• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di Rsud Pirngadi Medan Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di Rsud Pirngadi Medan Tahun 2009"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PERNYATAAN CONTENT VALIDITY

NAMA : DONA MARTILOVA

NIM : 085102021

JUDUL : PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG

IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009

Menyatakan bahwa kuesioner mahasiswa tersebut diatas dinyatakan valid dengan jumlah kuesioner 28 pertanyaan

Medan, Februari 2009

Diketahui Hormat saya

Dokter anak

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul : Pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2009

Peneliti : DONA MARTILOVA Pembimbing : Ir. Dwi Lindarto.MT

Nama saya Dona Martilova, mahasiswa D-IV Bidan pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya, sedang melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir di RSUD Pirngadi Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dimana penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika ibu bersedia, maka saya akan memberikan lembar kuesioner untuk diisi. Peneliti menjamin identitas dan kerahasiaan jawaban yang ibu berikan dan akan digunakan hanya untuk penelitian ini. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, jika ibu tidak bersedia menjadi responden kami tidak memaksa dan tetap menghargai keputusan itu.

Terima kasih atas perhatian dan partisipasinya.

Peneliti Responden

(3)

KUISIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR DIRSUD PIRNGADI MEDAN

NoResponden:………. Diisi oleh peneliti

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini, serta beri tanda silang pada jawaban yang benar dilembar kuisiner yang telah disediakan.

I. Umur :

I. Karakteristik Responden

1. 15-20 2. 21-30 3. 31-40

II. Pendidikan terakhir : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. DIPLOMA 5. SARJANA 1. Jumlah persalinan yang pernah dialami :

(4)

II. Isilah jawaban dikolom YA dan TIDAK dengan menggunakan tanda cheklist(√)

N O

PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN

YA TIDAK

1 Bayi kuning adalah bayi yang menderita warna kuning yang terlihat pada kulit atau tubuh lainnya 2 Jika bayi ibu mengalami bayi kuning maka yang

pertama kali ibu sadari adalah terjadinya perubahan warna kulit

3 Menurut ibu, penyakit bayi kuning sering diderita pada bayi yang kurang bulan

4 Menurut ibu, penyakit bayi kuning sering diderita pada bayi yang lahir dengan berat badan dibawah 2500 gr

5 Apakah penyakit bayi kuning juga bisa diderita pada bayi yang cukup bulan

6 Menurut perkiraan ibu, bayi kuning merupakan penyakit yang sama dengan penyakit hepatitis 7 Bayi kuning merupakan penyakit keturunan 8 Apakah bayi kuning merupakan penyakit yang

menular

9 Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan pada bayi kuning

10 Menurut ibu, bayi kuning terjadi akibat pemberian minum yang tidak mencukupi

11 Salah satu akibat bayi kuning adalah gangguan pada tumbuh kembang bayi

(5)

III. Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai jawaban yang paling anda anggap benar 13. Menurut ibu selama ini bayi kuning itu ada berapa jenis...

a. Kuning yang normal b. Kuning yang tidak normal

c. Kuning normal dan kuning tidak normal

14.Warna kuning yang normal pada bayi kuning adalah………. a. Warna kuning yang muncul setelah 24 jam bayi baru lahir

b. Warna kuning yang timbul pada hari ke 2-3 dan tampak jelas pada hari ke 5-6 dan akan menghilang pada hari ke10

c. Warna kuning yang kadang muncul terkadang tidak. 15.Warna kuning yang tidak normal pada bayi kuning adalah...

a. Warna kuning yang muncul setelah 24 jam bayi baru lahir

b. Warna kuning yang timbul pada hari ke 2-3 dan tampak jelas pada hari ke 5-6 dan akan menghilang pada hari ke10

c. Warna kuning yang kadang muncul terkadang tidak. 16.Menurut ibu manakah yang paling perlu diwaspadai...

a. Bayi kuning yang normal b. Bayi kuning yang tidak normal c. Bayi kuning normal dan tidak normal

17. Bayi kuning yang normal disebabkan karena…………

a. karena adanya salah satu fungsi organ tubuh khususnya fungsi hepar(hati) yang belum matang

b. Karena adanya riwayat penyakit dari ibu seperti kelainan pembesaran organ hati

c. Terjadinya Infeksi baik pada ibu maupun pada bayi

18.Selain penyebab diatas bayi kuning normal juga bisa disebabkan karena... a. kondisi kesehatan ibu yang buruk

b. pemberian minum yang tidak mencukupi c. terjadinya infeksi pada ibu maupun pada bayi 19. Bayi kuning yang tidak normal disebabkan karena...

a. Karena adanya salah satu fungsi organ tubuh khususnya fungsi hepar(hati) yang belum matang

b. Adanya produksi zat warna didalam tubuh yang berlebihan c. Adanya infeksi pada bayi dan ibu

20.Selain penyebab diatas ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi kuning tidak normal diantaranya adalah...

a. adanya riwayat keluarga yang menderita darah rendah

(6)

c. adanya riwayat keluarga yang menderita infeksi 21. Gejala-gejala dari bayi kuning normal adalah...

a. Kulit terlihat warna kuning dimana timbul pada hari pertama (24 jam setelah lahir)

b. Kulit terlihat warna kuning dimana timbul pada 2-3 hari setelah bayi lahir c. Ketika lahir kulit bayi sudah berwarna kuning

22. Bayi kuning normal dapat diamati dengan cara...

a. Dilihat dengan cahaya buatan/cahaya matahari dimana (bagian bola mata yang berwarna putih) diregangkan dengan kedua jari

b. Bayi tidak mau menghisap, terkadang mata yang berputar,leher kaku serta kejang

c. Bayi selalu terlihat menangis, gelisah, dan rewel 23. Gejala-gejala dari bayi kuning tidak normal adalah...

