• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Keluarga Terhadap Peran Perawat Dalam Hospitalisasi Anak Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respon Keluarga Terhadap Peran Perawat Dalam Hospitalisasi Anak Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON KELUARGA TERHADAP PERAN PERAWAT DALAM

HOSPITALISASI ANAK di RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI

ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

OLEH :

SIHOL. H. SINAGA 081121038

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SIDANG SKRIPSI

N a m a : Sihol Hapunguan Sinaga N I M : 081121038

Judul Penelitian : Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam malik Medan

Telah memenuhi persyaratan penulisan skripsi sesuai dengan Pedoman Penulisan Proposal Skripsi Mahasiswa S I Keperawatan USU tahun 2009 dan dapat melaksanakan ujian sidang skripsi.

Medan, Desember 2009

Pembimbing Penelitian

(3)

Prakata

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU H Adam Malik Medan”

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses menyelesaikan skripsi ini, sebagai berikut: 1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara

2. Ibu Nur Asnah Sitohang Skep Mkep yang selama ini telah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas saran, kritik dan dorongan semangat yang Ibu berikan kepada saya selama ini.

3. Kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang telah mendoakan dan memberikan dorongan semangat kepada saya.

4. Teman dekat dan teman-teman saya angkatan 2008 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara atas dorongan semangatnya kepada saya.

5. Kepada semua pihak yang telah membantu saya baik secara moril atau materil saya ucapkan terima kasih.

6. Kepada Tresia Manalu, Hervida Sormin, Ibas toto yang selalu memberi semangat dan

memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

Medan, juni 2010

(4)

DAFTAR ISI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Hasil Penelitian ... 39

2. Pembahasan ... 47

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan ... 51

2. Rekomendasi ... 52

(5)

Judul : Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik Medan

Nama : Sihol Hapunguan Sinaga

Jurusan : Fakultas Keperawatan Tahun Akademik : 2008/2009

Abstrak

Proses hospitalisasi bagi anak dan keluarga adalah suatu pegalaman yang mengancan dan memberikan respon terhadap keluarga. Pada umumnya keluarga akan menolak, cemas, ketidakpercayaan bila anak dalam proses hospitalisasi. Apalagi anak harus mendapatkan perawatan dari tim kesehatan atau perawat untuk proses penyembuhan anak. Hospitalisasi mempunyai tujuan meningkatakan kesehatan atau meminimalkan cedera tubuh. Sikap yang dibrikan perawat berupa memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan memberikan pndidikan kesehatan. Hal ini tentunya memberikan respon keluarga terhadap perawat berupa respon yang kurang baik, cukup baik, dan respon baik. Penelitian dilakukan pada bulan November 2009- Januari 2010 dengan menggunakan metode deskriptif dengan memberikan pernyataan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu, data demografi, dan respon keluarga terhadap peran perawat terhadap hospitalisasi anak. Hasil croncbach alpha 0,73. Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik Medan menunjukkan respon kurang baik 18 responden (13,6 %), respon cukup baik 110 responden (83,4), dan respon baik 4 responden (3,1%).

Dari pencapaian tersebut maka dapat disimpulkan respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik cukup baik dan hal ini juga perlu ditingkatkan lagi dengan menghadiri berbagai seminar keperawatan anak untuk menjadi perawat profesional.

(6)

Judul : Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik Medan

Nama : Sihol Hapunguan Sinaga

Jurusan : Fakultas Keperawatan Tahun Akademik : 2008/2009

Abstrak

Proses hospitalisasi bagi anak dan keluarga adalah suatu pegalaman yang mengancan dan memberikan respon terhadap keluarga. Pada umumnya keluarga akan menolak, cemas, ketidakpercayaan bila anak dalam proses hospitalisasi. Apalagi anak harus mendapatkan perawatan dari tim kesehatan atau perawat untuk proses penyembuhan anak. Hospitalisasi mempunyai tujuan meningkatakan kesehatan atau meminimalkan cedera tubuh. Sikap yang dibrikan perawat berupa memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan memberikan pndidikan kesehatan. Hal ini tentunya memberikan respon keluarga terhadap perawat berupa respon yang kurang baik, cukup baik, dan respon baik. Penelitian dilakukan pada bulan November 2009- Januari 2010 dengan menggunakan metode deskriptif dengan memberikan pernyataan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu, data demografi, dan respon keluarga terhadap peran perawat terhadap hospitalisasi anak. Hasil croncbach alpha 0,73. Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik Medan menunjukkan respon kurang baik 18 responden (13,6 %), respon cukup baik 110 responden (83,4), dan respon baik 4 responden (3,1%).

Dari pencapaian tersebut maka dapat disimpulkan respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik cukup baik dan hal ini juga perlu ditingkatkan lagi dengan menghadiri berbagai seminar keperawatan anak untuk menjadi perawat profesional.

(7)

`

BA B I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengigat anak

bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh linkungan keluarga, kehidupan

dan kesehatan anak juga dipengaruhi oleh dukungan keluarga. Hal ini dapat telihat bila

dukungan keluarga sangat baik maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil,

tetapi bila dukungan pada anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada

dirinya yang dapat menggangu psikologis anak (Hidayat, 2005).

Keberadaan anak di tengah-tengah keluarga sangat penting, baik dalam

perawatan anak sehat, maupun saat anak sakit. Keluarga dengan anak yang sedang sakit

dirumah menuntut keluarga itu sendiri untuk memberi perawatan yang optimal pada anak.

Proses hospitalisasi merupakan suatu proses yang mana karena suatu alasan yang berencana

atau darurat, mengharuskan anak untuk dirawat di rumah sakit, menjalani terapi dan

perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan

orang tua mengalami pengalaman yang sangat traumatic dan penuh dengan rasa stress.

Berbagai perasaan yang sangat sering pada keluarga yaitu perasaan cemas, marah, sedih,

takut dan rasa bersalah (Whaley & Wong, 2000). Perasaan tersebut dapat timbul karena

menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman,

perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya, dan sesuatu yang dirasakan

(8)

Perawat sangat berperan dalam proses hospitalisasi, dimana perawat sangat

berfungsi sebagai suatu fokus dalam keadaan baik untuk individu, keluarga dan juga

kelompok masyarakat. Bila dilihat dari peran dan fungsi perawat sebagai pendidik,

pelaksana, konseling, advokasi dan lain-lain maka yang banyak berperan untuk

meningkatkan kesehatan adalah perawat (mubarak, dkk, 2006).

Hospitalisasi pada anak banyak menyebabkan pengalaman yang menimbulkan

trauma baik pada anak maupun orang tua, sehingga menimbulkan reaksi tertentu yang akan

sangat berdampak pada perawatan anak selama di rumah sakit. Anak yang mengalami

hospitalisasi biasanya mengalami stress, dan dalam proses hospitalisasi perawat dapat

melibatkan orang tua sehingga dapat memahami penyakitnya, dan orang tua dapat

memberikan respon terhadap proses hospitalisasi (Supartini, 2004).

Penelitian yang dilakukan, Imran(2007) bahwa kepuasan keluarga terhadap

pelayanan anak selama di rumah sakit banyak ditentukan oleh peran perawat, dimana peran

perawat yang menjadi pelayan kesehatan sangat berpengaruh terhadap kesembuhan pasien.

Hal ini tentunya memberikan respon bagi keluarga terhadap sistem hospitalisasi, apakah itu

respon positif atau negative. Dan respon ini akan timbul dari pasien maupun keluarga

pasien. Keluarga akan mengalami perubahan psikologis terhadap masalah yang dihadapi,

dimana keluaga akan mengalami sikap marah, cemas dan sedih akibat anak dalam proses

hospitalisasi.

