• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kualitas Layanan Sistem Telepon VoIP Memanfaatkan Jaringan WiFi USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kualitas Layanan Sistem Telepon VoIP Memanfaatkan Jaringan WiFi USU"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS KUALITAS LAYANAN SISTEM TELEPON VoIP

MEMANFAATKAN JARINGAN WiFi USU

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Oleh

HAWIRA ANWAR

090402110

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS KUALITAS LAYANAN SISTEM TELEPON VoIP

MEMANFAATKAN JARINGAN WiFi USU

Oleh :

HAWIRA ANWAR

090402110

Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

pada

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

Sidang pada tanggal 16 Juli tahun 2014 di depan Penguji :

1) Ir. M. Zulfin, MT. : Ketua Penguji

2) Dr. Ali Hanafiah Rambe, ST. MT. : Anggota Penguji

Ketua Departemen Teknik Elektro,

(Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si)

(3)

ABSTRAK

Saat ini sistem komunikasi dengan mengunakan VoIP seringkali menjadi alternatif dalam berkomunikasi. Salah satu software pilihan untuk layanan komunikasi VoIP adalah Softphone X-lite dan Softphone Zoiper.

Pada Tugas Akhir ini dilakukan analisis implementasi aplikasi VoIP

memanfaatkan jaringan WiFi USU. Pada penelitian ini diamati layanan VoIP menggunakan Softphone VoIP selama 4 (empat) hari untuk mengamati kualitas

VoIP yang dihasilkan berupa jitter, packet loss, delay dan throughput.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas Berkah dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul:

ANALISIS KUALITAS LAYANAN SISTEM TELEPON VoIP

MEMANFAATKAN JARINGAN WiFi USU

Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1) di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa, yaitu Ayahanda Syaiful Anwar, S.Pd dan Ibunda Hasfini, S.Pd, yang telah membesarkan, mendidik, dan selalu mendoakan penulis tanpa mengenal rasa lelah. Selanjutnya rasa sayang kepada saudara-saudari penulis, Muhammad Basri, Adityas Zardika, Muhammad Haris Pratama, dan Muhammad Edwin Farhan yang selalu memberi dukungan dan selalu bersama penulis dalam menjalani lika-liku kehidupan.

Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada :

(5)

2. Bapak Rahmad Fauzi, ST, MT, selaku Dosen Wali dan selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro penulis yang membimbing dan mengarahkan penulis sampai menyelesaikan pendidikan di kampus USU.

3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si, selaku Ketua Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara..

4. Seluruh Staf Pengajar yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis dan Staf Pegawai di Departemen Teknik Elektro FT-USU.

5. Seluruh sahabat penulis, David P Aritonang, Mahdi Masykur, Leo Syahputra , Arfan Saputra, Rizky Hardiansyah, Yuliana, Agung Khairi, Syahrizal Lubis, Tondy Zulfadly, Dimas Harind, Chairunnisa, Faya Efdika, Adly Lidya, Al Magrizi Fahni, , Candra Tagor, Afit Darwanda, Iswandi, Riki Ardoni, Teguh, Budi, Arif, Reza, Denny Pasaribu dan teman-teman stambuk 2009 lainnya, atas kebersamaan dan dukungan yang diberikan selama penulis bergelut di kampus.

6. Bg Rumi, Bg Muklis, Bg Aulia, Kak Dina dan Keluarga Besar Laboratorium Sistem Antena dan Propagasi Radio Departemen Teknik Elektro FT-USU.

7. Seluruh senior dan junior di Departemen Teknik Elektro, atas dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

8. Sahabat-Sahabat Aliansi ’09, teman seperjuangan yang mengajarkan penulis arti hidup dan arti sebuah persahabatan. Semoga kita bertemu di satu nama, yaitu Kesuksesan.

(6)

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna.. Kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini sangat penulis harapkan.

Kiranya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.

Medan, Maret 2014 Penulis

(7)

ABSTRAK

Saat ini sistem komunikasi dengan mengunakan VoIP seringkali menjadi alternatif dalam berkomunikasi. Salah satu software pilihan untuk layanan komunikasi VoIP adalah Softphone X-lite dan Softphone Zoiper.

Pada Tugas Akhir ini dilakukan analisis implementasi aplikasi VoIP

memanfaatkan jaringan WiFi USU. Pada penelitian ini diamati layanan VoIP menggunakan Softphone VoIP selama 4 (empat) hari untuk mengamati kualitas

VoIP yang dihasilkan berupa jitter, packet loss, delay dan throughput.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Voice over Internet Protocol (VoIP) merupakan teknologi layanan komunikasi suara yang mengusung IP (internet protocol) sebagai protokol dalam mengatur penyaluran sinyal suara yang dipaketkan melalui media transmisi yang dipergunakan. Layanan komunikasi suara dengan teknologi ini sangat efektif terutama dalam segi biaya.

Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi terkemuka di Sumatera Utara memiliki berbagai faselitas yang membanggakan, salah satunya adalah jaringan komputer yang melingkapi seluruh USU. Jaringan komputer ini dilengkapi dengan sejumlah perangkat WiFi yang berfungsi sebagai titik akses nirkabel ke jaringan tersebut. Perangkat WiFi ini yang tersebar di berbagai tempat di lingkungan USU membentuk jaringan WiFi. Dalam menjalankan fungsinya, USU masih sangat memerlukan sistem layanan komunikasi suara (sistem telepon) untuk menunjang berbagai aktivitas yang dilakukan setiap harinya.

Sekarang ini telah tersedia perangkat lunak aplikasi yang dirancang untuk membantu analisis paket data di jaringan (softwareNetwork Packet Analyzer). Perangkat lunak ini akan mendeteksi paket-paket yang beredar di jaringan dan berusaha untuk menampilkan semua informasi tentang paket tersebut serinci mungkin. Salah satu dari perangkat lunak ini adalah Wireshark.

(9)

akan tersedia sistem telepon lokal yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan layanan komunikasi suara di lingkungan USU dengan biaya yang relatif murah.Sistem telepon ini selanjutnya disebut Sistem Telepon VoIP.

Agar Sistem Telepon VoIP ini dapat dimanfaatkan dengan baik di lingkungan USU, maka perlu diketahui kualitas layanannya. Oleh karena itu pada Tugas Akhir ini akan dianalisis kualitas layanan Sistem Telepon VoIP yang dibangun menggunakan bantuan aplikasi Wireshark, sehingga diharapkan sistem yang dibangun ini dapat dimanfaatkan dengan efektif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengkonfigurasi Sistem TeleponVoIP memanfaatkan jaringan WiFi yang ada di lingkungan Universitas Sumatera Utara?

2. Apa saja parameter yang digunakan untuk menguji kualitas layanan Sistem Telepon VoIP?

3. Bagaimana kualitas layanan suara user to user pada Sistem Telepon VoIP yang dibangun memanfaatkan jaringan WiFi USU?

1.3 Tujuan Penulisan

(10)

1.4 Batasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan dalam tulisan ini, maka dibuat pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Analisis kualitas layanan telepon VoIP yang akan dilakukan dalam Tugas Akhir ini memanfaatkan Sistem Telepon VoIP yang telah dibangun menggunakan perangkat lunak Softphone untuk terminal user dan perangkat lunak Asterisk untuk server-nya.

2. Analisis akan dilakukan berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran

yang dilakukan pada beberapa titik WiFi yang ada di lingkungan USU yang dipilih untuk dapat mewakili jaringan USU secara keseluruhan.

3. Pengukuran dilakukan secara langsung dilapangan menggunakan bantuan perangkat lunak analisis jaringan Wireshark yang tidak dibahas secara detail.

4. Parameter yang dianalisa adalah packet loss, jitter, throughput dan delay.

1.5 Metode Penulisan

Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka penulis menerapkan beberapa metode studi diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Studi literatur

yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik Tugas Akhir ini dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh penulis atau di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal, internet dan lain-lain. b. Pengumpulan data dan Analisa

(11)

1.6 Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang pengertian VoIP, prinsip kerja VoIP,dan protocol penunjang jaringan VoIP.

BAB III : INSTALASI LAYANAN SISTEM TELEPON VoIP

MEMANFAATKAN JARINGAN WiFi USU

Bab ini membahas tentang perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk membangun layanan VoIP dan tata cara instalasi aplikasi sistem telepon VoIP.

