• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN MUTU CAKE MOCAF (Modified Cassava Flour) UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGENDALIAN MUTU CAKE MOCAF (Modified Cassava Flour) UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie)"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

TUGAS AKHIR

PENGENDALIAN MUTU CAKE MOCAF (Modified Cassava F lour) UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie)

Disusun sebagai syarat pelaksanaan Tugas Akhir,

guna memperoleh gelar Ahli Madya dan sebagai sarana mahasiswa untuk

menerapkan disiplin ilmu di bidang Teknologi Hasil Pertanian

OLEH:

NURLAELI ROMLAH H3108015

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir

PENGENDALIAN MUTU CAKE MOCAF (Modified Cassava F lour) UBI JALAR UNGU (Ipomoea Batatas Blackie)

Diselesaikan dan Disusun Oleh :

Nurlaeli Romlah H3108015

Telah dipertahankan di hadapan dosen penguji

Pada tanggal : ………..

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Gusti Fauza, ST., MT NIP. 19760822200801 2 009

Ir. Bambang Sigit A., MSi NIP. 19640714199103 1 002

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayah, serta inayah–Nya yang berupa kesehatan, lindungan, serta

bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini dengan lancar. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi

sebagian persyaratan untuk meraih gelar Ahli Madya.

Dengan diselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ir. Choirul Anam, MP selaku Ketua Program Diploma Tiga Teknologi Hasil

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Gusti Fauza, ST., MT dan Ir. Bambang Sigit Amanto, M.Si selaku dosen

pembimbing terima kasih atas bimbingan dan arahan yang diberikan.

4. Kedua orang tua penulis, terima kasih kepada bapak dan ibu yang telah

banyak memberikan dukungan baik dari segi moril maupun materiil serta

nasehat-nasehat yang sangat berharga.

5. Semua Dosen THP Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah banyak memberi ilmunya kepada penulis.

6. Rekan-rekan mahasiswa D III THP angkatan 2008.

7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan laporan

Tugas Akhir Proses Produksi selanjutnya. Semoga Laporan Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Surakarta, Juni 2011

(4)

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Lots of thanks to... .

1. Alloh SWT, Tuhan semesta alam, puji syukur selalu saya panjatkan

kepada-MU...tak henti-hentinya saya berucap syukur atas segala kenikmatan yang

telah Engkau berikan kepada hamba ini.

2. Untuk ayah dan Ibu, terima kasih atas semua kasih sayang dan pengorbanan

yang kau beri, maaf anak mu belum bisa membalasnya, saya berjanji akan

menjadi anak yang berbakti, semoga Alloh selalu melimpahkan Rihdonya

untuk kita semua..AMINNN.

3. Untuk adik-adik Q (Sufy, Novi & Bima) maaf selama ini kakak belum bias

menjadi kakak yang baik untuk kalian, semoga kita tetap menjadi saudara

yang baik dan dapat membanggakan orangtua.

4. Dosen-dosen THP khususnya untuk Bu Oza dan pak bambang selaku

pembimbing ku, terima kasih untuk bimbingan, arahan serta masukan yamg

telah diberikan untuk saya.

5. Buat temen-temen kost Sowondo, terimakasih atas doa n dukugan serta

kebersamaannya.

6. Buat temen THP’08 khususnya Mba Qoy, Tiara, Rina, makasiih wat

kebersamaannya. Bwat Novi, Q kangen m kamu, kangen kebersamaan Qta.

Bwat Hendry, makasiih dah nemein ke Jogja n seharian bolang (Bocah

Ilang)____Hehehee,,,,Bwat Erma, makasiih wat kebersamaan Qta, diskusi

tentang HCCP baring, makasiiih banget. Bwat Ika Marisa, makasiih

dipinjemi printer dan bwat semua aj anak-anak Thp’08.

7. Buat temen q SMA Yanti dan Mawaddah mkasihh yaa…

8. Buat Lepi Q,,,,Makasiiih Udah neminin Q selama 3 tahun ini,,,,

9. Serta semua pihak yang sudah membantu penulis, sehingga tugas akhir ini

(5)

commit to user

v

MOTTO

Orang yang berjiwa kerdil adalah orang yang sering menertawakan

kesalahan orang lain. Sedangkan orang yang berjiwa besar adalah orang

yang sering menertawakan kesalahan dirinya sendiri.

(Philip Purnama)

Siapa saja yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah

akan memudahkan jalan baginya menuju surga

(HR. Muslim)

Manusia tidak sama, dan mereka berada dalam situasi pendidikan,

pengalaman, emosi dan opini yang tidak bisa disama-ratakan

(6)

commit to user

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... . x

RINGKASAN ... xi

SUMMARY ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Cake ... 3

B. Bahan Baku Pembuatan Cake ... 3

C. Parameter Kualitas Cake ... 11

D. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) ... 17

BAB III. METODOLOGI ... 22

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 22

B. Metode Pelaksanaan ... 22

1. Pengumpulan Data Secara Langsung... 22

2. Pengumpulan Data Secara Tidak Langsung ... 32

3. Praktik dan Aktivitas Langsung ... 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Pengendalian Mutu ... 33

1. Pengendalian Mutu Bahan Baku ... 33

(7)

commit to user

vii

3. Pengendalian Mutu Produk Akhir ... 44

B. Konsep Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) 51 1. Deskripsi Produk Cake ... 51

2. Identifikasi Pengguna yang Dituju ... 52

3. Penyusunan Diagram Alir... 52

4. Identifikasi Bahaya Dan Cara Pencegahan ... 52

5. Signifikasi Bahaya ... 57

6. Penetapan Titik Kritis (CCP)... 60

7. Rencana HACCP ... 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(8)

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Syarat Mutu Tepung Mocaf (SNI 7622-2011)... 4

Tabel 2.2 Perbedaan Komposisi Kimia Mocaf dengan Tepung Ubi Kayu... 5

Tabel 2.3 Perbedaan Sifat Fisik dan Organoleptik Mocaf dengan Tepung Ubi Kayu ... 5

Tabel 2.4 Komposisi Gizi Ubi Jalar Ungu ... 6

Tabel 2.5 Sifat Fisik dan Kimia Tepung Ubi Jalar Ungu... 7

Tabel 2.6 Komposisi Putih dan Kuning Telur Pada Telur Ayam... 10

Tabel 3.1 Borang Penilaian Uji Organoleptik ... 30

Tabel 3.2 Tabulasi Data Penilaian Sampel Cake Mocaf Ubi Ungu ... 30

Tabel 4.1 Syarat Mutu Tepung Mocaf Untuk Membuat Cake ... 33

Tabel 4.2 Hasil Analisa Kadar Air Tepung Mocaf... 34

Tabel 4.3 Hasil Analisa Kadar abu Tepung Mocaf ... 34

Tabel 4.4 Hasil Analisa Penentuan Jumlah Protein Tepung Mocaf ... 35

Tabel 4.5 Hasil Analisis Kadar Lemak Tepung Mocaf... 35

Tabel 4.6 Ciri-ciri Tepung Ubi Jalar yang dihasilkan ... 38

Tabel 4.7 Pengendalian Mutu Bahan Baku dan Tambahan ... 39

Tabel 4.8 Pengendalian Mutu Proses ... 43

Tabel 4.9 Standar Mutu Cake Mocaf Ubi Jalar Ungu ... 44

Tabel 4.10 Tabulasi Nilai Kesukaan ... 45

Tabel 4.11 Hasil Analisa Kadar Air Cake Mocaf Ubi Jalar Ungu ... 46

Tabel 4.12 Hasil Analisa Kadar Abu Cake Mocaf Ubi Jalar Ungu... 47

Tabel 4.13 Hasil Analisa Kadar Protein Total Cake Mocaf Ubi Jalar Ungu ... 48

Tabel 4.14 Hasil Analisa Kadar Lemak Cake Mocaf Ubi Jalar Ungu ... 49

Tabel 4.15 Pengendalian Mutu Produk Akhir ... 50

Tabel 4.16 Deskripsi Produk Cake Mocaf Ubi Jalar Ungu ... 51

Tabel 4.17 Identifikasi Bahaya Bahan Baku Cake Mocaf Ubi Jalar Ungu ... 54

Tabel 4.18 Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Proses Pembuatan Cake Mocaf Ubi Jalar Ungu ... 55

