PENGARUH TERPAAN IKLAN SAMPOERNA A MILD VERSI
GO AHEAD
BAYANGAN DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI
(Studi Pada Komunitas Motor Vario Owner Club Malang)
S K R I P S I
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Oleh:
SELVI LINDARTO
Nim: 07220237
PERNYATAAN ORSINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:Selvi Lindarto
Tempat,tanggal Lahir
:Madiun, 30 Oktober 1988
Nim
:07220237
Fakultas
:Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan
:Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :
PENGARUH TERPAAN IKLAN SAMPOERNA A MILD VERSI GO AHEAD
BAYANGAN DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI (Studi Pada
Komunitas Motor Vario Onwer Club Malang)
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi)orang lain, baik sebagai ataupun seluruhnya,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan kententuan
yang berlaku.
Malang, 3 Agustus 2011
YangMenyatakan,
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi’robbil alamin
Ya Allah…Terima Kasih atas segala yang engkau berikan padaku hingga detik
ini. Tak henti-hentinya Saya mengucapkan syukur kepadaMu…Terima kasih
Ya Allah…Kini Selvi punya gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI….
Dimana Aku Telah berjuang keras untuk mendapatkan gelar ini tetapi akhirnya
perjuangan ini tidak sia- sia Amien….amien….Selvi mendapatkannya. Ini lha
karunia Allah SWT yang begitu hebat yang Selvi Dapat
Ayah…Ibu …Selvi LULUS..Skripsi ini Kupersembahkan buat kalian berdua
yang selalu mendukung selvi kapan pun. Maafin kalau selama ini selvi kurang
banyak membantu dirumah dan selalu merepotkan..hahahahhahahahaha
Makasih Ayah…Ibu Muach…Muach……LOVE YOU
Buat kakakku Tercinta Lisa Lindarto, S.E termakasih karena telah bayank
membantu dalam Skripsiku ini...Cium Sayang Dari adekmu ini.
Buat, BAyu teRimakasih udah setia menunggu, menemaniku,memberikan
Dukungannya dan doanya dengan tulus Love U
Buat,Anak –anak kost pink Kak Lina,Ticka,Imel,Vian,Riesma Yang Selalu
bikin aku gak Kesepian, yang selalu memberikan dukungan, ilmu dan
pengalaman,dan Ngertiin aku kalo aku lagi strees gara-gara skripsi…Semoga
kalian SeMua Cepat Nyusul YA Amien…….
BUat, anak –anak Omah kREAtif fitri,Alfi,Palen,Fuad,Ahok Terima kAsih
Banyak karena kalian Telah menjadi Motivasi Ku Dalam Berbgi Ilmu
pengeTahuan Dalam SkriPsiku Ini Dan SElvi juga Maksih Atas Doa,Ucapan
Semangat Dukungannya yang sangat Bermanfaat buat Selvi
Buat, Temen –Temen IKOM angkatan 2007 Makasih yo Rek…Dukungan dan
Semangatnya….yang Belumm lulus Ayoo Ndang Nyusul.Biar Kita Sama-sama
Lulus Cihuyyyyy Dan Semunya yang Udah Bantu Dan bEri DukunGan Buat
Selvi yang gak bisaaaa sebutin Satu per Satu…..TERIMA KASIH BANYAK
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirohim,
Alhamdulilah, segala puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang
Maha Pengasih dan Maha pemberi junjungan serta suri tauladan Nabi Muhammad
SAW. Karena dengan ijin beliaulah, skripsi dengan judul Pengaruh Terpaan Iklan
Sampoerna A Mild Versi Go Ahead Bayangan Di Televisi Terhadap Keputusan
Membeli (Studi Pada Komunitas Motor Vario Owner Club Malang) dapat
terselesaikan.
Skripsi ini meneliti tentang adakah pengaruh antara terpaan iklan Sampoerna A
Mild versi Go Ahead bayangan di televisi terhadap keputusan membeli oleh
Komunitas motor Vario
Owner Club
Malang dan seberapa besar pengaruh antara
terpaan iklan Sampoerna A Mild versi Go Ahead bayangan di televisi terhadap
keputusan membeli oleh Komunitas motor Vario
Owner Club
Malang. Penelitian ini
berupa penelitian
explanatory research.
Penulisan Skripsi ini diajukan kepada Jurusan Ilmu Komunikasi fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang sebagai persyaratan
untuk mendapatkan gelar sarjana (S-1). Mengingat perjuangan dalam mengerjakan
skripsi ini, dengan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu baik secara lansung maupun tidak langsung. Ucapan
Terima kasih ini, penulis sampaikan kepada:
1.
Dr. Muhadjir Effendy, M.Ap selaku Rektor di UMM yang
telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
2.
Bapak Dr. Wahyudi Winarjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
3.
Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si selaku Jurusan Ilmu
Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.
ilmu pengetahuan yang peneliti butuhkan dalam menyelesaikan
ini.
5.
Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si selaku pembimbing II
yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk pembimbing
peneliti serta memberi masukan-masukan ilmu pengetahuan
yang sangat berarti bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6.
Bapak Himawan Susanto, S.Sos selaku dosen wali Ilmu
Komunikasi Kelas C angkatan 2007
7.
Anak-anak Komunitas Motor Owner Club malang selaku
Informan dalam skripsi ini yang telah meluangkan waktu dan
segala bentuk dukungan yang diberikan kepada peneliti dan
menyelesaikan skripsi ini.
8.
Seluruh Dosen dan Semua Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Jurusan Ilmu komunikasi.
9.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis menyusun Skripsi ini sehingga dapat
terselesaikan.
Penulis sadar bahwa apa yang telah dikemukakan dalam skripsi ini
telah terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu Penulis menerima kritik
dan saran yang membangun dari pembaca dimana dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menyempurkan lagi penelitian yang terkait dengan Pengaruh
Terpan Iklan terhadap keputusan membeli yang akan datang, serta
menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.
Malang, Agustus 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….
i
LEMBAR PERSETUJUAN ...
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ...
iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ...
v
ABSTRAKSI ...
vi
ABSTRCT ...
viii
LEMBAR PERSEMBAHAN ...
x
KATA PENGANTAR ...
xi
DAFTAR ISI ...
xiii
DAFTAR TABEL ...
xvi
DAFTAR GAMBAR ...
xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...
xx
BAB I
: PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ...
1
B.
Rumusan Masalah ...
8
C.
Tujuan Penelitian ...
9
D.
Kegunaan Penelitian ...
9
E.
Tinjauan Pustaka ...
10
E.1
Periklanan ...
10
1.
Pengertian Periklanan ...
10
2.
Tujuan Periklanan ...
13
E.2
Pengertian Terpaan Iklan ...
15
E.3
Iklan Sebagai Kegiatan Komunikasi ...
16
E.4
Pesan Iklan ...
18
E.7
Keputusan Pembelian ...
30
1.
Pengertian Keputusan Pembelian ...
30
2.
Tahap-tahap dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian 31
E.8
Pengaruh Pesan Periklanan Terhadap Pengambilan Keputusan
Pembelian ...
38
E.9
Teori AIDDA ...
40
F.
Hipotesis ...
41
G.
Definisi Konseptual ...
42
H.
Definisi Operasional ...
43
I.
Metode Penelitian ...
44
I.1
Pendekatan Penelitian ...
44
I.2
Metode ...
45
I.3
Tipe Penelitian ...
45
J.
Tempat Penelitian ...
46
K.
Populasi dan Sampel ...
46
K.1
Populasi ...
46
K.2
Penentuan Jumlah Sampel ...
47
K.3
Teknik Pengambilan Sampel ...
48
L.
Teknik Pengumpulan Data ...
49
L.1
Angket atau
Quetioner
...
49
L.2
Dokumentasi ...
50
M.
Teknik Analisis Data ...
51
1.
Uji Validitas ...
52
2.
Uji Reliabilitas ...
53
3.
Uji Hipotesis ...
54
BAB II
: GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Obyek Penelitian ...
55
A.1
Sejarah Singkat Vario
Owner Club
Malang ...
56
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A.
Identitas Responden ...
77
1.
Responden Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ...
78
2.
Responden Dilihat Berdasarkan Tingkat Usia ...
78
3.
Responden Dilihat Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...
79
4.
Responden Dilihat Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...
80
B.