BAB IV : PENGUKURAN DAN ANALISA

Bab ini menjelaskan tentang analisa data yang diukur menggunakan

WireShark untuk menunjukkan kualitas hasil layanan VoIP dengan teknologi WLAN terhadap parameter QoS yang diperlukan agar mendapatkan kualitas suara yang baik.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Umum

(13)

2.2 Pengertian VoIP (Voice Over Internet Protocol)

VoIP(Voice Over Internet Protocol) atau telepon internet adalah teknologi yang menawarkan solusi telepon atau pun video call melalui jaringan paket. Teknologi ini mampu membawa percakapan melalui jaringan data TCP/IP baik jaringan public internet maupun private internet. Percakapan yang dilakukan berupa Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) maupun Saluran Langsung Internasional. VoIP dikenal juga dengan sebutan IP Telephony. VoIP

didefenisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan IP seperti internet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat yang lain menggunakan perantara protokol IP.sehingga perbedaan VoIP dengan telepon tradisional adalah teletak pada infrastrukturnya, jika VoIP menggunakan internet sedangkan telepon tradisional menggunakan infrastruktur telepon[1]. Teknologi

VoIP pada dasarnya bekerja dengan mengkonversi sinyal-sinyal analog ke format digital dan kemudian dikompres atau ditranslasikan ke dalam paket-paket IP yang kemudian ditransmisikan melalui jaringan internet atau intranet[2].

Gambar 2.1 Cara Kerja VoIP.

(14)

(pengiriman) dilakukan, data yang berupa sinyal analog akan dikonversikan terlebih dahulu dengan ADC (Analog to Digital Converter) menjadi bentuk digital akan ditransmisikan ke tujuan. Setelah sampai, data sinyal digital akan dikonversi kembali menjadi data sinyal analog dengan DAC (Digital to Analog Converter)

sehingga dapat diterima oleh sumber tujuan sesuai dengan data sinyal yang ditransmisikan[2].

2.3 Format Paket VoIP

Tiap paket Voip terdiri dari dua bagian, yakni header dan payload (beban).

Header terdiri atas IP header, Real-time Transport Protocol (RTP), User Datagram Protocol (UDP) header dan link header. Format paket VoIP dapat dilihat pada Gambar 2.2[3].

Gambar 2.2 Format Paket VoIP.

IP header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan paket-paket ke tujuan. Pada tiap header IP disertakan tipe layanan atau Type of Service (ToS) yang memungkinkan paket tertentu seperti paket suara yang non real-time.

UDP header memiliki ciri tertentu yaitu tidak menjamin paket akan mencapai tujuan sehingga UDP cocok digunakan pada aplikasi voice real-time

(15)

RTP header adalah header yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan

farming dan segmentasi data real-time. Seperti UDP, RTP juga tidak mendukung realibilitas paket untuk sampai ke tujuan. RTPi menggunakan protkol kendali yang disebut Real-time Transport Protocol (RTCP) yang mengendalikan QoS (Quality of Service) dan sinkronisasi yang berbeda. Untuk link header, besarnya sangat tergantung pada media yang digunakan. Tabel 2.1 menunjukkan perbedaan ukuran header untuk media yang berbeda [4].

Tabel 2.1 Perbedaan ukuran Header

2.4

Protokol signaling dalam VoIP diperlukan agar pemakai layanan VoIP

dapat saling berkomunikasi dengan pesawat telepon. Beberapa protokol signaling

yang ada saat ini adalah H.323, SIP (Session Initiation Protocol), SCCP, MGCP, MEGACO dan SIGTRAN. Tetapi yang paling populer dan banyak digunakan adalah H.323 dan SIP.H.323 merupakan teknologi yang dikembangkan oleh

International Telecommunication Union (ITU-T) sedangkan Session Initiation

Media Link Layer Header Size Bit Rate

Ethernet 14 byte 29.6 Kbps

PPP 6 byte 26.4 Kbps

Frame Relay 4 byte 25.6 Kbps

(16)

Protocol (SIP) merupakan teknologi yang dikembangkan Internet Engineering Task Force (IETF)[5].

2.4.1 H.323

Sebelumnya telah diterangkan tentang H.323 adalah standar yang dikeluarkan oleh ITU-T untuk sistem komunikasi multimedia berbasis paket melalui jaringan yang tidak memberikan jaminan QoS (Quality of Service) seperti jaringan IP. H.323 memiliki protokol keamanan yaitu H.235 yang memberikan beberapa layanan keamanan seperti Authentication, Access Control, Non-repudiation, Confidently dan Integrity bagi keempat channel H.323 (RAS, H.225.0, H.245, dan RTP). Standar H.323 memberikan fondasi bagi komunikasi audio, video, data melalui jaringan IP, termasuk internet. Setiap produk multimedia yang dibuat oleh berbagai vendor yang mengikuti standar H.323 bisa saling berinteroperasi, sehingga user bisa berkomunikasi tanpa mengkhawatirkan masalah kompabiliti.

H.323 bisa digunakan untuk terminal dengan kemampuan audio saja dan juga yang memiliki kemampuan video saja. H.323 bisa digunakan dalam point-to-pointcall dan juga bisa dalam aplikasi multipoint conference. H.323 juga mengatur masalah call control, multimedia management, bandwidth management,

(17)

2.4.2 Arsitektur H.323

Komponen-komponen sistem H.323 adalah terminal, gateway, Gatekeeper, Multipoint Controller (MC), Multipoint Processor (MP) dan

Multipoint Control Unit (MCU). Control Message dan prosedur-prosedur H.323

digunakan oleh komponen-komponen tersebut untuk saling berkomunikasi[6]. Setiap terminal minimal memiliki kemampuan audio, sementara video atau data bersifat optional, dalam suatu conference yang bisa berupa point-to-pointconference maupun multipoint conference. Gatekeeper bertanggung jawab untuk masalah admission control dan address translation service. MC, MP, dan

MCU merupakan komponen yang menangani multipoint conference.

1. Gatekeeper

sebuah Gatekeeper bertindak sebagai titik pusat dari semua call didalam zonenya dan menyediakan call control service bagi endpoint yang sudah terdaftar. Sebuah zone H.323 adalah kumpulan terminal, MCU dan gateway yang diatur oleh sebuah gatekeeper. Gatekeeper bersifat optional dalam sistem H.323, tapi bila gatekeeper tersebut ada maka gatekeeper tersebut menangani fungsi-fungsi

(18)

2. Gateway

Gateway adalah elemen yang bersifat optional dalam sebuah H.323 conference.Gateway menjadi jembatan ke jaringan yang berbeda (seperti PTSN) dan melakukan konversi signaling dan media dari suatu jaringan ke jaringan lainnya. Gateway menyediakan fasilitas interworking antara jaringan circuit switched dan jaringan berbasis paket yang menggunakan Q.391 untuk call setup

dan call termination.

3. H.323 Terminal

Sebuah terminal H.323 adalah client endpoint yang mendukung komunikasi dua arah secara real-time dengan elemena H.323 lainnya. Sebuah terminal minimal harus mendukung voice (audio voice), signaling (Q.391, H.245, RAS)

dan RTP/RTCP (untuk penomoran paket audio dan video).

Jika dalam sebuah sistem H.323 terdapat sebuah gatekeeper, maka terminal

H.323 akan berusaha menemukan gatekeeper tersebut untuk selanjutnya mendaftarkan dirinya sebelum memulai conference. Untuk menemukan dan menentukan alamat transport RAS dari sebuah gatekeeper maka sebuah terminal harus melakukan gatekeeper dicovery. Terminal H.323 dirumah yang menggunakan akses dial-up ke ISP tidak usah mendaftarkan diri ke gatekeeper,

(19)

Gambar 2.3 Sistem H.323 berserta komponen-komponennya.

4. MCU

Multipoint Control Unit mendukung conference tiga atau lebih endpoint.

Sebuah MCU terdiri dari sebuah Multipoint Controller (MC) dan dengan beberapa atau tanpa Multipoint Processor (MP).

