Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PRGRAM DIPLOMA III
PENATAAN RUANG DAN KANTOR DALAM MENDUKUNG EFEKTIVITAS KERJA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMATERA UTARA (BAPPEDASU)
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program D III Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Skripsi Minor
Diajukan Oleh:
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah Rahmat dan
Rezeki-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini guna memperoleh gelar Ahli
Madya D-III Kesekretariatan Universitas Sumatera Utara.
Bagaimana pun hasil akhir ini dari skripsi minor ini, sangat disadari penulis
sadar masih banyak kekurangan – kekurangan, mengingat keterbatasan penulis dalam
pengalaman dan pengetahuan. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dan pada
kesempatan ini saran dan masukan dari berbagai pihak akan sangat berarti bagi penulis.
Mungkin mustahil penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini tanpa
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah memberi semangat dan
bantuan yang sangat yang sangat berarti ini. Dengan segala hormat penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Kepada orang tua yang sangat saya sayangi, Ayahanda S. Cokrowikromo dan
Ibunda Salbiah atas doa dan dorongan semangat serta banyak hal penting lainnya
agar penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini dengan sebaik – baiknya.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistiarini, SE, Msi selaku Ketua jurusan Kesekretariatan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis,
SE, MBA selaku Sekretaris Jurusan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Chairuddin Nst, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
5. Bapak Kepala BAPPEDASU dan seluruh pegawai dan staff yang telah banyak
membantu.
6. Seluruh dosen dan staff Jurusan Sekretaris Fakultas Ekonomi niversitas Sumatera
Utara.
7. Kepada Abang dan kakak ku tercinta, terima kasih atas dukungan baik secara
moril dan materil.
8. Kepada sahabat penulis Anthi, Briptu Diki Syahputra, SH, Serda Gelora Patria,
Agus Mulyadi, SE, Defri Kurnanda, SE, dan specially Eva Chairani, SS. MA.
9. Seluruh teman – teman D- III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara
stambuk ’05 Dina, Anggi, Bebbi, Widya, Rara, Garden, Icha, Achmad, Meilin.
Thanks buat bantuan dan supportnya.
Akhir kata penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan kemudahan dan rezeki Nya dan untuk semua pihak yang
membantu.
Medan, Maret 2009
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 2
D. Metode Penelitian dan Analisa ... 3
BAB II. PENATAAN RUANG DAN KANTOR DALAM MENDUKUNG EFEKTIFITAS KERJA PADA KANTOR BAPPEDASU. A. Profil Perusahaan ...5
1. Sejarah Singkat ... 5
2. Struktur Organisasi dan Job Description ... 8
B. Pengertian Tata Ruang Kantor ... 21
1. Pengertian ... 21
2. Macam – macam Tata Ruang Kantor ... 23
C. Tujuan dan Fungsi Penataan Ruang Kantor ...26
1. Tujuan Penataan Ruang ...26
2. Asas – Asas Tata Ruang Kantor ...28
3. Fungsi Tata Ruang Kantor ...30
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
BAB III. ANALISIS DAN EVALUASI ...41
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...47
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ...47
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka mendukung peningkatkan mutu kegiatan perkantorn sesuai
sasaran dari tujuan utama kantor, maka secara tidak langsung kantor tersebut dituntut
dapat menciptakan suasana yang mendukung aktifitas kerja orang-orang yang bekerja
bersama-sama pada kantor tersebut.
Dalam suatu kantor terdapat berbagai sumber daya yang kompleks, manusia
merupakan faktor utama dari keberadaan suatu kantor dimana di dalamnya dituntut
untuk dapat mendukung kegiatan kantor, dikarenakan kantor merupakan suatu kesatuan
dari berbagai faktor yang saling terkait,maka perlulah adanya suatu penataan antara
sumber daya manusia dan objek fisik sebagai pendukung aktifitas kerja sehingga
tercapai suatu sistem kerja yang baik dan seimbang.
Penataan letak ruangan kantor dan peralatan kantor yang sesuai dengan muatan
ruangan kegiatan pegawai dapat menciptakan efektivitas kerja dan hasil yang maksimal,
dimana panataan ruangan yang baik jelas menambah kenyamann bekerja dan kecintaan
akan pekerjaan tersebut. Fasilitas lainnya apabila peletakannya tidak tepat maka
fasilitas tersebut tidak akan dirasakan manfaatnya bagi kantor, oleh sebab itu
diperlukan adanya suatu pemikiran untuk dapat menciptakan kantor dengan suasana
yang nyaman, teratur, aman, dan dengan fasilitas yang memang diperlukan oleh
kegiatan tersebut. Disambping itu lokasi kantor juga berpengaruh terhadap aktifitas
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Tidak semua perusahaan menganggap tata ruang kantor itu penting, bahkan
seringkali keadaan seperti ini kita lihat disuatu perusahaan diman mereka menggap
kantor itu hanyalah tempat sementara pada waktu bekerja, sehingga syarat – syarat tata
ruang kantor yang baik tidak menjadi perhatian. Pengaturan tata ruang kantor sebaiknya
disusun sedemikian rupa dan disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut. Hal seperti ini dapat mengakibatkan rangkaian aktifitas kantor
berjalan lancar, sehingga pengawasan terhadap pekerjaan dapat dilaksankan dengan
mudah.
Berdasarkan latar belakang uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk
menyusun tugas akhir yang diberi judul “PENATAAN RUANG DAN KANTOR
DALAM MENDUKUNG EFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR BAPPEDASU”.
B. Perumusan Masalah
Pelaksanaan tata ruang kantor pada setiap perusahaan berbeda – beda, hal ini
disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan pada perusahaan tersebut. Ada
tata ruang kantor terbuka, tertutup, bertaman, dan gabungan. Selain itu banyak faktor
yang mempengaruhi warna, cahaya, udara, kelembapan, dan lain – lain. Oleh karena itu
penulis mencoba masalah yang berhubungan dengan tata ruang kantor BAPPEDASU.
Adapun masalah yang akan dibahas adalah Apakah penataan ruang dan kantor
BAPPEDASU dapat mendukung efektifitas kerja.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penatan ruang dan kantor
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Manfaat penelitian adalah untuk :
a. Bagi Penulis, menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan manajemen
perkantoran khususnya tata ruang kantor dan efektifitas pelaksanaan kerja pada
kantor.
b. Bagi Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah pada
masa yang akan datang untuk lebih memperhatikan tata ruang kantor yang
digunakan.
c. Bagi Pihak lain, sebagai bahan masukan dalam mempelajari ilmu manajemen
perkantoran khususnya tata ruang kantor.
D. Metode Penelitian
Dalam memperoleh bahan – bahan untuk dibahas dan diuraikan dalam
penulisan tugas akhir ini, diperlukan data – data serta keterangan – keterangan
yang akurat, antara lain :
1. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Kantor BAPPEDASU Jl.Diponegoro No.21
Medan.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini
dilakukan melalui wawancara langsung kepada pimpinan dan karyawan
dalam mendapatkan keterangan yang dibutuhkan untuk mendukung
penelitian.
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui literatur seperti
buku, arsip, catatan tertulis yang berkenaan dengan metode yang diteliti
dan dokumen yang diperoleh dari tempat penelitian.
