• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENYIMPULKAN PADA MATERI ASAM BASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENYIMPULKAN PADA MATERI ASAM BASA"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARANPROBLEM SOLVINGDALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN

MENYIMPULKAN PADA MATERI ASAM BASA

Oleh

DIANA NOVRATILOVA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran problem solvingdalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan me-nyimpulkan pada materi pokok asam basa. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen denganNon Equivalent(Pretest and Posttest) Control Group Design. Efektivitas model pembelajaranproblem solvingpada penelitian ini di-tunjukkan dengan adanya perbedaann-Gainyang signifikan antara kelas ekspe-rimen dengan kelas kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Natar yang berjumlah 216 siswa pada tahun ajaran 2014/2015. Sampel penelitian yaitu kelas XI IPA5dan XI IPA6yang memiliki karakteristik hampir sama. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

(2)

eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, sehingga model pembelajaranproblem solvingefektif

dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan menyimpulkan.

(3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARANPROBLEM SOLVINGDALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN

MENYIMPULKAN PADA MATERI ASAM BASA

Oleh

DIANA NOVRATILOVA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARANPROBLEM SOLVINGDALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN

MENYIMPULKAN PADA MATERI ASAM BASA

(Skripsi)

Oleh

DIANA NOVRATILOVA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA... 9

A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 9

B. Model Pembelajaran Problem Solving ... 10

C. Keterampilan Proses Sains ... 13

D. Anggapan Dasar ... 19

E. Hipotesis Umum... 19

III. METODE PENELITIAN... 20

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

B. Data Penelitian ... 20

C. Variabel Penelitian ... 21

(6)

E. Instrumen dan Validasi Penelitian ... 22

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 22

G. Analisis Data ... 24

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data... 29

B. Pembahasan... 34

C. Kendala dalam Penelitian ... 45

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. simpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 50

1. Silabus... 51

2. RPP ... 60

3. Lembar kerja siswa ... 108

4. Kisi-kisi soal... 135

5. Soal tes ... 140

6. Rubrik penskoran tes... 144

7. Data nilai pretes, postes, dann-Gainketerampilan mengelompokkan dan menyimpulkan... 152

8. Perhitungan dan analisis data ... 156

9. Lembar observasi guru mengajar... 178

10. Daftar Nama kelompok siswa... 182

(7)

xii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan Keterampilan Proses Dasardan Keterampilan Terpadu …. 15

2. Indikator Keterampilan Dasar ... ... 15

3. Desain penelitian ... 21

4. Uji normalitasn-Gainketerampilan mengelompokkan... 32

(8)
(9)
(10)

PERSEMBAHAN

Dengan syukur dan penuh kasih kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini untuk:

Bapak dan Ibuku Tercinta . .

Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang begitu tulus tiada putusnya. Terimakasih atas semangat, nasihat, doa dan harapan-harapan yang memotivasi semangatku, memberikanku kekuatan tiada hentinya hingga dapat kubangun cinta

dan citaku. Ibu dan Bapak, terimakasih atas semua pengorbananmu yang tulus. Semoga Allah memberikan kesempatan untuk membalas kasih sayang kalian, selalu memberi kalian kebahagiaan dan kemampuan untuk berbakti kepada Bapak

dan Ibu dengan sebaik-baiknya. Aamiin.

Ahmad Abdel Muqoddam adikku satu-satunya yang sangat aku sayangi beserta keluargaku tercinta...

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Bandar Lampung pada tanggal 8 November 1990, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari Bapak Muhaini Zein, S.ST. dan Ibu Salmawati, Amd. Kep.

Pendidikan formal diawali di TK PTPN X Kedaton Bandar Lampung dan selesai pada tahun 1996, dilanjutkan ke SD Al-Kautsar Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2002, selanjutnya SMP Negeri 8 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2005, kemudian dilanjutkan ke SMA Yayasan Pembina UNILA dan lulus pada tahun 2008.

(12)

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehinggaskripsi yang berjudul “Efektivitas ModelProblem Solvingdalam Meningkatkan Keterampilan Mengelompokkan dan Menyimpulkan Pada Materi Asam Basa”dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

sarjana pendidikan. Shalawat dan salam juga semoga selalu tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umatnya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

Bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, diucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan Pembahas, terima kasih atas motivasi, bimbingan, saran, dan kritik yang telah diberikan dalam proses penyusunan skripsi ini.