MC menangani negoisasi H.245 antar semua terminal untuk menentukan kapabiliti yang dimiliki semua terminal untuk memproses audio dan video. MC

juga mengontrol sumber daya yang ada pada sebuah conference dengan menentukan audio dan video stream mana yang merupakan multicast (jika ada).MP menangani media stream. MP melakukan mixing, switching, dan pemprosesan audio, video dan data. MP terintergrasi kedalam sebuah gateway, gatekeeper atau terminal.

2.5 SIP (Session Initiation Protocol)

(20)

protokol layer aplikasi yang digunakan untuk memanajemen pengaturan panggilan dan pemutusan panggilan. SIP digunakan bersamaan dengan protokol

IETF lain seperti SAP, SDP, MGCP (MEGACO) untuk menyediakan layanan

VoIP yang lebih luas.

Arsitektur SIP mirip dengan arsitektur HTTP (procol client-server).

Arsitekturnya terdiri dari request yang dikirim user SIP ke server SIP. Server

memproses request yang masuk dan memberikan respon kepada client.Request,

bersama dengan komponen respon pesan yang lain membuat suatu komunikasi

SIP[5].

2.5.1 Komponen SIP

Arsitektur SIP terdiri dari dua buah komponen seperti di bawah ini[5]:

I. User agent

SIP User Agent merupakan akhir dari sistem ( terminal akhir ) yang bertindak berdasarkan kehendak dari pemakai. Terdiri dari dua bagian yaitu : i. User Agent Client(UAC) : bagian ini terdapat pada pemakai (client) yang

digunakan untuk melakukan inisiasi request dari server SIP ke User Agent Server

(21)

II. SIP Server

Arsitektur SIP sendiri menjelaskan jenis-jenis server pada jaringan untuk membantu layanan dan pengaturan panggilan SIP.

i. Registration Server :server ini menerima request dari user SIP dan melakukan update terhadap lokasi user dengan server ini

ii. Proxy Server : server ini menerima request SIP dan meneruskan ke

server yang dituju yang memiliki informasi tentang user yang dipanggil.

iii. Redirect Server : server ini setelah menerima request SIP,

menentukan server yang dituju selanjutnya dan mengembalikan alamat server yang dituju selanjutnya kepada client untuk kemudian meneruskan request ke server yang dituju tersebut. Gambar 2.4 arsitektur SIP (Session Initiation Protokol)[7].

(22)

2.6Connection Oriented Dan Connectionless

2.6.1 Connection Oriented

Jalur komunikasi permanen (dedicated) secara fisik dibangun (setup) antara 2 end-terminal terlebih dahulu sebelum informasi dikirimkan. Istilah yang sering digunakan untuk kondisi ini disebut connection oriented. Peristiwa ini biasanya terjadi pada jaringan circuit switch seperti PTSN dan PLMN. Ilustrasi circuit switch dapat dilihat pada Gambar 2.5[8].

Gambar 2.5 Ilustrasi circuit switch.

2.6.2 Connectionless

Masing-masing paket akan dikirimkan ke jaringan secara independen (tidak bergantung pada rute paket sebelum atau sesudahnya). Paket yang berbeda dari pesan yang sama dapat melalui rute yang berbeda. Istilah untuk karakteristik ini disebut connectionless. Peristiwa ini biasanya terjadi pada jaringan packet switch

seperti TCP/IP, Frame Relay, ATM, dsb. Gambar 2.6 memperlihatkan ilustarsi

(23)

Gambar 2.6 Ilustrasi packet switch.

2.7 QoS (Quality of Service) Layanan VoIP (Voice Over Internet Protocol)

QoS (Quality of Service), sebagaimana dijelaskan dalam rekomendasi CCITT E.800 adalah efek kolektif dari kinerja layanan yang menentukan kepuasan seorang pengguna terhadap suatu layanan [9].

Menurut Ferguson & Huston (1998) Qos merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefenisikan karakteristik dan sifat dari suatu servis/layanan[10].

(24)

Gambar 2.7 Konfigurasi QoS pada VoIP dengan menggunakan VPN .

QoS didesain untuk membantu end user menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan kinerja yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefenisikan atribut-atribut layanan jaringan yang disediakan ,baik secara kualitatif maupun kuantitatif[8].

2.7.1 Parameter-parameter QoS (Quality of Service) Layanan VoIP

Performansi mengacu ke tingkat kecepatan dan kehandalan penyampaian berbagai jenis beban data didalam suatu komunikasi. Performansi merupakan kumpulan dari beberapa parameter besaran teknis yaitu[8]:

(25)

…………... (2.1)

Beberapa faktor yang menentukan nilai throughput adalah :

1. Piranti jaringan

2. Tipe data yang ditransfer

3. Topologi jaringan

4. Banyaknya pengguna jaringan

5. Spesifikasi komputer client/user

6. Spesifikasi komputer server

7. Induksi listrik dan cuaca

b. Packet Loss, merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan memiliki

(26)

Tabel 2.2 Standar Tingkat Packet Loss

Packet Loss Kualitas

0 – 5 % Baik

5 – 10 % Cukup

> 10 % Buruk

Rumus yang Digunakan untuk menghitung Packet Loss[13]:

... (2.2)

c. Delay (Latency), adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama. Tabel 2.3 Memperlihatkan Pengelompokkan Tingkatan Delay [12].

Adapun Rumus untuk menghitung delay adalah sebagai berikut[13]:

...……….. (2.3)

Keterangan:

(27)

Tabel 2.3 Pengelompokkan Tingkatan Delay

Delay Kualitas

0 – 150 ms Baik

150 – 300 ms Cukup, masih dapat diterima

> 300 ms Buruk

d. Jitter, atau variasi kedatangan paket, hal ini diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan paket-paket di akhir perjalanan jitter.Jitter

lazimnya disebut variasi delay, berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya vaiasi delay pada transmisi data di jaringan.

Delay antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter. Tabel 2.4 akan memperlihatkan standar nilai jitter yang mempengaruhi kualitas layanan VoIP (Voice Over Internet Protocol) [12].

Tabel 2.4 Standar Jitter

Jitter Kualitas

0 – 20 ms Baik

20 – 50 ms Cukup

(28)

Semakin besar nilai jitter maka akan semakin menurunkan performansi

dari jaringan, karena itu nilai jitter harus seminimum mungkin. Rumus yang

digunakan untuk menghitung jitter adalah[13]:

……….. (2.4)

2.7.2 Penyebab QoS yang buruk

Terdapat beberapa faktor pengganggu dalam jaringan yang menyebabkan turunnya nilai QoS, yaitu [8]:

1. Redaman, yaitu jatuhnya kekuatan sinyal karena pertambahan jarak pada media transmisi. Setiap media transmisi memiliki redaman yang berbeda-beda, tergantung dari bahan yang digunakan. Untuk mengatasi hal ini, perlu digunakan repeater sebagai penguat sinyal. Pada daerah berfrekuensi tinggi biasanya mengalami redaman yang lebih tinggi dibandingkan pada daerah berfrekuensi rendah.

2. Distorsi, yaitu fenomena yang disebabkan bervariasinya kecepatan propagasi karena perbedaan bandwidth. Gambar 2.8 memperlihatkan analogi

(29)

Gambar 2.8 Analogi bandwidth.

Gambar 2.9 Ilustrasi pengaruh bandwidth terhadap distorsi.

3. Noise, ini sangat berbahaya, karena jika terlalu besar akan dapat mengubah data asli yang dikirimkan. Gambar 2.10 memperlihatkan ilustrasi noise[8].

(30)

Jenis-jenis noise dalam jaringan : a) Thermal Noise :

• Terjadi pada media transmisi bila suhunya diatas suhu mutlak (00K)

• Akibat pergerakan elektron secara random dan memiliki karakteristik

energi terdistribusi seragam

• Menjadi faktor penentu batas bawah sensitifitas sistem penerima

b) Intermodulation :

• Terjadi karena ketidak linieran komponen transmitter dan receiver

• Sinyal output merupakan penjumlahan dan perbedaan dari sinyal input.

• Sistem diharapkan linier sehingga sinyal output sama dengan sinyal sinput

c) Impulse noise :

• Pulsa-pulsa ireguler atau spikes

• Durasi pendek

• Amplitudo tinggi

• Pengaruh kecil pada komunikasi telepon analog

(31)

d) Crosstalk :

• Gandengan yang tidak diinginkan antar lintasan sinyal dengan media metal

(twisted pair & koaksial)

• Penyebab :

o Gandengan elektris

o Pengendalian respon frekuensi yang buruk

o Contoh :ketika kita bertelpon kita mendengarkan percakapan lain

e) Echo:

• Terjadi ketika sinyal yang dikirim oleh transmitter kembali (feedback)

kepada si pengirim

2.8 IP PBX Internet Protocol Private Branch Exchange

IP PBX atau Internet Protocol Private Branch Exchange merupakan PABX yang menggunakan teknologi IP. IP PBX adalah perangkat switching dan data berbasis teknologi IP (Internet Protocol) yang mengendalikan extension telepon analog maupun IP phone. Fungsi-fungsi yang dapat dilakukan antara lain :

◆ Penyambung

◆ Pengendalian

◆ Pemutusan hubungan telepon

◆ Translasi protokol komunikasi atau transcoding serta

(32)

Solusi berbasis IP PBX merupakan konsep jaringan komunikasi generasi masa depan atau dikenal dengan istilah NGN (Next Generation Network) yang dapat mengintegrasikan jaringan telepon yang umum dipakai (PSTN), jaringan telepon bergerak (GSM/CDMA), jaringan, jaringan telepon satelit dan jaringan berbasis paket [1].

2.9 Asterisk VoIP Server

Dalam merencanakan suatu jaringan VoIP kita harus memiliki suatu server yang berfungsi sebagai IP PBX. Pada skripsi ini akan membahas software Asterisk

sebagai software IP PBX. Asterisk merupakan salah satu software VoIP server

yang merepresentasikan sebuah wildcard dibanyak komputer dan bersifat open source. Asterisk dikembangkan untuk memenuhi semua tuntutan aplikasi

telephony[1].

2.9.1 Komponen Dasar Asterisk VoIP Server

Asterisk VoIP Server memiki beberapa komponen dasar yaitu [1] :

a. Data Account, terdiri atas dua komponen yaitu : Ekstension dan

TrunkEkstension merupakan data account yang digunakan oleh extension

agar terhubung dengan IP PBX. Ekstension disini merupakan sebuah nama atau nomor yang merepresentasikan user IP PBX. Trunk merupakan data

(33)

b. Dial Plan merupakan aturan dial yang dimanfaatkan oleh extension untuk menghubungi ekstension atau trunk atau sebaliknya.

2.10 Codec

Coding/Decoding yang mana merupakan otak dari system. Dan keberhasilan dari komunikasi visual sangatlah tergantung dari perangkat ini. Gambar 2.11 memperlihatkan beberapa model codec[14].

Gambar 2.11 Beberapa Model Codec

Codec merupakan sebuah proses mengubah data suara yang dikonfersikan dalam bentuk data digital dan kemudian ditransmisikan dan dikembalikan lagi kebentuk data suara ketika sampai ketujuan. Codec digunakan untuk penghematan

bandwith. Codec tersedia dalam bentuk open source dan non-open source.

(34)

Codec dengan bandwidth terboros adalah G.711, menghabiskan bandwidth sekitar 87 kbps. Sebaliknya, codec yang paling hemat dan umum digunakan adalah G.723.1, menghabiskan bandwidth sekitar 22 kbps. Codec lain yang umum digunakan karena suaranya yang lebih jernih dari pada G.723.1, tetapi bandwidth-nya jauh lebih kecil dibanding G.711 adalah G.729. Codec ini menghabiskan bandwidth sekitar 24 kbps. Adapun codec lain yang umum dan gratis adalah GSM dan iLBC yang menghabiskan bandwidth sekitar 29 – 31 kbps.Tabel 2.5 menunjukkan perbandingan bit rate codec [15].

Tabel 2.5 Perbandingan Bit Rate Codec

CODEC Algoritma Bit Rate (Kbps)

ITU G.721 PCM (Pulse Code

ITU G.726 ADPCM (Adaptive

Differential Pulse Code

ITU G.729 CS-ACELP (Conjugate

Structure Algebraic – Code Excited Linear Prediction)

8

(35)

GSM – Full Rate RPE-LTP(Regular Pulse Excitation Long – term

Prediction)

13

GSM – Enchanced Full ACELP (Algebraic Code Excited Linear Prediction)

12.2 GSM – Half Rate CELP – VSELP (Code

Excited Linear prediction – Vector Sum Excited Linear

Prediction)

11.4

DoD FS – 1016 CELP (code Excited Linear Prediction)

4.8

Speex CELP (Code Excited

Linear Prediction)

2.15 – 44.2

2.11 Wireless LAN

Wireless LAN atau jaringan LAN tanpa kabel adalah suatu bentuk jaringan komputer yang menghubungkan komputer dengan komputer atau komputer dengan piranti lainnya tanpa menggunakan kabel sebagai media transmisinya.

(36)

Tabel 2.6 Spesifikasi standar 802.11

2.11.1 Perangkat Wireless LAN

Perangkat yang perlu digunakan untuk merencakan jaringan Wireless LAN (WLAN) adalah sebagai berikut[17]:

1. Server (Sumber data), berfungsi sebagai sumber daya bersama (shared resources) dan sebagai pusat pengontrol pengaksesan dari wireless client

2. Wireless Client, merupakan pengguna akhir (end user) yang dapat mengakses sumber data secara bersama-sama, misalnya printer WiFi, camera WiFi, handphone WiFi, dan sebagainya.

3. Access point (AP), merupakan antarmuka sumber data (server) dengan media transmisi yang dapat melayani wirelessclient dengan luasan daerah tertentu. Dapat dianalogikan dengan hub/switch pada LAN. AP berfungsi untuk menerima, melakukan buffer, dan mengirimkan data antar WLAN (Wireless LAN).

(37)

a) DHCP Server

DHCP (Dynamic Host Control Protocol) adalah protokol yang digunakan untuk keperluan alokasi IP address secara otomatis, sehingga penggunaan komputer client tidak memerlukan konfigurasi IP address secara manual.

b) Firewall

Firewall merupakan perangkat lunak untuk keperluan keamanan. Biasanya digunakan untuk mengatur akses keluar masuk jaringan lokal.

c) NAT

NAT (Network Address Translation) merupakan suatu teknik yang memungkinkan komputer-komputer dengan IP address private atau lokal tetap dapat mengakses internet (IP public). NAT banyak digunakan pada kantor-kantor atau warung internet yang alokasi IP address public-nya terbatas.

d) ADSL atau Dial up Modem

Access Point tertentu ada yang memiliki fitur sebagai modem, sehingga akses internet via provider internet dapat dilakukan tanpa bantuan modem tambahan.

e) Wireless Bridge

Access Point dengan fitur seperti ini dapat digunakan untuk menghubungkan suatu jaringan wireless dengan jaringan wireless lainnya.

(38)

prinsipnya sama dengan perangkat yang dipakai pada teknologi LAN konvensional, PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) yang memilki fungsi membuat end user dapat melakukan akses terhadap jaringan. Dapat dianalogikan dengan Ehernet Card pada LAN.

5. Antena, berfungsi untuk memancarkan sinyal dari pemancar ke penerima.

2.11.2 Topologi

Sebuah WLAN dapat dibangun menggunakan 2 topologi, yaitu [18]: 1) Infrastucture (Infrastuktur) atau Managed

Pada topologi infrastuktur menggunakan suatu piranti wireless yang disebut

Access Point (AP) yang berfungsi sebagai sentral atau pengatur traffic network.

Topologi WLAN infrastruktur dapat dilihat pada Gambar 2.12[19]. Jika ada piranti wireless lain masuk dalam jangkauan Wireless AP,maka akan dapat saling berkomunikasi layaknya jaringan berkabel. Topologi ini cocok untuk membangun

WLAN berukurang sedang dan besar.

(39)

2) Ad-Hoc atau Unmanaged

Pada topologi Ad-Hoc hanya terdiri dari dua atau lebih piranti wireless yang berkomunikasi secara langsung satu sama lain sehingga tidak diperlukan AP.

Gambar 2.13 memperlihatkan Topologi Ad-Hoc Networking. Setiap komputer dapat terhubung secara peer to peer. Topologi ini cocok digunakan untuk menghubungkan beberapa buah komputer saja, karena tidak ada stuktur tertentu dalam jaringan tersebut dan tidak ada titik yang tetap sehingga piranti dapat berkomunikasi langsung dengan piranti lainnya.