Dan hal ini juga dilihat dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada

tanggal 4 juni 2009 di ruang RB3 dan RB4 terhadap 15 orang keluarga pasien mengatakan

kurangnya komunikasi perawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan terhadap

anak, lambatnya kinerja perawat dalam setiap tindakan keperawatan, dan kurangnya

(9)

selama masa perawatan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, dimana sistem pelayanan

pada anak seharusnya memberikan pelayanan yang lebih karena dipengaruhi oleh tingkat

perkembangan anak dan pelayanan ini juga mempengaruhi respon orang tua dan keluarga

dimana keluarga dapat menjadi cemas, marah dan sedih, karna anak dalam proses

hospitalisasi sehingga perawat harus benar-benar melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya. Hal ini akan memberikan berbagai respon keluarga terhadap

kinerjaperawat baik respon secara positif seperti keluarga nyaman dan percaya terhadap

segala tindakan yang dilakukan perawat, atau sebaliknya keluarga memberikan rasa curiga

trhadap segala tindakan yang akan diakukan perawat atau respon negatif.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang judul

“Respon keluarga terhadap peran perawat dalam proses hospitalisasi anak di ruang anak

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”

B. Pertanyaan penelitian

Bagaimana gambaran respon keluarga terhadap peran perawat dalam

hospitalisasi anak di ruang anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Mengidentifikasi respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi

anak di ruang anak Rumah Sakit haji Adam Malik Medan

Tujan khusus

1. Mengidentifikasi Peran perawat sebagai pendidik

2. Mengidentifikasi peran perawat sebagai pelaksana

3. Mengidentifikasi pran perawat sebagai konseling

(10)

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk rumah sakit

Menjadi sumber informasi bagi rumah sakit terhadap respon pasien atau keluarga terhadap

peran perawat dalam proses hospitalisasi khusnya peran perawat di ruang anak.

2. Institusi pendidikan

Diharapkan dapat menjadi informasi tambahan tentang respon keluarga terhadap peran

perawat dalam hospitalisasi anak.

3. Bagi Peneliti lain

Sebagai data dasar dalam penelitian lebih lanjut di bidang keperawatan anak khususnya

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Adapun konseptual yang akan dibahas dalam bab ini adalah

A.Konsep Keluarga

1. Defenisi Keluarga

2. Karakteristik Keluarga

3. Tipe Keluarga

4. Fungsi Keluarga

5. Kekuatan keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan anak

6. Peran keluarga dalam proses hospitalisasi anak

B. Konsep Hospitalisasi

1. Pengertian Hospitalisasi

2. Efek Hospital pada anak

3. Dampak hospitalisasi

4. Keuntungan hospitalisasi

5. Respon anak terhadap hospitalisasi

6. Respon orang tua terhadap proses hospitalisasi anak

C. Konsep Perawat

1. Pengertian perawat

(12)

A. Konsep Keluarga 1. Defenisi Keluarga

Menurut Friedman 1998, keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang

hidup bersama, dengan keterikatan aturan dan emosional dari individu yang mempunyai

peran yang masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Suprajitno,2004).

2. Karakteristik Keluarga

Keluaga terdiri dari orang-orang yang disatukan dalam ikatan perkawinan,

darah dan ikatan adopsi,para anggota sebuah keluarga hidup bersama-sama dalam satu

rumah tangga , atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah

tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi

satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah-ibu, anak

laki-laki,anak perempuan dan saudara keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama

yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri

(Friedman,1988 ).

3. Tipe Keluarga

Keluarga inti – carier ganda,suami,istri dan anak-anak hidup dalam rumah

tangga yang sama. Keluarga-keluarga yang melakukan perkawinan yang pertama,

keluarga-keluarga dengan orang tua campuran atau orang tua istri (Friedman 1998 ).

4. Fungsi Keluarga

Friedman 1998 mengindenfikasikan lima fungsi dasar keluarga yaitu :

a. Fungsi Efektif

Fungsi efektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang

merupakan basis kekuatan keluarga, Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan

(13)

kehangatan, saling mendukung antara anggota keluarga, saling menghargai, bila anggota

keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi efektif akan tercapai.

Ikatan dan identifikasi, ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup

baru.

b. Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,

yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkunan sosial.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah

sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit

terkontrol.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal (Rumah).

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan, yaitu

untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang

sakit. Kemampuan kelarga melaksanakan pemeliharaan keluarga yang melaksanakan tugas

kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah keluarga (Suprajitno 2004).

5. Kekuatan keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan anak(Friedman, 1998 )

Pada dasarnya tugas dan fungsi keluarga adalah merawat fisik anak, mendidik

anak untuk menyesuaikan diri dengan budaya , dan menerima tanggung jawab atas

(14)

keluarga untuk menjalankan baik dalam kondisi anak-anak sehari-hari di rumah ataupun

apabila anak sakit dan dirawat di rumah sakit.

a. Komitmen yang kuat untuk kesejahteraan anggota keluarga

Kesepakatan antara orang tua dan anggota keluarga yang ada bahwa upaya

untuk meningkatkan kesejahteraan anak adalah prioritas dalam keluarga, menjadi satu hal

yang sangat penting baik menyangkut kesejahteraan fisik maupun psikologisnya. Hal ini

dapat ditunjukkan dengan prilaku keluarga diantaranya penggunaan keuangan dan sumber

lain yang ada dalam keluarga di tunjukkan untuk kepentingan anak.

b. Penghargaan dan dorongan terhadap anggota keluarga

Penghargaan dapat diberikan dalam bentuk materi dan bukan materi,

penghargaan dalam bentuk materi dapat berupa hadiah mainan, pakaian, rekreasi dan alat

sekolah sedangkan penghargaan bukan bentuk non materi dapat berupa pujian.

c. Upaya untuk meluangkan waktu bersama

Komitmen keluarga untuk berupaya meluangkan waktu bersama merupakan hal

yang paling penting sebagai media untuk saling tukar pikiran antara orang tua anak yang

satu dengan anak yang lainnya.

d. Komunikasi dan interaksi positif antar anggota keluarga

Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sebaliknya merupakan hal

yang positif untuk mendukung peningkatan kesejahteraan anak dan keluarga.

e. Kejelasan aturan, nilai dan keyakinan

Penanaman nilai dan kenyakinan serta aturan disiplin bagi anak harus

ditanamkan sejak dini sejalan dengan perkembangan kognitif anak dan dilaksanakan secara

(15)

f. Strategi koping yang positif

Kemampuan koping yang positif harus dilatih dan dibiasakan pada anggota

keluarga, yaitu kemampuan strategis kearah pemecahan masalah dan bukan menggunakan

strategi koping yang negatif seperti mengingkari,marah dan menyalahkan orang lain.

g. Kemampuan memecahkan masalah secara positif

Hal ini berkaitan dengan pola penggunaan strategi koping yng positif karena

pada dasarnya kemampuan keluarga dalam memecahkan masalah secara positif

menunjukkan kemampuan menggunakan strategi koping yang positif.

h. Berpikir positif terhadap segala prilaku anggota keluarga

Prilaku anak sering kali menguji kesabaran oran tua, apabila mereka berperilaku

negatif,sebenarnya karena mereka belum mempunyai kemampuan untuk

melukukannya,karena pada dasarnya masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan,

jadi orang tua harus berperan mengarahkannya.

i. Fleksibel dan mudah beradaptasi dalam mengarahkan peran

Kemampuan untuk beradaptasi dan fleksibel terhadap situasi yang dihadapi

dalam menjalankan kehidupan sehari-hari memerlukan latihan dan tidak akan diperoleh

secara otomatis, keyakinan tentang nilai yang dimiliki dan pengalaman menghadapi

masalah juga akan mempengaruhi anggota keluarga untuk bersikap fleksibel dan

beradaptasi dengan mudah terhadap perubahan atau situasi yang dihadapi.

j. Keseimbangan antara kepentingan pekerjaan dan kepentingan anggota keluarga

Pekerjaan anggota keluarga adalah suatu sumber penghasilan bagi anggota

keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan fisik, psikologi, spiritual keluarga. Ini

(16)

keseimbangan antara pekerjaan dan waktu untuk keluarga adalah hal utama yang harus di

penuhi.

