• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Organisasi Dan Tata Kerja Pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Organisasi Dan Tata Kerja Pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

PERANAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PADA KANTOR

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH SUMATERA UTARA

Diajukan oleh :

ERNAWATI

052103033

KESEKRETARIATAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI MINOR

NAMA : ERNAWATI

NIM : 052103033

JURUSAN : KESEKRETARIATAN

JUDUL SKRIPSI MINOR : PERANAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PADA KANTOR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA UTARA.

Tanggal :

Dosen Pembimbing

( Drs. Bongsu Hutagalung, M.Si )

NIP : 131 835 562

Tanggal :

Ketua Jurusan

( Dr.Endang Sulistya Rini, SE,

M.Si )

NIP : 132 010 480

Tanggal :

Dekan

( Drs. Jhon Tafbu Ritonga,

M.Ec )

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan rendah hati penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi minor ini. Sallawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan ke pangkuan Rassullah SAW.

Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi minor ini yaitu untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Program Diploma III Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi minor yang sederhana ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan yang masih perlu untuk diperbaiki, untuk itu penulis megharapkan kritik-kritik yang positif guna perbaikan pada masa yang akan datang.

Penulisan skripsi minor ini dapat diselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Dalam hal ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta menuntun dan mengarahkan penulis dengan sungguh-sungguh sejak awal hingga selesai skripsi minor ini :

1. Teristimewa ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada kedua Orangtuaku Bapak Jamali Adi dan Ibu Wijji Lestari yang telah memberikan semangat, nasehat, perhatian dan financial support, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan rizki-Nya kepada mereka. 2. Bapak Drs.Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi, Selaku ketua jurusan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA. Selaku sekretaris jurusan kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak M.Simba Sembiring, SE. selaku Kepala Sub. Bagian Pendidikan Fakultas Ekonomi Unuiversitas Sumatera Utara.

6. Bapak Drs. Bongsu Hutagalung, MSi. Selaku dosen pembimbing skripsi minor, yang telah membimbing, menuntun dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi minor ini.

7. Thanks to my dearest and loved sisters, brothers and my younger (m’yuni, mas yudi, mas wahyu, m’erni, Ari dan Adeck)

8. Thank you for my best friends, Suhar, Anggi, Tary, Nany and Rara moga persahabatan qita langgeng ya bo’……….!!!

9. Makasi juga buat temen-temen sekretaris stambuk 2005, Weny, Fiza, Anggi yuanita, Indri, Runi dan mua-mua dech

10. Finally, the writer want to greatest tanks to b’zulham (om zoyek) thanks for your support, attention, advice and helping me until finish this report

Medan, Mei 2008

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

... i

DAFTAR ISI

... iv

BAB I : PENDAHULUAN

... 1

A. Latar Belakang

... 1

B. Perumusan Masalah

... 3

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

... 3

D. Medologi Penelitian

(6)

BAB II : PERANAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PADA KANTOR

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

SUMATERA UTARA ... A. PROFIL PERUSAHAAN ...

1. Sejarah Singkat Berdirinya BAPPEDASU

... 7

2. Struktur Organisasi dan Job Description BAPPEDASU

... 11

B. Pengertian Organisasi Dan Tujuan Organisasi

... 30

C. Prinsip-Prinsip Organisasi

... 32

D. Bentuk-Bentuk Organisasi

... 39

E. Hambatan-Hambatan Organisasi

(7)

F. Peranan Organisasi Dan Tata Kerja

... 50

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI

... 53

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

... 57

A. Kesimpulan

... 57

B. Saran

... 58

DAFTAR PUSTAKA

... 59

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi dan Tata Kerja sering disebut dengan organisasi dan metode yang diterjemahkan dari bahasa asing yaitu Organization and Methode yang disingkat dengan O dan M, organisasi adalah hasil dari sebuah pengorganisasian, dimana pengorgansasian dapat didefinisikan sebagai proses kegiatan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas serta wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan tujuan, sumber-sumber dan lingkungan yang meliputinya, sehingga tercipta suatu strukktur organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

(9)

dengan mereka yang berkewajiban melaksanakan keputusan sesuai dengan tujuan organisasi.

Untuk mencapai tujuan organisasi tidak hanya dengan menjalankan struktur organisasi dan mengeluarkan kebijaksanaan yang dituangkan dalam bentuk peraturan-peraturan melainkan harus didukung dengan efektivitas tata cara yang baik serta cara dan struktur organisasi yang sesuai dengan perusahaan atau unit kerja yang bersangkutan.

Organisasi membantu kita melakukan hal-hal atau kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sebagai individu. Dalam suatu organisasi tercipta kerjasama untuk melakukan sesuatu sehingga tujuan yang diharapkan dapat terwujud karena adanya pembagian kerja, dengan demikian dapat dikatakan bahwa organisasi dibuat untuk mengatasi keterbatasan yang melekat pada manusia, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada perusahaan. Apabila suatu organisasi dapat berjalan dengan baik maka pencapaian prestasi organisasi sangat berperan dalam mengukur sejauh mana peranan organisasi dan tata kerja berfungsi sesuai dengan tujuan organisasi.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui secara mendalam sejauh mana peranan organisasi dan tata kerja pada Kantor Badan Prencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara berfungsi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka diperlu dilakukan penelitian pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara.

B. Perumusan Masalah

(10)

kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi harus didukung juga dengan pelaksanaan tata kerja yang baik agar perusahaan atau unit kerja dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi dan tata kerja sangat memegang peranan penting dalam kegiatan perusahaan, maka dalam skripsi minor ini penulis akan membahas Sejauh mana peranan organisasi dan tata kerja pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara berfungsi sesuai dengan tujuannya ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejauh mana peranan organisasi dan tata kerja yang dilaksanakan pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara berfungsi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

2. Untuk mengetahui bentuk struktur yang organisasi yang dipakai pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara.

Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis untuk menambah wawasan mengenai peranan organisasi dan tata kerja pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara

(11)

3. Bagi pembaca sebagai bahan informasi kepada pembaca mengenai organisasi dan tata kerja pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara.

D. Metodelogi Penelitian

Penelitian (reseach) merupakan usaha mencari sesuatu yang baru, sesuatu yang sebelumnya belum diketahui atau untuk menambah kesempurnaan dari sesuatu yang telah diketahui. Penelitian dapat juga disebut sebagai suatu kebenaran secara ilmiah yang berdasarkan suatu penelitian. 1. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian

a. Lokasi dan waktu penelitian

Penetapan Lokasi penelitian merupakan hal pertama yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Lokasi penelitian pada penelitian ini adalah Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera mulai awal bulan april 2008 sampai dengan akhir mei 2008.

2. Jenis dan sumber data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau unit kerja yang menjadi objek dari penelitian.

b. Data Sekunder

(12)

membahas dokumen-dokumen yang diperoleh dari tempat penelitian yang ada hubungannya dengan pembahasan peneitian.

3. Tekhnik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan langsung kepada objek yang diteliti dan kemudian melakukan pencatatan-pencatatan terhdap hal-hal yang diperlukan langsung dari lapangan.

b. Interview atau wawancara

wawancara disebut juga sebagai riset lapangan yaitu usaha pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian.