Terpaan Iklan Rokok Sampoerna A Mild Bagi Responden ...
81
C.
Keputusan Responden Terhadap Pembelian ...
95
D.
Pengaruh Antara Terpaan Iklan Sampoerna A Mild Versi
Go
Ahead
bayangan di Televisi Terhadap Keputusan Membeli Pada
Komunitas motor Vario Owner Club Malang ...
109
D.1
Uji Validitas ...
109
D.2
Uji Reliabilitas ...
110
E.
Analisis Regresi ...
112
BAB IV :
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ...
115
B.
Saran ...
116
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 2.1 Interpretasi Iklan A Mild versi Go Ahead Bayangan ...
71
Tabel 3.1 Jenis Kelamin Responden ...
78
Tabel 3.2 Tingkat Usia Responden ...
79
Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Responden ...
80
Tabel 3.4 Pekerjaan Responden ...
81
Tabel 3.5 Seringnya Responden Melihat Tayangan Iklan A Mild Versi
Go Ahead Bayangan ...
82
Tabel 3.6 Ketertarikan Responden Terhadap Tayangan Iklan A Mild
Versi Go Ahead Bayangan ...
83
Tabel 3.7 Pengaruh Frekuensi Penayangan Iklan A Mild Versi Go
Ahead Bayangan Terhadap Pembelian ...
85
Tabel 3.8 Pemahaman Responden Terhadap Isi Pesan ...
86
Tabel 3.9 Pemahaman Konsumen Terhadap Bahasa iklan A Mild
versi Go Ahead Bayangan ...
87
Tabel 3.10 Ketertarikan Responden Terhadap Model atau Tokoh Iklan
A Mild Versi Go Ahead Bayangan ...
89
Tabel 3.11 Pemahaman Konsumen Terhadap Alur Cerita Iklan A Mild
versi Go Ahead Bayangan ...
90
Tabel 3.12 Ketertarikan Responden Terhadap Macam Profesi Dalam
Iklan A Mild Versi Go Ahead Bayangan ...
91
Tabel 3.13 Ketertarikan Responden Terhadap Model Pria dan Wanita
Dalam Iklan A Mild Versi Go Ahead Bayangan ...
92
Tabel 3.14 Ketertarikan Responden Terhadap Musik Pada Tayangan
Iklan A Mild versi Go Ahead Bayangan ...
94
Tabel 3.16 Kesan Positif Tayangan Iklan A Mild versi Go Ahead
Bayangan Terhadap Keputusan Pembelian ...
97
Tabel 3.17 Merek Produk Rokok Sampoerna A Mild Mempengaruhi
Keputusan Pembelian ...
98
Tabel 3.18 Tingkat Keputusan Responden Dalam Merek Yang Mudah
Diingat, Dibaca dan Diucapkan ...
100
Tabel 3.19 Tingkat Keputusan Responden Dalam Pembelian Dalam
Kualitas Produk ...
102
Tabel 3.20 Tingkat Keputusan Pembelian Responden Terhadap
Pemilihan Bahan Yang Berkualitas ...
103
Tabel 3.21 Tingkat Keputusan Responden Terhadap Harga Produk
Yang Ditawarkan ...
104
Tabel 3.22 Tingkat Keputusan Responden Terhadap Harga Yang
Terjangkau ...
106
Tabel 3.23 Tingkat Keputusan Responden Berdasarkan Keyakinan
Memilih Produk Terbaik ...
107
Tabel 3.24 Tingkat Keputusan Responden Berdasarkan Pembelian
Produk Rokok Dilakukan Secara Sadar Dan Melalui
Penilaian Yang Rasional ...
108
Tabel 3.25 Uji Validitas Variabel ...
110
Tabel 3.26 Nilai alpha variabel X ...
111
Tabel 3.27 Nilai alpha variabel Y ...
111
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 1.1 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ...
32
Gambar 2.1 Suasana Kota………..
63
Gambar 2.2 Pria Membuka Tirai………
63
Gambar 2.3 Orang Hitam Meregankan Tubuh Didekat Kasur...
63
Gambar 2.4 Pria mengusap pipi ...
63
Gambar 2.5 Pria Keluar apartemen diikuti bayangan ...
64
Gambar 2.6 Pria berjalan ditrotoan dan orang hitam mengikutinya
sambil tersenyum-senyum ...
64
Gambar 2.7 Tampak
beberapa
orang
berdiri
ditrotoan
dan
bayangannya ...
64
Gambar 2.8 Tampak beberapa orang didalam bus dan bayangannya ....
64
Gambar 2.9 Orang – orang yang sedang pemanasan dikolam renang
bersama orang hitam masing – masing………...
65
Gambar 2.10 Pria gemuk dengan penutup kepala………...
65
Gambar 2.11
Orang hitam yang terlihat lebih proposional dibandingkan
dengan pria gemuk……….
65
Gambar 2.11 Orang hitam mengajak pria gemuk………..
65
Gambar 2.13 Pria mengitip si gadis, lalu orang hitam muncul
disamping pria………..
66
Gambar 2.14 Orang hitam gadis sedang memfotokopi wajahnya……..
66
Gambar 2.15 Pria Rambut Gimbal……….. 66
Gambar 2.16 Pria Rambut Gimbal Memompa Balon Orang Hitam
Sedang Tiduran Dikursi ...
66
Gambar 2.17 Wajah Pria Gemuk.. ...
67
Gambar 2.18 Orang Hitam Melompat Terlebih Dahulu ...
67
Gambar 2.20 Pria Gemuk Melompat Kedalam Kolam Renang ...
67
Gambar 2.21 Masuk Kedalam Air ...
68
Gambar 2.22 Pria Gemuk Menunjukan Muka Heran ...
68
Gambar 2.23 Pria Gemuk Menjadi Takjub Dan Berubah lagi Menjadi
lagi Menjadi ...
68
Gambar 2.24 Orang Hitam Pria Dan Wanita Sedang makan Bersama...
68
Gambar 2.25 Pria Melirik Wanita ...
69
Gambar 2.26 Wanita Tersipu ...
69
Gambar 2.27 Pria Tampak Optimis ...
69
Gambar 2.28 Mereka Saling Mendekat Dan Mulai
Berbincang-bincang ...
69
Gambar 2.29 Segerombol Orang Beserta Orang Hitam Berlari Kearah
Bibir Pantai ...
70
Gambar 2.30 Pria tersebut Mengikuti Orang hitam yang juga
Segerombolan Orang ...
70
Gambar 2.31 Pria tersebut berlari dan merentangkan tangannya
Sambil Memegang Kasur Balon Ditangan Kananya
Orang – orang yang berlari kearah matahari terbenam
dan muncul tag line iklan ...
70
Gambar 2.32 Merokok dapat menyebakan kanker, serangan jantung.,
Impotensi dan gangguan kehamilan dan jantung………..
70
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Kuesioner ... ...
Summarize
...
Frequencies
...
Correlation
...
Reliability
...
Regression
...
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2000.
Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa
. Cetakan
Keempat. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Amirullah. 2002.
Perilaku Konsumen.
Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Azwar, Saifuddin. 2007.
Metode Penelitian
. Edisi Pertama. Cetakan Kedelapan.
Penerbit Pustaka Pelaja. Yogyakarta.
Hasan Ali, 2008,
Marketing
, Cetakan 1, MedPress, Yogyakarta
Jogiyanto. 2004.
Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman
. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Kotler, Philip dan Armstrong Gary. 2001.
Prinsip-prinsip Pemasaran
. Jilid 2. Edisi
Kedelapan, Alih Bahasa : Damos Sihombing, Penerbit Erlangga, Jakarta
Kotler Philip. 2002.
Manajemen Pemasaran Edisi Milenium 2
. Penerbit PT.
Prenhallindo. Jakarta.
Kountor Ronny. 2004.
Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis
. Cetakan
2. PPM. Jakarta Pusat.
Lupiyoadi, Rambat, dan Hamdani, A. 2008,
Manajemen Pemasaran Jasa
, Edisi 2,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat. 2001.
Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktik
. Edisi
Pertama. Salemba Empat, Jakarta.
Sanusi, Anwar 2003,
Metodologi Penelitian Praktis Untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi
,
Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Buntara Media, Malang.
Sigit, Soehardi.
2002.
Pemasaran Praktis (Practical Management)
. Edisi Ketiga.
Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta.
Simamora, Henry. 2000.
Manajemen Pemasaran Internasional
. Jilid II. Cetakan
Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Simamora Bilson. 2001.
Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan
Profitable
.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sugiyono. 2002.
Metode Penelitian Bisnis
.
Cetakan Keempat. Penerbit CV.
Alfabeta. Bandung.
Sumarwan Ujang. 2003.
Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran
. Cetakan Pertama. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sutisna. 2002.
Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran
. Cetakan Kedua. PT.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Swastha, Basu, Dharmmesta, dan Handoko T., Hani, (2008),
Manajemen Pemasaran,
Analisis Perilaku Konsumen,
Edisi Pertama, Cetakan Keempat, BPFE,
Yogyakarta.
Swastha Basu. DH. 2002.
Azas-azas Marketing
. Edisi 3. Cetakan Kelima. Penerbit
Liberty. Yogyakarta.
Tandjung, Widjaja Jenu, (2004),
Marketing Management Pendekatan Pada
Nilai-nilai Pelanggan
, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Bayumedia, Malang Jawa
Timur.
Umar, Husein. 2008.
Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis
. Edisi Kedua.
PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Widayat, (2004),
Metode Penelitian Pemasaran
(
Aplikasi Software SPSS
), Edisi
Pertama, Cetakan Pertama, UMM Press, Malang.
Widayat dan Amirullah. 2002.
Riset Bisnis
. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Yunathan, Helmi. 2010.
Pengaruh Terpaan Iklan SMS Premium Ramalan Nasib Di
Televisi Terhadap Tindakan Mengirim Sms
(
Studi pada warga RW.01 Desa
Wonocoyo Kecamatan Panggul Trenggalek
).
Non buku :
Pakpahan, Deddy, H.
Harian Bisnis Indonesia
. Periode 15 Oktober 2008. Memahami
Posisi Sulit Iklan Rokok.
http://abstrakuniversitaspetra.com
: diakses tanggal 28 Juni 2011.
http://aidiblogsome.com
: diakses pada Mei 2011.
http://www.jurnaliklan.co.id
: diakses pada Juni 2011.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24174/5/Chapter%201.pdf
diakses
pada Maret 2011.
http://usu.ac.id
: diakses pada Mei 2011.
http://youtube.com
diakses pada Juli 2011.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Iklan merupakan bentuk komunikasi yang sungguh-sungguh dapat
merasuk dalam satu atau banyak lapisan dan anggota masyarakat. Televisi
sebagai salah satu bentuk media untuk beriklan, hal ini dikarenakan televisi
dipandang lebih efektif dalam menyampaikan pesan dan mempengaruhi
masyarakat apabila dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat
kabar, majalah dan sebagainya). Televisi menjadi media untuk beriklan,
sehingga kuat untuk mempersuasi orang lain. Kelebihan yang dimiliki televisi
sebagai salah satu media periklanan adalah kesan televisi yang realistik, hal ini
dikarenakan sifat televisi yang audio visual dan merupakan kombinasi warna-
warna, suara serta gerakan, sehingga membuat iklan-klan televisi nampak
begitu hidup dan nyata.
Media televisi sebagai media utama mempunyai pengaruh kuat
terhadap kehidupan manusia, baik pengaruh positif atau negatif. Pengaruh yang
positif tersebut, seperti fungsi menyebarkan informasi (to inform) dan fungsi
mendidik (to educate), dapat benar-benar dimanfaatkan, sedangkan fungsi
menghibur (to entertain) dan mempengaruhi (to influence) jangan sampai
merusak tata nilai. Bahwa televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan
pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para
penonton, ini adalah hal yang wajar. Jadi apabila ada hal-hal yang
mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah, bukanlah sesuatu yang
istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan
menghipnotis penonton, sehingga mereka seolah-olah hanyut dalam
keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangkan televisi. Bahwa
televisi gampang beradaptasi, memungkinkan adanya kombinasi suara, warna,
dan gerakan. Sebagai media visual utama, Televisi menggunakan teknik
bercerita dengan gambar. Citra-citra visual melompati proses logika otak dan
langsung disampaikan ke pusat emosi otak, menciptakan dampak emosi kuat
yang menjadi karakteristik televisi dan film.
Merokok adalah masalah kebiasaan. Merokok sudah dianggap hal
biasa dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai salah satu ritual kegiatan hidup
atau hanya untuk sebuah gengsi. Gulungan tembakau itu telah menjadi peran
penting dalam pergaulan yang sedikit banyak di antara kita tidak bisa
menampiknya. Bahaya kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan
kehamilan pada janin pun tak menyurutkan perilaku merokok. Tak ayal para
perokok itu membutuhkan lebih dari dua sampai tiga kali usaha sebelum
benar-benar berhenti. Alih-alih berhenti, perokok aktif itu pun menjadi perokok berat.
Produk rokok Sampoerna A Mild merupakan produk rokok yang
sudah dikenal oleh masyarakat luas. Merek Sampoerna A Mild menjadi suatu
jaminan bahwa produk rokok tersebut merupakan produk rokok rendah nikotin
terjamin mutunya sehingga dapat menjadi suatu alasan atau pertimbangan bagi
konsumen untuk membeli produk rokok tersebut. Di samping itu kemasan
produk rokok Sampoerna A Mild dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat
praktis dan menarik. Untuk faktor harga, maka harga yang ditetapkan untuk
produk rokok Sampoerna A Mild tidak terlalu mahal dan masih terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.
Adanya iklan di berbagai media dengan menampilkan bentuk dan
format yang menarik dan kreatif dapat memberikan informasi kepada calon
konsumen sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk mempengaruhi
konsumen agar mau membeli produk yang ditawarkan. Dari berbagai macam
media yang ada, banyak pengiklan yang memandang televisi sebagai media
yang paling efektif untuk menyampaikan informasi. Iklan yang ditayangkan
dengan menggunakan jasa televisi sangat beragam, diantaranya adalah iklan
rokok AMild. Dalam periklanan terdapat terpaan iklan yang merupakan bentuk
perwujudan pesan dan informasi yang hendak disampaikan kepada konsumen.
Setelah memastikan siapa target pasar sasaran dan menetapkan sasaran yang
ingin dicapai, suatu perusahaan akan dapat mendesain terpaan iklan yang
efektif. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui agar terpaan iklan
efektif, maka produsen rokok Sampoerna A Mild dalam merancang iklan agar
mempengaruhi persepsi konsumen yang pada akhirnya dapat berpengaruh
terhadap keputusan pembelian terhadap produk rokok tersebut.
Iklan Sampoerna A Mild dapat memberi pengaruh terhadap pembelian
dapat menjual barangnya, sedangkan disisi lain konsumen tidak memiliki
informasi yang memadai mengenai produk-produk barang dan jasa yang
tersedia di pasar. Khusus media televisi sangat efektif menjadi tempat untuk
iklan dan promosi. Televisi dapat menjangkau khalayak yang luas dalam waktu
yang tidak terlalu lama. Iklan televisi merupakan sebuah karya budaya yang
mampu menyuguhkan tontonan yang atraktif, fantastis dan impresif dengan
rekayasa audio-visualnya. Penyajiannya yang informatif dan persuasif menjadi
tontonan menarik. Sebab, selain menyuguhkan aneka ragam kebutuhan yang
dinamis, juga menunjukkan akrobatik peragaan yang mengundang selera
masyarakat. Berbagai warna kehidupan ditawarkan oleh “tipuan atau trik-trik”
gambar yang tersaji. Yang tanpa disadari telah menggiring terpaan iklan yang
disaksikan oleh media televisi. Iklan televisi telah menjadi kekuatan yang
memiliki daya ransang (stimulus) yang tinggi dengan menawarkan aneka
ragam kebutuhan. Dengan kata lain, iklan televisi mampu mengarahkan
penontonnya memberikan respons secara suka rela, dan pada akhirnya ia
memiliki andil yang kuat dalam pembentukan lingkungan atau perilaku
manusia untuk bersikap hedonis. Pengaruh iklan terhadap khalayak umumnya
dapat menambah pengetahuan dan memberikan informasi, sedangkan pada
khususnya setelah melihat tayangan iklan tersebut dapat diharapkan khalayak
secara langsung dapat terpengaruh sehingga dapat mengerti isi pesan yang
terdapat pada iklan tersebut, dan akhirnya dapat memberikan respon yang
positif karena seringnya iklan tersebut ditanyangkan secara berulang-ulang
kontroversi seperti tindakan seorang berubah karena memperoleh terpaan iklan
tertentu. Akibatnya secara kompultif terpaan iklan dapat terjadi sepanjang
kehidupan seseorang dan berperan untuk peneguhan nilai-nilai baru,
memodifikasi serta membuang nilai-nilai lama. Iklan telah mempengaruhi
manusia untuk memilih apa saja mulai dari kebutuhan barang maupun jasa.