Gambar 2.13 Topologi Ad-Hoc Networking

Kedua topologi WLAN tersebut mirip dengan bentuk topologi Star dan Bus.

(40)

BAB III

INSTALASI LAYANAN SISTEM TELEPON VoIP

3.1 Umum

Kualitas layanan (Quality of Service, Qos) dapat dilihat sebagai mekanisme untuk mencapai tingkat kinerja layanan pada jaringan. Qos dapat juga dimengerti sebagai kemampuan jaringan untuk menangani trafik sehingga jaringan tersebut dapat mencapai tingkat layanan yang dibutuhkan oleh aplikasi Layanan Video Call untuk dapat berjalan dengan baik [20].

Untuk itu di dalam bab ini akan di bahas mengenai kualitas layanan (Quality of Service, Qos), di dalam tugas akhir ini akan dibahas hanya pada parameter yang utama dalam QoS yaitu delay, jitter, throughput, dan packet loss, untuk mendapatkan empat parameter tersebut di butuhkan sebuah software yang dapat menghitung keempat parameter tersebut, Wireshark merupakan software

yang paling tepat untuk menghitung keempat parameter tersebut [21].

3.2 Quality of Service (Qos)

(41)

3.2.1 Parameter Qos

Performansi mengacu ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi. Performansi merupakan kumpulan dari beberapa parameter besaran teknis, yaitu [21]:

1. Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Semakin kecil throughput akan menghasilkan kualitas yang makin baik.

2. Packet loss, merupakan suatu parameter yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision atau tabrakan antar paket dan congestion atau penuhnya trafik data pada jaringan. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh dan data baru tidak akan diterima.

3. Delay (latency), adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti, atau juga waktu proses yang lama.

(42)

3.3 Spesifikasi Sistem

Spesifikasi sistem terbagi atas dua yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak. Adapun spesifikasi tersebut akan dibahas pada sub bab berikut ini.

3.3.1 Spesifikasi Perangkat Keras

a. Komputer Server

Spesifikasi sistem perangkat keras pada komputer server yaitu: Jenis : Laptop

Tipe : ASPIRE 4741G

Prosesor : 2.13 GHz Intel Core i3-330M Memori : 2 GB DDR3 (1 x 2048 MB) Hard disk : 500 GB HDD

b. Telepon Genggam user a

Spesifikasi sistem perangkat keras pada user a yaitu: Jenis : Handphone

Tipe : Sony Ericsson Xperia mini pro OS : Android OS, v2.3 (Gingerbread)

Memori : - Card slot : microSD, up to 32 GB included - Internal : 512 MB RAM, 400 MB storage WLAN : Wi-Fi 802.11 b/g/n, DLNA, Wi-Fi hotspot c. Telepon Genggam user b

Spesifikasi sistem perangkat keras pada user b yaitu: Jenis : Handphone

(43)

OS : Android OS, v4.2.2 (Jelly Bean) Memori : - Card slot : microSD, up to 32 GB

- Internal : 4 GB ROM, 512 MB RAM WLAN : Wi-Fi 802.11 b/g/n, Wi-Fi hotspot d. Komputer user c

Spesifikasi sistem perangkat keras pada user c yaitu: Jenis : Laptop

Tipe : Lenovo IdeaPad S100

Prosesor : N2800 (1.86GHz / 1066 MHz / 1MB) Intel Atom Memori : 2 GB DDR3 (1 x 2048 MB)

Hard disk : 500 GB

Koneksifitas : LAN, WiFi Lenovo b/g/n e. Komputer user d

Spesifikasi sistem perangkat keras pada user d yaitu: Jenis : Laptop

Tipe : Samsung RV418

Prosesor : 2.10 GHz Intel Core i3-2310M Memori : 2 GB

Hard disk : 500 GB

Koneksifitas : LAN, WiFi broadcom b/g/n

(44)

Gambar 3.1 Infrastruktur Jaringan VoIP Memanfaatkan Jaringan USU. Keterangan gambar :

• AP = access point

Dari gambar diatas dapat dilihat bagaimana hubungan setiap user dengan komputer server melalui jaringan WiFi-USU.

3.3.2 Spesifikasi Perangkat Lunak

a. Sistem operasi

Sistem operasi yang digunakan adalah Linux Operating System pada sisi

server, Windows 7 dan Android pada sisi client. b. Wireshark

WireShark adalah sebuah Network Packet Analyzer. Network Packet Analyzer akan mencoba “menangkap” paket-paket jaringan dan berusaha untuk menampilkan semua informasi di paket tersebut sedetail mungkin[20].

Network Packet Analyzer dapat diumpamakan sebagai alat untuk

(45)

halnya voltmeter atau tespen yang digunakan untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam sebuah kabel listrik[20].

Dulunya, tool-tool semacam ini sangatlah mahal harganya, dan biasanya dengan embel-embel hak cipta. Namun dengan adanya WireShark, semua menjadi dimudahkan. Oleh karenanya tidak sedikit yang mengatakan bahwa WireShark

adalah salah satu tool gratis (dan bahkan open source) terbaik untuk menganalisa paket jaringan [22].

c. Softphone

Softphone adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk layanan sistem telephone VoIP dan kombinasi Video Phone. Aplikasi ini tidak memerlukan akses internet khusus untuk melakukan panggilan. Yang dibutuhkan adalah headset dan mikrofon untuk melakukan panggilan. Softphone hanya bekerja pada koneksi

LAN, WLAN, DSL, Kabel atau ¾ G koneksi broadband. Gambar 3.2 dan 3.3 memperlihatkan tampilan dari Softphone.

(46)

Gambar 3.3 Tampilan Softphone SIP dengan Software Zoiper.

3.4 Jaringan Kampus USU

Teknologi wireless media digunakan sebagai koneksi back-haul untuk gedung-gedung di lingkungan USU yang belum terjangkau oleh kabel serat optik dan UTP dapat dilihat pada Gambar 3.4[23]. Untuk itu digunakan satu menara antena utama setinggi 42 meter yang terletak di lingkungan Pusat Sistem Informasi (PSI) USU, yang memancarkan sinyal ke segala arah menggunakan antena omni[23].

(47)

titik – titik jaringan akses tanpa kabel yang berada disekitar lingkungan USU, dimana setiap user dan server dapat mengakses jaringan internet dengan memasuki web login USU terlebih dahulu. Posisi – posisi setiap user maupun

server dapat dilihat pada Gambar 3.5[23].

Gambar 3.5 Posisi Server maupun User di Lingkungan USU. Dibawah ini penjelasan dari Gambar 3.5 :

- Server : berada pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU, menggunakan hotspot antena.

- user a : terletak pada Fakultas Psikologi yang menggunakan hotspot

PISIKOLOGI.

- user b : berada pada Fakultas Teknik Sipil yang menggunakan

hotspot FT_SIPIL.

User d User c

User b

User a

(48)

- user c : berada pada Perpustakaan USU yang menggunakan hotspot

USU.

- user d : berada pada Fakultas Hukum yang menggunakan hotspot

FAKULTAS_HUKUM.

3.5Langkah-Langkah Instalasi Layanan Sistem Telephone VoIP

Instalasi adalah seni yang memasang, menyatukan, dan mengkonstruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Langkah instalasi tentu sangat diperlukan dalam pembentukan suatu sistem beserta layanannya. Langkah instalasi adalah tahap memasang,

menyatukan dan mengkonstruksikan komponen-komponen pembentuk suatu layanan sistem, sehingga suatu layanan sistem dapat terbentuk sesuai keinginan. 3.5.1 Sisi Client Menggunakan Softphone X-lite

Untuk dapat berkomunikasi antara satu user dengan user yang lainnya, tentunya dibutuhkan sebuah device, seperti pesawat telepon, karena harga sebuah IP phone cukup mahal, maka pada tugas akhir ini menggunakan IP softphone yang bernama X-lite yang telah terkonfigurasi , IP phone ini dapat kita download secara gratis. Berikut ini adalah langkah-langkah mengkonfigurasi softphone X-Lite :

(49)

Gambar 3.6 Tampilan X-Lite Tanpa User Account

2. Tampilan tersebut menggambarkan tidak ada user account SIP

yang diaktifkan, lalu lakukan koonfigurasi data user account

dengan mengklik Add seperti tampilan pada Gambar 3.7. Kemudian muncul tampilang konfigurasi SIP accounts seperti pada Gambar 3.8.