(9)

commit to user

ix

Tabel 4.20 Penetapan Titik Kendali Kritis Pada Proses Pembuatan Cake ... 60

(10)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pohon keputusan penentuan titik kendali kritis atau CCP ... 20

Gambar 2.2 Decision Tree Untuk Penetapan CCP Pada Bahan Baku ... 21

Gambar 3.1 Diagram alir proses pembuatan Cake Mocaf Ubi Ungu ... 23

(11)

commit to user

xi RINGKASAN

PENGENDALIAN MUTU CAKE MOCAF (Modified Cassava F lour) UBI JALAR UNGU

(Ipomoea batatas blackie)

Nurlaeli Romlah1 Gusti Fauza, S.T., MT2 Ir. Bambang Sigit Amanto, M.Si.3

ABSTRAK

Cake merupakan adonan panggang dengan bahan dasar tepung terigu, gula, telur, lemak, serta bahan tambahan garam, bahan pengembang, shortening, susu, dan bahan penambah aroma. Dalam pembuatan cake perlu adanya pengendalian mutu. Pengendalian mutu ini dilakukan pada bahan baku dan bahan tambahan, proses produksi cake dan produk akhirnya. Selain itu, konsep Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) perlu diterapkan pada proses pembuatan cake. Pengendalian mutu bahan baku dan produk akhir dilakukan dengan menganalisis yang dibandingkan dengan parameter mutu menurut SNI Nomor 7622-2011 (untuk bahan baku). Parameter analisis yang digunakan adalah kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar HCN, dan Angka Lempeng Total (ALT).

Hasil pelaksanaan praktek Quality Control menunjukkan bahwa proses pembuatan cake di awali dari proses penerimaan bahan baku yang meliputi tepung mocaf dan tepung ubi jalar ungu, gula, telur, margarine, garam, susu, dan bahan pengembang. Selanjutnya proses mixing, pencampuran tepung, pencetakan, pemanggangan, pendinginan, dan pengemasan. Pengendalian mutu yang diterapkan meliputi penetapan spesifikasi bahan baku yang digunakan, pengendalian setiap tahapan proses produksi, dan pengendalian produk akhir. Hasil analisis produk akhir cake menunjukkan bahwa kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar karbohidrat memenuhi standar mutu yang diinginkan oleh produsen. Sedangkan hasil analisis Angka Lempeng Total tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Hasil analisis ALT adalah 50 x 106 sehingga berpengaruh terhadap keamanan produk cake yang dihasilkan. Konsep HACCP yang dibuat bertujuan untuk meminimalisasi timbulnya bahaya dan menjaga keamanan produk cake yang dihasilkan. Tahapan proses yang dianggap CCP dan perlu adanya pemantauan khusus adalah proses pendinginan dan pengemasan.

Kata Kunci : Pengendalian Mutu, HACCP, Cake.

Keterangan :

1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi D-III Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan nama Nurlaeli Romlah, NIM H3108019

(12)

commit to user

xii SUMMARY

THE QUALITY CONTROL IN CAKE MOCAF

(Modified Cassava Flour) PURPLE SWEET POTATO (Ipomoea batats blackie)

Nurlaeli Romlah1 Gusti Fauza, S.T., MT2 Ir. Bambang Sigit Amanto, M.Si.3

ABSTRACT

The Cake is dough grill with elementary materials whole-wheat, sugar, egg, fat, and also additional materials salt, developer materials, shortening, milk, and aroma adder materials. In making cake need the existence of quality control. This quality control conducted raw material and additional materials, production process and product finally (Cake). Besides, Hazard Analysis Critical Control Point concept ( HACCP) to be applied process of cake. Quality control raw material and final product with analysing compared to parameter quality of according to SNI Number 7622-2011 ( for the raw material). The parameters of test analysis used included: water rate, ash rate, fat rate, protein rate, HCN rate, and Total Plate Number ( ALT).

The result of quality control practical implementation shows that the cake manufacturing process begins from the raw material receiving process including mocaf flour, purple sweet potato flour, sugar, egg, margarine, salt, milk, and developer materials. Furthermore, the process of mixing, flour mixing, dough printing, grilling, cooling, and packaging. Quality control applied includes specifying the raw material used, controlling each stage of production process, and controlling the cake final product storage. The result of analysis on cake final product shows that the water rate, ash rate, fat rate, protein rate, and carbohydrate rate fulfill wanted quality standard by producer. Meanwhile the result on total plate number analysis is 50x106 % affecting the safety of product yielded. The HACCP concept is made to minimize the danger emerging and to keep the safety of cake product yielded. The process stage considered as CCP and need to be monitoring is cooling process and packaging.

Keywords: Quality Control, HACCP, Cake

Description:

1.Student Programs / D-III Study Program Technology of Agriculture Product, Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University named Nurlaeli Romlah, NIM H3108015 2.Lecturer Examiners I

(13)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekarang ini masyarakat Indonesia mulai dari anak-anak, remaja,

sampai orang dewasa telah terbiasa mengkonsumsi makanan yang berbahan

baku terigu seperti roti, cake dan mi. Mengingat kebutuhan-kebutuhan

gandum dalam negeri yang sangat tinggi dan keterbatasan komoditas gandum,

hal ini berdampak pada ketergantungan impor gandum dari luar negeri. Untuk

mengurangi ketergantungan impor gandum, maka gandum dapat diganti

dengan produk pangan lokal seperti singkong.

Pemanfaatan singkong di Indonesia sebagian besar diolah menjadi

produk berupa pati (tapioka), tepung singkong, dan gaplek. Selain itu, saat ini

usaha diversifikasi dalam pengolahan singkong yang lain adalah mocaf atau

Tepung singkong yang diproses menggunakan prinsip memodifikasi sel-sel

singkong secara fermentasi, dimana mikroba BAL (Bakteri Asam Laktat) aktif

mendominasi selama proses fermentasi tersebut.

Mocaf adalah dengan cara memodifikasi sel ubi kayu secara fermentasi

dengan Bakteri Asam Laktat (BAL). Mikroba yang tumbuh selama fermentasi

akan menghasilkan enzim pektinolitik dan selulolitik yang dapat

menghancurkan dinding sel singkong sedemikian rupa sehingga terjadi

liberasi granula pati. Proses ini akan menyebabkan perubahan karakteristik

dari tepung yang dihasilkan berupa naiknya viskositas, kemampuan gelasi,

daya rehidrasi dan kemudahan melarut (Subagyo, 2006).

Dalam upaya meningkatkan pemanfaatan tepung mocaf, maka perlu

diaplikasikan pada produk pangan salah satunya adalah sebagai pengganti

tepung terigu yang disubstitusi dengan tepung ubi jalar ungu pada pembuatan

cake. Tepung macaf yang diaplikasikan pada pembuatan cake akan

mengurangi ketergantungan komoditi impor sekaligus dapat meningkatkan

nilai ekonomi komoditi dalam negeri tanpa harus mengurangi tingkat

(14)

commit to user

Dalam penelitian ini yang didukung dengan kemajuan teknologi telah

membawa perubahan-perubahan yang cepat dan signifikan pada industri

pangan dan masyarakat maka diciptakan produk pangan berupa cake dari

tepung mocaf dan tepung ubi jalar ungu dengan konsep pengendalian dan

pengawasan mutu pangan yang baik. Produk cake mocaf ubi jalar ungu dapat

menghasilkan produk yang maksimal dalam arti kualitas cake memenuhi

standar mutu. Oleh karena itu, perlu adanya pengendalian mutu mulai dari

bahan baku, proses produksi serta pegendalian mutu produk akhir. Pada

penelitian ini, pengendalian mutu bahan baku dan produk akhir meliputi

analisa kandungan gizinya seperti kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar

lemak serta kadar karbohidrat. Selain itu kadar HCN (asam sianida) dan

Angka Lempeng Total (ALT) juga perlu dianalisa untuk memastikan seberapa

banyak kandungan HCN dan Angka Lempeng Total.

Dengan demikian produk cake dapat dikendalikan mutunya untuk

menjamin bahwa produk yang dihasilkan berkualitas baik dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan HACCP (Hazard Analysis And Critical Control

Point). Menurut Fardiaz (1996) HACCP merupakan suatu alat untuk

mengidentifikasi bahaya dan menetapkan sistem pengendaliannya yang

diarahkan pada tindakan pencegahan dan tidak bergantung pada pengujian

produk akhir.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu masalah

tentang diperlukannya konsep pengendalian kualitas pada produk “Cake

MOCAF (Modified Cassava Flour) Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas

blackie)” untuk menjamin kualitas dan keamanan produk.

