PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT
JENISNYA DI KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2011
TUGAS AKHIR
IZZHA AINI HARAHAP
062407160
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2011
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
IZZHA AINI HARAHAP 062407160
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN
BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA
TEBING TINGGI TAHUN 2011
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : IZZHA AINI HARAHAP
Nomor Induk Mahasiswa : 062407160
Program Studi : DIPLOMA ( D3 ) STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2009
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Dosen Pembimbing Ketua,
Dr. Saib Suwilo, M. Sc. Drs. Henry Rani Sitepu, M.
Si.
PERNYATAAN
PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2011
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2009
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 2
1.3. Maksud dan Tujuan 3
1.4. Metodologi Penelitian 3
1.5. Lokasi dan Waktu 5
1.6. Sistematika Penulisan 6
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 8
2.1. Pengertian – Pengertian 8
2.2. Metodologi Penelitian 9
BAB 3 TINJAUAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK 14
3.1. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik 14
3.2. Kegiatan Badan Pusat Statistik 17
3.3. Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 19
3.4. Visi dan Misi Badan Pusat Statistik 21
BAB 4 PEMBAHASAN 23
4.1. Analisa Data Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut
Jenisnya Di Kota Tebing Tinggi 23
4.2. Menghitung Kesalahan Meramal 39
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 43
5.1. Pengertian Implementasi Sistem 43
5.2. Mengoperasikan Excel 43
5.3. Penggunaan Excel Pada Contoh Data 50
5.4. Menghitung Nilai Kesalahan Pada Contoh Data 52
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 54
6.1. Kesimpulan 54
6.2. Saran 55
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 4.1.1. Jumlah Kendaraan Bermotor Di Kota Tebing Tinggi 24 Tabel 4.1.2. Analisa Proyeksi Mobil Penumpang 25
Table 4.1.3. Analisa Proyeksi Bus 25
Table 4.1.4. Analisa Proyeksi Mobil Truk 26 Table 4.1.5. Analisa Proyeksi Sepeda Motor 26 Table 4.1.6. Hasil Ramalan Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya 39
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.2. Tampilan buku kerja Excel 44
Gambar 5.3. Tampilan pada lembar kerja Excel untuk perhitungan
Proyeksi menurut jenis kendaraan bermotor 50 Gambar 5.4. Tampilan pada lembar kerja Excel untuk perhitungan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat dari tahun ke tahun.
Sehingga perkembangan perekonomian di Indonesia menjadi tugas utama yang
harus lebih diperhatikan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Salah
satunya dengan cara mengetahui tingkat perkembangan dunia industri di
Indonesia. Misalnya, industri kendaraan bermotor atau otomotif, yang notabene
menjadi salah satu industri yang sangat berkembang pesat saat ini.
Hal tersebut diimbangi dengan banyaknya permintaan para konsumen
untuk mendapatkan kepuasan dalam memiliki berbagai jenis kendaraan yang
beragam baik itu kendaraan roda dua atau lebih. Dengan demikian industri
otomotif yang memproduksi kendaraan bermotor dengan berbagai jenis dan
harga yang terjangkau oleh masyarakat produksinya akan terus meningkat dari
tahun ke tahun, sementara ruang gerak bagi kendaraan tersebut tetap, dapat
dikatakan perkembangannya sangat lambat dan semakin sempit, terutama di
Sehingga kondisi ini memperparah kondisi jalan yang menyebabkan
kemacetan akibat dari kurangnya penertiban aturan lalu lintas serta jalan-jalan
yang rusak , dan kondisi lingkungan yang buruk akibat polusi udara.
Oleh karena itu penulis mencoba untuk memproyeksikan banyaknya
kendaraan bermotor pada Tahun 2011 , untuk mengetahui apakah proyeksi yang
diperoleh dapat menggambarkan jumlah kendaraan bermotor Di kota Tebing
Tinggi Tahun 2011 mengalami peningkatan atau tidak, dan sudah sesuai dengan
kondisi jalan di Kota Tebing Tinggi.
1.2. Identifikasi Masalah
Penyusunan Tugas Akhir ini akan menguraikan tentang aspek-aspek jumlah
kendaraan bermotor di Kota Tebing Tinggi serta metode-metode
perhitungannya.
Maka permasalahan yang dikaji dalam Tugas Akhir ini adalah :
a. Berapa Banyak Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya di Kota Tebing
b. Jenis Kendaraan Bermotor manakah yang banyak terdapat di Kota Tebing
Tinggi tahun 2011.
c. Seberapa besar peningkatan jumlah kendaraan bermotor menurut jenisnya di
Kota Tebing Tinggi tahun 2011.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan perkuliahan program D3 Statistika di FMIPA USU, dan
untuk mengetahui seberapa besar peningkatan jumlah kendaraan bermotor di
Kota Tebing Tinggi pada tahun 2011.
Diharapkan penulis juga dapat memberikan informasi bagi pemakai
data, pembaca serta bagi kepentingan pemerintah daerah guna melihat jenis
kendaraan bermotor manakah yang paling banyak terdapat di Kota Tebing
Tinggi pada tahun 2011, serta dampak-dampaknya.
Untuk mendukung penyusunan Tugas Akhir, maka penulis membutuhkan data
yang diperoleh melalui serangkaian tinjauan, penelitian, riset maupun
pengambilan data. Data di dalam riset tersebut penulis menggunakan beberapa
metode diantaranya :
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)
Dalam hal ini pengumpulan data serta keterangan-keterangan dapat
dilakukan dengan membaca serta mempelajari buku-buku ataupun literatur
pelajaran yang didapat di perkuliahan ataupun umum, serta sumber
informasi lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan riset ini penulis lakukan dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Prov. Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian
diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan
untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.
Adapun pengolahan data dalam meramalkan Jumlah Kendaraan
Bermotor di Kota Tebing Tinggi tahun 2011 dengan menggunakan
perumusan :
Rata-rata Bergerak Linier (Linier Moving Average), yaitu :
a. Menentukan smoothing pertama( ' t
S )
' t
S
=
N
X X
X
Xt + t−1+ t−2 +...+ t−N−1
' t
S = Smoothing pertama periode t
Xt = nilai riil periode t
N = Jumlah periode
b. Menentukan smoothing kedua ( '' t S ) '' t S = N S S S
St t t t N ' 1 ' 2 ' 1 ' ... − − − − + + + + '' t
S = smoothing kedua periode t
c. Menentukan besarnya konstanta (a ) t
a = t St' + (St' - St'') = 2St' - St''
d. Menentukan besarnya Slope (b )t
t
b =
(
)
1 -2 ' ''
− N
S St t
t
b = slope / nilai trend dari data yang sesuai
e.Menentukan besarnya Forecast
m t
F+ = at +bt(m)
m t
F+ = besarnya forecast
m = jangka waktu forecast
1.5. Lokasi dan Waktu
Dalam melakukan peninjauan untuk penyusunan Tugas Akhir ini penulis
mengambil data yang sudah ada pada Badan Pusat Statistik (BPS) Prov.
Sumatera Utara. Penulis mengambil data dari tahun yang lampau sampai tahun
tertentu guna melakukan analisis. Sedangkan waktu yang digunakan untuk
1.6. Sistematika Penulisan
Seluruh penulisan dari Tugas Akhir ini disusun dalam beberapa bab yang setiap
bab tersebut berisikan sub-sub bab, disusun guna memudahkan pembaca untuk
mengerti dan memahami isi penulisan ini. Adapun sistematika penulisannya
adalah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini mengutarakan tentang Latar Belakang. Identifikasi
Masalah, Maksud dan Tujuan, Metode Penelitian yang mencakup
lokasi serta waktu pengambilan data dan Sistematika Penulisan.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
Bab ini menjelaskan tentang segala sesuatu yang mencakup
penyelesaian masalah sesuai dengan judul dan permasalahan yang
diutarakan.
BAB 3 TINJAUAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK
Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat berdirinya Badan
Pusat Statistik.
BAB 4 PEMBAHASAN
Bab ini menerangkan penganalisisan data yang telah diamati dan
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menerangkan implementasi system yang digunakan dalam
penganalisisan data yang diperoleh.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menerangkan tentang kesimpulan data yang telah
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengertian-pengertian
Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang
diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat
didasarkan atas bermacam-macam cara, diantaranya adalah Metode Smoothing
(Pemulusan) Rata-Rata Bergerak Linier. Metode Peramalan merupakan cara
untuk memperkirakan secara Kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang dengan dasar kata yang relevan pada masa lalu. Dengan kata lain
metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang bersifat objektif.
Dalam menggunakan Metode Smoothing (Pemulusan) Rata-rata Bergerak
Linier untuk peramalan didapat definisi atau pengertian yang digunakan, antara
lain :
a. Variable Bebas yaitu variable yang mudah didapat atau banyak tersedia
b. Variable Tak Bebas yaitu variable yang dipengaruhi oleh variable bebas
c. Jumlah Kuadrat yaitu jumlah dari setiap data yang terlebih dahulu
d. Kuadrat Jumlah yaitu jumlah dari seluruh data yang kemudian dikuadratkan
e. Analisa Data Waktu yaitu peramalan yang menggunakan variable bebasnya
adalah deret waktu
f. Rata-Rata Bergerak 1 Periode yaitu teknik peramalan yang menggunakan data
masa lalu satu periode ke belakang
g. Rata-Rata Bergerak 3 Periode yaitu teknik peramalan yang menggunakan data
masa lalu tiga periode ke belakang
h. Trend yaitu perubahan yang relatif panjang, jika data yang ada menunjukkan
kenaikan, ini menunjukkan bahwa trendnya positif, demikian juga sebaliknya
apabila data tersebut menunjukkan penurunan maka trendnya negative.
2.2. Metodologi Penelitian
a. Metode Smoothing
Metode smoothing merupakan teknik meramal dengan cara mengambil
rata-rata dari beberapa periode yang lalu untuk menaksir nilai pada masa atau
periode yang akan datang. Dalam metode smoothing ini data histories
digunakan untuk memperoleh angka yang dilicinkan atau diratakan.
Metode smoothing ini dibagi menjadi dua, yaitu :
• Eksponensial Smoothing
b. Moving Average
Metode ini dilakukan dengan mengambil sekelompok nilai pengamatan,
mencari rata-ratanya kemudian menggunakan rata-rata tersebut sebagai
ramalan untuk periode yang akan datang. Metode ini disebut rata- rata
bergerak karena setiap kali data observasi baru tersedia, maka angka rata-rata
baru dihitung dan digunakan sebagai ramalan (Forecast).
Metode moving averages ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Rata-Rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average)
Metode ini mempunyai karakteristik khusus yaitu :
a. Untuk menentukan ramalan pada periode yang akan datang
memerlukan data histories selama jangka waktu tertentu. Misalnya,
dengan 4 bulan moving average, maka ramalan bulan ke-5 baru bias
dibuat setelah bulan ke-4 selesai atau berakhir. Jika 6 bulan moving
average, ramalan bulan ke-7 baru bisa dibuat setelah bulan ke-6
berakhir.
b. Semakin panjang jangka waktu moving average, efek pelicinan
semakin terlihat dalam ramalan atau menghasilkan moving average
2. Rata-Rata Bergerak Ganda (Double Moving Average)
Adapun prosedur peramalan rata-rata bergerak linier meliputi tiga aspek :
Sesuai dengan judul yang telah dibuat, bahwa analisis data dengan
menggunakan metode rata-rata bergerak linier. Metode ini merupakan
bagian dari Rata-Rata Bergerak Ganda (Double Moving Average). Dasar
dari metode ini adalah menghitung rata-rata bergerak yang kedua.
Rata-rata bergerak “ganda” ini merupakan rta-Rata-rata bergerak dari Rata-rata-Rata-rata
bergerak, dan menurut symbol ditulis sebagai MA(M x N) dimana artinya
adalah MA M – periode dari MA N – periode.
Adapun prosedur peramalan rata-rata bergerak linier meliputi tiga aspek :
a. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis S’t),
b. Penyesuaian, yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak
tunggal dan ganda pada waktu t (ditulis S’t – S”t), dan
c. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t +1
(atau ke periode t+m jika kita meramalkan m periode ke muka).
Secara umum pembahasan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
Prosedur rata-rata bergerak linier secara umum dapat diterangkan
a) Menentukan smoothing pertama (S’t) persamaan ini mempunyai
asumsi bahwa saat ini kita berada pada periode waktu t dan
mempunyai nilai masa lalu sebanyak N, sebagai berikut :
' t S = N X X X
Xt + t−1+ t−2 +...+ t−N−1
' t
S = smoothing pertama periode t
Xt = nilai riil periode
N = jumlah periode
b) Menentukan smoothing kedua (S”t), persamaan ini menganggap
bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (S’t) telah dihitung.
Persamaan itu kita menghitung rata-rata bergerak N – periode dari
nilai-nilai S’t tersebut. (S’t – S”t)
'' t S = N S S S
St' + t'−1 + t'−2 +...+ t'−N−1
'' t
S = smoothing kedua periode t
c) Menentukan besarnya konstanta (at), persamaan ini mengacu
terhadap panyesuaian MA tunggal, S’t , dengan persamaan sebagai
berikut :
t
a = ' t
S + ( '
t
S - ''
t
S ) = 2 ' t
S - ''
t
S
d) Menentukan besarnya Slope (bt), persamaan ini menentukan
taksiran kecendrungan dari periode waktu yang satu ke periode
waktu berikutnya, persamaannya sebagai berikut :
t
b =
(
)
1 -2 ' ''
− N
S St t
bt = slope / nilai trend dari data yang sesuai
e) Menentukan besarnya Forecast, persamaan ini menunjukkan
bagaimana memperoleh ramalan untuk m periode ke muka dari t.
ramalan untuk m periode ke muka adalah at – dimana merupakan
nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t ditambah m kali
komponen kecendrungan bt , persamaannya sebagai berikut :
m t
F+ = at +bt(m)
Ft+m = besarnya forecast
BAB 3
TINJAUAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK
3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik
Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) propinsi sumatera utara merupakan lembaga
pemerintahan non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab
langsung kepada presiden. Badan Pusat Statistik ini ada sejak :
1. Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh
Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directur Van Land Bouw
Nijeverheid En Handel), dan kedudukan di bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk
mengolah dan mempublikasikan data statistik..
2. Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan juni 1944 pemerintah jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan
statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau
militer. Pada masa ini CKS diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.
3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tanggal 17
dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan
Umum Republik Indonesia). Tahun 1946, Kantor KAPPURI dipindahkan ke
Yogyakarta sebagai sekuens dari Perjanjian Linggar Jati. Sementara ini
pemerintah Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
Berdasarkan surat edaran kementerian kemakmuran tanggal 12 juli 1950
nomor:219/S.C,KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Puast Statistik (KPS)
dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kemakmuran.
Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 maret 1952 Nomor :
P/44,lembaga KPS berada dibawah dan bertanggung jawab perekonomian.
Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953
Nomor:18.009/M,KPS dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian Research yang di
sebut Afdeling A dan bagian penyelenggara tata usaha yang disebut Afdeling B.
Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor :131 tahun 1957,
kementerian perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdagangan dan
Kemeterian Perindustrian. Untuk selanjutnya Presiden Republik indonesia Nomor
:172 tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 juni 1957 KPS diubah menjadi Biro
Pusat Statistik dan urusan statistik semula menjadi tanggung jawab dan
wewenang berada di bawah Perdana Menteri.
4. Masa Orde Baru
Pada pemerintah Orde Baru khususnya untuk memenuhi kebutuhan
handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenaran
organisasi Biro Pusat Statistik. Dalam masa Orde Baru ini Badan Pusat Statistik
telah mengalami empat (4) kali perubahan struktur organisasi
Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah Nomor : 16 tahun 1968 yaitu
yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980
peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti
peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan
Badan Pusat Statistik dengan nama kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten
atau Kotamadya terdapat cabang perwakilan Badan Pusat Statistik.
Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti
undang – undang Nomor : 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17
juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 86 tahun 1998
ditetapkan Badan Pusat Statistik, sekaligus mengatur tata kerja dan struktur
Organisasi Badan Pusat Statistik yang baru.
5. Masa Reformasi sampai sekarang
Sejak era reformasi sampai sekarang Badan Pusat Statistik terus mengalami
reorganisasi seiring dengan berlakunya Undang-Undang Otonomi Daerah tahun
1999 dan PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota. Maka, BPS perlu melakukan reorganisasi seiring dengan
semakin besarnya beban tugas Badan Pusat Statistik dengan dikeluarkannya
3.2 Kegiatan Badan Pusat Statistik (BPS)
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. Badan
Pusat Statistik melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh Pemerintah antara
bidang pertanian, agraria, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenaga kerjaan,
keuangan, pendapatan dan keagamaan. Selain hal-hal diatas Badan Pusat Statistik
juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari
segenap instansi baik di pusat maupun daerah dengan tujuan mencegah
dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan
keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran- ukuran lainnya.
Adapun kegiatan dari Badan Pusat Statistik ini antara lain:
3.2.1 Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini ada berbagai cara yang dipakai yaitu: sensus, survei
sektoral, studi khusus dan pemanfaatan catatan administrasi.
Sensus adalah kegiatan yang berskala besar yang dilakukan sepuluh tahun
sekali sebagai upaya pengumpulan data secara menyeluruh. BPS melakukan tiga
macam sensus yaitu:
a. Sensus Penduduk yang dilaksanakan pada tahun berakhiran 0 (Nol).
b. Sensus Pertanian yang dilaksanakan pada tahun berakhiran 3 (tiga).
Survei Antar Sensus adalah kegiatan pengumpulan data yang berkaitan
dengan sensus. Survei Sektoral adalah survei yang bebas penyelenggaraannya
dan tidak mengait dengan salah satu sensus. Pemanfaatan catatan administrasi
dilakukan bekerjasama dengan departemen/instansi Pemerintah atau Swasta yang
mengelola administrasi atau melaksanakan survei khusus, guna menghasilkan
data statistik yang beragam, lebih lengkap untuk memenuhi berbagai keperluan
dan diusahakan pelaksanaannya dilakukan secara teratur.
Studi khusus dilakukan untuk mempelajari kegiatan aspek statistik guna
memberi masukan untuk pengumpulan data statistik yang baru, penyempurnaan
metode yang sudah ada sebelum diimplementasikan secara nasional. Disamping
itu studi khusus dimaksudkan untuk memenuhi permintaan data yang lebih
spesifik yang belum terdapat sensus atau survei.
3.2.2 Pengolahan Data
Kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, kegiatan ini dilakukan dengan dua
cara yaitu cara komputerisasi dengan cara manual. Di bidang perangkat keras saat
ini BPS mempunyai jaringan yang terbesar di Indonesia hingga tingkat
Kabupaten/Kotamadya dan dikelompokkan munurut Lokal Area Network untuk
keperluan Resource Sharing. Dengan semakin memasyarakatnya penggunaan
komputer, memungkinkan untuk pengiriman data secara elektronik. Di bidang
3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik
Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan
kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu
dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan
yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah
pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.
Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah
struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur
specialisasi kerja, standarlisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam
pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan
dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.
Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat
Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara adalah :
a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi
berbagai departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan
satu sama lain.
b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi
c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan
mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.
Adapun bagan atau struktur organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi
Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik
Propinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibantu
bagian tata usaha yang terdiri dari :
a. Sub Bagian Urusan Dalam
b. Sub Bagian Perlengkapan
c. Sub Bagian Keuangan
d. Sub Bagian Kepegawaian
e. Sub Bagian Bina Potensi / Bina Program
Sedangkan Bidang Penunjang Statistik Terdiri dari Lima (5) bidang yaitu :
1. Bidang Statistik Produksi
2. Bidang Statistik Distrubusi
3. Bidang Statistik Sosial.
4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statitik (IPDS)
5 . Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Mempunyai tugas untuk penyusunan neraca Produksi, Neraca konsumsi,
3.4 Visi dan Misi Badan Pusat Statistika
3.4.1 Visi dari Badan Pusat Statistik
Badan pusat statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik
sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional,
didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan
tekhnologi informasi yang mutakhir.
3.4.2 Misi dari Badan Pusat Statistik
Dalam menunjang pembangunan nasinal badan pusat statistik mengemban
misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang
bermutu, handal, efektif, dan efesien. Peningkatan kesadaran masyarakat akan arti
dan kegunaan statistik, serta pegembanan ilmu pengetahuan statistik.
3.5 Ruang Lingkup Kegiatan Kantor BPS Provinsi Sumatra Utara
a. Merencanakan kegiatan badan pusat statistik untuk dilaksanakan
misalnya: jenis data yang akan dikumpulkan, kegunaan data dan
lain-lain.
b. Mengumpulkan data badan pusat statistik
Sesudah dikumpulkan data sebelumnya agar data yang diperlukan itu
c. Mengolah data badan pusat statistik
Sesudah dikumpulakan data tersebut satu persatu kemudian data diolah
kembali supaya kita dengan mudah menemukan
d. Menyajikan Data Badan Pusat Statistik
Kantor Badan Pusat Statistik adalah merupakan suatu sumber atau pusat
informasi yang dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui
tentang perkembangan negara Indonesia .
e. Menganalisa Data Badan Pusat Statistik
Kemudian data tersebut dianalisaatau dibahas terhadap data statistik
tersebut juga, dan disebar luaskan .Misalnya Indikator pendapatan,
Proyeksi keadaan perekonomian dan ketenaga kerjaan di Indonesia,
Analisa Badan Pusat Statistik perbankan, dan lembaga keuangan lainnya.
f. Memasyarakatkan Data Badan Pusat Statistik
Sesudah selesai dikerjakan seluruhnya baru data tersebut
dimasyarakatkan kepada seluruh lapisan masyarakat ini agar tercipta
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Analisa Data Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya Di Kota
Tebing Tinggi
Setelah mengambil data jumlah kendaraan bermotor menurut jenisnya di Kota
Tebing Tinggi yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS), maka didapat data
jumlah kendaraan bermotor dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 dan dapat
dilihat pada table.4.1.1. Pada table 4.1.1. ini nantinya akan memperlihatkan
beberapa hal yang akan dianalisis dan dievaluasi dengan menggunakan Metode
Rata-Rata Bergerak Linier. Dengan demikian jumlah Kendaraan Bermotor Di
Kota Tebing Tinggi dari tahun 2008 sampai dengan 2011 dapat diramalkan.
Table 4.1.1. Jumlah Kendaraan Bermotor Di Kota Tebing Tinggi
dari tahun 2000 s/d 2007
TAHUN
JENIS KENDARAAN
MOBIL
BUS MOBIL SEPEDA
PENUMPANG TRUCK MOTOR
2000 4463 114 3567 26441
2001 4932 97 3907 24152
2002 5503 114 4175 31828
2003 6048 86 4324 31433
2004 5552 69 4145 47655
2005 5563 75 4165 47689
2006 4838 68 3163 39179
2007 4886 59 3079 41636
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)
Setelah melihat data yang ada, maka kita dapat meramalkan Jumlah
Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya Di Kota Tebing Tinggi dari tahun 2008
Keterangan :
1. Mobil Penumpang
a. Smoothing Pertama (S’t), menggunakan periode 3 tahunan.
' 2006
S
=
N X X
X2004 + 2005+ 2006
=
3
4838 5563
5552+ +
=
5318 '2007
S
=
N X X
X2004 + 2005 + 2006
=
3
4886 4838
5563+ +
=
5096b. Smoothing Kedua (S”t), menggunakan periode 3 tahunan.
" 2006
S
=
N S S2005' '2006 '
2004
S + +
=
3
5318 5721
5701+ +
5580
" 2007
S
=
N S S2006' '2007 '
2005
S + +
=
3
5096 5318
5721+ +
c. Menetukan besarnya Konstanta ( at )
2006
a = 2 '' 2006 '
2006 − S
S
= 2 ( 5318) - (5580)
= 5056
2007
a = 2 '' 2007 '
2007 − S
S
= 2 ( 5096) - (5379)
= 4813
d. Menentukan besarnya Slope ( bt )
2006 b =
1 -N ) S S (
2 '2006 − 2006''
= 1 -3 ) 5580 -5318 ( 2 = -262 2007 b =
1 -N ) S S (
2 '2007 − 2007''
Dari analisa di atas maka dapat diperoleh :
Ft+m = at + bt (m)
Untuk meramalkan Jumlah Kendaraan Bermotor Jenis Mobil Penumpang Di Kota
Tebing Tinggi dari tahun 2008 sampai dengan 2011 berikut :
Ramalan untuk periode 2008 :
F2007+1 = a2007 + b2007 (1)
= 4813 + (-283) (1)
= 4530
Ramalan untuk periode 2009 :
F2007+2 = a2007 + b2007 (2)
= 4813 + (-283) (2)
= 4247
Ramalan untuk periode 2010 :
F2007+3 = a2007 + b2007 (3)
= 4813 + (-283) (3)
= 3964
Ramalan untuk periode 2011 :
F2007+4 = a2007 + b2007 (4)
= 4813 + (-283) (4)
2. Bus
a. Smoothing Pertama (S’t), menggunakan periode 3 tahunan.
' 2006
S
=
N X X
X2004 + 2005 + 2006
=
3 68 75 69+ +=
71 '2007
S =
N X X
X2005 + 2006 + 2007
=
3 59 68 75+ +=
68b. Smoothing Kedua (S”t), menggunakan periode 3 tahunan.
" 2006
S
=
N S S ' 2006 ' 2005 ' 2004
S + +
=
3 71 77 90+ +
=
80" 2007
S
=
N S S2006' '2007 '
2005
S + +
=
3 68 71 77+ +
c.Menentukan besarnya Konstanta ( at )
2006
a = 2 '' 2006 '
2006 − S
S
= 2 ( 71) - (80)
= 62
a2007 = 2 '' 2007 '
2007 − S
S
= 2 ( 68) - (72)
= 64
d. Menentukan besarnya Slope ( bt )
2006 b =
1 -N ) S S (
2 '2006 − 2006''
= 1 -3 ) 80 -71 ( 2 = -9 2007 b =
Dari analisa di atas maka dapat diperoleh :
Ft+m = at + bt (m)
Untuk meramalkan Jumlah Kendaraan Bermotor Jenis Bus Di Kota Tebing
Tinggi dari tahun 2008 sampai dengan 2011 berikut :
Ramalan untuk periode 2008 :
F2007+1 = a2007 + b2007 (1)
= 64 + (-4) (1)
= 60
Ramalan untuk periode 2009 :
F2007+2 = a2007 + b2007 (2)
= 64 + (-4) (2)
= 56
Ramalan untuk periode 2010 :
F2007+3 = a2007 + b2007 (3)
= 64 + (-4) (3)
= 52
Ramalan untuk periode 2011 :
F2007+4 = a2007 + b2007 (4)
= 64 + (-4) (4)
3. Mobil Truck
a. Smoothing Pertama (S’t), menggunakan periode 3 tahunan.
' 2006
S
=
N X X
X2004 + 2005 + 2006
=
33163 4165
4145+ +
=
3825 '2007
S
=
N X X
X2005 + 2006+ 2007
=
33079 3163
4165+ +
=
3469b. Smoothing Kedua (S”t), menggunakan periode 3 tahunan.
" 2006
S
=
N S S2005' '2006 '
2004
S + +
=
3
3825 4212
4215+ +
=
4084" 2007
S
=
N S S2006' '2007 '
2005
S + +
=
3
3469 3825
4212+ +
c.Menentukan besarnya Konstanta ( at )
2006
a = 2S2006' − S2006''
= 2 ( 3825) - (4084)
= 3566
a2007 = 2S2007' − S2007''
= 2 ( 3469) - (3836)
= 3102
d. Menentukan besarnya Slope ( bt )
2006 b =
1 -N ) S S (
2 '2006 − 2006''
= 1 -3 ) 4084 -3825 ( 2 = -259
b2007 =
1 -N ) S S (
2 '2007 − 2007''
Dari analisa di atas maka dapat diperoleh :
Ft+m = at + bt (m)
Untuk meramalkan Jumlah Kendaraan Bermotor Jenis Mobil Truck Di Kota
Tebing Tinggi dari tahun 2008 sampai dengan 2011 berikut
Ramalan untuk periode 2008 :
F2007+1 = a2007 + b2007 (1)
= 3102 + (-367) (1)
= 2735
Ramalan untuk periode 2009 :
F2007+2 = a2007 + b2007 (2)
= 3102 + (-367) (2)
= 2367
Ramalan untuk periode 2010 :
F2007+3 = a2007 + b2007 (3)
= 3102 + (-367) (3)
= 2001
Ramalan untuk periode 2011 :
F2007+4 = a2007 + b2007 (4)
= 3102 + (-367) (4)
4. Sepeda Motor
a. Smoothing Pertama (S’t), menggunakan periode 3 tahunan.
' 2006
S
=
N X X
X2004 + 2005 + 2006
=
339179 47689
47655+ +
=
44841' 2007
S
=
N X X
X2005 + 2006 + 2007
=
341636 39179
47689+ +
=
42835b. Smoothing Kedua (S”t), menggunakan periode 3 tahunan.
" 2006
S
=
N S S2005' '2006 '
2004
S + +
=
3
44841 42259
36972+ +
=
41357" 2007
S
=
N S S2006' '2007 '
2005
S + +
=
3
42835 44841
42259+ +
c.Menetukan besarnya Konstanta ( at )
2006
a = 2S2006' − S2006''
= 2 ( 44841) - (41357)
= 48325
a2007 = 2 '' 2007 '
2007 − S
S
= 2 ( 42835) - (43312)
= 4235
d. Menentukan besarnya Slope ( bt )
b2006 =
1 -N ) S S (
2 '2006 − 2006''
= 1 -3 ) 41357 -44841 ( 2 = 3513 2007 b =
1 -N ) S S (
2 2007''
Dari analisa di atas maka dapat diperoleh :
Ft+m = at + bt (m)
Untuk meramalkan Jumlah Kendaraan Bermotor Jenis Sepeda Motor Di Kota
Tebing Tinggi dari tahun 2008 sampai dengan 2011 berikut
Ramalan untuk periode 2008 :
F2007+1 = a2007 + b2007 (1)
= 42358 + (-477) (1)
= 41881
Ramalan untuk periode 2009 :
F2007+2 = a2007 + b2007 (2)
= 42358 + (-477) (2)
= 41404
Ramalan untuk periode 2010 :
F2007+3 = a2007 + b2007 (3)
= 42358 + (-477) (3)
= 40927
Ramalan untuk periode 2011 :
F2007+4 = a2007 + b2007 (4)
= 42358 + (-477) (4)
Dengan didapatnya ramalan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut
Jenisnya, maka dapat dibuat suatu table ramalan Jumlah Kendaraan Bermotor
Menurut Jenisnya Di Kota Tebing Tinggi Tahun 2011 yang dapat dilihat pada
table 4.1.6 berikut :
Table 4.1.6. Hasil Ramalan Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya Dari
Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011
TAHUN
JENIS KENDARAAN MOBIL
BUS MOBIL SEPEDA
PENUMPANG TRUCK MOTOR
2008 4530 60 2735 41881
2009 4247 56 2367 41404
2010 3964 52 2001 40927
2011 3681 48 1634 40450
Dari nilai peramalan pada tabel diatas dapat dikatakan bahwa pada tahun
2008 sampai dengan tahun 2011 terjadi penurunan terhadap setiap jenis jumlah
kendaraan bermotor di Kota Tebing Tinggi.
4.2. Menghitung Kesalahan Meramal
Dalam banyak situasi peramaln, ketepatan dipandang sebagai criteria
penolakan untuk memilih suatu metode peramalan. Dalam banyak hal, kata
seberapa jauh model peramalan tersebut mampu mereproduksi data yang telah
diketahui.
Ada tiga macam mengetahui nilai kesalahan yang biasa dipakai pada metode
rata-rta bergerak linier, yaitu :
a. Mean Absolute Error (Nilai Tengah Kesalahan Absolut)
MAE =
∑
= ni i
e
1
/ n ; ei = Xi - Fi
Dimana :
ei = nilai kesalahan
n = jumlah periode waktu pada peramalan
b. Mean Squared Error ( Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat)
MSE =
∑
= ni 1 2 i e / n
Dimana :
ei2 = nilai kesalahan kuadrat
Xi = nilai pengamatan ( data sebenarnya)
Fi = nilai peramalan ( data setelah mengalami proses peramalan)
c. Mean Absolute Presentage Error (Nilai Tengah Kesalahan Presetase
Absolut)
MAPE =
∑
= n i 1(
)
i i i X F X-/
n ; APE = |(X_i- F_i ) ⁄X_i | * 1001. Nilai Kesalahan dari Peramalan Mobil Penumpang
Untuk mengetahui nilai kesalahan dari peramalan mobil penumpang dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tahun Jumlah Mobil Forecast Error Absolute Square APE Penumpang (Xi) (Fi) (Xi - Fi) Error Error
2000 4463
2001 4932
2002 5503
2003 6048
2004 5552
2005 5563 6327 -764 764 583696 13,73
2006 4838 5885 -1047 1047 1096209 21,64
2007 4886 4794 92 92 8464 1,88
Jumlah -1719 1903 1688369 37,25
Mean Absolute Error (MAE) 634,34
Mean Square Error (MSE) 562789,67
Mean Absolute Presentage Error (MAPE) 12,41
2. Nilai Kesalahan dari Peramalan Jumlah Bus
Untuk mengetahui nilai kesalahan dari peramalan jumlah bus dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tahun Jumlah Bus Forecast Error Absolute Square APE (Xi) (Fi) (Xi - Fi) Error Error
2002 114
2003 86
2004 69
2005 75 70 5 5 25 6,67
2006 68 53 15 15 225 22,05
2007 59 53 6 6 36 10,16
Jumlah 26 26 286 38,88
Mean Absolute Error (MAE) 8,67
Mean Square Error (MSE) 95,34
Mean Absolute Presentage Error (MAPE) 12,96
3. Nilai Kesalahan dari Peramalan Jumlah Mobil Truck
Untuk mengetahui nilai kesalahan dari peramalan jumlah mobil truck dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tahun Jumlah Mobil Forecast Error Absolute Square APE Truck (Xi) (Fi) (Xi - Fi) Error Error
2000 3567
2001 3907
2002 4175
2003 4324
2004 4145
2005 4165 4489 -324 324 104976 7,79
2006 3163 4260 -1097 1097 1203409 34,68
2007 3079 3307 -228 228 51984 7,4
Jumlah -1649 1649 1360369 49,87
Mean Absolute Error (MAE) 549,67
Mean Square Error (MSE) 453456,34
Mean Absolute Presentage Error (MAPE) 16,62
4. Nilai Kesalahan dari Peramalan Jumlah Sepeda Motor
Untuk mengetahui nilai kesalahan dari peramalan jumlah sepeda motor dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tahun Jumlah Sepeda Forecast Error Absolute Square APE Motor (Xi) (Fi) (Xi - Fi) Error Error
2000 26441
2001 24152
2003 31433
2004 47655
2005 47689 48626 -837 837 700569 1,75
2006 39179 54531 -15352 15352 235683904 39,18
2007 41636 51837 -10201 10201 104060401 24,5
Jumlah -26390 26390 340444874 65,43
Mean Absolute Error (MAE) 8796,67
Mean Square Error (MSE) 113481625
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1. Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi Sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyesuaikan desain
yang ada dalam desain system yang disetujui, menginstal dan memulai system
baru yang diperbaiki.
Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis
ke dalam programming (coding). Dalam pengolahan data pada karya tulis ini
penulis menggunakan satu perangkat lunak (software) sebagai implementasi
system yaitu program Excel dalam masalah memperoleh hasil perhitungan.
5.2. Mengoperasikan Excel
Sebelum mengoperasikan software ini, pastikan bahwa pada computer Anda telah
terpasang program Excel. Setelah computer terpasang program, selanjutnya Anda
dapat menjalankan program ini dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Setelah computer dalam posisi hidup, klik tombol Start
2. Pilih Programs
3. Klik Microsoft Excel untuk memulai program, selanjutnya Excel akan
Selain cara tersebut di atas, ada cara lain untuk menjalankan program ini,
yaitu jika pada computer Anda telah diinstal Office Shortcut, untuk memulai
Excel Anda cukup mengklik tombol Excel pada Shortcut Bar. Selanjutnya Excel
[image:53.595.132.545.277.537.2]akan menampilkan buku kerja seperti gambar berikut :
Gambar 5.2. Tampilan buku kerja Excel
Tampilan Excel di layar akan bervariasi bergantung pada jenis monitor yang
dipakai. Ketika Anda memulai program Excel, workbook Excel yang pertama
disebut Book1. Jika anda membuka workbook lainnya saat itu juga, Excel secara
otomatis akan menamai book2, demikian seterusnya.
a) Aturan pengoperasian
Klik : menekan tombol kiri mouse satu kali kemudian
melepaskan
Klik Ganda : menekan dan melepas tombol kiri mouse sebanyak
duakali secara cepat dan berurutan
Geser : menekan dan menggeser tombol kiri mouse sambil
menggerakkan pointer mouse ke arah yang dikehendaki
Ctrl + C : menekan tombol Ctrl, selanjutnya tekan C dan lepaskedua
tombol tersebut.
Icon : gambar grafis yang terdapat pada layar dan biasa diklik
untukmelakukan suatu perintah atau program tertentu.
b) Jendela Workbook
Bagian layar yang digunakan oleh suatu program disebut jendela. Jendela
workbook Excel terdiridari dari banyak elemen windows.
c) Workbook
Workbook atau sering disebut buku kerja adalah dokumen yang terdapat
disebut sheet, dimana jumlah sheet ini bisa ditambah atau dikurangi sesuai
kebutuhan anda.
Umumnya jika anda memulai Excel, sebuah workbook kosong akan
terbuka dengan judul sementara Book1 kecuali jika anda memulai Excel
beserta sebuah file yang telah ada.
Untuk membuka file-file tambahan, pilih New atau Open dari menu
File atau gunakan tombol Newbook dan Open pada Toolbar standart.
Anda juga dapat membuka workbook sebanyak yang diinginkan
sampai computer anda kehabisan memori. Workbook yang baru tampil di
atas jendela workbook yang terakhir aktif dan menjadi jendela workbook
aktif.
d) Lembar kerja (Sheet)
Seperti dijelaskan di atas bahwa pada saat anda mengaktifkan Excel, maka
secara otomatis sebuah buku kerja akan tampil. Buku kerja tersebut terdiri
atas tiga lembar kerja atau Sheet. Lembar kerja Excel terdiri dari 256 kolom
dan 65536 baris. Kolom diberi nama A, B, C,….,Z dilanjutkan dengan AA,
Perpotongan antara kolom dan baris biasa disebut sel (cell). sel diberi
nama menurut lokasi dan koordinat, misalnya Sel C20 ini artinya
perpotongan antara kolom pada C dengan baris ke 20, sel yang aktif ditandai
dengan sel pointer/petunjuk sel.
Petunjuk sel yang terdapat pada lembar kerja dapat dipindahkan dari
satu sel ke sel yang lainnya. Untuk memindahkan satu sel ke sel yang lain
gunakan tombol dalam keyboard seperti yang berikut ini :
Tombol Keterangan
• • • • Menggeser pointer ke kiri, atas, kanan atau
ke bawah suatu sel
HOME memindahkan pointer mouse ke awal baris
CTRL + HOME berpindah ke awal kerja
PAGE DOWN berpindah satu layar ke bawah
PAGE UP berpindah satu layar ke atas
ALT + PAGE DOWN berpindah satu layar ke kanan
ALT + PAGE UP berpindah satu layar ke kiri
CTRL + SHIF + F6 berpindah ke buku kerja atau jendela
sebelumnya
F6 berpindah antarpanes pada Workbook yang
di split
SHIFT + F6 berpindah ke pane awal dalam workbook
yang displit
TAB pindah antar sel yang tidak terprotek pada
lembar kerja yang diprotek
END tanda panah berpindah antar blok baik di dalam maupun
baris
HOME berpindah ke sel di jendela sebelah kiri
END berpindah ke sel di jendela sebelah kanan
e) Sel
Sel dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Sel relative
Sel relative adalah sel yang jika disalin akan menyesuaikan dengan
tempat atau lokasi yang baru.
Sel semiabsolute adalah sel tempat salah satu posisi (baris atau kolom)
bertanda $. Absolute kolom misalnya pada sel A1 berisi $A1 artinya jika
sel tersebut dikopi ke posisi baru kolom tersebut akan selalu tetap
sedangkan barisnya akan menyesuaikan. Sedangkan absolute baris
penulisannya adalah A$1, artinya jika sel tersebut dikopi, baris yang
bersangkutan akan selalu tetap sedangkan kolom akan menyesuaikan.
3. Sel absolute
Sel absolute adalah sel baik kolom maupun barisnya terkunci, misalnya
pada sel A1 berisi $A$9, artinya jika sel tersebut disalin atau dikopi baik
baris ataupun kolom akan terkunci.
f) Memasukkan Data ke Lembar Kerja
Anda dapat memasukkan data ke lembar kerja dengan langkah sebagai
berikut:
1. Tempatkan penunjuk sel pada tempat atau sel tempat data tersebut akan
ditempatkan
2. Ketik data yang akan dimasukkan
3. Untuk mengakhiri, tekan Enter atau tanda panah untuk berpindah sel atau
g) Mengakhiri Program Excel
Setelah anda selesai bekerja dengan Excel dan ingin keluar dari Excel, pilih
perintah Exit darri menu File atau klik tombol close (X) dalam jendela Excel.
Selanjutnya, Excel akan menanyakan pakah anda akan menyimpan setiap
perubahan yang telah dilakukan pada setiap buku kerja yang terbuka. Jika
anda mengklik Yes, anda dapat menentukan nama file yang baru untuk setiap
workbook yang belum disimpan kemudian meyimpannya. Jika anda
mengklik No, setiap perubahan yang anda lakukan akan hilang ketika anda
keluar dari Excel. Mengklik tombol Cancel akan membatalkan perintah Exit
5.3. Penggunaan Excel pada contoh data
Gambar 5.3. Tampilan pada lembar kerja Excel untuk perhitungan proyeksi
menurut jenis kendaraan bermotor
Pada tampilan di atas anda dapat menyaksikan juga perhitungan moving average
analisa proyeksi kendaraan bermotor (sebagai contoh analisa proyeksi mobil
penumpang) dengan cara :
a) S’t yaitu pada tahun 2002 (sel C7) dengan menggunakan rumus :
=SUM(B5:B7)/3
Untuk tahun berikutnya tinggal mengcopy rumus di atas
b) S”t yaitu pada tahun 2004 (sel D9) dengan menggunakan rumus :
=SUM(C7:C9)/3
Untuk tahun berikutnya tinggal mengcopy rumus di atas
c) a besarnya bisa dicari pada tahun 2004 (sel E9) dengan menggunakan
rumus :
=(2*C9)-D9
Untuk tahun berikutnya tinggal mengcopy rumus di atas
d) b besarnya bias dicari pada tahun 2004 (sel F9) dengan menggunakan
rumus :
=(2*(C9-D9))/2
Untuk tahun berikutnya tinggal mengcopy rumus di atas
e) Nilai peramalannya {a + b(m)} bias dicari pada tahun 2005 (sel G10)
dengan menggunakan rumus :
=E12+(F12*1)
5.4. Menghitung Nilai Kesalahan pada contoh
[image:62.595.127.562.108.486.2]data
Gambar 5.4. Tampilan pada lembar kerja Excel untuk perhitungan nilai
kesalahan proyeksi
Pada tampilan di atas anda dapat menyaksikan juga hasil perhitungan kesalahan
meramal Mean Square Error dan Mean Absolute Persentage Error dari analisa
proyeksi kendaraan bermotor (sebagai contoh nilai error untuk mobil penumpang)
dengan cara :
a) Mencari nilai Error mulai tahun 2005 (sel D10) yaitu dengan
menggunakan rumus :
Untuk tahun berikutnya tinggal mengcopy rumus di atas
b) Nilai absolute Error yaitu menunjukkan absolute dari nilai kesalahan
meramal (sel E10) yaitu dengan menggunakan rumus :
=ABS(B10-C10)
Untuk tahun berikutnya tinggal mengcopy rumus di atas
c) Square Error menunjukkan kesalahan meramal dikuadratkan (sel F10)
yaitu dengan menggunakan rumus :
=E10^2
Untuk tahun berikutnya tinggal mengcopy rumus di atas
d) APE (Absolute Persentage Error) menunjukkan nilai tengah kesalahan
persentase absolute (sel G10) yaitu dengan menggunakan rumus :
=(ABS((B10-C10)/C10))*100
Untuk tahun berikutnya tinggal mengcopy rumus di atas
e) Mean Square Error (sel F15) dengan menggunakan rumus :
=F13/3
f) Mean Absolute Persentage Error (sel G16) dengan menggunakan rumus :
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil peramalan untuk jumlah kendaraan bermotor dengan metode Rata-Rata
Bergerak Linier maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari keempat jenis kendaraan bermotor setelah diramalkan dapat
disimpulkan bahwa jenis kendaraan sepeda motor yang paling banyak di
Kota Tebing Tinggi pada tahun 2011, yaitu sebanyak 40450 unit, yang
juga mengalami perubahan setiap tahunnya.
2. Dari keempat jenis kendaraan bermotor setelah diramalkan dapat
disimpulkan bahwa jenis kendaraan bus yang paling sedikit di Kota
Tebing Tinggi pada tahun 2011, yaitu sebanyak 48 unit, yang juga
mengalami perubahan setiap tahunnya.
3. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa jumlah kendaraan
bermotor menurut jenisnya di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2011
ternyata mengalami penurunan yang tidak terlalu jauh dari tahun-tahun
6.2. Saran
1. Untuk pemerintah Kota Tebing Tinggi, agar hasil peramalan Jumlah
Kendaraan Bermotor menurut jenisnya dapat digunakan untuk membuat
perencanaan dan mengambil keputusan bagi pelaksanaan perekonomian.
2. Untuk pemerintah Kota Tebing Tinggi agar lebih memperhatikan
kondisi peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Kota Tebing Tinggi
yang tidak sesuai dengan ruang gerak bagi kendaraan tersebut sehingga
dapat mengantisipasi hal-hal yang menyebabkan kondisi jalan rusak
DAFTAR PUSTAKA
1. Assauri, Sofyan. 1984. Teknik dan Metode Peramalan. Edisi pertama. UI.
2. BPS. 2007. Profil Badan Pusat Statistik Provinsi. Medan.
3. Deanto. 2002. Proyeksi Bisnis Dengan Microsoft Excel. Jakarta: Alex
Media Komputindo.
4. Makridakis, Spyros dan Wheelwright, Steven, C. 1993. Metode Dan