• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kecemasan suami terhadap gangguan Morning Sickness ibu hamil Primigravida trimester I di wilayah Kecamatan Ciputat Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat kecemasan suami terhadap gangguan Morning Sickness ibu hamil Primigravida trimester I di wilayah Kecamatan Ciputat Timur"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KECEMASAN SUAMI

TERHADAPGANGGUAN MORNING SICKNESS IBU

HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI

WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

AMINATUS SADIAH

109104000003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP

GANGGUAN MORNING SICKNESS IBU HAMIL

PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH

KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

AMINATUS SADIAH

109104000003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING

SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

Telah di setujui dan diperiksa pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

AMINATUS SADIAH

109104000003

Pembimbing I PembimbingII

Jamaludin, S.Kp., M.Kep Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc

NIP. 19680522 200801 1007 NIP. 19800802 200604 2001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING

SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

AMINATUS SADIAH 109104000003

Jakarta, Januari 2014

Pembimbing I PembimbingII

Jamaludin, S.Kp., M.Kep Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc

NIP. 19680522 200801 1007

Penguji I

NIP. 19800802 200604 2001

Penguji II

Yenita Agus, M.Kep., Sp.Mat., Ph.D Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc

NIP. 197206082006042001 NIP. 197311062005012003

Penguji III

Jamaludin, S.Kp., M.Kep

NIP. 19680522 200801 1007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING

SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

Skripsi dengan Judul

Oleh :

AMINATUS SADIAH 109104000003

Jakarta, Januari 2014

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM NIP. 19790520 200001 1012

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang saya ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Januari 2014

(7)

RIWAYATHIDUP

Nama : Aminatus Sadiah

Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 29 Mei 1991

Status Pernikahan : Belum menikah

Alamat : Kp. Caringin RT 002/ 006 DesaNyangkowek,

Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Kode

Pos 43359

Telepon : 0857-1939-5360

Email : nammimie@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. TK. Al- Masthuriyah Cisaat-Sukabumi [1996-1998]

2. SDN Nyangkowek 2 Cicurug-Sukabumi [1998-2003]

3. Mts. As- Sadziliyah [2003-2006]

4. MA. Negeri 1 Cibadak [2006-2009]

Organisasi

1. Pramuka [2003-2005]

2. PaduanSuara [2006-2009]

3. Karate [2006-2007]

Pengalaman Pelatihan, Seminar, dan Workshop:

(8)

2. Seminar “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization Era” tahun 2009.

3. Pelatihan Kesehatan “Health Training 4 Medical Skill” tahun 2009. 4. Seminar Nasional IMMPPG Ke-V “Produk Aman, Bergizi, dan Halal

untuk Kemandirian Bangsa” tahun 2009.

5. Workshop Nasional “Uji Kompetensi Keperawatan” Tahun 2012.

6. Seminar Nasional “Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan

Global” tahun 2012.

(9)

UNIVERSITASISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, January 2014

Aminatus Sadiah, NIM 109104000003

Tingkat Kecemasan Suami Terhadap Gangguan Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur

xiv + 63 halaman + 7 tabel + 3 bagan + 8 lampiran

ABSTRAK

Tingkat kecemasan tergantung pada jenis perlakuan yang diterima dan kemampuan dalam menggunakan mekanisme koping. Dalam menghadapi kehamilan istri primigravida yang mengalami morning sickness banyak ditemui fenomena pada responden mengalami kecemasan yang dimulai dari cemas ringan sampai cemas berat.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan suami terhadap gangguan morning sickness ibu hamil primigravida trimester I di wilayah Kecamatan Ciputat Timur, yang dilakukan pada tanggal 14 – 20 November 2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 66 responden suami dari ibu hamil primigravida. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Tingkat kecemasan diukur dengan kuesioner yang telah baku dandi modifikasi yaitu Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS).Hasil univariat memperlihatkan pada karakteristik usia suami sebagian besar pada dewasa awal (≤ 29 tahun) 34 responden (51,5%), pada gambaran pendidikanyaitu ≥ SMA 47 responden (71,2%), pada usia kandungan istri mayoritas pada usia kehamilan 12 minggu (trimester I) yaitu 26 responden (87,9%), dan pada tingkat kecemasan suami dalam menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida sebagian besar pada tingkat kecemasan ringan 40 responden (60,6%) dengan respon kecemasan berada pada rentang adiptif. Perlunya peran perawat untuk mengetahui dan mengindentifikasi masalah yang membuat suami cemas sehingga dapat melakukan intervensi yang tepat untuk mengurangi tingkat kecemasan dengan memberikan informasi yang lebih lengkap tentang kehamilan ibu hamil primigravida trimester I kepada suami.

(10)

STATE ISLAMIC UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE SCHOOL OF NURSING

Thesis, January 2014

Aminatus Sadiah, NIM 109104000003

The Level Husband’s Anxiety Disorder Morning Sickness Of Primigravida Pregnancy’s Mother In Trimester I At Kecamatan Ciputat Timur

xiv + 63 pages + 7 tables + 3charts + 8 attachment

ABSTRACT

Anxiety levels is depended on the type of treatment received and the ability to use coping mechanism. Dealing with of wife's pregnancy primigravida who experience morning sickness are many phenomena encountered in respondents experiencing anxiety that starts from mild anxiety to severe anxiety.The purpose of this study isto identifythelevelof anxietydisorders ofhusbandsto pregnant womenwith morning sickness on the firsttrimesterprimigravida at the District of East Ciputat, whichtook place on14 to 20 November2013.This research methodology isdescriptivequantitativewith total samples were66respondent. Samplingwas usingtotalsampling methode. The level ofanxietywas measuredwith questionairethathas beenstandardized andhas been modified byZungSelf-Rating AnxietyScale(ZSAS). Univariate results showed the characteristics of the husband age most of the early adult ( ≤ 29 years ) 34 respondents ( 51.5 % ), descriptive of education levels are high ≥ 47 respondents ( 71.2 % ), the majority of wivespregnancies at 12 weeks gestation ( first trimester ) is 26 respondents ( 87.9 % ), and the husband's level of anxiety when facing the of morning sickness primigravida pregnant women mostly on mild anxiety level 40 respondents ( 60.6 % ) the anxiety response in the range adaptive. The necessity of the nurse's role to determine and identify problems that make anxious husband so it can perform appropriate interventions to reduce anxiety levels by providing more complete information about pregnancy first trimester primigravida pregnant women to their husbands.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Tingkat Kecemasan Suami terhadap Gangguan Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur”yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan.

Proses penyusunan proposal skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang

penulis hadapi. Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar

biasa dari berbagai pihak, baik secara langsung dan tidak langsung, sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan

ini, penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan

yang tidak yang tidak terhingga, kepada:

1. Prof. DR (HC), drM. K. Tadjuddin, Sp. And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Waras Budi Utomo, S. Kep, Ns., MKM selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan IbuNs. Eni Nur’aini

Agustini, S. Kep, MScSelakuSekretarisProgramStudiIImuKeperawatan

(PSIK) UIN SyarifHidayatullahJakarta.

3. Bapak Jamaludin, S. Kp.,M. Kep., selaku pembimbing I yang telah

membimbing dan memberikan masukan serta support demi terselesainya

(12)

4. IbuEni Nur’aini Agustini, S.Kep., M. Sc selaku pembimbing II yang telah

membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan proposal penelitian

ini.

