• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

KESIA HUTASOIT 110503242

 

   

       

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

makanan dan minuman yang terdaftar di BEI” adalah benar karya tulis saya sendiri yang disususn sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian dari data yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah sesuai dengan prinsip penulisan etika ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan adanya plagiatrisme dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Maret 2015 Yang membuat pernyataan,

Kesia Hutasoit

(3)

pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para pemegang saham umunya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga tidak mengurangi ketidakpastian pemegang saham dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan.Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, dan Investment Opportunity Set baik secara parsial maupun simultan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2011-2013.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 11 perusahaan makanan dan minuman, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Teknik analisis data menggunakan analisis dan statistik (regresi linear berganda) .

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa Collateralizable Assets dan Degree of Operating Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman sedangkan secara parsial Dispersion of Ownership dan Investment Opportunity Set tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makan dan minuman.Secara simultan Collateralizable Assets , Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage dan Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

(4)

want the relatif dividend payment because stabilization of dividend can improve the trust to shareholders so it doesn’t reduce uncertainty shareholders to infuse funds into the company. This study is to know and test the effect of Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set for Dividend Payout Ratio either partially or simultaneously in Food and Beverage companies listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2011-2013.

Eleven company are used as the sample of this research in Food and Berevages sector. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression)

Partially, the results showed that the Collateralizable and Degree of Operating Leverageare influential significantly to Dividend Payout Ratio of the food and beverages company while the Dispersion of Ownership and Investment Opportunity Set are not influential significantly to Dividend Payout Ratio of the Food and Beverages company. Simultaneously, the results showed that the variables of Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Setinfluential significantly to Dividend Payout Ratio of the food and beverages company .

(5)

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Collateralizable Asstes, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratip pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, disusun dalam rangka memenuhi slaah satu syarta untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasihat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(6)

banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Drs.Sucipto,MM,Ak selaku dosen pembaca yang telah membantu dan membimbing saya dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Orang tua penulis dan teman-teman penulis yang telah memberikan doa dan dukungan yang tulus baik secara moril maupun materiil selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Maret 2015 Penulis

 

(7)
(8)

ABSTRAK ... ... i

ABSTRACT ... ... iv

DAFTAR ISI... ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1 Pengertian Dividendan Dividen Payout Ratio ... 8

2.1.2 Kebijakan Dividen ... 10

2.1.3 Teori Kebijakan Dividen ... 13

2.1.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 20

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio .. 22

2.1.6 Agency Theory ... 26

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 34

2.3.1 Pengaruh Collateralizable Assets terhadap Dividend Payout Ratio ... 35

2.3.2 Pengaruh Dispersion of Ownership terhadap Dividend Payout Ratio ... 36

2.3.3 Pengaruh terhadap Degree of Operating Leverage (DOL)Dividend Payout Ratio... ... 36

2.3.4 Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio ... 37

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 40

3.1Jenis Penelitian ... 40

(9)

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 45

3.5.1 Variabel Dependen(Y) ... 45

3.5.2 Variabel Independen(X) ... 45

3.6Metode Pengumpulan Data ... 49

3.7Metode Analisis Data ... 49

3.8Teknik Analisis Data ... 51

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 51

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 52

3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 57

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Deskripsi Data ... 61

4.2 Hasil Penelitian ... 61

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 61

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 63

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 70

4.2.4 Analisis Regresi ... 77

4.3Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 84

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Keterbatasan ... 85

5.3 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(10)

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...32

3.1 Daftar Populasi dan Sampel ...44

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...48

3.3 Kriteria Metode Durbin-Watson ...55

4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif...62

4.2 Hasil Uji Normalitas... 65

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas...66

4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 68

4.5 Hasil Uji Simultan (Uji-F)...72

4.6 Hasil Uji Parsial (Uji-t)...73

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi...76

(11)

 

No.Gambar Judul Halaman

(12)

No. Lampiran Judul Halaman

1. Daftar Populasi dan Sampel Penelitian 90 2. Tabulasi Hasil Perhitungan Collateralizable Assets 91 3. Tabulasi Hasil Perhitungan Dispersion of Ownership 91 4. Tabulasi Hasil Perhitungan Degree of Operating

Leverage 92

5. Tabulasi Hasil Perhitungan Investement Opportunity Set 92 6. Tabulasi Hasil Perhitungan Dividend Payout Ratio 93

(13)

pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para pemegang saham umunya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga tidak mengurangi ketidakpastian pemegang saham dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan.Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, dan Investment Opportunity Set baik secara parsial maupun simultan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2011-2013.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 11 perusahaan makanan dan minuman, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Teknik analisis data menggunakan analisis dan statistik (regresi linear berganda) .

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa Collateralizable Assets dan Degree of Operating Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman sedangkan secara parsial Dispersion of Ownership dan Investment Opportunity Set tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makan dan minuman.Secara simultan Collateralizable Assets , Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage dan Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

(14)

want the relatif dividend payment because stabilization of dividend can improve the trust to shareholders so it doesn’t reduce uncertainty shareholders to infuse funds into the company. This study is to know and test the effect of Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set for Dividend Payout Ratio either partially or simultaneously in Food and Beverage companies listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2011-2013.

Eleven company are used as the sample of this research in Food and Berevages sector. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression)

Partially, the results showed that the Collateralizable and Degree of Operating Leverageare influential significantly to Dividend Payout Ratio of the food and beverages company while the Dispersion of Ownership and Investment Opportunity Set are not influential significantly to Dividend Payout Ratio of the Food and Beverages company. Simultaneously, the results showed that the variables of Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Setinfluential significantly to Dividend Payout Ratio of the food and beverages company .