(13)

5. Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc., selaku Pembimbing II atas kesediaan, ketulusan, dan kesabarannya untuk memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi ini;

5. Bapak Drs. Suwarlan, M.Pd selaku kepala SMA Negeri 1 Natar, atas izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian;

6. Ibu Nawariyati, S. Pd. selaku guru mitra, seluruh Guru, Staf dan siswa SMA Negeri 1 Natar atas bantuan, dukungan dan partisipasinya dalam melaksanakan penelitian.

7. Keluargaku tercinta, Mama, Papa, Adikku tersayang dan seluruh keluarga besar terima kasih atas doa, support dan perhatian yang telah diberikan.

8. Sahabatku tercinta Ita, Erna, Donna,Visca. Teman seperjuangan yang tiada henti memberi motivasi teruntuk Evi, Dewi, Wirdha, Orin, Pipit, Indah, Jojo, Rendi, Galih, Andri, dan teman-teman lainnya, adik dan kakak tingkat tercinta mba Vira, mba Ema, kak Paul, Revi atas dukungannya. Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan rujukan penelitian, dan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak kekeliruan, diharapkan kritik dan saran pembaca untuk karya selanjutnya.

Bandar Lampung, Desember 2015 Penulis,

(14)
(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

men-cari tahu tentang gejala alam yang sistematis, baik berupa penguasaan konsep,

prinsip serta proses penemuan. Salah satu cabang dari ilmu IPA yaitu ilmu kimia.

Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan ilmu kimia, yaitu kimia sebagai produk

(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori), kimia

sebagai proses (kerja ilmiah) dan kimia sebagai sikap ilmiah (Tim Penyusun,

2006). Ilmu kimia lahir dari pengalaman para ahli kimia untuk memperoleh

jawaban atas pertanyaan “apa” dan “mengapa” tentang sifat materi yang ada di

alam melalui serangkaian proses menggunakan sikap ilmiah dan masing-masing

akan menghasilkan fakta dan pengetahuan teoritis tentang materi yang

kebenaran-nya dapat dijelaskan dengan logika matematika (Tim Penyusun, 2004).

Ketika seseorang mengalami proses untuk memperoleh pengetahuan, banyak

dampak iringan yang akan diperoleh, yaitu sikap, keterampilan (fisik maupun

berpikir), dan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itudidalam mempelajari kimia

pengetahuan bukanlah tujuan utama, melainkan sebagai wahana untuk

(16)

keterampilan-2

keterampilan itulah yanjg nantinya akan berguna dalam menjalani kehidupan

sehari-hari (Fadiawati, 2014).

Keterampilan berpikir siswa dapat dilatih melalui pemberian pengalaman yang

bermakna pada proses pembelajaran. Kemampuan berpikir siswa dalam

mem-bangun konsep baru padapembelajaran kimia dapat dilatih melalui keterampilan

proses sains (KPS). KPS dikelompokkan kedalam KPS dasar dan KPS terpadu.

KPS dasar meliputi observasi, komunikasi, klasifikasi, pengukuran, inferensi

(simpulan) dan prediksi (Eseler dan eseler, 1996).

Terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa kelas XI semester

genap pada awal pembelajaran kimia, salah satunya adalah mendeskripsikan

teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan.

Dalam pembelajaran, siswa diajak untuk melihat keeratan hubungan antara

kon-sep yang dipelajari dengan fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari. Seperti

misalnya, rasa asam pada buah-buahan, pemanfaatan senyawa basa dalam

me-ngobati sakit maag, pemanfaatan kapur untuk menetralkan tanah pertanian yang

asam, pemanfaatan tumbuhan dengan warna menyolok sebagai indikator, dan

lain sebagainya. Pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya menghadirkan

konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori secara verbal tanpa memberikan

pengalaman bagaimana proses ditemukannya konsep, hukum, dan teori tersebut

sehingga tidak tumbuh sikap ilmiah dalam diri siswa. Oleh karena itu siswa sulit

untuk menghubungkan konsep ilmu kimia dengan kehidupan sehari-hari, sehingga

siswa tidak menyadari bahwa ilmu kimia sangat dekat dengan kehidupan mereka,

(17)

3

kenakan setiap hari berhubungan dengan kimia. Selain itu, aktivitas siswa dapat

dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang

di-anggap penting. Sebagian besar dalam proses pembelajaran, siswa dituntut

untuk menghafal sejumlah konsep yang diberikan oleh guru tanpa dilibatkan

secara langsung dalam penemuan konsep tersebut.

