen antara lain jumlah peralatan elektronik,pendapatan, luas bangunan, jumlah penghuni rumah, lama waktu dirumah, pendidikan kepala keluarga. Dengan jumlah sampel penelitian yaitu sebanyak 100 rumah tangga di Kabupaten Tembalang Semarang. Dengan menggunakan regresi linear berganda dengan metode OLS. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa seluuh variabel jumlah peralatan elektronik,pendapatan, luas bangunan, jumlah penghuni rumah, lama waktu dirumah, dan pendidikan kepala keluarga memiliki pengaruhpositif terhadap permintaan listrik rumah tangga di Kabupaten Tembalang.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Nababan (2008) dengan judul

Permintaan Energi Listrik Rumah Tnggapenelitian ini dilakukan di

(64)

48

indeks alat-alat listrik, jumlah anggota keluarga, jumlah ruangan rumah, ras, serta harga dari energi lain sebagai subtitusi listrik. Lalu, dalam model penelitian pengembangan variabel independen ditambah denga variabel lainnya terutama ditambah dengan variabel yang berhubungan degan demografik rumah tangga yang belum pernah di estimasi sebelumnya ataupun sudah pernah diestimasi tetapi dianggap perlu untuk dikembangkan lagi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwasannya permintaan energi listrik rumah tangga dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh variabel pendapatan, jumlah anggota keluarga, indeks peralatan listrik, jumlah ruangan, kegiatan keluarga dan harga bahan bakar minyak. Serta dipengaruhi secara negatif dan signifikan oleh willingness to pay (WTP) per kWH. Kelima variabel demografik (pekerjaan, tingkat pendidikan, kegiatan keluarga, lokasi dan layanan) yang dimasukkan ke dalam model dasara yaitu variabel kegiatan keluarga yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan listrik rumah tangga. Hal ini menunjukkkan bahwa frekuensi kegiatan keluarga adalah variabel yang memberi pengaruh terhadap permintaan listrik disektor rumah tangga.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Chantal, dkk. (2003) dengan judul

“Determining Demand for Energy Services: Investigating Incomedriven

Behaviors” yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

(65)

49

bahwa variabel pendapatan keluarga dan sosial ekonomi berpengaruh terhadap permintaan energi.

9. Penelitian Yoshiko (2013) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Listrik Rumah Tangga di Kota Sangatta,

Kalimantan Timur” dengan variabel dependen permintaan listrik rumah

tangga dan variabel independen antara lain tarif dasar listrik, jumlahalat-alat elektronik, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendidikan. Dengan sampel penelitian yaitu sebanyak 100 rumah tangga. Dengan menggunakan regresi linear berganda dengan metode OLS. Hasil penelitian tersebut melihatkanbahwa tarif listrik dan pendapatan keluarga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan listrik rumah tangga. Kemudian juumlah alat elektronik, luas bangunan rumah, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendidikan mempunyai pengaruh peralatan elektronik berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap permintaan listrik rumah tangga.

10. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah 2015 “Analisis Permintaan

Listrik Rumah Tangga Di Daerah Istimewa Yogyakarta”dengan

(66)

50

berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan listrik rumah tangga, sedangkan variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh tidak signifikan terhadap permintaan listrik di Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Model Penelitian

(67)

51 D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Mudrajad, 2009:59). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Diduga Pendapatan keluarga berpengaruh positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta.

2. Diduga jumlah peralatan listrik berpengaruh positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta.

3. Diduga jumlah anggota keluarga berpengaruh positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta.

4. Diduga luas bangunan rumah berpengaruh positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta.

(68)

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan objek penelitian adalah rumah tangga kota Yogyakarta.

B. Jenis Data

Di dalam penelitian ini penulis akan menggunakan penelitian kuantitatif, dimana data yang diperoleh adalah berupa angka yang kemudian dianalisis lebih lanjut dalam sebuah analisis data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat atau diperoleh langsung dari sumbernya, data tersebut diambil serta dicatat untuk pertama kalinya.