4. Metode Analisis Data

Dalam melakukan analisis terhadap data dapat dilakukan dengan dua cara metode analisis yaitu :

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menganalisis, menafsirkan dan mengklarifikasikan sehingga diperoleh gambaran umum yang jelas mengenai permasalahan yang diteliti

(13)
(14)

BAB II

GAMBARAN UMUM PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Singkat Berdirinya BAPPEDASU

Pada tahun 1963 di Sumatera Utara di bentuk suatu Badan Koordinasi Pembangunan Sumatera Utara (BKPDSU) yang langsung diketuai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Sekretaris Residen P.R Telaubanua yang merupakan badan yang mengkoordinir pembangunan di daerah yang selanjutnya diganti menjadi BAKOPDASU (Badan Koordinasi Pembangunan Daerah Sumatera Utara) yang diketuai oleh Gubernur Sumatera Utara dengan Ketua Harian Residen P. R Telaubanua dan Sekretaris Sutan Sitompul, kemudian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara Periode BAKOPDA

(15)

(BAKODASU) yang merupakan badan pertama kali mengkoordinir Perencanaan Pembangunan di Daerah Sumatera Utara dengan ketua oleh Ir. M. Sipahutar dan Sekretaris oleh Netap Bukit. Pada periode ini telah disusun draft Repelita I Provinsi Sumatera Utara.

BAKODASU berperan sebagai lembaga yang pertama menangani masalah-masalah yang menyangkut Program Pembangunan di daerah dari tahun 1969 sampai pada tahun 1974 (PELITA I). Pada periode ini telah diberlakukan Inpres Tingkat I yang menyangkut Program Pembangunan Jalan dan Jembatan di Daerah Tingkat II se Sumatera Utara.

Sekretariat dan bidang-bidang BAPPEDASU yang terdiri dari Bidang Fisik, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya dan Pengendalian membawahi bagian-bagian yang telah dapat dilaksanakan tugasnya antara lain dalam penyusunan Repelita II Sumatera Utara, penyusun RAPBN setiap tahunnya dengan bekerja sama dengan Biro Keuangan dan Pembangunan. Fungsi

Periode Keppres No. 15 Tahun 1974

(16)

Perencanaan Pembangunan Daerah baru diatur di DaerahTingkat I, sedangkan penyusun Rencana Pembangunan Daerah Tingkat II belum diatur, walaupun kepentingannya telah dirasakan. Oleh karena itu Daerah Tingkat II melalui keputusan Kepala Daerah yang bersangkutan telah membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Langkat dan Asahan. Namun demikian pembentukan BAPPEDA Tingkat II ini belum mempunyai dasar hukum yang kuat sebagaimana pembentukan BAPPEDA Tingkat I.

Tahun 1980 tersebut, pembentukan BAPPEDA Tingkat I Sumatera Utara telah ditetapkan dengan peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara (PERDASU) No. 2 Tahun 1981, tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanan Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara disahkan

Periode Keppres No. 27 Tahun 1980

Keputusan Presiden RI No. 27 Tahun 1980 tentang pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan yaitu dalam rangka usaha peningkatan keserasian Pembangunan di Daerah antara Pembangunan sektoral dan pembangunan daerah menjadi perkembangan, keseimbangan dan berkesinambungan pembangunan di daerah yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu sehingga diperlukan peninjauan kembali Keppres No. 15 Tahun 1974. Selanjutnya atas dasar Keppres No. 27 Tahun 1980 ini, Menteri Dalam Negeri dengan keputusan No. 185 Tahun 1980 menetapkan Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II.

(17)

Menteri Dalam Negeri dengan No. 061. 134. 2281 tanggal 20 April Tahun 1981. Susunan Organisasi BAPPEDA Tingkat I Sumatera Utara pada periode tersebut berdasarkan kepala PERDASU No. 2 Tahun 1981.

BAPPEDA adalah instansi pemerintah yang bertugas untuk membantu Gubernur Kepala Daerah Sumatera Utara dalam menentukan kebijaksanaan dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara serta penilaian atas pelaksanaannya. Badan ini berada dan baertanggung jawab kepada Gubernur

Periode Kepmendagri & Otonomi Daerah No. 50 Tahun 2000

Sesuai era reformasi dan otonomi Daerah yang mengacu kepada UU No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan OTDA No. 50 Tahun 2000 tentang pedoman Organisasi dan Tata Kerja perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara maka ditetapkanlah Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara, tugas pokok dan fungsi pembentukan BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara disahkan dengan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 061. 1 – 433. K/Tahun 2002.

Dengan terbitnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 061. 1 – 433. K/Tahun 2002 tanggal 18 Juni 2002. Tugas, fungsi dan tata kerja BAPPEDASU telah berubah, perubahan susunan Organisasi dan Tata Kerja BAPPEDA Tingkat I Sumatera Utara antara Lain: BAPPEDA Tingkat I dipimpin oleh Ketua dan Wakil Ketua berubah menjadi BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Kepala dan Wakil Kepala, dan seterusnya.

(18)

Kepala Daerah Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan Perda No. 4 Tahun 2001 dan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 061. 1 – 433 K Tahun 2002 dan SK Gubernur Sumatera Uatara No. 061 – 433 K Tahun 1980. Untuk melaksanakan tugas-tugas diatas maka diperlukan sistem organisasi dan manajemen yang sangat mantap.

Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU) terdiri dari:

a. Kepala b. Wakil Kepala

c. Sekretariat, terdiri dari: 1. Sub Bagian Umum 2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Organisasi dan Hukum 4. Sub Bagian Kepegawaian

d. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan, terdiri dari: 1. Sub Bidang Pertanian

2. Sub Bidang Keuangan, Pembangunan Dunia Usaha dan Pariwisata. 3. Sub Bidang Koperasi dan Jasa.

4. Sub Bidang Industri, Sumber Daya Alam dan Kelautan.

e. Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya, terdiri dari:

1. Sub Bidang Kependudukan, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Perempuan.

(19)

3. Sub Bidang Pendidikan, Mental Spiritual dan Budaya. 4. Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat. f. Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana, terdiri dari:

1. Sub Bidang Perhubungan.

2. Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. 3. Sub Bidang Pengairan dan Sumber Daya Air. 4. Sub Bidang Pengembangan Wilayah pembangunan.

g. Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan & Pengembangan Teknologi, terdiri dari:

1. Sub Bidang Kerjasama Luar Negeri

2. Sub Bidang Kerjasama Antar Daerah dan Lembaga Masyarakat 3. Sub Bidang Teknologi dan Informasi

h. Bidang Pengendalian, Evaluasi dan Monitoring, terdiri dari: 1. Sub Bidang Pengumpulan Data Statistik

2. Sub Bidang Evaluasi 3. Sub Bidang Informasi 4. Sub Bidang Peragaan

Job Description BAPPEDASU

1. Kepala badan Perencanaan Pembangunan Daerah, mempunyai tugas membantu Gubernur dalam bidang Perencanaan Pembangunan Daerah.

Kepala Badan

(20)

a. Pengkoordinasian Penyusunan Program Pembangunan Daerah (PROPEDA). Rencana Strategis, Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (REPETADA) dan Anggaran Belanja Pembangunan dan pembuatan kajian / studi pembangunan yang relevan, sesuai ketentuan dan standard yang ditetapkan.

b. Penyelenggaraan kerjasama dan Koordinasi Perencanaan Pembangunan dengan Daerah Kabupaten / Kota serta koordinasi dan kerjasama perencanaan dengan pihak lainnya, sesuai ketentuan standar yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan Evaluasi terhadap pelaksanaan Program Pembangunan Daerah, untuk penyiapan bahan dan konsep kebijakan pelaksanaan program selanjutnya, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi program dan Proyek Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

e. Penyusunan konsep kebijakan Gubernur tentang standar / ketentuan Teknis Perencanaan dan kebijakan Perencanaan lainnya serta pengendalian atas pelaksanaannya.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur dan Sekretaris Daerah, sesuai bidang tugas, dan fungsinya.

(21)

h. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepala Gubernur melalui Sekretaris Daerah, sesuai standar yang ditetapkan.

3. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada.ayat (1) dan (2), maka Kepala Badan dibantu oleh:

a. Wakil Kepala Badan b. Sekretaris Badan

c. Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan.

d. Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya. e. Kepala Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana.

f. Kepala Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Teknologi.

g. Kepala Bidang Perencanaan Pengendalian, Evaluasi dan Monitoring.

1. Wakil Kepala Badan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Wakil Kepala Badan

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Wakil Kepala Badan menyelenggarakan fungsi:

a. Pengkoordinasian penyempurnaan, penyusunan dan penerapan standar

(22)

b. Pengkoordinasian pelaksanaan evaluasi pembangunan dari masing-masing Bidang pada Badan, pengkoordinasian pengumpulan data-data pembangunan dan pengkoordinasian penyusunan laporan, sesuai ketentuan dan standard yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan tugas dan funsi Kepala Badan, apabila Kepala Badan berhalangan , sesuai standard prosedur yang ditetapkan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan olek Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan, sesuai standard yang ditetapkan.

1. Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, mempunyai tugas Kepala Badan di Bidang Umum, Keuangan, Kepegawaian, Organisasi dan Hukum

Sekretaris Badan

2. Untuk pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, menyelenggarakan fungsi:

(23)

Bendaharawan Proyek pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sesuai ketentuan standar yang ditetapkan.

b. Perencanaan pengelolaan dan pendayagunaan kepegawaian, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan

c. Perencanaan dan peningkatan system kerja serta pengelolaan produk Hukum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepala Badan melalui Wakil Kepala Badan, sesuai standar yang ditetapkan.

3. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2, sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibantu oleh: a. Kepala Sub Bagian Umum

b. Kepala Sub Bagian Keuangan c. Kepala sub Bagian Kepegawaian

d. Kepala Sub Bagian Organisasi dan Hukum

1. Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan mempunyai tugas membantu Kepala Badan di Bidang Perencanaan Ekonomi, Keuangan dan Industri.

Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan

(24)

a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan Perencanaan dan Peningkatan Kapasitas Perencanaan serta program pembangunan jangka menengah dan tahunan dibidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan, Keuangan, Pengembangan Dunia Usaha, Pariwisata, Perdagangan, Koperasi, Jasa, Industri, Sumber daya Alam dan Kelautan, Sosialisasi, Evaluasi, dan melakukan kajian dan studi pembangunan serta pengendalian atas pelaksanaannya.

b. Pelaksanaan evaluasi hasil-hasil Pembangunan Daerah di bidang Ekonomi dan Keuangan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. c. Pelasanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil

Kepala Badan, sesuai tugas dan fungsinya.

d. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan melalui Wakil Kepala Badan, sesuai ketentuan dan standard yang ditetapkan.

3. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan dibantu oleh:

a. Kepala Sub Bidang Pertanian,

b. Kepala Sub Bidang Keuangan, Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata,

(25)

d. Kepala Sub Bidang Indutri, Sumber Daya Alam dan Kelautan.

1. Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya mempunyai tugas membantu Kepala Badan dibidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya.

Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya menyelanggarakan fungsi:

a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan Perencanaan dan Peningkatan Kapasitas Perencanaan di Bidang Kependudukan, Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan, Pemerintahan Umum, Informasi dan Komunikasi, Pendidikan, Pembinaan Mental Spritual dan Budaya, Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat serta Sosialisasi, Evaluasi dan Pengendalian atas pelaksanaannya.

b. Pengkoordinasian perumusan rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan serta melakukan kajian dan studi pembangunan di bidang

Kependudukan, Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan, Pemerintahan Umum, Informasi, dan Komunikasi, Pendidikan Pembinaan Mental Spritual

dan Budaya, Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, sesuai standard yang ditetapkan.

(26)

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan, sesuai tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan melalui Wakil Kepala Badan, sesuai standar yang ditetapkan.

3. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya, dibantu oleh:

a. Kepala Sub Bidang Kependudukan, Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan,

b. Kepala Sub Bidang Perencanaan Umum, Informasi dan Komunikasi, c. Kepala Sub Bidang Pendidikan, Pembinaan Mental Spiritual dan Budaya, d. Kepala Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat.

1. Kepala Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas membantu Kepala Badan di Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana.

Kepala Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana

2. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi: a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standard pelaksanaan

(27)

Hidup, dan Wilayah Pembangunan serta Sosialisai, Evaluasi dan Pengendalian atas pelaksanaannya.

b. Pengkoordinasian perumusan rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan serta melakukan kajian dan studi pembangunan dibidang Penataan Ruang dan Pemukiman, Jalan dan Jembatan, Sumber Daya Air dan Sumber Daya Alam lainnya, Pengembangan Lingkungan Hidup dan Wilayah Pembangunan, sesuai standar yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan evaluasi hasil-hasil Pembangunan Daerah di bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan, sesuai tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan melalui Wakil Kepala Badan, sesuai standar yang ditetapkan.

3. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), kepala Bidang Sarana dan Prasarana dibantu oleh:

a. Kepala Sub Bidang Perhubungan,

(28)

Kepala Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Teknologi

1. Kepala Bidang Perencanaan Kerjasama Pembanguna dan Pengembangan Teknologi mempunyai tugas membantu Kepala Badan dibidang Evaluasi Perencanaan Pembangunan, Kerjasama dan Pengembangan Teknologi.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Teknologi, menyelenggarakan fungsi:

a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi, standar pelaksanaan Pengumpulan, Pengelolaan dan Penyajian Data, standar Pelaporan Program Pembangunan, standar pelaksanaan Penelitian Lembaran Kerja Proyek serta standar pelaksanaan

Perencanaan Kerjasama dan Pengembangan Teknologi standar pelaksanaan kerjasama kemitraan dengan swasta dan masyarakat serta Sosialisasi, Evaluasi dan Pengendalian atas pelaksanaannya.

b. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan kegiatan konsultasi perencanaan dan kerjasama, sesuai standar yang ditetepkan.

c. Penyelenggaraan upaya-upaya Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi, sesuai standar yang ditetepkan.

(29)

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan da Wakil Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

f. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

g. Pelaporan dan pertangung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan melalui Wakil Kepala Badan, sesuai standar yang ditetapkan.

3. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), Kepala Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Teknologi, dibantu oleh:

a. Kepala Sub Bidang Kerjasama Luar Negeri,

b. Kepala Sub Bidang Kerjasama Antar Daerah dan Lembaga Masyarakat, c. Kepala Sub Bidang Kerjasama Teknologi dan Informasi.

Kepala Bidang Pengendalian, Evaluasi dan Monitoring

1. Mengumpulkan data mengenai pelaksanaan program Pembangunan Sumatera Utara dan mengolah data tersebut untuk menyusun statistik Sumatera Utara. 2. Melakukan evaluasi atas bahan-bahan dan laporan pelaksanaan pembangunan

untuk digunakan menjadi bahan penyusunan LPJ Gubernur Sumatera Utara.

3. Melakukan pemantauan pelaksanaan proyek / program dan penyusunan laporan pelaksanaan program / proyek pembangunan untuk dilaporkan kepada instansi terkait.

(30)

5. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), Kepala Bidang Pengendalian, Evaluasi dan Monitoring, dibantu oleh : a. Sub Bidang Pengumpulan Data Statistik

b. Sub Bidang Evaluasi c. Sub Bidang Informasi d. Sub Bidang Peragaan

Struktur Organisasi dan Job Description pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah berbentuk garis dan staf (line and staf organization) secara formal yang berhak memberikan perintah hanya pimpinan sehingga menciptakan kekuasaan aliran yang jelas, dimana Kepala BAPPEDASU berkuasa penuh dalam memberikan tugas kapada Sekretaris maupun Kepala Bidang dan Staf dapat membantu dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul guna meringankan pekerjaan dan meningkatkan efesiensi kerja.