(15)

BAB I PENDAHULUAN  

1.1 Latar Belakang Masalah

(16)

Dividen adalah distribusi, yang bisa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan, dan saham, kepada pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik (Jensen et al., 1992). Sedangkan kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan diinvestasikan kembali (reinvestment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan. Tujuan perusahaan adalah kemakmuran pemegang saham, sehingga dividen sangat penting bagi perusahaan terutama perusahaan.

(17)

Menurut Martono (2002) menjelaskan bahwa kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan pada perusahaan makanan dan minuman.Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu yang termasuk ke dalam sektor industri barang konsumsi. Sektor ini merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia dan perusahaan food and beverages merupakan salah satu jenis perusahaan yang tidak terpengaruh secara signifikan oleh dampak krisis global, selain itu tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang yang dihasilkan dalam industri tersebut sudah menjadi kebutuhan dan relatif tidak berubah, baik kondisi perekonomian membaik maupun memburuk, untuk itu perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja keuangannya.

Kemakmuran pemilik saham tercermin dalam harga saham di pasar modal. Semakin tinggi harga saham berarti kesejahteraan pemilik saham semakin meningkat. Dalam berinsvestasi saham, pemegang saham sebagai investor pasti mengharapkan imbalan keuntungan hasil dari perusahaan berupa pendapatan atau tingkat pengembalian investasi baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya.

(18)

menyatakan bahwa Collateralizable Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio . Penelitian yang dilakukan Jensen et al (1992) dan Natalia (2013)menyatakan bahwa semua kepemilikan saham termasuk Dispersion of ownership berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Penelitian yang dilakukan oleh Saxena menyatakan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh negatif yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio halnya sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyono (2009) yang menyatakan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio .

Berdasarkan latar belakang di atas dan adanya ketidak konsistenan hasil penelitian serta perbedaan pengukuran, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Collateralizable Assets , Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage (DOL), Investment Opportunity Set (IOS) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalahdiatas, diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel dividend payout ratio, sehingga dapat ditarik research question sebagai berikut :

(19)

2. Bagaimana Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, dan Investment Opportunity Set secara simultan pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage (DOL) dan Investment Opportunity Set (IOS)secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh Collateralizable Assetsterhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.

2. Menganalisis pengaruh Dispersion of Ownershipterhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.

3. Menganalisis pengaruh Degree of Operating Leverage (DOL)terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.

(20)

5. Menganalisis pengaruh Collateralizable Assets,Dispersion of Ownership. Degree of Operating Leverage dan Investment Opportunity Set secara simultan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan serta bukti empiris mengenai pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage (DOL) dan Investment Opportunity Set (IOS)terhadap Dividend Payout Ratio serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis atau lebih lanjut.

2) Manfaat Praktis

(21)
(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Dividendan Dividen Payout Ratio

Dividen merupakan pembagian keuntungan dari laba bersih yang dihasilkan perusahaan dalam periode tertentu kepada para pemegang saham yang berhak setelah sebelumnya harus melalui persetujuan RUPS terlebih dahulu dan sebagian laba yang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan yang ditahan sebagai cadangan perusahaan.Deviden merupakan daya tarik atas investasi saham dan juga merupakan salah satu keputusan penting untuk memaksimumkan nilai perusahaan disamping keputusan investasi dan struktur modal (keputusan pemenuhan dana). Manajemen mempunyai 2 alternatif penggunaan atas penghasilan bersih sesudah pajak yaitu:

(23)

2. Diinvestasikan kembali kepada perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Laba ditahan atau Retained Earning adalah “laba yang tidak dibagikan sebagai dividen, pemegang saham juga secara tidak langsung menyumbangkan modal baru kepada perusahaan jika laba yang bisa dibayarkan sebagai dividen diinvestasikan kembali kedalam perusahaan” (Brealey, Myers, dan Marcus, 2008 : 388).Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan.

(24)

secara tunai dan juga menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan” (Machowicz, 2007 : 270).

2.1.2Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan diinvestasikan kembali (reinvestment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan. Dari pengertian tersebut, kebijakan dividen didasarkan pada rentang pertimbangan antara kepentingan pemegang saham disatu sisi dan kepentingan perusahaan disisi yang lain (Ang, 1997).

Ada empat bentuk kebijakan pembayaran dividen (Riyanto, 2001), yaitu sebagai berikut:

1. Kebijakan dividen yang stabil.

Kebijakan ini merupakan pola pembayaran dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahun relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang sudah dinaikkan ini akan dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif panjang.

(25)

memburuk, maka yang dibayarkan hanya dividen minimalnya saja.

3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan. Jika kebijakan ini yang dipakai oleh perusahaan, ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya .

4. Kebijakan dividen yang fleksibel.

Kebijakan ini merupakan pola pembayaran dividen yang besarnya disesuaikan dengan posisi dan kebijakan finansial perusahaan setiap tahunnya.

Menurut Gapenski (1996) kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertambahan dimasa yang akan datang sehingga memaksimalkan harga saham perusahaan.