6. Peran keluarga dalam proses hospitalisasi

Menurut canam, (1993) berkaitan dengan perawatan anak dirumah sakit yang

dijalankan keluarga dalam perawatan anak dirumah sakit sangat mempengaruhi dalam

pencapaian tujuan perawat anak. Tugas tersebut adalah :

a. Menerima kondisi anak

Tugas ini dapat dijadikan dengan cara mencari arti dari kondisi sakit anaknya

dan mengembangkan koping yang konstruktif. Untuk itu praktek untuk menjalankan agama

dan ibadah sangat bermanfaat untuk mengembangkan koping yang konstruktif.

b. Mengelola kondisi anak

Hal yang positif dilakukan adalah dengan cara membina hubungan yang positif

dengan petugas kesehatan sehingga dapat menggunakan sumber daya yang ada pada

mereka dan dapat memahami kondisi anak dengan baik. Orang tua perlu disosialisasikan

dengan sistem pelayanan yang ada.

c. Memenuhi kebutuhan perkembangan anak

Keluarga dapat menjalankan tugas ini dengan cara membantu menurunkan

dampak negatif dari kondisi anak, mengasuh anak sebagaimana biasanya dan

(17)

d. Memenuhi kebutuhan perkembangan anak di rumah

Hal ini dapat di capai dengan mempertahankan hubungan antara untuk

mengembangkan kondisi anak dirumah sakit dan di rumah,walaupun waktu tertentu anak di

rumah sakit menjadi prioritas utama.

e. Menghadapi stressor dengan positif

Keluarga harus mencegah adanya penumpukan stress yang ada pada keluarga

dengan mengembangkan koping yang positif, yaitu kearah pemecahan masalah. Hal ini

dapat dilakukan adalah dengan mengklarifikasi masalah dan tugas yang dapat dikelola, dan

dapat menurunkan reaksi emosi. Untuk itu penting sekali adanya kenyakinan spiritual

keluarga yang menguatkan harapan dan kenyakinan untuk memecahkan setiap masalah

secara positif.

f. Membantu keluarga untuk mengelola perasaan yang ada

Orang tua harus belajar mengelola perasaan anggota keluarga. Cara yang dapat

dilakukan adalah mengidentifikasi perasaan, mencari dukungan positif. Apabila ada

kelompok orang tua yang mempunyai masalah anak yang sama, hal ini sangat membantu

sebagai tempat berbagi perasaan dan pengalaman.

g. Mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anakyang sedang sakit

Orang tua harus memiliki pemahaman yang tepat tentang kondisi anak,

sehingga dapat memberikan pengertian pada anggota keluarga yang lain tentang kondisi

anaknya yang sakit dan memiliki koping yang positif. Jawab pertanyaan anak sesuai

kepastiannya untuk dapat di mengerti, tetapi harus jujur dan buat diskusi dengan keluarga

(18)

h. Mengembangkan sistem dukungan sosial

Upaya ini dapat dilakukan dengan cara membuat jaringan kerja sama dengan anggota

keluarga yang lain, kerabat, atau kawan. Dan menggunakan jaringan kerja sama sebagai

sumber pemecahan masalah.

B. Konsep Hospitalisasi 1. Pengertian Hopitalisasi

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana

atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan

perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah. Selama proses tersebut, anak dan

orang tua harus dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa ditunjukkan

dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh stress (Wong, 2000). Penyakit dan

hospitalisasi sering kali menjadi krisis pertama yang harus dihadapi anak. Anak-anak

sangat rentang terhadap krisis penyakit dan hispitalisasi kerena stress akibat perubahan dari

keadaan sehat biasa dan rutinitas lingkungan , dan anak memiliki jumlah mekanisme

koping yang terbatas untuk menyelesaikan stressor (kejadian-kejadian yang menimbulkan

stres). Stres utama dari hospitalisasi adalah perpisahan, kehilangan kendali, secara tubuh

dan nyeri. Reaksi anak terhadap krisis-krisis tersebut dipengaruhi oleh usia perkembangan

mereka, pengalaman mereka sebelumnya dengan penyakit, perpisahan atau hospitalisasi.

2. Efek hospitalisasi terhadap anak

Anak-anak dapat bereaksi terhadap stres hospitalisasi sebelum mereka masuk,

(19)

lebih penting dibandingkan usia dan kematangan intelektual dalam memperkirakan tingkat

kecemasan sebelum hospitalisasi

( carson, Grafley, dan council, 1992 ; clatworty,simon dan tiedeman, 1999).

a. Faktor resiko individual

Sejumlah faktor resiko membuat anak-anak tertentu lebih rentan terhadap stress

hospitalisasi dibandingkan dengan lainnya. Mungkin kerena perpisahan merupakan

masalah penting seputar hospitalisasi bagi anak-anak yang lebih mudah, anak yang aktif

dan bekeinginan kuat cenderung lebih baik ketika dihospitalisasi bila dibandingkan anak

yang pasif. Akibatnya, perawat harus mewaspadai anak-anak yang menerima secara pasif

semua perubahan dan permintaan, anak ini dapat memerlukan dukungan yang lebih banyak

dari pada anak yang lebih aktif.

b. Perubahan pada populasi pediatrik

Saat ini populasi pediatrik dirumah sakit mengalami perubahan drastis,

meskipun terdapat kecenderungan memendeknya lama rawat. Sifat dan kondisi anak

kecenderungan bahkan mereka aakan mengalami prosedur yang lebih invasif dan traumatik

pada saat mereka di hospitalisasi. Faktor inilah yang membuat mereka lebih rentang

terhadap dampak emosional dari hospitalisasi dan enyebabkan kebutuhan mereka menjnadi

berbeda. Perhatikan pada tahun-tahun sekarang telah berfokus pada peningkatan jumlah

pada anak-anak yang tumbuh dirumah sakit ( Britton dan Johnton, 1993 ), rencana

pemulangan menjadi lama karena kompleknya asuhan medis dan keperawatan. Tanpa

perhatian yang khusus yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan psikososial dan

(20)

3. Dampak Hospitalisasi

Hospitalisasi atau sakit dan dirawat dirumah sakit bagi anak dan keluarga akan

menimbulkan stress dan tidak aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak

dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan. Penyebab anak stres meliputi

psikososial (berpisah dengan orang tua , keluarga lain, teman dan perubahan peran),

fisiologis (kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diri), lingkungan

asing (kebiasaan sehari-hari berubah)

Reaksi orang tua , kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit,

prosedur, pengobatan dan dampak terhadap masa depan anak, frustasi karena kurang

informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta tidak familernya peraturan rumah sakit

4. Keuntungan Hospitalisasi

Meskipun hospitalisasi dapat dan biasa menimbulkan stres bagi anak-anak,

tetapi hospitalisasi juga bermanfaat. Manfaat yang paling nyata adalah pulih dari sakit,

tetapi hospitalisasi juga dapat memberi kesempatan pada anak-anak untuk mengatasi stres

dan merasa kompoten dalam kemampuan koping mereka.

5. Reaksi anak terhadap proses hospitalisasi

Menurut supartini (2002) reaksi anak yang dirawat dirumah sakit sesuai tahapan

perkembangan adalah :

a. Masa bayi (0-1 tahun)

Masalah utama yang terjadi adalah karena dampak perpisahan dengan orang tua

sehingga ada gangguan pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang. Pada anak usia

(21)

yang tidak dikenalnya dan cemas karena perpisahan. Reaksi yang muncul pada anak usia

ini adalah menangis, marah dan banyak melakukan gerakan sebagai sikap stranger anxiety.

Bila ditinggalkan ibunya, bayi akan merasa cemas karena perpisahan dan prilaku yang

ditunjukkan adalah dengan menangis keras, pergerakan tubuh yang banyak, dan exspresi

wajah yang tidak menyenangkan.

b. Masa toddler (2-3Tahun)

Anak usia toddler biasanya bereaksi terhadap hospitalisasi terhadap sumber

stress yang utama adalah cemas akibat perpisahan. Respon prilaku anak sesuai dengan

tahapannya, yaitu tahap proses, putus asa dan pengingkaran. Pada tahap pengingkaran,

prilaku yang ditunjukkan adalah menangis kuat, menjerit memanggil orang tua, atau

menolak perhatian yang diberikan orang lain. Pada tahap putus asa, prilaku yang

ditunjukkan adalah, menangis berurang, anak tidak akatif, kurang menunjukkan minat,

untuk bermain dan makan, sedih, apatis. Pada tahap pengingkaran prilaku yang ditunjukan

adalah secara sama, mulai menerima perpisahan, membina hubungan secara dangkal dan

akan memulai menyukai ligkungan.

Oleh karena adanya pembatasan pergerakannya anak akan kehilangan

kemampuannya untuk mengontrol diri dan akan menjadi tergantung pada lingkungannya.

Akhirnya, anak akan kembali mundur pada kemampuan sebelumnya atau regresi. Prilaku

yang dialami atau nyeri yang dirasakan karena mendapatkan tindakan yang invasif seperti

injeksi, infus, pengambilan darah, anak akan menangis, menggigit bibir dan memukul.