C. Tugas dan Fungsi BAPPEDASU. Tugas BAPPEDASU

Membantu Gubernur Sumatera Utara dalam menentukan kebijakan di bidang Perencanaan Pembangunan di Daerah, memonitor pelaksanaan penyusunan perencanaan program / proyek dan melakukan penilaian / evaluasi atas pelaksanaannya serta melakukan penjajakan kerjasama antar Provinsi maupun kerjasama dengan Provinsi yang berada di negara lain.

(31)

Instansi BAPPEDA ini merupakan lembaga yang bergerak di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Adapun fungsi kantor BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara adalah:

1. Menyiapkan bahan dalam perumusan Kebijakan teknis dalam bidang perencanaan.

2. Mengkoordinasikan penyusunan rencana pembangunan daerah dalam jangka 5 tahun yang dan menjabarkannya lebih lanjut menjadi program pembangunan tahunan daerah dari berbagai program baik dekonsentrasi maupun otonomi serta menjaring berbagai prioritas dan aspirasi masyarakat.

3. Menyusun, merekomendasikan dan mengevaluasi pemenfaatan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.

4. Melakukan koordinasi perencanaan program/kegiatan dari Dinas/Instansi/Swasta; dan melakukan monitoring dan penilaian/evaluasi pembangunan daerah lima tahunan dan satu tahunan serta membantu memecahkan masalah program/kegiatan pada tahun berjalan.

5. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota terutama pada perencanaan program lintas batas untuk mencapai keserasian pembangunan daerah sesuai dengan tujuan rencana pembangunan jangka panjang dan menengah serta tahunan.

(32)

7. Menyusun rencana kerjasama perencanaan dan pembangunan antar instansi/lembaga, antar Provinsi dan kerjasama luar negeri sesuai dengan kebijakssanaan pembangunan di daerah.

8. Melaksanakan kegiatan pembiayaan dan peningkatan/pengembangan aparatur perencanaan serta ketatausahaan Bappeda Provsu.

9. Menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) bersama-sama denagn Biro Keuangan dengan Koordinasi Sekda.

10. Melaksanakan dan mempersiapkan perumusan kebijaksanaan/kegiatan untuk studi perencanaan pembangunan dalam berbagai bidang.

11. Melakukan kegiatan lain dalam rangka perencanaan sesuai dengan petunjuk Gubsu.

Logo dan Makna BAPPEDASU

(33)

Berikut ini akan dijelaskan makna dari logo:

Warna utama yang dipakai adalah Biru, Merah, Putih, Hijau, dan Kuning Emas yang terdiri dari:

1. Padi dan kapas menggambarkan lemabaga pemerintahan yang berupa mengisi kemerdekaan dengan daerah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

2. Bintang menggambarkan bahwa PEMPROPSU dalam melaksanakan tugas tidak ditujukan hanya terhadap kehidupan duniawi saja tetapi tidak terlepas dari ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Gunung menggambarkan posisi Sumatera Utara yang dikelilingi oleh Bukit Barisan dan juga menggambarkan pertahanan dan pondasi pemerintah yang kuat.

4. Rantai menggambarkan bahwa pemerintah dan rakyat bersatu saling tolong menolong melaksanakan pembangunan di Sumatera Utara.

5. Tangan menggambarkan bahwa pemerintah selalu siap untuk melindungi rakyat dan membantu rakyat.

6. Warna hijau melambangkan daerah Sumatera Utara yang subur dan kaya dengan hasil pertaniannya.

7. Pita Kuning menggambarkan semangat dan cita-cita Pemerintahan dalam pita tersebut tertulis: Tekun berkarya, Hidup sejahtera, dan Mulia berbudaya.

(34)

• Menjadi : Cita-cita yang ingin dicapai dan sifatnya selalu

mengarah yang lebih baik/sempurna. Visi BAPPEDASU

Visi adalah merupakan cara pandang jauh kedepan dimana Bappedasu akan dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Penjabaran Visi ini merupakan suatu gambaran yang menentang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh instansi pemerintah.

Setelah melalui langkah-langkah penyusunan Perencanaan Strategis berdasarkan nilai-nilai luhur Bappeda maka untuk menjawab keberadaan perencanaan dirumuskan Visi sebagai berikut :

”MENJADI BADAN PERENCANAAN YANG BERKUALITAS DALAM PENINGKATAN PEMBANGUNA DAERAH”.

Untuk memberikan kejelasan agar tidak menimbulkan asumsi dan presepsi yang berbeda, perlu dijelaskan hakekat yang terkandung dalam Visi dimaksud sebagai berikut :

• Badan : Lembaga yang struktur organisasinya telah tersusun baik

dan dijalankan oleh orang yang propesional dengan tujuan di bidang perencanaan.

• Perencanan : Badan yang menyalurkan hasil perencanaan dibidang

pembangunan.

• Berkualitas : Pintar, bijak, bermral, bermutu, berbobot dan berguna

serta relevan dengan masa waktu.

• Dalam : Yang menyangkut atau yang berhubungan.

(35)

• Pembangunan : Suatu proses kegiatan/perubahan yang mengarah kepada

yang lebih baik.

• Daerah : Wilayah Privinsi Sumatera Utara

Organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “organon” yang berarti alat dan bahasa latin yaitu “organum” yang berarti bagian, anggota atau badan. Organisasi adalah wadah , lembaga atau kelompok fungsional pembentuk tingkah Misi BAPPEDASU

Misi Bappedasu dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan diatas yaitu dalam rangka memberikan pemahaman mengenai tujuan tersebut, memperluas misi menjadi visi keberhasilan. Tanpa visi keberhasilan, para pegawai Bappedasu mungkin tidak cukup tahu mengetahui bagaimana memenuhi misi tersebut. Misi dengan kata lain menjalankan tujuan organisasi atau mengapa organisasi harus melakukan apa yang dilakukannya untuk mencapai visi tersebut.

Misi Bappeda Provinsi Sumatera Utara dalam rangka mewujudkan perencana yang lebih inovatif adalah melalui :

1. Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkualitas dengan memperhatikan keperdulian terhadap kesejahteraan masyarakat dan berwawasan lingkungan.

2. Mengembangkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang partisipatif dan akuntabel melalui peningkatan profesionalitas aparatur dan pemenfaatan teknologi informasi.

(36)

laku hubungan antar manusia secara efektif sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta memberikan kondisi lingkungan tertentu dalam pencapaian tujuan.

Pengertian organisasi telah banyak disampaikan oleh para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli tentang organisasi sebagai bahan perbandingan :

1. Menurut Marshal E. Dimock (1958): “Organization is the systematick

bringing together of interdependent part to form a unified whole through

which authority, coordination and control may be exercised to achieve a

given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis

bagian-bagian yang saling ketergantungan atau berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan melalui wewenang, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every

human association for the attainment of common purpose” (Organisasi

adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.)

3. Edgar Schein (1973) berpendapat bahwa : “An organization is the rational

coordination of the activities of a number of people for the achievement of

some common explicit purpose or goal, through division of labor and

function , and through a hierarchy of authority and responsibility.”

(37)

Dari beberapa definisi organisasi diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki beberapa unsure dasar, yaitu :

• Adanya dua orang atau lebih sebagai kelompok

• Adanya maksud untuk kerja sama

• Adanya tujuan yang ingin dicapai • Adanya proses pembagian kerja

Tujuan organisasi

Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang dikerjakan, setiap organisasi harus benar-benar memperhatikan kemampuan organisasi dalam menetapkan tujuan agar dapat merealisasikan tujuan itu sesuai dengan kemampuan dan kondisi organisasi, oleh karena itu tujuan organisasi dapat dijadikan landasan dalam membuat perencanaan dan menjadi standard bagi pelaksanaan tindakan dari organisasi. Berdasarkan tujuan yang harus dicapai dibutuhkan tugas-tugas dan sasaran yang harus dilaksanakan.

