• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT)

TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

OLEH :

NAMA : WINDA SARI LUBIS

NIM : 060503006

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, dan apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 17 Februari 2010 Yang Membuat Pernyataan

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sejak penulis mencari ide, mengajukan, menyusun hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini dilaksanakan juga untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, SE,MSi,Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Dosen Pembanding I dan Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku Dosen Pembanding II yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 5. Mama (Nina Aryani) yang telah merawat dan memberikan penulis kasih

sayang yang tiada henti, mendidik, membimbing, memberikan motivasi serta semangat, doa, selalu ada di saat suka maupun duka, dan menerima segala kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki oleh penulis.

6. Kakakku dan kedua orang adikku yang telah memotivasi penulis untuk meraih kesuksesan. Kiranya dengan skripsi ini, kalian bisa termotivasi untuk lebih baik dan berhasil dari kakak,

7. Teman-teman yang selama ini mengisi hari-hariku di kampus Wenni, Tari. Tina, Fitri, Indah, Ami, Devi, Annur dan teman-teman yang tidak saya sebutkan namanya. Kenangan bersama kalian selama ini tidak akan terlupakan.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi semua pihak yang berkepentingan, serta bermanfaat bagi ilmu pegetahuan khususnya di bidang akuntansi.

Medan, 17 Februari 2010 Penulis

Winda Sari Lubis

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemecahan saham terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perubahan harga saham diproksikan dengan menggunakan return saham dan likuiditas saham diukur dengan menggunakan bid ask spread dan Trading Volume Activity. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemecahan saham sebagai variabel independen dan return saham, bid ask spread dan Trading Volume Activity sebagai variabel dependen.

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode yang diteliti 2004-2008. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 17 perusahaan, metode penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling (judgement sampling).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda dua sampel berpasangan. Sebelum uji ini dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan kolmogrov-smirnov. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, pemecahan saham berpengaruh negatif terhadap likuiditas saham (bid ask spread) secara signifikan, dan pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap naik turunnya likuiditas saham (Trading Volume Activity).

Kata Kunci:

(6)

ABSTRACT

This research aims to determine the influence of stock split to stock price changes and liquidity of shares in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). Stock price changes is measured by stock return and stock liquidity is measured by the bid ask spread and Trading Volume Activity. Variables used in this research is stock split as the independent variable and stock return, bid ask spread and Trading Volume Activity as the dependent variable.

Population of this research are the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) since 2004 up to 2008. The sample in this research amounted to 17 companies, sampling method used was purposive sampling method (sampling judgment).

Hypothesis testing is done by Paired Sample T-Test. Before this test is done, at first normality test is done with kolmogrov-Smirnov. The results of this study indicate that the stock split has no significant influence on changes in stock prices, stock split has significant negative influence on the stock liquidity (the bid ask spread), and stock split has no significant influence on the rise and fall of stock liquidity (Trading Volume Activity ).

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

D.Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 9

1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 9

2. Hipotesis Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 14

1. Pasar Modal ... 14

(8)

3. Perubahan Harga Saham ... 19

4. Likuiditas Saham ... 22

5. Teori-teori yang Mendasari Kebijakan Stock Split ...25

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Prosedur Pengumpulan Data ... 32

D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33

1. Variabel Independen (Bebas) ... 33

2. Variabel Dependen (terikat) ... 34

E. Metode Analisis Data ... 37

1. Statistik Deskriptif ... 37

2. Uji Normalitas Data ... 38

3. Uji Hipotesis ... 38

F. Jadwal Penelitian ... 40

BAB VI HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 41

B. Analisis Hasil Penelitian ... 44

1. Statistik Deskriptif ... 44

2. Uji Normalitas Data ... 56

3. Uji Hipotesis ... 59

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 66

B. Keterbatasan Penelitian ... 68

C. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 27

Halaman Tabel 3.1 Rincian Perolehan Sampel ... 31

Tabel 3.2 Perusahaan Manufaktur yang Melakukan Stock Split ... 31

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 40

Tabel 4.1 Perusahaan Manufaktur yang Melakukan Stock Split ... 42

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Retun Saham ... 44

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Bid Ask Spread ... 48

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Trading Volume Activity ... 52

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Rata-Rata Return Saham ... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Rata-Rata Bid Ask Spread ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Rata-Rata Bid Ask Spread Setelah Transformasi Logaritma Natural ... 58

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Rata-Rata Trading Volume Activity ... 58

Tabel 4.9 Hasil Uji-t Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 59

Tabel 4.10 Hasil Uji-t Bid Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 60

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 12 Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran i Hasil Analisa Masing-Masing Perusahaan ... 72

Halaman Lampiran ii AverageReturn Saham, Bid Ask Spread, dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 89

Lampiran iii Hasil SPSS Statistik Deskriptif ... 91

Lampiran iv Hasil SPSS Uji Normalitas data ... 94

(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemecahan saham terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perubahan harga saham diproksikan dengan menggunakan return saham dan likuiditas saham diukur dengan menggunakan bid ask spread dan Trading Volume Activity. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemecahan saham sebagai variabel independen dan return saham, bid ask spread dan Trading Volume Activity sebagai variabel dependen.

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode yang diteliti 2004-2008. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 17 perusahaan, metode penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling (judgement sampling).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda dua sampel berpasangan. Sebelum uji ini dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan kolmogrov-smirnov. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, pemecahan saham berpengaruh negatif terhadap likuiditas saham (bid ask spread) secara signifikan, dan pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap naik turunnya likuiditas saham (Trading Volume Activity).

Kata Kunci:

(14)

ABSTRACT

This research aims to determine the influence of stock split to stock price changes and liquidity of shares in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). Stock price changes is measured by stock return and stock liquidity is measured by the bid ask spread and Trading Volume Activity. Variables used in this research is stock split as the independent variable and stock return, bid ask spread and Trading Volume Activity as the dependent variable.

Population of this research are the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) since 2004 up to 2008. The sample in this research amounted to 17 companies, sampling method used was purposive sampling method (sampling judgment).

Hypothesis testing is done by Paired Sample T-Test. Before this test is done, at first normality test is done with kolmogrov-Smirnov. The results of this study indicate that the stock split has no significant influence on changes in stock prices, stock split has significant negative influence on the stock liquidity (the bid ask spread), and stock split has no significant influence on the rise and fall of stock liquidity (Trading Volume Activity ).