5. IbuIta Yuanita, S. Kp., M. Kep., selaku pembimbing akademik yang selalu

memberikan nasehat dan dukungan selama proses pendidikan di Program

Studi Ilmu Keperawatan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah

mengajarkan dan membimbing penulis selama 4 tahun dibidang pendidikan

keperawatan, serta staf akademik Bapak Azib Rosyidi, S,Psi dan Ibu

Syamsiyah yang telah memudahkan dalam proses birokrasi.

7. Para penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam memperbaiki

skripsi penelitian ini.

8. Kedua Orang Tua terhebat saya, Bapak Syaprudin, dan Ibu Iis Kholisoh (alm)

yang paling saya cintai dan selalu memberikan dukungan yang amat sangat

luar biasa, do’a serta semangat yang tak pernah berhenti setiap malam dari

beliau. Kakak-kakak dan adik-adik ku tercinta yang selalu memberikan

dukungan dan semangat yang tak pernah padam.

9. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya ketika

kami belajar selama kurang lebih 4 tahun.

10.Staff akademik yang selalu memenuhi permintaan dalam pembuatan surat

perizinan penelitian.

11.Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang memberikan kelancaran izin

(13)

12.Kepala Puskesmas Ciputat Timur yang memberikan izin untuk uji validitas,

serta parfa kepala Puskesmas Rengas dan Pondok Ranji yang telah

memberikan kepercayaan kepada saya dalam melakukan penelitian ini.

13.Sahabat-sahabatku Aunty (Widya Nurlita), Mama (Ade Rininta Sawitri),

Dede (Cicy Chintyawati) yang tidak pernah berhenti untuk selalu memberi

dukungan yang paling besar pada saya. Eva epoot, Erin, Ike, Adel Inggar,

Rafita, Etika, Hanik, Mala, Fitri yang kosannya selalu saya buat gaduh demi

diskusi bersama kalian. Teman satu bimbingan Desi, Ummi, Mahes yang

selalu kalau bimbingan kompak, serta tidak akan pernah lewatkan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh angkatan 2009 yang telah

berjuang bersama dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi di Ilmu

Keperawatan. Kalian sungguh luar biasa kawan.

Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua

kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua

kesalahan diampuni oleh Allah. Amin.

Jakarta, Januari 2014

(14)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Pernyataan persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Pernyataan Keaslian Karya ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Lembar Persembahan ... viii

C. Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan ... 9

1. Pengertian ... 9

2. Tanda dan Gejala Kecemasan ... 10

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ... 12

4. Tingkat Kecemasan ... 14

5. Rentan Respon Kecemasan ... 15

6. Faktor Predisposisi ... 16

7. Faktor Presipitasi ... 18

8. Alat Ukur Krcemasan ... 19

B. Konsep Kehamilan ... 20

1. Pengertian Kehamilan ... 20

2. Perubahan Selama Kehamilan Trimester I ... 22

C. Morning Sickness ... 25

1. Pengertian Morning Sickness ... 25

2. Insiden Morning Sickness ... 26

3. Fisiopatologi Morning Sickness ... 27

D. Penelitian Terkait ... 28

(15)

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH ...

A. Kerangka Konsep ... 31

B. Definisi Operasional ... 32

BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 34

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 37

D. Pengumpulan Data ... 38

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

F. Instrument Pengumpulan Data ... 39

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 41

H. Tahapan Penelitian ... 44

I. Pengolahan Data ... 45

J. Analisa Data ... 46

K. Etika Penelitian ... 46

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 48

B. Analisa Univariat ... 49

1. Gambaran Usia Suami ... 50

2. Gambaran Pendidikan Suami ... 50

3. Gambaran Usia Kandungan Istri dari Suami ... 51

4. Gambaran Tingkat Kecemasan Suami terhadap morning sickness Ibu Hamil primigravida trimester I... 52

BAB VI PEMBAHASAN A. Analisa Univariat ... 53

1. Gambaran Usia Suami ... 53

2. Gambaran Pendidikan Suami ... 55

3. Gambaran Usia Kandungan Istri Suami ... 56

4. Gambaran Tingkat Kecemasan Suami terhadap Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I ... 58

B. Keterbatasan Penelitian ... 60

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

(16)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 32 2. Tabel 4.1 Distribusi pernyataan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety

Scale ... 42 3. Tabel 4.2 Distribusi hasil pernyataan validitas tingkat kecemasan

suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida ... 44 4. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi usia suami ... 51 5. Tabel 5.2 Distribusifrekuensi gambaran pendidikan suami ... 52 6. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi gambaran usia kandungan istri dari

suami... 53 7. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi gambaran tingkat kecemasan suami

(17)

DAFTAR BAGAN

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses alami dan normal. Masa ini merupakan salah

satu fase dalam kehidupan wanita pada reproduksi. Wanita normal akan

mengalami sekali, dua kali, bahkan berkali-kali hamil dalam kehidupannya.

Sebagian besar wanita hamil menyambut kehamilan itu dengan gembira, tetapi

ada kalanya disertai kecemasan dan kesedihan (Kasdu, 2005).

Pada awal kehamilan, beberapa wanita mengalami mual-mual yang disertai

dengan atau tanpa muntah-muntah (morning sickness) yang dapat terjadi akibat

peningkatan kadar hCG (hormon Chorionic Gonadroyhopin) serta gangguan

metabolisme karbohidrat (Lowdermik & Perry, 2004)

Separuh dari wanita hamil yang mengandung mengalami mual dan muntah,

dengan tingkat yang berbeda-beda. Biasanya cukup ringan dengan terjadi

terutama di pagi hari. Tetapi terkadang juga cukup parah dan dapat berlangsung

sepanjang hari. Mual dan muntah terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kurang lebih selama 6 sampai 8 minggu.

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan kadar

hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12

minggu, gejala-gejala itu biasanya menghilang karena tubuh sudah menyesuaikan

diri (Llewellyn, 2005). Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih normal,

(19)

gizi dan cairan tubuh, kondisi ini di diagnosa sebagai Hyperemesis Gravidarum

(Wesson, 2002).

Tiran (2008) mengutip studi prospektif Lacroix et al pada tahun (2000) yang

menemukan bahwa 1,8% ibu hamil mengalami mual pada pagi hari; sedangkan

pada 80% penderita, mual dapat berlangsung sepanjang hari. Mual dan muntah

dikendalikan oleh pusat muntah yang berada pada dasar ventrikel otak keempat

tepatnya pada bagian dorsal lateral dari formasio retikularis medulla oblongata.

Pusat ini terletak dekat dengan pusat vasomotor, impuls dari Chenioreceptor

Trigger Zone (CTG), hypothalamus, korteks serebri, dan area vestibular. Alat

keseimbangan dapat terangsang akibat proses-proses sentral atau perifer. Peranan

dari pusat muntah adalah untuk mengkoordinir semua komponen kompleks yang

terlibat dalam proses muntah (Wesson, 2002).

Penelitian terkait morning sickness yang dilakukan oleh Fan-Hao, Chou, et al.,

2003 di Inggris tentang faktor psikososial yang berhubungan dengan mual dan

muntah, kelelahan pada awal kehamilan mengatakan bahwa dari 113 partisipan

ibu hamil trimester I, 30 (26,5%) melaporkan tidak mengalami mual dan muntah,

43 (38,1%) kadang-kadang, dan 40 (35,4%) sering mual dan muntah.