Etzioni mendefinisikan “ Tujuan organisasi suatu pernyataan tentang yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan dan sebagai pernyataan tentang keadaan diwaktu yang akan datang dimana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya.”

Tujuan harus dapat dipahami oleh setiap pimpinan dari tingkat atas sampai tingkat bawah, bahkan oleh seluruh anggota organisasi, maka tujuan organisasi merupakan tugas bagi setiap bagian atau unit organisasi. Tujuan dari atas sampai bawah mengikuti struktur organisasi secara hirarki

(38)

kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan khusus meskipun secara fungsional terangkat didalam suatu jaringan kegiatan yang memiliki arah yang sama yaitu memberikan pedoman pencapaian tujuan.

Demikian juga pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang bertujuan melakukan Perencanaan Program-Program Pembangunan yang berkualitas bagi masyarakat Sumatera Utara. Dengan adanya tujuan yang dimaksud diharapkan Bappedasu dapat menjalankan program-program kerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

C. Prinsip-Prinsip Organisasi

Setiap organisasi tentu menghadapi masalah dalam proses pencapaian tujuan. Salah satu sarana agar organisasi dapat melewati masalah dan menjalankan organisasinya dengan baik dan memperoleh struktur organisasi yang sehat dan efisien maka haruslah menetapkan prinsip-prinsip organisasi.

Prinsip-prinsip organisasi itu antara lain :

1. Prinsip bahwa organisasi harus memiliki tujuan yang jelas.

Organisasi dibentuk atas dasar tujuan yang ingin dicapai, Tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas akan memudahkan untuk dijadikan pedoman dalam menetapkan haluan organisasi, pemilihan bentuk organisasi, pembentukan struktur organisasi dan memudahkan setiap orang dalam memperoleh hasil akhir.

Peranan perumusan tujuan yang jelas dalam sebuah organisasi : a. Tujuan merupakan pedoman dalam menentukan arah organisasi b. Tujuan dibutuhkan dalam melakukan koordinasi

(39)

d. Tujuan menentukan haluan, prosedur, metode, strategi dan peraturan organisasi

e. Membantu organisasi dalam menghadapi persaingan yang efektif

Tujuan yang jelas akan memudahkan dalam menentukan haluan organisasi, demikian juga pada kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang memiliki tujuan untuk melakukan perencanaan program-program pembangunan yang berkualitas dengan memperhatikan kepedulian terhadapkan kesejahteraan masyarakat dan berwawasan lingkungan yang menyeluluruh dengan menitik beratkan pembangunan terutama pembangunan prasarana umum seperti membuat jalan, jembatan Daerah Sumatera Utara dengan dibantu unsur-unsur terkait yang terlibat dalam pembangunan Daerah Sumatera Utara.

2. koordinasi

Semua kegiatan organisasi harus dikoordinasikan untuk mencegah kesimpangsiuran tugas dan tanggung jawab, artinya semua yang terlibat dalam suatu organisasi harus bertindak bersama-sama agar terdapat satu kesatuan dalam tindakan. Tujuan koordinasi adalah untuk menyesuaikan pandangan-pandangan yang berbeda, dengan demikian koordinasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mengatur agar pembagian kerja dari berbagai orang atau kelompok dapat tersusun menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dengan cara yang efisien.

Manfaat-manfaat koordinasi dalam suatu organisasi, yaitu :

a. Mencegah terjadinya kekembaran pengerjaan terhadap suatu aktivitas oleh satuan-satuan organisasi

(40)

c. Mencegah kekosongan ruang dan waktu d. Mencegah terjadinya konflik dan kontradiksi 3. Prinsip pembagian pekerjaan

Pembagian kerja adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas yang sama satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi. Untuk mencapai suatu tujuan, maka setiap organisasi harus melakukan berbagai aktivitas. Agar kegiatan atau aktivitas tersebut dapat berjalan optimal maka perlu dilakukan pembagian pekerjaan atau pembagian tugas yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggung-jawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.

Proses pembagian tugas pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara telah di tetapkan dalam keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 061.1 - 433. K / Tahun 2002 tentang Tugas, Fungsi dan Tata kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara

4. Kejelasan Visi dan Misi

Visi biasanya diartikan sebagai keputusan dan komitment tentang posisi yang ingin dicapai oleh perusahaan pada satu waktu tertentu dimasa depan. Visi tercipta dari strategi akbar yang telah ditetapkan oleh perusahaan, untuk dapat mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Pencapaian visi perusahaan menuntut aktivitas pokok tertentu yang dikenal dengan istilah misi.

(41)

Visi BAPPEDASU

Visi adalah merupakan cara pandang jauh kedepan dimana Bappedasu akan dibawa agar dapat tetap eksis, antisipatif dan inovatif. Penjabaran Visi ini merupakan suatu gambaran yang menentang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh instansi pemerintah.

Setelah melalui langkah-langkah penyusunan Perencanaan Strategis berdasarkan nilai-nilai luhur Bappeda maka untuk menjawab keberadaan perencanaan dirumuskan Visi sebagai berikut :

”MENJADI BADAN PERENCANAAN YANG BERKUALITAS DALAM PENINGKATAN PEMBANGUNA DAERAH”.

5. Rentang Pengendalian (span of Control) Misi BAPPEDASU

1. Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkualitas dengan memperhatikan keperdulian terhadap kesejahteraan masyarakat dan berwawasan lingkungan.

2. Mengembangkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang partisipatif dan akuntabel melalui peningkatan profesionalitas aparatur dan pemenfaatan tekhnologi informasi.

(42)

dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, maka semakin kompleks rentang pengendaliannya.

Faktor faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jumlah bawahan yang tepat bagi seorang pemimpin, sebagai berikut :

• Jelas tidaknya tugas, wewenang dan pertanggung-jawaban masing-masing

orang dalam suatu organisasi. Bila ketiga hal tersebut jelas, semakin banyak orang yang dapat menjadi bawahan seorang pimpinan.

• Pengendalian hubungan diantara masing-masing orang dan

pekerjaan-pekerjaan yang satu dengan yang lain. Semakin sederhana hubungan setiap orang dalam pekerjaan maka semakin sedikit masing-masing orang yang berada di bawah pengawasan.

• Kemampuan masing-masing orang didalam organisasi. Semakin pandai

dan cekatan seorang pemimpin, semakin banyak orang yang dikendalikan • Keragaman pekerjaan. Apabila tidak terlalu beragam, maka semakin

banyak bawahan yang dapat dikendalikan.

• Stabilitas organisasi dan stabilitas tenaga kerja. Rentangan kekuasaan yang

luas dapat diterapkan bila telah terdapat stabilitas organisasi dan stabilitas tenaga kerja dalam suatu organisasi, atau sebaliknya.

• Jarak dan Waktu. Bila bawahan seseorang tersebar berjauhan, rentangan

kekuaaan harus lebih sempit, Demikian pula bila pelaksanaan suatu tugas relatif lebih lama, rentangan kekuasaan harus lebih sempit.

(43)

di tempatkan sesuai dengan banyaknya tugas dan kebutuhan pegawai dalam pelaksanaan kegiatan kantor tersebut, sehingga kepala masing-masing bidang bisa megontrol pegawai yang menjadi bawahannya.

6. Prinsip pendelegasian wewenang

Seorang pemimpin memiliki kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaan, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya, yaitu penyerahan sebagian hak untuk mengambil keputusan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya dapat dijalankan dengan baik, tetapi harus juga memperhatikan adanya batas wewenang. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Wewenang yang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain dan menjalankan tindakan tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu kepada atasannya lagi. Tugas-tugas yang dijalankan harus dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya kepada atasan.