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu usaha dalam mengembangkan dunia usaha ternyata banyak menemui kendala terutama dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha tersebut. Pasar modal dapat menjadi salah satu jalan keluarnya, karena dengan mendaftarkan sahamnya di pasar modal yang berarti saham perusahaan akan dicatat di bursa dan telah mulai diperdagangkan di pasar sekunder, maka perusahaan tersebut akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan tujuan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan harga sahamnya di bursa efek. Dengan adanya pasar modal, penjualan saham dapat menjadi sarana penyebaran dana yang efisien dan dapat meningkatkan produktifitas modal. Semakin efisiennya perusahaan yang memperoleh dana pembiayaan dari pasar modal maka diharapkan laba yang diperoleh makin meningkat. Karena pasar modal merupakan tempat untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi sebagai sarana mobilitas dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi tersebut, maka pasar modal harus mampu menyediakan informasi yang diandalkan.

(16)

Indonesia yang mulai terjun di dunia pasar modal. Dalam dunia bisnis terutama pada perdagangan saham yang terdapat di pasar modal, banyak sekali aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para investor untuk memperoleh keuntungan (return). Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan di pasar modal, di antaranya adalah informasi yang masuk ke pasar modal tersebut.

Informasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi para investor dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan pemilihan portofolio investasi yang paling menguntungkan dengan tingkat risiko tertentu. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi (privat). Salah satu informasi yang ada adalah pengumuman stock split atau pemecahan saham. Informasi ini dapat memiliki makna atau nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi pasar modal, yang akan tercermin dalam perubahan harga saham, likuiditas saham, atau karakteristik pasar lainnya.

(17)

perbaikan kinerja perusahaan. Stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham adalah 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian jumlah lembar saham yang beredar akan meningkat proporsional dengan penurunan nilai nominal saham. Dengan adanya pemecahan saham maka nilai pari atau nilai yang ditetapkan menjadi berubah tetapi di lain pihak jumlah lembar saham yang beredar bertambah pula. Oleh karena itu jumlah nilai pari atau nilai yang ditetapkan secara keseluruhan tidak mengalami perubahan. Pada dasarnya ada dua stock split yang dapat dilakukan yaitu split up (pemecahan naik) dan split down (pemecahan turun). Split up adalah penurunan naik nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar yang beredar. Sedangkan split down adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan berkurangnya jumlah lembar saham yang beredar. Dengan adanya split up atau split down, saldo modal tidak berubah, yang berubah hanya lembar saham yang beredar. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis (Hartono, 2000 : 398).

(18)

yang mencoba memberikan sinyal yang tidak valid lewat stock split akan tidak mampu menanggung biaya tersebut, sehingga stock split bukan akan meningkatkan harga sekuritasnya tetapi akan menurunkannya jika pasar cukup canggih untuk mengetahuinya.

Peristiwa stock split merupakan suatu fenomena yang masih membingungkan dan menjadi teka-teki di bidang ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ketidakcocokan antara teori dan praktik. Secara teoritis, stock split hanya meningkatkan jumlah lembar saham yang beredar, tidak menambah kesejahteraan para investor dan tidak memberikan tambahan nilai ekonomi bagi perusahaan atau tidak secara langsung mempengaruhi cash flow perusahaan. Tetapi beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa pasar memberikan reaksi terhadap pengumuman stock split, bahkan beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil yang kontroversi mengenai efek split tersebut.

(19)

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan harga saham antara sebelum dan sesudah aktivitas stock split dan terdapat perbedaan yang signifikan volume perdagangan antara sebelum dan sesudah dilakukan aktivitas stock split.

Berdasarkan pada beberapa pandangan mengenai stock split, penelitian ini akan menguji kembali adanya pengaruh stock split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham. Pengaruh stock split terhadap perubahan harga saham dapat dilihat dari return saham. Pengaruh stock split terhadap likuiditas saham dapat dilihat dari bid ask spread dan volume perdagangan saham. Metodologi studi peristiwa digunakan untuk mengetahui pengaruh tersebut. Studi peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Apabila dari pengumuman peristiwa stock split terdapat suatu kandungan informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat pengumuman diterima oleh pasar, yang terlihat dari perubahan harga saham dan likuiditas saham. Jika terjadi perbedaan return saham, bid ask spread, dan trading volume activity yang signifikan setelah dilakukan stock split, berarti stock split mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham.

(20)

menyebabkan pertemuan antara harga penawaran dan harga permintaan relatif lebih besar. Hal ini mengakibatkan perbedaan antara besarnya harga penawaran dan harga permintaan saham (bid ask spread) semakin kecil. Apabila bid ask spread suatu saham lebih rendah, maka hal tersebut mengindikasikan likuiditas sahamnya meningkat. Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan stock split akan meningkatkan investor kecil untuk melakukan investasi sehingga akan menunjukkan pasar yang semakin likuid. Hal ini akan meningkatkan frekuensi transaksi yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Besarnya volume perdagangan dapat dilihat melalui indikator Trading Volume Activity (TVA).

(21)

diproksikan dengan bid ask spread dan Trading Volume Activity, dan (2) periode penelitian sebelumnya menggunakan periode tahun pengamatan 2003 sampai dengan tahun 2007, sedangkan penelitian ini menggunakan periode tahun pengamatan tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, dan (3) Penelitian sebelumnya mengambil sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sedangkan penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hasil-hasil penelitian mengenai perubahan pemecahan saham terhadap harga saham dan likuiditas saham yang ditunjukkan peneliti sebelumnya masih sangat membingungkan, artinya ada sebagian peneliti menyimpulkan bahwa pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dan likuiditas saham, namun ada sebagian peneliti yang menyimpulkan bahwa pemecahan saham ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dan likuiditas saham. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini mengambil judul “PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

B. Perumusan Masalah

(22)

1. Apakah pemecahan saham (stock split) berpengaruh terhadap perubahan harga saham (return saham) ?

2. Apakah pemecahan saham (stock split) berpengaruh terhadap likuiditas saham (bid ask spread) ?

3. Apakah pemecahan saham (stock split) berpengaruh terhadap likuiditas saham (Trading Volume Activity) ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap perubahan harga saham (return saham).

b. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap likuiditas saham (bid ask spread).

c. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap likuiditas saham (trading volume activity).

2. Manfaat Penelitian

(23)

a. Bagi Investor dan Calon Investor

Diharapkan informasi yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi.

b. Bagi Perusahaan/ Emiten

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau pemikiran dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan dalam hal kebijaksanaan stock split.

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi bagi para peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis pada masa yang akan datang.

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual Penelitian

Menurut Erlina (2008 : 38) “kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”. Berdasarkan uraian dari teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independen penelitian ini adalah pemecahan saham (stock split) dan variabel dependen penelitian ini adalah harga saham dan likuiditas saham.