Banyak sekali iklan rokok A Mild dalam berbagai versi yang sudah
beredar dewasa ini dan dari beberapa iklan yang telah mendewasa ini A Mild
selalu mempunyai ide-ide kreatif untuk mempromosikan produknya tersebut
melalui iklan yang selalu mempunyai tag line yang unik disetiap kemuculannya
beberapa contoh revolusi iklan A MILD.“Tanya Kenapa”, A Mild begitu tajam
mengangkat berbagai isu publik ke dalam iklannya. Dalam penelitian ini,
peneliti akan meneliti salah satu iklan komersil rokok yaitu Iklan Sampoerna A
Mild versi Go Ahead bayangan orang hitam, iklan ini mempunyai daya tarik
tersendiri.
Iklan rokok Sampoerna A Mild versi Go Ahead bayangan ini dapat
dilihat di media massa khususnya televisi, karena dengan banyaknya stasiun
televise di Indonesia iklan ini ditanyangan dibeberapa stasiun televise
antaranya Indosiar, RCTI, ANTV, Global TV, Trans7, Trans TV, SCTV,
MNC TV, TV One dan yang lainnya. Seperti diungkapkan oleh Schram bahwa
televise menjadi sarana yang sangat efektif untuk mempropagandakan hasil
produksi dalam mencari keuntugan secara materi dalam kemasan iklan.
Semakin menyuburkan produksi iklan di tanah air, dan menjadikan iklan
Selain itu dalam waktu penayanganya iklan rokok sampoerna A mild
versi Go ahead bayangan ini sangat banyak ditayangkan pada malam hari
pukul 23.00-24.00 wib dengan durasi 15 detik dan frekuensi penayangan dalam
setiap minggu bisa sampai 3 sampai 5 kali tanyang.
Penelitian ini dilakukan pada komunitas motor Vario owner Club
Malang mengingat dunia otomotif adalah dunia yang menarik dan penuh
dinamika, tidak hanya dari perkembangan teknologi kendaraan bermotornya
saja tetapi juga dari pelaku otomotif itu sendiri. Dari para pecinta otomotif
inilah seringkali terbentuknya sebuah klub atau komunitas otomotif. Dari
komunitas ini pula kadang bisa muncul suatu kebiasaan, salah satunya adalah
kebiasaan merokok. Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh
faktor sosial atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh
lingkungan sekitar, baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya.
Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk
mencari jati diri mereka. Dengan melihat apa yang dilakukan orang lain dan
kadang kala mencoba untuk meniru apa yang dilakukan orang lain. Hal itu
merupakan suatu proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan
belajar menjalani hidup bersosial. Namun sangat disayangkan, tidak hanya
kebiasaan yang baik saja yang ditiru melainkan juga
kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan-kebiasaan merokok. Jika seseorang yang bukan
perokok, hidup atau berkerja bersama dengan seorang perokok, secara otomatis
merokok, mungkin juga sebaliknya yang perokok mengurangi konsumsi rokok.
Baik disadari maupun tidak disadari, adaptasi tersebut dilakukan untuk
berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berusaha untuk diterima di
lingkungan sosialnya, terlebih lagi untuk usia remaja. Hal ini seperti terdapat
dalam kutipan http/cairudin-generasicerdas.blogspot.com bahwa:
“Sekarang ini jumlah perokok didunia semakin bertambah, bahkan
didominasi oleh kawula muda, dominasi ini terjadi karena mereka menganggap
dengan merokok maka mereka akan terlihat keren, cool dsb. Apalagi dari
anggapan bahwa rokok sebagai obat penyembuh, lambang persahabatan dan
persaudaraan, rokok kemudian berkembang menjadi simbol kejantanan pria”.
Bahkan sebagian besar masyarakat tidak bisa lepas dari kebiasaan merokok,
apalagi kaum bikers, tidak merokok malah dianggap aneh.
Pernyataan lain dikemukakan dalam Harian Bisnis Indonesia (Oktober
2008) bahwa: Banyak orang mengemukakan alasannya mengapa ia merokok,
karena mereka tidak mau tersisih dari lingkaran pergaulan. Hal ini sering kita
jumpai di kalangan remaja. Seorang remaja yang tidak merokok disebut
“kuper” alias kurang pergaulan. Atau ada pula yang menyebutnya
“kampungan”, entah apa relevansi kampungan dengan tidak merokok. Merasa
harga dirinya terancam, mereka bergegas mencoba-yang berarti juga
menyesuaikan diri dengan lingkara pergaulan satu dua batang rokok dihisap
dan lama-kelamaan terlena.
Dalam teorinya biasanya motor Vario (matic) identik dengan jenis
digas dan direm saja dan larinyapun kencang. Namun untuk yang masuk dalam
komunitas motor Vario, mayoritasnya adalah kamu laki-laki mengingat sering
melakukan kegiatan kumpul-kumpul bareng dan tur lintas pulau.
Selama ini media televisi adalah media paling mahal yang dianggap
paling ‘efektif” dalam menjangkau konsumen karena jangkauannya yang luas
dan dalam bentuk audio video yang menarik. Di berbagai media lain, biaya
pemasangan lebih murah, namun jangkauan relatif lebih sempit. Sehingga
media iklan yang dipilih sebagai bahan dalam penelitian ini adalah media
televisi. Untuk itulah penelitian ini mengambil judul: Pengaruh Terpaan Iklan
Sampoerna A Mild Versi Go Ahead bayangan di Televisi Terhadap Keputusan
Membeli (Studi Pada Komunitas motor Vario Owner Club Malang).
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh antara terpaan iklan Sampoerna A Mild versi Go Ahead
bayangan di televisi terhadap keputusan membeli rokok Sampoerna A Mild
oleh Komunitas motor Vario Owner Club Malang?
2. Seberapa besar pengaruh antara terpaan iklan Sampoerna A Mild versi Go
Ahead bayangan di televisi terhadap keputusan membeli rokok Sampoerna
C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian ini
menjadi lebih terarah secara jelas maka perlu ditetapkan tujuannya adalah:
1. Untuk mengetahui adanya pengaruh terpaan iklan Sampoerna A Mild versi
Go Ahead bayangan di televisi terhadap keputusan membeli rokok
Sampoerna A Mild oleh Komunitas motor Vario Owner Club Malang.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh terpaan iklan Sampoerna A Mild
versi Go Ahead bayangan di televisi terhadap keputusan membeli rokok
Sampoerna A Mild oleh Komunitas motor Vario Owner Club Malang.
D.Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang diwujudkan dalam bentuk penulisan skripsi
ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan
pertimbangan bagi pihak perusahaan terutama untuk mengetahui pengaruh
terpaan iklan Sampoerna A Mild Versi Go Ahead bayangan di televisi
terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A Mild.
2. Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menambah dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah, serta
untuk melatih berpikir secara logis dan mampu menulis serta
mengintegrasikan teori-teori.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti
E.Tinjauan Pustaka
E.1 Periklanan
1. Pengertian Periklanan
Periklanan sebagai salah satu usaha atau sarana untuk
mengkomunikasikan suatu produk kepada konsumen. Melalui
komunikasi pemasaran yang ada, konsumen dapat memperoleh
informasi tentang produk dan harga, serta tersedianya produk yang
ditawarkan. Pengertian periklanan menurut Alma (2000:139):
“Periklanan merupakan penyampaian pesan-pesan penjualan yang
diarahkan kepada masyarakat melalui cara-cara yang persuasif yang
bertujuan menjual barang, jasa atau ide”. Definisi periklanan dapat
dikemukakan sebagai berikut:
Menurut Hasan (2008:376): Iklan merupakan setiap bentuk
penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang-barang atau jasa yang
dibayar oleh sponsor yang telah diidentifikasi. Dengan demikian
bahwa periklanan:
1. Merupakan alat komunikasi pemasaran produk maupun
jasa yang dibayar oleh sponsor khusus dengan cara
mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang, jasa
secara nonpersonal.