Maulana (2008) menyatakan bahwa hasil laporan menunjukkan hampir 50% -

90% wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama, namun setiap wanita

hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu

merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat

(20)

Selain adaptasi maternal pada fisiologis berbagai stimulus psikologis juga

dapat menjadi faktor emosional yang menyebabkan gejala mual dan muntah

menjadi lebih berat. Bentuk stimulus psikologis pada ibu hamil adalah distres

emosional (Tiran, 2008).

Hal ini akan berpengaruh pada suami, jika istri mengalami distress pada

kehamilannya, karena suami merupakan orang terdekat dari istri. Peran suami

sangat diperlukan untuk dukungan psikologis istri, karena ketika hamil istri

membutuhkan perhatian lebih kepada suami. Saat pemeriksaan antenatal

(trimester 1) ibu hamil seringkali ingin mengeluh yang dirasakan, seperti pusing,

keringat berlebihan, pegal-pegal, dan suami terkadang melewatkan moment saat

istri sedang pemeriksaan kesehatan antenatal (Sawitri dan Sudaryanto, 2008).

Dukungan suami terhadap istri baik fisik maupun psikis sangat dibutuhkan,

misalnya ikut mengantarkan melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga suami

mengetahui perkembangan kehamilan istrinya (Kasdu, 2004).

Banyak suami yang mengalami gejala fisik selama kehamilan pasangannya.

Keadaan ini kadang-kadang disebut sebagai Syndrom Couvade (Fathering).

Kenaikan berat badan, kembung, mual, muntah, sakit punggung, sakit gigi,

kehilangan nafsu makan, atau kejang perut adalah gejala-gejala yang

mencerminkan simpati dan pengidentifikasian dengan wanita hamil, atau

barangkali mencerminkan kekhawatiran dan kecemasan. Jika calon ayah

mengalami gejala-gejala kehamilan, mungkin perlu dilakukan konseling (Simkin,

(21)

Kecemasan merupakan sesuatu yang bisa terjadi pada hampir setiap orang

dalam waktu dan frekuensi tertentu di kehidupannya, kecemaasan adalah bentuk

dari reaksi yang normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan

seseorang (Ramaiah, 2003). Bentuk kecemasan bisa berupa kebingungan,

kekhawatiran pada sesuatu yang terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan

dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya, serta kecemasan

tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan sehari-hari (Sawitri dan Sudaryanto,

2008).

Kecemasan suami menghadapi ibu hamil primigravida trimester I yang

morning sickness (mual dan muntah) dapat disebabkan karena kurangnya

pengetahuan atau informasi mengenai morning sickness, cemas bila mual dan

muntah yang dialami istri berkelanjutan. Sedangkan istilah primigravida itu

sendiri adalah wanita yang pertama kali hamil (Sawitri dan Sudaryanto, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2012) tentang kecemasan ibu

hamil primigravida ditinjau dari dukungan sosial suami, menyatakan bahwa hasil

uji analisis data yang diperoleh dari uji korelasinya menggunakan korelasi

Product Moment menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat

signifikan antara dukungan sosial suami dengan kecemasan pada ibu hamil

primigravida. Adapun sumbangan efektif yang diberikan oleh faktor dukungan

sosial suami terhadap kecemasan pada ibu hamil primigravida sebesar 39,8%,

artinya semakin tinggi dukungan sosial suami maka semakin rendah kecemasan

(22)

suami maka semakin tinggi kecemasan pada ibu hamil primigravida (Mayangsari,

2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terhadap 26 pasangan suami istri

yang tengah menghadapi kehamilan di California yang dikemukakan oleh

Gladieux (dagun, 1990) menyimpulkan bahwa dukungan emosional suami

terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang

dalam diri istri. Istri menjadi lebih mudah dalam menyesuaikan dalam situasi

kehamilannya itu. Hal ini didukung oleh kartono (1992) menyatakan bahwa

dukungan dari suami pada wanita hamil pertama sangat berharga, ibu hamil

menginginkan suami memberikan tindakan suportif dan memberikan rasa aman.

Peneliti dalam hal ini tertarik untuk melihat apakah suami ikut merasakan

kecemasan yang berarti pada istri ketika mengalami morning sickness jika melihat

dari karakteristik istri yang mengalami muntah yang sangat berlebihan

menyebabkan suami dapat merasakan cemas, sehingga gambaran kecemasan

suami dapat dilihat ketika menemani pemeriksaan antenatal, dukungan suami

adalah orang terdekat dari istri, sehingga peran suami sangat penting (Kasdu,

2004).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 Juli 2013, bahwa terdapat

sekitar 36 suami dari ibu hamil primigravida trimester I, yaitu diantaranya 20

suami ibu hamil primigravida trimester I di wilayah kelurahan Rempoa, dan 16

suami ibu hamil primigravida trimester I di wilayah kelurahan Cempaka Putih

(Laporan KIA Puskesmas Ciputat Timur pada bulan Juni). Ketika dilakukan

(23)

pemeriksaan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur, suami merasakan cemas saat

istrinya sedang mengalami gangguan mual dan muntah di pagi hari, kecemasan

yang suami rasakan berada pada rentang sedang. Dapat disimpulkan, bahwa

tingkat kecemasan pasangan yang baru menikah akan mengalami kecemasan yang

berarti, terutama saat istri mengalami morninng sickness. Suami akan turut

merasakan kecemasan apabila istri yang mengalami morning sickness cemas

akibat dari hal yang dirasakan.

B. Rumusan Masalah

Kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek yang spesifik, yang secara

subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kehamilan proses

alami dan normal pada wanita. Morning sickness merupakan gangguan khas

kehamilan yang umumnya terjadi pada awal kehamilan trimester I (1 – 3 bulan).

Sedangkan sebagian wanita hamil 50 – 90 % mengalami gangguan morning

sickness, namun tidak semua wanita hamil mengalami hal tersebut, dan morning

sickness yang dirasakannya pun berbeda-beda. Penelitian terkait kecemasan ibu

hamil trimester I pada gangguan morning sickness sudah banyak diteliti, tetapi

konsep, tempat, dan responden yang berbeda. Penelitian terkait kecemasan yang

dirasakan oleh suami terhadap gangguan munculnya morning sickness pada ibu

hamil trimester I belum ditemukan, namun penelitian terkait kecemasan suami

dalam menghadapi persalinan anak pertama sudah banyak dilakukan. Peneliti

merumuskan bahwa berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk

meneliti “tingkat kecemasan suami terhadap morning sicknesss ibu hamil

(24)

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil

primigravidat rimester I.

D. Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi bagaimana gambaran tingkat kecemasan suami terhadap

morning sickness ibu hamil primigravida trimester I di wilayah Kecamatan

Ciputat Timur.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi pelayanan kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi

pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Rengas,

dan Puskesmas Pondok Ranji mengenai gambaran kecemasan suami terhadap

gangguan morning sickness dan dapat berupa pendidikan kesehatan kepada suami

siaga dari ibu-ibu hamil yang mengalami sedikit banyaknya gejala morning

sickness pada trimester I yang akan mempengaruhi kepada tingkat kecemasannya

maupun peran serta suami dalam kehamilan istrinya.

2. Bagi Ilmu Keperawatan

Sebagai masukan atau bahan pertimbangan bagi praktek pelayanan

keperawatan khususnya pada keperawatan jiwa dan keperawatan maternitas dalam

gambaran morning sickness dan menjadi masukan mahasiswa keperawatan

(25)

memperlihatkan gambaran kecemasan suami terhadap ibu hamil yang mengalami

gangguan morning sickness trimester I.