(69)

53 C. Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi.

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit atau objek analisa yang ciri-ciri karakteristiknya hendak diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah kota Yogyakarta dimana total populasi berjumlah 144.137 rumah tangga.

2. Sampel.

Sampel merupakan bagian dari populasi sebagai wakil terhadap kasus yang hendak di selidiki. Jumlah sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin dengan perhitungan sebagai berikut :

Keterangan n = Sampel N = Populasi

d = standar deviasi error

Dengan demikian jumlah sampel apabila d = 10% pada jumlah keluarga di Daerah Istimewa Yogyakarta diperoleh jumlah sebagai berikut :

(70)

54

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Adapun juumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu 175 rumah tangga yang menjadi pelanggan listrik di kotaYogyakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ini data primer yang digunakan diperoleh dari konsumen listrik rumah tangga yang diperoleh dari lapangan melalui :

a. Interview (wawancara) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab langsung secara lisan terhadap responden.

b. Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh masyarakat sebagai responden. Kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner yang meliputi profil responden, tanggapan responden terhadap pertanyaan yang diajukan terkait dengan indikator masing – masing variabel penelitian.

(71)

55 E. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan enam variabel yang terdiri dari variabel permintaan listrik rumah tangga, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, jumlah peralatan listrik, luas bangunan rumah, dan tingkat atau lama pendidikan. Kemudian dari variabel-variabel tersebut terbagi atau dikelompokkan menjadi dua yaitu : variabel dependen (variabel terikat) : permintaan listrik rumah tangga dan variabel Independen (variabel bebas) yang terdiri dari : Pendapatan keluarga, jumlah keluarga, jumlah peralatan listrik, luas bangunan rumah, serta tingkat pendidikan responden.

Adapun penjelasan dari keseluruhan variabel tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Permintaan Listrik rumah tangga

Permintaan listrik merupakan besarnya tenaga listrik yang dikonsumsi atau dibayarkan oleh konsumen Rumah Tangga selama satu bulan dalam satuan Rupiah (Rp). Dalam penelitian ini yang dianalisis adalah : Jumlah permintaan listrik rumah tangga (Y) Jumlah konsumsi listrik rumah tangga merupakan seluruh permintaan energi listrik dalam kurun waktu satu bulan oleh kelompok pemakai rumah tangga di kota Yogyakarta.

2. Jumlah Anggota Keluarga

(72)

56 3. Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga adalah seluruh jumlah yang diperoleh oleh anggota keluarga sebagai hasil dari pekerjaan anggota keluarga dalam waktu 1 bulan dalam satuan rupiah.

4. Jumlah peralatan elektronik

Jumlah alat elektronik adalah banyaknya peralatan elektronik selain penerangan yang ada di rumah diukur dengan satuan unit.

5. Luas Bangunan Rumah

Luas bangunan adalah luas rumah yang dihuni oleh keluarga diukur dengan satuan m persegi.

6. Lama pendidikan

(73)

57 F. Metode Analisis Data

Analisis data dapat dibagi 2 yaitu 1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Analisis deskriptif berupaya untuk memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari suatu situasi.

Analisis deskriptif digunakan untuk mengemukakan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintan listrik pada rumah tangga dengan objek penelitian rumah tangga konsumen kota Yogakarta. Data yang dikumpulkan meliputi data primer yang diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung terhadap responeden di kota Yogyakarta dan dengan data sekunder yang diperoleh dari perpustakaan, BPS, dan instansi terkait.

2. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah suatu metode yang didasarkan pada analisis variabel-variabel yang dapat dinyatakan dengan jelas atau menggunakan rumus yang pasti. Pengujian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan listrik menggunakan model regresi linier berganda.