2. Rancangan pesan secara khusus dan disampaikan
melalui sarana media (pers, radio, televisi, dan lain-lain)
3. Kegiatan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pengendalian-pengawasan iklan.
Iklan menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2008:120):
Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal
(impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan barang
dan jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran adalah untuk
membangun kesadaran (awarenes) terhadap keberadaan produk yang
ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang barang yang
ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau
menggunakan produk tersebut, dan membedakan diri dari perusahaan
satu dengan perusahaan lain.
Secara lebih lengkap Sigit (2002:55) mendefinisikan
periklanan atau yang sering disebut dengan advertising sebagai
berikut: Cara penyajian dengan cetakan, tulisan, kata-kata,
gambar-gambar, atau menggunakan orang, produk, atau jasa yang dilakukan
oleh suatu lembaga (perusahaan) dengan maksud untuk
mempengaruhi dan meningkatkan penjualan, meningkatkan
pemakaian, atau untuk memperoleh suara, dukungan atau pendapat.
Secara lebih lengkap menurut Sutisna (2002:275-276),
bahwasannya definisi standar dari periklanan biasanya mengandung
enam elemen.
a. Pertama, periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar,
masyarakat, biasanya menggunakan ruang khusus yang gratis, atau
walaupun harus membayar tapi dengan jumlah yang sedikit.
b. Kedua, selain pesan yang harus disampaikan harus dibayar, dalam
iklan juga terjadi proses identifikasi sponsor. Iklan bukan hanya
menampilkan pesan mengenai kehebatan produk yang ditawarkan,
tapi juga sekaligus menyampaikan pesan agar konsumen sadar
mengenai perusahaan yang memproduksi produk yang ditawarkan
itu.
c. Maksud utama kebanyakan iklan adalah untuk membujuk atau
mempengaruhi konsumen untuk melakukan sesuatu. Dalam iklan,
pesan dirancang sedemikian rupa agar bisa membujuk atau
mempengaruhi konsumen.
d. Keempat, periklanan memerlukan elemen media massa sebagai
media penyampaian pesan. Media massa merupakan sarana untuk
menyampaikan pesan kepada audiens sasaran.
e. Penggunaan media massa ini menjadikan periklanan dikategorikan
sebagai komunikasi massal, sehingga periklanan mempunyai sifat
bukan pribadi (non personal).
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
periklanan adalah suatu cara komunikasi yang disampaikan untuk
menarik perhatian atau untuk mempengaruhi konsumen potensional
maupun gambar atau menggunakan orang, produk atau jasa melalui
sebuah media periklanan.
2. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan (advertising objectives) adalah tugas
komunikasi tertentu yang harus dilakukan dengan audiens sasaran
tertentu selama periode waktu yang tertentu. “Tujuan periklanan dapat
digolongkan menurut keperluan utamanya apakah memberi informasi,
membujuk, atau mengingatkan” (Kotler dan Armstrong, 2001:154).
Sebenarnya, apakah tujuan utama periklanan? Jawabannya
sangat sederhana yaitu untuk menjual. Dewasa ini iklan memegang
peranan yang sangat penting sehingga, terkadang suatu perusahaan
menghadapi pilihan: beriklan atau mati. Di sini kita dapat melihat betapa
pentingnya manfaat suatu iklan (Tandjung, 2004:83).
Secara lebih sederhana dikemukakan bahwa: “Tujuan utama
advertensi ialah untuk meningkatkan penjualan/pemakaian” (Sigit,
2002:55). Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya
periklanan bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan
mempengaruhi konsumen agar mau membeli produk yang ditawarkan.
Bagi konsumen iklan dapat membantu dan memberikan informasi kepada
konsumen mengenai suatu produk.
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Kotler dan Keller
komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada
audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan dapat
digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan,
membujuk, mengingatkan, atau memperkuat.
Hal senada dikemukakan Simamora (2001:305) yang
menyatakan bahwa ada tiga sasaran utama periklanan yaitu: ”Untuk
memberitahukan (to inform), membujuk (to persuade) dan mengingat (to
remind)”. Berdasarkan sasaran utama tersebut, maka Simamora
(2001:306-307) membagi iklan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Iklan informatif, yaitu iklan yang diarahkan untuk memperkenalkan
suatu kategori produk baru. Iklan begini biasanya berusaha
menciptakan permintaan primer.
b. Iklan persuasif adalah iklan yang diarahkan untuk membujuk
konsumen agar memilih merk tertentu. Iklan begini biasanya muncul
pada suasana persaingan, dimana setiap merek berusaha menciptakan
permintaan selektif. Untuk menarik konsumen, kadang-kadang
perusahaan membandingkan produknya dari produk lain. Misalnya
obat nyamuk HIT yang mengklaim tidak ada yang lebih bagus dari
HIT, tetapi yang lebih mahal banyak.
c. Iklan mengingatkan yang penting untuk produk yang telah dewasa.
Iklan ini ditujukan kepada pembeli atau calon pembeli (prospek)
yang menguatkan (reinforcement advertising) yang menyakinkan
konsumen bahwa keputusan mereka untuk membeli adalah benar.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa
pada dasarnya tujuan pengiklanan adalah komunikasi yang efektif dalam
rangka mengubah sikap dan perilaku konsumen. Namun begitu terdapat
tiga tujuan utama periklanan yaitu memberitahukan, mempengaruhi dan
mengingatkan.
E.2 Pengertian Terpaan Iklan
Iklan merupakan salah satu faktor kebudayaan penting yang
mencetak dan merefleksikan kehidupan kita saat ini. Terpaan iklan
merupakan keadaan khalayak terkena oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh
media massa. Dari konsep di atas didapatkan definisi konseptual dari terpaan
iklan adalah terjadinya perubahan pendapat, sikap, dan perilaku khalayak
sebagai manifestasi dari tanggapan terhadap informasi yang diberikan oleh
media massa (Yunathan, 2010). Pengertian terpaan dalam penelitian ini
adalah suatu keadaan dimana khalayak sasaran terkena pesan komunikasi
yang terdapat di suatu media massa.
Terpaan iklan merupakan suatu proses dimana terjadi respon
kognitif atau pemikiran ketika mereka membaca, melihat atau mendengar
komunikasi tersebut. Iklan merupakan salah satu cara yang digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan komunikasi kepada publiknya. Melalui iklan,
perusahaan dapat mengkomunikasikan, memberi informasi serta
masyarakat. Banyak media yang dapat digunakan untuk beriklan, salah
satunya melalui televisi karena televisi merupakan media komunikasi yang
efektif dengan keunggulannya dalam bentuk audio dan visual, dibanding
media lain yang hanya audio saja atau visual saja.
Jadi pengertian terpaan iklan televisi rokok Sampoerna A Mild
dalam penelitian ini adalah suatu keadaan dimana khalayak sasaran, dalam
hal ini Komunitas Vario Owner Club Malang terkena pesan komunikasi
iklan Sampoerna A Mild yang berdampak bagi pengetahuan, sikap dan
tingkah laku yang disampaikan melalui perantara media elektronik, yang
dapat memancarkan suara dan gambar yaitu televisi.
Terdapat dua model berbeda yang muncul dari respon terhadap
iklan. Pertama, menyimpulkan bahwa khalayak harus diterpa oleh iklan
beberapa kali agar sebuah iklan dapat efektif (frekuensi). Faktor yang
kedua berhubungan dengan terpaan yang melibatkan sikap konsumen
terhadap siklus yang panjang terhadap iklan yang sama (intensitas).
E.3 Iklan Sebagai Kegiatan Komunikasi
Tujuan periklanan umumnya mengadung misi komunikasi.
Periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk
menarik kesadaran, menanamkan informasi mengembangkan sikap atau
mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan
konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman
konsumen, serta kekuasaan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut.