3. Bagi Responden

Khususnya suami dari ibu hamil sebagai bahan masukan untuk

mengurangi rasa kecemasan dan pengetahuan terhadap morning sickness.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk pengembangan

penelitian selanjutnya mengenai gambaran kecemasan suami terhadap gangguan

morning sickness pada ibu hamil trimester I.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitan kuantitatif dengan pendekatan

deskriptif. Pada penelitian ini informan atau responden yang diambil adalah suami

dari ibu hamil primigravida trimester I yang memeriksakan kehamilannya di

Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Rengas, dan Puskesmas Pondok Ranji.

Pengambilan data yang diperoleh adalah berasal dari data primer dan data

sekunder. Data primer yang didapat melalui proses wawancara mendalam

terhadap informan, yaitu ibu hamil primigravida trimester I selanjutnya kepada

para suami yang bersedia untuk diwawancarai, sedangkan data sekunder diperoleh

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan atau yang bisa disebut dengan anxietas/ anxiety berasal dari

Bahsa Latin yaitu “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang artinya

mencekik. Kecemasan merupakan perasaan emosional individu dan pengalaman

subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan yang tanpa objek

yang spesifik (Stuart & Sundeen, 2006). Kecemasan secara umum merupakan

rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya, menjadi kekuatan yang paling

besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku moral maupun tingkah

laku yang menyimpang, yang tenganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan,

penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu (Gunarsa, 2008 ;

Frued, 1964 dalam Kanisius, 2006).

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh

situasi. Ketika merasa cemas, seseorang akan merasa tidak nyaman atau takut atau

mungkin memiliki firasat akan ditimpa bahaya padahal seseorang tersebut tidak

mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang

yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus kecemasan (Comer, 1992 dalam

Vedebeck, 2008). Kecemasan juga sebagai alat peringatan internal yang

(27)

2. Tanda dan Gejala Kecemasan

Hawari (2004) menyatakan bahwa tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh

seseorang bervariasi, tergantung dari beratnya atau tingkatan yang dirasakan oelh

seseorang itu sendiri. Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat

mengalami kecemasan secara umum yaitu:

a. Gejala psikologis: pernyataan cemas/ khawatir, firasat buruk, takut akan

pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang,

gelisah, mudah tersinggung, mudah terkejut.

b. Ganggguan pola tidur; sulit tidur, mimpi buruk,

c. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

d. Gejala somatik; rasa sakit pada otot dan tulang, jantung berdebar-debar,

sesak nafas, gangguan pencernaan. Sakit kepala, gangguan perkemihan,

tangan terasa dingin dan lembab.

Menurut Stuart (2006) pada orang yang cemas akan muncul beberapa

respon, adapun respon yang ditimbulkan berupa:

a. Respon fisiologis individu terhadap kecemasan, yaitu:

1) Kardiovaskuler

Respon dari kardiovaskuler dapat berupa palpitasi, jantung berdebar,

peningkatan tekanan darah atau dapat juga menurun, rasa mau pingsan,

dan denyut nadi menurun.

2) Pernafasan

Respon dari pernafasan dapat berupa nafas menjadi cepat dan dangkal,

nafas pendek, tekanan pada dada, pembengkakan pada tenggorokan, sensai

(28)

3) Neuromuskuler

Respon dari neuromuskuler dapat berupa refleks meningkat, reaksi

kejutan, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan

umum, kaki goyang, dan gerakan yang janggal.

4) Gastrointestinal

Respon dari gastrointestinal dapat berupa kehilangan nafsu makan,

menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, dan diare.

5) Traktus urinarius

Responnya dapat berupa sering berkemih, tidak dapat menahan BAK.

6) Kulit

Reapon dari kulit berupa wajah kemerarahan, berkeringat setempat

(telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan

berkeringat seluruh tubuh.

b. Respon perilaku

Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara

cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik diri dari hubungan

interpersoanl, menghalangi, dan menghindar dari masalah

c. Kognitif

Responnya berupa konsentrasi terganggu dan pelupa, salah dalam

memberikan penilaian, hambatan berfikir, kreatifitas dan produktifitas menurun,

bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan objektifitas, takut

(29)

d. Afektif

Responnya berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah dan tegang,

ketakutan, dan gugup.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundden (1998) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu sebagai berikut:

a. Jenis kelamin

Stress sering dialami oleh wanita lebih tinggi ndibandingkan

dengan laki-laki. Menurut Kaplan dan Sadock (1997) menyatakan bahwa

kurang lebih 5% dari populasi, kecemasan pada wanita dua kali lebih

banyak daripada pria, lebih tinggi yang dialami oleh wanita kemungkinan

disebabkan wanita lebih emmpunyai kepribadian lebih labil, juga adanya

peran hormon yang mempengaruhi kondisi emosi sehingga meledak,

mudah cemas dan curiga

b. Umur

Seseorang yang berumur lebih muda ternyata lebih mudah

mengalami gangguan akibat stress dari pada seseorang yang lebih tua.

c. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang akan

mengakibatkan seseorang mengalami stress. Status pendidikan yang

kurang pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih mudah

mengalami stress dibanding dengan mereka status pendidiakn yang lebih

(30)

d. Lingkungan / Sanitasi

Seseorang yang berada dilingkungan asing ternyata lebih mudah

menglami stress.

e. Sosial Budaya

Seseorang yang mempunyai falsafah hidup yang jelas dan

keyakinan agama yang kuat umumnya lebih sukar mengalami stress.

f. Keadaan fisik

Seseorang yang mengalami gangguan fisik seperti cedera, penyakit

badan, operasi, lebih mudah mengalami kelelahan fisiksehingga mudah

mengalami stress. Pada suami yang mempunyai istri morning sickness dan

menghadapi kehamilan yang pertama akan mudah mengalami khwatir

akan janin yang sedang dikandungnya, sehingga suami sering kali

mengalami khawatir atas kehamilan pertamanya istri.

g. Potensi stressor

Stressor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang

menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu

melakukan adaptasi.

h. Maturasi (kematangan)

Individu yang memiliki kematangan kepribadian sehingga lebih

sukar mengalami gangguan terhadap stress, karena individu yang matang

mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap stressor yang timbul,

sebaliknya individu yang berkepribadian tidak matang yaitu yang

tergantung pada peka terhadap rangsangan sehingga sangat mudah

(31)

4. Tingkat Kecemasan

Stuart dan Sundeen (2006), membedakan klasifikasi tingkat kecemasan

menjadi empat, yaitu:

a. Tingkat kecemasan ringan, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti ketegangan otot ringan.

2) Respon kognitif seperti lapang pandang meluas, memotivasi untuk belajar,

kesadaran yang pasif pada lingkungan.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot-otot wajah

relaksasi, mampu melakukan kemampuan/ keterampilan permainan secara

otomatis, ada perasaan aman dan nyaman.

b. Tingkat kecemasan sedang, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti peningkatan ketegangan dalam batas toleransi,

perhatian terfokus pada penglihatan dan pendengaran, kewaspadaan

meningkat.

2) Respon kognitif seperti lapang persepsi menyempit, mampu memecahkan

masalah, fase yang baik untuk belajar, dapat fokus pada hal-hal yang

spesifik.

3) Respon tingkah laku dan emosi, seperti perasaaan tertantang dan perlu

untuk mengatasi situasi pada dirinya, mampu mempelajari keterampilan

baru.

c. Tingkat kecemasan berat, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti aktivitas sistem saraf simpatik (peningkatan

epinefrin, tekanan darah, nadi, vasokonstriksi, dan peningkatan suhu

(32)

makan karena penurunan aliran darah ke saluran pencernaan dan

peningkatan produk glukosa oleh hati, perubahan sensori seperti

penurunan kemampuan mendengar, nyeri, pupil dilatasi, ketegangan otot

dan kaku.

2) Respon kognitif seperti lapang persepsi sangat menyempit, sulit

memecahkan masalah, fokus pada satu hal.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti lapang personal meluas, aktifitas

fisik meningkat dengan penurunan mengontrol, contoh meremas tangan,

jalan bolak-balik. Perasaan mual dan kecemasan mudah meningkat dengan

stimulus baru seperti suara. Bicara cepat atau menglami blooking,

menyangkal, dan depresi.

d. Tingkat panik, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti pucat, dapat terjadi hipotensi, berespon terhadap

nyeri, bising dan stimulus eksternal menurun. Koordinasi motorik buruk,

penurunan aliran darah ke otot skeletal.

2) Respon kognitif seperti tidak terkontrol, gangguan berfikir secara logis,

tidak mampu memecahkan masalah.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan marah, takut dan segan.

Tingkah laku menjadi tidak biasa seperti menangis dan menggigit. Suara

menjadi lebih tinggi, lebih keras, bicara cepat dan blooking.

5. Rentan Respon Kecemasan

Stuart dan Sundeen (2006), mengatakan bahwa rentan respon individu

(33)

yang paling adaptif adalah antisipasi dimana individu siap siaga untuk beradaptasi

dengan cemas yang mungkin muncul. Sedangkan rentang yang paling maladaptif

adalah panik dimana individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas

yang dihadapi sehingga gangguan fisik dan psikososial.

Bagan 2.1

Rentang Respon kecemasan

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

(Sumber: Stuart dan Sundeen, 2006)

6. Faktor Predisposisi

Stuart dan Sundeen (2006) mengemukakan bahwa ada beberapa teori

penyebab kecemasan antara lain:

a. Teori Psikoanalitik

Didalam teori psikoanalitik ini kecemasan merupakan konflik yang terjadi

antara dua elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Artinya id mewakili

dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan super ego

mencerminkan hati nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma budaya.

b. Teori Interpersonal

Teori interpersonal menggambarkan bahwa kecemasan timbul akibat

(34)

interpersonal. Hal ini dapat dikaitkan dengan trauma perkembangan, perpisahan,

kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Individu dengan harga diri

rendah mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat.

Kecemasan yang berhubungan dengan ketakutan ini dapat terjadi pada

pasangan yang baru menikah, terutama pada suami yang menghadapi istri hamil

trimester I yang sedang morning sickness. Pada awal kehamilan istri akan

mengalami keluhan yang dirasakannya, Peran suami sangat diperlukan untuk

dukungan psikologis istri, karena ketika hamil istri membutuhkan perhatian lebih

kepada suami (Sawitri dan Sudaryanto, 2008).

Wanita hamil akan merasakan terjadinya berbagai perubahan, baik fisik

maupun mentalnya. Suami dianjurkan untuk memahami perubahan yang terjadi

pada pasangannya. Umumnya, ibu hamil akan merasakan bahwa dirinya tidak

menarik karena perutnya bertambah besar. Untuk mengatasinya, dukungan suami

sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan diri istrinya (Hulliana,

2001).

c. Teori Perilaku

Teori perilaku menggambarkan bahwa kecemasan merupakan produk

frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Teori Bilogik

Dalam otak terdapat reseptor spesifik terhadap benzodiazepin, dimana

(35)

e. Kajian Keluarga

Dalam kajian keluarga ini maksudnya adalah bahwa kecemasan

merupakan hal yang wajar dan biasa ditemui pada suatu keluarga, dan tentunya

dengan tingkatan kecemasan yang berbeda-beda.

7. Faktor Presipitasi

Stuart dan Sundeen (2006), mengemukakan bahwa pencetus timbulnya

kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Hal tersebut dapat dibedakan

menjadi:

a. Ancaman terhadap integritas fisik

Ancaman terhadap integritas fisik seseorang meliputi ketidakmampuan

fisiologis atau penurunan kapasitas untuk melakukan aktifitas sehari-hari, meliputi

faktor eksternal dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, polusi udara,

lingkungan kotor, ancaman keselamatan, injuri; sedangkan faktor internal

merupakan kegagalan mekanisme fisik seseorang seperti jantung, sistem imun,

termoregulator menurun, perubahan biologis normal seperti kehamilan.

b. Ancaman terhadap rasa aman

Ancaman ini terkait terhadap rasa aman dapat menyebabkan terjadinya

kecemasan, seperti ancaman terhadap sistem diri seseorang yang dapat

membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial seseorang, meliputi faktor

ekternal yaitu berbagai kehilangan seperti kehilangan orang tua, kehilangan

annak, teman dekat, perceraian, perubahan status pekerjaan, pindah rumah,

tekanan sosial; sedangkan faktor inetrnal yaitu kesulitan dalam berhubungan

(36)

ini dapat terjadi pada seorang istri yang mengalami kecemasan saat gangguan

morning sickness, karena salah satu faktor penyebab morning sickness yaitu

dipicu oleh sterss psikologis.Peran suami dapat membantu isrtri dalam

meningkatkan rasa aman, karena suami merupakan seseorang terdekat dari istri

(Sawitri & Sudaryanto, 2008).

8. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Kaplan & Saddock, 1998 menyatakan bahwa kecemasan seseorang

dapat diukur dengan menggunakan 4 instrument, yaitu Hamilton Anxiety Rating

Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), dan

Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI Form Z-I) (Kaplan & Saddock, 1998).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrument kuesioner Zung Self-Rating

Anxiety Scale (ZSAS), yang merupakan instrument yang dirancang untuk meneliti

tingkat kecemasan secara kuantitatif, kemudian dilakukan beberapa modifikasi

sesuai dengan kebutuhan peneliti. Instrument ZSAS dikembangkan oleh William

W.K Zung (1997).

Batasan keadaan kecemasan adalah suatu pengalaman manusia yang universal

berbentuk respon emosional yang tidak menyenangkan, ditandai oleh perasaan

takut dan khawatir terhadap ancaman bahaya yang tidak teridentifikasi dan

bersumber pada konflik-konflik didalam diri sendiri, disertai gejala-gejala fisik

disebabkan rangsangan sistem simpatik. Berdasarkan analisis statistik, ZSAS

(37)

juga hubungan antara setiap pernyataan dengan total skkor yang didapat adalah

bermakna.

B. Konsep Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah mengandung anak, yakni gestasi dari periode

menstruasi sebelumnya sampai persalinan, yang normalnya adalah 40 minggu

atau 280 hari), dan dibagi menjadi tiga periode, atau trimester.Masing-masing

berlangsung 3 bulan.Kehamilan 40 minggu dikatakan cukup bulan. (Holland,

2008).

Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan

internasional. 10 bulan menurut penanggalan lunar, atau sekitar 40 minggu.

Kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau trimester. Trimester pertama adalah

periode minggu pertama sampai minggu ke-13, trimester kedua adalah minggu ke

ke-14 sampai ke-26, sedangkan trimester ketiga, minggu ke-27 sampai kehamilan

cukup bulan (38 – 40 minggu) (Bobak, 2004).

Kehamilan pada trimester pertama, segera setelah konsepsi, hormon

estrogen dan progesteron dalam tubuh mulai meningkat. Peningkatan kedua

hormon tersebut menyebabkan sekitar 50% wanita hamil mengalami mual muntah

(morning sickness) yang terjadi pada pagi hari (Llewellyn, 2005).

Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil dikenal

sebagai tanda kehamilan. Gejala kehamilan yang subjektif dan objektif sangat

bervariasi. Diagnosis kehamilan diklasifikasikan sebagai 3 tanda kehamilan, yaitu

presumsi (dugaan), kemungkinan, dan positif. Pada trimester pertama, seorang ibu

(38)

hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan

dengan seksama, dan kedua pasangan akan merasakan kebahagian pada setiap

perubahan yang terjadi (Bobak, 2004).

Tanda dan gejala presumsi kehamilan dapat muncul akibat kondisi selain

gestasi. Oleh karena itu, tanda-tanda seperti amenore saja tidak cukup valid untuk

menegakkan diagnosa karena hal tersebut dapat terjadi akibat gangguan

endokrinnya, kelemahan dan keletihan dapat merupakan tanda anemia atau

infeksi, dan mual muntah dapat disebabkan oleh gangguan pada saluran cerna atau

alergi. Gejala subjektif dapat meliputi amenore, nausea (kelelahan), dan morning

sickness (mual dan muntah di pagi hari), payudara terasa penuh dan sensitif,

sering berkemih, merasa lemah dan letih, berat badan naik, dan perubahan mood.

Gerakan janin dapat terlihat antara minggu ke-16 dan ke-20. Tanda-tanda objektif

dapat berupa berbagai perubahan fisiologis dan anatomis, peningkatan temperatur

basal tubuh, perubahan kulit, seperti striae gravidarum dan pigmentasi, perubahan

pada payudara, pembesaran abdomen, dan perubahan pada rahim dan vagina

(Bobak, 2004).

Tanda kemungkinan kehamilan adalah tanda-tanda yang dapat diobservasi

oleh pemeriksa. Bila digabung dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda

kemungkinan memberi dugaan kuat adanya kehamilan. Tanda-tanda objektif

meliputi pembesaran rahim, kontraksi Braxton Hicks dan souffle, kelenjar

ballottement, dan hasil tes kehamilan yang positif (Bobak, 2004).

Tanda positif yang ditunjukkan oleh denyut jantung janin yang berbeda

dari denyut jantung ibu, ibu merasakan gerakan janin, dan visualisasi janin dengan

(39)

2. Perubahan Selama Kehamilan Trimester I

Menurut Manuaba, et al (2007) kehamian menyebabkan terjadinya

perubahan umum, seluruh sistem tubuh wanita hamil akibat meningkatnya

hormonal yang dikeluarkan oleh plasenta, dapat memicu perubahan hormonal

yang mengendalikannya sehingga terjadi keseimbangan baru dan adaptasi ibu.

Perubahan psikologis pada sebagian wanita ibu hamil trimester I reaksi psikologis

dan emosional pertama adalah kecemasan, ketaktatan, kepanikan dan kegusaran

terhadap kehamilan. Perubahan yang menjurus ke arah adaptasi maternal oleh

karena kehamilan dapat terlihat pada:

a. Sistem Gastrointestinal

Pada sistem gastrointestinal, perubahan yang terjadi pada ibu hamil terlihat

pada saat nafsu makannya terganggu, perasaan mual dan muntah yang

berlangsung sampai minggu ke- 14 sampai 16 sejak terlambat sekitar 2 minggu,

yang biasa dikenal dengan morning sickness. Sampai saat ini penyebabnya tidak

diketahui dengan jelas, namun ada kemungkinan merupakan kombinasi antara:

HCG (hormon chorionic gonadothropin), dan meningkatnya pengeluaran

estrogen/ progesteron. Perubahan pada sistem gastrointestinal sebagian besar

terjadi oleh karena makin meningkatnya hormon progesteron yang dapat

mengurangi peristaltik usus dan menimbulkan berbagai komplikasi ringan sampai

berat.

b. Sistem Pernafasan

Paru-paru sebagai alat pertukaran gas akan mengalami perubahan

fisiologis akibat peningkatan kebutuhan oksigen dan pembesaran uterus.

(40)

c. Perubahan pada kulit.

Perubahan pada kulit ibu hamil, terjadi karena terdapat hormon khusus.

Perubahan kulit dalam bentuk hiperpigmentasi dan hiperemi dibeberapa tempat,

seperti pada:

1) Muka; terdapatnya kloasma gravidarum atau “mask of pregnancy”

disebakan oleh kombinasi: hormon seks, dan melanocyte stimulating

hormon (MSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior

2) Abdomen; terdapatnya striae nigra yang disebabkan melanocyte

stimulating hormon (MSH), estrogen dan progesteron, dan juga hormon

adrenokortikotropik.

3) Mamae; puting susu dan areola mamae bertambah hitam, kelenjar

montgomeri makin menonjol.

4) Spider angioma; semakin jelasnya pembuluh darah kapiler dengan titik di

tengahnya di beberapa tempat, hal tersebut diakibatkan oleh peningkatan

estogen.

5) Eritema palmaris; kulit telapak tangan merah dan kadang-kadang

mengelupas.

6) Rambut; sering dijumpai bahwa setelah persalinan rambut rontok semakin

banyak, namun tumbuh kembali. Situasi ini dipengaruhi oleh tingginya

estrogen/ progesteron.

7) Sistem Urologi

Paru, ginjal, dan sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang mengalami

(41)

hamil yang makin meningkat. Perubahan ginjal sebagai akibat dari perubahan

hemodinamik, hemodilusi darah dan vaskularisasi lokal.

d. Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan untuk dapat mendukung peningkatan

metabolisme sehingga tumbuh kembangnya janin sesuai kebutuhannya.

e. Perubahan sistem genitalia ibu hamil

Perubahan yang paling besar terjadi pada sistem genitalia, karena

merupakan tempat tumbuh kembangnya hasil konsepsi yang terus berlanjut

sampai aterm didalam uterus. Uterus adalah organ yang sangat istemewa, karena

berat sebelum hamil hanya 30 gr dan dapat membesar seberat 1000-1100 gr

sehingga dapat menampung janin dengan berat rata-rata 3000-3500 gr.

Volume uterus hanya sebesar 10cc, akan membesar menjadi sekitar 5-20

liter, dengan rata-rata 6-7 liter.

f. Perubahan Sistem Kelenjar Endokrin

Perubahan pada sistem endokrin berupa peningkatan produksi dalam

bentuk hormon, bahkan dapat terjadi pembesaran.

g. Perubahan metabolisme ibu hamil

Kehamilan merupakan satu tambahan kehidupan intra uteri yang

memerlukan nutrisi, elektrolit, trace element, dan lain-lain. Sehingga secara

keseluruhan metabolisme anak meningkat sekitar 20-25%.

Deposit nitrogen dalam bentuk protein naik sekitar 25% sehingga

diperlukan tambahan protein yang cukup untuk dapat meningkatkan tumbuh

(42)

anemia.Berat badan ibu hamil akan bertambah sekitar 12-14 kg selama hamil, atau

¼-1/2 kg / minggu.

