• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan pada CV. Sempati Star

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan pada CV. Sempati Star"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN PADA CV. SEMPATI STAR

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

DIANA ALDILLA

090907072

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh

Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan pada CV. Sempati Star”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program

Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh

bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril

maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi S1

Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji I, atas segala kritik, saran, dan

masukan yang telah diberikan demi penyempurnaan skripsi ini.

3. Bapak M.Arifin Nasution, S.Sos, MSP selaku Sekretaris Program Studi S1

Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(3)

4. Bapak Melanthon Rumapea, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan,

bimbingan dan bantuan dari awal hingga penyelesaian skripsi ini.

5. Pak Sam selaku Manager Umum, Pak Wan selaku Manager Loket serta

Trisilvia dan Yusnizar Rahayyu selaku Karyawan Bagian Tiket CV. Sempati

Star yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan

penelitian di CV. Sempati Star dan membantu memberikan informasi yang

dibutuhkan dalan proses penyusunan skripsi ini.

6. Daddy Mick Eyers dan mama Julia Eyers tercinta, saudara sepupu tersayang

Reisa Jetira Suardi, Faradhiba Sandi, Reidita Rosela Suardi dan sahabat terbaik

Kiki Fitriana, Melati Damairia Pane dan Wardina Lubis yang telah

memberikan doa dan dukungan baik secara fisik maupun materi serta

memberikan dorongan semangat yang tulus dan penuh kasih sayang kepada

penulis selama masih dibangku kuliah sampai terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga dapat dimanfaatkan pembaca untuk menambah

pengetahuan dan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Medan, Juli 2013

Penulis

Diana Aldilla

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : Diana Aldilla

Nim : 090907072

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Pengaruh Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan pada CV. Sempati Star.

Medan, Juli 2013

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Melanthon Rumapea, SE, Msi, Ak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A

NIDN: 0116116903 NIP: 195908161986011001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(5)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran ... 11

2.2 Pemasaran Jasa ... 12

2.3 Relationship Marketing ... 17

2.3.1 Metode Pendekatan Relationship Marketing ... 20

2.3.2 Konsep Inti Relationship Marketing ... 25

2.3.3 Karakteristik Relationship Marketing ... 26

2.3.4 Faktor Kesuksesan Implementasi Relationship Marketing .... 26

2.3.5 Manfaat Relationship Marketing... 28

2.4 Kepuasan Pelanggan ... 29

2.4.1 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan ... 31

2.4.2 Ciri-ciri Kepuasan Pelanggan ... 32

2.4.3 Model Pembentukan Kepuasan dan Ketidakpuasan Pelanggan 33 2.4.4 Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 35

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.9 Skala Pengukuran Variabel ... 48

3.10 Teknik Analisis Data ... 49

3.10.1 Metode Uji Instrumen ... 49

3.10.2 Metode Analisis Data ... 50

3.11 Jadwal Penelitian ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 57

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 57

4.2.2.1 Metode Analisis Deskriptif ... 69

4.3 Analisis Data ... 80

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 80

4.3.1.1 Uji Normalitas ... 80

(7)

4.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 86

4.3.3 Pengujian Hipotesis ... 89

4.3.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 89

4.3.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 91

4.3.4 Koefisien Determinasi R2 ... 95

4.3.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 97

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

Tabel 3.1 Pengembangan Instrumen ... 45

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 49

Tabel 3.3 Tipe Hubungan Antar Variabel ... 55

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 56

Tabel 4.1 Daftar Jurusan dan Tarif Penumpang ... 58

Tabel 4.2 Uji Validitas ... 68

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas ... 69

Tabel 4.4 Usia Responden ... 71

Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden ... 71

Tabel 4.6 Pekerjaan Responden ... 72

Tabel 4.7 Skala Penggunaan Bus ... 73

Tabel 4.8 Financial Benefit ... 74

Tabel 4.9 Social Benefit ... 75

Tabel 4.10 Structural Ties ... 77

Tabel 4.11 Kepuasan Pelanggan ... 79

Tabel 4.12 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ... 82

Tabel 4.13 Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser ... 85

Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas ... 86

Tabel 4.15 Analisis Regresi Linear Berganda ... 87

Tabel 4.16 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 90

Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 91

Tabel 4.18 Tipe Hubungan Antar Variabel ... 95

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga Strategi Pemasaran Jasa ... 17

Gambar 2.2 Bagan Konsep Kepuasan Pelanggan ... 30

Gambar 2.3 Model Diskonfirmasi Ekspektasi ... 35

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 44

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi CV. Sempati Star ... 60

Gambar 4.2 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 81

Gambar 4.3 Grafik Normal Plot Uji Normalitas ... 81

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Tabulasi Data Uji Instrumen (Validitas Dan Reliabilitas)

Lampiran 3 Tabulasi Data Deskripsi dan Jawaban Responden Penelitian

Lampiran 4 HasilUji Instrumen (Validitas Dan Reliabilitas)

Lampiran 5 Hasil Uji Regresi Linear Berganda (Uji-t, Uji-F dan Koefisien Determinasi)

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 7 Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 8 Surat Penugasan Membimbing Skripsi

Lampiran 9 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Lampiran 10 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Pembimbing

Lampiran 11 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Penguji

Lampiran 12 Jadwal Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 13 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Rancangan Usulan Penelitian Mahasiswa

Lampiran 14 Berita Acara Seminar Proposal Rancangan Usulan Penelitian

Lampiran 15 Surat Izin Pra Penelitian

(11)

ABSTRAK

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN PADA CV. SEMPATI STAR

Nama : Diana Aldilla

NIM : 090907072

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Melanthon Rumapea, SE, M.Si, Ak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh positif dan signifikan antara relationship marketing yang terdiri dari financial benefit, social benefit, dan structural ties terhadap kepuasan pelanggan CV. Sempati Star agar dapat berkontribusi dalam pengambilan kebijakan bisnis untuk keberlangsungan dan perkembangan perusahaan kedepan. Metode analisis data yang digunakan adalah uji instrumen (validitas dan reliabilitas), metode analisis deskriptif serta metode kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, uji hipotesis yang terdiri dari uji-F dan uji-t, dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS16.0 for Windows.

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian dimana teknik pemilihan sampelnya yaitu accidental sampling dengan kriteria penumpang yang telah mengadakan perjalanan menggunakan bus Sempati Star lebih dari 2 kali.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam analisis data dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda, variabel bebas yang terdiri dari financial benefit (X1), social benefit (X2) dan structural ties (X3) berpengaruh

positif terhadap variabel terikat yakni kepuasan pelanggan (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien X1 sebesar 0,028, X2 sebesar 0,215 dan X3 sebesar

0,353 dimana masing-masing nilai koefisien variabel bebas tersebut bernilai positif.

Selain itu, berdasarkan analisis data melalui uji hipotesis, secara simultan (uji-F) variabel bebas yang terdiri dari financial benefit (X1), social benefit (X2)

dan structural ties (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

(12)

kepuasan pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung < ttabel (0,273 < 1,960) dengan taraf signifikansi 0,785 > 0,05.

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,614 menerangkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari financial benefit, social benefit dan struktural ties mampu menjelaskan variabel terikat yakni kepuasan pelanggan sebesar 61,4% sedangkan sisanya sebesar 38,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

(13)

ABSTRACT

THE IMPACT OF RELATIONSHIP MARKETING TO

CUSTOMER SATISFACTION ON CV SEMPATI STAR

Name : Diana Aldilla

NIM : 090907072

Department : Business Administratuon

Faculty : Faculty of Political and Social Science

Advisor : Melanthon Rumapea, SE, M.Si, Ak.