C. Tujuan

1. Mengetahui proses pembuatan cake mocaf ubi jalar ungu.

2. Mengetahui parameter-parameter utama pada proses pembuatan cake

mocaf ubi jalar ungu yang mempengaruhi kualitas di bahan baku hingga

produk akhir.

(15)

commit to user

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Produk Cake

Cake adalah adonan panggang dengan bahan dasar tepung terigu, gula,

telur dan lemak. Selain itu juga cake dapat dibuat dengan bahan tambahan

yaitu garam, bahan pengembang, shortening, susu dan bahan penambah

aroma. Bahan-bahan ini dikombinasikan untuk menghasilkan remah yang

halus, tekstur yang empuk, warna menarik dan baik aromanya. Jenis-jenis

cake ada tiga yaitu a) Butter cake; b) chiffon cake; dan c) foam cake. Butter

cake atau cake mentega komposisinya tergantung dari telur, tepung dan susu

untuk membentuk struktur serta menggunakan banyak mentega. Sedangkan

volume diperoleh dari penggunaan baking powder. Chiffon cake merupakan

kombinasi dari butter cake dengan foam cake. Cake yang sangat ringan dan

mempunyai tekstur yang halus. Cake ini mengandalkan putih telur yang

dikocok kaku agar adonan mengembang tinggi, menteganya pun diganti

minyak. Foam cake prinsipnya tergantung dari pengembangan dan denaturasi

dari protein telur untuk menghasilkan struktur dan volume akhir. Cake ini

biasanya tidak menggunakan lemak dan menghasilkan cita rasa cake yang

tidak mengenyangkan, (Faridah dkk, 2008).

B. Bahan-bahan dalam Pembuatan Cake 1. Tepung Mocaf

Tepung mocaf merupakan tepung yang diperoleh dari ubi kayu (Manihot

utilissima) dengan proses fermentasi asam laktat. Syarat mutu tepung

(16)

commit to user

Tabel 2.1 Syarat Mutu Tepung Mocaf

No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan

stadia dan potongan-potongannya yang tampak

(Manihot utilissima) yang diproses dengan memodifikasi sel ubi kayu

secara fermentasi. Tahapan dalam pembuatan tepung mocaf yang pertama

yaitu mikroba jenis BAL (Bakteri Asam Laktat) yang tumbuh akan

menghasilkan enzim pektinolitik dan selulolitik yang dapat

menghancurkan dinding sel ubi kayu sedemikian rupa sehingga terjadi

liberasi granula pati. Proses liberasi ini akan menyebabkan perubahan

karakteristik dari tepung yang dihasilkan berupa naiknya viskositas,

(17)

commit to user

granula pati tersebut akan mengalami hidrolisis menghasilkan monosakarida

sebagai bahan baku untuk menghasilkan asam-asam organik. Senyawa asam

ini akan bercampur dengan tepung sehinggga ketika tepung tersebut diolah

akan menghasilkan aroma dan cita rasa khas yang dapat menutupi aroma dan

cita rasa singkong yang cenderung tidak disukai konsumen.

Mocaf dapat digolongkan sebagai produk edible cassava flour

berdasarkan Codex Standard, Codex Stan 176-1989 (Rev. 1 - 1995).

Walaupun dari komposisi kimianya tidak jauh berbeda, mocaf mempunyai

karakteristik fisik dan organoleptik yang spesifik jika dibandingkan

dengan tepung ubi kayu pada umumnya. Perbedaan komposisi kimia

tepung mocaf dengan tepung ubi kayu dan sifat fisik dan organoleptik

mocaf dengan tepung ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3

di bawah ini:

Tabel 2.2 Perbedaan Komposisi Kimia Mocaf dengan Tepung Ubi Kayu

Komposisi Tepung Mocaf Tepung Ubi Kayu

Sumber: Codex Stan 176-1989 dalam Subagyo (2006).

Tabel 2.3 Perbedaan Sifat Fisik dan Organoleptik Mocaf dengan Tepung Ubi Kayu

Parameter Tepung Mocaf Tepung Ubi kayu

Besar Butiran (Mesh)

(18)

commit to user

2. Tepung Ubi Jalar Ungu

Ubi jalar ungu biasanya disebut juga Ipomoea batatas blackie karena

memiliki kulit dan daging umbi yang berwarna ungu kehitaman (ungu

pekat). Ubi jalar ungu mengandung pigmen antosianin yang lebih tinggi

dibandingkan dengan ubi jalar jenis lainnya (Sri Kumalaningsih, 2006).

Kandungan antosianin pada ubi jalar ungu lebih tinggi dibandingkan

dengan ubi jalar yang berwarna putih, kuning dan jingga. Komposisi gizi

ubi jalar ungu dapat dilihat pada Tabel 2.4 di bawah ini:

Tabel 2.4 Komposisi Gizi Ubi Jalar Ungu.

Komposisi gizi Satuan Ubi jalar ungu

Zat pati % 12,64

Gula reduksi % 0,30

Lemak % 0,94

Protein % 0,77

Air % 70,46

Abu % 0,84

Serat % 3,00

Vitamin C mg/100 g 21,43

Antosianin mg/100 g 110,51

Sumber: Suprapta (2003)

Selain kaya akan gizi ubi jalar ini juga dapat dibuat tepung yang

berfungsi untuk membuat cake dan semacamnya. Tepung ubi jalar mudah

dibuat dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Cara pembuatan

ubi jalar secara garis besar adalah sebagai berikut: sortasi umbi yaitu

bagian yang busuk dan terkena serangan hama boleng dibuang, dicuci,

dikupas, diiris tipis atau disawut secara manual atau menggunakan alat,

dijemur atau dikeringkan menggunakan alat pengering pada suhu 60oC

hingga kering (kadar air 7 %). Kemudian digiling dan dikemas dengan

kantong plastik atau disimpan dalam toples yang ditutup rapat. Untuk

menghasilkan tepung ubi jalar yang baik, sawut atau irisan umbi direndam

terlebih dahulu di dalam larutan Na metabisulfit sebelum dijemur atau

(19)

commit to user

dan J.S Utomo, 1999). Sifat fisik dan kimia tepung ubi jalar ungu dapat

dilihat pada Tabel 2.5 di bawah ini:

Tabel 2.5 Sifat Fisik dan Kimia Tepung Ubi Jalar Ungu

Komponen mutu Tepung Ubi Jalar Ungu

Air (%) 7.28

Abu (%) 5.31

Lemak (%) 0.81

Protein (%) 2.79

Serat kasar (%) 4.72

Karbohidrat (%) 83.81

Sumber: Susilawati dan Medikasari (2008).

Tepung ubi jalar dapat dibuat secara langsung dari ubi jalar yang

dihancurkan dan kemudian dikeringkan, tetapi dapat pula dibuat dari

gaplek ubi jalar yang dihaluskan (digiling) dan kemudian diayak.

Pembuatan tepung ubi jalar dilakukan dengan cara

pengeringan/penjemuran irisan tipis daging ubi jalar yang telah dikupas

dan dicuci bersih. Hasil penelitian Hartoyo (1999) menunjukkan bahwa

optimasi pengeringan tepung ubi jalar dengan pengering oven adalah pada

suhu 60°C selama 10 jam, sedangkan dengan pengering kabinet adalah

pada suhu 60ºC selama 5 jam, dan dengan pengering tipe drum (drum

dryer) adalah pada suhu 110°C. Setelah kering, irisan ini dihancurkan dan

diayak sampai menjadi tepung dengan tingkat kehalusan tertentu (80-100

mesh).

Keunikan tepung ubi jalar adalah warna produk yang

beranekaragam, mengikuti warna daging umbi bahan bakunya. Proses

yang tepat dapat menghasilkan tepung dengan warna sesuai warna umbi

bahan. Sebaliknya, proses yang kurang tepat akan menurunkan mutu

tepung, dimana tepung yang dihasilkan akan berwarna kusam, gelap, atau

kecoklatan. Untuk menghindari hal tersebut, Widowati (2009)

menyarankan untuk merendam hasil irisan atau hasil penyawutan dalam

(20)

commit to user

untuk mencegah adanya kontak antara bahan dengan udara, yang dapat

menyebabkan terjadinya reaksi pencoklatan.

Pada produk tepung ubi jalar, sebagian β-karoten yang terkandung

dalam bahan (40%) dapat rusak karena proses pengeringan (penjemuran).

