• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Lokasi Dan Penyediaan Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen (Survey Pada Konsumen Rumah Makan Cibiuk Jatinangor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Faktor Lokasi Dan Penyediaan Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen (Survey Pada Konsumen Rumah Makan Cibiuk Jatinangor)"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

(The Influence of Location Factors and Provision of

Facility to the Consumer

’s

Satisfaction at Rumah Makan

Cibiuk Jatinangor)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Strata 1 Program Studi Manajeman

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh:

Fitriani Nur Fauzia 21212172

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

vii

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Faktor Lokasi dan Penyediaan Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan Cibiuk”.

Penyusunan skripsi ini untuk mememuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program mata kuliah Skripsi S1 Manajemen Universitas Komputer

Indonesia.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan

kemampuan serta pengetahuan yang penulis miliki. Saran dan kritik yang

membangun sangat dibutuhkan oleh penulis untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih

kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Seoryanto Soegoto selaku Rektor Universita Komputer

Indonesia

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic

.

selaku Dekan Fakultas

Ekonomi

3. Dr. Raeni Dwi Santy SE., M.Si. selaku Ketua Program Diklat

Manajemen serta selaku dosen pembimbing Skripsi ini, terima kasih

(7)

viii

besarnya telah bersedia menguji ditengah kesibukan sebagai dosen.

5. Kepada Penguji 2 Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM., MBA

Terimakasih sebesar-besarnya bersedia menguji ditengah kesibukan

yang sangat padat sebagai dosen.

6. Orang tua yang selalu membantu dengan doa dan doa orang tua adalah

hal yang paling berharga dalam membantu proses penulisan skripsi ini.

7. Suami dan anak yang sealalu menyemangati dalam mengerjakan hasil

usulan penelitian ini.

Untuk itu penulis mengharapkan kritk dan saran guna perbaikan dimasa

yang datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk

menempuh jenjang S1 Program Studi Manajemen.

Bandung, 2 Agustus 2016

Penulis

(8)

v

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ...5

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian...6

1.3.1 Maksud Penelitian ...6

1.3.2 Tujuan Penelitian...6

1.4. Kegunaan Penelitian...7

1.4.1 Kegunaan Akademis ...7

1.4.1 Kegunaan Praktis ...7

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ...8

1.5.1 Lokasi Penelitian...8

2.1.1.4 Faktor-faktor penentu Lokasi ...13

2.1.2 Fasilitas...14

2.1.2.1 Definisi Fasilitas ...14

2.1.2.2 Indikator Fasilitas...15

2.1.2.3Faktor-faktor yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Fasilitas...16

2.1.2.4Pengaruh Fasilitas Terhadap Minat Mereferensikan...17

2.1.3 Kepuasan Konsumen ...18

2.1.3.1 Definisi Kepuasan Konsumen...18

2.1.3.2 Indikator Kepuasan Konsumen ...19

(9)

vi

2.2 Penelitian Terdahulu ...28

2.3 Kerangka Pemikiran...32

2.3.1 Keterkaitan Antar Variabel ...33

2.3.2Keterkaitan Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen...33

2.3.3Keterkaitan Penyediaan Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen...34

2.3.4 Keterkaitan Lokasi dan Penyediaan fasilitas Terhadap Kepuasan ... Konsumen ...36

3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...45

3.2.3.1 Sumber Data... ...45

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data... ...46

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...47

3.2.4.1 Uji MSI ...48

3.2.4.2 Uji Validitas ...50

3.2.4.3 Uji Reabilitas ...51

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ...53

3.2.5.1 Rancangan Analisis ...53

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif...54

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif ...55

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis...59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... ...67

4.1.1 Sejarah Perusahaan...67

4.1.2 Visi, Misi Perusahaan ... 67

4.1.2.1 Visi Rumah Makan Cibiuk ... .67

4.1.2.2 Misi Rumah Makan Cibiuk... 68

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ...68

4.1.4 Deskripsi Jabatan ... 69

4.2 Pembahasan Penelitian... 69

4.2.1 Data Responden ... 69

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 72

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... ... 73

4.3 Analisis Deskriptif... . 74

(10)

vii

4.4.3 Uji Koefisien Korelasi Pearson... ... 96

4.4.4 Uji Koefisien Determinasi... 99

4.4.5 Pengujian hipotesis secara simultan (uji-F)... 101

4.4.6 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)...104

4.4.6.1 Pengujian Hipotesis Faktor Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen...104

4.2.3.2 Pengujian Hipotesis Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 110

5.2 Saran... 111

(11)

Alma, Buchari. 2003. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Amir, M. Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi & Rasakan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Aneka Cipta: Jakarta.

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, adisi 2, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Christina Widhya Utami. 2010. Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat.

Fides Matzdorf, Louise Smith, Helen Agahi. 2003. The impact of facilities on student choice of university. Volume 21 Number 10 2003

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. New York: McGraw Hill. 145.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga.

Hays, W. L., 1969. Quantification in Psychology. Prentice Hall of India Private Limited. New Delhi. Kotler, Philip. Susanto, AB. 2007.Manajemen PemasaranIndonesia.Buku 2. Salemba Empat: Jakarta

Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium, Jakarta, Prehallindo.

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Jakarta, PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan K.L. Keller. 2006. Manajemen Pemasaran: Kualitas Jasa. Edisi Kedua, Terjemahan Ancella Anitawati, Penerbit PT. Prenhalindo. Jakarta

(12)

Nasution. (2004).Metode Research. Jakarta:Bumi Aksara.

Nasution, M. N., 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Ghalia Indonesia, Bogor.

Ririn Tri Ratnasari dan Mastuti H. Aksa. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa. Bogor: Ghalia Indonesia Santoso Singgih, 2002 Statistik Parametrik, Cetakan Ketiga, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sudjana, 2001,Metode Statistika,Edisi Revisi, Cet. 6, Bandung: Tarsito.

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)

Bandung: Alfabeta.

Sutarto, 2006, Dasar-dasar Organisasi, Gajah Mada University Press Yogyakarta Swastha, Basu. 2002.Azas-Azas Pemasaran, Yogyakarta, Liberty

Tjiptono, Fandy. 2002, Strategi Pemasaran, Andy Offset, Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. 2006.Pemasaran Jasa, Bayumedia, Malang.

Tjiptono, Fandy. 2007. Pemasaran Jasa. Edisi Pertama, Malang, Penerbit : Bayumedia Publishing. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. Penerbit Andi. Yogyakarta

Ujang Sumarwan. 2004. Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam Pemasaran,

Bogor, Ghalia Indonesia.

(13)

Utama: Jakarta.

Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2014. Perilaku konsumen dan strategi pemasarann. Terjemahan. Jakarta: Erlangga

Yamit, Zulian . 2005. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Ed. 1, Cet. 4. Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta

Jurnal

Akbar, Panji, A. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda (Study Kasu Pada Dealer Sepeda Motor

Honda Di Kota Banjarnegara): skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro: Semarang.