(26)

1. Tanggal Pengumuman (decleration date)

Board of Directors mengumumkan tentang pembayaran dividen. Isi pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni: tanggal pencatatan, tanggal pembayaran dan besarnya dividen kas per lembar

2. Tanggal Pencatatan (date of record)

Dividen yang diumumkan untuk dibagikan kepada para pemegang saham dicatat pada suatu tanggal yang khusus.

3. Tanggal cum-dividend

Tanggal cum-dividend merupakan tanggal hari terakhir perdagangan sahamyang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.

4. Tanggal ex-dividend

Tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen dari saham sampai empat hari sebelum tanggal pencatatan. Pengertiannya, pada empat hari sebelum tanggal pencatatan, hak atas dividen tidak lagi ada pada saham dan penjual bukan lagi pemilik saham tersebut, yang seharusnya orang yang akan menerima dividen.

5. Tanggal pembayaran ( payment date)

(27)

dapat mengambil dividen sesuai dengan bentukdividen yang telah dimumkan oleh emiten (dividen tunai/dividen saham). 2.1.3 Teori Kebijakan Dividen

 

Ada beberapa macam teori tentang kebijakan deviden. Berikut ini adalah teori tentang kebijakan dividen yaitu :

(28)

saham, maka perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran-dividen tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Oleh sebab itu, jika dividen dibagi atau ditahan tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham.

Asumsi-asumsi yang di pergunakan yaitu : Tidak terdapat pajak pendapatan perseorangan atau perusahaan, Tingkat leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal, tidak terdapat biaya emisi atau flotation cost atas jual beli saham dan biaya transaksi, para investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang kesempatan prospek (masa depan) perusahaan, dan distribusi pendapatan mempunyai pengaruh terhadap biaya ekuitas perusahaan.

b) Bird in the hand theory

(29)

mengharapkan return yang belum pasti jika menginvestasikan kembali dividen pada investasi tertentu.

c) Teori Prefensi Pajak (Tax preference theory )

Dasar berpijak teori ini bahwa bagi investor pendapatan yang relevan baginya adalah pendapatan bersih setelah pajak.

(30)

dibayarkan sampai saham terjual, sehingga ada efek nilai waktu. (3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada keuntungan modal yang terutang. Karena adanya keuntungan – keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian devidennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian devidennya tinggi.

Berdasarkan ketiga konsep teori tersebut, perusahaan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Jika manajemen percaya dengan teori yang dikemukakan oleh MM, maka tidak perlu memikirkan berapa besar dividen yang akan dibagi maupun laba yang akan ditahan. Tapi pada kenyataannya teori ini sangat tidak relevan karena pasti akan dikenakan pajak.

2. Jika perusahaan akan membagi dividen yang banyak, makan perilaku manajer mengarah pada bird in the hand theory

3. Jika perusahaan akan membagi dividen dengan jumlah yang rendah maka perilaku manajer akan mengarah pada tax preference theory.

(31)

I.Teori Signal Deviden (Devidend Signaling Theory)

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham, 2001: 13) . Di dalam teori ini Modigliani dan Miller (1961) berpendapat bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai sinyal ramalan laba manajemen. Manajer menggunakan pengumuman dividen untuk memberikan sinyal tentang ekspektasi mereka mengenai prospek masa depan perusahaan pada investor. Peningkatan deviden yang dibayarkan dianggap sebagai signal yang menguntungkan, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang positif, sebaliknya penurunan deviden yang dibayarkan dianggap sebagai signal bahwa prospek perusahaan kurang menguntungkan, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang negatif (Scott, 2000: 409). Suatu isyarat (signal) dapat bermanfaat bagi investor dan pengambil keputusan apabila memenuhi empat hal, yaitu:

1) Manajemen harus selalu mempunyai dorongan yang tepat untuk mengirimkan isyarat yang jujur, walaupun beritanya buruk.

(32)

3) Isyarat harus mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan kejadian yang dapat diamati. (misalnya deviden yang lebih tinggi saat ini akan dihubungkan dengan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang).

4) Tidak menekan biaya pada pengiriman isyarat yang efektif. Penggunaan deviden sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan pada masa yang akan datang merupakan cara yang tepat, walaupun mahal tetapi berarti .

II.Clientele Effect

Yang menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memilikipreferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompokinvestor yang membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai suatuDevidend Payout Ratio yang tinggi, sebaliknya kelompok investoryang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.

(33)

III.Free Cash Flow Hipotesis

Free Cash Flow Hipotesis (Jensen, 1968) yang menekankan pada isu agency dengan alasan bahwa manajer dapat meningkatkan kemakmuran dengan mengorbankan pemegang saham dengan menginvestasikan free cash flow pada peluang investasi yang tidak menguntungkan dari pada dengan membayar deviden untuk free cash flow untuk deviden, pembelian kembali saham, dan lain-lain tekanan pasar untuk mengendalikan perusahaan akan mendorong para manajer untuk mendistribusikan free cash flow kepada pemegang saham. IV.Pecking Order Theory

(34)

V.Teori Deviden Residu

Teori deviden residu adalah teori yang menyatakan bahwa deviden dibayar dari kapital yang sama setelah selesai mendapat keuntungan investasi keuangan. Jika perusahaan memiliki biaya pengembangan, yang mungkin secara langsung mempengaruhi keputusan deviden, maka perusahaan harus menerbitkan jumlah sekuritas yang lebih besar untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk kegiatan investasi. Dasar dari kebijakan residual adalah investor lebih menginginkan perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam bentuk deviden apabila laba yang diinvestasikankembali tersebut dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada tingkat pengembalian.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Machowicz (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain:

a) Aturan-aturan hukum; berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi (kebangkrutan), dan penahanan laba yang tidak dibenarkan.

b) Kebutuhan pendanaan perusahaan.