Selain sebagai senyawa pembentuk pigmen, β-karoten merupakan bahan

pembentuk vitamin A dalam tubuh, sedangkan antosianin memiliki

kemampuan sebagai antimutagenik dan antikarsinogenik. Selain itu

kandungan antosianin juga memiliki fungsi dalam mencegah gangguan

fungsi hati, antihipertensi, dan dapat menurunkan kadar gula darah

(antihiperglisemik) (Hasim dan Yusuf, 2008).

3. Gula

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber

energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak

diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk

mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula

sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim

atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel

(Santoso, 1999).

Gula pasir atau sukrosa adalah disakarida yang terdiri atas 1 gugus

glukosa dan 1 gugus fruktosa. Gula adalah karbohidrat murni karena tidak

mengandung nutrien lainnya seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Gula ditambahkan pada jenis roti tertentu untuk melengkapi karbohidrat

yang ada untuk fermentasi dan untuk memberikan rasa yang lebih manis.

Tapi gula lebih banyak dipakai untuk pembuatan kue dan biskuit dimana

selain rasa manis gula juga mempengaruhi tekstur. Jadi jumlah gula yang

tunggu membuat remah kue lebih lunak dan lebih basah dan pada biskuit

juga bersifat melunakkan (Buckle dkk, 1985).

Menurut Smith (1972), gula berfungsi memberi rasa manis,

menambah rasa lembut, sebagai pewarna kulit atau kerak produk. Gula

yang digunakan dalam pembuatan produk bakery adalah gula sukrosa

(21)

commit to user

tepung. Sedangkan menurut Wahyudi (2003), penggunaan gula dalam

produk bakery ditujukan untuk member rasa manis, membantu

pembentukan krim dalam campuran, memperbaiki tekstur produk,

menghasilkan kulit (crust) yang baik, dan menambah nilai nutrisi pada

produk.

4. Telur

Telur berfungsi untuk memperbaiki tekstur bakery sebagai hasil dari

emulsifikasi, pelembut tekstur dan daya pengikat. Penggunaan kuning

telur memberikan tekstur lembut (Flick, 1964 dalam Matz dan Matz

(1978)). Sebagai pengemulsi, kuning telur dapat membantu

mempertahankan kestabilan adonan. Selain itu telur juga berperan

meningkatkan dan menguatkan flavor, warna dan kelembutan (Matz dan

Matz, 1978 dalam jurnal Gracia C.L dkk (2009)). Menurut Whiteley, 1971

dalam jurnal Gracia C.L dkk (2009)), adanya albumin telur membantu

pembentukan struktur adonan selama pemanggangan, karena albumin

membantu memerangkap udara saat adonan dikocok sehingga udara dapat

menyebar merata diseluruh adonan.

Fungsi telur dalam pembuatan bakery adalah membentuk warna dan

flavour yang khas, memperbaiki rasa dan kesegaran roti, meningkatkan

pengembahan, meningkatkan nilai nutrisi dan kelembutan produk,

digunakan untuk mengoles permukaan roti manis sehingga permukaannya

mengkilap serta dapat meningkatkan krim dan jumlah sel udara yang

terbentuk (Wahyudi, 2003). Menurut Sultan ( 1969), fungsi telur dalam

adonan adalah membantu proses pengembangan volume adonan,

menambah warna kuning pada produk, serta menghasilkan flavour dan

rasa yang gurih.

Putih telur juga sangat berperan dalam membentuk adonan yang

lebih kompak. Sedangkan kuning telur sangat mempengaruhi kelembutan

dan rasa yang dihasilkan. Penggunaan salah satu bagian telur (putih atau

(22)

commit to user

diinginkan. Komposisi putih dan kuning telur pada telur ayam dapat dilihat

pada Tabel 2.6 di bawah ini:

Tabel 2.6 Komposisi Putih dan Kuning Telur Pada Telur Ayam Komposisi Putih telur Kuning telur

Air (%) 87,8 49,4

Protein (%) 10,8 16,3

Lemak (%) - 31,9

Karbohidrat (%) 0,8 0,7

Kalsium (mg/100 g) 6 147

Fosfor (mg/100 g) 17 586

Besi (mg/100 g) 0,2 2,7

Vitamin A (SI) - 2000

Vitamin B1 (mg/100 g) - 0,27

Sumber: Syarief dan Anies (1988)

5. Margarin

Margarin adalah suatu emulsi air dalam minyak (w/o emulsion). Air

sebagai fase dispersi didistribusikan secara homogen dan sangat halus di

dalam fase kontinu (lemak). Sebagai bahan utama atau bahan baku

penyusun margarin, lemak atau campuran lemak merupakan faktor yang

sangat penting didalam formulasi margarin. Sifat fisik dan karakteristik

lemak sangat berpengaruh pada titik leleh dari margarin, sehingga akan

mempengaruhi kemampuan oles margarine tersebut. Komposisi standar

dari margarin secara umum adalah lemak minimal 80%, air maksimum 16

% dan komponen lain yang terdiri dari garam, protein, emulsifier, vitamin,

bahan pewarna, bahan penambah citarasa (Flack, 1995).

6. Bahan pengembang

Bahan pengembang dimaksudkan untuk aerasi adonan sehingga

dihasilkan produk yang ringan dan berpori-pori (Smith, 1972). Baking

powder merupakan bahan pengembang yang dibuat dengan

mencampurkan bahan bereaksi asam dengan sodium bikarbonat ditambah

air akan menghasilkan CO2 yang terdispersi dalam air. Dalam oven, CO2

bersama-sama dengan udara dan uap air mengembangkan adonan

(23)

commit to user

7. Susu

Air susu merupakan bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat

makanan dengan proporsi yang seimbang. Dari sudut lain air susu juga

dapat dipandang sebagai bahan mentah, yang mengandung sumber zat

makanan yang penting. Penyusun utamanya ialah: air, lemak, protein,

mineral, dan vitamin-vitamin (Adnan, 1984).

Menurut Winarno (1993), susu merupakan sumber protein dengan

mutu sangat tinggi. Kadar protein susu segar sekitar 3,5% dengan kadar

lemak sekitar 3,0-3,8%. Kandungan mineral (Fe) dalam susu jumlahnya

sedikit, akan tetapi merupakan sumber fosfor yang baik, sangat kaya akan

kalsium.

8. Garam

Syarat garam yang baik dalam pembuatan bakery adalah harus 100

% larut dalam air jernih bebas dari gumpalan-gumpalan murni dan bebas

dari rasa pahit. Pemberian garam harus disesuaikan dengan jumlah

bahan-bahan lain yang digunakan (Soejuti, 2004).

C. Parameter Kualitas Cake

Parameter-parameter kualitas dari cake mocaf ubi jalar ungu meliputi:

1. Kadar Air

Air merupakan senyawa yang paling berlimpah didalam sistem

hidup dan mencakup 70 % atau lebih dari bobot hampir semua bentuk

kehidupan. Air merupakan medium tempat berlangsungnya transport

nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme, sel dan transfer energi kimia.

Oleh karena itu, semua aspek dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi

dengan sifat-sifat fisik dan kimia air (Lehninger, 1982).

Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara.

Hali ini tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar

air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu

105-110oC selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Selisih berat

sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan.

(24)

commit to user

tinggi, minyak, daging, kecap, dan lain-lain, pemanasan dilakukan dalam

oven vakum dengan suhu yang lebih rendah (Winarno, 2004).

Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan

yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga merupakan karakteristik

yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi

kenampakan, tekstur, dan rasa bahan pangan. Kadar air dalam bahan

pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut.

Kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan

khamir untuk berkembangbiak, sehingga akan terjadi perubahan pada

bahan pangan. Makin rendah kadar air, makin lambat pertumbuhan

mikroorganisme dan bahan pangan tersebut dapat tahan lama. Sebaliknya

makin tinggi kadar air dalam bahan, makin cepat mikroorganisme

berkembangbiak sehingga proses pembusukanakan berlangsung lebih

cepat (Winarno, 2002).

Kadar air suatu bahan yang dikeringkan dipengaruhi oleh beberapa

hal yaitu jumlah penguapan yang berlangsung, lamanya proses

pengeringan dan jalannya proses pengeringan. Air di dalam bahan pangan

terdapat dalam tiga bentuk yaitu:

a. Air bebas (free water) yang terdapat dipermukaan benda padat dan

mudah diuapkan.

b. Air terikat (bound water), secara fisik yaitu air yang terikat menurut

system kapiler atau air absorpsi karena tenaga penyerapan.

c. Air terikat secara kimia, misalnya air Kristal dan air yang terikat dalam

suatu disoersi.