Ferdy Zoel Kurniawan. 2009. Pengaruh Harga, Produk, Lokasi Dan Pelayanan Terhadap Keputusan

Pembelian Pada Soto Angkring “Mas Boed” Spesial Ayam Kampung Semarang.

Hendra Fure. 2013. Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, Dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 273-283, ISSN 2303-1174.

Haida, Neni Nurul 2012. Pelayanan Prima. http://pelayananprimaneni.com/. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2016.

Harminingtyas, Rudika. 2012. “Analisis Faktor Pelayanan, Fasilitas, Promosi, Dan Lokasi Terhadap

Kepuasan Penghuni Perumahan Permata Puri Ngalian Semarang”. Jurnal STIE Semarang. VOL. 4, NO 3. Edisi Oktober 2012 (ISSN : 2252-7826).

Muzahid Mohammad, Parvez Noorjahan. 2013. Impact of Service Quality, Trush, And Costumer Satisfaction On Costumer Loyalty. ABAC Journal. Vol.29 No.1 April 2009,

(14)

Rudika Harminingtayas. 2012. Analisis Faktor Pelayanan, Fasilitas, Promosi Dan Lokasi Terhadap Kepuasan Penghuni Perumahan Permata Puringalian Semarang. Jurnal Stie Semarang. Vol 4, No 3, Edisi Oktober 2012 (Issn : 2252-7826)

Yunus. 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Pelanggan. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen. Vol. 3 No. 12 2014

Website

http://travel.detik.com/read/2016/02/16/104546/3143018/1382/saatnya-kuliner-bandung--bogor-goyang-lidah-turis-malaysia

http://kuliner.panduanwisata.id/indonesia/rumah-makan-cibiuk-sambal-warisan-leluhur/ https://www.mindtalk.com/channel/wisatakuliner

http://www.beritasatu.com/food-travel/149777-mari-elka-kuliner-indonesia-minim-promosi.html http://griyasatria.co.id/category/griya-satria

http://www.femina.co.id/article/tip-mengatur-ruang-makan

http://www.peralatanhotelrestorancafecatering.com/

http://ruangmuslim.com/tips-10-hari-terakhir-ramadhan/

(15)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini kita memasuki era

globalisasi. Persaingan dibidang kuliner semakin pesat, dengan banyaknya jenis

kuliner-kuliner baru yang berdatangan ke dunia kuliner. Selain itu, dengan

banyaknya pesaing baru dengan kuliner yang lebih baru jenis kuliner yang telah

ada harus tetap membuat inovasi agar tidak tersingkir dari persaingan dunia

kuliner ini.

Wisata kuliner sangat pesat perkembangannya di Indonesia khususnya di

Jawa Barat. Seperti banyaknya rumah makan baru yang bermunculan dan dengan

adanya dukungan pemerintah dengan mengadakan promosi untuk go ASEAN

kuliner bandung ini seperti yang dikutip berikut ini “Edisi awal, makanan

Bandung dan Bogor yang akan dipromosikan di Go ASEAN Channel Astro TV

Malaysia," ujarnya dalam rilis yang diterima (detikTravel), Selasa (16/2/2016)

Di Jawa Barat, khuusnya Jatinangor, mempunyai kuliner yang beraneka

ragam, salah satunya yaitu masakan sunda. Masakan sunda sudah tersedia

dimana-mana, salah satu yang menyediakan makanan sunda adalah Rumah

Makan Cibiuk. “Rumah Makan Cibiuk sudah menjelma dari warung nasi menjadi

restoran sunda terkenal. Kita dapat dengan mudah menemukannya di beberapa

kota Indonesia, terutama kota besar seperti Bandung dan Jakarta.” Dikutip dari

(16)

Banyak sekali rumah makan cibiuk yang dapat kita jumpai di kota-kota

besar seperti Garut (pusat), Bandung, Jatinangor, Jakarta, Aceh, dan kota-kota

lainnya. Rumah makan cibiuk adalah salah satu rumah makan khas sunda yang

terkenal, sehingga jika kita mengunjungi rumah makan tersebut pada hari libur

pasti cenderung akan dipenuhi oleh para konsumen, tetapi masih ada rumah

makan cibiuk yang terlihat sepi di daerah Jatinangor. Namun, apa yang

membedakan Rumah Makan Cibiuk di Jatinangor dengan Rumah Makan Cibiuk

lainnya? Berikut adalah survey awal yang di sebarkan kepada 30 responden:

Tabel 1.1

- Lokasi Rumah Makan Cibiuk Jatinangor strategis

- Fasilitas yang diberikan sesuai dengan yang diinginkan

12 18 40% 60%

3 Kepuasan Konsumen

- Anda merasa puas dengan faktor lokasi

-Anda merasa puas dengan penyediaan fasilitas Rumah Makan Cibiuk

Kepuasan konsumen merupakan nomer satu dibisnis ini karena jika

pelanggan puas bisa membuat konsumen itu kembali ke rumah makan Cibiuk,

(17)

makanan, harga, pelayanan dan masih banyak lagi seperti faktor lokasi dan

fasilitas yang tersedia dirumah makan tersebut.

Dari hasil survey yang peneliti lakukan kebanyakan konsumen

menyatakan tidak puas dengan apa yang ada di Rumah makan Cibiuk di

jatinangor tersebut, buktinya 60% konsumen menyatakan seperti itu baik dari segi

lokasi maupun fasilitas.

Faktor lokasi merupakan hal pertama yang dilihat jika ingin mampir ke

rumah makan apakah parkir luas dan jalan mudah lalui, tetapi ada salah satu

lokasi rumah makan cibiuk terletak di Jatinangor lokasi parkir luas dan lokasi

strategis tetapi sepi pengunjung beda hal nya dengan rumah makan Cibiuk di

daerah lainya.

Dari hasil survey mengatakan bahwa lokasi rumah makan cibiuk yang

berada didaerah Jatinangor tersebut kurang strategis 63% responden

membenarkan tentang hal tersebut, dan 56 % mengatakan tidak mudah dijangkau

dengan beralasan menuju tempat tersebut selalu macet.

Disamping faktor lokasi yang baik, fasilitas juga turut berperan dalam

menjaring konsumen. Fasilitas adalah sarana yang sifatnya mempermudah

konsumen untuk melakukan suatu aktivitas.

Konsumen pada jaman sekarang adalah konsumen yang kritis yang sangat

berhati-hati dalam membelanjakan uang. Mereka mempertimbangkan banyak

faktor untuk memilih sebuah produk atau jasa termasuk rumah makan. Fasilitas

(18)

Pada tingkat harga yang hampir sama, semakin lengkap fasilitas yang

disediakan pihak rumah makan, maka akan semakin puas pelanggan dan ia akan

terus memilih perusahaan tersebut sebagi pilihan prioritas berdasarkan persepsi

yang ia peroleh terhadap fasilitas yang tersedia, tetapi dari hasil survey awal 60%

dari konsumen menyatakan tidak puas dengan fasilitas yang disediakan oleh

rumah makan cibiuk.

