• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analis Cemaran Fluorida dan Sianida pada Air Sungai Deli Secara Spektrofotometri Visibel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analis Cemaran Fluorida dan Sianida pada Air Sungai Deli Secara Spektrofotometri Visibel"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS CEMARANFLUORIDA DAN SIANIDAPADA AIR

SUNGAI DELI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

TUGAS AKHIR

OLEH:

RIZKY SYAFNITA RAMBE

NIM 122410049

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan,

kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir ini, serta shalawat beriring salam untuk Rasulullah Nabi Muhammad

SAW sebagai contoh tauladan dalam kehidupan.

Tugas Akhir yang berjudul “Analis Cemaran Fluorida dan Sianida pada

Air Sungai Deli Secara Spektrofotometri Visibel”disusun sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan

Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.Tugas akhir ini disusun

berdasarkan data- data yang diperoleh di Laboratorium Instalasi Pengolahan Air

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,

penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak

antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisaputra, Apt., selaku Dekan Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku Wakil Dekan 1 Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc.,Apt.,selaku Ketua Program

(4)

4. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan nasehat dalam menyelesaikan laporan ini.

5. Ibu Ir. Hj. Zahriasani Siregar selaku Kepala Laboratorium di Instalasi

Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

6. Serta pihak-pihak yang telah ikut membantu penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini namun tidak tercantum namanya.

Teristimewa kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Syarifuddin rambe

dan Ibunda Almh. Nanni Juwita serta saudara-saudara penulis yaitu Nita, Fani,

Fika yang selalu memberikan doa, semangat serta pengorbanan baik moril

maupun materil dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dengan

harapan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri

dan umumnya bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tak luput

dari kekurangan sehingga dibutuhkan saran dan kritik yang membangun untuk

menciptakan karya yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Medan, Mei 2015 Penulis

Rizky Syafnita Rambe

(5)

ANALISIS CEMARANFLUORIDA DAN SIANIDAPADA AIR SUNGAI DELI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

Abstrak

Fluorida dan Sianida merupakan salah satu ion yang diketahui bermanfaat seperti,

fluorida yang berguna dalam pencegahan karies gigi dan sianida yang berguna

dalam industri pertambangan dan untuk fumigasi.

Salah satu sumber asupan fluorida dan sianida berasal dari air yang dikonsumsi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui kadar dari cemaran

fluorida dan sianida pada air baku sungai Deli yang digunakan sebagai proses

pengolahan air minum. Pengukuran kadar ion fluorida dan sianida dilakukan

dengan metode spektrofotometri visibel menggunakan pereaksi spands untuk

fluorida dan cyaniver untuk sianida.

Hasil pengukuran terhadap sampel menunjukkan kadar ion fluorida pada air

baku sungai Deli sebesar 0,231 mg/L dan kadar ion sianida pada air baku sungai

Deli sebesar 0,001 mg/L. Kadar dari ion fluorida dan sianida ini masih dalam

batas kadar yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia tentang Pengeolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air No

82 tahun 2001 yaitu 1,5 mg/L untuk fluorida dan 0,07 mg/L untuk sianida.

(6)
(7)
(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Air Baku pada Analisis Fluorida ... 26

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Persyaratan Air Baku Menurut PERMENKES ... 31

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Kadar Fluorida dan Sianida ... 32

Lampiran 3 Gambar Sampel ... 33

Lampiran 4 Gambar Alat Spektrofotometer DR 5000 ... 33

Lampiran 5 Gambar Larutan Standar Fluorida ... 34

Lampiran 6 Gambar Pereaksi Spands ... 34

Lampiran 7 Gambar Pereaksi Cyaniver 3 Cyanide ... 35

Lampiran 8 Gambar Pereaksi Cyaniver 4 Cyanide ... 35

(10)

ANALISIS CEMARANFLUORIDA DAN SIANIDAPADA AIR SUNGAI DELI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

Abstrak

Fluorida dan Sianida merupakan salah satu ion yang diketahui bermanfaat seperti,

fluorida yang berguna dalam pencegahan karies gigi dan sianida yang berguna

dalam industri pertambangan dan untuk fumigasi.

Salah satu sumber asupan fluorida dan sianida berasal dari air yang dikonsumsi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui kadar dari cemaran

fluorida dan sianida pada air baku sungai Deli yang digunakan sebagai proses

pengolahan air minum. Pengukuran kadar ion fluorida dan sianida dilakukan

dengan metode spektrofotometri visibel menggunakan pereaksi spands untuk

fluorida dan cyaniver untuk sianida.