The Purpose of this research is to determine the availability of positive and significant effect in relationship marketing which consist of financial benefit, social benefit, and structural ties to customer satisfaction on CV. Sempati Star (partnership) in order to contribute in decision making for the firm’s development and continuity. The method for data analysis used are instrument test (Validity and reliability), descriptive analysis, and quantitative method which consist of classical assumption test, multiple regression analysis, hypothesis testing by F-test and t-F-test, and coefficient determination F-test (R2). The data analysis processed by using tools SPSS 16.0 for windows.

The data used are primary and secondary. This research using 96 respondent as samples. Samples Choosen by accidental sampling method which is based on criteria passengers who have traveled by Sempati star bus at least more than twice.

The result of this research obtain that in data analyze by multiple regression analysis method, the independent variable such as financial benefit (X1), Social Benefit (X2), and Structural Ties (X3), positively affected to dependent variable such as customer satisfaction (Y). It shows from X1 coefficient value as 0,028, X2 as 0,215 and X3 as 0,353. Each of coefiicient value of that independent variable show positive.

(14)

The adjusted R square value is 0,614. Means that the independent variable such as financial benefit, social benefit and structural ties explaining the impact of customer satisfaction in 61,4%, while the rest 38,6% explained by the other factors which not examined in this research.

(15)

ABSTRAK

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN PADA CV. SEMPATI STAR

Nama : Diana Aldilla

NIM : 090907072

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Melanthon Rumapea, SE, M.Si, Ak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh positif dan signifikan antara relationship marketing yang terdiri dari financial benefit, social benefit, dan structural ties terhadap kepuasan pelanggan CV. Sempati Star agar dapat berkontribusi dalam pengambilan kebijakan bisnis untuk keberlangsungan dan perkembangan perusahaan kedepan. Metode analisis data yang digunakan adalah uji instrumen (validitas dan reliabilitas), metode analisis deskriptif serta metode kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, uji hipotesis yang terdiri dari uji-F dan uji-t, dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS16.0 for Windows.

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian dimana teknik pemilihan sampelnya yaitu accidental sampling dengan kriteria penumpang yang telah mengadakan perjalanan menggunakan bus Sempati Star lebih dari 2 kali.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam analisis data dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda, variabel bebas yang terdiri dari financial benefit (X1), social benefit (X2) dan structural ties (X3) berpengaruh

positif terhadap variabel terikat yakni kepuasan pelanggan (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien X1 sebesar 0,028, X2 sebesar 0,215 dan X3 sebesar

0,353 dimana masing-masing nilai koefisien variabel bebas tersebut bernilai positif.

Selain itu, berdasarkan analisis data melalui uji hipotesis, secara simultan (uji-F) variabel bebas yang terdiri dari financial benefit (X1), social benefit (X2)

dan structural ties (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

(16)

kepuasan pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung < ttabel (0,273 < 1,960) dengan taraf signifikansi 0,785 > 0,05.

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,614 menerangkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari financial benefit, social benefit dan struktural ties mampu menjelaskan variabel terikat yakni kepuasan pelanggan sebesar 61,4% sedangkan sisanya sebesar 38,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

(17)

ABSTRACT

THE IMPACT OF RELATIONSHIP MARKETING TO

CUSTOMER SATISFACTION ON CV SEMPATI STAR

Name : Diana Aldilla

NIM : 090907072

Department : Business Administratuon

Faculty : Faculty of Political and Social Science

Advisor : Melanthon Rumapea, SE, M.Si, Ak.

The Purpose of this research is to determine the availability of positive and significant effect in relationship marketing which consist of financial benefit, social benefit, and structural ties to customer satisfaction on CV. Sempati Star (partnership) in order to contribute in decision making for the firm’s development and continuity. The method for data analysis used are instrument test (Validity and reliability), descriptive analysis, and quantitative method which consist of classical assumption test, multiple regression analysis, hypothesis testing by F-test and t-F-test, and coefficient determination F-test (R2). The data analysis processed by using tools SPSS 16.0 for windows.

The data used are primary and secondary. This research using 96 respondent as samples. Samples Choosen by accidental sampling method which is based on criteria passengers who have traveled by Sempati star bus at least more than twice.

The result of this research obtain that in data analyze by multiple regression analysis method, the independent variable such as financial benefit (X1), Social Benefit (X2), and Structural Ties (X3), positively affected to dependent variable such as customer satisfaction (Y). It shows from X1 coefficient value as 0,028, X2 as 0,215 and X3 as 0,353. Each of coefiicient value of that independent variable show positive.

(18)

The adjusted R square value is 0,614. Means that the independent variable such as financial benefit, social benefit and structural ties explaining the impact of customer satisfaction in 61,4%, while the rest 38,6% explained by the other factors which not examined in this research.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan mobilisasi masyarakat yang semakin tinggi untuk

mengadakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain dalam melaksanakan

aktivitas sehari–hari yang berhubungan dengan kegiatan sosial ekonomi seperti

bekerja, berbelanja, beribadah, bersekolah, berkunjung ke tempat sanak saudara,

berwisata ke tempat rekreasi maupun melakukan pengiriman barang, telah

memunculkan permintaan turunan (derived demand) yaitu kebutuhan akan adanya jasa transportasi. Jasa transportasi merupakan suatu jasa yang diberikan untuk

memudahkan orang maupun barang agar sampai ke tempat tujuan melalui suatu

jarak tertentu.

Seiring dengan kemajuan ekonomi dan perkembangan teknologi serta

informasi, menyebabkan pemintaan pelanggan semakin berkembang dimana

faktor yang mempengaruhi timbulnya rasa puas bagi penumpang tidak lagi hanya

sekedar sampai ke tempat tujuan. Dengan semakin banyaknya pilihan perusahaan

jasa transportasi antar kota maupun provinsi, membuat para penumpang

cenderung memilih perusahaan mana yang dapat memberikan pelayanan yang

paling baik menurut pandangan mereka.

Maka dari itu, bisnis jasa transportasi saat ini sedang mengalami

(20)

perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi pada pasar. Perusahaan harus senantiasa mampu meningkatkan

pelayanan dan menjalin komunikasi yang efektif dengan pelanggannya seperti

kemudahan mengakses lokasi dan informasi bagi pelanggan, terjaminnya

kenyamanan dan keamanan penumpang, tarif yang rasional dan relatif terjangkau,

fasilitas dan prasarana yang memadai, ketepatan waktu keberangkatan, serta

kesopanan dan keramahtamahan karyawan ticketing, supir dan kernet perusahaan jasa transportasi tersebut. Jika hal-hal tersebut dapat diwujudkan perusahaan,

diharapkan dapat menarik jumlah penumpang lebih banyak lagi dengan tujuan

meningkatkan profit perusahaan serta menjamin keberlangsungan dan

perkembangan perusahaan kedepan. Tujuan tersebut dapat dicapai jika perusahaan

melakukan proses pemasaran.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan aktivitas perusahaan, tetapi

dalam pemasaran modern seperti ini paradigma pemasaran telah bergeser, tidak

hanya menciptakan transaksi untuk mencapai keberhasilan pemasaran, tetapi

perusahaan juga harus menjalin hubungan dengan pelanggan dalam waktu yang

panjang. Paradigma ini disebut dengan relationship marketing (hubungan pemasaran).