(24)

sebaliknya. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi sehingga harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dalam mengantisipasi hal tersebut banyak perusahaan yang melakukan stock split.

Pemecahan saham biasanya muncul setelah suatu peningkatan dalam harga-harga saham dan biasanya menunjukkan suatu reaksi harga saham yang positif terhadap pengumumannya. Dalam melakukan transaksi di pasar modal, investor biasanya mendasarkan keputusannya pada informasi yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di pasar maupun informasi pribadi. Apabila dari pengumuman peristiwa stock split terdapat suatu kandungan informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat pengumuman diterima oleh pasar, yang terlihat dari perubahan harga saham dan likuiditas saham.

Perubahan harga saham dapat dilihat dari return saham. Perubahan harga saham ditentukan oleh kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham.

Signaling theory menyatakan bahwa stock split memberikan informasi kepada

investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substansial yang

merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang. Peningkatan return di masa depan akan mengindikasikan peningkatan kinerja perusahaan yang dapat menyebabkan harga saham akan naik. Stock split dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada publik bahwa perusahaan

(25)

Tingkat likuiditas dapat dilihat dari perubahan bid-ask spread dan volume perdagangan. Biasanya saham akan dibeli pada harga ask (harga penawaran jual saham) yang ditentukan dealer dan dijual pada harga bid (harga permintaan beli saham) yang lebih rendah Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan stock split menyebabkan pertemuan antara harga penawaran dan harga permintaan relatif lebih besar. Hal ini menyebabkan perbedaan antara besarnya harga penawaran dan harga permintaan saham (bid-ask spread) semakin kecil. Sehingga apabila bid-ask spread suatu saham lebih rendah, maka hal tersebut mengindikasikan likuiditas sahamnya meningkat.

(26)

Jika terjadi perbedaan return saham, bid ask spread, dan trading volume activity yang signifikan setelah dilakukan stock split, berarti stock split mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham.

Maka hubungan antara pemecahan saham (stock split) terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Penjelasan:

Dari gambar di atas dapat dilihat terdapat hubungan kausal antara pemecahan saham (stock split) terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham. Pengaruh stock split terhadap perubahan harga pasar dan likuiditas saham dapat dilihat dari sebelum dan sesudah dilakukan stock split yang menggunakan periode pengamatan (event windows) 5 hari sebelum dan sesudah stock split. Dengan adanya stock split, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi sehingga jumlah transaksi semakin besar yang mengakibatkan

Pemecahan Bid Ask Spread

(27)

saham tersebut semakin likuid. Perubahan harga saham diproksikan dengan return saham. Dari sebelum dan sesudah dilakukan stock split, dilihat ada tidaknya perbedaan return saham. Likuiditas saham diproksikan dengan bid ask spread dan trading volume activity (TVA). Dari sebelum dan sesudah stock split, dilihat ada tidaknya perbedaan bid ask spread dan Trading Volume Activity (TVA).

2. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2008 : 49) “hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian dapat disusun sebagai berikut :

• Ha1: terdapat perbedaan yang signifikan return saham antara sebelum dan sesudah stock split.

• Ha2: terdapat perbedaan yang signifikan bid ask spread antara sebelum dan sesudah stock split.

(28)

BAB II

TINJAU1AN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Pasar Modal

Pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan risiko keuangan yang akan diterima dan kerugian yang akan dialami. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang yang dapat dilakukan melalui penjualan saham maupun dengan mengeluarkan obligasi. Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam.

(29)

perusahaan, wahana untuk melakukan investasi dalam jangka pendek (likuiditas) maupun jangka panjang (growth), dan merupakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi perusahaan.

Menurut Husnan (1993 : 8), faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar modal adalah :

a. Supply Sekuritas

Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekur itas di pasar modal.

b. Demand Sekuritas

Faktor ini berarti bahwa harus ada anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk digunakan membeli sekuritas yang ditawarkan.

c. Kondisi Politik dan Ekonomi

Faktor ini akan mempengaruhi supply dan demand atas sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand sekuritas. d. Masalah Hukum dan Peraturan

Peraturan yang melindungi pemodal dari investasi yang tidak benar mutlak diperlukan, karena pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan yang menerbitkan sekuritas.

e. Peran Lembaga-Lembaga Pendukung Pasar Modal

Lembaga-lembaga seperti BAPEPAM, bursa efek, akuntan publik, underwriter, wali amanat, notaris, konsultan hukum, lembaga kliring dan lain-lain, perlu bekerja dengan proporsional dan bisa diandalkan sehingga kegiatan emisi dan transaksi di bursa efek bisa berlangsung dengan cepat, efisien dan bisa dipercaya.

(30)

sendirinya dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar, sehingga secara langsung dapat berpengaruh dalam mengurangi jumlah pengangguran.

2. Pemecahan Saham (Stock Split)

a. Pengertian Pemecahan Saham (Stock Split)

(31)

kondisi seperti ini, maka perdagangan saham pelaku stock split diharapkan bisa lebih likuid dan kemampuannya menggalang dana untuk perusahaan akan semakin baik. Selain itu, dengan murahnya harga saham tersebut, kesempatan masyarakat luas untuk ikut memiliki saham ini akan semakin tinggi.

Secara teoritis, stock split tidak memiliki nilai ekonomis karena stock split hanyalah mengganti saham yang beredar dengan cara menurunkan nilai pari sahamsedangkan saldo modal saham dan laba yang ditahan tetap sama. Stock split menjadi alat kosmetika saham, yang berarti bahwa tindakan perusahaan tersebut merupakan usaha pemolesan saham agar dapat dinilai lebih menarik oleh para investor meskipun aktivitas stock split tidak meningkatkan kemakmuran bagi investor. Tindakan pemecahan tersebut menimbulkan fatamorgana bagi para investor, yaitu investor akan merasa seolah-olah menjadi makmur karena menguasai saham yang beredar dalam jumlah yang lebih banyak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peristiwa stock split tidak memiliki nilai ekonomis karena tidak menyebabkan perubahan proporsi kepemilikan investor dan tidakmempengaruhi tingkat kesejahteraan pemegang saham.

b. Jenis Stock Split

Menurut Samsul (2006 : 190), ada dua jenis stock split yang dapat dilakukan yaitu :

(32)

akan menaikkan jumlah saham dan menurunkan nominal saham, tetapi tidak mengubah total modal disetor dan total ekuitas.