a. Kulit terlihat warna kuning dimana timbul pada hari pertama (24 jam setelah lahir)

b. Kulit terlihat warna kuning dimana timbul pada 2-3 hari setelah bayi lahir c. Ketika lahir kulit bayi sudah berwarna kuning

24. Bayi kuning tidak normal dapat diamati dengan cara...

a. Dilihat dengan cahaya buatan/cahaya matahari dimana (bagian bola mata yang berwarna putih) diregangkan dengan kedua jari

b. Bayi tidak mau menghisap, terkadang mata yang berputar,leher kaku serta kejang

c. Bayi selalu terlihat menangis, gelisah, dan rewel 25. Bayi kuning normal dapat ditangani dengan...

a. Hanya dengan memberikan obat-obatan untuk mencegah penyakit tersebut

b. Pemberian minum yang mencukupi dengan jumlah cairan dan kalori yang mencukupi

c. Hanya dengan melakukan pencegahan infeksi agar tidak menimbulkan penyakit tersebut.

26. Bayi kuning tidak normal dapat ditangani dengan...

a. Pemberian obat-obatan, fototerapi(penyinaran),transfusi tukar b. Dengan pemberian minum yang mencukupi

c. Dengan pencegahan infeksi

27. Bila tidak ditangani dengan baik maka bayi kuning tidak normal akan menyebabkan...

a. Kecacatan

b. Kernikterus(komplikasi penyakit tingkat lanjut) c. Kelainan organ-organ tubuh

(7)

Tidak normal maka upaya yang dilakukan adalah... a. Pemberian obat-obat saja

b. Pemberian minum saja c. Tranfusi tukar

IV. Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat anda

(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : DONA MARTILOVA

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : PEKANBARU/ 08 JUNI 1985

AGAMA : ISLAM

ALAMAT : JL.PRAMUKA GG.SIAGA NO.1 RUMBAI PEKANBARU- RIAU

RIWAYAT PENDIDIKAN:

NO JENIS PENDIDIKAN TEMPAT PENDIDIKAN TAHUN LULUS 1 2 3 4 5 6

TK PUSPA DHARMA RINI SDN 003 RUMBAI

SLTP N 006 RUMBAI SLTA N 003 RUMBAI AKADEMI KEBIDANAN FLORA MEDAN

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK USU PEKANBARU PEKANBARU PEKANBARU PEKANBARU MEDAN MEDAN 1991 1997 2000 2003 2006 2009 RIWAYAT PEKERJAAN:

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Azhari, (2002), Faktor-Faktor Mutu Pelayanan Puskesmascom, diperoleh tanggal 24 Mei 2009

Depkes,(2003), Panduan Manajemen Masalah BBL Untuk Dokter Bidan dan Perawat Di Rumah Sakit: Jakarta.

,(2006),Manajemen Terpadu Balita Sakit : Jakarta Farer.H,(2001), Perawatan Maternitas, EGC:Jakarta

Hidayat.A.A.A,(2007), Metodologi Kebidanan dan Teknik Analisis Data Edisi pertama, SalembaMedika:Jakarta

Istiarti, T.(2000). Menanti Buah Hati, Kaitan Antara Kemiskinan Dan Kesehatan. Yogyakarta :Media Pressindo

Manuaba.IBG,(2002), Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC: Jakarta

,(2008), Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan, EGC: Jakarta

Machfoedz.I,(2008), Metodologi Penelitian, Fitramaya: Yogyakarta

Nursalam,(2005), Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Salemba Medika: Jakarta Notoatmodjo.S,(2007), Kesehatan Masyarakat ilmu dan seni, Rineka Cipta:Jakarta

,(2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta:Jakarta

(10)

Oswari,(2006), Ikterus Berlanjut Pada Bayi, com, diperoleh tanggal 24 september 2008

Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU,(2008),Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Medan

Prasetyo, Bambang.(2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif, PT. Raya Grafindo Persada: Jakarta

Risa,(2006),Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, ,diperoleh tanggal 17 oktober 2008

Salam.B,(2003), Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan, Rineka Cipta: Jakarta Sarwono.P,(1999), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta

Sastroasmoro,(2004), Tata laksana ikterus neonatorum, yanmedikdepkes.com, diperoleh tanggal 24 september 2008.

,(2002), Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi ke-2, Jakarta Satyawati,(2006), Diagnosis klinis ikterus secara visual pada bayi berat bayi cukup di

Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta (17

oktober 2008).

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan 1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: infra penglihatan,pendengaran, penciuman, rasa,dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.(Notoatmodjo. 2007. hlm.143)

Selain itu pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, ide, kenyataan, pengalaman, yang diperoleh seseorang, karena telah melakukan penginderaan dengan melihat, memikirkan, dan mengamati kemudian menghubungkan masalah pada objek tersebut(Salam. 2003. hlm.42).

2. Tingkat Pengetahuan

(12)

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. “Aplikasi”, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. “Analisis”, diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. “Sintesis”,menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. “Evaluasi”, berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini dilakukan berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada (Notoatmodjo.2007.hlm.145).