Walaupun demikian anak dapat menunjukkan lokasi rasa nyeri dan mengkomunikasikan

(22)

c. Masa prasekola (3- 6Tahun)

Perawatan anak dirumah sakit memaksakan untuk berpisah dari lingkungan

yang dirasakannya aman. Penuh kasih sayang dan menyenangkan, yaitu lingkungan rumah,

permainan dan teman sepermainannya. Reaksi terhadap perpisahan yang ditunjukkan anak

usia pra sekolah ialah dengan menolak makan, sering bertanya, menangis walaupun secara

berlahan, dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan, perawatan di rumah sakit juga

membuat anak kehilangan kontrol dirinya.

Perawatan anak dirumah sakit juga mengharuskan adanya pemabatasan aktifitas

anak sehingga anak merasa kan kehilangan kekuatan diri. Perawatan anak dirumah sakit

sering diekspresikan anak pra sekolah sebagai hukuman sehingga anak merasa malu dan

takut, bersalah. Ketakutan anak terhaadap perlukaan, muncul karena anak menganggap atau

tindakan dan prosedurnya mengancam integritas tubuhnya. Oleh karena itu, hal ini

menimbukan reaksi agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan

mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama terhadap perawat dan

ketergantungannya terhadap orang tua.

d. Masa sekolah (6-12 Tahun)

Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak berpisah dengan lingkungan yang

dicintainya yaitu keluarga dan kelompok sosialnya dan menimbulkan kecemasan.

Kehilangan kontrol dan juga terjadi dirawat di rumah sakit karena adanaya pembatasan

aktifitas. Kehilangan kontrol tersebut berdampak terhadap perubahan peran dalam keluarga,

anak kehilangan kelompok sosialnya, karena ia biasa melakukan kegiatan bermain atau

pergaulan sosial, perasaan takut mati, dan karena adanya kelemahan fisik. Reaksi terhadap

(23)

karena anak sudah mengkontaminasikannya. Anak usia sekolah sudah mampu mengontrol

perlakuan jika merasa nyeri, yaitu dengan menggigit bibir dan memegang sesuatu dengan

erat.

e. Masa remaja (13-18 Tahun)

Anak usia remaja mengekspresikan perawatan di rumah sakit mengakibatkan

timbulnya perasaaan cemas karena berpisah dengan teman sebayanya. Dan anak remaja

begitu percaya dan sering kali terpengaruh terhadap teman sebayanya. Apabila dirawat di

rumah sakit anak akan merasa kehilangan dan timbul perasaan cemas karena perpisahan itu.

Pembatasan aktifitas di rumah sakit membuat anak kehilangan kontrol dirinya

dan menjadi tergantung pada keluarga atau petugas kesehatan di rumah sakit. Reaksi yang

timbul akibat pembatasan aktifitas ini adalah dengan menolak tindakan dan perawatan

yang dilakukan padanya atau anak tidak mau kooperatif terhadap petugas atau menarik diri

dari keluarga, sesama pasien, dan petugas kesehatan. Perasaan sakit karena perlakuan atau

pembedahan menimbulkan respon anak bertanya-tanya menarik diri dari lingkungan, dan

menolak kehadiran orang lain.

6. Respon orang tua terhadap proses hospitalisasi

Respon keluarga yaitu suatu reaksi yang diberikan keluarga terhadap keinginan

untuk menanggapi kebutuhan yang ada pada dirinya (kotler 1988). Perawatan anak dirumah

sakit tidak hanya menimbulkan stress pada orang tua. Orang tua juga merasa ada sesuatu

yang hilang dalam kehidupan keluarganya, dan hal ini juga terlihat bahwa perawatan anak

selama dirawat di rumah sakit lebih banyak menimbulkan stress pada orang tua dan hal ini

(24)

reaksi dari strees orang tua terhadap perawatan anak yang dirawat di rumah sakit yang

meliputi (Supartini, 2000).

1. Kecemasan, ini termasuk dalam kelompok emosi primer dan meliputi perasaan

was-was, bimbang, kuatir, kaget, bingung dan merasa terancam. Untuk menghilangkan

kecemasan harus memperkuat respon menghindar. Namun dengan begitu hidup orang itu

akan sangat terbatas setelah beberapa pengalaman yang menyakitkan.

2. Marah, dalam kelompok amarah sebagai emosi primer termasuk gusar, tegang, kesal,

jengkel, dendam, merasa terpaksa dan sebagainya. Ketidakmampuan mengatasi dan

mengenal kemarahannya sering merupakan komponen dari penyesuaian diri dan hal ini

merupakan sumber kecemasan tersendiri. Untuk orang seperti ini, pelatihan ketegasan dapat

membantu : dianjurkan untuk mngungkapkan perasaan marah secara tegas dan jelas bila

perasaan diungkapkan dengan baik, jelas, dan tegas. Bila kita berbagi perasaan maka hal ini

dapat menguatkan relasi, isolasi dan mengangkat harga diri. Sebaliknya ada orang yang

terlalu banyak dan tidak dapat mengerem luapan amarahnya sehingga mereka menggangu

orang lain.

3. Sedih, dalam kelompok sedih sebagai termasuk emosi primer termasuk susah, putus

asa, iba, rasa bersalah tak berdaya terpojok dan sebagainya. Bila kesedihan terlalu lama

maka timbulah tanda-tanda depresi dengan triasnya: rasa sedih, putus asa sehingga timbul

pikiran lebih baik mati saja. Depresi bisa terjadi setelah mengalami kehilangan dari sesuatu

yang sangat disayangi, pengalaman tidak berdaya sering mengakibatkan depresi.

4. Stressor dan reaksi keluarga sehubungan denagn hospitalisasi anak, jika anak harus

menjalani hospitalisasi akan memberikan pengaruh terhadap anggota keluarga dan fungsi

(25)

penyakit anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan hospitalisasi, prosedur

pengobatan kekuatan ego individu, kemampuan koping, kebudayaan dan kepercayaan.

7. Kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan

kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelanggan

tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan . Pengukuran kepuasan

pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan pelayanan yang lebih

baik, lebih efesien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu

pelayangan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan

tidak efesien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik

Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang

penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayan yang tanggap terhadap

kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak

pelayan terhadap populasi sasaran (Triajmojo, 2006). Dalam rangka mengembangkan

mekanisme pemberian pelayan yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan

pelanggan, perlu mengetahui apa yang diperlukan pelanggan tentang jenis, bentuk dan

orang yang memberi pelayanan.

a. Mengukur kepuasan pelanggan di rumah sakit

Kepuasan pelanggan adalah indikator pertama dari standar suatu rumah sakit

dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan. Kepuasan pelanggan yang rendah akan

berdampak terhadap jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi propitabilitas rumah

(26)

kepuasan pelanggan dimana kebutuhan pelanggan dari waktu kewaktu akan meningkat,

begitu pula tuntutannya akan mutu pelayanan yang diberikan. Kepuasan pelanggan, sangat

berhubungan dengan kenyamanan, keramahan, dan kecepatan pelayanan. Kepuasan

pelayanan merupakan indikator yang berhubungan dengan jumlah keluhan pelanggan atau

keluarga, kritik dalam kolom surat pembaca, pengaduan mal praktek, laporan dari staf

medik dan perawatan dan sebagainya.

Bentuk kongkret untuk mengukur kepuasan pelanggan rumah sakit, dalam

seminar survei kepuasan pelanggan di rumah sakit, Junadi (2007), mengemukakan ada

empat aspek yang dapat diukur yaitu : kenyamanan, hubungan pelanggan dengan petugas,

kompetensi petugas dan biaya.

1. Kenyaman, aspek ini dijabarkan dalam pertanyaan tentang lokasi rumah sakit,

kebersihan, kenyaman ruangan,makanan dan minuman, peralatan ruangan, tata letak,

penerangan, kebersihan WC, pembuangan sampah,kesegaran ruangan dan lain-lain.

2. Hubungan, pelanggan dengan petugas rumah sakit , dapat dijabarkan dengan

pertanyaan yang menyangkut keramahan, informasi yang diberikan, sejauh mana tingkat

komunikasi, response, support, seberapa tanggap dokter/perawat diruangan IGD, rawat

jual, rawat inap, farmasi, kemudahan dokter/perawat dihubungi, keteraturan pemberian

meal, obat, pengukuran suhu dan sebagainya..