Kadar air suatu bahan pangan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu

berdasarkan bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahan baah (wet

basis). Kadar air secara kering (dry basis) adalah perbandingan antara

berat air di dalam bahan pangan dengan bahan keringnya. Berat bahan

kering adalah berat bahan asal setelah dikurangi dengan berat airnya.

(25)

commit to user

berat air di dalam bahan pangan dengan berat bahan mentah (Winarno

dkk, 1980).

2. Kadar Abu

Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan

organik. Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan.

Penentuan kadar abu dilakukan dengan cara mengoksidasikan bahan pada

suhu yang tinggi yaitu sekitar 500-600oC dan kemudian melakukan

penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut

(Sudarmadji dkk, 2003).

Kadar abu menggambarkan mineral dari sempel bahan makanan,

yang disebut kadar abu ialah material-material yang tertinggal bila bahan

makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500oC – 600oC. Semua

bahan organic akan terbakar sempurna menjadi air dan CO2 serta NH3,

sedangkan elemen-elemen yang tertinggal sebagai oksidanya. Dengan

mengetahui berat cawan ketika mula-mula kosong dapat dihitung berat abu

yang telah terjadi. Bila berat abu dinyatakan dalam persen berat asal

sample pada permulaan pengabuan, terjadilah kadar berat abu dalam

persen. Pengerjaan penimbangan harus dilakukan dengan cepat, karena

abu yang kering ini umumnya bersifat hygroskopik. Sehingga bila

pengerjaan dilakukan lambat, abu akan bertambah berat karena mengisap

uap air dari udara (Sediaoetama, 1987).

3. Kadar Lemak

Lemak atau lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang

terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut

organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Berbagai kelas

lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan kemiripan sifat fisisnya

tetapi hubungan kimia, fungsional dan struktur mereka maupun

fungsi-fungsi biologis mereka beraneka ragam. Salah satu contoh lipid yaitu

lemak, terpena dan steroid (beberapa senyawa lain yang penting)

(26)

commit to user

Lemak merupakan bahan pada suhu kamar, diantaranya disebabkan

kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak

mengandung ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur dan titik

didih yang tinggi. Contoh asam lemak jenuh yang banyak terdapat di alam

adalah asam palmitat dan asam stearat. Minyak merupakan bahan cair di

antaranya disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan

tingginya kandungan asam lemak yang tak jenuh yang memiliki satu atau

lebih ikatan rangkap di antara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai

titik lebur yang rendah (Winarno, 2002 ).

4. Kadar Protein

Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi

tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam

tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah

sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N

yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein

mengandung pula fosfor, belerang, dan ada jenis protein yang

mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Fungsi utama protein

bagi tubuh adalah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan

jaringan yang telah ada (Winarno, 2004).

Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien.

Protein memiliki struktur yang mengandung N, disamping C, H, O (seperti

juga karbohidrat dan lemak), S dan kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai

senyawa komplek sebagai protein). Seperti senyawa polimer lain

(misalnya selulosa, pati) atau senyawa-senyawa hasil kondensasi beberapa

unit molekul (misalnya trigliserida) maka protein juga dapat dihidrolisa

atau diuraikan menjadi komponen unit-unitnya oleh molekul air. Hidrolisa

pada protein akan melepas asam-asam amino penyusunnya (Sudarmadji

dkk, 2003).

5. Kadar Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh

(27)

commit to user

berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram

karbohidrat hanya 4 Kal (kkal). Selain itu beberapa golongan karbohidrat

menghasilkan serat-serat (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan.

Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan

karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain

(Winarno, 2004).

Kadar karbohidrat ditentukan dengan metode by difference yaitu

dengan perhitungan melibatkan kadar air, kadar abu, kadar protein dan

kadar lemak. Berikut ini adalah persamaan yang digunakan dalam

menghitung kadar karbohidrat dengan metode by difference.

Kadar karbohidrat (%) = 100% – (% kadar air + %kadar abu + %kadar

protein + % kadar lemak) (Winarno, 1986 dalam jurnal Apriani dkk

(2011)).

6. Kadar Asam Sianida (HCN)

Glikosida sianogenik merupakan senyawa yang terdapat dalam

bahan makanan nabati dan secara potensial sangat beracun karena dapat

terurai dan mengeluarkan hidrogen sianida. Hidrogen sianida dikeluarkan

bila komoditi tersebut dihancurkan, dikunyah, mengalami pengirisan, atau

rusak. Bila dicerna hidrogen sianida sangat cepat terserap oleh alat

pencernaan masuk ke dalam saluran darah. Tergantung jumlahnya.

Hidrogen sianida dapat menyebabkan sakit sampai kematian (dosis yang

mematikan 0,3-3,5 mg HCN/kg berat badan). Menurut FAO, singkong

dengan kadar 50 mg/kg masih aman untuk dikonsumsi manusia (Winarno,

2004). Sedangkan menurut Syarief dan Anies (1988), senyawa hidrogen

sianida disebut juga asam biru. Mengurangi kadar hidrogen sianida dapat

dilakukan dengan perendaman dan pencucian pada air yang mengalir.

7. Angka Lempeng Total

Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba

yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng

Total (ALT). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT

(28)

commit to user

hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka

dalam koloni (CFU) per ml atau per gram atau koloni/100ml. Cara yang

digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (BPOM,

2007).

Mungkin yang paling sering dan banyak digunakan adalah

prosedur perhitungan dengan penumbuhan dalam agar. Secara sederhana

suatu contoh suspense sel atau bahan pangan homogen diinokulasikan ke

dalam atau ke atas media Nutrient Agar setelah diinkubasi, jumlah koloni

yang terbentuk dihitung. Karena satu koloni terbentuk dari satu sel maka

jumlah koloni menunjukkan jumlah sel dalam larutan asalnya. Prosedur ini

hanya menghitung sel-sel hidup dan sangat peka. Suspense contoh yang

mengandung sejumlah kecil sel hingga 20 sel/ml dapat dihitung, dan

kemungkinan untuk mengetahui berbagai jenis organisme yang berada

dalam contoh dari perbedaan bentuk koloni yang tumbuh serta

kemungkinan mengisolasi tipe koloni yang paling dominan untuk

identifikasi taksonomi. Perhitungan secara penumbuhan dalam cawan petri

dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu:

a. Metode Penuangan

Dalam metode penuangan, 1 ml contoh di pindahkan kedasar cawan

dan dituangkan di atasnya 15-20 ml media agar yang telah didinginkan

sampai 45°C sampai 50°C dan dicampur serata mungkin. Setelah

inkubasi, koloni baik yang tumbuh didalam agar atau di permukaanya

dihitung. Prosedur ini termasuk yang paling peka, sampai sejumlah 20

sel/ml dapat dihitung.

b. Metode Penyebaran

Metode ini dilakukan dengan menggunakan 0,1 ml larutan contoh

disebar ratakan dipermukaan media agar yang tersedia dengan tongkat

gelas melengkung (bent glass rod) yang telah disterilkan. Setelah

inkubasi, koloni yang tumbuh di permukaan dari media dihitung.

Karena penggunaan volume larutan yang sedikit yaitu 0,1 ml, maka

(29)

commit to user

c. Metode Penetesan dalam cawan

Dalam prosedur penetesan pada cawan, media yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi 3 atau 4 sektor dan setetes larutan

contoh (0,02 ml) dipindahkan ke masing-masing sektor. Setelah

tetesan tersebut dibiarkan kering, cawan petri kemudian diinkubasi.

Pengenceran contoh diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh antara

5 sampai 20 koloni terbentuk dari setiap tetesan pada permukaan

media agar. Satu keuntungan metode ini adalah bahwa perhitungan

dapat dilakukan 3-4 kali ulangan sekaligus dalam satu cawan

(Buckle dkk, 1985).

8. Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada

proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses

fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat

benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari

benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation)

jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang

ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk

mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda

penyebab rangsangan (Wagiyono, 2003).

D. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)

HACCP adalah suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi, dan

mengendalikan bahaya-bahaya yang signifikan dalam keamanan pangan.

