TINGKAT KECEMASAN SUAMI
TERHADAPGANGGUAN MORNING SICKNESS IBU
HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI
WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
AMINATUS SADIAH
109104000003
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP
GANGGUAN MORNING SICKNESS IBU HAMIL
PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH
KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
AMINATUS SADIAH
109104000003
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan Judul
TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING
SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
Telah di setujui dan diperiksa pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
AMINATUS SADIAH
109104000003
Pembimbing I PembimbingII
Jamaludin, S.Kp., M.Kep Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc
NIP. 19680522 200801 1007 NIP. 19800802 200604 2001
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING
SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :
AMINATUS SADIAH 109104000003
Jakarta, Januari 2014
Pembimbing I PembimbingII
Jamaludin, S.Kp., M.Kep Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc
NIP. 19680522 200801 1007
Penguji I
NIP. 19800802 200604 2001
Penguji II
Yenita Agus, M.Kep., Sp.Mat., Ph.D Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc
NIP. 197206082006042001 NIP. 197311062005012003
Penguji III
Jamaludin, S.Kp., M.Kep
NIP. 19680522 200801 1007
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PENGESAHAN
TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING
SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
Skripsi dengan Judul
Oleh :
AMINATUS SADIAH 109104000003
Jakarta, Januari 2014
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM NIP. 19790520 200001 1012
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang saya ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Januari 2014
RIWAYATHIDUP
Nama : Aminatus Sadiah
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 29 Mei 1991
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Kp. Caringin RT 002/ 006 DesaNyangkowek,
Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Kode
Pos 43359
Telepon : 0857-1939-5360
Email : nammimie@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. TK. Al- Masthuriyah Cisaat-Sukabumi [1996-1998]
2. SDN Nyangkowek 2 Cicurug-Sukabumi [1998-2003]
3. Mts. As- Sadziliyah [2003-2006]
4. MA. Negeri 1 Cibadak [2006-2009]
Organisasi
1. Pramuka [2003-2005]
2. PaduanSuara [2006-2009]
3. Karate [2006-2007]
Pengalaman Pelatihan, Seminar, dan Workshop:
2. Seminar “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization Era” tahun 2009.
3. Pelatihan Kesehatan “Health Training 4 Medical Skill” tahun 2009. 4. Seminar Nasional IMMPPG Ke-V “Produk Aman, Bergizi, dan Halal
untuk Kemandirian Bangsa” tahun 2009.
5. Workshop Nasional “Uji Kompetensi Keperawatan” Tahun 2012.
6. Seminar Nasional “Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan
Global” tahun 2012.
UNIVERSITASISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, January 2014
Aminatus Sadiah, NIM 109104000003
Tingkat Kecemasan Suami Terhadap Gangguan Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur
xiv + 63 halaman + 7 tabel + 3 bagan + 8 lampiran
ABSTRAK
Tingkat kecemasan tergantung pada jenis perlakuan yang diterima dan kemampuan dalam menggunakan mekanisme koping. Dalam menghadapi kehamilan istri primigravida yang mengalami morning sickness banyak ditemui fenomena pada responden mengalami kecemasan yang dimulai dari cemas ringan sampai cemas berat.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan suami terhadap gangguan morning sickness ibu hamil primigravida trimester I di wilayah Kecamatan Ciputat Timur, yang dilakukan pada tanggal 14 – 20 November 2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 66 responden suami dari ibu hamil primigravida. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Tingkat kecemasan diukur dengan kuesioner yang telah baku dandi modifikasi yaitu Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS).Hasil univariat memperlihatkan pada karakteristik usia suami sebagian besar pada dewasa awal (≤ 29 tahun) 34 responden (51,5%), pada gambaran pendidikanyaitu ≥ SMA 47 responden (71,2%), pada usia kandungan istri mayoritas pada usia kehamilan 12 minggu (trimester I) yaitu 26 responden (87,9%), dan pada tingkat kecemasan suami dalam menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida sebagian besar pada tingkat kecemasan ringan 40 responden (60,6%) dengan respon kecemasan berada pada rentang adiptif. Perlunya peran perawat untuk mengetahui dan mengindentifikasi masalah yang membuat suami cemas sehingga dapat melakukan intervensi yang tepat untuk mengurangi tingkat kecemasan dengan memberikan informasi yang lebih lengkap tentang kehamilan ibu hamil primigravida trimester I kepada suami.
STATE ISLAMIC UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE SCHOOL OF NURSING
Thesis, January 2014
Aminatus Sadiah, NIM 109104000003
The Level Husband’s Anxiety Disorder Morning Sickness Of Primigravida Pregnancy’s Mother In Trimester I At Kecamatan Ciputat Timur
xiv + 63 pages + 7 tables + 3charts + 8 attachment
ABSTRACT
Anxiety levels is depended on the type of treatment received and the ability to use coping mechanism. Dealing with of wife's pregnancy primigravida who experience morning sickness are many phenomena encountered in respondents experiencing anxiety that starts from mild anxiety to severe anxiety.The purpose of this study isto identifythelevelof anxietydisorders ofhusbandsto pregnant womenwith morning sickness on the firsttrimesterprimigravida at the District of East Ciputat, whichtook place on14 to 20 November2013.This research methodology isdescriptivequantitativewith total samples were66respondent. Samplingwas usingtotalsampling methode. The level ofanxietywas measuredwith questionairethathas beenstandardized andhas been modified byZungSelf-Rating AnxietyScale(ZSAS). Univariate results showed the characteristics of the husband age most of the early adult ( ≤ 29 years ) 34 respondents ( 51.5 % ), descriptive of education levels are high ≥ 47 respondents ( 71.2 % ), the majority of wivespregnancies at 12 weeks gestation ( first trimester ) is 26 respondents ( 87.9 % ), and the husband's level of anxiety when facing the of morning sickness primigravida pregnant women mostly on mild anxiety level 40 respondents ( 60.6 % ) the anxiety response in the range adaptive. The necessity of the nurse's role to determine and identify problems that make anxious husband so it can perform appropriate interventions to reduce anxiety levels by providing more complete information about pregnancy first trimester primigravida pregnant women to their husbands.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Tingkat Kecemasan Suami terhadap Gangguan Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur”yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan.
Proses penyusunan proposal skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang
penulis hadapi. Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar
biasa dari berbagai pihak, baik secara langsung dan tidak langsung, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan
ini, penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan
yang tidak yang tidak terhingga, kepada:
1. Prof. DR (HC), drM. K. Tadjuddin, Sp. And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Waras Budi Utomo, S. Kep, Ns., MKM selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan IbuNs. Eni Nur’aini
Agustini, S. Kep, MScSelakuSekretarisProgramStudiIImuKeperawatan
(PSIK) UIN SyarifHidayatullahJakarta.
3. Bapak Jamaludin, S. Kp.,M. Kep., selaku pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan masukan serta support demi terselesainya
4. IbuEni Nur’aini Agustini, S.Kep., M. Sc selaku pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan proposal penelitian
ini.