3. Teknik Pengumpulan data
a. Wawancara
Pengumpulan data dengan tanya jawab atau melakukan interview secara
langsung dengan pihak yang bersangkutan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung kepada staff
dan pegawai kantor objek yang diteliti.
b. Dokumentasi
Yaitu laporan dari kejadian – kejadian yang berisi pandangan serta pemikiran –
pemikiran manusia dimasa lalu.
4. Metode Analisa Data
a. Metode Deskriptif
Metode analisa yang memaparkan masalah sedemikian rupa dengan
menggambarkan peristiwa, tingkah laku dari objek yang diselidiki, menyusun
data – data yang diperoleh kemudian menginterpretasikan nya.
b. Metode Deduktif
Metode yang dilakukan untuk mengambil kesimpulan khusus yang berlaku
dikantor berdasarkan teori yang diterima umum sebagai suatu kebenaran. Dalam
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
PENATAAN RUANG DAN KANTOR DALAM MENDUKUNG EFEKTIFITAS KERJA PADA KANTOR BAPPEDASU
A. Profil Perusahaan
1. Sejarah Singkat Berdirinya BAPPEDASU
Periode BAKOPDA
Setelah pemerintah orde lama digantikan oleh pemerintah orde baru yang secara
konkrit berusaha meningkatkan pembangunan daerah agar kesejahteraan rakyat lebih
diutamakan sesuaikan dengan amanat peneritaan rakyat, maka pemerintah melihat
pentingnya suata lmbaga yang daat menyusun program – program pembangunan yang
menyeluruh dengan menitik beratkan pembangunan terutama pembangunan prasarana
umum seperti membuat jalan, jembatan, dan prasarana pertanian rakyat untuk
menyusun program – program pembangunan nasional dibentuk Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) di pusat, BAPPEDA Tingkat I penyusun
suplemen Perencanaan Nasional ditingkat provinsi dan BAPPEDA Tingkat II
penyusun komplementer di tingkat Kabupaten / Kotamadya.
Pada tahun 1963 di Sumatera Utara dubentuk suatu Badan Kordinasi
Pembangunan Sumatera Utara (BKPDSU) yang langsung diketuai Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Sekretaris Residen P.R Telaubanua yang
merupakan badan yang mengkoordidinir pembangunan di daerah yang selanjutnya
diganti menjadi BAKOPDASU (Badan Koordinasi Pembangunan Daerah Sumatera
Utara) yang diketahui oleh Gubernur Sumatera Utara dengan Ketua Harian Residen
P.R Telaubanua dan Sekretaris Sutan Sitompul, kemudian Badan Perencanan
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
pertama kali mengkoordinir Perncanaan Pembangunan di Daerah Sumatera Utara
dengan ketua oleh Ir. M. Sipahutar dan Sekretaris oleh Netap Bukit. Pada periode ini
telah disusun draft Repelita I Provinsi Sumatera Utara.
BAKODASU berperan sebagai lembaga yang pertama menengani masalah –
masalah yang menyangkut Program Pembangunan di daerah dari tahun 1969 sampai
pada tahun 1974 (PELITA I). Pada periode ini telah diberlakukan Inpres Tingkat I
yang menyangkut Program Pembangunan Jalan dan Jembatan di Daerah Tingkat II se
Sumatera Utara.
Periode Keppres No. 15 tahun 1974
Dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 15 tahun 1974 tentang
pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disusul dengan Keputusan
Menteri Dalam Negeri No. 142 Tahun 1974 tentang susunan organisasi dan tata kerja
BAPEDA, maka melalui keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara
No.43/XXIV/GSU tanggal 18 November 1974 ditetapkan pembentukan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU). Ketua
BAPPEDASU yang pertama adalah Bapak Prof. DR. H. S. Hadibroto, MA yang juga
merangkap sebagai Kepala Biro Pembangunan.
Sekretariat dan bidang – bidang BAPPEDASU yang terdiri dari Bidang Fisik,
Bidang Ekonomi, Bidang sosial Budaya dan Pengendalian membawahi bagian –
bagian yang telah dapat dilaksanakan tugasnya antara lain dalam penyusunan Repelita
III Sumatera Utara, penyusun RAPBN setiap tahunnya kerja sama dengan Biro
Keuangan dan Pemmbangunan. Fungsi Perencanaan Pembangunan daerah baru diatur
di Daerah Tingkat I, sedangkan penyusun Rencana Pembangunan Daerah Tingkat II
belum diatur, wlaupun kepentingannya telah dirasakan. Oleh karena itu daerah
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II seperti Deli Serdang, Labuhan
Batu, Simalungun, langkat dan Asahan. Namun demikian pembentukan BAPPEDA
Tingkat II ini belum mempunyai dasar hukum yang kuat sebagaimanan pembentukan
BAPPEDA Tingkat I.
Periode Keppres No. 27 tahun 1980
Keputusan Presiden RI No. 27 tahun 1980 tentang pembentukan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan
yaitu dalam rangka usaha penngkatan keserasian Pembangunan di daerah antara
Pembangunan sektoral dan pembangunan daerah menjadi perkembangan,
keseimbangan dan kesinambungan pembangunan di daerah yang lebih menyeluruh,
terarah dan terpadu sehingga diperlukan peninjauan kembali Keppres No. 15 tahun
1974. selanjutnya atas dasr Keppres No.27 tahun 1980 ini, menteri Dalam Negeri
dengan keputusan No. 185 tahun 1980 menetapkan Pedoman Organisasi dan tata
Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I & Badan Perencanaan
Pembanguna Daerah Tingkat II.
Sesuai dengan ketentuan dalam keputusan Menteri dalam Negeri No. 185 tahun
1980 tersebut, pembentukan BAPPEDA Tingkat I Sumatera Utara telah ditetapkan
dengan peraturan Daerah Provinsi daerah Tingkat I sumatera Utara (PERDASU) No.
2 tahun 1981, tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara disahkan Menteri Dalam Negeri
dengan No. 061.134.2281 tanggal 20 April tahun 1981. Susunan Organisasi
BAPPEDA Tingkat I Sumatera Utara pada periode tersebut berdasarkan kepala
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Periode Kepmendagri & Otonomi Daerah No. 50 tahun 2000
Sesuai era reformasi dan otonomi daerah yang mengacu kepada UU No. 22
tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan Keputusan menteri dalam Negeri dan
OTDA No. 50 tahun 2000 tentang pedoman Organisasi dan Tata Kerja perangkat
Daerah Provinsi Sumatera Utara maka ditetapkanlah Peraturan Daerah Prvinsi
Sumatera Utara, tugas pokok dan fungsi pembentukan BAPPEDA Provinsi Sumatera
Utara disahkan dengan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 061.1-433. K/tahun
2002.
Dengan terbitnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 061.1-433.K/tahun
2002 tanggal 18 Juni 2002. Tugas, fungsi dan tata kerja BAPPEDASU telah berubah,
perubahan susunan Organisasi dan Tata Kerja BAPPEDA tingkat I Sumatera Utara
antara lain : BAPPEDA Tingkat I dipimpin oleh Ketua dan Wakil Ketua berubah
menjadi BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Kepala dan Wakil Kepala,
dan seterusnya.
1. Struktur Organisasi dan Job Description BAPPEDASU Struktur Organisasi BAPPEDASU
BAPPEDA adalah instansi pemerintah yang bertugas untuk membantu
Gubernur Kepala daerah Sumatera Utara dalam menentukan kebijaksanaan dibidang
Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara serta penilaian atas pelaksanaannya.