Hasil pengukuran terhadap sampel menunjukkan kadar ion fluorida pada air

baku sungai Deli sebesar 0,231 mg/L dan kadar ion sianida pada air baku sungai

Deli sebesar 0,001 mg/L. Kadar dari ion fluorida dan sianida ini masih dalam

batas kadar yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia tentang Pengeolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air No

82 tahun 2001 yaitu 1,5 mg/L untuk fluorida dan 0,07 mg/L untuk sianida.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman, hewan, maupun

manusia. Dalam jaringan hidup, air merupakan media untuk berbagai reaksi dan

proses ekskresi.Tubuh manusia terdiri dari 60-70% air.Transportasi zat-zat

makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air dan juga

zat-zat hara dalam tanah hanya dapat diserap oleh akar dalam bentuk larutan. Oleh

karena itu, kehidupan ini tidak mungkin dapat dipisahkan tanpa adanya air

(Achmad, 2004).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun

2001 Tanggal 14 Desember 2001 bahwa air merupakan salah satu sumber daya

alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan

manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga merupakan

modal dasar dan faktor utama pembangunan. Dalam analisis fluorida dan sianida

pada air baku yang diuji persyaratan dari kadar tersebut berdasarkan peraturan

pemerintah diatas sebesar 1,5 mg/L dan 0,07 mg/L (PP RI, 2001).

Pada tahun-tahun terakhir ini, air menjadi masalah yang serius yang

dihadapi oleh berbagai daerah di Indonesia. Dengan meningkatnya kegiatan

pembangunan, khususnya di bidang industri, air menjadi tercemar yang terus

menjadi masalah bagi umat manusia di masa yang akan datang. Air merupakan

sumber daya alam yang dapat diperbaharui.Namun, air dapat dengan mudah

(12)

tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar (Darmono,

2001).

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH

berkisar antara 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar

kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. Air limbah dan

bahan buangandari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH

air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme dalam air

(Wardhana, 2004).

Sekarang ini, penggunaan sumber air minum bagi P.A.M. di kota-kota

besar masih menggantungkan dari sungai-sungai yang telah dicemari.Seperti

daerah di sekitar sungai Deliyang masih terdapat daerah industri yang membuang

bahan-bahan beracun ke lingkungan perairan tersebut (Ryadi, 1984).

Bahan buangan beracun seperti sianida merupakan salah satu penyebab

terjadinya pencemaran air yang menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia

dalam mengkonsumsinya. Salah satu contoh efek toksik yang ditimbulkan seperti

kerusakan pada sistem saraf bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan total pada

manusia (Widyastuti dan Apriningsih, 2011).

Pada dasarnya air murni tidak enak untuk diminum karena beberapa bahan

yang terlarut dapat memberikan rasa yang spesifik terhadap air minum. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas air tersebut seperti ion fluorida,

sianida, zinkum, aluminium, BOD/COD, mikroorganisme, dan sebagainya. Oleh

karena itu air yang layak dikonsumsi bukan merupakan air murni.Air yang tidak

(13)

digunakan secara normal untuk berbagai keperluan.Oleh karena itu, air yang

bersih yang dapat dijadikan standar kualitas air bersih. Salah satu parameter yang

dijadikan persyaratan adalah fluorida dan sianida dengan kadar maksimum

sebesar 1,5 mg/L dan 0,07 mg/L. Berdasarkan hal tersebut maka penulis

melakukan pemeriksaan tentang “Analisis Kadar Fluorida dan Sianida Pada Air

Sungai Deli Secara Spektrofotometri Visibel”. karena penulis menganggap

penting untuk mengetahui kualitas air bersih yang layak dikonsumsi untuk

masyarakat.

Ada beberapa metode dalam analisis fluorida dan sianida seperti, titrasi

(volumetri), gravimetri, potensiometri, inductively coupled plasma (ICP) dan

sebagainya. Namun, metode yang sering digunakan dalam analisis cemaran ini

adalah metode spektrofotometri.

Metode spektrofotometri digunakan karena metode ini sederhana,

digunakan untuk kuantitas zat yang kecil, tidak melibatkan instrumen yang

canggih, spesifik, serta memberikan hasil yang cukup akurat. Prinsip dasar dari

metode ini adalah berdasarkan absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu

melalui suatu larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan

konsentrasinya. Metode ini dapat digunakan untuk analisis suatu zat dalam bentuk

larutan yang berwarna ataupun larutan yang tidak berwarna.Untuk larutan yang

tidak berwarna harus dijadikan berwarna dengan memberikan pereaksi tertentu

yang spesifik yang merupakan fungsi dari kandungan zat itu sendiri.Oleh karena

(14)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pernyataan

sebagai berikut:

a. apakah pada air sungai Deli mengandung fluorida dan sianida.

b. apakah kadar fluorida dan sianida memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun 2001.

1.3 Hipotesa

Berdasarkan perumusan masalah dapat dinyatakan sebagai berikut:

a. air sungai Deli mengandung fluorida dan sianida.

b. kadar fluorida dan sianida memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun 2001.

1.4Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. mengetahui berapa kadar fluorida dan sianidayang terdapat dalam air baku

dari sungai Deli.

b. mengetahui apakah kadar fluorida dan sianida dalamair bakudari sungai

Delimemenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah

(15)

1.5Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. dapat mengetahui apakah kadar fluorida dan sianida dalam air baku dari

sungai Deli memenuhi persyaratan yang ditetapkandalam Peraturan

Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun 2001.

b. dapat menambah pengetahuan pembaca tentang kualitas air minum yang

layak untuk dikonsumsi dan efek yang ditimbulkan dari kandungan ion

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan makhluk hidup.