Salah satu strategi untuk meningkatkan kepuasan konsumen rumah makan

harus memiliki lokasi yang baik dan tentunya dengan penyediaan fasilitas yang

baik pula. Apakah dengan strategi meningkatkan faktor lokasi dan penyediaan

fasilitas tersebut akan meningkatkan kepuasan konsumen? Berdasarkan uraian

latar belakang tersebut penulis tertarik menganalisis masalah dengan judul:

(19)

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas secara singkat dapat diidentifikasikan

permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Tempatnya strategis namun Rumah Makan Cibiuk Jatinangor tetap sepi

dibandingkan dengan Rumah Makan Cibiuk lainnya.

2. Fasilitas yang diberikan oleh Rumah Makan Cibiuk Jatinangor tergolong

baik tetapi konsumen yang datang lebih sedikit dibandingkat Rumah

Makan Cibiuk lainnya.

3. Banyaknya pesaing yang mempunyai makanan yang serupa dengan Rumah

Makan Cibiuk, tetapi menu yang terdapat dirumah makan tidak ada inovasi

yang baru.

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Faktor Lokasi di Rumah Makan

Cibiuk Jatinangor

2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Penyediaan Fasilitas di Rumah

Makan Cibiuk Jatinangor

3. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Kepuasan Konsumen di Rumah

Makan Cibiuk Jatinangor

4. Apakah terdapat pengaruh Faktor Lokasi dan Penyediaan Fasilitas

terhadap Kepuasan Konsumen baik secara simultan maupun parsial di

(20)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Berdasarkan latar belakang dari identifikasi masalah dilakukannya

penelitian ini adalah berhubungan dengan masalah Pengaruh Faktor Lokasi dan

Penyediaan Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan Cibiuk

Jatinangor, guna menyusun Skripsi yang merupakan syarat untuk mendapatan

gelar Sarjana Ekonomi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang Faktor Lokasi di Rumah

Makan Cibiuk Jatinangor

2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang Penyediaan Fasilitas di

Rumah Makan Cibiuk Jatinangor

3. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang Kepuasan Konsumen di

Rumah Makan Cibiuk Jatinangor

4. Untuk mengetahui pengaruh Faktor Lokasi dan Penyediaan Fasilitas

terhadap Kepuasan Konsumen baik secara simultan maupun parsial di

(21)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

a. Bagi Pengembangan Ilmu

Kegunaan Penelitian ini dalam bidang Pengembangan Ilmu adalah dapat

mengimplementasikan ilmu baru dalam bidang Pemasaran yang berguna

dalam meningkatkan penjualan dan kepuasan konsumen.

b. Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai indicator untuk

mengambangkan kemampuan dalam melakukan penelitian, meningkatkan

skill dalam melakukan penelitian dan sebagai bahan evaluasi terhadap skill

dan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.

c. Bagi Peneliti Lain

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti lain adalah dapat menjadi salah satu

sumber referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang

berhubungan dengan penelitian yang peneliti bahas.

1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi Perusahaan

Kegunaan Praktis Penelitian ini bagi pihak Perusahaan adalah untuk

mengetahui apakah Faktor Lokasi dan penyediaan fasilitas berpengaruh

(22)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan diteliti oleh penulis adalah suatu rumah makan yaitu

Rumah Makan Cibiuk Jatinangor yang berada di Jalan Raya Jatinangor No 136

1.5.2 Waktu Penelitian

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

No Uraian

Waktu Kegiatan

Febuari Maret April Mei Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Survey Tempat Penelitian

2. Melakukan Penelitian 3. Mencari Data

4. Membuat Proposal 5. Seminar

6. Revisi

7. Penelitian Lapangan 8. Bimbingan

(23)

9 2.1.1 Lokasi

2.1.1.1 Definisi Lokasi

Lokasi adalah keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan di

mana operasi dan stafnya akan ditempatkan (Lupiyoadi dan Hamdani,2006:92).

Definisi lain lokasi adalah keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan

dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan (Ratnasari dan Aksa,2011:55).

Menurut Peter dan Olson (2014:268), lokasi adalah tempat atau berdirinya

perusahaan atau tempat usaha.

Swastha (2002:97) menyatakan bahwa “Lokasi adalah tempat dimana

suatu usaha atau aktifitas usaha dilakukan”. Faktor penting dalam pengembangan

suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan

waktu tempuh lokasi.

Menurut Kotler (2008:51) ”Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi,

lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada

potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan

sebagainya.

Jadi Lokasi adalah salah satu awal kesuksesan tempat untuk melakukan

suatu aktifitas agar banyak yang mengunjungi lokasi tersebut dan membuat usaha

(24)

usaha/perusahaan akan didirikan karena sangat berpengaruh terhadap siklus

perusahaan tersebut beroperasi.

2.1.1.1 Indikator Lokasi

Indikator lokasi pada umumnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

(Akbar dan Panji, 2011) :

1. Tempat penjualan yang strategis dan mudah dijangkau

Lokasi yang strategis dalam teori wirausaha ditafsirkan sebagai lokasi di

mana banyak ada calon pembeli, dalam artian lokasi inimudah dijangkau,

gampang dilihat konsumen, dan lokasi yang banyak dilalui atau dihuni target

konsumen yang berpotensi membeli produk atau jasa yang dijual.

2. Kenyamanan tempat parkir

Penyediaan fasilitas parkir juga dapat berfungsi sebagai salah satu alat

pengendali lalu lintas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pada

kawasankawasan tertentu dapat disediakan fasilitas parkir untuk umum yang

diusahakan sebagai suatu kegiaatan usaha yang berdiri sendiri dengan memungut

bayaran. Fasilitas tersebut dapat berupa gedung parkir dan taman parkir.

Penyediaan fasilitas parkir ini dapat pula merupakan penunjang kegiatan ataupun

bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pokok misalnya gedung pertokoan

ataupun perkantoran.

3. Arus lalulintas dan akses menuju lokasi

Salah satu penunjang agar konsumen mendatangi tempat usaha kita

(rumah makan) adalah dengan arus lalulintas dasn akses yang lancar. Suatu arus

(25)

suatu ruas jalan tanpa mengalami hambatan atau gangguan dari jalan atau arah

lain. Namun, apabila akses menuju lokasi terhambat atau macet tidak menutup

kemungkinan untuk mengundang pengunjung untuk datang ke tempat usaha kita,

khususnya rumah makan.

2.1.1.2 Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap

kesuksesan suatu usaha, karena pemilihan lokasi juga berhububungan dengan

keputusan pembelian konsumen. Lokasi yang paling ideal bagi perusahaan adalah

lokasi dimana biaya operasinya paling rendah/serendah mungkin. Lokasi yang

salah, akan menyebabkan biaya operasi perusahaan tinggi.