HACCP menjadi begitu penting sebagai suatu komponen dari cara-cara

berproduksi pangan secara komersil, misalnya di bidang pertanian dan

produksi (CAC, 1993).

Secara umum HACCP digunakan untuk menetapkan suatu bingkai atau

sistem untuk menjalankan bagaimana implementasi dari prosedur HACCP di

setiap sektor yang dapat digunakan untuk mengembangkan jaminan setiap

rantai penyediaan mulai dari prosedur penyediaan pangan mentah atau proses

(30)

commit to user

industri makanan menggunakan sistem HACCP sebagai salah satu sistem dan

erat kaitannya dengan sistem yang lain seperti GMP (Good Manufacturing

Practices), ISO (International Organization for Standardization) dan

standar-standar lain yang berlaku di negara bersangkutan dengan tujuan untuk

menjamin kualitas makanan (Van der Spiegel et al, 2003).

Sistem HACCP terdiri dari tujuh prinsip, yaitu:

1. Melakukan analisis bahaya: segala macam aspek pada mata rantai

produksi pangan yang dapat menyebabkan masalah keamanan pangan

harus dianalisa. Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah keberadaan

pencemar (kontaminan) biologis, kimiawi, atau fisik bahan pangan.

2. Menentukan Titik Pengendalian Kritis (Critical Control Point, CCP):

suatu titik, tahap, atau prosedur dimana bahaya yang berhubungan dengan

pangan dapat dicegah, dieliminasi, atau dikurangi hingga ke titik yang

dapat diterima (diperbolehkan atau titik aman). Terdapat dua titik

pengendalian kritis yaitu Titik Pengendalian Kritis 1 sebagai titik dimana

bahaya dapat dihilangkan, dan Titik Pengendalian Kritis 2 dimana bahaya

dapat dikurangi.

3. Menentukan batas kritis: kriteria yang memisahkan sesuatu yang bisa

diterima dengan yang tidak bisa diterima.

4. Membuat suatu sistem pemantauan (monitoring) CCP: suatu sistem

pemantauan (observasi) urutan, operasi, dan pengukuran selama terjadi

aliran makanan. Hal ini termasuk sistem pelacakan operasi dan penentuan

kontrol mana yang mengalami perubahan ketika terjadi penyimpangan.

Biasanya, pemantauan harus menggunakan catatan tertulis.

5. Melakukan tindakan korektif apabila pemantauan mengindikasikan adanya

CCP yang tidak berada di bawah kontrol. Tindakan korektif spesifik yang

diberlakukan pada setiap CCP dalam sistem HACCP untuk menangani

penyimpangan yang terjadi. Tindakan korektif tersebut harus mampu

mengendalikan membawa CCP kembali dibawah kendali dan hal ini

termasuk pembuangan produk yang mengalami penyimpangan secara

(31)

commit to user

6. Menetapkan prosedur verifikasi untuk mengkonfirmasi bahwa sistem

HACCP bekerja secara efektif. Prosedur verifikasi yang dilakukan dapat

mencakup peninjauan terhadap sistem HACCP dan catatannya, peninjauan

terhadap penyimpangan dan pengaturan produk, konfirmasi CCP yang

berada dalam pengendalian, serta melakukan pemeriksaan (audit) metode,

prosedur, dan uji. Setelah itu, prosedur verifikasi dilanjutkan dengan

pengambilan sampel secara acak dan menganalisanya. Prosedur verifikasi

diakhiri dengan validasi sistem untuk memastikan sistem sudah memenuhi

semua persyaratan Codex dan memperbaharui sistem apabila terdapat

perubahan di tahap proses atau bahan yang digunakan dalam proses

produksi.

7. Melakukan dokumentasi terhadap seluruh prosedur dan catatan yang

berhubungan dengan prinsip dan aplikasinya. Beberapa contoh catatan dan

dokumentasi dalam sistem HACCP adalah analisis bahaya, penetapan

CCP, penetapan batas kritis, aktivitas pemantauan CCP, serta

(32)

commit to user

Pohon keputusan penentuan titik kendali kritis atau CCP

Gambar 2.1 Pohon keputusan penentuan titik kendali kritis atau CCP *) Lanjutkan ke bahaya yang teridentifikasi berikutnya dalam proses

yang dinyatakan

Lakukan modifikasi tahapan dalam proses atau produk

Q1 Adakah tindakan pengendalian?

Ya Tidak

Ya Adakah pengendalian pada

tahap ini perlu untuk keamanan

Berhenti*) Bukan CCP

Tidak

Apakah tahapan dirancang secara spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi

(33)

commit to user

**) Tingkatan yang dapat diterima dan tidak dapat diterima perlu

ditentukan sesuai tujuan menyeluruh dalam mengidentifikasi TKK

pada rencana HACCP (SNI, 1998).

Dalam peyusunan HACCP perlu dessision tree tentang bahan mentah

yang digunakan untuk proses produksi. Bahan mentah dapat mengandung

bahaya yang dapat mengakibatkan bahan tersebut termasuk dalam status CCP

atau tidak. Dari bahan mentah tersebut adakah tahapan yang akan

mengeliminasi dan mengurangi bahaya yang ditimbulkan dari bahan itu

sendiri. Dessision tree tentang bahan mentah dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Decision Tree Untuk Penetapan CCP Pada Bahan Baku Apa bahan PENANGANAN / PENGOLAHAN

(termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya

Ya Bukan CCP (CP) TIDAK CCP

CCP DESSISION TREE Bahan Mentah

Apa bahan mentah mungkin MENGANDUNG/ SENSITIF bahan berbahaya

(mikrobiologis, kimia, fisik)

(34)

commit to user

22 BAB III

TATA LAKSANA PERENCANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Quality Control

Kegiatan praktik quality control ini dilaksanakan di Laboratorium

Pangan dan Gizi Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta

mulai tanggal 1 April 2011.

B. Metode Pelaksanaan Praktik Quality Control

Pelaksanaan kegiatan praktik quality control menggunakan beberapa

metode, yaitu:

1. Pengumpulan data secara langsung.

a. Observasi

Observasi secara langsung dengan mengamati proses

pembuatan cake dan mencatat data hasil pengamatan sehingga

diperoleh gambaran yang jelas mengenai konsep mutu yang akan

diterapkan.

b. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1) Alat

Alat yang digunakan dalam pembuatan cake mocaf ubi ungu

antara lain : Cabinet Dryer, kompor gas, blender/penggiling,

teflon, oven, mixer, ayakan 80 mesh, loyang/cetakan, baskom,

timbangan, solet dan kertas roti.

2) Bahan

Bahan-bahan yang digunakan antara lain tepung mocaf,

tepung ubi ungu, kuning telur, putih telur, gula halus, susu cair,

(35)

commit to user

3) Cara Kerja Pembuatan Cake

Gambar 3.1 Diagram alir proses pembuatan Cake Mocaf Ubi Ungu

c. Analisa pangan bahan baku dan produk akhir

1) Kadar Air (Metode Oven)

a) Prinsip

Kehilangan bobot pada pemanasan 105oC dianggap sebagai

kadar air yang terdapat pada contoh.

b)Peralatan

- Botol timbang bertutup

- Eksikator

- Oven

- Neraca analitik

c) Cara kerja

- Timbang dengan seksama 1-2 gram cuplikan pada sebuah

botol timbang, bertutup yang sudah diketahui bobotnya.

Untuk contoh berupa cairan, botol timbang dilengkapi dengan

pengaduk dan pasir kwarsa atau kertas saring berlipat. Kuning telur, gula halus dan ovalet dikocok

sampai putih dan mengembang

Margarine cair dimasukkan sedikit demi sedikit

Tepung mocaf, tepung ubi ungu, baking powder dimasukkan dengan susu secara bertahap

Dipanggang dalam oven panas selama 25-30 menit dengan suhu 170-1800C

Adonan dimasukan dalam loyang

(36)

commit to user

- Keringkan pada oven dengan suhu 105oC selama 3 jam.

- Dinginkan dalam eksikator.

- Timbang, ulangi pekerjaan ini hingga diperoleh bobot tetap.

d)Perhitungan

ⅈǴ ǴǑǴǁǑ ᳈ 1 100%

Keterangan:

W : bobot cuplikan sebelum dikeringkan, dalam gram.

W1 : kehilangan bobot setelah kering, dalam gram (SNI, 1992).