Proses pendelegasian wewenang pada Kantor Bappedasu dilakukan apabila kepala Bappedasu melakukan perjalanan dinas keluar kota, maka Wakil Kepala Bappedasu mengambil alih tugas-tugas kepala Bappedasu untuk sementara waktu, atau proses pendelegasian wewenang juga bisa dilakukan apabila sekretaris dan kepala sub bagian umum yang menangani surat-surat pada kantor Bappedasu melakukan perjalan dinas mereka dapat mendelegasikan tugas kepada salah satu kepala bidang yang disebut pelaksana (PL).

7. Prinsip kesatuan komando

(44)

bertanggung jawab kepada seorang atasan. Penerapan prinsip kesatuan komando ini sangat penting agar seseorang tidak menerima perintah atau intruksi yang mungkin kontradiktif dan membingungkan sehingga menghambat pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

Pegawai-pegawai pada Kantor Bappedasu ditempatkan pada masing-masing bidang sesuai dengan kemampuan dan luas pekerjaan yang di pimpin oleh kepala bidang, maka kepala bidang inilah yang memberi perintah kepada para pegawai dan kepada kepala bidang pulalah para pegawai akan bertanggung-jawab. D. Bentuk-Bentuk Organisasi

Dalam suatu organisasi, dengan segala aktivitasnya, terdapat hubungan antara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut. Makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin kompleks pula hubungan-hubungan yang ada. Untuk itulah dibuat bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan tersebut, termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan atau fungsi. Bagan itu dikenal dengan bagan organisasi atau struktur organisasi. Dalam suatu organisasi, yang menjadi dasar adalah pembagian kekuasaan (authority) dan tanggung jawab (responsibility). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari masing-masing struktur oganisasi yang akan dibahas satu persatu di bawah ini :

a. Bentuk organisasi berdasarkan jumlah pemegang pimpinan organisasi

1. Organisai Bentuk Tunggal

(45)

demikian tanggung jawab keseluruhan dalam organisasi melalui tingkat-tingkat pengawasan ada pada pimpinan tunggal.

Kebaikan-kebakan bentuk tunggal • Dapat mengambil keputusan dengan cepat

• Pimpinan bertanggung jawab sepenuhnya

2. Organisasi Bentuk Komisi

Organisasi bentuk komisi dipimpin oleh sebuah dewan yang terdiri dari beberapa orang. Semua wewenang dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai satu kesatuan. Demikian pula keputusan-keputusan dan tindakan yang diambil oleh beberapa orang sebagai suatu keseluruhan dalam menjalankan kepemimpinan dalam organisasi.

Kelebihan-kelebihan bentuk komisi

• Apabila tugas-tugas yang akan dikerjakan terlalu banyak maka diadakan

pembagian kerja, agar semua tugas dapat ditangani dengan baik.

• Keputusan yang diambil oleh beberapa orang akan menjadi keputusan

yang lebih tepat dan obyektif.

• Menciptakan rasa saling menghargai pendapat masing-masing anggota,

sehingga memupuk rasa setia kawan. Kelemahan-kelemahan bentuk komisi

• Keputusan tdak dapat diambil dengan cepat karena segala persoalan harus

dirundingkan terlebih dahulu.

• Tindakan-tindakan yang diambil oleh pucuk pimpinan kurang tegas.

• Tanggung jawab kurang jelas karena suatu keputusan diambil oleh

(46)

b. Bentuk organisasi berdasarkan lalu lintas kekuasaan dan tanggung jawab dari pimpinan kepada satuan-satuan yang terbawah

1. Organisasi Bentuk garis/line

Organisasi bentuk line disebut juga “organisasi hierarkhi” pada organisasi bentuk ini kekuasaan dan tanggung jawab berjalan dari pimpinan sampai yang terbawah, yaitu kepada pejabat yang memimpin satuan-satuan organisasi. Setiap atasan mempunyai sejumlah bawahan dan masing-masing bawahan mmberikan pertanggungjawaban tugasnya langsung kepada atasannya

Organisasi garis/line memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Organisasinya kecil.

b. Tujuan organisasi masih sederhana. c. Jumlah karyawan masih sedikit.

d. Pimpinan dan sesama karyawan saling mengenal dan hubungan kerja antara pimpinan dan karyawan masih bersifat langsung.

e. Tingkat spesialisasi yang dibutuhksan masih sederhana.

f. Alat-alat yang dipergunakan untuk malaksanakan kegiatan perusahaan masih sederhanan dan belum beraneka ragam.

(47)

Kelebihan-kelebihan bentuk garis / line :

a. Kesatuan perintah dan kesatuan pimpinan, sehingga menjamin disiplin kerja para karyawan.

b. Proses pengambilan keputusan dapat berjalan lebih cepat. c. Rasa solidaritas karyawan masih tinggi karena saling mengenal. d. Biaya yang digunakan masih rendah.

e. Garis pimpinan berjalan dengan tegas.

Kelemahan-kelemahan bentuk garis / line :

a. Pembagian kerja kurang terspesialisai, sehingga keuntungan spesialisasi tidak ada, kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.

b. Adanyaa kecendrungan pemimpin untuk bertindak otokratis c. Kerjasama antar bagian-bagian kurang erat.

d. Seluruh organisasi terlalu bergantung pada satu orang, sehingga jika seseorang tidak mampu, maka organisasi akan terancam kehancuran.

2. Organisasi Bentuk Garis dan Staf

(48)

organisasi tersebut apabila seorang pimpinan mengalami kesulitan dalam menangani permasalahan yang menimpa organisasi.

Dari uaraian diatas mengenai organisasi garis dan staf , maka terdapat beberapa ciri-ciri organisasi garis dan staf sebagai berikut :

a. Organisasinya besar.

b. Jumlah karyawannya banyak.

c. Keterampilan yang dituntut dari para karyawan sudah spesialistis. d. Wilayah kerjanya luas.

e. Terdapat berbagai lapisan atau tingkat kewenangan.

f. Para pelaksana tugas pokok disebut orang-orang lini dan pelaksana ugas penunjang disebut staf.

g. Orang-orang lini memiliki wewenang komando sedangkan orang-orang staf berperan sebagai penasehat.

Kelebihan-kelebihan bentuk garis dan staf : a. Keputusan lebih rasional karena adanya staf ahli.

b. Proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan cepat.

c. Adanya pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf dan pelaksana organisasi.

d. Relevan untuk perusahaan yang besar dengan tugas yang luas dan susunan organisasi yang kompleks

e. Bakat yang berbeda-beda dari karyawan dapat dikembangkan menjadi suatu spesialisasi.

(49)

g. Organisasi ini dapat mewujudkan prinsip “ The right men on the right

place’’

Kelemahan-kelemahan bentuk garis dan staf :

a. Organisasinya rumit karena kompleksnya susunan organisasi serta membutuhkan biaya yang tinggi.

b. Rasa solidaritas karyawan berkurang karena jumlahnya yang banyak serta antara pimpinan dan karyawan tidak lagi saling mengenal.

c. Perintah dari organisasi gari/line tidak selalu seirama dengan hirarki staf, karena sering terjadi perbedaan pendapat antara masing-masing pihak.

3. Organisasi Bentuk Fungsional

Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yang harus dilaksanakan. Organisasi bentuk fungsional pada umumnya digunakan pada perusahaan-perusahaan yang telah menetapkan pembidangan tugas secara jelas dan tegas. Pada organisasi fungsional seorang bawahan tidak bertanggung jawab kepada satu atasan saja.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa organisasi fungsional memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Pembidangan tugas sudah jelas dan tegas.

b. Pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas.