Hal ini diperkuat berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di kelas XI

IPA SMA Negeri 1 Natar, pembelajaran kimia masih menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab, guru hanya menjelaskan teori asam basa tanpa

me-lakukan praktikum. Adapun praktikum yang dime-lakukan hanya pada materi

tertentu, seperti membedakan sifat asam basa berdasarkan jenis larutannya

itupun masih sedikit kegiatan praktikum yang dilaksanakan, sedangkan materi

asam basa lainnya seperti konsep pH, kekuatan asam basa, mengukur pH larutan

tidak dilaksanakan. Guru hanya menyampaikan materi terlebih dahulu dan

sese-kali memberikan pertanyaan kepada siswa. Lalu meminta siswa untuk

mende-ngarkan dan mencatat materi yang dijelaskan oleh guru. Setelah semua materi

di-jelaskan, guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa dan pada akhir

pembelajaran guru hanya memberi tugas pekerjaan rumah dan masih jarang

me-ngajak siswa berpikir untuk menyimpulkan hasil pembelajaran sehingga tidak

jarang siswa masih merasa kebingungan. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif

dalam pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh kurang maksimal

dikarena-kan siswa tidak memiliki keterampilan belajar yang dapat mengaitdikarena-kan proses

(18)

4

Dalam pembelajaran tersebut, terlihat bahwa KPS tidak dilatihkan. Menurut

(Herlen, 1999) jika KPS tidak dilatihkan dan dikembangkan dengan baik, maka

konsep pengetahuan yang akan muncul tidak akan membantu pemahaman tentang

dunia sekitar. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan suatu model pembelajaran

yang dapat melatihkan KPS dan membantu siswa aktif dalam proses

pembela-jaran, tidak hanya menitikberatkan pada penguasaan konsep, namun lebih kepada

siswa mengetahui bagaimana konsep tersebut ditemukan sehingga pembelajaran

akan lebih bermakna dan konsep kimia akan bertahan lama di dalam diri siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat melatihkan KPS adalah model

pembe-lajaranproblem solving.

Model pembelajaranproblem solvingadalah suatu penyajian materi pembelajaran

dengan menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau

diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa

menganalisis dan mendefinisikan masalah, menetapkan jawaban sementara dari

permasalahan yang ada, mengumpulkan dan menganalisis informasi, membuat

referensi, dan menarik kesimpulan. Model pembelajaranproblem solvingterdiri

dari 5 fase, yaitu mengorientasikan siswa pada masalah (fase 1), mencari data atau

keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut (fase 2),

menetapkan jawaban sementara dari masalah (fase 3), menguji keaktifan jawaban

sementara (fase 4), dan menarik kesimpulan (fase 5) (Hamalik, 2001). Dengan

model pembelajaran tersebut siswa dituntut agar mampu membedakan larutan dari

hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan serta menyimpulkan laporan hasil

praktikum secara sistematis jelas, kemampuan-kemampuan ini tidak lain

(19)

5

Hasil penelitian Andriani (2012), yang dilakukan pada siswa SMA YP UNILA

kelas XI, menunjukkan bahwa model pembelajaranproblem solvingefektif

me-ningkatkan keterampilan mengelompokkan dan penguasaan konsep pada materi

koloid. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2012), menunjukkan

bahwa penerapan model pembelajaranproblem solvingpada materi laju reaksi

efektif dalam meningkatkan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan,

karena pada tahap pembelajarannya dapat melatih dan mengembangkan

keteram-pilan bertanya dan menjawab pertanyaan, terutama pada tahap menguji kebenaran

jawaban sementara, siswa dilatih menjawab pertanyaan dan menyebutkan contoh.

Berdasarkan hal tersebut, dimungkinkan model pembelajaranproblem solving

juga dapat meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan menyimpulkan pada

materi asam basa. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan judul

Efektivitas Model PembelajaranProblem Solvingdalam Meningkatkan

Keterampilan mengelompokkan dan menyimpulkan pada Materi Asam

Basa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana model pembelajaranProblem Solvingefektif dalam meningkatkan

keterampilan mengelompokkan pada materi pokok asam-basa siswa SMA

Negeri 1 Natar?