3. Kompetensi teknis petugas, dapat dijaarkan dalam pertanyaan kecepatan pelayanan

pendaftaran, keterampilan dalam menggunakan teknologi, pengalaman petugas medis, gelar

(27)

4. Biaya, dapat dijabarkan dalam pertanyaan kewajaran biaya, kejelasan komponen biaya,

biaya pelayanan, pembandingan dengan rumah sakit sejenis lainnya, tingkat masyarakan

yang berobat, ada tidaknya keringanan bagi masyarakat miskin dan sebagainya. Kepuasan

pelanggan mencerminkan mutu pelayanan rumah sakit .

Dalam konsep quality assurance (QA), kepuasan pelanggan dipandang sebagai unsur

penentu penilaian baik buruknya sebuah rumah sakit. Unsur penentu menyadari empat

komponen yang mempengaruhi kepuasan adalah : aspek klinis, efisiensi dan efektifitas dan

keselamatan pelanggan. Aspek Klinis,merupakan komponen yang menyangkut pelayanan

dokter, perawat dan terkait medis dengan teknis medis. Efesiensi dan Efektivitas,

menunjukkan pada pelayanan yang murah, tepat guna, tidak ada diagosa dan terapi yang

berlebihan. Aspek keselamatan pelanggan, adalah upaya perlindungan pelanggan dari

hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan pelanggan, seperti jatuh, kebakaran dan

lain-lain. Kepuasan pelanggan, sangat berhubungan dengan kenyamanan, keramahan dan

kecepatan pelayanan..

5. Peran perawat dalam hospitalisasi

Perawat sangat berperan dalam hospitalisasi,dimana perawat merupakan suatu

sentral dalam pelayanan sehat sakit. Fungsi peralatan kesehatan keluarga tidak hanya

merupakan suatu fungsi yang mendasar dan vital, melainkan fungsi yang memangku suatu

fokus dalam keluarga-keluarga yang sehat dan berfungsi dengan baik. Signifikasi dari

(28)

fungsi yang vital kepada anggota keluarganya secara sukses, semakin kuat fungsi keluarga

itu ( Friedman, 1998 ).

Peran perawat dalam hospitalisasi adalah sebagai pelaksana kesehatan, pendidik,

administrasi, peneliti, konseling ( Friedman 1998 ).

1. Peran sebagai pelaksana keperawatan

Yaitu seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan perawat

dalam meningkatkan pelayanan dirumah sakit dan perawat dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawab dalam memberikan asuhan keperawatan dari melakukan pengkajian,

menyusun rencana keperawatan sesuai diagnosa keperawatan, melaksanakan intervensi

sampai pada mengevaluasi dan mendokumentasikan secara tertulis kepada rekam medik

setiap selesai melaksanakan tugas.

2. Peran sebagai pendidik

Dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga,

kelompok dan rumah sakit secara terorganisir dalam rangka menanamkan prilaku seperti

yang diharapkan untuk meningkatkan tingkat kesehatan yang optimal. Pengajaran yang

dilakukan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, fokus pengajaran

dapat berbentuk : penamaan perilaku sehat meningkatkan nutrisi dan diit olahraga,

pengelolaan stress pendidikan tentang proses penyakit dan peningnya pengobatan lanjutan,

(29)

5. Peran sebagai administrasi

Perawat kesehatan diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan

kesehatan sesuai dengan beban petugas dan tanggung jawab yang diemban kepadanya.

Tanggungjawabnya adalah melakukan pengelolahan terhadap suatu permasalahan,

mengambil keputusan dalam pemecahan masalah, pengelolaan tenaga, membuat

mekanisme kontrol, kerja sama lintas sektoral dan lintas program, bersosialisasi dengan

masyarakat.

6. Peran sebagai konseling

Perawat kesehatan merupakan tempat bertanya oleh individu, keluarga,

kelompok masyarakat untuk memecahkan berbagai persoalan dan masalah keperawatan

yang mereka hadapi. Peran ini dapat dihadapi dengan konsultasi dengan petugas kesehatan,

sebagai konseling perawat menjelaskan kepada pasien aktifitas keperawatan diri, menilai

apakah klien memahapi hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam

pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan

dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain, misalnya keluarga dalam

pengajaran yang direncanakannya (Pery dan Poter, 2005).

7. Perawat sebagai peneliti

Yaitu melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi dimasyarakat

yang dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan, selanjutnya penelitian dilaksanakan

dalam kaitannya untuk menemukan faktor yang menjadi pencetus atau penyebab terjadinya

permasalahan tersebut melalui penelitian dan hasil dari penelitian diaplikasikan dalam

(30)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual ini adalah langkah hubungan antar konsep-konsep yang

ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Soekidjo, 2002).

Variabel independen yaitu peran perawat anak selama proses hospitalisasi dan variable

independen yaitu respon keluarga terhadap peran perawat.

Respon merupakan pengaruh seseorang atau kelompok yamh menyebabkan

perubahan perilaku orang lain. Respon keluarga terjadi apabila adanya hubungan layanan

dengan keluarga yang dipandang baik secara positif dan negative yang menimbulkan

sebuah reaksi dari keluarga.

Keterangan : Variabel yang diteliti Peran perawat

- Pendidik - Pelaksana - Konseling

Hospitalisasi anak

(31)

Gambar 1.Skema konsep penelitian

1.2. Defenisi Operasional

(32)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan crossetional.

Melalui metode ini peneliti ingin mendeskripsikan respon keluarga terhadap peran perawat

dalam proses hospitalisasi anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

B. Populasi dan sample 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang menjaga anak selama

proses hospitalisasi diruang anak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Berdasarkan data dari ruang rawat anak (RB4 infeksi dan non infeksi). Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan, mulai 1 Mei - 31 Juni 2009 jumlah pasien anak yang

dirawat adalah 196 orang (diperoleh dari buku rawatan ruang anak RB4 infeksi dan non

infeksi).

2. Sampel

a. Ukuran sample

Dalam pengambilan sampel yang diperlukan (Nursalam )

n =

) ( 1 N d2

N

+

Dimana :

(33)

N = Jumlah Populasi

d = Tingkat signifikasi ( 0.05)

Maka sample yang diperlukan dalam penelitian adalah

n =

Teknik pengmbilan sampel dalam penelitian ini purposive sampel, karena sudah

mewakili dari jumlah populasi dan mempermudah tujuan penelitian.

Adapun kriteria sampel adalah :

1. Ayah atau Ibu atau keluarga lain yang menjaga anak yang dirawat di ruang anak RB4

2. Bersedia untuk menjadi responden

3. Bisa membaca dan menulis

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitan

Lokasi penelitian telah dilaksanakan di ruang RB4 Non infeksi dan infeksi Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2. Waktu penelitian

(34)

D. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat surat pengantar dari bagian

pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, selanjutnya mengirimkan

surat permohonan untuk mendapatkan izin ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan melalui Badan Diklat dan Litbang lalu ke ruangan yang dituju . kemudian

penelitian memulai pengumpulan data dengan memberikan lembar persetujuan (informed

Consent) kepada responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, penelitian

menjelaskan maksud, tujuan, manfaat dan efek serta prosedur penelitian. Keluarga berhak

untuk menolak terhadap pernyataan kuesioner yang diberikaan peneliti. Untuk menjaga

kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap tetapi hanya

mencantumkan inisial nama responden atau data memberi kode pada masing-masing

lembar pengumpulan data. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan peneliti adalah kuesioner yang disusun

dan dikembangkan berdasarkan kerangka penelitian yang disusun (Notoatmodjo, 2005).

Instrument penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Kuesioner data demografi keluarga berupa,umur orang tua,pendidikan orang tua,

pekerjaan orang tua, jenis penyakit anak, lama anak dirawat.

2. Kuesioner respon keluarga terhadap peran perawat yang bekerja diruang rawat anak

RB3 dan RB4 non infeksi dan infeksi penilaian dilakukan dengan dichotomy question.

Kuesioner respon keluarga terdiri dari 8 pertanyaan tertutup yang terdiri dari pernyataan

(35)

pelaksana (nomor 15-20 ). Skor tiap butir pernyataan akan dijumlahkan untuk mendapatkan

total skor 20. Respon keluarga terhadap peran perawat nilai terendah yang mungkin

tercapai adalah 0 dan nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 20, prnyataan 1-6, 7-12

dan 14-20 merupakan pernyataan yang positif dimana jika jawaban responden ya = 1 dan

jawaban responden tidak = 0, sedangkan pernyataan 6 dan 8 merupakan pernyatan negatif

dimana jika jawaban responden tidak = 1 dan jawaban respon ya = 0 semakin rendah nilai

total skor yang dicapai maka respon keluarga terhadap peran perawat kurang baik.

Berdasarkan rumus statistic menurut sudjana (1992)

P = Rentang

Banyak kelas

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (selisih nilai tertinggi

dengan nilai terendah). Dari hasil perhitungan , maka rentang respon keluarga terhadap

peran perawat menurut skal ordinal (Arikunto, 2006

0-6 = Respon keluarga terhadap peran perawat kurag baik

7- 13 = Respon keluarga terhadap peran perawat cukup baik

14 -20 = Respon keluarga terhadap peran perawat baik

F. Uji Vadilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instrument. Sebuah

instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkapkan variable yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas kuesioner

respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospital anak, peneliti menggunakan

(36)

yang ahli dalam keperawatan anak dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

Uji kevalidan bertujuan untuk menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrument dan

menggambarkan sejauh mana instrument ini mampu mengukur apa yang akan diukur.

Validitas instrument penelitian diuji oleh Ibu Farida Skp.Ns dengan nilai CVI =0,833 dan

instrumen dinyatakan valid.

G. Uji realibitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrument cukup dan

dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data serta memberikan hasil yang relatif sama

(Azwar, 2003), Uji reliabilitas respon keluarga terhadap peran perawat menggunakan

program komput erisasi. Uji reliabilitas telah dilakukan pada 22 orang subjek yang sesuai

dengan kriteria. keluarga diluar dari responden yang sudah ditetapkan diruangan RB 2

Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan yang dilakukan pada14 Desember - 20 Desember

2009 sehingga didapat hasil ujinya dengan metode cronbah alpha yaitu 0,73. Uji reliabilitas

yang telah dilakukan adalah uji Cronbach alpha dimana alpha harus >0,70. Berdasarkan

polit dan hungler (1999) yang menyatakan bahwa sebuah instrument akan reliable jika

memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,70

H. Prosedur Pengumpulan Data

Tahap awal prosedur pengumpulan data penelitian ini adalah mengajukan surat

permohonan izin melakukan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan ,

kemudian mengajukan permohonan izin kepada direktur RSU Adam Malik Medan melalui

badan Diklat dan Litbang. Surat permohonan yang diperoleh diajukan kepada ruangan RB4

penyakit infeksi dan non infeksi. Setelah mendapat izin, peneliti melaksakan pengumpulan

(37)

jumlah pasien yang berada di RB4 infeksi dan Non infeksi 25 pasien dan 32 orang yang

menjaga anak dalam proses hospitalisasi. Peneliti pertama memperkenalkan identitas,

maksud dan tujuan peneliti. Setelah peneliti selesai menjelaskan maksud dan tujuan

peneliti, peneliti meminta kesediaan responden dengan menandatangani persetujuan

responden sebagai keikutsertaannya dalam proses penelitian dan didapatkan 20 responden.

Setelah lembaran kuesioner dibagikan, peneliti memberikan waktu pada responden selama

2 jam dalam menjawab lembaran pernyataan, setelah waktu yang diberikan selesai peneliti

mengumpulkan lembaran kuesioner dan memeriksa satu persatu lembaran kuesiner, apabila

dari lembaran jawaban belum lengkap peneliti langsung melengkapinya dengan bertanya

pada responden. Peneliti melihat dari jumlah pasien yang dirawat di ruang dan RB4 Rumah

Sakit Haji Adam Malik Medan setiap harinya berjumlah 15-30 orang diruang infeksi dan

non infeksi dan peneliti mendapatkan 10-15 orang calon responden. Selama pengisian

lembaran kuesioner peneliti mengamati responden agar memudahkan responden untuk

bertanya agar lembaran kuesioner benar.

I. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti mengolah data dengan

perhitungan statistik deskriptif. Data dianalisa dan diperiksa terlebih dahulu atau editing

yaitu dengan memeriksa dan meneliti, apakah semua data telah terkumpul dan seluruh

pernyataan telah diisi oleh responden. Setelah itu skoring data yang telah terkumpul

dihitung jumlahya dengan memberikan skor yang telah ditentukan, kemudian dilanjutkan

dengan coding yaitu memberikan kode pada aspek-aspek variabel penelitian agar

(38)

telah diperiksa dimasukkan kedalam bentuk tabel distribusi, selanjutnya dilakukan

(39)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil penelitian

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh

dari pengumpulan data terhadap 132 responden di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

pada tanggal 10 November 2009- 29 Januari 2010. Hasil penelitian ini menguraikan

bagaimana respon keluarga terhadap peran perawat terhadap hospitalisasi anak

Hasil penelitian ini dibagi dalam 2 bagian yaitu karakteristik responden dan

respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik

Medan.

5.1.2 Karakteristik responden

Dari penelitian jenis pendidikan responden terbanyak berada dalam klompok

pendidikan SMU 59 orang (44,7%), dan jenis pekerjaan terbanyak dalam kelompok

pekerjan tidak tetap 50 orang (37,9%). Dilihat dari segi jenis penyakit yang dialami anak di

ruang RB4 RSU Adam Malik Medan yang terbanyak jenis penyakit non infeksi 100 orang

(75,8%),lama anak dirawat di ruangan RB4 yang terbanyak anak hanya dirawat 1-5 hari

sebanyak 77 orang (58,3%). Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat

(40)

Tabel 5.1. Distribusi karakteristik responden di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

(n =132)

No Identifikasi Frekuensi persentase

1. Pendidikan orang tua

SD 8 6,1 SMP 25 18,9 SMU 59 44,7 Diploma 25 18,9 Sarjana 15 11,4

Jumlah 132 100%

2. Pekerjaan orang tua PNS 9 6,8 Wiraswasta 45 34,1 Petani 28 21,2 Tidak tetap (DLL) 50 37,9 Jumlah 132 100%

3. Jenis penyakit yang diderita anak

Infeksi 32 24,2 Non infeksi 100 75,8

Jumlah 132 100% 4. Lama anak dirawat

(41)

5.2. Respon keluarga terhadap peran perawat

Dari hasil penelitian yang diperoleh peneliti terhadap peran perawat RB4 RSU

Adam Malik Medan Dari penelitian peran perawat sebagai pendidik, dimana perawat tidak

mengajarkan pada anak atau keluarga dalam menjauhkan benda tajam dari dekat anak agar

terhindar dari cedera sebanyak 79 responden (59,8%), tidak mengajarkan anak dalam

kebersihan diri sebanyak 77 responden (58,3%), dan perawat tidak menjelaskan yang jelas

pada keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan 74 orang (56,1%), perawat tidak

sigap dalam tindakan keperawatan bilamana anak menggerutu kesakitan 87 responden

(65,9%), dan perawat tidak mengontrol pasien 99 responden (75%), perawat tidak tanggap

dan tidak bijak dalam pergantian infuse 88 responden (66,7%), perawat tidak hati-hati dan

kurang sopan 73 responden (55,3%), perawat tidak merapikan ruangan anak 78 responden

(59,1%). Perawat marah-marah bila keluarga lalai dalam proses hospitalisasi 85 responden

(64,4%), perawat tidak mau mendengarkan dan memperhatikan jika keluarga member

saran71 responden (53%) perawat tidak mengajak keluarga untuk konsultasi tentang

(42)

Tabel5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji adam malik Medan (N=132)

No Pernyataan Kategori penilaian

Ya Tidak

f % f %

Peran pendidik

1 Perawat mengajarkan anak dalam kebersihan diri 55 41,7 77 58,3

2 Perawat menganjurkan keluarga untuk selalu dekat dengan anak dan memotivasi anak

71 53,6 61 46.,2

3 Perawat memberitahu jadwal perawatan anak pada keluarga

86 65,2 45 34,1

4 Perawat mengarahkan keluarga dalam menjaga

kesehatan anak

68 51,5 64 48,5

5 Perawat memberikan pendidikan kesehatan terhadap perkembangan anak

67 50,8 65 49,2

6 Perawat marah-marah dalam memberikan penjelasan tentang penyakit anak pada keluarga

62 47,0 70 53,0

7 Informasi yang diberikan perawat selama

memberikan asuhan keperawatan dengan jelas dan mudah dimengerti

57 43,2 74 56,1

8 Perawat menyarankan menjauhkan benda tajam dari dekat anak agar terhimdar timbulnya cedera

53 40,2 79 59,8

Peran sebagai konseling

9 Perawat mengajak keluarga konsultasi tentang

penyakit anak

70 53,0 62 47,0

10 Jika keluarga bingung, tidak tahu terhadap proses hospitalisasi perawat menjelaskannya

59 44,7 73 55,3

11 Perawat berusaha menenangkan keluarga ketika cemas, khawatir tentang penyakit anak

61 46,2 71 53,8

12 Perawat mau mengulang proses hospitalisasi sampai kelurga benar-benar mengerti

59 44,7 73 55,3

13 perawat marah-marah bila keluarga lalai dalam

proses hospitalisasi

47 35,6 85 64,4

Peran pelaksana

14 Dalam mengkaji keluhan anak, perawat menanggapi hasil kajian

71 53,8 61 46,2

15 Perawat tanggap dan bijak dalam bertindak seperti dalam pergantian cairan infuse

43 32,6 88 66,7

16 Perawat selalu mengontrol pasien 33 25,0 99 75,6

17 Jika anak gelisah atau menggerutu kesakitan,

perawat sigap dalam tindakan keperawatan

45 34,1 87 65,9

18 Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat

selau hati-hati dan sopan

59 44,7 73 55,3

19 Perawat merapikan ruangan anak setiap hari 53 40,2 78 59,1

(43)

Dari tabel 5.3 Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU

Pusat Haji Adam Malik Medan dikategorikan sebagai respon kurang baik 18 (13,6%),

respon cukup baik 110 (83,4%), respon baik 4(3,1%).

Tabel 5.3. Kategori respon keluarga terhadap berbagai peran perawat di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan (N=132)

Variabel Kategori

f %

Respon kurang baik 18 13,6%

Respon cukup baik 110 83,4%

(44)

2. Pembahasan

Dalam penelitian ini membahas respon keluarga terhadap peran perawat

dalam hospitalisasi anak yang dapat dilihat dari beberapa aspek seperti peran perawat

sebagai pendidik, pelaksana dan konseling, dimana hospitalisasi merupakan pengalaman

yang mengancam setiap orang. Selama proses tersebut keluarga akan memiliki berbagai

respon untuk menanggapinya, pada anak apakah anak merasa cemas karena perpisahan,

kehilangan kendali ataupun mengeluh rasa sakit akibat luka. Proses hospitalisasi terhadap

anggota keluarga memberikan reaksi dan stressor yang anaknya dihospitalisasi sehingga

keluarga marah, cemas, sedih. Bila dilihat dari reaksi anak terhadap proses hospitalisasi

banyak anak lebih rentan stress, mungkin karena perpisahan sehingga perawat harus

memberikan perawatan yang optimal. Perawat juga harus dapat mengerti tingkat psikologis

anak sesuai masa tumbuh kembang anak.. Rasa perpisahan keluarga terhadap proses

hospitalisasi memberikan berbagai reaksi terhadap keluarga. Walaupun hal-hal tersebut

tidak bisa dihindari, tapi setidaknya dapat dikurangi selama anak dalam perawatan (Wong,

2003).

2.1. Karakteristik responden

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mengisi lembaran

pernyataan lebih banyak yang berpendidikan SMU 59 (44,7%), pekerjaan tidak menetap 50

responden (37,9%), jenis penyakit yang diderita anak kebanyakan anak sakit tanpa infeksi

100 responden (75,8%), dan lama anak dirawat selama proses hospitalisasi kebanyakan

(45)

2.2.a. Respon keluarga terhadap peran perawat sebagai pendidik

Hasil penelitian menunjukkan peran perawat sebagai pendidik pada ruangan

anak dan RB4 Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan kurang baik, karena perawat kurang

mengajarkan anak dalam kebersihan diri dimana dirumah sakit sering ditemukan anak yang

sudah beberapa hari tidak mandi, banyak sisa makanan di gigi, dan nafas yang tidak sedap,

baju yang sudah beberapa hari tidak di ganti, yang mana perawat harus memberikan

pendidikan personal hegiene terhadap pasien maupun keluarga. Dimana hal tersebut

seharusnya tidak lagi menjadi tanggung jawab perawat sepenuhnya. Perawat dalam hal

memberikan informasi dianggap masih belum cukup jelas dan dimengerti oleh keluarga

pasien yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dimana mayoritas responden

pendidikan terakhirnya adalah SMU. Hal ini senada dengan hariyanti (2000) yang

menyatakan tingkat pendidikan mempengaruhi pendapat pasien terhadap pelayanan

kesehatan. Perawat dinilai kurang bebagi informasi mengenai bahaya benda-benda tajam

yang dapat mengakibatkan cedera bagi anak. Tidak jarang ditemui pisau yang terletak

dalam jangkauan anak dimana pisau tersebut telah digunakan sebelumnya oleh keluarga

untuk mengupas buah atau memotong roti. Hal ini dapat meberikan resiko yang besar pada

anak dan menimbulkan masalah baru yang harus ditangani.

2.2.b Peran perawat sebagai konseling

Hasil penelitian menunjukkan peran perawat sebagai konseling yang dilakukan

perawat ruang anak RB4 terhadap keluarga yang anaknya dalam proses hospitalisasi di

Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan kurang optimal, dimana keluarga atau responden

menyatakan beberapa perawat dalam menanggapi keluhan dan permasalahan yang

dihadapi keluarga selama proses hospitalisasi anak terkesan tidak mau tahu atau

(46)

dalam proses hospitalisasi anak terkesan kurang, perawat juga kurang melakukan hal-hal

yang dianggap perlu untuk menurunkan stres, cemas dan kekhawatiran keluarga terhadap

penyakit anak. Hal ini juga dibuktikan oleh banyaknya keluarga saling bertanya terhadap

keluarga pasien yang lain di ruangan itu mengenai penjelasan yang telah diberikan perawat.

2.2.c. Peran perawat sebagai pelaksana

Hasil penelitian menunjukkan respon keluarga terhadap peran perawat sebagai

pelaksana dalam hospitalisasi anak dianggap kurang baik hal ini dibuktikan kurang

tanggapnya perawat dalam pergantian cairan infus, pengontrolan yang tidak kontiniu, setiap

kali anak menggerutu kesakitan, perawat terkesan kurang peduli. Begitu juga dalam hal

pembagian obat yang sering terlambat dari waktu yang seharusnya sesuai dengan instruksi

dokter dimana hal ini seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih dari perawat. Sesuai

dari hasil penelitian Imran (2007) perawat memegang peranan penting dalam peningkatan

kesehatan anak selama proses hospitalisasi. Hal ini senada dengan Wong (2003) yang

menyatakan bahwa perawat sebagai pelaksana merupakan hal terpokok dalam proses

hospitalisasi serta meminimalkan komplikasi dari penyakit yang diderita, dan

(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran

mengenai respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di Rumah Sakit

Haji Adam Malik Medan sebagai berikut

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada 10- 29 Oktober 2009

pada 132 responden dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan peran

perawat anak RB4 di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan kurang, baik dari segi peran

perawat sebagai pendidik, pelaksana dan konseling. Hasil penelitian menunjukkan peran

perawat sebagai pendidik pada ruangan anak dan RB4 Rumah Sakit Haji Adam Malik

Medan kurang baik, karena perawat kurang mengajarkan anak dalam kebersihan diri

dimana dirumah sakit sering ditemukan anak yang sudah beberapa hari tidak mandi, banyak

sisa makanan di gigi, dan nafas yang tidak sedap, baju yang sudah beberapa hari tidak di

ganti, yang mana perawat harus memberikan pendidikan kembali mengenai personal

hegiene terhadap pasien maupun keluarga. Perawat dalam hal memberikan informasi

dianggap masih belum cukup jelas dan dimengerti oleh keluarga pasien yang terdiri dari

berbagai latar belakang pendidikan dimana mayoritas responden pendidikan terakhirnya

adalah SMU. Perawat dinilai kurang bebagi informasi mengenai bahaya benda-benda

tajam yang dapat mengakibatkan cedera bagi anak. Tidak jarang ditemui pisau yang

terletak dalam jangkauan anak dimana pisau tersebut telah digunakan sebelumnya oleh

keluarga untuk mengupas buah atau memotong roti. Dari aspek peran perawat sebagai

(48)

dihadapi keluarga selama proses hospitalisasi anak terkesan tidak mau tahu atau

menghindar bila ditanya, perawat juga kurang melakukan hal-hal yang dianggap perlu

untuk menurunkan stres, cemas dan kekhawatiran keluarga terhadap penyakit anak. Dari

aspek peran perawat sebagai pelaksana,seperti dalam pergantian cairan infus perawat

kurang tanggap dan tidak melakukan kontrol yang kontiniu. Perawat terkesan kurang

peduli setiap kali anak menggerutu kesakitan, begitu juga dalam hal pembagian obat yang

sering terlambat.