2. Split down atau reverse split, berarti tindakan menurunkan jumlah saham beredar. Tujuan split down adalah untuk meningkatkan harga saham di pasar agar image perusahaan meningkat. Split down dilakukan dengan menarik kembali sejumlah saham yang beredar dan diganti dengan satu saham baru yang nominalnya lebih tinggi, tetapi tidak mengubah total modal disetor dan total ekuitas. Split 5:1 berarti 5 saham lama diganti dengan satu saham baru.

Contoh split up, jumlah lembar saham sebanyak 200 lembar dengan harga @ Rp 600 split factor 2:1, maka jumlah saham setelah stock split menjadi 400 lembar dan nilai nominalnya menjadi @ Rp 300. Contoh split down, jumlah lembar saham sebanyak 200 lembar dengan harga @ Rp 400 split factor 1:2, maka jumlah lembar saham menjadi 100 lembar dan nilai nominalnya menjadi @ Rp 800.

c. Alasan Dilakukannya Stock Split

Stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis (Hartono, 2000 : 398). Fenomena ini menimbulkan pertanyaan yaitu jika memang stock split tidak mempunyai nilai ekonomis, mengapa perusahaan melakukannya dan mengapa pasar juga bereaksi terhadapnya. Kemungkinan alasannya adalah berhubungan dengan likuiditas saham (liquidity hypothesis) dan sinyal yang disampaikan oleh perusahaan kepada publik (signaling hypothesis).

(33)

1. Agar harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

2. Sebagian besar manajer perusahaan yang melakukan split percaya bahwa stock split akan mengembalikan harga saham pada kisaran perdagangan yang optimal yang selanjutnya dapat menambah daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut sehingga membuat saham likuid untuk diperdagangkan. Hal ini akan mengubah investor odd lot menjadi round lot.

3. Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan laba dan deviden kas.

d. Kerugian Dilakukan Stock Split

Selain keuntungan yang diperoleh dari stock split, terdapat kerugian seperti yang dikemukakan dalam Mulyanti (2006 : 36) antara lain:

1. Manfaat yang ilusionitis dari stock split harus dibeli dengan beberapa konsekuensi oleh pemodal, yaitu biaya surat saham akan naik karena kepemilikan yang tadinya cukup diawali oleh selembar surat saham kemudian menjadi 2 lembar. Biaya back office diperusahaan efek, biaya kliring dan biaya custodian dipengaruhi oleh jumlah fisik surat saham adalah biaya broker setelah pemecahan saham akan menjadi lebih tinggi.

2. Adanya biaya pemecahan yang termasuk didalamnya biaya transfer agen untuk proses sertifikat dan biaya lainnya dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan bagi pemegang saham tidak terdapat kerugian akibat dilakukan stock split.

3. Perubahan Harga Saham

(34)

dipengaruhi oleh pergerakan harga saham suatu perusahaan dan informasi yang menyebabkan perubahan harga saham tersebut. Perubahan harga saham akan mengubah nilai pasar kesejahteraan investor, dan selanjutnya akan mengubah kesempatan yang akan diperoleh investor di masa depan. Secara umum perubahan harga saham dapat mengakibatkan perubahan perilaku konsumsi dan investasi investor.

Jika pemegang saham perusahaan-perusahaan go public hendak menjual sebagian atau seluruh sahamnya, maka harga yang berlaku pada saat itu adalah harga pasar atau harga bursa atau kurs saham. Kurs saham cenderung memiliki korelasi positif dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan, artinya jika kinerja perusahaan menunjukkan peningkatan, kurs saham juga dapat bertambah tinggi dan nilainya dapat di atas harga buku.

Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan ketika kurs saham suatu perusahaan tidak menunjukkan peningkatan, kinerja perusahaan mengalami perubahan. Hal ini dimungkinkan adanya faktor teknis yang mempengaruhi antara lain keadaan pasar, rumor, atau isu isu kebijaksanaan pemerintah yang tidak mendukung (sesuatu di luar kebijakan). Jika bursa efek sudah ditutup, harga pasarnya adalah harga penutupannya (closing price). Harga inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding shares) akan didapatkan market value.

(35)

informasi tentang peningkatan return masa depan yang substansial. Apabila kinerja perusahaan semakin baik, return yang diperoleh pemegang saham akan semakin besar, sehingga semakin besar pula kemungkinan harga saham akan naik. Perubahan harga saham dalam penelitian ini diproksikan dengan return realisasi saham.

Return saham merupakan pendapatan per lembar saham yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukan. Return merupakan salah satu aspek terpenting dalam analisis investasi. Ketika investor menanamkan modalnya, mereka mengharapkan suatu tingkat keuntungan tertentu. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return adalah alat manajemen yang digunakan untuk mengukur besarnya bagian keuntungan yang diperoleh pemegang saham atau investor. Return juga dapat digunakan sebagai alat pengukuran untuk menilai pertumbuhan atau kinerja suatu perusahaan.

(36)

pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

4. Likuiditas Saham

Sebelum melakukan stock split, harga saham perusahaan yang terlalu tinggi akan menurunkan permintaan saham tersebut. Hal ini disebabkan karena para investor terutama investor kecil tidak dapat membeli saham tersebut atau kemampuan daya belinya rendah. Salah satu tujuan perusahaan melakukan stock split adalah mengarahkan harga saham pada suatu range tertentu sehingga perdagangan saham bisa lebih optimal dan dan dapat aktif diperdagangkan serta dapat meningkatkan daya tarik investor kecil untuk membeli sejumlah saham yang lebih besar.

Parameter likuiditas saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah bidask spread dan volume perdagangan.

a. Bid Ask Spread

(37)

Keinginan investor tersebut terealisasi dalam waktu yang cukup lama pada harga pasar yang sebenarnya (market clearing price/true price). Oleh karena itu, market maker baik dealer maupun broker berusaha untuk mengatasi adanya ketidaksamaan waktu tersebut terhadap order (keinginan) yang dihadapi investor. Dealer dan broker dapat dikatakan sebagai perantara perdagangan sekuritas yang dilakukan individu secara tidak langsung. Broker akan melakukan transaksi atas nama investor untuk mendapatkan komisi. Sedangkan dealer melaksanakan transaksi untuk memperoleh keuntungan sendiri. Market maker tersebut memperoleh kompensasi karena aktifitas membeli dilakukan pada saat harga beli (bid price) lebih rendah daripada true price dan menjual saham pada saat harga jual (ask price) lebih tinggi daripada true price.