(50)

d. Para pimpinan mempunyai wewenang komando pada unit-unit yang berada di bawahnya atas namanya sendiri tidak dan tidak perlu atas nama direktur utama.

Kelebihan-kelebihan organisasi bentuk fungsional :

a. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.

b. Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dibidangnya, sehingga meningkatkan efisiensi kerja.

c. Pertanggung jawaban atas fungsinya terjamin.

d. Rasa solidaritas, moril dan disiplin antara karyawan pada umumnya tinggi. e. Koordinsi antara karyawan yang menjalankan fungsi-fungsi yang sama

dapat dilaksanakan dengan mudah karena masing-masing memiliki pengertian yang mendalam mengenai bidangnya.

Kelemahan-kelemahan organisasi bentuk fungsional :

a. Karyawan yang telah merasa ahli dalam bidangnya sulit untuk bekerja sama dengan karyawan lain, karena merasa bidang spesialisainya yang terpenting.

b. Tidak ada kesatuan pimpinan dan pengawasan, terutama pada tingkat atas organisasi.

c. Tidak ada kesatuan perintah karena karyawan dapat menerima perintah dari beberapa atasan yang sama-sama memiliki kekuasaan.

(51)

yang masih berhubungan dengan bidang tugasnya, Sehingga mengakibatkan setiap pimpinan tidak memiliki sejumlah bawahan yang tegas dan bawahan sering menerima perintah lebih dari satu orang.

4. Organisasi bentuk panitia

Bentuk organisasi ini adalah bentuk organisasi dimana pemimpin dan para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia. Pada umumnya terdapat tiga alasan mengapa bentuk organisasi ini dipilih, yaitu :

a. Apabila organisasi memiliki masalah yang pemecahannya memerlukan pendekatan fungsi dan keanggotaannya berdasarkan keahlian.

b. Apabila dalam mengelola organisasi timbul fungsi tertentu yang sifatnya baru dan belum jelas akan ditempatkan di satuan kerja yang mana fungsi itu akan melembaga, Sehingga perlu dibentuk panitia khusus yang menangani fungsi tersebut.

c. Apabila ada fungsi penting yang harus segera dilaksanakan meskipun diketahui benar bahwa fungsi itu tidak akan terulang lagi karena sifatnya yang tidak repetitive.

Kelebihan-kelebihan organisasi bentuk panitia :

a. Keputusan yang diambil pada umumnya tepat karena dibicarakan secara kolektif dan musyawarah.

(52)

c. Kerja sama dapat dikoordinasikan dalam pelaksanaan rencana kerja, terutama apabila anggota panitia meliputi kepala-kepala bagian atau orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.

Kelemahan-kelemahan organisasi bentuk panitia :

a. Proses pengambilan keputusan berjalan lambat karena segala sesuatu harus melalui musyawarah.

b. Daya kreasi operasional tidak terlihat karena semua pelaksanaan berdasarkan kolektivitas.

c. Suatu keputusan terkadang hanya merupakan buah pikiran seseorang atau sekelompok orang dominan terhadap kelompok.

Dari pembahasan diatas, maka jelas terlihat bahwa pendekatan panitia hanya bersifat sementara dan manajemen puncak harus segera membubarkan panitia tersebut apabila tugas khusus yang dilaksanakan telah selesai.

E. Hambatan-Hambatan Organisasi Dan Tata kerja

Setiap organisasi apapun bentuk, tujuan serta kedudukannya tentu memiliki atau menghadapi masalah administrasi. Masalah administrasi ini akan menghambat aktivitas organisasi apabila tidak segera diatasi, sehingga tujuan organisasi tidak dapat tercapai dengan efisien.

Berbagai masalah administrasi yang umumnya dihadapi antara lain adalah sebagai berikut :

Masalah dalam bidang organisasi, antara lain yaitu :

(53)

2. Adanya pembentukan satuan-satuan organisasi yang didasarkan diluar faktor-faktor organisasi, seperti faktor politik, sosial dan lain-lain.

3. Para pegawai tidak memilki rincian tugas yang jelas yang dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui apa yang menjadi tanggung jawab pokok 4. Adanya kekembaran pegerjaan atau kekosongan pengerjaan atas suatu

aktivitas karena adanya satuan-satuan organisasi atau pejabat-pejabat kembar.

5. Masih adanya seorang atasan yang harus memimpin bawahannya langsung dengan jumlah yang terlalu banyak

Masalah dalam bidang manajemen antara lain, yaitu : 1. Pengambilan keputusan yang lambat.

2. Tidak memiliki perencanaan yang jelas.

3. Disiplin kerja yang lemah, keseganan bahkan ketidakberanian dalam dalam melakukan pengontrolan, menegur, memperingatkan penyimpangan.

4. Tidak adanya pedoman kerja yang jelas

Masalah dalam bidang komunikasi antara lain, yaitu ;

1. Pemberian perintah yang terlalu cepat, tidak jelas sehingga membingungkan para pegawai.

2. Pemberian perintah pada saat yang tidak tepat, terlalu banyak dan bertentangan.

3. Belum adanya tata pelaporan yang baik.

(54)

2. tatakearsiapan yang kuno, sehinga surat-surat memakan waktu yang lama dalam pencatatannya, pencarian kembali dan banyak surat-surat yang hilang.

Masalah dalam bidang tatakepegawaian antara lain, yaitu : 1. Penempatan pegawai yang tidak tepat.

2. Proses pengangkatan pegawai yang lambat

3. Proses promosi yang lambat serta pengembangan pegawai yang belum terarah dengan baik.

Berbagai masalah yang telah dikemukan diatas merupakan sebagian dari masalah yang dihadapi organisasi dan tata kerja dalam suatu organisasi, sehingga dapat dimbil kesimpulan bahwa suatu organisasi memiliki berbagai kelemahan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, kelemahan-kelemahan tersebut dapat mengganggu jalannya proses pengoganisasian.

.Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bappedasu) merupakan organisasi pemerintah yang bergerak dalam bidang perencanan pembagunan Daerah Sumatera Utara dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, sehingga memungkinkan timbulnya masalah atau konflik seperti komunikasi yang semakin rumit antara sesama pegawai karena para pegawai ditempatkan dalam bidang yang berbeda, dan juga jarak antara pimpinan dengan bawahan yang semakin jauh, sehingga memungkinkan munculnya konflik diantara mereka.

F. Peranan Organisasi Dan Tata Kerja Pada Kantor Badan perencanaan pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bappedasu)

(55)

Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama secara formal dan terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Definisi organisasi diatas menunjukkan pentingnya organisasi sebagai wadah pelaksanaan kegiatan manajemen pada kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara, disamping itu oragnisasi juga merupakan proses yang menyoroti dan memperhatikan interaksi antar para pegawai Bappedasu. Ada dua macam hubungan interaksi yang terdapat pada kantor Bappedasu, yaitu :

a. Hubungan Formal

Hubungan formal pada kantor Bappedasu adalah hubungan organisasi yang telah ditetapkan secara resmi dan telah diatur dalam suatu tata kerja. b. Hubungan Informal

Peranan hubungan informal pada kantor Bapedasu adalah sebagai suatu sarana komunikasi antar para pegawai yang erat hubungannya dengan keinginan masing-masing anggota dan didasarkan pada tingkah laku pribadi.

Peranan Tata Kerja

Tata kerja merupakan rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kedayagunaan dari pada segala faktor-faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen, terutama dengan memperhatikan fungsi dari organisasi dalam rangka mecapai tujuan yang telah ditetapkan.