Sebagai akibatnya, tidak akan mampu bersaing, yang sudah barang tentu

menyebabkan kerugian. Oleh karena itu lokasi tempat usaha yang tepat

merupakan tuntutan yang mutlak harus dipenuhi oleh setiap perusahaan.

Untuk itu, dalam proses pemilihan lokasi perusahaan pengusaha harus

mempertimbangkan keputusannya dengan benar agar tidak menimbulkan

kerugian dikemudian harinya. Ada dua langkah yang perlu diperhatikan dalam

memilih sebuah lokasi usaha yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan masyarakat yang akan dituju atau dilayani

2. Memilih lokasi disekitar masyarakat tersebut.

Menurut Tjiptono (2008:147) pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan

yang cermat terhadap beberapa faktor berikut:

1. Akses yaitu kemudahan untuk menjangkau visiabilitas yaitu kemudahan

(26)

2. Lalulintas. hal yang diperhatikan: Banyaknya orang yang lalu lalang bisa

memberikan peluang yang besar tejadinya keinginan membeli.

3. Tempat parkir yang luas dan aman

4. Ekspansi yaitu tersedia tempat yang luas untuk perluasan di kemudian

hari.

5. Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

6. Persaingan yaitu lokasi dengan pesaing sejenis

7. Peraturan Pemerintah. Faktor-faktor seperti kepadatan lalu lintas,

kepadatan populasi dan taraf kehidupan disekitar lokasi juga menjadi

faktor penting dalam pemilihan lokasi.

Menurut Buchari Alma (2003:105) untuk menentukan lokasi yang strategis

perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

1. Karakteristik demografi konsumen

2. Kondisi ekonomi setempat

3. Keadaan penduduk setempat

4. Persaingan

5. Iklim sosial dan perdagangan

Menurut Utami C.W (2010:93) melalui pemilihan lokasi yang tepat

mempunyai keuntungan:

1. Merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat

mengurangi fleksibilitas masa depan.

2. Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis pada masa yang akan

(27)

sehingga dapat mempertahankan keberlangsungan toko saat awal maupun

masa yang akan datang.

2.1.1.4 Faktor-faktor Penentu Lokasi

Menurut Fandy Tjiptono (2006) dalam penelitian Aprih Santoso dan Sri

Widowati (2011: 183) variabl lokasi mempunyai faktor-faktor sebagai berikut:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa

Apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.

Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah

dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen

Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan

adalah penyampaian jasa tetap berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung

Berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu

seperti telepon, komputer, ataupun surat. dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak

penting selama komunikasi antar kedua belah pihak dapat terlaksana.

2.1.2 Fasilitas

2.1.2.1 Definisi Fasilitas

Fasilitas merupakan segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam

menggunakan jasa perusahaan tersebut. Fasilitas adalah sumberdaya fisik yang

ada dalam sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen (Tjiptono,

2002:41). Fasilitas merupakan segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam

(28)

fasilitas, kelengkapan, desain interior, dan eksterior serta kebersihan fasilitas

harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau

didapat konsumen secara langsung. Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab

jika tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing.

Hal ini akan mengakibatkan penurunan penjualan dan pada gilirannya akan

menurunkan pendapatan perusahaan.

Sedangkan menurut Kotler (2005:75) mendefinisikan fasilitas yaitu segala

sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk

mendukung kenyamanan konsumen. Menurut Tjiptono (2006:43) desain dan tata

letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan pembentukan presepsi pelanggan.

Sejumlah tipe jasa, presepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan

fasilitas berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan.

Jadi fasilitas merupakan suatu kelengkapan atau kebutuhan tambahan yang

diberikan peusahan agar konsumen merasa nyaman. Fasilitas juga merupakan

suatu faktor yang menentukan kepuasan dan kenyamanan konsumen suatu usaha

(29)

2.1.2.2 Indikator Fasilitas

Menurut Roy V. Salomo (2009:129) ada beberapa indikator yang perlu

dipertimbangkan dalam menentukan fasilitas, yaitu:

1. Peningkatan fasilitas rumah makan berupa tempat makan nyaman

Dengan adanya fasilitas yang nyaman dapat meningkatkan kepuasan

konsumen. Ruang makan harus terang, baik bersumber dari cahaya alami

atau melalui penerangan khusus sehingga ketika kita menyantap makan

kita akan merasa tenang dan nyaman dan menambah nafsu makan kita.

2. Fasilitas internet gratis

Akses internet yang disediakan oleh rumah makan haruslah baik, karena

masyarakat pada zaman sekarang selalu update dalam mencari informasi

dimanapun mereka berasa. Internet dan informasi sudah menjadi

kebutuhan pokok

3. Perlatan dan perlengkapan yang mempunyai kualitas yang bagus.

Sebuah restoran tentu harus memperhatikan peralatan yang mereka

memiliki, karena menciptakan perlengkapan yang memadai dan alat-alat

yag mencukupi adalah faktor yang sangat menunjang keberhasilan usaha

sebuah restoran. Setiap tamu yang datang ke restoran akan memperoleh

kesan yang baik dengan suasana menyenangkan apabila didapati perabot

(30)

4. Fasilitas ibadah yang nyaman

Tempat yang disediakan sebagai tempat beribadah haruslah nyaman. Hal

ini akan mempengaruhi ibadah, karena dengan tempat ibadah yang

nyaman membantu kita beribadah dengan khusyuk

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Fasilitas

Menurut (Tjiptono, 2006:43) desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya

dengan pembentukan presepsi pelanggan. Factor-faktor yang berpengaruh

signifikan terhadap desain fasilitas jasa adalah sebagai berikut:

1. Sifat dan tujuan organisasi

Sifat suatu jasa seringkali menentukan berbagai persyaratan desainnya.

Sebagai contoh desain rumah sakit perlu mempertimbangkan ventilasi yang

memadai, ruang peralatan medis yang representatif, ruang tunggu pasien yang

nyaman, kamar pasien yang bersih. Desain fasilitas yang baik dapat memberikan

beberapa manfaat, diantaranya perusahaan mudah dikenali dan desain interior bisa

menjadi ciri khas atau petunjuk mengenai sifat jasa didalamnya

2. Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang atau tempat

Setiap perusahaan jasa membutuhkan lokasi fisik untuk mendirikan

fasilitas jasanya. Dalam menentukan lokasi fisik diperlukan beberapa faktor yaitu

kemampuan finansial, peraturan pemerintah berkaitan dengan kepemilikan tanah

dan pembebasan tanah, dan lain–lain.

3. Fleksibilitas

Fleksibilitas desain sangat dibutuhkan apabila volume permintaan sering

(31)

relatif besar. Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas jasa harus dapat

disesuaikan dengan kemungkinan perkembangan di masa datang.