Menurut Chan (2003), relationship marketing adalah pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan

mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan

(21)

hubungan baik dalam jangka panjang antara pelanggan dan infrastruktur

pemasaran, yang dapat menciptakan kesadaran dalam bentuk hubungan dan

komitmen yang menyeluruh.

Relationship marketing merupakan pendekatan yang bersifat jangka

panjang, dimana hal ini berbeda dengan pendekatan pemasaran tradisional yang

lebih berorientasi pada tujuan jangka pendek. Tujuan dari pemasaran

transaksional adalah untuk mendapatkan pelanggan semata, sedangkan tujuan dari

relationship marketing adalah untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan serta menjalin suatu persahabatan dengan pelanggan.

Relationship marketing merupakan strategi pemasaran yang harus menjadi perhatian utama bagi perusahaan penyedia jasa. Semua aktivitas relationship

marketing adalah sebagai tolak ukur dalam menilai kemampuanperusahaan secara keseluruhan dan kemampuan perusahaan untuk membantu pelanggan dalam

memenuhi kebutuhan maupun mengatasi masalah mereka sehingga mampu

menimbulkan rasa puas bagi pelanggannya. Penerapan strategi relationship marketing dilakukan melalui tiga metode pendekatan yaitu financial benefit

(manfaat ekonomis), social benefit (manfaat sosial), dan structural ties (ikatan struktural) yang saling berkaitan untuk menciptakan kepuasan pelanggan.

CV. Sempati Star adalah perusahaan jasa transportasi bus antar kota dan

provinsi yang telah berdiri sejak pertengahan tahun 2012 dan merupakan bagian

dari Sepakat Group. CV. Sempati Star menawarkan jasa perjalanan untuk empat

trayek atau daerah tujuan utama yaitu Medan – Banda Aceh, Medan – Takengon,

(22)

dimiliki oleh CV. Sempati Star merupakan keluaran terbaru dari Karoseri

Adiputro yaitu JETBUS HD dengan jenis bus New Mercedes-Benz OH 1526, 1626, 1830 dan 1836 Air Suspension. Terdapat tiga spesifikasi bus yang dapat dipilih oleh pelanggan yaitu Patas Executive dengan seat 2-2 sebanyak 32 seats

(tidak terdapat sandaran kaki dan safety belt), Patas VIP (semi-nonstop) dengan seat 2-2 sebanyak 28 seats (terdapat sandaran kaki dan safety belt) dan Nonstop

dengan seat 2-1 sebanyak 18 seats (terdapat sandaran kaki, safety belt dan lebih luas).

Walaupun CV. Sempati Star merupakan perusahaan jasa transportasi bus

yang baru berkembang, namun perusahaan ini telah mampu menarik banyak

pelanggan untuk beralih menggunakan jasa transportasi bus pada CV. Sempati

Star. Faktor yang menyebabkan beralihnya pelanggan pengguna jasa transportasi

bus dari perusahaan pesaing ke CV. Sempati Star karena ketidakpuasan yang

dirasakan pelanggan terhadap fasilitas dan pelayanan dari perusahaan pesaing

tersebut. Informasi ini diketahui secara langsung oleh CV. Sempati Star dari

pelanggan yang sebelumnya telah menggunakan jasa transportasi bus dari

perusahaan pesaing. Adapun ketidakpuasan tersebut berupa ketidaknyamanan

penumpang terhadap tempat duduk yang kurang tebal, ketidaktersediaan toilet

pada spesifikasi bus Patas Executive, tidak adanya konfirmasi berkelanjutan

maupun dispensasi kepada penumpang yang telat dari jadwal keberangkatan

sehingga merugikan pelanggan, dan tidak tersedianya sarana bagi pelanggan

(23)

Maka dari itu, CV. Sempati Star berupaya menciptakan kepuasan

pelanggan dengan menerapkan strategi relationship marketing dalam kegiatan bisnisnya. Strategi relationship marketing ini diwujudkan dalam financial benefit (manfaat ekonomis) bagi pelanggan seperti tidak terjadi kenaikan tarif atau

ongkos jasa transportasi bus walaupun pada musim liburan atau hari libur nasional

dan pemberian diskon khusus bagi pelanggan pada kondisi tertentu. Adapun

social benefit (manfaat sosial) yang diperoleh pelanggan yaitu melalui fasilitas dan prasarana yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

penumpang di semua spesifikasi bus yaitu tempat duduk yang nyaman dan tebal,

terdapat sandaran kaki dan safety belt (pada Patas VIP dan Nonstop), selimut beserta bantal yang empuk, lantai bus berkarpet tebal, tersedia Wifi, Full AC,

toilet, snack diperjalanan berupa makanan ringan dan air mineral yang sudah termasuk kedalam ongkos, barang bawaan dapat disimpan di bagasi kabin yang

terletak diatas bangku penumpang dan untuk barang yang lebih besar akan

disimpan didalam bagasi bus, serta bagi penumpang yang ingin merokok selama

di perjalanan, perusahaan menyediakan 2 seats (bangku) tambahan di ruangan

khusus yang disebut smoking area didalam bus.

Selain memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui

financial benefit dan social benefit tersebut, strategi relationship marketing yang

juga diterapkan CV. Sempati Star yaitu membangun ikatan yang lebih kuat

dengan pelanggan (structural ties) melalui pelayanan dan komunikasi yang efektif

(24)

sesuai ketersediaan ketika membeli tiket baik secara langsung di loket maupun via

telepon, kernet akan melakukan pemeriksaan dan penyesuaian kembali (back checking) sesuai daftar nama, barang bawaan dan tujuan penumpang sehingga meminimalisir kesalahan, perusahaan juga akan melakukan konfirmasi kembali

dengan menghubungi nomor telepon yang sebelumnya telah diminta karyawan

ticketing kepada pelanggan untuk mengetahui kepastian keberangkatan

penumpang dan perusahaan akan memberikan dispensasi berupa tambahan waktu

15 menit bagi penumpang yang telat dari jadwal keberangkatan, sedangkan bagi

penumpang yang telat hingga 30 menit, perusahaan akan mengalihkan penumpang

ke jadwal keberangkatan berikutnya yang masih tersedia sehingga tidak akan

merugikan penumpang, serta bagi pelanggan yang ingin menyampaikan protes,

kritik dan saran, pelanggan dapat langsung menghubungi manager maupun direksi perusahaan di loket pembelian tiket.

Berdasarkan kebijakan pemasaran yang diimplementasikan CV. Sempati

Star tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di perusahaan jasa

transportasi ini untuk mengetahui adanya pengaruh positif dan signifikan antara

strategi relationship marketing yang diterapkan CV. Sempati Star dengan kepuasan pelanggannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah terdapat pengaruh positif dan

(25)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya pengaruh positif dan

signifikan antara relationship marketing yang terdiri dari financial benefit, social benefit, dan structural ties terhadap kepuasan pelanggan CV. Sempati Star agar

dapat berkontribusi dalam pengambilan kebijakan bisnis untuk keberlangsungan

dan perkembangan perusahaan kedepan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah:

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

relationship marketing dan berkontribusi dalam pengambilan kebijakan bisnis yang berkaitan dengan upaya membangun hubungan jangka

panjang yang baik dengan pelanggan agar mampu menciptakan

kepuasan bagi pelanggannya sehingga menjaga keberlangsungan dan

perkembangan perusahaan kedepan.

b. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi atau

bahan perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya di masa

yang akan datang.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan

(26)

memperluas wawasan penulis mengenai penerapan strategi relationship

marketing untuk menciptakankepuasan pelanggan.

1.5 Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu yang membahas

strategi relationship marketing dengan pendekatan financial benefit, social benefit dan structural ties.

Tabel 1.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Sumber Judul Penelitian Hasil Penelitian

The Yohana Marketing yangterdiri dari

ikatan keuangan, ikatan

sosial, ikatan kustomisasi,

dan ikatan struktural

terhadap kepuasan

pelanggan Salon Susan,

Semarang.

terdapat pengaruh positif

dan signifikan antara

(27)

Anugrah Medan.

signifikan secara simultan

antara Relationship Marketing yangterdiri dari Financial Benefit, Social Benefit, dan Structural Ties terhadap loyalitas pelanggan PT. Olagafood

Industri Medan. yang terdiri dari Financial

Benefit,Social Benefit, dan Structural Ties terhadap kepuasan pelanggan PT. PT. Mitra 10 Surabaya.

Dapat diketahui bahwa

nilai signifikansi uji F

adalah sangat kecil atau

kurang dari 0.05, maka

dapat disimpulkan bahwa

(28)

structural ties secara bersama-sama

berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran

Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga,

hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan

memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial

(Stanton, 2005).

Beberapa ahli memberikan bermacam-macam definisi tentang pemasaran

antara lain:

a) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, mempertukarkan produk

yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2007).

b) Pemasaran adalah sistem kelas keseluruhan dari kegiatan bisnis atau

yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang

memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

potensial (Swastha et. al., 2000).

Dari definisi diatas, dapat diterangkan bahwa arti pemasaran jauh lebih

luas daripada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai

(30)

menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang

sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk

tersebut.

2.2 Pemasaran Jasa

Didalam proses menjual atau menyalurkan suatu produk baik barang

maupun jasa kepada pelanggan, perusahaan perlu melakukan kegiatan pemasaran.

Namun, kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan terhadap produk berupa

barang, tentunya akan berbeda dengan produk berupa jasa karena jasa tidak

berwujud fisik seperti halnya barang.

Menurut Kotler (2007), jasa didefinisikan sebagai setiap tindakan atau

perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang pada dasarnya

bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Jasa memiliki empat karakteristik yaitu:

1. Tidak berwujud (intangibility): tidak seperti produk fisik, jasa tidak

dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa itu

dibeli.

2. Tidak terpisahkan (inseparability): umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dengan

pelanggan adalah ciri khusus dari pemasaran jasa dan sangat

mempengaruhi hasil jasa.

3. Beranekaragam (variability): jasa itu sangat bervariasi karena

(31)

4. Mudah lenyap (perishability): jasa tidak bisa disimpan. Mudah

lenyapnya jasa tidak jadi masalah bila permintaan tetap karena mudah

untuk terlebih dahulu mengatur staf untuk melakukan jasa itu. Bila

permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang

rumit. Contohnya perusahaan transportasi seperti perusahaan

penerbangan harus menyiapkan extra flight dan perusahaan transportasi

bus antar kota dan provinsi yang harus menyediakan armada tambahan

untuk mengangkut penumpang pada saat peak season (hari- hari puncak seperti musim liburan dan lebaran).

Kotler (2007) membagi jasa menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

1. Barang berwujud murni.

Merupakan barang berwujud, dimana tidak ada jasa yang menyertainya.

Seperti sabun, pasta gigi, atau garam.

2. Barang berwujud yang disertai jasa.

Terdiri atas barang berwujud yang disertai oleh satu atau beberapa jenis

jasa. Misalnya: ruang pameran, pemeliharaan dan perbaikan produk

melalui garansi.

3. Campuran barang dan jasa berada dalam porposi yang sama.

Contohnya, makan di restoran lengkap dengan pelayanannya.

4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan.

Tawaran tersebut terdiri atas jasa utama bersama dengan jasa tambahan

atau barang pendukung. Contohnya, penumpang pesawat membeli jasa

(32)

minuman di pesawat sebagai barang pendukung.

5. Jasa murni

Kategori ini hanya murni terdiri dari jasa. Contohnya, perusahaan bus

antar kota dan provinsi yang tidak menyediakan makanan atau

minuman bagi penumpang diperjalanan.

Bauran pemasaran jasa merupakan pengembangan dari bauran pemasaran

tradisional yang terdiri dari product, price, place, dan promotion. Dalam perkembangannya, bauran pemasaran jasa bertambah tiga elemen terakhir yaitu

physical evidence, process dan people yang merupakan elemen-elemen yang

khusus diperuntukan untuk bidang jasa. Menurut Tijptono (2006) elemen-elemen

bauran pemasaran untuk jasa dapat diartikan sebagai berikut:

1. Product

Produk merupakan bentuk penawaran penyedia jasa yang ditunjukan untuk

mencapai tujuan organisasi melalui pemuas kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja (baik yang

berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan

potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.

2. Price

Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis

seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat

diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan.

3. Place

(33)

pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik. Misalnya

keputusan mengenai dimana lokasi strategis loket bus berada untuk dapat

dijangkau penumpang.

4. Promotion

Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk

mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan aktual dan potensial.

Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi penjualan, direct marketing, personal selling dan public relation.

5. Physical Evidence (Tampilan Fisik)

Tampilan fisik jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak dapat menilai

suatu jasa sebelum memakainya. Ini menyebabkan resiko yang dipersepsikan

pelanggan dalam keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah

satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya untuk mengurangi

resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa.

6. Process

Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi pelanggan high-contact services, yang juga sering berperan sebagai co-producer jasa yang

bersangkutan. Misalnya pengaruh pelanggan restoran terhadap karyawan dalam

melayani mereka dan lamanya mereka menunggu selama proses produksi.

7. People

Orang merupakan unsur vital dalam pemasaran. Setiap organisasi jasa harus

jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya

(34)

Strategi pemasaran jasa yang harus diperhatikan dan diterapkan oleh

perusahaan jasa mencakup tiga unsur pokok yaitu pemasaran eksternal, pemasaran

internal dan pemasaran interaktif (Groonroos dalam Kotler, 2007), yaitu:

1. Pemasaran eksternal

Merupakan pemasaran tradisional yang biasa diterapkan pada strategi

pemasaran tradisional yaitu menyiapkan jasa, menetapkan harga,

mendistribusikan, dan mempromosikan jasa itu ke pelanggan. Bila hal ini bisa

dilakukan dengan baik, maka pelanggan akan ’terikat’ dengan perusahaan,

sehingga laba jangka panjang bisa terjamin.

2. Pemasaran Internal

Menggambarkan pekerjaan yang dilakukan perusahaan untuk melatih dan

memotivasi karyawannya agar melayani pelanggannya dengan baik. Yang tak

kalah pentingnya adalah pemberian penghargaan dan pengakuan yang sepadan

dan manusiawi. Aspek ini akan membangkitkan motivasi, moral kerja, rasa

bangga, loyalitas, dan rasa ’memiliki’ setiap orang dalam organisasi, yang pada

gilirannya dapat memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan bagi

pelanggan yang dilayani.

3. Pemasaran interaktif

Menggambarkan interaksi antara pelanggan dan karyawan. Diharapkan setiap

karyawan yang loyal, bermotivasi tinggi, dan diberdayakan (empowered) dapat memberikan total quality service kepada setiap pelanggan dan calon

pelanggan. Bila ini terealisasi, maka pelanggan yang puas akan menjalin

(35)

Gambar 2.1

Segitiga Strategi Pemasaran Jasa

Sumber: Groonroos dalam Kotler, 2007

2.3 Relationship Marketing

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin

mudah diakses, pelanggan juga semakin kritis dalam memilih dan menggunakan

berbagai produk yang membawa manfaat terbaik untuk mereka. Maka dari itu,

perlu diperhatikan bagi perusahaan agar mampu membina hubungan

(relationship) yang baik dengan pelanggannya melalui proses pemasaran yang handal dalam hal meyakinkan bahwa produk yang ditawarkan adalah yang paling

memberikan kepuasan bagi pelanggannya daripada pesaing. Salah satu cara yang

perusahaan dapat lakukan untuk menjalin hubungan dan komunikasi yang

harmonis dengan pelanggan yaitu dengan menerapkan strategi relationship marketing.

Pemasaran Internal

Perusahaan

Pemasaran Eksternal

Karyawan Pemasaran

Interaktif

(36)

Berikut ini adalah beberapa pendapat ahli mengenai pengertian

relationship marketing yaitu:

a) Relationship marketing merupakan fokus pada hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya berdasarkan kerjasama dan

kolaborasi. Proses yang berkesinambungan dalam melaksanakan

aktivitas yang koperatif dan kolaboratif dengan pelanggan untuk

menciptakan dan meningkatkan nilai ekonomis bersama dengan biaya

yang paling rendah (Amin W. Tunggal, 2008).

b) Relationship marketing sebagai upaya menarik, memelihara dan

keseluruhan pelayanan organisasi dalam menjaga hubungan dengan

pelanggan. Penjualan dan pelayanan kepada pelanggan yang ada

dipandang sama pentingnya dalam menyukseskan pemasaran jangka

panjang (Berry dalam Wibowo S, 2006).

c) Relationship marketing adalah pengenalan setiap pelanggan secara

lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan

mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara

pelanggan dan perusahaan (Chan, 2003).

d) Relationship marketing merupakan proses dimana suatu perusahaan membangun aliansi jangka panjang dengan pelanggan dan calon

pelanggan, bekerjasama untuk mencapai satu tujuan yang ditentukan.

Tujuan tersebut dipenuhi dengan memahami kebutuhan pelanggan,

(37)

pegawai memenuhi kepuasan pelanggan dan memberikan kualitas yang

baik kepada pelanggan (Evans, Laskin dalam Wibowo S, 2006).

e) Relationship marketing adalah proses menciptakan, mempertahankan dan mempertinggi suatu hubungan yang kuat dan bernilai dengan

pelanggan serta semua pihak dalam usaha tersebut (Kotler, Amstrong,

2001).

Relationship marketing merupakan proses berkelanjutan yang mensyaratkan suatu perusahaan agar menjalin hubungan dan komunikasi jangka

panjang dengan pelanggan serta memadukan proses relationship marketing

kedalam rencana strategik sehingga memungkinkan perusahaan mengelola sumber

daya yang dimilikinya dengan baik agar dapat mendefinisikan kebutuhan

pelanggan, memberikan kepuasan bagi pelanggannya serta mencapai tujuan

perusahaan di masa mendatang.

Relationship marketing merupakan suatu hubungan yang harus didasari

oleh prinsip ketulusan dan saling mendukung, bukan sekedar hubungan

transaksional yang semata-mata karena perintah kerja atau hanya untuk mencapai

keuntungan semata. Bila perusahaan mampu memposisikan dirinya sebagai pihak

pelanggan dan memandang masalah yang dihadapi pelanggan juga sebagai

masalahnya lalu berusaha memecahkannya secara bersama-sama, maka hubungan

jangka panjang ini akan dirasakan oleh kedua belah pihak.

Menurut Chan (2003), tujuan utama relationship marketing adalah untuk

(38)

menggunakan produk dalam kurun waktu tertentu. Ketika perusahaan telah

berhasil mendapatkan dan mengembangkan lifetime value pelanggannya maka kemungkinan besar perusahaan akan mampu mendapatkan pelanggan baru dengan

biaya yang relatif lebih murah. Dengan demikian, tujuan jangka panjangnya

adalah menghasilkan keuntungan terus-menerus dari dua kelompok pelanggan:

pelanggan yang sekarang dan pelanggan baru. Semakin lama seseorang menjadi

pelanggan, maka semakin besar nilai pelanggan tersebut bagi perusahaan. Oleh

karena itu, kebijakan pemasaran yang diterapkan dalam kerangka relationship marketing ini harus selalu mempunyai implikasi untuk menjalin ikatan dan

mempertahankan pelanggan secara konsisten dan kontinue.

2.3.1 Metode Pendekatan Relationship Marketing

Menurut Kotler dan Armstrong (2006) dalam membentuk ikatan

atau membina hubungan yang kuat dengan pelanggan, relationship marketing dilakukan melalui 3 metode pendekatan yaitu:

1. Financial benefit (manfaat keuangan atau ekonomis).

Pendekatan yang pertama untuk membangun suatu hubungan nilai

dengan pelanggan adalah dengan memberikan manfaat keuangan atau

ekonomi. Manfaat ekonomis ini dapat berupa penghematan biaya yang

di keluarkan oleh pelanggan, pemberian discount-discount khusus pada

saat-saat tertentu, pemberian voucher, promo, serta manfaat ekonomis lainnya. Penghematan atas uang yang dikeluarkan merupakan alasan

dasar dalam mengadakan hubungan antara pelanggan dengan penyedia

(39)

pertama dimana penyedia layanan menggunakan insentif harga untuk

mendorong pelanggan melakukan bisnis terus-menerus dengan

penyedia layanan. Financial benefits dapat disebut juga economic benefits.

2. Social benefit (manfaat sosial)

Manfaat ekonomis diatas memang sangat perlu tetapi tidak cukup

sampai disini saja karena akan mudah ditiru oleh badan usaha lain,

sehingga perlu pendekatan yang lain yaitu manfaat sosial. Manfaat

sosial membantu badan usaha untuk meningkatkan hubungan dengan

mempelajari kebutuhan dan keinginan pelanggan, bahkan memberikan

sesuatu yang sifatnya pribadi atau perindividu. Mengetahui secara lebih

detail apa yang sekarang ini dibutuhkan oleh para pelanggan tersebut.

Social benefit adalah relational benefit tingkat dua dimana penyedia layanan tidak hanya menggunakan insentif harga, tetapi mencari suatu

usaha untuk membangun ikatan sosial antara penyedia layanan dengan

pelanggan. Persahabatan yang dibina melalui ikatan antara pelanggan

dengan penyedia layanan akan menghasilkan manfaat sosial, seperti

mengingat nama pelanggan, berinterksi dengan pelanggan, dan sikap

karyawan terhadap pelanggan. Manfaat sosial yang di peroleh

pelanggan, biasanya dijadikan ukuran untuk mengetahui seberapa besar

manfaat yang diterima pelanggan. Social benefit mencakup perasaan

(40)

Ukuran yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar manfaat

sosial yang diperoleh pelanggan adalah:

a) Friendship, adalah hubungan yang erat antara penyedia layanan dengan pelanggan, dimana penyedia layanan mengenal pelanggan

dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa persahabatan sering terjadi

dalam hubungan antara penyedia layanan dengan pelanggan dalam

badan usaha jasa, yang merupakan bonus yang tidak nampak

(intangible) sebagai layanan tambahan dari layanan inti, seperti mengingat nama konsumen.

b) Fraternization, adalah perasaan kekeluargaan yang erat sebagai bagian dari hubungan yang dibangun dalam jangka panjang, seperti

keramahan karyawan kepada pelanggan.

c) Personal recognition, adalah menerima apa adanya semua pola perilaku, emosi, dan motivasi yang unik dari pelanggan, seperti

keluhan-keluhan pelanggan.

3. Structural ties (ikatan struktural)

Pendekatan yang ketiga ini bertujuan untuk membangun hubungan yang

lebih kuat dengan pelanggan melalui ikatan struktural. Dalam ikatan

struktural, badan usaha berusaha untuk membantu pelanggan dan selalu

memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang diperlukan,

sehingga pelanggan yang dibantu dan diperhatikan akan merasa sangat

(41)

informasi mengenai produk terbaru. Sructural ties dibagi menjadi dua

yakni:

1) Psychological benefit

Perasaan aman atau perasaan nyaman pelanggan terhadap penyedia

layanan merupalan hal yang perlu diperhatikan. Jika pelanggan

merasa tidak nyaman dalam berhubungan dengan penyedia

layanan, maka pelanggan bisa meninggalkan penyedia layanan dan

akan beralih ke pesaing. Salah satu manfaat yang diterima

pelanggan dalam hubungannya dengan penyedia layanan adalah

psychological benefit atau manfaat secara psikologis yang diperoleh dari hubungan erat antara penyedia layanan dengan

pelanggan adalah perasaan aman atau perasaaan nyaman. Semakin

aman atau nyaman seorang pelanggan berinteraksi dengan

penyedia layanan, maka pelanggan tersebut semakin setia kepada

penyedia layanan. Maka dari itu, psychological benefit diartikan sebagai perasaan untuk mengurangi ketidakpastian, peningkatan

kepercayaan, dan merasa nyaman yang ditunjukkan dengan

membangun terus-menerus komunikasi antara pelanggan dengan

organisasi atau badan usaha penyedia layanan. Ukuran yang

dipakai untuk mengetahui seberapa besar manfaat secara psikologis

yang diterima oleh pelanggan adalah :

(42)

b. Trust adalah kemauan pelanggan untuk berhubungan dengan

penyedia layanan, dimana pelanggan merasa perkataan dari

penyedia layanan dapat dipercaya atau dapat dipegang dan

dapat dilaksanakan.

2) Customization Benefit

Manfaat kedua yang diterima pelanggan didalam structural ties

selain psychological benefit adalah customization benefit. Customization benefit adalah cara penyedia layanan memberikan perlakuan khusus kepada pelanggan atas kesetiaaan pelanggan.

Customization benefit yang diterima pelanggan bisa termasuk persepsi pelanggan dari perlakuan secara preferential, perhatian

khusus atau penghargaan yang bersifat individual dan layanan

secara khusus yang tidak diberikan kepada pelanggan yang lain.

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui seberapa besar manfaat

customization yang diterima oleh pelanggan adalah:

a) Preferential treatment adalah perlakuan secara khusus yang

diberikan oleh penyedia layanan kepada pelanggan yang

disebabkan oleh hubungan baik antara keduanya. Perlakuan

secara preferensial diterima oleh pelanggan bila penyedia

layanan berusaha memenuhi permintaan layanan secara

mendetail dari pelanggan.

(43)

c) Extra attention adalah perhatian yang lebih terhadap pelanggan

yang diberikan oleh penyedia layanan.

2.3.2 Konsep Inti Relationship Marketing

Ada beberapa konsep inti dari relationship marketing, diantaranya menurut Little dan Marandi (2003) adalah sebagai berikut:

1. Orientasi jangka panjang

Orientasi jangka panjang merupakan ciri utama relationship marketing. Keberhasilan relationship marketing diukur dari seberapa lama pelanggan terjaga dalam hubungan dengan perusahaan. Dengan

demikian relationship marketing juga menyangkut nilai esimasi mengenai nilai sepanjang hidup pelanggan.

2. Komitmen dan pemenuhan janji

Untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang, relationship marketing menekankan upaya pemeliharaan sikap percaya atau

kepercayaan, komitmen dengan menjaga integritas masing-masing

melalui pemenuhan janji atau timbal balik, empati diantara kedua

belah pihak.

3. Nilai Sepanjang Hidup Pelanggan

Perlunya mengidentifikasi pelanggan baru yang berpotensi menjalin

hubungan jangka panjang dan kemudian menghitung nilai hidup

pelanggan (costumer lifetime value-CLV) agar menguntungkan

perusahaan.

(44)

Relationship marketing tidak lagi pada konsentrasi pada pencapaian

pangsa pasar melainkan pada upaya untuk mempertahankan

pelanggan.

5. Dialog Dua Arah

Untuk mencapai hubungan yang diinginkan, maka diperlukan

komunikasi dua arah. Relationship marketing memberikan

pemahaman yang lebih baik akan tuntutan dan keinginan pelanggan,

sehingga memungkinkan penyediaan produk yang sesuai dengan

spesifikasi pelanggan.

2.3.3 Karakteristik Relationship Marketing

Ada beberapa karakteristik relationship marketing menurut Kotler

(2003) adalah sebagai berikut:

a. Memfokuskan diri pada para partner dan pelanggan bukan pada produk-produk yang dihasilkan perusahaan.

b. Memberikan penekanan terhadap bertahannya dan pertumbuhan

pelanggan dari pada perolehan pelanggan baru.

c. Menggandalkan lebih banyak mendengarkan dan belajar dibandingkan

berbicara.

2.3.4 Faktor Kesuksesan Implementasi Relationship Marketing

Menurut Zeithaml dan Bitner (2003) dalam Fandy Tjiptono

(2007:420) terdapat tiga faktor kunci sukses implementasi relatinship

(45)

1. Kualitas jasa inti

Basis utama kesuksesan relasi jangka panjang adalah kepuasan dan

loyalitas yang terbentuk karena kualitas jasa inti perusahaan yang

kompetitif. Jika kualitas jasa inti tidak memenuhi standar, maka akan

sulit bagi organisasi jasa untuk menjalin relasi yang baik dengan

pelanggannya.

2. Segmentasi pasar

Perusahaan wajib mempelajari dan menentukan tipe atau segmen

pelanggan yang ingin dijadikan mitra relasi jangka panjang. Melalui

proses segmentasi yaitu berdasarkan demografis, geografis, dan

behavioral sesuai dengan kriteria measurability, accessibility,

substantiality dan actionability, perusahaan memilih pasar sasaran yang dijadikan target. Evaluasi pasar sasaran dilakukan melalui

beberapa evaluasi yaitu daya tarik struktural, pertumbuhan

masing-masing segmen, tujuan dan sumber daya manusia.

3. Evaluasi relationship

Pemantauan relasi yang dibina bisa dilakukan melalui beberapa cara

seperti melakukan survey regular untuk memahami persepsi

pelanggan terhadap nilai dan kualitas yang diterima, kepuasan

terhadap layanan perusahaan dan kepuasan terhadap pelanggan

menyangkut identitas diri, frekuensi pembelian, biaya dan pendapatan,

(46)

2.3.5 Manfaat Relationship Marketing

Menurut Hennig-Thurau dkk (2002), manfaat relationship marketing sebagai keuntungan-keuntungan yang diperoleh pelanggan dari hubungan jangka panjang diatas dan diluar pelayanan jasa yang utama.

Manfaat relationship marketing sebagai jumlah total keuntungan yang diterima karena memilih dan tetap menggunakan jasa dari penyedia jasa

itu dikurangi dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan (baik secara

finansial maupun tidak). Manfaat-manfaat tersebut merupakan hasil dari

keterlibatan jangka panjang dengan perusahaan jasa.

Zeithaml, dkk. (2006) mengemukakan bahwa manfaat relationship marketing baru akan dirasakan oleh pelanggan ketika menerima layanan

yang memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan apa yang mereka

harapkan atau dapatkan dari perusahaan lainnya. Pelanggan lebih

menyukai untuk menjalin hubungan dengan suatu perusahaan yang mampu

memberikan layanan berkualitas, kepuasan, dan keuntungan spesifik yang

lebih besar dibandingkan pengorbanan yang dikeluarkannya. Ketika

perusahaan mampu dengan konsisten menyampaikan nilai dari sudut

pandang pelanggan, maka satu manfaat akan dirasakan pelanggan dengan

lebih jelas yang akan mendorong mereka untuk mempertahankan

hubungan. Pelanggan juga merasakan adanya manfaat dengan cara yang

berbeda yaitu melalui asosiasi atau hubungan jangka panjang dengan

(47)

pelanggan untuk loyal terhadap perusahaan daripada atribut pada jasa inti

yang ditawarkan.

2.4 Kepuasan Pelanggan

Band (dalam Nasution, 2005) mengatakan bahwa kepuasan tercapai ketika

kualitas memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Sebaliknya, bila kualitas tidak memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan

kebutuhan pelanggan maka kepuasan tidak tercapai. Pelanggan yang tidak puas

terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya akan mencari perusahaan lain yang

mampu menyediakan kebutuhannya.

Kotler dan Keller (2008) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai

tingkat perasaan seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara kenyataan dan

harapan yang diterima dari sebuah produk, baik barang dan jasa. Jika jasa yang

dipersepsikan kinerjanya lebih rendah dari yang diharapkan, maka pelanggan akan

merasa kecewa. Jika persepsi jasa memenuhi atau melebihi harapan pelanggan,

maka pelanggan akan merasa puas dan ada kecenderungan pelanggan akan

mempergunakan penyedia jasa tersebut kembali.

Menurut Tse dan Wilton (Tjiptono, 2009), kepuasan ialah respon

pelanggan terhadap evaluasi persepsi atas perbedaan antara harapan awal sebelum

pembelian (atau standar kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk sebagaimana

dipersepsikan setelah memakai atau mengkonsumsi produk bersangkutan.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan secara sederhana

bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

(48)

Gambar 2.2

Bagan Konsep Kepuasan Pelanggan

Sumber: Fandi Tjiptono, 2006

menurut Gaspersz dalam (Nasution, 2005 : 50) adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan

produsen/pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan

dan keinginannya besar, harapan atau ekspektasi pelanggan akan tinggi,

demikian pula sebaliknya.

2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan

maupun pesaing-pesaingnya. Tujuan

Perusahaan

Produk

Nilai produk

Bagi pelanggan

Kebutuhan dan

Keinginan pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Harapan pelanggan

(49)

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan

kualitas produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas

mempengaruhi persepsi pelanggan terutama pada produk-produk yang

dirasakan berisiko tinggi.

4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi

pelanggan. Bagian pemasaran seharusnya tidak mempublikasikan iklan

yang berlebihan dan melewati tingkat ekspetasi pelanggan.

2.4.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Lupiyoadi (2001) menyebutkan faktor-faktor utama yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan, antara lain:

a. Kualitas Produk

Pelanggan akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa

produk yang mereka gunakan berkualitas. Produk dikatakan berkualitas

bagi seseorang, jika produk itu dapat memenuhi kebutuhanya

(Montgomery dalam Lupiyoadi, 2001).

b. Kualitas Pelayanan

Pelanggan akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik

atau yang sesuai dengan harapan.

c. Emosional

Pelanggan merasa bangga ketika orang lain memujinya karena

menggunakan merek tertentu. Kepuasan yang diperoleh tidak hanya

(50)

d. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga

yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi.

e. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak

perlu membuang waktu dan tenaga untuk mendapatkan suatu produk

cenderung puas terhadap produk tersebut.

2.4.2 Ciri-ciri Kepuasan Pelanggan

Kotler (2000) menyatakan ciri-ciri pelanggan yang merasa puas

sebagai berikut:

a) Loyal terhadap produk

Pelanggan yang puas cenderung loyal dimana mereka akan membeli

ulang dari produsen yang sama.

b) Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif.

Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication) yang bersifat positif yaitu rekomendasi kepada calon pelanggan lain dan

mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan.

c) Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merek lain.

Ketika pelanggan ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan

yang telah memberikan kepuasan kepadanya akan menjadi

(51)

2.4.3 Model Pembentukan Kepuasan Dan Ketidakpuasan Pelanggan

Mowen dan Minor (dalam Sumarwan, 2003:323) menerangkan

teori kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan terbentuk dari model

diskonfirmasi ekspektasi (the expectancy disconfirmation model), yaitu

menjelaskan bahwa kepuasan atau ketidakpuasaan pelanggan merupakan

dampak dari perbandingan antara harapan pelanggan sebelum pembelian

dengan kenyataan sesungguhnya yang diperoleh pelanggan dari produk

atau jasa tersebut.

Pelanggan akan memiliki harapan tentang bagaimana produk

tersebut seharusnya berfungsi (performance expectations). Harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi

kualitas atau kualitas yang sesungguhnya dirasakan pelanggan. Fungsi

produk yang sesungguhnya dirasakan pelanggan (actual performance) adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas produk tersebut.

Setiap produk yang dicoba pelanggan selalu dievaluasi

performanya agar sesuai dengan harapannya. Terdapat tiga akibat yang

mungkin dihasilkan dari hasil evaluasi produk tersebut, yakni:

a. Produk dapat berfungsi seperti yang diharapkan, disebut konfirmasi

sederhana (simple confirmation). Produk tersebut tidak memberi rasa

puas dan produk tersebut tidak mengecewakan sehingga pelanggan

(52)

b. Produk dapat berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, disebut

diskonfirmasi positif (positive disconfirmation). Hal ini akan membuat pelanggan merasa puas.

c. Produk dapat berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, disebut

diskonfimasi negatif (negatif disconfirmation). Bila hal ini terjadi maka akan menyebabkan kekecewaan, sehingga pelanggan merasa

tidak puas.

Komponen penting dalam evaluasi setelah pembelian yaitu

pengurangan ketidakpastian atau keraguan yang mungkin dialami oleh

pelanggan mengenai pilihannya. Setelah melakukan pembelian, biasanya

pelanggan mencoba meyakinkan dirinya bahwa pilihan yang telah

diambilnya tepat, dalam arti tidak jauh berbeda dengan harapannya.

Evaluasi setelah pembelian akan mempengaruhi perilaku

selanjutnya. Kepuasan akan menyebabkan pembelian atau pemakaian

ulang menjadi tinggi. Sebaliknya, ketidakpuasan mengakibatkan

penghentian pembelian atau penggunaan produk tersebut. Evaluasi setelah

pembelian merupakan umpan balik (feed back) sebagai pengalaman terhadap faktor psikologis pelanggan dan merupakan bahan pertimbangan

(53)

Gambar 2.3

Model Diskonfirmasi Ekspektasi

Sumber: Mowen dan Minor (dalam Sumarwan, 2003:323)

2.4.4 Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Ada beberapa metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan

untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan

pesaing. Kotler dan Keller (2008) mengidentifikasi empat metode untuk

mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu menyediakan

kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya

guna menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka. Pengalaman produk harapan dengan kenyataan

(54)

lokasi-lokasi strategis, kartu komentar, saluran telepon khusus bebas

pulsa, website, dan sebagainya.

2. Ghost shopping

Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan

adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shoppers untuk berpura-pura atau berperan sebagai pelanggan potensial produk

perusahaan dan pesaing. Mereka diminta berinteraksi dengan staf

penyedia jasa dan menggunakan produk perusahaan.

3. Lost customer analysis

Perusahaan harus sebisa mungkin menghubungi para pelanggan yang

telah berhenti atau yang telah berpindah ke perusahaan pesaing untuk

dapat mengetahui mengapa hal itu terjadi dan sedapat mungkin

mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.

4. Survey kepuasan pelanggan

Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode

survey, baik melalui telepon, pos, e-mail, website, maupun wawancara

langsung. Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan

balikan secara langsung dari pelanggan serta memberikan kesan positif

bahwa perusahaan memberi perhatian pada pelanggannya.

Gerson (2001), mengemukakan beberapa manfaat dari melakukan

(55)

1) Pengukuran menyebabkan orang memiliki rasa berhasil dan berprestasi,

yang kemudian diterjemahkan menjadi pelayanan prima kepada

pelanggan.

2) Pengukuran memberitahukan apa yang harus dilakukan untuk

memperbaiki mutu dan kepuasan pelanggan serta bagaimana harus

melakukannya.

3) Pengukuran memberikan umpan balik segera kepada perusahaan,

terutama bila pelanggan sendiri yang langsung mengukur kinerja

perusahaan dalam memberikan pelayanan.

4) Pengukuran bisa dijadikan dasar penentuan standar kinerja dan prestasi

yang harus dicapai, yang akan mengarahkan menuju peningkatan mutu

dan kepuasan pelanggan.

5) Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai tingkat

produktivitas yang lebih tinggi.

2.4.5 Elemen Program Kepuasan Pelanggan

Menurut Tjiptono (2006) terdapat tujuh elemen utama dalam

program kepuasan pelanggan yaitu:

1. Barang dan Jasa Berkualitas

Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan pelanggan harus

memiliki produk berkualitas baik dan layanan prima. Paling tidak

standarnya harus menyamai para pesaing utama dalam industri yang

(56)

2. Relationship Marketing

Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah upaya

menjalin relasi jangka panjang dengan para pelanggan. Asumsinya

adalah bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara

penyedia jasa dengan pelanggan dapat membangun bisnis ulangan

(report business).

3. Program Promosi Loyalitas

Program promosi loyalitas banyak diterapkan untuk menjalin relasi

antara perusahaan dan pelanggan. Biasanya, program ini memberikan

semacam penghargaan khusus seperti bonus, diskon, voucher, dan hadiah yang dikaitkan dengan frekuensi pembelian atau pemakaian

barang atau jasa perusahaan.

4. Fokus Kepada Pelanggan Terbaik

Sekalipun program promosi loyalitas beraneka ragam bentuknya,

namun semuanya memiliki kesamaan pokok dalam hal fokus kepada

pelanggan yang paling berharga.

5. Sistem Penanganan Komplain Secara Efektif

Penanganan komplain terkait erat dengan kualitas produk. Perusahaan

harus memastikan bahwa barang dan jasa yang dihasilkan benar-benar

berfungsi sebagaimana mestinya sejak awal. Jika ada masalah,

perusahaan segera berusaha memperbaikinya lewat sistem penanganan

(57)

6. Unconditional Guarantees

Unconditional guarantees dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan kepuasan pelanggan. Garansi merupakan janji eksplisit yang

disampaikan kepada para pelanggan mengenai tingkat kinerja yang

dapat diharapkan akan mereka terima. Garansi sangat bermanfaat dalam

mengurangi resiko pembelian oleh pelanggan.

7. Program Pay-For-Performance

Program kepuasan pelanggan tidak bisa terlaksana tanpa adanya

dukungan sumber daya manusia organisasi. Disamping memuaskan

kebutuhan pelanggan, karyawan juga harus dipuaskan juga

kebutuhannya. Dengan kata lain total customer statisfaction harus

didukung pula dengan total quality reward yang mengaitkan sistem penilaian kinerja dan kompensasi dengan kontribusi setiap karyawan

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif kuantitatif yang

bertujuan untuk menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan

variabel lainnya, dengan menggunakan statistik atau teknik analisis data yaitu

regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda merupakan analisis

regresi yang mempunyai lebih dari satu buah variabel bebas (independent) dan

hanya satu buah variabel terikat (dependent) yang bertujuan untuk memprediksi perubahan nilai variabel terikat akibat pengaruh dari nilai variabel bebas

(Juliandi, 2013).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada perusahaan transportasi bus antar kota dan

provinsi yang berlokasi di kantor atau loket pusat CV. Sempati Star Jl. Asrama

Pondok Kelapa No. 19-20 Medan. Waktu penelitian dimulai pada bulan April s/d

Juni 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penumpang jasa transportasi

bus Sempati Star pada bulan Mei 2013 di semua trayek atau daerah tujuan

(59)

menentukan jumlah sampel digunakan rumus (Supramono dan Haryanto,

2003:62) yaitu:

n =

(��)2(�)(�)

�2

Keterangan:

N = Jumlah sampel

Zα = Nilai standard normal yang besarnya tergantung α,

bila α = 0,05 → Z = 1,67

bila α = 0,01 → Z = 1,96

p = Estimasi proporsi populasi

q = 1 – p

d = Penyimpangan yang ditolelir sebesar 10%

Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum

diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5 dengan α = 0,01. Dengan demikian,

jumlah sampel (n) yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

n =

(��)2(�)(�)

�2

n =

(1,96)2(0,5)(0,5)

0,12

n

= 96,04 = 96 orang

Adapun teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Segitiga Strategi Pemasaran Jasa
Gambar 2.2 Bagan Konsep Kepuasan Pelanggan
Gambar 2.3 Model Diskonfirmasi Ekspektasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fokus penelitian ini adalah peran kepala kampung dalam pemberdayaan masyarakat.Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang

Akan sangat baik jika guru menyediakan rambu-rambu pertanyaan atau soal dalam melakukan identiikasi kebutuhan sehingga siswa terarah dalam melakukan identiikasi kebutuhan

“ Hubungan Efektifitas Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengendalian Intern Dengan Kualitas Akuntabilitas Keuangan: Kualitas Informasi Laporan Keuangan Sebagai

Mata kuliah ini membahas tentang landasan hukum pendidikan prasekolah, teori pendidikan anak, dan kompetensi perkembangan anak dalam kurikulum, sampai kepada analisis dalam

Perangkat Daerah dan Peraturan Kepala BKPM Nomor 7 Tahun 2016 tentang Penetapan Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan Daerah Di Bidang Penanaman Modal serta Peraturan Menteri Dalam

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi pustaka, dengan cara mengumpulkan berbagai referensi yang berkaitan dengan penulisan ilmiah ini, dari buku-buku dan media

379 74298 TAMARA AGESTIA Pesisir Barat Lampung Universitas Bengkulu Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 380 96314 YULI HARDIANTI Pesisir Barat Lampung Universitas Sriwijaya

Nama saya Susi Umur saya tujuh tahun Alamat desa Sukamandi Ibu saya bernama Aminah Bapak saya bernama Ramdan.. Agar naik kelas harus giat