2. Bagaimana model pembelajaranProblem Solvingefektif dalam meningkatkan

keterampilan menyimpulkan pada materi pokok asam basa siswa SMA

(20)

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan efektivitas model pembelajaranproblem solvingdalam

me-ningkatkan keterampilan mengelompokkan pada materi pokok asam basa

siswa SMA Negeri 1 Natar.

2. Mendeskripsikan efektivitas model pembelajaranproblem solvingdalam

me-ningkatkan keterampilan menyimpulkan pada materi pokok asam basa siswa

SMA Negeri 1 Natar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa,

guru, dan sekolah yaitu :

1. Memudahkan siswa dalam memahami konsep pada materi asam basa selama

pembelajaran.

2. Dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa,

mem-permudah siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains yaitu

kete-rampilan mengelompokkan dan menyimpulkan.

3. Model pembelajaranproblem solvingmenjadi salah satu alternatif model

pem-belajaran yang inovatif, kreatif, dan produktif bagi guru sebagai upaya

me-ningkatkan keterampilan proses sains siswa.

4. Sumbangan pemikiran dan informasi dalam upaya meningkatkan mutu

(21)

7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Natar.

2. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah teori asam basa menurut

Arrhenius.

3. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pem-belajaranProblem Solving. Model ini terdiri dari 5 tahap, yaitu tahap 1 guru

memberikan masalah kepada siswa, tahap 2 yaitu siswa mencari data atau

keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, tahap 3 yaitu

siswa menetapkan jawaban sementara dari masalah, tahap 4 yaitu siswa

me-nguji kebenaran jawaban sementara, dan tahap 5 yaitu siswa dapat menarik

kesimpulan.

4. Keterampilan mengelompokkan merupakan keterampilan proses untuk

memi-lah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga

di-dapatkan golongan/ kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud

(Dimyati dan Mudjiono, 2006).

5. Keterampilan menyimpulkan yaitu kemampuan menarik kesimpulan dengan

menggunakan logika induktif dari data yang telah terkumpul melalui hasil

observasi / pengamatan. Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu

kete-rampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan

fakta, konsep dan prinsip yang diketahui. Pola pembelajaran untuk melatih

(22)

8

konstruktivisme, sehingga siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya

(Dirdjosoemarto dkk, 2004).

6. Menurut Nuraeni dkk (2010), model pembelajaran dikatakan efektif

mening-katkan belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan

(23)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut teori konstruktivis, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan ke-sempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sen-diri, dan mengajar siswa menjadi cerdas dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru bisa memberi siswa anak tangga yang mem-bawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut. Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan ran-cangan pembelajaran, sebagai berikut:

(1) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri.

(2) memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif.

(3) memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.

(4) memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.

(24)

10

Teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theorist of learning). Teori konstruktivis ini menya-takan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, memeriksa informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisi-nya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja meme-cahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya. (Slavin dalam Nur, 2002)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diper-luas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pe-ngalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemu-kan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus meng-konstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri (Trianto, 2007).

B. Model PembelajaranProblem Solving

(25)

11

dalam Pannen (2001), “konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua

penge-tahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil ke-mungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain”.

(26)

12

solvingyaitu (1) Pembelajaranproblem solvingmerupa-kan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasiproblem solvingada sejumlah kegi-atan yang harus dilakukan siswa. (2) Aktivitas pembe-lajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, pembelajaranproblem solvingmenempatkan masalah sebagai kunci dari proses pembelajaran. (3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.

Kelebihan dan kekurangan pembelajaranproblem solvingmenurut Djamarah dan Zain (2002) adalah sebagai berikut.

1. Kelebihan pembelajaranproblem solving

a. Membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehi-dupan.

b. Membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.

c. Model pembelajaran ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya siswa banyak menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya.