2. Saran

2.1 Bagi Pihak Rumah Sakit

Diharapkan bagi rumah sakit untuk melakukan evaluasi terhadap pelayanan

keperawatan secara rutin dan kontiniu agar dapat mengetahui masalah-masalah yang timbul

sehingga dapat diambil tindakan untuk mengoreksinya demi peningkatan pelayanan

keperawatan dan tingkat kepuasan pasien. Hendaknya rumah sakit lebih mendukung

perawat dalam mengadiri berbagai seminar mengenai peran perawat profesional khususnya

perawat anak.

2.2 Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak.

Peneliti berharap penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor perawat tidak menjalankan

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2002) Prosedur penelitian; Suatu pendekatan praktik (edisi revisi VI) Jakarta :

Rineka cipta

Friedman, marylin M (1998). Keperawatan keluarga dan praktek (edisi 3)

Jakarta: Buku kedokteran EGC

Internet

Notoadmodjo S(2002) Prosedur penelitian kesehatan,(edisi revisi), Jakarta :PT Rineka cipta

Nursalam (2002). Managemen keperawatan aplikasi dalam praktek keperawatan

professional, Jakarta salemba medika

Pery and Potter,2005 Konsep keperawatan hospitalisasi. Philadelphia: Lipincott company

Polit, D. F dan Hungler, B.P (1995). Nursing research : Principles and methods philophin.

Philadelphia: Lipincott company

Setiady (2008) Konsep proses keperawatan keluarga (edisi 1) Yogyakarta: Penerbit Graha

Ilmu

Skripsi imran (2007) kepuasan keluarga terhadap peran perawat anak.

Sudjana (2005) Metode statistic, bandung Penerbitan Tarsito

Supartini (2000) Konsep keperawatan anak, Monica ester Jakarta EGC

Supartini, Yupi (2004) Buku ajar konsep keperawatan anak monica ester, Jakarta EGC

Wahid Iqbal Mubarak (2006)Ilmu keperawatan anak komunitas2 teori dan prakteknya.

Jakarta Sagung seto

(50)

Wong 3. Donna (2003) Wong’s Nursing Care of Infant and children, St. Louis Missouri,

(51)

Instrumen Penelitian

Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU. H Adam Malik Medan

Petunjuk I Pengisian :

(a) Saudara/i diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan

jawaban yang jujur dari hati yang paling dalam sesuai dengan apa yang anda rasakan.

Jawaban anda sangat kami butuhkan untuk meningkatkan pelayanan kami dimasa

yang akan datang.

(b) Jawaban anda akan kami jamin kerahasiaannya dan tidak ada unsur lain dari

pertanyaan ini selain untuk peningkatan layanan kami.

(c) Jika anda kurang jelas silahkan bertanya kepada kami.

I. Data Demografi

1. Nama (Inisial) : ...

2. Pendidikan terakhir : …..

3. Lama opname : ...

4. Lama anak dirawat : …..

5. Jenis Pekerjaan : (….) PNS

(….) Wiraswasta

(….) Petani

(….) Tidak tetap

(52)

(….) Non infeksi

II. Respon Keluarga Petunjuk II pengisian :

Berikut ini adalah respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak

di RSU. H Adam Malik Medan.

Gunakan tanda contreng ( ) pada kolom yang disediakan jika jawaban anda:

0 = Ya

1 = Tidak

No Pernyataan Ya Tidak

Peran pendidik

1 Perawat mengajarkan anak dalam kebersihan diri

2 Perawat menganjurkan keluarga untuk selalu dekat dengan anak dan memotivasi anak

3 Perawat memberitahu jadwal perawatan anak pada keluarga

4 Perawat mengarahkan keluarga dalam menjaga kesehatan anak

5 Perawat memberikan pendidikan kesehatan terhadap perkembangan anak

6 Perawat marah-marah dalam memberikan penjelasan tentang penyakit anak pada keluarga

7 Informasi yang diberikan perawat selama memberikan asuhan keperawatan dengan jelas dan mudah dimengerti

8 Perawat menyarankan menjauhkan benda tajam dari dekat anak agar terhimdar timbulnya cedera

Peran sebagai konseling

9 Perawat mengajak keluarga konsultasi tentang penyakit anak

10 Jika keluarga bingung, tidak tahu terhadap proses hospitalisasi perawat menjelaskannya

11 Perawat berusaha menenangkan keluarga ketika cemas, khawatir tentang penyakit anak

(53)

13 perawat marah-marah bila keluarga lalai dalam proses hospitalisasi

Peran pelaksana

14 Dalam mengkaji keluhan anak, perawat menanggapi hasil kajian

15 Perawat tanggap dan bijak dalam bertindak seperti dalam pergantian cairan infuse

16 Perawat selalu mengontrol pasien

17 Jika anak gelisah atau menggerutu kesakitan, perawat sigap dalam tindakan keperawatan

18 Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat selau hati-hati dan sopan

19 Perawat merapikan ruangan anak setiap hari

(54)

INFORMED CONSENT

Nama saya Sihol Hapunguan Sinaga, saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentangRespon

keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU haji Adam Malik Medan.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi karakteristik responden, dan

mengidentifikasi respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak

Responden diharapkan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga responden bebas

untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Saya akan menjamin identitas

dan kerahasiaan jawaban yang responden berikan. Informasi yang responden berikan akan

saya simpan di tempat yang aman dan semua berkas hanya digunakan untuk keperluan

pengolahan data saja. Responden bebas menanyakan tentang penelitian ini, jika responden

bersedia maka saya akan memberi lembar kuesioner ini untuk diisi.

Terima kasih atas perhatian dan kesediaan responden dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, Juni 2010

(55)

TAKSASI DANA

A. Persiapan Proposal

1. Penelusuran literatur dari internet Rp.100.000

2. Print literatur dari internet Rp.100.000

3. Fotokopi literatur dari buku Rp.100.000

4. Pengetikan dan print proposal Rp.200.000

5. Penggandaan dan penjilidan proposal Rp.100.000 6. Fotocopi transparan untuk persentasi Rp. 20.000 B. Administrasi Penelitian

1. Registrasi sidang skripsi Rp.300.000

2. Biaya izin penelitian dilokasi Rp.100.000

C. Pengumpulan dan analisa Data

1. Biaya penggandaan Kuesioner dan Rp. 70.000

Lembar persetujuan responden

2. Biaya transportasi Rp.700.000

D. Penyusunan Hasil Perbaikan

1. Pengetikan dan print perbaikan laporan Rp.250.000 2. Penggandaan dan penjilidan laporan penelitian Rp.250.000

J U M L A H ---+

(56)

FREQUENCY TABEL

Statistics

p.pendidik P.konseling P.Pelaksana

Gambar

Gambar 1.Skema konsep penelitian
Tabel 5.1. Distribusi karakteristik  responden di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

Referensi

Dokumen terkait

T his is an exercise involving the integration of a case presentation of diuretic- induced hypokalemia with the physiology of K 1 balance. Students are presented with a

selves the product of a variety of exposures, includ- ing auditors' training and consequent outlook on best management practice, professional standards, similar prior audits, and

3.1 Menjelaskan kegiatan persiapan membaca permulaan (cara duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik halaman

While current production cost advantages of external procurement are relatively easy to specify on the basis of given information, future costs associated with asset speci®city

To obtain well-distributed, stable and quantity controllable features, UR-SIFT algorithm is adopted in source image, meanwhile, SIFT with lower contrast threshold

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata

Kebutuhan masyarakat mengenai informasi citra hasil deteksi sinar-X pun semakin meningkat, hal ini ditandai dengan tidak sedikitnya citra-citra hasil deteksi sinar-X dari

Program studi yang diusulkan harus memiliki manfaat terhadap institusi, masyarakat, serta bangsa dan negara. Institusi pengusul memiliki kemampuan dan potensi untuk