(56)

yang baik. Adapun tata kerja pada kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara antara lain :

• Surat-surat yang harus ditanda-tangani oleh Gubernur Sumatera Utara

harus melalui paraf kordinasi Sekretaris Daerah dan Wakil Gubernur yang membidangi.

• Surat yang akan ditandangai Kepala Bappedasu harus melalui paraf

kordinasi Kepala Sub. Bagian atau Kepala Sub.Bidang, Kepala Bidang, Sekretaris Badan dan Wakil Kepala Badan.

• Melakukan penyusunan pengkordinasian Program Pembangunan Daerah

(Propeda), Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada) dan Anggaran Belanja Pembangunan dan pembuatan kajian yang relevan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

• Menyelenggarakan kerja sama dan koordinasi Perencanaan Pembangunan

dengan Daerah Kabupaten/Kota

• Menyusun konsep kebijakan Gubernur tentang standar atau ketentuan

tekhnis Perencanaan dan Kebijakan Perencanaan lainya serta melakukan pengendalian terhadap pelaksanaannya.

• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur dan Sekretaris

Daerah, sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

• Memberikan masukan yang perlu kepada Gubernur dan Sekretaris Daerah

sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya

• Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan atas pelaksanaan tugas dan

(57)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Analisa dapat diartikan sebagai uraian terhadap sejumlah data atau fakta yang diperoleh dari suatu penelitian, sedangkan evaluasi dapat diartikan sebagai suatu penelitian terhadap data atau fakta yang bardasarkan pada analisa terhadap pelaksanan tugas dan tanggung jawab yang telah dilakukan dengan baik demi tercapainya tujuan perusahaan.

Analisa dan evaluasi bertujuan untuk membandingkan antara uraian teoritis dengan hasil tinjauan langsung pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bappedasu).

Setelah melakukan penelitian pada Kantor Bappedasu mengenai judul Peranan Organisasi Dan Tata Kerja Pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara, maka penulis akan mencoba menganalisis dan mengevaluasi mengenai organisasi dalam perusahaan, hambatan-hambatan organisasi serta peranan organisasi dan tata kerja.

A. Organisasi Dalam Perusahaan

Setiap perusahaan harus memiliki rencana dan tujuan yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, untuk mewujudkan rencana dan tujuan itu maka perusahaan harus membentuk organisasi. Organisasi merupakan wadah, kerangka atau struktur dimana kegiatan manajemen dijalankan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(58)

dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Struktur organisasi dan job description pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara berbentuk garis dan staf (line and staf

organization), secara formal yang berhak memberikan perintah hanya pimpinan,

sehingga menciptakan kekuasaan aliran yang jelas, dimana Kepala Bappedasu berkuasa penuh dalam memberikan tugas kepada sekretaris maupun kepala Bidang, namun Kepala Bappedasu tidak dapat memberikan komando langsung kepada para pegawai tetapi harus melalui urutan-urutan yang sesuai dengan struktur organisasi Bappedasu, dimana struktur organisasi pada Bappedasu di bagi menjadi beberapa bidang dan masing-masing bidang di bantu oleh beberapa sub-bidang yang masing- masing bertanggung-jawab langsung kepada kepala sub-bidang.

(59)

para pegawai, Proses pembagian kerja juga telah berjalan dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsi setiap bidang sebagaimana telah diatur dalam keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor :061.1-433.K/tahun 2002.

B. Hambatan-Hambatan Organisasi

Setiap organisasi selalu mengalami berbagai hambatan dalam menjalankan kegiatannya, hambatan-hambatan tersebut muncul karena adanya berbagai masalah dan konflik seperti masalah administrasi, komunikasi, manajemen dan lain-lain sehingga menghambat pencapaian tujuan organisasi.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara juga mengalami berbagai masalah dan konflik dalam menjalankan organisasinya, terutama keterlambatan dalam penyampaian surat-surat masuk yang akan di proses di bidang-bidang sehingga memperlambat proses kelancaran kerja, akan tetapi hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi apabila adanya kerjasama yang baik antara staf sekretariat dan semua bidang dalam memperlancar proses surat-menyurat pada Bappedasu.

C. Peranan Organisasi Dan Tata Kerja

Pelaksanaan kegiatan organisasi dalam suatu kantor atau perusahaan tidak akan berjalan efektif dan efesien apabila tidak didukung oleh suatu tata kerja yang baik. Oleh karena itu organisasi dan tata kerja disebut sebagai rangkaian penyempurnaan yang dilakukan terus-menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.

(60)

kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara, untuk mendukung program-progran tersebut maka Bappedasu memerlukan organisasi dan tata kerja yang baik agar pelaksanaa kegiatan kantor dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

(61)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Badan Perencanaan Pembangunan daerah Sumatera Utara adalah instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang Perencanaan Program-proram Pembangunan Daerah yang berkualitas dan berwawasan lingkungan yang menitik beratkan pada pembangunan prasarana umum yang berwawasan lingkungan seperti pembuatan jalan dan jembatan.

2. Struktur organisasi yang digunakan oleh Badan Perencanaan Pembangnan Daerah Sumatera Utara adalah struktur orgaisasi garis dan staf (line and

staf organization) dimana Kepala Bappedasu tidak dapat memberikan

perintah langsung kepada para pegawai melainkan harus melalui Kepala Bidang masing-masing, tiap pegawai bertanggung jawab langsung kepada kepala bidangnya.

3. Penyelenggaraan kerjasama, koordinasi, monitoring, evaluasi, pengawasan serta pemeriksaan berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

4. Struktur organisasi dan tata kerja pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara sudah dapat berjalan sesuai dengan fungsinya sebagai alat untuk mengendalikan, menyalurkan dan mengarahkan para pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.

(62)

B. Saran-saran

1. Perubahan pola birokrasi dan kebijakan dari sentralisasi menjadi desentralisasi dimana daerah menentukan nasibnya sendiri maka diharapkan akan mendorong Bappedasu untuk tumbuh dan berkembang mempersiapkan diri agar tetap eksis mengupayakan perubahan kearah perbaikan dalam jangka panjang, terutama kaitannya dengan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara.

2. Adanya peningkatan kerjasama diantara satu bidang dengan bidang lainnya serta kerjasama yang lebih baik antara sesama karyawan sehingga kerjasama menjadi lebih optimal.

3. Bentuk struktur organisasi Bappedasu yang berbentuk garis dan staf (line

and staf organization), maka perintah dari Kepala Bappedasu kadang tidak

seirama dengan bawahan oleh sebab itu perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara atasan dan bawahan.

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L. Manajemen, edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta : 2003 Djoko Purwanto, . Komunikasi Bisnis, Penerbit Erlangga, FEU Sebelas Maret, surakarta : 2003

Griffin, Manajemen, Edisi ketujuh, jilid 2, penerbit Erlangga, Jakarta : 2004 Siagian, Sondang P. Manajemen Internasional, Bumi Aksara, Jakarta : 2004 Fuad, M, Sugiarto. Dkk, Pengantar Bisnis, penerbit Gramedia, Jakarta :2005 Madura, Jeef. Pengantar Bisnis, Penerbit Salemba Empat, Jakarta : 2004

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 54 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara maka

Analisis Mekanisme Surat Masuk dan Surat Keluar Pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bappedasu). Mekanisme surat-surat masuk dan surat-surat keluar

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai instansi atau lembaga pemerintah yang bertujuan untuk mengkordinir pembangunan didaerah Sumatera

BAB III : SISTEM AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA .... Pengertian dan Penggolongan Aset

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara KEPALA SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KASUBAG KEUANGAN KASUBAG PROGRAM KASUBAG UMUM BIDANG

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai instansi atau lembaga pemerintah yang bertujuan untuk mengkordinir pembangunan didaerah Sumatera

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 54 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara maka

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 54 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera