BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI FIQIH KELAS IV DI MIN
PEGADUNGAN KALIDERES JAKARTA BARAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
TUTI ALAWIYAH NIM 1810011000032
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI FIQIH KELAS IV DI
MIN PEGADUNGANKALIDERES JAKARTA BARAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
TUTI ALAWIYAH NIM 1810011000032
Dosen Pembimbing
DRS. H. GHUFRON IHSAN, M.A NIP. 195305091981031006
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi berjudul Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fiqih Kelas IV Di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Baratdi susun oleh Tuti Alawiyah Nomor Induk Mahasiswa1810011000032 Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 03 September 2014 Yang mengesahkan,
Pembimbing
Studi Fiqh Kelas IV di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat.
Kata Kunci : Metode Mengajar, Prestasi belajar Siswa pada Bidang Studi fiqh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi Fiqih kelas IV di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat.
Penelitian ini di laksanakan di MIN 11 Pegadungan, Februari-Juni 2014 yang di jadikaan target Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi MIN 11 Pegadungan kelas IV A dan IV C secara acak dengan jumlah 30 orang. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah 60 orang siswa/siswi MIN 11 Pegadungan.
Data tentang pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi fiqih di peroleh berdasarkan angket yang diisi oleh siswa, metode yang di gunakan adalah korelasi product moment dengan taraf 5 % dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh r hitung sebesar 0,57 kemudian hasil tersebut di bandingkan dengan r table dengan df = 28 taraf signifikasi 5 % adalah 0,374 berarti r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi Fiqh ditolak dan sebaliknya hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi fiqih diterima.
Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa metode mengajar yang tepat mempunyai peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat illahi rabbi, yang telah melimpahkan kekuatan lahir dan batin serta rahmat dan hidayahnya kepada penulis. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para keluarga, dan sahabatnya.
Allhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini dapat terselesaikan, walaupun masih banyak sekali kekurangan dan keterbatasan penyampaian skripsi ini pada diri penulis, dengan demikian penulis harus optimis bahwa berkat semangat dan kerja keras penulis serta bantuan dari berbagai pihak sekripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena M.A. Ph.d sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Drs. H. Ghufron Ihsan, M.A. Sebagai pembimbing.
4. Segenap Dosen, Staf dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan Ilmu pengetahuan dan bimbingan serta pelayanan kepada penulis.
5. Perpustakaan dan Staf FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan baik selama studi maupun dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak M Edi Sulaksono M.Pd. Selaku Kepala Sekolah, dan seluruh Guru, Staf dan karyawan MIN 11 Pegadungan.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah merawat, mendidik dengan penuh kesabaran dan pengorbanannya yang tak terhitung nilainnya, semoga Allah memberikan limpahan pahala atasnya Amin.
10. Kepala Sekolah dan staf pengajar Yayasan Annuriyah, yang banyak sekali memberikan bantuandan semangat bagi penulis hingga terselesaikan sekripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan limpahan pahala dan rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya Amin.
Jakarta, 03 September 2014 Penulis
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PENGESAHANPENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATAPENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
1. Identifikasi Masalah ... 4
2. Pembatasan Masalah ... 4
3. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORI A. Metode Mengajar ... 6
1. Pengertian Metode Mengajar ... 6
2. Fungsi Metode mengajar ... 9
3. Macam-macam Metode Mengajar ... 11
4. Pemilihan Metode Mengajar yang Tepat ... 12
B. Prestasi Belajar ... 13
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 13
2. Faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar ... 15
C. Bidang Studi Fiqih di MI ... 18
1. Pengertian dan Tujuan pembelajaran Fiqih di MI ... 18
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
B. Populasi dan Sampel ... 22
C. Tekhnik pengumpulan Data ... 23
D. Tekhnik Pengolahan Data ... 24
E. Tekhnik Analisis dan Interpretasi Data ... 25
F. Hipotesis Statistik ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Min 11 Pegadungan ... 28
1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan ... 28
2. Sejarah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan ... 28
3. Visi, Misi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan ... 29
4. Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan ... 29
5. Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan ... 30
6. Keadaan Guru dan Karyawab Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan ... 31
7. Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan ... 32
B. Deskripsi dan Analisis Data ... 33
C. Interpretasi Data ... 49
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51
B. Implikasi ... 51
C. Saran-Saran ... 52
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu ilmu yang memberikan landasan pedoman dan arah sasaran dalam usaha mendidik agar anak didik menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, bermasyarakat, berbudaya, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, serta manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan.Undang Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pada bab 1, Pasal 1,
Ayat1, menjelaskan bahwa pendidikan merupakan “usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1
Pembelajaran merupakan kegiatan yang banyak melibatkan aktivitas siswa dan guru. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan adanya alternatif metode mengajar yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam prosesnya guru perlu menggunakan metode mengajaryang merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
1
pembelajaran.2Dalam penggunaan metode guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas, dan jumlah anak dalam satu kelas.
Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya.Penggunaan satu metode, lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Proses pengajaranpun tampak kaku dan anak didik terlihat kurang bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik.3
Di dalam kenyataannya, cara atau metode mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang di tempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap (kognitif, psikomotorik, efektif). Dengan memiliki pengetahuan secara umum mengenai sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi pengajaran yang khusus.
Prestasi belajar banyak didefinisikan, seberapa jauh hasil yang sudah didapat siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam waktu tertentu. Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta rasa maupun yang berdimensi karsa.Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk
2
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, (Jakarta: 2009), h. 107.
3
adanya prestasi tertentu) dikaitkan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.4
Belajar adalah kunci yang paling vital dalam usaha setiap pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin Ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan, misalnya psikologi pendidikan. Bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi pendidikan pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai perubahan manusia itu.
Perubahan dan kemampuan untuk mengubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar, karena kemampuan berubahlah, manusia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah dibumi. Dengan kemampuan mengubah melalui belajar itu, manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.
Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, kemampuan para pendidik dalam membimbing belajar murid-muridnya amat di tuntut. Jika guru dalam keadaan siap dan memiliki kemampuan dalam menunaikan kewajibannya, harapan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan tercapai.5
Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan baik dan agar siswa lebih mudah memahami pelajaran, seorang guru selain harus menguasai materi dia juga dituntut trampil dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya. Seorang pendidik di tuntut untuk menguasai secara umum dalam berbagai metode, dan mengetahui kelebihan dan kelemahan dari metode yang digunakan.
Selebihnya dengan hal itu, Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang baik, guru di tuntut menciptakan suasana belajar yang kreatif dan dapat
4
Muhibbin Syah, Psikologi belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), cet. 2, h. 192.
5
memilih metode yang sesuai tujuan pembelajaran, dari berbagai macam metode yang tepat untuk penyampaian sebuah materi.Demikian juga hal ini berlaku di MIN Pegadungan dalam mengajarkan materi Fiqih.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mencoba mengajukan skripsi dengan Judul:“Pengaruh Metode Mengajar Terhadap prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Fiqh Kelas IV Di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat”.
B. Identifikasi Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Setelah penulis melakukan penelitian tentang” Pengaruh metode mengajar terhadap Prestasi belajar siswa pada bidang studi Fiqh kelas IV di Min 11. Pegadungan” ini ternyata terdapat masalah yang muncul, masalah tersebut di antaranya sebagai berikut:
a. Penerapan metode mengajar Guru dalam bidang studi Fiqihkurang kreatif.
b. Efektifitas metode mengajar pada bidang studi fiqih di Min Pegadungan.
c. Berpengaruhnya metode mengajar guru dalam bidang studi fiqih, di Min Pegadungan terhadap prestasi belajar siswa.
2. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan kerancuan yang dikarenakan luasnya pembahasan juga keterbatasan penelitian, kemampuan dan pengetahuan, untuk itu peneliti bermaksud membatasi masalah ini hanya pada:
a. Penerapan metode mengajar dalam bidang studi Fiqih di Min Pegadungan dan prestasi belajar siswa.
3. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan ini adalah apakah metode mengajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi Fiqh di Min Pegadungan.
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui metode mengajar yang digunakan guru dalam proses pelaksanaan pengajaran bidang studiFiqih terhadap siswa kelas IV Min Pegadungan Kalideres Jakarta Barat.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas IV MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat.
3. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Dapat berguna terutama bagi pihak pengelola pendidikan dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam bidang studi Fiqih, demi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Mengajar
1.Pengertian Metode mengajar
Menurut Degeng dalam buku perencanaan pembelajaran bahwa pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.
Sedangkan menurut Abdul Majid pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
Dalam kontek pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi
Hamzah B. Uno, Perencanaan pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 2.
waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Ranah tujuan pembelajaran terdiri dari kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan yang bersifat umum sering mencakup ketiga ranah tersebut. Setiap ranah tersebut memiliki tingkatan dari yang terendah sampai yang tertinggi. Menurut Taxonomi Bloom ranah tujuan tersebut adalah:
1) Kognitif meliputi:
a) Pengetahuan, lebih menitikberatkan pada kemampuan mengetahui, atau untuk mengingat sesuatu.
b) Pemahaman,lebih menekankan pada kemampuan menterjemahkan, atau memahami.
c) Penerapan, lebih menekankan pada kemampuan membuat, mengerjakan atau menggunakan teori atau rumus.
d) Analisis, lebih menekankan pada kemampuan mengkaji, menguraikan, membedakan, mengidentifikasi dan seterusnya. e) Sintesis, lebih menekankan pada kemampuan menggabungkan,
mengelompokkan, menyusun, membuat rencana, program dan seterusnya.
f) Evaluasi, lebih menekankan pada kemampuan menilai berdasarkan norma atau kemampuan menilai pekerjaan sesuatu.
2) Afektif meliputi:
a) Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka, atau kemampuan menerima.
b) Partisipasi, lebih menekankan pada turut serta pada sesuatu kegiatan dan kerelaan hati.
c) Penilaian dan penentuan sikap, lebih menekankan pada menentukan sikap.
d) Organisasi, kemampuan membentuk system nilai sebagai pedoman hidup.
e) Pembentukan pola hidup, lebih menekankan pada penghayatan dan pegangan hidup.
3) Psikomotorik meliputi:
a) Persepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat terhadap sesuatu dan peka terhadap sesuatu hal.
b) Kesiapan, kemampuan bersiap diri secara fisik.
c) Gerak terbimbing, kemampuan dalam meniru pekerjaan yang lain/meniru contoh.
d) Gerakan terbiasa, keterampilan yang berpegang pada pola.
e) Gerakan yang kompleks, keterampilan yang lincah, cepat, dan lancar.
f) Penyesuaian, keterampilan dalam mengubah dan mengatur kembali.
g) Kreativitas, kemampuan dalam menciptakan pola baru.
Menurut Abu Ahmadi metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain ialah tekhnik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok/klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Menurut Daryanto metode mengajar adalah sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar mengajar (KBM) secara efektif dan efisien. Adapun
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi pembelajaran, Direktorat jenderal Pendidikan Islam, (Jakarta: 2009), h. 119.
Abu ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi belajar mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), cet. 2, h. 52.
menurut Masitoh bahwa metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dalam proses pembelajaran.7
2. Fungsi Metode Mengajar Dalam Pembelajaran
Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a) Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap pembelajaran harus bertujuan, sehingga dalam proses pembelajarannya akan memerlukan suatu cara dan tekhnik yang efektif yang memungkinkan dapat mencapai tersebut.
b) Sebagai gambaran aktifitas yang harus di tempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Tahapan-tahapan kegiatan belajar mengajar pada dasarnya adalah proses atau prosedur penggunaan metode-metode dengan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut. c) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian
pembelajaran. Karakteristik metode mengajar dapat dijadikan pertimbangan untuk penilaian, misalnya kegiatan belajar yang menggunakan metode ceramah, Tanya jawab akan berbeda penilaiannya dengan metode demonstrasi atau latihan/praktik.
d) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran, apakah dalam kegiatan pembelajaran tersebut perlu diberikan bimbingan secara individu atau kelompok.8
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau tekhnik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunan metode mengajar, prinsip tersebut terutama berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan siswa, di antaranya:
7
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, op, cit, h. 116.
8
a) Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran (curriosity).
b) Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.
c) Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.
d) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin mengguji kebenaran sesuatu (sikap skeptis).
e) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (berinkuiri).
f) Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak.
g) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri (independent study).
h) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama (cooperative learning).
i) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.
Adapun prinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut:
a) Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah di miliki siswa.
b) Pengetahuan dan keterampilan yang di ajarkan harus bersifat praktis.
c) Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa.
d) Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar.
e) Tujuan pengajaran harus diketahui siswa.
f) Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar.
3. Macam-macam Metode Mengajar
Dalam buku strategi pembelajaran disebutkan metode yang biasa digunakan dalam kegiatan mengajar, antara lain ialah: Metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, percobaan/eksperimen, latihan/simulasi, kerja kelompok, karyawisata, dan sosiodrama atau bermain peran (role-playing).
a) Metode ceramah:Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai metode kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
b) Metode Tanya Jawab:Metode Tanya-jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa. c) Metode Diskusi:Pada dasarnya adalah bertukar informasi,
pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang di bahas. Dalam diskusi, setiap orang diharapkan memberikan sumbangan pikiran, sehingga dapat diperoleh pandangan dari berbagai sudut berkenaan dengan masalah tersebut.
d) Metode demonstrasi:Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.
melihat para siswa melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diajukan.
f) Metode Pemberian Tugas:Metode ini untuk memberi kesempatan kepada siswa melakukan tugas/kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran, seperti mengerjakan soal-soal, mengumpulkan kliping, dan sebagainya.
g) Metode Karyawisata: Melalui metode ini, siswa-siswa diajak diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah selesai melakukan kunjungan, siswa-siwa diminta untuk membuat/menyampaikan laporan.
h) Metode sosiodrama: Metode sosiodrama atau bermain peran, merupakan metode yang sering digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
4. Pemilihan Metode Mengajar Yang Tepat
Dalam memilih metode mengajar seorang guru harus menentukan metode mana yang sesuai digunakan untuk penyampaian informasi pembelajaran terhadap siswa, agar guru lebih mudah menetapkan metode paling sesuai dalam situasi dan kondisi pengajaran sehingga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
Adapun metode yang digunakan dalam pengajaran harus selalu diperhatikan bahwa: (a) metode mengajar yang di pergunakan harus dapat membangkitkan, minat, atau gairah belajar siswa. (b) metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa. (c) metode mengajar yang dipergunakan
harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya. (d) metode mengajar yang digunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan ekplorasi dan inovasi pembaharuan. (e) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. (f) metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mentiadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan. (g) metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah suatu istilah yang di bentuk dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar, oleh karena itu untuk dapat memahami definisi prestasi belajar tersebut pertama yang harus dipahami adalah pengertian dari prestasi dan belajar, di bawah ini akan di bahas pengertian masing-masingnya.
Menurut Zakiah Dradjat prestasi adalah “nilai yang dicapai murid sekolah dalam berbagai tingkat dengan maksud untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan murid-murid mencapai puncak belajar dalam berbagai mata pelajaran”.12
Menurut Ahmad Mudzakir belajar dapat didefinisikan ”Suatu usaha
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.13
Sedangkan dalam Psikologi pendidikan M. Dalyono mendefinisikan
belajar adalah “suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, op. cit, h. 53.
12
Zakiah Darajat, Bimbingan Pendidikan dan pekerjaan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1998), h. 118.
13
perubahan didalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku,
sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya”.14
Adapun menurut Mustaqim proses belajar adalah “suatu aktivitas yang menuju kearah tujuan tertentu”, untuk mencapai tujuan itu perlu adanya faktor-faktor yang perlu di perhatikan, misalnya saja faktor bimbingan. Dan belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi atau situasi-situasi disekitar kita. Dalam menyesuaikan diri itu termasuk mendapatkan kecekatan-kecekatan pengertian-pengertian yang baru, dan sikap-sikap yang baru.15
Prestasi belajar Menurut Tohirin, Apa yang telah di capai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.16 Adapun menurut Nana Sudjana dalam bukunya yang berjudul Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar,
memberikan pengertian tentang prestasi belajar “sebagai kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.17
Hasil belajar siswa atau prestasi belajar siswa akan diperoleh setelah siswa menempuh proses atau pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar (learning experience) merupakan suatu proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Proses kegiatan belajar mengajar sangat di pengaruhi oleh alternatif metode mengajar yang digunakan guru.18
Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karna itu, ketiga aspek tersebut juga harus menjadi indikator prestasi belajar. Adapun tipe prestasi belajar Adalah sebagai berikut:
1) Tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup: a. Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan. b. Tipe prestasi belajar pemahaman.
c. Tipe prestasi belajar analisis. d. Tipe prestasi belajar sintesis.
14
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1997), h. 49.
15
Mustakim, Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rienka Cipta, 2010), h. 61.
16
Tohirin, Psikilogi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h.151.
17
Siti Sa’diah, “Manfaat Program ekstrakurikuler terhadap Prestasi belajar siswa”, Skripsi, Pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2003, h. 23.
18
e. Tipe prestasi belajar evaluasi. 2) Tipe prestasi belajar bidang afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang bisa diramalkan perubahan-perubahannya, apabila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Ada kecenderungan bahwa prestasi belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Tipe prestasi belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, atau perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar, dan lain-lain. Meskipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, tetapi bidang afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan prestasi belajar yang dicapai.
3) Tipe prestasi belajar bidang psikomotor
Tipe prestasi belajar psikomotor selalu berhubungan satu sama lain. Seseorang (siswa) yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan prilakunya. Dalam praktik belajar mengajar di sekolah-sekolah termasuk madrasah dewasa ini, tipe-tipe prestasi belajar kognitif cenderung lebih dominan dari tipe-tipe afektif dan psikomotor. Misalnya, seseorang siswa secara kognitif (evaluasi kognitifnya) dalam mata pelajaran shalat baik, tetapi dari segi afektif dan psikomotor kurang bahkan jelek, karena banyak di antara mereka yang tidak bisa mempraktikkan gerakan-gerakan shalat secara baik.19
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan yang telah dicapai setelah proses belajar mengajar berlangsung, keberhasilan yang di capai dalam belajar di pengaruhi oleh beberapa faktor yang timbul dari diri sendiri, dan semua faktor itu saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Menurut M. Alisuf Sabri faktor yang dapat mempengaruhi hasil
19
belajar siswa di sekolah di di bagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa.
1) Faktor (Eksternal)
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental. (a). Faktor lingkungan siswa yaitu: Faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungan sosial. Yang termasuk faktor lingkungan non sosial/alami ini ialah seperti: Keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat gedung sekolah, dan sebagainya. Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan presentasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar.(b). Faktor instrumental terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang di gunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.20
2) Faktor (Internal)
Faktor internal faktor dari dalam adalah kondisi individu atau anak yang belajar itu sendiri. Faktor individu dapat dibagi menjadi dua bagian:
a) Kondisi fisiologis anak: Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capai, tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya atau tangannya (karena ini akan menggangu kondisi fisiologis), dan sebagainya, akan sangat membantu dalam proses dan hasil belajar.
b) Kondisi psikologis: Faktor psikologis yang diangggap utama dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah minat, kecerdasan, bakat dan motivasi. Minat sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, ia tidak dapat diharapkan akan berhasil
20
dengan baik. Sebaliknya, kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan minat, maka hasil yang diharapkan akan lebih baik.21 Syaiful Bahri juga mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ke dalam dua bagian yaitu:
1) Faktor dari dalam diri pelajar, terdiri dua kelompok yaitu:
a. Faktor-faktor alami, seperti keadaan cuaca, suhu, udara, dan lain sebagainya.
b. Faktor-faktor sosial seperti, suasana ribut yang dapat menggangu konsentrasi belajar.
2) Faktor-faktor dari luar diri pelajar, terdiri dari dua kelompok yaitu: a. Faktor pisiologis, seperti kondisi pisiologis dan kondisi panca
indra.
b. Faktor psikologis, seperti, minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.22
Minat sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, ia tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Sebaliknya, kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan minat, maka hasil yang diharapkan akan lebih baik. Kecerdasan memegang peranan besar dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti sesuatu program pendidikan. Kecerdasan seseorang biasanya dapat diukur dengan menggunakan alat tertentu. Hasil dari pengukuran kecerdasan biasanya dinyatakan dengan angka yang menunjukkan perbandingan kecerdasan yang terkenal dengan sebutan
intelligence Quotient (IQ). Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, penemuan-penemuan penelitian bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah. Oleh karena itu, meningkatkan motivasi belajar anak didik memegang peranan penting untuk mencapai hasil belajar yang
21
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar mengajar, op. cit, h. 106.
22
optimal.23Bakat, kemampuan dan prestasi, bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu di kembangkan dan di latih agar dapat terwujud. Kemampuan merupakan daya untuk melakukan sesuatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan (Performance) dapat dilakukan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang,
bakat dan kemampuan menetukan “Prestasi” seseorang.
Jadi Prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan, sebaliknya, belum tentu bahwa orang yang berbakat akan selalu mencapai prestasi yang tinggi. Ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan sejauh mana bakat seseorang dapat terwujud. Faktor-faktor tersebut di tentukan oleh keadaan lingkungan seseorang, seperti kesempatan, sarana dan prasarana yang tersedia, sejauh mana dukungan dan dorongan orang tua, taraf sosial ekonomi orang tua, tempat tinggal, di daerah perkotaan atau di daerah pedesaan dan sebagainya.24
C. Bidang Studi Fiqih di MI
1. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Fiqih di MI a. Pengertian pembelajaran Fikih di MI
Dilihat dari sudut bahasa, fiqih berasal dari kata faqaha ( هقف ) yang
berarti “memahami” dan “mengerti”.25Al – Jurjani mendefinisikan fiqih sebagai berikut: “Fiqih menurut bahasa berarti faham terhadap tujuan seseorang pembicara. Menurut istilah: Fiqih ialah mengetahui hukum-hukum syara yang amaliah (mengenai perbuatan, perilaku) dengan melalui dalil-dalilnya yang terperinci. Fiqih adalah ilmu yang dihasilkan oleh pikiran serta ijtihad (penelitian) dan memerlukan
23
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Ibid, h. 108.
24
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak Sekolah, (Jakarta: Gramedia Anggota IKAPI, 1999), h. 98.
25
wawasan serta perenungan. Oleh sebab itu Allah tidak disebut “Faqih” (ahli dalam fiqih), karena baginya tidak ada sesuatu yang tidak jelas”.26
Mata pelajaran Fikih di madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
b. Tujuan Pembelajaran Fiqh di MI
Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.25
26
A. Djajuli, Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2005), Cet. 7, h. 5
25
2. Ruang lingkup Materi Pembelajaran Fiqh di MI
Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a) Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
b) Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.26
3. Metode yang di gunakan dalam mengajarkan Fiqih di MI
Metode yang digunakan dalam mengajarkan Fiqih di MI sebagian besar guru madrasah menggunakan metode ceramah, metode Tanya jawab dan diskusi.
a) Metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan agama kepada anak didik dilakukan secara lisan dan metode ceramah mudah diterima, isinya mudah dipahami, adapun tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan informasi (konsep, pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak dan luas.
b) Metode tanya jawab adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara guru bertanya kepada peserta didik atau peserta didik bertanya kepada guru, metode ini bertujuan untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana anak didik terhadap pelajaran yang dikuasainya.
c) Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya, tujuan metode diskusi untuk melatih peserta didik mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasa.27
26
Abdul Rozak, Fauzan, Ali Nurdin, Ibid, h. 550.
27
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MIN 11 Pegadungan Kalideres Jakarta Barat yang terletak di Rt. 003/04 Kelurahan Pegadungan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat.
Adapun waktu penelitian ini di laksanakan mulai bulan Februari hingga Juni 2014. Waktu tersebut di manfaatkan secara maksimal oleh penulis untuk mengumpulkan data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Jenis penelitian yang di gunakan penulis adalah penelitian kuantitatif dengan tekhnik korelasi, yaitu penelitian yang bermaksud untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara sesuatu variabel dengan variabel yang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode mengajar Guru dalam proses pembelajaran fiqih terhadap prestasi belajar siswa di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat. Untuk memperoleh data dalam skripsi ini, penulis menggunakan dua pendekatan sebagai berikut: 1. Pendekatan kepustakaan, yaitu dimaksudkan untuk mengkaji buku-buku
yang berkaitan dengan judul di atas dalam rangka penyusunan landasan teori penelitian yang di lakukan
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel indevenden (bebas) dan variabel devenden (terikat). Variabel indevenden adalah variabel yang berdiri sendiri dan mempengaruhi variabel lain. Variabel ini di lambangkan dengan X. Sedangkan variabel devenden adalah variabel yang tergantung atas variabel lain yang di lambangkan dengan Y.
Variabel indevenden (X) dalam penelitian ini adalah metode mengajar dalam proses pembelajaran Fiqh di MI Pegadungan kalideres Jakarta Barat dan yang menjadi variabel devenden (Y) adalah Prestasi belajar siswa di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Sukardi, populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.1
Dalam penelitian ini keseluruhan subyek penelitian yang menjadi populasi berjumlah 182orang siswa yang terdiri dari kelas IV di MIN 11. Pegadungan Kalideres Jakarta Barat Tahun ajaran 2013/2014.
2. Sampel
Sampel adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau meneliti sebagian kecil saja dari seluruh elemen yang menjadi objek penelitian.2
Dalam penelitian ini, penulis tidak meneliti obyek secara keseluruhan akan tetapi hanya meneliti sampelnya saja. Adapun yang di jadikan sampel 15% dari jumlah populasi. Jadi sampelnya sekitar 30 siswa dengan menggunakan random sampling.
1
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. 7., h. 53
2
C. Tekhnik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut:
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah pengamatan terhadap objek yang akan dicatat datanya, dengan persiapan yang matang, dilengkapi dengan instrument tertentu.
Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan statistik dengan fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung di MIN 11. Pegadungan Kalideres Jakarta Barat.
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan, dan pertanyaan yang di ajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan secara tuntas, dilengkapi dengan instrumennya.3 Dalam penelitian ini yang menjadi pewawancara adalah penulis sendiri sedangkan yang menjadi narasumber adalah guru bidang studi Fiqh yang mengajar di MIN 11. Pegadungan Kalideres Jakarta Barat.
Wawancara ini dilakukan secara langsung untuk mengetahui bagaimana metode mengajar guru terhadap proses pembelajaran Fiqh dan bagaimana pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan tekhnik dokumentasi. Tekhnik dokumentasi ini dilakukan penulis untuk memperoleh data-data hasil tes nilai rapot prestasi siswa pada pelajaran fiqih di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat.
3
4. Angket (Quesioner)
Angket yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertannyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.4
Metode ini ditujukan kepada siswa-siswi yang dijadikan responden untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi fiqih di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat yang berjumlah 30 siswa. Kusioner yang dibuat merupakan kuesioner tertutup, disertai dengan sejumlah jawaban yang sudah disediakan, terdiri dari 20 item pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban.
5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan variabel metode mengajar dengan Prestasi belajar fiqih siswa.
D. Tekhnik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data penulis menggunakan tekhnik sebagai berikut: 1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau
kuesioner yang berhasil dikumpulkan.
2. Skoring, yaitu memberi nilai pada setiap jawaban angket sebagai berikut: Dalam skala ini terdapat empat kategori jawaban yaitu, Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD) dan Tidak Pernah (TP). Item-item.
Tabel 1
Jawaban dalam Skoring
Jawaban Positif Negatif
SL 4 1 SR 3 2 KK 2 3 TP 1 4
4
3. Tabulating, setelah peneliti melakukan skoring, maka tahap selanjutnya yaitu melakukan tabulating yang diolah dalam bentuk distribusi frekuensi yang dilengkapi presentase dengan menggunakan rumus:
P = F 100
N
Keterangan: P = Presentase
F = Frekuensi jawaban responden
N = Number of Cases (Banyaknya Individu)5
E. Tekhnik Analisis Dan Interpretasi Data
Analisis data yang digunakan peneliti adalah menggunakan korelasi. Untuk mencari nilai antara variabel x dan variabel y dan juga mengetahui apakah ada hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk hubungan yang
erat, cukup, lemah maka penulis menggunakan rumus “r” product Moment.
Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut:
r
xy=
∑ (∑ ( ∑
√{ ∑ ( ∑ }{ ∑ ( ∑ }
Keterangan:
r
xy : angka indeks korelasi “r” product moment N : Number of cases∑ xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y ∑ x : Jumlah seluruh skor x
∑ y : Jumlah seluruh skor y
Setelah proses perhitungan digunakan maka tahap selanjutnya adalah membandingkan antara hasil perhitungan product moment (ro) dengan nilai
5
tabel product moment (rl). Perbandingan ini berfungsi untuk mengetahui terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom (df), untuk mencari degrees of freedom (df) digunakan dengan angka indeks
korelasi “r” product moment tersebut di bawah ini:
Tabel 2
Rentang Nilai Besarnya product Moment
Besarnya “r”
Antara Variabel X dan variabel y memang terdapat korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y). sangat kuat atau sangat tinggi.6
Kemudian memberikan interpretasi dengan menggunakan tabel nilai dengan rumus:
df = N – nr Keterangan:
Df = degrees of freedom N = Number of cases
nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan nilai koefisien korelasi “r” product moment baik pada taraf signifikasi 5% ataupun pada taraf 1%
6
signifikan atau tidak. Mencari koefisien determinasi KD untuk mengetahui kontribusi variable X terhadap variabel Y.
KD =
r
² x 100% Keterangan:KD = Koefisien Determinasi
r
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel YF. Hipotesis Statistik
Seperti telah disebutkan, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah antara variabel X (Metode mengajar) dengan variabel Y (Prestasi belajar siswa), terdapat korelasi positif yang signifikan. Sebelum kita lakukan perhitungan untuk memperoleh angka indeks.
Korelasinya (
r
xy), terlebih dahulu kita rumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) danHipotesis Nihilnya (Ho), sebagai berikut:
Ha: Ada korelasi positif yang signifikan, antara Variabel X (Metode Mengajar dalam proses pembelajaran fiqih) dan variabel Y (Prestasi belajar siswa). Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan, antara variabel X (Metode
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Min 11 Pegadungan
1. Profil Madrasah Ibtidaiyah negeri 11 Pegadungan Nama Madrasah : MIN 11 Pegadungan
NPSM : 2-01-01850
NSM : 111-1-31-73-0003
Alamat : Jl. Madrasah Rt. 003/04 Kelurahan : Pegadungan
Kecamatan : Kalideres Kotamadya : Jakarta Barat Status madrasah : Negeri
Standar Madrasah : Tingkat Akreditasi “A” Tahun Didirikan : 1992
Tahun Beroperasi : 1993 Status tanah : APBN Luas tanah : 3.560 m² Luas bangunan : 788 m
2. Sejarah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan
tersebut tidak di minati oleh masyarakat setempat yang kemudian SDN terhenti dan tidak beroprasi lagi. Kemudian tanah dan gedung tersebut dibeli oleh Depag dan didirikan menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan pada tahun 1992. Kepala Sekolah pertama adalah Bapak H. Sholeh Siin hingga tahun 1999, kemudian kepemimpinan kedua di lanjutkan oleh Drs. Basiran, M. Sidik, S.Ag, dan Kholid, S.pd.I, Dan kemudian kepemimpinan yang ketiga hingga saat ini masih menjabat adalah Bapak M. Edi Sulaksono, M.Pd.
Kepala sekolah MIN 11 Pegadungan dalam mengembangkan madrasah selalu berupaya menyesuaikan kurikulumnya dengan perkembangan zaman. Kewenangan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan dalam penyusunan kurikulum menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan madrasah dan kondisi lingkungan masyarakat.
3. Visi, Misi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan Visi:
Terwujudnya madrasah yang dapat memenuhi harapan masyarakat madani
Misi:
Sebagai fasilitator tumbuh kembangnya kecerdasan holistik peserta didik
4. Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan
a. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan pembiasaan.
b. Meraih prestasi akademik maupun non akademik sampai tingkat nasional.
c. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke madrasah yang lebih tinggi.
d. Menjadi madrasah unggulan dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar.
e. Menjadi madrasah yang diminati oleh masyarakat.1
1
5. Sarana dan Prasarana MIN 11 Pegadungan
Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Negeri MIN 11 Pegadungan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
Sarana dan Prasarana secara umum
No Fasilitas
Kepemilikan Bangunan
Keterangan Milik
Sendiri
Menumpang
1 Ruang Belajar 20 _ Baik
2 Ruang Kepsek 1 _ Baik
3 Ruang Wakep 4 _ Baik
4 Ruang guru 1 _ Baik
5 Ruang TU 1 _ Baik
6 Ruang Koprasi 1 _ Baik
7 Kantin 1 _ Baik
8 R. Mushollah 1 _ Baik
9 K. Mandi/Wc Guru 2 _ Baik
10 Wc Siswa 4 _ Baik
11 R. Gudang 1 _ Baik
12 R. Perpustakaan 1 _ Baik
13 Lab. Komputer 1 _ Baik
14 Lapangan 1 _ Baik
6. Keadaan Guru dan Karyawan MIN 11 Pegadungan Tabel 4
Keadaan Guru dan Karyawan Secara Umum
No Personal L P Jumlah 1 Guru PNS 11 15 26 2 Guru Honorer - 6 6 3 Bagian Komputer 1 1 2 4 Tata Usaha 1 2 3
5 Satpam 3 - 3
6 Pesuruh (OB) - 1 1 7 Tenaga Kebersihan 1 1 2
Tabel 5
17 Rohali, S.Pd.I S-1 Guru Kelas 30 Wiwin Agustini,S.Pd.I S-1 Guru Kelas 31 Rosadah, S.Pd.I S-1 Guru Kelas 32 Istihana Muslim,S.S S-1 Guru Kelas 33 Rosidah, S.Pd.I S-1 Guru Fiqih 34 Idah Wr, S.Pd.I S-1 Guru Kelas2
7. Keadaan Siswa MIN 11 Pegadungan
Adapun jumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Pegadungan Tahun ajaran 2013/2014 dapat di lihat pada table berikut:
Tabel 6
III 3 65 75 140
IV 5 105 77 182
V 4 80 82 162
VI 3 65 61 126
Jumlah 20 406 394 800
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, di peroleh data mengenai metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa, dan setelah diolah dan dilakukan tabulasinya akandianalisa dengan analisis data sebagai berikut.
B. Deskripsi dan Analisis Data
Salah satu tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden. Angket ini disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variabel yang diteliti, yaitu tentang Pengaruh metode mengajar terhadap Prestasi belajar siswa pada bidang studi Fiqih. Kemudian data yang diperoleh diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang di lengkapi dengan presentase dengan menggunakan rumus:
P
=
x 100 %
Keterangan :
P = Prosentase yang dicari F = Frekuensi
N = Number of Cases (Banyaknya Individu)
a. Metode Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa dengan pelajaran Fiqih sebanyak63,3%menjawab selalu, menjawab kadang-kadang 20%, sering13,3%, menjawab tidak pernah 3,3%, hal ini membuktikan bagi guru untuk menarik simpatik siswa agar senang dengan pelajaran Fiqih guru di tuntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan pelajaran Fiqih.
Tabel 8
Senang membaca buku yang berkaitan dengan Fiqih
Tabel 9
Guru selalu menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran Fiqih No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase selalu menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran Fiqih, 80% responden menjawab selalu, 10% siswa menjawab kadang-kadang,6,7% siswa menjawab sering, 3,3% menjawab tidak pernah.
Table 10
Pelajaran Fiqih di sekolah menarik perhatian saya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase perhatian siswa sebagian besar responden menjawab sering 36,7%, 26,7% menjawab kadang-kadang, 23,3% menjawab selalu, 13,3% menjawab tidak pernah.
Tabel 11
Guru selalu melakukan metode Tanya jawab
Guru dalam kegiatan belajar sudah pasti menginginkan siswanya selalu ingat dengan pelajaran yang telah di sampaikan sehingga guru selalu melakukan metode tanya jawab, hal ini menunjukkan dari tabel di atas bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu 56,7%, menjawab sering 23,3%, menjawab kadang-kadang 20%, menjawabtidak pernah 0%.
Tabel 12
Pelajaran Fiqih membuat saya bosan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase 6 a. Selalu menjawab bosan dengan pelajaran Fiqih sebanyak 90% responden menjawab selalu, 6,7% menjawab sering, 3,3% menjawab kadang-kadang, 0% menjawab tidak pernah, jadi dalam penyampaian materi Fiqih guru dituntut untuk selalu semangat dan tidak membosankan dalam penyampaian materi Fiqih.
Tabel 13
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menjawab bahwa guru selalu menggunakan metode diskusi dalam pelajaran Fiqih, 86,6% siswa menjawab selalu, 6,7% menjawab sering, 3,3% menjawab kadang-kadang, 3,3%menjawab tidak pernah.
Tabel 14
Pelajaran Fiqih lebih disukai daripada pelajaran lainnya No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase 8 a. Selalu kadang-kadang lebih disukai daripada pelajaran lainnya, 30%sebagian besar siswa menjawab kadang, siswa menjawab sering 30%, 23,3% menjawab selalu, 16,7% menjawab tidak pernah.
Tabel 15
Prestasi saya selalu bagus dalam pelajaran Fiqih
menjawab selalu 90%,menjawab sering 6,7%, menjawab kadang-kadang 3,3%, tidak pernah 0%.
Tabel 16
Orang tua saya selalu memperhatikan nilai pelajaran Fiqih No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase 10 a. Selalu tua siswa selalu memperhatikan nilai pelajaran Fiqih, responden menjawab selalu 56,7%, menjawab kadang-kadang 30%, menjawab sering 13,3%, tidak pernah 0%, Karena dengan perhatian dan bantuan orang tua prestasi pelajaran siswa menjadi lebih baik.
Tabel 17
Saya tidak pernah belajar jika ada ulangan Fiqih
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase 11 a. Selalu
Tabel 18
Saya selalu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase 12 a. Selalu siswa menjawab kadang-kadang siswa menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru, dari jawaban responden 33,3% menjawab kadang-kadang, 30% menjawab tidak pernah, 26,7% menjawab sering, sebagian kecil menjawab selalu 10%.
Tabel 19
Tabel 20
Guru Fiqih selalu menggunakan alat/media dalam pembelajaran Fiqih No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase 14 a. Selalu menjawab bahwa guru Fiqih selalu menggunakan alat/media pembelajaran, siswa menjawab selalu 66,6%, siswa menjawab sering 20%, menjawab kadang-kadang 10%, menjawab tidak pernah 3,3%.
Tabel 21
Tabel 22
Guru menyampaikan kesimpulan materi yang telah di pelajari No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 16 a. Selalu menjawab guru selalu menyampaikan kesimpulan materi yang telah di pelajari agar siswa dapat mengulas kembali dan mengingat pelajaran yang telah di bahas oleh guru, 50% menjawab selalu, 36,7% menjawab sering, 10% menjawab kadang-kadang, 3,3% menjawab tidak pernah.
Tabel 23
Tabel 24
Guru memberikan nilai sesuai dengan kemampuan siswa No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase 18 a. Selalu kemampuan siswa tersebut, dari data di atas sebagian besarresponden menjawab selalu 83,3%, siswa menjawab sering 10%, sebagian kecil menjawab kadang-kadang 6,7%, menjawab tidak pernah 0%.
Tabel 25
Table 26
Guru menyuruh siswa mengulang pelajaran lagi di rumah No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase 20 e. Selalu
f. Sering
g. Kadang-kadang h. Tidak Pernah
9 8 9 4
30 % 26,7 %
30 % 13,3%
Jumlah 30 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab selalu 30%, menjawab kadang-kadang 30%, menjawab sering 26,7%, tidak pernah 13,3%, guru menyuruh siswa mengulang pelajaran lagi di rumah agar siswa lebih memahami dan mengingat kembali materi yang sudah diberikan guru di sekolah.
b. Hasil Prestasi Belajar
Tabel 27
Tabel Perhitungan Variabel X (Metode Mengajar)
Tabel 28
Variabel X (Metode Mengajar)
No Nama Skor Metode Mengajar
1 A.Daffa 68
2 Andri 64
3 Abbas 64
4 Afrizal 65
5 Alfian 64
6 Bayu 67
7 Beni 69
8 Dewi M 68
9 Fiky 67
10 Faki 70
11 Gina 68
12 Khairudin 65
13 Laila k 57
14 Maziya AL 58
15 Maulana 59
16 M.Ilham 67
17 Mufadhal 61
18 M.Ridwan 67
19 M.Afrijal 68
20 Nurul 64
21 Putri 64
22 Riko k 65
23 Risky 59
24 M.Rizky 66
25 Selvi 62
26 Sesilia 57
28 Safa 58
29 Salma 70
30 Widya 73
Tabel 29
Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fiqih) No Nama Nilai Rata-rata
1 A. Daffa 70
2 Andri 80
3 Abbas 80
4 Afrizal 70
5 Alfian 60
6 Bayu 75
7 Beni 70
8 Dewi M 75
9 Fiky 66
10 Faki 75
11 Gina 60
12 Khairuddin 73
13 Laila k 65
14 Maziya AL 80
15 Maulana 60
16 M.Ilham 85
17 Mufadhal 80
18 M.Ridwan 82
19 M.Afrijal 60
20 Nurul 70
21 Putri 60
22 Riko k 50
24 M.Rizky 65
25 Selvi 60
26 Sesilia 70
27 Syekhan 60
28 Safa 65
29 Salma 70
30 Widya 80
Tabel 30
Data Nilai Korelasi Antara Variabel X (Metode Mengajar) dengan Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa)
No X Y X² Y² XY
1 68 70 4624 4900 4760
2 64 80 4096 6400 5120
3 64 80 4096 6400 5120
4 65 70 4225 4900 4550
5 64 60 4096 3600 3840
6 67 75 4489 5625 5025
7 69 70 4761 4900 4830
8 68 75 4624 5625 5100
9 67 66 4489 4356 4422
10 70 75 4900 5625 5250
11 68 60 4624 3600 4080
12 65 73 4225 5329 4745
13 57 65 3249 4225 3705
14 58 80 3364 6400 4640
15 59 60 3481 3600 3540
16 67 85 4489 7225 5695
17 61 80 3721 6400 4880
19 68 60 4624 3600 4080
20 64 70 4096 4900 4480
21 64 60 4096 3600 3840
22 65 50 4225 2500 3900
23 59 80 3481 6400 4720
24 66 65 4356 4225 4290
25 62 60 3844 3600 3720
26 57 70 3249 4900 3990
27 65 60 4225 3600 3900
28 58 65 3364 4225 3770
29 70 70 4900 4900 4900
30 73 80 5329 6400 5840
N=30 1939 2106 126635 148684 136726
Dari tabel diatas di ketahui data sebagai berikut:
∑ N = 30 ∑XY = 136726
∑ X = 1939 ∑X² = 126635
∑Y = 2106 ∑Y² = 148684 Mencari rxy dengan rumus:
r
xy= ∑ (∑ ( ∑√{ ∑ ( ∑ }{ ∑ ( ∑ }
=
( (√{ ( }{ ( }
=
√{ }{ }
=
=
=
C. Interpretasi Data
Berdasarkan perhitungan data yang dilakukan, didapatkan hasil angka korelasi antara variable X dan variabel Y bertanda positif, maka diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi yang sejalan searah. Terlebih dahulu mencari derajat (db) yang rumusnya adalah sebagai berikut:
db=N-nr
db = derajat bebas
N = Number of cases
Nr = Banyaknya variable yang di korelasikan
Dengan di peroleh db maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r’ product moment pada taraf signifikasi 5 % jika
r
hitung sama dengan atau lebih besar dari pada tabler
maka hipotesis alternatif (Ha) di setujui atau di terima dengan memperhatikan besarnyar
xy yaitu = 0,57terletak antara 0,40-0,70 terdapat korelasi yang sedang atau cukup, untuk mencari derajat besarnya dengan rumus df =N-nr. Sedangkan yang di jadikan sampel penelitian sebanyak 30 siswa, berarti N =30 siswa. Variabel yang di teliti korelasinya adalah dua variabel,yaitu variabel X dan variabel Y. jadi, nr =2. Dengan demikian dapat diketahui df-nya adalah df=30-2=28. Dengan demikian dapat diperoleh r product moment pada taraf signifikasi 5% = 0,374 dan taraf signifikan 1% =0,47 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan yang sedang atau cukup baik. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) di setujui atau di terima. Berarti memang benar antara variabelY terdapat korelasi positif, Sehingga hipotesis (Ho) yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa di tolak. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X dalam menunjang keberhasilan variabel Y dalam bentuk presentase maka harus dihitung terlebih dahulu suatu koefisien yang disebut dengan coefficient ofdetermination ( koefisien penentuan) dengan rumus sebagai berikut:BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi Fiqih di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat maka dapat disimpulkan:
Pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi Fiqih di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat dapat dikatakan cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan product moment berdasarkan jawaban siswa yaitu 0,57.
Dari hasil perhitungan product moment diperoleh hasil 0,57. Dengan memperhatikan besarnya rxy yang dihasilkan yang berada pada rentang dibawah 0,70 berarti korelasi antara variabelx dan variabel y dapat dikatakan sedang atau cukup baik, jadi tingkat korelasi antara metode mengajar dengan prestasi belajar siswa cukup berpengaruh dan signifikan.
B.Implikasi