3. Sumber Pengetahuan Masalah Yaitu:

(13)

ialah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah SWT kepada manusia lewat para nabi yang diutusnya.(Salam.2003.hlm. 99-104)

4. Pengetahuan Yang Dimiliki Manusia Yaitu:

Pengetahuan biasa atau common sense. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari. Titus mengemukakan ciri khusus dari common sense yaitu: Common sense cenderung menjadi biasa dan tetap, atau bersifat peniruan, serta pewarisan dari masa lampau. Common sense sering kabur atau samar dan memiliki arti ganda. Common sense merupakan suatu kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji atau tidak pernah diuji kebenarannya. Pengetahuan ilmu, pengetahuan filsafat, pengetahuan religi yaitu pengetahuan agama, pengetahuan atau kebenaran bersumber dari agama.(Salam. 2003. hlm. 29)

Berdasarkan teori diatas, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu ada yang merupakan pengetahuan pengalaman sehari-hari, ilmu filsafat dan keagamaan yang dapat berupa fakta, konsep, prosedur, metakognitif. Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan melalui tahapan yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.

Pengukuran pengetahuan yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket. Pertanyaan-pertanyaan yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan.

(14)

Menurut Arikunto dalam buku Machfoedz, pengetahuan dibedakan atas tiga kategori yaitu: kategori baik bila 76-100%, (jika responden mampu menjawab 23-29 pertanyaan), kategori cukup bila 56-75%, (jika responden mampu menjawab 17-22 pertanyaan), kategori kurang bila <55%, (jika responden mampu menjawab 1-16 pertanyaan)

B. Post partum

Post partum merupakan suatu masa yang dimulai setelah masa persalinan selesai dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi,seluruh alat genital baru pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan, idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. ( Sarwono. 2005. hlm. 237)

C. Ikterus

1. Pengertian

Ikterus adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain akibat penumpukan bilirubin. (Surasmi.2003.hlm 57)

Ikterus (jaundice) diartikan sebagai perubahan warna kulit menjadi kuning akibat pewarnaan jaringan oleh bilirubin.(Farrer.1999.hlm.196)

(15)

menjadi zat heme dan globin. Dalam proses berikutnya,zat-zat ini akan berubah menjadi bilirubin bebas atau indirect. Dalam kadar tinggi bilirubin bebas ini bersifat racun, sulit larut dalam air dan sulit dibuang.

Untuk menetralisirnya, organ hati akan mengubah bilirubin indirect menjadi direct yang larut dalam air. Masalahnya, organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal dalam mengeluarkan bilirubin tersebut. Masa matang organ hati pada setiap bayi berbeda. Namun umumnya, pada hari ketujuh organ hati mulai biasa melakukan fungsinya dengan baik. Itulah mengapa, setelah berumur 7 hari rata-rata kadar bilirubin bayi sudah kembali normal. Tapi, ada juga yang menyebutkan organ hati mulai biasa berfungsi pada usia 10 hari. (Satyawati,2006, Diagnosis klinis ikterus secara visual pada bayi berat bayi cukup di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta, ,¶2-3, http://www.pediatric.com,diperoleh tanggal 17 oktober 2008).

2. Pembagian

Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan patologis a. Ikterus Fisiologis

1. Pengertian Ikterus Fisiologis

Adalah warna kuning yang timbul pada hari ke-2/ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5/ke-6 dan menghilang pada hari ke-10. (Ngastiyah,2005.hlm274) 2. Penyebab Ikterus Fisiologis

(16)

terjadi pada sebagian besar neonatus. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar eritrosit neonatus dan umur eritrosit yang lebih pendek(80-90 hari) dan fungsi hepar yang belum matang. Peningkatan bilirubin ini tidak melebihi 10mg/dl pada bayi cukup bulan dan 12mg/dl pada bayi kurang bulan yang terjadi pada hari 2-3, dan mencapai puncaknya pada hari ke 5-7, kemudian menurun kembali pada hari ke-14.( Surasmi. 2003. hlm.59)

Karena kurangnya protein Y dan Z, enzim glukoronil transferase yang belum cukup jumlahnya.(Ngastiyah. 2005. hlm. 274). Selain itu bisa karena pemberian minum yang belum mencukupi. Bayi yang puasa panjang atau asupan kalori/cairan yang belum mencukupi akan menurunkan kemampuan hati untuk memproses bilirubin. (Nursalam. 2005. hlm. 108)

3. Gejala Ikterus Fisiologis

(17)

Pengalaman juga membuktikan bahwa derajat intensitas ikterus tidak selalu sama dengan kadar bilirubin darah( Wahidiyat. 2002. hlm.1102).

Kadar bilirubin diukur dengan mengambil beberapa tetes darah ditumit bayi (Sears. 2007 .hlm.73).

4. Penanganan Ikterus Fisiologis

Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan yang khusus, kecuali pemberian minum sedini mungkin dengan jumlah cairan dan kalori yang mencukupi. Pemberian minum sedini mungkin akan meningkatkan motalitas usus dan juga menyebabkan bakteri diintroduksi ke usus. Bakteri dapat merubah bilirubin direk menjadi urobilin yang tidak dapat diabsorpsi kembali.Dengan demikian, kadar bilirubin serum akan turun.

Meletakkan bayi dibawah sinar matahari selama 15-20 menit, ini dilakukan antara pukul 06.30-08.00. Apabila ikterus makin meningkat intensitasnya, harus segera dilaporkan karena perlu penanganan yang khusus (Surasmi. 2003. hlm. 61).

(18)

3. Pengamatan Ikterus

[image:18.612.108.550.400.527.2]

Secara klinis ikterus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa hari kemudian. Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup. Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang, terutama pada neonatus yang kulitnya gelap. Penilaian ikterus akan lebih sulit jika pasien sedang mendapat terapi sinar. Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan jaringan subkutan. Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut.