5. IbuIta Yuanita, S. Kp., M. Kep., selaku pembimbing akademik yang selalu
memberikan nasehat dan dukungan selama proses pendidikan di Program
Studi Ilmu Keperawatan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
mengajarkan dan membimbing penulis selama 4 tahun dibidang pendidikan
keperawatan, serta staf akademik Bapak Azib Rosyidi, S,Psi dan Ibu
Syamsiyah yang telah memudahkan dalam proses birokrasi.
7. Para penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam memperbaiki
skripsi penelitian ini.
8. Kedua Orang Tua terhebat saya, Bapak Syaprudin, dan Ibu Iis Kholisoh (alm)
yang paling saya cintai dan selalu memberikan dukungan yang amat sangat
luar biasa, do’a serta semangat yang tak pernah berhenti setiap malam dari
beliau. Kakak-kakak dan adik-adik ku tercinta yang selalu memberikan
dukungan dan semangat yang tak pernah padam.
9. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya ketika
kami belajar selama kurang lebih 4 tahun.
10.Staff akademik yang selalu memenuhi permintaan dalam pembuatan surat
perizinan penelitian.
11.Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang memberikan kelancaran izin
12.Kepala Puskesmas Ciputat Timur yang memberikan izin untuk uji validitas,
serta parfa kepala Puskesmas Rengas dan Pondok Ranji yang telah
memberikan kepercayaan kepada saya dalam melakukan penelitian ini.
13.Sahabat-sahabatku Aunty (Widya Nurlita), Mama (Ade Rininta Sawitri),
Dede (Cicy Chintyawati) yang tidak pernah berhenti untuk selalu memberi
dukungan yang paling besar pada saya. Eva epoot, Erin, Ike, Adel Inggar,
Rafita, Etika, Hanik, Mala, Fitri yang kosannya selalu saya buat gaduh demi
diskusi bersama kalian. Teman satu bimbingan Desi, Ummi, Mahes yang
selalu kalau bimbingan kompak, serta tidak akan pernah lewatkan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh angkatan 2009 yang telah
berjuang bersama dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi di Ilmu
Keperawatan. Kalian sungguh luar biasa kawan.
Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua
kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua
kesalahan diampuni oleh Allah. Amin.
Jakarta, Januari 2014
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Pernyataan persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Pernyataan Keaslian Karya ... v
Daftar Riwayat Hidup ... vi
Lembar Persembahan ... viii
C. Pertanyaan Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan ... 9
1. Pengertian ... 9
2. Tanda dan Gejala Kecemasan ... 10
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ... 12
4. Tingkat Kecemasan ... 14
5. Rentan Respon Kecemasan ... 15
6. Faktor Predisposisi ... 16
7. Faktor Presipitasi ... 18
8. Alat Ukur Krcemasan ... 19
B. Konsep Kehamilan ... 20
1. Pengertian Kehamilan ... 20
2. Perubahan Selama Kehamilan Trimester I ... 22
C. Morning Sickness ... 25
1. Pengertian Morning Sickness ... 25
2. Insiden Morning Sickness ... 26
3. Fisiopatologi Morning Sickness ... 27
D. Penelitian Terkait ... 28
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH ...
A. Kerangka Konsep ... 31
B. Definisi Operasional ... 32
BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34
B. Populasi dan Sampel ... 34
C. Teknik Pengambilan Sampel ... 37
D. Pengumpulan Data ... 38
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39
F. Instrument Pengumpulan Data ... 39
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 41
H. Tahapan Penelitian ... 44
I. Pengolahan Data ... 45
J. Analisa Data ... 46
K. Etika Penelitian ... 46
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 48
B. Analisa Univariat ... 49
1. Gambaran Usia Suami ... 50
2. Gambaran Pendidikan Suami ... 50
3. Gambaran Usia Kandungan Istri dari Suami ... 51
4. Gambaran Tingkat Kecemasan Suami terhadap morning sickness Ibu Hamil primigravida trimester I... 52
BAB VI PEMBAHASAN A. Analisa Univariat ... 53
1. Gambaran Usia Suami ... 53
2. Gambaran Pendidikan Suami ... 55
3. Gambaran Usia Kandungan Istri Suami ... 56
4. Gambaran Tingkat Kecemasan Suami terhadap Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I ... 58
B. Keterbatasan Penelitian ... 60
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 32 2. Tabel 4.1 Distribusi pernyataan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety
Scale ... 42 3. Tabel 4.2 Distribusi hasil pernyataan validitas tingkat kecemasan
suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida ... 44 4. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi usia suami ... 51 5. Tabel 5.2 Distribusifrekuensi gambaran pendidikan suami ... 52 6. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi gambaran usia kandungan istri dari
suami... 53 7. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi gambaran tingkat kecemasan suami
DAFTAR BAGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses alami dan normal. Masa ini merupakan salah
satu fase dalam kehidupan wanita pada reproduksi. Wanita normal akan
mengalami sekali, dua kali, bahkan berkali-kali hamil dalam kehidupannya.
Sebagian besar wanita hamil menyambut kehamilan itu dengan gembira, tetapi
ada kalanya disertai kecemasan dan kesedihan (Kasdu, 2005).
Pada awal kehamilan, beberapa wanita mengalami mual-mual yang disertai
dengan atau tanpa muntah-muntah (morning sickness) yang dapat terjadi akibat
peningkatan kadar hCG (hormon Chorionic Gonadroyhopin) serta gangguan
metabolisme karbohidrat (Lowdermik & Perry, 2004)
Separuh dari wanita hamil yang mengandung mengalami mual dan muntah,
dengan tingkat yang berbeda-beda. Biasanya cukup ringan dengan terjadi
terutama di pagi hari. Tetapi terkadang juga cukup parah dan dapat berlangsung
sepanjang hari. Mual dan muntah terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kurang lebih selama 6 sampai 8 minggu.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan kadar
hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12
minggu, gejala-gejala itu biasanya menghilang karena tubuh sudah menyesuaikan
diri (Llewellyn, 2005). Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih normal,
gizi dan cairan tubuh, kondisi ini di diagnosa sebagai Hyperemesis Gravidarum
(Wesson, 2002).
Tiran (2008) mengutip studi prospektif Lacroix et al pada tahun (2000) yang
menemukan bahwa 1,8% ibu hamil mengalami mual pada pagi hari; sedangkan
pada 80% penderita, mual dapat berlangsung sepanjang hari. Mual dan muntah
dikendalikan oleh pusat muntah yang berada pada dasar ventrikel otak keempat
tepatnya pada bagian dorsal lateral dari formasio retikularis medulla oblongata.
Pusat ini terletak dekat dengan pusat vasomotor, impuls dari Chenioreceptor
Trigger Zone (CTG), hypothalamus, korteks serebri, dan area vestibular. Alat
keseimbangan dapat terangsang akibat proses-proses sentral atau perifer. Peranan
dari pusat muntah adalah untuk mengkoordinir semua komponen kompleks yang
terlibat dalam proses muntah (Wesson, 2002).
Penelitian terkait morning sickness yang dilakukan oleh Fan-Hao, Chou, et al.,
2003 di Inggris tentang faktor psikososial yang berhubungan dengan mual dan
muntah, kelelahan pada awal kehamilan mengatakan bahwa dari 113 partisipan
ibu hamil trimester I, 30 (26,5%) melaporkan tidak mengalami mual dan muntah,
43 (38,1%) kadang-kadang, dan 40 (35,4%) sering mual dan muntah.