2) Kadar Abu (Cara kering)

a) Prinsip

Mengoksidasikan semua zat organik pada suhu tinggi,yaitu

sekitar 500-600oC dan kemudian melakukan penimbangan zat

yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut.

b)Peralatan

- Cawan porselin

- Eksikator

- Timbangan analitik

- Penjepit

- Tanur (Muffle)

c) Cara kerja

- Cawan porselin bersih dikeringkan dalam oven pada suhu

105oC selama 1 jam, kemudian dinginkan dalam eksikator

dan timbang.

- Timbang sampel kering sebanyak 3-5 gr dalam cawan

porselin dan selanjutnya dibakar diatas kompor listrik sampai

tidak terbentuk asap. Selanjutnya abukan dalam tanur pada

suhu 600oC selama 12 jam atau sampel terbentuk abu yang

sempurna (berwarna putih).

- Pindahkan cawan porselin dalam oven suhu 120oC selama 1

(37)

commit to user

- Setelah dingin ditimbang.

d)Perhitungan

%Ǵ) ) ᳈ 100%

% abu (db) = % abu (wb) x {100/(100 - % kadar air (wb))}

Keterangan:

X : berat cawan porselin kering, dalam gram.

Y : berat sampel awal, dalam gram.

Z : berat sampel akhir, dalam gram (Tim penyusun, 2009).

3) Kadar Lemak (Metode Ekstraksi Langsung dengan alat Soxhlet)

a) Prinsip

Ekstraksi lemak bebas dengan pelarut non polar.

b)Peralatan

- Kertas saring

- Labu lemak

- Alat soxhlet

- Pemanas listrik

- Oven

- Neraca analitik

- Kapas bebas lemak

c) Pereaksi

- Heksana atau pelarutan lemak lainnya.

d)Cara kerja

- Timbang seksama 1-2 gram contoh, masukkan ke dalam

selongsong kertas yang dialasi dengan kapas.

- Sumbat selongsong kertas berisi contoh tersebut dengan

kapas, keringkan dalam oven pada suhu tidak lebih dari 80oC

selama lebih kurang satu jam, kemudian masukkan ke dalam

alat soxhlet yang telah dihubungan dengan labu lemak berisi

batu didih yang telah dikeringkan dan telah diketahui

(38)

commit to user

- Ekstrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya selama

lebih kurang 6 jam.

- Sulingkan heksana dan keringkan ekstrak lemak dalam oven

pengering pada suhu 105oC.

- Dinginkan dan timbang.

- Ulangi pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap.

e) Perhitungan

%袘 ōǴⅈ᳈ 2 1 100%

Keterangan:

W : bobot contoh, dalam gram

W1 : bobot lemak sebelum ekstraksi, dalam gram

W2 : bobot labu lemak sesudah ekstraksi (Tim penyusun, 2009).

4) Kadar Protein (Metode Kjeldahl)

a) Peralatan

- Labu Kjeldahl 30 ml.

- Erlenmeyer.

- Alat destilasi.

b)Pereaksi

- HCL

- Asam sulfat pekat 97%

- Aquadest

- NaOH tiosulfat 40%

- Indikator MR BCD

- Asam borat

c) Cara kerja

- Sampel ditimbang ± 0,3 gr dimasukkan dalam labu kjehdal

dan ditambah dengan katalis N 0,7 gr.

- Ditambahkan asam sulfat pekat 97% sebanyak 4 ml dan

(39)

commit to user

- Didinginkan dan diencerkan ± 10 ml dengan aquadest dan

masukkan dalam alat distilasi nitrogen ditambah reaksi

alkalis NaOH tiosulfat 40% sebanyak 20 ml. Distilat

ditampung dalam 5 ml asam borat 4% yang telah diberi

indikator MR BCG, setelah siap distilasi dihidupkan

- Setelah mencapai 60 ml distilasi dihentikan dan dititrasi

dengan HCl 0,02 N sampai warna merah

- Dihitung prosentase proteinnya

5) Karbohidrat

a) Peralatan

- Kalkulator

b)Cara kerja

- Mengurangi 100% dengan jumlah kadar protein, lemak, abu

dan air.

6) Kadar Asam Sianida (HCN)

a) Peralatan

- Alat penyuling.

- Tabung reaksi.

- Erlenmeyer 50 ml.

- Pengaduk.

- Waterbath.

b)Pereaksi - Aquades.

- Kloroform.

- KCN.

- KOH 2 %.

- Alkalin pikrat.

c) Cara kerja

- Sampel sebanyak 4 gram ditambah 125 ml aquades dan 2,5

ml kloroform dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan

dilakukan distilasi. HCN diserap dalam KOH 2 % sebanyak

(40)

commit to user

- Dari larutan tersebut diambil 1 ml sampel dan ditambah

dengan 5 ml alkalin pikrat, kemudian dipanaskan dalam

waterbath yang berisi air mendidih selama 5 menit.

- Absorbansi diukur pada panjang gelombang 520 nm.

- Konsentrasi dihitung dari kurva standar yang diperoleh.

Keterangan :

- Standar = 240 mg KCN/l = 100 µ g HCN/ml.

- Alkalin pikrat = 0,25 %, asam pikrat dibasakan dengan

Na2CO3 hingga pH 11.

7) Angka Lempeng Total (ALT)

a) Peralatan

- Inkubator , Oven/alat sterilisasi kering, Otoklaf

- Penangas air

- Alat penghitung koloni

- Tally register

- Botol pengencer.

- Pipet ukur I ml dengan skala 0,1 ml dilengkapi bulb atau

pipettor steril

- Cawan petri berukuran minimal 15 mm x 90 mm steril

b)Pengencer

- PDA (Potato Dekstro Agar)

- Air suling

c) Cara kerja

- Buat tingkat pengenceran sesuai kebutuhan

- Pipet masing-maing 1 ml dari pengenceran 10-1 sampai

dengan 10-6 ke dalam cawan petri

- Tuang 12 ml sampai dengan 15 ml media PDA yang masih

cair dengan suhu (45±1)oC ke dalam masing-masing cawan

- Goyangkan cawan petri dengan hati-hati sehingga contoh dan

pembenihan tercampur merata dan memadat.

(41)

commit to user

- Masukkan semua cawan petri dengan posisi terbalik ke dalam

inkubator pada suhu 35oC selama 48 jam

- Catat pertumbuhan koloni (n) pada setiap cawan yang

mengandung 25 koloni sampai dngan 250 koloni setelah 48

jam

d)Perhitungan

ANgka Lempeng Total = n x F

Keterangan :

n : jumlah koloni, koloni/gram

F : faktor pengencer

8) Uji Organoleptik

Uji organoleptik merupakan pengujian yang dilakukan

terhadap sifat/parameter produk yang diuji secara fisik. Uji

organoleptik atau uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian

yang panelisnya mengemukakan responnya yang berupa senang

tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini

digunakan panelis yang belum terlatih. Panelis diminta untuk

mengemukakan pendapatnya secara spontan tanpa membandingkan

dengan sample kontrol.

a) Langkah Kerja

- Panelis menuliskan dalam borang penilaian meliputi :

nama, tanggal pengujian dan produk yang diuji.

- Panelis membaca instruksi yang ada dalam borang

penilaian dengan teliti, kemudian memeriksa kelengkapan

sampel. Jika belum lengkap, panelis meminta pada tim

penyaji untuk melengkapinya.

- Panelis mulai menguji sampel sesuai instruksi yang ada

dalam borang penilaian. Panelis menuliskan hasil penilaian

pada kolom yang tersedia.

- Apabila pengujian telah selesai, panelis memeriksa kembali

(42)

commit to user

lengkap, panelis menyerahkan borang penilaian yang diisi

kepada tim penyaji.

Borang Penilaian Uji Organoleptik Cake Mocaf Ubi Ungu Nama :

Tanggal :

Tanda tangan :

Produk : Cake Mocaf Ubi Ungu

Instruksi

Dihadapan saudara disajikan 3 buah sampel. Saudara diminta untuk

memberikan penilaian 1 jika suka, 2 terhadap atribut warna,

tekstur, flavour, dan keseluruhan (over all). Saudara membuat

penilaian tersebut berdasarkan tingkat kesukaan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Borang Penilaian Uji Organoleptik Sampel Penilaian

647 267 900

Komentar :

...

...