(38)

sehingga memotivasi dealer untuk menurunkan spread. Biaya informasi terjadi jika investor melakukan transaksi dengan dealer yang memiliki informasi superior. Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan stock split menyebabkan pertemuan antara harga penawaran dan harga permintaan relatif lebih besar. Hal ini mengakibatkan perbedaan antara besarnya harga penawaran dan harga permintaan saham (bid ask spread) semakin kecil. Apabila bid ask spread suatu saham lebihrendah, maka hal tersebut mengindikasikan likuiditas sahamnyameningkat.

b. Volume Perdagangan

Dalam membuat keputusan investasinya, seorang investor yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan.Untuk itu investor seharusnya melakukan analisis sebelum menentukan saham yang akan mereka beli. Dalam melakukan analisis, investor membutuhkan informasi. Adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor yang dapat dilihat dari reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut adalah reaksi volume perdagangan saham.

(39)

yang dapat digunakan untuk melihat reaksipasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal”. Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor. Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan stock split akan meningkatkan investor kecil untuk melakukan investasi sehingga akan menunjukkan pasar yang semakin likuid. Hal ini akan meningkatkan frekuensi transaksi yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Besarnya volume perdagangan dapat dilihat melalui indikator Trading Volume Activity (TVA).

5. Teori-Teori yang Mendasari Kebijakan Stock Split

Terdapat dua teori utama yang menjelaskan motivasi pemecahan saham yang dikemukakan dalam Susanti (2009 : 29) yaitu:

a. Signalling Theory

Signalling theory menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan informasi kepada investor tentang peningkatan return masa depan yang substantial. Jadi jika pasar tereaksi terhadap pengumuman stock split, reaksi ini tidak semata-mata karena informasi stock split yang tidak mempunyai nilai ekonomis tetapi karena mengetahui prospek masa depan perusahaan yang bersangkutan.

b. Trading Range Theory

(40)

terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi sehingga kepemilikan saham dan jumlah transaksi semakin besar yang mengakibatkan saham tersebut semakin likuid. Teori ini juga menyatakan bahwa stock split akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Manajer melakukan pemecahan saham adalah untuk meningkatkan likuiditas saham sehingga distribusi saham menjadi lebih luas. Manajer melakukan stock split agar tingkat perdagangan berada dalam kondisi yang lebih baik sehingga dapat menambah daya tarik investor dan meningkatkan likuiditas perdagangan. Kondisi ini menyebabkan semakin bertambahnya jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah pemegang saham tersebut.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan terdahulu berkaitan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ewijaya dan Indriantoro (1999), menganalisis pengaruh pemecahan saham

terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Jakarta. Hasil Penelitian ini menunjukkan pemecahan saham (stock split) berpengaruh secara negatif terhadap perubahan harga saham secara signifikan.

2. Diky Irmansyah (2003) meneliti pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap perubahan harga pasar saham di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pemecahan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga pasar saham di Bursa Efek Jakarta, dan perubahan harga pasar saham ternyata lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain dan bukan oleh adanya kebijakan pemecahan saham.

(41)

terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham dan harga saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split.

4. Nining Susanti (2009) meneliti reaksi pasar terhadap pengumuman stock split perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata volume perdagangan saham atau Trading Volume Activity dan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

Rincian mengenai keempat penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti

(Tahun)

Judul Variabel Hasil Penelitian Periode

sampel Bursa Efek Jakarta

• Pemecahan saham

• Perubahan harga saham Harga Pasar Saham di Bursa Efek Jakarta

• Pemecahan saham (stock split)

• Perubahan harga pasar saham pasar saham di Bursa Efek Jakarta, dan perubahan harga pasar saham ternyata lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor

(42)

lain dan bukan oleh Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split di Bursa Efek antara volume perdagangan saham dan harga saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split.

2003-Pengumuman Stock Split Perusahaan yang Terdaftar di

Bursa Efek

Abnormal return

Tidak terdapat perbedaan rata-rata volume perdagangan saham atau Trading Volume Activity dan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian event study, karena penelitian ini hanya mengamati pengaruh dari suatu kejadian tertentu pada periode tertentu dengan mendasarkan pada pengamatan tanggal dilakukannya stock split sebagai titik kritisnya. Event study (studi peristiwa) adalah suatu penelitian yang meneliti dampak adanya suatu peristiwa tertentu terhadap sesuatu yang dipelajari (Hadi, 2006 : 211). Penelitian ini bersifat cross sectional, karena dalam penelitian ini hanya mengambil sampel waktu dan kejadian pada suatu saat tertentu. Penelitian event study bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu peristiwa yang terjadi. Penelitian ini didesain untuk melihat adanya pengaruh pemecahan saham (stock split)terhadap perubahan harga saham yang diproksikan dengan return saham dan likuiditas saham yang diproksikan dengan bid ask spread dan trading volume activity.

B. Populasi dan Sampel

(44)

karakteristik populasi”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di tahun 2004 sampai 2008. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu sampel yang dibutuhkan dibatasi pada tipe tertentu atau menyesuaikan kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Di dalam purposive sampling, populasi yang akan di jadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu atau jugdement sampling. Kriteria perusahaan yang menjadi sampel adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2008.

2. Perusahaan yang hanya melakukan stock split yang dilakukan dengan cara

pemecahan naik (split up).

3. Perusahaan yang hanya melakukan kebijakan stock split dan tidak melakukan corporate action lain selama periode pengamatan (event window), seperti right issue, warrant, additional shares, pengumumandividen, saham bonus, merger dan pengumuman perusahaan lainnya. Hal ini dilakukan agar perubahan harga saham dan likuiditas saham hanya dipengaruhi oleh stock split.

(45)

TABEL 3.1

Rincian Perolehan Sampel

Kriteria Pemilihan Sampel 2004 2005 2006 2007 2008 jumlah -Emiten yang mengumumkan

stock split

5 5 4 6 3 23

-Emiten yang melakukan reverse stock split/split down

1 1 0 - 1 3

-Emiten yang melakukan corporate action lain selain stock split selama periode pengamatan.

1 - 0 - 1 2

-Emiten yang datanya tidak lengkap

1 - - - 1

Emiten yang memenuhi kriteria

2 4 4 6 1 17

Sumber : Indonesian Capital Market Directory

Seleksi tersebut menghasilkan jumlah perusahaan yang melakukan stock split yang memenuhi kriteria sebanyak 17 sampel. Perusahaan yang termasuk dalam kriteria sampel adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Perusahaan Manufaktur yang Melakukan Stock Split

No. Nama Perusahaan Kode Listing Date

1. PT INDOSAT Tbk. ISAT 18 Maret 2004

2. PT Rig Tenders Indonesia Tbk. RIGS 18 Agustus 2004

3. PT Smart TBK SMAR 20 Juni 2005

(46)

7. PT Ekadharma International Tbk. EKAD 19 Oktober 2006 8. PT Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC 14 September 2006 9. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. APOL 24 November 2006 10. PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. TMAS 17 Maret 2006 11. PT. Davomas Abadi Tbk. DAVO 28 May 2007 12. PT AKR Corporindo Tbk. AKRA 27 Juli 2007 13. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. SMGR 7 Agustus 2007 14. PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. SOBI 22 Agustus 2007 15. PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. HITS 11 September 2007 16. PT Jaya Pari Steel Tbk. JPRS 12 Desember 2007 17. PT Delta Dunia Petroindo Tbk. DOID 15 April 2008 Sumber : Indonesian Capital Market Directory

C. Prosedur Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), IDX Statistics dan data yang berasal dari www.idx.co.id. Data skunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina, 2008 : 36). Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data tentang perusahaan yang memjadi sampel penelitian melalui fasilitas internet, dengan mengakses situs-situs resmi perusahaan serta informasi dari media massa lainnya.