Badan ini berada dan bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah Sumatera
Utara melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan Perda No. 4 Tahun 2001 dan Keputusan
Gubernur Sumatera Utara No. 061. 1 – 433 K Tahun 2002 dan SK Gubernur Sumatera
Utara No. 061 – 433 K Tahun 1980. untuk melaksanakan tugas – tugas diatas maka
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara
(BAPPEDASU) terdiri dari :
a. Kepala
b. Wakil Kepala
c. Sekretaris, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Organisasi dan Hukum
4. Sub Bagian Kepegawaian
d. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan, terdiri dari :
1. Sub Bidang Pertanian
2. Sub Bidang Keuangan, Pembangunan Dunia Usaha dan Pariwisata
3. Sub Bidang Koperasi dan Jasa
4. Sub Bidang Industri, Sumber Daya Alam dan Kelautan
e. Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya, terdiri dari :
1. Sub Bidang Kependudukan, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Perempuan
2. Sub Bidang Pemerintahan, Hukum dan Komunikasi
3. Sub Bidang Pendidikan, Mental spiritual dan Budaya
4. Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
f. Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana, terdiri dari :
1. Sub Bidang Perhubungan
2. Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
3. Sub Bidang Pengairan dan Sumber daya Air
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
g. Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan & Pengembangan Teknologi,
terdiri dari:
1. Sub Bidang Kerjasama Luar Negeri
2. Sub Bidang Kerjasama Antar Daerah dan Lembaga Masyarakat
3. Sub Bidang Teknologi dan Informasi
h. Bidang Pendalian, Evaluasi dan Monitoring, terdiri dari :
1. Sub Bidang Pengumpilan Data Statistik
2. Sub Bidang Evaluasi
3. Sub Bidang Informasi
4. Sub Bidang Peragaan
Job Description BAPPEDASU
Kepala Badan
1. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, mempunyai tugas membantu
Gubernur dalam bidang Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimanan dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan
menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian Penyusunan Program Pembangunan Daerah (PROPEDA).
Rencanan Strategis, Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (REPETADA)
dan anggaran Belanja Pembangunan dan pembuatan kajian / studi pembangunan
yang relevan, sesuai ketentuan dan standard yang ditetapkan.
b. Penyelenggaraan kerjasama dan Koordinasi Perencanaan Pembangunan dengan
daerah Kabupaten / Kota serta koordinasi dan kerjasama perencanaan dengan
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
c. Pelaksanaan Evaluasi terhadap pelaksanaan program pembangunan daerah,
untuk penyiapan bahan dan konsep kebijakan pelaksanan program selanjutnya,
sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Program dan Proyek Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN), sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
e. Penyusunan konsep kebijakan Gubernur tentang standar / ketentuan teknis
perencanaan dan kebijakan perencanan lainnya serta pengendalian atas
pelaksanaannya.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur dan Sekretaris Daerah,
sesuai bidang tugas, dan fungsinya.
g. Pemberian masukan yang perlu kepada Gubernir dan Sekretaris Daerah, sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
h. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepala Gubernur melalui Sekretaris Daerah, sesuai standar yang ditetapkan.
3. Untuk malaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2),
maka Kepala Badan dibantu oleh :
a. Wakil Kepala Badan
b. Sekretaris Badan
c. Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan
d. Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial budaya
e. Kepala Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana
f. Kepala Bidang Perencanaan Perencanaan Kerjasama Pembangunan dan
Pengembangan Teknologi
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009 Wakil Kepala Badan
1. Wakil Kepala Badan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam
melaksanakan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Wakil Kepala
Badan menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian penyempurnaan, oenyusunan dan penerapan standar
pelaksanaan Kewenangan Daerah Kabupaten / Kota dibuang perencanaan, dan
standar pelaksanaan tugas – tugas Badan, perencanaan kegiatan serta kebutuhan
pengingkatan kapasitas personil, kinerja, disiplin pegawai dan sistem kerja.
b. Pengkoordinasian pelaksanaan evaluasi pembangunan dari masing – masing
Bidang pada Badan, pengkoodinasian pengumpulan data – data pembangunan
dan pengkoordinasian penyusunan l;aporan, sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
c. Pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Badan, apabila Kepala badan berhalangan,
sesuai standar prosedur yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai bidang tugas
dan fungsinya.
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan
fungsinya.
f. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Badan, sesuai standar yang ditetapkan.
Sekretaris Badan
1. Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan daerah, mempunyai tugas Kepala
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
2. Untuk pelaksanaan tugas sebagaimanan dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Sekretaris
Badan Perencanaan daerah, menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kebutuhan internal dan kegiatan administrasi Badan Perencanaan
Pembanguna Daerah, serta pengelolaan dan pengendalian penggunanya.
Perencanaan, pengelolaan dan pengurusan pertangung jawaban keuanagan dan
pengajuan usul Pimpinan Proyek serta bendaharawan Proyek pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, sesuai ketentuan standar yang ditetapkan.
b. Perencanaan pengelolaan dan pendayagunaan kepegawaian, sesuai ketentuan
dan standar yang ditetapkan.
c. Perencanaan dan peningkatan sistem kerja serta pengelolaan produk hukum
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala
Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.
e. Pelaporan dan pertanggun jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
Kepala Badan melalui Wakil Kepala badan, sesuai standar yang ditetapkan.
3. Untuk melaksanakan tugas dab fungsinya sebagaimanan dimaksud pada ayat 1 dan
2, Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bagian Umum
b. Kepala Sub Bagian Keuangan
c. Kepala Sub Bagian Kepegawaian
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Kepala Bidan Perencanaan Ekonomi dan Keuanagn
1. Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuanagn Mempunyai tugas membantu
Kepala badan di Bidang Perencanaan Ekonomi, Keuangan dan Industri.
2. Untuk melaksanakan tugas dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Perencanaan
Ekonomi dan Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan
Perencanaan dan Peningkatan Kapasitas Perencanaan serta program
pembangunan jangka menengah dan tahunan dibidang Pertanian, Perkebunan,
Peternakan, Perikanan, Kehutanan, Keuangan, pengembangan Dunia Usaha,
Patiwisata, Perdagangan, Koperasi, jasa, Industri, Sumber Daya Alam dan
Kelautan, Sosialisasi, Evaluasi, dan melakukan kajian dan studi pembangunan
serta pengendalian atas pelaksanaannya.
b. Pelaksanaan evaluasi hasil – hasil Pembangunan daerah di bidang Ekonomi dan
Keuangan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Pelaksanan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala
Badan, sesuai tugas dan fungsinya.
d. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan,
sesuai bidang tugas dan fungsinya
e. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanan tugas dan fungsinya kepad
Kepala Badan melalui Wakil Kepala Badan, sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
3. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimkasud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Pertanian
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
c. Kepala Sub Bidang Perdagangan, Koperasi dan Jasa
d. Kepala Sub Bidang Industri, Sumber daya Alam dan Kelautan.
Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya
1. Kepala Bidang perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya mempunyai
tugas membantu Kepala Badan dibidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan
Sosial Budaya.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), kepala
Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya menyelenggarakan
fungsi :
a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan
Perencanaan dan Peningkatan Kapasitas Perencanaan di Bidang Kependudukan,
Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan, Pemerintahan Umum, Informasi dan
Komunikasi, Pendidikan, Pembunaan Mental Spiritual dan Budaya, Kesehatan
dan Kesejahteraab Masyarakat serta Sosialisasi, Evaluasi dan Pengendalian atas
pelaksanaannya.
b. Pengkoordinasian perumusan rencana pembangunan jangka menengah dan
tahunan serta melakukan kajian dan studi pembangunan dibidang
Kependuduk an, Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan, Pemerintahan Umum,
Informasi, dan Komunikasi, Pendidikan Pembinaan Mental Spiritual dan
Budaya,Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, sesuai standar yang
ditetapkan.
c. Pelaksanaan evaluasi hasil – hasil pembangunandaerah dibidang Perencanaan
Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya, sesuai ketentuan dan standar yang
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala
Badan, sesuai tugas dan fungsinya.
e. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fingsinya
kepada Kepala Badan melalui Wakil Kepala badan, sesuai standar yang
ditetapkan.
3. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya,
dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Kependudukan. Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan.
b. Kepala Sub Bidang Perencanaan Umum, Informasi dan Komunikasi.
c. Kepala Sub Bidang Pendidikan, Pembinaan Mental Spiritual dan Budaya
d. Kepala Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Kepala Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana
1. Kepala Bidang Perencanaan Sarana dan Prasana mempunyai tugas membantu
Kepela Badan di Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Perencanaan Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan
Prencanaan dan Peningkatan Kapasitas Perencanaan dan Peningkatan Kapasitas
Perencanaan dibidang Penata Ruang dan Pemukinan, Jalan dan Jembatan,
Sumber Daya Air dan Pendayagunaan Sumber Daya Alam Lainnya,
Pengembangan Lingkungan Hidup, dan Wilayah Pembangunan serta Sosialisasi,
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
b. Pengkoordinasian perumusan rencana pembangynanjangka menengah dan
tahunan serta melakukan kajian dan studi pembangunan dibidang Penataan
Ruang dan Pemikiman, Jalan dan jembatan, Sumber Daya Air dan Sumber Daya
Alam lainnya, Pengembangan Lingkungan Hidup dan Wilayah Pembangunan,
sesuai standar yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan evaluasi hail – hasil Pembangunan Daerah dibidang Perencanaan
Sarana dan Prasarana sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala
badan, sesuai tugas dan fungsinya.
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan dn Wakil Kepala badan,
sesuai bidang tugas dan fungsinya,
f. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Badan melalui Wakil Kepala Badan , sesuai standar yang
ditetapkan.
3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), Kepala
Bidang Sarana dan Prasarana dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Perhubungan
b. Kepala Sub Bidang tata Ruang dan Lingkungan Hidup
c. Kepala Sub Bidang Pengairan dan Sumber Daya Air
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Kepala Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Teknologi.
1. Kepala Bidang perencanaan Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan
Teknologi mempunyai tugas membantu Kepala Badan dibidang Evaluasi
Perencanaan Pembamgunan, Kerjasama dan Pengembangan Teknologi
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Perencanaan Kerjasama Pembangunan da Pengembangan Teknologi
menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan
Monitoring dan Evaluasi, standar pelaksanaan Pengumpulan, Pengelolaan dan
Penyajian Data, standar pelaporan Program Pembangunan, standar pelaksanaan
Penelitian Lembaran Kerja Proyek serta standar pelaksanaan Perencanaan
Kerjasama dan Pengembangan Teknologi, standar pelaksanaan kerjasama
kemitraan dengan swasta dan masyarakat serta Sosialisasi, Evaluasi dan
Pengendalian atas pelaksanaannya.
b. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan kegiatan konsultasi perencanaan dan
kerjasama, sesuai standar yang ditetapkan.
c. Penyelenggaraan upaya – upaya Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi,
sesuai standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan Evaluasi hasil – hasil pelaksanaan Pembangunan dan kerjasama
Pembangunan dan Pengembangan Teknologi, sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
f. Pemberian masukkan yang perlu kepada Kepala Badan dan Wakil Kepala
badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.
g. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Badan melalaui Wakil Kepala Badan, sesuai standar yang
ditetapkan.
3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), Kepala
Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Teknologi
dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Kerjasama Luar Negeri
b. Kepala Sub Bidang Kerjasama Antar Daerah dan Lembaga Masyarakat
c. Kepala Sub Bidang Kerjasama eknologi dan Informasi.
Kepala bidang Pengendalian, Evaluasi dan Monitoring
1. Mengumpulkan data mengenai pelaksanaan program Pembangunan Sumatrra Utara
dan mengolah dta tersebut untuk menyusun statistik Sumatera utara.
2. Melakukan evaluasi atas bahan – bahan dan laporan pelaksanaan pembangunan
untuk digunakan menjadi bahan penyusunan LPJ Gubernur Sumatera Utara.
3. Melakukan pemantauan pelaksanaan proyek / program dan penyusunan laporan
pelaksanaan program / proyek pembangunan untuk dilaporkan kepada instansi
terkait.
4. Menyusun dan memelihara Data Statistik hasil pelaksanaan program / proyek
Sumatera Utara serta mempersiapkan bahan peragaannya.
5. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimanan dimaksudnya pada ayat (1)
dan (2), Kepala Bidang Pengendalian, Evaluasi dan Monitoring, dibantu oleh :
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
b. Sub Bidang Evaluasi
c. Sub Bidang Informasi
d. Sub Bidang Peragaan
Struktur Organisasi dan Job Description pada Badan Perencanaan Pembangunan
daerah Provinsi Sumatera Utara adalah berbentuk garis dan staf (line and staff
organization) secara formal yang berhak memberikan perintah hanya pimpinan
sehingga menciptakan kekuasaan aliran yang jelas, dimana Kepala BAPPEDASU
berkuasa penuh dalam memberikan tugas kepada Sekretaris maupun Kepala Bidang
dan Staff dapat membantu dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul guna
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
B. Pengertian Tata Ruang Kantor 1. Pengertian
Dalam melaksanakan pekerjaaan perkantoran suatu faktor penting yang turut
menentukan kelancaran adalah menentukan tempat kerja dan perlengkapan kantor
dengan sebaik – baiknya. Penyusunan alat – alat kantor pada letak yang tepat dan
pengaturan tempat kerja akan menimbulkan kepuasan bagi para pegawai. Oleh karena
itu menata ruang bagi sebuah kantor sudah merupakan kebutuhan perkantoran modern.
Peletakan perabot – perabot kantor yang menimbulkan keharmonisan dalam
penggunaan ruang yang tersedia sangat penting untuk menciptakan iklim kerja yang
sehat dan memberikan kesan bagi orang yang datang ke kantor tersebut. Menurut
Soedarmayanti (2001:127), tata ruang kantor adalah pengaturan dan penyusunan
seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor serta perabot kantor pada trempat yang
tepat, sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman , leluasan dan bebas
bergerak sehingga tercapai efisiensi kerja.
Pengaturan tata ruang yang baik akan mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan
kantor dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian komunikasi kerja
pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah
serta akhirnya dapat mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan
perkantoran.
Menurut Terry dalam Soedarmayanti (2001:11), adalah perencanaan,
pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran serta penggerakan mereka
yang melaksanakan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut leffingwell dan Robinson dalam Sukoco (2007:3), adalah cabang ilmu
manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien,
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Evans dalam Sukoco (2007:3), adalah salah satu fungsi manajemen
yang menyangkut pengarahan tahap operasi perusahaan mengenai pengolahan bahan
keterangan, komunikasi dan ingatan organisasi.