Tabel 3.2 Tabulasi Data Penilaian Sampel Cake Mocaf Ubi Ungu

Panelis Sampel

647 267 900

1 2 3 4 5 dst Jumlah

Rerata Keterangan :

647 : Formula I (Tepung Mocaf 50 %, Tepung Ubi Ungu 50%)

267 : Formula II (Tepung Mocaf 60%, Tepung Ubi Ungu 40%)

(43)

commit to user

d. Konsep HACCP

2.

3.

(44)

commit to user

2. Pengumpulan data secara tidak langsung

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mencari, mempelajari dan

mencatat pustaka yang bersangkutan dengan masalah mutu dan

keamanan pangan.

3. Praktik dan Aktivitas Langsung

Turut serta melakukan praktik kerja secara langsung dalam setiap

(45)

commit to user

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengendalian Mutu

Produk yang bermutu baik merupakan salah satu faktor yang

memegang peranan penting dalam sebuah perusahaan. Hal ini disebabkan

karena terjadinya persaingan dalam dunia perindustrian. Selain itu tujuan

pengawasan mutu didasarkan pada komitmen perusahaan untuk menciptakan

kepuasan konsumen sehingga penjualan produk menjadi meningkat.

Pengendalian mutu dilakukan pada bahan baku, proses produksi, dan

produk.

1. Pengendalian Mutu Bahan Baku dan Bahan Tambahan

a. Tepung mocaf

Mocaf adalah tepung dari ubi kayu (Manihot utilissima) yang

diproses dengan memodifikasi sel ubi kayu secara fermentasi.

Cirri-ciri tepung mocaf yang digunakan pada pembuatan cake dapat dilihat

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Syarat Mutu Tepung Mocaf yang Digunakan Untuk Membuat Cake

Ciri-ciri Syarat

Bentuk Serbuk halus

Bau Normal

Warna Putih

Benda-benda asing Tidak ada

Lolos ayakan 80 mesh 100 %

Sumber: SNI, 2011

1) Kadar Air

Tujuan analisis kadar air tepung mocaf adalah untuk

mengetahui kandungan air dalam tepung mocaf yang dapat

mempengaruhi produk akhir yang dihasilkan. Apabila kadar air

dari suatu bahan dapat diketahui maka pertumbuhan

mikroorganisme dapat dikendalikan. Hasil analisis kadar air

(46)

commit to user

Tabel 4.2 Hasil Analisa Kadar Air Tepung Mocaf

Sampel Kadar Air (%) Rata-rata (%) Ulangan 1 Ulangan 2

Tepung mocaf 11,8407 11,8130 11,8268

Sumber: Hasil Analisa

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa kadar air

tepung mocaf rata-rata dari ulangan 1 dan 2 adalah 11,8268 %.

Hasil analisa kadar air tepung mocaf di atas apabila dibandingkan

dengan SNI, memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.

Syarat mutu kadar air tepung mocaf adalah maksimal 13%.

Kadar air yang memenuhi syarat mutu SNI ini, menandakan

bahwa tepung mocaf tersebut bermutu baik karena kadar air yang

terdapat dalam tepung mocaf akan mempengaruhi kualitas

produk akhir yang dihasilkan.

2) Kadar Abu

Tujuan analisis kadar abu tepung mocaf adalah untuk

mengetahui seberapa besar kandungan mineral yang terdapat

pada tepung mocaf. Hasil analisis kadar abu tepung mocaf dapat

dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Analisa Kadar abu Tepung Mocaf

Sampel Kadar Abu (%) Rata-rata (%) Ulangan 1 Ulangan 2

Tepung mocaf 1,3009 1,0209 1,1609

Sumber: Hasil Analisa

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui hasil analisa kadar

abu tepung mocaf rata-ratanya adalah 1,1609 %. Analisis kadar

abu yang dihasilkan telah memenuhi syarat mutu tepung mocaf

(47)

commit to user

abu yang dihasilkan menandakan banyaknya kandungan mineral

yang ada dalam tepung.

3) Kadar Protein Total

Peneraan jumlah protein dalam bahan makanan umumnya

dilakukan berdasarkan peneraan empiris (tidak langsung), yaitu

dengan menentukan jumlah nitrogen (N) yang terkandung dalam

bahan. Cara penentuan ini dikembangkan oleh Kjeldahl tahun

1883. Hasil analisis penentuan jumlah protein dapat dilihat pada

Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Analisa Penentuan Jumlah Protein Tepung Mocaf

Sampel Kadar Protein (%)

Rata-rata (%) Ulangan 1 Ulangan 2

Tepung mocaf 1,0222 1,0028 1,0125

Sumber: Hasil Analisa

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa kadar

protein tepung mocaf adalah 1,0125 %. Protein sangat erat

hubungannya dengan gluten, dimana gluten sendiri adalah suatu

zat yang ada pada tepung terigu, sifat zat ini adalah elastis dan

kenyal. Semakin tinggi kadar proteinnya maka semakin banyak

gluten yang ada pada tepung tersebut, begitu pula sebaliknya.

Hasil analisa protein dalam tepung mocaf yang rendah

menandakan bahwa tepung mocaf tersebut tidak mempunyai

gluten.

4) Kadar Lemak

Hasil analisis kadar lemak tepung mocaf dapat dilihat pada

Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Kadar Lemak Tepung Mocaf

Sampel Kadar Lemak (%) Rata-rata (%) Ulangan 1 Ulangan 2

Tepung mocaf 1,115 1,155 1,135

(48)

commit to user

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa kadar lemak

tepung mocaf adalah 1,135 %. Dari hasi analisa diatas diketahui

bahwa tepung mocaf memiliki kandungan lemak yang rendah.

5) Kadar Karbohidrat

Kadar karbohidrat ditentukan dengan metode by difference

yaitu dengan perhitungan melibatkan kadar air, kadar abu, kadar

protein dan kadar lemak. Berikut ini adalah persamaan yang

digunakan dalam menghitung kadar karbohidrat dengan metode

by difference.

Kadar karbohidrat (%) = 100% – (% kadar air + %kadar abu +

%kadar protein + % kadar lemak) (Winarno, 1986 dalam jurnal

Apriani dkk (2011)).

Kadar karbohidrat (%) = 100 – (11,8268 + 1,1609 + 1,0125 +

1,1350)

= 100 – 15,1352

= 84,8648 %

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir

seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang

sedang berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dapat

dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kal (kkal).

Karbohidrat yang terkandung pada tepung mocaf adalah 84,8648

%. Dalam pembuatan cake karbohidrat berperan penting dalam

menentukan karakteristik cake tersebut, seperti menentukan rasa,

warna, tekstur, dan lain-lain. Selain berperan penting dalam

menentukan karakteristik cake, beberapa golongan karbohidrat

juga menghasilkan serat-serat yang berguna untuk pencernaan.

6) Kadar Asam Sianida (HCN)

HCN disebut juga formonitril, dalam bentuk cair disebut

dengan asam prussit dan asam hidrosianida. HCN merupakan

cairan yang tidak berwarna atau juga dapat berwarna biru pada

Gambar

Tabel 4.21 Rencana HACCP Cake........................................................................
Gambar 3.2 Langkah-langkah penyusunan sistem HACCP menurut CAC ........  31
Tabel 2.1 Syarat Mutu Tepung Mocaf
Tabel 2.2 Perbedaan Komposisi Kimia Mocaf dengan Tepung Ubi Kayu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian es krim probiotik dari susu segar yang dikombinasikan dengan ubi jalar ungu dapat disimpulkan bahwa ubi jalar ungu dapat

“Pengaruh Perbandingan Ubi Jalar Ungu dengan Air dan Konsentrasi Starter terhadap Mutu Minuman Probiotik Sari Ubi Jalar Ungu”.

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan ubi jalar kuning dengan ubi jalar ungu dan pengaruh konsentrasi penstabil terhadap karakteristik

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Substitusi Mocaf

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama blanching terhadap beberapa komponen mutu tepung ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L).Metode penelitian ini

Gambar 8 menunjukan bahwa kenaikan analisis tekstur pada cookies ubi jalar ungu dikarenakan substitusi ubi jalar ungu dibandingkan tepung terigu protein sedang

1 Mutu sensoris kue pukis dikatakan baik pada kode sampel 225 yang merupakan proporsi 144 gram puree ubi jalar ungu : 72 gram pure ubi talas yang meliputi warna, aroma, tekstur rasa..

Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya penurunan mutu pada MOCAF antara lain faktor manusia yaitu karena kelalaian pekerja saat proses produksi, faktor bahan baku yaitu varietas