Air yang relatif bersih sangat dibutuhkan oleh manusia, baik untuk keperluan

sehari-hari, untuk keperluan industri, kebersihan sanitasi kota, maupun keperluan

pertanian dan lain sebagainya (Wardhana, 2001).

Sepanjang sejarah, kuantitas dan kualitas air yang sesuai dengan

kebutuhan manusia merupakan faktor penting dalam menentukan kesehatan

hidupnya. Kuantitas air berhubungan dengan adanya bahan-bahan lain terutama

senyawa-senyawa kimia baik dalam bentuk senyawa organik maupun anorganik

juga adanya mikroorganisme yang memegang peranan penting dalam menentukan

komposisi kimia air (Achmad, 2004).

Untuk menetapkan standar air yang bersih tidaklah mudah, karena

tergantung pada banyaknya faktor penentu. Faktor penentu tersebut antara lain

adalah:

a. Kegunaan air:

- Air untuk minum

- Air untuk keperluan rumah tangga

- Air untuk industri

- Air untuk mengairi sawah

(17)

b. Asal sumber air:

- Air dari mata air di pegunungan

- Air danau

- Air sungai

- Air sumur

- Air hujan (Wardhana, 2001).

2.2 Sifat- Sifat Air

Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O dengan

sebuah molekul yang terdiri dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua

atom H. Air termasuk pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air

merupakan media transpor utama bagi zat-zat makanan dan produk buangan /

sampah yang dihasilkan oleh proses kehidupan. Oleh karena itu air yang ada di

bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan murni, tetapi selalu ada senyawa atau

mineral/unsur lain yang terdapat di dalamnya (Achmad, 2004).

Namun, pada dasarnya air berada dalam keadaan tulen (murni) sebagai zat

kimia murni yang memiliki multi sifat sebagai berikut:

2.2.1 Sifat Air Sebagai Benda Alami yang Tulen (Murni)

Air dalam keadaan yang murni merupakan benda alami yang:

a. Cair

b. Tidak berwarna

c. Bisa membeku pada suhu 0° C dan mendidih atau menguap pada suhu

(18)

d. Dapat melarutkan dan melapukkan benda-benda keras tertentu dan dapat

melepaskan kembali zat yang larut di dalamnya

e. Rumus kimia air murni ialah H2O (Rismunandar, 1993).

2.2.2 Sifat Air Akibat Lingkungan

Karena lingkungan, air mempunyai dua sifat yang saling berlawanan dan

dampaknya juga berlawanan yaitu sifat air yang merusak dan sifat air yang

membangun (Rismunandar, 1993).

a. Sifat air yang merusak

• Air dapat menghancurkan benda-benda yang keras, misalnya batu-

batuan.

• Air dapat melarutkan zat-zat mineral yang berada di dalam tanah/

batu-batuan untuk dipindahkan ke tempat lain yang berjauhan dari

tempat asalnya, namun dapat ke arah bawah di tempat yang sama

(masuk ke dalam tanah).

• Air dapat membentuk aliran yang sangat deras dan dapat

menghanyutkan apa saja yang dilaluinya (Rismunandar, 1993)

b. Sifat Air yang Membangun

Air yang dalam perjalanannya ke bawah menuruti sungai dapat membawa

pasir, debu, krikil dan akhirnya dapat diendapkan dan ditempatkan di muara-

muara sungai, maupun jauh sebelum mencapai muara.Akibatnya, di sekitar muara

sungai terbentuk tanah-tanah baru dan terjadi pula pendangkalan rawa-rawa dekat

(19)

Dengan memiliki sifat yang dapat melarutkan zat mineral, misalnya fosfat,

kalsium, kapur, dan lain-lainnya, air dapat meningkatkan kesuburan tanah

pertanian.Air dalam membawa zat yang bermanfaat, juga dapat membawa

zat-zat lain misalnya asam sulfat dari gunung berapi, limbah-limbah industri yang

menimbulkan akibat sampingan merusak tanaman (Rismunandar, 1993).

2.3 Kualitas Air

Beberapa jenis kualitas air yang perlu kita kenal untuk kegunaan sehari-

hari antara lain adalah:

a. Standar kualitas air minum.

b. Standar kualitas air untuk rekreasi dan atau tempat-tempat pemandian

alam.

c. Standar kualitas air yang dihubungkan dengan bahan buangan dari industri

(disebut waste water effluent).

d. Standar kualitas air sungai (stream standard). Standar ini masih

membedakan bermacam-macam standar berdasarkan pertimbangan

keduanya. Air sungai yang digunakan sebagai media atau sumber hayati

(perikanan) adalah berbeda bila digunakan sebaliknya sebagai sumber

baku Perusahaan Air Minum (PAM). Demikian pula, berbeda bila sungai

tersebut peranannya sengaja dikorbankan hanya sebagai tempat

penampungan dan pembuangan segala bahan buangan hingga tidak lagi

dituntut persyaratan standar yang begitu tinggi seperti standar-standar

(20)

2.4 Klasifikasi Air

Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember 2001

pada pasal 8 ayat 1 menerangkan klasifikasi air sebagai berikut:

Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:

a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air

minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut;

b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,

air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;.

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi

pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan tersebut;

d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi

pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan tersebut.

2.5 Pencemaran Air

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 173/Menkes/VII/77

pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zat-zat kimia ke dalam air yang

mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun sehingga dapat mengganggu

(21)

dari pengelolaan limbah industri merupakan salah satu faktor pencemaran air yang

terjadi. Tabel 2.1 berikut ini tentang klasifikasi umum dari bahan pencemaran air:

Tabel 2.1 Klasifikasi umum dari bahan pencemaran air

Jenis Bahan Pencemar Pengaruhnya

Unsur- unsur renik Kesehatan, bio akuatik

Polutan anorganik Toksisitas, biota akuatik

Radionuklida Toksisitas

Asiditas, alkalinitas Kualitas air, kehidupan akuatik

Pestisida Toksistas, biota akuatik, satwa liar

Patogen Kesehatan

Detergen Estetik

Rasa, bau, dan warna Estetik

Limbah minyak Estetik

(Achmad, 2004).

2.5.1 Sumber Pencemaran Air

a. Domestik (rumah tangga)

Yaitu berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus, dan

dapur.

b. Industri

Jenis polutan yang dihasilkan oleh industri sangat tergantung pada jenis

industrinya sendiri, sehingga jenis polutan yang dapat mencemari air

(22)

pengelolaan limbah cair yang digunakan dalam industri tersebut. Secara

umum jenis polutan air dapat dikelompokkan sebagai berikut:

• Fisik

Pasir atau lumpur yang tercampur dalam limbah air.

• Kimia

Bahan pencemar yang berbahaya: Merkuri (Hg), Cadmium

(Cd),Timahhitam (Pb), Pestisida dan lainnya.

• Mikrobiologi

Berbagai macam bakteri, virus, parasit dan lain-lainnya. Misalnya yang

berasal dari pabrik yang mengolah hasil ternak dan tempat pemerahan

susu sapi.

c. Pertanian dan Perkebunan

Polutan air dari pertanian/ perkebunan dapat berupa:

• Zat kimia

Misalnya: berasal dari penggunaan pupuk, Pestisida seperti (DDT,

Dieldrin).

• Mikrobiologi

Misalnya: virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran ternak.

• Zat Radioaktif

Berasal dari penggunaan zat radioaktif yang dipakai dalam proses

pematangan buah dan mempercepat pertumbuhan tanaman (Mukono,

(23)

2.5.2 Indikator Pencemaran Air

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya

perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui:

a. Perubahan Suhu Air

Dalam kegiatan industri seringkali suatu proses disertai dengan timbulnya

panas reaksi atau panas dari suatu gerakan mesin. Agar proses industri dan mesin-

mesin yang menunjang kegiatan tersebut dapat berjalan baik maka panas yang

terjadi harus dihilangkan. Penghilangan panas dilakukan dengan proses

pendinginan air. Air pendingin akan mengambil panas yang terjadi. Air yang

menjadi panas tersebut kemudian dibuang ke lingkungan. Apabila air yang panas

tersebut dibuang ke sungai maka air sungai akan menjadi panas. Air sungai yang

suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan air dan organisme air lainnya

karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan dengan

kenaikan suhu.Oleh karena itu, makin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit

oksigen yang terlarut di dalamnya.

b. Perubahan pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH

berkisar antara 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar

kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. Air yang

mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan air yang

mempunyai pH lebih besar dari normal akan bersifat basa. Air limbah dan bahan

buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air

(24)

c. Meningkatnya Radioaktivitas Air Lingkungan

Salah satu contoh sumber yang dapat menaikkan radioaktivitas lingkungan

adalah pembakaran batu bara yang dapat menyebabkan berbagai macam

kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar baik melalui efek

langsung maupun tidak langsung (Wardhana, 2001).

2.5.3 Komponen Pencemaran Air

Berbagai macam kegiatan industri dan teknologi yang ada pada saat ini

apabila tidak disertai dengan program pengelolaan limbah yang baik akan

memungkinkan terjadinya pencemaran air, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Bahan buangan dan air limbah yang berasal dari kegiatan industri

adalah penyebab utama terjadinya pencemaran air (Wardhana, 2001).

Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemaran air seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, ternyata komponen pencemaran air ikut menentukan

bagaimana indikator tersebut terjadi. Berikut ini akan dijelaskan komponen-

komponen pencemar air yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Bahan Buangan Padat

Bahan buangan padat yang dimaksudkan disini adalah bahan buangan

yang berbentuk padat, baik yang kasar (butiran besar) maupun yang halus

(butiran kecil). Kedua macam bahan buangan padat tersebut apabila

dibuang ke sungai maka kemungkinan dapat terjadi:

• Pelarutan bahan buangan padat oleh air.

(25)

b. Bahan Buangan Organik

Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat

membusuk oleh mikroorganisme.Oleh karena itu limbah-limbah yang

tidak digunakan lagi tidakdibuang ke lingkungan perairan yang dapat

menaikkan mikroorganisme di dalam air.Bahan buangan ini sebaiknya

dikumpulkan untuk diproses menjadi pupuk buatan (kompos) yang

berguna bagi tanaman.Pembuatan kompos ini berarti mendaur ulang

limbah organik yang tentu saja berdampak positif bagi lingkungan hidup

manusia.

c. Bahan Buangan Olahan Bahan Makanan

Lingkungan perairan yang mengandung bahan buangan olahan makanan

banyak mengandung mikroorganisme, termasuk di dalamnya bakteri

patogen yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia..

d. Bahan Buangan Cairan Berminyak

Bahan buangan cairan berminyak yang dibuang ke lingkungan perairan

akan mengapung menutupi permukaan air yang menyebabkan air tersebut

telah tercemar dan tidak layak dikonsumsi oleh manusia karena kandungan

dalam cairan yang berminyak terdapat zat-zat beracun, seperti senyawa

benzen dan senyawa toluen.

e. Bahan Buangan Zat Kimia

Bahan buangan zat kimia tersebut antara lain sabun (detergen), bahan

pemberantas hama (insektisida), zat radioaktif yang dapat mengganggu

(26)

f. Bahan Buangan Anorganik

Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat

membusuk oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan anorganik ini

masuk ke lingkungan air maka akan terjadi peningkatan jumlah ion di

dalam air. Bahan buangan ini biasanya berasal dari industri seperti

fluorida (F−),sianida (CN−),kromium (Cr−3), zinkum (Zn+2), aluminium

( Al+3 ) yang dapat membahayakan bagi kesehatan tubuh

manusia(Wardhana, 2001).

2.5.4 Efek Pencemaran Air

Efek pencemaran air dapat mempengaruhi kualitas lingkungan, daya

dukungnya serta berdampak terhadap berbagai segi kehidupan. Untuk itu, efek

dari pencemaran air akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengaruh pada kesehatan manusia

Air yang tercemar oleh organisme patogen seperti bakteri atau virus

dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Bahan

organik yang diukur dalam bentuk BOD, COD dan padatan tersuspensi

(SS) merupakan bagian dari kategori lingkungan hidup dan merupakan

faktor tidak langsung jika dikaitkan dengan pengaruh terhadap tubuh

manusia, walaupun zat-zat tersebut adalah faktor yang berperan

(27)

b. Pengaruh pada industri pertanian

• Pencemaran yang diakibatkan oleh cemaran air sungai atau air

tanah yang digunakan untuk tujuan irigasi. Tipe pencemaran ini

secara langsung dapat merusak produk pertanian, atau

mengganggu pertumbuhannya jika konsentrasi zat-zat

pencemar yang terkandung di air irigasi melampaui ambang

batas konsentrasi.

• Pencemaran yang diakibatkan oleh perubahan sifat-sifat fisik

dan kimia dari tanah karena pengaruh air tercemar. Tipe

pencemaran ini secara tidak langsung mempengaruhi produksi

pertanian dan untuk tanah yang tercemar mempengaruhi

aktivitas mikroorganisme dalam tanah.

c. Pengaruh pada industri manufaktur

• Industri manufaktur sering dituding sebagai penyumbang

pencemaran air, akan tetapi kadang-kadang menjadi korban

pencemaran air. Hampir semua industri manufaktur

membutuhkan air untuk kebutuhan proses produksi secara

langsung maupun untuk memenuhi kebutuhan penunjang

(28)

2.6 Fluorida dan Sianida

Pada tubuh makhluk hidup termasuk manusia, kandungan ion sianida dan

fluorida dalam air yang telah tercemar mengalami proses biokimiawi dalam

membantu proses fisiologis atau sebaliknya menyebabkan toksisitas

(keracunan)(Darmono, 1995).

Berikut ini akan dijelaskan tentang toksisitas (keracunan) dari ion fluorida

dan sianidasebagai berikut:

a. Fluorida

Kandungan fluorida mencapai sekitar 0,3g/kg kerak bumi dan

berada dalam bentuk fluorida di sejumlah mineral.Fluorida ini biasanya

berasal dari pengelolaan limbah industri seperti pada pembuatan alat-alat

gelas, dan industri kayu (Sari, 1993).

Fluorida berguna bagi kesehatan manusia dalammemetabolisme

tulang dan juga untuk pencegahan karies yang ditambahkan dalam pasta

gigi pada manusia. Akan tetapi, bila kadarnya melebihi dari batas normal

maka efek toksik yag ditimbulkan seperti penebalan struktur tulang dengan

kalsifikasi sehingga ruang sumsum tulang akan berkurang. Selain itu, efek

yang tidak terlalu berat yang ditimbulkan terhadap individu seperti: mual,

muntah, diare, badan lemah, dan sakit perut (Sartono, 2002).

b. Sianida

Sianida merupakan salah satu bahan pencemar anorganik yang

paling penting. Di dalam air sianida terdapat sebagai HCN, suatu asam

(29)

terhadap banyak ion logam, misalnya membentuk ferrosianida yang relatif

kurang beracun.HCN ini merupakan gas yang mudah menguap dan sangat

beracun (Achmad, 2004).

Sianida ini biasanya berasal dari sisa-sisa pembakaran, makanan

dan di alam terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang mengandung

amygdalin, misalnya singkong, ubi, biji buah apel, dan peer. Sianida yang

terdapat di dalam air jika kadarnya melebihi dari batas normal, maka efek

yang tidak terlalu berat yang ditimbulkanterhadap individu yaitu: rasa

ngantuk, pusing dan tekanan darah menurun. Selain itu efek toksik yang

lebih berat yang ditimbulkan seperti: turunnya kesadaran dan sianida ini

juga mempunyai afinitas yang kuat terhadap enzim pernafasan yakni

enzim cytrochrom-oxidase, dimana sianida mengikat Fe yang terdapat

dalam enzim yang menyebabkan terjadinya gangguan peredaran darah

dalam sel- sel tubuh yang ditandai dengan meningkatnya pernafasan tubuh

yang akhirnya menyebabkan kelumpuhan total dari pernafasan (Sari,

(30)

2.7 Metode Spektrofotometri

Untuk analisa kualitas lingkungan, spektrofotometri UV-visibel dan AAS

yang banyak digunakan.Instrumen-instrumen tersebut digunakan untuk analit

yang berbeda-beda. Beberapa analit dapat diukur dengan spektrofotometri

UV-Visibel maupun AAS, tetapi sebagian yang lain hanya bisa oleh satu alat.

Spektrofotometri mana yang dipakai tergantung kepada kebutuhan, terutama pada

baku mutu kualitas lingkungan yang berhubungan dengan batas diteksi instrumen.

Tabel 2.2 berikut ini menjelaskan beberapa polutan yang dapat dianalisis secara

spektrofotometri:

Tabel 2.2. Polutan- polutan yang Dapat Dianalisis Secara Spektrofotometri

Polutan Bahan dan Cara Analis

Arsen (As) Reaksi arsin, As H3 , dengan perak

dietiltiokarnamat dalam piridin, membentuk

kompleks berwarna merah

Sianida (CN−) Pembentukan zat warna biru dari reaksi

sianogen klorida, CN Cl2 , dengan piridin-

pirazolon, diamati pada 620 nm

Fluorida (F−) Perubahan endapan koloid zat warna zirconium

menjadi zirconium klorida yang tidak berwarna

(Sumantri, 2013).

Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah

berdasarkan absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu

(31)

Proses ini disebut ”absorpsi spektrofotometri”, dan jika panjang gelombang yang

digunakan adalah gelombang cahaya tampak, maka disebut sebagai “kolorimetri”,

karena memberikan warna. Selain gelombang cahaya tampak, spektrofotometri

juga menggunakan panjang gelombang pada gelombang ultraviolet dan

inframerah.Prinsip kerja dari metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorpsi

oleh larutan sebanding dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan

(Lestari,2010).

Jika absorbansi di plot terhadap konsentrasi, maka diperoleh garis

lurus.Grafik ini dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi kontaminan

dalam suatu larutan yang diperoleh dari sampel gas dan uap.Perubahan intensitas

warna sebanding dengan konsentrasi. Salah satu aplikasi dari metode ini adalah

analisis laboratorium untuk menetukan konsentrasi nitrogen dioksida diudara

menggunakan reagen Saltzman (Lestari, 2010).

Spektrofotometer pada dasarnya terdiri dari sumber, monokromator, kuvet

untuk zat yang diperiksa, detector, penguat arus (amplifier) dan alat ukur arus atau

alat pencatat (recorder) seperti yang tertera pada gambar:

(32)

Keterangan gambar:

a. Sumber radiasi : sumber radiasi yang biasa digunakan adalah lampu

filamen tungsten.

b. Monokromator : serangkaian alat optik yang menguraikan radiasi

polikromatik menjadi jalur-jalur yang efektif/panjang

gelombang-gelombang tunggalnya dan memisahkan panjang gelombang-gelombang-gelombang-gelombang

tersebut menjadi jalur-jalur yang sangat sempit.

c. Tempat cuplikan : cuplikan yang biasanya digunakan untuk sinar tampak

terbuat dari gelas biasa atau quartz. Sel yang digunakan untuk cuplikan

berupa larutan mempunyai panjang lintasan tertentu dari 1 hingga 10 cm.

d. Detektor : berperan dalam memberikan respon terhadap cahaya pada

panjang gelombang dan mengubah cahaya menjadi signal listrik yang

selanjutnya akan ditampilkan oleh penampilan data dalam bentuk jarum

petunjuk atau radiasi yang melewati sampel akan ditangkap oleh detektor

yang akan mengubahnya menjadi besaran terukur.

e. Read out :Direct readers yang terdiri atas konsentrasi (C), persen

transmitan (%T) dibaca langsung dari skala (Sastrohamidjojo, 1991).

Mekanisme kerja alat spektrofotometri UV-Vis adalah sinar dilewatkan

melalui celah masuk, kemudian sinar dikumpulkan agar sampai ke prisma untuk

didifraksikan menjadi sinar-sinar dengan panjang gelombang tertentu.Selanjutnya

sinar dilewatkan ke monokromator untuk menyeleksi panjang gelombang yang

diinginkan. Sinar monokromatis melewati sampel dan akan ada sinar yang diserap

(33)

yang diterima oleh detektor diubah menjadi sinar listrik yang kemudian terbaca

(34)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Tempat

Penetapan dalam analisis cemaran fluorida dan sianida pada air sungai deli

secara spektrofotmetri visibel dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, bagian Laboratorium Pengendaliam

Mutu yang bertempat di Jln. Sisingamangaraja No.1 Medan.

3.2 Sampel

Air baku yang digunakan sebagai sampel uji dalam analisis cemaran

fluorida dan sianida secara spektrofotometri visibel adalah air sungai Deli.

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

Spektrofotometri DR 5000 dan DR 2010, batang pengaduk, pipet tensette,

kuvet 25 ml, kuvet 10 ml, pipet volum 25 ml, pipet volum 10 ml, gelas ukur 25

ml, erlenmeyer 250 ml, pipet tetes plastik.

3.3.2 Bahan

Larutan spands, aquadest, serbuk Cyaniver 3 Cyanide, Cyaniver 4

Cyanide, Cyaniver 5 Cyanide.

3.4 Prosedur kerja.

3.4.1 Analisis fluorida

(35)

- Dipipet 10 mL air demin (aquadest) ke dalam kuvet kedua (sebagai

blanko).

- Dipipet 2,0 mL pereaksi SPADNS ke dalam masing-masing kuvet

dengan hati-hati dan kocok merata. Lalu ditekan TIMER> OK. Waktu

reaksi akan berjalan selama 1 menit.

- Disiapkan kuvet blanko dan dimasukkan ke dalam spektrofotometer

dengan posisi garis batas-isi menghadap kearah analis setelah waktu

reaksi selesai lalu tutup dan setelah selesai diambil blanko dari

dudukan kuvet.

- Dimasukkan kuvet sampel dengan posisi garis batas-isi menghadap ke

arah analis. Hasil pengujian akan tampil sebagai mg/L F−.

- Dicatat hasil analsis fluroida pada layar.

3.4.2 Analisis Sianida

- Diisi beaker glass 500 mL dengan sampel air.

- Dipipet 25 mL sampel air dan masukkan ke dalam kuvet pertama

(sebagai blanko).

- Dipipet 25 mL sampel air dan masukkan ke dalam kuvet kedua

(sebagai sampel).

- Ditambahkan 1 kandungan Cyaniver 3 Cyanide reagent powder pillow

ke dalam kuvet kedua, tutup kemudian kocok selama 30 detik dan

(36)

- Ditambahkan 1 kandungan Cyaniver 4 Cyanide reagent powder pillow

ke dalam kuvet kedua, tutup dan kocok selama 10 detik. Dengan

segera lanjutkan kearah berikutnya.

- Ditambahkan 1 kandungan Cyaniver 5 Cyanide reagent powder pillow

ke dalam kuvet kedua, tutup kemudian kocok hingga larut. Jika sianida

ada, warna merah muda akan terbentuk yang kemudian berubah biru

setelah beberapa menit, lalu dipilih SHIFT TIMER30 menit maka

reaksi akan dimulai. Setelah waktunya tercapai, layar akan

menunjukkan mg/lCN−.

- Diletakkan blanko ke dalam dudukan kuvet lalu tutup dan setelah

selesai diambil blanko dari dudukan kuvet.

- Diletakkan sampel ke dalam dudukan kuvet, tutup.

(37)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil

Dari analisis pengujian fluorida dengan menggunakan alat

spektrofotometer DR 5000 dan sianida dengan spektrofotometer DR 2010

didapatkan hasil sebagai berikut:

4.1.1 Analisis Fluorida

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap air baku dari

sungai Deli menggunakan alat Spektrofotometri DR 5000 diperoleh hasil

absorbansi dan konsentrasi dari analisis fluorida berdasarkan Tabel 4.1dibawah

ini:

Tabel 4.1Hasil identifikasi air baku dari sungai Deli pada analisis fluorida Dengan metode spektrofotometri DR 5000.

4.1.2 Analisis Sianida

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap air baku dari

sungai Deli menggunakan alat Spektrofotometri DR 2010 diperoleh hasil

absorbansi dan konsentrasi dari analisis sianida berdasarkan Tabel 4.2dibawah ini:

Tabel 4.2Hasil identifikasi air baku dari sungai Deli pada analisis sianida Dengan metode spektrofotometri DR 2010.

(38)

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap sampel air baku dari

sungai Deli menggunakan alat Spektrofotometri DR 5000 pada analisis cemaran

fluorida didapatkan kadar fluorida sebesar 0,231 mg/L. BerdasarkanPeraturan

Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun 2001, kadar maksimum dari air

baku pada analisis fluorida sebesar 1,5mg/L. Jika kita bandingkan kadar dari hasil

ujipada analisis fluorida jauh lebih kecil dari batas yang telah ditetapkan sehingga

air baku tersebut layak untuk digunakan sebagai proses pengolahan air minum

selanjutnya.

Sedangkan, pada analisis cemaran sianida menggunakan alat

Spektrofotometri DR 2010 didapatkan kadar sianida dalam air baku sungai Deli

sebesar 0,001 mg/L.BerdasarkanPeraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14

Desember Tahun 2001, kadar maksimum dari air baku pada analisis sianida

sebesar 0,07 mg/L. Jika kita bandingkan kadar dari hasil uji pada analisis Sianida

jauh lebih kecil dari batas yang telah ditetapkan sehingga air baku tersebut layak

untuk digunakan sebagai proses pengelolaan air minum selanjutnya untuk

disalurkan kepada konsumen karena tidak melewati ambang batas.

(39)

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa air baku dari sungai Deli yang dianalisis mengandung

cemaran fluorida dan sianida dalam konsentrasi yang kecil (tidak melewati

ambang batas air baku)dengan perbedaan kadar antara fluorida dan sianida yang

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Hasil uji yang dilakukan terhadap analisis cemaran fluorida dan sianida

dalam air baku dari sungai Deli dapat disimpulkan bahwa kadar fluorida yang

dihasilkan sebesar 0, 231 mg/L dan kadar sianida sebesar 0,001 mg/L dan air baku

dari sungai deli memenuhi syarat atau layak untuk digunakan dalam proses

pengelolaan air minum selanjutnya karena tidak melewati ambang batas air baku

yang telah ditetapkan menurut Peraturan Pemerintah RItentang persyaratan

pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air No. 82 tahun 2001.

5.2 Saran

Diharapakan pada peneliti selanjutnya untuk menggunakan metode lain

seperti metode gravimetri dan Inductively Coupled Plasma (ICP) untuk uji

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan .Jakarta : ANDI. Halaman :16-102.

Darmono.(1995). Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup.Jakarta : Universitas Indonesia Press. Halaman : 95-96.

Darmono.(2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran.Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Halaman : 28-75.

Lestari, F. (2010).Bahaya Kimia Sampling dan Pengukuran Kontaminan Kimia di Udara. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Halaman : 189.

Mukono.(2006). Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan.Surabaya: Airlangga University Press. Halaman:19.

Menteri Lingkungan Hidup RI. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Rismunandar.(1993). Air Fungsi dan Kegunaannya bagi Pertanian.Bandung : Sinar Baru Algensindo. Halaman : 3-6.

Ryadi, S. (1984).Pencemaran Air. Surabaya: Karya Anda. Halaman: 11-65.

Sari, F. (1993).Toksikologi. Sumatera Barat : Buku Analis Kesehatan. Halaman : 35-64.

Sartono.(2002). Racun dan Keracunan.Jakarta : Widya Medika. Halaman : 231-232.

Sastrohamidjojo, H. (1991). Spektroskopi.Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Halaman : 39-40.

Sumantri, A. (2013). Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Halaman : 233-235.

Sunu, P. (2001). Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001.Jakarta : PT Gramedia Widiasarana. Halaman : 103-108.

Wardhana, W. (2004).Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : ANDI. Halaman : 71-75.

(42)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Persyaratan Air Baku

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 standar kualitas baku mutu air baku

tanggal 14 Desember Tahun 2001 dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 1. Baku Mutu Air Baku

No Parameter Satuan Kadar maksimum

(43)

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Kadar Fluorida dan Sianida

1. Perhitungan kadar Fluorida dengan Spektrofotometer DR 5000

Nilai Persamaan Fluorida : y = 0,4491x – 0,0058 (Standar PAM)

y = 0,4491x – 0,0058

x =

0,00976 +0,0058

0,4491

=

0,231 mg/L

x = 0,231 mg/L.

2. Perhitungan kadar Sianida dengan Spektrofotometer DR 5000

Nilai Persamaan Sianida : y = 8,1836x + 0,0121 (Standar PAM)

(44)

Lampiran 3. GambarSampel

(45)

Lampiran 5. Larutan Standar Fluorida

(46)

Lampiran 7. Pereaksi Cyaniver 3 Cyanide

(47)

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi umum dari bahan pencemaran air
Tabel 2.2. Polutan- polutan yang Dapat Dianalisis Secara Spektrofotometri

Referensi

Dokumen terkait

Telah ditentukan kadar fosfat dari air sungai Amplas yang diambil di daerah Amplas, air sungai Deli yang diambil di daerah Juanda dan air sungai Babura yang

Tabel 4.2: Hasil Pemeriksaan Kadar Seng (Zn) Air Baku dan Air Reservoir Sungai Deli di Laboratorium Instalasi PDAM Tirtanadi Deli Tua. No

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air sungai Deli yang diperiksa mengandung kadar timbal (Pb) dengan dua kali pembacaan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada bagian Hulu

Rata-rata kadar fluorida pada sampel air minum dalam kemasan, dibawah kadar yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang kualitas

Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;.. Kelas

Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;.. Kelas

Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Deli tidak memenuhi baku mutu kelas I dan debit yang paling berpengaruh terhadap beban pencemaran Sungai Deli adalah

Telah ditentukan kadar fosfat dari air sungai Amplas yang diambil di daerah Amplas, air sungai Deli yang diambil di daerah Juanda dan air sungai Babura yang