Menurut Moekijat (1995:16), adalah penjurusan dan pengawasan dari sebuah
kantor untuk mencapai tujuan khusus dengan cara sehemat – hematnya.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor merupakan
penentuan kebutuhan ruang dan penggunaan terperinci ruangan serta penyusutan
perabot serta alat pelengkap secara terperincisehingga kajian lebih jauh dari penataan
kantor tersebut adalah efektifitas dan efisiensi kerja
Efisiensi adalah usaha pada produksi untuk memberantas segala pemborosan
bahan dan tenaga kerja maupun gejala yang merugikan.
Efisiensi dalam pengertiannya sering diwujudkan dalam simbol E yang
merupakan hasil perbandingan terbaik antara O (output) dan I (input). Output adalah
semua barang dan jasa yang dihasilkan, sedangkan input adalah semua biaya yang
diperlukan untuk menghasilkan barang atau jasa tersebut. Jadi, dengan demikian pada
dasarnya efisiensi adalah perbandingan terbalik atau rasionalitas antar hasil yang
diperoleh atau output dengan kegiatan yang dilakukan sumber – sumber dan waktu
yang dipergunakan, atau input.
Bekerja dengan efisiensi adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu, dan
kelelahan yang sedikit mungkin. Cara kerja yang efisien dapat diterapkan oleh setiap
pegawai untuk semua pekerjaan, baik kecil maupun besar. Dengan menggunakan cara
bekerja yang sederhana, penggunaan alat yang dapat membantu mempercepat
penyelesaian tugas, menghemat gerak dan tenaga, maka seseorang dapat dikatakan
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Soedarmayantui (2001:112), Efisiensik kerja adalah merupakan
pelaksanaan cara – cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya merupkan cara
yang :
1. Termudah (mengerjakan)
2. Termurah (biayanya)
3. Tersingkat (waktunya)
4. Teringan (bebannya)
5. Terpendek (jaraknya)
Apabila seorang pegawai harus segera menyelesaikan pekerjaannya dalam
waktu singkat, maka pegawai tersebut harus dapat meningkatkan kecepatan cara
bekerjanya disamping harus menjaga mutu pekerjaannya. Pegawai yang tidak efisien
akan kekurangan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya dan pegawai yang efisien
akan kekurangan pekerjaan untuk menghabiskan waktunya. Cara bekerja yang efisien
dapat diterapkan oleh setiap pegawai untuk semua pekerjaan kantor yang besar maupun
yang sekecil – kecilnya, sehingga dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas
dengan menghemat waktu dan tenaga.
Setiap pegawai yang dalam pikirannya tidak menyukai penghamburan,
umumnya akan bekerja dengan efisien. Pegawai yang efisien tidak akan mengeluh
walaupun banyak yang harus dikerjakannya, akan teteapi pegawai yang tidak efisien
akan mengeluh walaupun banyak banyak yang harus dikerjakannya. Oleh sebab itu,
cara bekerja yang efisien hendaknya perlu dipraktekkan dan diterapkan secara terus –
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
2. Macam – Macam Tata Ruang Ruang Kantor
Pada dasarnya dikenal 4 macam tata ruang kantor menurut Soedarmayanti (2001:127),
yaitu :
1. Tata Ruang Kantor Berkamar ( Cubicle Type Office )
Yaitu tata ruang kantor untuk bekerja yang dipisah atau dibagi dalam ruang kerja.
• Konsentrasi kerja lebih terjamin
Keuntungan tata ruang kantor berkamar :
• Pekerjaan yang bersifat rahasia dapat lebih terjamin dan terjaga.
• Untuk menambah kewibawaan, status pejabat sehingga selalu terpelihara
adanya kewibawaan pejabat / pimpinan.
• Untuk menjamin keberhasilan kerja dan merasa ikut bertanggung jawab atas
ruangan dan merasa ikut memiliki.
• Komunikasi langsung antar pegawai tidak berjalan lancar, sehingga kesempatan
untuk mengadakan komunkasi menjadi berkurang.
Kerugian tata ruang kantor berkamar:
• Diperlukan biaya yang lebih besar untuk biaya pemeliharaan ruangan,
pengaturan penerangan, adan biaya peralatan lainnya.
• Pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada perubahan dan perkembangan
organisasi.
• Mempersulit pengawan.
• Memerlukan ruangan yang luas.
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Adalah ruangan yang besar untuk bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai
yang bekerja bersama – sama disuatau ruangan tanpa terpisah oleh penyekat.
• Mudah dalam pengawasan, pengaturan cahaya, udara, warna, dan dekorasi.
Keuntungan tata ruang kantor terbuka :
• Luwes dan fleksibel apabila diperlukan perubahan ruanagn dan tidak
memerlukan biaya yang tinggi.
• Mudah untuk mengadakan hubungan langsung, pengawasan, penyeragaman
kerja dan pembagian peralatan kerja.
• Biaya lebih hemat atau murah untuk pemeliharan ruangan kerja, penggunaan
perlengkapan ruangan dan peralatan, penggunaan telepon dan sebagainya.
• Kemungkinan terjadi kegaduhan atau kebisingan.
Kerugian tata ruang kantor terbuka :
• Pegawai sulit untuk melakukan pekerjaan dengan konsentrasi.
• Batas kedudukan antara pimpinan dan bawahan tidak tampak jelas.
• Pekerjaan yang bersifat rahasia sulit dilakukan.
• Kemungkinan nampak adanya tumpukan – tumpukan berkas atau kertas dan
peralatan kerja lainnya, sehingga mengakibatkan pemandangan yang kurang
baik.
3. Tata ruang berhias atau bertaman / berpanorama ( Landscape Office )
Adalah ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi dan lainnya. Bentuk
ruangan kantor berhias ini mengusahakan lingkungan ruangan perkantoran tampak
seperti pemandangan alam terbuka dan benar – benar merupakan lingkungan yang
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
• Para pegawai akan merasa nyaman dan betah bekerja.
Keuntungan tata ruang kantor berhias atau bertaman :
• Ketegangan syarat dapat berkurang atau dihindarkan.
• Kebisingan atau kegaduhan dapat berkurang atau dihindarkan.
• Produktifitas kerja dapat meningkat, pekerjaan dilaksanakan dengan efektif dan
efisien sehingga tujuan organisasi dapat mudah dicapai.
• Biaya yang cukup tinggi untuk pengadaan taman dan dekorasi lainnya.
Kerugian tata ruang kantor berhias atau bertaman :
• Biaya pemeliharaan yang tinggi.
• Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah dan murah.
4. Tata ruang gabungan
Tata ruang kantor yang gabunagn antara bentuk tata ruang kantor berkamar, tata ruang
kantor terbuka, dan tata ruang kantor berhias. Karena ketiga bentuk tata ruang
mempunyai kerugian, maka untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang ada, dapat
diciptakan tata ruang kantor gabungan.