C. Morning Sickness

1. Pengertian Morning Sickness

Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum

dan menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter

obstetri dan dokter umum menganggap mual dan muntah hanya semata-mata

merupakan sebuah gejala fisiologis, dan sebuah masalah yang sering kali

membuat mereka mereka merasa tidak berdaya untuk membantu mengatasinya.

Seperti halnya nyeri, mual merupakan gejala yang dikatakan oleh pasien

(Subjektif) dan jika gejala tersebut menyebabkan stress pada wanita, ia berhak

diberi cara yang paling memungkinkan untuk mengatasi gejala tersebut. Akibat

meremehkan rasa mual dan muntah (morning sickness) yang dirasakan wanita

pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan

emosional, stress psikologis dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam

menemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi patologis

(Munch 2000, dalam Woolfson 2004).

Morning sickness adalah perasaan mual dan muntah yang terjadi pada ibu

hamil, biasanya pada ibu hamil trimester pertama (1 – 3 bulan). Kira-kira dari

wanita yang mengandung mengalami mual dan muntah-muntah, dengan tingkat

yang berbeda-beda. Biasanya cukup ringan dan terjadi terutama di pagi hari.

Tetapi terkadang cukup parah dan dapat berlangsung sepanjang hari. Mual dan

(43)

berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu. Penyebab dari morning sickness

adalah meningkatnya hormon HCG (human chorionic gonadhotropin). Hormon

ini hanya diproduksi oleh ibu hamil, karena hormon ini berfungsi sebagai

petunjuk ada atau tidaknya kehamilan dan berguna untuk mempertahankan

kehamilan. Hormon ini dihasilkan oleh sel trofoblas (hasil dari pembuahan),

hormon ini akan meningkat pada usia 12-16 minggu kehamilan. Selain faktor

hormon, faktor psikologis ibu juga sangat mempengaruhi untuk memicu rasa mual

muntah yang dialami ibu hamil (Liewellyn, 2005).

Disebut morning sickness karena terjadi pada pagi hari pada waktu bangun

pagi dengan keluhan pening kepala, mual ringan sampai muntah, setelah duduk

beberapa saat keadaan dapat diatasi. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan

metabolisme karbohidrat (Chandranita, dkk 2009).

2. Insiden Morning Sickness

Koren (2000) menggambarkan mual dan muntah sebagai gangguan medis

tersering selama kehamilan. Power et al (2001) mencatat sekitar 51,4% wanita

mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah. Glick dan Dick (1999)

beranggapan bahwa sekitar 50% wanita mengalami gejala. Emelianova et al

(1999) menemukan frekuensi mual sebesar 67% dan 22% insiden muntah dalam

sekelompok wanita yang berjumlah 193 orang. Tinjauan sistematis dari Young

(2000) mengidentifikasi angka mual antara 70 dan 85%, dengan sekitar setengah

dari presentasi ini mengalami muntah (Woolfson, 2004).

Beberapa wanita mengalami mual dan muntah kembali di bebebrapa

(44)

respon terhadap fluktuasi kadar hormon dalam persiapan untk persalinan. Pada ibu

hamil trimester III gejala akan muncul seperti halnya keletihan, nyeri ulu hati,

nyeri punggng, carpal tunnel syndrome, edema, dan mungkin kecemasan

menjelang kelahiran (Woolfson, 2004).

3. Fisiopatologi Morning Sickness

Mual dan muntah (morning sickness) selama kehamilan biasanya

disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan,

terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar hCG (hormon chorionic

gonadotrophin), khsusnya karena periode mual dan muntah gestasional yang

paling umum adalah pada 12 – 16 minggu pertama, yang pada saat itu, hCG

mencapai kadar tertingginya. hCG sama dengan LH (luteining hormone) dan

disekresikan oleh sel-sel trofoblas korpus luteum terus memproduksi estrogen dan

progesteron, suatu fungi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik

plasenta. hCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari sekitar 3 minggu gestasi

(yaitu 1 minggu setelah fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar uji kehamilan.

Teori bahwa rasa mual di masa kehamilan mungkin merupakan cara

alamiah untuk melindungi janin dengan mencegah ibu untuk tidak memakan

makan yang berbahaya juga telah diajukan, dengan wanita menjadi merasa mual

saat melihat, mencium atau merasakan makan yang meungkin berpotensi

mempengaruhi janin, dan jika makanan yang dimakan menyebabkan wanita

muntah agar makan dikeluarkan.wanita yang memiliki kadar hCG dibawah

(45)

keguguran, kelahiran prematur atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR)

(Woolfson, 2004).

D. Penelitian Terkait

Penelitian terkait yang dilakukan oleh Maharani (2008), fakultas Psikologi

Universitas Gunadarma, Skripsi, Hubungan antara dukungan sosial dan

Kecemasan dalam menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III.

Menyebutkan bahwa ibu yang mengalami kehamilan, akan mengalami perubahan

secara fisik dan psikologis (mental), oleh karena itu ibu hamil dituntut tidak hanya

harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental. Perubahan secara

mental pada ibu akan mempengaruhi emosi pada ibu. Seperti kegelisahan

mengenai kelahiran bayinya, perasaan takut mati, trauma kelahiran, perasaan

bersalah atau berdosa. Apabila pengaruh emosi si ibu tidak didukung oleh

lingkungan keluarga (suami) yang harmonis ataupun lingkungan temapt tinggal

yang kondusif, maka hal ini akan menimbulkan gangguan emosi dan fisik (ringan

sampai berat) pada para ibu seperti kecemasan. Mencegah hal tersebut terjadi

maka dukungan sosial untuk ibu hamil sangatlah penting. (Maharani, 2008)

Penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah & Indarwati tentang “tingkat kecemasan suami saat menghadapi persalinan di RSU Asy-Syifa Sambi Boyolali”

menujukkan bahwa tingkat kecemasan suami saat menghadapi persalinan istri

sebagian besar mengalami kecemasan ringan. Berdasarkan karakteristiknya

sebagian besar mengalami kecemasan ringan pada usia menengah, pendidikan

(46)

suami saat menghadapi persalinan istri di RSU Asy-Syifa Sambi Boyolali

sebagian besar mengalami kecemasan ringan.

Penelitian terkait yang dilakukan oleh Izzah, Rusmariana, Retnawati

(2007) tentang Pengaruh kecemasan ibu hamil trimester I terhadap munculnya

gangguan morning sickness di wilayah kerja puskesmas kusuma bangsa kota

Pekalongan tahun 2005, hasil uji statistik Chi Square menunjukkan tidak ada

pengaruh yang bermakna antara kecemasan dengan gangguan morning sickness.

Namun ada kecenderungan ibu hamil trimester I yang cemas berpeluang 3,2 kali

mempengaruhi ibu hamil untuk mengalami morning sikness dibangingkan dengan

ibu hamil yang tidak morning sickness. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk

melihat apakah suami ikut merasakan kecemasan yang berarti pada ibu ketika

kehamilan yang biasanya ibu mengalami morning sickness.

(47)

E. Kerangka Teori

Adaptif Maladptif

Bagan 2.2 Kerangka Teori dimodifikasi dari Stuart & Sundeen (2006), dan Munch (2000) dalam Woolfson(2004) Faktor Predisposisi

kecemasan

- Psikoanalitik

- Interpersonal

- Perilaku

- Biologis

- Kajian keluarga

Ancaman terhadap rasa aman

Faktor presipitasi

(stressor pencetus) Kecemasan pada suami

Ringan Sedang Berat Panik

Respon kecemasan Morning

(48)
(49)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat sebelumnya, bahwa morning sickness mempengaruhi faktor presipitasi atau

faktor pencetus yang mana dapat mempengaruhi ancaman terhadap rasa aman pada suami, karena salah satu faktor ekternal yang ada

didalamnya adalah kehilangan anak, teman dekat dalam arti disini pasangan (istri). Hal ini sesuai pendapat Stuart dan Sundeen (2006)

bahwa ancaman rasa aman adalah bentuk dari faktor pencetus kecemasan yang akan menimbulkan respon kecemasan yaitu respon

fisiologis, respon perilaku, respon kognitif, dan respon afektif, kemudian setelah diketahui respon dari kecemasannya tersebut akan

diketahui tingkatan kecemasannya.

Berdasarkan hal tersebut, maka variabel yang akan diteliti adalah morning sickness sebagai variabel independen dan

(50)

Variabel independen Variabel dependen

Bagan 3.1. Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur SkalaUkur

Variabel dependen: diamati secara langsung dan perasaan yang tanpa objek yang spesifik

(51)

56–72 = cemas berat yang terakhir diselesaikan oleh responden

Wawancara Kuesioner 0. Rendah = < SMA 1. Tinggi = > SMA

Ordinal

· Usia Kandungan istri responden

pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai dari konsepsi yang biasa terjadi pada ibu hamil trimester I (1-3 bulan).

(52)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun agar bisa

menuntun peneliti untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian yang

dilakukan. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain Deskriptif Eksploratif

Nonhipotesis. Rancangan penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menerangkan

atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik

tempat, waktu, umur, jenis kelamin, social, ekonomi, pekerjaan, status

perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain. Penelitian deskriptif ini

menggambarkan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu (Hidayat,

2008).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik yang ditentukan oleh peneliti untuk ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2008). Jumlah populasi dalam penelitian ini 71 suami dari ibu hamil primigravida

trimester I di wilayah binaan Ciputat Timur (berdasarkan data ibu hamil

primigravida dalam laporan kohort KIA Puskesmas Rengas dan Puskesmas

Pondok Ranjidi bulan Oktober 2013).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

(53)

sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi, dimana kriteria tersebut

menentukan ada dan tidaknya sampel yang tersebut digunakan (Hidayat, 2008).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.

Peneliti menggunakan beberapa kriteria inklusi dan ekslusi pada populasi

yang menjadi responden dalam penelitian ini:

a. Kriteria sampel

Kriteria inklusi:

1) Suami dari ibu hamil primigravida trimester I yang mengalami

morning sickness pada kehamilan pertama.

2) Suami dari ibu hamil primigravida yang pernah mengalami

morning sickness sekali, dua kali, atau bahkan beberapa kali pada

kehamilannya.

3) Bersedia menjadi responden.

Kriteria ekslusi:

1) Suami yang mempunyai ibu hamil multigravida

2) Responden yang tidak kooperatif.

b. Jumlah Sampel

Jumlah populasi suami ibu hamil trimester I adalah 71, untuk wilayah

kelurahan Rengas terdapat 33 suami dari ibu hamil primigravida trimester I,

dan untuk wilayah kelurahan Pondok Ranji terdapat 38 suami dari ibu hamil

primigravida trimester I. Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti

menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008), yaitu:

N

(54)

Keterangan :

N = ukuran populasi

n = ukuran sampel

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Maka dapat diketahui hasilnya

sebagai berikut:

n = 71

1+ 71 (5%)2

n = 71

1+ 71 (0.05)2

n = 71

1.17

n = 60,683761. Dibulatkan menjadi 60

Untuk mengantisipasi suami ibu hamil yang droupout, maka total sampel

yang diambil sebanyak 60 orang ditambah 10% sehingga sampel penelitian

sebanyak 66 orang. Supaya penyebaran data kelurahan Rengas dan Pondok Ranji

merata dan seimbang, maka digunakan rumus sebaran data (Suryanto, 2011),

(55)

Jumlah sampel strata = jumlah populasi strata x sampel

Jumlah populasi

Rempoa : 33 x 66

71

= 30 suami ibu hamil primigravida trimester I

Cempaka Putih : 33 x 66

71

= 30 suami ibu hamil primigravida trimester I

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili

keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan metode teknik pengambilan Total Sampling, yaitu cara

pengambilan sampel yang dilakukan dengan seluruh jumlah populasi digunakan

sebagai sampel. Penelitian ini tidak melibatkan ibu hamil primigravida yang tidak

mengalami morning sicknness karena akan mempengaruhi pada tingkat

kecemasannya pada suami dari istri tersebut. Berdasarkan perhitungan maka

jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu sebayak 66 suami dari ibu hamil

primigravida yang mengalami morning sickness, baik itu kejadiannya sekali, dua

(56)

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 14

November sampai 20 November 2013 yaitu hari pertama peneliti melakukan

penelitian di Puskesmas Rengas, dengan memberikan kuesioner kepada suami

dari istri ibu hamil yang mengantar ke Puskesmas Rengas yang memeriksakan

kehamilannya ke KIA Puskesmas Rengas. Kemudian hari kedua, peneliti

mengikuti program posyandu bersama bidan desa, peneliti melakukan penelitian

dengan cara mengunjungi rumah responden yang dibantu oleh kader setempat

karena kader yang mengetahui serta mempunyai data alamat rumah responden.

Selanjutnya penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Pondok Ranji,

langkah-langkah penelitiannya hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di

Puskesmas Rengas, hanya ada beberapa perbedaan hari penelitian yang dilakukan

di Puskesmas Pondok Ranji, yaitu selama 3 hari. Penyebaran kuesioner dengan

menitipkan pada istri dari suami (responden) yang sebelumnya peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, karena ada beberapa responden yang

bekerja, kemudian hari berikutnya peneliti dapat mengambil hasil pengisian

kuesioner dari rumah responden. Kuesioner yang terkumpul dari responden yang

berdomisili di wilayah kelurahan Rengas yaitu sebanyak 33 kuesioner, sedangkan

kuesioner yang terkumpul dari responden yang berdomisili di wilayah Pondok

Ranji sebanyak 33 kuesioner, sehingga semua kuesioner diikut sertakan dalam

Gambar

gambaran morning sickness dan menjadi masukan mahasiswa keperawatan
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 4.2
tabel atau database komputer, kemudian mebuat distribusi frekuensi sederhana.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dampak kerusakan lingkungan hidup pada bagian politik adalah bahan sumber daya alam Indonesia seperti kayu, hutan mangrove, dll yang di eksploitasi sebanyak-banyaknya

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat, petunjuk dan kemudahan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi yang berjudul ” Validasi Metode dan Penetapan Kadar

Sering timbul pada fase NREM atau saat onset tidur sehingga menyebabkan gangguan tidur kronik yang terputus.. Lesi pada pusat kontrol pacemaker

Demonstrasikan : Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Ulangi :

Terhadap permasalahan yang ditemukan, penulis memberikan saran kepada perusahaan agar melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan undang-undang yang berlaku,

Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk menciptakan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengenali kalimat dalam bahasa Indonesia, yang berfungsi untuk

Pemkot Surabaya bekerjasama dengan UCLG ASPAC dalam pengembangan tata kelola kota melalui Global Public Space Programme. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa

Silahkan mahasiswa isi form tersebut sesuai data prestasi/ penghargaan yang diperoleh dan unggah juga sertifikatnya untuk barang bukti kemudian klik tombol Simpan untuk