• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

INFORMED CONSENT

Perihal : Pemberian informasi Lampiran : Satu lembar

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul ”Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan suntik depo provera diwilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, saya mohon ketersediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Untuk itu saya mohon kerja sama dengan memberikan informasi dengan menjawab setiap butir pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kemampuan ibu yang sebenarnya.

Penelitian ini tidak dilakukan tindakan apapun pada ibu, dan saya akan menjaga kerahasiaan jawaban yang ibu berikan. Penelitian ini hanya akan digunakan untuk kepentingan pendidikan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Atas bantuan dan kerja sama yang baik, saya ucapkan terima kasih.

Medan, mei 2014 Hormat Saya

(2)

Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

NAMA : ………..

UMUR : ………..

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi responden peneliti yang dilakukan oleh mahasisiwi Universitas Sumatra Utara Fakultas Keperawatan jurusan D-IV Bidan Pendidik yang bernama Purnama Sari Dewi Gultom (Nim : 135102071) dengan judul ” Perawatan Payudara pada Ibu Nifas di Klinik Bersalin Vina Kecamatan Medan Baru Tahun 2014 ”.

Saya menjadi responden tanpa paksaan dari pihak manapun karena saya mengetahui bahwa keterangan yang akan saya berikan sangat besar manfaatnya bagi kelanjutan penelitian peneliti.

Medan, Maret 2014 Responden

(3)

Lampiran 5

KUESINOER

PERBEDAAN POLA MENSTRUASI IBU YANG MENGGUNAKAN KB

IUD DAN SUNTIK DEPO PROVERA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2014

Petunjuk : jawablah salah satu pertanyaan dengan tepat dan benar sesuai dengan yang ibu ketahui dengan memberi tanda silang (x) pada pilihan yang telah

4. Alat kontarsepsi yang digunakan : ... 1. Berapa hari biasannya ibu mendapatkan haid ?

a. < 3 hari b. 3-7 hari c. > 7 hari

2. Berapa hari selang antara haid sekarang dengan haid berikutnya ? a. < 28 hari

b. 28-35 hari c. > 35 hari

3. Apakah setiap bulannya ibu mendapatkan haid ? a. Ya

b. Tidak

4. Berapa kali banyaknya ibu mengganti duk selama haid dalam sehari ? a. 1 kali ganti duk

b. 2 kali ganti duk c. 3 kali ganti duk

5. Apa sifat darah ibu selama mendapatkan haid? a. Encer

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

Lampiran 10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nining Suryani

Nim : 135102110

Tempat/Tanggal Lahir : Lawe Sigala-gala/01 November 1992

Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara

Alamat : Jl. Medan – Kutacane, Lawe Pakam

Riwayat Pendidikan :

1. 1998 – 2004 : MIN Lawe Sigala-gala

2. 2004 – 2007 : Pesantren Madrasah Ulumul Qur’an Langsa 3. 2007 – 2010 : SMA.Negeri 1 Lawe Sigala-gala

(15)

27

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, 2006. Buku Panduan praktis Kontrasepsi . Jakarta PT bina pustaka

BKKBN, 2006. Buku Saku Materi Konseling bagi petugas Lapangan Bkkbn.

BKKBN, 2008. Keluarga Sejahtera dan Kesehatan Reproduksi Jakarta

Fitramaya, 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta

Hidayat Aziz, 2011. Metode Penelitian Kebidanan, Tehnik Analisa Data

Jakarta : Salemba medika

Hartanto, 2004 KB dan Kontrasespsi, Pustaka Sinar Harapan

Jurnal Baurlina Ritonga, 2008

Machfoed, Icham. 2011 Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta : Fitramaya.

Manuaba, 2010. Obstetri Ginekologi dan KB Jakarta : Buku Kedokteran.

Machfoedz, Icham. 2011, Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta: Fitrimaya.

(16)

14

BAB III

KERANGKA KONSEP

A.

Kerangka konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini memaparkan perbedaan siklus menstruasi ibu yang menggunakan KB IUD dengan suntik depo provera. Kerangka Konseptual dapat di gambarkan sebagai berikut :

Independent Dependent

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Ibu yang

menggunakan IUD dan suntik depo provera

Ibu yang menggunakan suntik

depo provera

(17)

15

B. Defenisi Operasional

No. Varibel Definisi operasional Alat ukur Cara

(18)

16

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif komparatif yang mencoba mengali bagaimana perbedaan siklus menstruasi ibu yang menggunakan siklus menstruasi kontrasepsi IUD dan suntik depo provera. Jenis penelitian ini merupakan cross sectional ialah merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) (Hidayat, 2011).

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menggunakan KB IUD dan suntik depo provera sebanyak 51 orang di wilayah kerja puskesmas mandala medan.

2. Sampel

Seluruh ibu yang menggunakan alat kontrasepsi ibu yang menggunakan IUD dan depo provera di wilayah kerja puskesmas mandala medan 2014. Dalam penelitian ini sampel di ambil dengan menggunakan metode Accidental Sampling yaitu sampel yang di ambil berdasarkan responden yang kebetulan ada pada saat penelitian dilakukan diwilayah kerja puskesmas mandala medan yaitu sebanyak 30 orang.

n= �

(19)

17

Keterangan. n= Besar sampel

N= Besar populasi

d= Standart deviasi (0,05)

jadi sampel yang diteliti adalah

n= 5

+5 , 52

n= 5

+5 , 52

n= 5

,

n= 45,5

jadi jumlah sampel 30 responden 15 ibu yang menggunakan IUD dan 15 ibu yang menggunakan suntik depo provera, dikarenakan keterbatasan responden, keterbatasan waktu dan ada responden yang menolak menjadi sampel dalam penelitian.

C. Tempat penelitan

(20)

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari sidang proposal sampai sidang hasil.

E. Etika Penelitian

Penelitian menyerahkan lembar persetujuan peneliti kepada responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia di teliti maka terlebih dahulu maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak nya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang di isi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomer kode tertentu. Kerahasian yang di berikan oleh responden di jamin oleh peneliti (Nursalam, 2010).

F. Alat Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini peneliti menggukan angket atau kuesioner. Dimana pada bagian awal instrumen berisi data demografi responden yang berisi umur, pendidikan dan lama penggunaan kontrasespsi.

Sedangkan kuesioner tentang siklus menstruasi ibu yang menggunakan kontrasespsi IUD dan kontrasepsi suntik depo provera.

Pengumpulan data yang di lakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengisian kuesioner dalam bentuk memilih jawaban yang benar.

G. Uji Validitas dan Reabilitas

(21)

19

pengukuran itu benar-benar mewakili konsep yang sudah dirumuskan dalan definisi operasional, yang didasarkan pada landasan teori dan pendapat para ahli. Nilai diperoleh dari hasil perhitungan junlah skor total dibagi jumlah seluruh item pertanyaan/pernyataan.

Uji reabilitas dilakukan dengan alpha cronbach. Test reabilitas menggunakan analisis item, yaitu masing-masing skor item dikorelasikan dengan skor totalnya dengan ketentuan aabila koefisien alpha mendekati angka dinyatakan reliable. Instrumen di ujikan pada 10 responden yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang diteliti, kemudian jawaban respondenakan diolah dengan menggunakan bantuan program komputerisasi untuk mencari nilaii koefisien reabilitas alpha cronbach.uji realibilitas akan dilakukan peneliti pada saat sebelum dilakukannya penelitian. Dengan ketentuan apabila r hitung > r tabel (p) > 0,6 maka instrumen dinyatakan reliabel, dan apabila r hitung < r tabel (p) < 0.6 maka instrumen dinyatakan tidak realibel (machfoed, 2009).

H. Prosuder Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini alat pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari 3 bagian, 1 data demografi yaitu umur, pendidikan 2. Variabel yang diteliti dengan menggunakan kuesioner siklus menstruasi ibu yang menggunakan KB IUD 3. Variabel yang diteliti dengan menggunakan kuesioner siklus mentruasi ibu yang menggunakan KB suntik depo provera. Setelah mendapatkan persetujuan peneliti melaksanakan pengumpulan data di wilayah kerja puskesmas mandala medan, dimana dengan responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Peneliti melakukan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tujuan penelitian serta menanyakan kesediaan responden. Setelah responden bersedia, maka responden di persilahkan untuk menjawab pertanyaan pada kuisioner.

I. Rencana Analisis Data

(22)

Yaitu untuk melihat permasalahan pada variabel yang diamati dengan cara menentukan proporsi variabel.

b. Analisis bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan statistik uji T independen Yaitu Uji Beda 2 mean independen untuk melihat perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasespsi IUD dan suntik depo provera. Taraf signifikan yang digunakan yaitu (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika nilai (p) < (α = 0,05) maka H0 ditolak

(23)

21

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan dan penelitian Perbedaan Pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontarsepsi IUD dan Suntik depo provera di Wilayah kerja puskesmas mandala medan tahun 2014. Analisis univariat digunakan mendeskripsikan karateristik responden, pola menstruasi pada ibu yang menggunakan KB IUD dan pada ibu yang menggunakan KB Suntik Depo Provera.

Untuk mengetahui perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasespi IUD dan suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas mandala medan tahun 2014 menggunakan kuesioner yang berisikan 5 pertanyaan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yakni karateristik responden, pola menstruasi, siklus menstruasi, lama mentruasi, dan jumlah menstruasi responden yang menggunakan alat kontrasepi IUD dan Suntik Depo provera di Wilayah kerja puskesmas mandala medan tahun 2014.

5.1 Karateristik data demografi ibu di wilayah kerja puskesmas mandala medan

tahun 2014

Tabel 5.1

Distribusi Responden Karateristik Data Demografi Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Medan

(24)

Pendidikan

Berdasarkan karateristik distribusi responden dalam penelitian ini yakni 15 orang ibu yang menggunakan IUD mayoritas ibu yang menggunakan IUD berumur 26-30 tahun dan 31-35 tahun yaitu masing-masing sebanyak 6 orang (40%), berdasarkan pendidikan ibu yang menggunakan IUD mayoritas SMA yaitu sebanyak 7 orang (46,7%), sedangkan 15 orang ibu yang menggunakan Suntik depo provera mayoritas berumur 20-25 tahun yaitu sebanyak 10 orang (66,7%), dan berdasarkan pendidikan ibu yang menggunakan Suntik depo provera mayoritas SMP dan SMA masing-masing sebanyak 7 orang (46,7%).

5.2 Karateristik berdasarkan pola menstruasi ibu di wilayah kerja puskesmas

mandala medan tahun 2014

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pola menstruasi wilayah Kerja Puskesmas Mandala Medan

Variabel

(25)

23

Berdasarkan pola menstruasi responden yang dilibatkan dalam penelitian ini yakni 15 orang ibu yang menggunakan IUD, pola menstruasi responden mencakup siklus haid, lama haid dan jumlah haid, berdasarkan pola menstruasi siklus haid ibu yang menggunakan IUD mayoritas 28-35 hari yaitu 7 orang (46,7%), lama haid responden mayoritas 3-7 hari sebanyak 11 orang (73,3%), dan jumlah haid responden mayoritas 3 kali ganti duk sebanyak 6 orang (40%). Sedangkan 15 orang ibu yang menggunakan Suntik depo provera mayoritas siklus haid selama 28-35 hari dan > 35 hari yaitu masing-masing sebanyak 6 orang (40%), lama haid responden mayoritas 3-7 hari yaitu sebanyak 11 orang (73,3%), dan jumlah haid mayoritas 3 kali ganti duk 10 orang (66,7%).

5.3 Perbedaan pola mestruasi berdasarkan siklus mentruasi ibu yang menggunakan

KB IUD dan Suntik depo provera kontrasepsi IUD dan suntik depo provera

Tabel 5.3

Distribusi rata-rata perbedaan kontrasepsi IUD dan suntik depo provera dengan pola menstruasi berdasarkan siklus menstruasi.

Variabel Mean SD SE P Value N

(26)

5.4 Perbedaan pola mentruasi berdasarkan lama hiad ibu yang menggunakan

kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

Tabel 5.4

Distribusi rata-rata perbedaan kontrasepsi IUD dan suntik depo provera dengan pola menstruasi berdasarkan lama haid.

Variabel Mean SD SE P Value N

Distribusi rata-rata lama haid dengan kontrasepsi IUD adalah 1,87 dengan standar deviasi 0,704. Sedangkan rata-rata siklus haid dengan kontrasepsi suntik depo provera adalah 2,27 dengan standar deviasi 0,458. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,033 berarti ada perbedaan yang signifikan antara kontrasepsi IUD dan suntik depo provera terhadap lama haid.

5.5 Perbedaan pola menstruasi berdasarkan jumlah haid ibu yang menggunakan

kontrasepsi IUD dan suntik depo provera

Tabel 5.5

Distribusi rata-rata perbedaan kontrasepsi IUD dan suntik depo provera dengan pola menstruasi berdasarkan jumlah haid.

(27)

25

Distribusi rata-rata lama haid dengan kontrasepsi IUD adalah 1,33 dengan standar deviasi 0,915 sedangkan rata-rata siklus haid dengan kontrasepsi suntik depo provera adalah 2,53 dengan standar deviasi 0,743. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,200 berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontrasepsi IUD dan suntik depo provera terhadap jumlah haid.

B. Pembahasan

Berikut ini dilakukan pembahasan karateristik berdasarkan umur dan pendidikan dan berdasarkan pola mentruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

Berdasarkan tabel 5.1 dilihat dari karateristik distribusi responden dalam penelitian ini yakni 15 orang ibu yang menggunakan IUD mayoritas ibu yang menggunakan IUD berumur 26-30 tahun dan 31-35 tahun yaitu masing-masing sebanyak 6 orang (40%), berdasarkan pendidikan ibu yang menggunakan IUD mayoritas SMA yaitu sebanyak 7 orang (46,7%), sedangkan 15 orang ibu yang menggunakan Suntik depo provera mayoritas berumur 20-25 tahun yaitu sebanyak 10 orang (66,7%), dan berdasarkan pendidikan ibu yang menggunakan Suntik depo provera mayoritas SMP dan SMA masing-masing sebanyak 7 orang (46,7%).

(28)

Provera 3-7 hari 11 responden. dari 15 ibu yang memakai KB Suntik Depo provera terdapat 10 responden 3 kali ganti duk sementara 15 ibu yang memakai KB IUD terdapat 7 responden 3 kali ganti duk .

pola mentruasi dari hasil uji statistik t-independent diperolah kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan pola menstruasi berdasarkan siklus menstruasi ibu yang menggunakan IUD dan suntik depo provera, dari hasil statistik ada perbedaan lama haid ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera sedangkan dari hasil statistik tidak ada perbedaan jumlah haid ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memakai KB IUD siklus mentruasinya lebih teratur dari pada ibu yang memakai KB Suntik Depo Provera hal ini sesuai dengan teori suratun (2008), bahwa IUD tidak ada efek samping hormonal sehingga siklus mentruasinya akan teratur dan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian soerdirman (2 juli 2009).

Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memakai KB IUD dan suntik depo provera siklus mentruasi ada perbedaan berdasarkan lama haid sejalan dengan penelitian fauziah (3 maret 2012).

(29)

27

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 15 ibu yang memakai IUD siklus menstruasi 28-35 hari 7 responden, sementara 15 ibu yang memakai Depo Provera siklus menstruasi 28-35 hari sebanyak 6 responden, dan setelah dilakukan uji statistik t-independent tidak

adanya perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera berdasarkan siklus menstruasi.

2. Lama menstruasi dari 15 ibu yang memakai KB IUD 11 responden, sebanding dengan 15 responden ibu yang memakai Suntik Depo Provera 3 -7 hari 11 responden, dan setelah dilakukan uji statistik t-independent adanya terdapat

perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera berdasarkan lama haid.

(30)

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan memberikan perhatian kepada masyarakat tentang pola menstruasi berdasarkan siklus menstruasi, lama menstruasi dan jumlah menstruasi ibu yang memakai alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera. 2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan pada institusi pendidikan tentang evidence based pada perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasespsi ibu yang memakai IUD dan kontrasepsi suntik depo provera.

3. Bagi peneliti selanjutnya

(31)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Siklus menstruasi

Haid yaitu keluarnya dari kemaluan perempuan setiap bulan akibat gugurnya dinding rahim karena sel telur tidak dibuahi. Sebenarnay proses yang terjadi adalah luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah bersama dengan sel telur tidak dibuahi. Darah yang keluar dari rahim perempuan yang sehat, bukan akibat melahirkan atau perdarahan (Bkkbn 2008)

Dalam hidup seorang wanita akan mengalami menstruasi dimana pada saat itu tidak kurang dari 400 kali akan mengalami pengelupasan dan regenerasi pada endometrium. Darah yang keluar lewat menstruasi seluruhnya kurang dari 3x jumlah total besi yang ada pada orang dewasa (Fitramaya, 2009).

1. Fase proliferasi

(32)

7

2. Fase sekresi

Fase ini hormon yang berpengaruh adalah hormon progesteron. Dibawah pengaruh progesteron maka menyebabkan keadaan endometrium tetap tebalnya tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku, membesar, melebar, berkelok-kelok dan banyak mengeluarkan getah.Pada endometrium sudah dapat dibedakan antar lapisan atas yang padat atau statum cpmactum, lapisan mampung atau stratum spongoisum yang banyak lubang-lubangnyadan terdapat kelenjar-kelejar, dan lapisan yang bawah yang disebut stratum basale.

Fase sekresi ini berlangsung dari hari ke-14 sampai hari ke-28. Bila tidak terjadi kehamilan maka endometrium akan mengalami deskuamasi dan dilepaskan dengan perdarahan.

3. Fase premenstruasi (fase iskemia)

Ini terjadi bila telur tidak dibuahi. Fase ini berlangsung kurang lebih 2-3 hari sebelum menstruasi. Gambaran yang terjadi pada fase ini adalah korpus leteum berdegenerasi, ini menjadikan produksi estrogen dan progesteron menurun dan pengkerutan lapisan fungsional endomentrium akibat perubahan-perubahan pada vaskular.

(33)

satu siklus ovarium dan endometrium yang baru. Bila kehamilan tak terjadi proses ini berlangsung terus sampai seorang wania berumur 45-50 tahun.

4. Fase menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dimana darah berasal dari endometrium yang mekrotik. Menstruasi terjadi sekitar 14 hari sesudah ovulasi pada siklus 28 hari. Hari pertama silus menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama siklus endomentrium. Darah menstruasi sebagian besar berasal dari darah arterial meskipun dapat juga berasal dari darah venosa. Pada permulaan akan terjadi robekan-robekan pada arteri spiral sehingga terjadi hematoma.

Lama rata-rata menstruasi adalah lima hari (dengan rentang tiga sampai enam hari) dan jumlah darah rata-rata yang hilang ialah 50 ml (rentang 20-80 ml) namun hal ini sangat bervariasi. Pada sekitar 50 wanita, darah menstruasi tidak membeku. Darah mentruasi membeku didalam uterus, tetapi bekuan biasanya mencair sebelum keluar dari uterus. Selain darah rabas uterus mengandung lendir dan sel epitel (Fitramaya, 2009)

B. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)/IUD

1. Pengertian AKDR

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari, plastik, (polyethyline). Ada yang tembaga (Cu), ada pula yang tidak , adapula yang dilihat lembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesteron (Suratun, 2008).

(34)

9

a. Meninggikan getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim, endometrium belum siap untuk menrima nidasi hasil konsepsi.

b. Menghambat kemampuan spermatozoa untuk masuk ke dalam saluran tuba.

c. Mempengaruhi fertilisasi (kesuburan) sebelum ovum mencapai kavum uteri.

d. Efektifitas tinggi secara ilmiah 98,5 %-99,9% efektivitas pemakaian 98%-99,9%.

3. Indikasi Pemakaian AKDR/IUD

Merupakan cara kerja KB efektif terpilih yang sangat di prioritaskan pemakainannya pada ibu daslam fase menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kesuburan serta menunda kehamilan, dengan jenis AKDR mini Suratun, 2008).

4. Kotraindikasi AKDR/IUD

a. Kehamilan, Gangguan perdarahan pada alt kelamin yang tidak diketahui sebabnya, Kecurigaan tumor ganas di alat kelamin, Tumor jinak rahim dan kelainan bawaan rahim.

5. Jenis-jenis AKDR/IUD

a. Lippes loop sebagai generasi pertama dipakai selama diinginkan, kecuali bila ada keluhan.

b. Cu T 200 B, Cu, 7, ML Cu 250 sebagai generasi kedua dipakai selama 3-4 tahun.

c. IUD Generasi ketiga; Cu T 380 A, ML Cu 380 selama 10 tahun.

(35)

a. AKDR post-plasenta telah dibuktikan tidak menambah resiko infeksi, perforasi dan perdarahan.

b. Diakui bahwa mengenal ekspulsi lebih tinggi (6-10%) dan ini harus disadari oleh pasien bila mau akan dapat dipasang lagi.

c. Kemampuan penolong meletakkan difundus amat memperkecil resiko ekspulsi. Oleh karena itu diperlukan pelatihan.

d. Kontraindikasi pemasangan post-plasenta ialah: ketuban pecah lama, infeksi intrapartum perdarahan post partum.

7. Efek Samping AKDR/IUD

a. keluar bercak-bercak darah setelah 1-2 hari pemasangan b. perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak serta nyeri c. komplikasi

d. merasakan sakit/kejang setelah 3-5 hari pemakain dan pemasangan (Bkkbn 2007).

8. Keuntungan AKDR

1. Sebagai kontasepsi, efektifitasnya tinggi. Sangat efektif – 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170).

2. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

3. metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cut-308 dan tidak perlu diganti).

4. sangat efektif karena tidak perlu diingat-ingat. 5. tidak mempengaruhi hubunagn seksual.

(36)

11

8. tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

9. dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

10. dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).

11. tidak ada interaksi dengan obat-obatan. 12. membantu mencegah kehamilan ektopik.

9. Kerugian AKDR

a. Efek samping yang lain terjadi:

1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).

2. haid lebih lama dan banyak.

3. perdarahan (spotting)antarmenstruasi. 4. saat haid lebih sakit.

b. komplikasi lainnya

1. merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan. 2. perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan

penyebab anemia.

3. perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar). 4. tidak mencegah IMS termaksud HIV/AIDS.

5. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.

6. penyakit radang panggul terjadi, sesudah perempuan IMS memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.

(37)

Penggunaan alat kontrasepsi suntik, seperti depo provera, merupakan suatu tindakan invasif. Karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-hati dengan tehnik asepyik untuk mencegah infeksi. Kekhawatiran lainnya adalah meningkatnya masalah pnyebaran virus hepatitis B, hepatitis C, dan AIDS kepada klien, provider dan petugas klinik, khusunya petugas kebersihan dan rumah tangga. Untuk mengurangi resiko tersebut, sedapat-dapatnya gunakan garum dan alat suntik sekali pakai (disposible) atau alat suntik jenis baru yaitu “autosible

syringe”. Bila menggunakan menggunakan jarum dan alat suntik pakai ulang

(reusable) setelah digunakan , dekontaminasi segera dengan direndam dalam

larutan 0,5 % atau disinfektan lain yang tersedia didaerah setempat (Sarwono, 2006).

1. Jenis-Jenis KB Suntikan Depo provera

Di inidonesia tersedia dua jenis sediaan kontrasepsi suntikan yang mengandung progesteron, yaitu :

a. Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), yang diberikan 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (IM).

b. Depo nerotisteron enantat (Depo noristerat/NET EN), yang diberikan setiap 2 bulan dengan cara intramuskular(IM) (Hartanto, 2004).

2. Keuntungan KB suntikan Depo provera

c. Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu d. Tingkat efektifitasnya tinggi.

e. Hubungan seks dengan suntikan kb bebas.

(38)

13

h. Suntikan KB DEPO PROVERA setiap 3 bulan dan peserta kb akan mendapatkan menstruasi.

3. Kerugian KB suntikan Depo provera

a. Perdarahan tidak menentu

b. Terjadi amenoera (tidak datang bulan) berkepanjangan c. Masih terjadi kemungkinan hamil.

d. Kerugian atau penyulit inilah yang menyebabkan peserta KB menghentikan KB suntikan.

4. Efek Samping

a. Gangguan Menstruasi

Merupakan keadaan ketika menstruasi berhenti pada masa menstruasi teratur. Dimungkinkan karena fungsi indung telur, hormon tidak normal, masalah tekanan jiwa dan emosi (Hartanto 2004).

b. Peningkatan Berat badan

Efek samping utama yang lain lagi beberapa wanita adalah kenaikan berat badan. Bukti yang menunjukkan kenaikan berat badan selama penggunaan DMPA masih dalam perdebatan. Peningkatan berat badan dan mendapat konseling tentang penatalaksanakan berat badan yang sesuai dengan gaya hidup sehat.

c. Efek lainnya.

(39)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti (Manuaba, 2010).

Pemerintah meluncurkan gagasan baru, yaitu keluarga berencana mandiri artinya masyarakat memilih metode KB dengan biaya sendiri melalui kb lingkaran biru dan kb lingkaran emas dan mengarahkan pada pelayanan metode konrasepsi efektif (MKE) yang meliputi AKDR, suntikan KB, susuk KB, dan kontap (Manuaba, 2010).

Menurut WHO (World Health Organisation) expert commite, (1970) Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang yang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2008).

(40)

dengan program kesehatan. Target demografis cukup sederhan yaitu mencakup jumlah jumlah aseptor 3 juta dalam 5 tahun. Dengan asumsi 600-700 ribu kelahiran dapat dicegah, khususnya didaerah yang padat penduduk yaitu pulau jawa dan bali. Keberhasilan program KB pada pelita I mendorong pemerintah untuk meluaskan program ke 10 propinsi dipualau jawa, untuk itu, pada pelita II sasaran dicanangkan menjangkau luar pulau jawa dan bali I. Pada pelita III program diperluas keseluruh indonesia, kelompok propinsi terakhir disebut jawa bali II (Suratun, 2008).

Sejak pelita III dampak demografis dari program kb memperhatikan target penurunan tingkat kelahiran kasar, yaitu dengan menetapkan target penurunan 50 % dari 44 ibu yang memakai alat kontrasepsi pada tahun 1971 menjadi 22 ibu yang memakai alat kontrasepsi pada tahun 1990. Sedangkan pada pelita V program KB nasional mencanangkan gerakan KB nasional, yaitu gerakan masyarakat yang men ghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS (Suratun, 2008).

Gerakan KB nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang makin mandiri. Keberhasilan ini mutlak harus diperhatikan bahkan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata, sementara ini saat kegiatan berencana masih kurangnya dalam penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Bila dilihat dari cara pemakain alat kontarsepsi dapat dikatakan bahwa: IUD 4,32%, MOW 1,12 %, MOP 0,20 %. KONDOM 13,75 %. IMPLANT 10,54 %,SUNTIK 43,35 %, dan PIL 26,76 5 % (BKKBN, 2010).

(41)

3

50,88 % dari target kotrak kinerja propinsi (KKP) yang ditetapkan 372.401 peserta, MOW 13.495 peserta (57%) dari target 23.674 reserta, IMPLANT 4594 peserta (53,25 %) dari target 124.377 peserta, PIL 67.118 peserta (5,6 %) dari target 120.600 peserta dan pencapaian terendah adalah peserta kb baru pada alat kontrasepsi kondom sebesar 20.266 (33,78 %) dari target 60000 peserta (BKKBN 2011).

Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan, pemerintah telah melaksanakan kebijakan program KB nasioanal yang didasarkan pada UU No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan keluarga sejahtera (BKKBN, 2007).

Alat kontrasepsi Dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat yang terbuat dari bahan yang aman (plasik yang kadang dilihat oleh tembaga) dan dimasukkan kedalam rahim oleh bidan atau dokter yang terlatih. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat kontrasepsi jangka panjang (10 tahun) dan memiliki efektifitas tinggi untuk menjarangkan kelahiran anak.

Alat kontrasepsi dalam rahim bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat efek samping setelah pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim jenis Cut-380A yaitu perdarahan menstruasi lebih banyak dan lebih lama. Lebih dari 10 % pemakainaan alat kontrasepsi dalam rahim melaporkan gangguan menstruasi. Hal ini berkaitan dengan masuknya organisme yang terinfeksi ke dalam rongga rahim selama pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim terutama tehnik pemasangan tidak sesuai prosuder aseptik benar (Glasier, 2005).

(42)

Menurut penelitian cakupan dan pencapaian program KB di wilayah kerja mandala medan tahun 2013 alat kontrasepsi IUD sebanyak 8 orang dan alat kontrasepsi suntik depo provera sebanyak 70 orang.

Alat kontrasepsi IUD dan suntik mempunyai permasalahan atau efek samping, efek samping yang paling utama adalah gangguan pola haidnya. Terdapat ibu-ibu pengguna alat kontarsepsi IUD dan suntik yang mengalami beberapa permasalahan, yaitu perubahan pada pola haidnya, lama haid menjadi panjang, jumlah haid menjadi lebih banyak dan datangnya haid (SIKLUS) menjadi lebih pendek. Terdapat 12 ibu pengguna IUD yang mengeluh jumlah haidnya yang dikeluarkan saat menstruasi menjadi lebih banyak dan 8 orang ibu pengguna alat kontarsepsi suntik yang mempunyai siklus menstruasi pendek. Karena itu penulis tertarik mengambil penelitian ini (Jurnal Baurlina Ritonga, 2008).

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis berkeinginan untuk mengangkat permasalahan tentang bagaimana Perbedaan pola Menstruasi Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan suntik depo provera.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengatahui perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan suntik depo provera.

2. Tujuan Khusus

(43)

5

2. Untuk mengetahui pola menstruasi ibu yang menggunakan KB suntik depo provera.

3. Untuk mengetahui perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan Alat kontrasepsi IUD dengan suntik depo provera.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pendidikan kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan KB IUB dan suntik devo provera.

2. Bagi praktek kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk bidan dalam memberikan konseling terutama pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

3. Bagi peneliti selanjutnya

(44)

PERBEDAAN POLA MENSTRUASI IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN ALAT KONTRASEPSI

SUNTIK DEPO PROVERA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA MEDAN

TAHUN 2014

ABSTRAK

Nining Suryani

Latar Belakang : Alat kontrasespsi sejak pelita III dampak demografis dari program kb memperhatikan target penurunan tingkat kelahiran kasar, yaitu dengan menetapkan target penurunan 50 % dari 44 ibu yang memakai alat kontrasepsi pada tahun 1971 menjadi 22 ibu yang memakai alat kontrasepsi pada tahun 1990. Sedangkan pada pelita V program KB nasional mencanangkan gerakan KB nasional, yaitu gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasespsi IUD dan suntik depo povera di wilayah kerja Puskesmas Mandala Medan Tahun 2014.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komperatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling jumlah sampel 30 responden. Penelitian ini menggunakan uji t-test independent. Hasil : Dari 15 ibu yang menggunakan IUD mayoritas siklus mentruasi 28-35 hari 7 orang (46,7%), lama haid 3-7 hari 11 orang (73,3%), jumlah haid 3 kali ganti duk 6 orang (40%). Sedangkan 15 ibu menggunakan suntik depo provera siklus menstruasi 28-35 dan > 35 hari yaitu 7 masing-masing 6 orang (40%), lama haid 3-7 hari 11 orang (73,3%), jumlah haid 3 kali ganti duk 10 orang (66,7%), diperoleh nilai P Value 0,003 maka di tarik kesimpulan ada perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan lama menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera. Disarankankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan pengetahuan dan konseling tentang perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

(45)

PERBEDAAN POLA MENSTRUASI IBU YANG MENGGUNAKAN

ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN ALAT KONTRASEPSI

SUNTIK DEPO PROVERA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS MANDALA MEDAN

TAHUN 2014

Oleh :

NINING SURYANI

135102110

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(46)
(47)

PERBEDAAN POLA MENSTRUASI IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN ALAT KONTRASEPSI

SUNTIK DEPO PROVERA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA MEDAN

TAHUN 2014

ABSTRAK

Nining Suryani

Latar Belakang : Alat kontrasespsi sejak pelita III dampak demografis dari program kb memperhatikan target penurunan tingkat kelahiran kasar, yaitu dengan menetapkan target penurunan 50 % dari 44 ibu yang memakai alat kontrasepsi pada tahun 1971 menjadi 22 ibu yang memakai alat kontrasepsi pada tahun 1990. Sedangkan pada pelita V program KB nasional mencanangkan gerakan KB nasional, yaitu gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasespsi IUD dan suntik depo povera di wilayah kerja Puskesmas Mandala Medan Tahun 2014.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komperatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling jumlah sampel 30 responden. Penelitian ini menggunakan uji t-test independent. Hasil : Dari 15 ibu yang menggunakan IUD mayoritas siklus mentruasi 28-35 hari 7 orang (46,7%), lama haid 3-7 hari 11 orang (73,3%), jumlah haid 3 kali ganti duk 6 orang (40%). Sedangkan 15 ibu menggunakan suntik depo provera siklus menstruasi 28-35 dan > 35 hari yaitu 7 masing-masing 6 orang (40%), lama haid 3-7 hari 11 orang (73,3%), jumlah haid 3 kali ganti duk 10 orang (66,7%), diperoleh nilai P Value 0,003 maka di tarik kesimpulan ada perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan lama menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera. Disarankankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan pengetahuan dan konseling tentang perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

(48)
(49)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul

“Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014”.

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan sehingga kita dapat merasakan pendidikan seperti saat ini.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah pada Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi mau susunan bahasanya, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Selanjutnya dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis juga mendapat bayak dukungan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. dr. Sarma N Lumbanraja SPOG (K) selaku penguj I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

3. Ibu Hj. Juliani, SST. Mars selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

4. Ibu Farida Linda Siregar, S.kep, Ns, M.kep selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan arahan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(50)

6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.yang telah mendidik, membekali peneliti dangan ilmu pengetahuan selama dalam masa pendidikan.

7. Sembah sujud penulis ucapkan kepada Ayahanda Darmansyah Tanjung, serta Ibunda Rosminar yang tersayang dan tercinta, yang telah memberi kasih

sayang dan do’a yang tiada henti-hentinya serta bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dukungan dan semanga sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah.

8. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh teman-teman yang tidak bisa ditulis satu per satu yang selama ini selalu bersama dalam menuntut ilmi dan berduka cita dalam hal apapun, juga motivasi dan dorongan yang tiada henti.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan katya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 3 juli 2014

Penulis,

(51)

iii

D. Manfaat Penelitian……….... 5

1 Bagi Praktek Kebidanan... 5

2 Bagi Pendidikan Kebidanan... 5

3 Bagi Penelitian Kebidanan... 5

Bab II. Tinjauan Pustaka………... 6

C. Konsep SUNTIK DEPO PROVERA... 12

1. Defenisi... 13

2. Jenis-Jenis SUNTIK Depo Provera... 13

3. Keuntungan SUNTIK Depo Provera...14

4. Kerugian SUNTIK Depo Propera... 14

(52)

Bab III. Kerangka Penelitian... 16

1. Kerangka Konseptual... 16

2. Defenisi Operasional... 17

Bab .IV Metodologi Penelitian…………... 18

1. Desain Penelitian………... 18

2. Populasi dan Sampel………... 18

2.1 Populasi... 18

2.2 Sampel... 18

3. Lokasi dan Waktu Penelitian………... 18

4. Pertimbangan Etik………... 19

5. Instrumen Penelitian………... 19

6. Uji Validitas dan Reabilitas………... 19

7. Prosedur Pengumpulan Data…...………... 19

8. Analisa Data... 20

Bab V Hasil dan Pembahasan... 21

1. Hasil penelitian... 22

2. Pembahasan... 27

Bab VI Kesimpulan dan Saran... 24

1. Kesimpulan... 29

2. Saran...30

(53)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Definisi Operasional... .... 18 Table 2 : Distribusi frekuensi karateristik responden data demografi IUD dan suntik

depo provera...22

Tabel 3 : Distribusi frekuensi berdasarkan siklus menstruasi ibu yang menggunakan KB IUD dan suntik depo provera...23

(54)

DAFTAR SKEMA

Skema : Kerangka Konsep Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu Yang Menggunakan KB IUD dan Suntik Depo Provera di Wilayah Kerja Mandala Medan

(55)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Informed Consent

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar pernyataan Uji Validitas

Lampiran 5 : Lembar Uji Validitas

Lampiran 6 : Panduan Konsultasi KTI

Lampiran 7 : Master Tabel

Lampiran 8 : Surat Izin Pengambilan Data Awal Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 9 : Surat Balasan Izin Penelitian

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Tabel 5.1 Distribusi Responden Karateristik Data Demografi Ibu
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pola menstruasi wilayah
Tabel 5.3 Distribusi rata-rata perbedaan kontrasepsi IUD dan suntik depo provera
+2

Referensi

Dokumen terkait

Keterlibatan, Sinergi, Sinkronisasi PPK Berbasis Masyarakat Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan Pemda, masyarakat, dan orang tua Menyinergikan

Dengan ini saya memberi kuasa kepada setiap dokter, rumah sakit, klinik, puskesmas, perusahaan asuransi dan badan hukum, perorangan atau organisasi lainnya yang mempunyai catatan

All the four multiband images were classified using support vector machine (SVM) classifier into four most abundant land cover classes, viz, hard surface, vegetation, water

manajemen resiko sebagai suatu proses untuk mengidentifikasi, mengkontrol, dan meminimalis dampak yang tidak terduga dari kegiatan suatu organisasi. PublicRelation

(2) Standar Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan satuan standar yang meliputi standar nasional pendidikan , ditambah dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Sidik Jari Dalam Proses Penyidikan Tindak Pidana pencurian di Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka

adalah benar-benar mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta yang telah melakukan penulisan Karya Tulis Ilmiah (Tugas Akhir) berupa

hubungan terjadinya cidera jarum suntik dan benda tajam dengan jenis kelamin, jam kerja.. / minggu, usia, pengalaman kerja, dan