(35)

dividen. Kemungkinan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dividen harus dianalisa dalam kaitannya dengan distribusi probabilitas kemungkinan arus kas masa depan dan juga saldo kas.

c) Likuiditas.

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen, karena dividen menunjukkan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Oleh karena pihak manajemen ingin mempertahankan likuiditas untuk menghindari risiko ketidakpastian, maka manajemen tidak akan membayar dividen dalam jumlah besar.

d) Kemampuan untuk meminjam.

(36)

e) Batasan-batasan dalam kontrak utang.

Syarat perjanjian utang adalah perjanjian pinjaman, meliputi batasan untuk pembayaran dividen yang dinyatakan dalam persentase maksimum laba ditahan kumulatif dalam perusahaan. Larangan ini otomatis mempengaruhi pembayaran dividen perusahaan.

f) Pengendalian.

Perusahaan yang terancam akan diakuisisi akan membayar dividen dalam jumlah besar untuk menenangkan para pemegang saham.

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio 2.1.5.1 Collateralizable Assets

(37)

dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mereka tidak terbayar .

2.1.5.2 Dispersion of Ownership

Dispersion of Ownership adalah tingkat penyebaran kepemilikan saham pada suatu perusahaan. Dimana apabila kepemilikan saham menyebar akan mempersulit untuk mengontrol terhadap aktivitas perusahaan (Jensen et al,1976). Semakin besar Dispersion of Ownership saham semakin terkonsentrasi pada suatu kelompok tertentu. Sesuai dengan teori keagenan, Pemegang saham yang semakin menyebar akan mengakibatkan kesulitan dalam proses monitoring perusahaan sehingga akan menimbulkan masalah keagenan yang penyelesaiannya melalui pembayaran dividen dan akan mengurangi jumlah laba yang ditahan (Taswan,2003). Dispersion of Ownership dihitung dengan menggunakan variance dari data persentase kepemilikan saham.

2.1.5.3Degree of Operating Leverage (DOL)

(38)

EBIT . Degree of Operating Leverage (DOL) yang semakin tinggi akan menyebabkan perusahaan menanggung resiko yang besar yaitu berupa biaya tetap dan biaya variabel yang besar . Hal ini akan menimbulkan dampak pada pembagian dividen yang semakin berkurang kepada pemegang saham . Jika Suatu Laporan keuangan perusahaan menginformasikan nilai degree of operating leverage (DOL) yang tinggi maka para investor akan menilai perusahaan tersebut berisiko tinggi yang berarti jika para investor tidak berani mengambil resiko yang besar (apabila terjadi kerugiaan) maka informasi tersebut akan membawa dampak yang buruk pada perusahaan karena para investor tidak berani menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut .

2.1.5.4 Investment Opportunity Set (IOS)

(39)

(unobservable).Faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur nilai-nilai IOS ,Gaver (1993) Klasifikasi IOS tersebut adalah:

1. Proksi berdasarkan harga, proksi ini percaya pada gagasan

bahwa prospek yang tumbuh dari suatu perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Perusahaan yang tumbuh akan

mempunyai nilai pasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan aktiva riilnya (assets in place).

2. Proksi berdasarkan investasi, proksi ini percaya pada gagasan bahwa satu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara

posistif pada nilai IOS suatu perusahaan. Kegiatan investasi ini diharapakan dapat memberikan peluang investasi di masa

berikutnya yang semakin besar pada perusahaan yang

bersangkutan.

3. Proksi berdasarkan varian, proksi ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan

variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang

tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.

Meskipun terdapat 3 klarifikasi proksi IOS, namun penelitian ini

hanya akan menggunakan satu proksi IOS saja yaitu book to market equity (BVE/MVE) yang kemudian disempurnakan oleh Tarjo dan

Jogiyanto Hartono (2003) menjadi MVE /BVE yang masuk dalam

(40)

valid digunakan, selain itu variabel tersebut merupakan proksi yang

paling banyak digunakan oleh peneliti di bidang keuangan di Amerika Serikat (Gaver dan Gaver, 1993).

2.1.6 Agency Theory

(41)

Dimana pemilik perusahaan (principal) mempercayakan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh orang lain atau manajer (agent) sesuai dengan kepentingan principal, dengan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agent (Djabid,2009).

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio diantaranya adalah :

(42)
(43)

common stockholders)pada perusahaan, kepemilikan insider (manajer, direktur dan eksekutif lainnya diperusahaan), dan investment opportunity set (rasio antara nilai pasar pada nilaibuku perusahaan) Hasil dari penelitian ini menunjukkan variabel growth, betacoefficient, investment opportunity set, dan insider ownership berhubungan negatifpada payout ratio dan jumlah pemegang saham biasa memiliki hubungan positif terhadap payout ratio.

(44)

ownership ini mendukungpenelitian yang dilakukan oleh Jensen et al., (1992). Free cashflow,Jensen (1986) Variabel kas memiliki hubungan yang positif terhadap dividend payout ratio,dimana jika terdapat kelebihan kas yang besar maka diyakini pembayaran dividenkepada pemegang saham akan lebih besar pula. Colleteralizable Assets, Rasio aktivatetap pada aktiva total dipertimbangkan sebagai collateralizable assets yang dimilikioleh perusahaan dan memiliki hubungan positif dengan dividend payout ratio.

