RESPON KELUARGA TERHADAP PERAN PERAWAT DALAM
HOSPITALISASI ANAK di RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI
ADAM MALIK MEDAN
SKRIPSI
OLEH :
SIHOL. H. SINAGA 081121038
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SIDANG SKRIPSI
N a m a : Sihol Hapunguan Sinaga N I M : 081121038
Judul Penelitian : Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam malik Medan
Telah memenuhi persyaratan penulisan skripsi sesuai dengan Pedoman Penulisan Proposal Skripsi Mahasiswa S I Keperawatan USU tahun 2009 dan dapat melaksanakan ujian sidang skripsi.
Medan, Desember 2009
Pembimbing Penelitian
Prakata
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU H Adam Malik Medan”
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses menyelesaikan skripsi ini, sebagai berikut: 1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara
2. Ibu Nur Asnah Sitohang Skep Mkep yang selama ini telah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas saran, kritik dan dorongan semangat yang Ibu berikan kepada saya selama ini.
3. Kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang telah mendoakan dan memberikan dorongan semangat kepada saya.
4. Teman dekat dan teman-teman saya angkatan 2008 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara atas dorongan semangatnya kepada saya.
5. Kepada semua pihak yang telah membantu saya baik secara moril atau materil saya ucapkan terima kasih.
6. Kepada Tresia Manalu, Hervida Sormin, Ibas toto yang selalu memberi semangat dan
memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.
Medan, juni 2010
DAFTAR ISI
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Hasil Penelitian ... 39
2. Pembahasan ... 47
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan ... 51
2. Rekomendasi ... 52
Judul : Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik Medan
Nama : Sihol Hapunguan Sinaga
Jurusan : Fakultas Keperawatan Tahun Akademik : 2008/2009
Abstrak
Proses hospitalisasi bagi anak dan keluarga adalah suatu pegalaman yang mengancan dan memberikan respon terhadap keluarga. Pada umumnya keluarga akan menolak, cemas, ketidakpercayaan bila anak dalam proses hospitalisasi. Apalagi anak harus mendapatkan perawatan dari tim kesehatan atau perawat untuk proses penyembuhan anak. Hospitalisasi mempunyai tujuan meningkatakan kesehatan atau meminimalkan cedera tubuh. Sikap yang dibrikan perawat berupa memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan memberikan pndidikan kesehatan. Hal ini tentunya memberikan respon keluarga terhadap perawat berupa respon yang kurang baik, cukup baik, dan respon baik. Penelitian dilakukan pada bulan November 2009- Januari 2010 dengan menggunakan metode deskriptif dengan memberikan pernyataan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu, data demografi, dan respon keluarga terhadap peran perawat terhadap hospitalisasi anak. Hasil croncbach alpha 0,73. Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik Medan menunjukkan respon kurang baik 18 responden (13,6 %), respon cukup baik 110 responden (83,4), dan respon baik 4 responden (3,1%).
Dari pencapaian tersebut maka dapat disimpulkan respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik cukup baik dan hal ini juga perlu ditingkatkan lagi dengan menghadiri berbagai seminar keperawatan anak untuk menjadi perawat profesional.
Judul : Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik Medan
Nama : Sihol Hapunguan Sinaga
Jurusan : Fakultas Keperawatan Tahun Akademik : 2008/2009
Abstrak
Proses hospitalisasi bagi anak dan keluarga adalah suatu pegalaman yang mengancan dan memberikan respon terhadap keluarga. Pada umumnya keluarga akan menolak, cemas, ketidakpercayaan bila anak dalam proses hospitalisasi. Apalagi anak harus mendapatkan perawatan dari tim kesehatan atau perawat untuk proses penyembuhan anak. Hospitalisasi mempunyai tujuan meningkatakan kesehatan atau meminimalkan cedera tubuh. Sikap yang dibrikan perawat berupa memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan memberikan pndidikan kesehatan. Hal ini tentunya memberikan respon keluarga terhadap perawat berupa respon yang kurang baik, cukup baik, dan respon baik. Penelitian dilakukan pada bulan November 2009- Januari 2010 dengan menggunakan metode deskriptif dengan memberikan pernyataan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu, data demografi, dan respon keluarga terhadap peran perawat terhadap hospitalisasi anak. Hasil croncbach alpha 0,73. Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik Medan menunjukkan respon kurang baik 18 responden (13,6 %), respon cukup baik 110 responden (83,4), dan respon baik 4 responden (3,1%).
Dari pencapaian tersebut maka dapat disimpulkan respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik cukup baik dan hal ini juga perlu ditingkatkan lagi dengan menghadiri berbagai seminar keperawatan anak untuk menjadi perawat profesional.
`
BA B I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengigat anak
bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh linkungan keluarga, kehidupan
dan kesehatan anak juga dipengaruhi oleh dukungan keluarga. Hal ini dapat telihat bila
dukungan keluarga sangat baik maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil,
tetapi bila dukungan pada anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada
dirinya yang dapat menggangu psikologis anak (Hidayat, 2005).
Keberadaan anak di tengah-tengah keluarga sangat penting, baik dalam
perawatan anak sehat, maupun saat anak sakit. Keluarga dengan anak yang sedang sakit
dirumah menuntut keluarga itu sendiri untuk memberi perawatan yang optimal pada anak.
Proses hospitalisasi merupakan suatu proses yang mana karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak untuk dirawat di rumah sakit, menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan
orang tua mengalami pengalaman yang sangat traumatic dan penuh dengan rasa stress.
Berbagai perasaan yang sangat sering pada keluarga yaitu perasaan cemas, marah, sedih,
takut dan rasa bersalah (Whaley & Wong, 2000). Perasaan tersebut dapat timbul karena
menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman,
perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya, dan sesuatu yang dirasakan
Perawat sangat berperan dalam proses hospitalisasi, dimana perawat sangat
berfungsi sebagai suatu fokus dalam keadaan baik untuk individu, keluarga dan juga
kelompok masyarakat. Bila dilihat dari peran dan fungsi perawat sebagai pendidik,
pelaksana, konseling, advokasi dan lain-lain maka yang banyak berperan untuk
meningkatkan kesehatan adalah perawat (mubarak, dkk, 2006).
Hospitalisasi pada anak banyak menyebabkan pengalaman yang menimbulkan
trauma baik pada anak maupun orang tua, sehingga menimbulkan reaksi tertentu yang akan
sangat berdampak pada perawatan anak selama di rumah sakit. Anak yang mengalami
hospitalisasi biasanya mengalami stress, dan dalam proses hospitalisasi perawat dapat
melibatkan orang tua sehingga dapat memahami penyakitnya, dan orang tua dapat
memberikan respon terhadap proses hospitalisasi (Supartini, 2004).
Penelitian yang dilakukan, Imran(2007) bahwa kepuasan keluarga terhadap
pelayanan anak selama di rumah sakit banyak ditentukan oleh peran perawat, dimana peran
perawat yang menjadi pelayan kesehatan sangat berpengaruh terhadap kesembuhan pasien.
Hal ini tentunya memberikan respon bagi keluarga terhadap sistem hospitalisasi, apakah itu
respon positif atau negative. Dan respon ini akan timbul dari pasien maupun keluarga
pasien. Keluarga akan mengalami perubahan psikologis terhadap masalah yang dihadapi,
dimana keluaga akan mengalami sikap marah, cemas dan sedih akibat anak dalam proses
hospitalisasi.