(47)

1. Nama perusahaan (emiten) yang melakukan stock split antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory.

2. Tanggal dilakukan stock split setiap perusahaan yang menjadi sampel yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory dansitus www.idx.co.id. 3. Data harga saham harian 5 hari bursa sebelum dan 5 bursa hari sesudah tanggal

stock split. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing price). Data ini berasal dari situs www.idx.co.id

4. Data harga penawaran jual terendah (ask price) saham harian dan harga penawaran beli tertinggi (bid price) saham harian untuk tiap sampel selama 5 hari bursa sebelum dan sesudah stock split. Data ini berasal dari situs www.idx.co.id

5. Data mengenai volume perdagangan saham harian dan jumlah saham perusahaan yang beredar selama 5 hari bursa sebelum dan sesudah stock split. Data ini berasal dari situs www.idx.co.id

D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Independen (Bebas)

(48)

setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis. Periode pengujian (event windows) yang digunakan adalah 11 hari bursa , yaitu 5 hari bursa sebelum stock split (n-5 sampai n-1) dan 5 hari bursa setelah stock split (n+1 sampai n+5) yang bergantung pada listing date (tanggal pelaksanaan stocksplit yaitu tanggal tercatat di Bursa Efek Indonesia) dari masing-masing sampel. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari confounding effect, oleh karena itu 11 hari cukup layak untuk meneliti return saham, bid ask spread, dan Trading Volume Activity karena periode yang terlalu panjang (lebih dari 5 hari) atau periode yang terlalu pendek (kurang dari 5 hari) akan memungkinkan adanya pengaruh yang bias.

2. Variabel Dependen (terikat)

Menurut Sugiyono (2005 : 3) “ variabel dependen atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham dan likuiditas saham.

a. Perubahan Harga Saham

(49)

mencari return saham pada periode yang sama. Perubahan harga saham diproksikan dengan return saham dengan rumus:

Ri,t = Pi,t - Pi,t-1 Pi,t–1

Kemudian dihitung rata-rata return saham untuk seluruh sampel sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

∑Ri,t

Ri,t =

N Keterangan :

Ri,t = return saham sekuritas ke-1 pada periode peristiwa ke-t Pi,t = harga saham sekarang

Pi,t-1 = harga saham sebelumnya

Ri,t = rata-rata return saham seluruh sampel pada hari t N = banyaknya sampel yang diamati.

b. Likuiditas Saham

Likuiditas saham adalah ukuran jumlah transaksi suatu saham tertentu dengan volume perdagangan saham di pasar modal dalam periode tertentu. Likuiditas dikatakan meningkat apabila kenaikan jumlah transaksi lebih besar secara proporsional dibandingkan dengan jumlah lembar saham. Likuiditas saham dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan bid ask spread dan volume perdagangan.

1. Bid Ask Spread

(50)

menyebabkan pertemuan antara harga penawaran dan hargapermintaan relatif lebih besar. Hal ini mengakibatkan perbedaan antara besarnya harga penawaran dan harga permintaan saham (bid ask spread) semakin kecil. Apabila bid ask spread suatu saham lebih rendah, maka hal tersebut mengindikasikan likuiditas sahamnya meningkat. Untuk menghitung bid ask spread masing-masing sampel denganrumus:

APi, t - BPi, t SPi,t =

(

APi, t + BPi, t

)

/2

Kemudian dihitung rata-rata bid ask spread untuk seluruh sampel sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

SPt s = ∑SPt

N

Keterangan:

SPi,t = prosentase spread dari perusahaan i pada waktu t APi,t = harga penawaran terendah saham i (ask) pada waktu t BPi,t = harga permintaan tertinggi saham i (bid) pada waktu t SPt = rata-rata spread seluruh sampel pada hari t

N = banyaknya sampel yang diamati 2.Volume Perdagangan

(51)

saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVAi,t =

saham perusahaan i yang beredar pada waktu t Kemudian dihitung rata-rata volume perdagangan saham untuk

seluruh sampel sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

∑ TVAt

TVAt =

N

Keterangan:

TVAi,t = Trading Volume Activity i pada waktu t TVA = rata-rata TVA seluruh sample pada hari t N = banyaknya sampel yang diamati.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Peneliti melakukan uji statistik deskriptif dan uji normalitas data sebelum melakukan uji hipotesis. Semua pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 16.0.

1. Statistik Deskriptif

(52)

2. Uji Normalitas Data

Data yang diteliti harus diketahui terlebih dahulu apakah terdistribusi normal atau tidak normal. Fungsi pengujian suatu data dikategorikan sebagai distribusi normal atau tidak adalah sebagai alat untuk membuat kesimpulan populasi berdasarkan data sampel. Pengujian normalitas ini akan dapat menentukan alat uji selanjutnya yang digunakan dalam penelitian. Uji normalitas yang digunakan adalah uji kolmogorov-smirnov. Kriteria yang dapat digunakan adalah dengan pengujian dua arah (two-tailed test) yaitu dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan. Nilai p ditentukan sebesar 0,05, apabila nilai p > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika nilai p < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas data, maka dilakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis. Jika data berdistribusi normal, maka uji statistik parametrik yang digunakan adalah Paired Sample T-Test. Jika distribusi tidak normal maka dilakukan transformasi log sehingga data berdistribusi normal. Dan jika data tetap tidak normal maka digunakan alat uji statistic non parametrik dengan Wilcoxon Signed Rank-Test.

Langkah-langkah uji Paired Sample T-Test sebagai berikut :

(53)

b. Menentukan t table berdasarkan derajat keyakinan sebesar 5%. c. Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dan α = 5 %.

Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada :

a. Jika t hitung > t tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.(2-tailed) < 0,05, maka Ha diterima.

b. Jika Jika t hitung < t tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.(2-tailed) > 0,05 maka Ha ditolak.

