LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Bank Umum Nasional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2009-2011
26 Bank Tabungan Pensiunan Nasional
x 18
27 Bank Victoria Internasional 19
28 Bank Windu Kentjana Internasional
20
29 Bank Mutiara x -
30 Bank Tabungan Negara x -
33 Bank Sinarmas x -
34 Bank Of India Indonesia x -
Sumber :
Lampiran 2 Daftar Sampel Penelitian
No Nama Bank Umum Nasional Kode Tanggal Listing
1 Bank Agroniaga Tbk AGRO 8 Agustus 2003
2 Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC 29 Agustus 1990
3 Bank Bukopin Tbk BBKP 10 Juli 2006
4 Bank Capital Indonesia Tbk BACA 4 Oktober 2007
5 Bank Central Asia Tbk BBCA 31 Mei 2000
6 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA 29 November 1989
7 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 6 Desember 1989
8 Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK 8 Januari 2008
9 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk SDRA 15 Desember 2006
10 Bank Mandiri Tbk BMRI 14 Juli 2003
11 Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA 29 Agustus 1997
12 Bank MEGA Tbk MEGA 17 April 2000
13 Bank Negara Indonesia Tbk BBNI 25 November 1996
14 Bank OCBC NISP Tbk NISP 20 Oktober 1994
15 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP 10 Januari 2001
17 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI 10 November 2003
18 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN 12 Maret 2008
19 Bank Victoria Internasional Tbk BVIC 30 Juni 1999
20 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk MCOR 3 Juli 2007
Sumber :
Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian Masing-masing Variabel Tahun 2009-2011
2011 0.0202 0.0356 0.8036 0.1745 0.0464
17 BBRI
2009 0.0373 0.0352 0.8088 0.1320 0.0914
2010 0.0464 0.0279 0.7517 0.1376 0.1077
2011 0.0493 0.0232 0.7620 0.1496 0.0958
18 BTPN
2009 0.0340 0.0050 0.8500 0.1850 0.1220
2010 0.0400 0.0110 0.9100 0.2340 0.1400
2011 0.0440 0.0070 0.8500 0.2050 0.1300
19 BVIC
2009 0.0110 0.0300 0.5043 0.1692 0.0238
2010 0.0171 0.0507 0.4022 0.1372 0.0177
2011 0.0265 0.0238 0.6362 0.1492 0.0186
20 MCOR
2009 0.0100 0.0211 0.6558 0.1688 0.0448
2010 0.0111 0.0208 0.8129 0.1784 0.0461
2011 0.0096 0.0218 0.7930 0.1227 0.0462
Sumber
Lampiran 4
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA (Y) 60 .0018 .0493 .021172 .0109571
NPL (X1) 60 .0000 .0507 .021258 .0131758
LDR (X2) 60 .4022 10.0200 .889437 1.2069929
CAR (X3) 60 .1120 .4462 .166942 .0499096
NIM (X4) 60 .0177 .1400 .059820 .0268374
Valid N (listwise) 60
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .00821440
Most Extreme Differences Absolute .066
Positive .066
Negative -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .513
Asymp. Sig. (2-tailed) .955
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 6
Lampiran 7 Grafik Normal Plot
Lampiran 8 Hasil Uji Multikoloniearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 NPL .961 1.040
LDR .921 1.086
CAR .971 1.030
NIM .920 1.087
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS, 2013
Lampiran 9 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .662a .438 .397 .0085079 1.871
a. Predictors: (Constant), NIM, CAR, NPL, LDR
b. Dependent Variable: ROA
Lampiran 10 Hasil Uji Heterokedastisitas
Lampiran 11 Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .014 .005 2.653 .010
NPL -.028 .086 -.034 -.328 .744
LDR .000 .001 -.084 -.800 .427
CAR -.044 .023 -.200 -1.952 .056
NIM .271 .043 .664 6.298 .000
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS, 2013
Lampiran 12 Hasil Analisis Regresi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .662a .438 .397 .0085079
a. Predictors: (Constant), NIM, CAR, NPL, LDR
Lampiran 13 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .014 .005 2.653 .010
NPL -.028 .086 -.034 -.328 .744
LDR .000 .001 -.084 -.800 .427
CAR -.044 .023 -.200 -1.952 .056
NIM .271 .043 .664 6.298 .000
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS, 2013
Lampiran 14 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .003 4 .001 10.715 .000a
Residual .004 55 .000
Total .007 59
a. Predictors: (Constant), NIM, CAR, NPL, LDR
b. Dependent Variable: ROA
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ali, 2005. Menggunakan SPSS Bagi Peneliti Pemula, M2S, Bandung.
Ali, Masyud, 2004. Asset Liability Management, Edisi Pertama, Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Bank Indonesia, 2001. Peraturan Akuntansi Perbankan Indonesia, Jakarta.
Bastian, Indra dan Suhardjono, 2006. Akuntansi perbankan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hadi, Syamsul, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan
Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Ekonisia Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan (per 1 Oktober
2004), Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Juraida, Minarti Irma, 2008. “Pengaruh Risiko Usaha Bank Terhadap Return On
Assets Pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Fakultas Ekonomi
Irmayanto Juli dkk, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Universitas Trisakti, Jakarta.
, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku
Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, Medan.
Khasanah, Iswatun dan Herry Laksito, 2010. “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI”, Tesis, Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Lestari, Tika. 2010. “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI”. Skripsi Fakultas Ekonomi
Manurung, Mandala dan Prathama Raharja, 2004. Uang, Perbankan dan Ekonomi
Moneter, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Muljono, Teguh Pudjo, 2002. Aplikasi Akuntan Manajemen dalam Praktik
Perbankan, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, BPFE-Yogyakarta,
Yogyakarta.
Prasetyo, Wahyu, 2006. “Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank”, Skripsi Fakultas Ekonomi
Republik Indonesia, 1998. Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Jakarta.
, Universitas Airlangga, Surabaya.
Rusdiana, Nana, 2012. “Analisis Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, dan DPK Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012)”,
Skripsi Fakultas Ekonomi
S, Lidia Pudiati, 2009. “Pengaruh Risiko Usaha Bank Terhadap Tingkat Pengembalian Atas Perputaran Total Aktiva (ROA) Pada Bank Umum Nasional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”,
, Universitas Diponegoro, Semarang.
Skripsi Fakultas Ekonomi
Santoso, Singgih, 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Elex Media Computindo, Jakarta.
, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Santoso, Wimboh dan Enrico Harianto, 2003. “Market Risk Assesment di Perbankan Nasional”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, hal 15.
Sastradipoera, Komaruddin, 2004. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan, Edisi Pertama, Kappa-Sigma, Bandung.
Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kenerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Lufti, Muslich, 2012. Analisis Data: Untuk Riset
Manajemen dan Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit USU Press, Medan.
Sudiyatno, Bambang, 2010. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Keuangan Perbankan yang Go Publik di BEI (Periode 2005-2008)”, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 2, No.2.
Sugiono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, CV Alfabeta, Bandung.
Sukowati, Enny, 2006. ”Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR terhadap Profitabilitas (ROA & ROE) Bank UMUM (studi kasus terhadap 40 Bank Umum)”, Tesis, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Pasca Sarjana Universitas Gunadarma, Jakarta.
Suyono, Agus, 2005. “Analisis Rasio-Rasio Bank Yang Berpengaruh Terhadap
Return On Assets (ROA)”, Tesis, Pasca Sarjana Universitas Diponegoro,
Semarang.
Umar, Husein, 2001. Riset Akuntansi; Metode Riset Sebagai Cara Penelitian
Ilmiah, Gramedia Pustaka, Jakarta.
____________, 2001. Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, Jakarta.
____________, 2001. Peraturan Bank Indonesia No.5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003, Jakarta.
____________, 2001. Peraturan Bank Indonesia No.6/9/PBI/2004 tanggal 26 Maret 2004, Jakarta.
http://repository.usu.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Menurut Umar (2001:63), “penelitian menggunakan desain kausal untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah risiko kredit, risiko likuiditas, risiko
modal, dan risiko tingkat bunga sebagai variabel bebas dan Return On Assets
(ROA) sebagai variabel terikat.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004:72).
Populasi pada objek penelitian ini adalah bank umum nasional yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Jumlah populasi yang ada adalah
20 bank pada tahun 2009 hingga 2011.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono, 2007:73). Metode pengambilan sampel dilakukan
dengan Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan
suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan atau Judgment Sampling
(Jogianto, 2004:79). Adapun yang menjadi kriteria berupa pertimbangan
1. Bank-bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2009, 2010, dan 2011.
2. Bank-bank tersebut tidak sedang dalam delisting dari Bursa Efek
Indonesia.
3. Bank-bank tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited
selama tahun 2009, 2010, dan 2011.
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, diperoleh 20 bank umum
nasional yang memenuhi kriteria. Bank-bank umum tersebut adalah sebagai
24 Bank Rakyat Indonesia x 17
25 Bank Swadesi x x -
26 Bank Tabungan Pensiunan Nasional
x 18
27 Bank Victoria Internasional 19
28 Bank Windu Kentjana Internasional
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Klasifikasi Variabel
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya, yang dalam penelitian ini adalah
Risiko Usaha bank yang terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas,
risiko modal dan risiko tingkat bunga.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya, variabel terikat dalam penelitian
ini adalah Return On Assets (ROA) yaitu angka yang menunjukkan
berapa besar relatif laba bersih terhadap total aktiva yang
dihasilkan bank dalam kegiatan operasionalnya (Manurung,
2004:152).
Definisi operasional variabel merupakan penjelasan-penjelasan
variabel yang telah dipilih. Definisi operasional pada penelitian ini
adalah :
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Data
NPL= Kredit Bermas alah Total Kredit Dana Pihak Ketiga
kecil dari satu
digunakan oleh bank, yang menunjukkan berapa besar relatif laba bersih dengan total aktiva yang
dihasilkan
bank dalam kegiatan
operasionalnya Sumber : Ditabulasi Penulis, 2013
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data eksternal yaitu data yang dikumpulkan
dari luar perusahaan (Umar, 2001:70). Prosedur pengambilan data dilakukan
dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan keuangan bank
umum nasional yang telah dipublikasikan secara terbuka yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan cara mendownload dari situs
sesuai dengan periode pengamatan.
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode dan teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan analisis statistik yang menggunakan software statistik. Metode
dan teknik analisis dilakukan sebagai berikut :
1. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
(Ghozali, 2005:110). Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.
Normalitas data dapat diketahui dengan menggambarkan
penyebaran data melalui sebuah grafik. Data yang menyebar di sekitar
dan mengikuti arah garis diagonal menandakan bahwa data
berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. Uji statistik
juga dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Melalui uji ini diharapkan didapatnya kepastian dipenuhinya syarat
normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya
langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil
dapat dipertanggungjawabkan. Untuk melakukan uji ini, didasarkan
pada Kolmogorov_Smirnov Goodness of Fit Test terhadap model yang
diuji (Ghozali, 2005:114). Pedoman untuk pengambilan keputusannya
didasarkan pada :
1) Apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas > 0,05, maka
2) Apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas < 0,05, maka
distribusi data tidak normal.
b. Uji Multikoliniearitas
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas. Jika terjadi
relasi, berarti terjadi masalah multikoliniearitas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya.
Untuk melihat ada atau tidaknya multikoliniearitas dalam model
regresi dapat dilihat dari :
1. Nilai tolerence dan lawannya. 2. Variance Inflation Factor (VIF)
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/ tolerence). Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoliniearitas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2005:91).
Cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi jika terjadi
multikoliniearitas adalah dengan mengeluarkan salah satu variabel
bebas yang memiliki korelasi yang tinggi dari model regresi dan
identifikasi variabel lainnya untuk membantu prediksi.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antarkesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik
terjadi pada regresi datanya time series. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya
adalah dengan Uji Durbin Watson pada buku relevan. Namun secara
umum dapat diambil patokan sebagai berikut :
1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. (Santoso,
2002:219).
d. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2005:105) menyatakan bahwa “Uji Heteroskedastisitas
memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain”. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, jika berbeda disebut
dengan heteroskedastisitas.
Cara yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot
antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Jika ada
pola seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka
terjadi heteroskedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas serta
titik menyebar ke atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y berarti
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Koefisien determinasi (R2) berfungsi untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variasi variabel independen dalam menerangkan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Menurut
Situmorang, et al. (2012: 154), semakin mendekati nol berarti model tidak
baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya
semakin mendekati satu model semakin baik. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3. Pengujian Hipotesis a. Uji t (t-test)
Uji ini dilakukan untuk menentukan apakah dua sampel tidak
berhubungan memilki nilai rata-rata yang sama atau tidak sama secara
signifikan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
ketentuan sebagai berikut :
Jika t hitung > t tabel, maka HA diterima
Jika t hitung < t tabel, maka HA ditolak
b. Uji F (F-test)
Uji ini dilakukan untuk menilai pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis yang akan diuji
adalah Risiko Usaha Bank (risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal,
dan risiko tingkat bunga) baik parsial maupun simultan berpengaruh
secara signifikan terhadap Return On Assets pada Bank Umum
Uji ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel
dengan ketentuan :
Jika Fhitung > Ftabel, maka HA diterima
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
Data dianalisis dengan model persamaan analisis regresi linear
berganda sebagai berikut :
Y =
α
+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +ε
Dimana :
Y = Return On Assets
α = Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi
X1 = NPL mewakili Risiko Kredit X2 = LDR mewakili Risiko Likuiditas X3 = CAR mewakili Risiko Modal
X4 = NIM mewakili Risiko Tingkat Bunga
ε
= Tingkat Kesalahan Pengganggu
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semua bank umum nasional yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses melalui situs
Tabel 3.3 Waktu Penelitian
Tahapan Penelitian 2012 2013
Okt Des Jan Feb Mar Apr Mei Pengajuan Judul
Penyelesaian Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data Bimbingan & Penyelesaian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Penelitian
Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah bank umum
nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang dulunya
bernama Bursa Efek Jakarta namun sejak tanggal 30 November 2007
telah berubah namanya menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah
bergabung dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Daftar nama bank umum
nasional, tanggal berdiri dan tanggal listing yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Daftar Sampel Penelitian
No Nama Bank Umum Nasional Kode Tanggal Listing
1 Bank Agroniaga Tbk AGRO 8 Agustus 2003
2 Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC 29 Agustus 1990
3 Bank Bukopin Tbk BBKP 10 Juli 2006
4 Bank Capital Indonesia Tbk BACA 4 Oktober 2007
5 Bank Central Asia Tbk BBCA 31 Mei 2000
6 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA 29 November 1989
7 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 6 Desember 1989
8 Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK 8 Januari 2008
10 Bank Mandiri Tbk BMRI 14 Juli 2003
11 Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA 29 Agustus 1997
12 Bank MEGA Tbk MEGA 17 April 2000
13 Bank Negara Indonesia Tbk BBNI 25 November 1996
14 Bank OCBC NISP Tbk NISP 20 Oktober 1994
15 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP 10 Januari 2001
16 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 29 Desember 1982
17 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI 10 November 2003
18 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN 12 Maret 2008
19 Bank Victoria Internasional Tbk BVIC 30 Juni 1999
20 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk MCOR 3 Juli 2007
Sumber : Bursa Efek Indonesia, Ditabulasi Penulis, 2013
Periode penelitian ini adalah tahun 2009 sampai dengan tahun 2011
dengan sampel penelitian yaitu bank umum nasional yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia seperti di tabel 4.1 sehingga jumlah sampel
keseluruhan selama Tiga tahun adalah 60 sampel. Berikut ini merupakan
data variabel penelitian yang diteliti pada penelitian ini :
Tabel 4.2
Data Penelitian Masing-masing Variabel Tahun 2009-2011
No
Kode
Perusahaan Tahun ROA NPL LDR CAR NIM
1 AGRO
2009 0.0018 0.0448 0.8099 0.1963 0.0498
2010 0.0067 0.0184 0.8668 0.1442 0.0503
2011 0.0139 0.0000 0.6579 0.1639 0.0454
2 INPC
2009 0.0072 0.0185 0.8221 0.1265 0.0355
2011 0.0229 0.0098 0.6375 0.1186 0.0540
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2009, bank yang memiliki
nilai ROA yang tertinggi adalah Bank Rakyat Indonesia sebesar 3,73%.
sebesar 0,18%. Sementara secara keseluruhan, ada 13 bank yang masih
memiliki ROA dibawah (<2%) yang dinilai oleh Bank Indonesia.
Dilihat dari sisi risiko yang dihadapi oleh bank-bank umum nasional
tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Risiko kredit tertinggi ditunjukkan dengan NPL yang tertinggi
dimiliki oleh Bank Negara Indonesia sebesar 4,70%, sementara
dengan NPL yang terendah dimiliki oleh bank Mayapada
Internasional sebesar 0,49%.
b. Risiko likuiditas tertinggi dilihat dari LDR yang terendah dimiliki
oleh Bank Ekonomi Raharja sebesar 45,44%, sementara yang
terendah ditunjukkan dengan LDR yang tertinggi dimiliki oleh Bank
CIMB Niaga sebesar 95,11%.
c. Risiko modal tertinggi dilihat dari CAR yang terendah dimiliki oleh
Bank Mega sebesar 18,01%, sementara yang terendah ditunjukkan
dengan CAR yang tertinggi dimiliki oleh Bank Capital Indonesia
sebesar 44,62%. Namun secara keseluruhan masih berada di atas
nilai CAR minimum yang ditetapkan oleh bank Indonesia.
d. Risiko tingkat bunga tertinggi dilihat dari NIM yang terendah
dimiliki oleh Bank Victoria Internasional sebesar 2,38%, sementara
yang terendah ditunjukkan dengan NIM yang tertinggi oleh Bank
Tabungan Pensiunan Nasional sebesar 12,20%.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 ROA
terendah dimiliki oleh Bank Agroniaga sebesar 0,67%. Secara
keseluruhan masih terdapat 11 bank yang memiliki ROA dibawah (<2%)
ketentuan minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Dilihat dari sisi risiko yang dihadapi oleh bank-bank umum nasional
tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Risiko kredit tertinggi ditunjukkan dengan NPL yang tertinggi
dimiliki oleh Bank Victoria Internasional sebesar 5,07%, sementara
yang terendah ditunjukkan dengan NPL terendah dimiliki oleh Bank
Ekonomi Raharja sebesar 0,35%.
b. Risiko likuiditas tertinggi dilihat dari LDR yang terendah dimiliki
oleh Bank Victoria Internasional sebesar 40,22%, sementara yang
terendah ditunjukkan dengan LDR yang tertinggi dimiliki oleh Bank
Himpunan Saudara sebesar 100,20%.
c. Risiko modal tertinggi dilihat dari CAR yang terendah dimiliki oleh
Bank Nusantara Parahyangan sebesar 12,76%, sementara yang
terendah ditunjukkan dengan CAR yang tertinggi dimiliki oleh Bank
Tabungan Pensiunan Nasional sebesar 23,40%. Namun secara
keseluruhan masih berada di atas nilai CAR minimum yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Risiko tingkat bunga tertinggi dilihat dari NIM yang terendah
dimiliki oleh Bank Victoria Internasional sebesar 1,77%, sementara
yang terendah ditunjukkan dengan NIM yang tertinggi dimiliki oleh
Pada tahun 2011, berdasarkan tabel 4.2 bank yang memiliki ROA
tertinggi adalah Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,93% dan ROA
terendah dimiliki oleh Bank Artha Graha Internasional sebesar 0,44%.
Secara keseluruhan masih terdapat 8 bank yang memiliki ROA dibawah
ketentuan minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (<2%).
Dilihat dari sisi risiko yang dihadapi oleh bank-bank umum nasional
tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Risiko kredit tertinggi ditunjukkan dengan NPL yang tertinggi
dimiliki oleh Bank Nasional Indonesia sebesar 3,60%, sementara
yang terendah ditunjukkan dengan NPL terendah dimiliki oleh Bank
Agroniaga sebesar 0,00%.
b. Risiko likuiditas tertinggi dilihat dari LDR yang terendah dimiliki
oleh Bank Capital Indonesia sebesar 44,24%, sementara yang
terendah ditunjukkan dengan LDR yang tertinggi dimiliki oleh Bank
Danamon sebesar 98,30%.
c. Risiko modal tertinggi dilihat dari CAR yang terendah dimiliki oleh
Bank Mandiri sebesar 11,20%, sementara yang terendah ditunjukkan
dengan CAR yang tertinggi dimiliki oleh Bank Capital Indonesia
sebesar 21,58%. Namun secara keseluruhan masih berada di atas
nilai CAR minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Risiko tingkat bunga tertinggi dilihat dari NIM yang terendah
yang terendah ditunjukkan dengan NIM yang tertinggi dimiliki oleh
Bank Tabungan Pensiunan Nasional sebesar 13,00%.
4.1.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, serta standar deviasi data
yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.3 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA (Y) 60 .0018 .0493 .021172 .0109571
NPL (X1) 60 .0000 .0507 .021258 .0131758
LDR (X2) 60 .4022 10.0200 .889437 1.2069929
CAR (X3) 60 .1120 .4462 .166942 .0499096
NIM (X4) 60 .0177 .1400 .059820 .0268374
Valid N (listwise) 60
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 4.3 maka dapat
dijelaskan perincian data deskripstif yang telah diolah sebagai berikut :
a. Variabel NPL (X1) memiliki sampel (N) sebanyak 60, dengan nilai
minimum (terkecil) 0,0000, nilai maksimum (terbesar) 0,0507 dan
mean (nilai rata-rata) 0,021172. Standard Deviation (simpangan
baku) variabel ini adalah 0,0109571.
b. Variabel LDR (X2) memiliki sampel (N) sebanyak 60, dengan nilai
mean (nilai rata-rata) 0,889437. Standard Deviation (simpangan
baku) variabel ini adalah 1,2069929.
c. Variabel CAR (X3) memiliki sampel (N) sebanyak 60, dengan nilai
minimum (terkecil) 0,1120, nilai maksimum (terbesar) 0,4462 dan
mean (nilai rata-rata) 0,166942. Standard Deviation (simpangan
baku) variabel ini adalah 0,0499096.
d. Variabel NIM (X4) memiliki sampel (N) sebanyak 60, dengan nilai
minimum (terkecil) 0,0177, nilai maksimum (terbesar) 0,1400 dan
mean (nilai rata-rata) 0,059820. Standard Deviation (simpangan
baku) variabel ini adalah 0,0268374.
e. Variabel ROA (Y) memiliki sampel (N) sebanyak 60, dengan nilai
minimum (terkecil) 0,0018, nilai maksimum (terbesar) 0,0493 dan
mean (nilai rata-rata) 0,021172. Standard Deviation (simpangan
baku) variabel ini adalah 0,0109571.
4.1.3 Pengujian Asumsi Klasik
Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi
berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Squares (OLS) adalah
dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak
bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator/BLUE). Pengujian
asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program
statistik. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi
adalah :
b. Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam
model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara
sempurna ataupun mendekati sempurna.
c. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model
regresi tidak saling berkorelasi.
d. Homoskedastisitas, artinya variance variabel independen dari suatu
pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
a. Uji Normalitas
Uji data statistik dengan model Kolmogorov Smirnov dilakukan
untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau
tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut :
H0 : data residual terdistribusi normal
HA : data residual terdistribusi tidak normal
Pedoman pengambilan keputusan untuk data-data yang
mendekati atau telah terdistribusi secara normal didasarkan pada :
1) Apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas > 0,05, maka
distribusi data normal.
2) Apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas < 0,05, maka
distribusi data tidak normal.
Adapun hasil uji normalitas dengan menggunakan model
Kolmogorov Smirnov adalah seperti yang ditampilkan dalam tabel
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .00821440
Most Extreme Differences Absolute .066
Positive .066
Negative -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .513
Asymp. Sig. (2-tailed) .955
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik dengan
model Kolmogorov Smirnov telah terdistribusi secara normal. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikan Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05, yaitu
sebesar 0.955.
Karena secara keseluruhan data telah terdistribusi secara normal,
maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya. Untuk lebih
jelas, berikut ini ditampilkan grafik histogram dan plot data yang
Gambar 4.1
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah
terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram
yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang
tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng kanan. Hal ini dapat
didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik
plot sebagai berikut :
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Menurut Ghozali (2005:112), pendeteksian normalitas dapat
dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan
data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2 menunjukkan
bahwa data (titik) menyebar disekitar dan mendekati garis diagonal.
Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2005:91) “uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas atau independen”. Untuk mengetahui ada atau
tidaknya korelasi antar variabel bebas tersebut, dapat dilihat dari nilai
Tolerence atau sama dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF),
apabila nilai Tolerence < 0,10 atau VIF > 10 maka terjadi
multikolinearitas dan apabila nilai Tolerence > 0,10 atau VIF < 10
maka tidak terjadi multikoliniearitas (Ghozali, 2005:92).
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 NPL .961 1.040
LDR .921 1.086
CAR .971 1.030
NIM .920 1.087
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa peneliti bebas
dari adanya multikoliniearitas. Hal ini dapat dilihat dengan
membandingkannya dengan nilai Tolerance dan VIF. Semua
Tolerance yang lebih besar dari 0,10. Jika dilihat dari nilai VIFnya,
bahwa tidak satupun variabel bebas memiliki nilai yang melebihi 10.
Dari hasil uji multikoliniearitas didapatkan bahwa nilai
Tolerance untuk NPL adalah 0,961 > 0,10 dan nilai VIF adalah
1,040 < 10. Nilai Tolerance untuk LDR adalah 0,921 > 0,10 dan nilai
VIF adalah 1,086 < 10. Nilai Tolerance untuk CAR adalah 0,971 >
0,10 dan nilai VIF adalah 1,030 < 10. Nilai Tolerance untuk NIM
adalah 0,920 > 0,10 dan nilai VIF adalah 1,087 < 10. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoliniearitas
dalam variabel bebasnya.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2005), uji ini bertujuan untuk melihat apakah
dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan
Uji Durbin Watson pada buku statistik relevan. Namun secara umum
sebagai berikut :
1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokrelasi negatif (Santoso,
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .662a .438 .397 .0085079 1.871
a. Predictors: (Constant), NIM, CAR, NPL, LDR
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian.
Berdasarkan hasil pengujiannya dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal
ini dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (D-W). berdasarkan tabel
diatas, angka D-W adalah sebesar 1,871. Angka tersebut berada
diantara -2 dengan 2, artinya bahwa angka D-W lebih besar dari -2
dan lebih kecil dari 2 (-2 < 1,871 < 2). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2005:105) menyatakan bahwa “Uji Heteroskedastisitas
memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain”. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, jika
Cara yang dilakukan untuk melihat apakah ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot
antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika ada
pola seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
maka terjadi heteroskedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas
serta titik menyebar ke atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.
Berikut ini merupakan hasil uji statistik dengan menggunakan
grafik Scatterplots untuk menganalisis ada atau tidaknya
heteroskedastisitas :
Gambar 4.3
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Berdasarkan grafik scatterplot di atas terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Artinya bahwa model
ini layak dipakai untuk memprediksi ROA bank umum nasional di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan variabel bebas
yaitu NPL, LDR, CAR, dan NIM.
4.1.4 Analisis Regresi
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas,
dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian
ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased
Estimator (BLUE) dan layak untuk dilakukan analisis statistik
selanjutnya, yaitu melakukan uji hipotesis.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .014 .005 2.653 .010
NPL -.028 .086 -.034 -.328 .744
LDR .000 .001 -.084 -.800 .427
CAR -.044 .023 -.200 -1.952 .056
NIM .271 .043 .664 6.298 .000
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Variabel dependen pada regresi ini adalah ROA (Y) sedangkan
variabel independen adalah variabel NPL (X1), LDR (X2), CAR (X3), dan
NIM (X4). Berdasarkan penjelasan dari pengujian asumsi klasik sebelumnya,
model regresi dalam penelitian ini telah diubah menjadi model logaritma
natural, sehingga beta dan koefisien dari penelitian ini dapat disimpulkan dalam
bentuk logaritma natural dan tidak dapat diinterpretasikan.
Berdasarkan data di atas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 0,014 - 0,028 (X1) + 0,000 (X2) - 0,044 (X3) + 0.271 (X4) +
ε
Dimana :Y = ROA
X1 = NPL mewakili risiko kredit
X4 = NIM mewakili risiko tingkat bunga
ε
= Tingkat kesalahan penggangguPersamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a. α = 0,014 = konstanta
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai NPL,
LDR, CAR, dan NIM yang terbentuk, maka nilai ROA adalah
sebesar 0,014 atau 1,4%.
b. β1 = -0,028 = risiko kredit yang diproksikan dalam NPL
Koefisien regesi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan NPL
sebesar 1 satuan, maka akan menurunkan ROA sebesar 0,028 atau
2,8%.
c. β2 = 0,000 = risiko likuiditas yang diproksikan dalam LDR
Koefisien regesi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan LDR
sebesar 1 satuan, maka tidak akan mempengaruhi ROA karena nilai
LDR terhadap ROA sebesar 0,000 atau 0%.
d. β3 = -0,044 = risiko modal yang diproksikan dalam CAR
Koefisien regesi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan CAR
sebesar 1 satuan, maka akan menurunkan ROA sebesar 0,044 atau
4,4%.
e. β4 = 0,271 = risiko tingkat bunga yang diproksikan dalam NIM
Koefisien regesi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan NIM
sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan ROA sebesar 0,271 atau
4.1.5 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) berfungsi untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variasi variabel independen dalam menerangkan variabel
dependen. Nilai yang digunakan untuk mengetahui hasil uji koefisien
determinasi adalah nilai adjusted R2, karena penelitian ini menggunakan
lebih dari dua variabel.
Berikut ini peneliti menampilkan hasil uji koefisien determinasi pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.8
Uji Koefisien Determinasi R2 Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .662a .438 .397 .0085079
a. Predictors: (Constant), NIM, CAR, NPL, LDR
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukkan besarnya
Adjusted R2 adalah 0,397. Maka besarnya pengaruh risiko usaha bank
terhadap Return On Assets pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 adalah sebesar 39,7%.
Sedangkan sisanya 60,3% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
independen memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
HA : Risiko Usaha Bank baik parsial maupun simultan berpengaruh
secara signifikan terhadap Return On Assets (ROA) pada Bank
Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H0 : Risiko Usaha Bank baik parsial maupun simultan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets (ROA)
pada Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
a. Uji t (t-test)
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat. Menurut Ghozali (2005:84) “uji
statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual menerangkan
variasi variabel dependen”.
Adapun kriteria yang digunakan dalam uji t adalah :
1) Jika statistik thitung < ttabel (α = 5%)maka H0 diterima, HA ditolak.
Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat.
2) Jika statistik thitung > ttabel(α = 5%) maka H0 diterima, HA ditolak.
Artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh secara
Hasil uji yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikan Parsial (t) Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .014 .005 2.653 .010
NPL -.028 .086 -.034 -.328 .744
LDR .000 .001 -.084 -.800 .427
CAR -.044 .023 -.200 -1.952 .056
NIM .271 .043 .664 6.298 .000
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Untuk mengetahui variabel independen berpengaruh secara
parsial terhadap variabel dependen, maka dapat dilakukan dengan
cara melihat nilai Sig., sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Variabel NPL berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ROA
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2011, hal ini terlihat dari nilai thitung <
ttabel (-0,328 < 2,00100) dan signifikansi di atas 0,05 (0,744 >
0,05).
• Variabel LDR berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ROA
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
ttabel (-0,800 < 2,00100) dan signifikansi di atas 0,05 (0,427 >
0,05).
• Variabel CAR berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ROA
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2011, hal ini terlihat dari nilai thitung <
ttabel (-1,952 < 2,00100) dan signifikansi di atas 0,05 (0,056 >
0,05).
• Variabel NIM berpengaruh secara signifikan terhadap ROA pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2011, hal ini terlihat dari nilai thitung > ttabel (6,298 >
2,00100) dan signifikansi di atas 0,05 (0,000 < 0,05).
b. Uji F (F-test)
Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang
terdiri dari NPL, LDR, CAR, dan NIM memiliki pengaruh secara
simultan terhadap ROA. Untuk mengetahui semua variabel
independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen,
maka dapat dilakukan dengan cara melihat nilai Sig., apabila tingkat
signifikansi di bawah 0,05 maka HA diterima, dan sebaliknya jika
tingkat signifikansi di atas 0,05 maka HA ditolak. Selain itu
signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan Fhitung, dengan
ketentuan:
1. Jika Fhitung > Ftabel (α = 5%) maka HA diterima
Adapun hasil uji F dengan program SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikan Simultan (F) ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .003 4 .001 10.715 .000a
Residual .004 55 .000
Total .007 59
a. Predictors: (Constant), NIM, CAR, NPL, LDR
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah 10,715
dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel pada tingkat
kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 2,54 karena Fhitung > Ftabel atau
10,715 > 2,54 dan tingkat signifikansinya di bawah 0,05 atau 0,000 <
0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen risiko usaha
bank (NPL, LDR, CAR, dan NIM) secara simultan adalah signifikan
terhadap ROA.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah risiko usaha bank yaitu
risiko kredit (NPL), risiko likuiditas (LDR), risiko modal (CAR), dan risiko
tingkat bunga (NIM) berpengaruh terhadap Return On Assets pada bank
umum nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indonesia. Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa adjusted R2 adalah
0,397 atau 39,7%. Hal ini berarti bahwa keseluruhan variabel independen
menjelaskan perubahan variabel dependen sebesar 39,7%, sedangkan
variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan
sebesar 60,3%. Oleh karena itu dengan nilai sebesar 39,7% dapat diketahui
bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang
memiliki keeratan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Hasil uji signifikan parsial t pada tabel 4.9 digunakan untuk mengetahui
peran variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Analisis
mengenai hasil uji signifikan parsial t masing-masing variabel independen
dapat dilihat sebagai berikut :
• Variabel NPL berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ROA, hal ini
terlihat dari nilai thitung < ttabel (-0,328 < 2,00100) dan signifikansi di atas
0,05 (0,744 > 0,05).
• Variabel LDR berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ROA, hal ini
terlihat dari nilai thitung < ttabel (-0,800 < 2,00100) dan signifikansi di atas
0,05 (0,427 > 0,05).
• Variabel CAR berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ROA, hal ini
terlihat dari nilai thitung < ttabel (-1,952 < 2,00100) dan signifikansi di atas
0,05 (0,056 > 0,05).
• Variabel NIM berpengaruh secara signifikan terhadap ROA, hal ini terlihat
dari nilai thitung > ttabel (6,298 > 2,00100) dan signifikansi di atas 0,05 (0,000
Risiko kredit dalam penelitian ini diproksikan dalam NPL. Dari hasil uji
statistik yang dilakukan, risiko kredit memiliki pengaruh negatif terhadap
ROA. Risiko kredit yang semakin besar diindikasikan oleh nilai NPL yang
semakin besar. Sementara berdasarkan persamaan regresi yang terbentuk,
dengan meningkatnya NPL sebesar 1 satuan, akan menurunkan ROA sebesar
0,028. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ali (2004:41)
bahwa risiko yang dimiliki oleh bank akan memberi pengaruh negatif terhadap
bank yang bersangkutan. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Suyono (2005) dan Lestari (2010), menunjukkan hasil yang sama, bahwa
risiko kredit memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap profitabilitas
bank yang dalam penelitian ini diproksikan dalam ROA.
Kredit merupakan aktiva produktif bagi bank. Semakin besar jumlah kredit
yang disalurkan bank kepada nasabah, berarti bahwa semakin besar laba yang
diharapkan bank dari bunga kredit yang akan dibayarkan oleh nasabah.
Semakin besar jumlah kredit bermasalah yang dimiliki bank akan
memperbesar risiko kredit yang dimiliki oleh bank tersebut. Hal ini akan
menyebabkan semakin kecilnya laba yang diterima oleh bank dari bunga
kreditnya dari nasabah. Hal inilah yang akan mempengaruhi pengembalian
dari perputaran aktiva bank tersebut, sehingga akan menurunkan ROAnya.
Risiko likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dalam LDR. Semakin
besar risiko likuiditas yang terjadi, diindikasikan oleh LDR yang rendah,
artinya perbandingan antara dana pihak ketiga yang dimiliki bank lebih kecil
hal ini seharusnya akan memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan
profitabilitas bank karena pihak manajemen semakin mampu mengelola dana
pihak ketiga yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan bagi bank. Namun
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada uji secara parsial, LDR tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh Muljono (2002: 139) bahwa bank
semakin likuid, maka akan semakin tidak profitable. Semakin likuidnya bank
diindikasikan dengan semakin kecilnya risiko likuiditas yang dimiliki oleh
bank tersebut.
Risiko modal dalam penelitian ini diproksikan dalam CAR. Semakin
tinggi CAR yang dimiliki oleh suatu bank, berarti akan semakin rendah risiko
modal yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan, karena semakin kecil
kemungkinan bank tidak mampu untuk memenuhi komitmen-komitmen
usaha, karena menyediakan modal yang mencukupi. Hal itu akan
mempengaruhi ROA bank karena semakin sedikitnya dana pihak ke tiga yang
digunakan untuk menambah permodalannya, akan semakin kecil biaya beban
bunga atas dana pihak ketiga tersebut, inilah yang akan memberikan pengaruh
positif terhadap ROA. Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan secara
parsial, diperoleh bahwa risiko modal yang diwakilkan oleh CAR memiliki
pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA.
Risiko tingkat bunga dalam penelitian ini diproksikan dalam NIM. Spread
antara pendapatan bunga bank dengan biaya bunga yang dibayarkan oleh bank
dibandingkan dengan penghasilan dari operasional lainnya. Selisih bersih
antara bunga yang diterima dan yang dibayarkan oleh bank ini dihitung
dengan NIM (Net Interest Margin). Semakin besar nilai NIM berarti bahwa
bunga yang diterima oleh bank lebih besar dibandingkan dengan bunga yang
dibayarkannya, yang berarti juga bahwa semakin kecil risiko tingkat bunga
yang dimiliki oleh bank. Hal ini akan memberikan pengaruh positif terhadap
ROA bank, karena dengan semakin besarnya jumlah pendapatan bunga bank,
akan memperbesar pula laba bersih bank. Teori ini sejalan dengan hasil uji
statistik yang dilakukan penulis. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa NIM
berpengaruh secara signifikan terhadap ROA yang ditunjukkan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,005) dan hasil perhitungan t hitung
yang lebih besar dari t tabel, yang berarti bahwa hipotesis penelitian diterima.
Hal yang sama juga dikemukakan dalam hasil penelitian Sukowati (2006),
bahwa NIM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA.
Hasil uji signifikan simultan F pada tabel 4.11 digunakan untuk
mengetahui peran variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah 10,715
dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan
95% (α = 0,05) adalah 2,54 karena Fhitung > Ftabel atau 10,715 > 2,54 dan
tingkat signifikansinya di bawah 0,05 atau 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa
pengaruh variabel independen risiko usaha bank (NPL, LDR, CAR, dan NIM)
Secara keseluruhan hasil penelitian ini menyatakan bahwa pihak yang
berkepentingan maupun manajemen perbankan dapat memperhitungkan
pengaruh risiko usaha yang diproksikan dalam NIM (untuk risiko tingkat
bunga); dalam menentukan besarnya ROA. Sementara variabel NPL (untuk
risiko kredit), LDR (untuk risiko likuiditas), dan CAR (untuk risiko modal)
dianggap kurang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan
besarnya ROA. Faktor lain sebesar 60,3% yang dianggap juga mempengaruhi
ROA antara lain terjadi dari kondisi perekonomian negara, faktor-faktor
keuangan lain perusahaan, faktor-faktor dalam perpajakan serta peraturan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji apakah Risiko Usaha Bank memiliki pengaruh
terhadap Return On Assets pada bank umum nasional yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada periode 2009-2011.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
• Setelah dilakukan uji signifikan parsial t diketahui bahwa risiko kredit
yang diproksikan dalam NPL tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Return On Assets pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2011. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis pertama yang menyatakan Non Performing Loan (NPL)
berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets dapat ditolak. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus Suyono (2005),
Wahyu Prasetyo (2006), Tika Lestari (2010), dan Iswatun Khasanah
(2010).
• Risiko likuiditas yang diproksikan dalam LDR tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan Loan to Deposit
ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus
Suyono (2005) dan Bambang Sudiyatno (2010). Tetapi tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Prasetyo (2006), Tika
Lestari (2010) dan Iswatun Khasanah (2010).
• Risiko modal yang diproksikan dalam CAR tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan Capital Adequacy
Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets dapat
ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu
Prasetyo (2006), Tika Lestari (2010) dan Iswatun Khasanah (2010). Tetapi
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus Suyono (2005)
dan Bambang Sudiyatno (2010).
• Risiko tingkat bunga yang diproksikan dalam NIM berpengaruh secara
signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan Net Interest
Margin (NIM) berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets dapat
diterima. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus
Suyono (2005), Wahyu Prasetyo (2006), Tika Lestari (2010) dan Iswatun
Khasanah (2010).
• Setelah dilakukan uji signifikan simultan F diketahui bahwa pengaruh
secara simultan adalah signifikan terhadap Return On Assets. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima yang menyatakan bahwa risiko
usaha bank berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets dapat
diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu
Prasetyo (2005). Tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Enny Sukowati (2006).
• Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa adjusted R2 adalah 0,397 atau
39,7%. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan variabel independen yaitu
risiko usaha bank (NPL, LDR, CAR, NIM) menjelaskan perubahan
variabel dependen sebesar 39,7%, sedangkan variabel-variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan sebesar 60,3%.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang diharapkan dapat dikembangkan
dan diperbaiki oleh peneliti selanjutnya. Beberapa keterbatasan itu, antara lain:
a. Penulis hanya menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
sebagai populasi penelitian dan sampel yang diperoleh hanya berjumlah 20
perusahaan sehingga belum dapat mewakili keseluruhan perusahaan yang
terdaftar di BEI.
b. Penulis hanya melakukan pengamatan dan analisis data selama periode
waktu tiga tahun yaitu mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
c. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dibatasi pada Non
Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM) saja, walaupun banyak rasio
keuangan lainnya dan faktor lain yang mempengaruhi Return On Assets.
5.3 Saran
Beberapa saran yang dikemukakan penulis berkaitan dengan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi pihak manajemen bank disarankan untuk lebih memperhatikan
pengaruh risiko bukan hanya dari segi rasio finansial saja, namun juga
dapat memperhitungkan dari faktor internal risiko itu sendiri seperti
kondisi ekonomi maupun kondisi nasabah yang bersangkutan.
2. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sejenis disarankan
untuk menambahkan jumlah sampel penelitian, periode penelitian, serta
rasio finansial lain yang dianggap lebih dapat mewakilkan risiko-risiko
yang dihadapi oleh bank, misalnya yang bersifat non keuangan agar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Fundamental
Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental
ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio
finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya,
tujuan teori fundamental adalah membandingkan kinerja keuangan
sebuah perusahaan terhadap:
1. Kinerja perusahaan pesaing dalam satu sektor industri.
2. Kinerja keuangan masa lalu perusahaan itu sendiri.
Salah satu aspek penting dari teori fundamental adalah analisis
laporan keuangan, karena dari analisis laporan keuangan tersebut,
dapat diperkirakan keadaan atau posisi dan arah perusahaan. Laporan
keuangan yang dianalisa adalah:
1. Laporan keuangan yang menggambarkan harta, utang, dan modal
yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan
keuangan ini disebut neraca.
2. Laporan keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan,
beban–beban, pajak, dan laba perusahaan dalam suatu kurun waktu
Rasio keuangan digunakan sebagai alat analisis keadaan keuangan
dan kemampuan perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis rasio
laporan keuangan:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, yang
terdiri dari:
• Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar.
• Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar tertentu.
• Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
kas dan bank.
b. RasioProfitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam memperolehkeuntungan,yangterdiridari:
• Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat laba
kotorterhadappenjualanbersihperusahaan.
• Operating Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat
• Net Profit Margin digunakan untuk mengukur presentase laba
bersih(setelahpajak)terhadappenjualanbersihperusahaan.
• ReturnOnAssets(ROA)digunakanuntukmengukurefektifitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkanaktivayangdimilikinya.
c. RasioPengungkit
Rasio pengungkit digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang serta menilai
sampai sejauh mana sumber pembiayaan perusahaan berasal dari
pinjaman, yang terdiri dari:
• Debt Ratio digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang
sebagai sumber pembiayaan aktiva perusahaan.
• Debt Equity Ratio digunakan untuk membandingkan sumber
pembiayaan yang berasal dari modal pemegang saham.
• Leverage Ratio digunakan untuk mengukur jumlah dari aktiva
perusahaan terhadap modal pemegang saham.
d. Rasio Pasar
Rasio pasar digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan melalui
basis per saham, yang terdiri dari:
• Earning Per Share digunakan untuk menghitung penghasilan
• Dividen Yield digunakan untuk mengukur jumlah dividen per
saham relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk
persentase.
• Price Earning Ratio (P/E) digunakan untuk mengukur jumlah
investor untuk dibayar dari pendapatan perusahaan.
2.1.2 Bank
2.1.2.1Definisi Bank
Berdasarkan Undang-undang No. 7/1992 sebagaimana diubah
dengan Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup orang banyak”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:31,21), Bank adalah :
“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup orang banyak”.
Irmayanto (2004:53) mengatakan bahwa “bank merupakan
lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti kredit,
tabungan, pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan
lainnya secara profesional”.
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 dan ditegaskan
lagi dalam Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998, bank
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu :
1) Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran,
2) Bank Perkreditan Rakyat yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional dan/atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
Berdasarkan kepemilikannya bank dapat dikelompokkan atas :
1) Bank Pemerintah Pusat yang merupakan bank yang
keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah pusat,
2) Bank Pemerintah Daerah yang merupakan bank yang
keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah,
3) Bank Swasta Nasional yang merupakan bank yang keseluruhan
sahamnya dimiliki oleh pihak swasta nasional,
4) Bank Asing yang merupakan bank yang keseluruhan sahamnya
dimiliki oleh pihak asing, yang mengembangkan usahanya
5) Bank Campuran yang merupakan bank yang sahamnya
sebagian dimiliki oleh pihak asing dan sebagian lagi oleh pihak
swasta nasional.
2.1.2.3Kegiatan Bank Umum
Ada tiga kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh bank umum
(Irmayanto, 2002:65), yaitu :
1) Penghimpunan dana (Giro, Deposito, Tabungan) dengan
sasaran meminimumkan biaya perolehan dana.
2) Alokasi dana (Kredit dan Investasi) dengan sasaran
memaksimumkan pendapatan bank.
3) Pelayanan jasa keuangan (transfer, Letter of Credit, cek
perjalanan, money changer, bank garansi dan lain-lain) dan jasa
non keuangan (pelatihan pegawai, pergudangan, kotak
pengamanan, jasa-jasa komputer) dengan sasaran
memaksimumkan kepuasan nasabah.
2.1.2.4Laporan Keuangan Bank
Bank umum dalam rangka peningkatan transparansi keuangan,
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001
tanggal 13 Desember 2001, wajib menyusun dan menyajikan
laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari
(Siamat, 2005:368) :