2. Kekurangan pembelajaranproblem solving

a. Memerlukan keterampilan dan kemampuan guru. Hal ini sangat penting karena tanpa keterampilan dan kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat strategi ini digunakan maka tujuan pengajaran tidak akan ter-capai karena siswa menjadi tidak teratur dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan dalam pembelajaran

b. Memerlukan banyak waktu. Penggunaan model pembelajaranproblem solvinguntuk suatu topik permasalahan tidak akan maksimal jika waktu-nya sedikit, karena bagaimanapun juga akan bawaktu-nyak langkah-langkah yang harus diterapkan terlebih dahulu dimana masing-masing langkah membutuhkan kecekatan siswa dalam berpikir untuk menyelesaikan topik permasalahan yang diberikan dan semua itu berhubungan dengan kemampuan kognitif dan daya nalar masing-masing siswa

(27)

13

C. Keterampilan Proses Sains (KPS)

Funk dalam Dimyati dan Mudjiono (2006) membagi keterampilan proses men-jadi dua kelompok besar yaitu keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar (basic skill) terdiri dari enam keterampilan, yakni : menga-mati, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, mengkomunikasikan, dan me-nyimpulkan. Sedangkan keterampilan terintegrasi (integrated skill) terdiri dari sepuluh keterampilan, yakni: mengidentifikasi variabel, membuat tabel data, me-nyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.

(28)

14

(2) Mengklasifikasikan, merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud. Contohnya antara lain : mengklasifikasikan cat berdasarkan warna, mengklasifikasikan binatang menjadi binatang beranak dan bertelur, dan lain-lain. (3) Mengukur, dapat di-artikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh-contoh kegiatan yang menampakkan kete-rampilan mengukur antara lain: mengukur panjang garis, mengukur berat badan, mengukur temperatur, dan kegiatan sejenis yang lain. (4) Memprediksi, dapat diartikan sebagai meng-antisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecen-derungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. (5) Mengkomunikasikan, dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan. (6) Menyimpulkan, dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui.

(29)

15

dapat berimplikasi pada pengembangan kemampuan berpikir siswa (high order of thinking).

Menurut Esler dan Esler (Hartono, 2007), KPS dikelompokkan menjadi 2 yaitu keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu, dan penjelasan masing-masing indikator keterampilan proses dasar KPS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Perbedaan Keterampilan Proses Dasar dan Keterampilan Proses Terpadu

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu Mengamati ( Observasi)

Tabel 2. Indikator Keterampilan Dasar Keterampilan Dasar Indikator

Observasi Mampu menggunakan semua indera untuk

mengamati, mengidentifikasi, dan memahami sifat benda dan kejadian secara teliti dari hasil

pengamatan

Klasifikasi Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan menentukan dasar penggolongan terhadap suatu objek

Pengukuran Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatu benda secara benar yang sesuai untuk

panjang, luas, volume, waktu, berat, dan lain-lain. Dan mampu mendemonstrasikan perubahan suatu satuan pengukuran ke satuan pengukuran lain Komunikasi Mampu membaca dan mengkompilasi informasi

(30)

16

Menarik Kesimpulan Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi

Dimyati dan Mudjiono (2006) memuat alasan mengenai pendekatan KPS. Pen-dekatan KPS dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan siswa., siswa ter-dorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena lebih mema-hami fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Pembelajaran melalui KPS akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan. KPS dapat digunakan untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu penge-tahuan, dengan pendekatan KPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertindak sebagai seorang ilmuan.

D. Kerangka Berpikir

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran erat kaitannya dengan ketepatan pendidik dalam memilih model pembelajaran. Kemampuan guru untuk memilih dan menerapkan model dan media pembe-lajaran yang tepat akan menentukan tingkat prestasi belajar siswa terhadap konsep yang diberikan dalam proses pembelajaran. Pembelajaranproblem solvingadalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang dibutuhkan untuk penyelidikan yang membutuh-kan penyelesaian yang nyata dari permasalahan yang nyata.

(31)

17

taraf kemampuannya. Tahap kedua adalah mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain. Tahap ketiga adalah me-netapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada tahap kedua di atas. Tahap keempat menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam tahap ini siswa dilatihkan dengan keterampilan mengelompokkan berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan untuk menguji kebenarannya dan harus berusaha me-mecahkan masalah sehingga betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul sesuai apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan model-model lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain. Tahap kelima adalah menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. Hal ini melatihkan keterampilan menyimpulkan yang didasarkan pada keterangan dari beberapa ahli yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kelebihan dari pembelajaranproblem solving di-bandingkan dengan pembelajaran konvensional yakni pada pembelajaran problem solvingcara penyajian pelajarannya yaitu dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan bantuan guru. Dalam hal ini siswa dtempatkan untuk belajar sendiri mengembangkan kemampuan dalam me-mecahkan masalah dan siswa benar-benar ditempatkan sebagai subyek belajar.