(74)

58

pertama disebut dengan variabel tergantung dan variabel yang kedua disebut juga variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut dengan analisis regresi linear berganda. Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode OLS , yaitu uji regresi linier berganda dengan menggunakan alat analisis SPSS 16. Tujuan menggunakan analisis regresi ini yaitu untuk menguji hipotesis, membuat estimasi dan meramalkan nlai rata-rata dan niai variabel jumlah pendapatan keluarga, jumlah alat listrik, jumlah keluarga, luas bangunan rumah serta tingkat pendidikan terhadap pemintaan listrik sektor rumah tangga di kota Yogyakarta. Adapun dinyatakan dengan fungsi sebagai berikut :

Y = f (X1 + X2 + X3+X4 +X5+ X6,)...(1) Dengan spesifikasi model sebagai berikut :

LnY = α+β1 X1+β2LnX2+ β3X3+β4X4+β5X5+ e...(2) Dimana :

Y = variabel Permintaan listrik rumah tangga (Rp) α = konstanta

β1-β6 = parameter

X1 = variabel jumlah anggota keluarga (jiwa)

X2 = variabel jumlah pendapatan keluarga (Rp)

X3 = variabel jumlah alat listrik (unit)

X4 = variabel luas bangunan rumah (m2)

X5 = variabel tingkat pendidikan (lama sekolah)

(75)

59

G. Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Asumsi Klasik ( pengujian penyimpangan asumsi klasik). a. Uji Normalitas

Deteksi/uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah variabel pengganggu terdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara melihat uji statistik normalitas ini dapat dilihat melalui Normal P-P Plot, dengan ketentuan :

- Jika titik-titik masih berada di sekitar garis diagonal maka dapat dikatakan bahwa residual menyebar normal. Maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

- Jika titik-titik tidak berada disekitar atau menyebar dari garis diagonal maka residual tidak menyebar normal maka model tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat hubungan linear antar variabel independen. Dalam asumsi regresi linear klasik, antar variabel independen tidak diijinkan untuk saling berkolerasi. Terdapat multikonlinearitas menyebabkan besarnya varian koefisien regresi yang berdampak pada lebarnya interval kepercayaan terhadap variabel bebas digunakan.

(76)

60

- Melalui nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Model regresi bebas dari msalah multokolinearitas apabila nilai VIF berkisar pada angka antara 1 sampai dengan 10 dan nilai tolerance mendekati 1.

- Menganalisa matrik korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 90%) sehingga hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

c. Uji heteroskeastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu ke pengamatan lainnya. Suatu model regresi yang baik adalah model yang terdapat homoskedastisitas atau tidak terdapat heteroskedastisitas.

Dalam penelitian ini memprediksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan model pola gambar scatterplot . indikator analisis yang digunakan pada pola scatterplot yang menyatakan tidak adanya heteroskedastisitas yaitu :

- Titik-titik data menyebar dai atas dan di bawah atau disekitar angka 0.

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel  1.2.
Tabel 1.3.
Tabel 1.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Annealing adalah salah satu jenis perlakuan panas, yang memiliki tujuan mengurangi internal stress, menghaluskan butiran, mengurangi kekerasan (pelunakan logam)

Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh “Helen Evelina (2010) di rumah sakit bersalin Wina Medan” bahwa ada hubungan yang signifikan antara

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan mengevaluasi pemahaman peserta didik terkait dengan model mental mereka dalam memahami

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang motivasi belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran pemangkasan rambut dasar, yang meliputi indikator (a)

Kemiskinan struktural terjadi karena kepincangan struktural system sosial, sehingga orang tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang tersedia, atau usaha yang

Mengimbangi peningkatan laju pertumbuhan lalu lintas berkaitan dengan pertumbuhan kepemilikan kendaraan yang angkanya jauh lebih besar dari perkembangan volume

Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan kuliah khususnya Jurusan Teknik mesin, pada badan usaha perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang dihasilkan oleh

Karya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran para pembaca amat membantu penulis dalam memperbaiki