4. Faktor estetis

Fasilitas jasa yang tertata rapi, menarik akan dapat meningkatkan sikap

positif pelanggan terhadap suatu jasa, selain itu aspek karyawan terhadap

pekerjaan dan motivasi kerjanya juga meningkat. Aspek-aspek yang perlu ditata

meliputi berbagai aspek. Misalnya tinggi langit–langit bangunan, lokasi jendela

dan pintu, bentuk pintu yang beraneka ragam, dan dekorasi interior.

5. Masyarakat dan lingkungan sekitar

Masyarakat (terutama masalah sosial dan lingkungan hidup) dan

lingkungan disekitar fasilitas jasa memainkan peranan penting dan berpengaruh

besar terhadap perusahaan. Apabila perusahaan tidak mempertimbangkan faktor

ini, maka kelangsungan hidup perusahaan bisa terancam.

6. Biaya kontruksi dan operasi

Kedua jenis biaya ini dipengaruhi desain fasilitas. Biaya kontruksi

dipengaruhi oleh jumlah dan jenis bangunan yang digunakan. Biaya operasi

dipengaruhi oleh kebutuhan energi ruangan, yang berkaitan dengan perubahan

suhu.

2.1.2.4 Pengaruh Fasilitas Terhadap Minat Mereferensikan

Menurut Tjiptono (2006:45) dengan fasilitas yang baik maka dapat

membentuk presepsi di mata pelanggan. Di sejumlah tipe jasa, presepsi yang

terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap

(32)

menyenangkan dengan desain fasilitas yang menarik akan mempengarui

konsumen dalam Minat Mereferensikan.

2.3.1 Kepuasan Konsumen

2.1.3.1 Definisi Kepuasan Konsumen

Menurut Philip Kotler (2002: 42) “Kepuasan konsumen adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya

terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya”. Sedangkan

menurut Zulian Yamit (2005: 78) “Kepuasan konsumen merupakan evaluasi

purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan

harapannya”. Dalam konsep kepuasan konsumen, terdapat dua elemen yang

mempengaruhi yaitu harapan dan kinerja.

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon terhadap evaluasi

ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya

dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian (Tse dan Wilson

dalam Nasution, 2004).

Gaspers (dalam Nasution, 2005) mengatakan bahwa kepuasan konsumen

sangat bergantung kepada persepsi dan harapan konsumen. Adapun faktor-faktor

(33)

a. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

konsumen ketika sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen

produk.

b. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan

maupun pesaing-pesaingnya.

c. Pengalaman dari teman-teman.

Band (dalam Nasution, 2005) mengatakan bahwa kepuasan tercapai ketika

kualitas memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan

konsumen. Sebaliknya, bila kualitas tidak memenuhi dan melebihi

harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen maka kepuasan tidak

tercapai. Konsumen yang tidak puas terhadap barang atau jasa yang

dikonsumsinya akan mencari perusahaan lain yang mampu menyediakan

kebutuhannya.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan definisi kepuasan

konsumen yaitu tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja

produk yang dia rasakan dengan harapannya.

2.1.3.2. Indikator Kepuasan Konsumen

Penggukuran kepuasan konsumen sangatlah penting untuk dilakukan

karena memberikan informasi bermanfaat bagi perusahaan, pemegang saham,

investor, pemerintah dan konsumen. Menurut Tjiptono (2011,453-454) ada tiga

(34)

1. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk

Cara pandang seorang konsumen tehadap suatu produk apakah produk

tersebut baik atau buruk secara kualitas, harga, bentuk, dan manfaat

sebelum ia mengambil keputusan pembelian

2. Persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan

Persepsi kualitas pelayanan adalah keyakinan penilaian konsumen tentang

layanan yang diterima (baik ataukah kurang baik) yang dialami oleh

konsumen

3. Minat dan ketersediaan pembelian ulang

Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau bukan hanya

terjadi satu kali pembelian (seperti pembelian mobil, broker rumah, asuransi jiwa,

tur keliling) kesediaan pelanggan untuk kesediaannya kembali untuk melakukan

pembelian ulang serta merekomendasikan produk kepada teman atau keluarga.

Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau bukan

hanya terjadi satu kali pembelian (seperti pembelian mobil, broker rumah,

asuransi jiwa, tur keliling) kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan produk

kepada teman atau keluarga.

2.1.3.3 Pengukuran Kepuasan Konsumen

Menurut Philip Kotler (2002:42) mengemukakan beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk mengukur kepuasan yaitu:

1. Sistem Keluhan dan Saran

Organisasi yang berpusat pada pelanggan (Customer-Centered)

(35)

saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak saran, menyediakan kartu

komentar dan lain sebagainya. Informasi ini dapat memberikan ide-ide dan

masukan kepada perusahaan dan memungkinkan untuk bereaksi dengan tanggap

dan cepat untuk mengatasi masalah.

2. Survei Kepuasan Pelanggan

Metode ini dapat dilakukan melalui pos, telepon maupun wawancara

pribadi. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik

secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda (signal)

positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

Pengukuran pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,

diantaranya:

a. Directly Reportered Satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan seperti:

“Ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan PT A pada skala berikut:

sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas”.

b. Derived Dissatisfaction

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni besarnya

harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka

rasakan.

c. Problem Analysis

Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan dua

hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan

(36)

d. Importance-Performance Analysis

Responden diminta untuk merangking berbagai atribut dari penawaran

berdasarkan derajat pentingnya setiap atribut dan juga merangking seberapa baik

kinerja perusahaan dalam tiap atribut itu.

3. Ghost Shooping

Metode ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa orang (ghost

shopper) untuk berperan sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk

perusahaan pesaing, lalu menyampaikan temuannya mengenai kekuatan dan

kelemahan produk perusahaan pesaing. Selain itughost shopperjuga dapat

mengamati cara penanganan keluhan.

4. Lost Customer Analysis

Perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli

dan beralih pemasok. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai

penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini bermanfaat bagi perusahaan untuk

mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan

loyalitas pelanggan.

2.1.3.4 Komponen Kepuasan Konsumen

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa ada banyak pengertian

kepuasan konsumen. Menurut Giese & Cote (2000:66) sekalipun banyak definisi

kepuasan konsumen, namun secara umum tetap mengarah kepada tiga komponen

utama, yaitu:

(37)

Tipe dan intensitas Kepuasan konsumen merupakan respon emosional dan

juga kognitif. Intesitas responnya mulai dari sangat puas dan menyukai produk

sampai sikap yang apatis terhadap produk tertentu.

b. Fokus

Fokus pada performansi objek disesuaikan pada beberapa standar. Nilai

standar ini secara langsung berhubungan dengan produk, konsumsi, keputusan

berbelanja, penjual dan toko.

c. Waktu respon

Respon terjadi pada waktu tertentu, antara lain : setelah konsumsi, setelah

pemilihan produk atau jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif. Durasi kepuasan

mengarah kepada berapa lama respn kepuasan itu berakhir.

2.1.3.5.Ciri-ciri Konsumen yang puas

Kotler, (2006:48) menyatakan ciri-ciri konsumen yang merasa puas

sebagai berikut:

a. Loyal terhadap produk konsumen yang puas cenderung loyal dimana mereka

akan membeli ulang dari produsen yang sama

b. Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif Komunikasi

dari mulut ke mulut (word of mouth communication) yang bersifat positif

yaitu rekomendasi kepada calon konsumen lain dan mengatakan hal-hal yang

baik mengenai produk.

c. Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merek lain Ketika

konsumen ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan yang telah

(38)

2.1.3.6. Elemen Kepuasan Konsumen

Tjiptono (2011:439) menyebutkan bahwa terdapat 5 elemen dalam

kepuasan konsumen yaitu :

1. Expectations

Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum

konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian

dilakukanan, konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka terima

sesuai dengan harapan, keinginan dan keyakinan mereka. Barang atau jasa yang

sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan konsumen merasa puas.

2. Performance

Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika

digunakan tanpa diperngaruhi oleh harapan mereka. Ketika kinerja aktual barang

atau jasa berhasil maka konsumen akan merasa puas.

3. Comparison

Hal ini dilakukan dengan membandingkan harapan kinerja barang atau

jasa sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut.

Konsumen akan merasa puas ketika harapan sebelum pembelian sesuai atau

melebihi perepsi mereka terhadap kinerja aktual produk.

4. Confirmation/disconfirmation

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terehadap

penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda dari orang lain.

Confirmationterjadi bila harapan sesuai dengan kinerja aktual produk. sebaliknya

(39)

aktual produk. Konsumen akan merasa puas ketika tejadi

confirmation/discofirmation.

2.1.3.3 Tipe-tipe Kepuasan dan Ketidakpuasan

Konsumen Sumarwan (2005:70) menerangkan teori kepuasan dan

ketidakpuasan konsumen terbentuk dari model diskonfirmasi ekspektasi, yaitu

menjelaskan bahwa kepuasan atau ketidakpuasaan konsumen merupakan dampak

dari perbandingan antara harapan pelanggan sebelum pembelian dengan

sesungguhnya yang diperoleh pelanggan dari produk atau jasa tersebut. Harapan

pelanggan saat membeli sebenarnya mempertimbangkan fungsi produk tersebut

(product performance). Fungsi produk antara lain:

a. Produk dapat berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, disebut diskonfirmasi

positif (positive disconfirmation). Bila hal ini terjadi maka pelanggan akan

merasa puas.

b. Produk dapat berfungsi seperti yang diharapkan, disebut konfirmasi sederhana

(simple confirmation). Produk tersebut tidak memberi rasa puas dan produk

tersebut tidak mengecewakan sehingga pelanggan akan memiliki perasaan

netral. Produk dapat berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, disebut

diskonfimasi negatif (negatif disconfirmation). Bila hal ini terjadi maka akan

menyebabkan kekecewaan, sehingga pelanggan merasa tidak puas.

2.1.2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Menurut Lupiyoadi (2006:148) Lima faktor utama yang perlu diperhatikan

(40)

a. Kualitas Produk: Konsumen akan puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Produk

dikatakan berkualitas bagi seseorang, jika produk itu dapat memenuhi

kebutuhanya.

b. Kualitas produk: Ada dua yaitu eksternal dan internal. Salah satu kualitas

produk dari faktor eksternal adalah citra merek.

c. Kualitas Pelayanan: Konsumen akan merasa puas bila mendapatkan

pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan harapan.

d. Emosional: Konsumen merasa puas ketika orang memuji dia karena

menggunakan merek yang mahal.

e. Harga: Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan

harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi. Biaya

Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung

puas terhadap produk atau jasa tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan menurut Lupiyoadi (2006:148) salah satunya adalah kualitas

produk. Produk dikatakan berkualitas jika terpenuhi harapan konsumen

(41)

2.1 Penelitian Terdahulu positif dan signifikan

terhadap kepuasan

konsumen konsumen

Star Clean Car Wash

Semarang. Artinya

apabila fasilitas baik

maka kepuasan

konsumen juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Apabila fasilitas menurun maka kepuasan konsumen juga akan menurun. Nilai koefisien korelasinya menunjukkan kekuatan hubungan antara fasilitas dan kepuasan konsumen adalah kuat, artinya setiap perubahan yang kecil, baik meningkat

(42)

atau menurun pada

fasilitas akan

mempengaruhi

peningkatan atau

penurunan kepuasan konsumen yang lebih besar.

penelitian yang telah dilakukan baik melalui kajian pustaka telaah pustaka maupun analisis

data dengan

menggunakan analisis regresi berganda dengan melihat pengaruh pada

koefesien regresi

diperoleh bukti empiris

bahwa kualitas

pelayanan, harga dan lokasi berpengaruh mediating role between service quality and customer loyalty is

supported by this

research. Hence, the

management should

(43)

provider and increased commitment to re-patronize.

Customer satisfaction alone can not achieve the objective of creating a the impact of facilities on Businesses at the level of market sectors or

individual

(44)

prestige and esteem. It also made easier for the managers to

turn them to loyal one.

6. Rudika

(45)

pasar tradisional

Untuk memudahkan pemahaman mengenai keseluruhan rangkaian

penelitian ini, maka disusunlah kerangka pikir penelitian sebagai berikut :

Kerangka Teoritis Dalam kerangka pemikiran ini, peneliti berusaha

membahas permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Pembahasan tersebut

dijelaskan dengan menggunakan konsep dan teori yang ada hubungannya untuk

membantu menjawab masalah penelitian. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel

dimana variabel X1 yaitu Lokasi dan X2 Fasilitas sebagai variabel independent

(46)

Lokasi dan Penyediaan Fasilitas (X) merupakan strategi pemasaran yang

sangat jitu untuk meningkatkan penjualan produk atau jasa yang ditawarkan oleh

perusaahaan karena dengan adanya lokasi yang strategis dan penyediaan fasilitas

yang baik konsumen akan merasa puas dan tentunya akan kembali membeli

produk kami, dan biasanya secara tidak langsung pelanggan yang merasa puas

akan melakukan promosi kepada teman-temannya.

Swastha (2002:97) menyatakan bahwa “Lokasi adalah tempat dimana

suatu usaha atau aktifitas usaha dilakukan”. Faktor penting dalam pengembangan

suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan

waktu tempuh lokasi.

Fasilitas merupakan segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam

menggunakan jasa perusahaan tersebut. Fasilitas adalah sumberdaya fisik yang

ada dalam sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen (Tjiptono,

2002:41).

Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan

(perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan mengatakan bahwa

kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan antara kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya (Amir,

2005:53).

Secara tidak langsung lokasi dan penyediaan fasilitas (X1 dan X2) dapat

mempengaruhi kepuasan konsumen (Y).

(47)

Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas

penting bagi pemasar, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan

kegagalan sebelum bisnis dimulai. Memilih lokasi berdagang merupakan

keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke

tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya. Pemilihan lokasi mempunyai

fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan

usaha. Lokasi lebih tegas berarti tempat secara fisik (Basu Swasta dan Irawan,

2003:339).