4.Pada penelitian yang dilakukan oleh Mulyono (2009) dengan menggunakan sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2005-2007. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu Dividend Payout Ratio dan Variabel independennya yaitu Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Size, Investment Opportunity Set. Teknis analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian adalah secara parsial variabel DER berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Secara parsial variabel insider ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen . Secara parsial variabel IOS berpengaruh signifikan negatif terhadap kebijakan dividen.

(45)

penelitian ini adalah Agency cost, insider ownership, institutional ownership, collateralizable assets, debt total assets serta DPR sebagai variabel dependen. Model analisis yang dipakai adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya adalah institutional ownership, debt total assets berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap dividend payout ratio sedangkan insider ownership, collateralizable assets tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio dan firm size berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio.

(46)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No .

Nama Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1. Jensen, et al., (1992)  

 

Theory of the firm managerial dividend yang dikaitkan

dengan karakteristik – karakteristik

perusahaan

mempunyai hubungan yang interdependensi . 2. Saxena opportunity set

Variabel Growth, Beta

coefficient, Insider dan

Investment opportunity set berpengaruh negatif

pada dividend payout ratio.

(47)

3. Mollah (2000)

The Influence of Agency Cost on Dividend Policy

Tidak ada pengaruh hubungan antara agency

cost dengan dividend payout ratio. positifpada dividend payoutratio.

Variabelcollateraliza ble

assets berpengaruh positif pada dividend payout ratio.

4. Budy Mulyono (2009)

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Size dan Investment Opportunity Set

Secara Uji Parsial Variabel DER terhadap dividen. 5. Nur Imam

(48)

assets terhadap dividend payout ratio. Firm size berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. to total assets, Collateralizable Asset dan Free Cash Flow yang tercatat di Bursa Efek of ownership dan Collateralizable Asset Ownership, debt to total asset tidak memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Sumber : Data diolah oleh Penulis (2014)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada tahun penelitian perusahaan yang akan diteliti dari tahun 2011 hingga 2013 yang memiliki jarak waktu yaitu empat tahun terakhir.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

(49)

(DPR) antara lain:Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set .

2.3.1 Pengaruh Collateralizable Assets terhadap Dividend Payout Ratio

(50)

untuk membiayai dividen dalamjumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mereka tidak akan terbayar (Mollah, 2000). Semakin besar collateralizable assets, semakin besarpula dividen yang akan dibagikan. Hipotesis yang berkaitan dengancollateralizable assets adalah sebagai berikut :

H1:Collateralizable assets berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio

2.3.2Pengaruh Dispersion of Ownershipterhadap Dividend Payout Ratio Menurut Hansen et al, (1994) jika jumlah kepemilikan naik maka tingkat permintaan akan dividen juga akan meningkat , karena semakin besar jumlah pemegang saham maka penyebaran kepemilikan akan semakin besar, sehingga diperlukan tambahan biaya monitoring manajemen. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa jika jumlah pemegang saham meningkat akan cenderung menaikkan dividend payout ratio. Hipotesis yang berkaitan denganDispertion of Ownershipadalah sebagai berikut :

H2:Terdapat pengaruhyang signifikan antaraDispertion of Ownershipterhadap Dividend Payout Ratio.

2.3.3Pengaruh terhadapDegree of Operating Leverage (DOL) Dividend Payout Ratio

(51)

Leverage (DOL). DOL menunjukkan seberapa besar perubahan EBIT yang dihasilkan sebagai akibat dari perubahan penjualan. DOL dalam suatu perusahaan lebih merupakan fungsi dari proses produksi. Jika perusahaan menggunakan peralatan yang bersifat labour saving atau capital intensive dalam operasinya maka akan cenderung mempunyai biaya operasi tetap yang tinggi dan biaya operasi variabel yang relatif rendah, maka akan menghasilkan DOL yang tinggi, sehingga perubahan penjualan akan menghasilkan perubahan EBIT dalam presentase yang besar (Sartono,2001) . Leverage operasi digunakan untuk mempengaruhi volume penjualan terhadap laba, sehingga laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan digunakan untuk investasi atau pembayaran dividen. Jika perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang diperoleh untuk pembiayaan pemegang saham, selanjutnya mengurangi sumber dana internal. Dengan penggunaan operatin leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahaan penjualan akan meningkatkan EBIT yang lebih besar.Hipotesis yang berkaitan denganDegree of Operating Leverageadalah sebagai berikut :

H3: Degree of Operatingleverageberpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio.

(52)

Tingkat pertumbuhan yang tinggi di asosiasikan dengan penurunandividen. Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggidiharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi. Untuk meningkatkanpertumbuhan penjualan, perusahaan memerlukan dana yang besar yangdibiayai dari sumber internal. Penurunan pembayaran dividen menyebabkanperusahaan memiliki sumber dana internal untuk keperluan investasi (Myers 1984). Masing-masing perusahaan mempunyai IOS yang berbedatergantung dari spesifik aktiva yang dimiliki (Kester, 1986). Dalamkaitannya dengan kebijakan dividen, Mulyono (2009)menyatakan bahwa pengaruh IOS terhadap kebijakan dividen adalah negatif.Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dirumuskan hipotesis keempatsebagai berikut:

H4: Investment Opportunity Setberpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.