Sedangkan iklan merupakan komunikasi yang komplek dengan tujuan
untuk mendorong ke berbagai jenis dampak seperti pemikiran konsumen,
perasaan dan tindakan. Iklan juga merupakan suatu jenis komunikasi
pemasaran yang digunakan pemasar untuk menjangkau dan
menyampaikan pesan pada pelanggan. Dengan kata lain, jika orang
tersebut bereaksi sesuai dengan yang diharapkan pemasang iklan maka
iklan tersebut bisa dikatakan efektif. Menurut Laswell, proses komunikasi
terdiri dari 5 unsur utama, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan
dan efek (Mulyana.2001).
Definisi komunikasi menurut Carl I. Hovland (Setiadi, 2008:239)
komunikasi adalah proses dimana seseorang individu (komunikator)
mengoperkan perangsang (biasanya lambang-lambang bahasa) untuk
merubah tingkah laku individu-individu yang lain (komunikan).
Himpunan peraturan dan etika periklanan Indonesia menjelaskan
perusahan menggunakan periklanan dengan tujuan melakukan komunikasi
secara persuasif kepada masyarakat yang menjadi target. Periklanan
merupakan sebuah komunikasi yang selalu membawa dampak terhadap
perilaku khalayak. Periklanan merupakan kegiatan yang terkait pada dua
periklanan merupakan proses atau kegiatan pihak-pihak sponsor
(pemasang iklan), media massa, dan agen periklanan (Suhandang, 2005).
Dalam komunikasi persuasif (persuasi) ini yang dikehendaki
justru perubahan perilaku, kenyakinan dan sikap yang lebih mantap
seolah-olah perubahan tersebut bukan atas kehendak komunikan sendiri.
(Setiadi.2008:244).
E.4 Pesan Iklan
Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari konsumen,
pihak pemasar selanjutnya mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya
pesan setidaknya harus dapat menarik perhatian konsumen. Namun pada
kenyataannya hanya sedikit pesan yang mampu membawa konsumen
melakukan semua tahap mulai dari adanya minat sampai tahap pembelian.
Sutisna (2002:278) mengemukakan bahwa: Untuk menampilkan pesan
iklan yang mampu membujuk, mampu membangkitkan dan
mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan,
memerlukan daya tarik bagi audiens sasaran. Daya tarik iklan sangat
penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi dengan
audiens.
Dalam mendesain pesan iklan terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Menurut Simamora (2001:290-292) bahwa: Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain pesan yang efektif, yaitu
menyampaikannya (struktur pesan), dan bagaimana menjabarkan pesan ke
dalam simbol-simbol (format pesan) serta menyeleksi sumber pesan.
1. Isi Pesan
Isi pesan perlu didesain agar menarik. Ada tiga jenis daya tarik pesan
yang bisa digunakan, yaitu daya tarik rasional, daya tarik emosional,
dan daya tarik moral. Daya tarik rasional adalah segala hal yang secara
logis membuktikan kelebihan atau manfaat produk. Daya tarik
emosional adalah usaha untuk membangkitkan emosi positif atau
negatif yang dapat memotivasi pembelian. Emosi tersebut dapat berupa
perasaan bersalah, rasa takut dan rasa malu, yang membuat orang-orang
merasa memerlukan atau menghentikan. Selain emosi negatif (rasa
takut, bersalah, dan malu) seperti di atas, dapat juga digunakan emosi
positif seperti cinta, humor, kebanggaan dan kesenangan. Daya tarik
moral berkaitan dengan apa yang benar, apa yang tepat atau apa yang
seharusnya.
2. Struktur Pesan
Ada tiga isu yang berkaitan dengan struktur pesan. Pertama, apakah
mengambil kesimpulan atau kesimpulan diserahkan kepada audiens?
Kebanyakan pesan mengambil keputusan sendiri. Kedua, apakah
menampilkan argumen satu sisi, yaitu hanya menyebutkan
kelebihan-kelebihan produk, ataukah argumen dua sisi, yaitu menyebutkan
kekurangan-kekurangan produk selain kelebihan-kelebihannya.
yang berlebihan menyebutkan kelebihan-kelebihannya sehingga
konsumen kecewa setelah membeli. Argumen dua sisi jarang
digunakan, walaupun dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan.
Ketiga isu yang berkaitan dengan penempatan argumen paling kuat,
apakah di bagian awal, di bagian tengah atau di bagian akhir. Kalau di
awal, dapat diperoleh perhatian yang kuat, namun terjadi anti klimaks
pada bagian akhir.
3. Format Pesan
Dalam promosi tercetak, format menyangkut lay out, yaitu penempatan
head line, copy, ilustrasi, dan warna. Dalam promosi audio (yang bisa
didengar), format menyangkut pemilihan kata, bunyi dan suara. Dalam
promosi melalui media audio visual, format menyangkut headline,
warna, copy, ilustrasi, suara, bunyi, dan pemilihan kata. Semua itu harus
diatur.
4. Menyeleksi Sumber Pesan
Dampak yang ditimbulkan pesan pada penerima juga dipengaruhi oleh
pandangan penerima terhadap pengirim pesan (sender). Pesan yang
disampaikan oleh orang yang kredibilitasnya tinggi tentu lebih
berdampak dibanding kalau pengirimnya orang yang tidak dikenal.
Itulah sebabnya dalam iklan, misalnya, bintang iklannya kebanyakan
Dalam menentukan sumber pesan, atau orang yang menyampaikan
pesan, ada tiga faktor yang penting diperhatikan, yaitu keahlian, dapat
dipercaya, dan disukai.
Lebih lanjut Kotler (2002:633-637) menyatakan bahwa:
“Memformulasikan pesan memerlukan pemecahan atas empat masalah:
apa yang akan dikatakan isi pesan, bagaimana mengatakannya secara logis
(struktur pesan), bagaimana mengatakannya secara simbolis (format
pesan) dan siapa yang seharusnya mengatakannya (sumber pesan)”.
1. Isi pesan
Isi pesan perlu didesain agar menarik. Dalam menentukan isi
pesan yang terbaik, manajemen mencari daya tarik, tema, ide atau
usulan penjualan yang unik. Dengan kata lain komunikator harus
mencari tahu daya tarik atau tema apa yang akan menghasilkan respon
yang dikehendaki. Ada tiga jenis daya tarik pesan yang dapat digunakan
yaitu daya tarik rasional, daya tarik emosional dan daya tarik moral.
Menurut Simamora (2001:290) bahwa: “Daya tarik rasional
adalah segala hal yang secara logis membuktikan kelebihan atau
manfaat produk.” Daya tarik rasional membangkitkan minat seseorang.
Daya tarik rasional menunjukkan bahwa produk tersebut akan
menghasilkan manfaat seperti yang dikatakan. Contohnya adalah pesan
yang menunjukkan mutu, nilai ekonomis, manfaat atau kinerja suatu
Daya tarik emosional menurut Simamora (2001:291) adalah:
“Usaha untuk membangkitkan emosi positif atau negatif yang dapat
memotivasi pembelian.” Daya tarik emosional mencoba
membangkitkan emosi positif atau negatif yang akan memotivasi
pembelian. Komunikator dapat menggunakan daya tarik emosional
positif seperti cinta, rasa bangga, keceriaan dan humor. Komunikator
juga dapat menggunakan daya tarik emosional negatif seperti rasa takut,
rasa bersalah, dan rasa malu yang dapat mendorong orang melakukan
hal-hal yang seharusnya mereka lakukan.
Daya tarik moral diarahkan pada perasaan audiens tentang apa
yang benar dan tepat. Menurut Simamora (2001:291) bahwa: “Daya
tarik moral berkaitan dengan apa yang benar, apa yang tepat atau apa
yang seharusnya.” Daya tarik moral sering digunakan untuk mendorong
orang mendukung masalah-masalah sosial, seperti lingkungan hidup
yang lebih bersih, hubungan antar ras yang lebih baik, persamaan hak
bagi wanita dan bantuan bagi orang yang berkekurangan.
2. Struktur pesan
Efektivitas suatu pesan tergantung pada struktur dan isi pesan.
Beberapa hasil penelitian awal lebih mendukung pembuatan
kesimpulan bagi audiens daripada membiarkan audiens menarik
kesimpulannya sendiri. Namun, penelitian yang lebih baru
pertanyaan dan membiarkan para pembaca dan pemirsa menarik
kesimpulan mereka sendiri.
Orang mungkin beranggapan bahwa penyajian sepihak (
one-sided presentations) yang memuji keunggulan-keunggulan suatu
produk akan lebih efektif dibandingkan dengan argumen dua pihak
(two-sided arguments) yang juga menunjukkan kekurangan produk.
Namun pesan dua pihak tersebut mungkin akan lebih tepat dalam situasi
tertentu, terutama jika kesan negatif harus diatasi.
3. Format pesan
Komunikator harus mengembangkan format pesan yang kuat.
Dalam iklan tercetak, komunikator harus memutuskan judul, kata-kata,
ilustrasi, dan warna. Jika pesan disampaikan melalui radio, maka
komunikator harus dengan teliti memilih kata, mutu suara, dan
vokalisasi. “Suara” orang yang mempromosikan mobil bekas harus
berbeda dengan suara yang mengiklankan Cadillac baru. Jika pesan
disampaikan melalui televisi atau langsung secara pribadi, maka semua
unsur tadi serta bahasa tubuh (isyarat nonverbal) harus direncanakan
dahulu. Penyaji harus memperhatikan ekspresi wajah, gerak isyarat,
pakaian, postur dan gaya rambut. Jika pesan disampaikan melalui
produk atau kemasannya, maka komunikator harus memperhatikan
warna, tekstur, aroma, ukuran dan bentuk. Warna memainkan peran
4. Sumber pesan
Pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik atau
terkenal akan lebih menarik perhatian dan mudah diingat. Itulah
sebabnya mengapa pengiklan sering menggunakan orang-orang terkenal
sebagai juru bicara atau sebagai sumber pesan. Berkaitan dengan
sumber pesan maka menurut Simamora (2001:293) bahwa: Dampak
yang ditimbulkan pesan pada penerima juga dipengaruhi oleh
pandangan penerima terhadap pengirim pesan (sender). Pesan yang
disampaikan oleh orang yang kredibilitasnya tinggi tentu lebih
berdampak dibanding kalau pengirimnya orang yang tidak dikenal.
Itulah sebabnya dalam iklan, misalnya bintang iklannya kebanyakan
orang-orang yang terkenal.
Penggunaan orang-orang terkenal akan efektif jika mereka
dapat melambangkan atribut produk yang utama. Tetapi yang sama
pentingnya adalah kredibilitas model iklan tersebut sebagai sumber
pesan. Pesan yang disampaikan oleh sumber yang sangat terpercaya
akan lebih persuasif. Faktor-faktor apa yang melandasi kredibilitas
sumber? Tiga faktor yang paling sering diidentifikasi adalah keahlian,
kelayakan untuk dipercaya, dan kemampuan untuk disukai.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu simpulan
bahwa sebuah pesan harus menyelesaikan pemecahan atas empat masalah:
logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya secara simbolis (format
pesan) dan siapa yang seharusnya mengatakannya (sumber pesan).
E.5 Elemen Iklan
Untuk mengetahui apakah iklan suatu produk sesuai dengan
keinginan atau dapat menarik perhatian masyarakat maka diperlukan
elemen-elemen iklan sebagai berikut:
a. Elemen heard word/suara
Maksudnya adalah kata-kata yang terdengar dalam iklan yang dapat
membuat audiens semakin mengerti akan maksud pesan iklan yang
disampaikan.
b. Elemen Musik
Maksudnya adalah ilustrasi musik yang terdapat dalam tayangan iklan
termasuk iringan musik maupun lagu yang disampaikan.
c. Elemen seen words
Maksudnya adalah kata-kata yang terlihat pada tanyangan iklan untuk
menjelaskan maksud tanyangan tersebut. Kata-kata yang digunakan
harus mendukung manfaat produk yang dikomunkasikan dalam
periklanan dan juga dapat mempengaruhi benak pemirsa.
d. Elemen picture/gambar
Maksudnya adalah gambar atau tanyangan iklan meliputi obyek yang
e. Elemen Colour
Maksudnya adalah komposisi atau keserasian warna gambar serta
pengaturan cahaya yang terdapat dalam tampilan tanyangan iklan.
f. Elemen movement
Maksudnya adalah gerakan yang ada terlihat pada tanyangan iklan yang
dapat mempengaruhi emosi seseorang untuk larut di dalamnya meliputi
fragmen cerita dari adegan yang ditampilkan.
E.6 Pemilihan Media
Dalam mengadakan periklanan, manajemen dihadapkan pada
masalah pemilihan media yang akan dipakai. Masalah ini sangat penting
karena tidak semua media yang ada selalu cocok untuk digunakan. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media yang akan
digunakan untuk periklanan adalah: 1) tujuan periklanan, 2) sirkulasi
media, 3) keperluan berita, 4) waktu dan lokasi dimana keputusan membeli
dibuat, 5) biaya advertensi, 6) kerjasama dan bantuan promosi yang
ditawarkan oleh media, 7) karakteristik media, dan 8) kebaikan serta
keburukan media.
a. Tujuan Periklanan
Dari beberapa tujuan periklanan yang ada, misalnya perusahaan
mengutamakan kecepatan sampainya berita kepada masyarakat atau
b. Sirkulasi Media
Sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas pola
distribusi produknya, baik distribusi secara geografis maupun distribusi
pada segmen pasar yang dituju. Apabila ditribusi produknya hanya
meliputi daerah lokal saja, maka iklan yang diperlukan cukup dipasang
pada media yang memiliki sirkulasi di daerah lokal tersebut. Dari segi
lain, untuk produk-produk yang dipasarkan pada segmen pasar tertentu,
misalnya produk untuk wanita, dapat diiklankan melalui majalah
kewanitaan.
c. Keperluan Berita
Ada beberapa produk yang dalam periklanannya perlu disertai dengan
gambar, tidak hanya tulisan melulu. Jadi, berita yang harus disampaikan
dirangkai dengan gambar, misalnya iklan untuk mobil, rumah, almari
es, mesin jahit dan sebagainya.
d. Waktu dan Lokasi Dimana Keputusan Membeli Dibuat
Faktor waktu dan tempat dimana keputusan membeli dibuat juga
memberikan pengaruh dalam pemilihan media yang akan digunakan.
Sering terjadi bahwa setelah seseorang melihat sebuah iklan, kemudian
dalam jangka waktu pendek mengambil keputusan untuk membeli.
Perlu juga diperhatikan bahwa keputusan yang diambil tidak selalu
terjadi dirumah, tetapi dapat terjadi di jalan, di kantor, atau di tempat
e. Biaya Advertensi
Pertimbangan biaya ini dihubungkan dengan jumlah dana yang tersedia
dan sirkulasi media yang akan digunakan. Makin luas sirkulasi media
tersebut, semakin tinggi pula biaya pemasangan iklannya. Namun
tingginya biaya tersebut diimbangi dengan makin banyaknya jumlah
pembaca atau pendengar yang dapat dicapai. Sehingga dapat
diharapkan jumlah pembelinya akan semakin besar.
f. Kerjasama dan Bantuann Promosi yang Ditawarkan oleh Media
Pada umumnya manajemen lebih condong untuk memilih media yang
bersedia mengadakan kerjasama yang baik dan memberikan bantuan
promosi yang lebih besar. Kerjasama tersebut dapat dilakukan secara
terus menerus dengan memberikan kesempatan pembayaran biaya
advertensi kepada perusahaan dalam jangka waktu yang lebih lama.
g. Karakteristik Media, dan
Untuk mengambil keputusan tentang media yang akan dipilih, perlu
dipertimbangkan karakteristiknya.
h. Kebaikan serta Keburukan Media
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah
faktor kebaikan dan keburukan dari media yang akan dipergunakan.
Adapun menurut Swastha (2002:253-256) kebaikan-kebaikan serta
beberapa keburukan media-media yang ada adalah sebagai berikut:
1) Surat kabar
- Sangat fleksibel
- Dapat dinikmati lebih lama
Keburukan: - Mudah diabaikan
- Cepat basi
2) Majalah
Kebaikan: - Dapat dinikmati lebih lama
-Pembacanya lebih selektif
-Dapat mengemukakan gambar yang menarik
Keburukan: - Biayanya relatif tinggi
-Fleksibilitas rendah
3) Televisi
Kebaikan: - Dapat dinikmati oleh siapa saja
-Waktu dan acara siarannya sudah tertentu
-Dapat memberikan kombinasi antara suara dengan
gambar yang bergerak
Keburukan: - Biayanya relatif tinggi
-Hanya dapat dinikmati sebentar
-Kurang fleksibel
4) Radio
Kebaikan: - Biayanya relatif rendah
-Dapat diterima oleh siapa saja
Keburukan:
-Waktunya terbatas
-Tidak dapat mengemukakan gambar
-Pendengar sering kurang mendengarkan secara penuh
karena sambil melakukan pekerjaan lain.
E.7 Keputusan Pembelian
1. Pengertian Keputusan Pembelian
Semua kegiatan yang dilakukan perusahaan melalui pemasaran
diharapkan dapat mempengaruhi konsumen sehingga sampai pada
keputusan pembelian. Keputusan pembelian dapat diartikan sebagai
keputusan konsumen untuk membeli produk dengan didasari oleh
adanya niat untuk melakukan pembelian.
Keputusan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
setiap orang, dalam setiap waktu dan di segala tempat, keputusan
tersebut termasuk keputusan yang menyangkut kegiatan individu.
Keputusan pembelian merupakan analisis mengatasi permasalahan.
Menurut Sumarwan (2003:289) mendefinisikan suatu keputusan
sebagai: ”Pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan
alternatif”.
Berdasarkan pengertian dari Lupiyoadi (2001:134) keputusan
pembelian itu sendiri diartikan sebagai: ”Suatu keputusan konsumen
untuk membeli atau menggunakan jasa tertentu yang ditawarkan dengan
Sehubungan dengan keputusan pembelian Sutisna (2002:15)
mengemukakan bahwa: “Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk
melakukan pembedaan suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas
pemenuhan kebutuhan dan keinginan”. Dapat dikatakan bahwa
pengambilan keputusan konsumen merupakan suatu proses dimana
konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan
memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Amirullah (2002:61-62) mengungkapkan bahwa yang
dimaksud dengan pengambilan keputusan konsumen adalah: ”Suatu
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu
diantaranya”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa proses
keputusan pembelian dimulai jauh sebelum terjadinya kegiatan
pembelian dan mempunyai kelanjutan yang panjang setelah pembelian
dilakukan. Pemasar harus meneliti konsumen untuk keinginan dan
kebutuhan yang timbul, apa yang menyebabkan rasa kebutuhan itu dan
bagaimana rasa kebutuhan itu mengarah pada obyek tertentu.
2. Tahap-tahap dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen
merupakan keputusan konsumen untuk membeli produk dengan
beberapa tahap. Keputusan pembelian diawali dengan perumusan
beraneka alternatif tindakan dalam menggarap situasi yang dihadapi
serta penetapan pilihan yang tepat antara beberapa alternatif yang
tersedia. Setelah diadakan pengevaluasian mengenai keefektifan
masing-masing untuk mencapai sasaran para pengambil keputusan,
sehingga dapat dikemukakan bahwa keputusan pembelian yang
dilakukan konsumen merupakan suatu proses. Keputusan pembelian
yang tampak hanyalah satu tahap dari keseluruhan proses pengambilan
keputusan pembelian oleh konsumen. Untuk lebih jelasnya proses
[image:51.612.206.465.411.688.2]keputusan pembelian dapat dilihat pada gambar berikut ini:
GAMBAR 1.1
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Sumber : Sutisna, (2002), Perilaku Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran, Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
Pengenalan masalah/kebutuhan dan keinginan
Evaluasi pasca pembelian Pilihan atas merek produk untuk dibeli Pencarian berbagai informasi
Evaluasi berbagai alternatif
Penjelasan mengenai proses atau tahap-tahap dalam
pengambilan keputusan oleh konsumen dapat dilihat seperti di
bawah ini:
a. Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian
suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan
kebutuhan dan keinginan.
b. Konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk
yang diinginkannya. Proses pencarian informasi ini akan dilakukan
dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan
produk yang diinginkan.
c. Dari berbagai informasi yang diperoleh konsumen melakukan seleksi
atas alternatif-alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah yang
disebut sebagai tahap evaluasi informasi.
d. Dengan menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam benak
konsumen, salah satu merek produk dipilih untuk dibeli. Bagi
konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi terhadap produk
yang diinginkannya, proses pengambilan keputusan akan
mempertimbangkan berbagai hal.
e. Dengan dibelinya merek produk tertentu, proses evaluasi belum
berakhir karena konsumen akan melakukan evaluasi pasca
pembelian (post purchase evaluation). Proses evaluasi ini akan
menentukan apakah konsumen merasa puas atau tidak atas
kemungkinan untuk melakukan pembelian kembali pada masa depan
akan terjadi, sementara itu jika konsumen tidak puas atas keputusan
pembeliannya, dia akan mencari kembali berbagai informasi produk
yang dibutuhkannya. Proses itu akan terus berulang sampai
konsumen merasa terpuaskan atas keputusan pembelian produknya.
Penjelasan di atas sesuai dengan pendapat Amirullah (2002:65)
yang menyatakan bahwa: ”Proses pengambilan keputusan konsumen
meliputi lima tahap utama, yaitu pemahaman adanya masalah,
pencarian alternatif pemecahan, evaluasi alternatif, pembelian,
penggunaan pasca pembelian dan evaluasi ulang alternatif yang
dipilih”. Definisi yang lainnya diungkapkan oleh Alma (2002:58-59)
yang menyatakan bahwa tahap-tahap proses pengambilan keputusan
membeli terdiri dari:
a. Menyadari adanya sesuatu barang yang dibutuhkan
b. Identifikasi alternatif
c. Menilai alternatif
d. Keputusan membeli
e. Perilaku sesudah membeli
Adapun penjelasan masing-masing poin tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Menyadari adanya sesuatu barang yang dibutuhkan. Setelah
menyadari adanya kebutuhan, maka ia akan membeli, misalnya
pada saat bersamaan, mungkin muncul pula kebutuhan akan sandal,
ikat pinggang, pakaian dan lain sebagainya. Oleh sebab itu perlu
dibuat alternatif.
b. Identifikasi alternatif, dengan mempertimbangkan apa barang yang
betul-betul diperlukan, berapa banyak uang yang tersedia, apakah
sudah memiliki pengetahuan tentang barang yang akan dibeli dan
berapa banyak informasi yang ia peroleh tentang barang tersebut dan
sebagainya.
c. Menilai Alternatif, disini mungkin pula dinilai barang dari merek
mana yang lebih baik, bagaimana kekuatan, keuntungan, manfaatnya
dan sebagainya. Jika perlu minta pertimbangan keluarga atau
klub-klub yang ia masuki.
d. Keputusan Membeli. Setelah melakukan penilaian, maka diambillah
keputusan membeli, atau tidak membeli. Jika keputusan membeli,
maka perlu ditetapkan toko mana, akan dibeli berapa, jumlah uang
yang tersedia, merek apa, buatan mana, warna, tipe, besarnya.
e. Perilaku sesudah membeli. Setelah membeli maka akan timbul
semacam perilaku lain pada individu. Hal ini sangat dipengaruhi
oleh apakah ia merasa puas atau tidak dengan barang yang dibelinya.
Jika ia puas, tentu ia gembira, sebaliknya jika tidak puas, maka
perilakunya akan sangat berhati-hati untuk masa yang akan datang,
mungkin ia akan merubah sikap, terhadap merek, toko, dimana ia
Dharmmesta dan Handoko (2008:106-111) mengatakan bahwa
proses keputusan membeli terdiri dari lima tahap yang menggambarkan
calon pembeli, yaitu:
a. Menganalisa keinginan dan kebutuhan
Tujuan untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang
belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui
maka konsumen akan segera memenuhi atau bisa melakukan
penundaan dalam pemenuhannya. Dari tahap inilah proses
pembelian dilakukan.
b. Pencarian informasi dari sumber-sumber yang ada
Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau
eksternal. Pencarian informasi pasif mungkin hanya dengan
membaca iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan
khusus dalam pikirannya tentang gambaran produk yang
diinginkannya. Pencarian informasi intern tentang sumber-sumber
pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh
perorangan, yang terutama berasal dari pelopor opini. Sedangkan
informasi ekstern dapat berasal dari media massa dan
sumber-sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.
c. Penilaian dan pemilihan (seleksi) terhadap alternatif pembelian
Dalam penilaian dan pemilihan (seleksi) terhadap alternatif
dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian
berdasarkan