Tabel 2.1. Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1 Setiap ikterus yang

terlihat bagian tubuh

manapun Ikterus berat

Hari 2 Lengan dan tungkai

Hari3, dan seterusnya, Tangan dan kaki

(19)
[image:19.612.107.548.96.352.2]

Tabel 2.2. klasifikasi ikterus

Tanya dan lihat Tanda / gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus ? Ikterus segera setelah lahir Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia > 14 hari

Ikterus patologis

Daerah mana yang ikterus?

Bayinya kurang bulan? Warna tinja?

Ikterus lutut / siku /lebih

Bayi kurang bulan Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari Tanda patologis(-)

Ikterus fisiologis (Dikutip dari Depkes.RI, 2006. Manajemen Terpadu Balita Sakit)

b. Ikterus Patologis

1. Pengertian Ikterus Patologis

Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus patologis juga bisa menyebabkan kernikterus yaitu suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin inderek pada otak. (Wahidiyat. 2002. hlm. 1101)

2. Penyebab Ikterus Patologis

Keadaan ikterus patologis dipengaruhi oleh:

(20)

darah (RH, ABO antagonis, defisiensi G-6-PD dan sebagainya). Gangguan dalam ambilan dan konjugasi hepar yang disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya substrat untuk konjugasi hepar yang disebabkan imaturitas hepar akibat asidosis hipoksia, dan infeksi, atau tidak terdapat enzim glukuronil transferase (G-6-PD). Gangguan transportasi bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian diangkut kehepar. Ikatan ini dapat dipengaruhi oleh obat seperti salisilat dan lain-lain. Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat pada otak (terjadi kernikterus). Gangguan dalam ekskresi akibat sumbatan dalam hepar atau diluar hepar. Akibat kelainan bawaan atau infeksi, kerusakan hepar oleh penyebab lain. (Ngastiyah. 2005. hlm.275)

Faktor-faktor resiko untuk menimbulkan ikterus:

Faktor maternal yaitu komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh), ASI. Faktor perinatal yaitu trauma lahir (sefalhematome, ekimosis), infeksi (bakteri, virus,protozoa). Faktor neonatus yaitu Prematuritas dan BBLR, faktur genetik, polisitemia, obat(streptomisin, kloramfenikol, benzyalkohol, sulfisuxazol), rendahnya asupan ASI, hipoglikemia, hipoalbuminemia.

Beberapa riwayat keadaan yang menyebabkan ikterus patologis:

(21)

tindakan/komplikasi.Riwayat inkompatibilitas darah. Riwayat keluarga yang menderita anemia, pembesaran hepar, dan limpa.

(Risa,2006,¶6,Hiperbilirubinemia Pada Neonatus,http://www.pediatrik.com, diperoleh tanggal 17 oktober 2008).

3. Gejala Ikterus Patologis

Ikterus terjadi pada 24 jam pertama. Pada permulaan tidak jelas, yang tampak mata berputar-putar, letargi/lemas kejang, tidak mau menghisap, tonus otot meninggi, leher kaku, dan akhirnya opiscotonus. Bila bayi hidup pada umur lanjut dapat terjadi spasme otot, opiscotonus, kejang, mitosis, yang disertai ketegangan otot, dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental. Peningkatan konsentrasi bilirubin 5mg% atau lebih setiap 24 jam. Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10mg% pada neonatus kurang bulan dan 12,5mg% pada neonatus cukup bulan. Ikterus yang menetap sesudah 2 minggu pertama (Ngastiyah. 2005.hlm. 274)

4. Penanganan Ikterus Patologis

(22)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan-hubungan antara konsep yang satu dengan yang lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka. (Machfoedz. 2008. hlm.37)

skema 1. Kerangka Konsep Pengetahuan ibu post

partum tentang ikterus : 1.Pengertian ikterus 2.Pembagian ikterus 3.Penyebab ikterus 4.Gejala ikterus 5.Penanganan ikterus

Pengetahuan ibu post partum:

- Baik - Cukup - Kurang

Karakteristik responden: - Usia

- Pendidikan - Paritas

(23)

B. Defenisi Operasional NO Variabel Defenisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Pengetahuan

Ikterus

Segala sesuatu yang diketahui ibu post partum tersebut berkaitan dengan pengertian, pembagian, penyebab, gejala, dan penanganan ikterus

kuesioner Wawancara 1. Baik jika skor Nilai (76- 100%) 2. Cukup jika skor nilai (56- 75%)

3. Kurang jika

Skor nilai (<55%)

Ordinal

2. Umur Lamanya hidup

dalam tahun yang terhitung sejak lahir hingga saat dilakukan penelitian

kuesioner wawancara 1. 15-20 tahun 2. 21-30 tahun 3. 31-40 tahun

Interval

3. Paritas Jumlah

persalinan yang dialami oleh ibu

kuesioner wawancara 1. 1 2. 2-3 3. 4-6

Nominal

4. Pendidikan Jenjang pendidikan

formal yang dilewati

responden

kuesioner wawancara 1. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. Diploma 5. Sarjana

Ordinal

5 Sumber informasi

Suatu media atau sarana yang berfungsi

sebagai tempat mendapatkan kabar atau berita tentang sesuatu

kuesioner wawancara 1. Media cetak 2. Tenaga kesehatan 3. Sarana kesehatan 4. Pengalaman 5. Lingkungan 6. tidak pernah

(24)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan mengidentifikasi pengetahuan ibu postpartum tentang

ikterus pada bayi baru lahir di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2009.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Machfoedz. 2007. hlm.44) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum yang ada di RSUD Pirngadi Medan yaitu pada bulan Maret-April 2009. Hasil survey data sebelumnya dari bulan Agustus-Oktober 2008 adalah 283 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi (Machfoedz. 2007.hlm.44). Sampel penelitian ini dengan kriteria: seluruh ibu post partum yang melahirkan di RSUD Pirngadi, baik yang melahirkan normal maupun sectio. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana dengan mengundi no reponden dengan mengambil kelipatan yang ganjil serta menggunakan rumus:

Za 2 PQ N =

(25)

Keterangan :

N : jumlah sampel Za : Tingkat kemaknaan P : proporsi dari pustaka Q : 1-P

d : ketepatan relative yang ditetapkan oleh peneliti

Jadi, sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: diketahui : Za = 1,96; P = 0,50; Q= 0,50 ;d = 10%

Za 2 PQ N=

d 2

( 1,96 )2 . 0,5. 0,5 N=

0,01

3,8416 . 0,25 N=

0,01

0,9604 N=

0,01

= 96,04 = 96

(26)

n’ = n / (1-F) keterangan :

F = perkiraan proporsi drop out n’= besar sampel yang akan dihitung

Dengan perkiraan proporsi drop out 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:

n’ = 96 / (1-0,1) = 96 / 0.9 = 106,67 (107)

Jadi jumlah sampel yang diperoleh adalah 107 orang ( Sastroasmoro. 2002. hlm. 283)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

(27)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2009 D. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU dan izin dari Direktur RSUD Pirngadi Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrument, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

(28)

kuesioner yaitu model pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dan pertanyaan terakhir tentang sumber informasi dalam bentuk essai. Jadi, total pertanyaan adalah 29 soal. Skala pengukuran pengetahuan adalah jika jawaban yang benar diberi nilai atau skor 1 dan bila jawaban salah diberi nilai 0.

Maka aspek kategori pengetahuan responden, rentangnya adalah sebagai berikut: - Kategori baik bila 76-100%, jika responden mampu menjawab 23-29

pertanyaan

- Kategori cukup bila 56-75%, jika responden mampu menjawab 17-22 pertanyaan

- Kategori kurang bila <55%, jika responden mampu menjawab 1-16 pertanyaan

Uji validitas pada kuesioner ini menggunakan validitas isi (content validity). Yang dimaksud dengan validitas isi adalah subtansi pengukuran itu betul-betul mewakili konsep yang sudah dirumuskan dalam defenisi operasional, yang didasarkan pada landasan teori. (Machfoedz. 2007. hlm. 75).

Selain itu, content validity ini dilakukan dengan berkonsultasi pada yang ahli, dimana dalam hal ini dilakukan dengan dokter spesialis anak, yang tujuannya agar pertanyaan-pertanyaan dalam alat ukur itu tidak menyimpang dari konsep isi yang hendak diukur. Pada uji validitas ini pertanyaan yang dirubah adalah pertanyaan 13,14,19,24.

(29)

partum di klinik EVI jl. P.Denai. Uji realibilitas dilakukan dengan koefisien realibilitas alpha dan rumus Spearman Brown dengan bantuan program SPSS .

Kuisioner dinyatakan reliabel jika nilai rhitung > rtabel, dan kuisioner dinyatakan tidak reliabel jika nilai rhitung lebih < dari nilai rtabel, maka ttabel = 0,444. dari hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner, seluruh pertanyaan dinyatakan valid, karena nilai rhitung lebih besar dari nilai ttabel.

F. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari laporan rekam medik dari rumah sakit sedangkan data primer diperoleh dari kuesioner yang dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan beberapa pertanyaan yang ada, kuesioner diisi langsung oleh responden saat itu juga dan setelah kuesioner selesai diisi, dikumpulkan kembali.

(30)

Responden dipersilahkan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan penelitian dalam kuesioner. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi responden kemudian memeriksa kelengkapan data yang terkumpul pada kuesioner dan bila terdapat kesalahan dan kekurangan data maka diperbaiki dan dilengkapi dengan menggunakan pendataan ulang.

G. Analisa Data

(31)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

(32)
[image:32.612.141.518.128.445.2]

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan karakteristik responden Di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2009 (n= 96)

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) USIA :

- 15-20 tahun - 21-30 tahun - 31-40 tahun

7 61 28 7,3 63,5 29,2 PENDIDIKAN : - SD - SMP - SMA - DIPLOMA - SARJANA 11 33 40 10 2 11,5 34,4 41,7 10,4 2,1 PARITAS : - 1 - 2-3 - 4-6 33 47 16 34,4 48,9 16,7

(33)
[image:33.612.110.550.131.325.2]

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Ibu Post Partum di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2009

NO Sumber informasi Frekuensi

(f) Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 Media cetak Tenaga kesehatan Sarana kesehatan Pengalaman Lingkungan Tidak pernah 11 34 10 6 32 3 11,5 35,41 10,41 6,25 33,4 3,12

n= 96 100

(34)
[image:34.612.109.549.131.261.2]

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Post Partum di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2009

NO PENGETAHUAN Frekuensi

(f)

Persentase (%) 1

2 3

Baik Cukup Kurang

7 49 40

7,3 51 41,7

n= 96 100

(35)
[image:35.612.132.527.153.612.2]

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengertian, Pembagian, Penyebab, Gejala, Penanganan Ikterus

di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2009 (n=96)

PENGETAHUAN FREKUENSI (f) PERSENTASE (%)

PENGERTIAN : - Baik - Cukup - Kurang 27 56 14 27,08 58,34 14.58 PEMBAGIAN : - Baik - Cukup - Kurang 23 36 37 24 37,5 38,5 PENYEBAB : - Baik - Cukup - Kurang 23 34 39 23,96 35,42 40,62 GEJALA : - Baik - Cukup - Kurang 6 13 77 63 13,5 80,20 PENANGANAN : - Baik - Cukup - Kurang 27 18 51 28,13 18,75 53,12

(36)

adalah berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 37 responden (38,5%). Berdasarkan pertanyaan penyebab mayoritas responden adalah berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 39 responden (40,62%). Berdasarkan pertanyaan gejala maka mayoritas responden adalah berpengetahuan kurang sebanyak 77 responden (80,20%). Dan yang terakhir berdasarkan pertanyaan penanganan mayoritas responden juga berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 51 responden (53,12%).

B. Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandingkan hasil penelitian ini dengan literatur yang berhubungan. Yakni Pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir.

1. pengetahuan ibu post partum tentang ikterus berdasarkan karakteristik responden

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan bahwa mayoritas responden adalah berusia 21-30 tahun atau 61%.

Menurut Azhari (2002), bahwa umur merupakan salah satu bagian faktor dalam memutuskan untuk menggunakan pelayanan kesehatan dan sebelum memutuskan menggunakan pelayanan tersebut faktor pengetahuan sangat mempengaruhi seseorang dan pengetahuan tergantung dari seberapa besar tingkat usia yang dimiliki seseorang dalam menginterpretasikan berbagai informasi seputar ikterus pada bayi baru lahir.

(37)

mengerjakan berbagai hal maka secara otomatis pengetahuan orang tersebut akan bertambah. Namun, bisa juga semakin bertambah usia seseorang juga akan mempengaruhi kemampuan daya ingatan seseorang tersebut.

Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa mayoritas responden berdasarkan pendidikan adalah SMA sebanyak 40 responden atau 41,7%.

Azhari (2002) juga mengatakan bahwa tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu, menerima dan menolak sesuatu. Tingkat pendidikan formal memungkinkan adanya perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan terhadap suatu objek.

Selain itu dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah multigravida yaitu sebanyak 47 responden atau 48,9%.

Dalam hal ini salah satu cara mendapatkan pengetahuan yaitu dari pengalaman. Pengalaman merupakan cara mendapatkan pengetahuan yang efektif, karena dari pengalaman seseorang sedikit banyak akan tahu apa yang akan dialami sekarang dan apa yang akan terjadi nantinya. Sehingga individu itu akan mempersiapkannya.

2. Pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir berdasarkan sumber informasi

Dari hasil penelitian maka dapat diperoleh bahwa mayoritas responden mendapatkan informasi tentang ikterus dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 34 orang atau 35,41%.

(38)

dekat, media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan juga berprilaku sesuai dengan keyakinan tertentu sehingga seseorang berprilaku sesuai dengan keyakinan tersebut.

Informasi yang diperoleh dari berbagai media jelas akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

3. Pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir adalah mayoritas berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 49 responden (51%).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan dapat terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Dengan pengetahuan dapat juga mempengaruhi perilaku seseorang akan suatu keputusan tertentu misalnya saja bagaimana ide dasar/konsep yang kita miliki, apa dasar pengetahuan kita, standar apa yang dipakai untuk membuat pertimbangan yang baik.

(39)

dengan baik mengenai ikterus maka akan dapat membantu menurunkan angka kematian bayi.

4. Pengetahuan ibu post partum berdasarkan pengertian, pembagian, penyebab, gejala, penanganan.

Dari hasil penelitian maka diperoleh bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup pada pertanyaan tentang pengertian ikterus yaitu sebanyak 56 responden (58,34%), sedangkan mengenai pertanyaan pembagian, penyebab, gejala, penanganan, mayoritas responden adalah berpengetahuan kurang.

Menurut pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa dari 6 tingkatan pengetahuan, yang paling dasar adalah “tahu” yaitu mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau diterima.

Sesuai dengan pendapat diatas, jelas bahwa pengetahuan merupakan tingkat penilaian dasar dari kemampuan kognitif yang tujuannya adalah hanya untuk mencoba mengingat kembali terhadap suatu hal. Jadi, jika dalam pertanyaan khususnya selain pertanyaan pengertian, responden berpengetahuan kurang karena responden tidak dapat mengingat dan memahami secara detail tentang ikterus. Responden hanya mengingat dasar-dasar dari ikterus seperti tentang pertanyaan yang berkaitan dengan pengertian ikterus. Oleh karena itu, untuk pengukuran pengetahuan yang sering digunakan adalah melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis seperti kuesioner.

(40)

Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga bisa didapatkan dari tradisi.

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sidi Gazalba dalam buku Salam (2003), bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai.

Jadi sesuai hasil penelitian maka diperoleh hasil bahwa banyak responden yang mengetahui ikterus pada tahap dasar saja. Walaupun begitu banyak juga responden yang tidak mengetahui dengan jelas mengenai ikterus seperti tentang penyebabnya bahkan sampai penanganan. Ini dikarenakan bahwa masyarakat percaya bahwa ikterus merupakan penyakit yang tidak berbahaya. Jadi, mereka tidak perlu mengetahui secara rinci tentang ikterus, padahal ikterus jika dibiarkan akan sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian.

C. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan

(41)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian sesuai dengan karakteristik responden maka didapatkan berdasarkan usia yaitu mayoritas berusia 21-30 tahun sebanyak 61 responden atau 63,5%. Berdasarkan pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 40 responden atau 41,7%. Dan berdasarkan paritas mayoritas adalah multigravida sebanyak 47 responden atau 48,9%. Selain itu berdasarkan sumber informasi maka mayoritas mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 34 responden atau 35,41%.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir mayoritas berpengetahuan cukup sekitar 51 % atau sebanyak 49 responden.