Gambar 3.7 Menu Menambahkan User Account.

(50)

3. Konfigurasi data-data seperti Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Konfigurasi Data User Account

4. Jika sudah klik OK. Kemudian klik close tunggu sampai proses registrasi selesai seperti yang ditampilkan Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Mencoba Mengaktifkan User Account

(51)

Gambar 3.11 User Account telah Diaktifkan 3.5.2 Sisi Client Menggunakan Softphone Zoiper

Untuk dapat berkomunikasi antara satu user dengan user yang lainnya, tentunya dibutuhkan sebuah device, seperti pesawat telepon, karena harga sebuah

IP phone cukup mahal, maka pada tugas akhir ini menggunakan IP softphone

yang bernama Zoiper yang telah terkonfigurasi , aplikasi ini dapat diinstal pada

smartphone yang berbasis Android maupun Iphone secara gratis. Berikut ini langkah-langkah mengkonfigurasi softphone zoiper :

1. Aktifkan softphone zoiper pada menu android. Jika sudah akan muncul seperti Gambar 3.12.

(52)

2. Kemudian pilih menu config, lalu accounts. Maka akan muncul tampilan seperti Gambar 3.13

Gambar 3.13 Menu Pemilihan Account SIP atau IAX.

3. Pilih add account, lalu SIP. Maka akan muncul tampilan konfigurasi user account seperti Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Menu Konfigurasi SIP Account.

(53)

Gambar 3.15 SIP Account Telah Diisi.

5. Kemudian pilih save, zoiper akan mendaftarkan account ke server seperti yang diperlihatkan oleh Gambar 3.16.

Gambar 3.16 Proses RegistrasiSIP Account. 6. Terakhir account telah aktif. Lihat Gambar 3.17.

(54)

3.5.3 Konfigurasi Sisi Server

Server SIP yang digunakan di bangun diatas platform opensourceLinux Ubuntu, dengan memanfaatkan program asterisk yang juga bersifat opensource

dan dapat diinstal pada platform Linux apapun. Asterisk merupakan perangkat lunak yang telah digunakan secara luas oleh para pengembang VoIP. Asterisk

mendukung berbagai jenis protokol pensinyalan seperti H323,IAX, dan SIP. Pada skripsi ini penulis hanya fokus pada protokol SIP. Beberapa konfigurasi mendasar pada server yang dibangun adalah konfigurasi sip.conf dan extension.conf. berikut ini adalah sample dari konfigurasi sip.conf dan extension.conf

1. konfigurasi sip.conf [nomor_telepon] context=isi_konteks

type=isi_type contoh type=friend username=isi_username

secret=isi_secret/password untuk no telepon ini host=isi_type host contoh dynamic

rtmfmode=fc2833;nada dering

nat=yes;mengizinkan protokol sip untuk melewati firewall

allow=isi dengan nama codec yang digunakan; untuk mengizinkan

codec yang digunakan oleh softphone,contoh allow=all atau

(55)

contoh konfigurasi sip.conf

2. konfigurasi extension.conf

[context];isi dengan context yang diisi pada file sip.conf

exten => no_telepon,no_prioritas,perintah(SIP/no_telepon,prioritas) exten => no_telepon,prioritas,perintah

begitu seterusnya sesuai dengan no telepon yang ada pada sip.conf dibawah ini adalah contoh konfigurasi extension.conf

[voipusu]

(56)

kemudian “asterisk -rvvv”. Tampilan proses mereload dan mengaktifkan server asterisk dapat dilihat pada Gambar 3.18.

Gambar 3.18 Tampilan Proses Mengaktifkan Server Asterisk

Setelah server asterisk aktif maka dapat dilihat aktifitas yang terjadi pada

server. Gambar 3.19 memperlihatkan aktifitas pada server VoIP.

(57)

3.6 Langkah-Langkah Pengukuran Menggunakan Wireshark:

Berikut ini merupakan langkah-langkah pengambilan data dengan menggunakan perangkat lunak wireshark adalah sebagai berikut [20]:

1. Buka aplikasi wireshark. Tampilan wireshark seperti Gambar 3.20.

Gambar 3.20 Tampilan Wireshark

2. Pilih device capture interfaces yang digunakan. Tampilan menu capture interface seperti Gambar 3.21.

Gambar 3.21 Menu Capture Interface

3. Jalankan aplikasi VoIP pada ke empat user. Kemudian tunggu hingga paket UDP ter-capture oleh Wireshark. Proses capture paket oleh Wireshark

(58)

Gambar 3.22 Proses Capture Paket Menggunakan Wireshark

4. Klik tab Telephony, kemudian pilih RTP, selanjutnya klik Show All Streams. Hasil pengukuran menampilkan jumlah rata-rata jitter dan data yang hilang (packet lost) seperti Gambar 3.23.

Gambar 3.23 Pengukuran rata-rata jitter dan Packet Lost

(59)

Gambar 3.24 Pengukuran delay

6. Klik tab Statistics, kemudian pilih Summary. Hasil pengukuran

menampilkan throughput dari data yang di tangkap seperti Gambar 3.25.

(60)

BAB IV

PENGUKURAN DAN ANALISIS

4.1 Umum

Kualitas merupakan tingkat keberhasilan suatu sistem untuk memberikan layanan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Dalam hal komunikasi data, kualitas dikatakan maksimal apabila setiap paket data yang terkirim sama persis dengan data yang dikirim dengan nilai waktu tunda seminimal mungkin. Bagi pengguna, kualitas maksimal merupakan tingkat kepuasan dalam mempergunakan suatu layanan [20].

Pada bab ini diperlihatkan kualitas layanan VoIP ketika dijalankan dengan memanfaatkan jaringan WiFi USU. Data yang di tampilkan merupakan hasil dari pengukuran dengan menggunakan software wireshark.

Adapun parameter – parameter yang diukur dengan mengunakan software wireshark adalah jitter, packet loss, delay dan troughput. Pengukuran parameter-parameter ini dilakukan ketika jaringan menjalankan VoIP dengan melakukan panggilan antar user. Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat hari) dari pukul 09:00 WIB sampai dengan 15:30 WIB agar hasil yang didapatkan lebih akurat.

(61)

1. Perhitungan untuk mencari nilai delay:

Gambar 4.1Pengukuran Untuk Mencari Nilai Delay dan Throughput

Untuk mencari nilai delay menggunakan persamaan (2.3).

�����= 234.304

9543

Delay = 0.02455244 s = 24.55ms

2. Perhitungan untuk mencari nilai throughput menggunakan persamaan (2.1) :

�ℎ����ℎ��� = 922279

234.304

(62)

Gambar 4.2 Pengukuran Untuk Mencari Nilai Packet Loss dan Nilai

Jitter

3. Perhitungan untuk mencari packet loss dapat menggunakan persamaan (2.2):

����������= 3314−3279

3314 � 100%

Packet loss = 1.06%

4. Perhitungan untuk mencari nilai rata-rata jitter menggnakan persamaan (2.4):

���� − ���������� =47643.87

3279

(63)

4.2 Pengukuran dan Analisis Kualitas VoIP di Hari Pertama

Hasil dari pengukuran kualitas VoIP di hari pertama dapat dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 hasil pengukuran QoS di hari pertama Pukul

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada pukul 14:00 sampai dengan pukul 15:00 WIB menghasilkan nilai throughput 63 Kbit/sec, delay 12.04 ms dan jitter 1.88 ms, suara yang dikirim juga sudah baik selain itu dapat dilihat pula packet loss adalah 0.91% .

4.2.1 Pengukuran dan Analisis Jitter

(64)

Pada saat uji coba jitter yang diukur merupakan jitter rata-rata (average) dari jitter beberapa paket VoIP yang tertangkap oleh wireshark. Dari hasil pengukuran parameter jitter ditunjukkan oleh Tabel 4.1 dan Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hasil pengukuran jitter pada hari pertama

Pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.3 terlihat bahwa terjadi perubahan nilai jitter yang signifikan. Nilai jitter terkecil terletak pada pukul 14:00 sampai dengan 15:00 WIB yaitu sebesar 1.88 ms namun kenaikan paling besar terletak pada pukul15:00 sampai dengan 15:30 WIB sebesar 18.52 ms.

Besar nilai jitter dari pengamatan pada di hari pertama bernilai 1.88 – 18.52 ms. hasil dari percobaan ini menyatakan nilai jitter masih memenuhi standar untuk Qualityof Servis.

4.2.2 Pengukuran dan Analisis Packet Loss

Packet loss menentukan besarnya paket yang hilang pada saat VoIP

berlangsung dari source address ke destination address dan sebaliknya. Semakin besar packet loss menyebabkan kualitas suara tidak jelas atau tidak sesuai dengan

(65)

aslinya. Dari hasil pengukuran parameter packet loss pada hari pertama di tunjukkan oleh Tabel 4.1 dan Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Hasil pengukuran Packet Loss pada hari pertama

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dijelaskan bahwa rata-rata paket loss saat sistem melakukan VoIP berkisar 0.91 % sampai 18.84 %, dimana besar packet loss yang masih diperbolehkan adalah sebesar < 10%. Yang artinya pada pukul 15:00 sampai dengan 15:30 WIB tidak di perkenankan karena melewati batas toleransi yaitu sebesar 18.84 %.

Dari Gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa packet loss yang paling besar terletak pada pukul 15:00 sampai dengan 15:30 WIB yaitu sebesar 18.84 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:

4.2.3 Pengukuran dan Analisis Throughput

Dari pengukuran yang dilakukan dengan wireshark didapatkan data-data sebagaimana yang ditunjukkan Tabel 4.1.

(66)

Gambar 4.5 Hasil pengukuran Throughput pada hari pertama

Berdasarkan grafik di atas nilai throughput terbaik didapatkan pada pukul 14:00 sampai 15:00 WIB dengan panggilan VoIP yaitu sebesar 63.54 Kbps. Sedangkan nilai troughput terburuk di dapatkan pada pukul 15:00 sampai dengan 15:30 WIB yaitu sebesar 17.97 Kbps. Ukuran throughput yang stabil terletak pada pukul 10:00 sampai dengan 15:00 WIB. Nilai throughput bergantung pada ukuran file dan jumlah paket yang dikirim perdetik, semakin besar ukuran data dan jumlah paket yang dikirim perdetik, maka nilai throughput semakin besar, demikian sebaliknya.

4.2.4 Pengukuran dan Analisis Delay

Delay merupakan waktu yang dibutuhkan oleh paket dari sisi pengirim hingga sampai ke sisi penerima. Delay merupakan parameter yang diperlukan untuk menentukan performansi dari kualitas jaringan VoIP. Berdasarkan standart ITU-T G1010 untuk kualitas VoIP yang baik, delay harus <150 ms.

(67)

Pada uji coba pengukuran delay akan dilakukan VoIP antar keempat client. Paket yang lewat akan ditangkap di client dengan menggunakan parangkat lunak

wireshark. Dari hasil pengukuran parameter delay tersebut dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Hasil Pengukuran Delay pada hari pertama

Berdasarkan Tabel 4.1 dan grafik pada Gambar 4.6 diatas hasil pengukuran menunjukkan kenaikan nilai delay yang cukup signifikan yang terjadi pada pukul 15:00 sampai dengan 15:30 WIB yaitu sebesar 274.02 ms. Nilai delay ini tidak diperkenankan melewati batas toleransi, dimana berdasarkan standart ITU-T G1010 untuk kualitas VoIP yang baik, delay harus <150 ms.

24,55 30,56 12,04

274,02

0 50 100 150 200 250 300

Delay (ms)

(68)

4.3 Pengukuran dan Analisis Kualitas VoIP di Hari Kedua

Hasil dari pengukuran kualitas VoIP di hari kedua dapat dilihat pada Tabel 4.2:

Tabel 4.2 hasil pengukuran QoS di hari kedua Pukul

(69)

4.3.1 Pengukuran dan Analisis Jitter

Dari pengukuran Jitter dengan menggunakan wireshark didapatkan data-data ditunjukkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Hasil pengukuran jitter di hari kedua

Pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.7 terlihat bahwa terjadi perubahan nilai jitter yang signifikan. Nilai jitter terkecil terletak pada pukul 14:00 sampai dengan 15:00 WIB yaitu sebesar 2.36 ms namun kenaikan paling besar terletak pada pukul12:00 sampai dengan 12:30 WIB sebesar 32.77 ms.

Besar nilai jitter dari pengamatan pada di hari kedua bernilai 2.36 – 32.77 ms. hasil dari percobaan ini menyatakan nilai jitter masih memenuhi standar untuk Qualityof Servis untuk katagori cukup.

(70)

4.3.2 Pengukuran dan Analisis Packet Loss

Dari pengukuran Packet Loss dengan menggunakan wireshark didapatkan data-data ditunjukkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Hasil pengukuran Packet Loss di hari kedua

Berdasarkan Gambar 4.8 dapat dijelaskan bahwa rata-rata paket loss saat sistem melakukan VoIP berkisar 2.08 % sampai 51.64 %, dimana besar packet loss yang masih diperbolehkan adalah sebesar < 10%. Yang artinya mulai dari pukul 09:00 sampai dengan 15:00 WIB tidak di perkenankan karena melewati batas toleransi yaitu sebesar 16.46 %, 51.64%, 46.92%, 19.87%, 27.88%.

Dari Gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa packet loss yang paling besar terletak pada pukul 10:00 sampai dengan 11:00 WIB yaitu sebesar 51.64 %.

(71)

4.3.3 Pengukuran dan Analisis Throughput

Dari pengukuran Throughput dengan menggunakan wireshark didapatkan data-data ditunjukkan Tabel 4.2.

Gambar 4.9 Hasil pengukuran Throughput di hari kedua

Berdasarkan grafik di atas nilai throughput terbaik didapatkan pada pukul 10:00 sampai 11:00 WIB dan pukul 14:00 sampai 15:00 WIB dengan panggilan

VoIP yaitu sebesar 3 Kbps. Sedangkan nilai troughput terburuk di dapatkan pada pukul 11:00 sampai dengan 12:30 WIB dan pukul 15:00 sampai dengan 15:30 yaitu sebesar 1 Kbps.

(72)

4.3.4 Pengukuran dan Analisis Delay

Dari pengukuran Delay dengan menggunakan wireshark didapatkan data-data ditunjukkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Hasil Pengukuran Delay di hari kedua

Berdasarkan Tabel 4.2 dan grafik pada Gambar 4.10 diatas hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata delay saat sistem melakukan VoIP

berkisar 1016 ms sampai 2958 ms, dimana besar delay yang masih diperbolehkan adalah sebesar < 300 %. Yang artinya mulai dari pukul 09:00 sampai dengan 15:30 WIB tidak di perkenankan karena melewati batas toleransi yaitu sebesar 1600 ms, 2854 ms, 2958 ms, 2034 ms, 1016 ms, 2731 ms.

(73)

4.4 Pengukuran dan Analisis Kualitas VoIP di Hari Ketiga

Hasil dari pengukuran kualitas VoIP di hari ketiga dapat dilihat pada Tabel 4.3:

Tabel 4.3 hasil pengukuran QoS di hari ketiga Pukul

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada pukul 14:00 sampai dengan pukul 15:00 WIB menghasilkan nilai throughput 36 Kbit/sec, delay 20 ms dan jitter 2.74 ms, suara yang dikirim juga sudah baik selain itu dapat dilihat pula packet loss

(74)

4.4.1 Pengukuran dan Analisis Jitter

Dari pengukuran Jitter dengan menggunakan wireshark didapatkan data-data ditunjukkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Hasil pengukuran jitter di hari ketiga

Pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.11 terlihat bahwa terjadi perubahan nilai jitter yang signifikan. Nilai jitter terkecil terletak pada pukul 11:00 sampai dengan 12:00 WIB yaitu sebesar 1.99 ms namun kenaikan paling besar terletak pada pukul10:00 sampai dengan 11:00 WIB sebesar 326.31 ms.

Besar nilai jitter dari pengamatan di hari ketiga bernilai 1.99 – 329.31 ms. hasil dari percobaan ini menyatakan nilai jitter tidak memenuhi standar untuk

(75)

4.4.2 Pengukuran dan Analisis Packet Loss

Dari pengukuran Packet Loss dengan menggunakan wireshark didapatkan data-data ditunjukkan pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Hasil pengukuran Packet Loss di hari ketiga

Berdasarkan Gambar 4.12 dapat dijelaskan bahwa rata-rata paket loss saat sistem melakukan VoIP berkisar 1.25 % sampai 66 %, dimana besar packet loss

yang masih diperbolehkan adalah sebesar < 10%. Yang artinya mulai dari pukul 09:00 sampai dengan 11:00 WIB, 15:00 sampai dengan 15:30 WIB dan 12:00 sampai dengan 12:30 WIB tidak di perkenankan karena melewati batas toleransi yaitu sebesar 49.77 %, 38.41%, 66%, 36.19%.

4.4.3 Pengukuran dan Analisis Throughput

Dari pengukuran yang dilakukan dengan wireshark didapatkan data-data sebagaimana yang ditunjukkan Tabel 4.3.

(76)

Gambar 4.13 Hasil pengukuran Throughput di hari ketiga

Berdasarkan grafik di atas nilai throughput terbaik didapatkan pada pukul 14:00 sampai dengan 15:00 WIB dengan panggilan VoIP yaitu sebesar 36 Kbps. Sedangkan nilai troughput terburuk di dapatkan pada pukul 09:00 sampai dengan 10:00 WIB yaitu sebesar 1 Kbps.

4.4.4 Pengukuran dan Analisis Delay

Dari pengukuran Delay dengan menggunakan wireshark didapatkan data-data ditunjukkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Hasil Pengukuran Delay di hari ketiga

(77)

Berdasarkan Tabel 4.3 dan grafik pada Gambar 4.14 diatas hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata delay saat sistem melakukan VoIP

berkisar 19.85 ms sampai 1910 ms, dimana besar delay yang masih diperbolehkan adalah sebesar < 300 %. Yang artinya mulai dari pukul 09:00 sampai dengan 12:30 WIB tidak di perkenankan karena melewati batas toleransi yaitu sebesar 1910 ms, 1052 ms, 673 ms, 316 ms.

4.5 Pengukuran dan Analisa Kualitas VoIP di Hari Keempat

Hasil dari pengukuran kualitas VoIP di hari keempat dapat dilihat pada Tabel 4.4:

Tabel 4.4 hasil pengukuran QoS di hari keempat Pukul

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada pukul 10:00 sampai dengan pukul 11:00 WIB menghasilkan nilai throughput 27 Kbit/sec, delay 53 ms dan jitter

(78)

4.5.1 Pengukuran dan Analisis Jitter

Dari pengukuran Jitter dengan menggunakan wireshark didapatkan data-data ditunjukkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.15.

Gambar 4.15 Hasil pengukuran jitter di hari keempat

Pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.15 terlihat bahwa terjadi perubahan nilai jitter yang tidak signifikan. Nilai jitter terkecil terletak pada pukul 11:00 sampai dengan 12:00 WIB yaitu sebesar 8.78 ms namun kenaikan paling besar terletak pada pukul10:00 sampai dengan 11:00 WIB sebesar 17.95 ms.

(79)

4.5.2 Pengukuran dan Analisis Packet Loss

Dari pengukuran Packet Loss dengan wireshark didapatkan data-data yang ditunjukkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.16.

Gambar 4.16 Hasil pengukuran Packet Loss di hari keempat

Berdasarkan Gambar 4.16 dapat dijelaskan bahwa rata-rata paket loss saat sistem melakukan VoIP berkisar 6.86 % sampai 31.61 %, dimana besar packet loss yang masih diperbolehkan adalah sebesar < 10%. Yang artinya mulai dari pukul 09:00 sampai pukul 10:00 WIB, 11:00 sampai pukul 12:00 WIB dan pukul 15:00 sampai dengan 15:30 WIB tidak di perkenankan karena melewati batas toleransi yaitu sebesar 28.38%, 27% dan 31.61%.

(80)

4.5.3 Pengukuran dan Analisis Throughput

Dari pengukuran yang dilakukan dengan wireshark didapatkan data-data sebagaimana yang ditunjukkan Tabel 4.4.

Gambar 4.17 Hasil pengukuran Throughput di hari keempat

Berdasarkan grafik di atas nilai throughput terbaik didapatkan pada pukul 10:00 sampai dengan 11:00 WIB dengan panggilan VoIP yaitu sebesar 27 Kbps. Sedangkan nilai troughput terburuk di dapatkan pada pukul 09:00 sampai dengan 10:00 WIB yaitu sebesar 6 Kbps.

4.5.4 Pengukuran dan Analisis Delay

Dari pengukuran Delay yang dilakukan dengan wireshark didapatkan data-data yang ditunjukkan pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.18.

(81)

Gambar 4.18 Hasil Pengukuran Delay di hari keempat

Berdasarkan Tabel 4.4 dan grafik pada Gambar 4.18 diatas hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata delay saat sistem melakukan VoIP

berkisar 53.59 ms sampai 1280 ms, dimana besar delay yang masih diperbolehkan adalah sebesar < 300 %. Yang artinya mulai dari pukul 09:00 sampai 10:00 WIB, pukul 11:00 sampai 12:00 WIB dan pukul 15:00 sampai 15:30 WIB tidak di perkenankan karena melewati batas toleransi yaitu sebesar 1280 ms, 688 ms dan 533 ms.

4.6. Analisis dan Solusi

(82)

1. Collision dan Congestion

Komputer server dan komputer client mengakses komunikasi yang lainnya, yaitu mengakses youtube rata-rata sebanyak 5 tab pada browser, dan mengakses facebook. Akses-akses ini menyebabkan collision dan

congestion pada komunikasi yang mengarah ke komputer server dan hal ini berpengaruh pada aplikasi-aplikasi tersebut karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah

bandwidth cukup tersedia untuk akses pada aplikasi-aplikasi tersebut. 2. Audio latency

Audio latency pada komputer client, yaitu terjadinya delay antara sinyal suara yang masuk dan kemudian dimunculkan oleh soundcard dapat mengakibatkan perubahan harddisk menjadi frustasi.

3. Traffic Flooding

Ini terjadi karena banyaknya pengguna internet pada saat jam-jam tertentu. Ini sering terjadi pada client yang berada di Fakultas Hukum. Sebab banyak mahasiswa yang berkumpul di tempat yang disebut dengan GC (Garden Class).GC atau Garden Class adalah taman kecil yang terletak di Fakultas Hukum. Taman ini adalah tempat berkumpulnya mahasiswa/I Fakultas Hukum untuk belajar dan beristirahat. Pada jam-jam tertentu taman ini dipenuhi oleh mahasiswa/i dan setiap mahasiswa/i membawa perangkat yang dapat menghubungkan mereka dengan internet seperti

Gambar

Tabel 2.5 Perbandingan Bit Rate Codec
Gambar 3.2  Tampilan Softphone SIP dengan Software X-Lite.
Gambar 3.4 Arsitektur Jaringan USU.
Gambar 3.5 Posisi Server maupun User di Lingkungan USU.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan sinkretisme budaya Melayu yang berlaku dalam kalangan komuniti Cina Muslim pasca pemelukan Islam di negeri Terengganu pada praktiknya merupakan kesan

Apabila kita melihat suatu gambar tampak atas dari suatu rencana atap, maka panjang jurai luar ataupun dalam belum merupakan suatu garis atau panjang yang sebenarnya disini

Fihak yang paling mempengaruhi responden dalam mernilih profesi sebagai guru adalah.

Penulisan skripsi ini merupakan Hasil dari observasi perusahaan yang dibuat untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen

Telah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pelatihan identifikasi dan pengamatan burung bagi pemandu wisata alam Tangkoko Kota Bitung dengan

Pada tahap sequence 11 ini mulai dilakukan penimbunan secara back filling yang terakhir pada Seam 16 Phase 2, dengan elevasi tertinggi 70 dpl dan elevasi terendah

Alat bukti yang di akui oleh KUHAP tentunya juga mengakibatkan alat bukti digital atau elektronik sulit untuk diterima serta membuktikan kesalahan terdakwa dengan

Adanya perbedaan jumlah bintil akar pada umur 40 HST pada perlakuan pupuk organik dan fosfor diduga disebabkan oleh perbaikan lingkungan tumbuh tanaman seperti