Langkah-langkah uji Wilcoxon Signed Rank Test sebagai berikut :

a. Menentukan level of significance (α = 5 %) d eng an d erajat k ebeb asan (degree of freedom) n-1.

b. Membandingkan probabilitas (p) z-hitung dan α = 5 %

c. Menentukan t table berdasarkan derajat keyakinan sebesar 5%. Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada :

a. Jika z hitung > z tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.(2-tailed) < 0,05, maka Ha diterima.

(54)

F. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut. Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Okt Nov Des Jan Feb

Pengajuan Judul

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

(56)

Tabel 4.1

Perusahaan yang Melakukan Stock Split

No. Nama Perusahaan Kode Listing Date

1. PT INDOSAT Tbk. ISAT 18 Maret 2004

2. PT Rig Tenders Indonesia Tbk. RIGS 18 Agustus 2004

3. PT Smart TBK SMAR 20 Juni 2005

4. PT Tigaraksa Satria Tbk. TGKA 30 Agustus 2005 5. PT Hexindo Adiperkasa Tbk. HEXA 1 September 2005 6. PT Prima Alloy Steel Tbk. PRAS 20 September 2005 7. PT Ekadharma International Tbk. EKAD 19 Oktober 2006 8. PT Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC 14 September 2006 9. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. APOL 24 November 2006 10. PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. TMAS 17 Maret 2006 11. PT. Davomas Abadi Tbk. DAVO 28 May 2007 12. PT AKR Corporindo Tbk. AKRA 27 Juli 2007 13. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. SMGR 7 Agustus 2007 14. PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. SOBI 22 Agustus 2007 15. PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. HITS 11 September 2007 16. PT Jaya Pari Steel Tbk. JPRS 12 Desember 2007 17. PT Delta Dunia Petroindo Tbk. DOID 15April 2008

(57)

saham yang terjadi lebih besar pada saat sebelum stock split maka stock split membawa dampak negatif terhadap perusahaan. sebaliknya apabila return saham sebelum stock split lebih kecil maka stock split memberikan dampak positif pada perusahaan. Perusahaan yang mengalami dampak positif adalah ISAT, SMAR, EKAD, TSPC, SOBI, HITS, dan DOID. Perusahaan yang mengalami dampak negatif adalah RIGS, HEXA, PRAS, APOL, TMAS, DAVO, AKRA, SMGR, dan JPRS.

Berdasarkan rata-rata bid ask spread sebelum dan sesudah stock split, dapat diketahui bahwa bid ask spread sebelum dan sesudah stock split adalah berbeda. Apabila bid ask spread yang terjadi lebih besar pada saat sebelum stock split maka stock split membawa dampak negatif terhadap perusahaan, sebaliknya apabila bid ask spread sebelum stock split lebih kecil maka stock split memberikan dampak positif pada perusahaan. Perusahaan yang mengalami dampak positif adalah ISAT, RIGS, SMAR, TGKA, PRAS, TSPC, APOL, TMAS, DAVO, SMGR, HITS, JPRS, dan DOID. Perusahaan yang mengalami dampak negatif adalah HEXA, EKAD, AKRA, dan SOBI.

(58)

dan JPRS. Perusahaan yang mengalami dampak negatif adalah RIGS, TGKA, HEXA, PRAS, EKAD, APOL, TMAS, DAVO, SMGR, SOBI, dan DOID.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif

Setelah dilakukan perhitungan data penelitian pada masing-masing variabel seperti pada lampiran, selanjutnya dapat dijelaskan tentang deskriptif variabel penelitian, yaitu pergerakaan return saham, bid ask spread, dan Trading Volume Activity pada periode penelitian.

a. Statistitik Deskriptif Terhadap Return Saham

Deskripsi statistik untuk return saham selama periode pengamatan dapat disajikan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Return Saham Periode N Mean Standar

Deviasi

Minimum Maksimum -5 17 -0,0027009 0,0237541 -0,0666667 0,0396825

17 0,0039783 0,0118382 -0,0214017 0,0303305

Sesudah

stock split 17 0,0008753 0,0173881 -0,0285714 0,0390472

(59)

Gambar 4.1

Pergerakan Return Saham Selama Event Windows

-0,8

(60)
(61)

nilai terendah 0,0351758 yang terdapat pada PT Semen Gresik (Persero) Tbk dan standar deviasi 0,0173218 serta nilai mean sebesar -0,0039079. Tabel di atas menunjukkan variabel return saham sebelum stock split mempunyai nilai maksimum sebesar 0,0303305, nilai minimum sebesar -0,0214017, nilai mean sebesar 0,0039783 dan nilai standar deviasinya sebesar 0,0118382. Return saham setelah stock split mempunyai nilai maksimum sebesar 0,0390472, nilai minimum sebesar -0,0285714, nilai mean sebesar 0,0008753 dan nilai standar deviasinya sebesar 0,0173881.

Rata-rata return saham sesudah dilakukan stock split mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa informasi stock split memberikan sinyal negatif kepada pasar yang dicerminkan dengan turunnya return saham setelah dilakukan stock split. Hal ini bertentangan dengan signalling theory yang menyatakan bahwa stock split memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substansial yang merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang. Peningkatan return di masa depan akan mengindikasikan peningkatan kinerja perusahaan yang dapat menyebabkan harga saham akan naik. Stock split dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki kinerja dan prospek yang bagus di masa yang akan datang.

(62)

hari -2 kembali mengalami peningkatan hingga didapatkan rata-rata return saham positif. Pada hari -1 kembali mengalami penurunan. Pada saat dilakukan stock split (t0) rata-rata return saham mengalami penurunan yang paling tajam hingga nilainya negatif, dengan ratarata mencapai -0,7177899. Return saham yang dihasilkan pada saat dilakukan stock split bernilai negatif. Hal ini disebabkan harga per lembar saham emiten yang lebih rendah setelah dilakukan stock split. Hari +1 mengalami peningkatan namun kembali menurun pada hari +2. Pada hari +3 dan +4 terus mengalami peningkatan. Namun hari ke +5 kembali mengalami penurunan.

b. Statistitik Deskriptif Terhadap Bid Ask Spread

Deskripsi statistik untuk bid ask spread selama periode pengamatan dapat disajikan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Bid Ask Spread Periode N Mean Standar

Deviasi

Minimum Maksimum -5 17 0,2573292 0,6565469 0,0000000 2,0000000

Sebelum SS 17 0,1773520 0,4158328 0,0030708 1,6567050

Sesudah SS 17 0,2434130 0,6112699 -0,2731147 2,0000000

(63)