(42)

B. Saran

1. Diharapkan kepada RSUD Pirngadi Medan dan petugas kesehatan untuk tetap terus memberikan penyuluhan yang intensif dan komunikasi langsung dalam pemberian informasi khususnya tentang ikterus pada bayi baru lahir, dalam rangka menurunkan angka kematian pada bayi.

2. Dari hasil penelitian ini maka diharapkan dapat menambah informasi bagi bidan yang ada dilapangan dalam memberikan penyuluhan khususnya kepada ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir.

3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan pada bidan yang ada di institusi pendidikan untuk memberikan informasi kepada mahasiswa sebagai bahan perbandingan terhadap materi pembelajaran khususnya tentang ikterus pada bayi baru lahir.

(43)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. (Manuaba.2002. hlm. 4)

Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal pada bulan pertama kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis, dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian ini terjadi di negara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini dan pengobatan yang tepat. (Depkes RI. 2003.hlm. 1)

(44)

Angka kematian bayi (AKB) diIndonesia, pada tahun 1997 tercatat sebanyak 41,4 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan menurut SDKI 2002, angka kematian bayi adalah 35 per 1000 kelahiran hidup.Dalam upaya mewujudkan visi “Indonesia sehat 2010”, maka salah satu tolak ukur adalah menurunnya angka mortalitas dan morbiditas neonatus, dengan proyeksi pada salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati billirubin(lebih dikenal sebagai kernikterus). Ensefalopati billirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat.(Sastroasmoro,2004,Tata laksana ikterus neonatorum,¶1,http//www. Yanmedik.depkes.net.com,diperoleh tanggal 24 september 2008).

Sampai saat ini ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir yang sering dihadapi tenaga kesehatan terjadi pada sekitar 25-50% bayi cukup bulan dan lebih tinggi pada neonatus kurang bulan. Oleh sebab itu memeriksa ikterus pada bayi harus dilakukan pada waktu melakukan kunjungan neonatal/pada saat memeriksa bayi diklinik. (Depkes RI. 2006. hlm. 24).

Ikterus(jaundice) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit(terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan. Pada sebagian besar neonatus, ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. (Risa,2006,¶1,Hiperbilirubinemia pada neonatus,http//www.pediatrik.com,diperoleh tanggal 17 oktober 2008).

(45)

2003, menemukan prevalensi ikterus pada bayi baru lahir sebesar 58%. RS. Dr. Sardjito melaporkan sebanyak 85% bayi cukup bulan sehat mempunyai kadar bilirubin diatas 5mg/dl dan 23,8% memiliki kadar bilirubin diatas 13mg/dl dan 23,8% memiliki kadar bilirubin diatas 13mg/dl.(Sastroasmoro,2004,Tata laksana ikterus neonatorum,¶3,http//www. Yanmedik.depkes.net.com,diperoleh tanggal 24 september 2008).

Data yang agak berbeda didapatkan dari RS. Dr. Kariadi Semarang dimana insidens ikterus pada tahun 2003 hanya sebesar 13,7%, 78% diantaranya merupakan ikterus fisiologis dan sisanya ikterus patologis. Angka kematian terkait hiperbilirubinemia sebesar13,1%. Didapatkan juga data insidens ikterus pada bayi cukup bulan sebesar 12,0% dan bayi kurang bulan 22,8%. Insidens ikterus neonatorum di RS.Dr. Soetomo Surabaya sebesar 30% pada tahun 2000 dan 13% pada tahun 2002. (Sastroasmoro,2004,Tata laksana ikterus neonatorum,¶3,http//www.Yanmedik.depkes.net.com, diperoleh tanggal 24 september 2008).

Dari survey awal yang peneliti lakukan pada bulan oktober 2008 melalui data rekam medik, insidens ikterus di RSUD Pirngadi Medan didapatkan hasil yaitu pada tahun 2006 bayi kurang bulan (18 orang pasien) dan bayi cukup bulan(10 orang pasien) . Sedangkan pada tahun 2007 bayi kurang bulan (10 orang) dan bayi cukup bulan (9 orang).

(46)

kematian bayi khususnya ikterus. Oleh karena itu, berdasarkan data diatas maka penelitian ini perlu dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir di rumah sakit Pirngadi Medan tahun 2009

C Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir di RSUD Pirngadi Medan tahun 2009

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden. b. Untuk mengidentifikasi sumber informasi responden

c. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir yang berkaitan dengan pengertian ikterus, pembagian ikterus, penyebab ikterus, gejala ikterus, serta penanganan ikterus.

D. Manfaat Penelitian

1.Bagi Institusi Rumah Sakit

(47)

maka diharapkan rumah sakit beserta tenaga kesehatan untuk lebih aktif melakukan penyuluhan tentang ikterus pada bayi baru lahir.

2.Bagi bidan di Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada bidan untuk memberikan informasi kepada mahasiswa dan sebagai bahan perbandingan terhadap materi pembelajaran khususnya tentang ikterus pada bayi baru lahir. 3.Bagi bidan di lapangan

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi bidan dalam memberikan pelayanan tentang ikterus pada bayi baru lahir.