Maulana (2008) menyatakan bahwa hasil laporan menunjukkan hampir 50% -
90% wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama, namun setiap wanita
hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu
merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat
Selain adaptasi maternal pada fisiologis berbagai stimulus psikologis juga
dapat menjadi faktor emosional yang menyebabkan gejala mual dan muntah
menjadi lebih berat. Bentuk stimulus psikologis pada ibu hamil adalah distres
emosional (Tiran, 2008).
Hal ini akan berpengaruh pada suami, jika istri mengalami distress pada
kehamilannya, karena suami merupakan orang terdekat dari istri. Peran suami
sangat diperlukan untuk dukungan psikologis istri, karena ketika hamil istri
membutuhkan perhatian lebih kepada suami. Saat pemeriksaan antenatal
(trimester 1) ibu hamil seringkali ingin mengeluh yang dirasakan, seperti pusing,
keringat berlebihan, pegal-pegal, dan suami terkadang melewatkan moment saat
istri sedang pemeriksaan kesehatan antenatal (Sawitri dan Sudaryanto, 2008).
Dukungan suami terhadap istri baik fisik maupun psikis sangat dibutuhkan,
misalnya ikut mengantarkan melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga suami
mengetahui perkembangan kehamilan istrinya (Kasdu, 2004).
Banyak suami yang mengalami gejala fisik selama kehamilan pasangannya.
Keadaan ini kadang-kadang disebut sebagai Syndrom Couvade (Fathering).
Kenaikan berat badan, kembung, mual, muntah, sakit punggung, sakit gigi,
kehilangan nafsu makan, atau kejang perut adalah gejala-gejala yang
mencerminkan simpati dan pengidentifikasian dengan wanita hamil, atau
barangkali mencerminkan kekhawatiran dan kecemasan. Jika calon ayah
mengalami gejala-gejala kehamilan, mungkin perlu dilakukan konseling (Simkin,
Kecemasan merupakan sesuatu yang bisa terjadi pada hampir setiap orang
dalam waktu dan frekuensi tertentu di kehidupannya, kecemaasan adalah bentuk
dari reaksi yang normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan
seseorang (Ramaiah, 2003). Bentuk kecemasan bisa berupa kebingungan,
kekhawatiran pada sesuatu yang terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan
dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya, serta kecemasan
tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan sehari-hari (Sawitri dan Sudaryanto,
2008).
Kecemasan suami menghadapi ibu hamil primigravida trimester I yang
morning sickness (mual dan muntah) dapat disebabkan karena kurangnya
pengetahuan atau informasi mengenai morning sickness, cemas bila mual dan
muntah yang dialami istri berkelanjutan. Sedangkan istilah primigravida itu
sendiri adalah wanita yang pertama kali hamil (Sawitri dan Sudaryanto, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2012) tentang kecemasan ibu
hamil primigravida ditinjau dari dukungan sosial suami, menyatakan bahwa hasil
uji analisis data yang diperoleh dari uji korelasinya menggunakan korelasi
Product Moment menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara dukungan sosial suami dengan kecemasan pada ibu hamil
primigravida. Adapun sumbangan efektif yang diberikan oleh faktor dukungan
sosial suami terhadap kecemasan pada ibu hamil primigravida sebesar 39,8%,
artinya semakin tinggi dukungan sosial suami maka semakin rendah kecemasan
suami maka semakin tinggi kecemasan pada ibu hamil primigravida (Mayangsari,
2012).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terhadap 26 pasangan suami istri
yang tengah menghadapi kehamilan di California yang dikemukakan oleh
Gladieux (dagun, 1990) menyimpulkan bahwa dukungan emosional suami
terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang
dalam diri istri. Istri menjadi lebih mudah dalam menyesuaikan dalam situasi
kehamilannya itu. Hal ini didukung oleh kartono (1992) menyatakan bahwa
dukungan dari suami pada wanita hamil pertama sangat berharga, ibu hamil
menginginkan suami memberikan tindakan suportif dan memberikan rasa aman.
Peneliti dalam hal ini tertarik untuk melihat apakah suami ikut merasakan
kecemasan yang berarti pada istri ketika mengalami morning sickness jika melihat
dari karakteristik istri yang mengalami muntah yang sangat berlebihan
menyebabkan suami dapat merasakan cemas, sehingga gambaran kecemasan
suami dapat dilihat ketika menemani pemeriksaan antenatal, dukungan suami
adalah orang terdekat dari istri, sehingga peran suami sangat penting (Kasdu,
2004).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 Juli 2013, bahwa terdapat
sekitar 36 suami dari ibu hamil primigravida trimester I, yaitu diantaranya 20
suami ibu hamil primigravida trimester I di wilayah kelurahan Rempoa, dan 16
suami ibu hamil primigravida trimester I di wilayah kelurahan Cempaka Putih
(Laporan KIA Puskesmas Ciputat Timur pada bulan Juni). Ketika dilakukan
pemeriksaan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur, suami merasakan cemas saat
istrinya sedang mengalami gangguan mual dan muntah di pagi hari, kecemasan
yang suami rasakan berada pada rentang sedang. Dapat disimpulkan, bahwa
tingkat kecemasan pasangan yang baru menikah akan mengalami kecemasan yang
berarti, terutama saat istri mengalami morninng sickness. Suami akan turut
merasakan kecemasan apabila istri yang mengalami morning sickness cemas
akibat dari hal yang dirasakan.
B. Rumusan Masalah
Kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek yang spesifik, yang secara
subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kehamilan proses
alami dan normal pada wanita. Morning sickness merupakan gangguan khas
kehamilan yang umumnya terjadi pada awal kehamilan trimester I (1 – 3 bulan).
Sedangkan sebagian wanita hamil 50 – 90 % mengalami gangguan morning
sickness, namun tidak semua wanita hamil mengalami hal tersebut, dan morning
sickness yang dirasakannya pun berbeda-beda. Penelitian terkait kecemasan ibu
hamil trimester I pada gangguan morning sickness sudah banyak diteliti, tetapi
konsep, tempat, dan responden yang berbeda. Penelitian terkait kecemasan yang
dirasakan oleh suami terhadap gangguan munculnya morning sickness pada ibu
hamil trimester I belum ditemukan, namun penelitian terkait kecemasan suami
dalam menghadapi persalinan anak pertama sudah banyak dilakukan. Peneliti
merumuskan bahwa berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
meneliti “tingkat kecemasan suami terhadap morning sicknesss ibu hamil
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil
primigravidat rimester I.
D. Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi bagaimana gambaran tingkat kecemasan suami terhadap
morning sickness ibu hamil primigravida trimester I di wilayah Kecamatan
Ciputat Timur.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi pelayanan kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi
pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Rengas,
dan Puskesmas Pondok Ranji mengenai gambaran kecemasan suami terhadap
gangguan morning sickness dan dapat berupa pendidikan kesehatan kepada suami
siaga dari ibu-ibu hamil yang mengalami sedikit banyaknya gejala morning
sickness pada trimester I yang akan mempengaruhi kepada tingkat kecemasannya
maupun peran serta suami dalam kehamilan istrinya.