Dan hal ini juga dilihat dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
tanggal 4 juni 2009 di ruang RB3 dan RB4 terhadap 15 orang keluarga pasien mengatakan
kurangnya komunikasi perawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan terhadap
anak, lambatnya kinerja perawat dalam setiap tindakan keperawatan, dan kurangnya
selama masa perawatan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, dimana sistem pelayanan
pada anak seharusnya memberikan pelayanan yang lebih karena dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan anak dan pelayanan ini juga mempengaruhi respon orang tua dan keluarga
dimana keluarga dapat menjadi cemas, marah dan sedih, karna anak dalam proses
hospitalisasi sehingga perawat harus benar-benar melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya. Hal ini akan memberikan berbagai respon keluarga terhadap
kinerjaperawat baik respon secara positif seperti keluarga nyaman dan percaya terhadap
segala tindakan yang dilakukan perawat, atau sebaliknya keluarga memberikan rasa curiga
trhadap segala tindakan yang akan diakukan perawat atau respon negatif.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang judul
“Respon keluarga terhadap peran perawat dalam proses hospitalisasi anak di ruang anak
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”
B. Pertanyaan penelitian
Bagaimana gambaran respon keluarga terhadap peran perawat dalam
hospitalisasi anak di ruang anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum
Mengidentifikasi respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi
anak di ruang anak Rumah Sakit haji Adam Malik Medan
Tujan khusus
1. Mengidentifikasi Peran perawat sebagai pendidik
2. Mengidentifikasi peran perawat sebagai pelaksana
3. Mengidentifikasi pran perawat sebagai konseling
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk rumah sakit
Menjadi sumber informasi bagi rumah sakit terhadap respon pasien atau keluarga terhadap
peran perawat dalam proses hospitalisasi khusnya peran perawat di ruang anak.
2. Institusi pendidikan
Diharapkan dapat menjadi informasi tambahan tentang respon keluarga terhadap peran
perawat dalam hospitalisasi anak.
3. Bagi Peneliti lain
Sebagai data dasar dalam penelitian lebih lanjut di bidang keperawatan anak khususnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun konseptual yang akan dibahas dalam bab ini adalah
A.Konsep Keluarga
1. Defenisi Keluarga
2. Karakteristik Keluarga
3. Tipe Keluarga
4. Fungsi Keluarga
5. Kekuatan keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan anak
6. Peran keluarga dalam proses hospitalisasi anak
B. Konsep Hospitalisasi
1. Pengertian Hospitalisasi
2. Efek Hospital pada anak
3. Dampak hospitalisasi
4. Keuntungan hospitalisasi
5. Respon anak terhadap hospitalisasi
6. Respon orang tua terhadap proses hospitalisasi anak
C. Konsep Perawat
1. Pengertian perawat
A. Konsep Keluarga 1. Defenisi Keluarga
Menurut Friedman 1998, keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
hidup bersama, dengan keterikatan aturan dan emosional dari individu yang mempunyai
peran yang masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Suprajitno,2004).
2. Karakteristik Keluarga
Keluaga terdiri dari orang-orang yang disatukan dalam ikatan perkawinan,
darah dan ikatan adopsi,para anggota sebuah keluarga hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga , atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah
tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi
satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah-ibu, anak
laki-laki,anak perempuan dan saudara keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama
yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri
(Friedman,1988 ).
3. Tipe Keluarga
Keluarga inti – carier ganda,suami,istri dan anak-anak hidup dalam rumah
tangga yang sama. Keluarga-keluarga yang melakukan perkawinan yang pertama,
keluarga-keluarga dengan orang tua campuran atau orang tua istri (Friedman 1998 ).
4. Fungsi Keluarga
Friedman 1998 mengindenfikasikan lima fungsi dasar keluarga yaitu :
a. Fungsi Efektif
Fungsi efektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga, Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
kehangatan, saling mendukung antara anggota keluarga, saling menghargai, bila anggota
keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi efektif akan tercapai.
Ikatan dan identifikasi, ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkunan sosial.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit
terkontrol.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal (Rumah).
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan, yaitu
untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang
sakit. Kemampuan kelarga melaksanakan pemeliharaan keluarga yang melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah keluarga (Suprajitno 2004).
5. Kekuatan keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan anak(Friedman, 1998 )
Pada dasarnya tugas dan fungsi keluarga adalah merawat fisik anak, mendidik
anak untuk menyesuaikan diri dengan budaya , dan menerima tanggung jawab atas
keluarga untuk menjalankan baik dalam kondisi anak-anak sehari-hari di rumah ataupun
apabila anak sakit dan dirawat di rumah sakit.
a. Komitmen yang kuat untuk kesejahteraan anggota keluarga
Kesepakatan antara orang tua dan anggota keluarga yang ada bahwa upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan anak adalah prioritas dalam keluarga, menjadi satu hal
yang sangat penting baik menyangkut kesejahteraan fisik maupun psikologisnya. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan prilaku keluarga diantaranya penggunaan keuangan dan sumber
lain yang ada dalam keluarga di tunjukkan untuk kepentingan anak.
b. Penghargaan dan dorongan terhadap anggota keluarga
Penghargaan dapat diberikan dalam bentuk materi dan bukan materi,
penghargaan dalam bentuk materi dapat berupa hadiah mainan, pakaian, rekreasi dan alat
sekolah sedangkan penghargaan bukan bentuk non materi dapat berupa pujian.
c. Upaya untuk meluangkan waktu bersama
Komitmen keluarga untuk berupaya meluangkan waktu bersama merupakan hal
yang paling penting sebagai media untuk saling tukar pikiran antara orang tua anak yang
satu dengan anak yang lainnya.
d. Komunikasi dan interaksi positif antar anggota keluarga
Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sebaliknya merupakan hal
yang positif untuk mendukung peningkatan kesejahteraan anak dan keluarga.
e. Kejelasan aturan, nilai dan keyakinan
Penanaman nilai dan kenyakinan serta aturan disiplin bagi anak harus
ditanamkan sejak dini sejalan dengan perkembangan kognitif anak dan dilaksanakan secara
f. Strategi koping yang positif
Kemampuan koping yang positif harus dilatih dan dibiasakan pada anggota
keluarga, yaitu kemampuan strategis kearah pemecahan masalah dan bukan menggunakan
strategi koping yang negatif seperti mengingkari,marah dan menyalahkan orang lain.
g. Kemampuan memecahkan masalah secara positif
Hal ini berkaitan dengan pola penggunaan strategi koping yng positif karena
pada dasarnya kemampuan keluarga dalam memecahkan masalah secara positif
menunjukkan kemampuan menggunakan strategi koping yang positif.
h. Berpikir positif terhadap segala prilaku anggota keluarga
Prilaku anak sering kali menguji kesabaran oran tua, apabila mereka berperilaku
negatif,sebenarnya karena mereka belum mempunyai kemampuan untuk
melukukannya,karena pada dasarnya masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan,
jadi orang tua harus berperan mengarahkannya.
i. Fleksibel dan mudah beradaptasi dalam mengarahkan peran
Kemampuan untuk beradaptasi dan fleksibel terhadap situasi yang dihadapi
dalam menjalankan kehidupan sehari-hari memerlukan latihan dan tidak akan diperoleh
secara otomatis, keyakinan tentang nilai yang dimiliki dan pengalaman menghadapi
masalah juga akan mempengaruhi anggota keluarga untuk bersikap fleksibel dan
beradaptasi dengan mudah terhadap perubahan atau situasi yang dihadapi.
j. Keseimbangan antara kepentingan pekerjaan dan kepentingan anggota keluarga
Pekerjaan anggota keluarga adalah suatu sumber penghasilan bagi anggota
keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan fisik, psikologi, spiritual keluarga. Ini
keseimbangan antara pekerjaan dan waktu untuk keluarga adalah hal utama yang harus di
penuhi.
6. Peran keluarga dalam proses hospitalisasi
Menurut canam, (1993) berkaitan dengan perawatan anak dirumah sakit yang
dijalankan keluarga dalam perawatan anak dirumah sakit sangat mempengaruhi dalam
pencapaian tujuan perawat anak. Tugas tersebut adalah :
a. Menerima kondisi anak
Tugas ini dapat dijadikan dengan cara mencari arti dari kondisi sakit anaknya
dan mengembangkan koping yang konstruktif. Untuk itu praktek untuk menjalankan agama
dan ibadah sangat bermanfaat untuk mengembangkan koping yang konstruktif.
b. Mengelola kondisi anak
Hal yang positif dilakukan adalah dengan cara membina hubungan yang positif
dengan petugas kesehatan sehingga dapat menggunakan sumber daya yang ada pada
mereka dan dapat memahami kondisi anak dengan baik. Orang tua perlu disosialisasikan
dengan sistem pelayanan yang ada.
c. Memenuhi kebutuhan perkembangan anak
Keluarga dapat menjalankan tugas ini dengan cara membantu menurunkan
dampak negatif dari kondisi anak, mengasuh anak sebagaimana biasanya dan
d. Memenuhi kebutuhan perkembangan anak di rumah
Hal ini dapat di capai dengan mempertahankan hubungan antara untuk
mengembangkan kondisi anak dirumah sakit dan di rumah,walaupun waktu tertentu anak di
rumah sakit menjadi prioritas utama.
e. Menghadapi stressor dengan positif
Keluarga harus mencegah adanya penumpukan stress yang ada pada keluarga
dengan mengembangkan koping yang positif, yaitu kearah pemecahan masalah. Hal ini
dapat dilakukan adalah dengan mengklarifikasi masalah dan tugas yang dapat dikelola, dan
dapat menurunkan reaksi emosi. Untuk itu penting sekali adanya kenyakinan spiritual
keluarga yang menguatkan harapan dan kenyakinan untuk memecahkan setiap masalah
secara positif.
f. Membantu keluarga untuk mengelola perasaan yang ada
Orang tua harus belajar mengelola perasaan anggota keluarga. Cara yang dapat
dilakukan adalah mengidentifikasi perasaan, mencari dukungan positif. Apabila ada
kelompok orang tua yang mempunyai masalah anak yang sama, hal ini sangat membantu
sebagai tempat berbagi perasaan dan pengalaman.
g. Mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anakyang sedang sakit
Orang tua harus memiliki pemahaman yang tepat tentang kondisi anak,
sehingga dapat memberikan pengertian pada anggota keluarga yang lain tentang kondisi
anaknya yang sakit dan memiliki koping yang positif. Jawab pertanyaan anak sesuai
kepastiannya untuk dapat di mengerti, tetapi harus jujur dan buat diskusi dengan keluarga
h. Mengembangkan sistem dukungan sosial
Upaya ini dapat dilakukan dengan cara membuat jaringan kerja sama dengan anggota
keluarga yang lain, kerabat, atau kawan. Dan menggunakan jaringan kerja sama sebagai
sumber pemecahan masalah.
B. Konsep Hospitalisasi 1. Pengertian Hopitalisasi
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah. Selama proses tersebut, anak dan
orang tua harus dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa ditunjukkan
dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh stress (Wong, 2000). Penyakit dan
hospitalisasi sering kali menjadi krisis pertama yang harus dihadapi anak. Anak-anak
sangat rentang terhadap krisis penyakit dan hispitalisasi kerena stress akibat perubahan dari
keadaan sehat biasa dan rutinitas lingkungan , dan anak memiliki jumlah mekanisme
koping yang terbatas untuk menyelesaikan stressor (kejadian-kejadian yang menimbulkan
stres). Stres utama dari hospitalisasi adalah perpisahan, kehilangan kendali, secara tubuh
dan nyeri. Reaksi anak terhadap krisis-krisis tersebut dipengaruhi oleh usia perkembangan
mereka, pengalaman mereka sebelumnya dengan penyakit, perpisahan atau hospitalisasi.
2. Efek hospitalisasi terhadap anak
Anak-anak dapat bereaksi terhadap stres hospitalisasi sebelum mereka masuk,
lebih penting dibandingkan usia dan kematangan intelektual dalam memperkirakan tingkat
kecemasan sebelum hospitalisasi
( carson, Grafley, dan council, 1992 ; clatworty,simon dan tiedeman, 1999).
a. Faktor resiko individual
Sejumlah faktor resiko membuat anak-anak tertentu lebih rentan terhadap stress
hospitalisasi dibandingkan dengan lainnya. Mungkin kerena perpisahan merupakan
masalah penting seputar hospitalisasi bagi anak-anak yang lebih mudah, anak yang aktif
dan bekeinginan kuat cenderung lebih baik ketika dihospitalisasi bila dibandingkan anak
yang pasif. Akibatnya, perawat harus mewaspadai anak-anak yang menerima secara pasif
semua perubahan dan permintaan, anak ini dapat memerlukan dukungan yang lebih banyak
dari pada anak yang lebih aktif.
b. Perubahan pada populasi pediatrik
Saat ini populasi pediatrik dirumah sakit mengalami perubahan drastis,
meskipun terdapat kecenderungan memendeknya lama rawat. Sifat dan kondisi anak
kecenderungan bahkan mereka aakan mengalami prosedur yang lebih invasif dan traumatik
pada saat mereka di hospitalisasi. Faktor inilah yang membuat mereka lebih rentang
terhadap dampak emosional dari hospitalisasi dan enyebabkan kebutuhan mereka menjnadi
berbeda. Perhatikan pada tahun-tahun sekarang telah berfokus pada peningkatan jumlah
pada anak-anak yang tumbuh dirumah sakit ( Britton dan Johnton, 1993 ), rencana
pemulangan menjadi lama karena kompleknya asuhan medis dan keperawatan. Tanpa
perhatian yang khusus yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan psikososial dan
3. Dampak Hospitalisasi
Hospitalisasi atau sakit dan dirawat dirumah sakit bagi anak dan keluarga akan
menimbulkan stress dan tidak aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak
dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan. Penyebab anak stres meliputi
psikososial (berpisah dengan orang tua , keluarga lain, teman dan perubahan peran),
fisiologis (kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diri), lingkungan
asing (kebiasaan sehari-hari berubah)
Reaksi orang tua , kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit,
prosedur, pengobatan dan dampak terhadap masa depan anak, frustasi karena kurang
informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta tidak familernya peraturan rumah sakit
4. Keuntungan Hospitalisasi
Meskipun hospitalisasi dapat dan biasa menimbulkan stres bagi anak-anak,
tetapi hospitalisasi juga bermanfaat. Manfaat yang paling nyata adalah pulih dari sakit,
tetapi hospitalisasi juga dapat memberi kesempatan pada anak-anak untuk mengatasi stres
dan merasa kompoten dalam kemampuan koping mereka.
5. Reaksi anak terhadap proses hospitalisasi
Menurut supartini (2002) reaksi anak yang dirawat dirumah sakit sesuai tahapan
perkembangan adalah :
a. Masa bayi (0-1 tahun)
Masalah utama yang terjadi adalah karena dampak perpisahan dengan orang tua
sehingga ada gangguan pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang. Pada anak usia
yang tidak dikenalnya dan cemas karena perpisahan. Reaksi yang muncul pada anak usia
ini adalah menangis, marah dan banyak melakukan gerakan sebagai sikap stranger anxiety.
Bila ditinggalkan ibunya, bayi akan merasa cemas karena perpisahan dan prilaku yang
ditunjukkan adalah dengan menangis keras, pergerakan tubuh yang banyak, dan exspresi
wajah yang tidak menyenangkan.
b. Masa toddler (2-3Tahun)
Anak usia toddler biasanya bereaksi terhadap hospitalisasi terhadap sumber
stress yang utama adalah cemas akibat perpisahan. Respon prilaku anak sesuai dengan
tahapannya, yaitu tahap proses, putus asa dan pengingkaran. Pada tahap pengingkaran,
prilaku yang ditunjukkan adalah menangis kuat, menjerit memanggil orang tua, atau
menolak perhatian yang diberikan orang lain. Pada tahap putus asa, prilaku yang
ditunjukkan adalah, menangis berurang, anak tidak akatif, kurang menunjukkan minat,
untuk bermain dan makan, sedih, apatis. Pada tahap pengingkaran prilaku yang ditunjukan
adalah secara sama, mulai menerima perpisahan, membina hubungan secara dangkal dan
akan memulai menyukai ligkungan.
Oleh karena adanya pembatasan pergerakannya anak akan kehilangan
kemampuannya untuk mengontrol diri dan akan menjadi tergantung pada lingkungannya.
Akhirnya, anak akan kembali mundur pada kemampuan sebelumnya atau regresi. Prilaku
yang dialami atau nyeri yang dirasakan karena mendapatkan tindakan yang invasif seperti
injeksi, infus, pengambilan darah, anak akan menangis, menggigit bibir dan memukul.
Walaupun demikian anak dapat menunjukkan lokasi rasa nyeri dan mengkomunikasikan
c. Masa prasekola (3- 6Tahun)
Perawatan anak dirumah sakit memaksakan untuk berpisah dari lingkungan
yang dirasakannya aman. Penuh kasih sayang dan menyenangkan, yaitu lingkungan rumah,
permainan dan teman sepermainannya. Reaksi terhadap perpisahan yang ditunjukkan anak
usia pra sekolah ialah dengan menolak makan, sering bertanya, menangis walaupun secara
berlahan, dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan, perawatan di rumah sakit juga
membuat anak kehilangan kontrol dirinya.
Perawatan anak dirumah sakit juga mengharuskan adanya pemabatasan aktifitas
anak sehingga anak merasa kan kehilangan kekuatan diri. Perawatan anak dirumah sakit
sering diekspresikan anak pra sekolah sebagai hukuman sehingga anak merasa malu dan
takut, bersalah. Ketakutan anak terhaadap perlukaan, muncul karena anak menganggap atau
tindakan dan prosedurnya mengancam integritas tubuhnya. Oleh karena itu, hal ini
menimbukan reaksi agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan
mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama terhadap perawat dan
ketergantungannya terhadap orang tua.
d. Masa sekolah (6-12 Tahun)
Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak berpisah dengan lingkungan yang
dicintainya yaitu keluarga dan kelompok sosialnya dan menimbulkan kecemasan.
Kehilangan kontrol dan juga terjadi dirawat di rumah sakit karena adanaya pembatasan
aktifitas. Kehilangan kontrol tersebut berdampak terhadap perubahan peran dalam keluarga,
anak kehilangan kelompok sosialnya, karena ia biasa melakukan kegiatan bermain atau
pergaulan sosial, perasaan takut mati, dan karena adanya kelemahan fisik. Reaksi terhadap
karena anak sudah mengkontaminasikannya. Anak usia sekolah sudah mampu mengontrol
perlakuan jika merasa nyeri, yaitu dengan menggigit bibir dan memegang sesuatu dengan
erat.
e. Masa remaja (13-18 Tahun)
Anak usia remaja mengekspresikan perawatan di rumah sakit mengakibatkan
timbulnya perasaaan cemas karena berpisah dengan teman sebayanya. Dan anak remaja
begitu percaya dan sering kali terpengaruh terhadap teman sebayanya. Apabila dirawat di
rumah sakit anak akan merasa kehilangan dan timbul perasaan cemas karena perpisahan itu.
Pembatasan aktifitas di rumah sakit membuat anak kehilangan kontrol dirinya
dan menjadi tergantung pada keluarga atau petugas kesehatan di rumah sakit. Reaksi yang
timbul akibat pembatasan aktifitas ini adalah dengan menolak tindakan dan perawatan
yang dilakukan padanya atau anak tidak mau kooperatif terhadap petugas atau menarik diri
dari keluarga, sesama pasien, dan petugas kesehatan. Perasaan sakit karena perlakuan atau
pembedahan menimbulkan respon anak bertanya-tanya menarik diri dari lingkungan, dan
menolak kehadiran orang lain.
6. Respon orang tua terhadap proses hospitalisasi
Respon keluarga yaitu suatu reaksi yang diberikan keluarga terhadap keinginan
untuk menanggapi kebutuhan yang ada pada dirinya (kotler 1988). Perawatan anak dirumah
sakit tidak hanya menimbulkan stress pada orang tua. Orang tua juga merasa ada sesuatu
yang hilang dalam kehidupan keluarganya, dan hal ini juga terlihat bahwa perawatan anak
selama dirawat di rumah sakit lebih banyak menimbulkan stress pada orang tua dan hal ini
reaksi dari strees orang tua terhadap perawatan anak yang dirawat di rumah sakit yang
meliputi (Supartini, 2000).
1. Kecemasan, ini termasuk dalam kelompok emosi primer dan meliputi perasaan
was-was, bimbang, kuatir, kaget, bingung dan merasa terancam. Untuk menghilangkan
kecemasan harus memperkuat respon menghindar. Namun dengan begitu hidup orang itu
akan sangat terbatas setelah beberapa pengalaman yang menyakitkan.
2. Marah, dalam kelompok amarah sebagai emosi primer termasuk gusar, tegang, kesal,
jengkel, dendam, merasa terpaksa dan sebagainya. Ketidakmampuan mengatasi dan
mengenal kemarahannya sering merupakan komponen dari penyesuaian diri dan hal ini
merupakan sumber kecemasan tersendiri. Untuk orang seperti ini, pelatihan ketegasan dapat
membantu : dianjurkan untuk mngungkapkan perasaan marah secara tegas dan jelas bila
perasaan diungkapkan dengan baik, jelas, dan tegas. Bila kita berbagi perasaan maka hal ini
dapat menguatkan relasi, isolasi dan mengangkat harga diri. Sebaliknya ada orang yang
terlalu banyak dan tidak dapat mengerem luapan amarahnya sehingga mereka menggangu
orang lain.
3. Sedih, dalam kelompok sedih sebagai termasuk emosi primer termasuk susah, putus
asa, iba, rasa bersalah tak berdaya terpojok dan sebagainya. Bila kesedihan terlalu lama
maka timbulah tanda-tanda depresi dengan triasnya: rasa sedih, putus asa sehingga timbul
pikiran lebih baik mati saja. Depresi bisa terjadi setelah mengalami kehilangan dari sesuatu
yang sangat disayangi, pengalaman tidak berdaya sering mengakibatkan depresi.
4. Stressor dan reaksi keluarga sehubungan denagn hospitalisasi anak, jika anak harus
menjalani hospitalisasi akan memberikan pengaruh terhadap anggota keluarga dan fungsi
penyakit anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan hospitalisasi, prosedur
pengobatan kekuatan ego individu, kemampuan koping, kebudayaan dan kepercayaan.
7. Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan
kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelanggan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan . Pengukuran kepuasan
pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan pelayanan yang lebih
baik, lebih efesien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu
pelayangan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan
tidak efesien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang
penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayan yang tanggap terhadap
kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak
pelayan terhadap populasi sasaran (Triajmojo, 2006). Dalam rangka mengembangkan
mekanisme pemberian pelayan yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggan, perlu mengetahui apa yang diperlukan pelanggan tentang jenis, bentuk dan
orang yang memberi pelayanan.
a. Mengukur kepuasan pelanggan di rumah sakit
Kepuasan pelanggan adalah indikator pertama dari standar suatu rumah sakit
dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan. Kepuasan pelanggan yang rendah akan
berdampak terhadap jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi propitabilitas rumah
kepuasan pelanggan dimana kebutuhan pelanggan dari waktu kewaktu akan meningkat,
begitu pula tuntutannya akan mutu pelayanan yang diberikan. Kepuasan pelanggan, sangat
berhubungan dengan kenyamanan, keramahan, dan kecepatan pelayanan. Kepuasan
pelayanan merupakan indikator yang berhubungan dengan jumlah keluhan pelanggan atau
keluarga, kritik dalam kolom surat pembaca, pengaduan mal praktek, laporan dari staf
medik dan perawatan dan sebagainya.
Bentuk kongkret untuk mengukur kepuasan pelanggan rumah sakit, dalam
seminar survei kepuasan pelanggan di rumah sakit, Junadi (2007), mengemukakan ada
empat aspek yang dapat diukur yaitu : kenyamanan, hubungan pelanggan dengan petugas,
kompetensi petugas dan biaya.
1. Kenyaman, aspek ini dijabarkan dalam pertanyaan tentang lokasi rumah sakit,
kebersihan, kenyaman ruangan,makanan dan minuman, peralatan ruangan, tata letak,
penerangan, kebersihan WC, pembuangan sampah,kesegaran ruangan dan lain-lain.
2. Hubungan, pelanggan dengan petugas rumah sakit , dapat dijabarkan dengan
pertanyaan yang menyangkut keramahan, informasi yang diberikan, sejauh mana tingkat
komunikasi, response, support, seberapa tanggap dokter/perawat diruangan IGD, rawat
jual, rawat inap, farmasi, kemudahan dokter/perawat dihubungi, keteraturan pemberian
meal, obat, pengukuran suhu dan sebagainya..
3. Kompetensi teknis petugas, dapat dijaarkan dalam pertanyaan kecepatan pelayanan
pendaftaran, keterampilan dalam menggunakan teknologi, pengalaman petugas medis, gelar
4. Biaya, dapat dijabarkan dalam pertanyaan kewajaran biaya, kejelasan komponen biaya,
biaya pelayanan, pembandingan dengan rumah sakit sejenis lainnya, tingkat masyarakan
yang berobat, ada tidaknya keringanan bagi masyarakat miskin dan sebagainya. Kepuasan
pelanggan mencerminkan mutu pelayanan rumah sakit .
Dalam konsep quality assurance (QA), kepuasan pelanggan dipandang sebagai unsur
penentu penilaian baik buruknya sebuah rumah sakit. Unsur penentu menyadari empat
komponen yang mempengaruhi kepuasan adalah : aspek klinis, efisiensi dan efektifitas dan
keselamatan pelanggan. Aspek Klinis,merupakan komponen yang menyangkut pelayanan
dokter, perawat dan terkait medis dengan teknis medis. Efesiensi dan Efektivitas,
menunjukkan pada pelayanan yang murah, tepat guna, tidak ada diagosa dan terapi yang
berlebihan. Aspek keselamatan pelanggan, adalah upaya perlindungan pelanggan dari
hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan pelanggan, seperti jatuh, kebakaran dan
lain-lain. Kepuasan pelanggan, sangat berhubungan dengan kenyamanan, keramahan dan
kecepatan pelayanan..
5. Peran perawat dalam hospitalisasi
Perawat sangat berperan dalam hospitalisasi,dimana perawat merupakan suatu
sentral dalam pelayanan sehat sakit. Fungsi peralatan kesehatan keluarga tidak hanya
merupakan suatu fungsi yang mendasar dan vital, melainkan fungsi yang memangku suatu
fokus dalam keluarga-keluarga yang sehat dan berfungsi dengan baik. Signifikasi dari
fungsi yang vital kepada anggota keluarganya secara sukses, semakin kuat fungsi keluarga
itu ( Friedman, 1998 ).
Peran perawat dalam hospitalisasi adalah sebagai pelaksana kesehatan, pendidik,
administrasi, peneliti, konseling ( Friedman 1998 ).
1. Peran sebagai pelaksana keperawatan
Yaitu seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan perawat
dalam meningkatkan pelayanan dirumah sakit dan perawat dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab dalam memberikan asuhan keperawatan dari melakukan pengkajian,
menyusun rencana keperawatan sesuai diagnosa keperawatan, melaksanakan intervensi
sampai pada mengevaluasi dan mendokumentasikan secara tertulis kepada rekam medik
setiap selesai melaksanakan tugas.
2. Peran sebagai pendidik
Dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga,
kelompok dan rumah sakit secara terorganisir dalam rangka menanamkan prilaku seperti
yang diharapkan untuk meningkatkan tingkat kesehatan yang optimal. Pengajaran yang
dilakukan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, fokus pengajaran
dapat berbentuk : penamaan perilaku sehat meningkatkan nutrisi dan diit olahraga,
pengelolaan stress pendidikan tentang proses penyakit dan peningnya pengobatan lanjutan,
5. Peran sebagai administrasi
Perawat kesehatan diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehatan sesuai dengan beban petugas dan tanggung jawab yang diemban kepadanya.
Tanggungjawabnya adalah melakukan pengelolahan terhadap suatu permasalahan,
mengambil keputusan dalam pemecahan masalah, pengelolaan tenaga, membuat
mekanisme kontrol, kerja sama lintas sektoral dan lintas program, bersosialisasi dengan
masyarakat.
6. Peran sebagai konseling
Perawat kesehatan merupakan tempat bertanya oleh individu, keluarga,
kelompok masyarakat untuk memecahkan berbagai persoalan dan masalah keperawatan
yang mereka hadapi. Peran ini dapat dihadapi dengan konsultasi dengan petugas kesehatan,
sebagai konseling perawat menjelaskan kepada pasien aktifitas keperawatan diri, menilai
apakah klien memahapi hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam
pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain, misalnya keluarga dalam
pengajaran yang direncanakannya (Pery dan Poter, 2005).
7. Perawat sebagai peneliti
Yaitu melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi dimasyarakat
yang dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan, selanjutnya penelitian dilaksanakan
dalam kaitannya untuk menemukan faktor yang menjadi pencetus atau penyebab terjadinya
permasalahan tersebut melalui penelitian dan hasil dari penelitian diaplikasikan dalam
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual ini adalah langkah hubungan antar konsep-konsep yang
ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Soekidjo, 2002).
Variabel independen yaitu peran perawat anak selama proses hospitalisasi dan variable
independen yaitu respon keluarga terhadap peran perawat.
Respon merupakan pengaruh seseorang atau kelompok yamh menyebabkan
perubahan perilaku orang lain. Respon keluarga terjadi apabila adanya hubungan layanan
dengan keluarga yang dipandang baik secara positif dan negative yang menimbulkan
sebuah reaksi dari keluarga.
Keterangan : Variabel yang diteliti Peran perawat
- Pendidik - Pelaksana - Konseling
Hospitalisasi anak
Gambar 1.Skema konsep penelitian
1.2. Defenisi Operasional
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan crossetional.
Melalui metode ini peneliti ingin mendeskripsikan respon keluarga terhadap peran perawat
dalam proses hospitalisasi anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
B. Populasi dan sample 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang menjaga anak selama
proses hospitalisasi diruang anak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Berdasarkan data dari ruang rawat anak (RB4 infeksi dan non infeksi). Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan, mulai 1 Mei - 31 Juni 2009 jumlah pasien anak yang
dirawat adalah 196 orang (diperoleh dari buku rawatan ruang anak RB4 infeksi dan non
infeksi).
2. Sampel
a. Ukuran sample
Dalam pengambilan sampel yang diperlukan (Nursalam )
n =
) ( 1 N d2
N
+
Dimana :
N = Jumlah Populasi
d = Tingkat signifikasi ( 0.05)
Maka sample yang diperlukan dalam penelitian adalah
n =
Teknik pengmbilan sampel dalam penelitian ini purposive sampel, karena sudah
mewakili dari jumlah populasi dan mempermudah tujuan penelitian.
Adapun kriteria sampel adalah :
1. Ayah atau Ibu atau keluarga lain yang menjaga anak yang dirawat di ruang anak RB4
2. Bersedia untuk menjadi responden
3. Bisa membaca dan menulis
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitan
Lokasi penelitian telah dilaksanakan di ruang RB4 Non infeksi dan infeksi Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
2. Waktu penelitian
D. Pertimbangan Etik Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat surat pengantar dari bagian
pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, selanjutnya mengirimkan
surat permohonan untuk mendapatkan izin ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan melalui Badan Diklat dan Litbang lalu ke ruangan yang dituju . kemudian
penelitian memulai pengumpulan data dengan memberikan lembar persetujuan (informed
Consent) kepada responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, penelitian
menjelaskan maksud, tujuan, manfaat dan efek serta prosedur penelitian. Keluarga berhak
untuk menolak terhadap pernyataan kuesioner yang diberikaan peneliti. Untuk menjaga
kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap tetapi hanya
mencantumkan inisial nama responden atau data memberi kode pada masing-masing
lembar pengumpulan data. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan peneliti adalah kuesioner yang disusun
dan dikembangkan berdasarkan kerangka penelitian yang disusun (Notoatmodjo, 2005).
Instrument penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Kuesioner data demografi keluarga berupa,umur orang tua,pendidikan orang tua,
pekerjaan orang tua, jenis penyakit anak, lama anak dirawat.
2. Kuesioner respon keluarga terhadap peran perawat yang bekerja diruang rawat anak
RB3 dan RB4 non infeksi dan infeksi penilaian dilakukan dengan dichotomy question.
Kuesioner respon keluarga terdiri dari 8 pertanyaan tertutup yang terdiri dari pernyataan
pelaksana (nomor 15-20 ). Skor tiap butir pernyataan akan dijumlahkan untuk mendapatkan
total skor 20. Respon keluarga terhadap peran perawat nilai terendah yang mungkin
tercapai adalah 0 dan nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 20, prnyataan 1-6, 7-12
dan 14-20 merupakan pernyataan yang positif dimana jika jawaban responden ya = 1 dan
jawaban responden tidak = 0, sedangkan pernyataan 6 dan 8 merupakan pernyatan negatif
dimana jika jawaban responden tidak = 1 dan jawaban respon ya = 0 semakin rendah nilai
total skor yang dicapai maka respon keluarga terhadap peran perawat kurang baik.
Berdasarkan rumus statistic menurut sudjana (1992)
P = Rentang
Banyak kelas
Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (selisih nilai tertinggi
dengan nilai terendah). Dari hasil perhitungan , maka rentang respon keluarga terhadap
peran perawat menurut skal ordinal (Arikunto, 2006
0-6 = Respon keluarga terhadap peran perawat kurag baik
7- 13 = Respon keluarga terhadap peran perawat cukup baik
14 -20 = Respon keluarga terhadap peran perawat baik
F. Uji Vadilitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instrument. Sebuah
instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan variable yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas kuesioner
respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospital anak, peneliti menggunakan
yang ahli dalam keperawatan anak dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.
Uji kevalidan bertujuan untuk menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrument dan
menggambarkan sejauh mana instrument ini mampu mengukur apa yang akan diukur.
Validitas instrument penelitian diuji oleh Ibu Farida Skp.Ns dengan nilai CVI =0,833 dan
instrumen dinyatakan valid.
G. Uji realibitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrument cukup dan
dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data serta memberikan hasil yang relatif sama
(Azwar, 2003), Uji reliabilitas respon keluarga terhadap peran perawat menggunakan
program komput erisasi. Uji reliabilitas telah dilakukan pada 22 orang subjek yang sesuai
dengan kriteria. keluarga diluar dari responden yang sudah ditetapkan diruangan RB 2
Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan yang dilakukan pada14 Desember - 20 Desember
2009 sehingga didapat hasil ujinya dengan metode cronbah alpha yaitu 0,73. Uji reliabilitas
yang telah dilakukan adalah uji Cronbach alpha dimana alpha harus >0,70. Berdasarkan
polit dan hungler (1999) yang menyatakan bahwa sebuah instrument akan reliable jika
memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,70
H. Prosedur Pengumpulan Data
Tahap awal prosedur pengumpulan data penelitian ini adalah mengajukan surat
permohonan izin melakukan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan ,
kemudian mengajukan permohonan izin kepada direktur RSU Adam Malik Medan melalui
badan Diklat dan Litbang. Surat permohonan yang diperoleh diajukan kepada ruangan RB4
penyakit infeksi dan non infeksi. Setelah mendapat izin, peneliti melaksakan pengumpulan
jumlah pasien yang berada di RB4 infeksi dan Non infeksi 25 pasien dan 32 orang yang
menjaga anak dalam proses hospitalisasi. Peneliti pertama memperkenalkan identitas,
maksud dan tujuan peneliti. Setelah peneliti selesai menjelaskan maksud dan tujuan
peneliti, peneliti meminta kesediaan responden dengan menandatangani persetujuan
responden sebagai keikutsertaannya dalam proses penelitian dan didapatkan 20 responden.
Setelah lembaran kuesioner dibagikan, peneliti memberikan waktu pada responden selama
2 jam dalam menjawab lembaran pernyataan, setelah waktu yang diberikan selesai peneliti
mengumpulkan lembaran kuesioner dan memeriksa satu persatu lembaran kuesiner, apabila
dari lembaran jawaban belum lengkap peneliti langsung melengkapinya dengan bertanya
pada responden. Peneliti melihat dari jumlah pasien yang dirawat di ruang dan RB4 Rumah
Sakit Haji Adam Malik Medan setiap harinya berjumlah 15-30 orang diruang infeksi dan
non infeksi dan peneliti mendapatkan 10-15 orang calon responden. Selama pengisian
lembaran kuesioner peneliti mengamati responden agar memudahkan responden untuk
bertanya agar lembaran kuesioner benar.
I. Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka peneliti mengolah data dengan
perhitungan statistik deskriptif. Data dianalisa dan diperiksa terlebih dahulu atau editing
yaitu dengan memeriksa dan meneliti, apakah semua data telah terkumpul dan seluruh
pernyataan telah diisi oleh responden. Setelah itu skoring data yang telah terkumpul
dihitung jumlahya dengan memberikan skor yang telah ditentukan, kemudian dilanjutkan
dengan coding yaitu memberikan kode pada aspek-aspek variabel penelitian agar
telah diperiksa dimasukkan kedalam bentuk tabel distribusi, selanjutnya dilakukan
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil penelitian
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh
dari pengumpulan data terhadap 132 responden di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan
pada tanggal 10 November 2009- 29 Januari 2010. Hasil penelitian ini menguraikan
bagaimana respon keluarga terhadap peran perawat terhadap hospitalisasi anak
Hasil penelitian ini dibagi dalam 2 bagian yaitu karakteristik responden dan
respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji Adam Malik
Medan.
5.1.2 Karakteristik responden
Dari penelitian jenis pendidikan responden terbanyak berada dalam klompok
pendidikan SMU 59 orang (44,7%), dan jenis pekerjaan terbanyak dalam kelompok
pekerjan tidak tetap 50 orang (37,9%). Dilihat dari segi jenis penyakit yang dialami anak di
ruang RB4 RSU Adam Malik Medan yang terbanyak jenis penyakit non infeksi 100 orang
(75,8%),lama anak dirawat di ruangan RB4 yang terbanyak anak hanya dirawat 1-5 hari
sebanyak 77 orang (58,3%). Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat
Tabel 5.1. Distribusi karakteristik responden di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan
(n =132)
No Identifikasi Frekuensi persentase
1. Pendidikan orang tua
SD 8 6,1 SMP 25 18,9 SMU 59 44,7 Diploma 25 18,9 Sarjana 15 11,4
Jumlah 132 100%
2. Pekerjaan orang tua PNS 9 6,8 Wiraswasta 45 34,1 Petani 28 21,2 Tidak tetap (DLL) 50 37,9 Jumlah 132 100%
3. Jenis penyakit yang diderita anak
Infeksi 32 24,2 Non infeksi 100 75,8
Jumlah 132 100% 4. Lama anak dirawat
5.2. Respon keluarga terhadap peran perawat
Dari hasil penelitian yang diperoleh peneliti terhadap peran perawat RB4 RSU
Adam Malik Medan Dari penelitian peran perawat sebagai pendidik, dimana perawat tidak
mengajarkan pada anak atau keluarga dalam menjauhkan benda tajam dari dekat anak agar
terhindar dari cedera sebanyak 79 responden (59,8%), tidak mengajarkan anak dalam
kebersihan diri sebanyak 77 responden (58,3%), dan perawat tidak menjelaskan yang jelas
pada keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan 74 orang (56,1%), perawat tidak
sigap dalam tindakan keperawatan bilamana anak menggerutu kesakitan 87 responden
(65,9%), dan perawat tidak mengontrol pasien 99 responden (75%), perawat tidak tanggap
dan tidak bijak dalam pergantian infuse 88 responden (66,7%), perawat tidak hati-hati dan
kurang sopan 73 responden (55,3%), perawat tidak merapikan ruangan anak 78 responden
(59,1%). Perawat marah-marah bila keluarga lalai dalam proses hospitalisasi 85 responden
(64,4%), perawat tidak mau mendengarkan dan memperhatikan jika keluarga member
saran71 responden (53%) perawat tidak mengajak keluarga untuk konsultasi tentang
Tabel5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU Haji adam malik Medan (N=132)
No Pernyataan Kategori penilaian
Ya Tidak
f % f %
Peran pendidik
1 Perawat mengajarkan anak dalam kebersihan diri 55 41,7 77 58,3
2 Perawat menganjurkan keluarga untuk selalu dekat dengan anak dan memotivasi anak
71 53,6 61 46.,2
3 Perawat memberitahu jadwal perawatan anak pada keluarga
86 65,2 45 34,1
4 Perawat mengarahkan keluarga dalam menjaga
kesehatan anak
68 51,5 64 48,5
5 Perawat memberikan pendidikan kesehatan terhadap perkembangan anak
67 50,8 65 49,2
6 Perawat marah-marah dalam memberikan penjelasan tentang penyakit anak pada keluarga
62 47,0 70 53,0
7 Informasi yang diberikan perawat selama
memberikan asuhan keperawatan dengan jelas dan mudah dimengerti
57 43,2 74 56,1
8 Perawat menyarankan menjauhkan benda tajam dari dekat anak agar terhimdar timbulnya cedera
53 40,2 79 59,8
Peran sebagai konseling
9 Perawat mengajak keluarga konsultasi tentang
penyakit anak
70 53,0 62 47,0
10 Jika keluarga bingung, tidak tahu terhadap proses hospitalisasi perawat menjelaskannya
59 44,7 73 55,3
11 Perawat berusaha menenangkan keluarga ketika cemas, khawatir tentang penyakit anak
61 46,2 71 53,8
12 Perawat mau mengulang proses hospitalisasi sampai kelurga benar-benar mengerti
59 44,7 73 55,3
13 perawat marah-marah bila keluarga lalai dalam
proses hospitalisasi
47 35,6 85 64,4
Peran pelaksana
14 Dalam mengkaji keluhan anak, perawat menanggapi hasil kajian
71 53,8 61 46,2
15 Perawat tanggap dan bijak dalam bertindak seperti dalam pergantian cairan infuse
43 32,6 88 66,7
16 Perawat selalu mengontrol pasien 33 25,0 99 75,6
17 Jika anak gelisah atau menggerutu kesakitan,
perawat sigap dalam tindakan keperawatan
45 34,1 87 65,9
18 Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat
selau hati-hati dan sopan
59 44,7 73 55,3
19 Perawat merapikan ruangan anak setiap hari 53 40,2 78 59,1
Dari tabel 5.3 Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU
Pusat Haji Adam Malik Medan dikategorikan sebagai respon kurang baik 18 (13,6%),
respon cukup baik 110 (83,4%), respon baik 4(3,1%).
Tabel 5.3. Kategori respon keluarga terhadap berbagai peran perawat di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan (N=132)
Variabel Kategori
f %
Respon kurang baik 18 13,6%
Respon cukup baik 110 83,4%
2. Pembahasan
Dalam penelitian ini membahas respon keluarga terhadap peran perawat
dalam hospitalisasi anak yang dapat dilihat dari beberapa aspek seperti peran perawat
sebagai pendidik, pelaksana dan konseling, dimana hospitalisasi merupakan pengalaman
yang mengancam setiap orang. Selama proses tersebut keluarga akan memiliki berbagai
respon untuk menanggapinya, pada anak apakah anak merasa cemas karena perpisahan,
kehilangan kendali ataupun mengeluh rasa sakit akibat luka. Proses hospitalisasi terhadap
anggota keluarga memberikan reaksi dan stressor yang anaknya dihospitalisasi sehingga
keluarga marah, cemas, sedih. Bila dilihat dari reaksi anak terhadap proses hospitalisasi
banyak anak lebih rentan stress, mungkin karena perpisahan sehingga perawat harus
memberikan perawatan yang optimal. Perawat juga harus dapat mengerti tingkat psikologis
anak sesuai masa tumbuh kembang anak.. Rasa perpisahan keluarga terhadap proses
hospitalisasi memberikan berbagai reaksi terhadap keluarga. Walaupun hal-hal tersebut
tidak bisa dihindari, tapi setidaknya dapat dikurangi selama anak dalam perawatan (Wong,
2003).
2.1. Karakteristik responden
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mengisi lembaran
pernyataan lebih banyak yang berpendidikan SMU 59 (44,7%), pekerjaan tidak menetap 50
responden (37,9%), jenis penyakit yang diderita anak kebanyakan anak sakit tanpa infeksi
100 responden (75,8%), dan lama anak dirawat selama proses hospitalisasi kebanyakan
2.2.a. Respon keluarga terhadap peran perawat sebagai pendidik
Hasil penelitian menunjukkan peran perawat sebagai pendidik pada ruangan
anak dan RB4 Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan kurang baik, karena perawat kurang
mengajarkan anak dalam kebersihan diri dimana dirumah sakit sering ditemukan anak yang
sudah beberapa hari tidak mandi, banyak sisa makanan di gigi, dan nafas yang tidak sedap,
baju yang sudah beberapa hari tidak di ganti, yang mana perawat harus memberikan
pendidikan personal hegiene terhadap pasien maupun keluarga. Dimana hal tersebut
seharusnya tidak lagi menjadi tanggung jawab perawat sepenuhnya. Perawat dalam hal
memberikan informasi dianggap masih belum cukup jelas dan dimengerti oleh keluarga
pasien yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dimana mayoritas responden
pendidikan terakhirnya adalah SMU. Hal ini senada dengan hariyanti (2000) yang
menyatakan tingkat pendidikan mempengaruhi pendapat pasien terhadap pelayanan
kesehatan. Perawat dinilai kurang bebagi informasi mengenai bahaya benda-benda tajam
yang dapat mengakibatkan cedera bagi anak. Tidak jarang ditemui pisau yang terletak
dalam jangkauan anak dimana pisau tersebut telah digunakan sebelumnya oleh keluarga
untuk mengupas buah atau memotong roti. Hal ini dapat meberikan resiko yang besar pada
anak dan menimbulkan masalah baru yang harus ditangani.
2.2.b Peran perawat sebagai konseling
Hasil penelitian menunjukkan peran perawat sebagai konseling yang dilakukan
perawat ruang anak RB4 terhadap keluarga yang anaknya dalam proses hospitalisasi di
Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan kurang optimal, dimana keluarga atau responden
menyatakan beberapa perawat dalam menanggapi keluhan dan permasalahan yang
dihadapi keluarga selama proses hospitalisasi anak terkesan tidak mau tahu atau
dalam proses hospitalisasi anak terkesan kurang, perawat juga kurang melakukan hal-hal
yang dianggap perlu untuk menurunkan stres, cemas dan kekhawatiran keluarga terhadap
penyakit anak. Hal ini juga dibuktikan oleh banyaknya keluarga saling bertanya terhadap
keluarga pasien yang lain di ruangan itu mengenai penjelasan yang telah diberikan perawat.
2.2.c. Peran perawat sebagai pelaksana
Hasil penelitian menunjukkan respon keluarga terhadap peran perawat sebagai
pelaksana dalam hospitalisasi anak dianggap kurang baik hal ini dibuktikan kurang
tanggapnya perawat dalam pergantian cairan infus, pengontrolan yang tidak kontiniu, setiap
kali anak menggerutu kesakitan, perawat terkesan kurang peduli. Begitu juga dalam hal
pembagian obat yang sering terlambat dari waktu yang seharusnya sesuai dengan instruksi
dokter dimana hal ini seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih dari perawat. Sesuai
dari hasil penelitian Imran (2007) perawat memegang peranan penting dalam peningkatan
kesehatan anak selama proses hospitalisasi. Hal ini senada dengan Wong (2003) yang
menyatakan bahwa perawat sebagai pelaksana merupakan hal terpokok dalam proses
hospitalisasi serta meminimalkan komplikasi dari penyakit yang diderita, dan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran
mengenai respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di Rumah Sakit
Haji Adam Malik Medan sebagai berikut
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada 10- 29 Oktober 2009
pada 132 responden dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan peran
perawat anak RB4 di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan kurang, baik dari segi peran
perawat sebagai pendidik, pelaksana dan konseling. Hasil penelitian menunjukkan peran
perawat sebagai pendidik pada ruangan anak dan RB4 Rumah Sakit Haji Adam Malik
Medan kurang baik, karena perawat kurang mengajarkan anak dalam kebersihan diri
dimana dirumah sakit sering ditemukan anak yang sudah beberapa hari tidak mandi, banyak
sisa makanan di gigi, dan nafas yang tidak sedap, baju yang sudah beberapa hari tidak di
ganti, yang mana perawat harus memberikan pendidikan kembali mengenai personal
hegiene terhadap pasien maupun keluarga. Perawat dalam hal memberikan informasi
dianggap masih belum cukup jelas dan dimengerti oleh keluarga pasien yang terdiri dari
berbagai latar belakang pendidikan dimana mayoritas responden pendidikan terakhirnya
adalah SMU. Perawat dinilai kurang bebagi informasi mengenai bahaya benda-benda
tajam yang dapat mengakibatkan cedera bagi anak. Tidak jarang ditemui pisau yang
terletak dalam jangkauan anak dimana pisau tersebut telah digunakan sebelumnya oleh
keluarga untuk mengupas buah atau memotong roti. Dari aspek peran perawat sebagai
dihadapi keluarga selama proses hospitalisasi anak terkesan tidak mau tahu atau
menghindar bila ditanya, perawat juga kurang melakukan hal-hal yang dianggap perlu
untuk menurunkan stres, cemas dan kekhawatiran keluarga terhadap penyakit anak. Dari
aspek peran perawat sebagai pelaksana,seperti dalam pergantian cairan infus perawat
kurang tanggap dan tidak melakukan kontrol yang kontiniu. Perawat terkesan kurang
peduli setiap kali anak menggerutu kesakitan, begitu juga dalam hal pembagian obat yang
sering terlambat.
2. Saran
2.1 Bagi Pihak Rumah Sakit
Diharapkan bagi rumah sakit untuk melakukan evaluasi terhadap pelayanan
keperawatan secara rutin dan kontiniu agar dapat mengetahui masalah-masalah yang timbul
sehingga dapat diambil tindakan untuk mengoreksinya demi peningkatan pelayanan
keperawatan dan tingkat kepuasan pasien. Hendaknya rumah sakit lebih mendukung
perawat dalam mengadiri berbagai seminar mengenai peran perawat profesional khususnya
perawat anak.
2.2 Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak.
Peneliti berharap penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor perawat tidak menjalankan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S (2002) Prosedur penelitian; Suatu pendekatan praktik (edisi revisi VI) Jakarta :
Rineka cipta
Friedman, marylin M (1998). Keperawatan keluarga dan praktek (edisi 3)
Jakarta: Buku kedokteran EGC
Internet
Notoadmodjo S(2002) Prosedur penelitian kesehatan,(edisi revisi), Jakarta :PT Rineka cipta
Nursalam (2002). Managemen keperawatan aplikasi dalam praktek keperawatan
professional, Jakarta salemba medika
Pery and Potter,2005 Konsep keperawatan hospitalisasi. Philadelphia: Lipincott company
Polit, D. F dan Hungler, B.P (1995). Nursing research : Principles and methods philophin.
Philadelphia: Lipincott company
Setiady (2008) Konsep proses keperawatan keluarga (edisi 1) Yogyakarta: Penerbit Graha
Ilmu
Skripsi imran (2007) kepuasan keluarga terhadap peran perawat anak.
Sudjana (2005) Metode statistic, bandung Penerbitan Tarsito
Supartini (2000) Konsep keperawatan anak, Monica ester Jakarta EGC
Supartini, Yupi (2004) Buku ajar konsep keperawatan anak monica ester, Jakarta EGC
Wahid Iqbal Mubarak (2006)Ilmu keperawatan anak komunitas2 teori dan prakteknya.
Jakarta Sagung seto
Wong 3. Donna (2003) Wong’s Nursing Care of Infant and children, St. Louis Missouri,
Instrumen Penelitian
Respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU. H Adam Malik Medan
Petunjuk I Pengisian :
(a) Saudara/i diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan
jawaban yang jujur dari hati yang paling dalam sesuai dengan apa yang anda rasakan.
Jawaban anda sangat kami butuhkan untuk meningkatkan pelayanan kami dimasa
yang akan datang.
(b) Jawaban anda akan kami jamin kerahasiaannya dan tidak ada unsur lain dari
pertanyaan ini selain untuk peningkatan layanan kami.
(c) Jika anda kurang jelas silahkan bertanya kepada kami.
I. Data Demografi
1. Nama (Inisial) : ...
2. Pendidikan terakhir : …..
3. Lama opname : ...
4. Lama anak dirawat : …..
5. Jenis Pekerjaan : (….) PNS
(….) Wiraswasta
(….) Petani
(….) Tidak tetap
(….) Non infeksi
II. Respon Keluarga Petunjuk II pengisian :
Berikut ini adalah respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak
di RSU. H Adam Malik Medan.
Gunakan tanda contreng ( √ ) pada kolom yang disediakan jika jawaban anda:
0 = Ya
1 = Tidak
No Pernyataan Ya Tidak
Peran pendidik
1 Perawat mengajarkan anak dalam kebersihan diri
2 Perawat menganjurkan keluarga untuk selalu dekat dengan anak dan memotivasi anak
3 Perawat memberitahu jadwal perawatan anak pada keluarga
4 Perawat mengarahkan keluarga dalam menjaga kesehatan anak
5 Perawat memberikan pendidikan kesehatan terhadap perkembangan anak
6 Perawat marah-marah dalam memberikan penjelasan tentang penyakit anak pada keluarga
7 Informasi yang diberikan perawat selama memberikan asuhan keperawatan dengan jelas dan mudah dimengerti
8 Perawat menyarankan menjauhkan benda tajam dari dekat anak agar terhimdar timbulnya cedera
Peran sebagai konseling
9 Perawat mengajak keluarga konsultasi tentang penyakit anak
10 Jika keluarga bingung, tidak tahu terhadap proses hospitalisasi perawat menjelaskannya
11 Perawat berusaha menenangkan keluarga ketika cemas, khawatir tentang penyakit anak
13 perawat marah-marah bila keluarga lalai dalam proses hospitalisasi
Peran pelaksana
14 Dalam mengkaji keluhan anak, perawat menanggapi hasil kajian
15 Perawat tanggap dan bijak dalam bertindak seperti dalam pergantian cairan infuse
16 Perawat selalu mengontrol pasien
17 Jika anak gelisah atau menggerutu kesakitan, perawat sigap dalam tindakan keperawatan
18 Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat selau hati-hati dan sopan
19 Perawat merapikan ruangan anak setiap hari
INFORMED CONSENT
Nama saya Sihol Hapunguan Sinaga, saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentangRespon
keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak di RSU haji Adam Malik Medan.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi karakteristik responden, dan
mengidentifikasi respon keluarga terhadap peran perawat dalam hospitalisasi anak
Responden diharapkan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga responden bebas
untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Saya akan menjamin identitas
dan kerahasiaan jawaban yang responden berikan. Informasi yang responden berikan akan
saya simpan di tempat yang aman dan semua berkas hanya digunakan untuk keperluan
pengolahan data saja. Responden bebas menanyakan tentang penelitian ini, jika responden
bersedia maka saya akan memberi lembar kuesioner ini untuk diisi.
Terima kasih atas perhatian dan kesediaan responden dalam penelitian ini.
Peneliti Medan, Juni 2010
TAKSASI DANA
A. Persiapan Proposal
1. Penelusuran literatur dari internet Rp.100.000
2. Print literatur dari internet Rp.100.000
3. Fotokopi literatur dari buku Rp.100.000
4. Pengetikan dan print proposal Rp.200.000
5. Penggandaan dan penjilidan proposal Rp.100.000 6. Fotocopi transparan untuk persentasi Rp. 20.000 B. Administrasi Penelitian
1. Registrasi sidang skripsi Rp.300.000
2. Biaya izin penelitian dilokasi Rp.100.000
C. Pengumpulan dan analisa Data
1. Biaya penggandaan Kuesioner dan Rp. 70.000
Lembar persetujuan responden
2. Biaya transportasi Rp.700.000
D. Penyusunan Hasil Perbaikan
1. Pengetikan dan print perbaikan laporan Rp.250.000 2. Penggandaan dan penjilidan laporan penelitian Rp.250.000
J U M L A H ---+
FREQUENCY TABEL
Statistics
p.pendidik P.konseling P.Pelaksana