4.Bagi penelitian selanjutnya

(48)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : DONA MARTILOVA NIM : 085102021

Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2009

ABSTRAK xi + 37 halaman + 6 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Sampai saat ini ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir yang sering dihadapi tenaga kesehatan, ikterus terjadi pada sekitar 25-50% bayi cukup bulan dan lebih tinggi pada neonatus kurang bulan. Oleh sebab itu memeriksa ikterus pada bayi harus dilakukan pada waktu melakukan kunjungan neonatal pada saat memeriksa bayi diklinik. Ikterus(jaundice) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit(terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan. Pada sebagian besar neonatus, ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan.Tujuan umum penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir di RSUD Pirngadi Medan tahun 2009.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional, dimana hasil survey data dari bulan Agustus-Oktober 2008 adalah 283 orang. Tehnik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan cara simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa mayoritas responden berusia 21-30 tahun sebanyak 61 orang (63,5%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden adalah SMA sebanyak 40 orang (41,7%). Berdasarkan paritas mayoritas responden multigravida (2-3) yaitu sebanyak 47 orang (48.9%). Dan berdasarkan sumber informasi mayoritas responden mendapat informasi dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 34 orang (35,41%).Pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 49 orang (51%). Direkomendasikan agar hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi pelayanan kebidanan dalam memberikan penyuluhan pada ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir.

Daftar Pustaka : 25 (1999-2008)

(49)

PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2009

DONA MARTILOVA NIM : 085102021

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

(50)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009” yang merupakan tugas akhir studi Program Diploma IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan dapat berhasil berkat sumbangan jasa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

2. Prof. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K), Ketua Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

3. dr. Muniarti Manik,Msc,SpKK, selaku ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.

4. Ibu Nur Asnah Sitohang,S.Kep,Ns,M.Kep, selaku koordinator program D-IV Bidan Pendidik dan selaku selaku penguji I serta selaku koordinator karya tulis ilmiah yang telah memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

(51)

untuk memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini

6. dr. Christoffel L Tobing SpOG(K), selaku penguji II terima kasih telah memberikan saran dan kritik.

7. Direktur RSUD Pirngadi Medan yang telah memberikan izin melakukan penelitian ini

8. Ayahanda dan ibunda, yang selalu menjadi cahaya dalam hidupku, serta memberikan motivasi dan dukungan sepenuh hati kepada ananda, terima kasih tak terhingga 9. Adik-adik tersayang, yang telah menjadi pelangi dihati sehingga penulis selalu tegar dan semangat

10. Seluruh teman-teman D-IV angkatan VIII yang juga berperan serta dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

12. Serta seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Penulis mengharapkan masukan dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Medan, JUNI 2009

(52)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : DONA MARTILOVA NIM : 085102021

Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2009

ABSTRAK xi + 37 halaman + 6 tabel + 1 skema + 10 lampiran

Sampai saat ini ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir yang sering dihadapi tenaga kesehatan, ikterus terjadi pada sekitar 25-50% bayi cukup bulan dan lebih tinggi pada neonatus kurang bulan. Oleh sebab itu memeriksa ikterus pada bayi harus dilakukan pada waktu melakukan kunjungan neonatal pada saat memeriksa bayi diklinik. Ikterus(jaundice) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit(terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan. Pada sebagian besar neonatus, ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan.Tujuan umum penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir di RSUD Pirngadi Medan tahun 2009.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional, dimana hasil survey data dari bulan Agustus-Oktober 2008 adalah 283 orang. Tehnik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan cara simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa mayoritas responden berusia 21-30 tahun sebanyak 61 orang (63,5%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden adalah SMA sebanyak 40 orang (41,7%). Berdasarkan paritas mayoritas responden multigravida (2-3) yaitu sebanyak 47 orang (48.9%). Dan berdasarkan sumber informasi mayoritas responden mendapat informasi dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 34 orang (35,41%).Pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 49 orang (51%). Direkomendasikan agar hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi pelayanan kebidanan dalam memberikan penyuluhan pada ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir.

Daftar Pustaka : 25 (1999-2008)

(53)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengetahuan ... 6

B. Post Partum ... 9

C. Ikterus ... 9

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 17

A. Kerangka Konsep ... 17

B. Defenisi Operasional ... 18

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Desain Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

1. Populasi ... 20

2. Sampel ... 20

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

1.Lokasi penelelitian ... 21

2. Waktu penelitian ... 22

D. Pertimbangan Etik ... 22

E. Instrumen Penelitian... 22

(54)

G. Analisa Data... . 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 26

A. Hasil... ... 26

B. Pembahasan... ... 31

C. Implikasi untuk asuhan kebidanan... 35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 36

A. Kesimpulan... 36

B. Saran... 37 DAFTAR PUSTAKA

(55)

DAFTAR TABEL

(56)

DAFTAR SKEMA

(57)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Content Validity

2. Kuesioner

3. Lembar Persetujuan Responden 4. Lembar Konsultasi

5. Surat Keterangan Pergantian Judul 6. Surat Izin Data Pendahuluan

7. Surat Balasan Izin Data Pendahuluan 8. Surat Izin Penelitian

Gambar

Tabel 2.1. Perkiraan klinis derajat ikterus
Tabel 2.2. klasifikasi ikterus
Tabel 5.1
Tabel 5.2
+3

Referensi

Dokumen terkait

The re-orientation of ice crystals in cirrus anvils following a lightning stroke is often visible from the ground with a sudden change in cloud brightness. Vonnegut suggested that

Mulai Akhir Absen 1477

Studies have been conducted to determine whether the ability of high density lipoproteins (HDL) to inhibit the cytokine-in- duced expression of vascular cell adhesion

13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 mengenai Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum”, bank tidak diwajibkan membentuk penghapusan aktiva (PPA) untuk

A synergistic interaction between the insertion/deletion (I/D) polymorphism within the angiotensin-converting enzyme (ACE) gene and an A/C transversion at nucleotide position

[r]

In this contribution we link a regular spaced (8-day interval) time series of MODIS-Landsat fused imagery via the STARFM algorithm (Gao et al, 2006) for a period of 7.5 years

In this paper, we have proposed a method for the modelling of simple room shape structure from sparse 3D point information obtained by photogrammetry. Our method consists