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Sebagai masukan atau bahan pertimbangan bagi praktek pelayanan
keperawatan khususnya pada keperawatan jiwa dan keperawatan maternitas dalam
gambaran morning sickness dan menjadi masukan mahasiswa keperawatan
memperlihatkan gambaran kecemasan suami terhadap ibu hamil yang mengalami
gangguan morning sickness trimester I.
3. Bagi Responden
Khususnya suami dari ibu hamil sebagai bahan masukan untuk
mengurangi rasa kecemasan dan pengetahuan terhadap morning sickness.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk pengembangan
penelitian selanjutnya mengenai gambaran kecemasan suami terhadap gangguan
morning sickness pada ibu hamil trimester I.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitan kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif. Pada penelitian ini informan atau responden yang diambil adalah suami
dari ibu hamil primigravida trimester I yang memeriksakan kehamilannya di
Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Rengas, dan Puskesmas Pondok Ranji.
Pengambilan data yang diperoleh adalah berasal dari data primer dan data
sekunder. Data primer yang didapat melalui proses wawancara mendalam
terhadap informan, yaitu ibu hamil primigravida trimester I selanjutnya kepada
para suami yang bersedia untuk diwawancarai, sedangkan data sekunder diperoleh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan atau yang bisa disebut dengan anxietas/ anxiety berasal dari
Bahsa Latin yaitu “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang artinya
mencekik. Kecemasan merupakan perasaan emosional individu dan pengalaman
subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan yang tanpa objek
yang spesifik (Stuart & Sundeen, 2006). Kecemasan secara umum merupakan
rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya, menjadi kekuatan yang paling
besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku moral maupun tingkah
laku yang menyimpang, yang tenganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan,
penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu (Gunarsa, 2008 ;
Frued, 1964 dalam Kanisius, 2006).
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Ketika merasa cemas, seseorang akan merasa tidak nyaman atau takut atau
mungkin memiliki firasat akan ditimpa bahaya padahal seseorang tersebut tidak
mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang
yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus kecemasan (Comer, 1992 dalam
Vedebeck, 2008). Kecemasan juga sebagai alat peringatan internal yang
2. Tanda dan Gejala Kecemasan
Hawari (2004) menyatakan bahwa tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh
seseorang bervariasi, tergantung dari beratnya atau tingkatan yang dirasakan oelh
seseorang itu sendiri. Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat
mengalami kecemasan secara umum yaitu:
a. Gejala psikologis: pernyataan cemas/ khawatir, firasat buruk, takut akan
pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang,
gelisah, mudah tersinggung, mudah terkejut.
b. Ganggguan pola tidur; sulit tidur, mimpi buruk,
c. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
d. Gejala somatik; rasa sakit pada otot dan tulang, jantung berdebar-debar,
sesak nafas, gangguan pencernaan. Sakit kepala, gangguan perkemihan,
tangan terasa dingin dan lembab.
Menurut Stuart (2006) pada orang yang cemas akan muncul beberapa
respon, adapun respon yang ditimbulkan berupa:
a. Respon fisiologis individu terhadap kecemasan, yaitu:
1) Kardiovaskuler
Respon dari kardiovaskuler dapat berupa palpitasi, jantung berdebar,
peningkatan tekanan darah atau dapat juga menurun, rasa mau pingsan,
dan denyut nadi menurun.
2) Pernafasan
Respon dari pernafasan dapat berupa nafas menjadi cepat dan dangkal,
nafas pendek, tekanan pada dada, pembengkakan pada tenggorokan, sensai
3) Neuromuskuler
Respon dari neuromuskuler dapat berupa refleks meningkat, reaksi
kejutan, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan
umum, kaki goyang, dan gerakan yang janggal.
4) Gastrointestinal
Respon dari gastrointestinal dapat berupa kehilangan nafsu makan,
menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, dan diare.
5) Traktus urinarius
Responnya dapat berupa sering berkemih, tidak dapat menahan BAK.
6) Kulit
Reapon dari kulit berupa wajah kemerarahan, berkeringat setempat
(telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan
berkeringat seluruh tubuh.
b. Respon perilaku
Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara
cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik diri dari hubungan
interpersoanl, menghalangi, dan menghindar dari masalah
c. Kognitif
Responnya berupa konsentrasi terganggu dan pelupa, salah dalam
memberikan penilaian, hambatan berfikir, kreatifitas dan produktifitas menurun,
bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan objektifitas, takut
d. Afektif
Responnya berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah dan tegang,
ketakutan, dan gugup.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
Menurut Stuart dan Sundden (1998) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu sebagai berikut:
a. Jenis kelamin
Stress sering dialami oleh wanita lebih tinggi ndibandingkan
dengan laki-laki. Menurut Kaplan dan Sadock (1997) menyatakan bahwa
kurang lebih 5% dari populasi, kecemasan pada wanita dua kali lebih
banyak daripada pria, lebih tinggi yang dialami oleh wanita kemungkinan
disebabkan wanita lebih emmpunyai kepribadian lebih labil, juga adanya
peran hormon yang mempengaruhi kondisi emosi sehingga meledak,
mudah cemas dan curiga
b. Umur
Seseorang yang berumur lebih muda ternyata lebih mudah
mengalami gangguan akibat stress dari pada seseorang yang lebih tua.
c. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang akan
mengakibatkan seseorang mengalami stress. Status pendidikan yang
kurang pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih mudah
mengalami stress dibanding dengan mereka status pendidiakn yang lebih
d. Lingkungan / Sanitasi
Seseorang yang berada dilingkungan asing ternyata lebih mudah
menglami stress.
e. Sosial Budaya
Seseorang yang mempunyai falsafah hidup yang jelas dan
keyakinan agama yang kuat umumnya lebih sukar mengalami stress.
f. Keadaan fisik
Seseorang yang mengalami gangguan fisik seperti cedera, penyakit
badan, operasi, lebih mudah mengalami kelelahan fisiksehingga mudah
mengalami stress. Pada suami yang mempunyai istri morning sickness dan
menghadapi kehamilan yang pertama akan mudah mengalami khwatir
akan janin yang sedang dikandungnya, sehingga suami sering kali
mengalami khawatir atas kehamilan pertamanya istri.
g. Potensi stressor
Stressor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu
melakukan adaptasi.
h. Maturasi (kematangan)
Individu yang memiliki kematangan kepribadian sehingga lebih
sukar mengalami gangguan terhadap stress, karena individu yang matang
mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap stressor yang timbul,
sebaliknya individu yang berkepribadian tidak matang yaitu yang
tergantung pada peka terhadap rangsangan sehingga sangat mudah
4. Tingkat Kecemasan
Stuart dan Sundeen (2006), membedakan klasifikasi tingkat kecemasan
menjadi empat, yaitu:
a. Tingkat kecemasan ringan, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti ketegangan otot ringan.
2) Respon kognitif seperti lapang pandang meluas, memotivasi untuk belajar,
kesadaran yang pasif pada lingkungan.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot-otot wajah
relaksasi, mampu melakukan kemampuan/ keterampilan permainan secara
otomatis, ada perasaan aman dan nyaman.
b. Tingkat kecemasan sedang, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti peningkatan ketegangan dalam batas toleransi,
perhatian terfokus pada penglihatan dan pendengaran, kewaspadaan
meningkat.
2) Respon kognitif seperti lapang persepsi menyempit, mampu memecahkan
masalah, fase yang baik untuk belajar, dapat fokus pada hal-hal yang
spesifik.
3) Respon tingkah laku dan emosi, seperti perasaaan tertantang dan perlu
untuk mengatasi situasi pada dirinya, mampu mempelajari keterampilan
baru.
c. Tingkat kecemasan berat, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti aktivitas sistem saraf simpatik (peningkatan
epinefrin, tekanan darah, nadi, vasokonstriksi, dan peningkatan suhu
makan karena penurunan aliran darah ke saluran pencernaan dan
peningkatan produk glukosa oleh hati, perubahan sensori seperti
penurunan kemampuan mendengar, nyeri, pupil dilatasi, ketegangan otot
dan kaku.
2) Respon kognitif seperti lapang persepsi sangat menyempit, sulit
memecahkan masalah, fokus pada satu hal.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti lapang personal meluas, aktifitas
fisik meningkat dengan penurunan mengontrol, contoh meremas tangan,
jalan bolak-balik. Perasaan mual dan kecemasan mudah meningkat dengan
stimulus baru seperti suara. Bicara cepat atau menglami blooking,
menyangkal, dan depresi.
d. Tingkat panik, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti pucat, dapat terjadi hipotensi, berespon terhadap
nyeri, bising dan stimulus eksternal menurun. Koordinasi motorik buruk,
penurunan aliran darah ke otot skeletal.
2) Respon kognitif seperti tidak terkontrol, gangguan berfikir secara logis,
tidak mampu memecahkan masalah.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan marah, takut dan segan.
Tingkah laku menjadi tidak biasa seperti menangis dan menggigit. Suara
menjadi lebih tinggi, lebih keras, bicara cepat dan blooking.
5. Rentan Respon Kecemasan
Stuart dan Sundeen (2006), mengatakan bahwa rentan respon individu
yang paling adaptif adalah antisipasi dimana individu siap siaga untuk beradaptasi
dengan cemas yang mungkin muncul. Sedangkan rentang yang paling maladaptif
adalah panik dimana individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas
yang dihadapi sehingga gangguan fisik dan psikososial.
Bagan 2.1
Rentang Respon kecemasan
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik
(Sumber: Stuart dan Sundeen, 2006)
6. Faktor Predisposisi
Stuart dan Sundeen (2006) mengemukakan bahwa ada beberapa teori
penyebab kecemasan antara lain:
a. Teori Psikoanalitik
Didalam teori psikoanalitik ini kecemasan merupakan konflik yang terjadi
antara dua elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Artinya id mewakili
dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan super ego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma budaya.
b. Teori Interpersonal
Teori interpersonal menggambarkan bahwa kecemasan timbul akibat
interpersonal. Hal ini dapat dikaitkan dengan trauma perkembangan, perpisahan,
kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Individu dengan harga diri
rendah mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat.
Kecemasan yang berhubungan dengan ketakutan ini dapat terjadi pada
pasangan yang baru menikah, terutama pada suami yang menghadapi istri hamil
trimester I yang sedang morning sickness. Pada awal kehamilan istri akan
mengalami keluhan yang dirasakannya, Peran suami sangat diperlukan untuk
dukungan psikologis istri, karena ketika hamil istri membutuhkan perhatian lebih
kepada suami (Sawitri dan Sudaryanto, 2008).
Wanita hamil akan merasakan terjadinya berbagai perubahan, baik fisik
maupun mentalnya. Suami dianjurkan untuk memahami perubahan yang terjadi
pada pasangannya. Umumnya, ibu hamil akan merasakan bahwa dirinya tidak
menarik karena perutnya bertambah besar. Untuk mengatasinya, dukungan suami
sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan diri istrinya (Hulliana,
2001).
c. Teori Perilaku
Teori perilaku menggambarkan bahwa kecemasan merupakan produk
frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Teori Bilogik
Dalam otak terdapat reseptor spesifik terhadap benzodiazepin, dimana
e. Kajian Keluarga
Dalam kajian keluarga ini maksudnya adalah bahwa kecemasan
merupakan hal yang wajar dan biasa ditemui pada suatu keluarga, dan tentunya
dengan tingkatan kecemasan yang berbeda-beda.
7. Faktor Presipitasi
Stuart dan Sundeen (2006), mengemukakan bahwa pencetus timbulnya
kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Hal tersebut dapat dibedakan
menjadi:
a. Ancaman terhadap integritas fisik
Ancaman terhadap integritas fisik seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis atau penurunan kapasitas untuk melakukan aktifitas sehari-hari, meliputi
faktor eksternal dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, polusi udara,
lingkungan kotor, ancaman keselamatan, injuri; sedangkan faktor internal
merupakan kegagalan mekanisme fisik seseorang seperti jantung, sistem imun,
termoregulator menurun, perubahan biologis normal seperti kehamilan.
b. Ancaman terhadap rasa aman
Ancaman ini terkait terhadap rasa aman dapat menyebabkan terjadinya
kecemasan, seperti ancaman terhadap sistem diri seseorang yang dapat
membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial seseorang, meliputi faktor
ekternal yaitu berbagai kehilangan seperti kehilangan orang tua, kehilangan
annak, teman dekat, perceraian, perubahan status pekerjaan, pindah rumah,
tekanan sosial; sedangkan faktor inetrnal yaitu kesulitan dalam berhubungan
ini dapat terjadi pada seorang istri yang mengalami kecemasan saat gangguan
morning sickness, karena salah satu faktor penyebab morning sickness yaitu
dipicu oleh sterss psikologis.Peran suami dapat membantu isrtri dalam
meningkatkan rasa aman, karena suami merupakan seseorang terdekat dari istri
(Sawitri & Sudaryanto, 2008).
8. Alat Ukur Kecemasan
Menurut Kaplan & Saddock, 1998 menyatakan bahwa kecemasan seseorang
dapat diukur dengan menggunakan 4 instrument, yaitu Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), dan
Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI Form Z-I) (Kaplan & Saddock, 1998).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrument kuesioner Zung Self-Rating
Anxiety Scale (ZSAS), yang merupakan instrument yang dirancang untuk meneliti
tingkat kecemasan secara kuantitatif, kemudian dilakukan beberapa modifikasi
sesuai dengan kebutuhan peneliti. Instrument ZSAS dikembangkan oleh William
W.K Zung (1997).
Batasan keadaan kecemasan adalah suatu pengalaman manusia yang universal
berbentuk respon emosional yang tidak menyenangkan, ditandai oleh perasaan
takut dan khawatir terhadap ancaman bahaya yang tidak teridentifikasi dan
bersumber pada konflik-konflik didalam diri sendiri, disertai gejala-gejala fisik
disebabkan rangsangan sistem simpatik. Berdasarkan analisis statistik, ZSAS
juga hubungan antara setiap pernyataan dengan total skkor yang didapat adalah
bermakna.
B. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah mengandung anak, yakni gestasi dari periode
menstruasi sebelumnya sampai persalinan, yang normalnya adalah 40 minggu
atau 280 hari), dan dibagi menjadi tiga periode, atau trimester.Masing-masing
berlangsung 3 bulan.Kehamilan 40 minggu dikatakan cukup bulan. (Holland,
2008).
Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan
internasional. 10 bulan menurut penanggalan lunar, atau sekitar 40 minggu.
Kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau trimester. Trimester pertama adalah
periode minggu pertama sampai minggu ke-13, trimester kedua adalah minggu ke
ke-14 sampai ke-26, sedangkan trimester ketiga, minggu ke-27 sampai kehamilan
cukup bulan (38 – 40 minggu) (Bobak, 2004).
Kehamilan pada trimester pertama, segera setelah konsepsi, hormon
estrogen dan progesteron dalam tubuh mulai meningkat. Peningkatan kedua
hormon tersebut menyebabkan sekitar 50% wanita hamil mengalami mual muntah
(morning sickness) yang terjadi pada pagi hari (Llewellyn, 2005).
Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil dikenal
sebagai tanda kehamilan. Gejala kehamilan yang subjektif dan objektif sangat
bervariasi. Diagnosis kehamilan diklasifikasikan sebagai 3 tanda kehamilan, yaitu
presumsi (dugaan), kemungkinan, dan positif. Pada trimester pertama, seorang ibu
hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan
dengan seksama, dan kedua pasangan akan merasakan kebahagian pada setiap
perubahan yang terjadi (Bobak, 2004).
Tanda dan gejala presumsi kehamilan dapat muncul akibat kondisi selain
gestasi. Oleh karena itu, tanda-tanda seperti amenore saja tidak cukup valid untuk
menegakkan diagnosa karena hal tersebut dapat terjadi akibat gangguan
endokrinnya, kelemahan dan keletihan dapat merupakan tanda anemia atau
infeksi, dan mual muntah dapat disebabkan oleh gangguan pada saluran cerna atau
alergi. Gejala subjektif dapat meliputi amenore, nausea (kelelahan), dan morning
sickness (mual dan muntah di pagi hari), payudara terasa penuh dan sensitif,
sering berkemih, merasa lemah dan letih, berat badan naik, dan perubahan mood.
Gerakan janin dapat terlihat antara minggu ke-16 dan ke-20. Tanda-tanda objektif
dapat berupa berbagai perubahan fisiologis dan anatomis, peningkatan temperatur
basal tubuh, perubahan kulit, seperti striae gravidarum dan pigmentasi, perubahan
pada payudara, pembesaran abdomen, dan perubahan pada rahim dan vagina
(Bobak, 2004).
Tanda kemungkinan kehamilan adalah tanda-tanda yang dapat diobservasi
oleh pemeriksa. Bila digabung dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda
kemungkinan memberi dugaan kuat adanya kehamilan. Tanda-tanda objektif
meliputi pembesaran rahim, kontraksi Braxton Hicks dan souffle, kelenjar
ballottement, dan hasil tes kehamilan yang positif (Bobak, 2004).
Tanda positif yang ditunjukkan oleh denyut jantung janin yang berbeda
dari denyut jantung ibu, ibu merasakan gerakan janin, dan visualisasi janin dengan
2. Perubahan Selama Kehamilan Trimester I
Menurut Manuaba, et al (2007) kehamian menyebabkan terjadinya
perubahan umum, seluruh sistem tubuh wanita hamil akibat meningkatnya
hormonal yang dikeluarkan oleh plasenta, dapat memicu perubahan hormonal
yang mengendalikannya sehingga terjadi keseimbangan baru dan adaptasi ibu.
Perubahan psikologis pada sebagian wanita ibu hamil trimester I reaksi psikologis
dan emosional pertama adalah kecemasan, ketaktatan, kepanikan dan kegusaran
terhadap kehamilan. Perubahan yang menjurus ke arah adaptasi maternal oleh
karena kehamilan dapat terlihat pada:
a. Sistem Gastrointestinal
Pada sistem gastrointestinal, perubahan yang terjadi pada ibu hamil terlihat
pada saat nafsu makannya terganggu, perasaan mual dan muntah yang
berlangsung sampai minggu ke- 14 sampai 16 sejak terlambat sekitar 2 minggu,
yang biasa dikenal dengan morning sickness. Sampai saat ini penyebabnya tidak
diketahui dengan jelas, namun ada kemungkinan merupakan kombinasi antara:
HCG (hormon chorionic gonadothropin), dan meningkatnya pengeluaran
estrogen/ progesteron. Perubahan pada sistem gastrointestinal sebagian besar
terjadi oleh karena makin meningkatnya hormon progesteron yang dapat
mengurangi peristaltik usus dan menimbulkan berbagai komplikasi ringan sampai
berat.
b. Sistem Pernafasan
Paru-paru sebagai alat pertukaran gas akan mengalami perubahan
fisiologis akibat peningkatan kebutuhan oksigen dan pembesaran uterus.
c. Perubahan pada kulit.
Perubahan pada kulit ibu hamil, terjadi karena terdapat hormon khusus.
Perubahan kulit dalam bentuk hiperpigmentasi dan hiperemi dibeberapa tempat,
seperti pada:
1) Muka; terdapatnya kloasma gravidarum atau “mask of pregnancy”
disebakan oleh kombinasi: hormon seks, dan melanocyte stimulating
hormon (MSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior
2) Abdomen; terdapatnya striae nigra yang disebabkan melanocyte
stimulating hormon (MSH), estrogen dan progesteron, dan juga hormon
adrenokortikotropik.
3) Mamae; puting susu dan areola mamae bertambah hitam, kelenjar
montgomeri makin menonjol.
4) Spider angioma; semakin jelasnya pembuluh darah kapiler dengan titik di
tengahnya di beberapa tempat, hal tersebut diakibatkan oleh peningkatan
estogen.
5) Eritema palmaris; kulit telapak tangan merah dan kadang-kadang
mengelupas.
6) Rambut; sering dijumpai bahwa setelah persalinan rambut rontok semakin
banyak, namun tumbuh kembali. Situasi ini dipengaruhi oleh tingginya
estrogen/ progesteron.
7) Sistem Urologi
Paru, ginjal, dan sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang mengalami
hamil yang makin meningkat. Perubahan ginjal sebagai akibat dari perubahan
hemodinamik, hemodilusi darah dan vaskularisasi lokal.
d. Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan untuk dapat mendukung peningkatan
metabolisme sehingga tumbuh kembangnya janin sesuai kebutuhannya.
e. Perubahan sistem genitalia ibu hamil
Perubahan yang paling besar terjadi pada sistem genitalia, karena
merupakan tempat tumbuh kembangnya hasil konsepsi yang terus berlanjut
sampai aterm didalam uterus. Uterus adalah organ yang sangat istemewa, karena
berat sebelum hamil hanya 30 gr dan dapat membesar seberat 1000-1100 gr
sehingga dapat menampung janin dengan berat rata-rata 3000-3500 gr.
Volume uterus hanya sebesar 10cc, akan membesar menjadi sekitar 5-20
liter, dengan rata-rata 6-7 liter.
f. Perubahan Sistem Kelenjar Endokrin
Perubahan pada sistem endokrin berupa peningkatan produksi dalam
bentuk hormon, bahkan dapat terjadi pembesaran.
g. Perubahan metabolisme ibu hamil
Kehamilan merupakan satu tambahan kehidupan intra uteri yang
memerlukan nutrisi, elektrolit, trace element, dan lain-lain. Sehingga secara
keseluruhan metabolisme anak meningkat sekitar 20-25%.
Deposit nitrogen dalam bentuk protein naik sekitar 25% sehingga
diperlukan tambahan protein yang cukup untuk dapat meningkatkan tumbuh
anemia.Berat badan ibu hamil akan bertambah sekitar 12-14 kg selama hamil, atau
¼-1/2 kg / minggu.
C. Morning Sickness
1. Pengertian Morning Sickness
Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum
dan menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter
obstetri dan dokter umum menganggap mual dan muntah hanya semata-mata
merupakan sebuah gejala fisiologis, dan sebuah masalah yang sering kali
membuat mereka mereka merasa tidak berdaya untuk membantu mengatasinya.
Seperti halnya nyeri, mual merupakan gejala yang dikatakan oleh pasien
(Subjektif) dan jika gejala tersebut menyebabkan stress pada wanita, ia berhak
diberi cara yang paling memungkinkan untuk mengatasi gejala tersebut. Akibat
meremehkan rasa mual dan muntah (morning sickness) yang dirasakan wanita
pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan
emosional, stress psikologis dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam
menemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi patologis
(Munch 2000, dalam Woolfson 2004).
Morning sickness adalah perasaan mual dan muntah yang terjadi pada ibu
hamil, biasanya pada ibu hamil trimester pertama (1 – 3 bulan). Kira-kira dari
wanita yang mengandung mengalami mual dan muntah-muntah, dengan tingkat
yang berbeda-beda. Biasanya cukup ringan dan terjadi terutama di pagi hari.
Tetapi terkadang cukup parah dan dapat berlangsung sepanjang hari. Mual dan
berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu. Penyebab dari morning sickness
adalah meningkatnya hormon HCG (human chorionic gonadhotropin). Hormon
ini hanya diproduksi oleh ibu hamil, karena hormon ini berfungsi sebagai
petunjuk ada atau tidaknya kehamilan dan berguna untuk mempertahankan
kehamilan. Hormon ini dihasilkan oleh sel trofoblas (hasil dari pembuahan),
hormon ini akan meningkat pada usia 12-16 minggu kehamilan. Selain faktor
hormon, faktor psikologis ibu juga sangat mempengaruhi untuk memicu rasa mual
muntah yang dialami ibu hamil (Liewellyn, 2005).
Disebut morning sickness karena terjadi pada pagi hari pada waktu bangun
pagi dengan keluhan pening kepala, mual ringan sampai muntah, setelah duduk
beberapa saat keadaan dapat diatasi. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan
metabolisme karbohidrat (Chandranita, dkk 2009).
2. Insiden Morning Sickness
Koren (2000) menggambarkan mual dan muntah sebagai gangguan medis
tersering selama kehamilan. Power et al (2001) mencatat sekitar 51,4% wanita
mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah. Glick dan Dick (1999)
beranggapan bahwa sekitar 50% wanita mengalami gejala. Emelianova et al
(1999) menemukan frekuensi mual sebesar 67% dan 22% insiden muntah dalam
sekelompok wanita yang berjumlah 193 orang. Tinjauan sistematis dari Young
(2000) mengidentifikasi angka mual antara 70 dan 85%, dengan sekitar setengah
dari presentasi ini mengalami muntah (Woolfson, 2004).
Beberapa wanita mengalami mual dan muntah kembali di bebebrapa
respon terhadap fluktuasi kadar hormon dalam persiapan untk persalinan. Pada ibu
hamil trimester III gejala akan muncul seperti halnya keletihan, nyeri ulu hati,
nyeri punggng, carpal tunnel syndrome, edema, dan mungkin kecemasan
menjelang kelahiran (Woolfson, 2004).
3. Fisiopatologi Morning Sickness
Mual dan muntah (morning sickness) selama kehamilan biasanya
disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan,
terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar hCG (hormon chorionic
gonadotrophin), khsusnya karena periode mual dan muntah gestasional yang
paling umum adalah pada 12 – 16 minggu pertama, yang pada saat itu, hCG
mencapai kadar tertingginya. hCG sama dengan LH (luteining hormone) dan
disekresikan oleh sel-sel trofoblas korpus luteum terus memproduksi estrogen dan
progesteron, suatu fungi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik
plasenta. hCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari sekitar 3 minggu gestasi
(yaitu 1 minggu setelah fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar uji kehamilan.
Teori bahwa rasa mual di masa kehamilan mungkin merupakan cara
alamiah untuk melindungi janin dengan mencegah ibu untuk tidak memakan
makan yang berbahaya juga telah diajukan, dengan wanita menjadi merasa mual
saat melihat, mencium atau merasakan makan yang meungkin berpotensi
mempengaruhi janin, dan jika makanan yang dimakan menyebabkan wanita
muntah agar makan dikeluarkan.wanita yang memiliki kadar hCG dibawah
keguguran, kelahiran prematur atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR)
(Woolfson, 2004).
D. Penelitian Terkait
Penelitian terkait yang dilakukan oleh Maharani (2008), fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma, Skripsi, Hubungan antara dukungan sosial dan
Kecemasan dalam menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III.
Menyebutkan bahwa ibu yang mengalami kehamilan, akan mengalami perubahan
secara fisik dan psikologis (mental), oleh karena itu ibu hamil dituntut tidak hanya
harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental. Perubahan secara
mental pada ibu akan mempengaruhi emosi pada ibu. Seperti kegelisahan
mengenai kelahiran bayinya, perasaan takut mati, trauma kelahiran, perasaan
bersalah atau berdosa. Apabila pengaruh emosi si ibu tidak didukung oleh
lingkungan keluarga (suami) yang harmonis ataupun lingkungan temapt tinggal
yang kondusif, maka hal ini akan menimbulkan gangguan emosi dan fisik (ringan
sampai berat) pada para ibu seperti kecemasan. Mencegah hal tersebut terjadi
maka dukungan sosial untuk ibu hamil sangatlah penting. (Maharani, 2008)
Penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah & Indarwati tentang “tingkat kecemasan suami saat menghadapi persalinan di RSU Asy-Syifa Sambi Boyolali”
menujukkan bahwa tingkat kecemasan suami saat menghadapi persalinan istri
sebagian besar mengalami kecemasan ringan. Berdasarkan karakteristiknya
sebagian besar mengalami kecemasan ringan pada usia menengah, pendidikan
suami saat menghadapi persalinan istri di RSU Asy-Syifa Sambi Boyolali
sebagian besar mengalami kecemasan ringan.
Penelitian terkait yang dilakukan oleh Izzah, Rusmariana, Retnawati
(2007) tentang Pengaruh kecemasan ibu hamil trimester I terhadap munculnya
gangguan morning sickness di wilayah kerja puskesmas kusuma bangsa kota
Pekalongan tahun 2005, hasil uji statistik Chi Square menunjukkan tidak ada
pengaruh yang bermakna antara kecemasan dengan gangguan morning sickness.