(53)

H5 : Collateralizable Assets,Dispersion ofOwnership, Degree of Operating Leverage, Investment of Opportunity Set

berpengaruhsecara simultanterhadap Dividend Payout Ratio.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

H1

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN  

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah asosiatif kausal yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30).

Dalam Penelitian ini , penulis mencoba untuk mengetahui apakah variabel independen berupa Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage (DOL) dan Investment Opportunity Setmemiliki pengaruh terhadap variabel dependennya yaitu Dividend Payout Ratio .

3.2 Jenis Data dan Sumber data 3.2.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini antara lain laporan keuangan tahunanperusahaan dan laporan kegiatan perdagangan saham yang berhubungan dengan variabel penelitian .

(55)

Data sekunder yang digunakan diperoleh melalui laporan keuangan tahun 2011-2013 yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.iddan website perusahaan yang bersangkutan, juga berbagai hasil penelitian .

3.3 Batasan Operasional  

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1) Variabel bebas (independent variable) yaitu Collateralizable

Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating

Leverage dan Investment Opportunity Set

2) Variabel terikat (dependent variable) yaitu Dividend Payout Ratio (DPR).

b. Perusahaan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini, yaitu Perusahaan Manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 sampai 2013.

(56)

3.4 Populasi dan Sample Penelitian 3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010 : 155) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013 yang dipublikasikan di www.idx.co.id . Populasi dalam penelitian ini berjumlah 16 perusahaan makanan dan minuman .

3.4.2 Sampel Penelitian

(57)

yang memenuhi kriteria dari 16 populasi perusahaan makanan dan minuman.

Adapun kriteria dalam pengambilan sampel penelitian yang dipertimbangkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar dan tidak delisting di BEI tahun 2011-2013

2. Perusahaan yang mempunyai laporan keuangan lengkap dan audited selama periode penelitian (2011-2013)

(58)

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode

2. PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Sukses Makmur Tbk

ICBP √ √ √ Sampel

8. PT.Indofood Sukses Makmur Tbk

INDF √ √ √ Sampel

9. PT.Multi Bintang Indonesia

MLBI √ √ √ Sampel

10. PT.Mayora Indah Tbk MYOR √ √ √ Sampel

11. PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk

PSDN √ X X -

(59)

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel  

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel terikat (Y) adalah Dividend Payout Ratio (DPR), sedangkan variabel bebas (X) terdiri dari Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage

(DOL) dan Investment Opportunity Set (IOS).

3.5.1 Variabel Dependen(Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (Variabel independen) dengan Dividend Payout Ratio sebagai variabel indikatornya .Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan sebuah parameter untuk mengukur besaran deviden yang akan di berikan pada pemegang saham. Dividen payout ratio didefinisikan sebagai rasio antara dividen per share (DPS) terhadap earning per share (EPS) (Ang,2007). Menurut Weston dan Brigham (1997), dividen payout ratio dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut :

3.5.2 Variabel Independen(X)

(60)

3.5.2.1 Collateralizable Assets (X1)

Collateralizable assets adalah asset perusahaan yang dapat digunakansebagai jaminan peminjaman. Pengukuran variabel ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Alli etal. (1993) dan Mollah et al. (2000) dengan membandingkan fixedassets terhadap total assets. Collateralizable assets dapat dirumuskan sebagaiberikut :

3.5.2.2 Dispersion of Ownership (X2)

Penyebaran pemegang saham diukur dengan menggunakan Variance dari data presentase kepemilikan saham . Dalam hal ini para pemegang saham dipertimbangkan sebagai kelompok dimana setiap pemegang saham mewakili satu kelompok.

Rumus variance :

(X1-X)²

n

-1

Dimana : X1 = Presentase Kepemilikan Saham tiap kelompok X = rata-rata presentase kepemilikan

(61)

3.5.2.3 Degree Of Operating Leverage (X3)  

Degree of Operating Leverage (DOL) adalah penggunaan aktiva yang menyebabkan perusahaan harus membayar biaya tetap berupa penyusutan. DOL juga dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan laba operasi (EBIT) akibat perubahan penjualan dalam persentase tertentu. Dengan demikian DOL merupakan angka indeks yang mengukur pengaruh perubahan penjualan dari sejumlah keluaran tertentu terhadap laba operasi atau EBIT .

Rumus DOL adalah :

DOL=

3.5.2.4 Investment Opportunity Set (X4)

Investment Opportunity Set (IOS), dalam penelitian ini diproksikan denganrasio MVE/BVE. Berdasarkan penelitian Trombley (1999),variabel tersebut merupakan proksi yang paling valid digunakan selain ituvariabel tersebut merupakan proksi yang paling banyak digunakan olehpeneliti di bidang keuangan (Gaver,1993) . Rumus MVE/BE ini adalah sebagai berikut :

(62)

dimana :

MVE/BVE : Rasio market to book value of equity

MC : Kapitalisasi pasar (lembar saham beredar dikalikan denganharga)

TE : Total ekuitas

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Variabel Pengukuran Skala

1. Dependen Dividend Payout Ratio

Rasio laba yang dibayarkan

perusahaan sebagai dividen kepada investor pada periode tertentu. (Ang, 1997) .