Pada prinsipnya tujuan dibuatnya tata ruang kantor pada setiap perusahaan itu sama
seperti yang telah diuraikan diatas. Azas – azas tata ruang kantor yang digunakan
Bappedasu juga menggunakan azas yang telah diuraikan sebelumnya. Dari keempat
macam tata ruang kantor yang telah dijelaskan diatas, BAPPEDASU menggunakan
jenis tata ruang kantor gabungan. Ruang Kepala cabang dibuat terpisah dalam satu
ruang tertutup. Pembagian diatur sedemikian rupa, jarak antara satu bagian dengan
bagian lainnya tidak begitu jauh. Keadaan ruangan hampir semuanya sama, tidak ada
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
berdekatan dan bagian pekerjaan yang menimbulkan suara gaduh diletakkan agak
berjauhan dengan bagian yang memerlukan ketenangan dalam bekerja.
C. Tujuan dan Fungsi Penataan Ruang Kantor
1. Tujuan Penataan Ruang
Pengaturan tata ruang kantor yang baik akan membantu pendistribusian kerja yang
layak dan adil. Menurut Gie (2007:108), Apabila dirinci maka tujuan dari tata ruang
kantor adalah :
a. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena prosedur kerja
dapat dipersingkat.
b. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
c. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien.
d. Mencegah para pegawai dibagian lain terganggu oleh public yang akan menemui
suatu bagian tertentu, atau suara bising lainnya.
e. Menciptakan kenyamanan kerja bagi para pegawai.
f. Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung.
g. Mengusahakan adanya keleluasaan bagi :
• Gerakan pegawai yang sedang bekerja.
• Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain pada waktu tertentu.
• Kemungkinan perkembangan dan perluasan kegiatan dikemudian hari.
Menuarut martinez dan Quible dalam Sukoco (2007:196), untuk dapat mencapai tujuan
tata ruang kantor yang baik antara lain :
a. Menganalisa hubungan antara peralatan , informasi, dan pegawai dalam arus
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
b. Mengkondisikan arus kerja agar bergerak dalam bentuk garis lurus dan
meminimalisir kemungkinan terjadinya crisscrossing dan backtracking.
c. Pegawai maupun tim kerja yang melakukan pekerjaan serupa harus ditempatkan
dalam area yang berdekatan.
d. Pegawai maupun divisi yang berhubungan dengan publik harus ditempatkan
dengan pintu masuk kantor.
e. Pegawai maupun tim kerja yang membutuhkan konsentrasi harus ditempatkan
di ruang kerja yang suasananya lebih tenang.
f. Alokasi ruang harus berdasarkan posisi pekerjaan yang dilakukan dan peralatan
khusus yang diperlukan masing – masing individu yang memerlukan.
g. Furnitur dan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan.
h. Lorong harus nyaman dan lebar untuk mengantisipasi pergerakan yang efisien
dari pekerja.
i. Pertimbangan keamanan harus diberikan prioritas yang tinggi.
j. Area terbuka yang lebihbesar dan efisien dibandingkan ruangan kecil yang
tertutup.
k. Provisi yang tepat bagi pencahayaan, dekorasi, AC, kelembaban, dan kontrol
suara.
l. Memperhatikan kebutuhan perluasan kantor dimasa datang.
m. Pekerjaan harus datang pada pegawai, bukan sebaliknya.
Dalam penyusunan ruang dalam kantor, ada beberapa tujuan yang perlu dicapai. Tujuan
ini merupakan syarat yang hendaknya dipenuhi dalam setiap tata ruang kantor yang
baik. Tujuan yang hendak dijadikan pedoman adalah :
Proses pelaksanaan pekerjaan kantor itu dapat menempuh jarak sependek mungkin.
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Segenap ruangan dipergunakan secara efisien untuk keperluan kerja.
Kesehatan dan kepuasan kerja para pegawai dapat dipelihara.
Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.
Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan dapat melihat kesan yang baik
tentang organisasi tersebut.
Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah
sewaktu – waktu.
2. Azas – Azas Tata Ruang Kantor.
Azas – azas tata ruang kantor sebenarnya diperuntukkan bagi tempat kerja yang
tugasnya menghasilkan suatu barang, namun dengan perluasan seperlunya dapatlah
beberapa diantaranyan dijadikan dasar bagi tata ruang perkantoran.
Beberapa azas itu menurut Gie (2007:190), adalah :
a. Azas mengenai jarak terpendek.
Dengan tidak mengabaikan hal – hal khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah yang
memungkinkan pross penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak sependek –
pendeknya. Dalam hal ini garis lurus antar 2 titik adalah jarak yang terpendek. Dalam
penyusunan tempat kerja dan menempatkan alat – alat, hendaknya azas ini dijalankan
sejauh mungkin.
b. Azas mengenai rangkaian kerja.
Dengan ini mengabaikan hal – hal khusus, suatau tata ruang yang terbaik ialah yang
menempatkan pegawai dan alat kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urutan
penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Azas ini merupakan pelengkap dari azas
mengenai jarak terpendek. Jarak terpendek tercapi kalau para pekerja dan perlengkapan
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
azas ini suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari permulaan dikerjakan
sampai selesainya, tidak ada gerak mundur atau menyilang. Hal ini tidak berarti bahwa
jalan yang ditempuh harus selalu berbentuk garis lurus. Yang penting adalah proses itu
selalu mengarah maju ke muka menuju penyelesaian.
c. Azas mengenai penggunaan segenap ruangan.
Suatu tata ruang yang baik adalah yang mempergunakan sepenuhnya semua ruang yang
ada. Ruang itu tidak hanya berupa luas lantai saja, melainkan juga yang vertikal ke atas
maupun ke bawah. Jadi, tidak ada ruang yang dibiarkan tidak terpakai.
d. Azas mengenaikan perubahan susunan tempat kerja
Dengan tidak mengabakan hal – hal khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah yang
dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak memakan
biaya yang besar.
Langkah – langkah yang telah ditempuh oleh BAPPEDASU dalam pelaksanaan tata
ruang kantor yang memiliki hubungan kerja antara satu kesatuan dengan lainnya dalam
pelaksanaan kerja serta sifat dari pekerjaan itu sendiri. Untuk menentukan letak yang
tepat tersebut, beberapa telah dilaksanaan didalam ruang lingkup kantor yaitu :
1. Bagian customer service ditempatkan di Front Office (bagian depan), dimana bagian
tersebut melayani customer dan keluhan.
2. Bagian administrasi dan umum berada di lantai 2 serta ruang Kepala Cabang.
3. Bagian keuangan dan humas digabung dalam asatu ruang yang berada ditengah
ruangan.
4. Bagian jaringan berada dibelakang yang bersebelahan dengan kantin dan musollah
yang tersedia.
5. Gudang yang berada dibelakang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
3. Fungsi Tata Ruang Kantor
Fungsi tata ruang kantor merupakan unsur terpenting dalam perencanaan yang praktis
dan efektif. Tata ruang kantor merupakan salah satu perencanaan jangka panjang,
dimana perencanaan ini membantu mencapai keseimbangan yang diperlukan dimana :
a. Persyaratan peratyuran Undang – Undang terpenuhi.
b. Manfaat ruangan dipergunakan sebesar – besarnya.
c. Pelayanan tersedia sepanjang diperlukan seperti lisstrik, telepon, dan lain – lain.
d. Pengawasan dapat melihat pegawai pada saat bekerja.
e. Rasa kesatuan dan kesetiaan terhadap kelompok kerja dipelihara
f. Komunikasi dan arus kerja diperlancar.
g. Tempat bergerak (lalu lintas) tata usaha diantara meja dan lemari arsip dipermudah.
h. Pelaksanaan kerja yang gaduh dan mengganggu perhatian agar dipisah.
i. Kebebasan diri dan keamanan diusahakan sepanjang diperlukan.
D. Faktor yang mempengaruhi tata ruang kantor.
Kondisi fisik kantor merupakan hal yang dapat kita lihat secara langsung. Kondisi ini
dipengaruhi beberapa faktor :
1. Faktor Intern
Manusia adalah salah satu aspek penting dimana memiliki peran yang sangat besar
dalam mempengaruhi letak dan tata ruang kantor yang dapat mendukung efisiensi dan
efektifitas kerja. Manusia merupakan individu yang melakukan pekerjaan dikantor
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Waktu adalah merupakan salah satu indikator penting dalam melakukan pekerjaan
dimana dari aspek ini dapat diketahui sejauh mana efisiensi dan efektifitas dapat
tercapai.
Biaya adalah seberapa banyak jumlah pengorbanan yang telah dikeluarkan baik materiil
maupun in materiil yang ada.
2. Faktor Ekstern a. Cahaya
Cahaya atau penerangan yang cukup barangkali merupakan pertimbangan yang paling
penting dalam fasilitas fisik kantor. Karena penerangan sangat besar manfaatnya untuk
keselamatan bekerja dan kelancaran kerja bagi para pegawai, maka perlu diperhatikan
adanya cahaya atau penerangan yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang
kurang jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga
pekerjaan akan terhambat, banyak kesalahan terjadi, dan tentu menyebabkan kurang
sfisien dalam melaksanakan pekerjaan sehingga tujuan organisasi tersebut tidak dapat
dicapai secara efektif. Dalam merancang tata ruang kantor hendaknya cahaya itu tiba
diatas meja para pegawai dari arah kiri. Meja – meja tidak boleh disusun menghadap
jendela, karena akan menimbulkan kesilauan bagi mereka.
Cahaya matahari tidak dapat diatur dengan sempurna menurut keinginan orang. Lebih –
lebih dalam gedung yang luas dan kurang jendelanya, cahaya alam itu tidak dapat
menembus sepenuhnya pada jarak lebih dari pada 6 hingga 7 meter dari jendela. Oleh
karena itu, sering digunakan cahaya lampu untuk mengatur penerangan dalam suatu
kantor. Apabila disusun menurut teknik yang baik, cahaya lampu akan memberikan
penerangan sempurna untuk ruang – ruang kerja yang gelap atau untuk bekerja diwaktu
malam. Penerangan yang baik membantu pegawai dengan cepat, mudah dan senang.
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
• Perpindahan pegawai berkurang
• Prestise yang lebih besar.
• Semangat kerja yang lebih tinggi
• Hasil pekerjaan lebih banyak
• Ketidakhadiran berkurang
• Kesalahan berkurang
• Keletihan berkurang.
Menurut Soedarmayanti (2001:130), sangat besar manfaat untuk keselamatan bekerja
dan kelancaran bekerja bagi pegawai, maka perlu diperhatikan adanya pencahayaan
yang terang tapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas mengakibatkan
penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan akan melambat, banyak kesalahan terjadi
dan tentu saja hal ini menyebabkan kurangnya efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan
sehingga tujuan dari organisasi tersebut tidak dapat dicapai secara efektif.
Menurut Shane dalam Sukoco (2007:208), mendeskripsikan bahwa 80 hingga 85 persen
informasi yang diterima pegawai dikantor menggunakan indera penglihatan (mata),
seperti membaca surat atau memeriksa nota tagihan pembayaran. Hal inilah yang
menjadikan kenyamanan visual bagi pegawai dikantor sangatlah penting karena akan
mempengaruhi produktiitas mereka. Kelelahan pada mata pegawai akan meningkat
apabila tingkat cahaya ditempat kerja tidak sesuai yang akan mengakibatkan pegawai
mengalami ketegangan pada matanya, sehingga mempengaruhi fisiknya. Hal ini
berdampak pada penurunan motivasi pegawai dan mengakibatkan kinerja pegawai
menurun. Oleh karena itu, sistem pencahayaan yang efektif harus memperhitungkan
kualitas dan kuantitas cahaya yang sesuai dengan tugas, ruangan, serta pegawai itu
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Keseimbangan cahaya sangat penting, karena pencahayaan di lingkungan kerja baru
dapat disebut efektif apabila pegawai merasa nyaman secara viual akibat pencahayaan
yang seimbang.
Shane dalam Sukoco (2007:209), menjelaskan bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang
digunakan dikantor, antara lain :
a. Ambient Lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan keseluruh
ruangan dan biasanya dipasang pada langit – langit luar kantor. Biasanya lampu
jenis ini merupakan satu – satunya pencahayaan terdapat diruangan kantor tersebut.
b. Task Lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai,
misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai,
namun jenis cahaya ini jarang digunakan pada kantor – kantor di Indonesia karena
alasan kepraktisan. Jadi sebaiknya Task Lighting dikombinasikan dengan Ambient
Lighting sehingga pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan tingkat penerangan
yang tinggi dapat dengan cukup penggunakannya, sedangkan pekerjaan yang
membutuhkan tingkat ketelitian tinggi menggunakan task lighting.
c. Accent Lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang
akan dituju. Biasanya jenis lamou ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area
lain yang membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak
tersesat.
d. Natural Lighting, biasanya berasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta
cahaya langit. Jenis cahaya ini akan meberikan dampak positif bagi pegawai, namun
cahaya ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam keadaan mendung atau gelap.
Untuk itu perusahan sebaiknya menggunakan sistem penyimpanan cahaya matahari
(solar energy saving system) sehingga jenis cahaya ini tetp dapat digunakan.
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
yang sangat terang, intensitas cahaya alami dapat mengkibatkan cahaya harus
dikontrol. Pegawai yang area kerjanya menggunakan cahaya alami, harus berada
pada kondisi dimana cahaya datang dari bahu kirinya. Seharusnya karyawan tidak
menghadap jendela pada posisi kerja normal. Apabila cahaya alami digunakan
untuk menerangi area kerja, perlu dipertimbangkan dampak penggunaan temperatur
udara terhadap ruang kerja. Karena cahaya alami menghasilkan panas, pendingin
udara juga harus digunakan khususnya pada musim panas untuk mengurangi efek
panas tersebut.
Pada kantor BAPPEDASU digunakan pencahayaan ambient lighting yaitu dengan
menggunakan lampu dilangit – langit kantor dan menggunakan cahaya alam berupa
cahaya matahari yang melalui jendela kantor.
b. Warna
Sama dengan cahaya, warna merupakan faktor penting untuk memperbesar efisiemsi
kerja para pegawai. Khususnya warna akan mempengaruhi keadaan jiwa mereka.
Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat lainnya,
kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara. Selain itu, warna
yang tepat juga akan mencegah kesilauan yang mungkin timbul karena cahaya yag
berlebihan.
Para ahli membedakan 3 warna pokok, yaitu merah, kuning dan biru. Merah adalah
warna yang menggambarkan panas, kegembiraan dan kegiatan bekerja. Sebagai alat
untuk merangsang panca indera dan jiwa agar bersemangat dalam melaksanakan suatu
pekerjaan dan warna merah merupakan warna yang tepat untuk digunakan tetapi kalau
terlalu banyak juga tidak baik.
Warna kuning menggambarkan kehangatan matahari. Warna ini dapat merangsang
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
dengan melenyapkan perasaan tertekan. Oleh karena itu, warna ini tepat dipakai pada
kamar – kamar atau lorong – lorong gedung yang gelap.
Warna biru adalah adem. Sebagai warna dari langit dan samudra, warna ini mempunyai
pengaruh mengurangi ketegangan otot tubuh dan tekanan darah. Sebagai alat untuk
menimbulkan suasana dingin dan tenang dalam kantor untuk pekerjaan yang
membutuhkan konsentrasi, warna biru baik sekali dipergunakan. Hanya kalau
berlebihan, dapat menimbulkan pengaruh menekan perasaan.
Dalam 3 warna pokok dapat diciptakan warna sekunder. Warna merah dicampur
dengan kuning dalam kuantitas yang sama menghasilkan orange. Warna kuning
ditambah dengan biru menjadi hijau, sedangkan biru dan merah menimbulkan warna
ungu. Kalau ketiga warna pokok dicampur, terciptalah warna abu – abu. Percampuran
lebih lanjut akan warna – warna derajat ketiga. Misalnya 2 bagian warna kuning
dicampur dengan 1 bagian warna biru akan menjadi warna hijau kekuning – kuningan.
Masing – masing warn aitu apabila disoroti oleh cahaya penerangan akan memantulkan
kembali cahaya itu secara berbeda – beda.
Kemampuan sesuatu warna untuk memantulkan kembali cahaya yang mendatangi
disebut daya pantul warna. Banyaknya cahaya yang dipantulkan itu dinyatakan dalam
bentuk persentase. Jadi, apabila suatau warna disoroti oleh sejumlah cahaya, dan
cahaya itu dipantulkan kembali semuanya, maka daya pantul warna tersebut ialah 100
persen. Kalau hanya sebagian dari jumlah cahaya yang datang dipantulkan, daya pantul
tersebut hanya 50 persen. Persentase yang tinggi berarti bahwa warna yang
bersangkutan tergolong warna yang sangat terang. Ini mempunyai pengaruh besar
terhadap kesilauan yang mungkin dialami oleh seorang pegawai akibat cahaya yang
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Sebuah ruangan yang berwarna putih dan menerima sinar yang cukup telah terbukti
terlampau terang untuk bekerja secara efisien. Cahaya yang hampir semuanya
dipantulkan kembali oleh warn aputih itu akan menyilaukan para pekerja. Oleh karena
itu, kalau hendak menciptakan tata ruang kantor yang baik, sebaiknya digunakan
bermacam – macam warna. Untuk Indonesia yang terletak di khatulistiwa dan
tergolong daerah panas, sebaiknya dipakai warna yang bersifat adem dan tenang seperti
biru, hijau, dan abu – abu.
Dalam hal ini disetiap dinding kantor BAPPEDASU menggunakan warna putih dan
perabitan kantor umumnya menggunakan kayu yang berwarna coklat.
c. Udara atau Ventilasi
Pegawai akan sulit bekerja dengan baik, senang , dan efisien apabila bekerja diruang
kantor yang udaranya panas, pengap sehingga sulit bernapas. Melakukan pekerjaan
dengan suhu yang dianggap baik berkisar 13 – 24 derajat Celcius. Oleh karena itu perlu
diusahakan adanya ventilasi yang cukup, yang dapat membantu pertukaran udara
denagn lancar, sehingga para pegawai diruang kerjanya tetap mendapat udara segar dan
nyaman.
Pada kantor BAPPEDASU umumnya semua ruangan menggunakan AC, disamping itu
perlu diketahui disetiap ruangan mempunyai jendela atau ventilasi yang cukup sehingga
udara berjalan dengan baik.
d. Suara
Karena pada umumnya pekerjaan yang ada membutuhkan konsentrasi, maka suara
bising hendaknya dihindarkan agar supaya pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
dengan lancar, efisien dan efektif sehinga produktifitas kerja dapat meningkat.
Pada kantor BAPPEDASU kegiatan yang menimbulkan suara berisik terdapat dibagian
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009 e. Dekorasi
Masalah dekorasi ada hubungan denagan tata warna yang baik, karena itu dekorasi
tidak hanya mempermasalahkan hiasan ruangan saja teteapi harus diperhatikan cara
mengatur letaknya, sususnan dan tata warna perlengkapan yang akan dipasang ata
diatur.
Agar tujuan dari tata kantor dapat tercapai secara efektif dan efisien maka beberapa hal
yang harus dilakaukan adalah :
1. Berhasil guna dan efektif yaitu menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan
dengan tepat, artinya target tercapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
2. Ekonomis yaitu dalam usaha pencapaian efektif termasuk biaya , tenaga kerja,
materil, peralatan, waktu dan ruangan serta hal lainnya telah dipergunakan dengan
sebaik – baiknya.
3. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggng jawabkan yaitu membuktikan bahwa
didalam pelaksanaan kerja, sumber yang ada telah dimanfaatkan sebaik – baiknya
dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
4. Pembagian kerja yang nyata.
5. Rasionalitas wewenagng dan tanggung jawab
6. Prosedur kerja yang praktis.
Pada kantor BAPPEDASU umumnya dekorasi kantor sudah tertata dengan baik, hal ini
terlihat dengan penyusunan tiap – tiap ruangan yang berhubungan disusun secara
berdekatan, menggunakan tirai berwarna biru untuk kantor bagian depan, dan memiliki
taman yang dirawat dengan baik.
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Dalam bidang perkantoran, perlu diperhatikan adanya azas – azas tertentu agar dapat
dicapai perbandingan terbaik antara setiap pekerjaan dengan hasil yang diharapkan.
Azas –azas efisiensi bagi pekerjaan kantor ada 4 yaitu :
1. Azas Perencanaan yaitu menggambarkan dimuka mengenai tindakan yang akan
dilaksanakan dalam rangka mencapai suatu tujuan.
2. Azas Penyederhaan yaitu membuat suatu sistim yang ruwet atau sukar menjadi
lebih mudah atau ringan.
3. Azas Penghapusan yaitu meniadakan suatu kegiatan kerja yang dianggap tidak
perlu atau tidak ada hubungannya dengan hasil kerja yang ingin dicapai.
4. Azas Penggabungan yaitu mempersatukan pekerjaan yang memiliki persamaan
atau mingkin yang dapat dikerjakan secara bersamaan dalam satu langkah
sekaligus, sehingga dapat menghemat waktu.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk dapat bekerja dengan cara
yang efisien, diantaranya adalah :
Bentuk susunan serta permukaan meja perlu direncanakan dengan baik, agar
dapat membantu untuk tidak merasa lelah, dapat menghemat tenaga, usaha, dan
waktu. Untuk bekerja dapat direncanakan suatu meja yang berbentuk L atau U
denagn komputer didepannya.
Kursi, hendaknya dipakai kursi yang dapat berpuar dan mempunyai sandara
tegak, agar dapat berputar, apabila harus mengetik, mengangkat telepon atau
menulis diatas meja tulisnya.
Peletakan benda – benda yang sering digunakan diats ameja, dan segera
kembalikan ketempat semula. Semua peralatan atau berkas yang tidak
diperlukan lagi, agar dengan demikian meja tetap kelihatan rapi dan dapt