Gambar 4.2

Pergerakan Bid Ask Spread Selama Event Wndows

0

(64)
(65)

PT INDOSAT Tbk, standar deviasi 0,6493095 dan nilai mean sebesar 0,2914345. Untuk bid ask spread pada t+4 mempunyai nilai tertinggi 2,0000000 yang terdapat pada PT Tigaraksa Satria Tbk dan PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk, nilai terendah 0,0050378 yang terdapat pada PT Semen Gresik (Persero) Tbk, standar deviasi sebesar 0,6519902 dan nilai mean sebesar 0,2717995. Sedangkan untuk bid ask spread pada t+5 memiliki nilai tertinggi sebesar 2,00000 yang terdapat pada PT Tigaraksa Satria Tbk dan PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk, nilai terendah 0,00522 yang terdapat pada PT Semen Gresik (Persero) Tbk dan standar deviasi 0,6516868 serta nilai mean sebesar 0,2808936. Tabel di atas menunjukkan variabel bid ask spread sebelum stock split mempunyai nilai maksimum sebesar 1,6567050, nilai minimum sebesar 0,0030708, nilai rata-rata sebesar 0,1773520 dan nilai standar deviasinya sebesar 0,4158328. Sedangkan bid ask spread setelah stock split mempunyai nilai maksimum sebesar 2,0000000, nilai minimum sebesar -0,2731147, nilai rata-rata sebesar 0,2434130 dan nilai standar deviasinya sebesar 0,6112699.

(66)

+3 rata-rata bid ask spread meningkat tajam .Hari +4 terus mengalami peningkata dan hari +5 cenderung sama pada hari +5. Hal ini menunjukkan bahwa bid ask spread mengalami penurunan pada hari-hari sebelum dilakukan stock split, dan meningkat setelah dilakukan stock split, yang berarti bahwa biaya transaksi justru meningkat setelah dilakukan stock split yang mengindikasikan likuiditas saham menurun.

c. Statistitik Deskriptif Terhadap Trading Volume Activity

Deskripsi statistik untuk Trading Volume Activity selama periode pengamatan dapat disajikan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif Trading Volume Activity Periode N Mean Standar

Deviasi

Minimum Maksimum -5 17 0,0010252 0,0016543 0,0000000 0,0061167

17 0,0016648 0,0017783 0,0000000 0,0057440

Sesudah

stock split 17 0,0013497 0,0015592 0,0000000 0,0046865

(67)

Gambar 4.3

Pergerakan Trading Volume Activity Selama Event Windows

0

(68)
(69)
(70)

mempunyai nilai maksimum sebesar 0,0046865, nilai minimum sebesar 0,0000000, nilai rata-rata sebesar 0,0013497 dan nilai standar deviasinya sebesar 0,0015592.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa rata-rata TVA menjelang dilakukan stock split yaitu dimulai pada hari -5 dan -6 menunjukkan kenaikan, namun pada hari -3 terjadi penurunan, tetapi terus meningkat dari hari -2 sampai saat dilakukan stock split. TVA terus mengalami penurunan setelah dilakukan stock split dari hari +1 smapai +3. Paa hari +4 TVA mengalami kenaikan, namun kembali menurun pada hari +5. Dari grafik dapat dilihat bahwa informasi stock split lebih direspon oleh publik pada hari sebelum dilakukan oleh stock split. Hal ini disebabkan karena informasi stock split sudah diketahui oleh sebagian investor sejak RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Stock split mengindikasikan prospek bagus dari perusahaan karena mampu menanggung biaya yang terjadi dari stock split, sehingga investor sudah mulai berekasi sebelum dilakukan stock split.

2. Uji Normalitas Data

(71)

a. Uji Normalitas Return Saham

Uji normalitas data rata-rata untuk return saham sebelum dan sesudah stock split ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Data Rata-Rata Return Saham Item yang diuji Asymptotic

significance-2-tailed

Interpretasi Sebelum stock split 0,82124 Berdistribusi normal Sesudah stock split 0,74769 Berdistribusi normal

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata return saham sebelum dan sesudah stock split berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan semua nilai p value diatas 0,05. Dengan demikian untuk pengujian hipotesis pertama digunakan uji parametrik dengan paired samples t-test. b. Uji Normalitas Bid Ask Spread

Uji normalitas data rata-rata untuk bid ask spread sebelum dan sesudah stock split ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas Data Rata-Rata Bid Ask Spread Item yang diuji Asymptotic

significance-2-tailed

Interpretasi

Sebelum stock split 0,00509 Tidak berdistribusi normal Sesudah stock split 0,00687 Tidak berdistribusi normal

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

(72)

Berikut ini adalah tabel hasil uji normalitas data bid ask spread setelah di

transformasi.

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Data Rata-Rata Bid Ask Spread Setelah Transformasi Logaritma Natural

Item yang diuji Asymptotic significance-2-tailed

Interpretasi Sebelum stock split 0,85757 berdistribusi normal Sesudah stock split 0,38816 berdistribusi normal

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel diatas terlihat bahwa bid ask spread telah berdistribusi

normal karena p value > 0,05. Dengan demikian untuk pengujian hipotesis kedua digunakan uji parametrik dengan paired samples t-test.

c. Uji Normalitas Trading Volume Activity

Uji normalitas data rata-rata untuk Trading Volume Activity sebelum dan sesudah stock split ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Data Rata-Rata Trading Volume Activity Item yang diuji Asymptotic

significance-2-tailed

Interpretasi Sebelum stock split 0,50092 Berdistribusi normal Sesudah stock split 0,35610 Berdistribusi normal

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
TABEL 3.1 Rincian Perolehan Sampel
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebugaran jasmani dengan keterampilan lompat jauh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 sumenep tahun

Setelah meninggakan istana Surakarta pada tahun 1746, Pangeran Mangkubumi telah kembali untuk mencari perlindungan kepada VOC berdasarkan saran berkali-kali dan

Keluarga perlu mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh penyakit stroke serta kemungkinan komplikasi yang akan terjadi pasca stroke, kesembuhan pasien juga akan

Setelah adanya perhitungan dapat dilihat bahwa waktu pengamatan pada loket Manajemen lebih besar dari waktu yang diharapkan maka hpotesa yang menandakan bahwa pelayanan loket yang

Pada bagian ini disajikan uraian tentang metode dan langkah – langkah penelitian secara operasional, antara lain yaitu pendekatan dan jenis penelitian, populasi,

&#34;Pelanggaran HAM adalah segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang termasuk aparat negara baik disegaja maupun tidak disengaja yang dapat mengurangi,

Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan

[r]