DPR :

Dividend Per Share Earning Per Share

Rasio oleh kreditur untuk menjamin

(63)

Degree of Operating Leverage

biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua data, mencatat dan mengkaji data sekunder berupa laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dalam periode penelitian. Data penelitian diperoleh dari www.idx.co.id dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

3.7 Metode Analisis Data

(64)

regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik. Tujuannya adalah agar supaya hasil penelitian ini dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Interpretasi hasil penelitian, baik secara parsial melalui uji-t maupun secara simultan melalui uji F. Analisis regresi linier berganda dipilih karena untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 +e Keterangan :

Y = Dividend Payout Ratio

a = Konstanta

X1 = Collateralizable Assets X2 = Dispersion of Ownership X3 = Degree of Operating Leverage X4 = Investment Opportunity Set

b1,..b4 = Koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen

e = Tingkat kesalahan (standard error)

Nilai koefisien regresi melainkan menyatakan arah hubungan atau lebih tegasnya menyatakan pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.

(65)

nilai variabel berkurang 1 unit, maka nilai variabel Y akan berkurang sebesar A unit.

 Jika nilai b = – A (b bertanda negatif) yang menyatakan bahwa variabel bebas X berpengaruh negatif terhadap nilai variabel terikat Y.

Bila nilai variabel X bertambah 1 unit, maka nilai variabel Y akan berkurang sebesar A unit. Sebaliknya bila nilai variabel berkurang 1 unit, maka nilai variabel Y akan bertambah sebesar A unit.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk memproses hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan . Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban atas masalah yang dibahas peneliti . Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS. Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.8.1 Statistik Deskriptif

(66)

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah yang meliputi:

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas menurut Erlina (2008:154) , uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data . Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik yang digunakan sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan . Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,2005) . Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik :

(67)

maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

b. Dalam analisis statistik, Uji statisitk sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Dimana Jika Z hitung > Z tabel, maka distribusi tidak normal dan uji statistik yang lain untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov, jika nilai signifikansinya <00,5 maka data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansinya >00,5 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan dalam menguji penelitian untuk mengetahui apakah terdapat suatu hubungan linear antara masing-masing variabel independen di dalam model regresi serta korelasi atas variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya bebas multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2005). Salah satu metode untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah sebagai berikut :

(68)

2. Besaran Korelasi Antar Variabel Independen

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah koefisien antar variabel independen haruslah lemah (di bawah 95%). Jika korelasi kuat, maka terjadi problem multikolinearitas.

3.8.2.3 Uji Autokorelasi

(69)

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson

Kriteria Pengujian Keputusan Kesimpulan

0<d<dl Terjadi autokorelasi Positif

Ditolak

dl≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi Positif

Tidak ada keputusan

4 - dl < d < 4 Terjadi autokorelasi Negatif

Ditolak

4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada keputusan

du < d < 4 – du Tidak ada autokorelasi positif dan negatif

Tidak ditolak

(70)

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas (Ghozali, 2007). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan salah satunya dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah diteliti. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara lain prediksi variable terikat (ZPREID) dengan residualnya (SRESID). Dalam mendeteksi uji Heteroskedastisitas dapat menggunakan analisis berikut ini :

(71)

b.Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Jika ada titik pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

3.8.3 Pengujian Hipotesis

3.8.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan:

(72)

Bila probabilitas lebih besar daripada 0,05 (a), maka variabel bebas secara serentak tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Sedangkan bila probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (a), maka variabel bebas secara serentak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

3.8.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Uji statistik t ini digunakan karena untuk memperoleh keyakinan tentang kebaikan dari model regresi dalam memprediksi. Bentuk Pengujiannya adalah:

Ho : βi = 0, artinya variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat

Ha : βi ≠ 0, artinya variabel bebas merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

Pengujian menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian pada

α= 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df=(n-k)

Dimana:

df = degree of freedom/ derajad kebebasan n = Jumlah sampel

(73)

Kriteria pengambilan keputusan :

- Nilai t tabel yang diperoleh dibandingkan nilai t hitung, bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independent berpengaruh pada variabel dependent.

- Apabila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.8.3.3 Uji Koefisien Determinasi

(74)
(75)

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN  

4.1 Deskripsi Data

Pada bab IV ini akan dilakukan analisis data melalui analisis regresi berganda dan pembahasan hasil pengolahan data untuk membuktikan hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis data dimulai dengan mengolah data melalui Microsoft exceldan seluruh data yang telah diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Sollution). Hasil pengolahan dari SPSS akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap struktur modal perusahaan.

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Populasi penelitian berjumlah 16 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 11 perusahaan makanan dan minuman yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini selama periode 2011-2013.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

(76)

2011 sampai tahun 2013 yaitu sebanyak 33 data pengamatan. Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2014

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa :

1. Variabel independen berupa Collateralizable Assets pada perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 0,1370 nilai maksimum sebesar 1,2230 dan nilai rata-rata sebesar 0.498697 dengan standar deviasi sebesar 0,2073456

(77)

3. Variabel independen berupa Investment opportunity setpada perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 0,6533, nilai maksimum sebesar 7,91 dan nilai rata-rata sebesar 8,34 dengan standar deviasi sebesar 1,714

4. Variabel independen berupa Degree of operating leveragepada perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 1,76, nilai maksimum sebesar 40,00 dan nilai rata-rata sebesar 11,29 dengan standar deviasi sebesar 13,80

5. Variabel dependen berupa Dividend Payout Ratiopada perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar 0,7000 dan nilai rata-rata 0,315475 dengan standar deviasi sebesar 0,1790962.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

(78)

bias dan efisien. Estimasi dari parameter-parameter dengan metode ordinary least square (OLS) akan memiliki sifat ketidakbiasan (unbiasedness), varians yang minimum (minimum varians), dan sebagainya, yang disebut best linear unbiased estimator (BLUE) (Gujarati, 2003:107, Supranto, 2005:70). Dalam penggunaan regresi linear berganda, terdapat beberapa uji asumsi klasik, yakni uji normalitas residual, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

4.2.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2011:160, Gujarati, 2003:339, Field, 2009:221, Supranto, 2005:90). Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan . Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut.