(32)

memung-18

kinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim, siswa dapat mengintegrasikan teori dan praktek yang memungkinkan mereka menggabungkan pengetahuan lama dan baru, sehingga pada akhirnya memotivasi siswa untuk belajar lebih baik. Pada materi pokok asam basa memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut pembelajaran problem solvingakan lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan menge-lompokkan dan menyimpulkan pada materi asam basa lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Namun, walaupun pembelajaranproblem solvingmempunyai beberapa keunggulan, pembelajaran ini juga memiliki kele-mahan (Djamarah dan Zain, 2002). Kelekele-mahan-kelekele-mahanproblem solving antara lain adalah : (1) Memerlukan keterampilan dan kemampuan guru. (2) Memerlukan banyak waktu. Penggunaan model pembelajaranproblem solvinguntuk suatu topik permasalahan tidak akan maksimal jika waktunya sedikit. (3) Guru mengubah kebiasaan siswa belajar dari mendengarkan dan menerima informasi yang disampaikan guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan masalah sendiri dan kelompok memerlukan banyak sumber belajar sehingga menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa kelas XI IPA 5dan XI IPA 6 semester genap SMA Negeri 1 Natar TA 2014/2015 yang menjadi subyek penelitian mempunyai kemampuan dasar yang sama.

(33)

19

3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan keterampilan mengelom-pokkan dan menyimpulkan materi asam basa siswa kelas XI semester genap SMA Negeri 1 Natar TA 2014/2015 diabaikan.

4. Perbedaan gain keterampilan mengelompokkan dan keterampilan menyim-pulkan siswa pada materi asam basa semata-mata terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran.

F. Hipotesis Dasar

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah :

a. Pembelajaranproblem solvingefektif dalam meningkatkan keterampilan mesngelompokkan.

(34)

20

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2014/2015. Dari populasi tersebut diambil 2 kelas yang akan di-jadikan sampel penelitian. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol. Teknik pemilihan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling(pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan). Dalam memilih sampel, peneliti meminta bantuan guru bidang studi kimia yang memahami karakteristik populasi, dengan pertimbangan tingkat kognitif yang sama, maka diperoleh kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 sebagai sampel penelitian. Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan cara pengundian. Kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran problem solving, sedangkan kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

B. Data Penelitian

(35)

21

kelas kontrol. Adapun data pendukung penelitian yang di perlukan, yaitu data kinerja siswa pada praktikum, data afektif siswa dan data kinerja guru.

C. Variabel Penelitian

Sebagai variabel bebas adalah model pembelajaran yang digunakan, yaitu model Problem Solvingdan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan mengelompokkan dan menyimpulkan pada materi asam basa dari siswa SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakanNon Eqiuvalent (Pretes-Posttes) Control Group Design(Creswell, 1997) yang ditunjukkan pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Desain Penelitian.

Pretes Perlakuan Postes

Kelas eksperimen O1 X O2

Kelas control O1 – O2

Sebelum diterapkan perlakuan kedua kelompok sampel diberikan pretes (O1). Kemudian pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran menggunakanproblem solving(X) dan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional.

(36)

22

E. Instrumen dan Validitas Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2010).

Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah :

1. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan 2006.

2. LKS Kimia dengan menggunakan model pembelajaranproblem solving pada materi asam basa.

3. Soal pretes dan postes yang masing-masing berisi 5 soal uraian.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam kon-teks pengujian kevalidan instrumen dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu carajudgmentatau keputusan ahli dan pengujian empirik. Instrumen pada penelitian ini menggunakan validitas isi yaitu kesesuaian antara instrumen dengan ranah atau domainyang diukur. Validitas isi ini dilakukan dengan cara judgment oleh dosen pembimbing.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan penelitian ini adalah: 1. Observasi pendahuluan

(37)

23

penelitian.

b. Melakukan wawancara dengan guru kimia kelas XI untuk mendapatkan informasi mengenai pembelajaran kimia yang diterapkan di sekolah. c. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

2. Pelaksanaan penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Tahap persiapan

Penyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, soal pretes dan postes.

3. Tahap pelaksanaan penelitian.

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian adalah:

(1) Melakukan pretes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi asam basa dengan pembelajaran yang telah ditetapkan pada masing-masing kelas, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

problem solvingditerapkan di kelas eksperimen serta pembelajaran konvensional diterapkan di kelas kontrol.

(3) Melakukan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(38)

24

Alur prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan berikut :

Gambar 1. Alur Penelitian G. Teknik Analisis Data

1. Mengubah skor menjadi nilai

Nilai pretes dan postes pada penilaian keterampilan mengelompokkan dan menyimpulkan dirumuskan sebagai berikut:

100

2. Menghitungann-Gaindari nilai siswa

Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaranproblem solvingdalam meningkatkan keterampilan

mengelompokkan dan menyimpulkan dilakukan analisis perhitungan gain Instrumen pembelajaran

Penentuan populasi dan sampel

(39)

25

ternormalisasi dengan rumusn-Gain(g) menurut Hake dalam Andriani (2013) adalah sebagai berikut:

( ) = nilai postes nilai pretes nilai maksimal ideal nilai pretes

3. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji perbedaan dua rata-rata. Sebelum dilakukan uji perbedaan dua rata-rata, ada beberapa uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Untuk uji normalitas menggunakan uji Chi-Kuadrat. Menurut Sudjana (2005), uji normalitas sebagai berikut:

Hipotesis :

H0: kedua sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. H1: kedua sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal. Statistik Uji :

= ( )

dengan:

(40)

26

(1) Keputusan Uji

Tolak H0jika ( )( )atau dengan taraf= taraf nyata

untuk pengujian. Dalam hal lainnya H0diterima. b. Uji homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas yang dibandingkan memiliki nilai rata-rata dan varians identik. Hipotesis untuk uji Homogenitas :

Ho :

σ

12

σ

22 = kedua kelas mempunyai variansi yang homogen

H1 : 22

2

1 σ

σ  = kedua kelas mempunyai variansi yang tidak homogen.

Untuk uji homogenitas dua peubah terikat digunakan rumus yang terdapat dalam Sudjana (2005) :

Keterangan : F = Kesamaan dua varians

Kriteria : Pada taraf 0,05, tolak Ho hanya jika F hitung  F ½(1,2)

c. Uji perbedaan dua rata-rata (uji t)

Ho : µ1x≤ µ2x : Rata-ratan-Gainketerampilan proses sains pada materi asam basa yang diterapkan model pembelajaranproblem solving lebih rendah atau sama dengan rata-ratan-Gainketerampilan proses sains dengan pembelajaran konvensional.

H1: µ1x> µ2x : Rata-ratan-Gainketerampilan proses sains pada materi asam basa yang diterapkan model pembelajaranproblem solving lebih tinggi daripada rata-ratan-Gaindengan pembelajaran konvensional.

Keterangan :

µ1 = rata-rata keterampilan proses sains pada materi asam basa pada kelas eksperimen

µ2 = rata-rata keterampilan proses sains pada materi asam basa pada kelas kontrol

(41)

27

Jika data dari kedua sampel yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji-t (Sudjana, 2005):

X = Gain rata-rata kelas eksperimen

2

X = Gain rata-rata kelas kontrol s2= Varians

n1= Jumlah siswa kelas eksperimen n2= Jumlah siswa kelas kontrol

2 1

s = Varians kelas eksperimen

2 2

s = Varians kelas kontrol

Dengan kriteria pengujian: terima H0jika t< t1-αdengan derajat kebebasan d(k) =

n1+ n2–2 dan tolak H0untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α = 5% peluang (1-α ).

Namun jika kedua sampel berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka peng-ujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu melalui uji-t’ dengan rumus perhitungan (Sudjana, 2005):

=

+ dan

= ( )

(42)

28

Keterangan:

1

X = Nilai rata-rata kelas eksperimen

2

X = Nilai rata-rata kelas kontrol n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

4. n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

2 1

s = varians kelas eksperimen

2 2

s = varians kelas kontrol

Dengan kriteria pengujian : tolak H0jika t’ ≥ dan terima H0jika terjadi sebaliknya, :

= = ,( )

= = ,( )

(43)

46

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, dapat disim-pulkan bahwa:

1. Model PembelajaranProblem Solvingefektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan.

2. Model PembelajaranProblem Solvingefektif dalam meningkatkan keterampilan menyimpulkan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Pembelajaranproblem solvinghendaknya diterapkan dalam pembelajaran kimia, terutama pada materi asam basa karena terbukti efektif meningkatkan keterampilan siswa terutama pada keterampilan mengelompokkan dan menyimpulkan.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Y. 2012. Efektivitas Model PembelajaranProblem SolvingDalam Meningkatkan Keterampilan Mengelompokkan dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Koloid. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak diterbitkan.

Arends, R. I. 2008.Learning to Teach. Edisi VII. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Arikunto, S. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Jakarta.

Basori, A. 2010.Kimia Untuk SMA. Bina Sarana Edukasi. Jakarta Dahar, R.W. 1998.Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Dimyati dan Moedjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, S.B. dan Aswan Zain. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Dirdjosoemarto. 2004.Strategi Belajar Mengajar. FPMIPA UPI dan JICA IMSTEP.Bandung.

Esler, WK. and Esler, M.K. 1996.Reading Elementary Science. California : wadsworth.

Fadiawati, N. 2014. Ilmu Kimia Sebagai Wahana Menyeimbangkan Sikap dan Keterampilan Berpikir. Majalah Eduspot Unit data Base dan Publikasi Ilmiah FKIP Unila, hal 8-9.

Gallagher, J.J., 2007. Teaching Science for Understanding: A Practical Guide for School Teachers., Pearson Merril Prentice Hall. New Jersey.

Hamalik, O. 2001.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung

(45)

Herlen, W. 1999. Purpose and Procedures for Assessing Science Process Skills Assess Educ. GU) : 129-144.

Ibrahim. 2000.Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Mahmudin. 2010. http://mahmudin.wordpress.com/-2010/10/komponen-penilaian-k-p-s/-tembok.html. diakses9 juli 2010

Muchtaridi dan Sandri Justiana. 2006.Kimia 2 SMA Kelas XI. Jakarta . Yudistira

Nuraeni, N. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Makalah. UPI-Bandung. Bandung.

Nur, M. 2002.Proses Belajar Mengajar dengan Metode Pendekatan Keterampilan Proses. SIC. Surabaya.

Panen, P., D. Mustafa dan M. Sekarwinahyu. 2001.Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Dikti. Jakarta.

Priyanto dan Harnoko.1997.Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Purba, M. 2004.Kimia SMA Kelas XI.Erlangga. Jakarta.

Saputra, R. 2013. Efektivitas Model PembelajaranProblem SolvingPada Materi Laju Reaksi Dalam Meningkatkan Keterampilan Bertanya dan Menjawab Pertanyaan.Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak diterbitkan

Sudjana. 2005.Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Suparno, P. 1997.Filsafat Kostruktivisme Dalam Pendidikan. Kanisius.

Yogyakarta

Sutresna, N. 2006.Kimia untuk Kelas XI. Grafindo. Jakarta.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta. Tim Penyusun. 2004.Pedoman khusus pengembangan silabus dan penilaian

kurikulum 2004. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

. 2006.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

(46)

Depdiknas. Jakarta.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran inovatif Berorientasi konstruktivisme. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.  Perbedaan Keterampilan Proses Dasar dan Keterampilan ProsesTerpadu
Tabel 3.  Desain Penelitian.
Gambar 1. Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sistem yang diterapkan pada ruang koleksi refrense yaitu sistem layanan terbuka dimana pengunjung dapat mengambil buku secara langsung di rak yang tersedia, namun

Merupakan produk KSU BMT Al Fatah yang bersifat jatuh tempo 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. Simpanan Wadiah Berjangka mendapatkan bonus berdasarkan kesepakatan kedua

PANITIA PELAKSANA JNANA DHARMA UNIT KEGIATAN MAHASISWA PEMBINAAN KEROHANIAN MAHASISWA HINDU.. (UKM-HINDU)

 Hasil koefisien t hitung menunjukkan bahwa variabel bukti langsung Reliability (X 1 ) mempunyai nilai t hitung sebesar (3,074) lebih besar dibandingkan dengan nilai

Pembuatan sustainability report oleh perusahaan, juga sebagai sarana pelaporan sosial bagi perusahaan, kepada para stakeholder-nya mengenai aktivitas-aktivitas yang telah

INTENSITAS PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP N 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2016/2017.. Skripsi, Fakultas

Untuk menutupi kelemahan tipe distributor udara plate maka digunakan tipe bubble cups dan nozzles yang arah. alirannya

Agama Hindu , pandangan agama Hindu tentang kerukunan hidup antar umat beragama dapat diketahui dari tujuan agama Hindu. yakni Moksartham Jagathita Ya Ca Iti