Dengan lokasi yang mudah dijangkau memberikan kemudahan yang

sangat menguntungkan bagi konsumen seperti menghemat waktu untuk menuju

lokasi, tidak macet, dan mudah dijangkau. Sama dengan hasil penelitian terdahulu

yang dilakukan Muhtarom, Warso, dan Leonardo (2010:8) menyatakan bahwa

Variable lokasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan konsumen.

Koefisien variable lokasi memberikan nilai sebesar 0,289 yang berarti bahwa jika

harga dirumah makan SBC Semarang mengalami kenaikan dengan asumsi

variable lain konstan, maka kepuasan konsumen di rumah makan tersebut akan

meningkat sebesar 0,289.

2.3.3. Keterkaitan Penyediaan Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen Menurut Tjiptono (2004:23) dengan fasilitas yang baik maka dapat

membentuk persepsi di mata pelanggan. Di sejumlah tipe jasa, persepsi yang

terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap

(48)

Yunus dan Budiyanto (2014:18) menyatakan bahwa dari hasil penelitian

yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh

dominan terhadap kepuasan pelanggan di Narita hotel Surabaya adalah fasilitas.

Terdapat pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel fasilitas terhadap

variabel keputusan menginap. Hal ini didasarkan pada analisis kuantitatif, di mana

hasil nilai signifikansi t hitung pada variabel fasilitas adalah 0,000 lebih kecil dari

0,05. Indikator Tata cahaya yang mampu mendukung pelaksanaan aktivitas

penting dalam mempengaruhi kepuasan seorang pelanggan. Pada dasarnya tata

cahaya dalam sebuah ruangan sangat dibutuhkan pelanggan untuk melaksanakan

aktivitas sehari–hari.

Dengan penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini bahwa

fasilitas mempengaruhi secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Dengan

fasilitas yang memadai dan sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga

konsumen memberikan persepsi yang baik terhadap perusahaan dan membuat

konsumen puas terhadap fasilitas yang ada.

2.3.4 Keterkaitan Lokasi dan Penyediaan Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen

Gaspers (dalam Nasution, 2005) mengatakan bahwa kepuasan konsumen

sangat bergantung kepada persepsi dan harapan konsumen. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen antara lain :

a. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang

dirasakan konsumen ketika sedang mencoba melakukan transaksi

(49)

b. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan

maupun pesaing-pesaingnya.

c. Pengalaman dari teman-teman. Band (dalam Nasution, 2005)

mengatakan bahwa kepuasan tercapai ketika kualitas memenuhi dan

melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen. Sebaliknya,

bila kualitas tidak memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan

kebutuhan konsumen maka kepuasan tidak tercapai. Konsumen yang

tidak puas terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya akan

mencari perusahaan lain yang mampu menyediakan kebutuhannya.

Dengan sesuainya Lokasi dan Fasilitas membuat persepsi konsumen baik

dan puas terhadap apa yang disediakan oleh perusahaan, hal itu juga didukung

oleh penelitian terdahulu yang dilakukan Rudika Harminingtayas (2012:7)

menyatakan bahwa :

Dari hasil Uji F test diperoleh bahwa nilai F test lebih besar dari F table ini

berarti memang benar factor pelayanan, fasilitas, promosi dan lokasi mempunyai

pengaruh simultan yang signifikan. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.

Koefisien determinasi sebesar 78,2 % artinya 78,2 % kepuasan penghuni

perumahan Permata Puri di Ngalian Semarang dipengaruhi oleh factor pelayanan,

fasilitas, promosi dan lokasi perumahan, 21,80 % sisanya oleh faktor lain di luar

(50)
(51)

Rudika

• Akses internet gratis yang cepat

• Minat dan ketersediaan pembelian ulang

Muhtarom, Warso, dan Leonardo (2010:8)

Yunus dan

(52)

Gambar 2.1

Paradigma Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitan

Dalam penelitian ini diajukan sebuah hipotesis sebagai jawaban sementara

terhadap permasalahan yang telah dikemukakan. Adapun hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Lokasi dan Penyediaan Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan Cibiuk”.

Sub Hipotesis:

H1 : Lokasi berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen di Rumah Makan Cibiuk

H2 : Fasilitas berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen di Rumah Makan

Cibiuk

Hipotesis Utama:

Faktor Lokasi dan Penyediaan Fasilitas Berpengaruh secara simultan maupun

(53)

39 3.1 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) objek penelitian adalah “fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstaksi menjadi suatu konsep

atau variabel”.

Menentukan Objek Penelitian adalah langkah awal yang harus diputuskan

oleh seorang peneliti, karena Objek Penelitian adalah tempat dimana peneliti akan

melakukan penelitian. Objek Penelitian merupakan tempat dimana masalah yang

diteliti berada. Menentukan objek penelitian harus selektif, agar data dan

kebutuhan yang ingin diteliti sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan keadaan berdasarkan data dan

fakta yang dikumpulkan kemudian disusun secara sistematis yang selanjutnya

dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Sedangkan metode verifikatif adalah

metode yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan statistik

Menurut Sugiyono (2005:21) “Metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

(54)

Metode verifikatif juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu

hipotesis sehingga metode verifikatif ini digunakan untuk menjawab penelitian

poin ketiga, yaitu untuk mengetahui besarnya variabel yang sedang diteliti

Dengan metode ini dapat diketahui berapa besarnya pengaruh variabel

independent mempengahuri terhadap varibel dependent, serta besarnya arah

hubungan yang terjadi.

Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian defkriptif dan verifikatif,

maka metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey.

Explanatory Survey adalah suatu survey yang digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara kausal antara dua variabel melalui pengujian

hipotesis, survei dilakukan dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian menurut Moh. Nazir dalam Umi Narimawatim Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:30) adalah : “Desain penelitian adalah

semua proses yang diperlukan dalam perencanaan pelaksanaan penelitian”

Desain Penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan

berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah

dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30)

(55)

1. Menetapkan permasalah sebagai indikasi dari fenomena penelitian,

selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

3. Menetapkan rumusan masalah.

4. Menetapkan tujuan penelitian.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan

data.

8. Melakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan

analisis kualitatif (metode deskriptif) dan analisis kuantitatif (metode

verifikatif)

9. Menyusun laporan hasil penelitian melalui data informasi yang diperoleh dari

perusahaan kemudian data menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh

(56)

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian Desain Penelitian

Jenis T-1 Descriptive Descriptive &

Survey

T-2 Descriptive Descriptive & Survey

T-3 Descriptive Descriptive & Survey

T-4 Descriptive & Verifikatif

3.2.2 Operasional Variabel

Pengertian operasional variabel menurut Umi Narimawati (2008:30)

adalah sebagai berikut: “Operasionalisasi Variabel adalah proses penguraian

variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan

pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar

konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor”.

Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu,

Pengaruh Faktor Lokasi dan Penyediaan Fasilitas Terhadap K

Kepuasan Konsumen pada Rumah Makan Cibiuk Jatinangor, maka

(57)

1. Variabel Bebas/Independen (X)

Menurut Umi Narimawati (2010:27) dalam Contoh Skripsi Unikom Kuliah Online variabel bebas yaitu: “Variabel stimulus atau variabel yang

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang

pengaruhnya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan

hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi dalam kaitannya dengan variabel lain.”

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen yaitu Faktor

Lokasi (X1) dan Penyediaan Fasilitas (X2)

2. Variabel Terikat/Dependen (Y)

Menurut Umi Narimawati (2010:27) dalam Contoh Skripsi Unikom Kuliah Online variabel tidak bebas yaitu: “Variabel yang memberikan

reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung adalah

variabel yang keberadaannya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.”

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu Lokasi (X1)

(58)

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Variabel Sub

Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala

(59)

(Y) evaluasi

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dari pengamatan

langsung (observasi) dan wawancara dengan pihak Rumah Makan Cibiuk serta

menyebarkan kuesioner dengan konsumen yang berlangganan di Rumah Makan

Cibiuk.

Dan menggunakan data sekunder yaitu data Lokasi dan Fasilitas Rumah

Makan Cibiuk untuk melihat apakah dengan adanya Lokasi dan penyediaan

Fasilitas menambah Kepuasan Konsumen.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Teknik penentuan data yang digunakan adalah Metode yang digunakan

(60)

Menurut Umi Narimawati (2008:161) populasi adalah “objek atau subjek

yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh

peneliti, sebagai unit analisis penelitiata

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen rumah makan Cibiuk

Jatinangor yaitu sebanya 1758 konsumen dalam jangka waktu 1 bulan terakhir

data ini diambil dari hasil pembelian yang dilakukan konsumen yang dicatat oleh

kasir rumah makan Cibiuk Jatinangor

1. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek dalam

melakukan penelitian dan pengujian data. Metode yang digunakan dalam

penarikan sampel ini adalah menggunakan rumus Slovin Rumus dituliskan

sebagai berikut:

n= N 1+N(e)2 Dimana:

n= Jumlah Sampel

N=Jumlah Populasi

e= Tingkat Kesalahan

N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95 sampel yang akan diberikan

kuisioner untuk penelitian ini.

(61)

Teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara

langsung terhadap subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan didalam

situasi yang sebenarnya maupun dilakukan didalam situasi buatan yang khusus

diadakan pada masalah-masalah yang ada pada perusahaan terkait. Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung (observasi) di Rumah

Makan Cibiuk.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya

jawab secara lisan dengan orang-orang yang berhubungan dengan penelitian.

Peneliti mengumpulkan data dan menggali informasi dengan mengajukan tanya

jawab secara lisan dengan karyawan dan pelanggan Rumah Makan Cibiuk.

a. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang

telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik.

Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden

yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data – data mengenai Pengaruh Lokasi dan Penyediaan Fasilitas Terhadap Kepuasan

Konsumen Pada Rumah Makan Cibiuk.

Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana

alternatif jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas

(62)

(X2), Kepuasan Konsumen (Y), karena data ini bersifat ordinal maka selanjutnya

nilai – nilai dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap responden. Adapun

kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 3.3 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai

Sangat Setuju/Sangat

Menarik/Sangat Mudah/Sangat

Tepat/Sangat Baik 5

Setuju/Menarik/Mudah/Tepat/Baik 4 Cukup/Cukup Menarik/ Cukup

Mudah/Cukup Tepat/Cukup Baik 3

Tidak Setuju/Kurang

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan

pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuisioner merupakan

data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka

untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “Methode of Successive” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan analisis

regresi korelasi serta determinasi.

1. Transformasi Data Ordinal menjadi Interval

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal

(63)

a. Ambil data ordinal hasil kuisioner

b. Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori

jawaban dan hitung proportsi kumulatifnya

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi

kumulatif. Untuk data n>30 dianggap mendekati luas daerah dibawah

kurva normal

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proportsi komulatif dengan

masukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengn rumus Method Successive Interval

Means of Interval= Density at Lower Limit – Density at Upper Limit

Area at Below Density Upper Limit – Area at Belom Lower Limit

Dimana:

Means of Interval = Rata-rata Interval

Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah

Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas

Area Under Lower Limit = Daerah dibawah batas bawah

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan

menggunakan rumus :

Nilai transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1

(64)

(Azwar 2007:89) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Suatu skala atau intrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai

validitas tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dan dilakukanya pengukuran

tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data

yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Rumus yang digunakan untuk

menguji validitas adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh

Pearson sebagai berikut:

Dalam mengadakan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi

menurut Suharsimi Arikunto (2009:164) dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai

berikut:

Tabel 3.4 Interprestasi Nilai r

(65)

Antara 0,700 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi

Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang

Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak tidak tinggi kmm,,

Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak tinggi

Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat tidak tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2009:164)

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikansi 5%). Rumus

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

t = �√ �−

√ −�2 : Dimana:

n = ukuran sampel

r = Koefisien Korelasi Pearson

Keputusan penguji validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikansi

dengan 5% atau satu sisi adalah:

1. Item instrument dikatakan valid jika thitung lebih dari satu atau sama dengan

t0,05 = 1,9744 maka instrument tersebut dapat digunakan.

2. Item instrument dikatakan tidak valid jika thitung kurang dari satu t0,05 =

1,9744 maka instrument tersebut tidak dapat digunakan.

3.2.4.3 Uji Reliabilitas

Menurut Cooper (2006) yang dikutip oleh Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:43) mengemukakan: “reliabitity is a

characteristic of meansurement concerned wih accuracy precision, and

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.3 Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan untuk mengetahui variable yang paling berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Mang Engking di Surakarta.. Alat analisis yang digunakan adalah regresi

Tujuan dari penelitian ini adalah adakah pengaruh yang signifikan variabel periklanan, personal selling dan promosi penjualan terhadap kepuasan konsumen di Rumah Makan Rojo

Ha : Ada pengaruh pelayanan, fasilitas, dan lokasi terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa warnet Dotnet Semarang.

Seluruh variabel independen atau variabel bebas berpengaruh atau dapat menjelaskan variasi dari variabel terikat ( kepuasan konsumen di Rumah Makan Mama di Surabaya)

Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Rumah Makan Mie Ayam Sumbrah.. di

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI RUMAH MAKAN TAMAN JAYA UJUNG KULON CILEGON. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Saung Bambu Wulung. Kudus. Obyek penelitian ini adalah konsumen Rumah Makan Saung

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUK, HARGA DAN PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DAN FREKUENSI PEMBELIAN MI ACEH (Studi Kasus: Rumah Makan Mi Aceh Titi Bobrok Kota