Namun ada kecenderungan ibu hamil trimester I yang cemas berpeluang 3,2 kali
mempengaruhi ibu hamil untuk mengalami morning sikness dibangingkan dengan
ibu hamil yang tidak morning sickness. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk
melihat apakah suami ikut merasakan kecemasan yang berarti pada ibu ketika
kehamilan yang biasanya ibu mengalami morning sickness.
E. Kerangka Teori
Adaptif Maladptif
Bagan 2.2 Kerangka Teori dimodifikasi dari Stuart & Sundeen (2006), dan Munch (2000) dalam Woolfson(2004) Faktor Predisposisi
kecemasan
- Psikoanalitik
- Interpersonal
- Perilaku
- Biologis
- Kajian keluarga
Ancaman terhadap rasa aman
Faktor presipitasi
(stressor pencetus) Kecemasan pada suami
Ringan Sedang Berat Panik
Respon kecemasan Morning
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat sebelumnya, bahwa morning sickness mempengaruhi faktor presipitasi atau
faktor pencetus yang mana dapat mempengaruhi ancaman terhadap rasa aman pada suami, karena salah satu faktor ekternal yang ada
didalamnya adalah kehilangan anak, teman dekat dalam arti disini pasangan (istri). Hal ini sesuai pendapat Stuart dan Sundeen (2006)
bahwa ancaman rasa aman adalah bentuk dari faktor pencetus kecemasan yang akan menimbulkan respon kecemasan yaitu respon
fisiologis, respon perilaku, respon kognitif, dan respon afektif, kemudian setelah diketahui respon dari kecemasannya tersebut akan
diketahui tingkatan kecemasannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka variabel yang akan diteliti adalah morning sickness sebagai variabel independen dan
Variabel independen Variabel dependen
Bagan 3.1. Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur SkalaUkur
Variabel dependen: diamati secara langsung dan perasaan yang tanpa objek yang spesifik
56–72 = cemas berat yang terakhir diselesaikan oleh responden
Wawancara Kuesioner 0. Rendah = < SMA 1. Tinggi = > SMA
Ordinal
· Usia Kandungan istri responden
pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai dari konsepsi yang biasa terjadi pada ibu hamil trimester I (1-3 bulan).
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun agar bisa
menuntun peneliti untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian yang
dilakukan. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain Deskriptif Eksploratif
Nonhipotesis. Rancangan penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menerangkan
atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik
tempat, waktu, umur, jenis kelamin, social, ekonomi, pekerjaan, status
perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain. Penelitian deskriptif ini
menggambarkan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu (Hidayat,
2008).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik yang ditentukan oleh peneliti untuk ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2008). Jumlah populasi dalam penelitian ini 71 suami dari ibu hamil primigravida
trimester I di wilayah binaan Ciputat Timur (berdasarkan data ibu hamil
primigravida dalam laporan kohort KIA Puskesmas Rengas dan Puskesmas
Pondok Ranjidi bulan Oktober 2013).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi, dimana kriteria tersebut
menentukan ada dan tidaknya sampel yang tersebut digunakan (Hidayat, 2008).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.
Peneliti menggunakan beberapa kriteria inklusi dan ekslusi pada populasi
yang menjadi responden dalam penelitian ini:
a. Kriteria sampel
Kriteria inklusi:
1) Suami dari ibu hamil primigravida trimester I yang mengalami
morning sickness pada kehamilan pertama.
2) Suami dari ibu hamil primigravida yang pernah mengalami
morning sickness sekali, dua kali, atau bahkan beberapa kali pada
kehamilannya.
3) Bersedia menjadi responden.
Kriteria ekslusi:
1) Suami yang mempunyai ibu hamil multigravida
2) Responden yang tidak kooperatif.
b. Jumlah Sampel
Jumlah populasi suami ibu hamil trimester I adalah 71, untuk wilayah
kelurahan Rengas terdapat 33 suami dari ibu hamil primigravida trimester I,
dan untuk wilayah kelurahan Pondok Ranji terdapat 38 suami dari ibu hamil
primigravida trimester I. Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti
menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008), yaitu:
N
Keterangan :
N = ukuran populasi
n = ukuran sampel
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Maka dapat diketahui hasilnya
sebagai berikut:
n = 71
1+ 71 (5%)2
n = 71
1+ 71 (0.05)2
n = 71
1.17
n = 60,683761. Dibulatkan menjadi 60
Untuk mengantisipasi suami ibu hamil yang droupout, maka total sampel
yang diambil sebanyak 60 orang ditambah 10% sehingga sampel penelitian
sebanyak 66 orang. Supaya penyebaran data kelurahan Rengas dan Pondok Ranji
merata dan seimbang, maka digunakan rumus sebaran data (Suryanto, 2011),
Jumlah sampel strata = jumlah populasi strata x sampel
Jumlah populasi
Rempoa : 33 x 66
71
= 30 suami ibu hamil primigravida trimester I
Cempaka Putih : 33 x 66
71
= 30 suami ibu hamil primigravida trimester I
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili
keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan metode teknik pengambilan Total Sampling, yaitu cara
pengambilan sampel yang dilakukan dengan seluruh jumlah populasi digunakan
sebagai sampel. Penelitian ini tidak melibatkan ibu hamil primigravida yang tidak
mengalami morning sicknness karena akan mempengaruhi pada tingkat
kecemasannya pada suami dari istri tersebut. Berdasarkan perhitungan maka
jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu sebayak 66 suami dari ibu hamil
primigravida yang mengalami morning sickness, baik itu kejadiannya sekali, dua
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 14
November sampai 20 November 2013 yaitu hari pertama peneliti melakukan
penelitian di Puskesmas Rengas, dengan memberikan kuesioner kepada suami
dari istri ibu hamil yang mengantar ke Puskesmas Rengas yang memeriksakan
kehamilannya ke KIA Puskesmas Rengas. Kemudian hari kedua, peneliti
mengikuti program posyandu bersama bidan desa, peneliti melakukan penelitian
dengan cara mengunjungi rumah responden yang dibantu oleh kader setempat
karena kader yang mengetahui serta mempunyai data alamat rumah responden.
Selanjutnya penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Pondok Ranji,
langkah-langkah penelitiannya hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di
Puskesmas Rengas, hanya ada beberapa perbedaan hari penelitian yang dilakukan
di Puskesmas Pondok Ranji, yaitu selama 3 hari. Penyebaran kuesioner dengan
menitipkan pada istri dari suami (responden) yang sebelumnya peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, karena ada beberapa responden yang
bekerja, kemudian hari berikutnya peneliti dapat mengambil hasil pengisian
kuesioner dari rumah responden. Kuesioner yang terkumpul dari responden yang
berdomisili di wilayah kelurahan Rengas yaitu sebanyak 33 kuesioner, sedangkan
kuesioner yang terkumpul dari responden yang berdomisili di wilayah Pondok
Ranji sebanyak 33 kuesioner, sehingga semua kuesioner diikut sertakan dalam