• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN JASA PENGOLAHAN SAMPAH (STUDI KASUS PADA KELURAHAN RAJABASA RAYA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN JASA PENGOLAHAN SAMPAH (STUDI KASUS PADA KELURAHAN RAJABASA RAYA)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS WILLINGNESS TO PAY SOCIETY OF USE WASTE PROCESSING SERVICES

(CASE STUDY ON KELURAHAN RAJABASA RAYA)

By Dewi Huntari

This purposes of this study are to analysis factors such as the amount of income, education level, and the number of frequencies transporting effect on willingness to pay (WTP) by the respondent that using waste management services. This study is to see how much the value of WTP who are willing to pay by the respondents and how much the level of compliance of the respondents in using waste management service in Kelurahan Rajabasa Raya. This study uses data derived from questionnaires. This study uses Binary Logistic Regression with analysis tools SPSS ver. 15.

The results from this study indicate that income and education levels factors have positive and significant effect to WTP. While the frequency of transporting has a positive but not significant effect to WTP. The average value of WTP that willing to pay by respondents is Rp. 18,200. Based on the respondents who are willing to pay and are not willing to pay, we can see the level of compliance of the public against the use of waste management services. By 73 or 77.7% of respondents have a level of compliance with the willing to pay to continue using the waste management services. The remaining 21 respondents, or 22.3% of total respondents have a low compliance.

(2)

ABSTRAK

ANALISISWILLINGNESS TO PAYMASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN JASA PENGOLAHAN SAMPAH

(STUDI KASUS PADA KELURAHAN RAJABASA RAYA)

Oleh Dewi Huntari

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah faktor seperti jumlah

pendapatan, tingkat pendidikan, dan jumlah frekuensi pengangkutan berpengaruh terhadap kesediaan membayar (willingness to pay/WTP) oleh responden

pengguna jasa pengolahan sampah. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat berapa besar nilai WTP yang bersedia dibayarkan oleh responden dan berapa besar tingkat kepatuhan responden dalam menggunakan jasa pengolahan sampah di Kelurahan Rajabasa Raya. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner. Penelitian ini menggunakan metodeRegresi Binary

Logisticdengan alat analisis SPSS ver. 15.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor jumlah pendapatan dan tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap WTP. Sedangkan frekuensi pengangkutan memiliki hubungan positif namun tidak signifikan terhadap WTP. Rata-rata nilai WTP yang bersedia dibayar oleh responden adalah sebesar Rp. 18.200. Berdasarkan jumlah responden yanag bersedia membayar dan tidak bersedia membayar, dapat dilihat tingkat kepatuhan masyarakat

terhadap penggunaan jasa pengolahan sampah. Sebesar 73 atau 77,7% responden memiliki tingkat kepatuhan dengan bersedia membayar untuk tetap menggunakan jasa pengolahan sampah. Sisanya yaitu 21 responden atau 22,3% dari total

responden memiliki kepatuhan yang rendah.

(3)

ANALISISWILLINGNESS TO PAYMASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN JASA PENGOLAHAN SAMPAH

(STUDI KASUS PADA KELURAHAN RAJABASA RAYA)

Oleh

DEWI HUNTARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN JASA PENGOLAHAN SAMPAH

(Studi Kasus Pada Kelurahan Rajabasa Raya)

(Skripsi)

Oleh

Dewi Huntari

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(6)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... .. iv

DAFTAR GAMBAR ... .. v

DAFTAR LAMPIRAN ... . vi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 14

C. Tujuan Penelitian ... 15

D. Kerangka Pemikiran ... 15

E. Hipotesis Penelitian ... 16

F. Manfaat Penelitian ... 17

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ekonomi Lingkungan ... 18

B. Sampah / Limbah Rumah Tangga ... 19

C. Pengelolaan Sampah ... 20

D. Valuasi Ekonomi ... 21

1. Metode Nilai Kekayaan (HPM) ... 23

(7)

ii

3. Metode Valuasi Ekonomi (CVM) ... 24

E. Kesediaan untuk Membayar (WTP) ... 24

F. Faktor-faktor yang MempengaruhiWillingness to Pay... 25

1. Pendapatan per Bulan ... 25

2. Tingkat Pendidikan ... 26

3. Frekuensi Jasa Pengangkutan Sampah ... 27

G. Teori Surplus Konsumen ... 27

H. Penelitian Terdahulu ... 29

III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ... 35

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 36

C. Definisi Operasional ... 38

D. Metode Analisis ... 39

1. Statistik Deskriptif ... 40

2. Tabulasi Silang (Crosstab) ... 40

3. Uji Model Fit (Overall Fit Model) ... 41

4. Uji Kelayakan Model ... 41

5. Model RegresiBinary Logistic... 42

6. Uji Hipotesis Statistik ... 43

7. AnalisisWillingness to Pay... 45

IV. PEMBAHASAN A. Deskriptif Objek Penelitian ... 46

B. Deskriptif Pelaksanaan Survei ... 46

C. Statistik Deskriptif ... 47

D. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)... 48

E. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi WTP ... 52

1. Penilaian Model Fit (Overall Model Fit)... 52

(8)

iii

3. Koefisien Determinasi ... 54

4. Pengujian RegresiBinary Logistic... 54

F. Uji Hipotesis Statistik ... 56

1. Pengujian Keberartian Besaran Secara Keseluruhan (UjiChi-Square) ... 56

2. Pengujian Besaran Regresi Secara Parsial (UjiWald) ... 57

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

1. Pengaruh Pendapatan Kepala Keluarga terhadapWillingness to Pay ... 58

2. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadapWillingness to Pay ... 59

3. Pengaruh Tingkat Frekuensi terhadapWillingness to Pay... 60

H. NilaiWillingness to PayMasyarakat ... 61

EstimatingWillingness to Pay(EWTP) ... 61

I. Tingkat Kepatuhan Masyarakat... 62

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 64

B. Saran ... 65

(9)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

(10)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Volume Timbulan dan Pengangkutan Sampah Pemukiman

di Bandar Lampung tahun 2012 ... 7

2. Karakteristik Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kelurahan Rajabasa Raya ... 11

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Kelurahan Rajabasa Raya ...11

4. Peralatan Sokli di Kecamatan Rajabasa Raya ...13

5. Ringkasan Penelitian Terdahulu ...29

6. Statistik Deskriptif ...47

7. HasilCrosstabWTP dengan Jumlah Pendapatan ...49

8. HasilCrosstabWTP dengan Tingkat Pendidikan ...50

9. HasilCrosstabantara WTP dengan Tingkat Frekuensi ...51

10.Overall Model Fit Test...52

11.Literation History...53

12.Hosmer and Lemeshow Test...53

13.Nagelkerke R Square...54

14. Hasil Uji Koefisien RegresiBinary Logistic: Variabels in the Equation...54

15. Hasil UjiChi-Square...56

(11)
(12)
(13)

MOTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)”

(Q.S Al Insyirah : 6-5)

“Jangan takut bayangan. Hadapilah. Karena bayangan hanya sebatas angan yang belum nyata.”

(Dewi Huntari)

“Menuju tak terbatas, dan melampauinya.”

(14)

PERSEMBAHAN

Dengan puji syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya dan nabi besar nabi Muhammad SAW, kupersembahkan karya yang sederhana ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kepada:

Ayah dan Ibuku tercinta Drs. Guntur Heriyanto dan Dra. Witriati yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan penuh keikhlasan, yang selalu memberikan dukungan dan semangat, serta mendoakan keselamatan, kesehatan

dan kesuksesanku.

Kakak dan adikku Herman Guntoro, Anggi Pertiwi dan Rizeki Sri Guntari yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan doa. Serta keponakanku Livia Navisa P., Bravian Adima P., dan Ailin Nayara P., yang telah memberikan warna

di hari-hariku.

Keluarga besar BWH. Subroto dan Mangun Suparno yang telah memberikan dukungan, semangat, doa, dan senantiasa memberikan pertolongan dan nasihat

kepadaku .

Dan

(15)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Dewi Huntari dilahirkan pada tanggal 7 Januari 1994 di Bandar Lampung. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Guntur Heriyanto dan Witriati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Pertiwi Teladan Metro pada tahun 2005, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Metro pada tahun 2008 dan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2011.

(16)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiyang berjudul “AnalisisWillingness to PayMasyarakat terhadap Jasa Pengolahan Sampah (Studi Kasus pada Kelurahan Rajabasa Raya)” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak terbantu dan didukung oleh berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.E.P. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 4. Ibu Zulfa Emalia, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah

(17)

terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Dr. Saimul, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan saran, pengetahuan nasihat, motivasi dan semangat kepada penulis untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Yourni Atmadja, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama menjadi mahasiswa Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

8. Mama dan Papa tercinta Witriati dan Guntur Heriyanto. Atas semangat, dukungan, doa, dan perhatian yang telah diberikan setulus hati, sepenuh jiwa, dan penuh keikhlasan selama hidupku. Menjadi penuntun ditengah keputus asaanku.

9. Kakak dan adikku Herman Guntoro, Anggi Pertiwi, dan Rizeki S. Guntari. Terimakasi atas semangat dan dukungan untuk terus berjuang. Keponakanku Livia, Bravian, dan Ailin yang senantiasa memberikan warna di hari-hariku. 10. Seluruh keluarga besar Mama dan Papa yang senantiasa memberikan

dukungan dan semangat.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan terbaik dan tersayang di waktu kuliah. Putri, Cella, Aulia, Ayu, Yoga, dan Udin yang selalu memberikan semangat, doa, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(18)

Arif, Helen, Legit, Nanda, dan Nadia. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya..

13. Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Nila, Caca, Uci, Defti, Trimul, Ayuni, Glady, Nanang, Panji, Borju, Thariq, Ikram, Enny, Iduy, Masruhan, Sofyan, Ricat, Amri, Arga, Edo, Devin, Zahara, Tria, Iin, Genio, Gita, serta seluruh teman-teman EP’11 yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan yang ada. Terimakasih atas segala dukungan dan semangatnya selama ini.

14. Sahabat-sahabat terbaik dan tersayang Siska, Gita, Alin, Ica, Tia, dan Tipe. Terimakasih atas segala semangat, doa dan dukungan untukku.

15. Sahabat-sahabat putih abu-abu, Jaka, Agung, Trindo, Atun, Nico, Virio, Haris, Vivi, Inta, Agnes, Pite. Terimakasi atas segala dukungan dan semangatnya. 16. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Ekonomi Pembangunan,

khususnya Ibu Hudaiyah, Mas Feri, Ibu Yati, Mas Usman,Mas Ma’ruf. 17. Kakak tingkat EP 2009 dan 2010 serta adik tingkat EP 2012, 2013, dan 2014. 18. Berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 10 Oktober 2015 Penulis,

(19)
(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu pembangunan yang dilakukan setiap negara memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Bahkan pembangunan telah dilakukan oleh sebuah negara sebelum era globalisasi seperti sekarang ini. Pembangunan suatu negara dihadapkan oleh berbagai tantangan, terlebih untuk negara-negara yang termasuk kedalam golongan negara berkembang. Masalah yang dihadapi biasanya berkaitan dengan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yang meningkat pesat. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan naiknya tingkat kualitas dan kesejahteraan penduduknya. Laju pertumbuhan yang terus mengalami peningkatan ini tidak diimbangi dengan daya dukung lingkungan yang seiring waktu mengalami penurunan (Indramawan, 2014).

(21)

2

daya alam dan lingkungan yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yang parah di beberapa daerah (Nugroho, 1999).

Secara umum, masalah lingkungan disebabkan oleh peristiwa alam, pertumbuhan penduduk yang pesat, pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan ,

industrialisasi, dan transportasi. Selain itu, ada penyebab kerusakan lainnya yaitu sampah (refuse) dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Dalam hal ini sampah yang dimaksudkan adalah sampah yang bersifat padat dan merupakan sisa dari konsumsi rumah tangga (Manik, 2003).

Masalah utama di lingkungan pemukimam dan masih belum terpecahkan adalah masalah limbah, baik cair maupun padat (sampah). Bahan limbah tersebut masih belum sepenuhnya ditangani dengan baik, terlebih limbah sampah. Kendala utama adalah dalam hal pengumpulan dan pengolahan limbah serta penempatannya di tempat pembuangan akhir (Karo, 2009).

(22)

3

berwawasan lingkungan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau pihak lain yang diberi tanggung jawab.

Volume sampah yang dihasilkan oleh suatu rumah tangga disebabkan oleh pola konsumsi rumah tangga tersebut. Semakin tinggi tingkat konsumsi rumah tangga maka akan semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Menurut Teori konsumsi Keyness, konsumsi yang dilakukan saat ini tergantung dari pendapatan yang siap dibelanjakan saat ini (dispossible income) (Mankiw, 2012).

Pendapatan rumah tangga memiliki pengaruh terhadap tingkat konsumsi yang dilakukan suatu rumah tangga. Berdasarkan pandangan Keynes, tingkat konsumsi ditentukan oleh tingkat pendapatan rumah tangga (Sukirno, 2004). Semakin tinggi pendapatannya makan semakin tinggi pula konsumsi yang dilakukan. Tingkat konsumsi yang tinggi akan mempengaruhi produksi limbah sampah yang juga akan meningkat. Volume sampah yang terus meningkat seiring berjalannya waktu

menjadikan hal ini menjadi masalah baru bagi pemerintah dalam menjaga kelesatrian lingkungan hidup.

(23)

4

mengalami peningkatan tiap tahunnya. Terlebih lagi sebagian besar masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang konsumtif.

Tingkat konsumsi yang tinggi mengakibatkan limbah padat atau sampah menjadi masalah utama dalam kebersihan lingkungan. Timbulan sampah merupakan

banyaknya sampah yang dihasilkan orang per hari dalam satuan volume atau berat. Timbulan sampah padat akan bertambah tiap harinya dan tidak dapat dihentikan, akan tetapi harus dikelola, dikurangi, atau diminimalisasi secara baik. Pemerintah pusat maupun daerah menggalakkan berbagai kebijakan mengenai pengolahan sampah sisa konsumsi.

Pemberian nilai ekonomi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan pun dilakukan untuk melihat sejauh mana kerusakan terjadi. Nilai ekonomi didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Konsep ini disebut kesediaan untuk membayar atauwillingness to pay(WTP) seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan. Pengukuran nilai ekonomi dapat juga dilakukan melalui pengukuran kesediaan menerima atauwillingness to accept (WTA) yang merupakan jumlah minimum pendapatan seseorang mau menerima penurunan sesuatu (Ali, 2012).

(24)

5

yang diinginkan. Pendapatan merupakan tolok ukur utama dalam menentukan seberapa besar kesediaan konsumen untuk mampu atau bersedia membayar.

Selain pendapatan, pendidikan juga mempengaruhi kesediaan seseorang untuk membayar sutu barang dan jasa, terutama mengenai sumber daya alam dan

lingkungan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mengerti bagaimana pentingnya dalam menjaga sumberdaya alam dan lingkungan agar tetap lestari dan seimbang.

Salah satu kota besar yang memiliki persoalan serius dalam masalah sampah adalah kota Jakarta. Persoalan sampah sudah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh Pemkot DKI Jakarta dan masih belum mendapatkan jalan keluarnya. Jumlah sampah yang terangkut ke TPST Bantargebang mencapai 6000 - 6500 ton per hari, dan itu bukan volume sampah secara keseluruhan. Artinya masih terdapat sampah yang tidak terangkut dan dibiarkan begitu saja. Masalah sampah disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya : jumlah penduduk yang terlalu padat, volume sampah yang tidak sebanding dengan daya tampung TPA, luas TPA yang semakin sempit karena

penggunaan lahan untuk pemukiman, dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan (Roswati, 2015).

(25)

6

pantai. Bertambahnya kecamatan mengindikasikan terjadinya pertambahan jumlah penduduk. Daerah Bandar Lampung yang merupakan ibukota Provinsi Lampung, persoalan sampah sudah menjadi masalah dalam pembuatan kebijakan di

pemerintahannya.

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 Pasal 35 ayat 1 (a) menjelaskan bahwa TPA dialokasikan di Kelurahan Bakung, Kecamatan Teluk Betung ; (b) pengembangan TPA regional yang bekerjasama dengan Kabupaten Pesawaran denganj polasanitary landfill; (c) mengurangi volume timbulan sampah dengan mengembangkan systemreduce, reuse, recycle(3R) dan partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan persampahan ; (d) melakukan peremajaan TPA Bakung dan pengembangan Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) di setiap subpusat pelayanan kota ; dan (e) pemenuhan prasarana dan sarana pengolahan sampah mulai dari unit lingkungan pemukiman terkecil hingga skala pelayanan kota.

(26)

7

Kelurahan. Di TPS, sampah kemudian di pilah oleh para petugas. Kemudian sampah yang benar-benar tidak terpakai di angkut menuju TPA menggunakan mobiltruck sampah. Tempat Pembuangan Akhir di Bandar Lampung terletak di wilayah Teluk Betung yaitu di TPA Bakung.

Data volume sampah di TPA Bakung tahun 2012, menunjukkan jumlah volume sampah di Bandar Lampung mencapai total volume 2.258m3per hari. Diasumsikan bahwa sumbangan sampah per hari adalah sebesar 2,5 liter per orang. Dengan

penduduk yang dapat dikategorikan padat, maka sumbangan sampah 2,5 liter per hari sangat menjadi beban bagi pemerintah. Berikut adalah tabel volume sampah di Kota Bandar Lampung.

Tabel 1. Volume Timbulan dan Pengangkutan Sampah Pemukiman di Bandar Lampung tahun 2012

1. Teluk Betung Barat 59.812 149,53 71,38 47,73 2. Teluk Betung Selatan 92.852 232,13 111,10 47,86

3. Panjang 63.857 159,64 93,74 58,72

4. Tanjung Karang Timur 92,074 230,19 100,92 43,84 5. Teluk Betung Utara 62.825 157,06 77,03 49,04 6. Tanjung Karang Pusat 72.819 182,05 4,19 2,3 7. Tanjung Karang Barat 65.878 164,70 80,23 48,71

8. Kemiling 75.745 189,36 83,96 44,33

9. Kedaton 88.667 221,67 188,27 65,96

10. Rajabasa 45.329 113,32 79,17 70,74

11. Tanjung Seneng 43.826 109,57 82,07 63,03

(27)

8

1 2 3 4 5 6

12. Sukarame 73.788 184,47 103,35 56,02

13. Sukabumi 65.843 164,61 100,50 61,05

Jumlah 903.315 2.258,3 1.175,9 52,07

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung tahun 2012

Berdasarkan data di atas, hampir semua kecamatan di Kota Bandar Lampung sudah mampu melakukan pengangkutan sampah sebesar 40 persen dari total timbulan sampah yang ada di masing-masing kecamatan. Beberapa daerah seperti Kecamatan Kedaton, Rajabasa, Tanjung Senang, Sukarame, dan Sukabumi mampu melakukan pengangkutan sampah sebesar kurang lebih 50 persen dari total timbulan. Kecamatan Rajabasa merupakan kecamatan dengan persentasi pengangkutan terbesar yaitu 70,74 persen dari total timbulan sampah dan Kecamatan Tanjung Karang Pusat merupakan kecamatan dengan persentasi pengangkutan terkecil yaitu hanya 2,3 persen dari total timbulan sampah.

Daerah-daerah yang sudah mampu melakukan pengangkutan setengah dari total timbulan mengindikasikan bahwa masyarakat di daerah tersebut sudah sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa aparatur di daerah tersebut mampu untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan yang sudah ditentukan. Sedangkan daerah yang belum mampu untuk melakukan pengangkutan maksimal, dapat diindikasikan bahwa daerah tersebut masyarakatnya mungkin belum sadar akan keadaan lingkungannya, atau aparaturnya kurang tegas dalam

(28)

9

Persoalan sampah di Kota Bandar Lampung tidak hanya dikelola oleh satu Instansi Pemerintahan saja, namun pengelolaannya dilakukan oleh beberapa instansi pemerintahan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan merupakan dinas yang

bertanggung jawab mengenai kebersihan di Bandar Lampung. Disbertam merupakan sektor pimpinan yang memiliki wewenang dalam menangani persoalan sampah di Bandar Lampung. Hal ini tertulis dalam Peraturan Walikota (Perwali) Bandar Lampung Nomor 14 tahun 2008 tentang tugas, fungsi, dan tata kerja Disbertam. Akan tetapi dalam penerapan tugasnya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan membagi tugas ke beberapa dinas lainnya untuk mengawasi masalah kebersihan. Dinas

Kebersihan dan Pertamanan berkoordinasi dengan beberapa instansi yaitu, pengolahan sampah di wilayah terminal bis antar kota dan dalam kota menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan ; Pengolahan sampah di pasar-pasar tradisional menjadi tanggung jawab Dinas Pengelolaan Pasar ; Penanganan kebersihan dan sanitasi lingkungan menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum ; Pengolahan sampah perairan seperti di sungai-sungai ataupun irigasi menjadi tanggung jawab Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup ; Pengelolaan sampah di pemukiman menjadi tanggung jawab Kelurahan masing-masing daerah melalui Sokli.

(29)

10

Menurut Kepala Bagian Pengelolaan Sampah Disbertam, Kecamatan Rajabasa adalah salah satu kecamatan di Bandar Lampung yang memiliki kemajuan dalam program sokli dan merupakan daerah dengan jumlah pengangkutan timbulan sampah terbesar. Mereka mampu membeli alat-alat kebersihan sendiri dengan menggunakan uang iuran yang dibayarkan oleh masyarakat yang menggunakan jasa sokli (Pra survei, 2015).

Kecamatan Rajabasa merupakan satu dari 20 kecamatan di Bandar Lampung yang menerapkan program Sokli di wilayahnnya. Kecamatan Rajabasa sendiri terbagi ke dalam tujuh kelurahan yaitu, Kelurahan Rajabasa, Gedong Meneng, Rajabasa Nunyai, Rajabasa Pemuka, Gedong Meneng Baru, Rajabasa Raya, dan Rajabasa Jaya.

(30)

11

Tabel 2. Karakteristik Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kelurahan Rajabasa Raya

Keterangan LK I LK II Jumlah

Luas Wilayah 189 Ha 169 Ha 358Ha

Jumlah RT 9 11 20

Jumlah Penduduk :

- Laki-laki 1.795 jiwa 1.736 jiwa 3560 jiwa

- Perempuan 1.615 jiwa 1.615 jiwa 3351 jiwa

Jumlah KK 815 jiwa 863 jiwa 1678 jiwa

Sumber : Database Kelurahan Rajabasa Raya tahun 2014

Penduduk di Kelurahan Rajabasa Raya memiliki tingkat pendidikan yang beragam. Tingkat pendidikan dapat menjadi tolok ukur dalam penentuan kepedulian

masyarakat terhadap keadaan lingkungan. Berikut adalah jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 3. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Rajabasa Raya

Pendidikan Jenis Kelamin (Jiwa) Jumlah

Laki-laki Perempuan

TK 493 444 937

SD 940 921 1861

SMP 601 571 1172

SMA 658 645 1303

Sarjana 210 241 451

Jumlah 2902 2822 5724

(31)

12

Berdasarkan data di atas, tingkat pendidikan di Kelurahan Rajabasa Raya pada tahun 2014 digolongkan ke dalam 5 tingkatan. Masyarakat dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) memiliki jumlah terbesar yaitu 1.861 jiwa. Sedangkan tingkat pendidikan sarjana merupakan tingkat pendidikan dengan jumlah masyarakat terendah, yaitu sejumlah 451 jiwa. Dengan tingkat pendidikan yang beragam, maka kepedulian terhadap lingkungan juga memiliki perbedaan. Hal ini dapat dilihat melalui jumlah pengguna jasa sokli di Kelurahan Rajabasa Raya.

Pengguna jasa sokli di Kelurahan Rajabasa Raya adalah sejumlah 800 Kepala Keluarga, dimana hampir setengah dari jumlah penduduknya menggunakan jasa sokli dalam menjaga kebersihan lingkungan. Berikut adalah Alur Pengangkutan Sampah di Kelurahan Rajabasa Raya :

Sumber : Sokli Kelurahan Rajabasa Raya, 2014

Gambar 1. Alur Pengangkutan Sampah di Kelurahan Rajabasa Raya

Pengangkutan sampah dilakukan 1 kali sehari selama satu minggu kecuali hari Minggu. Setiap rumah tangga di Kelurahan Rajabasa Raya mengumpulkan sampah sisa konsumsi ke dalam sebuah karung atau plastik dan meletakkannya di depan atau belakang rumah untuk diangkut petugas Sokli. Petugas mengangkut sampah rumah

(32)

13

tangga menggunakan gerobak atau gerobak motor untuk dikumpulkan di TPS yang terletak di Perumahan Glora Persada untuk dilakukan pengolahan. Selanjutnya, sampah yang sudah tidak bisa dipakai di angkut kembali menuju TPA Bakung yang terletak di Teluk Betung. Petugas Sokli tidak membiarkan sampah menginap atau tidak terangkut. Volume sampah yang terangkut oleh petugas Sokli mencapai kurang lebih 5 ton per hari. Berikut adalah peralatan yang menunjang pekerja sokli dalam bertugas mengangkut sampah.

Tabel 4. Peralatan Sokli di Kecamatan Rajabasa Raya

No. Peralatan Jumlah Sumber

1. Gerobak Motor Tossa 3 buah - Dinas Kebersihan dan Pertamanan

- Hasil Iuran per Bulan

2. Gerobak Dorong 5 buah - Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Sumber : Database Kecamatan Rajabasa Raya yang sudah dimodifikasi tahun 2014

(33)

14

B. Rumusan Masalah

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi haruslah berhubungan positif dengan kebersihan lingkungan. Pengelolaan yang didasari oleh suatu studi dan kajian ilmiah tertentu dapat dijadikan suatu dasar atau landasan untuk menyusun suatu kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan manfaat, fungsi, dan nilai dari adanya jasa pengolahan sampah. Meningkatnya jumlah pengguna jasa pengolahan sampah dan manfaat adanya jasa tersebut bagi lingkungan dapat menjadi salah satu indikator dalam peningkatan fungsi jasa pengolahan sampah.

Pengelolaan sampah terbagi menjadi 5 komponen sub sistem yang saling mendukung yaitu teknis operasional, pembiayaan, organisasi dan manajemen, peraturan

(hukum/legalitas) dan peran serta masyarakat. Seluruh komponen saling terkait dan harus berjalan secara terpadu dalam menciptakan pengelolaan sampah yang efektif dan efisien (Damanhuri, 2010).

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan di teliti dalam penelitian ini, diantaranya :

1. Apakah Jumlah Pendapatan, Tingkat Pendidikan, dan Tingkat Frekuensi Pengangkutan mempengaruhiwillingness to paymasyarakat terhadap penggunaan jasa pengolahan sampah?

(34)

15

3. Seberapa besar tingkat kepatuhan masyarakat terhadap penggunaan jasa pengolahan sampah?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang dimaksudkan, diantaranya:

1. Untuk mengetahui pengaruh Jumlah Pendapatan, Tingkat Pendidikan, dan Tingkat Frekuensi Pengangkutan terhadapwillingness to paymasyarakat terhadap penggunaan jasa pengolahan sampah.

2. Untuk mengetahui besar nilaiwillingness to paymasyarakat terhadap jasa pengolahan sampah.

3. Untuk mengetahui presentasi tingkat kepatuhan masyarakat terhadap penggunaan jasa pengolahan sampah.

D. Kerangka Pemikiran

(35)

16

keluarkan oleh masyarakat dan berapa persentase tingkat kepatuhan masyarakat dalam menggunakan jasa pengolahan sampah.

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis Penelitian

Didalam membuat rancangan penelitian, pembuatan hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan masyarakat untuk membayar (WTP) dalam penggunaan jasa pengolahan sampah seperti

pendapatan (INC), pendidikan (EDU), dan jumlah frekuensi pengangkutan sampah (FREQ) berpengaruh positif dan signifikan terhadapWillingness to Pay.

Besar Nilai Kesediaan Masyarakat untuk

Membayar Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Mayarakat untuk Membayar :

- Pendapatan (INC) - Pendidikan (EDU) - Jumlah pengangkutan

(FREQ)

(36)

17

F. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai kesediaan membayar masyarakat terhadap penggunaan jasa pengolahan sampah diaharpkan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain :

1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Sebagai informasi untuk pengambilan kebijakan dalam peremajaan peralatan, dan peningkatan kualitas layanan jasa sokli.

(37)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekonomi Lingkungan

Ekonomi lingkungan atau ilmu ekonomi lingkungan merupakan ilmu yang

mempelajari perilaku atau kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dan keadaan lingkungan disekitarnya yang memiliki keterbatasan sehingga fungsi atau peranan SDA dan lingkungan tersebut dapat dipertahankan dan bahkan penggunaannya dapat ditingkatkan dalam jangka panjang atau berkelanjutan (Wikipedia, 2012).

Dalam Undang-undang PLH No. 23/1997, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Fungsi dan peranan lingkungan yang utama berdasarkan UU tersebut adalah sebagai sumber bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi atau untuk langsung dikonsumsi, sebagai assimilator (sebagai pengolah limbah secara alami), dan sebagai sumber kesenangan.

(38)

19

Kemampuan alam untuk mengolah limbah juga menurun karena terlalu banyak limbah-limbah yang harus ditampung. Jumlah limbah yang harus ditampung melebihi daya tampung lingkungan, dan kemampuan alam menyediakan kesenangan juga semakin berkurang karena banyak sumber daya alam dan lingkungan yang telah diubah fungsinya atau karena meningkatnya pencemaran (Suparmoko, 2000).

B. Sampah / Limbah Rumah Tangga

Sampah didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang. Sampah dapat berasal dari kegiatan industri, pertambangan, pertanian, peternakan , perikanan, trasportasi, rumah tangga, perdagangan, dan kegiatan manusia lainya (Manik, 2003).

Sampah merupakan bahan yang terbuang atau sengaja dibuang karena merupakan sisa dari hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak memiliki nilai ekonomi. Berdasarkan Undang-undang No. 18 tentang Pengelolaan Sampah

menyatakan definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia atau dari proses alam yang berbentuk padat.

(39)

20

Didalam penelitian Karo (2009), sampah merupakan bagian yang tidak disukai dan secara ekonomis tidak ada harganya. Tergantung dari tingkat hidup masyarakat, sumber, dan macamnya sampah itu berbeda-beda. Sampah baik secara kuantitas maupun kualitas sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dari taraf hidup mayarakat. Beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas sampah diantaranya :

• Jumlah penduduk, dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak juga sampah yang dihasilkan.

• Keadaaan sosial-ekonomi, semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka semakin banyak pula volume sampah yang dibuang.

• Kemajuan teknologi, kemajuan teknologi akan menambah jumlah ataupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang sangat beragam.

C. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan yaitu menggerakkan, mengorganisasikan dan mengarahkan usaha untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan (Balderton). Pengelolan sampah merupakan upaya menciptakan keindahan dengan cara mengolah sampah yang dilaksanakan secara harmonis antara rakyat dan pengelola atau pemerintah secara bersama-sama (Noelaka, 2008).

(40)

21

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas :

a. Pengurangan sampah, yang meliputi kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan atau pemanfaatan kembali sampah.

b. Penanganan sampah.

D. Valuasi Ekonomi

Valuasi dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menyatakan nilai moneter dalam perangkat pelayanan lingkungan dari sumber daya alam (Mburu, 2007). Adapun tujuan dari sebuah penelitian valuasi ekonomi adalah untuk menentukan besarnya Total Economic Value(TEV) dari pemanfaatan suatu sumber daya alam dan

lingkungan. Nilai Ekonomi Total adalah nilai-nilai ekonomi yang terkandung dalam suatu sumberdaya alam, baik nilai guna maupun nilai fungsional yang harus

(41)

22

Nilai ekonomi (economic value) dari sudut atau jasa diukur dengan menjumlahkan kehendak untuk membayar (willingness to pay) dari banyak individu terhadap barang atau jasa yang dimaksud. WTP merefleksikan preferensi individu untuk membayar suatu barang dan jasa yang dipertanyakan. Dengan demikian, valuasi ekonomi dalam konteks lingkungan hidup adalah pengukuran preferensi masyarakat akan lingkungan hidup yang baik dibandingkan lingkungan hidup yang buruk (Transportasi

Engineering Consulting Service, 2009).

Valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan dapat digunakan untuk

menunjukkan keterkaitan antara konservasi lingkungan dan pembangunan ekonomi, oleh karena itu valuasi ekonomi dapat menajdi salah satu metode penting dalam peningkatan apresiasi dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Terdapat dua metode pendekatan yaitu valuasi yang menggunakan fungsi permintaan (demand approach) dan valuasi yang tidak menggunakan fungsi permintaan (non-demand approach).

Dalam membuat kebijakan yang akan diterapkan, pemerintah menggunakan

(42)

23

1. Metode Nilai Kekayaan (Hedonic Price Method)

Salah satu metode penilaian terhadap lingkungan yg digunakan untuk menentukan keterkaitan yg muncul antara tingkat jasa yang dihasilkan dengan lingkungan harga suatu barang yg mempunyai nilai pasar. Metode ini juga dapt digunakan untuk mengukur benefit dan biaya ekonomi yg terkait dengan kualitas lingkungan, meliputi polusi udara, polusi air maupun kebisingan serta kenyamanan lingkungan (Turner, 1990).

Pendekatan ini merupakan suatu teknik penilaian lingkungan berdasarkan atas perbedaan harga sewa lahan atau harga sewa rumah. Dengan asumsi bahwa

perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kualitas lingkungan. Untuk mendapatkan harga didasarkan atas kesanggupan orang untuk membayar (willingness to pay) lahan atau komoditas lingkungan sebagai cara untuk menduga secara tidak langsung bentuk kurva permintaannya sehingga nilai perubahan kualitas lingkungan tersebut dapat ditentukan.

2. Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)

Salah satu pendekatan awal yang dipakai para ekonom lingkungan untuk menaksir demand atas manfaat lingkungan, sebuah metode yang menggunakan biaya

perjalanan sebagai pengganti harga (Turner, 1990).

Pendekatan teknik ini dilakukan melalui pertanyaan yang difokuskan pada

(43)

24

harga pasar dari barang-barang untuk menghitung nilai jasa lingkungan yang tidak diperdagangkan melalui mekanisme pasar. Nilai atau harga transaksi merupakan kesediaan seseorang untuk membayar terhadap suatu komoditi yang diperdagangkan dengan harapan dapat mengkonsumsinya dan mendapatkan kepuasan darinya.

3. Metode Valuasi Kontingensi (Contingensi Valuation Method)

Metode valuasi kontingensi digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi untuk berbagai macam ekosistem dan jasa lingkungan. Metode ini menggunakan

pendekatan kesediaan untuk membayar atau menerima ganti rugi agar sumber daya alam dan lingkungan tersebut tidak rusak.

Metode ini merupakan teknik dalam menyatakan preferensi, karena menanyakan orang untuk menyatakan penilaian, penghargaan mereka. Pendekatan ini juga memperlihatkan seberapa besar kepedulian terhadap suatu barang dan jasa

lingkungan yang dilihat dari manfaatnya yang besar bagi semua pihak sehinga upaya pelestarian diperlukan agar tidak kehilangan manfaat itu. Pendekatan CVM dilakukan dengan cara menentukan kesediaan membayar (willingness to pay) dari konsumen (Turner, 1990).

E. Kesediaan untuk Membayar (Willingness To Pay)

(44)

25

konsumen untuk membayar), sedangkanwillingness to acceptadalah berapa besar orang mau dibayar untuk mencegah kerusakan lingkungan (kesediaan produsen menerima kompensasi) dengan adanya kemunduran kualitas lingkungan. Kesediaan membayar atau kesediaan menerima merefleksikan preferensi individu, kesediaan membayar dan kesediaan menerima adalah parameter dalam penilaian ekonomi (Irawan, 2009).

Willingness to Pay(WTP) adalah ketersediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas barang atau jasa yang diterimanya. Pendekatan yang digunakan dalam metodewillingness to payini didasarkan pada preferensi dan persepsi pengguna terhadap tarif dari barang atau jasa tersebut (Setiarini, 2008).

F. Faktor–faktor yang MempengaruhiWillingness to Pay 1. Pendapatan per Bulan

Pendapatan merupakan suatu unsur penting dalam perekonomian yang memiliki peranan dalam meningkatkan derajat hidup orang banyak melalui kegiatan produksi barang atau jasa. Besarnya pendapatan seseorang tergantung dari pekerjaan orang tersebut.

(45)

26

• Pendapatan yang selalu diterima dalam periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, seperti upah, gaji, dan pendapatan.

• Pendapatan yang diperoleh dan hasil dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang.

Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan/penghasilan yang diteroma oleh rumah tangga baik yang berasal dari kepala keluarga maupun pendapatan anggota rumah tangga. Pendapatan tumah tangga dapat berasal dari balas jasa tenaga kerja/pekerja (upah dan gaji, serta keuntungan lainnya), balas jasa kapital (bunga, bagi hasil, dan lain-lain), dan pendapatan yang berasal dari pemberian pihak lain (transfer) (Badan Pusat Statistik).

Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung kepada jenis-jenis kegiatan yang dilakukan. Jenis kegiatan yang mengikut sertakan modal atau keterampilan mempunyai produktivitas tenaga kerja lebih tinggi, yang akhirnya akan mampu memberikan pendapatan lebih besar (Winardi, 1988).

2. Tingkat Pendidikan

(46)

27

Pendidikan memiliki fungsi yang luas, salah satunya adalah sebagai pengubah kehidupan suatu masyarakat menjadi lebih baik dan menuntun masyarakat agar mengenal tanggung jawab bersama dalam bermasyarakat. Pendidikan adalah sebuah proses belajar terus menerus dalam keseluruhan aktifitas sosial sehingga manusia tetap ada dan berkembang.

3. Frekuensi Jasa Pengangkutan Sampah

Frekuensi didefinisikan sebagai jumlah perjalanan yang dapat dilakukan dalam periode waktu tertentu. Tingkat atau frekuensi pengangkutan sampah didasarkan oleh jumlah penduduk yang terlayani, luas daerah yang terlayani, dan jumlah sampah yang terangkat ke TPA.

Pengangkutan sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah merupakan bagian dari penanganan sampah. Pengangkutan di definisikan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan atau dari tempat penampungan sampah sementara menuju ke tempat pegolahan sampah akhir.

G. Teori Surplus Konsumen

(47)

28

Surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena membeli suatu komoditas. Keuntungan tersebut diperoleh konsumen karena harga yang berlaku pada kondisi keseimbangan lebih rendah daripada harga yang mereka mau bayarkan. Dalam teori nilai guna, surplus konsumen menunjukkan terjadinya kelebihan kepuasan yang dinikmati konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan di antara kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.kepuasan tang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat (Sukirno, 2002).

Sumber : Sukirno tahun 2002

Gambar 3. Surplus Konsumen dalam Grafik Surplus

Konsume n

Total Pengeluaran Konsumen

Harga

Q* P*

Pk

0

(48)

29

Pada Gambar 2, P* adalah harga yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan. Sedangkan Pkmerupakan kemampuan konsumen untuk membayar demi mendapatkan barang dan jasa yang di inginkannya. Nilai surplus konsumen merupakan selisis antara kemampuan konsumen untuk membayar dengan harga yang harus dibayarkan masyarakat untuk menikmati barang dan jasa yang diinginkan. Pada grafik di atas, surplus konsumen ditunjukkan oleh segitiga merah.

H. Penelitian Terdahulu

Tabel 5. Ringkasan Penelitian Terdahulu No.

Nama

Peneliti Judul Alat Analisis Hasil Penelitian

1 2 3 4 5

1. Yunis (2012) Analisis Tingkat

(49)

30 tertinggi di area 1 dan nomor 2 terendah terendah di area 3; WTP Rp.6.000 tertinggi di area 2 dan nomor 2 tertinggi di area 1 dan area 3, WTP Rp.1.500 tertinggi di area 3 dan tidak ada di area 1, dan area 2.

• Hubungan antara jumlah maksimum WTP dengan pendapatan rumah tangga per bulan secara statistik memiliki

hubungan tidak langsung atau terbalik.

(50)

31

•Nilai rata-rata WTP adalah Rp. 60.000,- dan Total nilai WTP adalah Rp.

(51)

32

1 2 3 4 5

3. Seth (2014) Permintaan dan Kesediaan

(52)

33

• WTP rata-rata untuk perbaikan pengelolaan limbah padat per bulan per rumah tangga adalah ETB 11,89. Total

agregat WTP bulanan kota diperkirakan sebagai-ETB 430.566.

• Dalam model probit, variabel pendapatan

• Dalam regresi Tobit, Tingkat sampah yang dihasilkan, pendidikan, kesadaran lingkungan,

(53)

34

1 2 3 4 5

-dan kepemilikan rumah jenis layanan

(54)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Dan data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Data primer digunakan untuk memperoleh informasi tentang pendidikan, pendapatan per bulan, tingkat konsumsi rumah tangga, dan jumlah frekuensi pengangkutan. Data primer diperoleh dengan cara melakukan sebar kuisioner ke calon responden yang tinggal di Kelurahan Rajabasa Raya tahun 2014 yang merupakan pengguna jasa SOKLI.

Data sekunder mencakup data mengenai jumlah pengguna sokli dan alat-alat

(55)

36

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Nazir, 2009).

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Rajabasa Raya dengan total populasi 1.678 Kepala Keluarga (KK).

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.Sedangkan teknik sampling adalah cara untuk mendapatkan sampel yang representative (mewakili) dari suatu populasi. Teknik sampling meliputi dua hal, yaitu seberapa besar ukuran sampel yang digunakan dan bagaimana proses atau teknik penarikan sampel tersebut (Nazir, 2009).

Pada penelitian ini, penentuan Kecamatan Rajabasa sebagai sampel dilakukan secara tidak acak (nonprobability sampling) dengan menggunakan teknikpurposive

(56)

37

mengurangi ketidakakuratan, maka objek penelitian lebih diperkecil lagi. Kelurahan Rajabasa Raya di pilih sebagai objek sampel dikarenakan kelurahan ini memiliki jumlah penduduk terpadat di Kecamatan Rajabasa. Penentuan besar jumlah sampel digunakan teknikSimple Random Samplingdengan ketentuan semua mendapatkan kesempatan yang sama. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh jumlah sampel sebesar 94 jiwa. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan Rumus Slovin :

=

( ) + 1

Sumber : Widayat dan Amirullah, 2007

Dimana :

n = Jumlah Sampel N = Populasi

d2 = Tingkat Kesalahan 10% = 0,1

Penentuan sampel dengan populasi penduduk di Kelurahan Rajabasa Raya

berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebesar 1.678 jiwa, maka diperoleh besar sampel yang akan diteliti sebagai berikut :

= 1678 1678 (0,1) + 1

= 1678 1678(0,01) + 1

= 1678 17,78

n =94,39 = 94

(57)

38

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menjelaskan suatu kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 2009). Definisi operasional menjelaskan cara yang digunakan peneliti dalam mengukur variabel-variabel yang digunakan. Variabel-variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah :

1. Variabel Terikat (Dependent Variable) a. NilaiWillingness to Pay(WTP)

Nilai Kesediaan Masyarakat untuk membayar (WTP) merupakan variabel terikat (dependent variable)didalam penelitian ini. Kesediaan untuk membayar (WTP) merupakan nilai kategori 0-1, dimana nilai 0 berarti ‘tidak bersedia’ dan 1 berarti ‘bersedia’.

2. Variabel Bebas (Independent Variables)

(58)

39

a. Pendapatan per Bulan (INC)

Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan/penghasilan yang diterima oleh rumah tangga baik yang berasal dari kepala keluarga maupun pendapatan anggota rumah tangga dengan satuan Rupiah (Rp).

b. Pendidikan (EDU)

Variabel pendidikan dilihat dari tingkat pendidikan yang telah ditempuh.Variabel ini diukur dari berapa tahun responden mengambil sekolah atau pendidikan sehingga pengukurannya dihitung dalam satuan tahun.

c. Jumlah Pengangkutan Sampah (FREQ)

Jumlah pengangkutan sampah merupakan frekuensi jasa angkut sampah dalam melakukan tugasnya dalam satuan hari.

D. Metode Analisis

Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan terdiri dari 2 jenis, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis data kualitatif adalah interpretasi dari hasil pengolahan data yang sudah dilakukan dengan ditambahkan penjelasan agar lebih membantu dalam pemahaman.

(59)

40

dapat mengetahui faktor-faktor mana saja yang berpengaruh terhadap kesediaan membayar masyarakat terhadap penggunaan jasa pengolahan sampah di Kelurahan Rajabasa Raya. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSSVersi 15.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,sum,range, kurtosisdanskewness(kemencengan distribusi). Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses perubahan data penelitian dalam bentuk tabel sehingga mempermudah dalam proses pemahaman (Ghozali, 2007).

2. Tabulasi Silang (Crosstab)

Tabulasi silang (croostab) adalah sebuah tabel silang yang terdiri atas satu baris atau lebih, dan dalam satu kolom atau lebih. Analisiscrosstabpada prinsipnya

(60)

41

3. Uji Model Fit (Overall Fit Model)

Uji ini dilakukan untuk melihat nilai dari model secara keseluruhan (overall fit model). Beberapa tes statistik diberikan untuk melakukan penilaian ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah :

Ho: Model yang dihipotesiskan fit dengan data Ha: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesakan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternative, L ditransformasikan menjadi 2LogL. Cara melihat nilai dari model fit ini adalah dengan melihat selisih antara -2LogL tahap awal (initial -2LogL function) dengan nilai -2LogL pada langkah selanjutnya. Jika terjadi penurunan nilai -2LogL dan penurunan tersebut mendekati tingkat singnifikanα = 5%, maka model tersebut fit dengan data (Ghozali, 2007).

4. Uji Kelayakan Model

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Testmenguji hipotesis nol bahwa data

empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Tingkat signifikan dalam pengujian ini adalah sebesar 5%. Kriteria dalam pengujian ini adalah :

(61)

42

• Hoditolak apabila : Ho≤α, terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya.

5. Model RegresiBinary Logistic

Model RegresiBinary Logistic merupakan model regresi dengan variabel dependen yang merupakan variabeldummyyang tujuannya untuk memprediksi terjadinya suatu peristiwa atauevent. Model ini diturunkan dari suatu kondisi dimana

probabilitas terjadinya itu tidak akan keluar dari nilai 1 dan 0. Analisis regresibinary logisticdigunakan dengan pertimbangan untuk mengetahui tingkat signifikan

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan regresi model logit diperoleh dari penurunan persamaan probabilitas dari kategori-kategori yang akan diestimasi. Persamaan regresi logistik dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

= =

Sumber : Gujarati, 2012

Dimana :

= Model Logit dari WTP

(62)

43

Adapun spesifikasi model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

= + + + +

Dimana :

WTP = 1 : jika responden bersedia 0 : jika responden tidak bersedia β = Parameter

ε =eror term

INC = Pendapatan per Bulan EDU = Pendidikan

FREQ = Frekuensi/ jumlah pengangkutan per hari

6. Uji Hipotesis Statistik

Parameter-paremeter yang akan diestimasi dapat dilihat berdasarkan penilaian statistik, yang meliputi uji signifikansi parameter secara keseluruhan (Uji - Chi-Square), uji regresi secara parsial (Uji–Wald) (Lihan, 2011).

a. Pengujian Keberartian Besaran Secara Keseluruhan (UjiChi-square)

(63)

44

Ho: β1 = 0 → variabel bebas (INC, EDU, dan FREQ) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (WTP)

Ha: β1≠ 0 → variabel bebas (INC, EDU, dan FREQ) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (WTP).

Kriteria Pengujian :

a. Ho diterima apabila : χ2hitung< χ2tabel, artinya variabel bebas (INC, EDU, dan FREQ) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (WTP). b. Ho ditolak apabila :χ2hitung> χ2tabel, artinya variabel bebas (INC, EDU, dan

FREQ) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (WTP).

b. Pengujian Besaran Regresi Secara Parsial (Uji–Wald)

Pengujian pengaruh msung-masing variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji statistik Wald dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 95 persen ( = 0,05). Perumusan hipotesis :

- Ho = bi = 0, Artinya, variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

(64)

45

7. Analisis Willingness to Pay

Untuk menentukan nilai kesediaan membayar (willingness topay) dalam penelitian ini mengadopsi cara yang dikemukakan oleh Hanley dan Splash (Indramawan, 2014), yaitu :

Memperkirakan nilai rata-rata WTP

Pendugaan besar nilai WTP dalam penelitian ini mengunakan nilai rata-rata dari penjumlahan keseluruhan nilai WTP dibagi jumlah responden. Dugaan rata-rata WTP dihitung menggunakan rumus :

=

Sumber : Indramawan, 2014

Dimana :

EWTP = Dugaan Nilai Rata-rata WTP Wi = Nilai WTP ke-i

n = Jumlah Responden

(65)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis menggunakan Model RegresiBinary Logisticuntuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi WTP serta nilai WTP dan tingkat

kepatuhan masyarakat di Kelurahan Rajabasa Raya, dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Variabel pendapatan (INC), dan variabel tingkat pendidikan (EDU) memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kesediaan membayar atau variabel WTP. Sedangkan variabel tingkat frekuensi pengangkutan (FREQ) memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap kesediaan membayar atau variabel WTP.

2. Nilai rata-rata WTP adalah sebesar Rp18.200 dari total responden 94 responden. Berdasarkan nilai rata-rata WTP dan tarif yang dibayarkan oleh responden sebesar Rp. 15.000/bulan, surplus konsumen yang diterima responden adalah sebesar Rp.3.200/bulan. Berdasarkan teori nilai guna, surplus konsumen menunjukkan terjadinya kelebihan kepuasan yang

(66)

65

3. Tingkat kepatuhan responden yang bersedia membayar adalah 77,7% dari keseluruhan responden yaitu 94 kepala keluarga. Sedangkan tingkat

ketidakpatuhan responden sebesar 22,3% dari keseluruhan responden. Para responden yang bersedia untuk membayar dan tetap menggunakan jasa tersebut meyakini bahwa jasa pengolahan sampah penting bagi kebersihan lingkungan. Sedangkan responden yang tidak bersedia untuk membayar memiliki alasan tersendiri. Mereka cenderung untuk berhenti berlangganan dikarenakan mereka masih mampu untuk membuang sampah sendiri ke TPS dan beberapa faktor yang mengakibatkan mereka enggan untuk berlangganan lagi ketika ada kenaikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya frekuensi pengangkutan perlu di tingkatkan oleh pihak kelurahan Rajabasa Raya sebagai penanggung jawab jasa pengolahan sampah. Adanya peningkatan jumlah frekuensi pengangkutan mungkin saja dapat menaikkan tingkat kepatuhan responden terhadap penggunaan jasa pengolahan sampah. Sebaiknya dilakukan juga peremajaan peralatan sokli sebagai penunjang dalam peningkatan kualitas jasa pengolahan sampah di Kelurahan Rajabasa Raya. Kelurahan Rajabasa Raya selaku penanggung jawab jasa pengolahan sampah

(67)

66

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Addai, Kwabena Nyarko and Gideon Danso-Abbeam. 2014. Determinants of

Willingness to Pay for Improved Solid Waste Management in Dunkwa-onOffin, Ghana. Journal of Agriculture and Environmental Sciences Vol.3 No. 1 March 2014.

Agung, Bangun Putra. 2015. Ekonomi Publik-Teori Barang Swasta. FEB Univ. Udayana. Bali.

Ali, Azwar. 2012. Konsep Valuasi Ekonomi. www.Azwarlingkunganali.blogspot.com

Damanhuri, E. dan Tri Padmi. 2010. Diktat Kuliah TL-3140 : Pengelolaan Sampah. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS cetakan IV. Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang.

Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter. 2010.Dasar-dasar Ekonometrika. Buku 1 Edisi 5.PT. Salemba Empat. Jakarta.

Hagos, Dagnew, Alemu Mekonnen, and Zenebe Gebreegziabher. 2012. Households’ Willingness to Pay for Improved Urban Waste Management in Mekelle City, Ethiopia.Discussion Paper of Environment for Development.

Hartono, Edi. 2006. Peningkatan Pelayanan Pengelolaan Sampah di Kota Brebes Melalui Peningkatan Kemampuan Pembiayaan. Universitas Diponegoro. Semarang.

(69)

Irawan, Bambang. 2009.Willingness to PaydanAbility to PayPelanggan Rumah Tangga. Fakultas Ekonomi Universitas Negri Semarang. Semarang.

Kamus Bisnis dan Bank. www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/pendpatan_rumah_tangga.asx

Karo, Yessi T. Br. 2009. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan

Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan. Univ. Sumatera Utara. Medan

Kelurahan Rajabasa Raya. Pencarian Senin 20 April 2015. http://skpd.bandarlampungkota.go.id.

Kuncoro, Mudrajat. 2006. Ekonomika Pembangunan Teori, Masalah, dan Kebijakan. Edisi Keempat.UPP STIM YKPN.

Lihan, Irham dan M. Husaini. 2011. Analisis Regresi Variabel Kualitatif Penerapan dalam Ilmu Ekonomi dan Manajemen. Lembaga Penelitian Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

Manik, K.E.S. 2003.Pengelolaan Lingkungan Hidup. Djambatan. Jakarta. Mburu. 2007.Economic Valuation and Environmental Assesment. BMBF. East

Africa.

Mukhlis, Imam. 2010. Eksternalitas, Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan dalam Perspektif Teoritis. FE Universitas Negeri Malang. Malang.

Nazir.Moh, Ph.D. 2009.Metode Penelitian. GHALIA Indonesia. Jakarta Selatan. Neolaka, Prof. Dr. Ir. Amos, M.Pd. 2008 .Kesadaran Lingkungan. PT. Rinka Cipta.

Jakarta.

Pujoharso, Cahyo. 2013. Aplikasi Teori Konsumsi Keynes Terhadap Pola Konsumsi Makanan Masyarakat Indonesia. FEB Universitas Brawijaya. Malang.

Roswati, Sri. 2015. Apa Lingkunganmu Bersih dari Sampah?. Tempo Kini. www.tempokini.com

(70)

Seth, Kwety, Samuel Jerry Cobbina, Wilhemina Asare, and Abudu Ballu

Duwiejuah. 2014. Household Demand and Willingness to Pay for Solid Waste Management Service in Tuobodom in the Techim-North District, ghana. American Journal of Environmental Protection, 2014, Vol. 2, No.4, 74-78. Setiarini, Destia. 2008. Studi Willingness tp Pay untuk Pengembangan Sistem Parkir

Kampus Univeristas Indonesia. Universitas Indonesia. Jakarta. Sugiyono. 2007. MetodePenelitian Bisnis.Alfabeta. Bandung.

Sukirno, Sadono. 2000.Pengantar Teori Mikroekonomi. Edisi Kedua.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2002.Pengantar Teori Mikroekonomi. Edisi Ketiga.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Utara.

Suparmoko, M. dan Irawan. 2000.Ekonomika Pembangunan. Edisi Kelima. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Susilo, Ariesta Ridlo Ayu dan Afid Burhannudin, M.Pd. 2013. Metodologi Penelitian : Populasi dan Sample.

Todaro, Michael P.dan Stephen C. Smith. 2009.Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesebelas. Jilid 2.Penerbit Erlangga. Jakarta

Transportasi Engineering Consulting Service. 2009. Ability to Pay (ATP)/Willingness to Pay (WTP). PT. Dardela Yasa Guna. Jakarta

Turner, R. Kerry dan David W. Pearce. 1990.Economics of Natural Resources and The Environment.Hearvester Wheatsheaf. New York.

Widayat, Wahyu dan Amirullah. 2007.Pengantar Metodologi Riset.Rineka Cipta. Jakarta.

Winardi. 1988.Pengantar Ilmu Ekonomi. Tarsito. Bandung.

Gambar

Tabel 1. Volume Timbulan dan Pengangkutan Sampah Pemukiman di BandarLampung tahun 2012
Tabel 2. Karakteristik Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kelurahan Rajabasa
Gambar 1. Alur Pengangkutan Sampah di Kelurahan Rajabasa Raya
Tabel 4. Peralatan Sokli di Kecamatan Rajabasa Raya
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada model PLS teh hitam dapat dilihat nilai faktor muatan sikap terhadap kemudahan memperoleh merupakan yang paling tinggi diantara indikator lainnya, indikator

Selubung koil pipa adalah alat yang digunakan untuk memanfaatkan heat loss disekitar pembakaran dari kompor gas yang dialiri air pada selubung koil pipa diletakan di

[r]

[r]

Latar belakang permasalahan ini adalah berdasarkan observasi di sekolah- sekolah menengah pertama se-Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes didapatkan informasi bahwa

Boeing juga menyebutkan, selama bertahun-tahun telah direkayasa program bantuan pemerintah dalam jumlah besar guna membantu Airbus yang berbasis di Perancis itu, mengembangkan

Dari hasil data diatas, baik hasil temuan rancangan pembelajaran, maupun hasil pelaksanaan beserta hasil belajar yang diperoleh siswa dari siklus ke siklus mengalami

pengendalian kualitas proses produksi di PT Karunia Alam Segar dilakukan supaya tidak terjadi banyak produk yang cacat yang disebabkan kesalahan selama dalam proses