(79)

Tabel 4.2 Uji Normalitas

Sumber : hasil olahan software SPSS

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,848. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah

. Karena nilai probabilitas , yakni 0,981, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka asumsi normalitas telah dipenuhi.

4.2.2.2Uji Multikolinearitas

(80)

tinggi, koefisien-koefisien regresi dari variabel bebas dapat ditentukan, namun memiliki nilai standar error yang tinggi yang berarti bahwa koefisien-koefisien regresi tersebut tidak dapat diestimasi dengan tepat atau akurat (Gujarati, 2003:344). Field (2009:221) juga menyatakan bahwa seharusnya tidak terjadi hubungan linear yang sempurna (perfect linear relationship) dari dua atau lebih variabel bebas. Jadi, variabel-variabel bebas seharusnya tidak berkorelasi terlalu tinggi (not correlate too highly).

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas (Myers dalam Stevens, 2009:75).

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Sumber : hasil olahan software SPSS

(81)

dispersion of ownership adalah 1,076, nilai VIF dari variabel investment opportunity adalah 1,007, dan nilai VIF dari variabel degree of operating leverage adalah 1,007. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat. Dengan kata lain, tidak terjadi korelasi antara variabel bebas yang begitu signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.

4.2.2.3Uji Autokorelasi

(82)

maka asumsi independensi terhadap residual (non-autokorelasi terpenuhi). Sebaliknya, bila nilai statistik Durbin-Watson < -2 atau > 2, berarti asumsi independensi terhadap residual (non-autokorelasi) tidak terpenuhi.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

Sumb er : hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,985. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara -2 dan +2, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

(83)

pengganggu untuk setiap pengamatan adalah sama, sedangkan heteroskedastisitas adalah sebaliknya.

Model regresi yang baik adalah yang homoskesdasitas atau tidak terjadi heterokesdatisitas. Apabila terjadi heteroskedastisitas, estimator-estimator yang dihasilkan dengan metode OLS (ordinary least square) tidak lagi memiliki sifat varians yang minimum atau efisien. Dalam keadaan heteroskedastisitas, ketika tetap menggunakan metode OLS yang biasa (usual OLS formulas), maka uji t dan uji F dapat memberikan kesimpulan yang salah (Gujarati, 2003:428).

(84)

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas

Sumber : hasil olahan software SPSS

Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan analisis koefisien determinasi, pengujian signifikansi koefisien regresi parsial secara menyeluruh atau simultan (uji F), dan uji signifikansi koefisien regresi parsial secara individu (uji t).

4.2.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

(85)

dengan nol atau tidak (Gujarati, 2003:253). Dengan kata lain, menguji apakah variabel collateralizable asset, dispersion of ownership, investment opportunity dan degree of operating leverage secara bersamaan atau simultan mempengaruhi variabel payout ratio. Berikut perumusan hipotesisnya.

Pada hipotesis nol, yakni

berarti variabel collateralizable asset, dispersion of ownership, investment opportunity dan degree of operating leverage secara bersamaan atau simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap variabel payout ratio pada tingkat signifikansi 5%. Sedangkan hipotesis alternatif menyatakan paling tidak terdapat satu variabel bebas yang pengaruhnya signifikan secara statistik terhadap payout ratio pada tingkat signifikansi 5%.

(86)

disimpulkan bahwa paling tidak terdapat satu variabel bebas yang mempengaruhi variabel payout ratio.

Tabel 4.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Sumber : hasil olahan software SPSS

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa nilai sig F<0,05(0,000<0,05) nilai probabilitas atau Sig adalah 0,000. Karena nilai probabilitas, yakni 0,000 lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa collateralizable asset, dispersion of ownership, investment opportunity dan degree of operating leverage signifikan secara statistik mempengaruhi secara simultan variabel payout ratio. 4.2.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

(87)

nol. Dengan kata lain, pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas signifikan secara statistik.

Pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan nilai probabilitas dari uji . Berikut aturan pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan nilai probabilitas.

Tabel 4.6 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Linear Berganda

: Collateralizable asset berpengaruh terhadap payout ratio.

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1
Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut akan mampu.. memberikan dividen kepada pemegang saham,

Andreas Asman Agung (2013), Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Return Saham dengan Employee Stock Option Plans sebagai Variabel Intervening

Logisnya jika pembagian dividend besar akan meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, tetapi pembagian dividend juga diharapkan akan mengurangi biaya

harga saham dan laba perlembar saham searah dengan fluktuasi yang terjadi pada. jumlah dividen per lembar saham yang dibayar tiap tahunnya

dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total. laba yang tersedia bagi

Penambahan variable moderating dapat membuat atau memberikan pemahan yang semakin lengkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antara kebijakan dividen dan arus

Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada dividend Payout Ratio yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti tetap memperhatikan

Pada umumnya pemegang saham mengharapkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang